KONJUNGTIVITIS
-
Upload
aprianto-budi-nugroho -
Category
Documents
-
view
92 -
download
9
description
Transcript of KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN
ditandai dg adanya masa putih / kekuning-kuningan, yang menutupi konjungtiva palpebra bahkan konjungtiva bulbi
KONJUNGTIVITISAPRIANTO BUDI
NUGROHO
membran pseudomembran
merupakan reaksi nekrose dan koagulasi dari jaringan konjunctiva
merupakan endapan dari eksudat / sekret pada permukaan konjunctiva
permukaan tidak rata permukaannya rata
bila diangkat menimbulkan perdarahan bila diangkat tidak berdarah
− palpebra bengkak− konjungtiva palpebra →
hiperemi dg membrane diatasnya
− konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), mungkin ada membran
− kadang ada ulkus kornea− konjungtivitis
pseudomembrane umumnya terdapat pada semua konjungtivitis yg bersifat hiperakut / purulen
KLINIS
KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN
KONJUNGTIVITISAPRIANTO BUDI
NUGROHO
KONJUNGTIVITIS MEMBRANASEA DAN PSEUDOMEMBRAN
penatalaksanaan pada :− difteri primer / sekunder dari nasopharynx• serum antidifteri 20rb IU + penisilin 1.2jt IU selama
2 hari− streptokokus beta hemolitik eksogen maupun endogen
:• pemberian air mata buatan setiap jam
− steven johnson syndrome :• antibiotik spektrum luas
KONJUNGTIVITISAPRIANTO BUDI
NUGROHO
psring catarh karena banyak ditemukan pada musim bunga di daerah yang mempunyai empat musim.
keluhannya mata sangat gatal, terutama berada pada lapangan terbuka yang panas terik. sering menunjukkan alergi terhadap tepung sari & rumput-rumputan
KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS VERNAL
− palpebra → cobble stone appearance, sekret mukoid, hiperemis
− limbus → konjungtiva bulbi menebal kemerahan seperti lilin (tentra dots), sekret mukoid & sangat lengket, keratitis / ulkus kornea superfisial
KLINIS
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS
penatalaksanaan :− karena dasarnya alergi → diberi larutan kosrtikosteroid
→ stadium akut diberi setiap 2 jam 2 tetes / salep− kompres dingin− kelainan kornea pake sistemik & ditambah S.A 0.5% 3
x 1 tetes− antibiotik topikal → infeksi sekunder
KONJUNGTIVITIS VERNAL
APRIANTO BUDI NUGROHO
peradangan konjungtiva berdasarkan respon imunologik bila terdapat kontak dengan suatu zat yang biasanya untuk kebanyakan orang tidak berbahaya
KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS ATOPI
− mata perih, fotopobia, mata merah, & terasa panas
− kulit palpebra kering & deskuamasi, papil halus pada palpebra
− kornea → keratitis superfisialis dg disertai neovaskularisasi
− histopatologi → sel eosinofil
KLINIS
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS
penatalaksanaan :− tidak memuaskan jika ada penyulit− pemberian kortokosteroid lokal, & antibiotika bila ada
infeksi sekunder− menghindari alergen penyebab− dapat dilakukan keratoplasti pada kerusakan kornea
hebat
KONJUNGTIVITIS ATOPI
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS Akutakeratokonjungtivitis epidemi− etiologi : infeksi adenovirus tipe 8− klinis : inkubasi 5-10 hari. pada kornea terdapat infiltrat
bulat kecil, superficial, subepitel. tidak timbul neovaskularisasi kornea. sensibilitas kornea tidak terganggu. mata berair, silau & seperti ada pasir
− terapi : antibiotik atau sulfa (tetrasiklin, eritromisin,sulfonamide)
demam faringokonjungtiva− etiologi : adenovirus tipe 3− klinis : adanya demam, konjungtivitis folikuler akut &
faringitis akut. demam faringokonjungtiva berlangsung sekitar 4 hari sampai 2 minggu
− terapi : antibiotik / sulfa untuk menangani infeksi sekunder, & bila perlu diberi antipiretik
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS Akutakonjungtivitis hemoragik akut− penyebab : enterovirus 70− klinis : seperti ada pasir, berair dan gatal. sangat menular
dg kontak langsung melalui benda-benda yg kena secret. menimbulkan kelainan pada kornea berupa keratitis superficial pungtata, bahkan kadang ulkus kornea
− terapi : antibiotik / sulfasetamid tetes
konjungtivitis new castle− penyebab : virus new castle− klinis : kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi
& hiperplasi, kadang seperti beludru, kadang seperti bergranulasi, tampak adanya folikel-folikel kecil, lebih banyak di konjungtiva tarsal inferior
− terapi : tetes antibiotik / sulfa
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS Akutakonjungtivitis inklusi− penyebab : chlamidya trachomatis− gejala klinik : konjungtivitis folikular / disertai sekret
mukopurulen, keratitis epitel, baik perifer maupun sentral, kadang berupa infiltrasi. pemeriksaan kerokan konjungtiva dengan sediaan apus yang diberi pewarnaan giemsa dapat ditemukan inclusion bodies
− terapi : pemberian tetes antibiotik / sulfa
APRIANTO BUDI NUGROHO
diduga disebaban virus
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS KRONIKA
− terasa gatal dan mata berat− palpebra → hiperemis, injeksi
ringan, sekret sedikit, kelenjar periaurikuler membesar namun kecil-kecil
KLINIS
penatalaksanaan :− tetes antibiotic / sulfa− dapat juga diberikan adstringensia seperti sulfazinci 0.5%
& klorium
KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma
APRIANTO BUDI NUGROHO
pemakaian pilokarpin / eserin lama pada glaukoma. moluskum kontagiosum di margopalpebra yg
mengeluarkan toksiknya
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TOKSIKA
− mata berair− banyak folikel terutama di
konjungtiva palpebra inferior
KLINIS
penatalaksanaan :− pilokarpin dan eserin → penghentian obat− moluskum → keluarkan isinya & ditutul AgNO3.
KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma
APRIANTO BUDI NUGROHO
tidak diketahui secara jelas, diduga virus
FOLIKULOSIS
− banyak folikel terutama di konjungtiva palpebra inferior, tanpa ada tanda peradangan, kelenjar getah bening membesar
KLINIS
penatalaksanaan :− tidak ada pengobataan, hanya perbaikan keadaan
umum & pemberian vitamin-vitamin.
KONJUNGTIVITIS folikularis non-trakoma
APRIANTO BUDI NUGROHO
konjunctivitis menahun yg disertai dg hipertrofi papiler, infiltrasi sel darah putih dalam konjunctiva yg menyebabkan timbulnya folikel, prefolikel dg infiltrat & neovaskularisasi di kornea
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA
− virus dari golongan P.L.T (psitacosis lymphogranuloma trachoma) yg disebut klamidozoa trakoma (chlamis = mantel, zoa = binatang)
KONJUNGTIVITIS
folike trakoma folikel non-trakoma
mudah pecah tidak mudah pecah
timbul sikatrik tidak timbul sikatrik
terdapat pada konjungtiva fornik superior terdapat pada konjungtiva fornik inferior
sebesar butiran sagu tidak sama besar
APRIANTO BUDI NUGROHO
bila terdapat 2 dari 4 gejala yang khas− adanya perfolikel di konjungtiva
tarsalis superior− folikel di konjungtiva forniks superior
& limbus kornea 1/3 bagian atas− panus aktif di 1/3 atas limbus kornea− sikatrik berupa garis-garis / bintang
di konjungtiva palpebra/forniks superior, herbert’s peripheral pits di limbus kornea 1/3 bagian atas
KLINIS
KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS
menurut klasifikasi Mac Callan, dibagi menjadi empat stadium
stadium I / insipien− eksudat hanya sedikit− pada konjungtiva tarsalis superior didapatkan prefolikel +
+/+++− di limbus kornea 1/3 bagian atas didapatkan panus yg
terdiri dari infiltrat & neovaskularisasi yg belum nyata stadium II /established− stadium IIa → stadium hipertrofi folikuler− stadium IIb → stadium hipertrofi papiler
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMAPERJALANAN PENYAKIT
APRIANTO BUDI NUGROHO
KONJUNGTIVITIS
stadium III / ciratrical− hipertrofi folikuler masih tampak, juga papil− sikatrik berupa line of artl, atau bintang di konjungtiva
palpebra / konjungtiva forniks superior− herbert’s peripheral pits di limbus kornea 1/3 bagian atas,
bekas folikel− panus aktif di bagian atas kornea stadium IV / healed− infiltrat, folikel, papil hilang. neovaskularisasi di kornea (+)
= panus inaktif konjungtiva hein− sikatrik berupa garis bintang. herbert’s peripheral pits jelas− “post trachomatous deposit”, yg merupakan tumpukan sisa
metabolisme di dalam celah-celah antara papil yg disebut juga litiasis / kalsium oksalat.
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA
APRIANTO BUDI NUGROHO
penatalaksanaan :− pemakaian antibiotika tetrasiklin, aureomycin,
acrhromycin (akhir-akhir ini ditambah dengan rifampisin, meclocyclin) berupa salep mata dg konsentrasi 1% dipakai 3-4 kali sehari, dioleskan pada konjungtiva forniks inferior, sedikitnya selama 2 bulan
− sulfonamide, yang dapat diberikan lokal ataupun sistemik dg dosis 40-50 mg per kgbb, diberikan selama seminggu, kemudian dihentikan seminggu sampai 2 bulan. harus diusahakan pemberian sulfonamide yg tidak toksis. pengelolaannya harus teliti terhadap efek samping yg kurang baik & mungkin timbul selama pengobatan
KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS TRAKOMA
APRIANTO BUDI NUGROHO
Thank you