Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

40
Konsep dasar Manajemen dan Permasalahannya A. Konsep Manajemen Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang manajemen tidak bisa mewakili pengertian lain secara universal. Menurut T. Hani Handoko, tidak ada definisi manajemen yang dapat diterima secara universal. Mary Parker Follet (dalam Tohirin, 2008: 271) mengatakan bahwa manajemen merupakan seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stephen P Robbins dan Mary Coulter (2004), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan- kegiatan pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan efisien dan melalui orang lain. Menurut Stoner (dalam Tohirin, 2008: 272), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Ismail Solihin (2009), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Definisi tersebut dapat dijelaskan secara lanjut sebagai berikut:

description

bimbingan dan konseling

Transcript of Konsep Dasar Manajemen Dan Permasalahannya

Konsep dasar Manajemen dan Permasalahannya

A.KonsepManajemen

Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang manajemen tidak bisa mewakili pengertian lain secara universal. Menurut T. Hani Handoko, tidak ada definisi manajemen yang dapat diterima secara universal. Mary Parker Follet (dalam Tohirin, 2008: 271) mengatakan bahwa manajemen merupakan seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.Menurut Stephen P Robbins dan Mary Coulter(2004), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatanpekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secaraefektif dan efisien dan melalui orang lain.

Menurut Stoner (dalam Tohirin, 2008: 272), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Ismail Solihin (2009), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Definisi tersebut dapat dijelaskan secara lanjut sebagai berikut:

1.Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruhkegiatan manajemen yang dijabarkan ke dalam empat fungsi manajemen dilakukan secara berkesinambungan dan semuanya bermuara kepada pencapaian tujuan.2.Pencapaian tujuan dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang dikelompokan ke dalam fungsi-fungsi manajemen dan mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.3.Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan efisien. Efektifitas merujuk pada serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan efisiensi menunjukan pencapaiantujuan secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang paling minimal.4.Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi. Dalam konteks pelayanan Bimbingan dan konseling Manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan Bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

B.FungsiManajemen

Fungsi manajemen antara lain:perencanaan(Planning), pengorganisasian(Organizing), elaksanaan(Actuating)dan pengawasan(Controlling).

1. Fungsi perencanaan (planning).Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Bintoro Tjokroaminoto (dalam Husaini Usman, 2010: 65) perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang diinginkan perlu dilakukan perencanaan yang matang. Dalam bimbingan dan konseling, fungsi ini dilakukan oleh kepala sekolah, koordinator BK dan guru BK.2. Fungsi pengorganisasian (organizing).Menurut Handoko (dalam Husaini Usman, 2010: 146), pengorganisasian ialah (1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; (2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan; (3) penugasan tanggung jawab tertentu; (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan individu-individu untuk melaksanakan tugasnya.Koordinator BK akan mengelompokan dan menentukan kegiatan penting untuk memberikan kekuasaan kepada orang-orang tertentu (guru pembimbing/wali kelas) untuk melaksanakan kegiatan itu3. Fungsi pelaksanaan (actuating).Pelaksanaan merupakan tahapan realisasi rencana yang telah disusun sebelumnya dengan mengacu pada pengorganisasian. Dalam bimbingan dan konseling, program yang telah disusun hendaknya dilaksanakan dengan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait.4. Fungsi pengawasan (controlling).Pengawasan merupakan penilaian terhadap pelaksanaan program mulai dari awal perencanaannya hingga pelaksanaannya.Pengawasan dilakukan oleh seorang pengawas di bidang BK, kemudian koordinator BK juga menggunakan administrasi, yaitu:men(sumber daya manusia/personil),material(bahan-bahan),machines(peralatan, sarana dan prasarana),method(metode/ layanan),money( sumber dana) danmarket(siswa).

C. SyaratManajemenUntuk dapat berhasil dengan baik proses dari manajemen maka harus ada syarat-syarat manajemen yang harus dipenuhi, meliputi :1.Harus ada pembagian kerjaMengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai dengan bakat dan kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan tidak adanya pembagian kerja.2.Kekuasaan dan pertanggung jawabanDalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan pertanggung jawaban antara masing-masing staf dalam organisasi.3.DisiplinSemua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan menaati peraturan yang ditetapkan.4.Kesatuan komandoKesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpang siuran perintah di dalam organisasi, karena organisasi mempunyai tujuan yang sama.5.Kesatuan arahKesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang saja.6.Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanyaAntara tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena apabila terdapat perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami kesulitan.7.Pemberian upah/gajiHarus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya secara adil.8.SentralisasiMemberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk menghindari bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih besar.9.Jenjang jabatanUrutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain harus saling bersambung. Kejelasan hubungan ini perlu untuk menentukan kearah mana seseorang harus bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana seseorang kelak di promosikan.10.KeteraturanKeteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses manajemen.11.KeadilanKeadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang lancer diantara anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.12.Kestabilan di dalam organisasiPara anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam organisasi.13.InisiatifTanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan organisasi akan mengalami sebuah kerugian.14.Semangat korpsAdanya komunikasi yang lancar diantara pimpinan dan bawahan akan menambah semangat kerja bawahan.

D. Organisasi dan Personalia1.OrganisasiJames L. Gibson c.sdalam Winardi (2003),menyatakan bahwa .Organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin di laksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri Menurut Winardi(2003):Organisasi adalah merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, di antara mana subsistem manusia mungkin merupakan subsistem terpenting, dan di mana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang berdangkutan.

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkain sasaran( Rivai, 2007: 188)Definisi berikut tentang perorganisasian memberikan kepada kita sebuah gambaran pendahuluan tentang makna kata tersebut:.. Organizing ..the function of gathering resources, allocating resources, and structuring task to fulfill organizational plans(Winardi, 2003:20)Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling terentang vertikal, dari para pengambil kebijaksanaan yang paling tinggi sampai pada pelaksana dan pembantu pelaksana yang terbawah, dan secara horisontal yang mencakup berbagai pihak yang dapat memberikan kemudahan bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang mantap dan berkelanjutan. Menurut Prayitno (1997:49), organisasi yang mencakup unsur-unsur vertikal dan horizontal dikehendaki berbagai tuntutan:a)Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting, baik vertikal maupun horizontal, sehingga mampu sebesar-besarnya memadukan berbagai kebijaksanaan dan pelaksanaannya, serta berbagai sumber yang berguna bagi pelayanan bimbingan dan konseling.b)Sederhana, sehingga jarak antara penetapan kebijaksanaan dan upaya pelaksanaannya tidak terlampau panjang. Keputusan dapat dengan cepat tetapi dengan pertimbangan yang cermat diambil, dan pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling terhindar dari urusan birokrasi yang tidak perlu.c)Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang kesemuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik.d)Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat saling menunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling untuk kepentingan peserta didik.e)Menjamin berlangsungnya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut, sehingga perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan konseling yang berkualitas dapat terus dimantapkan.

2.PersonaliaPersonalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk keputusan organisasi. Personalia ini di tangani oleh manajemen agar aktifitas mereka dapat dipertahankan dan semakin meningkat. Para manajer akan membina mereka berusaha mewujudkan antara hubungan yang baik menilai dan mempromosikan mereka dan berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka.Personalia pelaksana bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam organisasi bimbingan dan konseling. Personil utamanya adalah guru pembimbing dan koordinator bimbingan dan konseling di sekolah. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan mencapai sasaran secara optimal, maka tiap-tiap pesonil bimbingan dan konseling perlu memahami dan menyadari tentang peranannya masing-masing.Prayitno(1997: 51)personil tersebut mencakup:a)Personil pada Diknas Propinsi atau Diknas Kabupaten/Kota yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling di satuan-satuan pendidikan.b)Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh termasuk didalamnya program Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan masing-masing.c)Guru Pembimbing dan guru kelas sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.d)Guru-guru lain ( guru mata pelajaran dan guru praktik) serta wali kelas sebagai penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas masing-masing.e)Orang tua sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-luasnya.f)Ahli-ahli lain dalam bidang nonbimbingan dan nonpengajaran/latihan (seperti : dokter, psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.g)Sesama peserta didik sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakannya bimbingan sebaya.

E.ProgramSetiap organisasi memerlukan program yang berisi serangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya, sebuah perusahaan ingin mencapai angka penjualan kendaraan hingga 1000 unit per tahun, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut disusunlah berbagai macam agenda dan kegiatan. Program yang ada merupakan hasil dari perencanaan, sehingga dikatakan bahwa program yang baik dihasilkan dari perencanaan yang baik. Begitu juga halnya dalam bimbingan dan konseling. Program Bimbingan dan Konseling merupakan isi keseluruhan organisasi bimbingan dan konseling di sekolah. Program-program ini perlu disusun dengan memperhatikan pola umum bimbingan dan konseling dan berbagai kondisi yang terdapat di lapangan (Prayitno, 1997:52).Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tidaklah dipilih secara acak, namun melalui pertimbangan yang matang dan terpadukamn dalam program pelayanan. Menurut Prayitno (1997: 54), program bimbingan dan konseling hendaknya:1.Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik yang sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pekerjaannya.2.Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi semua jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta menjamin terpenuhinya prinsip dan asas bimbingan dan konseling.3.Ssistematik, dalam arti program disusun menurut urutsa logis, tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis.4.Terbuka dan luwes sehingga mudah menerima masukan untuk pengembangan dan peneympurnaannya, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.5.Mmeungkinkan kerja sama dengan semua pihak yang terkait dalam rangka sebesar-besarnya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.6.Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program pada khususnya, dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling pada umumnya.

F.Fasilitasfasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan.Fasilitas juga merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan. Fasilitas yang baik akan memudahkan dan memperlancar kinerja, begitu juga sebaliknya. Contohnya secara umum sebuah perusahaan inginmembuat desain kendaraan bermotor, oleh sebab itu perusahaan tersebut akan membutuhkan fasilitas-fasilitas yang terkait dengan pengerjaan desain tersebut. Namun sangat disayangkan jika ada personalia yang menjadikan kurangnya fasilitas sebagai alasan untuk tidak bekerja. Kekurangan fasilitas yang ada hendaknya disikapi secara bijak dan kreatif oleh personalia. Fasilitasyang diperlukan sebagai penunjang pelayanan bimbingan dan konselingmeliputi sarana dan prasarana.

G.Akuntabilitas ProgramIstilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggrisaccountabilityyang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. A Muri Yusuf (dalam Amirah Diniaty, 2012:89), menjelaskan akuntabilitas tidak sama dengan responsibilitas. Akuntabilitas lebih mengacu pada pertanggung jawaban keberhasilan atau kegagagalan pencapaian misi organisasi, sedangkan responsibilitas berhubungan dengan kewajiban melaksanakan wewenang atau amanah yang akan diterima. Akuntabilitas mempertanggung jawabkan pelaksanaan wewenang atau amanah tersebut.Akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi (penilaian) mengenai standard pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan standard-standard tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas.Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi

H.KepengawasanRobert J. Mocklerdalam T. Hani Handoko (1996: 360), mengemukakan bahwa pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya diperlukan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuanPengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

I.PengembanganMunandir (2001: 268) menyatakan bahwa pengembangan merupakan berbagai cara atau pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan situasi agar guru dan staf sekolah lainnya meningkatkan kompetensi dan keterampilannya serta tumbuh secara profesional selama berdinasPengembangan pelayanan bimbingan dan konseling memang banyak tergantung pada organisasi, program, prasarana dan sarana yang tersedia, namun peranan tenaga manusianya adalah yang paling utama. Seluruh personil sekolah dipersyaratkan untuk bahu membahu sepenuhnya bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling secara baik di setiap satuan pendidikan. Guru pembimbing sebagai petugas utama dan inti serta ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kewajiban untyuk mencurahkan seluruh perhatian dan upaya demi suksesnya misi yang diembannya, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.Pengembangandapatdilaksanakan melalui:1.Kerjasama antar guru pembimbing2.Kerjasama antar personil sekolah3.Kegiatan pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan dan konseling4.Pengembangan fasilitas layanan5.Pertemuan kesejawatan profesional (MGP), penataran, lokakarya, pertemuan ilmiah, keikutsertaan dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi lanjutanJ.PermasalahanManajemendan SolusiDalam manajemen umumnya akan berhadapan dengan permasalahan. Dari beberapa personalia dengan ide-ide yang berbeda mungkin dapat menimbulkan pertentangan dan ketidak sesuaian, fasilitas yang kurang memadai akan menimbulkan permasalahan, masalah komunikasi sesama personalia, masalah yang disebabkan kurangnya kompetensi, dan lain sebagainya.Proses penyelesaian masalah manajemen menurutJames A.F. Stoner(1996), sebagai berikut:

Kembangkan alternatif: Cari alternatif yang kreatif Evaluasi alternatif dan pilih yang terbaik

Laksanakan dan adakan tindak lanjut:- Rencanakan pelaksanaan-Laksanakan rencana-Monitor pelaksanaan dan adakan penyesuaian seperlunya

Selidiki situasi:-Tentukan personal-Kenali tujuan-tujuan keputusan-Diagnosa sebab akibat

Diantara masalah yang timbul berkaitan dengan konsep pengelolaan dan manajemenbimbingan dan konselingadalah:1.Dalam hal penempatan personalia, masih ada di beberapa sekolah guru pembimbingnya berasal dari jurusan lain, akibatnya guru pembimbing tidak mengetahui apa yang akan dilakukan.2.Masih kurangnya pengetahuan dan wawasan guru pembimbing dalam melaksanakan tugasnya seperti membuat program maupun melaksanakan program3.Masih adanya ketimpangan antara jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh, akibatnya guru pembimbing tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya4.Masih kurangnya pengetahuan guru mata pelajaran, kepala sekolah dan siswa mengenai peran bimbingan dan konseling

Solusi yang dapat diberikan berkaitan dengan permasalahan konsep pengelolaan dan manajemen ini adalah:1.Guru pembimbing harus berasal dari jurusan BK agar guru pembimbing tersebut tahu tugas dan tannggung jawabnya2.Dilakukan pelatihan dan pengembangan kompetensi3.Agar Guru pembimbing dapat bekerja dengan hasil yang maksimal, maka sesuaikan jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh4.Dapat mengadakan orientasi/memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak tersebut

KEPUSTAKAAN

Amirah Diniaty. 2012.Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru. Zanafa Publishing.

Husaini Usman. 2009.Manajemen.Yogyakarta : Bumi Aksara

Munandir. 2001.Enslikopedia Pendidikan. Malang: UM-Press

Prayitno, dkk. 2002.Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas

1997.Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling: Sekolah Menengah Pertama (SMP).Jakarta. Ditjen Dikdasmen.

T. Hani Handoko. 1997.Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Thantawi R. MA. 1995.Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Pamator Pressindo

Tohirin. 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Sumber : http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2013/02/konsep-dasar-manajemen-dan.html

Konsep Manajemen dalamBKOleh : Itsar Bolo Ra.Konsep ManajemenIstilah pengelolaan merupakan pengertian dari istilah Management (Inggris). Isitlah ini berasal dari bahasa Latin, Perancis dan Italia. Istilah itu sebagai berikut:manus, mano, manage/menege, maneggiare. Maneggiare berarti melatih kuda agar kaki kuda dapat melangkah dan menari seperti dikehendaki pelatihnya.Oliver Sheldon dalamEncyclopedia of the social Sciencesmemberi batasan sebagai berikut:Management may be defined as the process by which the execution of a given purpose is put into operation and supervised. (Edwin R.A. Seligman, Encyclopedia of the Social Sciences, 1957:76).Dari beberapa uraian di atas, maka yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu proses mengupayakan sesuatu hal agar menjadi lebih efektif dan efisien melalui serangkaian pengelolaan yang memfasilitasi kerja/kinerja demi tercapainya suatu tujuan.b. Fungsi ManajemenProses pengelolaan berdasarkan kepada tiga macam fungsi manajemen, atau ada orang yang menyebutkan pula bahwa fungsi-fungsi manajemen antara lain:1) Perencanaan (planning);2) Pelaksanaan (execution); dan3) Penilaian (evaluation).(JF. Tahalele dan Soekarto Indrafachrudin, Kepemimpinan Pendidikan, 1975:36)Sementara itu, Prayitno (2009) dalam pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan, yaituperencanaan(planning-P),pengorganisasian(organizing-O),pelaksanaan(actuating-A), danpengontrolan(controlling-C). Pengelolaan berbasis kinerja mendasarkan pelaksanaannya pada kinerja konselor berkenaan dengan POAC penyelenggaraan pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Arah POAC adalah :1. P:Bagaimana konselormembuat perencanaan layanan dan kegiatan pendukung, mulai dari membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian (berupa SATLAN dan SATKUNG).2. O:Bagaimana konselormengorganisasikan berbagai unsur dan saranayang akan dilibatkan di dalam kegiatan. Unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru, siswa, orang tua), sarana fisik dan lingkungan (seperti ruangan dan mobiler, alat bantu seperti komputer, film, dan objek-objek yang dikunjungi), urusan administrasi, dana, dan lain lain.3. A:Bagaimana konselormewujudkan dalam praktikjenis-jenis layanan dan/atau kegiatan pendukung melalui SPO masing-masing kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan.4. C:Bagaimana konselormengontrol praktik pelayanannyadalam bentuk penilaian hasil dan proses kegiatan serta mempertanggungjawabkannya kepadastakeholders. Kegiatan ini melibatkan peran pengawasan dan pembinaan baik dari pihak interen maupun eksteren satuan pendidikan, serta organisasi profesi.Kinerja konselor ditujukan kepada seluruh sasaran pelayanan siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya. Volume kerja konselor secara berkala dipertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga satuan pendidikan.c. Syarat ManajemenAda dua unsur manajemen dalam kegiatan penyelenggaraan sekolah, yaitu:1. Human element (unsur-unsur manusia): anak-anak, orang tua, para guru dan para pegawai dan pekerja lain, kepala inspeksi pendidikan/pengajaran, pekerjaan pengawasan-pengawasan pendidikan, kepala perwakilan pendidikan dan kebudayaan, dan sebagainya juga para individu lain dalam masyarakat.2. Material element (unsur-unsur kebendaan) Uang, gedung, tanah, perlengkapan, dan alat-alat pelajaran; Ide-ide, prinsip-prinsip, hukum-hukum, peraturan-peraturan, keinginan-keinginan masyarakat, kebutuhan-kebutuhannya dan sebagainya.d.Organisasi dan PersonaliaMenurut Edgar Schein (1973) dalam Suryadi (2010), organisasi adalah koordinasi yang rasional dari aktivitas sejumlah orang dalam mencapai sejumlah tujuan yang jelas melalui pembagian kerja dan fungsi dan melalui hirarki kekuasaan dan tanggung jawab.Personalia yaitu person/orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi dan/atau kelembagaan tertentu dan memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu.e.ProgramProgram adalah seperangkat rangkaian kegiatan yang tercatat secara sistematis yang menggambarkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam periode tertentu.f.FasilitasFasilitas yaitu unsur pendukung/penunjang kegiatan organisasi yang meliputi sarana dan prasarana yang berfungsi segala sesuatu yg dapat melancarkan tugas dan memberi kemudahan dalam bekerja.g.Akuntabilitas ProgramJ.B. Ghartey menyatakan bahwa akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang berhubungan denganstewardshipyaitu apa, mengapa, siapa, ke mana, yang mana, dan bagaimana suatu pertanggungjawaban harus dilaksanakan. Sementara itu Ledvina V. Carino mengatakan bahwa akuntabilitas merupakan suatu evolusi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang petugas yang berada pada jalur otoritasnya. Setiap orang harus benar-benar menyadari bahwa setiap tindakannya bukan hanya akan memberi pengaruh pada dirinya sendiri saja. Akan tetapi, ia harus menyadari bahwa tindakannya juga akan membawa dampak yang tidak kecil pada orang lain. (Depdiknas, P4BPKP, 2007).h.KepengawasanIstilah supervisi atau pengawasan dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan dengan supervisi pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai peristiwa dan kegiatan, contoh jika pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah, maka pengawasan dilakukan untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran terhadap siswa, namun jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan, maka kepala sekolah dalam konteks kelembagaan jelas menjadi tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh.Kepengawasan diartikan sebagai kegiatan pengawas dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan guru serta tenaga pendidikan lainnya dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu (Prayitno, 2001).i.PengembanganKegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya, dan (d) pengembangan penataan kebijakan. Secara operasional pengembangan program disusun secara sistematis sebagai berikut :1. Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas landasan konseptual, hukum maupun empirik2. Visi dan misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan BK yang mendukung visi , misi dan tujuan sekolah3. Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan isntitusi terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan.4. Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan perkembangan5. Komponen program: a.Layanan dasar, program yang secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa pertingkatan kelas, b.Layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhkan untuk membantu para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusus, c.Layanan perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh siswa memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan, d.Dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal, e.Rencana operasional kegiatan6. Pengembagan tema atau topik (silabus layanan)7. Pengembangan satuan layanan bimbingan8. Evaluasi9. Anggaranj. Permasalahan dan Solusi1. Adapun permasalahan yang berkembang seputar konsep manajemen yaitu, (1) pengelolaan / manajemen dalam sekolah belum banyak menghasilkan nilai tambah tersendiri bagi sekolah (2) manajemen hanya dipahami oleh segelintir orang saja di dalam sekolah, dan (3) pola manajemen di sekolah masih bersifat pragmatis-praktis.2. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka solusi yang dianggap dapat membantu penyelesaian permasalahan manajemen tersebut, (1) mekanisme manajemen sepatutnya mengikuti standar baku pola manajemen yang telah ada dan disesuaikan dengan tujuan suatu lembaga/organisasi, (2) memberikan pelatihan melakukan pengelolaan / manajemen kepada personil sekolah, dan (3) memberikan alur atau pola manajemen yang sesuai dan tepat sasaran di sekolah guna memberikan nilai tambah tersendiri.

Daftar RujukanEdwin R.A. Seligman. 1957.Encyclopedia of the Social Sciences. USA : Prentice-Hall.Tahalele, J.F. dan Soekarto Indrafachrudi, (1975),Kepemimpinan Pendidikan, Malang: Sub Proyek Penulisan Buku Pelajaran P3T, IKIP Malang.Prayitno. 2001.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Suryadi. 2010.Pengembangan Materi Perkuliahan: Pengelolaan Pendidikan. Jurusan AP UPI: Bandung.

Sumber : http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2013/02/konsep-dasar-manajemen-dan.html

KONSEP DAN PERMASALAHAN MENEJEMEN BK DI SEKOLAH

A.Konsep ManajemenIstilah manajemen sekarang sudah menjadi perbendaharaan bahasa Indonesia, bahkan sudah tercantum sebagai salah satu entri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI). Kata itu berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata manajemen. Dalam kamus itu juga dijelaskan bahwa kata manajemen mempunyai dua arti, yaitu (1) proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran, dan (2) pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi Menurut Terry dan Rue (1992), manajemen merupakan suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang. Sedangkan Nanang Fattah (2008) menyatakan bahwa menejemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagaia ilmu oleh luther gulick karena menegemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan kiat oleh follet Karena menejemen mencapai sasaran melalui cara-cara mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai proesi karena menejemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi menejer, danpara profesioanl dituntut oleh kode etik.Manajemen diartikan sebagai upaya pengaturan sesuatu untuk mencapai tujuan melalui fungsi manajemen, yakni fungsi planning, organizing, actuating, controlling, dan melalui adminstrasi, yakni men, method, money, material, machine, and market ini merupakan defensisi secara luas.Berdasarkan pengertian diatas maka manajemen bimbingan konseling dapat diartikan sebagai upaya pengaturan untuk mencapai tujuan dari bk tersebut melalui fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, aplikasi, pengawasan, dan melalui administrasi yaitu konselor, metode, sumber dana, materi dan perlengkapan/ peralatanB.Fungsi ManajemenMenurut T. Hani Handoko fungsi manajemen (pengelolaan) adalah: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Koordinator bimbingan dan konseling yang merupakan manajer sekaligus administrator bimbingan dan konseling di sekolah akan menggunakan fungsi-fungsi manajemen ini dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolahnya1.Fungsi perencanaan (planning). Koordinator BK di sekolah harus menentukan tujuan yang hendak dicapai selama waktu tertentu dan menentukan kegiatan untuk mencapai tujuan dan hal ini terkait dengan program BK2.Fungsi pengorganisasian (organizing). Koordinator BK akan mengelompokan dan menentukan kegiatan penting untuk memberikan kekuasaan kepada orang-orang tertentu (guru pembimbing/wali kelas) untuk melaksanakan kegiatan itu3.Fungsi pelaksanaan (actuating). Koordinator BK harus mendorong kinerja guru pembimbing dengan memberikan motivasi dalam merealisasikan tujuan yang diharapkan sesuai dengan program4.Fungsi pengawasan (controlling). Pengawasan dilakukan oleh seorang pengawas di bidang BK, kemudian koordinator BK juga menggunakan administrasi, yaitu: men (sumber daya manusia/personil), material (bahan-bahan), machines (peralatan, sarana dan prasarana), method (metode/ layanan), money ( sumber dana) dan market (siswa)

C.Syarat ManajemenUntuk dapat berhasil dengan baik proses dari majemen maka harus ada syarat-syarat manajemen yang harus dipenuhi, meliputi :1.Harus ada pembagian kerjamengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai dengan bakat dan kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan tidak adanya pembagian kerja.2.Kekuasaan dan pertanggung jawabanDalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan pertanggung jawaban antara masing-masing staf dalam organisasi.3.DisiplinSemua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan menaati peraturan yang ditetapkan.4.Kesatuan komandoKesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpang siuran perintah di dalam organisasi, karena organisasi mempunyai tujuan yang sama.5.Kesatuan arahKesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang saja.6.Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanyaAntara tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena apabila terdapat perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami kesulitan.7.Pemberian upah/gajiHarus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya secara adil.8.SentralisasiMemberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk menghindari bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih besar.9.Jenjang jabatanUrutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain harus saling bersambung. Kejelasam hubungan ini perlu untuk menentukan kearah mana seseorang harus bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana seseorang kelak di promosikan.10.KeteraturanKeteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses manajemen.11.KeadilanKeadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang lancer diantara anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.12.Kestabilan di dalam organisasiPara anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam oaganisasi.13.InisiatifTanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan organisasi akan mengalami sebuah kerugian.14.Semangat korpsAdanya komunikasi yang lancer diantara pimpinan dan bawahan akan menambah semangat kerja bawahan.

D.Organisasi dan Personalia1. OrganisasiMenurut Nanang Fattah (2008:71) Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelopok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.Sejalan dengan itu Sutarto (1995: 40) menyatakan organisasi adalah sistem saling pengaruh antara orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi ini ditemukan adanya tiga faktor yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu: (1) orang-orang, (2) kerja sama, (3) tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas/berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan merupakan suatu kebulatan, maka dalam pengertian organisasi digunakan sebutan sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terikat oleh berbagai asas yang ditentukan oleh masing-masing organisasiOrganisasi pelayanan bimbingan dan konseling yang hendak dibangun pada suatu sekolah hendaknya mempertimbangkan sumber tenaga yang tersedia, besarnya sekolah, jumlah siswa dan jumlah guru pembimbing yang ada, dan bagaimana kualifikasi dan pangkat atau jabatannya dapat disesuaikan dengan pengaturan atau pembagian tugas di sekolah.

2. PersonaliaHerber G. Kicks (dalan Sutarto, 1995) menyatakan faktor inti organisasi adalah orang-orang (personil) sebagai faktor yang membentuk organisasi, sedangkan yang termasuk faktor kerja yang menentukan berjalannya organisasi adalah daya manusia (kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, kemampuan untuk melaksanakan asas-asas organisasi) dan daya manusia lain, seperti alam, iklim dan sebagainya.Secara operasional pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing dan koordinator bimbingan, tetapi personil sekolah yang lain diharapkan juga berperan agar program bimbingan dapat terselenggara dengan baik. Personil itu mencakup: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, Kadin pendidikan, komite sekolah, koordinator BK, guru praktek, pengawas BK, siswa, staf administrasi, orang tua siswa, tata usaha, dan cleaning servis.Sedangkan dewa ketut sukardi (2003) menyatakan bahwa menejemen bimbingan konseling disekolah diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan sejumlah personalia. Organisasi ini mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam bimbingan konseling disekolah. Komponen pokok dalam bimbingan konselig dan personalianya disekolah adalah :1.Guru BK yang merupakan pelaksana utama kegiatan bimbingan dan konseling disekolah2.Koordinator Bimbingan Konseling sebagai penangung jawab utama pengelolaan bimbingan konseling disekolah3.Kepala sekolah sebagai penangung jawabseluruh kegiatan sekolah termasuk kegiatan bimbingan dan konseling4.Wali kelas sebagai pengelola khusus sekelompok siswa dalam satu kelasa sebagai kelompok sasaran pokok bimbingan dan konseling5.Guru matapelaajaran dan gurur praktikan sebagai mitra kerja guru BK dan saling menunjuang demi suksesnya programpengajaran dan program bimbingan dan konseling6.Pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling dalam ragka meningkatkan kinerja bimbingan konseling disekolah.7.Siswa disekolah yang bersangkutan sebagai kelompok sasaran langsung kegiatan bimbingan dan konseling.

E.ProgramPrayitno (2001) menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling adalah satuan besar atau kecil rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. Program-program bimbingan dan konseling merupakan isi dari keseluruhan organisasi bimbingan dan konseling di sekolah. Program-program ini perlu disusun dengan memperhatikan pola umum bimbingan dan konseling dan berbagai kondisi yang terdapat di lapanganSetiap satuan pendidikan atau sekolah perlu membuat rencana program bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan. Rencana program itu dijadikan acuan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah masing-masing. Thantawi R,MA (1995: 99) membagi dua macam perencanaan yang perlu disiapkan, yaitu:1.Perencanaan tahunan sebagai program sekolah, rencana ini disusun menurut alokasi waktu seperti catur wulan/semester, rencana bulanan, bahkan rencana mingguan dan harian. Dalam program ini dicantunkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu2.Perencanaan kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing sesuai dengan pembagian tugas di sekolah

F.FasilitasAgar dapat terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya, maka disamping membentuk dan mengatur organisasinya secara baik, dan penugasan tenaga personil sesuai dengan kemampuan masing-masing, perlu ada sarana dan prasarana atau fasilitas yang menunjang terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan efisien. Sarana dan prasarana bimbingan dan konseling merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian dari pendidikan yang dijalankan di suatu sekolahSarana yang diperlukan sebagai penunjang pelayanan bimbingan dan konseling (Thantawi, 1995) adalah:1.Instrumen pengumpulan data2.Alat penyimpan data3.Perlengkapan teknis4.Beberapa alat perlengkapan administrasi bimbingan yang perlu disediakan di ruang bimbingan, yaitu: blangko surat-surat, kartu laporan konseling, catatan konferensi kasus, keterangan pemberian layanan, buku tamu, kotak masalah dan papan pengumumanMenurut Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (2001) yang juga menjadi sarana BK adalah perangkat elektronik, seperti:1.Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumentasi2.Program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui komputer3.Program-program khusus bimbingan dan konseling melalui komputer, seperti bimbingan belajar melalui program komputerSedangkan prasarana merupakan perlengkapan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Prasarana yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling (Thantawi, 1995) adalah:1.Ruang kerja guru pembimbing2.Ruang konseling3.Tuang tunggu/ruang tamu4.Ruang perlengkapan/dokumentasi5.Ruang bimbingan kelompokSedangkan dewa ketut sukardi (2003)mengatakan fasilitas pokok yang diperlukasn dalam bimbingan dan konseling adalah1.Tempat bekerja dan melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling2.Peralatan instrument bimbingan dan konseling, termasuk instrument pengungkapan masalah dan kondisi siswa, baik yang bersifat tes maupun non tes.3.Bahan-bahan informasi seperti informasi pendidikan atau jabatan.4.Buku-buku untuk bimbingan kepustakaan.5.Pedoman kegiatan meliputi SK dan ketentuan kebijakan pemerintah tentang bimbingan konseling dan pendidikan pada umumnya, serta panduan operasioan berkaitan dengan penyusunan program, penilaian, pelaksanaan bimbingan dan konseling.6.Peralatan adminitrasi baik yang berupa alat tulis kantor maupun yang bersifat keras seperti komputer dll7.Dukungan dan kesempatan dari semua pihak untuk melaksanakan bimbingan8.Pengembangan professional melalui MGBK dan organisasi keprofesian.

G.Akuntabilitas ProgramAkuntabilitas program mengacu pada pertanggungjawaban berkenaan dari hasil kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Hal ini akan berkaitan erat dengan rencana program yang disusun sebelumnya dan juga akan menampilkan akuntabilitas proses yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kegiatanAkuntabilitas program merupakan hal yang sangat penting menjadi perhatian guru pembimbing dan para konselor. Karena sebelum melakukan berbagai kegiatan konseling, guru pembimbing harus memahami unjuk kerja dan hal-hal yang akan dipertanggungjawabkannya, sesuai dengan standar program bimbingan dan konseling, dengan demikian diharapkan keberadaan bimbingan dan konseling mendapat kepercayan dari masyarakat luasGuru pembimbing sangat perlu menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Adanya program yang sistematis, memerlukan suatu kondisi tertentu unruk dipertanggungjawabkan, sedangkan kondisi untuk dipertanggungjawabkan memerlukan standar sebagai ukuran keberhasilan atau prestasi yang dicapai oleh guru pembimbingMenurut A. Muri Yusuf (2002), manajemen dalam suatu organisasi akan dikatakan akuntabel apabila kegiatan pelaksanaannya telah:1.Menentukan tujuan yang tepat2.Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan tersebut3.Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar4.Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara efektif, ekonomis dan efisienOleh karena itu, pelayanan bimbinngan dan konseling yang baik, benar, efektif dan efisien dalam mengembang misi bimbingan dan konseling yang telah disepakati adalah hal yang sangat esensial, sehinga pengakuan dan kepercayaan masyarakat akan bertambah. Apabila akuntabilitas atau pertanggungjwaban bimbingan dan konseling dilakukan secara periodik dan sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku, tentu saja keberadaan bimbingan dan konseling merupakan kebutuhan pokok yang harus diprioritaskan dalam kehidupan masyarakat

H.KepengawasanRobert J. Mockler dalam T. Hani Handoko (1996: 360), mengemukakan bahwa pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya diperlukan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuanDalam kegiatan bimbingan dan konseling pengawasannya diselenggarakan oleh pengawas sekolah dengan tugas pokok mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan pembinaan terhadap guru pembimbing melalui pemberian arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru pembimbing untuk meningkatkan mutu pelaksaan bimbingan dan konseling di sekolah (sesuai SK menpan No. 118/1996 dan Petunjuk Pelaksanaan).Menurit Prayitno (2001: 24) kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah dapat diartikan sebagai kegiatan pengawas sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan dengan tugas pokok mengadakan penilaian dan pembinaan melalui arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru pembimbingan tenaga lain dalam bidang bimbingan dan konseling di sekolah.

I.PengembanganMunandir (2001: 268) menyatakan bahwa pengembangan merupakan berbagai cara atau pendekatan yang bertujun untuk menciptakan situasi agar guru dan staf sekolah lainnya meningkatkan kompetensi dan keterampilannya serta tumbuh secara profesional selama berdinas.Kemudian Prayitno dkk (2002) mengemukakan bahwa pengembangan BK diarahkan kepada semakin meningkatnya mutu pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa oleh guru pembimbing, dengan indikator meningkatnya:1.Kemampuan guru pembimbing dalam melaksanakan layanan dan kegaitan pendukung bimbingan dan konseling2.Fasilitas untuk pelayanan (tempat kegiatan, instrumen BK, Perangkat elektronik, buku panduan dan lain-lain)3.Kerja sama antar personil sekolah4.Pemanfaatan pelayanan oleh siswa5.Jumlah guru pembimbing (bagi sekolah-sekolah yang masih memerlukan penambahan)Pengembangan dilaksanakan melalui:1.Kerjasama antar guru pembimbing2.Kerjasama antar personil sekolah3.Kegiatan pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan dan konseling4.Pengembangan fasilitas layanan5.Pertemuan kesejawatan profesional (MGBK), penataran, lokakarya, pertemuan ilmiah, keikutsertaan dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi lanjutan

Sumber : https://bkpemula.wordpress.com/2012/05/30/konsep-dan-permasalahan-menejemen-bk-di-sekolah/