Studi Kelayakan Nur-syifa Farma

38
STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) “NUR-SYIFA FARMA” LATIHAN KASUS Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Farmasi Dosen: H. Made Pasek Narendra, M.M., Apt. NURUL ASIH RAMADHANI 260112140612 Kelas : B

description

...

Transcript of Studi Kelayakan Nur-syifa Farma

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)NUR-SYIFA FARMA

LATIHAN KASUS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen FarmasiDosen: H.Made Pasek Narendra, M.M., Apt.

NURUL ASIH RAMADHANI260112140612Kelas : B

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2015Apotek NUR-SYIFA FARMA memberikan pelayanan produk, dan pelayanan kefarmasian yang berbasis pada pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat dan konseling. Keunggulan dari apotek NUR-SYIFA FARMA yaitu selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang diwujudkan melalui pelayanan pharmaceutical care, melalui pendekatan personal, pelayanan apotek yang ramah, suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan.Lokasi apotek NUR-SYIFA FARMA terletak di jalan Tubagus Ismail No 55 Bandung. Lokasi apotek ini strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepan.

Langkah-langkah: Tetapkan visi dan misi apotek Buat analisa SWOT Analisa potensi pasarnya dan analisa Distribusi resep Strategi pemasarannya.Tetapkan struktur karyawannya antara lain APOTEKER ASISTEN APOTEKER KARYAWAN UMUMAnalisis finansialnya Dana investasi 70.000.000 rp (50.000.000 alokasi untuk obat dan 20.000.000 untuk penunjang) Harga rata2 tiap R/ 50.000 rp Harga rata2 OTC 8.000 rp Jumlah resep per hari diasumsikan rata-rata 5 lembar Disekitar apotek jumlah penduduk kira2 4.500 jiwa. Sarana penunjang yang diperlukan apotek kira2 20.000.000,- rp Modal kerja kira2 50.000.000,- rp Tetapkan biaya pengelolaan (listrik, air, telepon, pajak penjualan, dll) Jasa profesi apoteker 1.500 rb per bulan Asisten apoteker 800 rb per bulan. Karyawan umum 500 rb per bulan.

TUGAS SAUDARA:Menetapkan studi kelayakan berdasarkan perhitungan sbb Pay Back Period (PP) ROI (% untuk 1 tahun) dengan asumsi kredit untuk investasi berkisar antara 22,5% per tahun Break Event Point (BEP)

I. PENDAHULUANDalam upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan ini salah satunya ditunjang oleh sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu apotek.Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluransediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian inididasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RINo.922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara PemberianIzin Apotek.Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitumeliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisionalharus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Keberadaan sebuah apotek yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling dan informasi obat dapat membantu masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Apotek menjadi salah satu sarana bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang obat sehingga apoteker dituntut untuk bekerja secara professional dalam melayani masyarakat. Hal ini disebabkan karena apotek adalah salah satu tempat pendistribusian dan sarana pelayanan obat serta perbekalan Farmasi lainnya. Disamping itu juga apotek merupakan wadah formal tempat pengabdian profesi seorang apoteker untuk melakukan praktek dan pengembangan profesinya.Apoteker sebagai pengelola apotek dan sumber informasi bagi masyarakat harus selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya baik dalam bidang Farmasi sendiri, maupun bidang manajerial serta hubungan antarpersonal sehingga dengan kemampuan tersebut diharapkan apoteker dapat menjadi sumber informasi obat dan kesehatan lainnya yang lengkap serta terpercaya bagi masyarakat luas.Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanankefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskanpharmaceutical carediapotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melaluiSurat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/I X/2004. Tujuan dari standar pelayanan ini adalah: Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar. Pedoman dalam pengawasan praktekApoteker. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek.Selain memberikan pelayanan, apoteker juga harus memiliki kompetensi dalam hal manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian, terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapaitujuan.Fungsi manajemen adalah untuk: Mencapai tujuan Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang salingbertentangan. Mencapai efisiensi dan efektivitas.Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja(performance)manajemenadalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan konsep matematika,atau merupakan perhitunganratioantara keluaran(output)dan masukan(input).Seorang manajer dikatakan efisien adalah seseorang yang mencapai keluaranyang lebih tinggi (hasil, produktivitas,performance)dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu) yang digunakan.Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atauperalatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajer yangefektif adalah manajer yang dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004, pada BAB II, bahwa pengelolaan sumberdaya di apotek meliputi:1. Pengelolaan Sumber Daya ManusiaSesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola olehseorangApoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek,Apotekersenantiasa harus memiliki kemampuan:a. Menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.b. Mengambil keputusan yang tepat.c. Mampu berkomunikasi antar profesi.d. Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner.e. Kemampuan mengelola SDM secara efektif.f. Selalu belajar sepanjang karier.g. Membantumemberi pendidikan.h. Memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.2. Pengelolaan Sarana dan PrasaranaApoteker di apotek berperan dalam mengelola dan menjamin bahwa:a. Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali olehmasyarakat.b. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kataapotek.c. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.d. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisahdari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini bergunauntuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangiresiko kesalahan penyerahanobat.e. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.f. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebasdarihewan pengeratdanserangga. Apotek memiliki suplai listrik yangkonstan, terutama untuk lemari pendingin.g. Apotek harus memiliki: Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien Tempat untuk menyediakaninformasi bagi pasien, termasukpenempatan brosur/ materi informasi. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapidengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatanmedikasi pasien. Ruang racikan. Tempat pencucian alat ataukeranjang sampah yang tersedia untukstaf maupun pasien. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rakpenyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi,terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan sertadiletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telahditetapkan.3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnyaPengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnyadilakukan sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku meliputi:perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obatmemakai sistim FIFO(First In First Out)dan FEFO(First Expire First Out).a. PerencanaanDalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perludiperhatikan:1) Pola penyakit2) Kemampuan masyarakat3) Budaya masyarakatb. PengadaanUntuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaansediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.c. Penyimpanan Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harusditulis informasi yang jelas pada wadah. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Wadah sekurang kurangnya memuat nama obat,nomorbatchdan tanggal kadaluarsa. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layakdan menjamin kestabilan bahan.d. AdministrasiDalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakankegiatan administrasi yang meliputi: Administrasi Umum: pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Administrasi Pelayanan: pengarsipan resep, pengarsipan catatanpengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

Dalam konteks peranan apoteker sebagai salah satu elemen pekerja Farmasi maka perkembangan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan akan membawa dampak pada model interaksi apoteker dengan pasiennya. Secara umum kualitas pelayanan hanya dapat terlaksana dengan baik apabila ada manajemen yang efektif dan efisien. Pelayanan Farmasi yang baik adalah sifat pelayanan yang berorientasi langung dalam proses penggunaan obat kepada pasien yang bertujuan menjamin keamanan, efektifitas, dan kerasionalan penggunaan obat dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita.

II. VISI DAN MISIVISIMenjadi Apotek yang berbasis pelayanan kepada masyarakat, berbasis Pharmaceutical care dengan mengedepankan kepuasan pelanggan dan penyedian obat serta perbekalan kesehatan yang lengkap dengan harga yang terjangkau dan ekonomis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.MISI Selalu memberikan pelayanan dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi sehingga pelanggan merasa dihargai dan puas terhadap pelayan kami. Memiliki kemauan tinggi untuk terus belajar, mengembangkan diri dan terus berusaha untuk mencari cara yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas produk. Senantisa memupuk rasa kepedulian terhadap customer, supllier dan mitra kerja kami. Bekerja berdasarkan keikhlasan hati, selalu berusaha memberikan kinerja terbaik kami sehingga tercipta ikatan emotional yang kuat dengan customer kami. Memiliki cara pandang dan sikap positif dalam memberi pelayanan, berusaha memberikan solusi tehadap masalah yang dihadapi customer. Dengan bersikap positif kami mampu mengubah suasana dan menebar kegairahan terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kami. Kami senatiasa membangun kemitraan yang saling menguntungkan bagi siapa saja bekerja sama dengan kami. Memberikan pelayanan produk dan pelayanan kefarmasian yang berbasis Pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat dan konseling, pendekatan personal, pelayanan apotek yang tepat, cepat, dan ramah, serta didukung dengan suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan. Melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan selalu menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.Tujuan Pendirian Apotek1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi farmasis.3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat.

III. ASPEK LOKASINama apotek yang akan didirikan adalah Apotek "NUR-SYIFA FARMA", terletak di Jalan Tubagus Ismail No.55, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Sadang Serang, Bandung. Pemilik Sarana ApotekNama: Nurul Asih Ramadhani, S.Farm, Apt.SIPA : SP/SK-19993Apoteker Pengelola ApotekNama: Nurul Asih Ramadhani, S.Farm, Apt.SIPA : SP/SK-19993Lokasi apotek stragis dan akan menentukan keberhasilan apotek dan erat hubungannya dengan aspek pasar. Data-data yang mendukung lokasi berdirinya apotek ini adalah sebagai berikut :1. Kepadatan PendudukLokasi apotek ini strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk yang akan senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepan.2. Perkiraan Jumlah PasienJumlah penduduk disekitar apotek kira-kira sebanyak 4.500 jiwa. Sehingga prediksi pasien yang akandatang ke apotek "NUR-SYIFA FARMA" kira-kira sebanyak 65 orang per hari.

3. Tingkat Sosial dan EkonomiTingkat sosial seperti aspek pendidikan dan tingkat ekonomi penduduk sekitar relatif baik, terbukti dengan terus berkembangnya daerah pemukiman penduduk.4. Pelayanan Kesehatan LainSudah terdapat balai pengobatan, serta puskesmas di daerah pemukiman penduduk.5. Jumlah PesaingBelum terdapat apotek disekitar wilayah.6. AmanLokasi apotek "NUR-SYIFA FARMA" relatif cukup aman, karena berdekatan dengan sentra pelayanan kepolisian daerah. Daerah ini juga mempunyai angka kejadian kriminal yang rendah.7. Mudah DijangkauLokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan, bisa dijangkau dengan berbagai kendaraan umum. Apotek ini juga memiliki area parkir yang cukup luas.Data Hasil SurveyBerdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap peta lokasi dan peta pasar terutama keberadaan apotek-apotek lain yang lebih dahulu berdiri sebagai calon kompetitor di sekitar lokasi, diperoleh data-data sebagai berikut:

a. Apotek KompetitorNo.Nama ApotekAlamatJarak dari apotek (m)

1Bugar FarmaJl. Gagak 122+ 900

2Century ApotekJl. Neglasari No. 140+ 450

3Cinta FarmaJl. Puter No. 15+ 1000

4Apotek SayangJl. Titingklik No. 1+ 850

5Apotek K24Jl. Pahlawan No.3+ 1000

6Guardian ApotekJl. Perkutut No. 2+ 250

b. Praktek DokterNo.Nama DokterSpesialisasiAlamat PraktekPerkiraan Jumlah Pasien per bulan (orang)Jarak dari Apotek NUR-SYIFA FARMA (meter)

1Achmad UmumJl. Rajawali No.4150+700

2FahmiUmumJl. Burung Gereja No.28150+800

3FatikhUmumJl. Kakatua No.13125+1000

4WahyuUmumJl. Kasturi No.78125+150

5SatriaSp. KKJl. Tikukur No.560+250

6RifqiSp. OGJl. Puyuh No.1050+850

7RisyeSp. PDJl. Tilil No.4050+500

8BubiSp. AnakJl. Bangbayang No.19100+900

c. Jumlah Rumah Sakit dan PoliklinikNo.NamaAlamatJarak dari Apotek NUR-SYIFA FARMA (m)

1Rumah Sakit ImpianJl. Teuku Umar, No.8+850

2Rumah Sakit HarapanJl. Pattimura, No.28+1000

3Poliklinik Bersalin BoromeusJl. Hasanudin, No.1+150

4Poliklinik Gigi AdventJl. Cihampelas, No. 77+250

d. Jumlah Penduduk Kecamatan Sadang Serang menurut Jenis KelaminJenis KelaminJumlah (orang)

Laki-laki2.000

Perempuan2.500

Total4.500

e. Jumlah Penduduk Kecamatan Sadang Serang menurut Komposisi UsiaUsia (tahun)Jumlah (orang)

0-5700

6-15500

16-251.300

26-551.800

55 ke atas200

Total4.500

Alat dan Perbekalan Farmasi Yang Dibutuhkan1. Bangunan : Tanah dan bangunan : milik sendiri Luas bangunan : 10 x 7 m22. Perlengkapan :

21

Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan : Gelas ukur Labu Erlenmeyer Beker glass Literan plastik 1 dan 2 liter Corong Timbangan dan anak timbangan (g/mg) Thermometer Mortar dan stamper Spatel logam/tanduk plastic atau posrselen Batang pengaduk Penangas air Kompor atau alat penangas yang sesuai Panci Rak tempat pengeringan alat

Alat perbekalan farmasi Botol berbagai ukuran Pot plastic berbagai ukuran Lemari pendingin Lemari dan rak penyimpanan obat Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika, dan bahan obat berbahaya lainnya.

Wadah pembungkus dan pengemas : Etiket Kertas puyer Strepler Wadah pengemas untuk obat (plastic klip) Kantong plastic Alat perbekalan farmasi Botol berbagai ukuran Pot plastic berbagai ukuran Lemari pendingin Lemari dan rak penyimpanan obat Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika, dan bahan obat berbahaya lainnya.

Alat Administrasi Blanko pemesanan obat Blanko kartu stok obat Blanko salinan resep Blanko faktur dan blanko nota penjualan Buku defecta Buku ED Buku farmakope Buku ISO dan MIMS Buku pembelian Buku penerimaan Buku pembukuan keuangan Buku pencatatan narkotika Buku pesanan obat narkotik Buku laporan obat narkotik Buku pencatatan penyerahan resep Buku resep jika dokter akan beli obat Kuitansi Alat tulis dan kertas Perlengkapan lainnya : Alat pemadam kebakaran Perbekalan farmasi yang diperlukan : Obat keras (obat dengan resep dan OWA) Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas Alat kesehatan : masker, perban, thermometer, sarung tangan, alkes steril, perbekalan rumah sakit Perlengkapan bayi Suplemen dan vitamin

IV. ANALISIS SWOTBerdasarkan datadata yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah/peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan:Kekuatan/StrengthYang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah sebagai berikut:1.Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian pharmaceutical care.2.Letak/lokasi apotek berada di Jl. Tubagus Ismail No 55 Kel. Cigadung, Kec. Sadang Serang, Bandung yang ramai dilalui arus kendaraan mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan umum, dan merupakan jalur karyawan pulang kerja3.Petugas apotek yang handal, terdiri dari tenaga yang sudah berpengalaman dan tenaga muda yang penuh semangat dan kreatif.4. Apoteker siap memberikan layanan dan konsultasi seputar obat, baik swamedikasi maupun resep dokter5.Apotek menyediakan layanan delivery servic6.Apotek memiliki lahan parkir yang luas7.Apotek memiliki layanan konsultasi obat melalui telepon maupun datang langsung ke apotek8.Fasilitas ruang tunggu yang nyaman, luas, penyediaan brosur dan bulletin kesehatan, air minum gratis, dan televisi 10.Tersedia cafeteria di sebelah ruangan apotek

Kelemahan/Weakness1.Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai pelanggan yang loyal.2.Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan atau waralaba3.Di sekitar Jl. Tubagus Ismail sudah terdapat beberapa apotekUntuk menutupi kelemahan tersebut maka:1. Nama apotek harus dibuat besar begitu juga dengan tulisan pada papan nama tersebut dan neon box, tanda/mark apotek di tepi jalan2. Papan praktek apoteker dibuat dalam ukuran besar, seperti Pelayanan Konsultasi Obat oleh Apoteker2. Disediakan parkir yang luas dan gratis.

Peluang/Opportunity1. Potensi Daeraha. Jumlah Penduduk, terutama daerah Bandung (sekitar lokasi apotek), cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial,b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan untuk membeli obat dengan jenis yang variatif.c. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan masyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan mungkin lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarik pelanggan dari golongan ini, salah satu kegiatan apotek bisa mengarahpada mereka (khususnya), contohnya memberikan informasi kesehatan lewat brosur, menyediakan majalah kesehatan, progam konsultasi obat secara langsung dll.d. Penduduk golongan pediatrik cukup banyak. Kaum pediatrik banyak mengalami masalah kesehatan, terutama penyakitpenyakit imunologi. Apotek dapat menyediakan obat-obat imunologi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan obat lainnya.e. Penduduk golongan remaja juga menjadi sumber pelanggan utama bagi apotek, contohnya dengan memberikan brosur, komunikasi langsung maupun via telepon tentang edukasi NAPZA, alkohol, Sex bebas, dan merokok.f. Penduduk geriatri juga menjadi sumber pelanggan. Kaum geriatri banyak mengalami masalah kesehatan, terutama penyakit-penyakit degeneratif. Apotek dapat menerbitkan brosur, melakukan komunikasi langsung maupun via telepon untuk menarik perhatian mereka.2.Jumlah dokter yang membuka praktek di sekitar lokasi apotek cukup sehingga diharapkan pasien yang datang ke apotek juga banyak.

Ancaman/ThreatsAncaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek lain di sekitar lokasi. Berikut diuraikan fasilitas masingmasing apotek pesaing.1. Apotek Bugar FarmaMerupakan apotek lama, sudah dikenal oleh masyarakat, dan sudah mempunyai pelanggan tetap. Areal parkir luas lokasi strategis, dekat dengan rumah penduduk, dan berbagai sarana pengobatan. Menyediakan praktek dokter, ruang tunggu nyaman dengan fasilitas brosur danTV. Memiliki fasilitas layanan antar jemput resep.2. Apotek SayangParkir sempit dan bayar, lokasi strategis, dan menyediakan layanan konseling. Namun obat yang tersedia kurang lengkap dan lokasi apotek sempit.

V. ANALISIS POTENSI PASARA. Potensi pasarLetak yang sangat strategis dari Apotek "NUR-SYIFA FARMA " menjadikan apotek ini cukup menjanjikan dalam hal potensi pasar.Perkiraan konsumen: Jumlah penduduk di wilayah pemukiman kurang lebih sebanyak 4.500 jiwa. Karena terdapat balai pengobatan dan puskesmas, diasumsikan untuk awal berdiri, jumlah resep per hari rata-rata sebanyak 5 lembar. Karena jumlah penduduk banyak dan wilayah terus berkembang kebutuhan obat yang diperlukan masyarakat selain resep, juga obat-obat bebas dan bebas terbatas.

B. Market ShareJumlah pesaing di sekitar apotek NUR-SYIFA FARMA : 6 apotekAsumsi : konsumen Apotek NUR-SYIFA FARMA adalah 170 pasien setiap hari, baik yang menebus resep dokter maupun pembelian OTC dan komiditi lain.

VI. DISTRIBUSI RESEPApotek ini menyediakan 1 praktek dokter, yakni praktek dokter umum. Pada tahun pertama diperkirakan menerima 100 resep per bulan.Distribusi produk dan pelayanan dapat diperoleh dengan cara datang langsung ke apotek dan dengan cara delivery service.

VII. STRATEGI PEMASARAN1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien,2. Menjalankan program No Pharmacist No Service (Apoteker selalu berada di apotek)3. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah lain di masa yang akan datang,4. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan pegobatan mandiri,5. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat,6. Memberikan informasi dan konsultasi obat,7. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat,8. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja,9. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.10. Delivery service.11. Terdapat praktik dokter umum.12. Ruangan apotek yang luas dan nyaman13. Memiliki tempat parkir luas14. Pelayanan yang cepat dan ramah.VIII. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIAUntuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenag kerja yang sesuai bidangnya, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang efektif dan efisian sehingga tujuan organisasi tercapai. Apotek merekrut 4 karyawan dengan susunan sebagai berikut :- Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang- Apoteker Pendamping : 1 orang- Asisten Apoteker : 2 orang- Karyawan Umum : 1 orangAdapun untuk lebih jelasnya struktur organisasi Apotek NUR-SYIFA FARMA adalah sebagai berikut :APA = PSAAsisten apotekerAdministrasi Kasir besarAsisten apotekerpagisoreTenaga umum

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :1. jam kerja : 08.00 - 22.00 (hari libur tutup), dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu shift pagi (08.00-14.30) dan shift sore (14.50-22.00).2. volume pekerjaan : jumlah pasien setiap hari : 170 pasien, dengan pasien resep 5 orang, dan non resep 100 orang,setiap pasien resep membutuhkan waktu : 15 menit, sehingga :waktu untuk 5 pasien : 15 x 5 = 75 menit = 1 jam 15 menitsetiap pasien non resep membutuhkan waktu : 5 menit, sehingga :waktu untuk pasien non resep : 100 x 5 = 500 menit = 8 jam 20 menit.3. dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya),4. sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari suatu apotek. Kerjasama antar karyawan harus diiaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan. Untuk itu kemampuan manajerial dari apoteker sangat diperlukan.

IX. ANALISIS FINANSIAL1.Sarana fisik

Tanah dan gedung, misalnyaRp. 100.000.000

Biaya perlengkapan untuk :Rp. 20.000.000

- Peralatan dan perlengkapan untuk resep

- Perabotan apotek

- Peralatan kantor

- Perlengkapan ruang praktek dokter

- Buku-buku wajib/farmasi

Modal Tetap (untuk pembelian obat)Rp. 50.000.000 +

TotalRp. 170.000.000

2.Tenaga personalia pertahun

Apoteker 1 orang @ Rp. 1.500.000 Rp 18.000.000

Asisten Apoteker 2 orang @Rp.800.000Rp 19.200.000

Karyawan biasa 1 orang @ Rp. 500.000Rp 6.000.000 +

TotalRp 43.200.000

3.Biaya pengelolaan Tahun ke 1

a. Gaji pegawaiRp 43.200.000

b. Pajak pendapatan 10%Rp 4.320.000

c. Pajak bumi dan bangunanRp 200.000

d. Biaya listrik + air + teleponRp 2.000.000

f. Perlengkapan (Administrasi, alat-alat kebersihan dll)Rp 500.000 +

TotalRp 50.220.000

Perhitungan-perhitungan :1. Modal Modal tetap :Rp. 70.000.000Modal kerja :Rp. 50.000.000Modal sarana penunjang :Rp.20.000.000 +Total :Rp. 140.000.0002. Biaya pengelolaan terdiri dari Biaya personalia:Rp. 43.200.000Biaya pengelolaan : Rp.7.020.000 +Total:Rp. 50.220.0003. Omzet Obat dengan resep : 5 resep x Rp 50.000 x (25 hari x 12) = Rp 75.000.000Obat OTC:170 x Rp 8.000 x (25 hari x 12) =Rp408.000.000 +Total: Rp 483.000.000

4. HPP (Harga Pokok Penjualan)Dengan mengasumsikan keuntungan yang diambil oleh calon apotek sebesar 22,5% untuk setiap resep baik yang berasal dari dokter maka dapat ditentukan: = 1,29HPP= 100% - [ = 100% - 22,5% = 77,5%

Jadi HPP keseluruhan :77,5% dari Rp 483.000.000 = Rp. 374.325.000,-

5. Laba = Omzet HPP Biaya Pengelolaan = Rp. 483.000.000 - Rp. 374.325.000 Rp 50.220.000 = Rp. 58.455.000,-

6. Payback Periode (PP) adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup investasi dengan menggunakan aliran kas yang akan diterima.Payback Periode (PP) = total investasi x 1 tahun laba nettoPayback Periode : a. Tanpa uang tanah gedung : Rp. 70.000.000 x 1 tahun = 1 tahun 3 bulanRp. 58.455.000b. Dengan uang tanah dan gedung : Rp. 170.000.000 x 1 tahun = 3 tahunRp. 58.455.000

7. Return On Investment (ROI) adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih pertyahun dengan nilai investasi.ROI = laba / total investasi x 100 %ROI = Rp. 58.455.000,- x 100% = 34,38 %Rp. 170.000.000,-

8. Break Point Even (BEP) adalah suatu titik yang mengganmbarkan bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak memperoleh kerugian.

Untuk mengetahui resep pertahun atau perbulan maupun perhari melalui langkah-langkah sebagai berikut : Biaya variabel = modal - biaya tetap= Rp. 140.000.000 Rp. 50.220.000= Rp. 89.780.000

BEP = Keterangan :FC = Fix Cost atau Biaya TetapFC Rp 50.220.000VC = Variable Cost atau Biaya VariableVC Rp 89.780.000R = Reveue atau PendapatanR Rp 483.000.000

BEP = = Rp. 61.686.232 Persen BEP untuk mengetahui persentase keuntungan dalam 1 tahun.

% BEP =

= x 100% = 12,77 % Kapasitas BEP untuk mengetahui jumlah resep yang diterima dalam per tahun atau per bulan atau per hari.Harga resep diasumsikan RP. 50.000,-.Kapasitas BEP = % BEP x jumlah resep pertahun = % BEP x (Pendapatan : harga resep)= 12,77 % x (Rp. 483.000.000:Rp. 50.000)= 1234 lembar resep/tahun= 103 resep/bulan (diasumsikan 1 bulan 25 hari)= 5-6 lembar resep/hari

Indikatornya adalah : Bila ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka proyek layak dilaksanakan. Bila ROI yang diperoleh < dari bunga pinjaman, maka proyek tidak layak dilaksanakan. Bila ROI yang diperoleh = dari bunga pinjaman, maka proyek boleh dilaksanakan dan boleh juga tidak.

KESIMPULANProyek layak dilaksanakan, karena tidak bergantung dari bunga pinjaman , melainkan modal pribadi.