Konsep Pelayanan Prima Pada Komunitas
-
Upload
rahmayuni-nusri -
Category
Documents
-
view
457 -
download
20
description
Transcript of Konsep Pelayanan Prima Pada Komunitas
KONSEP PELAYANAN PRIMA PADA KOMUNITAS
Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas (quality assurance in nursing
community) merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting
serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan kepada klien. Seorang
perawat komunitas yang professional harus senantiasa berupaya memberikan
layanan keperawatan dengan mutu yang terbaik kepada semua klien tanpa
terkecuali. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan merupakan salah satu
perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelola atau merencanakan
layanan keperawatan. Pendkatan tersebut juga merupakan bagian dari
keterampilan yang sangat mendasar bagi setiap pemberi (provider) layanan
kesehatan yang secara langsung melayani klien.
Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan yang
senantiasa berupaya memenuhi harapan klien sehingga klien akan selalu puas
terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Pendekatan jaminan mutu layanan
keperawatan mengutamakan keluaran (outcome) layanan keperawatan atau apa
yang dihasilkan dan diakibatkan oleh layanan keperawatan. Hasil layanan yang
bermutu hanya mungkin dihasilkan oleh pekerjaan yang benar. Dengan demikian,
klien akan selalu berada dalam lingkungan organisasi layanan keperawatan yang
terbaik segala kebutuhan kesehatan dan penyakit klien tersebut sangat
diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperawatan dengan mutu
yang terbaik.
Perubahan Paradigma Pelayanan
Pelayanan pada masyarakat di masa mendatang hendaknya semakin lama
semakin baik (better), semakin lamam semakin cepat (faster), semakin lamam
semakin diperbarui (newer), semakin lama semakin murah (cheaper), dan semakin
lama semakin sederhana (more simple).
Manajemen mutu terpadu dapat dicapai dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut (Tjiptono,1997) :
1. Berfokus pada pelanggan. Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah
pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan dalam menetukan mutu
manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan barang atau
jasa.
2. Obsesi terhadap mutu. Penetu akhir mutu adalah pelanggan internal dan
eksternal. Dengan mutu yang ditentukan tersebut, organisasi harus
berusaha memenuhi atau melebihi yang telah ditentukan.
3. Pendekatan ilmiah. Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dirancang tersebut.
4. Komitmen jangka panjang. Agar penerapan manajemen mutu terpadu
dapat berhasil, dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
5. Kerja sama tim
6. Perbaikan system secara berkesinambungan
7. Pendidikan dan pelatihan
Standar Layanan Kesehatan
Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyelenggarakan layanan
kesehatan yang bermutu secara taat asas atau konsisten, keinginan tersebut harus
dijabarkan menjadi suatu standar layanan kesehatan atau standar prosedur
operasonal. Secara garis besar, defenisi standar layanan kesehatan adalah suatu
pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan
(input), proses, dan keluaran (outcome) system layanan kesehatan. Input terdiri
atas mutu petugas, bahan, alat, dan sebagainya, biasanya dikaitkan dengan
penggunaan dan penguasaan ilmu dan teknologi. Proses mencakup mutu kerja dan
mutu pelayanan, biasanya memakai standar etika atau kepuasan rata-rata
komunitas. Outcome biasanya dikaitkan dengan kinerja (performance) pemberi
layanan kesehatan.
Pengelolaan mutu harus selalu menghasilkan standarisasi. Standarisasi
bertujuan untuk mempertahankan hasil dan mencegah penurunan mutu pelayanan
institusi kesehatan termasuk puskesmas. Standarisasi di puskesmas merupakan
keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integrative yang
menyangkut struktur, proses, dan outcome secara objektif, sistematis, dan
berkelanjutan melalui kegiatan memantau serta menilai mutu dan kewajaran
pelayanan kepada klien. Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan
melalui puskesmas bagi komunitas masyarakat dapat berdaya guna dan berhasil
guna.
Pada setiap proses layanan keperawatan hamper selalu terjadi variasi.
Seorang perawat komunitas misalnya, pada setiap kasus yang ditemukan di
lapangan akan menerapkan cara yang berbeda untuk memecahkannya. Demikian
halnya ketika perawat komunitas tersebut memberikan pelayanan di puskesmas, ia
akan menunjukkan karakteristik layanan yang khas pada setiap individu. Seorang
perawat puskesmas selalu berupaya menghasilkan kinerja yang sempurna, tetapi
layanan keperawatan yang persis sama tidak mungkin diberikan pada setiap
layanan keperawatan.
Evaluasi dan penilaian mutu pelayanan keperawatan komunitas
Mutu layanan kesehatan dapat diukur melalui tiga cara, yaitu pengukuran
mutu prospektif, mutu retrospektif, dan mutu konkuren.
1. Pengukuran Mutu Prospektif
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan
sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Oleh karena itu, pengukurannya
akan ditujukan terhadap struktur atau input layanan kesehatan dengan asumsi
bahwa layanan kesehatan harus memiliki sumber daya tertentu agar dapat
menghasilkan suatu layanan kesehatan yang bermutu seperti berikut :
a. Pendidikan profesi kesehatan
b. Perizinan
c. Standarisasi
d. Sertifikasi
e. Akreditasi
2. Pengukuran Mutu Retrospektif
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan
setelah penyelenggaraan layanan kesehatan selesai dilaksanakan. Pengukuran ini
biasanya merupakan gabungan dari beberapa kegiatan seperti penilaian catatan
keperawatan (nursing record), wawancara, pembuatan kuesioner, dan
penyelenggaraan pertemuan.
3. Pengukuran Mutu Konkuren
Merupakan terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama
layanan kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan
melalui pengamatan langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan
peninjauan pada catatan keperawatan serta melakukan wawancara dan
mengadakan pertemuan dengan klien, keluarga, atau petugas kesehatan.
Referensi :
Efendi, Ferry dan Makhfuldi.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika