Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

15
Konsep dasar Manajemen dan Permasalahannya BAB I PENDAHULUAN Konsep dasar manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip Manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadari ataupun tidak disadari. Ilmu Manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya. Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, tehnologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu, dapat dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga secara sinergis dan mutual simbiosis membentuk kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan dan pencapaian tujuan lebih baik, tanpa ada kerjasama yang baik maka tidak ada "manajemen". Tentunya untuk dapat melakukan manajemen dengan baik, seseorang harus mengetahui terlebih dahulu tentang konsep dasar manajemen. Namun hingga saat ini mungkin masih banyak individu yang tidak mengetahu hal tersebut. Makalah ini akan menyajikan pembahasan mengenai konsep dan permasalahan manajemen. BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Manajemen Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang manajemen tidak bisa mewakili pengertian lain secara universal. Menurut T. Hani Handoko, tidak ada definisi manajemen yang dapat diterima secara universal. Mary Parker Follet (dalam Tohirin, 2008: 271) mengatakan bahwa manajemen merupakan seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stephen P Robbins dan Mary Coulter (2004), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan efisien dan melalui orang lain. Menurut Stoner (dalam Tohirin, 2008: 272), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha

Transcript of Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

Page 1: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

Konsep dasar Manajemen dan Permasalahannya

BAB I

PENDAHULUAN

Konsep dasar manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa

demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari

prinsip-prinsip Manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadari ataupun tidak

disadari. Ilmu Manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan

Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama

revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.

Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak

dan beragama sejenisnya.

Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam

mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut

akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan,

tehnologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu, dapat dikembangkan dengan membagi tugas

pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga secara sinergis dan

mutual simbiosis membentuk kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan dan pencapaian

tujuan lebih baik, tanpa ada kerjasama yang baik maka tidak ada "manajemen".

Tentunya untuk dapat melakukan manajemen dengan baik, seseorang harus mengetahui

terlebih dahulu tentang konsep dasar manajemen. Namun hingga saat ini mungkin masih banyak

individu yang tidak mengetahu hal tersebut. Makalah ini akan menyajikan pembahasan mengenai

konsep dan permasalahan manajemen.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Manajemen

Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang manajemen tidak bisa

mewakili pengertian lain secara universal. Menurut T. Hani Handoko, tidak ada definisi manajemen

yang dapat diterima secara universal. Mary Parker Follet (dalam Tohirin, 2008: 271) mengatakan

bahwa manajemen merupakan seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stephen P

Robbins dan Mary Coulter (2004), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-

kegiatan pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan efisien dan melalui

orang lain.

Menurut Stoner (dalam Tohirin, 2008: 272), manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Ismail Solihin (2009), manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai

sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Definisi tersebut dapat

dijelaskan secara lanjut sebagai berikut:

Page 2: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

1.      Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruh kegiatan manajemen yang dijabarkan ke

dalam empat fungsi manajemen dilakukan secara berkesinambungan dan semuanya bermuara

kepada pencapaian tujuan.

2.      Pencapaian tujuan dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang dikelompokan ke dalam fungsi-fungsi

manajemen dan mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

3.      Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan efisien. Efektifitas merujuk pada serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan efisiensi menunjukan pencapaian tujuan

secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang paling minimal.

4.      Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi.

Dalam konteks pelayanan Bimbingan dan konseling Manajemen berarti proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan Bimbingan dan

konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

B.     Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen antara lain: perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),

pelaksanaan(Actuating) dan pengawasan (Controlling).

1.      Fungsi perencanaan (planning). Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya

untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Bintoro Tjokroaminoto (dalam Husaini Usman, 2010: 65) perencanaan adalah proses

mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan

tertentu. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang diinginkan perlu

dilakukan perencanaan yang matang. Dalam bimbingan dan konseling, fungsi ini dilakukan oleh

kepala sekolah, koordinator BK dan guru BK.

2.      Fungsi pengorganisasian (organizing). Menurut Handoko (dalam Husaini Usman, 2010: 146),

pengorganisasian ialah (1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi; (2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat

membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan; (3) penugasan tanggung jawab tertentu; (4) pendelegasian

wewenang yang diperlukan individu-individu untuk melaksanakan tugasnya. Koordinator BK akan

mengelompokan dan menentukan kegiatan penting untuk memberikan kekuasaan kepada orang-

orang tertentu (guru pembimbing/wali kelas) untuk melaksanakan kegiatan itu

3.      Fungsi pelaksanaan (actuating). Pelaksanaan merupakan tahapan realisasi rencana yang telah

disusun sebelumnya dengan mengacu pada pengorganisasian. Dalam bimbingan dan konseling,

program yang telah disusun hendaknya dilaksanakan dengan kerja sama yang baik antara pihak-

pihak yang terkait.

4.      Fungsi pengawasan (controlling). Pengawasan merupakan penilaian terhadap pelaksanaan program

mulai dari awal perencanaannya hingga pelaksanaannya. Pengawasan dilakukan oleh seorang

pengawas di bidang BK, kemudian koordinator BK juga menggunakan administrasi,

yaitu: men (sumber daya manusia/personil), material (bahan-bahan), machines (peralatan, sarana

dan prasarana), method (metode/ layanan), money ( sumber dana) dan market (siswa).

C.      Syarat Manajemen

Untuk dapat berhasil dengan baik proses dari manajemen maka harus ada syarat-syarat

manajemen yang harus dipenuhi, meliputi :

1.      Harus ada pembagian kerja

Mengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai dengan bakat dan

kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan tidak adanya

pembagian kerja.

2.      Kekuasaan dan pertanggung jawaban

Page 3: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

Dalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan pertanggung jawaban

antara masing-masing staf dalam organisasi.

3.      Disiplin

Semua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan menaati peraturan yang

ditetapkan.

4.      Kesatuan komando

Kesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpang siuran perintah di dalam organisasi,

karena organisasi mempunyai tujuan yang sama.

5.      Kesatuan arah

Kesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota mempunyai tujuan

sendiri-sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang saja.

6.      Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanya

Antara tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena apabila terdapat

perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami kesulitan.

7.      Pemberian upah/gaji

Harus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya secara adil.

8.       Sentralisasi

Memberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi memerlukan suatu pemusatan

tanggung jawab untuk menghindari bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih besar.

9.      Jenjang jabatan

Urutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain harus saling

bersambung. Kejelasan hubungan ini perlu untuk menentukan kearah mana seseorang harus

bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana seseorang kelak di promosikan.

10.  Keteraturan

Keteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses manajemen.

11.  Keadilan

Keadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang lancer diantara

anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.

12.  Kestabilan di dalam organisasi

Para anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam organisasi.

13.  Inisiatif

Tanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan organisasi akan

mengalami sebuah kerugian.

14.  Semangat korps

Adanya komunikasi yang lancar diantara pimpinan dan bawahan akan menambah semangat

kerja bawahan. 

D.      Organisasi dan Personalia

1.      Organisasi

James L. Gibson c.s dalam Winardi (2003), menyatakan bahwa “….Organisasi-organisasi

merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak

mungkin di laksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri “

Menurut Winardi (2003):Organisasi adalah merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau

subsistem, di antara mana subsistem manusia mungkin merupakan subsistem terpenting, dan di mana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang berdangkutan.

Page 4: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang

sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.  Organisasi merupakan suatu unit

terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau

serangkain sasaran ( Rivai, 2007: 188)

Definisi berikut tentang perorganisasian memberikan kepada kita sebuah gambaran

pendahuluan tentang makna kata tersebut: “…….. Organizing .. the function of gathering resources,

allocating resources, and structuring task to fulfill organizational plans”(Winardi, 2003:20)

Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling terentang vertikal, dari para pengambil

kebijaksanaan yang paling tinggi sampai pada pelaksana dan pembantu pelaksana yang terbawah,

dan secara horisontal yang mencakup berbagai pihak yang dapat memberikan kemudahan bagi

pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang mantap dan berkelanjutan. Menurut Prayitno

(1997:49), organisasi yang mencakup unsur-unsur vertikal dan horizontal dikehendaki berbagai

tuntutan:

a)      Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting, baik vertikal maupun horizontal, sehingga mampu

sebesar-besarnya memadukan berbagai kebijaksanaan dan pelaksanaannya, serta berbagai sumber

yang berguna bagi pelayanan bimbingan dan konseling.

b)      Sederhana, sehingga jarak antara penetapan kebijaksanaan dan upaya pelaksanaannya tidak

terlampau panjang. Keputusan dapat dengan cepat tetapi dengan pertimbangan yang cermat diambil,

dan pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling terhindar dari urusan birokrasi yang

tidak perlu.

c)      Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya pengembangan yang berguna

bagi pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang kesemuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh

peserta didik.

d)     Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat saling menunjang dan semua

upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan

dan konseling untuk kepentingan peserta didik.

e)      Menjamin berlangsungnya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut, sehingga perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan konseling yang berkualitas dapat terus

dimantapkan.

2.      Personalia

Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk keputusan organisasi.

Personalia ini di tangani oleh manajemen agar aktifitas mereka dapat dipertahankan dan semakin

meningkat. Para manajer akan membina mereka berusaha mewujudkan antara hubungan yang baik

menilai dan mempromosikan mereka dan berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka.

Personalia pelaksana bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam

organisasi bimbingan dan konseling. Personil utamanya adalah guru pembimbing dan koordinator

bimbingan dan konseling di sekolah. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan

baik dan mencapai sasaran secara optimal, maka tiap-tiap pesonil bimbingan dan konseling perlu memahami dan menyadari tentang peranannya masing-masing. Prayitno (1997: 51) personil tersebut

mencakup:a)      Personil pada Diknas Propinsi atau Diknas Kabupaten/Kota yang bertugas melakukan pengawasan

dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling di satuan-satuan

pendidikan.

b)      Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh termasuk

didalamnya program Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan masing-masing.

Page 5: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

c)      Guru Pembimbing dan guru kelas sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan

Bimbingan dan Konseling.

d)      Guru-guru lain ( guru mata pelajaran dan guru praktik) serta wali kelas sebagai penanggung jawab

dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas masing-masing.

e)      Orang tua sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-luasnya.

f)       Ahli-ahli lain dalam bidang nonbimbingan dan nonpengajaran/latihan (seperti : dokter, psikolog,

psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.

g)      Sesama peserta didik sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakannya bimbingan

sebaya.

E.     Program

Setiap organisasi memerlukan program yang berisi serangkaian kegiatan dalam mencapai

tujuan yang diharapkan. Contohnya, sebuah perusahaan ingin mencapai angka penjualan kendaraan

hingga 1000 unit per tahun, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut disusunlah berbagai macam

agenda dan kegiatan. Program yang ada merupakan hasil dari perencanaan, sehingga dikatakan

bahwa program yang baik dihasilkan dari perencanaan yang baik. Begitu juga halnya dalam

bimbingan dan konseling. Program Bimbingan dan Konseling merupakan isi keseluruhan organisasi

bimbingan dan konseling di sekolah. Program-program ini perlu disusun dengan memperhatikan pola

umum bimbingan dan konseling dan berbagai kondisi yang terdapat di lapangan (Prayitno, 1997:52).

Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tidaklah dipilih secara acak,

namun melalui pertimbangan yang matang dan terpadukamn dalam program pelayanan. Menurut

Prayitno (1997: 54), program bimbingan dan konseling hendaknya:

1.      Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik yang sesuai dengan kondisi pribadinya,

serta jenjang dan jenis pekerjaannya.

2.      Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi semua jenis layanan dan

kegiatan pendukung, serta menjamin terpenuhinya prinsip dan asas bimbingan dan konseling.

3.      Ssistematik, dalam arti program disusun menurut urutsa logis, tersinkronisasi dengan menghindari

tumpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis.

4.      Terbuka dan luwes sehingga mudah menerima masukan untuk pengembangan dan

peneympurnaannya, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.

5.      Mmeungkinkan kerja sama dengan semua pihak yang terkait dalam rangka sebesar-besarnya

memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan

pelayanan bimbingan dan konseling.

6.      Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program pada

khususnya, dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program bimbingan dan

konseling pada umumnya.

F.     Fasilitas

fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja

dalam rangka mencapai suatu tujuan.  Fasilitas juga merupakan faktor penting dalam mencapai

tujuan. Fasilitas yang baik akan memudahkan dan memperlancar kinerja, begitu juga sebaliknya.

Contohnya secara umum sebuah perusahaan ingin membuat desain kendaraan bermotor, oleh sebab

itu perusahaan tersebut akan membutuhkan fasilitas-fasilitas yang terkait dengan pengerjaan desain

tersebut. Namun sangat disayangkan jika ada personalia yang menjadikan kurangnya fasilitas

sebagai alasan untuk tidak bekerja. Kekurangan fasilitas yang ada hendaknya disikapi secara bijak

dan kreatif oleh personalia. Fasilitas yang diperlukan sebagai penunjang pelayanan bimbingan dan

konseling meliputi sarana dan prasarana.

Page 6: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

G.    Akuntabilitas Program

Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris “accountability” yang berarti

pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta

pertanggunganjawaban. A Muri Yusuf (dalam Amirah Diniaty, 2012:89), menjelaskan akuntabilitas

tidak sama dengan responsibilitas. Akuntabilitas lebih mengacu pada pertanggung jawaban

keberhasilan atau kegagagalan pencapaian misi organisasi, sedangkan responsibilitas berhubungan

dengan kewajiban melaksanakan wewenang atau amanah yang akan diterima. Akuntabilitas

mempertanggung jawabkan pelaksanaan wewenang atau amanah tersebut.

Akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi (penilaian) mengenai standard

pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang

dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk

mengimplementasikan standard-standard tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk

kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan. Dalam hubungan ini, diperlukan

evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara

yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam

manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain

pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme

akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk

laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu

organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit

organisasi

H.    Kepengawasan

Robert J. Mockler dalam T. Hani Handoko (1996: 360), mengemukakan bahwa pengawasan

manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan

perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang

telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan

koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya diperlukan dengan cara paling

efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan

penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan

dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang

berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah

dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan

sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

I.       Pengembangan

Munandir (2001: 268) menyatakan bahwa pengembangan merupakan berbagai cara atau

pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan situasi agar guru dan staf sekolah lainnya

meningkatkan kompetensi dan keterampilannya serta tumbuh secara profesional selama berdinas

Pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling memang banyak tergantung pada

organisasi, program, prasarana dan sarana yang tersedia, namun peranan tenaga manusianya

adalah yang paling utama. Seluruh personil sekolah dipersyaratkan untuk bahu membahu

sepenuhnya bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling secara baik di setiap satuan

pendidikan. Guru pembimbing sebagai petugas utama dan inti serta ahli dalam pelayanan bimbingan

dan konseling mempunyai kewajiban untyuk mencurahkan seluruh perhatian dan upaya demi

Page 7: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

suksesnya misi yang diembannya, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah. Pengembangan dapat dilaksanakan melalui:

1.      Kerjasama antar guru pembimbing

2.      Kerjasama antar personil sekolah

3.      Kegiatan pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan dan konseling

4.      Pengembangan fasilitas layanan

5.      Pertemuan kesejawatan profesional (MGP), penataran, lokakarya, pertemuan ilmiah, keikutsertaan

dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi lanjutan

 

J.      Permasalahan Manajemen dan Solusi

Dalam manajemen umumnya akan berhadapan dengan permasalahan. Dari beberapa

personalia dengan ide-ide yang berbeda mungkin dapat menimbulkan pertentangan dan ketidak

sesuaian, fasilitas yang kurang memadai akan menimbulkan permasalahan, masalah komunikasi

sesama personalia, masalah yang disebabkan kurangnya kompetensi, dan lain sebagainya.

Proses penyelesaian masalah manajemen menurut James A.F. Stoner (1996), sebagai

berikut:Kembangkan alternatif:Cari alternatif yang kreatif

Evaluasi alternatif dan pilih yang terbaik

Laksanakan dan adakan tindak lanjut:-Rencanakan pelaksanaan-Laksanakan rencana-Monitor pelaksanaan dan adakan penyesuaian seperlunyaSelidiki situasi:-Tentukan personal-Kenali tujuan-tujuan keputusan-Diagnosa sebab akibat

Page 8: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

Diantara masalah yang timbul berkaitan dengan konsep pengelolaan dan

manajemen bimbingan dan konseling adalah:

1.      Dalam hal penempatan personalia, masih ada di beberapa sekolah guru pembimbingnya berasal dari

jurusan lain, akibatnya guru pembimbing tidak mengetahui apa yang akan dilakukan.

2.      Masih kurangnya pengetahuan dan wawasan guru pembimbing dalam melaksanakan tugasnya

seperti membuat program maupun melaksanakan program

3.      Masih adanya ketimpangan antara jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh, akibatnya

guru pembimbing tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya

4.      Masih kurangnya pengetahuan guru mata pelajaran, kepala sekolah dan siswa mengenai peran

bimbingan dan konseling

Solusi yang dapat diberikan berkaitan dengan permasalahan konsep pengelolaan dan

manajemen ini adalah:

1.      Guru pembimbing harus berasal dari jurusan BK agar guru pembimbing tersebut tahu tugas dan

tannggung jawabnya

2.      Dilakukan pelatihan dan pengembangan kompetensi

3.      Agar Guru pembimbing dapat bekerja dengan hasil yang maksimal, maka sesuaikan jumlah guru

pembimbing dengan jumlah siswa asuh

4.      Dapat mengadakan orientasi/memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-

pihak tersebut

Page 9: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian

dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengertian

tersebut langsung mencakup 4 fungsi manajemen yang lebih dikenal dengan POAC. Manajemen erat

kaitannya dengan Organisasi, yakni merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua

orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Di dalam organisasi

terdapat personalia, yaknisemua anggota organisasi yang bekerja untuk keputusan organisasi. Untuk

mencapai tujuan maka diperlukan program, yang berisi serangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan

yang diharapkan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Fasilitas dalam hal ini dapat meliputi

sarana dan prasarana. Manajemen juga tidak akan terlepas dari akuntabilitas, yakni pertanggung

jawaban keberhasilan atau kegagagalan pencapaian misi organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan

manajemen juga sangat ditentukan Sumber Daya manusia yang ada. Oleh sebab itu perlu dilakukan

pengembangan dalam meningkatkan mutu kinerja. Permasalahan yang mungkin timbul dalam

manajemen antara lain masalah kompetensi, keuangan, fasilitas, pertentangan, dan lain-lain,

merupakan permasalahan yang sering timbul dalam suatu manajemen. Penyelesaian permasalahan

perlu dilakukan dengan cara selidiki situasi, kembangkan alternatif, pilih alternatif penyelesaian

masalah, terapkan dan tindak lanjut.

B.     Kesimpulan

Kepada calon dosen, konsultan, peneliti, guru pembimbing maupun profesi lainnya

diharapkan untuk memahami konsep dasar manajemen sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dalam

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

KEPUSTAKAAN

Amirah Diniaty. 2012. Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru. Zanafa Publishing.

Husaini Usman. 2009. Manajemen. Yogyakarta : Bumi Aksara

Munandir. 2001. Enslikopedia Pendidikan. Malang: UM-Press

Prayitno, dkk. 2002. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas

                                                       1997. Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling: Sekolah Menengah Pertama (SMP).Jakarta. Ditjen Dikdasmen.

T. Hani Handoko. 1997. Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Thantawi R. MA. 1995. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Pamator Pressindo

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Page 10: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

KONSEP DASAR MANAJEMEN

A.      DEFINISIManajemen adalah membuat pekerjaan selesai ( getting things done). ( WHO, 1999 )Menejemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan kemudian menyelesaikannya. Dengan kata lain menejemen menentukan tujuan nya dahulu dengan pasti ( yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju ) dan kemudian mencapainya. ( WHO, 1999 )Menejemen adalah memperkenalkan dan merencanakan, mengorrganisasikan, memimpin, mengkoorganisasikan dan mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas. Mengorganisasikan berarti mengembangkan struktur ganda, yaitu materi dan manusia, dari suatu usaha, memimpin berarti mengikat, menyatukan dan menyelaraskan segala bentuk aktifitas dan usaha. Mengendalikan berarti memperhatikan bahwa segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan peratura – peraturan yang telah di tetapkan dan tuntutan yang ada (Swanburg, 2000 )

Fungsi utama menejemen : perencanaan, penerapan ( implementasi ) dan eveluasi.Perencanaan mencakup rincian kriterian evaluasi, aturan, norma, yang akan dicapai dalam keputusan penerapanDalam penerapan, menejemen berkaitan dengan pencapaian dan kinerja. Pada tahap penerapan harus diambil empat jenis utama keputusan. Keempat jenis keputusan pelaksanaan tersebut berhubungan dengan : koordinasi kegiatan, penempatan orang, pengolahan informasi.Evaluasi dipakai untuk keseluruhan proses pemeriksaan atau pengukuran dan penilaian akhir dari nilai. ( WHO, 1999 )

B.       MANEJEMEN KEPERAWATANDalam keperawatan, manejemen berhubungan dengan perencaan (planing) pengoorganisasian ( organizing ), pengaturan staf ( staffing), kepemimpinaan ( leading), dan pengendalian ( kontroling ), aktifitas – aktifitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari sub unit departermen. Menejemen keperawatan merupakan juga kelompok dari perawat manejer yang mengatur organisasi atau usaha keperawatan. Pada akhirnya manejemen keperawatan adalah proses dimana perawat menejer menjalankan profesi mereka. (Swanburg, 2000 )

Siapa yang membutuhkan menejemen keperawatan ?Semua bentuk dari organisasi keperawatan kesehatan, termasuk rumah perawatan , rumah sakit, tempat agen – agen perawat kesehatan, pusat perawatan rawat jalan, rumah sakit pendidikan, dan banyak lainnya, memerlukan menejemen keperawatan

Page 11: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

C.      PRINSIP MENEJEMEN KEPERAWATANManagemen keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan adalah memperkirakan peristiwa-peristiwa sampai pembuatan rencana operasional. Perencanaan juga merupakan fungsi managemen dari setiap perawat kepala dari perawat klinis profesional sampai perawat manager, penyelia, direktur dan administrator. Ratcliffe dan logsdon menspesifikasikan 6 tahap dalam proses perencanaan :

           Tahap merancang           Tahap delegasi           Tahap mendidik           Tahap perkembangan           Tahap implementasi           Tahap tindak lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik)

Managemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif.Contoh penggunaan waktu yang efektif :

 Eksekutif perawat kepala membuat suatu jadwal pertemuan yang berhubungan dengan rencana managemen. Jadwal ini diikuti pada seluruh aktivitas sampai pengaturan pertemuan, pertemuan divisi, pertemuan profesi, perjalanan, ronde, pertemuan individu, dsb.

 Perawat kepala dari lembaga pelayanan perawatan di rumah mempunyai rencana pertemuan staf yang dimulai dan di akhiri pada setiap minggu. Jadwal individual perawat ditinjau ulang pada setiap pertemuan dan di bandingkan dengan tujuan produktivitas yang seimbang dengan anggaran.

 Perawat kesehatan di rumah meninjau kembali jadwal setiap hari. Ini harus tepat sehingga 5 menit sebelum menggunjungi pasien dapat ditambahkan selama 40 jam kerja setiap minggu. Dengan cara ini jasa pelayanan meningkat bbukan berupa materi.

Managemen keperawatan adalah pembuat keputusan. Managemen keperawatan membutuhkan keputusan yang dibuat oleh perawat manager pada setiap tingkatan bagian di bangsal atau unit.Managemen keperawatan adalah suatu formulasi dan pencapaian tujuan sosial. Perubahan sosial penting dalam hubungannya dengan kebutuhan kesehatan. Tujuan pemenuhan seperti itu tergantung pada perawat manager. Perawat manager mengatur dampak institusi sosial dan mengeluarkan tanggung jawab sosialnya relatif terhadap keperawatan.Managemen keperawatan adalah pengorganisasian. Pengorganisasian adalah pengidentifikasian kebutuhan organisasi dari pernyataan misi kerja yang dilakukan dan menyesuaikan desain organisasi dan struktur untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.

Ada empat bentuk struktur organisasi : unit, departemen, puncak (divisi atau tingkat eksekutif dari managemen organisasi), tingkat operasional (meliputi semua fase pekerjaan dalam struktur organisasi)Managemen keperawatan menunjukan fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin dan bidang studi. Managemen keperawatan adalah bagian yang aktif dari divisi keperawatan, organisasi, dan lembaga dimana hal ini berfungsi :

o   Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan.o   Managemen keperawatan adalah mengarahkan atau memimpin.

Page 12: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

o   Divisi keperawatan yang dikelola baik memotivasi pekerja yang memuaskan.o   Managemen keperawatan komunikasi yang efisien.o   Managemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian. (Swanburg, 2000 )

D.      KERANGKA KONSEP MANAGEMEN KEPERAWATANKerangka konsep managemen keperawatan adalah managemen partisipatif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat/keperawatan, kesehatan dan lingkungan.Manusia, dalam managemen partisipatif adalah individu, keluarga/masyarakat yang diberikan pelayanan keperawatan melelui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorgaisasi, terarah, terkoordinasi dan terintregasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.Perawat/keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat managerial puncak, menengah, maupun bawah dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar praktik keperawatan.Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya mencegah, mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

E.       KOMPONEN SISTEM MANAGEMEN KEPERAWATANManajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, control dan mekanisme umpan balik.Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi  penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. ( Gillies, 1985 ) 

Page 13: Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha medikaSanburg, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jagarta. EGCWHO. 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. EG