Konjungtivitis

16
CONJUNCTIVITIS Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata. Penyakit ini merupakan penyakit mata paling umum di dunia, gejalanya bervariasi dari hiperemi ringan dengan air mata sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen dan kental. Penyebab konjungtivitis umumnya eksogen, namun dapat pula endogen. Berdasarkan agen infeksinya konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi, toksik dan molluscum contangiosum. Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis bervariasi tergantung dari agen penyebabnya, dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hopertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing dan adenopati preaulikular. Tanda penting pada konjungtivitis adalah : 1

description

Konjungtivitis

Transcript of Konjungtivitis

CONJUNCTIVITIS

Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata. Penyakit ini merupakan penyakit mata paling umum di dunia, gejalanya bervariasi dari hiperemi ringan dengan air mata sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen dan kental.

Penyebab konjungtivitis umumnya eksogen, namun dapat pula endogen. Berdasarkan agen infeksinya konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi, toksik dan molluscum contangiosum.

Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis bervariasi tergantung dari agen penyebabnya, dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hopertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing dan adenopati preaulikular.

Tanda penting pada konjungtivitis adalah :1. Hiperemia, disebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior. Warna merah terang mengesankan konjungtivitis bakterial dan keputihan mirip susu mengesankan konjungtivitis alergika.

2. Berair mata, disebabkan oleh adanya sensasi benda asing, sensasi terbakar atau gatal, atau karena gatal.

3. Eksudasi, eksudat berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bakterial dan berserabut pada konjungtivitis alergika.

4. Pseudoptosis, dijumpai pada konjungtivitis berat misalnya : trachoma dan konjungtivitis epidemika.

5. Hipertrofi papila, terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di bawahnya oleh serabut-serabut halus.

6. Kemosis, mengesankan konjungtivitis alergika namun dapat terjadi pada konjungtivitis gonokok atau meningokok akut dan terutama pada konjungtivitis adenovirus.

7. Folikel, tampak pada kebanyakan kasus konjungtivitis virus, pada semua kasus konjungtivitis klamidia kecuali konjungtivitis inklusi neonatal, pada beberapa kasus konjungtivitis parasitik dan pada beberapa kasus konjungtivitis toksik yang diinduksi pengobatan topikal.

8. Pseudomembran dan membran, adalah hasil proses eksudatif dan hanya berbeda derajatnya. Pseudomembran adalah pengentalan diatas permukaan epitel, bila diangkat epitel tetap utuh. Membran adalah pengentalan yang meliputi seluruh epitel dan jika diangkat akan meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah.

9. Konjungtivitis ligneosa, adalah bentuk istimewa konjungtivitis membranosa rekuren.

10. Granuloma, selalu mengenai stroma dan paling sering berupa kalazion.

11. Limfadenopati preaurikuler, terdapat pada konjungtivitis herpes simplek primer, keratokonjungtivitis epidemika, konjungtivitis inklusi dan trachoma.

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, Konjungtivitis jenis ini mudah menular.

Etiologi

Konjungtivitis jenis ini dapat disebabkan oleh infeksi gonokok, meningokok, staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, haemophilus influenza, Escherichia coli, Neisseria gonorrhea, Corynebacterium diphtheria.

Konjungtivitis bakterial mempunyai dua bentuk : akut dan menahun. Konjungtivitis bakterial akut dapat sembuh sendiri bila disebabkan mikroorganisme tertentu seperti Haemophylus influenzae. Lamanya penyakit bisa mencapai 2 minggu jika tidak diobati dengan memadai dan dapat menjadi menahun. Gejala dan tanda dari konjungtivitis bakterial antara lain :1. Konjungtiviis bakterial hiperakut

a. Konjungtivitis purulen, ditandai dengan banyaknya eksudat purulen.

b. Konjungtivitis mukopurulen, ditandai timbulnya hiperemia konjungtiva secara akut dan jumlah eksudat mukopurulen sedang.

c. Konjungtivitis subakut, ditandai eksudat berair tipis atau berawan.

2. Konjungtiviis bakterial menahun

a. Konjungtiviis bakterial menahun, terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis dan dakriosistitis menahun, yang biasanya unilateral.

b. Konjungtivitis bakterial jarang

Manifestasi Klinis

Gambaran klinis berupa konjungtivitis mukopurulen dan konjungtivitis porulen. Dengan tanda hiperemi konjungtiva, edema kelopak, papil, dan dengan kornea yang jernih. Kadang disertai keratis dan blefaritis. Biasanya dari satu mata menjalar ke mata yang lain dan dapat menjadi kronik.

Pada konjungtivitis gonore, terjadi sekret yang purulen padat dengan masa inkubasi 12 jam-5 hari, disertai pendarahan subkonjungtiva dan kemosis. Terdapat tiga bentuk, oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3 hari), konjngtivitis gonore infantum (lebih dari 10 hari), dan konjungtivitis gonore adultorum. Pada orang dewasa terdapat kelopak mata bengkak sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku disertai sakit pada perabaan. Pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior. Konjungtiva bulbi merah, kemosis, dan menebal. Gambaran hipertrofi papilar besar, juga tanda-tanda infeksi umum. Biasanya berawal dari satu mata kemudian menjalar kemata yang sebelahnya. Tidak jarang ditemukan pembesaran dan rasa nyeri kelenjar preaurikular. Sekret semula serosa kemudian menjadi kuning kental, tapi dibandingkan dengan bayi, maka pada dewasa sekret tidak kental sekali.

Komplikasi

Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis, gonokok menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan meningokok dapat menyebabkan septicemia atau meningitis.

Penatalaksanaan

Sebelum terdapat hasil pemeriksan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, polimiksin, dan sebagainya, selama 3-5 hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan.

Bila tidak ditemukan kuman dalam sedian langsung, diberikan tetes mata antibiotic spectrum luas tiap jam disertai salep mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.

Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta diberi penisilin salep dan suntikan. Untuk bayi dosisnya 50000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahin dengan air rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisilin. Dapat diberikan penisilin tetes mata dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000unit/ml diberikan setiap 1 jam selama 3 hari. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok. Terapi dihentikan setelah pemeriksaan mikroskopik menunjukan hasil negative selama 3 hari berturut-turut.

Prognosis

Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh organism tertentu, seperti Haemophilus influenza, adalah penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu. Dengan pengobatan biasanya akan sembuh dalam 1-3 hari.

Pencegahan

Untuk mencegah oftalmia neonatorum dapat dilakukan pembersihan mata bayi dengan larutan borisi dan diberikan salep kloramfenikol.

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur: Tasya/ perempuan/ 4 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan: Pelajarc. Alamat

: TarukoLatar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan: Belum menikah

b. Jumlah Anak

: -/ anak ke 2 dari 2 bersaudarac. Status Ekonomi Keluarga: mampu, penghasilan orangtua Rp 2.500.000/buland. KB

: -e. Kondisi Rumah

:

Rumah permanen, perkarangan cukup luas

Ventilasi baik, penerangan cukup, pencahayaan baik WC dan kamar mandi 1 buah di dalam rumah Kamar tidur 2 buah Listrik ada, sumber air : air sumur, sampah di bakar

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

Pasien tinggal di perumahan yang cukup padat penduduk Jarak antar rumah penduduk tidak terlalu rapatAspek Psikologis di keluarga

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan 1 orang saudaranyatc "BAB II LAPORAN KASUS "ANAMNESIS tc "II. Anamnesis" \l 2Hari/tanggal : Rabu, 30 November 2011

Keluhan Utama : Mata kiri merah

Riwayat Penyakit Sekarang:

Mata kiri merah sejak + 2 hari yang lalu.

Pasien juga mengeluh mata kirinya terasa gatal, sehingga pasien sering menggosok-gosok matanya dan keluar air mata berwarna bening tapi tidak banyak.

Pasien mengaku saat bangun tidur terdapat kotoran mata yang cukup banyak, sehingga mata pasien terlihat sembab. Tidak ada keluhan nyeri, pandangan mata kabur pada kedua matanya Ibu pasien ada memberikan tetes mata tapi keluhan tidak berkurang sehingga pasien dibawa ibunya berobat ke pustu. Tidak ada riwayat trauma pada matanya.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya

Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini

Ibu pasien menyangkal adanya riwayat alergi pada pasien dan keluarga.

Pemeriksaan Fisik tc "III. Pemeriksaan Fisik" \l 2Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos Mentis

Status Generalis : Dalam Batas Normal

Tanda Vital Nadi: 100 x/menit

RR

: 24 x/menit

BB: 22 kg

Status Lokalis :

ODOS

5/5Visus5/5

Sekret (-)Sekret Sekret (+)

SentralKedudukanSentral

Ke segala arahPergerakanKe segala arah

Bentuk normal, Odem (-)PalpebraBentuk normal, Odem (-)

Hiperemi (-), Odem (-)KonjungtivaHiperemi (+), Odem (-)

JernihKorneaJernih

PutihSkleraPutih

Diagnosis kerja

Konjungtivitis Bakterial akut OS

Diagnosis bandingtc "IV. Diagnosa Klinis" \l 2Konjungtivitis Alergika OS

MANAJEMEN

a. Preventif:

Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata. Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari. Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain. Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita konjungtivitis Jika ibu pasien membersihkan mata pasien dengan tisu, harap segera membuang tissue penderita konjungtivitis.b. Promotif:

Makan makanan yang bergizi, perbanyak sayur dan buah-buahan Penyuluhan kepada ibu pasien tentang penyakit konjungtivitis serta cara-cara penularan penyakitc. Kuratif:

Chloramfenicol salf CTM 3x2 mgd. Rehabilitatif :

Istirahat yang cukupPROGNOSIS

Dubia ad bonam

DISKUSIKonjungtivitis adalah suatu keradangan konjungtiva yang disebabkan bakteri, virus, jamur, chlamidia, alergi atau iritasi dengan bahan-bahan kimia.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien ini didiagnosis menderita konjungtivitis bakterial, yaitu mata kiri merah yang berlangsung selama + 2 hari. Pasien juga mengeluh mata kiri terasa gatal, sehingga pasien sering menggosok-gosok kedua matanya dan keluar air mata yang berwarna bening. Dan terdapat kotoran mata yang cukup banyak saat bangun tidur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva hiperemi namun tidak didapatkan sekret yang purulen, dan tidak ada penurunan visus. Hal ini sesuai dengan gejala dan tanda dari konjungtivitis bakterial akut yang oleh orang awam disebut mata merah, dimana didapatkan hiperemi konjungtiva secara akut dan berwarna merah terang, sekresi air mata karena gatal, eksudat mukopurulen sedang.

Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakterial tergantung temuan agen mikrobiologiknya. Pada kasus ini terapi yang diberikan berupa antibiotik yaitu pemberian chloramfenikol salep4-5 kali per hari pada mata kiri.

Konjungtivitis bakterial akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari; jika diobati secara memadai berlangsung 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus dan konjungtivitis gonokokus.6