KONJUNGTIVITIS

19
KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN ditandai dg adanya masa putih / kekuning-kuningan, yang menutupi konjungtiva palpebra bahkan konjungtiva bulbi KONJUNGTIVITIS APRIANTO BUDI NUGROHO membran pseudomembran merupakan reaksi nekrose dan koagulasi dari jaringan konjunctiva merupakan endapan dari eksudat / sekret pada permukaan konjunctiva permukaan tidak rata permukaannya rata bila diangkat menimbulkan perdarahan bila diangkat tidak berdarah

description

sadasd

Transcript of KONJUNGTIVITIS

Page 1: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN

ditandai dg adanya masa putih / kekuning-kuningan, yang menutupi konjungtiva palpebra bahkan konjungtiva bulbi

KONJUNGTIVITISAPRIANTO BUDI

NUGROHO

membran pseudomembran

merupakan reaksi nekrose dan koagulasi dari jaringan konjunctiva

merupakan endapan dari eksudat / sekret pada permukaan konjunctiva

permukaan tidak rata permukaannya rata

bila diangkat menimbulkan perdarahan bila diangkat tidak berdarah

Page 2: KONJUNGTIVITIS

− palpebra bengkak− konjungtiva palpebra →

hiperemi dg membrane diatasnya

− konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), mungkin ada membran

− kadang ada ulkus kornea− konjungtivitis

pseudomembrane umumnya terdapat pada semua konjungtivitis yg bersifat hiperakut / purulen

KLINIS

KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN

KONJUNGTIVITISAPRIANTO BUDI

NUGROHO

Page 3: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN

penatalaksanaan pada :− difteri primer / sekunder dari nasopharynx• serum antidifteri 20rb IU + penisilin 1.2jt IU selama

2 hari− streptokokus beta hemolitik eksogen maupun endogen

:• pemberian air mata buatan setiap jam

− steven johnson syndrome :• antibiotik spektrum luas

KONJUNGTIVITISAPRIANTO BUDI

NUGROHO

Page 4: KONJUNGTIVITIS

psring catarh karena banyak ditemukan pada musim bunga di daerah yang mempunyai empat musim.

keluhannya mata sangat gatal, terutama berada pada lapangan terbuka yang panas terik. sering menunjukkan alergi terhadap tepung sari & rumput-rumputan

KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS VERNAL

− palpebra → cobble stone appearance, sekret mukoid, hiperemis

− limbus → konjungtiva bulbi menebal kemerahan seperti lilin (tentra dots), sekret mukoid & sangat lengket, keratitis / ulkus kornea superfisial

KLINIS

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 5: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS

penatalaksanaan :− karena dasarnya alergi → diberi larutan kosrtikosteroid

→ stadium akut diberi setiap 2 jam 2 tetes / salep− kompres dingin− kelainan kornea pake sistemik & ditambah S.A 0.5% 3

x 1 tetes− antibiotik topikal → infeksi sekunder

KONJUNGTIVITIS VERNAL

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 6: KONJUNGTIVITIS

peradangan konjungtiva berdasarkan respon imunologik bila terdapat kontak dengan suatu zat yang biasanya untuk kebanyakan orang tidak berbahaya

KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS ATOPI

− mata perih, fotopobia, mata merah, & terasa panas

− kulit palpebra kering & deskuamasi, papil halus pada palpebra

− kornea → keratitis superfisialis dg disertai neovaskularisasi

− histopatologi → sel eosinofil

KLINIS

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 7: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS

penatalaksanaan :− tidak memuaskan jika ada penyulit− pemberian kortokosteroid lokal, & antibiotika bila ada

infeksi sekunder− menghindari alergen penyebab− dapat dilakukan keratoplasti pada kerusakan kornea

hebat

KONJUNGTIVITIS ATOPI

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 8: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS Akutakeratokonjungtivitis epidemi− etiologi : infeksi adenovirus tipe 8− klinis : inkubasi 5-10 hari. pada kornea terdapat infiltrat

bulat kecil, superficial, subepitel. tidak timbul neovaskularisasi kornea. sensibilitas kornea tidak terganggu. mata berair, silau & seperti ada pasir

− terapi : antibiotik atau sulfa (tetrasiklin, eritromisin,sulfonamide)

demam faringokonjungtiva− etiologi : adenovirus tipe 3− klinis : adanya demam, konjungtivitis folikuler akut &

faringitis akut. demam faringokonjungtiva berlangsung sekitar 4 hari sampai 2 minggu

− terapi : antibiotik / sulfa untuk menangani infeksi sekunder, & bila perlu diberi antipiretik

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 9: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS Akutakonjungtivitis hemoragik akut− penyebab : enterovirus 70− klinis : seperti ada pasir, berair dan gatal. sangat menular

dg kontak langsung melalui benda-benda yg kena secret. menimbulkan kelainan pada kornea berupa keratitis superficial pungtata, bahkan kadang ulkus kornea

− terapi : antibiotik / sulfasetamid tetes

konjungtivitis new castle− penyebab : virus new castle− klinis : kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi

& hiperplasi, kadang seperti beludru, kadang seperti bergranulasi, tampak adanya folikel-folikel kecil, lebih banyak di konjungtiva tarsal inferior

− terapi : tetes antibiotik / sulfa

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 10: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS Akutakonjungtivitis inklusi− penyebab : chlamidya trachomatis− gejala klinik : konjungtivitis folikular / disertai sekret

mukopurulen, keratitis epitel, baik perifer maupun sentral, kadang berupa infiltrasi. pemeriksaan kerokan konjungtiva dengan sediaan apus yang diberi pewarnaan giemsa dapat ditemukan inclusion bodies

− terapi : pemberian tetes antibiotik / sulfa

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 11: KONJUNGTIVITIS

diduga disebaban virus

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS KRONIKA

− terasa gatal dan mata berat− palpebra → hiperemis, injeksi

ringan, sekret sedikit, kelenjar periaurikuler membesar namun kecil-kecil

KLINIS

penatalaksanaan :− tetes antibiotic / sulfa− dapat juga diberikan adstringensia seperti sulfazinci 0.5%

& klorium

KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 12: KONJUNGTIVITIS

pemakaian pilokarpin / eserin lama pada glaukoma. moluskum kontagiosum di margopalpebra yg

mengeluarkan toksiknya

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TOKSIKA

− mata berair− banyak folikel terutama di

konjungtiva palpebra inferior

KLINIS

penatalaksanaan :− pilokarpin dan eserin → penghentian obat− moluskum → keluarkan isinya & ditutul AgNO3.

KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 13: KONJUNGTIVITIS

tidak diketahui secara jelas, diduga virus

FOLIKULOSIS

− banyak folikel terutama di konjungtiva palpebra inferior, tanpa ada tanda peradangan, kelenjar getah bening membesar

KLINIS

penatalaksanaan :− tidak ada pengobataan, hanya perbaikan keadaan

umum & pemberian vitamin-vitamin.

KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 14: KONJUNGTIVITIS

konjunctivitis menahun yg disertai dg hipertrofi papiler, infiltrasi sel darah putih dalam konjunctiva yg menyebabkan timbulnya folikel, prefolikel dg infiltrat & neovaskularisasi di kornea

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA

− virus dari golongan P.L.T (psitacosis lymphogranuloma trachoma) yg disebut klamidozoa trakoma (chlamis = mantel, zoa = binatang)

KONJUNGTIVITIS

folike trakoma folikel non-trakoma

mudah pecah tidak mudah pecah

timbul sikatrik tidak timbul sikatrik

terdapat pada konjungtiva fornik superior terdapat pada konjungtiva fornik inferior

sebesar butiran sagu tidak sama besar

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 15: KONJUNGTIVITIS

bila terdapat 2 dari 4 gejala yang khas− adanya perfolikel di konjungtiva

tarsalis superior− folikel di konjungtiva forniks superior

& limbus kornea 1/3 bagian atas− panus aktif di 1/3 atas limbus kornea− sikatrik berupa garis-garis / bintang

di konjungtiva palpebra/forniks superior, herbert’s peripheral pits di limbus kornea 1/3 bagian atas

KLINIS

KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 16: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS

menurut klasifikasi Mac Callan, dibagi menjadi empat stadium

stadium I / insipien− eksudat hanya sedikit− pada konjungtiva tarsalis superior didapatkan prefolikel +

+/+++− di limbus kornea 1/3 bagian atas didapatkan panus yg

terdiri dari infiltrat & neovaskularisasi yg belum nyata stadium II /established− stadium IIa → stadium hipertrofi folikuler− stadium IIb → stadium hipertrofi papiler

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMAPERJALANAN PENYAKIT

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 17: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS

stadium III / ciratrical− hipertrofi folikuler masih tampak, juga papil− sikatrik berupa line of artl, atau bintang di konjungtiva

palpebra / konjungtiva forniks superior− herbert’s peripheral pits di limbus kornea 1/3 bagian atas,

bekas folikel− panus aktif di bagian atas kornea stadium IV / healed− infiltrat, folikel, papil hilang. neovaskularisasi di kornea (+)

= panus inaktif konjungtiva hein− sikatrik berupa garis bintang. herbert’s peripheral pits jelas− “post trachomatous deposit”, yg merupakan tumpukan sisa

metabolisme di dalam celah-celah antara papil yg disebut juga litiasis / kalsium oksalat.

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 18: KONJUNGTIVITIS

penatalaksanaan :− pemakaian antibiotika tetrasiklin, aureomycin,

acrhromycin (akhir-akhir ini ditambah dengan rifampisin, meclocyclin) berupa salep mata dg konsentrasi 1% dipakai 3-4 kali sehari, dioleskan pada konjungtiva forniks inferior, sedikitnya selama 2 bulan

− sulfonamide, yang dapat diberikan lokal ataupun sistemik dg dosis 40-50 mg per kgbb, diberikan selama seminggu, kemudian dihentikan seminggu sampai 2 bulan. harus diusahakan pemberian sulfonamide yg tidak toksis. pengelolaannya harus teliti terhadap efek samping yg kurang baik & mungkin timbul selama pengobatan

KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 19: KONJUNGTIVITIS

Thank you