Syifa Puji Suci
-
Upload
topan-aditya-handoko -
Category
Documents
-
view
129 -
download
0
description
Transcript of Syifa Puji Suci
LAPORAN MAGANG
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN
DI RUMAH SAKIT BERKAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2010
SYIFA PUJI SUCI
OLEH :
106101003359
PEMINATAN GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI MASYARAKAT
Magang, Februari 2010
Syifa Pujisuci, NIM: 106101003359
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT
BERKAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2010
xiv + 110 Halaman,4 Tabel, 5 Bagan,6 Gambar
ABSTRAK
Pembangunan kesehatan harus diawali dengan kualitas kesehatan sumber
daya manusia. Salah satu sektor kesehatan yang sangat berkaitan dengan kesehatan
adalah gizi. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi pada keluarga
maupun individu. Salah satu upaya perbaikan gizi individu adalah pelayanan gizi
rumah sakit yang bertujuan untuk memperbaiki atau mempertahankan status gizi
pasien.
Dalam buku pedoman PPMRS (Pelayanan Penyelenggaraan Makanan Rumah
Sakit) tahun 2007, pengertian penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu
rangkaian kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makanan RS,
perencanaan menu, sampai distribusi makanan pada pasien/konsumen dalam rangka
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang optimal
melalui pemberian diet yang tepat. Dengan tujuan untuk menyediakan makanan
dengan kualitas yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak
dan memadai bagi pasien/ konsumen yang membutuhkan.
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan
makanan di Rumah Sakit Berkah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010. Hasil
pengamatan selama magang di Rumah Sakit Berkah Pandeglang didapat bahwa
Rumah Sakit tersebut termasuk ke dalam rumah sakit tipe C. Bentuk
penyelanggaraan makanannya adalah swakelola. Berdasarkan perhitungan DepKes
(2007) dengan menggunakan metode Indicator Staffing Needs (ISN), diketahui
bahwa sumber daya manusia di RS Berkah Kabupaten Pandeglang masih kurang.
Mengenai sarana dan prasarana cukup memadai karena telah dilengkapi dengan data
kondisi peralatan yang berguna dalam mengecek peralatan yang masih layak atau
tidak untuk dipergunakan. Dalam proses penyelenggaraan makanan ada dua hal yang
belum sesuai dengan pedoman DepKes (2007) yaitu tidak adanya pengawasan,
pengendalian bahan makanan, dan mutu produk makanan. Pada tugas pokok dan
fungsi pekerja khususnya bagian gudang tidak berjalan dengan baik.
Saran untuk penyelenggaraan makanan RS Berkah Pandeglang sebaiknya
perencanaan tenaga kerja dihitung berdasarkan metode Indicator Staffing Needs
(ISN) dari DepKes tahun (2007). Berkoordinasi dengan BKD mengenai kekurangan
para pekerja di instalasi gizi. Semua proses dalam penyelenggaraan makanan
sebaiknya dispesifikasi dan dibuat pedoman. Agar pihak rekanan (koperasi) dan para
pekerja dalam proses penyelenggaraan makanan mengetahui dengan baik spesifikasi
sesuai dengan PPMRS Depkes (2007). Tugas Pokok dan fungsi para pekerja di
instalasi gizi khususnya bagian gudang sebaiknya di laksanakan dengan baik dan
benar agar penyelenggaraan makanan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Daftar Pustaka: 14 (1989- 2009).
PERNYATAAN PERSETUJUAN
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN
RS BERKAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2010
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 5 April 2010
Mengetahui
Catur Rosidati, SKM, M.KM Hj. Siti Rohayati, AMG
Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan
PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, 5 April 2010
Penguji I,
Catur Rosidati, SKM, MKM
Penguji II,
Raihana Nadra Alkaff, MMA
RIWAYAT HIDUP
Nama : Syifa Pujisuci
Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang 02 Februari 1987
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan No 8 Kd.Kombong Rt/Rw 02/03
Menes - Pandeglang Banten
No Telephone : 085217757224
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SDN Purwaraja III Menes (1993-1999)
2. Mts. Mathlaul Anwar Pusat Menes (1999-2002)
3. SMA I Pandeglang (2002-2005)
4. S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta (2006- Sekarang )
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta
Alam, sumber dari segala sumber yang ada di dunia ini karena atas iziin dan
jalanNya lah sehingga saya bisa menyelesaikan proposal magang dengan judul
“Gambaran Penyelenggarana Makanan Rumah Sakit Berkah Kabupaten
Pandeglang Tahun 2010”. Sholawat beserta salam tak henti-hentinya saya haturkan
kepada junjungan Baginda Rasulullah SAW.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan magang ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna sehinga saya harapkan kritik dan
sarannya. Dalam penyusunan laporan magang ini saya juga mendapatkan banyak
masukan, ilmu, spirit dan doa. Oleh karena itu dengan penuh kerandahan hati dan
cinta saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan FKIK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Yuli Amran, MKM, selaku penanggung jawab matakuliah magang FKIK
jurusan Kesehatan Masyarakat.
4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku pebimbing Fakultas yang
memberikan waktu, kesabaran dan bimbingannya.
5. Ibu Febrianti , M.Si. selaku penanggung jawab peminatan Gizi FKIK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Hj. Siti Rohayati. AMG, selaku pembimbing lapangan.
7. Para pekerja di Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang hatur nuhun pisan...
8. Kedua orang tua tercinta yang menemaniku dengan doanya Bapak Muhidin,
A.Ma dan ibu Iyar Sutiarsih, Spd. KakakQ tersayang dan terganteng Fani
Jamal Gafa, Ssi,Apt dan Falah Safira adik tercintaQ.
9. TO@ers :Doema(kuping), Yosi(Toet), Yunci(Jebew), Keke(gingsul),
Alien,Yuni(Nene’) n Me(cie jidad). Untuk cwo BB, cie kecil cabe rawit
Nouval, dan Oji cie dangdut, dan yang lainnya. Tx ya... bwt masukannya
untuk proposal neh,tak lupa petualangan hidup dan persahabatannya.
10. Untuk anak2 K3 dan Gizi teman seperjuangan, lulus breng2 breng ya.. hope’
11. Teruntuk ’aa’ Ikmal Mazaji, Spd semua pengornanannya,,, I luV u Full..
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan penyusunan laporan magang ini.
Semoga laporan magang ini bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. Dan
semua pihak yang telah membantu medapatkan balasan terindah dari Allah SWT.
Amiiin,,
.
Ciputat, 31 Maret 2010
Syifa Pujisuci
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................... iv
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1. 2 Tujuan Magang ............................................................................ 4
1. 2.1 Tujuan Umum ............................................................................ 4
1. 2. 2 Tujuan Khusus ......................................................................... 4
1. 3 Manfaat Magang ................................................................................. 5
1. 3. 1 Bagi Mahasiswa........................................................................ 5
1. 3. 2 Bagi Akademik ........................................................................ 5
1. 3. 3 Bagi Institusi ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ............................... 6
2.2 Tujuan Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ................................. 7
2.3 Sasaran Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ................................ 7
2.4 Landasan Hukum ................................................................................... 8
2.5 Manajemen Penyelenggaraan Rumah Sakit .......................................... 8
2.6 Bentuk Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ............................... 12
2.7 Sumber Daya Manusia Dalam Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit ...................................................................................... 13
2.7.1 Kualifikasi Tenaga Gizi ........................................................... 13
2.7.2 Staffing ................................................................................... 15
2.7.3 Penentuan Kebutuhan Tenaga ................................................. 16
2.7.4 Proses Penerimaan Tenaga Kerja ............................................. 24
2.7.5 Pembinaan Tenaga Kerja ......................................................... 25
2.8 Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ........ 26
2.8.1 Perencanaan Fisik, Peralatan, dan Perlengkapan ................... 26
2.8.2 Langkah-langkah Perencanaan Sarana Fisik dan Peralatan .... 26
2.9 Gambaran Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ......................... 31
2.9.1 Peraturan Pemberian Makanan ................................................ 31
2.9.2 Penyusunan Standar Makanan .................................................. 31
2.9.3 Perencanaan Anggaran Bahan Makanan ................................. 33
2.9.4 Perencanaan Menu ................................................................... 34
2.9.5 Perencanaan Bahan Makanan .................................................. 38
2.9.6 Perhitungan Harga Makanan ................................................... 39
2.9.7 Penyediaan Bahan Makanan .................................................... 41
2.9.8 Pemesanan Bahan Makanan .................................................... 43
2.9.9 Pembelian Bahan Makanan ..................................................... 44
2.9.10 Penerimaan Bahan Makanan ................................................. 45
2.9.11 Penyimpanan Bahan Makanan .............................................. 48
2.9.12 Distribusi Bahan Makanan .................................................... 51
2.9.13 Persiapan Bahan Makanan ..................................................... 51
2.9.14 Pengolahan Bahan Makanan ................................................. 52
2.9.15 Distribusi Makanan ................................................................ 57
2.9.16 Pengawasan dan Mutu Produksi ........................................... 61
2.9.17 Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut ........................... 62
BAB III ALUR DAN JADWAL KERJA MAGANG
3.1 Alur kerja ........................................................................................... 63
3.2 Lokasi ............................................................................................... 64
3.3 Waktu Pelaksanaan ............................................................................ 64
3.4 Jadwal Kegiatan Magang ................................................................... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Berkah Pandeglang ........................ 70
4.1.1 Visi dan Misi ........................................................................... 71
4.1.2 Pelayanan RS Berkah Pandeglang ......................................... 72
4.2 Manajemen Penyelenggaraan Makanan RS Berkah Pandeglang ...... 72
4.2.1 Bentuk Penyelenggaraan Makanan RS Berkah Pandeglang ... 72
4.2.2 SDM Penyelenggaraan Makanan RS Berkah Pandeglang ........ 74
4.2.3 Sarana dan Prasarana ................................................................ 82
4.3 Alur Penyelenggaraan Makanan RS Berkah Pandeglang ................. 84
4.3.1 Peraturan Pemberian Makanan ................................................ 85
4.3.2 Penyusunan Standar Makanan ................................................. 86
4.3.3 Perencanaan Menu.................................................................... 87
4.3.4 Perencanaan Bahan Makanan .................................................... 89
4.3.5 Perhitungan Harga Makanan ................................................... 90
4.3.6 Diet dan Jumlah Pasien .......................................................... 91
4.3.7 Permintaan Bahan Makanan ................................................... 92
4.3.8 Pembelian Bahan Makanan .................................................... 93
4.3.9 Penerimaan Bahan Makanan ................................................... 93
4. 3.10 Penyimpanan Bahan Makanan ............................................. 95
4. 3.11Penyaluran/distribusi Bahan Makanan .................................. 97
4. 3.12 Persiapan Bahan Makanan ................................................... 97
4. 3.13 Pengolahan Bahan Makanan ................................................ 98
4. 3.14 Penyajian Makanan ............................................................ 100
4. 3.15 Distribusi Makanan ........................................................... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 105
5.2 Saran ................................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 108
LAMPIRAN ................................................................................................ 110
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
3.1 Jadwal Kegiatan Magang di RS Berkah Pandeglang ........................ 65
4.1 Tugas Pekerja Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang ...................... 76
4.2 Jadwal Pembagian Makanan di RS Berkah Pandeglang .................. 86
4.3 Contoh Menu RS Berkah Pandeglang Tahun 2010 ........................... 89
DAFTAR BAGAN
Nomor Tabel Halaman
2.1 Bagan Input, Proses, dan Output ......................................................... 9
2.2 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RS di Indonesia …........................11
2.3 Skema Arus Kerja Penyelenggaraan Makanan ................................. 27
4.1 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang................. 82
4.2 Denah Instalasi Gizi Rumah Sakit Berkah Pandeglang ..................... 84
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tabel Halaman
4.1 Papan Daftar Makanan Pasien dan Jumlah Pasien ........................... 93
4.2 Gambar Ruang Penyimpanan Bahan Makanan .............................. 96
4. 3 Gambar Pengolahan Bahan Makanan ........................................... 99
4. 4 Gambar Penyajian Makanan ........................................................ 101
4. 5 Gambar Pemorsian Berdasarkan Kelas dan Etiket Pasien ............ 102
4. 6 Gambar Proses Distribusi .............................................................. 103
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang kesehatan masih menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi
oleh negara berkembang seperti Indonesia. Kualitas pertumbuhan pembangunan
bangsa Indonesia sebagai Negara Berkembang dalam kondisi yang cukup
memprihatinkan. Berdasarkan laporan UNDP tahun 2007, Indonesia berada pada
urutan ke 107 dari 177 negara dilihat dari indeks pembangunan manusia
(DepKes, 2008). Kurang baiknya indeks pembangunan manusia di Indonesia
dapat menghambat tercapainya tujuan utama pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu masalah nasional yang harus
segera diatasi agar pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik.
Pembangunan kesehatan harus di awali dengan kualitas kesehatan sumber
daya manusia. Salah satu sektor kesehatan yang sangat berkaitan dengan
kesehatan sumber daya manusia adalah gizi. Gizi merupakan salah satu faktor
yang mempunyai peranan sangat penting dalam mewujudkan pembangunan
kesehatan yang optimal. Gizi erat kaitannya dengan makanan, makanan penting
baik untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan. Makanan
memberikan energi dan bahan - bahan yang diperlukan untuk membangun dan
mengganti jaringan rusak, untuk bekerja dan untuk memelihara pertahanan tubuh
terhadap penyakit. Dalam makanan terdapat zat gizi yang bertanggung jawab
terhadap sehat atau sakitnya seseorang.
Zat gizi adalah komponen pembangun tubuh manusia, yang dibutuhkan
seseorang untuk mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, proses dalam
tubuh dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh. Zat gizi untuk
mempertahankan tubuh diantaranya protein, lemak dan karbohidrat sebagai zat
gizi makro, dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Alan Berg (1986)
mengumpulkan banyak bukti bahwa gizi kurang dapat mengakibatkan
terpengaruhnya perkembangan mental, perkembangan jasmani, produktivitas,
dan rentang tahun bekerja, yang semuanya itu mempengaruhi potensi ekonomi
manusia. Menurut Call dan Levinson (1871), satus gizi seseorang dipengaruhi
oleh konsumsi makanan (zat gizi dalam makanan, kebiasaan makanan,dan ada
tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga). Untuk itu diperlukan
upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
melalui upaya perbaikan gizi pada keluarga maupun individu. Dan salah satu
upaya perbaikan gizi individu biasanya diberikan di rumah sakit melalui
pelayanan gizi rumah sakit yang bertujuan untuk memperbaiki dan
mempertahankan status gizi pasien.
Pelayanan gizi di rumah sakit salah satunya yaitu penyelenggaraan
makanan yang merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan status gizi
pasien di rumah sakit karena merupakan bagian dari penyembuhan penyakitnya.
Karena jika pasien tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup selama perawatan
di rumah sakit, maka kesembuhan yang diharapkan menjadi tidak optimal,
bahkan berisiko pada kematian pasien. Oleh karena itu, penyelenggaraan
makanan menjadi hal yang cukup penting dan harus dilaksanakan sebaik-
baiknya. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan dan evaluasi (Depkes, 2003).
Rumah sakit yang menyediakan pelayanan penyelenggaraan makanan harus
merencanakan berbagai hal penting yang dapat meningkatkan mutu pelayanan
penyelenggaraan makanannya. Karena makanan yang dihasilkan dan disajikan di
rumah sakit berfungsi sebagai salah satu komponen kegiatan dalam upaya
penyembuhan pasien. Sebagian besar umumnya rumah sakit membentuk sebuah
unit yang bernama instalasi gizi untuk mengelola penyelenggaraan makanan.
Yang bertujuan untuk menyediakan makanan dengan kualitas yang baik dan
jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien/
konsumen yang membutuhkan (DepKes, 2007).
Rumah Sakit Berkah Pandeglang merupakan rumah sakit yang memiliki
instalasi gizi yang didalamnya dikelola sebuah penyelenggaraan makanan. Dari
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui “Gambaran
Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Berkah Pandeglang Tahun 2010”.
1.2 Tujuan Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui “Gambaran
Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Berkah Pandeglang Tahun 2010”.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran mengenai Rumah Sakit Berkah Pandeglang
Tahun 2010.
2. Diketahuinya bentuk penyelenggaraan makanan Rumah Sakit Berkah
Pandeglang Tahun 2010.
3. Diketahuinya sumber daya manusia dalam penyelenggaraan makanan
Rumah Sakit Berkah Pandeglang Tahun 2010.
4. Diketahuinya sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan makanan di
Rumah Sakit Berkah Pandeglang Tahun 2010.
5. Diketahuinya alur penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Berkah
Pandeglang, yang meliputi: perencanaan menu, perencanaan kebutuhan
bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan,
penyimpanan bahan makanan,penyaluran bahan makanan,persiapan
bahan makanan, pengolahan makanan, distribusi/ penyaluran makanan
serta evaluasi.
Manfaat Magang
1.2.3 Bagi Mahasiswa
1. Untuk menambah pengalaman dan wawasaan mahasiswa mengenai
manajemen penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit.
2. Untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah didapat selama kuliah
dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Untuk mengembangkan kompetensi diri dan adaptasi di dunia kerja
1.2.4 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Dapat terlaksananya salah satu upaya mengimplementasikan Tri Darma
Perguruan Tinggi yaitu : Akademik, Penelitian, dan Pengabdian
Masyarakat.
2. Dapat membuka suatu jaringan kerjasama yang berkelanjutan dengan
Rumah Sakit Berkah Pandeglang.
1.2.5 Bagi Institusi (Rumah Sakit)
Sebagai bahan masukan/informasi untuk peningkatan kualitas
makanan dan manajemen penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit
Berkah Pandeglang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Menurut Depkes tahun 2007 dalam buku pedoman PPMRS
(Pelayanan penyelenggaraan makanan Rumah Sakit) pengertian
penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari penetapan peraturan pemberian makanan RS, perencanaan menu, sampai
distribusi makanan pada pasien/konsumen dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang optimal melalui
pemberian diet yang tepat. Dengan tujuan untuk menyediakan makanan dengan
kualitas yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan
memadai bagi pasien/ konsumen yang membutuhkan.
Menurut Liswarti Yusuf tahun 2006 Penyelenggraan makanan adalah
usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan penyediaan
makanan, dimulai dari penyusunan anggaran (bahan makanan, peralatan,
tenaga/personel, dll), penyediaan/pembelian bahan makanan, penyimpanan dan
penyaluran bahan makanan, sampai dengan pencatatan pelaporan dan evaluasi
yang dilaksanakan dalam rangka penyediaan makanan.
Penyelenggaraan makanan merupakan suatu rangkaian kerja yang
melibatkan tenaga, manusia, peralatan, material serta berbagai masukan lainnya,
yang bertujuan agar tersedia makanan yang memenuhi prinsip 5T yaitu tepat
mutu, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu dan sanitasi (Mukrie,1990).
Penyelenggaraan makanan institusi haruslah memperhatikan
kelengkapan, kecukupan zat gizi didalam makanan yang disajikan dan susunan
menu. Susunan menu haruslah merupakan kombinasi yang serasi dari berbagai
masakan yang merupakan sumber energi, sumber protein, mineral dan berbagai
vitamin. Perencanaan menu tersebut haruslah memperhatikan 3 faktor, yaitu
perencanaan pola menu, master menu, dan siklus menu (Dirjen Pelayanan
Medik,1991 dan Waryana, 2001).
2.2. Tujuan Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Menurut Moehyi (1992), tujuan dari penyelenggaraan makanan di
rumah sakit adalah untuk penyembuhan penyakit yang tidak jarang digunakan
sebagai acuan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Depkes tahun 2007 dalam buku pedoman PPMRS
(Pelayanan penyelenggaraan makanan Rumah Sakit) tujuan dari
penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah untuk menyediakan makanan
dengan kualitas yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang
layak dan memadai bagi pasien atau konsumen yang membutuhkan.
2.3. Sasaran Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Menurut DepKes tahun 2007 Sasaran penyelenggaraan makanan di
rumah sakit yaitu konsumen atau pasien dan karyawan ( dokter dan pegawai ).
2.4. Landasan Hukum Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
1. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
3. Undang-Undang Nomor 32/ 2004 tentang Otonomi Daerah
4. Undang-Undang Nomor 33/ 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
5. SK Menkes Nomor 134/ 1978 tentang Organisasi dan Tatalaksana Rumah
Sakit Umum
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 721/ Menkes/ 1986 tentang
Persyaratan Kesehatan Jasa Boga
7. SK Menkes Nomor 983/ 1992 tentang Rumah Sakit Swadana
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/ Menes/ SK/ 1993 tentang
Standar Pelayanan Medis
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
10. Menkes Nomor 213/ 2000 tentang Perusahaan Jawatan Rumah Sakit
11. Permenkes 712/ 2003 tentang Sanitasi Makanan
12. SK Menkes Nomor 1673/ 2005 tentang Badan Layanan Umum
2.5. Manajemen Penyelenggaraan Rumah Sakit
Keberhasilan penyelenggaraan makanan dipengaruhi oleh penerapan
prinsip manajemen yang baik. Prinsip manajemen yang paling utama adalah
menetapkan terlebih dahulu strategi berupa dana, daya, peralatan, dan
kesempatan yang tersedia harus digunakan secara tepat dan berhasil guna
berdasarkan kondisi yang ada. Menurut Moehyi (1992) strategi yang dimaksud
dapat digambarkan dalam bentuk bagan :
Bagan 2.1 Strategi Manajemen Penyelenggaraan makanan
MASUKAN PROSES KELUARAN
(INPUT) (OUTPUT)
Penyelenggaraan rumah sakit memiliki standar masukan (input) berupa biaya,
tenaga, sarana dan prasarana (termasuk peralatan di dalamnya) dan metoda. Standar
proses berupa penyusunan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu,
perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan makanan, dan
pendistribusian makanan. Standar keluaran (output) berupa mutu makanan dan
kepuasan pasien (DepKes, 2003). Dalam manajemen ini diperlukan
pengorganisasian, menurut DepKes (2007) organisasi dalam penyelenggaraan
1. Tenaga
2. Pengetahuan
dan
keterampilan
3. Material
4. Peralatan
5. Dana
6. Informasi
1. Makanan
yang
bermutu
2. Pelayanan
yang baik
3. Keuntungan
yang
memadai
PENGAWASAN
1. Perencanaan
pelayanan
makanan
2. Penyiapan
makanan
(pengadaan
bahan,
pengolahan
memasak,dsb)
3. Penyelenggaraan
pelayanan untuk
konsumen
PENGENDALIAN
makanan adalah kelompok kegiatan serta tugas dan fungsi masing-masing unit kerja
yang ada dalam organisasi itu serta hubungan kerja antara masing-masing unit kerja.
Oleh karena itu penyelanggaraan makanan diperlukan pengorganisasian yang baik
guna mendapatkan hasil yang memuaskan.
Organisasi pada penyelenggaraan rumah sakit di instalasi gizi rumah sakit
terdapat unit kerja konsultasi dan penyuluhan gizi rumah sakit. Hal ini disebabkan
pada pelayanan gizi rumah sakit tercakup empat aspek fungsional.
a. Aspek administrasi mencakup pengelolaan biaya dan material.
b. Aspek terapeutik sesuai dengan fungsi makanan dalam penyembuhan
penyakit.
c. Aspek edukatif berhubungan dengan pembentukan perilaku makan orang
sakit.
d. Aspek pengembangan dan penelitian untuk menyempurnakan fungsi
pelayanan makanan.
Bagan struktur organisasi instalasi gizi telah diatur dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan R.I. No. 13/Menkes/IV/78 sebagaimana terlihat pada
bagan :
Bagan 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Gizi
Rumah Sakit di Indonesia
(Surkep. Menkes. R.I No. 13/4/1987)
Sumber : Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga Tahun 1992
2.6. Bentuk Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Pimpinan
instalasi gizi
Administrasi
Umum
Perencanaan
dan Laporan
Perlengkapan Perbekalan
Unit tata usaha
Unit
Perencanaan &
Pengadaan
material
Unit
Pengolahan
dan Distribusi
Unit konsultasi
dan
Penyuluhan
Unit penelitian
dan
Pengembangan
Menurut Depkes RI tahun 2007 dalam buku pedoman sistem
penyelenggaran makanan Rumah Sakit bentuk penyelenggaraan makanan
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Swakelola
Makanan dimasak sendiri sekaligus melayani distribusi makanan kepada
konsumen. Dan Penyelenggaraan makanan merupakan tanggung jawab penuh
instalasi gizi dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi.
2. Out-Sourching
Makanan tidak disiapkan dan tidak dimasak sendiri, tetapi
menyerahkan kepada usaha jasa boga untuk memasok makanan yang
diperlukan. Penyelenggaraan makanan bentuk ini dilaksanakan dengan
bantuan perusahaan jasa boga atau catering. Out-sourching dibedakan
menjadi dua kategori yaitu semi out-sourching dan full out-sourching.
3. Sistem kombinasi
Sistem kombinasi merupakan perpaduan antara swakelola dan out-
sourching dipilih sebagai upaya memaksimalkan sumber daya yang ada
dengan segala keterbatasannya dimana sebagian jenis makanan dikelola oleh
pihak jasaboga atau catering. Bisa berdasarkan kelas rawatnya, karena ada
dua system pengelolaan, maka sebaiknya pencatatan dan pelaporan setiap
system dipisahkan agar memudahkan pengawasan dan pengendaliannya.
2.7 Sumber Daya Manusia dalam Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci
dalam keberhasilan kegiatan penyelenggraan di rumah sakit. Berbagai fungsi dan
keberhasilan kegiatan penyelenggaraan rumah sakit meliputi fungsi perencanaan,
dan penentuan kebutuhan staff (staffing), rekuitmen, seleksi, pengembangan dan
pembinaan karir, penilaian kinerja serta sistem imbal jasa (Depkes RI, 2007).
Jenis tenaga kerja yang diperlukan dalam penyelenggaraan makanan, pada
umumnya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Kelompok tenaga pengelola, yang bertanggung jawab atas perencanaan,
pengawasan, dan pengendalian.
b. Kelompok tenaga pelaksana, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
produksi makanan dan distribusi makanan kepada konsumen.
c. Kelompok pembantu tenaga pelaksana, tidak mempunyai tanggung jawab
khusus hanya membantu tenaga pelaksana dalam menyelesaikantugas sepert:
membersihkan bahan makanan, mengiris, memotong dan pekerjaan lainnya.
2.7.1 Kualifikasi Tenaga Gizi Dalam Penyelenggaraan Rumah Sakit
Tenaga yang diperlukan dalam kegiatan meliputi tenaga profesi gizi,
tenaga profesi non-gizi serta tenaga pelaksanan teknis. Tenaga profesi gizi
dibutuhkan untuk memastikan kualitas pelayanan gizi yang diberikan kepada
konsumen, antara lain semua permintaan dan modifikasi diet dapat dipenuhi,
semua makanan (diet dan non-diet) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasien.
Sedangkan, tenaga profesi non gizi dan tenaga pelaksana teknis dibutuhkan
untuk menunjang keberhasilan pelayan gizi kepada konsumen, misalnya
makanan dapat diberikan sesuai ketentuan yang berlaku (peraturan pemberian
makanan), kepuasan konsumen terhadap makanan yang diberikan, makanan
dapat diproduksi dan disajikan sesuai dengan keinginan konsumen.
Tenaga profesi gizi adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan
gizi (D1 gizi dan D4 gizi) serta S1/S2 gizi yang berpengalaman di bidang
penyelenggaraan makanan. Tenaga profesi non-gizi adalah tenaga profesi lain
yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan penyelenggaraan makanan seperti
akuntan, perhotelan, administrasi, teknik, dsb. Sedangankan tenaga
pelaksanan teknis meliputi tenaga dengan latar belakang pendidikan tataboga
(SMKK), SMA/SMP, dsb.
Berdasarkan kualifkasi tenaga tersebut, maka peran dan fungsi setiap
kualifikasi tenaga sesuai tanggung jawabnya meliputi:
1. Kepala unit penyelenggaraan makanan
Penanggung jawab umum organisasi dalam penyelenggaran makanan
di rumah sakit, yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit dengan
berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku.
Tugas dan fungsi kepala unit penyelenggaran makanan, meliputi:
a. Menyusun perencanaan penyelenggaraan makanan
b. Menyusun rencana evaluasi penyelenggaraan makanan.
c. Melakukan pengawsan dan pengendalian penyelenggaraan
makanan.
d. Melakukan pengembangan-pengembangan dalam
penyelenggaraan makanan.
2. Supervisor
Bertugas mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaran
makanan di rumah sakit mulai dari perencanaan sampai dengan
pendistribusian makanan.
3. Pelaksana
Petugas gizi yang berperan sebagai juru masak, perbekalan, pranata
komputer dan ketatausahaan.
2.7.2 Staffing
Penentuan jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
melaksanankan suatu kegiatan. Penetuan tenaga ini dimulai dengan
mengidentifikasi dan menentukan kegiatan atau pekerjaan yang akan
dilakukan, mengidentifikasi keahlian atau skill yang diperlukan sesuai
dengan kegiatan atau pekerjaan tersebut, kemudian menjabarkannya dalam
spesifikasi dan uraian tugas.
2.7.3 Penetuan Kebutuhan Tenaga
Tenaga profesi gizi dibutuhkan untuk memastikan kualitas pelayanan
gizi yang diberikan kepada konsumen, antara lain semua permintaan dan
modifikasi diet dapat dipenuhi, semua makanan (diet dan non diet) dapat
diproduksi sesuai kebutuhan pasien. Sedangkan tenaga profesi non gizi
dan tenaga pelaksana teknis dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan
pelayanan gizi kepada konsumen, misalnya makanan dapat diberikan
sesuai ketentuan yang berlaku (peraturan pemberian makana), kepuasan
konsumen terhadap makanan yang diberikan, makanan dapat di produksi
dan disajikan sesuai keinginan konsumen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga pada penyelenggaraan makanan institusi :
1. Jumlah dan jenis porsi yang dilayani
2. Jumlah dan macam menu yang diselenggarakan
3. Jumlah hari pelayan makanan
4. Jumlah dan macam peralatan yang tersedia
5. Sarana fisik dan prasarana yang tersedia
6. Jumlah, jenis dan kualitas bahan makanan yang digunakan
7. Sistem produksi makanan yang digunakan
8. Sistem distribusi/ penyajian makanannya
Dalam menghitung kebutuhan tenaga dalam penyelenggaraan makan,
diperlukan beberapa penyesuaian, antara lain :
a) Penyesuaian hari libur atau cuti
b) Produktifitas
Pada dasarnya tidak mungkin mengharapkan tenaga yang ada dalam
keadaan produktif 100%. Beberapa penelitian menghasilkan data
produktifitas antara 50-60%. Maka untuk perhitungan dapat
menggunakan standar produktif 75-80%, sehingga tenaga perlu
dikalikan 1,25 (untuk 75%) atau 1,33 (untuk 80%).
c) Pola kedatangan pasien, contoh :
1. Bulan puasa, BOR lebih rendah dibandingkan bulan lain
2. Hari senin, OSB (Orang Sakit Baru) lebih banyak dibanding hari
lain
3. Jam distribusi baik jam makan maupun jam selingan merupakan
waktu puncak instalasi gizi.
4. Dengan standar menu : service excellent maka rumah sakit
membutuhkan pelayan tambahan yang perlu dimasukkan dalam
perhitungan tenaga.
5. Memperhatikan trend pelayanan.
d) Training Need Analisis
Untuk memperoleh tenaga yang sesuai standar kompetensi yang
ditetapkan, perlu dibuat training need analisis. Sehingga dalam
menghitung kebutuhan tenaga perlu memperhatikan prespektif 3-5
tahun (DepKes, 2007).
Beberapa metode perhitungan ketenagaan menurut Depkes RI (2004) dalam
pedoman penyusunan rencana SDM (Sumber Daya Manusia) kesehatan
rumah sakit, yaitu:
1. Berdasarakan rasio tempat tidur pasien, contoh :
a) SK Menkes no 363/Menkes/Per/VII/1979 tentang perhitungan
kebutuhan tenaga berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur
yang tersedia di kelas rumah sakit tertentu dengan kategori tenaga
tertentu.
b) Standar kebutuhan tenaga minimal dasar perhitungannya adalah
standar pelayanan dan upaya pelayanan.
2. Indicator Staffing Needs (ISN)
Dalam metode ini kebutuhan jumlah tenaga dihitung berdasarkan
jenis kegiatan dan volume pelayanannya. Tiap unit harus dapat
memproyeksikan kegiatan atau keluaran apa yang akan dihasilkan pada
masa mendatang untuk kemudian dapat memproyeksikan kebutuhan
tenaganya. Rumus ISN adalah :
Kelebihan dari metode ini adalah perhitungan dibedakan atas jenis
tenaga yang ada sesuai dengan bobot serta beban kerjanya. Metode ini
tidak memperhitungkan jumlah waktu kerja efektif yang dilakukan oleh
setiap jenis tenaga.
Kebutuhan tenaga = beban kerja dalam 1 tahun x bobot
Kapasitas kerja tenaga /tahun
3. Recomendation Full Time Equivalents (rekomendasi)
Direkomendasikan kebutuhan tenaga kerja dalam penyelenggaraan
makanan Institusi adalah 1,5 full time equivalent/ shift (1,5 FTE/ shift) =
1,5 x jumlah tenaga yang diperlukan waktu operasional karena faktor 7
hari kerja/ minggu dan faktor cuti, libur, ijin, sakit dan lain-lain.
4. US Departemen and Human Service :
a) Berdasarkan jumlah konsumen
1. Ratio tenaga pemasak : konsumen = 1: 25
2. Koreksi faktor hari keja : 7/5 hari/ minggu.
3. Koreksi faktor cuti :0,2
4. Jam kerja = 8 jam/ hari dan istirahat 1 jam (jam kerja efektif = 7
jam/hari)
5. Contoh perhitungan tenaga pemasak untuk 1000 konsumen
adalah :
a. Ratio 1:25...........1000/25 = 40 orang
b. Koreksi faktor hamri kerja : 7/5 x 40 orang = 56 orang + (0,2 x
56)=67,2 orang
c. Koreksi faktor istirahat 1 jam 8/7 x 67,2 orang = 76,8 orang
d. Maka kebutuhan tenaga pemasak adalah 77 orang.
b) Berdasarkan menit kerja/ porsi hidangan
1. Dari penelitian yang dilakukan pada 100 klien, diperlukan
waktu untuk penyelenggaraan makan siang adalah 14 menit/
porsi hidangan.
2. Contoh perhitungan kebutuhan tenaga pemasak untuk 1000
konsumen adalah :
a. Waktu yang diperlukan : 1000 x 14 = 2333,33 jam
b. Waktu/ jam kerja efektif =233,33 jam / 7jam =33,33 orang
c. Koreksi faktor kerja : 7/5 hari x 33,33 orang = 44,66 orang
d. Koreksi cuti, dan lain-lain : 44,66 orang + (0,2 x 44,66) =
55,99 orang
e. Koreksi faktor istirahat 1 jam = 8/7 x 55,99 orang = 64 orang
f. Maka kebutuhan tenaga pemasak adalah 64 orang.
5. Workload Indicator Staffing Need
Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini
merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban
pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori tenaga pada tiap unit
kerja. Metode perhitungan ini telah telah diadaptasi dan digunakan oleh
Departemen Kesehatan RI dan disahkan dalam keputusan menteri kesehatan
RI no 81/Menkes/SK/2004.
Kelebihan metode ini adalah :
a. Mudah dilakukan karena menggunakan data yang dikumpulkan atau
didapatkan dari laporan kegiatan rutin unit layanan.
b. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan sehingga manajer di
semua tingkatan dapat segera menyusun rencana dan kebijakan
ketenagaannnya.
c. Dapat digunakan untuk berbagai jenis tenaga.
Langkah kebutuhan tenaga berdasarkan metode WISN tersebut adalah :
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia
b. Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga yang dibutuhkan
c. Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga
d. Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga
e. Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga
Namun demikian metode ini mempunyai kelemahan karena input data
yang dipelukan bagi prosedur perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan
rutin tenaga setiap unit kerja sehingga dibutuhkan catatan dan penyimpanan
data yang baik demi mendapatkan keakuratan atau ketepatan hasil
perhitungan jumlah tenaga secara maksimal. Penerapan metode seperti :
a. Menetapkan waktu kerja tersedia
Tujuan : Memperoleh waktu tersedia masing-masing kategori
tenaga yang bekerja di tiap unit kerja dalam rumah sakit selama
kurun waktu satu tahun.
Rumus : Waktu kerja tersedia = { A-(B+C+D+E)} x F
A : Hari kerja (6 hari/minggu)
B : Cuti tahunan
C : Pendidikan dan pelatihan
D : Hari libur nasional
E : Ketidak hadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhaddiran kerja
selama kurun waktu 1 tahun karena alasan sakit, tidak masuk kerja
dengan atau tanpa alasan pemberitahuan atau ijin)
F : Waktu kerja (waktu kerja dalam 1 hari adalah 7-8 jam)
b. Menetapkan unit kerja dan ketegori tenaga yang dibutuhkan
Tujuan : Diperolehnya seluruh komponen satuan kerja yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan langsung maupun tidak langsung
sesuai dengan struktur organisasi serta diperolehnya kategori tenaga dan
komponen beban kerja sesuai kompetensi dan standar pelayanan.
Caranya adalah :
1. Menetapkan unit kerja sesuai struktur organisasi
2. Menetapkan kategori tenaga dan beban kerja sesuaikompentensi dan
standar pelayanan di masing-masing unit kerja.
3. Menetapkan tenaga dalam menyelesaikan beban kerja
Misalnya untuk penyelenggaraan makanan dibutuhkan manajer
produksi, supervisor atau pengawas, pemasak dan tenaga pencuci alat.
c. Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga
Tujuan : Diperoleh kategori tenaga dan beban kerja sesuai dengan
kompetisi dan standar pelayanan tiap unit kerja serta waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Beban kerja setiap kategori tenaga
dapat diidentifikasi atas dasar :
1. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh setiap jenis tenaga
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
pokok
3. Standar beban kerja per 1 tahun setiap kategori tenaga
d. Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga
Tujuan: Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilakukan dengancara
pengamatan dan wawancara kepada setiap jenis tenaga tentang :
1. Kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan, misalnya
rapat, seminar, penyusunan laporan dan sebagainya.
2. Frekuensi kegiatan dalam satu hari, minggu, bulan.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Standar kelonggaran dihitung dengan rumus :
Standar kelonggaran = rata-rata per waktu kelonggaran
Waktu yang tersedia
e. Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga
Tujuan: Tersusunnya kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja/
kegiatan pada masing-masing satuan kerja.
Hasil perhitungan kebutuhan tenaga tersebut selain dapat menentukan jumlah
kebutuhan setiap jenis tenaga juga dapat digunakan untuk :
1. Membandingkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan keadaan
2. Tenaga yang tersedia pada saat ini pada masing-masing satuan kerja.
3. Melakukan analisa kinerja masing-masing kategori tenaga.
4. Menyusun alternatif pemecahan.
2.7.4 Proses Penerimaan Tenaga Kerja
Menurut DepKes (2007) dalam pedoman penyelenggaraan makanan
rumah sakit, proses penerimaan tenaga harus dilakukan dengan baik dan efektif
sehingga dapat menentukan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
Pada umumnya seleksi tenaga dilakukan melalui seleksi administrasi, tes
tulis dan interview (wawancara). Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
proses ini antara lain : intelegensia, attitude (sikap), keterampilan, personality
(kepribadian, fisik dan kesehatan secara umum).
Kebutuhan tenaga = kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran
Waktu kerja tersedia
2.7.5 Pembinaan Tenaga Kerja
1. Evaluasi
Evalusi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pengawasan
melekat melalui berbagai perangkat atau inatrumen evaluasi atau formulir
penilaian secara berkala. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai salah satu
faktor untuk promosi tenaga yang bersangkutan, penghargaan, peningkatan
pendidikan, rotasi tugas, mutasi tenaga atau pemberian sanksi.
2. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Tujuan Diklat bagi pegawai adalah meningkatkan kinerja,
meningkatkan pengetahuan dan wawasan ilmiahnya, meningkatkan
keterampilan serta diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku yang
positif terhadap pekerjaannya. Pada umumnya jenis diklat meliputi diklat
formal dan diklat non formal.
a. Diklat formal
Diklat yang bersifat formal merupaan diklat yang
berkesinambungan, yang menunjang keprofesian, serta kedudukan jabatan,
baik fungsional maupun struktural
b. Diklat non formal
1) Orientasi tugas
2) Kursus-kursus
3) Simposium, seminar dan sejenisnya.
2.8 Sarana dan Prasarana dalam Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit
2.8.1 Perencanaan Fisik, Peralatan, dan Perlengkapan
Perencanaan fisik adalah perancangan rancangan bangunan sebagai
suatu sistem sehingga bangunan beserta komponen-komponennya sebagai
lingkungan binaan yang mengakomodasi kegiatan penyelenggaraan rumah
sakit. Perencanaan harus dikoordinasikan dengan melibatkan semua unsur
terkait (Pemilik Institusi, Direksi Rumah Sakit, Arsitek, Ahli Diet, Insinyur
Sipil, Insinyur Tehnik Manajemen, dan Desain Interior).
2.8.2 Langkah-langkah Perencanaan Sarana Fisik dan Peralatan
Langkah-langkah perencanaan sarana fisik dan perlatan menurut
DepKes (2007), antara lain :
1. Sarana fisik
a. Dasar dari perencanaan
b. Menentukan tujuan perencanaan sarana fisik
c. Mengidentifikasi kegiatan dalam penyelenggaraan makanan
d. Mengidentifikasi macam ruangan yang diperlukan
e. Mengidentifikasi besar ruangan
f. Menentukan skema arus kerja.
Flow chat harus menunjukan arah langsung dari kegiatan
penerimaan sampai ke meja pembagian makanan, sehingga
mengurangi kesimpangsiuran dalam pekerjaan sehari-hari.
Bagan 2.3
Skema Arus Kerja Penyelenggaraan Makanan
Sumber : Buku Pedoman Gizi Rumah Sakit, 1991
2. Letak dapur
3. Bangunan pengolahan dan fasilitas ruang yang dibutuhkan
Ruang/tempat yang diperlukan di unit pengolahan makanan terdiri dari :
a. Ruang/tempat penerimaan bahan makanan
b. Tempat/ruang penyimpanan bahan makanan
c. Tempat persiapan bahan makanan
d. Tempat pencucian dan penyimpanan alat
e. Tempat pembuangan sampah
Penerimaan
n
Penyimpanan
b.m segar
Penyimpanan
b.m kering
Fasilitas
pegawai
Persiapan b.m
Pemasakan
Pendistribusian
Pembuangan
sampah
sementara
Pembuangan
sampah akhir
(diluar ruang
pengolahan)
Pencucian alat
f. Ruang fasilitas pegawai
g. Ruang pengawas
h. Ruang kantor administrasi
i. Kamar mandi
4. Peralatan dan pengolahan di unit penyelenggaraan makanan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
makanan terdiri dari:
a. Peralatan besar
Kompor gas, panci besar, penggorengan, rice cooker, lemari pendingin,
freezer, rak-rak makanan, troli untuk makanan 3 susun, lemari
penyimpanan makanan, timbangan kapasitas 20-300 kg, blender, gilingan
daging kapasitas 20kg, rice cooker kapasitas 30 kg, meja persiapan dan
bak cuci, oven, rak-rak piring kapasitas 3 susun. (terbuat dari stainless
steel/ alumunium).
b. Peralatan kecil : Pisau dapur, sendok, pembuka botol, dan lain-lain.
c. Alat-alat makan : Sendok, piring makan, gelas minum dan lain-lain.
d. Peralatan khusus untuk pemberian formula makanan bayi.
1) Peralatan besar, Panic alumunium, kulkas, tungku uaprak-rak
penyimpanan botol 3 susun dan lain-lain.
2) Peralatan kecil, Thermos, blender, gels ukur, sendok makan,
sendok teh dan lain-lain.
e. Peralatan kebersihan dan pencucian alat
Pencucian terdiri dari dua :
1) Pencucian mesin memerlukan: mesin cuci kapasitas 100 piring,
rak pengering alat kebersihan.
2) Pencucian manual memerlukan : ember plastik kapasitas 30 liter,
Waskom plastik kapasitas 30 liter, tempat sampah tertutup (basah
dan kering), perlengkapan kebersihan (sapu, sikat lap) dll.
5. Menentukan kebutuhan alat
Faktor yang mempengaruhi adalah :
a. Kebijakan prosedur pelayanan rumah sakit.
b. Anggaran yang tersedia.
c. Ruangan yang tersedia.
d. Tipe pelayanan.
e. Kebutuhan orang yang menyelenggarakan makanan.
f. Macam dan jumlah makanan yang diselenggarakan.
g. Periode pelayanan.
h. Macam dan jumlah tenaga kerja.
Selain itu, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan, dalam
kebutuhan peralatan penyelenggaraan makanan yaitu :
a. Ada tidaknya menu dan siklus menu
b. Jumlah porsi dan macam makanan yang diselenggarakan
c. Waktu yang diperlukan untuk penyediaan makanan
d. Arus kerja
6. Pembiayaan Dana Makanan Rumah Sakit
Dalam penyelenggaraan rumah sakit yang akan semakin bersaing di masa
depan harus disadari perlu adanya keungggulan kompetitif (competitive
advantage). Keunggulan itu tidak lain kecuali bersumber pada seni kemampuan
manajemen :Biaya (Cost), Mutu (Quality),dan Penyampaian jasa (Delivery).
Secara sederhana dapat dikatakan rumah sakit (atau sarana pemberi layanan
kesehatan yang lain) dapat bertahan dan berkembang apabila dapat menyediakan
dan menyampaikan :
1. Jasa yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat
2. Jasa yang bermutu
3. Jasa yang diproduksi secara efisien
4. Jasa yang dipasarkan seeara efektif.
Biaya makanan adalah biaya bahan-bahan yng dipakai untuk menghasilkan
makanan yang diperlukan. Biaya ini merupakan variable langsung, karena
mempunyai hubungan langsung terhadap pelayanan makanan yang
diselnggarakan. Unsur-unsur biaya dalam penyelenggaraan makanan adalah :
1. Perhitungan biaya makanan
2.Perhitungan biaya tenaga kerja
3. Biaya Overhead (biaya barang dan biaya pemeliharaan)
2.9 Gambaran Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
2.9.1 Peraturan Pemberian Makanan
Peraturan pemberian makanan rumah sakit adalah suatu pedoman yang
ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai salah satu acuan dalam memberikan
pelayanan gizi pada pasien dan karyawan yang memuat : pola makan sehari,
nilai gizi yang mengacu pada buku penuntun diet, standar makanan, jenis
konsumen yang dilayani. Peraturan pemberian makan Rumah Sakit
ditetapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan Rumah Sakit.
2.9.2 Penyusunan standar makanan
Standar bahan makanan adalah susunan macam/contoh bahan makanan
serta jumlahnya (berat kotor) yang digunakan sebagai standar dalam system
penyelenggaraan makanan institusi, disesuaikan dengan dana yang tersedia
dan kecukupan gizi.
Tujuan dari penyusunan standar bahan makanan adalah tercapainya
kecukupan gizi yang selaras dengan dana yang tersedia. Besar kecilnya dana
yang tersedia akan mempengaruhi standar makanan, namun demikian sebagai
seorang manajer bertanggung jawab terhadap tercapainya kecukupan gizi
minimal.
Langkah-langkah menyusun standar makanan :
1. Terjemahkan kecukupan gizi yang telah dihitung kedalam item-item/
nama macam bahan makanan.
a. Sehari 9-12 item
b. Makan pagi/ makan siang/ makan malam 4-5 item
c. Buat alternative-alternatif bahan makanan yang digunakan dengan
mempertimbangkan dana yang tersedia serta bahan makanan yang
umum/ sering digunakan dan “refuse”.
d. Untuk menterjemahkan ke dalam zat gizi digunakan daftar penukar
bahan makanan.
e. Setelah diperkirakan sesuai dengan sumber daya, konversikan ke
dalam berat kotor. Harga bahan makanan yang digunakan dihitung
harganya dengan berdasarkan berat kotor.
2. Menetapkan standar makanan
Setelah ditentukan standar kecukupan gizi pasien, maka selanjutnya
rumah sakit dapat mengkonversikan kecukupan gizi dalam bentuk makanan,
yang disebut sebagai standar makanan rumah sakit. Standar makanan rumah
sakit dapat disesuaikan dengan anggaran yang tersedia dan keberadaan bahan
makanan setempat.
2.9.3 Perencanaan anggaran bahan makanan
Perencanaan anggaran harga bahan makanan adalah rangkaian
kegiatan perhitungan anggaran berdasarkan laporan penggunaan bahan
makanan tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan fluktuasi harga,
fluktuasi konsumen dan tren penyakit. Adanya rencana anggaran belanja
berfungsi untuk mengetahui perkiraan jumlah anggaran bahan makanan yang
dibutuhkan selam periode tertentu (1 bulan, 6 bulan, 1 tahun). Kegiatan
perencanaan anggaran belanja bahan makanan diperlukan untuk pengadaan
bahan makanan dalam bentuk rencana anggaran belanja bahan makanan.
Tujuan dari perencanaan anggaran bahan makanan adalah tersedianya
usulan anggaran yang cukup untuk pengadaaan bahan makanan sesuai dengan
standar kecukupan gizi yang ditetapkan. Syarat-syarat yang diperlukan dalam
merencanakan anggaran bahan makanan:
1. Adanya kebijakan rumah sakit
2. Tersediannya data peraturan pemberian makanan rumah sakit.
3. Tersediannya data standar makanan untuk pasien
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan
5. Tersedianya data rata-rata jumlah konsumen /pasien yang dilayani.
6. Tersedianya siklus menu.
7. Tersedianya anggaran makanan yang terpisah dari biaya perawatan.
Langkah penyusunan anggaran bahan makanan adalah sebagai berikut :
1. Mencari atau mengumpulkan informasi mengenai ketersediaan anggaran
2. Mengelompokkan bahan sesuai menu dan pedoman menu (misalnya
kelompok sayuran, buah, daging, ayam, ikan, telur, susu, roti, bumbu,
makanan jadi, bahan makanan kering)
3. Menetapkan spesifikasi harga bahan makanan yang dibutuhkan
(berdasarkan nilai gizi, standar porsi, kualitas, refuse, keberadaan di
pasaran dan kelayakan harga)
4. Mengumpulkan informasi mengenai jenis dan konsumen yang akan
dilayani (pasien, dokter, pegawai)
5. Menghitung volume kebutuhan bahan makanan dalam tiap kemasan.
6. Melakukan survey harga pasar (dinas psar, pasar tradisional, supermarket
dan distributor lainnya)
7. Menyusun harga satuan berdasarkan hasil survey harga pasar.
8. Mengalikan jumlah kebutuhan bahan makanan periode yang telah
ditetapkan dengan harga satuannya.
2.9.4 Perencanaan menu
Perencanaan menu merupakan suatu kegiatan yang kritis, artinya
menu yang ditampilkan mempunyai dampak pada kegiatan penyelenggaraan
makanan selanjutnya. Selain itu perencanaan menu akan menjadi factor
penetu dan citra dari institusi penyelenggaraan makanan. Tujuan perencanan
menu adalah tersedianya menu sesuai dengan tujuan system penyelenggaraan
makanan, baik komersial maupun non komersil. Berdasarkan buku pedoman
PGRS Depkes (2003) syarat-syarat yang harus dimiliki untuk melakukan
penyusunan menu antara lain:
1. Peraturan pemberian makan rumah skait
2. Standar porsi dan standar resep
3. Standar bumbu
Sedangkan menurut Depkes (2007) menyatakan bahwa tujuan institusi
dan tenaga juga harus dipertimbangkan dalam penyusunan menu.
Langkah -langkah penyususnan menu menurut DepKes (2007) adalah:
1. Menetapkan macam menu
Pada tahap awal dengan mengacu kepada tujuan institusi, maka perlu
ditetapkan macam menu, apakah menu standar atau menu pilihan.
Sedangkan menurut Moehyi (1992), Ada tiga macam menu yang biasa
digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Menu bebas, yaitu menu yang disusun sesuai dengan keinginan pemesan.
Jenis masakan dan jumlah masakan yang akan disajikan dapat beragam
tergantung permintaan pelanggan.
b. Menu pilihan, yaitu jenis menu yang menyajikan pilihan jenis makanan
sehingga konsumen dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya.
Akan tetapi, pilihan jenis masakan dapat saja terdiri dari macam masakan
yang sama, tetapi bahan utama makanan yang berbeda. Misalnya ikan
goreng, ayam goreng, dan udang goreng.
c. Menu standar atau master menu, yaitu susunan menu yang digunakan
untuk penyelenggaraan makanan dengan waktu cukup panjang antara 3
hari atau sampai 10 hari. Macam hidangan untuk tiap kali makan biasanya
terbatas dan tidak banyak berbeda dengan menu makanan keluarga sehari-
hari.
2. Menetapkan siklus menu
Bila menu yang ditetapkan adalah standar, maka perlu ditetapkan macam
siklus menu yang cocok dengan tipe sistem penyelenggaraan makanan yang
sedang berjalan. Macam siklus menu 5 hari, 7 hari atau 10 hari.
3. Menetapkan periode siklus menu
Periode siklus menu adalah alamanya siklus menu berlaku dan perlu
penggantian atau modifikasi kembali. Pada menu yang baru disusun, dimana
keadaan konsumen belum terlalu dipahami oleh manajemen, biasanya
diberlakukan lebih cepat, misalnya 3 bulan. Pada institusi yang telah lama
dibentuk dan pihak manajementelah emlakukan perbaikan-perbaikan dapat
diberlakukan lebih lama, misalnya 6 bulan atau 1 tahun.
4. Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah golongan macam hidangan yang
direncanakan untuk setiap waktu makan. Tujuan dibuat pola menu agar dalam
siklus menu dapat dipastikan mengunakan bahan makanan sumber zat gizi
yang dibutuhkan konsumen. Selain itu dengan penetapan pola dapat
dikendalikan bahan makanan sumber zat gizi yang diperlukan.
5. Menetapkan besar porsi
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang
direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar
berdasarkan standar makanan yang berlaku di rumah sakit.
6. Membuat master menu
Master menu adalah alokasi item bahan makanan kedalam matrix dalam
siklus menu. Tujuan dibuatnya master menu adalah agar distribusi bahan
makanan yang digunakan tersebar lebih harmonis, sehingga pengulangan
penggunaan bahan makanan tercatat dengan baik. Manfaat master manu
adalah mudah dalam melakukan modifikasi menu pada kegiatan perencanaan
ulang, apabila suatu saat terjadi perubahan dana.
7. Inventarisasi golongan hidangan, macam hidangan dan resepnya
Resep-resep makanan sebaiknya tersedia resep yang telah terstandarisasi.
Oleh karena itu kegiatan penelitian dan pengembangan resep harus selalu ada
pada dana system penyelenggaraan makanan.
8. Merancang menu dalam siklus yang ditetapkan (format menu)
Yaitu memadukan/ mengkombinasikan berbagai macam hidangan menjadi
susunan yang harmonis dan rasa yang diterima.
9. Menyiapkan formulir penilaian menu
Yaitu menyiapkan instrument yang digunakan untuk mengecek kembali
menu yang telah disusun. Mengecek pola menu, penggunaan macam bahan
makanan, serta hidangan yang ditetapkan. Pertanyaan –pertanyaan yang harus
disusun harus dapat mencapai tujuan institusi.
10. Melakukan penilaian yang dilakukan oleh pihak manajemen
Instrumen penilaian disebar kepada setiap manajer. Misalnya manajer
produksi, distribusi dan marketing. Bila tidak ada ketidaksetujuan oleh salah
satu manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-
benar disetujui oleh manajer.
11. Melakukan pretes/try out
Bila menu telah disetujui oleh pihak manajer dan mungkin pemilik, maka
perlu dilakukan uji pengembangan menu sebagai uji coba.
2.9.5 Perencanaan bahan makanan
Perencanaan bahan makanan merupakan salah satu langkah penting
dalam kegiatan penyelenggaraan makanan dan dalam upaya mengendalikan
harga makanan pasien. Ketepatan dalam merencanakan bahan makanan
sangat membantu kelancaran terlaksanya pengadaan bahan makanan yang
lancer dan baik (DepKes,2007).
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan :
a. Susun macam bahan makanan yang akan dibeli, lalu golongkan bahan
makanan apakah termasuk dalam :
1. Bahan makanan segar
2. Bahan makanan kering
b. Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu :
1. Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
2. Tetapkan periode yang ditetapkan (3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun).
Dan siklus menu yang telah ditetapkan (misalnya :5,7 atau 10 hari).
3. Hitung berapa kali/ frekuensi 1 jenis bahan makanan dalam 1 siklus
menu.
4. Hitung berapa siklus menu dalam 1 periode (gunakan kalender)
dalam satu periode yang ditetapkan.
5. Hitung kebutuhan per/tiap jenis bahan makanan untuk 1 periode
tersebut.
6. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan (dilengkapi
dengan spesifikasi).
7. Dalam menentukan berat/volume bahan makanan yang akan dibeli,
perlu diperhitungkan refuse (bahan makanan yang tidak dapat
digunakan). Untuk memperhitungkannya perlu merujuk pada daftar
komposisi bahan makanan (berat dapat dimakan atau BDD).
2.9.6 Perhitungan harga makanan
Harga makanan adalah harga rata-rata makanan sehari pada periode
tertentu berdasarkan standar makanan yang direncanakan dan menurut jenis
konsumen. Tujuan perhitungan harga makanan adalah tersedianya standar
harga makanan pasien berdasarkan kelas perawatan per waktu makan per
porsi. Harga makanan dapat berupa harga setiap masakan /hidangan atau
harga porsi makan berdaarkan waktu makan atau porsi makanan sehari.
Dengan adanya harga makanan tersebut, maka akan mempermudah
pengawasan bila terjadi perubahan penggantian macam hidangan. Fungsi
harga makanan adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat control pengendalian biaya
b. Sebagai bahan evaluasi
c. Untuk menetapkan tarif makanan
d. Masukan sebagai sumber pendapatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga makanan adalah sebagai berikut:
a. Peraturan pemberian makan
b. Standar gizi dan standar makanan
c. Standar waste (berat kotor)
d. Standar porsi(berat bersih)
e. Standar resep
f. Harga kontrak bahan makanan.
Prasyarat dalam penyusunan harga makanan
a. Menu dan pedoman menu
b. Rincian pemakaian bahan makanan
c. Harga kontrak
d. Menghitung harga makanan per menu (berta kotor x harga
kontrak)
e. Menghitung harga rata-rata makanan per waktu makan per porsi.
2.9.7 Penyediaan bahan makanan
Pada penyediaan bahan makanan dilakukan perencanaan pengadaan
bahan makanan yang meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan dan
melakukan survey pasar.
1. Spesifikasi bahan makanan
Standar bahan makanan yang ditetapkan oleh peminta (instasi,
perorangan) sesuai dengan ukuran, besar untuk mempertahankan
kualitas bahan makanan. Dalam menetapkan macam/ item bahan
makanan serta kualitasnya biasanya diperoleh dari standar resep.
Tipe spesifikasi :
a. Technical Spesifications
Biasanya digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara
objektif dan diukur dengan menggunakan instrument tertentu.
Secara khusus digunakan bahan makanan dengan tingkat kualitas
tertentu yang secara nasional sudah ada.
b. Approved Brand Spesifications
Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh
suatu pabrik yang telah diketahui oleh pembeli. Misalnya
spesifikasi untuk makanan kaleng, mesin pencuci, food prodessor,
kertas dengan merk tertentu, plastik dan sebagainya.
c. Performance Spesifikations
Kualitas suatu barang diukur fungsinya misalnya penggunaan
peralatan, deterjen kertas dan sebagainya. Secara garis besar
berisi:
1. Nama bahan makanan atau produk
2. Ukuran/tipe unit/container
3. Tingkat kualitas
4. Umur bahan makanan
5. Warna bahan makanan
6. Identifikasi pabrik
7. Masa pakai bahan makanan
8. Data isi produk jika cacat dan rusak
9. Satuan bahan makanan yang dimakan
10. Keterangan khusus lain bila diperlukan
2. Survey pasar
Kegiatan untuk mengetahui harga bahan makanan yang sesuai
dengan spesifikasi yang ada dipasaran sebagai dasar perencanaan
anggaran perkiraan harga tersebut meliputi harga terendah, harga
tertinggi, harga tertimbang dan harga perkiraan maksimal.
2.9.8 Pemesanan bahan makanan
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order)
bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah
konsumen atau pasien yang dilayani dan dengan memperhitungkan stock
bahan makanan yang ada. Tujuannya adalah tersedianya daftar pesanan bahan
makanan sesuai dengan standar atau spesifikasi yang ditetapkan.
Pemesanan dapat dilakukan sesuai dengan kurun waktu tertentu
(harian, mingguan, bulanan). Dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengadaan bahan makanan.
b. Adanya surat perjanjian antara rumah sakit dengan rekanan atau
pemasok.
c. Adanya spesifikasi bahan makanan.
d. Adanya daftar pesanan bahan makanan.
e. Tersedianya dana.
Langkah pemesanan bahan makanan adalah sebagai berikut:
1. Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok
hari dengan cara : standar porsi x jumlah pasien.
2. Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang logistic.
3.Bagian gudang menyiapkan bahan makanan sesuai dengan permintaan.
4. Bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang dipesan (order).
2.9.9 Pembelian bahan makanan
Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan
penyediaan macam, jumlah, spesifikasi/ kualitas bahan makanan
merupakan sesuai ketentuan/ policy yang berlaku di institusi/ rumah sakit
yang bersangkutan. Pembelian bahan makanan terkait dengan produk yang
benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang benar. Untuk
rumah sakit kelas pemerintah, berlaku ketentuan pemerintah yang mengatur
dan menetapkan bahwa pembelian bahan makanan dilakukan secara
kontrak berdasarkan pelelangan. Prosedur/ system pembelian yang sering
dilakukan antara lain :
a. Pembelian langsung ke pasar
b. Pembelian dengan musyawarah (the negotiated of buying)
c. Pembelian yang akan datang (Fiture contrak)
d. Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contrak/ auction)
1. Firm at the opening price (FAOP), dimana pembelian memesan
bahan makanan pada saat dibutuhkan harga disesuaikan pada saat
transaksi berlangsung.
2. Subject approval of price (SAOP), dimana pembeli memesan
bahan makanan pada saat dibutuhkan, harga sesuai dengan yang
ditetapkan terdahulu.
e. Pembelian melalui tender/ pelelangan (The Formal Competitive).
Menurut Moehyi (1992), pengadaan bahan makanan yang diperlukan
dalam penyelenggaraan makanan institusi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan makanan dapat dilakukan dengan cara membeli sendiri
bahan makanan yang diperlukan dipasar atau di toko-toko. Dilakukan
apabila jumlah konsumen yang akan dilayani tidak banyak (kurang dari
50 orang) atau jika penyelenggaraan makanan itu hanya berlangsung
dalam waktu singkat.
b. Pengadaaan bahan makanan melalui pemasok bahan makanan atau
leveransir bahan maknanan. Biasanya pengadaaan bahan makanan
untuk penyelenggaraan institusi dan rumah sakit sesuai dengan
peraturan yang berlaku, yaitu melalui pemasok yang dipilih setelah
diadakan pelelangan atau tender.
2.9.10 Penerimaan bahan makanan
Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan/ penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas
dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta
spesifikasi yang telah ditetapkan dalam perjanjian jual beli. Langkah
penerimaan bahan makanan harus disesuaikan dengan system pembelian
yang dilakukan, apakah melalui tender atau system pembelian lainnya.
Prinsip penerimaan bahan maknan adalah jumlah yang diterima harus
sesuai dengan yang dipesan, mutu yang diterima harus dengan spesfifikasi
yang disepakati dalam perjanjian dan harga bahan makanan yang
tercantumdalam faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan
yang tercantum dalam perjanjian jual beli.
Syarat penerimaan bahan makanan antara lain :
1) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam
dan jumlah bahan makanan yang akan diterima.
2) Tersediannya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
Bentuk atau cara menerima bahan makanan secara umum ada dua macam,
yaitu :
a. Blind receiving atau cara buta
Petugas penerimaan bahan makanan tidak menerima spesifikasi bahan
makanan serta faktur pembelian dari penjualan/ vendor. Petugas
penerimaan langsung mengecek, menimbang dan menghitung bahan
makanan. Pihak vendor mengirim faktur pengiriman bahan makanan
langsung ke bagian pembayaran dan bagian penerimaan mengirim
lembar formulir bahan makanan yang diterima untuk dicocokan oleh
bagian pembelian/ pembayaran.
b. Conventional atau konvensional
Petugas penerimaan bahan makanan menerima faktur dan spesifikasi
satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Jika jumlah dan
mutu tidak sesuai, petugas penerima berhak mengembalikannya.
Namun petugas penerima harus mencatat semua bahan makanan yang
dilaporkan kepada bagian pembalian atau pembayaran. Disamping itu
perlu diberi catatan bahwa makanan yang dikembalikan tersebut harus
segera diganti atau mengubah isi faktur pengiriman. Langkah
penerimaan bahan makanan adalah sebagai berikut:
1) Bahan makanan diperiksa sesuai dengan datar pesanan (yang memuat
satuan dan jumlah volume) dan spesifikasi bahan makanan.
2) Bahan makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan,
bahan makanan kering disimpan di gudang/ penyimpanan kering.
3) Bahan makanan yang tidak langsung dipergunakan saat itu dilakukan
penyimpanan di rung pendingin (freezer/chiller)
Menurut Moehyi (1992) Tugas dan tanggung jawab tim penerima bahan
makanan, adalah sebagai berikut :
a. Meneliti apakah bahan makanan yang diserahkanoleh pemasok sesuai
dengan ketentuan-ketentuan (spesifikasi) sebagaimana tercantum dalam
kontrak kerja.
b. Mencocokan jumlah dan jenis bahan makanan yang diserahkan oleh
pemasok apakah sudah sesuai dengan pesanan yang tercantum dalam
DPMP (Daftar Pesanan Bahan Makanan)
c. Mengambil keputusan menerima atau tidak menerima bahan makanan
yang diserahkan oleh pemasok.
2.9.11 Penyimpanan bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik
kualitas maupun kuantitas di gudang bahan bhan makanan kering dan
basah serta pencatatan dan pelaporannya.
Fungsi dari penyimpanan bahan makanan adalah menyelenggarakan
pengurusan bahan makanan agar setiap waktu diperluka dapat melayani
dengan tepat, cepat dan aman digunakan dengan cara yang efisien. Sesuai
dengan jenis barang dalam suatu proses industry, terdapat empat jenis
gudang yaitu gudang operasional, gudang perlengkapan, gudang barang
jadi dan gudang musiman. Dalam sistem penyelenggaraan makanan yang
terkait dengan bahan makanan adalah gudang operasional.
Prinsip dasar dalam penyimpanan bahan makanan adalah : tepat
tempat, tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dan tepat nilai. Sesuai jenis
bahan makanan gudang operasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Gudang bahan makanan kering
Tempat menyimpan bahan makanan kering yang tahan lama seperti
beras, gula, tepung-tepungan, kacang hijau, minyak, kecap, makanan
dalam kaleng dan lain-lain.
Syarat utama untuk menyipan bahan makanan kering adalah ruangan
khusus kering, tidak lembab, pencahayaan cukup, ventilasi dan
sirkulasi udara baik, serta bebas dari serangga dan binatang pengerat
lainnya. Suhu ruangan yang dianjurkan adalah 19-20 oC, yang harus
sering dikontrol untuk menjaga kestabilan.
b. Gudang bahan makanan segar
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan yang masih segar
seperti daging, ikan unggas, sayuran dan buah. Bahan makanan yang
mudah rusak, sehingga perlu dilakukan perlu dilakukan tindakan
untuk untuk memperlambat kerusakkan terutama disebabkan oleh
mikroba. Secara umum setiap jenis bahan makanan segar memiliki
suhu penyimpanan tertentu yang optimal untuk menjaga kualitas.
Pengelompokkan bahan makanan segar sesuai dengan suhu
penyimpanan adalah :
Penyimpanan segar (Fresh cooling), bahan makanan disimpan dalam
lemari pendingin dengan suhu ayng berkisar antara 1-4oC.
Penyimpanan dingin (chilly), bahan makanan disimpan di lemari es
dengan suhu antara suhu (-5 - -0oC). Suhu ini dibutuhkan untuk
menyimpan daging ikan atau unggas tidak lebih dari 3 (tiga) hari.
Penyimpanan beku (Freezer), suhu di ruang penyimpanan ini
sangatlah dingin yaitu sekitar (-10)oC, dapat digunakan untuk
menyimpan daging dalam waktu lama.
Suhu ruangan gudang bahan makanan segar diperiksa 2x sehari, yaitu
pada saat gudang dibuka dan ditutup sehingga keamanan bahan
makanan didalamnya dapat terkontrol. Selain karekteristik bahan
sebagai persediaan, alat penumpuk yang digunakan dalam gudang
akan mempengaruhi system pergudangan. Alat tersebut mempunyai
fungsi untuk memudahkan penanganan suatu bahan sebagai suatu
kesatuan, dibandingkan apabila bahan tersebut didatangi sendiri-
sendiri. Syarat penyimpanan bahan makanan, antara lain :
1. Adanya system penyimpanan barang
2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
persyaratan.
3.Tersedianya kartu stock/ buku catatan keluar masuknya bahan
makanan. Langkah-langkah:
1. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus
segera dibawa ke ruangan penyimpanan, gudang atau pendingin
ruangan.
2. Apabila bahan makanana langsung akan digunakan, setelah
ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan
setempat dibawa keruang persiapan bahan makanan. Untuk semua
kelas rumah sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan
makanan kering (gudang bahan maknan) dan ruang pendingin,
serta ruang pembeku (freezer). Luas macam dan jenisnya berbeda
menutur rumah sakit masing-masing. Freezer (pembeku) umumnya
dimiliki oleh instansi yang besar yang dimaksudkan untuk
menyimpan bahan makanan dalam jangka waktu yang agak lama.
2.9.12 Penyaluran/distribusi bahan makanan
Penyaluran/distribusi bahan makanan adalah tata cara dalam
mendistribusikan bahn makann yang dibutuhkan sesuai menu yang telah
ditetapkan. Tujuannya agar tersediabahn makanan siap pakai dengan kualitas dan
jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Persyaratannya adalah :
a. Adanya bon permintaan bahan makanan
b. Tersedianya kartu stock/ buku catatan keluar masuknya bahn
makanan.
2.9.13 Persiapan bahan makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan
bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan,
memotong, mengupas, mengocok, merendam dan sebagainya. Tujuan dari
persiapan bahan makanan adalah tersedianya racikan yang tepat dari berbagai
macam bahan makanan unutk berbagai hidangan dalam jumlah yang sesuai dengan
menu yang berlaku, standar porsi dan jumlah konsumen. Tersedianya racikan
bumbu sesuai dengan standar bumbu atau standar resep yang berlaku, menu dan
jumlah konsumen. Pertimbangan dalam persiapan bahan makanan diantaranya
adalah:
a. Peralatan
b. Jadwal penyajian dan distribusi
c. Pengawasan porsi
Syarat-syarat persiapan bahan makanan adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan
b. Tersedianya peralatan persiapan
c. Tersedianya protap/ mekanisme persiapan
d. Tersedianya standar potongan dan bentuk
e. Tersedianya standar porsi dan standar resep.
Macam-macam kegiatan persiapan adalah sebagai berikut :
a. Membersihkan/ menyiangi
b. Memotong
c. Mengupas
d. Merendam
2.9.14 Pengolahan bahan makanan
Pengolahan bahan makanan adalah suatu kegiatan atau memasak
bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas
dan aman untuk dikonsumsi.
Proses pemasakan pada institusi berbeda dengan pemasakan jumlah
porsi sedikit. Pada system penyelenggaraan makanan institusi, dimana
bahan yang sudah dipersiapkan dalam prsi banyak. Oleh karena itu, agar
tercipta rasa hidangan dapat dipertahankan kualitasnya, maka diperlukan
tahap-tahap yang berbeda bila pemasakan dalah jumlah sedikit. Cita rasa
yang dimaksud disini adalah kualitas hidangan dilihat dari
aspekpenampilan dan rasa. Pada proses pemasakan dalam jumlah besar
diperlukan tahap-tahap agar bentuk bahan makanan tetap terjaga sesuai
dengan resep dan tingkat kematangan. Tujuan dari pengolahan bahan
makanan, antara lain :
a. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan
b. Mengurangi nilai cerna
c. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa,keempukan dan
penampilan makanan (kualitas makanan)
d. Bebas dari bahan potensial dan zat yang berbahaya bagi tubuh.
Syarat-syarat dalam pengolahan makanan, antara lain :
a. Tersedianya siklus menu
b. Tersedianya peraturan penggunaan bahan tambahan pangan
c. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan
d. Tersedianya standar resep
e. Tersedianya protap pengolahan
f. Tersedianya aturan penilaian makanan
Pengawasan pada pemasakan sebaiknya memperhatikan :
a. Temperatur : Mengatur besar kecilnya api.
b. Waktu : Ketepatan waktu pemasakan agar tercapai tingkat
kematangan yang tepat.
c. Rasa
Selain bumbu-bumbu, maka yang perlu dikontrol adalah
pengguanaan gula dan garam. Dimana setiap orang/ koki mempunyai
kepekaan terhadap rasa manis, asin dan asam yang berbeda-beda.
Pada pemasakan awal dalam jumlah banyak, untuk
mempertahankan agar makanan tidak hancur, tingkat kematangan
merata juga mencegah kontaminasi bahan terhadap mikroorganisme
pembusuk, maka beberapa bahan makanan perlu dilakukan
pemasakan awal.
1) Balanching
Memasukan bahan air mendidih dengan waktu sekitar 1-3
menit, kemudian langsung diangkat dan diinginkan.
Fungsinya :
a. Mengeluarkan darah dan lemak seperti pada ayam, ikan dan
sebagainya.
b. Memperoleh warna yang lebih cerah untuk sayuran dan buah
c. Menginefektifkan enzim bahan
d. Membunuh mikroorganisme
e. Mempermudah pengulitan seperti tomat.
2) Membuat santan
3) Dan sebagainya
Macam-macam teknik pemasakan/pengolahan, antara lain:
a) Boiling
Memasak dalam cairan banyak sampai bahan terendam dengan
suhu 100°C (mendidih). Contoh: sup, sayur asem, sayur lodeh,
soto, gulai, dsb
b) Simmering
Merebus dalm air mrndidih perlahan-lahan dengan api sedang dan
suhu 100°C. contoh kalio: semur, bumbu bali,dsb
c) Poaching
Merebus dalam air mrndidih, api dikecilkan. Air perebus dapat
ditambah cuka untuk mempertahankan bentuk. Contoh: poach
egg, poach fish, dsb
d) Steaming
Memasak dengan uap air (mengukus). Bahan dapat diletakkan
langsung pada alat pengukus atau ditempatkan dulu dalam wadah
atau dibungkus kemudian diletakkan dalam kukusan. Contoh:
pepes, botok, srikaya, dsb
e) Pressure cooking
Memasak dengan tekann dan temperature tinggi (15 Psi dengan
suhu 121 °C). Cara ini paling efektif membunuh mikroorganisme
pathogen dengan waktu yang relative singkat. Contoh bandeng
presto
f) Stewing
Memasak dengan memanfaatkan cairan bahan makanan dengan
sedikit lemak dan atau air. Contoh: daging ungkep, oseng tempe,
capcay goreng, dsb
g) Griling
Memasak sampai bahan berubah warna menjadi kecoklatan
dengan menggunakan oven atau api terbuka. Selama dalam proses
pembakaran, bhan selalu diolesi dengan lemak dan bumbu dan
diputar. Contoh: kambing guling, chicken grill, dsb.
h) Roasting
Memasak dan membuat bahan berwarna kecoklatan dengan
mengolesi sedikit lemak pada suhu 200-250 °C. Potongan bahan
makanan utuh/besar, contoh ayam panggang, ikan panggang, dsb
i) Baking
Memanggang dalam oven dengan suhu tertentu sesuai kebutuhan.
Biasanya digunakan untuk pemasakan kue, cake, dsb
j) Bain marie
Memasak dalam tempat yang dialasi wadah berisi air, dapat
dilakukan dalam oven atau langsung diatas api. Contoh: tim telur,
pudding telur, srikaya, dsb
k) Pan frying
Memasak cepat dalam minyak panas sampai bahan makanan
berubah warna kecoklatan. Contoh: tahu isi, perkedel, ikan
goreng, ayam goreng, dsb
l) Sauteering
Memasak dalam wajan secara cepat dengan sedikit lemak.
Biasanya dilakukan untuk bahan makanan yang mempunyai sifat
cepat masak. Contoh: tumis sayuran, menumis bumbu, dsb
m) Deep Frying
Menggoreng dengan minyak panas yang banyak sampai bahan
terendam dengan sushu mencapai 250 °C. Cotoh: pisang goreng,
ayam goreng, ikan goreng, dsb
n) Braising
Memasak dengan lemak sampai berubah warna menjadi coklat,
kemudian ditambahkan cairan sedikit dan ditutup pancinya, lalu
dimasak sampai matang. Contoh: bistik daging.
2.9.15 Distribusi makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang
dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus).
Tujuan dari pendistribusian makanan adalah agar konsumen mendapat
makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Yang mempunyai
kegiatan penerimaan hidangan, penungguan, penyajian, pelayanan,
pencucian alat dan pembuangan sampah. Merupakan rangkaian kegiatan
penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan
konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus). alur
distribusi makanan dapat dilihat pada alur di bawah ini:
Persyaratan dalam perndistribusian makanan, antara lain :
1) Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit, menyangkut
standar penyediaan energy dan zat gizi lainnya.
2) Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit,.
3) Adanya peraturan pengambilan makanan
4) Adanya bon permintaan makanan
5) Tersedianya makanan sesuai dengan ketentuan diet pasien/ kebutuhan
konsumen.
6) Tersedianya peralatan makan
7) Tersedianya sara pendistribusian makanan
8) Tersedianya tenaga pramusaji
9) Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.
Pemerimaan hidangan
Penungguan/
penyimpanan sementara
Pemanasan
Penyajian dan pelayanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam distribusi dan penyajian makanan
menurut Moehyi(1992), antara lain :
a. Makanan harus didistribusikan dan disajikan kepada konsumen tepat
waktu pada waktunya.
b. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau porsi yang
telah ditentukan.
c. Kodisis makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah temperature makanan pada waktu disajikan.
Macam Penyaluran Makanan
Terdapat 3 (tiga) system penyaluran makanan yang biasa
dilaksanakan di rumah sakit, yaitu system yang dipusatkan
(sentralisai), system yang tidak dipusatkan (desentralisasi), dan
kombinasi antara system sentralisasi dengan desentralisasi.
1) Penyaluran makanan yang dipusatkan (Sentralisasi).
makanan pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tepat
pengolahan makanan.
a) Keuntungan : Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat
biaya dan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan langsung
dengan mudah dan teliti. Makanan dapat disampaikan lanhsung ke
pasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan pemberian
makanan. Ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu
pembagian makanan serta bau makanan dan pekerjaan dapat
dilakukan dengan lebih cepat
b) Kelemahan : Memerlukan tempat, parelatan dan perlengkapan
makanan yang lebih banya (tempat harus luas, kereta pemanas
mempunyai rak. Adanya tambahan biaya untuk peralatan,
perlengkapan serta pemeliharan. Makanan sampai ke pasien sudah
agak dingin, makanan mungkin sudah tercampur serta kurang
mearik, akibat perjalan dari dapur utama ke dapur ruangan.
2) Penyaluran makanan yang tidak dipusatkan (Desentralisasi)
Makanan pasien dibawa dari tempat pengolahan ke dapur ruang
perawatan pasien, dalam jumlah banyak/besar, untuk selanjutnya
disajikan dalam alat makan masingmasing pasien sesuai dengan
permintaan makanan.
c) Keuntungan : Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan
makan yang ada didapur ruangan tidak banyak.. Makanan dapat
dihangatkan kembali sebelum dihidangkan ke pasien dan makanan
dapat disajikan lebih rapih, baik serta dengan porsi yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d) Kelemahan : Memerlukan tenaga lebih banyak di ruangan dan
pengawasan secara menyeluruh agak sulit. Makanan dapat rusak
bila petugas lupa untuk menghangatkan kembali, besar porsi sukar
diawasi, khususnya bagi pasien yang menjalankan diet.Ruangan
pasien dapat terganggu oleh keributan pembagian makanan serta
bau masakan.
3) Penyaluran makanan kombinasi
Dilakukan dengan cara sebagian makanan ditempatkan langsung ke
dalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi (dapur), dan
sebagian lagi dimaskkan kedalam wadah besar, pendistribusian
dilaksanakan setelah sampai dirung perawatan.
2.9.16 Pengawasan mutu produksi makanan
Faktor yang mempengaruhi kualitas makanan pada tahap produksi
Menurut DepKes 2007 adalah :
1. Suhu, waktu dan metoda pemasakan sesuai dengan standar resep
2. Besar porsi harus sesuai dengan standar porsi yang ditetapkan
3. Rasa, penampilan dan tingkat kematangan
4. Penilaian mutu makanan oleh konsumen dan manajemen melalui :
a. Evaluasi kepuasan pasien atau daya terima pasien terhadap makanan
yang disajikan
b. Mencatat jumlah makanan yang dikonsumsi atau sisa makanan yang
tidak dikonsumsi.
2.9.17 Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Dari pedoman PGRS (2003) Aktivitas utama dari proses evaluasi
pelayanan gizi pasien adalah memantau pemberian makanan secara
berkesinambungan untuk menilai proses penyembuhan dan status gizi pasien.
Pemantaun tersebut mencakup perubahan diet, bentuk makanan, asupan
makanan,dan yang lainnya. Tindak lanjut harus dilakukan evaluasi pelayanan
gizi seperti pemantauan berat badan dan status gizi yang mempengaruhi
perubahn diet. Pemantauan dilakukan untuk menyeleksi bahan dasar makanan,
memperbaiki cita rasa makanan, mengganti dan melengkapi peralatan makan,
meningkatkan pengetahuan kuliner, memperbaiki penampilan penyajian
memberikan menu pilihan.
BAB III
ALUR DAN JADWAL KERJA MAGANG
3.1 Alur kerja magang
Alur Kerja magang dapat digambarkan sebagai berikut :
Tahap Pramagang
Pembuatan surat permohonan magang ke fakultas
Pengajuan surat permohonan magang ke pihak instansi dengan
persetujuan dosen pembimbing
Konfirmasi surat permohonan magang
Pembuatan proposal magang
Pengajuan proposal magang ke pihak instansi yang dituju
Tahap Magang
Pelaksanaan magang selama 26 hari
Melihat pelaksanaan penyelenggaraan makanan
Mengambil data-data yang diperluka dalam menunjang
penyusunan laporan proposal magang
Tahap Evaluasi
Penyusunan laporan magang dengan pembimbing baik dari
fakultas maupun di lapangan
Persentasi laporan magang
3.2 Lokasi
Kegiatan magang dilaksana di Ruangan Instalasi Gizi tempat
penyelenggaraan makanan RS Berkah Pandeglang tahun 2010
3.3 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan selama 26 hari, mulai pada tanggal 3
Februari 2010 hingga 5 Maret 2010. Pada pelaksanaannya penulis hadir 6 hari kerja
dari hari senin sampai sabtu dalam seminggu. Waktu pelaksanaan magang di mulai
pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB, waktu magang masih dalam
rentang waktu 8 jam/sehari.
3.4 Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan Magang ini dilaksanakan selama 26 hari antara bulan Februari
sampai Maret 2010. Adapun jadwal kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang di Rumah Sakit Pandeglang
HARI KEGIATAN KETERANGAN
Hari I
Rabu, 3 Februari 2010
Perkenalan Kepada Pihak RS Berkah
Pandeglang, khususnya Instalasi Gizi
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 2
Kamis, 4 Februari 2010
Ikut serta dalam pengolahan snack siang
dan sore, distribusi snack ke pasien,
membuat etiket pasien.
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 3
Jum’at, 5 Februari 2010
Ikut serta dalam pembuatan snack,
mempersiapkan buah (kelas VIP dan
kelas I ),dan mendistribusikan makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang dan Ruang
Perawatan
Hari 4
Sabtu, 6 Februari 2010
Ikut serta dalam mempesiapkan bahan-
bahan makanan,membuat hiasan-hiasan
makanan untuk kelas I dan VIP,
menghitung pengeluaran belanja tahun
2009, mendistribusikan makanan ke
pasien
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
dan Ruang Perawatan
Hari Kegiatan Keterangan
Hari 5
Senin, 8 Februari 2010
Ikut serta dalam menyiapkan buah-
buahan, snack, visit ke ruangan(proses
penyuluhan gizi), Mengisi DPMP
(Daftar Permintaan Makan Pasien),
membuat etiket pasien dan menyiapkan
makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
dan Ruang Perawatan
Hari 6
Selasa, 9 Februari 2010
Membuat snack, menyiapkan (memorsi)
susu untuk diet TKTP dan ikut
menyiapkna buah untuk ruang VIP dan
kelas I
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 7
Rabu,10 Februari 2010
Mengikuti Kegiatan Kerja di Instalasi
Gizi (proses penerimaan bahan
makanan), ikut serta dalam pembuatan
snack, mempersiapkan buah untuk kelas
VIP dan kelas I dan membuat etiket
pasien
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 8
Kamis, 11 Februari 2010
Ikut serta dalam pengolahan bahan
makanan, membuat snack dan membuat
tampilan makanan (hiasan makanan)
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 9
Jum’at, 12 Februari 2010
Mengikuti Kegiatan Kerja di Instalasi
Gizi (terutama pembuatan snack dan
penyiapan bahan-bahan olahan)
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 10
Sabtu, 13 Februari 2010
Ikutserta dalam menyiapkan snack, dan
menyediakan susu pertakaran untuk
pasien dengan diet TKTP
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari Kegiatan Keterangan
Hari 11
Senin, 15 Februari 2010
Membuat snack untuk pasien,
menyiapkan makan pasien sesuai
dengan dietnya
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 12
Selasa, 16 Februari 2010
Ikut serta dalam pengolahan bahan
makanan, membuat snack, dan
menyiapkan buah
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 13
Rabu, 17 Februari 2010
Mengikuti Kegiatan Kerja di Instalasi
Gizi dengan Ikut serta dalam penyiapan
snack pagi, susu, membuat etiket pasien
dan penyajian makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 14
Kamis,18 Februari 2010
Mengikuti Kegiatan Kerja di Instalasi
Gizi dengan Ikut serta dalam pembuatan
snack dan penyajian makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 15
Jum’at, 19 Februari 2010
Mempersiapkan snack,susu, dan
makanan untuk di distribusikan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
dan Ruang Perawatan
Hari 16
Sabtu, 20 Februari 2010
Ikut srta dalam pembuatan snack,
pengolahan bahan makanan, dan
pembuatan etiket pasien
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 17
Senin, 22 Februari 2010
Ikut serta dalam pengolahan bahan
makanan, pembuatan snack dan
penyiapan dalam penyajian makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari
Kegiatan
Keterangan
Hari 18
Selasa, 23 Februari 2010
Ikut serta dalam pembuatan snack dan
penyiapan dalam penyajian makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 19
Rabu, 24 Februari 2010
Ikut serta dalam penyiapan snack, susu
untuk diet cair, penyiapan buah dan
penyiapan makanan untuk
didistribusikan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
dan Ruang Perawatan
Hari 20
Jum’at, 26 Februari 2010
Ikut serta dalam membuat etiket pasien,
menyiapkan snack,susu dan penyajian
makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 21
Sabtu, 27 Februari 2010
Ikut serta dalam penataan tempat makan
, membuat etiket pasien, menyiapkan
susu dan penyajian makanan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 22
Senin, 1 Maret 2010
Membuat etiket pasien dan penyiapan
snack
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 23
Selasa, 2 Maret 2010
Konsultasi dengan pembimbing
lapangan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 24
Rabu, 3 Maret 2010
Konsultasi dengan pembimbing
lapangan Pengambilan data sekunder
mengenai alur pelayanan makanan, dan
profil RS.
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
Hari 25
Kamis, 4 Maret 2010
Konsultasi dengan pembimbing
lapangan dan ikut serta dalam
pendistribusian makanan ke pasien
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
dan Ruang Perawatan
Hari Kegiatan Keterangan
Hari 26
Jum’at, 5 Maret 2010
Melengkapi data yang kurang
Berpamitan
Instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Berkah Pandeglang
Rumah Sakit Umum Berkah merupakan salah satu instansi
pemerintah Kabupaten Pandeglang yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pandeglang adalah satu-satunya Rumah
Sakit Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007.
Berdasarkan PERDA nomor 03 tahun 2003 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pandeglang.
Sesuai dengan perkembangannya pada tahun 2008, bahwa nama Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Pandeglang berubah menjadi ”Rumah Sakit Berkah
Kabupaten Pandeglang” yang secara kelembagaan telah diatur berdasarkan
PERDA nomor 19 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Berkah Kabupaten Pandeglang. Seiring dengan perubahan
nama pada bulan Agustus tahun 2008 Rumah Sakit Pandeglang pindah lokasi
dengan memiliki gedung. baru.
4.1.1 Visi dan Misi
a. VISI
Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Dasar se-Kabupaten
Pandeglang dan Mewujudkan Kabupaten Pandeglang sehat tahun 2010.
b. MISI
1. Menerapkan kebijakan dan panduan/acuan pelayanan kesehatan
RS bagi semua lapisan masyarakat
2. Meningkatkan/mengembangkan mutu pelayanan kesehatan
secara paripurna dengan upaya pengobatan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang selarasi dengan
upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan/mengembangkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat beserta lingkungannya
4. Mendorong kemandirian keluarga dan masyarakat untuk
berprilaku hidup bersih dan sehat (bermitra dengan lintas
sektoral non kesehatan)
4.1.2 Pelayanan Rumah Sakit
Pelayanan yang diberikan di Rumah sakit yaitu :
1 Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. IGD
4. Radiologi
5. Bedah Sentral
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Gizi
8. Pelayanan Instalasi Laboratorium
9. Klaim Askeskin & Askes Sosial
4.2 Manajemen Penyelenggaraan RS Berkah Pandeglang
4.2.1 Bentuk Penyelenggaraan Rumah Sakit Berkah Pandeglang
Bentuk Penyelenggaraan Makanan RS Berkah Pandeglang adalah swakelola.
Pelayanan gizi RS Berkah Pandeglang bertanggung jawab untuk melaksanakan
semua kegiatan penyelenggaraan makanan mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai evaluasi. Dalam sistem swakelola RS Berkah Pandeglang sebaiknya
memeperhatikan sumber daya yang diperlukan (tenaga, sarana, dan prasarana).
Pada pelaksanaannya kegiatan penyelenggaraan makanan di RS Berkah
Pandeglang belum melaksanakan evaluasi. Apabila kegiatan evaluasi tidak
dilaksanakan dalam proses penyelenggaraan makanan di RS Berkah Pandeglang
dikhawatirkan akan mengurangi kualitas pelayanan gizi. Karena evaluasi tersebut
bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan RS terhadap pasien. Hal ini tidak
sesuai dengan Misi RS Berkah Pandeglang untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan pedoman penyelenggaraan RS DepKes tahun 2007 bahwa tanggung jawab
instalasi gizi dalam kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
evaluasi belum dilaksanakan dengan baik. Walaupun secara umum pelaksanaan
di RS Berkah pandeglang berjalan dengan baik dikhawatirkan akan menghambat
pelaksanaan yang lain.
Pelayanan pada penyelenggaraan rumah sakit pandeglang sasarannya hanya
pasien rawat inap yang ada ditujuh ruangan yaitu ruangan VIP,VK, Nifas, Anak,
Bedah, Dalam dan Pulmo. Para pekerja di rumah sakit baik dokter,dan perawat
tidak termasuk dalam sasaran penyelenggaraan RS Berkah Pandeglang.
Sumber dana pada penyelenggaraan makanan terlaksana atas biyaya penuh
dari APBD Kabupaten Pandeglang dan pemasukan RS dari pasien dan pelayanan
rumah sakit lainnya. Mengenai jumlah biaya dalam pelaksanaan penyelenggaraan
makan di RS Berkah Pandeglang seperti permintaan bahan makanan dimasukkan
dalam formulir permintaan bahan makanan yang ada di instalasi gizi yang diisi
kepala unit instalasi gizi, yang selanjutnya dibayar oleh pihak rumah sakit pada
koperasi yang bertanggung jawab dalam pengadaan segala keperluan
pelaksanaan di instalasi gizi.
4.2.2 Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Makanan RS Berkah
Pandeglang
Tenaga kerja dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit pandeglang
berjumlah 33 orang yang terdiri dari 13 petugas distribusi, 16 orang yang
memasak dan 4 orang staf ahli gizi. Latar belakang pendidikan dari tenaga kerja
di instalsi gizi mulai dari SMP yang berjumlah 6 orang, SMA 22 orang, SMK
tataboga 1 orang dan D3 Gizi sebagai ahli gizi 4 orang. Sumber daya manusia
yang ada di instalasi gizi semua berasal dari Badan Kepegawaian Daerah dengan
status mereka yang Tenaga Kerja Sukarela , Tenaga Kontrak, dan Pegawai Negri
Sipil dengan golongan yang berbeda-beda.
Proses penerimaan dan penilaian para pekerja dilakukan oleh Badan
Kepegawaian Daerah, yang semestinya melibatkan pihak instalsi gizi karena
mengenal penuh beberapa tugas yang semestinya dipegang oleh orang-orang
yang berkompeten, seperti ahli gizi.
Berdasarkan kualifkasi tenaga menurut DepKes tahun 2007, maka peran dan
fungsi setiap kualifikasi tenaga harus sesuai dengan tanggung jawabnya. Tugas
para pegawai di instalasi gizi RS Berkah Pandeglang di antaranya:
Tabel 4.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pekerja Penyelenggaraan Makanan
RS. Berkah Pandeglang
2. STAF
AHLI GIZI
A. Berkonsultasi dengan sarjana - sarjana muda gizi dalam
melaksanakan kegiatan pengadaan penyediaan makanan
kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap
B. Memberikan pengarahan pada pegawai dalam menggunakan
dan memelihara peralatan.
C. Memberikan pengarahan bimbingan pada pegawai dalam
penyelenggaraan makanan.
Sumber: Data Instalasi Gizi
NO JABATAN TANGGUNG JAWAB
1. Tugas K.A
Instalasi
a. Merencanakan, mengembangkan, membina, mengawasi, dan
menilai penyelenggaraan makananpasien
b. Merencanakan menu
c. Membuat standarisasi resep
d. Membuat pelaporan dan perencanaan instalasi gizi
e. Mengatur pembagian tugas diinstalasi gizi
f. Menilai pegawai di instalasi gizi danpegawai baru
g. Memberikan teguran – teguran kepada pegawai bila
melakukan salah
h. Menelaah seluruh kegiatan instalasi gizi termasuk
perencanaan dan koordinasi pelayanan gizi
NO JABATAN TANGGUNG JAWAB
Staf Ahli
Gizi
d. Mempersiapkan jadwal waktu dan kerja bagi seluruh
pegawai dapur
e. Mengawasi pelaksanaan dan memelihara sanitasi dan
kebersihan seluruh instalasi gizi dan pegawainya
f. Membantu dalam melaksanankan usaha-usaha keselamatan
kerja sesuai dengan yang telah di tetapkan
3. Penyuluh a. Memberikan konsultasi dan penyuluhan baik pada pasien
rawat inap dan rawat jalan
b. Mengawasi pembagian makanan pasien sesuaidengan
macam dan dietnya.
4. Kepala
Gudang
a. Bertanggung jawab atas keluarnya masuknya barang di
gudang
b. Mengecek barang di gudang
c. Menata barang di gudang
d. Menjaga kebersihan gudang
e. Menyiapkan kebutuhan bahan makanan yang akan dipakai/
dimasaksesuai dengan jumlah pasien dan daftar menu.
f. Mencatat dan melaporkan barang-barang yang ada di gudang
pada tim pemeriksa barang / tim pembelian barang
NO JABATAN TANGGUNG JAWAB
5. Tugas
Kepala
Masak
a. Merencnakan cara kerja mamasak
b. Memberikan bimbingan / arahan pada pegawai pemasak
yang baru
c. Memberi contoh cara memasak / memotong yang benar
d. Mengatur bahan-bahan makanan yang akan di masak dari
gudang sesuai dengan macam dan diet pada pasien rawt inap
6. Tugas
Pemasak
a. Mempersiapkan bahan yang sudah disediakan oleh kepala
masak.
b. Membersihkan/ menyiangi Bahan-bahan makanan yang
mentah.
c. Mencuci bahan makanan.
d. Memasak bahan makanan
e. Membagikan/ menyajikan makanan pada makanan biasa dan
khusus.
7 Petugas
Kebersihan
a. Melaksanakan kebersihan peralatan makan, peralatan masak,
peralatan penunjang dan seluruh area kerja.
b. Melakukan inventori peralatan makanan dan peralatan masak
secara berkala.
c. Melakukan penyimpanan peralatan dan pembersih.
JABATAN TANGGUNG JAWAB
Sumber: Data Instalasi Gizi
Menurut standar kategori yang ada pada DepKes (2003) dalam pedoman
PGRS didapat bahwa kualifikasi pekerja cukup sesuai sengan satandar kategori
tenaga penyelenggaraan makanan RS tipe C yang memiliki kualifikasi D3-Gizi yang
bertugas dalam perencanaan makanan. Kualifikasi SMK tataboga sebagai pemasak,
serta kualifikasi SMU sederajat sebagai pelaksana dan penyelenggara makanan.
Menurut DepKes tahun 2007 mengenai kualifkasi tenaga ada beberapa hal
yang belum ada di Rumah Sakit Pandeglang seperti Supervisor yang khusus
bertugas mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaran makanan di rumah
sakit mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian makanan. Tugas ini
dibebankan kepada kepala instalasi gizi, sehingga kepala instalasi gizi harus
melakukan tanggung jawab yang ganda dan besar yang semestinya ada salah satu
pegawai yang melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai Supervisor.
NO
7 Petugas
Kebersihan
d. Melakukan pemeliharaan atas peralatan penunjang, agar
dapat difungsikan untuk operasional dengan baik.
e. Membersihkan semua ruangan instalasi gizi.
f. Mencuci barang-barang/ perabotan bekas pakai.
g. Menjaga kebersihan ruang instalasi gizi.
h. Merapikan barang-barang di ruang dapur.
Untuk bagian pelaksana menurut DepKes tahun 2007 seperti urusan
gudang/perbekalan, operator komputer, tata usaha, pekarya di Rumah Sakit Berkah
Pandeglang belum terlaksanan dengan baik. Terlihat pada pengoperasian komputer
hanya untuk para ahli gizi, dan tenaga pelaksana seperti tata usaha masih
menggunakan cara manual saja dengan mengisi formulir (bon permintaan makanan
pasien) yang tersedia di Instalasi gizi.
Pada tahap staffing di Rumah Sakit Berkah Pandeglang tidak melalui proses
ini, karena urusan para pekerja semua di atur oleh BKD. Tetapi seharusnya pihak
instalasi gizi dan BKD saling berkoordinasi terhadap penyeleksian para pekerja yang
akan bekerja. Karena pihak instalasi yang tahu tentang pekerjaan dan skill yang harus
di miliki oleh para pekerja yang ingin bekerja di instalasi gizi.
Evaluasi terhadap pekerja di RS Berkah Pandeglang belum, karena tidak
terdapatnya formulir penilaian kinerja pegawai dan rapat-rapat yang membahas
tentang kinerja pegawai. Tugas pokok dan fungsi para pekerja tidak terkontrol dan
diperbaiki dengan baik apabila tidak dilakukan evaluasi. Sebaiknya evaluasi harus
diadakan untuk meningkatkan kinerja para pekerja dan mutu pelayanan RS.
Mengenai pendidikan para pekerja misal mengenai pendidikan seminar di
atur oleh Badan Kepegawaian Daerah, sedangkan mengenai peningkatan pendidikan
formal para pekerja sendiri yang bertanggung jawab dalam kualitasnya masing-
masing. Untuk mengetahui kurang atau tidaknya SDM di instalasi RS Berkah
Pandeglang sebaiknya dilakukan perhitungan penentuan kebutuhan kerja seperti
berikut:
Penentuan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan metode Indicator Staffing Needs
(ISN) diatas didapatkan kebutuhan tenaga di RS Berkah Pandeglang adalah:
Beban kerja / tahun = jumlah karyawan saat ini x jam kerja x 365 hari
Waktu kerja yang tersedia :
1. 365 hari – 90 hari (12hari cuti, 14 hari libur nasional, 12hari ijin sakit, 52 hari
minggu/ tahun) = 275 hari
2. Kapasitas kerja per tahunnya = 257 hari x 7 jam kerja = 1925 jam
Didapat hitungan di instalasi gizi RS. Berkah Pandeglang:
1. ∑ tenaga saat ini = 33 orang
2. Rata-rata melayani + 100 pasien/ hari
3. Jarak produksi dan distribusi makan dekat(bobot 1)
4. Beban kerja pertahun= (33 x 7 jam x 365 hari)x 1= 84315
5. Kebutuhan tenaga = 84315/ 1925 = 43 orang
6. Kesimpulan : jumlah sumber daya manusia kurang 10 orang
Berdasarkan perhitungan US Departemen and Human Service :
c) Berdasarkan jumlah konsumen
1. Ratio tenaga pemasak : konsumen = 1: 25
2. Koreksi faktor hari keja : 7/5 hari/ minggu.
3. Koreksi faktor cuti :0,2
4. Jam kerja = 8 jam/ hari dan istirahat 1 jam (jam kerja efektif = 7
jam/hari)
5. Perhitungan tenaga kerja pemasak untuk 100 konsumen adalah :
6. Ratio 1:25...........100/25 = 4 orang
7. Koreksi faktor hari kerja : 7/5 x 4 orang = 5.6 orang + (0,2 x
5.6)=6.72 orang
8. Koreksi faktor istirahat 1 jam 8/7 x 6.72 orang = 7.68 orang
9. Maka kebutuhan tenaga kerja pemasak adalah 7 orang.
10. Kesimpulan : jumlah pemasak kurang 1 orang
Banyaknya pekerja tanpa seorang pemimpin akan membuat suatu organisasi menjadi
tidak terkoodinir dengan baik. Maka dari itu perlu dibuat suatu struktur organisasi
yang dapat mempermudah berjalannya suatu organisasi. Adapun struktur organisasi
penyelenggaraan makanan di RS.Berkah Pandeglang.
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Instalasi Gizi Rs Berkah Pandeglang
DIREKTUR
Ka. Instalasi Gizi
Waka Instalasi Gizi
Staf Gizi
Konsultasi Gizi Rawat
Inap/ Rawat Jalan
Sekretaris
Bendahara
Inventarisasi
Alat
Pengolahan
dan Distribusi
Gudang Alat
Gudang BMB
& BMK
4.2.3 Sarana Dan Prasarana Dalam Penyelenggaraan Makanan Di
Rumah Sakit Pandeglang
Untuk perencanaan fisik, bangunan Rumah Sakit Berkah Pandeglang yang
mempunyai bangunan baru dan pindah terhitung bulan Agustus 2008. Masalah
perencanaan fisik semua direncanakan oleh pemborong dan pihak instalasi gizi
hanya berkoordinasi mengenai ruangan apa saja yang di perlukan. Mengenai
bangunan Rumah Sakit Berkah Pandeglang tidak memiliki data tertentu untuk
menjelaskan, hanya pembangunan di limpahkan penuh pada pemborong dan
PEMDA sedangkan pihak rumah sakit hanya berkoordinasi saja.
Ruangan yang ada di instalasi gizi ada 1 ruang distribusi untuk pemorsian dan
penyajian makanan. 1 Ruang ahli gizi, 1 ruang kepala instalasi gizi, 2 kamar
mandi, 2 ruangan karyawan, 1 ruang bahan makanan kering, 1 ruang persiapan, 1
ruang peralatan dan ruang pengolahan yang berada di tengah-tengah ruangan
penyimpanan bahan makanan. Dapat dilihat pada bagan 4.1 denah Instalasi Gizi.
Sarana dan prasarana untuk proses penyelanggaraan RS Berkah Pandeglang
menurut para pekerja sudah cukup, karena bisa menunjang untuk proses
penyelenggaraan makanan. Walaupun prasarana disana baik tetapi masih terdapat
peralatan yang manual seperti peralatan membuat bubur biasa, yang masih diproses
menggunakan tenaga manusia.
Peralatan yang di data dengan baik, karena telah di catat berdasarkan kondisi
barang baik, sedang ataupun rusak. Dapat dilihat di lampiran data inventaris alatan.
Bagan 4.2 Denah Instalasi Gizi Rumah Sakit Pandeglang
A
Office
6 sq m
B
Office
6 sq m
M
Office
9 sq m
C
Office
15 sq m
D
Office
6 sq m
E
Office
6 sq m
F
Office
9 sq m
G
Office
9 sq m
H
Office
9 sq m
L
Office
5 sq m
K
Office
5 sq m
I
Office
18 sq m
J
Office
12 sq m
Sumber : Observasi Denah Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang
a. Ruang Persiapan
b. Ruang Peralatan
c. Ruang Bahan Makanan Kering dan Basah
d. Ruang Karyawati
e. Ruang Karyawan
f. Kamar Mandi
g. Ruang Kepala Instalasi Gizi
h. Ruang Para Ahli Gizi
i. Ruang Distribusi
j. Ruang Depot Susu
k. Tempat Pencucian Alat Makanan
l. Tempat Pencucian Bahan Makanan
m. Tempat Proses Memasak
4.3 Alur Kerja Penyelenggaraan Makanan RS Berkah Pandeglang
Peraturan pemberian makanan di Rumah Sakit
Penyusunan standar makanan
Perencanaan menu
Perencanaan bahan makanan
Perhitungan harga makanan
Visit Diet dan jumlah pasien
Pemesanan bahan makanan
Pembelian bahan makanan
Penerimaan bahan makanan bahan makanan kering
Penyimpanan bahan makanan
Bahan makanan basah yang siap diolah
Penyaluran/distribusi bahan makanan
Persiapan bahan makanan
Pengolahan bahan makanan
Penyajian makanan
Distribusi makanan
4.3.1 Peraturan pemberian makanan di Rumah Sakit
Peraturan pemberian makanan yang ada di RS Berkah Pandeglang hanya
memuat mengenai jadwal pemberian makanan pada pasien, pola makan
sehari, standar makanan pasien, dan jenis konsumen yang dilayani hanya
pasien rawat inap.
Tabel 4.2 Jadwal Pembagian Makanan RS Berkah Pandeglang
Tahun 2010
No Uraian
Pembagian Makan
Pasien
1 Sarapan pagi Pk 05.30-06.30
2 Snack Pagi Pk 10.00
3 Makan siang Pk 11.30-12.30
4 snack sore Pk 15.00
5 Makan malam Pk 17.00-18.00
Sumber :Data Instalasi Gizi
Mengenai informasi pemberian makanan pasien seperti pasien baru,
perubahan diet, pasien pulang dan informasi lain selain informasi pada saat
visit dari pagi sampai siang langsung dilaporkan oleh perawat tiap ruangan ke
instalasi gizi. RS Berkah Pandeglang belum memiliki pedoman pelayanan
makanan yang mengatur peraturan pemberian makanan RS.
4.3.2 Penyusunan standar makanan
Walaupun tidak melihat penyusunan standar makanan secara real dan rinci di
RS Berkah Pandegalang. Penyusunan standar makanan hanya dapat dilihat dari menu
yang ada di lampiran. Dapat dilihat bahwa terdapat makan pagi, siang dan sore. Item
menu makanan yang ada di lampiran lebih dari 9 item, namun untuk daftar bahan
makanan penukar belum ada.
Penyusunan standar makanan merupakan tanggung jawab dari para ahli
Gizi. Berdasarkan data makanan umum rumah sakit pada pembagian makan sehari
standar bahan makanan yang digunakan di Rumah Sakit Berkah Pandeglang terdiri
atas makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah, dan susu. Bahan
makanan dipisahkan berdasarkan jenisnya kemudian di tulis beratnya setelah itu
dimasukkan kedala Ukuran Rumah Tangga, dan kemudian dihitung nilai Gizinya
semua dalam bentuk berat kotor. Standar bahan makanan RS Berkah Pandeglang
disusun berdasarkan jenis dan berat kotor, tetapi dalam pemorsian di hitung ke dalam
berat bersih. Hal ini sesuai dengan definisi penyusunan standar makanan yang
ditetapkan DepKes (2007) bahwa standar bahan makanan adalah susunan bahan
makanan berdasarkan macam dan jumlahnya (berat kotor) yang disesuaikan dengan
dana yang tersedia dan kecukupan gizi.
Alternatif bahan makanan yang digunakan disusun dengan
mempertimbangkan dana yang telah ditetapkan seperti VIP Rp. 15.000, kelas I Rp.
10.000, kelas II dan kelas III 7.500. Jenis bahan makanan yang digunakan
merupakan bahan makanan yang sering digunakan misalnya beras, roti, kentang,
daging, telur, tempe, tahu, pisang, pir dan sebagainya. Penyusunan standar makanan
juga telah mempertimbangkan refuse dengan cara memperhatikan BDD (Berat
Dapat Dimakan).
4.3.3 Perencanaan menu
Perencanaan menu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Menu dibuat oleh para
ahli gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan AKG (Angka Kebutuhan Gizi) pasien.
Perencanaan menu disusun dengan berpedoman pada peraturan pemberian makan
pasien, standar porsi dan standar resep yang telah dibakukan. Perencanaan menu
disusun dengan standar biaya yang ditetapkan oleh pihak RS Berkah
Pandeglang,dimana untuk kelas VIP Rp. 15.000, kelas I Rp. 10.000, dan kelas II dan
III Rp. 7.500. Menu yang disusun dibuat bervariasi dengan siklus 10+1 hari yang
telah dimuat pada master menu. Perencanaan menu menjadi tanggungjawab pihak
instalasi gizi, dan direktur dari pihak rumah sakit hanya mendapatkan laporan.
Pola menu yang disusun berdasarkan PUGS (pedoman umum gizi
sempurna)yaitu empat sehat lima sempurna. Menu yang disusun telah mempunyai
standar resep yang dibakukan. Menu makanan memadukan antara makanan
tradisional dan modern.
Perencanaan menu RS Berkah Pandeglang telah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan DepKes (2007) diantaranya peraturan pemberian makan rumah sakit
walaupun belum sempurna, standar porsi dan standar resep (termasuk standar resep
didalamnya, walaupun data standar resep hilang). Penyusunan menu dilakukan
dengan memperhatikan kebutuhan gizi pasien, biaya yang tersedia, Peralatan untuk
mengolah makanan dan penggunaan warna untuk menambah selera makan pasien.
1) Siklus makanan utama adalah menggunakan menu 10 + 1 hari
2) Contoh menu sesuai kelas
Tabel 4.3 Contoh Menu RS.Berkah Pandeglang Tahun 2010
WAKTU VIP & KELAS I KELAS II KELAS III
PAGI Nasi/tim/bubur
Malbi daging
Bening bayam
jagung manis/
bening bayam
(DM)
Tempe BB Asam
Manis
Cahudang brokoli
Susu putih/coklat
(TKTP)
Nasi/tim/bubur
Opor ayam
Bening bayam
jagung manis/
bening bayam
(DM)
Tempe BB Asam
Manis
Susu putih/coklat
(TKTP
Nasi/tim/bubur
Opor ayam
Bening bayam jagung
manis/ bening bayam
(DM)
Tempe BB Asam
Manis
Susu putih/coklat
(TKTP
SNACK
pkl. 10.00
Pie isi buah Dorayaki Dorayaki
SIANG Nasi/tim/bubur
Rolade ayam BB
bistik
Gulai sayuran
(B)/bening wortel
kacang panjang
(DL/DM/RG)
Tahu BB tomat
Empal gepuk (E)
Melon + jeruk
Nasi/tim/bubur
Rolade ayam BB
bistik
Gulai sayuran
(B)/bening wortel
kacang panjang
(DL/DM/RG)
Tahu BB tomat
Semangka
Nasi/tim/bubur
Rolade ayam BB
bistik
Gulai sayuran
(B)/bening wortel
kacang panjang
(DL/DM/RG)
Tahu BB tomat
Semangka
SNACK
pkl 15.00
Bolu gulung
WAKTU VIP & KELAS I KELAS II KELAS III
SORE Nasi/tim/bubur
Gulai ikan
Capcay / sup
ayam labusiam
(DM/DL/RS/RPr)
Tempe bacem
(L)/goreng (B)
Tumis ayam kapri
asam manis (E)
Sunpride, anggur
Nasi/tim/bubur
Gulai ikan
Capcay / sup
ayamlabusiam
( DM/DL/RS/RPr)
Tempe bacem
(L)/goreng (B)
Pepaya/pisang
Nasi/tim/bubur
Gulai ikan
Capcay / sup
ayamlabusiam
( DM/DL/RS/RPr)
Tempe bacem
(L)/goreng (B)
Pepaya/pisang
Sumber : Data Instalasi Gizi
3) Daftar buah, daftar snack, menggunakan siklus 10 hari, daftar buah
dan daftar snack disesuikan dengan diit dan kelas perawatan.
4.3.4 Perencanaan bahan makanan
Perencanaan bahan makanan di RS Berkah Pandeglang dilakukan pada
setiap 1 tahun sekali sesuai dengan menu yang di buat oleh para ahli gizi yang terdiri
dari 4 orang. Perencanaan bahan makanan dihitung berdasarkan laporan penggunaan
bahan makanan tahun sebelumnya, fluktuasi harga dan tren penyakit.
Perencanaan bahan makanan disusun hanya oleh pihak instalasi gizi dengan
mengacu pada persetujuan rumah sakit, peraturan pemberian makanan rumah sakit,
standar makanan pasien, standar harga bahan makanan, rata-rata jumlah konsumen
/pasien yang dilayani, siklus menu serta ketersediaan dana untuk pelayanan
penyelenggaraan makanan pasien.
Perencanaan bahan makanan RS Berkah Pandeglang umumnya telah
terlaksana dengan baik walupun belum sempurna sesuai dengan ketentuan DepKes
(2007) . Langkah perhitungan kebutuhan makanan pun telah sesuai dengan ketentuan
DepKes (2007) dimana bahan makanan digolongkan sesuai jenisnya, kebutuhan
bahan makanan dihitung satu persatu yang kemudian dicatat dalam formulir
kebutuhan makanan.
4.3.5 Perhitungan harga makanan
Perhitungan harga bahan makanan dibedakan sesuai dengan kelas perawatan
untuk kelas VIP Rp. 15.000, kelas I Rp. 10.000, dan kelas II dan III Rp. 7.500. Hal
ini disesuaikan dengan variasi menu pilihan yang disajikan yang telah ditetapkan
oleh pihak instalasi gizi. Bahan makanan juga disesuiakan dengan standar porsi yang
diberikan dan standar resep yang ditetapkan.
Perhitungan bahan makanan disusun dengan berpedoman pada master menu
yang telah ditetapkan dengan menghitung harga per menu. Kemudian harga per
menu per waktu makan/porsi dikalikan dengan jumlah pasien. Perhitungan
disesuaikan dengan perincian makanan yang tertera dalam bon permintaan pasien.
Perhitungan harga bahan makanan RS Berkah Pandeglang telah sesuai
dengan ketentuan DepKes (2007) karena telah memperhatikan standar gizi dan
standar makanan, standar berat kotor, standar porsi (berat bersih), standar resep,
harga bahan makanan, dan menyesuaikannya dengan peraturan pemberian makan.
4.3.6 Diet dan jumlah pasien
Standar diit terdiri dari makanan padat, makanan cair, dan pemberian
makanan lunak. Standar diet yang ada disesuaikan dengan buku penuntun
diet. Diet yang diberikan oleh pihak instalasi gizi Rumah Sakit Berkah
Pandeglang mengacu pada penuntun diet. Macam diet yang di berikan
diantara nya: TKTP, Rendah kalori, Rendah garam (I,II, dan III), Diet hati
dan kantong empedu (DH1,DH2,DH3,DH4), Tinggi serat, Rendah purin dan
diet beberapa diet yang ada di buku penuntun diet. Jumlah dan diet pasien
berdasarkan hasil visit ahli gizi dan dokter pada pagi hari untuk memastikan
diet pasien juga pasien pulang dan pasien baru.
Dalam buku penuntun diet terdapat perhitungan Angka Kecukupan
Gizi yang di anjurkan. AKG berbeda menurut umur, gender, aktifitas fisik,
dan kondisi khusus. Tapi yang terlihat di instalasi Gizi RS Berkah
Pandeglang tidak memperhitungkan AKG perorangan. Apabila AKG tidak
dihitung akan menyebabkan masalah baru, pasien dapat mengalami kelebihan
dan kekurangan gizi.
Visit yang dilakukan oleh para ahli gizi sebaiknya memperhatikan
angka kecukupan gizi pasien juga, agar dalam memberikan asupanmakana
kecukupan dapat terpenuhi dengan baik. Tidak melebihi kecukupan gizi
ataupun tidak kekurangan giziyang semestinya terpenuhi selama perawatan.
Data yang didapat dari visit digunakan untuk membuat etiket pasien
dan langsung di tulis pada papan yang ada di ruang pengolahan.
Gambar 4.1 Papan Daftar Makanan Pasien dan Jumlah Pasien
4.3.7 Pemesanan bahan makanan
Pemesanan bahan makanan RS Berkah Pandeglang dilakukan sesuai dengan
ketersediaan bahan makanan. Pemesanan diperkirakan melalui estimasi pasien yang
datang pada hari sebelumnya, siklus menu dan stok bahan makanan yang ada.
Apabila melihat persyaratan yang ditentukan oleh DepKes (2007) RS Berkah belum
sesuai karena tidak adanya spesifikasi bahan makanan antara rumah sakit dengan
rekanan atau pemasok. Persyaratan pemesanan(tidak adanya perjanjian antara rumah
sakit dengan pemasok, tidak adanya spesifikasi bahan makanan) dan langkah
pemesanan tidak dilakukan dengan baik karena bagian gudang logistic tugas pokok
dan fungsinya tidak berjalan.
Sedangkan dari protap permintaan makanan diantaranya :
a. Jumlah permintaan disesuaikan dengan jumlah pasien
b. Jumlah permintaan bahan makanan disesuaikan sesudah dibuat daftar
permintaan bahan makanan kemudian ditandatangani oleh KA. Instalasi gizi.
c. Tim pemeriksa keuangan dan direktur
d. Daftar belanja diberikan ke rekanan (KOPERASI Rumah Sakit).
4.3.8 Pembelian bahan makanan
Pembelian bahan makanan yang dilakukan di RS Berkah Pandeglang
menggunakan sistem pembelian langsung ke pasar oleh pihak koperasi Rumah Sakit
selaku pihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan bahan makanan Rumah
Sakit Berkah Pandeglang.
Bahan makanan di pesan kepada pihak koperasi melalui formulir
permintaan bahan makanan yang kemudian pihak koperasi melakukan pembelian
terhadap bahan makanan tersebut, dengan harga yang berlaku di pasar terdahulu.
Kemudian pihak koperasi meminta biaya langsung pada pihak keuangan Rumah
Sakit Berkah Pandeglang.
4.3.9 Penerimaan bahan makanan
Bentuk penerimaan bahan makanan yang ada di instalasi gizi yaitu Blind
receiving atau cara buta, karena tidak memperhatikan spesifikasi bahn makanan.
Setiap hari bahn makanan datang pada pagi hari di cek (kualitas, berat, spesifikasi
dan mutu barang tersebut) kemudian di pisahkan antara bahan makanan kering dan
basah. Bahan makanan langsung di bersihkan kemudian di bagi untuk bahan
makanan siang, malam dan paginya. Dengan memperhatikan jumlah pasien hasil
visit ahli gizi dan dokter setiap paginya. Bahan makanan yang diterima dicatat dalam
formulir kartu barang yang berisi data tentang nama bahan makanan, tanggal masuk,
keluar, dan sisa bahan makanan.
Bahan makanan yang tidak sesuai dengan kualitas atau mutu yang telah
dijanjikan dapat dikembalikan oleh petugas gudang, yang kemudian ditulis dalam
formulir. Protap penerimaan bahan makanandi instalasi gizi RS Berkah Pandeglang:
a. Order permintaan bahan makanan kepada pembeli bahan makanan.
b. Rekanan mempersiapkan surat pengantar pengiriman bahan makanan.
c. Petugas bersama rekanan meneliti dan mengecek bahan makanan yang
diterima (macam, ukuran, satuan dan berat serta kemasan)
d. Petugas penerimaan membuat laporan penerimaan bahan makanan dan
diketahui pihak rekanan.
e. Petugas menandatangani pengantar rekanan, surat pesanan, surat asli
diberikan kepada rekanan, salinnya diberikan ke bendahara, pengurus
bahan makanan, bagian penyimpanan dan arsip.
f. Petugas penerimaan membuat berita acara bersama panitia penerimaan
barang.
g. Petugas penerimaan bahan makanan yang diterima ke gudang dan ruang
penyimpanan bahan makanan segar.
Penerimaan bahan makanan RS Berkah Pandeglang pelaksanaannya belum
berjalan sesuai dengan DepKes (2007) karena sering terjadi kesalahan seperti
spesifikasi bahan makanan yang kurang tepat,dapat terlihat dari kesalahan rekanan
dalam membeli jenis bahan makanan. Tugas pokok dan fungsi yang tidak jelas untuk
siapa yang memegang peranan dalam penerimaan barang yang belum ada, hal ini
dapat menjadi kendala karena masalah belum diatasi dengan baik. Yang selama
pelaksanaan berlangsung kepala instalasi gizi yang melakukan penerimaan bahan
makanan, sedangkan pada tugas pokok dan fungsi seharusnya pihak gudang yang
bertanggungjawab dan melaksanakannya.
4.3.10 Penyimpanan bahan makanan
Ruang penyimpanan bahan kering,ruang penerimaan dan pencatatan bahan
bahan makananada dalam satu ruangan. Ruang penerimaan bahan makanan berada di
ruangan tempat penyimpanan bahan makanan kering, dan apabila terdapat bahan
makanan basah langsung di masukkan dalam lemari pendingin yang berada di dalam
ruangan juga. Karena bahan makanan basah hanya untuk makanan pagi hari jadi
jumlahnya sedikit bisa cukup dalam kapasitas 1 lemari pendingin.
Gambar 4.2 Ruang Penyimapanan Bahan Makanan
Pencatatan Bahan Makanan Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Penyimpanan Bahan Makanan Basah di lemari pendingin dalam satu ruangan
Bahan makanan basah di beli setiap hari untuk kebutuhan 1 hari itu saja, jadi
bahan makanan basah disimpan hanya untuk makn pagi ke esokan harinya. Bahan
makanan kering diletakkan sesuia jenisnya dalam keadaan terbungkus rapih. Rak-rak
penyimpanan terlihat menempel pada dinding,untuk buah-buahan disimpan di lemari
pendingin yang berada di dakat tempat pengolahan.
Sistem penyimpanan bahan makanan RS Berkah Pandeglang telah sesuai
dengan ketentuan DepKes (2007) yaitu perputaran bahan makanan juga telah dicatat
dalam kartu stock bahan makanan. Tetapi dalam penyimpanan bahn makanan belum
memperhatikan suhukarena tidak terdapat alat untuk mengontrol suhu untuk menjaga
kualitas bahn makanan.
Bahan makanan yang datang sebelum disimpan terlebih dahulu di timbang,
hal ini sudah sesuai dengan standar DepKes (2007) yang menyatakan bahwa bahan
makanan yang akan langung digunakan harus ditimbang dan diawasi terlebih dahulu
sebelum didistribusikan ke ruang persiapan makanan.
4.3.11 Penyaluran/distribusi bahan makanan
Penyaluran bahan makanan di instalasi gizi RS Berkah Pandeglang telah
sesuai dengan standar DepKes 2007.Persyaratannyapun telah ada di instalasi gizi,
terlihat dari protap penyaluran bahan makanan yang terdiri dari:
a. Bagian perawatan mengirimkan daftar rincian bahan makanan untuk
pasien
b. Instalasi gizi membuat tabulasi kebutuhan makanan untuk tiap-tiap
ruangan
c. Permintaan makanan di koreksi atas dasar catatan dan pasien pencatatan
medik dan permintaan pasien baru.
Penyaluran bahan makanan RS Berkah Pandeglang telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan DepKes (2007) yaitu telah menggunakan S.R.R
sebagai bon permintaan bahan makanan dan kartu stock bahan makanan yangadapat
dilihat di lampiran sehingga pengawasan dalam perputaran bahan makanan dapat
dengan mudah terlaksana.
4.3.12 Persiapan bahan makanan
Persiapan bahan makanan diInstalasi gizi telah sesuai dengan depkes 2007,
tapi belum ada pembukuan standar potong dan bentuk begitupun standar resep yang
harus dibukukan dan di informasikan pada pekerja. Akibatnya akan menimbulkan
rasa yang tidak sama pada proses pemasakan apabila orang yang memasak beda,
mengurangi ke khasan citarasa RS Berkah Pandeglang. Untuk standar potong apabila
tidak ada akan menimbulkan porsi yang tidak sesuai dengan yang diperhitungkan.
Sedangkan mengenai macam kegiatan, dan pertimbangan dalam persiapan bahan
makanan telah sesuai. Dapat terlihat dari Protap persiapan bahan makanan di intalasi
gizi RS Berkah Pandeglang adalah:
a. Mengkaji hari-hari yang ditetapkan.
b. Mempersiapkan resep yang diperlukan sesuai dengan menu perhari.
c. Mengawasi cara kerja pegawai persiapan dan pemberi petunjuk tentang
teknik pemotongan bahan makanan dan persipan bumbu.
d. Mengecek hasil persiapan dan penyesuaian dari resep standar.
e. Mengirim bahan makanan dan bumbu kebagian pemasakan.
4.3.13 Pengolahan bahan makanan
Dari standar syarat-syarat di instalasi gizi RS Berkah Pandeglang tidak
tersedia peraturan penggunaan bahan tambahan pangan, standar resep, dan aturan
penilaian makanan. Yang ada hanya siklus menu, peralatan pengolahan bahan
makanan.
Gambar 4.3 Proses Pengolahan di Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang
Protap pemasakan bahan makanan instalasi gizi RS Berkah Pandeglang
adalah sebagai berikut :
a. Bahan dan bumbu yang telah disiapkan disebarkan kepada unit-unit/
bagian pemasakan.
b.Unit/ bagian pemasakan melaksanakan pemasakan sesuai resep standar.
c. Melaporkan hasil pemasakan dan menempatkan masakan pada kontainer/
pana yang telah ditetapkan.
d.Penyajian sesuai dengan prosedur penyaluran.
Bahan makanan diolah melalui proses pemasakan awal terlebih dahulu. Pada
sayuran dilakukan proses balanching yaitu memasukan bahan air mendidih dengan
waktu sekitar 1-3 menit, kemudian langsung diangkat dan diinginkan.
Pada daging dilakukan proses perebusan dan proses pengungkepan. Proses
pengolahan makanan yang dilakukan di RS Berkah Pandeglang antara lain
pemasakan dengan medium udara seperti memanggang, pemasakan dengan medium
air seperti merebus dan menyetup, pemasakan menggunakan lemak seperti
menggoreng, serta pemasakan dengan elektromagnetik seperti memanggang roti
dengan alat pemanggang roti dan oven yang menggunakan tabung gas.
Pengawasan terhadap bahan makanan belum terlihat karena ketepatan waktu
yang merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam pengolahan makanan
kadang terabaikan. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga pekerja yang pada akhirnya
membuat pekerja harus melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu.
4.3.14 Penyajian makanan
Penyajian makanan dilakukan sesuai dengan etiket pasien. Penyajian
dilakukan dengan membagi tugas diantaranya petugas yang memorsi buah, sayur,
nasi, dan sesudah di porsi para petugas distribusi mengambil dan memasukkan ke
dalam troli untuk di distribusikan
Gambar 4.4 Proses Penyajian Makanan Sesuai dengan Etiket Pasien
Penyajian makanan dilakukan sesuai dengan etiket pasien. Penyajian
dilakukan dengan membagi tugas diantaranya petugas yang memorsi buah, sayur,
nasi, dan sesudah di porsi para petugas distribusi mengambil dan memasukkan ke
dalam troli untuk di distribusikan
Penyajian makanan adalah menghidangkan makanan sesuai dengan jenis atau
macam-macam masakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian
makanan, seperti peralatan untuk menghidangkan : piring, dan mangkuk.
Penyajian makanan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemakaian alat-alat yang sesuai
b. Pengaturan ruangan dengan baik
c. Menjaga kebersihan
d. Menyajikan makanan dengan tepat waktu
Penyajian makanan disajikan dengan alat saji yang disesuaikan dengan kelas
perawatan dan standar menu setiap kelas perawatan. VIP dan kelas I penyajian
sama hanya perbedaan buah, untuk kelas II dan III alat saji dan jenis makanan di
samakan. Peralatan yang digunakan ada pada lampiran 34 dan 35. Dalam
penyajian makanan orang yang terlibat ahli gizi yang bertugas dalam pemorsian
makanan, petugas distribusi untuk memasukkan makanan yang sudah diporsi ke
dalam troli dan beberapa pemasak yang bertugas membantu para ahli gizi dalam
memporsi makanan.
Gambar 4.5 Pemorsian Berdasarkan Kelas Dan Etiket Pasien
Contoh Pemorsian kelas VIP Contoh Pemorsian kelas I dan II
Contoh Pemorsian kelas I Etiket Pasien
4.3.15 Distribusi makanan
Distribusi makanan yang dilakukan di RS Berkah Pandeglang adalah
sistem sentralisasi yaitu penyaluran makanan yang dipusatkan di instalasi gizi
khususnya ruang distribusi. Pada gambar terlihat bahwa semua makanan yang
sudah dimasak disalurkan ke ruangan distribusi dan tidak melalui
penyimpanan dan pemanasan kembali.
Gambar 4.6 Proses Distribusi
Makanan setelah diolah Ruang distribusi
Troli makanan Para petugas distribus
Ruangan :
Kelas :
Nama :
Diet :
Makanan disajikan sesuai kelas (VIP, kelas I,II, III), setelah itu di masukkan
ke dalam box untuk diantarkan ke ruangan (VIP, bedah, dalam, pulmo, anak,nifas
dan VK) disertai dengan etiket makan yang merupakan hasil dari visit para ahli
gizi dan dokter. Distribusi pada pasien dilakukan 30 menit sebelum jam
pembagian makanan. Gambar menunjukkan alat untuk distribusi yaitu troli.
Mekanisme distribusi langsung setelah pengolahan disajikan dan langsung
diberikan pada pasien tanpa melalui pemanasan lagi. Untuk petugas distribusi
terdapat 13 orang yang di bagi kedalam tiga shift. Setiap shift terdiri dari 5 orang
yang bertugas mendistribusikan makanan, clean up, dan membersihkan peralatan
makanan pasien.
Macam pendistribusian makanan di RS Berkah Pandeglang adalah
sentralisasi. Suatu cara mengirim hidangan makanan dimana telah diporsi untuk
setiap konsumen, makanan juga telahdi porsi di instalasi gizi. Macam ini sesuai
dengan ketentuan DepKes Tahun 2007. Alur distribusi makanan yang ada di
instalasi gizi RS Berkah Pandeglang dari penerimaan hidangan langsung pada
alur penyajia dan pelayanan tidak melalui penyimpanan sementara dan
pemanasan kembali. Karena makan yang sudah diproses langsung di masukkan
ke dalam ruangan distribusi dan hanya menunggu makanan hangat. Hal ini
dilakukan agar pada saat sampai di pasien masih dalam frest dan makanan dalam
keadaan hangat.
Berdasarkan syarat pendistribusian berdasarkan DepKes 2007 dan Moehyi
1992 telah sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan di RS Berkah Pandeglang.
Namun hal yang mesti di perhatikan adalah porsi penyajian yang harus disesuai
dengan standar yang ada.
Untuk pengawasan mutu produksi di instalasi gizi belum ada, pelaksanaan
tidak melihat standar DepKes 2007 seperti besar porsi belum sesuai dengan
standar porsi, tidak adanya evaluasi tentang kepuasan pasien atau daya terima
pasien, dan belum mencatat jumlah makanan yang di konsumsi atau sisa
makanan yang tidak di konsumsi.
Evaluasi umumnya dilakukan oleh Dokter setiap ruangan dengan Ahli Gizi
yang dilakukan setiap senin sampai dengan hari sabtu. Proses ini dilakukan setiap
pagi hari, untuk melihat keadaan pasien, perubahan diet dan bentuk makanan
yang akan diberikan. Besar porsi makanan menjadi sangat penting terutama pada
penyelenggaraan makanan bagi orang sakit yang sedang melakukan diet. Pada
penyelenggaraan makanan institusi bukan rumah sakit, besar porsi makanan yang
disajikan harus sesuai dengan kebutuhan makanan bagi konsumen. Karena porsi
makanan yang terlalu kecil akan mengecewakan konsumen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. RS Berkah Pandeglang termasuk dalam kategori RS tipe C.
2. Bentuk penyelenggaraan makanan RS Berkah Pandeglang adalah swakelola.
3. Jumlah tenaga kerja masih kurang.
4. Sarana dan prasarana lengkap dan terdata keadaannya dengan baik.
5. Makanan yang diberikan pada pasien belum memenuhi Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan menurut DepKes (2007)
6. RS belum memiliki pedoman khusus mengenai pemberian makanan RS dan
kebijakan-kebijakan mengenai penyelenggaraan makanan.
7. Pembelian dilakukan dengan pembelian langsung ke pasar melalui pihak
koperasi.
8. Penerimaan bahan makanan menggunakan cara buta, karena penerima tidak
menerima spesifikasi makanan dan faktur pembelian dari penjual.
9. Belum ada alat untuk pengaturan suhu.
10. Bentuk pendistribusian makanan di Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang yaitu
sentralisasi
11. Tidak ada proses pengawasan khusus mengenai proses kegiatan
penyelenggaraan makanan dan mutu produk.
12. Tidak ada proses evaluasi kerja
13. Spesifikasi dalam bahan makanan belum ada
5.2 Saran
1. Untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja sebaiknya tenaga kerja ditambah
dan berkoordinasi dengan pihak Badan Kepegawaian Daerah, agar tidak
terjadi kekurangan pekerja di instalasi gizi RS Berkah Pandeglang.
2. Mengenai sarana dan prasarana lebih di rawat dan di jaga dengan baik,
terutama penyimpanan peralatan harus disusun dengan baik. Serta
mengkhususkan peralatan sesuai bagian masing-masing.
3. Pihak instalasi gizi memperhatikan angka kecukupan gizi pasien
4. Dibuat pedoman peraturan pemberian makanan sesuai dengan ketentuan
DepKes (2007), disesuaikan dengan kemampuan RS Berkah Pandeglang.
Serta dirinci dengan baik dan jelas, agar para pekerja dan pasien mengetahui
prosedur, seperti dibuat jadwal clean up.
5. Pada proses penerimaan bahan makanan dilakukan secara Konvesional
6. Sebaiknya dibuat spesifikasi bahan makanan agar tidak terjadi kesalahan
pembelian bahan makanan oleh pihak koperasi.
7. Agar pelaksanaan penyelenggaraan makanan berjalan dengan baik, sebaiknya
diadakan evaluasi menyeluruh mengenai penyelenggaraan makanan di
Instalasi Gizi RS Berkah Pandeglang. Terutama tugas pokok dan fungsi para
pekerja di instalasi gizi.
8. Sebaiknya diadakan formulir komplain pasien (masukan/kritikan pasien
terhadap makanan yang di berikan) yang diisi pasien ketika akan
meninggalkan rumah sakit
9. Tempat penyimpanan bahan makanan kering di lengkapi dengan alat
pengatur suhu karena suhu dapat mempengaruhi kualitas bahan makanan.
10. Diadakan proses pengawasan khusus mengenai proses kegiatan
penyelenggaraan makanan dan mutu produk.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Martin dan Yasmin Motarjemi. ”Dasar-dasar keamanan makanan
untuk petugas kesehatan”. Alih bahasa, Maria A.Wijayarini dkk.
Widyastuti. Jakarta : EGC, 2003
Almatsier, Sunita. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
Almatsier, Sunita. ”Penuntun Diet”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2005.
Arisman. “Gizi Dalam Daur Kehidupan”. EGC : Palembang, 2002.
DEPKES RI. “Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit” . Jakarta:
Departemen Kesehatan, 2003.
DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik. ”Pedoman Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit”. Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007.
Hartiningrum, Sri yuniati. ” Pengaruh jenis menu dan penyajian makanan
terhadap kepuasan Pasien diruang perawatan utama rsu "RA
Kartini" unit swadana Daerah Kabupaten Jepara Jawa Tengah
2001 [diakses tanggal 2 April 2010] didapat dari
(http://eprints.undip.ac.id/6573/1/1130.pdf)
Kusumastuti, Esthi Wahyu.” Evaluasi Sistem Penyelenggaraan Makanan
Di SDIM EL YAOMI Kelurahan Tegalrejo,Kecamatan Ceper,
Klaten. 2009. [diakses tanggal 28 Mei 2010] didapat dari
(http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:aXIUU5D-
xowJ:etd.eprints.ums.ac.id)
Moehji, Sjahmien. “Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk”. Jakarta: PT
Bhratara Niaga Media ,2003.
Robert S. Harris dan Endel Karmas.”Evaluasi gizi pada pengolahan bahan
pangan”. Suntingan terjemahan Suminar Achmadi. Bandung :
penerbit ITB. 1989
Sediaoetama, Achmad. ”Ilmu gizi”. Jakarta: Dian Rakyat, 2006.
Supariasa, I Dewa. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC, 2002.
Sahmin, Moehyi. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga.
Jakarta: Ghratara, 1992.
UM Community.“Penyajian Makanan“ [diakses tanggal 2 April 2010]
didapat dari
(http://community.um.ac.id/showthread.php?60517-Penyajian-
Makanan)
LAMPIRAN