KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

43
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 – 189) 147 KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN KEUANGAN BISNIS ISLAM MENURUT ALI AHMAD AL-JURJAWI (1866-1961M) DALAM KITAB HIKMAT AL-TASYRÎ’ WA FALSAFATUHU 1 SUDIRMAN M. JOHAN, 2 NURHADI, 3 AKHMAD MUJAHIDIN 4 AHMAD ROFIQ, 5 MAWARDI MUHAMMAD SALEH 1,3,5 UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2 STAI Al-Azhar Pekanbaru 4 UIN Wali Songo Semarang. [email protected] Abstract Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961) a modernist from the Egyptian city of Jarja. Al-Jurjawi lived in a time of shock, known as the Egyptian revolution from the clutches of France. European colonization of the Islamic world (Egypt), which tends to manage the economy with a conventional (secular) system. These conditions affect the construction of scholarship which is occupied by Al-Jurjawi, plus the difficulty of finding the ideal books, especially regarding Islamic law and wisdom or secrets that exist in Islamic teachings. Starting from such a situation Al-Jurjawi much got the idea of philosophy and thought and determined to write a book that discusses the wisdom of Islamic Shari'ah, which is named Hikmat al-Tasyrî 'wa Falsafatuhu. Then how kosep wisdom al-Tashrî 'became the economic and financial principles of Islamic business according to Al-Jurjawi in the book. The result, the concept of wisdom al-Tasyrî 'Al-Jurjawi is amazing wisdom, astonishing mind and satisfy the heart of the shari'ah of the divine religion aims to know God, inhumanizing, knowing how to worship and Think about it by establishing the law necessary to be done amar ma'ruf nahi mungkar and benefit servants of the world and the hereafter. The reason for wisdom of al-Tashrî 'as the economic and financial principle in Islamic business according to Al-Jurjawi, to realize submission to the Shari'ah of Allah; preserving the Sunnah of the Prophet; keep away from the forbidden; foster moral development; realizing brotherhood and unity. All according to Al-Jurjawi contains benefit the world and the hereafter, in an effort to know God by worshiping and ma'ruf nahi munkar and morally noble character. It is embodied in the concept of hablum minnallâh wa

Transcript of KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Page 1: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

147

KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DANKEUANGAN BISNIS ISLAM MENURUT ALI AHMAD AL-JURJAWI

(1866-1961M) DALAM KITAB HIKMAT AL-TASYRÎ’ WA FALSAFATUHU

1SUDIRMAN M. JOHAN, 2NURHADI, 3AKHMAD MUJAHIDIN4AHMAD ROFIQ, 5MAWARDI MUHAMMAD SALEH

1,3,5UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2STAI Al-Azhar Pekanbaru4UIN Wali Songo Semarang.

[email protected]

Abstract

Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961) a modernist from the Egyptian city ofJarja. Al-Jurjawi lived in a time of shock, known as the Egyptian revolutionfrom the clutches of France. European colonization of the Islamic world(Egypt), which tends to manage the economy with a conventional (secular)system. These conditions affect the construction of scholarship which isoccupied by Al-Jurjawi, plus the difficulty of finding the ideal books,especially regarding Islamic law and wisdom or secrets that exist in Islamicteachings. Starting from such a situation Al-Jurjawi much got the idea ofphilosophy and thought and determined to write a book that discusses thewisdom of Islamic Shari'ah, which is named Hikmat al-Tasyrî 'waFalsafatuhu. Then how kosep wisdom al-Tashrî 'became the economicand financial principles of Islamic business according to Al-Jurjawi in thebook. The result, the concept of wisdom al-Tasyrî 'Al-Jurjawi is amazingwisdom, astonishing mind and satisfy the heart of the shari'ah of the divinereligion aims to know God, inhumanizing, knowing how to worship andThink about it by establishing the law necessary to be done amar ma'rufnahi mungkar and benefit servants of the world and the hereafter. Thereason for wisdom of al-Tashrî 'as the economic and financial principle inIslamic business according to Al-Jurjawi, to realize submission to theShari'ah of Allah; preserving the Sunnah of the Prophet; keep away fromthe forbidden; foster moral development; realizing brotherhood and unity.All according to Al-Jurjawi contains benefit the world and the hereafter, inan effort to know God by worshiping and ma'ruf nahi munkar and morallynoble character. It is embodied in the concept of hablum minnallâh wa

Page 2: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

148

minannâs. Benefit as the principle of innovation of economic and financialactivities in contemporary Islamic business according to the researcherslies in the wisdom of ihyâu al-Mawât his Al-Jurjawi is to innovate inbusiness for benefit people.

Keyword : Concept, Wisdom of Al-Tashrî', Islamic Financial EconomicsBusiness Principles, Ali Ahmad Al-Jurjawi, Hikmat Al-Tasyrî' Wa Falsafatuhu

PENDAHULUANSistem Ekonomi Syarî`ah

diawali pada masa Muhammad saw.Pada masa itu, semua persoalanekonomi merujuk pada ketentuansyariat (nash qur’an dan hadis)(Nurhadi: 2018; Idris Ismail, 2017: 1;Didiek, 2013: 1; Daud, 2012: 23).Setelah Nabi wafat, lalu digantikanoleh Abu Bakar, Umar, Usman danAli, berlanjut ke dinasti-dinasti dalamkekhalifahan dalam Islam, yangditutup dengan kekhalifahan TurkiUsmani. Runtuhnya kekhalifahanTurki Usmani, tidak disadari menjadiawal keruntuhan ekonomi Islam(Daud, 2012: 23). Ekonomi Syarî`ahbaru muncul kembali pada tahun1963, dengan berdirinya bank tanpabunga di desa Mit Ghamr Mesir olehAbdu al-Hamid An-Nagar (AhmadNajjar) (Ahmad, 1972: 19; Syafi’I,2011: 19; Abbas, 2013: 109-110;Muhammad, 2014: 19; Anif, 2014:27). Ini menjadi awal mula dan dasarberdirinya lembaga keuangansyarî`ah moderen di dunia (Anif,2014: 24).

Ekonomi dan bisnis syarî`ahperkembangannya sejalan denganprinsip-prinsip syarî`ah. Oleh karenaitu, keterlibatan ulama dalamekonomi syarî`ah menjadi urgen(penting), yaitu untuk berijtihad

memberikan solusi bagipermasalahan ekonomi keuanganyang muncul baik pada skala mikromaupun makro, merancang akad-akad syarî`ah untuk kebutuhanproduk-produk bisnis di berbagailembaga keuangan syari’ah,mengawal dan menjamin seluruhproduk perbankan dan keuangansyarî`ah dijalankan sesuai syarî`ah.Perkembangan tegnologimengakibatkan berkemabangnyatransaksi bisnis ekonomi yangsangat inovasi. Kehadiran inovasitersebut dalam rangka memenuhikebutuhan masyarakat yangcenderung moderen dan global.Sesuai khittahnya, syariat Islammempunyai tujuan untukkemashlahatan umat dunia akhirat.Oleh karena itu, maqâshid al-syarî’ah versi al-Syathibi dan al-Jurjawi sangat penting sebagaidasar rekontruksi inovasi produkakad dalam melengkapi ekonomidan bisnis syarî`ah dengan tujuangerakan ekonomi Islam dapatdijalankan dalam masyarakat sesuaidengan maqâshid al-Syarî’ah yaitukemashlahatan sesuai syariat. Makamenurut peneliti, prinsip utamadalam formulasi ekonomi Islam danproduk keuangan adalah Mashlahah(Nurhadi: 2018; Ali, 1994 M/ 1414 H:

Page 3: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

149

5; Faisal, 2006: 7; Sabariyah, 2011:12).

Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961) seorang modernis dari kotaJarja’ Mesir. Al-Jurjawi menuangkanide filsafat serta pemikiran dalamkitabnya yang banyak membahastentang hikmah-hikmah ataurahasia-rahasia syariat Islam, yangdiberi nama Hikmat al-Tasyrî’ waFalsafatuhu. Al-Jurjawi di dalamkitabnya, tidak menggunakan istilahmaqâshid al-Syarî’ah melainkanmengunakan istilah Hikmat al-Tasyrî’(Sabariyah, 2011: 2). Menurut ulamaUshûl Fiqih, Hikmat al-Tasyrî’ diidentifikasikan sebagai maqâshid al-Syarî’ah sebagaimana pendapatIbnu Rusdiy (Muhammad, 1301 H:8), Ibnu Qayyîm al-Jauziyyah (IbnuQayyim, 1996: 37), Ibnu Asyûr (IbnuAsyur, 2001: 3; Irfandi, 2014: 7;Andriyaldi, 2014: 25), Yûsûf al-Qardlâwi (Yusuf, 2006: 17), Wahbahal-Zuhaili (Wahbah, 1986: 1017;Ghofar, 2009: 119) dan Jaser Auda(Jasser, 2008: 5; Galuh, 2014: 56).Menurut peneliti Maqâshid al-Syarî’ah sangat penting sehinggaulama menjadikannya pokok ilmuyang berdiri sendiri (MuhammadIbnu, 2001: 190-194). Studi tentangmaqâshid al-Syarî’ah banyakdilakukan para ulama denganberbagai pendekatan (Ibnû Qayyîm,1996: 37). Di antara ulama yangmembahas hikmat al-Tasyrî’ adalahAli Ahmad al-Jurjawi (Al-Muzakkir,2017: 6).

Menurut al-Jurjawi,pengungkapan hikmah-hikmattersebut menjadi sebuahkeniscayaan, agar umat Islamkembali kepada khittah (al-Qur’an

dan hadis), sehingga menghidupkankembali muamalah ekonomi Islam,yang menurut al-Jurjawi selamabeberapa dekade pada masakehidupan beliau, perekonomianummat didominasi danterkontaminasi oleh sistemkonvensional (bunga riba), misalnyasistem ekonomi kapitalis, sosialisdan sekuleris. Keinginannya untukmengembalikan kembali sistemekonomi Islam yang sudah runtuhdiakibatkan sekulerisme diduniaIslam, beliau tuangkan dalamkitabnya hikmat al-Tasyri’wafalsafatuhu pada juz dua subpembahasan muamalah dantransasksi ekonomi dan keuangan(muamalah iqtishadiyah).

Menurut peneliti kitab al-Jurjawi yang sangat menarik untukdipelajari dan diteliti, uniknya beliaudalam menulis kitab tersebut tidakmenjelaskan secara detailmenggunakan metode seperti apadalam menetapkan Hikmat al-Tasyrî’(Maqâshid Syarî’ah), Dalampenelitian ini setiap kalimat ataukata-kata Hikmat al-Tasyrî’ atauHikmah Syariah dipersamakandengan kata atau kalimat MaqâshidSyariah, Illat, Makna, Ma’akhizd,Mahâsin, Asrâr, Hakikat, Manfaat,Mashlahah dan Filsafat HukumIslam. Sehingga pada satupembahasan ditemukan al-Jurjawimenggunakan Nash al-Qur’an danal-Hadits, dilain kajian menggunakandalil al-Qur’an saja. Pada bab lainterkadang hanya menggunakanHadis saja, bahkan terkadang tidakmenggunakan dalil apapun kecualiijtihad pemikiran saja (FilasafatHukum Islam/Logika Filsafat). Model

Page 4: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

150

inilah yang menjadi penasaranpeneliti yang berkeinginan menggalimetode al-Jurjawi dalammenetapkan hikmah syariah atauhikmat al-Tasyri’ lewat karyanya itu,apalagi jika di tinjua dalam babMuâmalah Iqtishâdiyah tentutambah menarik untuk diteliti.

Berdasarkan latar belakanginilah, maka penulis akan menelitikitab al-Jurjawi dalam menetapkanhikmat al-tasyrî’ sebagai asasekonomi dan keuangan ataumaqâshid bisnis dalam hikmahmuamalah. Ruang lingkup hikmahsyarî`ah ekonomi dan bisnis akandifokuskan pada bisnis keuangansyarî`ah. Permasalahan utama yangmenjadi fokus dalam penelitian ini,bagaimana konsep hikmat al-Tasyrî’menurut Ali Ahmad al-Jurjawi danmengapa Ali Ahmad al-Jurjawimenawarkan konsep hikmat al-Tasyrî’ sebagai asas ekonomi dankeuangan dalam bisnis Islam sepertidalam kitab Hikmat al-Tasyri’ waFalsafatuhu.

LANDASAN TEORI1. Konsep Maqâsid al-

Syarî’ah1.1. Subtansi dan

PerkembanganMaqâsid al-Syarî’ah

Maqâsid al-Syarî’ah ditinjaudari lughâwiy (bahasa), terdiri daridua kata, yakni maqâsid dan al-Syarî’ah. Maqâsid adalah bentukjama’ dari maqâsid yang berartikesengajaan atau tujuan (Nurhadi:2018; Hans Wehr, 1980: 767). Katamaqshud-maqâsid dalam IlmuNahwu disebut dengan maf’ûl bihyaitu sesuatu yang menjadi obyek.

Jadi, kata tersebut dapat diartikansebagai “tujuan” atau “beberapatujuan”. Sedangkan al-Syarî’ah¸merupakan bentuk subyek dari akarkata syara’a yang artinya adalahjalan menuju sumber air sebagaisumber kehidupan (Ibn Manzur, t.th:175). Syarî’ah secara bahasa jugaberarti:

المواضع تحدر الى الماءyang berarti jalan menuju sumberair. Jalan menuju sumber air inidapat juga dikatakan sebagai jalankearah sumber pokok kehidupan(Asafri, 1996: 61). Menurut Al Izz binAbdul Salam, maqâshid syariahadalah syariat itu semuanyamengandung nilai maslahah yangbertujuan menolak kejahatan ataumenarik kebaikan (Al-Izzuddin, t.th:9). Menurut Al Khadimi, maqashidsyariah adalah sebagai prinsip Islamyang lima yaitu menjaga agama,jiwa, akal, keturunan dan harta(Nuruddin, 1998: 50). Menurut SatriaEffendi M. Zein, maqasid al-syari’ahadalah tujuan Allah dan Rasul-Nyadalam merumuskan hukum-hukumIslam.

Tujuan itu dapat ditelusuridalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadissebagai alasan logis bagi rumusansuatu hukum yang berorientasikepada kemaslahatan manusia(Satria, 2005: 233; La Jamaa, 2011:1255). Kaitan dengan maqâshidsyarî’ah tersebut, Imam al-Syathibiymempergunakan kata yang berbeda-beda yaitu maqâshid syarî’ah, al-maqâshid al-Syar’iyyah fi al-Syarî’ah, dan maqâshid min syar’ial-Hukm. Meskipun dengan kata-kata yang berbeda, Asafri Jaya Bakriberpendapat bahwa kata tersebut

Page 5: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

151

mengandung tujuan yang sama,yaitu tujuan hukum yang diturunkanoleh Allâh swt. Ungkapan al-Syâthibîy: “Sesungguhnya syari’atitu bertujuan mewujudkankemashlahahan manusia di duniadan di akhirat” dan “Hukum-hukumdisyari’atkan untuk kemashlahahanhamba”, Kemaslahatan yang akandiwujudkan itu menurut al-Syâtibîyterbagi kepada tiga tingkatan, yaitukebutuhan dharuriyat, kebutuhanhajiyat, dan kebutuhan tahsiniyat(Abû Ishâq, 1997: 324; Asafri, 1996:63-64). Memberikan pengertianbahwa kandungan Maqâshid al-Syarî’ah adalah kemashlahahanumat manusia. Menurut istilah,ulama Ushul Fiqih adalah maknadan tujuan yang dikehendaki syara’dalam mensyariatkan suatu hukumbagi kemashlahahan umat manusia,disebut juga dengan asrâr asy-syari’ah yaitu rahasia-rahasia yangterdapat di balik hukum yangditetapkan oleh syara’, berupakemashlahahan bagi umat manusia,baik di dunia maupun di akhirat(Abdul Aziz, 1996: 1108). Olehkarena itu, Asafri Jaya Bakrimemandang bahwa kandunganmaqâshid syarî’ah adalahkemashlahahan. Kemashlahahanitu, melalui maqâshid syarî’ah tidakhanya dilihat dalam arti teknisbelaka, tetapi dalam upaya dinamikadan pengembangan hukum dilihatsebagai susuatu yang mengandungnilai filosofis dari hukum-hukum yangdi syari’atkan Allâh swt terhadapmanusia (Nurhadi: 2018; Asafri,1996: 65-66).

1.2. Mashlahah dan PenerapanMaqâshid dalam BisnisSyarî`ahBerdasarkan asumsi bahwa

rumusan ekonomi dan bisnissyari’ah adalah mashlahah. Dalambuku hasil penelitian yang ditulisoleh Asafri Jaya Bakri, beliaumengemukakan al-mashâlih al-mursâlah dan az-zâri’ah sebagaimetode ijtihad dengan corakpenalaran istihlah yang harusdikembangkan dengan menunjukkanurgensi pertimbangan Maqâshid al-Syarî’ah di dalam metode tersebut(Asafri, 1996: 142). Oleh karena itu,menurut penulis perlu kiranyamembahas mashlahah (Asafri, 1996:142) lebih lanjut kaitannya denganekonomi dan bisnis syari’ah(Yusdani, 2017 Jam 20.05 Wib).

Dalam pemikiran ushul fiqihterdapat tiga cara menentukanlegalitas mashlahah (Asafri, 1996:144-146), yaitu:

1) Mashlahah yang legalitasnyaberdasarkan tunjukan darisuatu nash, baik al-Qur’anmaupun hadits (mashlahahmu’tabârah). Misalnya, dalamayat al-Qur’an yang QS.Surat al-Baqarah, ayat 275.

2) Mashlahah yang ditolaklegalitasnya oleh al-Syarî’(mashlahah mulghah).Artinya sesuatu yang dilihatmanusia sebagai suatukemashlahahan, akan tetapibertentangan dengan al-syari’ seperti yangditunjukkan oleh nash diatas. Maka alasanpenerapan kemashlahahandemikian tidak bisa

Page 6: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

152

dibenarkan. Misalnya,pengembangan harta atauusaha secara ribawi dalamayat al-Qur’an QS. Surat al-Nisa’, ayat 161.

3) Mashlahah yang tidakterdapat legalitas nash baikterhadap keberlakuanmaupun ketidakberlakuannya(mashlahah al-mursâlah).Artinya mashlahah yang tidakdiperintahkan di dalam al-Qur’an dan hadîts, akantetapi tidak bertentanganterhadap keduanya.Mislanya, pendirian banksyari’ah (Heri, 2008: 43)sebagai lembaga yangmenghubungkan antarapemilik modal dan pekerja.Dalam al-Qur’an dan hadîtstidak ada perintah untukmendirikan LembagaPerbankan Syari’ah, akantetapi keberadaannya tidak dilarang oleh al-Qur’an danhadîts. KeberadaanLembaga Perbankanmendatangkan manfaat bagimasyarakat dan manfaattersebut tidak bertentangandengan nash seperti prinsipbagi hasil (akadmudhârabah) (Yazid, 2009:101) di antara kedua belahpihak akan mendapatkanmanfaat dari hasil kerja samatersebut (Nurhadi: 2018;Yusdani, 2017 Jam 20.05Wib).Dari tiga mashlahah di atas,

dapat dikatakan bahwa tidak semuamashlahah itu dibenarkan olehsyara’, tetapi ada juga mashlahah

yang bertentangan dengan syara’.Mashlahah yang sangat urgen untukdijadikan pengembangan kajianHukum Islam juga berhubungandengan masalah-masalah ekonomidan bisnis syari’ah (Asafri, 1996:149). Mashlahah al-Mursalah inidapat dijadikan sebagai sumberhukum dengan mengacu kepadapengembangan Maqâshid al-Syarî’ah telah dijelaskansebelumnya, yaitu Maqâshid al-Dlarûriyât, Maqâshid al-hajiyat, danMaqâshid al-Tahsinîyât, sehinggakemashlahahan benar-benarterwujud dalam kehidupan umatmanusia (Yusdani, 2017 Jam 20.05Wib).

2. Penelitian yang RelevanSejauh penelusuran penulis,

penelitian yang membahasmengenai hikmah syarî`ah dalamekonomi dan keuangan Islammenurut Ali Ahmad al-Jurjawi belumada. Terdapat sebuah buku yangpenulis temukan yang sangat eratkaitannya dengan penelitian ini, yaituMaqâshid Bisnis dan KeuanganIslam (sintesis fiqih dan ekonomi)(Oni dan Adiwarman, 2016).Sedangkan penelitian studi naskahkitab Hikmat al-Tasyrî’ waFalsafatuhu karangan Imam AliAhmad al-Jurjawi dalam bentukdisertasi belum peneliti temukan.Meskipun demikian, penelitimenemukan sebuah Tesis yangditulis oleh Sabariah MahasiswiPascasarjana Universitas IslamNegeri Sultan Syarif Kasim Riaululusan tahun 2011 dengan Judul:“Kerangka Berpikir Ali Ahmad al-Jurjawi Menetapkan hikmat al-Tasyrî’

Page 7: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

153

pada Kitab Hikmat al-Tasyrî’ WaFalsafatuh. Dalam tesis tersebutpenulis mengupas logika berpikiristinbath hikmat al-Tasyrî’/Syarî’ahIslam dari kajian epistimologi,sedangkan disertasi ini membahashikmat al-Tasyrî’ dalam lingkuphikmat al-Tasyri’ sebagai asasekonomi dan keuanganIslam/Syarî`ah dan relevansinyadengan tipologi keuangankontemporer. Tesis Sabariah diatassangat memberi inspirasi, kontribusidan pemikiran serta teori yang dapatmenjadi rujukan awal peneliti untukmembangun kerangka berpikirpendukung. Tesis Muzakkir berjudul“Hikmat Muâmalah Perspektif AliAhmad al-Jurjawi Dalam KitabHikmat al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu,lulusan tahun 2017, membahastentang muâmalah al-Ahwâl al-Syakhshiyah, sedangkan muâmalahIqtishâdiyah belum dibahas. Inilahperbedaan penelitian penulis.Aghnam Shofi dalam penelitiannyayang berjudul: “Puasa MenurutSyekh Ali Ahmad al-Jurjawi dalamkitab Hikmat al-Tasyrî’ waFalsafatuhu”, fakultas usuluddin IAINWalisongo Seamarang tahun 2004.Penelitian ini hanya membahashikmah puasa saja, tentu hal inisangat berbeda dengan penelitian iniyang lebih dikaitkan denganekonomi dan transaksinya. Berikutini, penulis membahas beberapapenelitian dan artikel jurnal yangdapat dijadikan teori pembandingatau pendukung, di antaranyaadalah:a. Achmad Musyahid, Hikmat At-

Tasyri Dalam Daruriyyah Al-Hamzah, berisikan tentang

Rahasia hukum Islam sering jugadisebut dengan asrâr al-Ahkâmatau hikmah at-tasyri. Rahasiahukum Islam terdapat dalamsegala aspek ajaran Islam yangdigambarkan dalam al-Daruriyatal-khamsah, yaitu menjagaagama, menjaga jiwa, menjagaakal, menjaga keturunan danmenjaga harta (Achmad, 2015).Sedangakan penelitian inimengemukakan hikmat al-Tasyrî’perspektif Ali Ahmad al-Jurjawi dikaitkan dengan hikmah sebagaiasas ekonomi dan keuangandalam bisnis Islam.

b. Internasional Jurnal oleh Zulkiflybin Muda, Maqâshid al-Syarî’ahdan Kefatwaan: PengharmonianFatwa Demi Kepentingan Insandan Alam, Jabatan Mufti NegeriTerengganu. Dalam artikel inidisimpulkan bahwa ijtihâd amatdiperlukan pada masa kini akibatmunculnya berbagai masalahdan persoalan-persoalan baruyang tidak ada dalam Nash, danbelum ada pada zamanRasûlullâh. Islam membukaruang untuk berijtihad dan umatIslam membutuhkan para ulamauntuk membahas masalahtersebut (perkara kontemporer).Umat Islam bertanggungjawabmencari dan berijtihad tentangmasalah-masalah baru, denganmerujuk pada kaedah Maqâshidal-Syarî’ah, sehingga paraMujtahîd Kontemporer dapatmenyelesaikan persoalanmuâmalah pada saat ini (Zulkifly,2012).

c. Arif Wibowo, Islamic Finance-04Maqâshid al-Syarî’ah: The

Page 8: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

154

Ultimate Objective of Syaria.Dalam artikel ini disebutkanpentingnya peran Maqâshiddalam mengembangkan danmemberikan kepastian hukumsyarî`ah tentang keuanganIslam (Arif, t.th: website online).

d. M. Atho Mudzhar, RevitalisasiMaqâshid al-Syarî’ah dalamPengembangan EkonomiSyarî`ah di Indonesia (StudiKasus atas Fatwa-fatwa DSN-MUI Tahun 2000-2006), DosenFakultas Syarî`ah dan HukumUIN Jakarta. Tulisan ini mengujikonsep Maqâshid al-Syarî’ahyang direvitalisasi sebagai hujjahdalam 53 fatwa Dewan Syarî`ahNasional (DSN) Majelis UlamaIndonesia (MUI) yangdikeluarkan selama periode2000-2006. Inti dari Maqâshid al-Syarî’ah adalah Mashlahah, olehkarena itu metode pengujiannyadilakukan dengan mencermatipenggunaan kaidah-kaidah fikihyang terkait dengan mashlahahdalam fatwa-fatwa DSN-MUI.Studi ini menemukan bahwadalam 50 dari 53 fatwa DSN-MUIdicantumkan kaidah fikih sebagaidasar pertimbangannya,sebelumnya telah dilengkapidengan argumen Nash al-Qurandan Hadis, serta Ijma’ dan Qiyas.Terdapat 11 jenis kaidah fikihyang digunakan, minimaltercantum satu kaidah danmaksimal lima kaidah dalamsebuah fatwa. Frekuwensipenggunaan kaidah fikih secarakeseluruhan sebanyak 134 kali,sehingga setiap fatwa rata-ratamenggunakan 2 s/d 5 kaidah

fikih. Kaidah fikih yang dominandigunakan ialah kaidah yangmenyatakan bahwa asal hukumurusan muamalat dibolehkanselama tidak ada dalil yangmengharamkannya. Kaidah yangsangat umum ini, seringkalidigunakan tanpa disertai dengankaidah lain yang lebih khusus,sehingga mengesankan fatwaDSN-MUI cenderung permisifatau liberal, dan kurang darisudut argumennya (Wijhat al-Nazâr), meskipun mungkinmasih abash (M. Atho, 2006).

e. Sudin Haron, MekanismeKepatuhan Syarî`ah di BerbagaiNegara dalam Karya IslamicBanking Rules and Regulations,terbitan Pelanduk PublicationSelangor 1997. Artikel inimenjelaskan konsep mekanismepelaksanaan syarî`ah diberbagai negara Timur Tengahdan ringkasan perbandinganfatwa di berbagai DewanPengawas Syarî`ah sejumlahBank Islam di Timur Tengah(Sudin, 1997).

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Pemikiran Ali Ahma Al-

Jurjawi Tentang Hikmat Al-Tasyrî’1.1. Ta’rif (Pengertian)

Hikmat Al-Tasyrî’Syariat Islam datang untuk

kemashlahatan hamba. Dalamsyariat ada hikmah, rahasia hukumIslam sering juga disebut denganasrâr al-ahkâm (Nurhadi: 2018;Supriyadi, 2010: 15; Depag RI,,1997: 550) atau asrâr al-Tasyri atauhikmat al-Tasyri. Asrâr jika ditinjau

Page 9: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

155

dari sebab-sebab hukumdisyariatkan dinamakan asrâr al-Tasyri atau rahasia pembinaanhukum dan jika ditinjau dari segimateri hukum dinamakan asrâr al-ahkâm atau rahasia hukum Islam(Achmad Musyahid, 2015: 223).Asrâr al-Ahkâm disebut juga denganrahasia hukum Islam, ada juga yangmenamankan dengan hikmat al-Tasyri’ (Asrâr al-Tasyri’) atau hikmatal-Syar’i (Asrâr al-Syari’ah). Hikmahrahasia hukum Islam bagian tidakterpisahkan dari filsafat hukum Islamitu sendiri dan asrar al-ahkammerupakan cabang dari falsafahhukum Islam (Nurhadi: 2018; M.Hasbi, 976: 38-39).

Hikmah adalah pengetahuanmengenai hakikat sesuatu danpengetahuan mengenai sesuatudalam hakikat itu, baik faedahmaupun manfaat yang terkandungdidalamnya. Pengetahuan tersebutmendorong pengetahuan manusiatentang hakikat untuk melakukansuatu perbuatan. Hikmah yangmendorong untuk melakukan suatuperbuatan atau sebagai FilsafatPraktis (Juhaya, 1989: 3).

Al-Qur’an sendirimenggunakan kata hikmah inisebanyak 20 kali dengan tigapengertian yaitu (Juhaya, 2008: 35):Pertama: Hikmah dalam pengertianal-Istibshâr fi al-umûr yaitu penelitianterhadap segala sesuatu secaracermat dan mendalam denganmenggunakan akal dan penalaran.Hikmah dengan pengertian initerdapat dalam surat al-Imran ayat164. Kedua: Hikmah berartimemahami rahasia-rahasia hukumdan maksud-maksudnya. Seperti

yang terkandung dalam surah al-Baqarah ayat 269. Ketiga: Hikmahdengan pengertian kenabian atauNubuwwah. Hal ini terdapat dalamsurat an-Nisa’ ayat 54. Daribeberapa pengertian hikmah di atas,penulis menyimpulkan bahwa katahikmah merealisasikankemaslahatan dan menolakkerusakan dan merupakan tujuanakhir dari pensyari’atan hukum.Sejalan dengan pemahaman hikmahdalam ayat al-Quran yaitu menggalirahasia yang terdapat dalam syariatIslam (Sabariyah: 78; Abdul Karim,2001: 201; Abdul Wahab, 2004: 64-70; Ar-Raisuni, 2017 jam 13.10 Wib;Forum Kalimsada: 7-12).

Perbedaan filsafat denganhikmah, filsafat adalah langkahuntuk mengetahui hakikat segalasesuatu sesuai dengan kemampuanmanusia. Maka puncaknya adalahberkata dan berbuat sesuai denganapa yang diketahui (al-falsafahawwaluha mahabbatu al-‘ulum, waawsathuha ma‘rifatu haqa’iqi al-mawjudat bi-hasabi at-thaqati l-insaniyyah wa akhiruha al-qawl waal-‘amal bi-ma yuwafiqu al-‘ilma)’(Syamsuddin, 2018.Jam22.00.Wib).Berbeda dengan hikmah, filsafattidak terkandung keharusan adanyapengetahuan tentang ketuhanan,tentang manfaat dan faedah sesuatuyang direnungkan atas dasar wahyudari Allah. Sedangkan hikmahmengharuskan hal itu semua(Supriyadi: 17; Juhaya: 4 dan 6).Filsafat hukum Islam sendiri dapatdibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Falsafah asy-syari’ah, yangmengungkapkan masalahibadah, muammalah, jinayah

Page 10: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

156

dan ‘uqabah dari materihukum Islam. Falsafahsyari’ah mencakup asrar al-ahkam, khasha’ilah al-ahkam, mahasin al-ahkamdan thawabi’ al-ahkam.

2. Falsafah Tasyri’, yaitu filsafatyang memancarkan hukumislam, menguatkan danmemeliharanya. Falsafahtasyri’ meliputi ushul al-ahkam, maqasid al-ahkamdan qawa’id al-ahkam.

3. Hikmah at-Tasyri waFalsafatuh, yaitu kajianmendalam dan radikaltentang prilaku mukallafdalam mengamalkan hukumIslam sebagai undang-undang dan jalan kehidupanyang lurus (Nurhadi: 2018;Tajul , 2008: 55-56).Kata kedua dari hikmat al-

Tasyri adalah al-Tasyri’ atau syariah(H. Mohammad, 2010: 53). KataSyara’a (syariah) bentuk mashdardari syara’a (tanpa tasydid),sedangkan tasyri’ bentuk mashdardari syarra’a (bertasydid) (Syah Wali,2005: 27). Pengetahuan tentangsyarî’ah adalah pengetahuantentang cara, proses, dasar dantujuan Allah swt menetapkan hukumbagi tindak tanduk manusia dalamkehidupan keagamaan dankehidupan keduniaan. Sedangkanpengetahuan tentang syari’at berartiPengetahuan tentang hakikat danrahasia dari hukum-hukum syara’yang telah ditetapkan oleh Allah swt(Nurhadi: 2018; Ismail Muhammad,1991: 13).

Secara umum syarî’ah dapatdibedakan menjadi dua yaitu as-

Syarî’ah al-Islâmi min jihât al-Nash(syarî’ah dilihat dari sumbernya) danas-Syarî’ah min jihât al-Tasassu’ waal-Syumûliyyah (tasyri’ dilihat darikeluasaan pembahasan dankandungannya). Tipe pertamaterbatas pada syarî’ah yang dibentukpada zaman Nabi Muhammad sawyaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.Sedangkan tasyri’ tipe keduamencakup Ijtihad Sahabat, Tabi’indan ulama sesudahnya (UmarSulaiman, 1991: 21). Maka syarî’ahtidak terbatas pada pembentukan al-Qur’an dan as-Sunnah saja, akantetapi syarî’ah juga meliputipemikiran, gagasan, dan Ijtihâdulama pada waktu tertentu ataukurun tertentu (Muhammad Kamil,1989: 65), perbuatan manusia danhasil pemikirannya disebut denganistilah tasyri’ wad’iy (Saebani: 49;Juhaya, 1997; 7; Sabariyah: 80).

Kata Hikmat al-Tasyrî’ adalahgabungan dari kata hikmah dan kataTasyri’. Setelah dibahas pengertianmasing-masing kata, kata Hikmat al-Tasyrî’ dapat dipahami sebagaijawaban dari pertanyaan apa yangmemotivasi suatu hukumdisyari’atkan kepada manusia(Ibrahim Basyuni, 1942: 237; IsmailMuhammad, 1991: 13). Secaraumum al-Tasyri’ meliputi ketigaaspek syariat yaitu Ibadah,Muamalah dan Akhlak (IbrahimBasyuni, 1942: 237). Maka Hikmatal-Tasyrî’ berarti menjawab semuapertanyaan tentang memotivasi hal-hal yang berhubungan denganIbadah, Muamalah dan Akhlak yangdiperintahkan kepada manusia.Sebenarnya kata hikmahmenunjukan pengertian tersebut.

Page 11: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

157

Namun, menggabungkan kata tasyrî’akan lebih menekankanpensyari’atan hukum Taklîfi kepadamanusia (Sabariyah: 83; Sa’di Abu:97). Hikmat al-Tasyri’ secarasederhana dapat diartikan sebagaihikmah diciptakan, dibuat, danditetapkannya hukum Islam(Nurhadi: 2018; Achmad Musyahid:225).

Metode Penggalian HikmatAl-Tasyrî’ (Manhaj Asrar Al-Ahkam).Penggalian hikmat al-Syar’i atauAsrar al-Ahkam diperlukan metodeyang dapat mengungkap segalarahasia-rahasia hukum, para ulama’mengadakan berbagai macampendekatan untuk mengungkaprahasia-rahasia itu, adapun metodeyang dikembangkan adalah sebagaiberikut:

1) Metode Ta’lili atau MetodeQiyasi: Metode Ta’lili atauMetode Qiyasi, yaitu suatumetode penggalian hukum-hukum islam melaluipenganalisaan Illat (Motif)hukum (Ahmad Azhar, 1984:135).

2) Metode Ta’wili: MetodeTa’wili adalah Metodepenggalian rahasia-rahasiahukum islam melaluipenyuguhan hukum islamdengan berpijak pada artidibalik yang aslinya.

3) Metode Hikmi: Metode Hikmiadalah Metode pencarianrahasia hukum melaluipengungkapan hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya. Misalnya,mengapa disyari’atkanshalat, karena sholat itu

dapat mencegah segalagangguan kejiwaan, misalnyastress serta memberikanketenangan yang tinggi,mensucikan diri dariperbuatab keji dan mungkarserta berdampak padaperbuatan yang positif(Nurhadi: 2018; Djamil: 263).Wasail Asrar Al-Ahkam

(Aspek Hikmat Al-Tasyrî’).Sedangkan aspek-aspek yangmengungkapkan rahasia hukumIslam dapat diketahui melalui 2 (dua)sudut, yaitu sudut kebahasaan ataupun sudut ma’nanya, yaitu: 1). SudutBahasa, yaitu menerangkan hukumIslam dengan melihat teks ayat atauhadits yang teliti. 2). Sudut Ma’na,yaitu menerangkan rahasia hukumislam dengan melihat konteksmakna pada ayat atau hadits yangditeliti.

Dhawabit Asrar Al-Ahkam(Wilayah Hikmat Al-Tasyrî’). Menurutibnu Rusdy, Asrar al-Ahkam hanyaberlaku bagi hukum-hukum amaliahlahiriyah, belum sampai padaaqidah. Karena hukum aqidahdiharuskan memakai dalil-dalil yangqoth’i yang tidak dipertentangkan,baik dari golongan orang-orangRosikh ilmunya maupun orangawam. Sedangkan hukum amalilahiriyah dapat dikembangkanmelalui metode-metode baik metodeQiyasi, ta’wili maupun menerangkanhikmah-hikmah yang dicapaiwalaupun setiap ulama’ berbedahasil yang diperoleh dalammengungkapkan rahasia hukumtersebut (Nurhadi: 2018; Ash-Shiddieqy: 393).

Page 12: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

158

Ali Ahmad Al-Jurjawimendefenisikan Hikmat al-Tasyrî’dengan menggunakan kata یقصد(bertujuan), menurutnya,disyari’atkan syari’at adalah untuk(Ali Ahmad, 1994 M/ 1414 H: 5; AliAhmad,terJ. Faisal, 2006: 7):

شرائع السماویة إنما یقصد منھا أربعة الأن جمیع : أمور

معرفة الله و توحیده و تمجیده ووصفھ : الاول بصفات الكمال و الصفات الواجبة لھ و

. المستحیلةعلیھ والجائزةو كیفیة أداء عبادتھ المحتویةعلى تعظیمھ: الثاني

وإن تعدوا (شكر نعمھ التى لو عددناھا لا نحصیھا .)نعمت الله لا تحصوھا

الحث على الأمر بالمعروف والنھي عن : الثالث المنكر و التحلي بحلیة الاداب الفاضلة و الأخلاق الطاھرة والمزایا التي تسمو بالمرء إلى مراتب الشرف والرفعة كالمروءة في إغاثة الملھوف و

لجار و حفظ الأمانة و الصبر و ما أشبھ ذلك حمایة ا.من المزایا الجلیلة

إیقاف المتعدى عند حده بوضع الأحكام : الرابع بحیث لا یختل نظامھم . المقررة في المعاملات

.الإجتماعي بختلاف الأمن لوضع ھذه العقوباتDari ungkapan Al-Jurjawi di atasmaka dapat peneliti simpulkanbahwa defenisi Hikmat al-Tasyri’(maqashid syariah) Al-Jurjawimenurut peneliti adalah:

حكمة بالغة تبھر العقول وترتاح : حكمة التشریعالنفوس من الشرائع السماویة یقصد لمعرفة الله وتوحیده ومعرفة كیفیة العبادتھ والمعاملات بوضع

ھي عن الاحكام الحاجة لعماد أمر بالمعروف والن.المنكرومصلحات العباد في الدنیا والاخرتھ

Artinya: Hikmat al-Tsyri’ adalahhikmah-hikmah yangmenakjubkan danmencengangkan akal pikiranserta memuaskan hati darisyaiat-syaiat agama samawiyang bertujuan untukmengenal Allah danmentauhidkanya danmengetahui cara beribadah

dan bermuamalah denganmenetapkan hukum-hukumyang diperlukan agarterlaksana amar ma’ruf nahimungkar dan kemashlahatanhamba di dunia dan akhirat.

Ta’rif Maqashid Syariah menurut Ad-Dahlawi dalam kitab Hujjatullah al-Bâlighah sebagaimana dikutip YahyaSai’di dalam kitabnya TauzhifMaqashid Syariah fi Fahmi al-Qur’anwa Tafsirihi adalah (Yahya Sai’di,t.th: 526):

الباحث عن حكم , علم اسرار الدین: مقاصد الشریعةواسرار , اي التطبقا) حقیقتھا(الاحكام ولمیاتھا

.خواص الاعمال نكاتھاArtinya: Ilmu asrar agama (rahasia-

rahasia agama) yangmembahas tentang hukum-hukum yang berlaku danasrar (rahasia) khusustentang amal-amal dankeajaiabanya (Syah Wali,2005: 22).

Maka inti teori maqashid Dahlawiadalah tentang pembagianmaqashid menjadi maqashidammah, khassah dan Juziyyah.Ahmad al-Raisuni terminologytentang maqashid al-Syariah(Ahmad ar-Raisuni, 1992: 13):مقاصد الشریعة ھي الغایات التي وضعت الشریعة

.لأجل تحقیقھا لمصلحة العبادArtinya: Maqashid syariah adalah

tujuan-tujuan yang diletakkansyariat untuk merealisasikankemaslahatan umat manusia(Ahmad al-Raisuni, 1995: 7).

Wahbah al-Zuhaily mendefinisikanmaqashid al-Syariah (Wahbah,1986: 1017):مقاصد الشریعة ھي الغایات والأھداف والنتائج اء، وأثبتتھا والمعاني التي أتت بھا الشریعة الغر

Page 13: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

159

الأحكام الشرعیة، وسعت إلى تحقیقھا وإیجادھا زمان ومكانوالوصول إلیھا في كل

Artinya: Maqashid syariah adalahMakna-makna dan tujuanyang dititikberatkan dalamsemua hukum atau sebagianbesarnya atau ialah maksuddari syariat dan rahasia-rahasia yang diletakkan olehsyari’ dalam setiap hokum(Wahbah, 1996: 1017).

Khalifah Babkrin Husain,mendefenisikan maqashid samadengan Wahbah al-Zuhaili hanyasaja ditambah dengan kalimat(Nurhadi: 2018):

. үңǎƹƳỸƲƹө Ƴө җ ,ỸƲǎƳƣƳҳừ үƹƧǔ ƩƋ ƸƫǎƹƳ , қңƖǔƳ

ңƁỸƲǔỸƚƤƁƫƧƳ ỸƲҳҳỬǎ ỸƲǔƚƹ.Artinya: Makna-makna dan tujuan

yang dititikberatkan dalamsemua hukum atausebagian besarnya atauialah maksud dari syariatdan rahasia-rahasia yangdiletakkan oleh syari’ dalamsetiap hukum, ibarat yanglain yaiyu ruh umum yangmengalir pada nilai hukum,ungkapan hukumnya dantercapai kekhususanya dandibangun dari dasar-dasarnya dan terpenuhinyametode dasar pendapathukumnya (Khalifah, 1421H / 2000 M: 6).

‘Alal al-Fasi mendefinisikanmaqashid al-syariah (Allal Al-Fasy,1993: 36):

الغایة منھا، والأسرار التي : بمقاصد الشریعةوضعھا الشارع عند كل حكم من أحكامھا

Artinya: Maqashid al-Syariah adalahtujuan (umum) dari

pemberlakuan syariat danbeberapa rahasia (khusus)yang terkandung dalamsetiap produk hukumnya (Ilalbin Abdul, 1999 M).

Ibnu ‘Asyur mengatakan maqashidal-Syariah al-‘Ammah:

المعاني والحكم : مقاصد الشریعة العامة ھيالملحوظة للشارع في جمیع احوال التشریع او

بحیث لا تختص ملا حظتھابالكون في نوع , معظمھاخاص من احكام الشریعة

Artinya: Maqashid syariah ammahadalah memakmurkankehidupan di bumi, menjagaketertiban di dalamnya,senantiasa menjaga stabilitaskemaslahatan alam dengantanggungjawab manusiamenciptakan lingkunganyang sehat, berlaku adil danberbagai tindakan yangdapat bermanfaat bagilapisan seluruh penghunibumi (Muhammad Thahir,1996 M: 51).

Mwenurut Muhammad Al-Yubi,Maqashid Syariah adalah:ھو ان المقاصد ھي النعاني والحكم ونخوھا التي

من , راعاھا الشارع في التشریع عموما وخصوصا.أجل تحقیق مصالح العباد

Artinya: Maqâshid syarî’ah adalahmakna-makna dan hikmah-hikmah yang telah ditetapkanoleh Allah dalam syariatnyabaik yang khusus atau umumyang bertujuan untukmerealisasikankemaslahatan hamba(Muhammad Sa’adi, 1998:35-37).

Menurut Yusuf al-Qardlawi dalamkitab fiqih maqashidnya(Nurhadi: 2018):

Page 14: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

160

الغوض علي المعاني : قاصد ھولان المعني بفقھ المولیس , والاسرار والحكم التي یتضمنھا النص

.واغفال ما وراء ذلك, الجمود عند ظاھره و لفظھArtinya: Makna, rahasia dan

Hikmah-hikmah yangmenjadi tujuan ditetapkannyahukum (nash) tidak hanyamemakai zharir makna yangtidak sesuai (Yusuf, 2007 M:15).

Definisi maqashdi ulama klasik,seperti Izuddin dan Syathibi (Izuddin,2000 M: 314; Ibu Taimiyah: 1398;Ibnu Taimiyah: 54; Umar: 16-17):

تتبعفمن:السلامعبدبنالعزالإمامقولومنھاالمفاسدودرءالمصالحجلبفيالشرعمقاصدأنن◌ أوعرفااعتقادذلكمجموعمنلھحصل

لاالمفسدةھذهأنوإھمالھایجوزلاالمصلحةھذهولاإجماعولانصیكن فیھالمإنوقربانھایجوز.خاصقیاس

فيتیمیةابنالإسلامشیخذكرهماالتعریفالغایاتھيالمقاصدأنذكرحیثالفتاوىمجموع

ماوھيسبحانھومأموراتھفي مفعولاتھالمحمودةالحمیدة العواقبمنومأموراتھمفعولاتھإلیھتنتھيالدكتوراستخلصوقد.البالغةحكمتھعلىتدلالتي

ھي:فقالتیمیةابنعندللمقاصدتعریفا بدويلتحقیقونواھیھأوامرهمناللهأرادھاالحكم التي

.والمعادالمعاشفيالعبادصلاحإوعبودیتھAbdul Wahhab Khallaf, seorangpakar ushûl fiqh, menyatakan bahwanash-nash syarî’ah itu tidak dapatdipahami secara benar kecuali olehseseorang yang mengetahuimaqâshid syarî’ah (tujuan hukum)(Abd al-Wahab, 1968: 198).

Definisi maqashid syariah(hikmah tasyri’) yang penelititawarkan sebagai penemuanmenurut peneliti adalah:

حجة البالغة ) : حكمة التشریع(مقاصد الشریعة وعلتھا المعاني وحكمتھا واسرارھا من الشرائع لیفوز حبل من الله و حبل من الناس ومصلحة

.والسعادة العباد في الحیات وبعد الممات

Artinya: Maqashid syariah (hikmahtasyri’) adalah hujjah yangkuat dan illatnya yang penuhmakna-makna dan hikmah-hikmah dan rahasia-rahasiadari syariat-syariat untukmencapai keberhasilanhubungan baik dengan Allahdan Manusia dankemashlahatan dankebahagiaan hamba dalamhidupnya dan sesudah mati(akhirat).Pengertian Hikmat al-Tasyrî’

yang dikemukakan oleh Ali Ahmadal-Jurjawi diatas sedikit berbedadengan pengertian MaqâshidSyarî’ah secara umum dari ulamalainya, menurutnya Hikmat al-Tasyrî’adalah merealisasikankemaslahatan atau menolakkemudharatan, namun intinya sama,yaitu hikmah dan makna tentangsyariat untuk kemashlahatan umat(Nurhadi: 2018; Sabariyah: 103).Pengertian Hikmat al-Tasyrî’ yangdikemukakan al-Jurjawi lebihaplikatif. Ada empat aspek yangmenjadi fokus perhatian Ali Ahmadal-Jurjawi ketika menjelaskan Hikmatal-Tasyrî’, keempat aspek tersebut diantaranya:

1) Memperkokoh keyakinankepada Allah swt (tauhid)(Suryan, 2008: 40)(maqâshidwahîdiyah/khalîqiyah/tauhîdiyah).

2) Merealisasikankeimanan kepada Allahswt dalam bentukmelaksanakan ibadah(syari’at) (maqâshid‘Ibâdiyah).

Page 15: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

161

3) Melakukan amar makrufnahi mungkar danberakhlak mulia(maqîshid khulûqiyah).

4) Melakukan tindakanpreventif/pencegahankemungkaran dankezaliman (maqâshidwaqâ’iyyah).

Berdasarkan penjelasan diatas, tujuan utama daridisyariatkannya hukum kepadamanusia adalah agarmenghambakan dirinya kepada Allahswt dalam bentuk beribadah kepada-Nya. Ibadah itu sendiri adalah tujuanAllah swt menciptakan jin danmanusia (Depag RI: 862) dan tujuandi balik rahasia penciptaan langitdan bumi (Depag RI: 947).

Dari empat defenisi Hikmatal-Tasyrî’ yang dikemukakan oleh al-Jurjawi di atas apabila dikaitkandengan posisi manusia sebagaimakhluk sosial di bumi ini dapatdibagi dalam dua kelompok besar:

1) Tujuan pertama dankedua: MentauhidkanAllah swt danmembuktikannya denganibadah, adalah dua halyang sangat terkaitdengan hubunganmanusia dengan Allahsang khalik (Depag RI:460).

2) Tujuan ketiga dankeempat: Amar makrufnahi mungkar danpencegahan adalah duahal yang terkait darihubungan manusiadengan manusia (DepagRI: 156).

Kedua kelompok besar dalamHikmat al-Tasyrî’ al-Jurjawi ini,bersumber dari firman Alah swtdalam surah al-Imran ayat 112:

Artinya: Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada,kecuali jika merekaberpegang kepada tali(agama) Allah dan tali(perjanjian) dengan manusia(Departemen Agama RI,2002: 65).

Ayat diatas dapat dibagi menjadi duakelompok, yaitu:

Tabel IQawâid Maqâshidiyah dengan

Maqâshid Syariahdan Hikmat al-Tasyri’ dengan

Mashlahah

حلب المصالح درء المفاسدقواعد المقاصدیةمقاصد الشریعةمصالح العبادحكمة التشریع

المصلحةEsensi dari Hikmat al-Tasyri’ danMaqâshid als-Syariah adalah al-

Mashlahah

Konsep (kerangka) berpikirAli Ahmad al-Jurjawi inisesungguhnya adalah konsep dasarmemahami Islam (Nurhadi: 2018;Sabariyah: 143-145). Aqidah, Ibadahdan Akhlak adalah tiga hal utama

Page 16: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

162

ajaran Islam yang mempunyaihubungan Interaktif tidak dapatdipisahkan satu dengan yang lain.Dalam kontek ini Islam diumpamakan sebatang pohon yanggambaran idealnya terdiri dari akar,batang dan buah. Aqidah sebagaiakar, ibadah sebagai batang danakhlak sebagai buah (Sabariyah:106). Korelasi antara ketiga unsurIman, Ibadah dan Akhlak ini secaraKausalitatif. Iman sebagai akar akanmenumbuhkan Ibadah sebagaibatang akan menghasilkan Akhlaksebagai buah. Dari perumpamaan initerlihat bahwa aqidah memegangperan sentral bagi keIslamanseseorang (Nurhadi: 2018; Suryan,2008: 38). Perumpamaan ini dapatdi gambarkan dalam pohon Islamsebagai berikut:

Metodologi al-Jurjawi dalammemahami hikmat al-Tasyrî’ inisangat relevan dengan kondisikekinian, manusia haus denganpenjelasan syari’at yang dalam dandapat memotivasi manusia dalammemahami dan mengamalkan

semua ibadah yang diperintahkandan menjauhi semua perbuatanyang dilarang. Dengan satu tujuanahir mampu membuat manusiabutuh terhadap syari’at bukankarena ketakutan dan keterpaksaan(Nurhadi: 2018; Sabariyah: 145).Keunggulan konsep hikmat al-Tasyrî’al-Jurjawi adalah lebih aplikatif dansesuai dengan kemodrenan, yangmana manusia haus denganmotivasi beribadah, sehinnga hikmatal-Tasyrî’ al-Jurjawi ini lebih aplikatifmotivatif, diharapkan buah dariibadah adalah amar ma’ruf nahimngkar.

Sebagai perbandingantentang konsep hikmat al-Tasyri’ al-Jurjawi, peneliti memaparkan sedikitkonsep maqashid syariah atau asrarahkam Waliyullah Ad-Dahlawi dalam

kitabnya Hujjatullah al-Baligha.Menurut Dahlawi syari’atsebagaimana dipahaminya memilikitujuan jelas yaitu kemaslahatanmanusia, beliau menggunakanakhirat sebagai poin penjelasan atas

Gamabar I: Skema Pohon Islam

Page 17: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

163

hubungan antara eksistensi duniawidan akhirat. Baginya, syari’at di lihatsebagai sebuah desakan alamikemanusiaan yang harus terjadidalam sejarah sebagai entitas yangberasal dari kehendak Allah karenaAllah ingin melindungi makhluknya,manusia dan yang lain, baik dalamkehidupan ini dan dari hukumanneraka. Melalui syari’at, Allah jugaakan membalas tindakan individualdi dunia dengan pahala yang tidakterbatas di akhirat dan dengandemikian proses perkembanganmasyarakat Islam adalah memberipenjelasan dari Realitas Akhirat. Halini merupakan konsekuensi alamidari utilitas besar atas tanggungjawab di dunia ini. Dahlawimencontohkan syari’at shalat, zakatdan puasa sebagai berikut:”kewajiban shalat disyariatkan untukmengingat Allah dan berkomunikasisecara langsung dan pribadidengan-Nya, sebagaimana firmanAllah swt., ”Dirikanlah sholat untukmengingatku” (Depag RI: 477) jugasebagai tindakan persiapan untukkelak memandang Tuhan swt. dikehidupan yang akan datang”. Zakatdisyariatkan agar manusia terhidardari sifat pelit yang hina dan agarkebutuhan orang miskin terpenuhi.Puasa disyariatkan agar setiapmuslim menyadari kerendahandirinya dan agar mereka senantiasamenundukkan jiwa” (Syah Wali,2005: 27). Syari’at sholat, zakat,puasa, haji, kisas, huhud dan jihaddipahami oleh Dahlawi tidak hanyaberdimensi ketuhanan saja(kesholihan individu) selain sebagaibentuk ketundukan makhluk kepadapenciptanya sehingga memperoleh

balasan kebiakan di akhirat, tetapijuga berdimensi sosial (kesholihansosial). Pemahaman yang semacamini menunjukan peran akal/ nalardalam memahami syari’at sehinggadapat diketahui rahasia-rahasianya(Syah Wali, 2005: 28).

Imam Dahlawi menjelaskanbahwa sesungguhnya pembebanankewajiban-kewajiban agamamemiliki makna batin (rahasia). Iamendasarkan pada surat al-Ahzab33: 72-73 (Syah Wali, 2005: 53-54),yang artinya: ”Sesungguhnya kamitelah mengemukakan amanatkepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya engganuntuk memikul amanat itu danmereka khawatir akanmengkhianatinya, dan dipikullahamanat itu oleh manusia.Sesungguhnya manusia itu Amatzalim dan Amat bodoh. SehinggaAllah mengazab orang-orangmunafik laki-laki dan perempuan danorang-orang musyrikin laki-laki danperempuan; dan sehingga Allahmenerima taubat orang-orangmukmin laki-laki dan perempuan.dan adalah Allah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang” (Depag RI:680).

Bagi umat Islam, Allahmewajibkan shalat, ibadah haji,puasa, zakat dan kewajiban-kewajiban lainnya. Kewajiban-kewajiban tersebut memiliki maknabatin (rahasia atau hikmah) yangbertujuan untuk kebahagiaan dankemaslahatan bagi umat Islam itusendiri, demikian juga pendapatDahlawi (Syah Wali, 2005: 27-28).Mencari sebab-sebab perbedaanpendapat ulama dalam memahami

Page 18: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

164

teks syar’i dan mencari makna batinyang terdapat dalam ketentuansyari’at merupakan metode Dahlawidalam melakukan istinbat al ahkam.Untuk menyikapi hadits-hadits yangberbeda, Dahlawi menggariskanbahwa prinsip dasar yang digunakan adalah berusahamengamalkan semua hadis kecualijika terdapat pertentangan yangmenghalangi pengamalan hadis-hadis tersebut. Pada dasarnya tidakmungkin ada pertentangan antarahadis-hadis kecuali dari sudutpandang kita. Dengan demikian, jikaada dua hadis yang tampaknyabertentang tentang suatu perbuatanNabi, misalnya seorang sahabatmengatakan bahwa Nabi sawmengerjakan sesuatu dan sahabatlain mengatakan bahwa Nabi sawmengerjakan sesuatu yang lain,maka sesungguhnya tidak adapertentang antara keduanya. Keduaperbuatan tersebut bisa dianggapsebagai perbuatan yang dibolehkan,yakni jika keduanya termasukkebiasaan umum dan tidak berkaitandengan ajaran agama. Pemahamanlain, bisa jadi bahwa salah satu darikedua perbuatan itu dianjurkan(mustahab) sedangkan yang lainkebolehan (mubah), karenaperbuatan pertama menghasilkankedekatan kepada Allah sedangkanyang kedua tidak. Jika keduanyatermasuk perbuatan ibadah, makasalah satu perbuatan itu mungkindianjurkan (nadb) atau diwajibkan

dan perbuatan lainnya termasukpelengkap atau penyempurna bagiperbuatan lain (Nurhadi: 2018; SyahWali: 238).

Dari kedua teori maqashidsyariah kedua tokoh (al-Jurjawi danal-Dahlawi), keduannya mempunyaikemiripan tentang hikmat al-Tasyridan Asrar al-Ahkam, terwujud dalamkemashlahatan hamba dunia danakhirat. Teori keduanya jugamengarah kepada ayat 112 surah al-Imran di atas, yang intinya menjadidua kelompok, yaitu:

Tabel IISkema Qawaid dan MaqâshidSyariah dan Hikmat al-Tasyri’Serta Asrar Al-Ahkam dengan

Mashlahah

حلب المصالح درء المفاسدقواعد المقاصدیةمقاصد الشریعةمصالح العبادحكمة التشریع

)شریعة(اسرار احكام المصلحة

Esensi dari Hikmat al-Tasyri’ danMaqâshid als-Syariah adalah al-

Mashlahah

Teori keduanya juga akan integraldengan teori gelombang zikirmakrifatullah:

Page 19: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

165

Proses keempat gelombang tersebutsampai pada tatanan hablumminallah dan hablum minnas, lalu

melahirkan hikmh-hikmah akhlakyang mulia kepada sesama dansang khalik. Skemanya akan terlihatsebagai berikut (Nurhadi: 2018):

Hikmah tasyri’ adalah hubunganpertikal antara manusia denganpenciptanya yang tentu tidak akanterlepas dari sesamanya, artinyamaqashid syariah dari suatu syariatsemata-mata untuk mengendalikanbadan dari hawa nafsu, dengan caraperhalus jiwa dengan mengisi jiwadengan zikir dan ingat kepadasegala nikmat Allah, dengandemikian akan menentramkan ruhdalam jiwa dan raga, maka akansampailah pada titik akhir yaitumakrifatullah dengan segala kemahasucianya dan kebijaksanaannyayang penuh dengan hikmah (akhlak)sehingga tercapai dan terbuka pintu-pintu mukasyafah (tirai rahasia) alamsemesta. Jika di hubungkan dengankegiatan ekonomi akan tergambardalam skema sebagai berikut(Nurhadi: 2018): ekonomi bisnis(muamalah iqtishadiyah) dengankaedah ushul fiqih tentangmuamalah sebagai berikut: الأصل فى

حریم لیل على الت الأشیاء الإ با حة حتى ید ل الدmaksudnya adalah asal pada tiapsesuatu (muamalah) adalah bolehsehingga ada dalil yangmenunjukkan keharamannya.Didukung dengan kaedah sejenisberikut: الأصل في المعاملات الحل maknanya asal pada setiapmuamalah adalah halal. Inti darikaedah ini adalah kemashlahatanhamba dunia akhirat (Nurhadi:2018).

Menurut peneliti teori integralgelombang zikir makrifatullahdengan kemashlahatan hambadalam kelapangan(kemubahan/kebolehan) hukummuamalah ekonomi kecuali ada dalilyang mengharamkanya sebagaimana sejalan dengan kaedah fiqihdan usul fiqih di atas, maka menurutpeneliti hikmah tasyri’ perspektif al-Jurjawi sebagai asas ekonomi dankeuangan dalam bisnis Islam,terletak pada kemashlahatan hikmah

Makrifat

Syariat1 2 3 4

Gambar III: Skema Toeri Gelombang Zikir Makrifatullah

Page 20: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

166

ihya al-Mawat (menhidupkan tanahyang kosong). Secara filosofis ihyaual-mawat adalah upayamenghidupakan lahan mati/kosongyang tidak berproduksi/bermanfaatmenjadi berproduksi sehinggamenghidupkanya ataumemproduktifkanya adalahkemashlahatan dan banyakmanfaatnya bagi banyakorang/manusia teori ekonomimenyatakan bahwa kegiatanekonomi merupakan upayamemproduksi, mendistribusi danmenkonsumsi untuk kebutuhanhidup manusia. Sedangkan dalamekonomi keuangan bisniskontemporer kemaslahatan terletakdalam berinovasi produk ekonomidan keuangan bisnis syariah makahikmah ihyau al-mawat al-Jurjawiadalah konsep dasar dalammewujudkan nilai-nilai ekonomi,keuangan dan bisnis syariahmenurut peneliti di gambarkandalam teori gelombang zikir makrifatdari empat konsep (syariat, thariqat,hakikat dan makrifat) dalam lingkuphablumminallah dan hablumminnas.Skemanya lihat dalam skemasebagai berikut (Nurhadi: 2018):

1.2. Esensi Hikmat Al-Tasyri’

Ada beberapa kata yang adakaitannya dengan kata Hikmat al-Tasyri’ yang sering dijumpai,menurut Nuruddin al-Khadimimenyatakan ada banyak padanankata dari hikmah tasyri’ ataumaqashid syariah, denganungkapanya (Nuruddin: 26; UmarMuhammad: 17):

لھاكانالتيوالكلماتالعباراتبعضوجدتإنماوأقسامھاوببعضمحتویاتھا ومفرداتھا،ببعضتعلق

بعباراتالمقاصدعنیعبرونكانوافقدوأنواعھاوالعلةالحكمةوعباراتوالمفسدة،المصلحةالدینحفظوعباراتوالغایة،والمعنىوالھدفالأسراروعباراتوالمال،والنسلوالعقلوالنفس

.ذلكوغیروالنیاتوالقصدوالمحاسنUmar Muhammad Jabahuji dalamkitabnya Maqashid Syariah al-Islamihanya membahas empat macamsaja yaitu, illat, hikmah, mashlahahdan munasbah serta makna (UmarMuhammad: 22-28). Namun sasaranpenulisan penelitian ini lebihditampilkan pada beberapapengertian kata tersebut, seperti(Muhammad bin Farhun, 1301H: 8;Wahbah, 1986: 646; Ahmad al-Raisuni: 18). 3; Nurizal Ismail, 2014:3-5):

a. Illat.Dalam ushul fiqh

permasalahan hikmah dibahasketika ulama ushul fiqih membahassalah satu metode ijtihad (Al-Ghazali, 1324 H: 350), yaitumembahas sifat-sifat yang dijadikanillat hukum pada pembahasan qiyas(Muhammad Abu Zahrah, t.th: 218).Secara etimologi ‘Illat berarti sesuatuyang dapat mengubah sesuatu yanglain (Nurhadi: 2018; EnsiklopediHukum Islam: 696).

Sedangkan Illat secara istilahatau terminologi adalah:

الظاھر المنضبط المناسب للحكم العلة الوصف

Artinya: Illat ialah suatu keadaan(sifat/factor) yang konkrit(zhahir), dapat diukur(mundhabith), mempunyairelevansi dengan hukum(munasib), yangkeberadaannya diduga beratmenjadi alasanditetapkannya suatu hukum,

Page 21: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

167

bila keadaan (sifat) itu tidakada, maka hukumpun tidakada (Musthafa, 1981: 13;Zakiyuddin, 1964 H: 132).Ulama ushul fiqh

menyatakan bahwa apabila disebutdengan illat, maka yang dimaksudadalah:

1) Hikmah yang menjadimotivasi dalam menetapkanhukum, berupa pencapaiankemaslahatan atau menolakkemafsadatan.

2) Sifat zhahîr yang dapatdiukur sejalan dengan suatuhukum dalam mencapaikemaslahatan, baik berupamanfaat bagi manusiamaupun menolak mafsadat(Huderi Beik, 1988: 298).Pengertian “sifat yang zhahîr”adalah suatu sifat yangterdapat dalam suatu hukumyang dinalar oleh manusia.Sedangkan “bisa diukur”adalah berlaku umum untuksetiap individu (Nurhadi:2018; Nasrun, 1996: 79).Mayoritas ulama: Abu

Hanifah (9-150 H), Imam Malik (93-179 H), Imam al-Syafi’i (150-241 H)dan Ahmad bin Hanbal (164- 241 H)menggunakan ‘illat untukmenetapkan hukum persoalan yangtidak disebutkan secara tekstualdalam al-Qur’an dan as-SunnahNabi saw (Al-sarakhsi, 1372 H: 118-119; al-Syathibi, t.th: 92-100; Imamal-Syafi’i, t.th: 476-286; Ibnu al-Qayyim, t.th: 130-220). Pencarian‘illat umumnya didominasi denganmenggunakan ra’yu. Porsipenggunaan ra’yu berbeda-bedaantara seorang ulama mujtahid

dengan yang lainnya (Sabariyah:86).

b. Sabab.Dalam kajian usul fiqih sabab

termasuk dalam pembagian hukumWadh’î (sabab, syarat dan mani’).Fungsi dari hukum wadh’î itu sendiriadalah sebagai berlakunya hukumtaklîfy. Hukum taklîfy baru akanmempunyai pengaruhnya menuruthukum Syara’ apabila terpenuhihukum wadh’i. Oleh sebab itu disatusisi ada hukum taklîfi yangmerupakan tuntunan Allah swt, disisilain ada hukum wadh’î. Hukumtaklîfy bisa diterapkan secara benardidalam kenyataan kehidupan.Hubungan yang harmonis antarahukum taklîfy dan wadh’îmengakibatkan sahnya perbuatan,sedangkan keduanya sangatmemiliki hubungan sebagaipenyebab batalnya perbuatan(Nurhadi: 2018; Sabariyah: 87).

Sabab yang didalam (سبب)bahasa Indonesia disebut sebab,dalam kamus fiqih dijelaskan bahwasebab adalah:

ما یلزم من عد مھ العد م و من وجوده الوجود Artinya: “Sesuatu yang biasanya

menunjukan denganketiadaanya tiada dandengan adanya makaadanya sesuatu” (Sa’di Abu,1998: 163).Secara etimologi sebab

adalah sesuatu yang memungkinkandengannya sampai pada suatutujuan (Amir, 2009: 395). Dari katainilah dinamakan “jalan” itu sebagaisebab, karena “jalan” bisamenyampaikan seseorang kepadatujuan (Abu Hamid: 517; Abu Hamid:

Page 22: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

168

23). Secara terminologi Imam al-Amidi mendefinisikan sebab:الوصف الظاھر المنضبط الذي جعلھ الشارع أمرة لوجود الحكم یلزم من وجوده وجود المنسبب و

یلزم من عدمھ عدم السببArtinya: “Sesuatu yang jelas, dapat

diukur yang dijadikan syari’sebagai tanda adanyahukum; lazim dengan adanyatanda itu dieterima akaladanya hukum dan dengantidak adanya tidak adahukum ” (Al-Amidi,1971M/1391H: 71).Dari defenisi di atas terdapat

dua prinsip, yaitu sebab tidakdengan sendirinya berkedudukansebagai sebab melainkan ditetapkansyari’, menjadi sandaran adanyahukum (Muhammad al-Ghazali: 283;Abu Hamid: 23). Kedua sebab tidakberpengaruh terhadap adanyahukum taklîf; sebab itu hanyasebatas pertanda nyata adanyahukum (Muhammad al-Ghazali: 177-178; Abu Hamid: 23).

c. Syarat.Secara etimologi syarat

adalah alamat atau tanda (Sa’di Abu:192). Secara terminologi syaratadalah (Saifuddin al-Amidi, t.th:121):ما یتوقف وجود الحكم وجودا شرعیا على وجود

ون خارجا عن حقیقتھ و یلزم من عدمھ عدم ویكالحكم

Artinya: “Sesutau yang tergantungpadanya keberadaan hukumsyari’ dan ia berada di luarhukum itu sendiri, yangketiadaanya hukumpun tidakada”Terdapat hubungan yang erat

antara syarat dengan sebab. Syaratmerupakan penyempurna bagi

sebab, apabila ada sebab dan syarattidak terpenuhi maka hukum tidakada. Sebagai contoh, akad nikahmerupakan sebab bagi halalnyahubungan suami istri, tetapi akad ituharus memenuhi syarat adanya duaorang saksi dan mahar disampingakad yang dilakukan oleh wali danlaki-laki, begitu juga denganpembunuhan menjadi sebabhukuman qishâs, akan tetapi qishâsbaru bisa dilaksanakan apabilamemenuhi syarat pembunuhan itudilakukan dengan sengaja dandengan permusuhan (Nurhadi: 2018;Sabariyah: 91).

Perbedaan antara sebab dansyarat adalah syarat tidakmengharuskannya adanya hukum.Adanya whudu’ tidak mewajibkanadanya sholat, adanya saksi tidakmewajibkan adanya pernikahan.Akan tetapi sabab mengakibatkanadanya hukum kecuali ada mâni’atau penghalang (Sabariyah: 91).

d. MashlahahKata mashahat satu makna

dengan kata mashalih, katamashlahah kebalikan dari maknamafsadah, maka mashlahah sesuatuperbuatan yang membawa manfaat(Ibnu Munzir: 374; Kamus Muhid:229; Mu’jam Wasith: 520).Terminology ini juga diungkapkanImam Gazali, yaitu memeliharatujuan dari syariat (Imam Gazali:416-417). Menurut Ahmad AlyuHusein Tha’i mashlahah adalahmanfaat yang harus di jaga danmafsadat yang harus di abaikanyang dijadikan syariat hukum dannash yang menunjukkanya ataulainya (Ahmad Alyu Husein, 2008 M:21). Hubungan antara mashlahah

Page 23: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

169

dengan masqshid adalah sama-sama tujuan dari syariat, inipendapat Gazali bahwa mashlahahmenjaga maqashid syariah,sedangkan tujuan syariatmenurutnya menjaga lima macam,yaitu: menjaga agama, jiwa, akal,keturunan dan harta. Kelimanyadisebut ushulu khamsah, aslinyaadalah mashlahah (Imam GazalI:416-417).

e. MunasabahMakna bahasa adalah

berhadapan, berdekatan danbersama atau bersekutu (IbnuMunzir: 119; Kamus Muhid: 137;Tajul arus: 265). Terminologinya sifatnyata yang dapat diterima akal dansistematika hukum yangmendatangkan mashlahah sebagaitujuanya dan menolak mafsadat(Amidi: 333; Umar Muhammad: 27).Menurut Imam Gazali sejalandengan makna dan illat dalampandangan kemashlahatan hukum(Imam Gazali: 146; UmarMuhammad: 27). Menurutnya jugakata munasabah itu keseuaianyadengan maqashid syariah menurutulama ushul yang pada tujuanyaadalah kemashlahatan (ImamSyatibi: 53; Umar Muhammad: 28).

f. MaknaKata makna menurut

sebagian ulama pengganti dari katasyariah, ahkam mashalih danmaqashid. Tidak sama para ulamadalam menyikapi masalah ini, jikadikatakan disyariatkan ini hukumartinya ini makna, maksudnya tujuanhukum, inilah inti dari syariat itusendiri. Sebagaimana para ulamamenggunakan kata makna ganti dari

illat hukum (Ibnu Taimiyah: 56; UmarMahmud: 28).

1.3. Subtansi Hikmat Al-Tasyri’ dalam UsulFiqih

Membahas hikmat al-Tasyri’atau tujuan dari pensyariatan HukumIslam berarti mengkaji secaramendalam maksud Syari’(Muhammad Abu, 1985; Abd al-Wahhab Khallaf, 1978: 96) dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.Pembahasan ini sangat pentingdalam hukum Islam dan mendapatperhatian ulama serta pakar hukumIslam. Sebagian ulamamenempatkannya dalam bahasanushul fiqih, sebagian yang lainmenyebutnya dengan fiqih maqâshidsyarî’ah dan ulama lainmembahasnya sebagai bahasantersendiri serta diperluas dalamfilsafat hukum Islam (Nurhadi: 2018;Amir, 2009: 119).

Hikmat al-Tasyrî’ atau dalamibadah disebut assâr ibadah meliputikajian tentang kehendak dari lafaz-lafaz al-Quran dan sunnah. Biladiteliti semua perintah dan laranganAllah swt dalam al-Qur’an, begitujuga dengan perintah dan laranganRasul dalam Sunnah yangterumuskan dalam fiqih akan terlihatbahwa semuanya mempunyaitujuan. Semuanya mempunyaihikmah yang dalam yaitu sebagairahmat bagi umat manusia.Ditegaskan oleh Allah swt dalamsurat al-Anbiya’ ayat 107:

Artinya: “Dan Tiadalah Kami

mengutus kamu, melainkan

Page 24: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

170

untuk (menjadi) rahmat bagisemesta alam“.Redaksi ayat di atas sangat

singkat, tetapi mengandung maknayang sangat luas. Hanya denganlima kata yang terdiri dari 25 hurufmengandung empat hal pokok: 1),Rasul/utusan Allah swt dalam hal iniadalah Nabi Muhammad, 2). Yangmengutus yaitu Allah swt, 3). Yangdiutus kepada mereka (al’âlamîn)serta 4). Risalah yang kesemuanyamengisyaratkan sifat-sifatnya yaknirahmat yang sifatnya sangat besarsebagaimana dipahami dari bentuknakirah dari kata tersebut. Ditambahlagi dengan menggambarkanketercakupan sasaran dalam semuawaktu dan tempat (Nurhadi: 2018;M. Quraish, 2007: 519).

Dari ayat yang singkat diatas, dijelaskan bahwa Muhammadadalah Rahmat bagi sekalian alam.Kata Rahmatan adalah bentuknakirah yang menunjukanMuhammad dalam segala hal, diribeliau, kepribadian, sikap, tingkahlaku, pekataan, ajaran yang dibawadan semua hal yang berhubungandengannya adalah kebaikan(Nurhadi: 2018; Sabariyah: 93).

Ulama berbeda pendapatapakah kemaslahatan itu yangmenjadi tujuan penetapan hukumsyara’. Perbedaan pendapat inidiawali pada masalah aqidah(kalam) yang diawali ketikamembahas tentang status perbuatanmanusia (al-kasb). Ada duapendapat yang berbeda dalam halini, kelompok Muktazilahberpendirian bahwa manusiaberbuat dengan kemampuan(kudrat) yang dimilikinya sendiri,

sedangkan kaum ‘As’ariyahmenyatakan bahwa perbuatanmanusia dijadikan oleh Allah swt.Permasalahan ini berlanjut kepadaperdebatan tentang kemampuanakal dalam mengenal baik buruknyasuatu perbuatan. KelompokMu’tazilah menyatakan bahwa akalmampu mengenal dan membedakannilai baik dan buruk dalam suatuperbuatan. Sebaliknya kalangan‘As’ariyah menolak dan berpendirianbahwa baik dan buruknya suatuperbuatan hanyalah dapat diketahuimelalui ungkapan Nash (Nurhadi:2018; Jabbar Sabil, 2009: 24).

Perdebatan mengenaiapakah hukum yang ditetapkan Allahswt mempunyai maksud tertentu(kemaslahatan), sesungguhnyaperdebatan tersebut semata-matahanya perbedaan secara lafzi dantidak mengakibatkan perbedaansecara praktis dalam penetapanhukum itu sendiri, karena semuapihak sepakat bahwa semua hukumyang ditetapkan Allah swt adatujuannya dan itu adalahkemaslahatan umat manusia/hamba(Nurhadi: 2018; Amir, 2009: 220).Maka dapat disimpulkan bahwaulama sepakat bahwa hikmahsyarî’ah itu adalah kemaslahatanmanusia dalam dua bentuk yaitumemperoleh kemaslahatan ataumenolak kemudharatan atau dengankaedah: المفلسد جلب المصالح و دفع(menegakkan kemaslahatan ataumenolak kerusakan).

Dalam pembahasanmaqâshid al-syarî’ah yang menjadibahasan utamanya adalahmengenai hikmah dan illatditetapkannya suatu hukum

Page 25: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

171

(Akhmad al-Raisuni, 1991: 67).Hikmah dan illat salah satu alatBantu dalam menetapkan hukumyang berhubungan denganmaqâshid al-syarî’ah. Ada beberapametode penetapan hukum yang eratkaitannya dengan maqashid syari’ahdengan menggunakan ijtihad yaitu ;Qiyâs (Muhammad Abu, t.th: 218),Istishân, Al-maslahah al-mursâlah,Saddu al-zarâ'î (Amir: 303).

Dalam qiyas kata illat danhikmah memiliki peran pentingdalam penetapan hukum karenabiasanya setiap hukum akandiketahui illat dan hikmahpensyariatan hukum tersebut, sesuaidengan kaidah : الحكم یدور مع العلة وجودا و عدما ; Hukum itu tergantungdengan iilatnya, ada illat ada hukum,tidak ada illat tidak ada hukum.Hikmah muncul perdebatan, hikmahbisa mempengaruhi hukum/apakahhikmah dapat merubah suatu hukumsama halnya dengan illat? Dengankata lain hikmah bisa menjadi illathukum. Ulama ushul fiqih berbedapendapat dalam hal ini menjadi tigakelompok (Nurhadi: 2018;Sabariyah: 94-95):

Pertama: kelompok yangmenolak menjadikan hikmahsebagai illat hukum (jumhur ulamaantara lain Imam al-Amidi) denganalasan hikmah dijadikan illat hukummaka akan berakibat berbedanyahukum dari illatnya, tidak dijumpaidalam kasus Syar’i dan hikmahadakalanya jelas dan adakalanyatidak jelas.

Kedua: kelompok yangmembolehkan (Imam al-Gazali, al-Baidawi, Fakhruddin ar-Razi darikalangan ulama syafi’iyah, Ibnu

Taimiyah bermazhab Hambali,menyatakan bahwa hikmah bisadijadikan illat hukum dengan alasankebalikan dari yang menolak,menurut mereka hikmah itu jelas dandapat diukur. Hikmah bagisebahagian ulama ushul fiqihmenurut mereka karenaketidakmampuan dan kurang jelidalam menemukan hikmah saja.Hikmah tidak bisa dijadikan illathukum maka menjadikan sifat yangsejalan atau sesuai dengan hukum(al-wasf al-munasib) juga tidak bisadijadikan illat hukum. Illatmengandung kemaslahatansekaligus menolak kemafsadatan.Menurut kesepakatan ulamamencapai kemaslahatan danmenolak kemafsadatan itulahhikmah, tidak ada alasan menolakhikmah menjadi illat hokum(Sabariyah: 95).

Ketiga: pendapat Imam al-Amidi (570 H), Ibnu Hajib (646 H)ulama mazhab Maliki; hikmah yangjelas dan dapat diukur dapatdijadikan illat, sedangkan hikmahyang tidak jelas dan tidak dapatdiukur tidak dapat dijadikan illat.

Perbedaan pendapatmengenai hikmah dapat dijadikanillat hukum dijelaskan di atas dapatdinyatakan bahwa llat adalah sifatyang jelas dan ada tolak ukurnya,didalamnya terbukti adanya hikmahpada kebanyakan keadaan. Makaillat ditetapkan sebagai pertandayang dapat ditegaskan dengan jelasadanya hikmah (Nurhadi: 2018;Fathurrahman, 1997: 4). MenurutMuslehuddin, hikmah merupakaninplisit didalam illat yang tidak dapatdipisahkan, karena hikmah tidak ada

Page 26: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

172

jika illat tidak ada. Illat adalah dasarperbuatan, ia ada tanpa adanyahikmah, ia tidak dapat dianggapberasal dari hukum Allah swt yangmaha bijaksana (Muslehuddin, 1980:3; Sabariyah: 96).

Maslahat sama denganmanfaat baik dari segi lafadzmaupun makna. Maslahat jugaberarti manfaat atau sesuatupekerjaan yang mengandungmanfaat. Menurut Imam al-Gazalimaslahah adalah mengambilmanfaat dan menolak kemudharotandalam rangka memelihara tujuan-tujuan syara’ (Abu Hamid, 1983:286). Imam al-Gazali memandangbahwa suatu kemaslahatan harussejalan dengan tujuan syara’sekalipun bertentangan dengantujuan manusia, karenakemaslahatan manusia tidakselamanya didasarkan kehendaksyara’ bahkan karena hawa nafsu,yang menjadi patokan kemaslahatantersebut adalah kehendak dantujuan syara’ bukan kehendak dantujuan manusia. Tujuan syara’ yangharus dipelihara itu adalah; agama,jiwa, akal, keturunan dan harta.

Penyempurnaan konsepmaslahah yang dikemukakan olehImam al-Gazali ini dilakukan olehimam al-Syatibi dengan konsepmaqâshid al-syarî’ah. Iamenambahkan bahwa kemaslahatanyang harus dijaga tersebut tidakdibedakan antara kemaslahatandunia maupun kemaslahatan akhirat.Kemaslahatan tersebut bertujuanuntuk memelihara kelima tujuansyara’ termasuk dalam konsepmaslahah. Oleh karena itukemaslahatan dunia yang dicapai

harus bertujuan untuk kemaslahatanakhirat (Nurhadi: 2018; Sabariyah:97).

Para ahli Ushul Fiqihmengemukakan beberapapembagian maslahah dilihat daribeberapa pandangan atau segi,yaitu: pertama: dilihat dari kualitasdan kepentingan maslahah terbagitiga: maslahah darûriyah, hajîyahdan tahsîniyah. Kedua:kemaslahatan dilihat dari kandunganmaslahah terbagi dua maslahah al-ammah dan maslahah al-khassah.Ketiga: Maslahah dilihat dariberubah atau tidaknya dibagi dua :maslahah al-stabîtah (kemaslahatanyang bersifat tetap tidak berubahsampai akhir zaman. MaslahahMuthaqaiyarah (kemaslahatan yangberubah-ubah sesuai denganperubahan tempat dan subjekhukum keaslahatan yang berkaitandengan permasalahan muamalahdan adat kebiasaan. Keempat: darisegi keberadaan maslahah menurutsyara’ terbagi tiga : maslahah al-mu’tabarah (kemaslahatan yangdidukung oleh syara’ atau ada dalilkhusus yang menjadi dasar bentukdan jenis kemaslahatan tersebut).Maslahah al-mulqhah yaitukemaslahatan yang ditolak olehsyara’, karena bertentangan dengansyara’. Maslahah al-mursâlah yaitukemaslahatan yang keberadaannyatidak di dukung syara’ dan tidak puladibatalkan/ditolak syara’ melalui dalilyang rinci (Nurhadi: 2018; Nasrun:115-119). Imam as-Syatibisebagaimana yang dikutip olehYusuf al-Qardawi menjelaskanbahwa ibadah itu memiliki maksudasli dan maksud sekunder. Maksud

Page 27: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

173

asli adalah semata-mata menujuAllah swt dengan tujuan tunduk, taat,mencintai dan menuju kepada Allahswt dalam setiap kondisi. Kemudiandiikuti dengan bukti berupaberibadah untuk mendapatkanderajat diahirat atau menjadi kekasihAllah swt. Sedangkan maksudsekunder dalam ibadah adalahseperti meluruskan diri danmendapatkan keutamaan (Yusuf,2007: 209). Abdul Majid Najjarmengemukakan pembagianmaqâshid al-syarî’ah yang ditinjaudari beberapa aspek yaitu (AbdulMajid, 2006: 36-49):

1) Aspek Kekuatannya dalampenetapan hukum, terbagikepada tiga;a. Maqâshid Qath’iah

(tujuan pasti).b. Maqâshid Dzanniyah

(tujuan yang tidak pasti).c. Maqâshid Wahmiyah

(tujuan yang diragukan).2) Aspek Fokusnya terbagi

kepada tiga;a. Maqâshid Kullîyah (tujuan

global/keseluruhan).b. Maqâshid Nau’iyah

(tujuan bagian).c. Maqâshid Juzîyah (tujuan

partikular).3) Aspek Cakupannya

maqâshid terbagi kepadadua;a. Maqâshid ‘Ammah

(tujuan umum).b. Maqâshid Khasshah

(tujuan khusus).4) Aspek Dasarnya, maqâshid

terbagi kepada dua;a. Maqâshdi Ashliyah

(tujuan dasar).

b. Maqâshid Wasâ’il (tujuanantara).

5) Aspek Kekuatanmashlahahnya maqâshidterbagi kepada tiga;a. Maqâshid Dharuriyah

(tujuan sangatpenting/pokok).

b. Maqâshid Hajîyah (tujuanyang penting).

c. Maqâshid Tahsiniyah(tujuan pelengkap).

Menanggapi pembagianmaqâshid syarî’ah diatas, makamaqâshid syarî’ah menurut al-Jurjawi terbagi empat, sebagaimanatelah disebutkan diawal bab ini,namun peneliti jelaskan secarasederhana, bahwa maqâshidsyarî’ah (hikmat tasyri’) ada empatserta padanan dengan kuliat al-khamsah atau ushulul khams, yaitu(Nurhadi: 2018):

1) Maqâshid wahîdiyahkhâliqîyyah (tauhidiyah),artinya memperkuatkeimanan kepada Allahswt (mentauhidkannya)bahwa Allah penciptadan pengatur alamsemesta. Ini kategorihifzu al-din.

2) Maqâshid ‘Ibâdîyyahartinya merealisasikankeimanan denganberibadah kepada Allahswt. Ini kategori hifzhual-nafs.

3) Maqâshid khulûqîyyahartinya melakukan amarma’ruf nahi munkarsebagai cerminan akhlakbaik. Ini kategori hifzhual-nasl wa al-mal.

Page 28: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

174

4) Maqâshid waqâ’îyyahartinya melakukantindakanpreventif/pencegahankemungkaran dankezaliman. Ini kategorihifzhu al-nasl wa al-mal.

1.4. Analisis Hikmat Al-Tasyrî’ AsasEkonomi danKeuangan dalamBisnis IslamMenurut Ali AhmadAl-Jurjawi

Ekonomi adalah bahasaumum dari seluruh kegiatanmu’âmalah iqtishâdiyah (transaksi),keuangan adalah bahagian darikegiatan ekonomi, sedangkan bisnisadalah istilah lain dari bahasaekonomi, karena bisnis lebih dikenaldalam istilah hukum (hukum bisnis).Sebab itu peneliti menganggappenting menjelaskan perbedaanketiga istilah tersebut. EkonomiIslam adalah sebagai suatu ilmuyang mempelajari perilaku manusiadalam usaha untuk memenuhikebutuhan dengan alat pemenuhankebutuhan yang terbatas dalamkerangka syariah (P3EI, 2011: 14).Menurut Abdul Manan ilmu ekonomiIslam adalah ilmu pengetahuansosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yangdiilhami oleh nilai-nilai Islam(Muhammad Abdul, 1980: 3).Menurut Chapra ekonomi Islamadalah sebuah pengetahuan yangmembantu upaya relisasikebahagiaan manusia melaluialokasi dan distribusi sumber dayayang terbatas yang berada dalam

koridor yang mengacu padapengajaran Islam tanpamemeberikan kebebasan individuatau tanpa perilaku makro ekonomiyang berkesinambungan dan tanpaketidakseimbangan lingkungan(Nurhadi: 2018; Mustafa Edwin,2006: 16). Menurut Sayyîd NawabHaider Naqvi, ilmu ekonomi Islam,singkatnya merupakan kajiantentang perilaku ekonomi orangIslam representatif dalammasyarakat muslim modern (SyedNawab, 2009: 28 ).

Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa ekonomiIslam adalah suatu cabang ilmupengetahuan yang berupaya untukmemandang, menganalisis, danakhirnya menyelesaikanpermasalahan-permasalahanekonomi dengan cara-cara yangIslami. Menurut Abdul Mannan, ilmuekonomi Islam tidak hanyamempelajari individu sosialmelainkan juga manusia denganbakat religius manusia itu sendiri(Muhammad Abdul, 1997: 20-22).Ilmu Ekonomi Syari’ah adalah ilmuyang mempelajari aktivitas atauperilaku manusia secara aktual danempirikal, baik dalam produksi,distribusi, maupun konsumsiberdasarkan Syari’at Islam yangbersumber al-Qur’an dan ss-Sunnahserta Ijma’para ulama dengan tujuanuntuk mencapai kebahagiaan duniadan akhirat (Abdul Mannan, 2009:29).

Lembaga keuangan syariah(LKS) adalah lembaga yang dalamaktifitasnya, baik penghimpunandana maupun dalam rangkapenyaluran dananya memberikan

Page 29: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

175

dan mengenakan imbalan ataudasar prinsip syariah yaitu jual belidan bagi hasil (Muhammad abdulkarim, 2010: 3). Lembaga KeuanganSyariah (LKS) menurut DewanSyariah Nasional (DSN) adalahlembaga keuangan yangmengeluarkan produk keuangansyariah dan yang mendapat izinoperasional sebagai lembagakeuangan syariah. Definisi inimenegaskan bahwa suatu LKSharus memenuhi dua unsur, yaituunsur kesesuaian dengan syariahIslam dan unsur legalitas operasisebagai lembaga keuangan. Makakeuangan syariah adalah transaksikeuangan yang ada dilakukansecara syariah, sedangakanumumnya dilaksanakan didalamsuatu lembaga keuangan, sehinggakeduanya disebut lembagakeuangan syariah (Nurhadi: 2018).

Bisnis Islam adalahserangkaian aktivitas bisnis dalamberbagai bentuknya yang tidakdibatasi jumlah (kuantitas)kepemilikan hartanya (barang/jasa)termasuk profitnya, namun dibatasidalam cara perolehan danpendayagunaan hartanya (adaaturan halal dan haram) (Yusanto,2002: 18). Sebetulnya cara bisnissyari’ah tidak jauh berbeda daribisnis pada umumnya, yaitu upayamengusahakan barang dan jasauntuk memenuhi kebutuhankonsumen. Tetapi segi aspek syariahinilah yang membedakan denganbisnis lainnya. Bisnis syariah adalahsegala usaha manusia dalammemenuhi kebutuhan hidup berupaaktifitas produksi, distribusi,konsumsi dan perdagangan baik

berupa barang maupun jasa yangsesuai dengan aturan-aturan danhukum-hukum Allah yang terdapatdalam al Qur’an dan Sunnah. BisnisSyariah adalah usaha atau kegiatanyang dilakukan oleh orang perorang, kelompok orang, badanusaha yang berbadan hukum atautidak berbadan hukum dalam rangkamemenuhi kebutuhan yang bersifatkomersial dan tidak komersialmenurut prinsip syariah. Bisnissyari’ah adalah ekonomi atau perihalyang mengurus dan mengaturkemakmuran berdasarkan agamaatau aturan-aturan yang telahdisyariatkan oleh Islam, ataupengaturan kemakmuranberdasarkan prinsip ekonomi dalamIslam (Dahlan, 2010: 97).

Defenisi-defenisi ekonomiIslam, keuangan Islam dan BisnisIslam yang telah peneliti jelaskandiawal sub bahasan ini, maka dapatpeneliti ambil kesimpulan perbedaandari ketiganya adalah pada objekkegiatan ekonominya. EkonomiIslam secara kegiatan ekonomiIslam secara Makro, sedangkankeuangan Islam kegiatan ekonomiyang bersifat Mikro, demikian jugadenga Bisnis Islam bahagian dariekonomi Islam, artinya bisnis Islamterletak antara ekonomi Islamdengan keuangan Islam, namunsaling berkaitan, tujuan akhir dariketiganya adalah untuk memenuhikebutuhan manusia / masyarakat /penduduk, baik orang perorang atauindividu, maupun kelompok ataugolongan (Nurhadi: 2018).

Kegiatan mu’âmalahiqtishâdiyah atau ekonomi meliputiproduksi (Dwi Suwiknyo: 233-239),

Page 30: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

176

distribusi (Dwi Suwiknyo: 93-96) dankomsumsi (Dwi Suwiknyo: 149-159).Ketiga hal tersebut tertuang dalamhikmah-hikmah dari mu’âmalah yangtelah penulis sebutkan sebelumpembahasan ini, serta meliputi 26jenis lebih kegiatan mu’âmalah yangakan diterangkan akan datangdalam sub bahasan ini. Pada subbahasan ini penelis akan membagitipologi ekonomi menurut al-Jurjawimenjadi empat pokok bahasan,yaitu: dimensi jual beli dalam bisnisIslam, dimensi mudlarabah dalamperbankan syariah dan dimensimuzara’ah dalam produk ekonomiIslam serta dimensi murabahahdalam lembaga keuangan Islam.Penjelasnya berkaitan denganempat tipologi tersebut sesuaidengan bahasan yang ada dalamkitab hikmah al-Tasyri’ wafalsafatuhu menurut peneliti yangsudah di elaborasikan denganpemikiran peneliti dan analisispembanding pendapat para ulamaadalah sebagai berikut:

a. Dimensi Jual Belidalam Bisnis Islam1) Hikmah Jual Beli2) Hikmah

Murabahah3) Hikmah Jual Beli

Salam4) Hikmah Wakalah5) Hikmah Kafalah6) Hikmah Khiyar

7) Hikmah Syuf’ah8) Hikmah Iqalah9) Hikmah Riba10) Hikmah Maisir

b. Dimensi Mudharabahdalam Bank Syariah1) Hikmah

Mudharabah2) Hikmah Syirkah3) Hikmah Qismah4) Hikmah Qardh5) Hikmah Hiwalah6) Hikmah Rahn7) Hikmah Ariyah8) Hikmah Ijarah

c. Dimensi Muzara’ahdalam ProdukEkonomi Islam1) Hikmah

Muzara’ah2) Hikmah Musaqah3) Hikmah As-Syirbu4) Hikmah Ihyau al-

Mawatd. Dimensi Murabahah

dan LembagaKeuangan Islam

Setelah peneliti menjelaskanhikmah-hikmah dalam muamalahekonomi menurut al-Jurjawi dalamkitab hikmah al-Tasyri’, maka dapatdisimpulkan klasifikasi, corak, model,tipe ekonomi dan keuangan menurutal-Jurjawi menurut peneliti, lihattabel sebagai berikut (Nurhadi:2018):

Page 31: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

177

Tabel IIIHikmat Al-Tasyri’ Asas Ekonomi dan Keuangan dalam Bisnis Islam

Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi

No

DimensiJual Beli dalamBisnis Islam

DimensiMudlârabahdalam BankSyariah

DimensiMuzâra’ahdalam ProdukEkonomi Islam

DimensiMurâbahahdan LembagaKeuanganIslam

1 Hikmah Jual Beli HikmahMudlarabah

HikmahMuzara’ah

HikmahMurabahah

2 HikmahMurabahah Hikmah Syirkah Hikmah

MusaqahHikmah JualBeli

3 HikmahJual Beli Salam Hikmah Qismah Hikmah

As-SyirbuHikmahJual Beli Salam

4 Hikmah Wakalah Hikmah Qardl HikmahIhyau al-Mawat

HikmahWakalah

5 Hikmah Kafalah Hikmah Hiwalah Hikmah Ijârah6 Hikmah Khiyar Hikmah Rahn7 Hikmah Syuf’ah Hikmah Ariyah8 Hikmah Iqalah Hikmah Ijârah9 Hikmah Riba10 Hikmah Maisir

1. Analisis Tipologi Ekonomidan Keuangan dalamBisnis Islam Menurut Al-JurjawiPembahasan dalam sub

judul ini masih berkaitan denganempat dimensi tipologi dalamekonomi dan keuangan menurut al-Jurjawi di atas. Kegiatan ekonomiterdiri dari tiga hal yakni produksi(Muhammad Djakfar, 2007: 109),distribusi (Yusuf, 1995: 31) dankonsumsi. Tetapi, kegiatan ekonomijuga dapat terjadi secara langsungdari produksi ke konsumsi,

contohnya adalah nelayan yangmenangkap ikan untuk dikonsumsisendiri. Dari sekian banyak jenismu’âmalah iqtishâdiyah menurut Al-Jurjawi dalam kitabnya Hikmat al-Tasyri’ wa falsafatuhu, sekitar 26macam, maka yang termasuktipologi kegiatan ekonomi secaraumum yang meliputi produksi(Ahmad al-Haritsi: 37)/penawaran,distribusi (H. Muh. Said, 2008: 81:91-94; Sofyan, 2011: 140; Akhmad,2010: 21) dan konsumsi (H. Muh.Said, 2008: 81; Muhammad Djakfar,2007; Rafiq, 2012: 182)/permintaan.

Tabel: IXAnalisis Tipologi Jenis Kegiatan Ekonomi Menurut al-Jurjawi

No Tipologi Jenis Kegiatan EkonomiProduksi Distribusi Konsumsi

1 As-Syirbu Zakat Zakat

Page 32: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

178

2 IhyaulMawat Wakaf Infaq3 Muzara’ah Infaq Sedekah4 Musaqah Sedekah Hibah5 Syirkah Hibah Jual Beli6 Syirkah Inan Jual Beli Murabahah7 Syirkah Shana’ Murabahah Transaksi Salam8 Syirkah Wujuh Transaksi Salam Khiyar9 Mudharabah Khiyar Iqalah

Iqalah Syuf’ah

Syuf’ah Riba (ekonomikonvensional)

Riba (ekonomikonvensional)

Maisir (ekonomikonvensional)

Maisir (ekonomikonvensional)

No Tipologi Jenis Kegiatan Ekonomi Secara BersamaanProduksi Distribusi Konsumsi

1 Wakalah Wakalah Wakalah2 Kafalah Kafalah Kafalah3 Hiwalah Hiwalah Hiwalah4 Qismah Qismah Qismah5 Qardh Qardh Qardh6 Rahn Rahn Rahn7 Ariyah Ariyah Ariyah8 Ijarah Ijarah Ijarah9 IhyaulMawat IhyaulMawat10 Muzara’ah Muzara’ah11 Musaqah Musaqah

KESIMPULANAdapun kesimpulan dalam

penelitian ini sebagai jawaban darirumusan masalah adalah:

1. Konsep hikmat al-Tasyri’menurut Ali Ahmad al-Jurjawiyang di tuangkan dalam kitabhikmt al-Tasyri’ waFalsafatuhu atau defenisiHikmat al-Tasyri’ (maqashidsyariah)-nya Al-Jurjawi dalamkitab tersebut adalah:

شریع ھي حكمة بالغة تبھر : حكمة الترائع العقول و ترتاح النفوس من الش

ماویة یقصد لمعرفة الله وتوحیده السومعرفة كیفیة العبادة والمعاملات بوضع الاحكام الحاجة لعماد أمر بالمعروف

ات العباد في والنھي عن المنكرومصلح نیا والاخرة .الد

Artinya: Hikmat al-Tsyri’adalah hikmah-hikmah yangmenakjubkan danmencengankan akalpikiran sertamemuaskan hati darisyariat-syariat agama

Page 33: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

179

samawi yangbertujuan untukmengenal Allah danmentauhidkanya danmengetahui caraberibadah danbermuamalah denganmenetapkan hukum-hukum yangdiperlukan agarterlaksana amarma’ruf nahi mungkardan kemashlahatanhamba di dunia danakhirat.

Sedangkan definisi hikmahtasyri’ (maqashid syariah)yang peneliti tawarkansebagai penemuan menurutpeneliti adalah:

حجة ) : حكمة التشریع(مقاصد الشریعة البالغة وعلتھا المعاني وحكمتھا واسرارھا من الشرائع لیفوز حبل من الله و حبل من الناس ومصلحة والسعادة

.العباد في الحیات وبعد المماتArtinya: Maqashid syariah

(hikmah tasyri’)adalah hujjah yangkuat dan illatnya yangpenuh makna-maknadan hikmah-hikmahdan rahasia-rahasiadari syariat-syariatuntuk mencapaikeberhasilanhubungan baikdengan Allah danManusia dankemashlahatan dankebahagiaan hambadalam hidupnya dansesudah mati(akhirat).

2. Alasan Ali Ahmad al-Jurjawimenjadikan Hikmat al-Tasyri’sebagai asas dalam ekonomidan keuangan bisnis Islamdalam kitab Hikmat al-Tasyri’wa Falsafatuhu, menurutpeneliti mengandung limahikmah besar, yaitu:

a. Mewujudkanketundukan padasyariat Allah swtdibuktikan dengannilai-nilai Ibadahdalam kegiatanMuamalahIqtishâdiyah sesuaisyariah.

b. Melestarikan danmenghidupkan sunahRasul saw dengancara mengikutisunnah Rasul sawdalam bermuamalahIqtishâdiyah sesuaituntunan-Nya.

c. Menjaga diri dari yangdiharamkan Allah danRasul-Nya danmengambil sertamenikmati yangdihalalkan-Nya.

d. Menumbuhkembangkan moral(ahklaq mulia danbudi pekerti luhuryaitu sifat amanah,bijaksana, jujur,kesucianhati/perasaan,dermawan dan sifatzuhud) dan materil(ketenangan dankeuntungan rezkihalal berkah serta

Page 34: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

180

terjaga stabilitasekonomi umatmanusia).

e. Mewujudkanpersaudaraan(ukhwahIslâmiyah/tolongmenolong) danpersatuan(menjauhkan dari iridengki, salingmenzalimi,permusuhan,perselisihan sertapertengkaran).

Menurut peneliti hikmahpokok dari kelima hikmah diatas adalah hablum minallâh(maqâshid tauhîdiyah waibâdiyah) hablum minannâs(maqâshid khûlûqiyahwaqâ’iyah), dalam teori sufidisebut dengan integralgelombang zikirmakrifatullah, sehinggasampai pada tatanan hikmahdan asrar (ruh, jiwa danraga), lalu terintegrasidengan teori syariat, thariqat,hakikat dan makrifat.Sedangkan hikmah indukdari seluruh syariat adalahkemaslahatan hamba duniaakhirat, sesuai dengankaedah Maqâshidiyah جلب

المصالح ودفع المفاسد“menegakkan kemaslahatandan menolakkankemuderatan”. Hal ini dapatdi buktikan dari ungkapan Al-Jurjawi di awal kitab Hikmatal-Tasyri’ wa Falsafatuhu,bahwa hikmah di syariatkansyariat pada seluruh agama

samawi, mengandung empathikmah, yaitu: 1). MengenalAllah dengan caramengesakan Nya,memuliakan Nya, danmensifati-Nya dengan sifat-sifat kesempurnaan, sifatwajib, sifat mustahil dan sifatyang jais (mungkin) bagi-Nya. 2). Mengetahui kaifiatibadah kepada Allah yangbertujuan memuliakanNyadan mensyukuri nikmat-Nya.3). Memotivasi manusia agarberamar ma’ruf nahi munkar(menyuruh berbuat kebaikandan melarang kemungkaran),serta berahklaqul karimahseperti menolong orang yanglemah, melindungi tetangga,menjaga amanat, kesabarandan sebagainya. 4).Bertujuan untukmenghentikan kezalimanorang-orang yang melampauibatas dengan membuathukum sesuai dengan hawanafsunya. Peraturan yangAllah tetapkan berbedadengan peraturan manusia.Hikmat al-Tasyri’ (maqâshidsyariah) yang intinya adalahmashlahah, makakemashlahatan sebagai asasmu’âmalah iqtishâdiyahmenurut Al-Jurjawi di dalamkitab Hikmat al-Tasyri’ waFalsafatuhu, terletak padahikmah ihyâu al-Mawât(menghidupkan tanahkosong), sedangkan dalamekonomi keuangan bisniskontemporer kemaslahatanterletak dalam berinovasi

Page 35: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

181

produk ekonomi dankeuangan bisnis syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Arfan, 99 Kaedah FiqihMuâmalah Kulliyah Tipologidan Penerapanya dalamEkonomi Islam danPerbankan Syariah (Malang:UIN Maliki Press, 2013), cet.II

Abd al-Wahab Khallaf, Ilmu Ushûl al-Fiqh, (Kairo: Maktabah al-Da'wah al-Islâmiyah, 1968

Abd al-Wahhab Khallaf, Ilmu Ushûlal-Fiqh, (Kairo : Dar al-Qalam, 1978), cet ke-12.

Abdul Aziz Dahlan dan dkk,Ensiklopedi Hukum Islam,(Jakarta: PT. Ichtiar Baru vanhove, 1996)

Abdul Karim Zaidan, al-wajîz fi al-Usûl al-Fiqh (Beirut:Muassaiasah ar-Risalah,2001), cet. VII

Abdul Majid Najjar, Maqâshid al-Syari’ah bi ab’âd Jadîdah,(Beirut: Dar al-Gharb al-Islamy, 2006)

Abdul Mannan, Hukum EkonomiSyari’ah Dalam PerspektifKewenangan PeradilanAgama, (Jakarta : KencanaPrenada Media Group)

Abdul Mujib, Kepribadian DalamPsikologi Islam, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006)

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu usûl al-Fiqh (Surabaya: al-haramaian, 2004), cet. II

Abdullah, Materi Pokok PendidikanIPS-2: Buku 1, Modul 1,

(Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, PPPG Tertulis, 1992)

Abu Hamid al-Gazali, al-Mustasyfa fi‘Ilmu al-Ushûl, (Beirut : Daral-Kutub al-‘Ilmiyah, 1983),Juz I

Abû Ishâq al-Syâtibî, Al-Muwâfaqât,(Bairut: Darul Ma’rifah,1997), juz 1-2

Achmad Musyahid, Hikmat At-Tasyridalam Daruriyyah Al-Hamsah(Jurnal Ar-Risalah, FakultasSyari’ah dan HukumUniversitas Islam Negeri(UIN) Alauddin Makassar,Volume 15 Nomor 2Nopember 2015)

Adiwarman A. Karim, EkonomiMakro Islami (Jakarta: PT.Rajawali Pers/RajaGrapindoPersada, 2014)

Aghnam Shofi, Puasa MenurutSyekh Ali Ahmad al-Jurjawidalam Kitab Himat al-Tasyrî’wa Falsafatuhu (Studi KajianAksiologi) (Semarang:Skripsi Fakultas UshuluddinIAIN Walisongo, 2004)

Agustianto, Urgensi Mashlahahdalam Ijtihad Ekonomi Islam,Artikeldihttp//:www.agustiantocenter.com, diakses jum’at 9Desember 2016 pukul 09.40wib.

Agustianto, Ushul Fiqh dan UlamaEkonomi Syari’ah, Artikelonline dihttp//:www.agustiantocenter.com, diakses jum’at 9Desember 2016 pukul 09.35wib.)

Page 36: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

182

Ahmad al-Raisuni, Nazhariyyah al-Maqashid ‘Inda al-Imam al-Syathibi, (Hemdon: al-Ma’had al-‘Alami li al-Fikri al-Islami, 1995)

Ahmad Alyu Husein Tha’i, al-Mawazinatu baina al-Mashalih dirasatu fisyaisayah syariyyah(Darunafais, tp, 2008 M)

Ahmad ar-Raisuni, Nazhâriyyat al-Maqâshid „inda al-Imâm ash-Shâtibi, (Beirut: al-Maahadal-Alami li al-Fikr al-Islâmi,1992)

Ahmad Azhar Basyir, Pokok-PokokPersoalan Filsafat HukumIslam( Yogyakarta: UII Pres,1984)

Ahmad el-Najjar, Bank Fawâ’îd kaIstirâtijîyah lil Tanmiyah al-Iqtishâdîyah (Jeddah: KingAbdul Aziz University Press,1972)

Akhmad al-Raisuni, Nazhâriyât al-Maqâshid “inda al-Syâtibi,(Rabath ; Dar al-Aman, 1991)

Akhmad Mujahidin, Ekonomi IslamSejarah, Konsep, Instrumen,Negara dan Pasar (Jakarta:PT. Raja Grapindo PersadaRajawali Pers, 2013), cet. II

Akhmad Mujahidin, M.Ag, EkonomiIslam 2, (Pekanbaru,Mujtahadah Press: 2010)

Al-Amidi, Ghâyat al-Maram fi ‘Ilm al-Kalâm, Hasan Mahmud ‘Abdal-Latif (ed.). (Kaherah: al-Majlis al-A‘la lial-Shu’un al-Islamiyyah,1971M/1391H)

Al-Ghazali al-Musytasyfa, juz III(Mesir : al-Mathba’ah al-ilmiyyah, 1324 H)

Ali Ahmad al-Jurjawi, Hikmat al-Tasyrî’ wa Falsafatuhu,(Bairut Lebanon : Daar al-Fikr, 1994 M/ 1414 H)

Ali Ahmad al-Jurjawi, Hikmat al-Tasyri’ waFalsafatuhu,diterjemahkanoleh Faisal Sakeh, dkk.,Indahnya Syariát Islam,(Jakarta, Gema Insani, 2006)

Ali Ahmad al-Jurjâwîy terjemahanoleh Faisal Shaleh, IndahnyaSyariat Islam (Jakarta: GemaInsani Press, 2006), cet. I

Ali Ahmad al-Jurjâwîy, Hikmat al-Tasyrî’ wa Falsafatuhu,(Bairut Lebanon : Daar al-Fikr, 1994 M/ 1414 H)

Ali Ahmad al-Jurjâwîy, MulakhasKitâbinâ Hikmat al-Tasyrî’ waFalsafatuhu (Cairo Mesir:Maktabah al-Tijâriyah Jamî’atal-Azhar Ilmiyah, 1354 H /1937 M)

Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro(Jakarta: PrenadaMediaGroup, 2016)

Al-Izz bin Abdul Salam, Qawâid al-Ahkâm fi Masalih al-Anâm,(Beirut, Dar al-Ma'rifah, t.th),Jilid 1

Allal Al-Fasy, Maqâshid asy-Syarî’ahal-Islâmiyyah waMakârimuha, (KSA: DârulGarb Al-Islamy. 1993),(Cet.5)

Al-Muzakkir, Hikmah MuâmalahPerspektif Ali Ahmad al-Jurjâwîy Dalam Kitab Hikmatal-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu,tesis tidak diterbitkan(Program PascasarjanaKosentrasi Al-Ahwal Al-

Page 37: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

183

Syakhshiyyah UIN SuskaRiau, 2017)

Al-Sarakhsi, Ushûl al-Sarakhs, JuzII, (Kairo : Dar al-Kitab al-‘Arabi, 1372 H)

Al-Syathibi, al-Muwafaqât, Juz IV,(Beirut : Dar al-Fikr, tt)

Amir Syarifuddin, Ushûl fiqih,(Jakarta : Kencana, 2009),jilid 2, cet. V

Amir Syarifudin, Ushûl Fiqh, (Jakarta: Kencana Media Grup,2009), cet. Ke-4

Andriyaldi, Teori Maqashid SyariahDalam Perspektif ImamMuhammad Thahir Ibnu‘Asyur (Jurnal Islam danRealitas Sosial, Vol. 7, No. 1,Januari-Juni 2014)

Anif Punto Utomo, Dua DekadeEkonomi Syariah, MenujuKiblat Ekonomi Islam(Jakarta: Gres, Publishing,2014)

Ar-Raisuni, Muhâdaharât fiMaqâshid as-Syariat.diaksesdariwww.raissouni.org/def.asp?codelangue=6&po=padatanggal 7 Februari 2017 jam13.10 Wib.

Asafri Jaya Bakri, Maqâshid al-Syarî’ah Menurut Al-Syathibîy, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996)

Ascarya, Akad dan Produk BankSyariah (Jakarta: PT.Rajagrafindo, 2015)

Asri Yaqien, Lembaga Keunagn NonBank Syariah, artikel onlinehttp://asriyaqien.blogspot.co.id/2014/10/lembaga-keuangan-non-bank-syariah.html.diakses tanggal

22 Februari 2017 Jam 20.00Wib

Beekun, Rafiq Issa, Islamic BusinessEthict, Virginia:InternationalInstitute ofIslamic Thought, 1997.

Buku Panduan Penulisan TesisDisertasi yang diterbitkanProgram Pasca SarjanaUniversitas Islam NegeriSultan Syarif Kasim Riau,Buku Panduan PenulisanTesis dan Disertasi(Pekanbaru, PPs UIN SuskaRiau, 2016-2017)

Dahlan Abdul Aziz dan dkk,Ensiklopedi Hukum Islam,(Jakarta: PT. Ichtiar Baruvan)

Daud Vicary Abdullah dan KeonChee, Islamic Finance Why itMakes Sense (Pent: SatrioWahono, (Jakarta: Zaman,2012) cet 1

Depag RI, Ensiklopedia HukumIslam,(Jakarta: DepagRI,1997)

Didiek Ahmad Supadie, SistemLembaga KeuanganEkonomi Syariah dalamPemberdayaan EkonomiRakyat (Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra, 2013),cet. I

Edang Hidayat, Transaksi EkonomiSyariah (Bandung: PT.RemajaPosdakarya, 2016)

Fathurrahman Djamil, FilsafatHukum Islam, (Jakarta :Logos, 1997)

Galuh Nashrullah KartikaMayangsari R dan H. HasniNoor, Konsep Maqashid Al-Syariah Dalam Menentukan

Page 38: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

184

Hukum Islam (Perspektif Al-Syatibi dan Jasser Auda)(Jurnal Dosen Program StudiHukum Ekonomi Syariah IFakultas Studi IslamUniversitas Islam KalimantanMAB [email protected] I HP: 085254849294,Iqtisadiyah Jurnal EkonomiSyariah dan Hukum EkonomiSyariah, ISSN Elektronik:2442-2282, Volume I, Issue I,Desember 2014)

Ghofar Shidiq, Teori Maqashid Al-Syari'ah dalam Hukum Islam(Jurnal Dosen FakultasAgama Islam UniversitasIslam Sultan Agung SultanAgung Vol XLIV No. 118 118Juni-Agustus 2009)

H. Mohammad Daud, Hukum Islam(Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada)

H. Muh. Said, Pengantar EkonomiIslam (Pekanbaru: SuskaPress, 2008)

Hand Out kitab Mulakhâs KitâbinâHikmat al-tasyri’ waFalsafatuhu dapat diaksesdalamwibesite.online.dengan.alamat:http://kadl.sa/item.aspx?id=PW8UHBYDsm9d1aWYxnthLgoLED27no1D7WixNDiHHwo2wjtx1wtPUNZtOJnQCgD,dan.http://kadl.sa/pdfviewer.aspx?filename=pw8uhbydsm9d1awyxnthlgoled27no1d7wixndihhwo2wjtx1wtpunztojnqcgd.diakses.21Desember2017.Jam16.00.Wib.

Hans Wehr, A Dictionary of ModernWritten Arabic (London:McDonald & Evan Ltd., 1980)

Hardijan Rusli, Metode PenelitianHukum Normative :Bagaimana?” law reviewfakultas hokum universitaspelita harapan (t.th: t.p,2006). Volume V No. 2

Heri Sudarsono, “Bank danLembaga KeuanganSyari’ah”, (Yogyakarta:Ekonesia, 2008)

Heri Sudarsono, Bank dan LembagaKeuangan Syariah,(Yogyakarta: Ekonisa, 2003)

Heri Sudarsono, Bank dan LembagaKeuangan Syariah,(Yogyakarta: Ekonisia, 2007),jilid II.

Huderi Beik, Ushûl Fiqh, (Beirut ;Daar al-Fikr, 1988).

Ibn Manzur al-Afriqi, Lisân al-‘Arab(Beirut: Dar ash-Shadr, t.th),juz VIII

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, I’lâm al-Muwaqqi’în, Juz I, (Beirut :Dar al-Jil, tt)

Ibnû Qayyîm al-Jawzîyyah, I'lam al-Muwaqqi'în, (Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), JuzIII

Ibrahim Basyuni Madku’r, Durû’s Fial-Tarîkh Wa al-Falsafah,(Kairoh : al-Amirah, 1942)

Idris Ismail, Penyerapan FatwaDewan Syariah Nasional(DSN-MUI) dalam SistemPeraturan Perundangan(Kajian Fiqih Siasyah),Disertasi tidak diterbitkan(Program PascasarjanaKosentrasi Al-Ahwal Al-

Page 39: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

185

Syakhshiyyah UIN SuskaRiau, 2017)

Ilal bin Abdul Wahid bin Abdu Salamal-Fasiy al-fahriy, MaqashidSyariah wa Makarimuha(Beirut: Darul al-Gharbi al-Islami, 1999 M), jilid V

Imam al-Syafi’I, al-Risâlah, (Bairut :al-Maktabah al-‘ilmiyah, tt)

Imam ibnu Asyur, Maqashid al-Syari’ah al-Islamiyyah(Jordan: Dar Nafais,2001)cet.II

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini, Khifayatul Akhyar,(Bina Ilmu.Surabaya, 1997)

Inggi H Ashien, Investasi Syariah diPasar Modal, (Jakarta:Gramedia PustakaUtama,2000)

Irfandi, Maqashid Al-Syari’ahMenurut Muhammad ThahirIbn ‘Asyur (Makalah MataKuliah Maqashid SyariahProgram PascasarjanaJurusan Hukum KeluargaSekolah Tinggi Agama IslamNegeri (STAIN) Pekalongan2014)

Ismail Muhammad Syah dkk, tulisanAmir Syarifuddin (Pengertiandan Sumber hukum Islam),Filsafat Hukum Islam,(Jakarta : Bumi Aksara,1991)

Izuddin bin Abdi Salam, QawaidulAhkam, (Dimisko: DarulKolam, 2000 M)

Jabbar Sabil, Menalar HukumTuhan, (Banda Aceh ; LKAS,2009)

Jasser Auda, Maqasid al-Shari’ah asPhilosophy of Islamic Law a

System Approach, (Herndon:IIIT, 2008)

Juhaya S. Praja, Filsafat HukumIslam, (Bandung ; YayasanPiara, 1989)

Juhaya S. Praja, Tafsir Hikmahseputar ibadah, muamalah,jin dan manusia, (Jakarta:Kencana, 2008)

Julius R. Latumaerissa, Bank danLembaga Keuangan Lainya(Jakarta: Salemba Empat,2012)

Kasmir, Bank dan LembagaKeuangan Lainya (Jakarta:PT. Raja Granpindo Persada,2002)

Khalifah Babkrin Husain, FalsafahMaqashid Syariah (Qahirah:Maktabah Wahabiyah, 1421H / 2000 M)

Komaruddin Satradipoera, SejarahPemikiran Ekonomi: SuatuPengantar Teori danKebijaksanaan Ekonomi,(Bandung: Kappa-Sigma,2001)

La Jamaa, Dimensi Ilahi danDimensi Insani dalamMaqashid al-Syari’ah (JurnalIAIN Ambon Jl. KebunCengkeh Batu Merah AtasAmbon Maluku Tlp.085243201370, Asy-Syir’ahJurnal Ilmu Syari’ah danHukum Vol. 45 No. II, Juli-Desember 2011)

M. Hasbi Ash-shiddieqy, FalsafahHukum Islam (Jakarta: BulanBintang, 976)

M. Nur Rianto al-Arif, Teori MakroEkonomi Islam (Bandung:CV. Alfabeta, 2010)

Page 40: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

186

M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Misbah,(Jakarta :Lentera hati, 2007),cet. VIII, volume ke 8

Muh. Said, Pengantar EkonomiIslam (Pekanbaru: SuskaPress, 2008)

Muhammad Abû Zahrah, UshûlFiqih, terj Syaiful Ma’shum(Jakarta: Pustaka Firdaus,2011)

Muhammad Abduh Muhyi, Uang danLembaga Keuangan,PDF.Power Poin 3/28/2011

Muhammad abdul karim, KamusBank Syariah (Yogjakarta :asnaliter)

Muhammad Abdul Manan, IslamicEconomics, Theory andPractice, (India: IdarahAdabiyah, 1980)

Muhammad Abdul Mannan, TeoriDan Praktik Ekonomi Islam,(Yogyakarta : PT. DanaBhakti Wakaf, 1997)

Muhammad Abu Zahra, Ushûl al-Fiqh (Beirut : Dar al-Fikr al-Arabi, 1985)

Muhammad Abu Zahrah, Ushûl al-Fiqhi, (t.tp : dar al-fikr al-‘arabi, t.th)

Muhammad bin Farhun, at-Tabsîrahal-Hukkâm, (Dar al-Maktabahal-Ilmiyyah, Mesir, 1301H)

Muhammad dan Lukman Fauroni.2002. Visi al-Qur’an tentangEtika danBisnis, Jakarta:Salemba Diniyah

Muhammad Djakfar, Agama, Etika,dan Ekonomi WacanaMenuju PengembanganEkonomi Rabbaniyah.Penerbit: UIN-Malang Press,September 2007.

Muhammad Djakfar, Agama, Etika,dan Ekonomi, (UIN MalangPress, Malang, cet.I, 2007)

Muhammad Kamil Musa, al-Madkhalila al-Tasyrî’ al-Islâmi, (Beirut: Mu’assasah al-Risalah,1989)

Muhammad Mufid, Usul FiqihEkonomi dan KeuanganKontemporer, Dari Teori keAplikasi (Jakarta: PreanadaMedia Group, 2016)

Muhammad Sa’adi bin Ahmad binMa’ud al-Yubi, Maqâshidasy-Syarî’ah al-Islâmiyah waAlaqâtuha bi al-Adillah asy-Syar’îyyah (KSA: Dâr al-Hijrah li an-Nasyr wa at-Tauzi’, 1998), Cet.1

Muhammad Syafi’i Antonio, BankSyariah dari Teori ke Praktek(Jakarta: Gema Insani Press,2014), cet. XXII

Muhammad Syarifudin, LembagaPerekonomian Umat (Jurnalonline, t.th)

Muhammad Thahir bin ‘Asyur,Maqâshid al-Syarî’ah al-Islâmîyyah, (Amman: Dar al-Nafa’is, 2001)

Muhammad Thahir bin MuhammadAsyut al-Tunisiy, MaqashidSyariah al-Islamiy (Lebanon:Darul Kutub Ilmiyah, 1996 M)

Muslehuddin, Philosopy of IslamicLaw and the Orientalis,(Lahore : Islamic Publication,1980), cet. II

Mustafa Edwin Nasution dkk,Pengenalan EksklusifEkonomi Islam, (Jakarta:Kencana, 2006)

Page 41: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

187

Musthafa Syalabi, Ta’lîl al-ahkâm,(Kairo : Dar al-Nahdhah,1981)

Nana Herdiana Abdurrahman,Manajemen Bisnis Syariahdan Kewirausahan,(Bandung: Cv. Pustaka Setia,2003), Cet. I

Naqvi, Syed Nawab Haider, Etikadan Ilmu Ekonomi SuatuSintesis Islami, terj.HusinAnis, (Bandung: Mizan,1993)

Nasrun Haroen, Ushûl Fiqh, (Jakarta: Logos, 1996), cet.ke-1

Nurhadi, Konsep Hikmat Al-Tasyrî’Sebagai Asas Ekonom DanKeuangan Bisnis IslamDalam Kitab Hikmat Al-Tasyrî’Wa Falsafatuhu Karya AliAhmad Al-Jurjawi (1866-1961M) (Disertasi DoktorPascasarjana UIN SuskaRiau, 2018).

Nurizal Ismail, Maqâshid Syarî’ahdalam Ekonomi (Yogyakarta:Smart WR, 2014)

Nurmawan, Uang dan LembagaKeuangan, PDF. ModulPembelajaran Mata KuliahEkonomi Eko.2.03

Nuruddin Mukhtar al-Khadimi, al-Ijtihâd al-Maqâsidi (Qatar: t.p,1998)

Nurul Huda dan Mohammad Haykal,Lembaga Keuangan Islam:Tinjauan teoritis dan Praktis,(Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2010)

Nurul Huda dan Mustafa EdwinNasution, Investasi padaPasar Modal Syariah,(Jakarta: Kencana, 2007)

OJK Wibesite, IKNBSyariah, ojkonlinehttp://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/IKNB-Syariah.aspx.diaskes tanggal22 Februari 2017 Jam 20.45Wib.

Otoritas Jasa Keuangan, BloketPerbankan Indonesia tahun2014, Edisi Pertama.

Pusat Pengkajian danPengembangan EkonomiIslam (P3EI), Ekonomi Islam,(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2011)

Rafiq Yunus al-Mishri, Ushul al-Iqtishad al-Islami, (Dar al-Qalam, Damaskus, 2012),cet. V

Richard Lipsey G dan Peter SteinerO, Economics, (New York:Harper & Row, Publisher,1981)

Sa’di AbiJib, Qamûs al-Fiqih al-lughah wa al-Istilâhi, (Suria :Daar al-Fikr, 1998)

Sabariyah, Kerangka Berpikir AliAhmad al-Jurjâwîy dalamMenetapkan Hikmat al-Tasyrî’ Pada Kitab Hikmat al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu, tesistidak diterbitkan (ProgramPscasarjana Kosentrasi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah UINSuska Riau, 2011)

Saifuddin al-Amidi, al-Ihkâm fi al-ûshûl al-Ahkâm, (Beirut :Daar al-Fikr, tt)

Satria Effendi M. Zein, Ushûl Fiqh(Cet. I; Jakarta: Kencana,2005)

Sigit Triandanu, Bank dan LembagaKeuangan Lain, (Jakarta

Page 42: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Sudirman M. Johan, Nurhdi, Akhmad Mujahidin, Ahmad Rofiq, MawardiMuhammad Saleh; Konsep Hikmat Al-Tasyrî’ sebagai Asas Ekonomi danKeuangan Bisnis Islam Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi (1866-1961M) dalamKitab Hikmat Al-Tasyrî’ Wa Falsafatuhu

188

:Salemba Empat, 2006),Edisi II

Sofyan S. Harahap, Etika Bisnisdalam Perspektif Islam(Jakarta: Salemba Empat:2011)

Suhrawardi K. Lubis, HukumEkonomi Islam, (Jakarta:Sinar Grafika Cet. III, 2004)

Supriyadi, Pengantar FilsafatIslam,(Bandung: CV PustakaSetia, 2010), cet. II

Suryan A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam,(Pekanbaru : PPS UIN SuskaRiau dan LSFK2P, 2008)

Syafruddin Prawiranegara, Ekonomidan Keuangan (maknaekonomi Islam) (Jakarta: PT.Dunia Pustaka jaya, 2011)

Syah Walî Allah ad-Dihlawî,Hujjatullah al-Bâlighah,(Beirut: Dar al-Jail, 2005), jiidI, cet. I

Syamsuddin Arif, Mengenal IstilahFilsafat,http://www.inpasonline.com/.dikutip dari Muhammad Nuh,Filsafat Dan Hikmah Al-Tasyri’, dalamhttps://bunga9hati.blogspot.co.id/2012/05/filsafat-hukum-islam.html.diakses.tanggal7Januari2018.Jam22.00.Wib.

Syed Nawab Haider Naqvi,Menggagas Ilmu EkonomiIslam, terj. M. Saiful Anamdan Muhammad UfuqulMubin, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009)

Syekh Muhammad Abid as-Sindi,Musnad Syafi’i, (Bandung:Sinar Baru Algensindo,2000), juz I dan II

Tajul Arifin, Filsafat Hukum Islam(Bandung; Pustaka Setia.2008)

Thahir bin Asyur, Maqashid Al-Syari’ah Al-Islamiah, (Amman: Dar al-Nafais, 2001)

Umar sulaiman al-‘asyqar, Tarîkh al-Fiqh al-Islâmi, (Amman ; Daral-Nafa’is, 1991)

Veithzal Rivai, dkk, Bank andFinancial Institutionmanagement Conventionaland Sharia Sistem (Jakarta:PT. Rajagarafindo Persada,2007)

Wahbah al-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-Islâmi (Beirut: Dar al-Fikr,1986)

Wahbah al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, (Damsik/Mesir: Dar al-Fikr, 1996), jiid II

Wiliam Montgomery, Butir-ButirHikmah Sejarah Islam(Jakarta: Srigunting, 1999)

Yahya Sai’di, Tauzhif MaqashidSyariah fi Fahmi al-Qur’anwa Tafsirihi (t.t: t.p, t.th)

Yanwari Yadi. Djazuli, LembagaPerekonomian Umat (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2012)

Yazid Afandi, “Fiqh Muâmalah danImplementasinya dalamLembaga KeuanganSyari’ah”, (Yogyakarta:Logung Pustaka, 2009)

Yusanto, Muhammad Ismail danMuhammad KarebetWidjajakusuma. MenggagasBisnis Islami, (Jakarta: GemaInsani Press, 2002)

Yusuf al-Qardawi, Fiqh MaqâshidSyarî’áh, penerjemah H. Arif

Page 43: KONSEP HIKMAT AL-TASYRÎ’ SEBAGAI ASAS EKONOMI DAN …

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (147 –189)

189

MunandarRiswanto, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2007)

Yusuf al-Qardhawi, Daur al-Qiyamwa al-Akhlak fi al-Iqtishadi al-Islam, (Maktabah Wahbah,Kairo, 1995)

Yusuf al-Qardlawi, Fiqh MaqashidSyari’ah, terj. H. ArifMunandar Riswanto,

(Jakarta: Pustaka al-Kautsar,2006)

Yusuf al-Qardlawi, Fiqih Maqashid(Mesir: Daru Syuruq, 2007M)

Zakiyuddin Sya’ban, Ushûl al-Fiqhial-Islâmiy, (Kairo : Dar al-Ta’lif, 1964 H)