Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang...

191
KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) IMANI SATRIANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang...

Page 1: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA

(Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

IMANI SATRIANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011

Page 2: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2011

Imani Satriani NRP. I352090091

Page 3: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

ABSTRACT

IMANI SATRIANI. PARTICIPATIVE COMMUNICATION ON CENTER FOR FAMILY EMPOWERMENT PROGRAM (Case Study in RW 05 Situgede Village, West Bogor, Bogor). Under direction of PUDJI MULJONO and RICHARD W.E. LUMINTANG Empowerment occurred if individuals or communities were assigned to discuss their daily need, especially in education and health matter. And also the topics are focused in political and economic issues. Empowerment program in alleviating poverty and improving the quality of human resources, promoted by Center for Human Resources Development (P2SDM), LPPM IPB, cooperated with Damandiri Post Family Empowerment (POSDAYA) program. This particular cooperation leading to develop Posdaya poverty community at different level, such are village, hamlet and RW. The objectives of study were: to analyze the role of companion, community leader in Posdaya activities, the participatory communication, its impact to community as well and respons communities. The research was a constructivist paradigm, located in RW 05 Situgede village, West Bogor, Bogor. The research was conducted in April 18 to May 25, 2011. The study result was the P2SDM-IPB companion as well as consultant task always coodinated by Posdaya Kenanga. The Situgede village, especially RW 05 had several ultimate tasks, included: cadres supervising, training and motivating. Internal involvement Posdaya Kenanga leaders were: providing insight, advice, criticism and building ideas for sustainability activities. The participatory communication occurred in Posdaya Kenanga were: access, heteroglasia, poliponi, dialogue and carnival. Benefit of cadres were: information and knowledge sharing, problem solving and familiarity relationship. Refers to participatory communication among cadres, they could work optimally as well as equaly right to submit opinions, suggestions, and criticism. As a result, their responsibility increased. Keywords: participatory communication, empowerment, cadres.

Page 4: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

RINGKASAN

IMANI SATRIANI. KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor). Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan RICHARD W.E. LUMINTANG. Program pemberdayaan dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dengan Yayasan Damandiri adalah membangun dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di wilayah-wilayah yang memiliki kantong kemiskinan baik tingkat desa, dusun dan RW. Penelitian Komunikasi partisipatif yang dilakukan mengenai peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat serta dampak komunikasi partisipatif menjadi menarik dan penting untuk dikaji dengan disiplin ilmu komunikasi pembangunan. Kajian dengan paradigma konstruktivisme yang dilakukan dapat melengkapi dan mempertajam hasil-hasil penelitian sebelumnya dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam kegiatan Posdaya, menganalisis komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya, menganalisis dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya bagi masyarakat serta menganalisis respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya. Realitas di lokasi penelitian menunjukkan bahwa peran yang dominan dalam kegiatan Posdaya Kenanga adalah peran dari pendamping yakni pihak P2SDM LPPM IPB yang selalu melakukan koordinasi dengan pengurus Posdaya Kenanga. Peran dari pihak P2SDM LPPM IPB adalah sebagai pendamping dan konsultan. Ketika terjadi permasalahan, hambatan di dalam Posdaya Kenanga koordinator maupun kader melakukan konsultasi untuk penyelesaiannya. Pendampingan yang dilakukan bersifat tidak terikat dan tidak lepas, tetapi kontrol selalu dilakukan terhadap Posdaya Kenanga. Perangkat Kelurahan Situgede sebagai institusi pemerintahan, memiliki peran dalam kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 antara lain pembinaan kader, pelatihan para kader serta memotivasi kader. Pembinaan yang dilakukan oleh pihak kelurahan terhadap kegiatan Posdaya Kenanga adalah penyampaian informasi, monitoring kegiatan, dan membantu penyelesaian masalah. Dan peran keterlibatan tokoh masyarakat dalam Posdaya Kenanga adalah sebagai penasehat seperti memberikan pandangan-pandangan, saran, kritikan, dan ide-ide yang membangun untuk keberlangsungan kegiatan Posdaya Kenanga.

Komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya Kenanga meliputi meliputi akses, heteroglasia, poliponi, dialog dan karnaval. Kader di Posdaya Kenanga memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan keputusan. Akses yang terlihat di Posdaya Kenanga adalah semua kader diundang untuk menghadiri rapat rencana kerja Posdaya Kenanga dan rapat evaluasi. Konsep heteroglasia terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta kesetaraan gender. Memiliki keberagaman kader, meningkatkan saling menghargai sesama kader. Poliponi terjadi karena keterbukaan dalam penyampaian suara memberikan hak yang sama kepada kader tanpa ada penekanan atas pandangan kader yang satu dengan pandangan yang lain. Interupsi dalam rapat merupakan bentuk tidak adanya intervensi atau penekanan dan pemaksaan dalam menyampaikan pendapat maupun saran. Mengutarakan jawaban, pendapat, masukan, kritik serta ide antara kader dan pendamping tidak

Page 5: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

ada pembatas, antara kader dan pendamping sejajar sehingga tidak ada yang merasa “digurui” ataupun “menggurui.” Dialog dalam menyelesaikan atau mengatasi hambatan atau kendala dilakukan untuk mencari kesepakatan antara sesama kader. Melalui dialog terjadi saling menghargai dan saling memiliki kegiatan dalam Posdaya Kenanga sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab sesama kader untuk menyelesaikan permasalahan. Konsep karnaval pada Posdaya Kenanga dilakukan oleh bidang kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.

Dampak komunikasi partisipatif dalam setiap kegiatan dan rapat di Posdaya Kenanga dirasakan kader sangat banyak memberikan manfaat. Manfaat yang didapat yaitu saling berbagi informasi dan pengetahuan, penyelesaian masalah diselesaikan secara bersama serta terjalinnya keakraban sesama kader. Masyarakat mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga melalui tiga bentuk yaitu 1) papan nama yang berdiri di halaman Posyandu Kenanga, 2) dibentuknya PAUD Kenanga oleh Posdaya Kenanga dan 3) Posdaya Kenanga mendapat kunjungan dari Pemda Palu Sulawesi Tengah. Masyarakat merespons kehadiran Posdaya Kenanga sangat baik terbukti dengan semakin banyaknya jumlah anak-anak yang tergabung dalam PAUD Kenanga yang dalam proses belajar mengajarnya tidak dipungut biaya.

Page 6: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

Page 7: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 8: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA

(Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

IMANI SATRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 9: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Judul Tesis : Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor).

Nama : Imani Satriani NIM : I352090091

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA Ketua Anggota

Diketahui

Koordinator Mayor Dekan Sekolah Pascasarjana Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian: 15 Agustus 2011 Tanggal Lulus:

Page 10: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini ialah komunikasi partisipatif, dengan judul Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor).

Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si dan Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta arahan dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan proposal penelitian, selama di lapangan dan penulisan hingga proses penyelesaian tesis ini. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, M.S. selaku penguji luar komisi yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan berharga bagi penyempurnaan tesis ini.

Penghargaan dan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Salikan S.Pd selaku Koordinator Posdaya Kenanga serta kader Posdaya Kenanga, masyarakat dan perangkat Kelurahan Situgede, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian di lapangan. Terima kasih penulis sampaikan juga kepada Lia Mulyawati, A.Md dengan keramahan dan ketulusannya telah memberikan pelayanan administratif. Untuk segala dukungan selama proses belajar dan untuk kebersamaan yang selalu dan semoga tetap terjalin dengan baik dari teman-teman di KMP 2009, 2008 dan 2007 (Ageng Rara Cindoswari, Asmawati, Denta Mandra, Rahmah Awaliah, Rofi’ah, Sardi Duryatmo, Sigit Pamungkas, Susy Hartati, Yogaprasta Adinugraha, Ibu Sitti Aminah dan Ibu Retno Sri Hartati Mulyandari) penulis sampaikan terima kasih. Semangat, kebaikan dan keakraban dari Dini Valdiani, S.Sos., Dwi Retno Hapsari, S.P., dan Leonard Dharmawan, S.P., penulis sampaikan terima kasih.

Teriring doa, salam dan terima kasih untuk Ayah dan Ibu atas segala doa yang terucap bagi keberhasilan penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada Afrizal, S.E., Sukmawati, S.Pd., Khairanis, S.P., Dian Dovianto, S.P., Annisa Safira Callysta dan seluruh keluarga atas doa, pengertian, motivasi dan kasih sayangnya.

Saran dan kritik terhadap tesis ini penulis harapkan sehingga sarat makna dan manfaat. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2011

Imani Satriani

Page 11: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 20 Juli 1987 dari ayah

Makmur Al Gamar dan Ibu Zulbaidah. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus SMA Negeri 15 Palembang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sriwijaya melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dengan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan satu-satunya mahasiswa Fakultas Pertanian yang mendapatkan beasiswa dari PT Bank Central Asia Tbk selama 3 semester pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis memenangi Lomba Fotografi tingkat Fakultas Pertanian sebagai juara II dengan tema Hari Kartini.

Pada bulan Maret 2009 penulis menamatkan jenjang Strata 1 dengan predikat sebagai lulusan terbaik Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Kesempatan untuk melanjutkan ke program Magister Sains Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada bulan Agustus tahun 2009 pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP).

Page 12: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

PENDAHULUAN........................................................................................... 1

Latar Belakang ....................................................................................... 1 Perumusan Masalah .............................................................................. 6 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7

TINJAUAN TEORITIS ................................................................................... 9

Komunikasi ............................................................................................ 9 Komunikasi Pembangunan .................................................................... 12 Komunikasi Partisipatif ............................................................................ 15 Komunikasi Partisipatif dan Pemberdayaan ........................................... 20

Habermas dan Ruang Publik ................................................................ 24 Peran-Peran Fasilitator dalam Pemberdayaan ....................................... 26

Pemerintah Kelurahan ........................................................................... 29 Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) ................................. 31 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 34

KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................. 36

METODE PENELITIAN................................................................................. 39

Paradigma Penelitian ............................................................................. 39 Desain Penelitian .................................................................................... 39 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 41 Penentuan Subyek Penelitian ................................................................ 42 Data dan Metode Pengumpulan Data .................................................... 45 Teknik Analisis Data .............................................................................. 48 Kredibilitas dan Dependabilitas (Reliabilitas) Penelitian ......................... 49 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 51 Gambaran Umum Wilayah ..................................................................... 51 Keadaan Penduduk ..................................................................... 53 Mata Pencaharian ........................................................................ 53 Keagamaan ................................................................................. 55 Pendidikan .................................................................................... 55 Kesehatan .................................................................................... 57 Perhubungan dan Komunikasi ...................................................... 57 Gambaran Umum RW 05 Kelurahan Situgede ....................................... 58

Page 13: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

xiii

Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede ................................................................... 65

Sekilas Mengenai Posdaya Secara Umum .......................... 65 Sekilas Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede ..... 67

Jenis Kegiatan dalam Posdaya Kenanga RW 05 Kelurahan Situgede .............................................................. 70

Peran Pendamping, Perangkat Kelurahan dan Tokoh Masyarakat dalam Kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede ........................... 85

Peran Pendamping .............................................................. 85 Peran Perangkat Kelurahan ................................................. 95 Peran Tokoh Masyarakat ..................................................... 99 Ikhtisar ................................................................................ 100

Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) ....... ………………………… 103

Memiliki Akses yang Sama .................................................. 118 Munculnya Heteroglasia ...................................................... 120 Terjadinya Poliponi .............................................................. 123 Komunikasi Melalui Dialog ................................................... 125 Adanya Karnaval ................................................................. 127 Ikhtisar .................................................................................. 129

Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) ...................................... 133

Berbagi Informasi dan Pengetahuan ...................................... 134 Permasalahan Diselesaikan Secara Bersama ........................ 136 Terjadinya Keakraban Sesama Kader .................................... 137 Ikhtisar ................................................................................... 142

Respons Masyarakat terhadap Kehadiran Posdaya di RW 05 Kelurahan Situgede ...................................................................... 143

Papan Nama Posdaya Kenanga ........................................... 144 Dibukanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ...................... 145 Kunjungan Pemda Palu Sulawesi Tengah ............................ 146 Ikhtisar ................................................................................... 150 SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 155 Simpulan ....................................................................................... 155 Saran ............................................................................................... 156 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 157

LAMPIRAN ................................................................................................... 161

Page 14: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) serta waktu tempuh .................. 52

2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kepala keluarga Tahun 2010 .................................................................... 53

3 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Situgede Tahun 2010 .......................................................... 54

4 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010 .......................................................... 56

5 Jumlah sarana pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010 ................ 56

6 Jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Situgede Tahun 2010 ................. 57

7 Akses secara teoritis dan hasil temuan lapang ....................................... 120

8 Heteroglasia secara teoritis dan hasil temuan lapang............................. 123

9 Poliponi secara teoritis dan hasil temuan lapang .................................... 125

10 Komunikasi dialog secara teoritis dan hasil temuan lapang .................... 127

11 Karnaval secara teoritis dan hasil temuan lapang .................................. 129

12 Matriks komunikasi partisipatif pada Posdaya Kenanga ........................... 131

13 Matriks kader dan non kader dalam kegiatan Posdaya Kenanga...................................................................... 151

Page 15: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Alur kegiatan penelitian .......................................................................... 38

2 Proses analisis data ............................................................................... 49

3 Struktur pengurus RW 05 Siaga ............................................................. 62

4 Susunan pengurus Posdaya Kenanga RW 05 Situgede ........................ 68

5 Struktur organisasi kelompok wanita tani Sawargi ................................. 80

6 Posisi tempat duduk peserta rapat ......................................................... 111

7 Keberagaman kader di Posdaya Kenanga ............................................. 120

8 Proses dan hasil temuan penelitian ....................................................... 153

Page 16: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta administrasi Kota Bogor dan Situgede ............................................ 163

2 Peta adminstrasi Kelurahan Situgede ..................................................... 164

3 Peta administrasi wilayah RW 05 Situgede ............................................. 165

4 Jadwal penelitian .................................................................................... 167

5 Metoda pengumpulan data dan informasi penelitian ................................ 168

6 Catatan harian penelitian ........................................................................ 169

7 Inisial Informan ....................................................................................... 179

8 Aktivitas PAUD Kenanga ........................................................................ 180

9 Aktivitas Posyandu Kenanga ................................................................... 181

10 Aktivitas Posbindu Lansia ....................................................................... 184

11 Proses pembuatan dodol talas ................................................................ 186

12 Usaha budidaya jamur tiram ................................................................... 189

13 Hasil kerajinan anyaman ......................................................................... 191

14 Surat keterangan Kelurahan Situgede .................................................... 192

15 Surat keterangan koordinator Posdaya Kenanga 05 Situgede ................ 193

16 Surat keterangan pembentukan Posdaya .............................................. 194

Page 17: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata

pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan

masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya adalah: (1) Pembangunan itu hanya

mengutamakan pertumbuhan, mengejar target dan jarang memperhatikan faktor

manusia sebagai subyek dan (2) Tidak efisiennya sistem birokrasi yang

dikembangkan oleh pemerintah. Golongan yang diuntungkan adalah mereka

yang dekat dengan elit kekuasaan atau mereka yang secara sosial ekonomi

mampu meraih kesempatan yang ada.

Pendekatan komunikasi yang dijalankan pemerintah dalam program-

program pembangunan selama ini dirasakan bersifat top down, komunikasi yang

dilakukan bersifat searah linier dimana tidak ada mekanisme untuk memberikan

umpan balik (feedback) dari masyarakat. Masyarakat seringkali hanya dijadikan

sebagai obyek bukan subyek dalam pembangunan. Masyarakat diwajibkan

terhimpun dalam kelompok yang dibentuk dan dikontrol oleh pemerintah,

sehingga kelompok sulit sekali mandiri karena pengelolaannya harus mengikuti

petunjuk pemerintah. Akibatnya kelompok biasa bekerja dengan instruksi dari

atas dan hampir tidak memiliki peluang terlibat pada proses pengambilan

keputusan yang menyangkut kehidupan mereka.

Dalam era kemunculan paradigma baru komunikasi pembangunan yang

partisipatif ini, semua pihak diundang untuk berpartisipasi dalam proses

komunikasi sampai dengan pengambilan keputusan. Komunikasi pendukung

pembangunan dilaksanakan dalam model komunikasi horizontal, interaksi

komunikasi dilakukan secara lebih demokratis. Kegiatan komunikasi bukan

kegiatan memberi dan menerima melainkan “berbagi” dan “berdialog.”

Peningkatan komunikasi pembangunan sangat penting untuk

meningkatkan program-program pembangunan. Pengembangan komunikasi

pembangunan ini perlu dilakukan dengan mengubah paradigma komunikasi

pembangunan dari yang berciri linier (searah) dari atas ke bawah ke komunikasi

yang berciri konvergen. Agar program yang dilaksanakan sesuai dengan aspirasi

dan kebutuhan masyarakat. Salah satu prinsip dari program pembangunan

adalah partisipasi. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program

pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan

kepentingan yang sama.

Page 18: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

2

Selama ini, keterlibatan masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang

sempit, artinya manusia cukup dipandang sebagai tenaga kasar untuk

mengurangi biaya pembangunan sosial. Dengan kondisi ini, peran-peran serta

masyarakat “terbatas” pada implementasi atau penerapan program, masyarakat

tidak dikembangkan dayanya menjadi kreatif dari dalam dirinya dan harus

menerima keputusan yang sudah diambil “pihak luar.” Partisipasi menjadi bentuk

yang pasif (Midgley, 1986 dalam Prijono dan Pranaka,1996).

Pemerintah pada tahun 2006 menyatakan bahwa pembangunan,

utamanya pembangunan manusia dan keluarga, tidak saja menjadi tanggung

jawab dan monopoli pemerintah, tetapi memerlukan kerja sama dan partisipasi

masyarakat luas. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan masyarakat dalam upaya

pembangunan manusia yang secara tidak langsung berkontribusi dalam

meningkatkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index).

Menurut United Nations Development Programme (UNDP),

pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan bagi

penduduk, kebebasan untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat

menikmati standar hidup yang layak. Laporan Pembangunan Manusia 2010 yang

dikeluarkan UNDP menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM)

Indonesia berada di peringkat 108 dari 169 negara yang tercatat. IPM merupakan

indeks komposit yang mencakup kualitas kesehatan, tingkat pendidikan, dan

kondisi ekonomi (pendapatan)1.

Upaya dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan dan

peningkatan kualitas sumberdaya manusia, salah satunya yaitu program

pemberdayaan yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dengan Yayasan

Damandiri adalah membangun dan mengembangkan Pos Pemberdayaan

Keluarga (Posdaya) di wilayah-wilayah yang memiliki kantong kemiskinan baik

tingkat desa, dusun atau RW. Menurut Suyono dan Haryanto (2009), Posdaya

sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan

sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan

fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut

diharapkan setiap keluarga mampu membangun dirinya menjadi keluarga

1Media Indonesia. 2011. Indeks Pembangunan Manusia. http://www.media indonesia.com

/read/2011/01/27/198895/68/11/Kinerja Pembangunan-Manusia-Indonesia [diakses 27 Januari 2011].

Page 19: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

3

sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang mampu menghadapi

tantangan masa depan dengan lebih baik.

Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah

untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara

aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan

keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan

kemiskinan dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah

terselenggaranya upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan

melaksanakan delapan fungsi keluarga. Dalam rangka pelaksanaan Millenium

Development Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan

kepada lima prioritas sasaran utama, yaitu komitmen pada pimpinan dan

sesepuh tingkat desa dan pendukuhan, kecamatan dan kabupaten,

pengembangan fungsi keagamaan, fungsi KB dan kesehatan, fungsi pendidikan,

fungsi kewirausahaan dan fungsi lingkungan hidup yang memberi makna

terhadap kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono et al. 2010a).

Sasaran akhir Posdaya adalah membentuk manusia-manusia yang

bermutu dan sejahtera. Posdaya menggunakan keluarga sebagai ujung tombak

untuk memperbaiki pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi masyarakat

dengan pilar keswadayaan dan kemandirian sebagai semangat kerjanya. Hal ini

dikarenakan keluarga adalah lembaga utama, yang terdekat dan paling akrab

dengan setiap anggotanya. Keluarga merupakan anggota terkecil dalam

masyarakat. Kondisi keluarga merupakan cerminan kekuatan masyarakat,

bangsa dan negara. Posdaya mewadahi kegiatan dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat dengan inti kegiatan di bidang pendidikan,

kesehatan, lingkungan dan ekonomi.

Pembentukan forum pemberdayaan keluarga yang dikenal dengan

Posdaya didirikan pada tahun 2006. Jumlah Posdaya yang sudah dibentuk di

Indonesia pada saat ini sekitar 5.155 Posdaya, dimana sebanyak 53 Posdaya di

antaranya telah terbentuk di sekitar Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten

Cianjur dan Kabupaten Sukabumi2. Posdaya sebagai sebuah gagasan

pemberdayaan dari, oleh dan untuk masyarakat adalah sebuah kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang mengimplementasikan nilai-nilai

kegotongroyongan di masyarakat. Posdaya adalah sebuah gerakan dengan ciri

2 Posdaya IPB. 2010. Pemberdayaan. http://posdayaipb.blogspot.com/2010/01/posdaya-

sebagai-model-pemberdayaan.html [diakses 18 Januari 2011].

Page 20: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

4

khas “buttom-up programme,” kemandirian dan pemanfaatan sumberdaya serta

potensi lokal sebagai sumber segala solusi. Pihak “luar” hanya berperan sebagai

fasilitator, mediator dan pembangkit gagasan.

Kota Bogor masih dihadapkan pada masalah besarnya jumlah warga

miskin yang berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010 jumlah

warga miskin Kota Bogor mencapai 42.328 Rumah Tangga. Berbagai kegiatan

yang dilakukan pada tahun 2010 telah menurunkan KK miskin sebanyak 1.452

keluarga miskin, atau 3,43% dari 42.328 KK, dengan jumlah terbanyak ada di

Kecamatan Bogor Barat yang mencapai 358 KK3. Salah satu wilayah di Kota

Bogor yang mendapatkan kesempatan melaksanakan program percontohan

Institut Pertanian Bogor dalam rangka peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia adalah RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat.

Berdasarkan Surat Keputusan Lurah Situgede No.147/96/V/2010

tertanggal 21 Mei 2010 RW 05 Kelurahan Situgede telah siap melaksanakan

kegiatan Posdaya di lingkungan mereka. Kelurahan Situgede RW 05 menjadi

salah satu wilayah pelaksana program Posdaya yang berada di lingkar kampus

IPB dan siap mempraktekkan kegiatan Posdaya di lingkungan mereka, Posdaya

Kelurahan Situgede RW 05 dinamakan Posdaya Kenanga. Program Posdaya di

Kelurahan Situgede RW 05 ini mencakup empat bidang yaitu bidang kesehatan,

bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan hidup.

Bidang kesehatan yakni peran aktif dalam Posyandu (menangani 37

balita dan 2 ibu hamil), pembentukan Posbindu Lansia (menangani 75 lansia),

penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan narkoba, pengukuran tensi darah

dan timbangan untuk lansia, serta penyuluhan dan penanganan gizi buruk;

bidang pendidikan melalui program kejar paket bagi pelajar drop out,

perpustakaan “Kenanga” warga, PAUD Nurul Yaqin (terdapat 50 murid dan 4

tenaga pengajar), pengembangan MI, dan TPA/TK; bidang ekonomi yaitu

lembaga keuangan mikro dengan modal awal sebesar 1 juta, pelatihan budidaya

pertanian, perikanan, tanaman hias, pengolahan makanan ringan, kelompok

usaha pengolahan limbah rumah tangga, home industy (dodol talas, keripik talas,

rumah jamur), kelompok wanita terampil (KWT Sawargi dan KWT Jamur Tiram)

serta kelompok usahatani (jamur tiram dan tanaman hias); dan untuk bidang

3Badan Pusat Statistik. 2010. Angka Kemiskinan. http://www.kotabogor.go.

id/download/ILPPD-2010.pdf [diakses 18 Januari 2011].

Page 21: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

5

lingkungan melakukan upaya pengelolaan sampah menjadi kompos,

penanggulangan sampah atau limbah plastik menjadi tas atau kerajinan tangan,

menggerakkan kerja bakti kebersihan, PSN (pemberantasan sarang nyamuk),

biopori, briket sampah, dan memulai pemilahan sampah organik dan non organik

di RT masing-masing.

Program Posdaya diperlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

Partisipasi dalam hal mengemukakan pendapat, harapan, yang ingin dicapai

dalam program Posdaya yang ada di lingkungannya. Partisipasi masyarakat

merupakan prasyarat penting keberhasilan suatu pembangunan. Partisipasi ini

dapat diartikan sebagai proses keterlibatan masyarakat lokal yaitu masyarakat

yang tinggal di sekitar RW 05 Kelurahan Situgede yang terlibat dalam kegiatan

Posdaya dengan tujuan agar dapat meningkatkan potensi diri dan mampu

meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu cara agar masyarakat berpartisipasi

dalam program tersebut yaitu program harus selaras dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Keikutsertaan masyarakat dalam program Posdaya harus dapat

menumbuhkan rasa memiliki, sehingga program tersebut menjadi berkelanjutan.

Partisipasi ini bukan hanya pengerahan tenaga masyarakat untuk melaksanakan

kegiatan pembangunan tetapi mengajak masyarakat untuk mau

menyumbangkan pikiran, ide dan kreativitasnya. Masyarakat bukan menjadi

obyek pembangunan yang menjadi ketergantungan dan tidak mandiri, melainkan

sebagai subyek pembangunan yang perlu proses belajar untuk memperbaiki

kehidupannya, memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memanfaatkan

kesempatan tersebut sehingga dapat mengatasi kesulitan hidup dan menjadi

masyarakat yang mandiri. Partisipasi di sini baik dari perencanaan, pelaksanaan,

menikmati hasil dan evaluasi pembangunan.

Posdaya merupakan pemberdayaan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Mengacu pada pernyataan tersebut maka pendekatan komunikasi dalam

Posdaya adalah melibatkan berbagai unsur, seperti pendamping yakni pihak

P2SDM LPPM IPB, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat RW 05

Kelurahan Situgede. Melalui komunikasi yang partisipatif sesuai dengan gagasan

Posdaya, maka masyarakat diajak untuk turut bersama-sama P2SDM LPPM IPB

merencanakan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, melaksanakan

dan memberikan penilaian terhadap apa yang akan dan telah dilaksanakannya.

Page 22: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

6

Tanpa adanya partisipasi yang baik dari masyarakat maka kegiatan yang

sudah dirancang sedemikian rupa tidak dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan dari pelaksanaan program. Untuk mengoptimalkan partisipasi

masyarakat dalam program Posdaya, diperlukan suatu komunikasi partisipatif

yang baik dimana terjadi komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terlibat

dalam kegiatan Posdaya dengan masyarakat.

Komunikasi dalam kegiatan Posdaya sangat diperlukan agar apa yang

diinginkan baik oleh P2SDM LPPM IPB maupun masyarakat dalam pelaksanaan

Posdaya dapat tercapai. Dengan komunikasi partisipatif yang dilakukan peran

pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat diharapkan dapat

menghilangkan berbagai hambatan, terutama dalam hal tukar-menukar informasi

maupun berbagai ketimpangan dalam pelaksanaan Posdaya. Oleh karena itu,

sejauh mana komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya perlu dikaji. Hal

lain yang menarik adalah karena Posdaya merupakan program pemberdayaan

yang melibatkan institusi pendidikan dalam hal ini P2SDM LPPM IPB dan hingga

saat ini penelitian atau kajian yang secara spesifik membahas tentang

komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya belum pernah dilakukan.

Berdasarkan hal tersebut dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dirasakan perlu untuk melakukan penelitian lebih mendalam agar program

Posdaya dapat lebih dikembangkan lagi.

Perumusan Masalah

Posdaya merupakan forum komunikasi, silaturahmi, advokasi,

penerangan dan pendidikan sekaligus wadah kegiatan penguatan fungsi

keluarga secara terpadu. Proses komunikasi dan partisipasi memegang peranan

penting dalam pembangunan masyarakat, karena komunikasi dan partisipasi

diperlukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

pemanfaatan. Proses pelaksanaan program Posdaya merupakan suatu proses

komunikasi partisipatif. Melalui tahapan yang dilaksanakan, diharapkan

masyarakat sebagai sasaran akhir terlibat secara langsung untuk memberikan

saran, pendapat dan masukan kepada pendamping yaitu pihak P2SDM LPPM

IPB mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat di RW 05

Kelurahan Situgede tersebut, sehingga pada akhirnya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam program Posdaya

merupakan bentuk keterlibatan masyarakat secara langsung dalam program

tersebut. Jadi dalam pembangunan, masyarakat diletakkan sebagai subyek

Page 23: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

7

pembangunan sehingga masyarakat menjadi tidak ketergantungan pada pihak

lain.

Secara ringkas tujuan program Posdaya adalah menyegarkan modal

sosial seperti hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk membantu

pemberdayaan keluarga; ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang

terkecil dan memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau

menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan

keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Keberhasilan program Posdaya sangat ditentukan oleh pendamping,

perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat sebagai pelaksana program serta

komunikasi partisipatif yang digunakan dalam program Posdaya. Berkaitan hal

itu, maka dirasa perlu mengkaji mengenai peran pendamping, perangkat

kelurahan dan tokoh masyarakat serta komunikasi partisipatif yang terjadi dalam

program Posdaya.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan di antaranya:

1. Bagaimana peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat

dalam kegiatan Posdaya?

2. Bagaimana komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya?

3. Bagaimana dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya?

4. Bagaimana respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat

dalam kegiatan Posdaya.

2. Menganalisis komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya.

3. Menganalisis dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya.

4. Menganalisis respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya.

Kegunaan Penelitian

Penelitian komunikasi partisipatif antara pendamping, perangkat

kelurahan dan tokoh masyarakat dalam program Posdaya dapat memberikan

manfaat kepada pihak-pihak terkait yang berkenaan dengan pembangunan

masyarakat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Page 24: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

8

1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi pemikiran dan pemahaman pengembangan ilmu tentang

komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya dan kajian komunikasi

pembangunan lainnya.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penentu

kebijakan dalam program pembangunan harus senantiasa memperhatikan

kebutuhan baik real needs dan felt needs dari masyarakat setempat.

Page 25: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

TINJAUAN TEORITIS

Komunikasi

Akar kata komunikasi adalah communication, dari kata dasar communis,

yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Dahulu, orang menyatakan komunikasi

sebagai proses mengirim dan menerima informasi. Saat ini, kata berbagi

informasi lebih dekat dengan arti sebenarnya dari komunikasi. Komunikasi lebih

berarti dua orang berbagi informasi bersama dari pada seseorang memberi

informasi dan orang lain menerima (Lubis et al., 2009). Pengertian komunikasi

secara etimologis berasal dari perkataan latin “communication”. Istilah ini

bersumber dari perkataan ”communis” yang berarti sama; sama disini

maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila

terdapat kesamaaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh

komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 1993).

Menurut Devito (2011), komunikasi mengacu kepada tindakan, oleh satu

orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh

gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh

tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. West dan Turner

(2009) menawarkan definisi komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-

individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan

menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.

Menurut Leeuwis (2009), komunikasi merupakan sebuah proses penting

yang digunakan oleh manusia dalam pertukaran pengalaman dan ide, dan hal itu

menjadi pemicu penting bagi penyampaian pengetahuan dan persepsi dari

berbagai jenis (misalkan pembelajaran). Karena itu, komunikasi merupakan

unsur inti dalam perubahan strategi untuk mendorong perubahan. Soekartawi

(1988) menyatakan bahwa komunikasi, yaitu suatu pernyataan manusia, baik

secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan

menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka tampak bahwa dengan

perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik.

Misalnya, komunikasi pembangunan, komunikasi politik, komunikasi antar

budaya, dan sebagainya.

Pengertian komunikasi secara paradigmatik didefinisikan sebagai proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi

tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara

lisan maupun tak langsung melalui media. Berdasarkan definisi tersebut, maka

Page 26: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

10

dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi yakni, memberi tahu atau mengubah

sikap (attitude), pendapat (opinion) atau perilaku (behavior) (Effendy, 2000).

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah cara penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi dikategorikan dalam

dua perspektif yaitu proses komunikasi dalam perspektif psikologis dan

mekanistis. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis merupakan suatu

proses yang terjadi dalam diri komunikator ketika berniat akan menyampaikan

suatu pesan kepada komunikan. Adapun pesan komunikasi yang disampaikan

terdiri dari dua aspek yaitu isi pesan berupa pikiran dan lambang berupa bahasa.

Dengan kata lain, proses pengemasan pikiran dengan bahasa yang dilakukan

komunikator dalam bahasa komunikasi, kemudian disampaikan kepada

komunikan sebagai penerima (Effendy, 1993).

Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis merupakan cara yang

berlangsung ketika komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan.

Proses komunikasi ini bersifat kompleks, sebab bersifat situasional saat

komunikasi berlangsung. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis

diklasifikasikan dalam proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses

komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator

kepada komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media. Proses

komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat sebagai media

(Effendy, 1993).

Memahami model penyampaian komunikasi berarti memahami kondisi

penerima pesan atau komunikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

pemberian informasi atau pesan. Banyak model komunikasi yang telah

diungkapkan oleh para ahli komunikasi salah satunya dikemukakan dalam model

Berlo (1960), yaitu :

a) Sumber

Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, bila diklasifikasikan maka

sumber dapat berbentuk lembaga atau organisasi dan personal orang. Agar

komunikasi menjadi efektif, seorang komunikator dalam proses komunikasi

harus menentukan strategi bagaimana cara mempengaruhi komunikan. Berlo

(1960) juga menyebutkan beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas

sumber untuk menghasilkan komunikasi yang tepat yaitu keterampilan

berkomunikasi, sikap, tingkat pengetahuan dan kemampuan beradaptasi.

Page 27: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

11

b) Pesan

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh sumber kepada penerima

dengan kata lain sebagian produk fisik aktual dari komunikator-komunikan.

Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

komunikasi. Isinya bisa berupa informasi pesan, hiburan, informasi, inovasi,

nasehat atau propaganda. Agar komunikasi berjalan efektif maka pesan yang

disampaikan harus memenuhi persyaratan kode atau bahasa pesan,

kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, pemilihan serta pengaturan

bahasa dan isi pesan.

c) Saluran

Saluran adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau

media, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indera dianggap

sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran

komunikasi seperti telepon, surat dan telegram yang digolongkan sebagai

media komunikasi antarpribadi.

d) Komunikan

Komunikan sering disebut juga sebagai penerima pesan. Penerima adalah

pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa

terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, organisasi dan

lain sebagainya. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,

karena unsur atau komponen inilah yang menjadi sasaran komunikasi. Jika

suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai

macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, baik dari sumber,

pesan ataupun media.

Adapun tujuan komunikasi menurut Effendy (1993), adalah a) mengubah

sikap (to change the attitude), b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to

change the opinion), c) mengubah perilaku (to change the behavior) dan d)

mengubah masyarakat (to change the society). Sedangkan fungsi komunikasi itu

sendiri adalah a) menginformasikan (to inform), b) mendidik (to educate), c)

menghibur (to entertain) dan d) mempengaruhi (to influence).

Tujuan komunikasi menurut Levis (1996) antara lain adalah: (1) informasi,

untuk memberikan informasi yang menggunakan pendekatan dengan pemikiran,

(2) persuasif, untuk menggugah perasaan penerima, (3) mengubah perilaku

(sikap, pengetahuan dan keterampilan) perubahan sikap terhadap pelaku

Page 28: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

12

pembangunan, (4) meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usaha

secara efisien di bidang usaha yang dapat memberi manfaat dalam batas waktu

yang tidak tertentu, (5) mewujudkan partisipasi aktif masyarakat dalam

pembangunan.

Dalam suatu organisasi kerja, komunikasi menjalankan beberapa fungsi

yaitu: (1) komunikasi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang yang

satu ke orang yang lain sehingga dapat terjadi tindakan kerjasama. (2)

Komunikasi membantu mendorong dan mengarahkan orang-orang untuk

melakukan sesuatu. (3) komunikasi membantu dalam membentuk sikap dan

menanamkan kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan dan mempengaruhi

perilaku. (4) komunikasi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai dengan

lingkungan fisik dan sosial mereka (Moekijat, 1993).

Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan telah menjadi multi-fase, multi-dimensi dan

partisipatif, dan harus dilihat dalam konteks sosial-politik, ekonomi dan budaya

agar relevan untuk masyarakat yang dituju. Pada intinya, komunikasi

pembangunan adalah tentang pengembangan masyarakat. Millennium

Development Goals (MDGs) harus diatasi dan dinilai dari perspektif rakyat. Oleh

karena itu penting untuk memulai dari perspektif masyarakat lokal dan bekerja

sama dengan organisasi (PBB, pemerintah, LSM, masyarakat dan sektor swasta,

dan masyarakat sipil) yang telah mengembangkan kepercayaan di dalam

masyarakat.

Dalam praktek dan dalam pandangan secara global dan pemisahan

komunikasi untuk pembangunan menjadi lebih penting dalam konteks abad ke

21, mengingat politik, ekonomi dan komunikasi lanskap baru berlangsung.

Namun, komunikasi untuk pengembangan teknologi tidak boleh didorong. Hal ini

harus didasarkan pada isu-isu sosial dan keprihatinan masyarakat. Fasilitator

merupakan sebagai teknologi dan alat dalam komunikasi pembangunan.

Sebaliknya, budaya merupakan pusat pengembangan dan perlu penekanan

yang lebih besar dalam komunikasi untuk program pembangunan.

Peningkatan komunikasi pembangunan sangat penting untuk

meningkatkan program-program pembangunan. Pengembangan komunikasi

pembangunan ini perlu dilakukan dengan mengubah paradigma komunikasi

pembangunan dari yang berciri linier (searah dari atas ke bawah) ke pola

Page 29: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

13

komunikasi yang berciri konvergen. Agar program yang akan dilaksanakan

sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Menurut Effendy (2001), komunikasi pembangunan merupakan proses

penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khlayak guna

mengubah sikap, pendapat dan perilakunya dalam rangka meningkatkan

kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan

secara merata oleh seluruh rakyat. Komunikasi pembangunan ini merupakan

suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan

kepada seluruh para pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara

umum melalui berbagai media strategis.

Berdasarkan pernyataan Rosario-Braid dalam Nasution (2002)

menyebutkan bahwa komunikasi pembangunan adalah elemen dari proses

manajemen dalam keseluruhan perencanaan dan pelaksanaan program-program

pembangunan. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi pembangunan

diartikan sebagai identifikasi dan pemanfaatan keahlian dalam proses

pembangunan dalam meningkatkan partisipasi untuk mencapai keuntungan yang

diinginkan pada level yang paling rendah.

Hal ini seiring dengan pendapat Nasution (2002), yang membedakan

komunikasi dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, komunikasi

pembangunan adalah suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik (peran

dan fungsi komunikasi) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha

pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari

proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan.

Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan adalah segala upaya

dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan

pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan

ditujukan kepada masyarakat. Komunikasi pembangunan harus dilihat sebagai

suatu proses menyeluruh, termasuk pemahaman terhadap khalayak serta

kebutuhan-kebutuhannya, perencanaan komunikasi disekitar strategi-strategi

yang terpilih, pembuatan pesan-pesan, penyebaran, penerimaan, umpan balik

terhadap pesan-pesan itu dan bukan hanya kegiatan langsung satu arah dari

komunikator kepada penerima yang pasif.

Manusia pada hakekatnya selalu mencari interaksi atau hubungan-

hubungan yang merupakan penjelasan yang memuaskan dari apa yang dilihat,

dengan atau imajinasi. Pola pikir ilmiah untuk pengkajian yang memerlukan

Page 30: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

14

telaah berbagai hubungan yang relevan, komplementer dan terpercaya adalah

visi kesisteman dalam arti luas (Eriyanto, 1996; Brocklesby dan Cummings, 1995

dalam Sumardjo, 1999).

Menurut Mills dalam Mardikanto (1987), mengemukakan adanya empat

peranan komunikasi di dalam proses pembangunan, yaitu :

1. Menerangkan atau menunjukkan kepada masyarakat tentang identitas dirinya

sendiri.

2. Memberikan aspirasi terhadap anggota masyarakat.

3. Menunjukkan teknik-teknik atau alternatif yang dapat dilakukan.

4. Menerangkan tentang alternatif yang dirasakan paling tepat oleh

masyarakatnya untuk melepaskan diri dari masalah-masalah yang dihadapi.

Menurut Widjaja A.W dan Hawab, serta Asyik (1987) dalam Dilla (2007),

mereka mengartikan komunikasi pembangunan sebagai komunikasi yang berisi

pesan-pesan (message) pembangunan. Komunikasi pembangunan ini ada pada

segala macam tingkatan, dari seorang petani sampai pejabat, pemerintah dan

negara, termasuk juga di dalamnya dapat berbentuk pembicaraan kelompok,

musyawarah pada lembaga resmi siaran dan lain-lain. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang

diterima oleh masyarakat melalui proses komunikasi.

Sebagai proses perubahan dan pembaharuan masyarakat, pembangunan

membutuhkan kontribusi komunikasi, baik sebagai bagian dari kegiatan

masyarakat maupun sebagai ilmu yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Banyak proses pembangunan tidak mecapai sasarannya hanya karena

rendahnya frekuensi informasi dan komunikasi kepada masyarakat sehingga

tidak menimbulkan tingkat partisipasi yang memadai. Padahal partisipasi

masyarakat sangat diperlukan bagi usaha pencapaian tujuan pembangunan

(Dilla, 2007).

Secara sederhana, pembangunan dapat diartikan sebagai perubahan

berencana yang dikehendaki. Perubahan tersebut menyangkut perubahan

struktur komunitas dan perubahan kebudayaan. Salah satu penyebab perubahan

tersebut adalah karena adanya penemuan baru (inovasi). Inovasi tersebut bisa

saja berupa alat dan bisa pula berupa ide baru. Seringkali, suatu inovasi baru

ditemukan setelah melalui proses pertukaran pikiran dan diskusi yang panjang.

Dalam hal inilah, komunikasi menjadi wadah penemuan inovasi. Demikianlah,

komunikasi berperan untuk menfasilitasi penemuan (invention) dan menyebarkan

Page 31: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

15

inovasi tersebut ke sistem sosial yang lebih luas. Ringkasnya komunikasi sangat

bermanfaat untuk pembangunan (Lubis et al., 2009).

Komunikasi Partisipatif

Komunikasi partisipatif mulai berkembang pada akhir 1980an serta awal

1990an, ketika sejumlah peneliti atau ilmuwan bekerja dalam perspektif ini,

di antaranya adalah Servaes (1991), Modi (1991) dan White et al. (1994) dalam

Mefalopulos (2003). Servaes (1991) membahas secara terbuka kebutuhan untuk

paradigma baru dalam komunikasi untuk pengembangan dan Melkote (1991)

membahas alternatif paradigma, paradigma baru yang menjadi kebutuhan, yaitu

model komunikasi partisipatif. Para peneliti atau ilmuwan memfokuskan pada

aliran komunikasi horizontal, jauh dari komunikasi yang sebelumnya bersifat top-

down yang pada dasarnya membayangkan sebuah pengirim, pesan dan

penerima. Akan tetapi untuk komunikasi horizontal penekanan lebih pada

pengguna dan berorientasi pendekatan bottom-up untuk melibatkan masyarakat

dalam proses pengambilan keputusan (Servaes et al., 1996). Partisipasi juga

memunculkan pertanyaan akan isu kekuasaan dan pemberdayaan

mengasumsikan lebih tinggi relevansinya.

Permasalahan yang dihadapi membantu untuk menentukan tujuan

komunikasi yang strategis. Dimulai dari mengkomunikasikan informasi yang

benar atau relevan dengan khalayak tertentu, serta mengartikulasikan proses

tindakan kolektif dan refleksi oleh para pemangku kepentingan yang relevan.

Pusat perhatian dari komunikasi partisipatif adalah pemberdayaan masyarakat

oleh keterlibatan aktif mereka dalam identifikasi masalah, pengembangan solusi

dan pelaksanaan strategi. Model partisipatif adalah pendekatan dialogis dan

horizontal untuk komunikasi dan pembangunan (Tufte & Mefalopulos, 2009).

Dialog yang bersifat bebas dan terbuka merupakan prinsip inti dari komunikasi

partisipatif. Paulo Freire mendefinisikan dialog sebagai "pertemuan antara

masyarakat untuk memberikan suara yang mengatasnamakan dunia.”

Mengatasi permasalahan pembangunan masyarakat yang semakin

kompleks, maka diperlukan suatu pendekatan yang memungkinkan masyarakat

memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri, untuk itu

diperlukan suatu bentuk komunikasi yang mengkondisikan masyarakat bebas

berpendapat, berekspresi dan mengungkapkan diri secara terbuka satu sama

lainnya (Sulistyowati et al., 2005).

Page 32: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

16

Model komunikasi yang dibutuhkan adalah model yang memungkinkan

adanya pertukaran informasi antar komponen dalam proses komunikasi dengan

banyak dimensi. Pendekatan ini sering disebut dengan model partisipasi

(participatory model) atau model interaktif (interaktif model). Komunikasi dua arah

adalah model komunikasi interaksional, merupakan kelanjutan dari pendekatan

linier. Pada model ini terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada

pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang

melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon balik terhadap pesan

dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses

dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical

proses), sedangkan setiap partisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu

waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai

receiver, terus seperti itu sebaliknya (Bungin, 2008).

Dalam komunikasi dua arah bukan hanya pesan yang diperhatikan tetapi

juga arusnya yang dua arah. Kalau pesan yang dipentingkan, maka yang keluar

hanya perintah, pengarahan atau petunjuk yang tanpa diskusi atau komunikasi

sekalipun. Tetapi arusnya yang diutamakan dalam komunikasi dua arah, maka

yang terjadi adalah alternatif pendapat, saran dan cara pemecahan yang timbul

dari keinginan bersama. Menurut Hamijoyo (2005), model ini disebut model

konvergensi komunikasi, model ini berlandaskan konsepsi komunikasi sosial

sebagai suatu proses dialog dua arah dalam upaya mencapai saling pengertian

dan kesepakatan antara dua individu atau dua kelompok atau lebih, dan bukan

satu orang atau satu kelompok yang berkuasa atau berwibawa memaksakan

kekuasaan atau kewibawaannya kepada orang lain. Proses dialog dua arah

menurut Effendy (2000), selalu lebih baik dari pada monologis. Proses

komunikasi dialogis menunjukkan terjadinya interaksi dimana mereka yang

terlibat dalam komunikasi berupaya untuk terjadinya pengertian bersama (mutual

understanding) dan empati.

Mekanisme yang bersifat bottom-up ini, perencanaan pembangunan yang

digunakan adalah model perencanaan partisipatif. Isu yang akan menjadi mata

program dalam perencanaan digali dari bawah yang diyakini sebagai masalah

dan kebutuhan nyata masyarakat. Model perencanaan partisipatif diharapkan

memiliki beberapa keuntungan. Masyarakat sendiri yang dianggap paling tahu

kebutuhan, permasalahan dan potensi yang dimiliki, dengan demikian program

yang dirumuskan akan lebih tepat sasaran karena mempunyai relevansi yang

Page 33: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

17

tinggi dengan permasalahan, kebutuhan dan kondisi nyata di lapangan. Selain itu

keterlibatan masyarakat dalam perencanaan akan membuat masyarakat merasa

ikut memiliki, karena ikut menentukan program, sehingga ikut merasa

bertanggung jawab akan keberhasilannya. Lebih dari itu, melalui cara ini

masyarakat juga memperoleh kesempatan untuk belajar dan mengasah diri agar

lebih memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi dan mempunyai

kemampuan merancang masa depannya sendiri (Soetomo, 2011).

Mengacu pada konsep pengembangan wilayah serta pola pendekatan

komunikasi top-down dan buttom-up, Sumardjo (1999) juga mengemukakan

bahwa model komunikasi pembangunan yang dinilai layak untuk dikembangkan

adalah model komunikasi “interaktif” yang menghasilkan keseimbangan dalam

perspektif teori pertukaran (exchange theory).

Paradigma komunikasi partisipatif ditandai dengan terakomodasinya

aspirasi pihak atas (pemerintah) dan pihak bawah (masyarakat) dalam program

pembangunan wilayah setempat. Oleh karena itu, pendekatan partisipatif lebih

tepat digunakan dalam era globalisasi, karena menurut Sumardjo (1999),

pendekatan tersebut lebih memungkinkan terjalin integrasi antara kepentingan

nasional dengan kepentingan masyarakat dan potensi (dan permasalahan)

lingkungan setempat. Pendekatan tersebut lebih menempatkan martabat

manusia secara lebih layak, keberadaan masyarakat dengan aspek kepentingan

dan kemampuannya menjadi lebih dikenali dan dihargai, sehingga lebih

mendorong terjadinya partisipasi masyarakat yang lebih luas.

Model komunikasi partisipatif, di sisi lain mengubah pandangan dalam

kerangka keragaman. Ini menekankan pentingnya identitas budaya masyarakat

lokal dan demokratisasi dan partisipasi di semua tingkat-internasional, nasional,

lokal dan individu. Menurut Freire (1983) semua orang baik secara individual dan

kolektif memiliki hak untuk berbicara. “Berbicara bukan hak istimewa dari

beberapa orang, namun hak setiap manusia.“

Penerapan model partisipatif dalam komunikasi tidak mengarah ke model

yang menentang pendahulunya, melainkan ingin memperluas ruang lingkup

komunikasi. Dalam beberapa hal, terlepas dari batas-batas tradisional

komunikasi, karena tidak hanya bertujuan untuk menginformasikan atau

mengirim pesan tertentu, tetapi juga menggunakan sifat komunikatif dan lintas-

sektoral untuk membangun kepercayaan, pertukaran pengetahuan dan persepsi,

Page 34: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

18

menyelidiki masalah dan peluang dan akhirnya mencapai konsensus tentang

perubahan dimaksud antara semua pemangku kepentingan (Mefalopulos, 2003).

Komunikasi partisipatif adalah suatu proses komunikasi dimana terjadi

komunikasi dua arah atau dialogis, sehingga menghasilkan suatu pemahaman

yang sama terhadap pesan yang disampaikan. Rahim (2004), mengajukan

empat konsep terkait komunikasi partisipatif akan mendorong terbangunnya

pemberdayaan (empowerment) yaitu heteroglasia, dialogis, poliponi dan

karnaval.

Pertama, Heteroglasia: Konsep ini menunjukkan fakta bahwa sistem

pembangunan selalu dilandasi oleh berbagai kelompok dan komunitas yang

berbeda-beda dengan berbagai variasi ekonomi, sosial, dan faktor budaya yang

saling mengisi satu sama lain. Perbedaan berikutnya adalah pada level aktivitas

pembangunan baik ditingkat nasional-lokal, makro-mikro, public-privat, teknis-

ideologis, dan informasional-emosional. Terkait dengan berbagai perbedaan

tersebut terdapat berbagai macam perbedaan bahasa dan pesan atau

komunikasi yang melibatkan berbagai peserta yang berbeda. Sebagai contoh,

dalam level nasional pembangunan ekonomi dan politik akan menggunakan

bahasa yang berbeda dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain karena

mereka melihat pembangunan dari perspektif yang berbeda. Sementara itu,

petani subsisten di level pedesaan juga akan menggunakan kosakata yang

berbeda dengan mereka yang bekerja di sektor industri meskipun mereka

memiliki bahasa nasional yang sama. Mereka mungkin membicarakan

permasalahan yang sama, tetapi mereka bisa saja tidak mengerti satu dengan

yang lainnya.

Tantangan bagi komunikasi pembangunan adalah bagaimana

memanfaatkan kekuatan heteroglasia, bagaimana menempatkan konsep

tersebut untuk kepentingan publik, bagaimana menghubungkan ideologi-ideologi

dan kelompok yang berbeda-beda atau variasi pandangan tentang

pembangunan tanpa menekan satu pandangan atas pandangan yang lain. Inilah

yang menjadi problem dari partisipasi.

Kedua, Dialog adalah komunikasi transaksional dengan pengirim (sender)

dan penerima (receiver) pesan saling berinteraksi dalam suatu periode waktu

tertentu hingga sampai pada makna-makna yang saling berbagai. Dalam dialog

yang diperluas, masing-masing peserta juga melakukan dialog dengan dirinya

sendiri sebelum berbicara atau merespon peserta yang lain. Peserta dalam

Page 35: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

19

dialog tidak memiliki kedaulatan ego, dia musti membangun suatu kesadaran diri

(sosial). Kesadaran dirinya tergantung pada seberapa aktif kesadaran sosial

yang lain juga dimunculkan.

Dialog internal merupakan aspek penting dalam proses dialog. Ini mirip

seperti meditasi. Subjek meditasi menumbuhkan perhatian pada dunia sekitar

dan subjek lain yang ada dalam dunia. Dia secara diam berbicara dengan

mereka, dan dalam proses tersebut menguji secara kritis ideologi mereka sendiri.

Meskipun demikian hanya sedikit orang yang dapat melakukan meditasi seperti

ini. Bagi sebagian orang lain, hal ini harus dipelajari dan itu dapat dipraktekkan

apabila situasi komunikasi di desain untuk menstimuli proses tersebut. Salah

satu jalan untuk mendorong meditasi tersebut dalam komunikasi pembangunan

adalah dengan menstrukturkan situasi-situasi komunikasi untuk meditasi tertentu

dan untuk mengkostruksikan suatu pesan yang dapat menstimuli suatu dialogi

internal.

Esensi dari dialog adalah mengenal dan menghormati pembicara lain,

atau suara lain, sebagai subyek yang otonom, tidak lagi hanya sebagai obyek

komunikasi. Dalam dialog setiap orang memiliki hak yang sama untuk bicara atau

untuk didengar, dan mengharap bahwa suaranya tidak akan ditekan atau

disatukan dengan suara orang lain.

Ketiga, Poliponi adalah bentuk tertinggi dari suatu dialog dimana suara-

suara yang tidak menyatu atau terpisah dan meningkat menjadi terbuka,

memperjelas satu sama lain, dan tidak menutupi satu sama lain. Itu adalah suatu

bentuk ideal dari komunikasi partisipatif dimana keberbedaan suara-suara

disadari secara kolektif dengan menghubungkan berbagai perlakuan konstruksi

umum komunitas. Kesatuan poliponi bukan sesuatu yang diperkenalkan dari luar

tetapi terbangun dari suatu proses dialog sehingga otonomi suatu suara selalu

diartikulasikan dengan yang lain, mendirikan ikatan saling ketergantungan yang

saling menguatkan.

Keempat, Karnaval: Konsep ini bagi komunikasi pembangunan membawa

semua varian dari semua ritual seperti legenda, komik, festival, permainan,

parody, dan hiburan secara bersama-sama. Proses ini dilakukan dengan tidak

formal dan biasa juga diselingi oleh humor dan canda tawa. Anggota komunitas

didorong berpartisipasi dalam karnaval secara bebas. Karnaval tidak memiliki

sanksi resmi. Ini merupakan lawan dari sesuatu yang serius dan otoratif dari

Negara, agama, politik, dan doktrin-doktrin ekonomi. Karnaval dan pembangunan

Page 36: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

20

bermain secara berdampingan, masing-masing saling mengartikulasikan dan

mengisi. Orang-orang hidup dengan karnaval sebelum dan selama mereka hidup

dengan pembangunan. Bahasa dan gaya dari komunikasi karnaval selalu

berdasarkan pengalaman khalayak yang tidak dimediasi, menggunakan kosakata

yang umum, fantastik, dan berbau pengalaman dari mereka.

Komunikasi Partisipatif dalam Pemberdayaan

Untuk memperbaiki kondisi dunia, terutama kondisi negara-negara Eropa

Barat dan negara dunia ketiga, Amerika Serikat berinisiatif memunculkan

program bantuan ekonomi bertitel Marshall Plan. Bantuan itu mencakup

dukungan modal, teknologi, program-program pembangunan dan tenaga ahli.

Tujuannya adalah untuk mempercepat peningkatan dan pertumbuhan ekonomi

negara penerima bantuan, tentu saja dengan mekanisme pengaturan strategi

sesuai proposal negara donor. Sejak itu, dimulailah penerapan paradigma

pembangunan yang mempunyai karakter vertical top-down (pola pembangunan

ditransferkan begitu saja dari negara donor kepada negara penerima bantuan),

bertumpu pada investasi modal asing, dan dijalankan sesuai dengan program

dan rencana proyek negara-negara maju, dan diterapkannya teori trickle-down

effect atau efek tetesan ke bawah, yang asumsinya manfaat program-program

intervensi sosial di negara-negara Dunia Ketiga akan menetes ke bawah kepada

setiap orang, mulai dari mereka yang berada dalam kelompok-kelompok sosial

ekonomi paling atas yang pertama-tama mengakses pesan-pesan kemajuan atas

dukungan kemampuan ekonomi mereka dan selanjutnya diteruskan kepada

mereka yang berada dalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang lebih

rendah.

Penerapan model “tetesan ke bawah” tidak mampu memberi hasil yang

direncanakan. Pada kenyataannya, manfaat pembangunan tidak pernah

“menetes” sampai jauh “ke bawah,” tetapi hanya dinikmati sebagian kecil

masyarakat yang berada dalam kelas sosial teratas. Di banyak negara Dunia

Ketiga, fenomena ini terlihat jelas dari timbulnya ketimpangan sosial ekonomi

yang semakin parah. Sementara itu sentralisasi informasi yang didukung

perkembangan teknologi berlangsung begitu imperialistis sehingga masuklah

peradaban Barat tanpa seleksi atau reserve. Hal ini menimbulkan erosi moral

dan etika rakyat seiring dengan proses yang sama terjadi dengan kaum elitnya.

Page 37: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

21

Paradigma Lama Komunikasi Vertical Top-Down

Kondisi yang mensubordinasikan Indonesia dan negara-negara dunia

ketiga dalam situasi global dunia, maupun subordinasi rakyat berhadapan

dengan pemegang kekuasaan negara dalam konteks situasi Indonesia sangat

dilestarikan oleh pola-pola komunikasi. Oleh karena itu, digunakanlah

pendekatan komunikasi pembangunan, yakni disiplin ilmu dan praktikum

komunikasi dalam konteks negara-negara sedang berkembang, terutama

kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana, untuk

meningkatkan “pembangunan manusiawi”, yang berarti komunikasi dilakukan

dengan tujuan untuk menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan

ketidakadilan (Nasution, 2002).

Salah satu kajian penting dalam pendekatan komunikasi pembangunan

adalah permasalahan betapa rendahnya partisipasi rakyat dalam proses

pembangunan akibat minimalnya kesempatan terjadinya komunikasi yang adil

dan seimbang antara rakyat dan pembuat keputusan negara dalam menentukan

jalannya proses pembangunan. Keprihatinan ini dicerminkan oleh proses

pembangunan yang tidak selalu mengutamakan kepentingan dan partisipasi

rakyat, melainkan lebih berorientasi pada kepentingan politis (stabilitas, status

quo, kekuasaan), akumulasi modal dan pertambahan keuntungan elit ekonomi,

maupun superioritas.

Paradigma lama komunikasi pembangunan menekankan pada proses

komunikasi manusia yang dalam model komunikasi linier konvensional. Model ini

merupakan gambaran proses komunikasi yang berlangsung secara linier

(searah) dari sumber kepada penerima melalui media (sumber-pesan-media-

penerima). Model linier-konvensional tersebut dapat pula tergambarkan secara

vertikal mengingat struktur stratifikasi sosial masyarakat terbagi menurut kelas

atas, menengah dan bawah.

Asumsi dasar paradigma ini adalah bahwa komunikasi sangat diperlukan

dalam pemecahan masalah-masalah masyarakat, dengan memberikan

penekanan elemen kognitif komunikasi (elemen komunikasi yang mempunyai

sasaran pada perubahan pola pikir atau ideologi). Komunikasi dirancang

sedemikian rupa sehingga pesan-pesan persuasif yang telah dibakukan secara

terpusat disuntikkan sebanyak mungkin kepada masyarakat. Asumsinya,

semakin banyak pengaruh persuasif (yang positif dan konstruktif) disuntikkan,

masyarakat semakin tergerak untuk melakukan apa yang diprogramkan dalam

Page 38: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

22

pembangunan, sesuai format pesan tersebut, karena pola pikirnya telah berhasil

diubah lewat proses komunikasi itu.

Kelemahan paradigma lama ini, terletak pada diabaikannya aspek

struktural dari proses pembangunan (Oepen, 1988). Bahkan, penekanannya

pada kecanggihan teknologi komunikasi (terutama media massa), yang begitu

diyakini mampu membawa perubahan psikologis individu dan sosial, dengan

serta merta menggusur kemungkinan diperhatikan dan dikembangkannya model-

model tradisional komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) dan

komunikasi kelompok (group communication), yang pada kenyataannya masih

sangat menentukan keberhasilan komunikasi dalam masyarakat di Indonesia.

Kritik terhadap paradigma lama tersebut secara kritis dirumuskan dalam

imperialisme “budaya” atau imperialisme “media,” yaitu pandangan bahwa media

dapat membantu “modernisasi” dengan memperkenalkan nilai-nilai “barat”

dilakukan dengan mengorbankan nilai-nilai tradisional dan hilangnya “keaslian”

budaya lokal. Secara sederhana, dapat dikemukakan bahwa nilai-nilai yang

diperkenalkan itu adalah nilai-nilai kapitalisme dan karena prosesnya

“imperialistis” serta dilakukan secara sengaja, atau disadari dan sistematis, yang

menempatkan negara yang sedang berkembang dan lebih kecil di bawah

kepentingan kekuasaan kapitalis yang lebih dominan khususnya Amerika Serikat

(McQuail, 1994).

Paradigma Baru Komunikasi Partisipatif (Horisontal)

Rogers (1989) memproklamasikan usangnya Paradigma Lama

Komunikasi Pembangunan, yang segera disusul pemunculan tesis-tesis baru

tentang perombakan komunikasi pembangunan. Untuk itu dibutuhkan strategi

pembangunan yang lebih mandiri dan adil bagi masyarakat lapisan bawah

secara terdesentralisasi yang sama sekali berbeda dengan model “top-down.”

Seirama dengan itu, bahwa yang seharusnya menjadi prioritas perhatian dalam

penyusunan kebijakan pembangunan di Indonesia adalah kemampuan untuk

berkembang baik secara sosial, ekonomis maupun politis, di semua tingkat dan

dalam semua komponen masyarakat, sehingga memungkinkan bangsa yang

bersangkutan untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan,

lalu “survive” di tengah-tengah dunia yang tidak stabil, rumit dan makin tunduk

pada persaingan. Pembangunan tidak harus sebagai sesuatu yang diperbuat

lewat kegiatan dan keterampilan yang diperoleh melainkan sebagai sesuatu yang

berlangsung sebagai proses belajar. Maka dimulailah era paradigma baru

Page 39: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

23

komunikasi dalam pembangunan di Indonesia, yang lebih berciri partisipatif

(horizontal).

Dalam era kemunculan paradigma baru komunikasi pembangunan yang

partisipatif-horisontal tersebut dimunculkanlah kembali (revitalisasi) konsep

komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), media rakyat (folk

media), komunikasi kelompok (group communication) dan model komunikasi dua

tahap (two-step flow communication). Selain itu, oleh karena ikatan kultural di

banyak daerah, masyarakat Indonesia masih mengakui kharisma agen

perubahan atau opinion leader (pemuka pendapat dalam masyarakat seperti

kyai, guru, kadus, pemuka adat dsb.) sebagai aktor penting dalam proses

komunikasi masyarakat (Oepen, 1988). Akan tetapi, pentingnya peranan opinion

leader tidak bisa diartikan sebagai “penguasa baru” melainkan hanyalah sosok

panutan yang menjadi jembatan perantara diadakannya perubahan pola

komunikasi lama yang vertikal dan tergantung media menuju pola komunikasi

yang horizontal yang sepenuhnya mengandalkan demokratisasi dan partisipasi

rakyat.

Dalam paradigma komunikasi partisipatif (horizontal) ini, semua rakyat

diundang untuk lebih berpartisipasi dalam proses komunikasi sampai dengan

pengambilan keputusan. Komunikasi pendukung pembangunan dilaksanakan

dalam model komunikasi horizontal, interaksi komunikasi dilakukan secara lebih

demokratis. Dalam proses komunikasi, tidak hanya ada sumber atau penerima

saja. Sumber juga penerima, penerima juga sumber dalam kedudukan yang

sama dan dalam level yang sederajat. Karena itu kegiatan komunikasi bukan

kegiatan memberi dan menerima melainkan “berbagi” atau “berdialog.” Isi

komunikasi bukan lagi “pesan” yang dirancang oleh sumber dari atas, melainkan

fakta, kejadian, masalah, kebutuhan yang dimodifikasikan menjadi “tema.” Tema

inilah yang disoroti, dibicarakan dan dianalisa. Semua suara didengar dan

diperhatikan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Maka

yang terlibat dalam model komunikasi ini bukan lagi “sumber dan penerima”

melainkan “partisipan” yang satu dengan yang lain.

Selain itu, praktek komunikasi partisipatif (horizontal) pertama-tama

sangat menekankan proses pembebasan masyarakat secara kultural, dari

budaya apapun yang mengkondisikan mereka “miskin suara” atau yang kita

kenal dengan “budaya bisu.” “Budaya bisu” dicerminkan oleh situasi manakala

sebuah kebijaksanaan diterapkan dan diperintahkan untuk dilaksanakan,

Page 40: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

24

masyarakat tidak pernah sadar atau berdaya untuk menilainya dahulu dari sudut

kepentingan dan keuntungan mereka sehingga seringkali kebijakan

pembangunan yang sesungguhnya lebih menguntungkan penguasa modal dan

kekuasaan pemerintahan tidak mereka ketahui dan tinggal mereka laksanakan

saja. Maka, pembebasan rakyat dari “budaya bisu” berarti menggalakkan upaya

apa saja untuk membantu rakyat memunculkan kesadarannya terhadap apa saja

yang dilaksanakan oleh negara ini, agar senantiasa bisa berorientasi pada

kepentingan rakyat. Untuk itu dibutuhkan proses pendidikan politik yang intentis,

yang membuat rakyat sadar akan hak dan kewajibannya untuk berpartisipasi

dalam pembangunan, tidak sekedar menjadi pelaksana, melainkan menjadi

penentu segenap proses lahirnya kebijakan sampai pelaksanaan sebuah

kebijakan.

Paradigma komunikasi partisipatif (horizontal) memungkinkan lahirnya

harapan baru akan semakin intensifnya upaya pemberdayaan masyarakat

Indonesia menuju situasi yang lebih demokratis, berdaya, merdeka sepenuhnya,

dalam kerangka civil society. Namun yang perlu diingat, perintisan komunikasi

partisipatif tidak dimulai dari tingkatan struktur atas yang hanya menjangkau

aspek hukum dan perundangan, sistem pemerintahan dan niat baik elit

penguasa, melainkan perlu dirintis sejak dari kehidupan sehari-hari dan

persoalan sederhana dalam masyarakat itu sendiri.

Habermas dan Ruang Publik

Habermas merumuskan unsur normatif dari ruang publik, yakni sebagai

bagian dari kehidupan sosial, dimana setiap warga negara dapat saling

berargumentasi tentang berbagai masalah yang terkait dengan kehidupan publik

dan kebaikan bersama, sehingga opini publik dapat terbentuk. Ruang publik ini

dapat terwujud, ketika warga berkumpul bersama untuk berdiskusi tentang

masalah-masalah politik. Refleksi Habermas tentang ruang publik berdasarkan

deskripsi historisnya selama abad ke-17 dan ke-18, ketika cafe-cafe, komunitas-

komunitas diskusi, dan salon menjadi pusat berkumpul dan berdebat tentang

masalah-masalah politik. Refleksi atas deskripsi historis tersebut diperluas

Habermas untuk merumuskan konsep ideal partisipasi publik di dalam

masyarakat demokratis dewasa ini.

Habermas menekankan bahwa pendapat pribadi seseorang, setelah

disosialisasikan secara publik, belumlah dapat dijadikan sebagai opini publik dari

hasil proses debat didalam ruang publik. Opini semacam itu belumlah menempuh

Page 41: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

25

proses pembentukan opini melalui debat kritis rasional. Habermas menyatakan

bahwa jika demokrasi ingin diterapkan di dalam masyarakat kompleks dan

majemuk seperti dewasa ini, proses mencapai kesepakatan bersama melalui

kehadiran fisik partisipan haruslah dilampaui, yakni warga negara yang karena

berbagai alasan tidak bisa hadir secara fisik di dalam proses deliberasi, dapat

menyumbangkan opininya secara tidak langsung, yakni secara virtual. Proses

komunikasi masyarakat, sesuai dengan ide akarnya adalah sebuah prinsip

demokrasi yang tidak hanya mengandaikan bahwa semua orang dapat berbicara

dengan kesempatan yang sama tentang persoalan pribadinya, keinginan dan

keyakinannya. Proses komunikasi yang otentik hanya dapat dicapai didalam

kerangka bahwa semua pendapat pribadi ataupun kelompok dapat berkembang

di dalam debat rasional kritis dan kemudian membentuk opini publik.

Menurut Habermas, upaya untuk merevitalisasi ruang publik terletak pada

upaya pembentukan konsensus rasional bersama, dari pada memanipulasi opini

masyarakat umum demi kepentingan kekuasaan ataupun peraihan keuntungan

finansial semata. Untuk itu, ia membedakan dua macam opini publik, yakni

sebagai opini publik yang bersikap kritis terhadap kekuatan politik dan ekonomi,

dan opini publik yang dapat dimanipulasi untuk mendukung orang-orang,

institusi, ataupun ideologi tertentu, yang notabene bukanlah opini publik sama

sekali. Ruang publik memiliki fungsi yang sangat besar di dalam masyarakat

demokratis, yakni sebagai ruang di mana opini publik yang otentik, yang bersikap

kritis terhadap kekuatan politik maupun ekonomi demi mencapai keseimbangan

dan keadilan sosial, dapat terbentuk dan tersebar luas kepada seluruh warga

negara, sekaligus sebagai penekan terhadap segala bentuk manipulasi ruang

publik, yang seringkali digunakan untuk membenarkan aspek kekuasaan

tertentu, dan membenarkan ketidakadilan tertentu.

Menurut Habermas, masyarakat memiliki 3 jenis kepentingan yang

masing-masing memiliki pendekatan dan rasionya masing-masing. Kepentingan

teknis, adalah kepentingan untuk menyediakan sumberdaya natural. Karena

sifatnya yang sangat instrumental dengan tugas kerja yang konkret, pada

dasarnya adalah kepentingan yang “teknis.” Kepentingan yang kedua adalah

interaksi. Karena kerjasama sosial amat dibutuhkan untuk bertahan hidup,

Habermas menamakannya kepentingan “praktis.” Ia mencakup kebutuhan-

kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi beserta praktek-prakteknya.

Kepentingan yang ketiga adalah kekuasaan. Tatanan sosial, secara alamiah

Page 42: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

26

cenderung pada distribusi kekuasaan, namun pada saat yang sama, kita juga

memiliki kepentingan untuk membebaskan diri dari dominasi. Kekuasaan

mengarah pada distorsi terhadap komunikasi, namun dengan menjadi sadar

akan adanya ideologi-ideologi yang dominan di masyarakat, suatu kelompok

kemudian dapat memberdayakan dirinya untuk mengubah keadaan. Maka,

kepentingan kekuasaan adalah kepentingan yang “emansipatoris.”

Masyarakat selalu mengandung ketiga jenis kepentingan ini.

Pertentangan antar kepentingan-kepentingan yang ada, hanya dapat

diselesaikan tanpa dominasi salah satu kepentingan di atas yang lain, melalui

perdebatan yang rasional. Di sinilah Habermas memperkenalkan konsep Ruang

Publik. Baginya, Ruang Publik adalah wahana di mana setiap kepentingan

terungkap secara gamblang, setiap warga masyarakat memiliki akses yang sama

untuk berpartisipasi, kemudian terdorong untuk mendahulukan kepentingan

bersama dan mencapai konsensus mengenai arah masyarakat tersebut ke

depan dan menemukan solusi bersama dalam memecahkan masalah-masalah

yang mereka hadapi. Ruang Publik hanya dapat mencapai fungsinya ketika telah

tercipta situasi berbicara yang ideal. Situasi yang ideal ini, adalah keadaan di

mana klaim-klaim yang diperdebatkan dapat dibicarakan dan diargumentasikan

secara rasional. Situasi ideal, kebenaran tidak menjadi obyek dari kepentingan

tersembunyi dan permainan, melainkan muncul lewat argumentasi.

Ruang publik ini juga merupakan jembatan interaksi antara penguasa dan

masyarakat. Kekuasaan, mencapai legitimasi dan pengakuan masyarakat, serta

memahami arah yang diinginkan masyarakat melalui dialog dalam ruang publik.

Sementara masyarakat dapat menyuarakan kepentingannya agar dapat

diakomodir oleh penguasa. Hanya melalui ruang publik inilah, dapat terwujud

masyarakat yang dewasa dan bebas dari penindasan-penindasan dan

menanggulangi krisis yang mereka hadapi (Hardiman, 2009).

Peran-Peran Fasilitator dalam Pemberdayaan

Prinsip dasar dari kegiatan pendampingan adalah egaliter atau

kesederajatan kedudukan. Dengan demikian hubungan yang terjalin antara

fasilitator dan komunitas (masyarakat) adalah berupa kemitraan (partnership).

Artinya adalah duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Pendampingan komunitas adalah proses saling hubungan dalam bentuk

ikatan pertemanan atau perkawanan antara fasilitator dengan komunitas, melalui

dialog kritis dan pendidikan berkelanjutan, dalam rangka menggali dan

Page 43: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

27

mengelola sumber daya, memecahkan persoalan kehidupan bersama-sama

serta mendorong tumbuhnya keberanian komunitas untuk mengungkapkan

realitas yang meminggirkan dan melakukan aksi untuk merombaknya.

Beberapa peranan yang dilakukan oleh fasilitator dalam pemberdayaan

masyarakat. Dimensi waktu tertentu, seorang fasilitator dapat berperan sebagai

“enabler” atau “organizer” atau “educator.” Peranan ini bergerak dari satu ke

lainnya, sehingga ia memiliki peranan ganda. Oleh karena itu, tampak jelas,

peranan yang disandang oleh fasilitator lebih sebagai seorang yang “generalist”

(Nasdian, 2003).

Ife (1995), membagi menjadi empat kategori seorang fasilitator dalam

pengembangan masyarakat sebagai berikut:

Peran Fasilitatif

Proses fasilitatif, peranan yang dapat dilakukan oleh fasilitator antara lain:

(a) membantu anggota komunitas agar mereka berpartisipasi dalam program

pengembangan masyarakat dengan memberikan inspirasi, semangat,

rangsangan, inisiatif, energi, dan motivasi sehingga mampu bertindak. Animator

yang berhasil memiliki ciri-ciri: bersemangat, memiliki komitmen, memiliki

integritas, mampu berkomunikasi dengan berbagai kalangan, mampu

menganalisis dan mengambil langkah yang tepat, dan mudah bergaul dan

terbuka; (b) mendengar dan memahami aspirasi anggota komunitas, bersikap

netral, mampu mencari jalan keluar, dan mampu bernegosiasi (negosiator); (c)

memberikan dukungan kepada orang-orang yang terlibat dalam struktur dan

kegiatan komunitas; (d) membantu anggota komunitas untuk mencari konsensus

yang dapat diterima oleh semua pihak; (e) memberikan fasilitas kepada anggota

komunitas; dan (f) memanfaatkan sumberdaya dan keahlian yang ada dalam

komunitas.

Peran Pendidik

Tantangan untuk fasilitator adalah “mengajar” dengan cara seterbuka

mungkin sambil menanggapi agenda partisipan, dari pada menguatkan struktur

pengawasan dan dominasi dari agenda pemerintah, badan pembiayaan atau

asosiasi professional. Ini dapat menjadi suatu tantangan yang berarti, dan

menekankan pentingnya diskusi analisa struktural yang lebih luas. Banyak dari

keterampilan dasar yang berasosiasi dengan pendidikan, seperti dengan

kelompok dan interaksi interpersonal. Mereka memasukkan dan memberikan

suatu gagasan dengan menggunakan bahasa rakyat yang jelas untuk dipahami,

Page 44: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

28

dapat mendengar dan menanggapi pertanyaan orang lain dan merasakannya.

Peran pendidikan dan fasilitator adalah menertibkan kesadaran,

menginformasikan, menghadapkan (mengkonfrontasikan), dan memberikan

pelatihan kepada partisipan.

Konteks seorang fasilitator mesti mampu menjawab bagaimana dia

membutuhkan kesadaran (consciousness). Menyampaikan informasi,

menciptakan dinamika internal dari suatu komunitas, dan memberikan pelatihan

berdasarkan topik yang sesuai dengan kebutuhan anggota komunitas. Fasilitator

dituntut berperan aktif dalam proses pendidikan guna merangsang dan

mendukung kegiatan-kegiatan komunitas. Kegiatan itu tidak saja membantu,

namun lebih-lebih harus punya input dan arahan-arahan positif dari hasil

pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai fasilitator. Pendidikan dalam artian

ini adalah upaya berbagi pengetahuan dalam membangun suatu kesadaran

bersama dalam memahami kenyataan sehari-hari.

Peneliti Fasilitator

Fasilitator juga mempunyai kepentingan untuk melakukan penelitian,

guna mengumpulkan dan menginterpretasikan data baru yang terkait, sehingga

dapat memperkaya wawasan dan memberikan sumbangan bagi pengembangan

model pemberdayaan sejenis di masa mendatang. Pekerja masyarakat

(fasilitator) tidak terelakkan terlibat di dalam proses-proses riset, dengan

menggunakan bermacam metodologi riset ilmu sosial untuk mengumpulkan data

yang relevan, meneliti dan menyajikan data. Hal ini termasuk dalam hal

merancang dan melaksanakan survai sosial, meneliti dari survei-survei,

menggunakan dan meneliti data sensus, mengumpulkan dan meneliti data

tentang permintaan dan pemanfaatan berbagai jasa. Ini adalah satu bidang di

mana pengetahuan teknis seperti sampling, membangun daftar

pertanyaan/kuesioner dan analisis statistik diperlukan jika pekerjaan sosial ingin

berjalan dengan baik.

Peran Teknikal

Proses pemberdayaan masyarakat perlu melibatkan keahlian dan teknik-

teknik yang khas, terutama untuk melakukan “need assessment.” Peran teknik

yang akan dilakukan oleh seorang fasilitator dalam pemberdayaan dapat

terlaksana jika yang bersangkutan memiliki kualifikasi teknis untuk membantu

masyarakat melakukan hal-hal teknis yang berkaitan dengan pembangunan

Page 45: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

29

prasarana desa. Untuk maksud tersebut, seorang fasilitator teknik harus memiliki

tiga macam keterampilan, yaitu:

a. Keterampilan untuk memberdayakan masyarakat, termasuk peningkatan

kapasitas teknis dan manajerial. Hal termasuk keterampilan untuk

menerapkan prosedur dan metode yang mendorong peningkatan tingkat

pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan pengalihan ilmu sosial dengan

uraian tugas.

b. Keterampilan teknis, termasuk keterampilan dalam bidang teknis sipil yang

umum maupun keterampilan dalam pembangunan jenis prasarana yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

c. Keterampilan untuk menilai dan meningkatkan kemandirian teknis.

Pemerintah Kelurahan

Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 2005 tentang pemerintahan daerah

disebutkan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat

Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Dalam Undang-

Undang tersebut dicantumkan bahwa: (1) kelurahan di bentuk di wilayah

kecamatan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah; (2)

kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh

pelimpahan dari Bupati/Walikota; (3) selain tugas tersebut di atas, lurah

mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan,

pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat, penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum, pembinaan lembaga kemasyarakatan; (4) lurah diangkat oleh

Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; (5) dalam melaksanakan tugasnya,

lurah bertanggung jawab kepada Bupati/ Walikota melalui Camat ; (6) lurah

dalam melaksanakan tugasnya, dibantu oleh perangkat kelurahan; (7) perangkat

kelurahan bertanggung jawab kepada lurah; (8) untuk kelancaran pelaksanaan

tugas lurah, dapat dibentuk lembaga lainnya sesuai dengan kebutuhan yang

ditetapkan dengan Perda, yang dimaksud dengan lembaga lain adalah lembaga

Page 46: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

30

kemasyarakatan seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK, Karang Taruna,

dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)1.

Perangkat kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan Seksi

sebanyak-banyaknya 4 Seksi serta jabatan fungsional yang bertugas membantu

lurah dalam menjalankan roda pemerintahan (Adi, 2003). Dalam melaksanakan

tugasnya perangkat kelurahan bertanggung jawab kepada lurah, dan perangkat

kelurahan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat oleh Sekretaris

Daerah Kabupaten/Kota atas usul Camat.

Tugas dan fungsi perangkat kelurahan dalam mengelola administrasi

pemerintahan kelurahan antara lain: (1) sekretaris kelurahan mempunyai tugas

dan fungsi sebagai penyelenggara pembinaan administrasi pemerintahan

kelurahan dan memberikan pelayanan staf kepada Seksi dan serta

melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, dan laporan, urusan keuangan,

urusan pembangunan dan urusan kemasyarakatan; (2) seksi melaksanakan

tugas lurah dalam wilayah kerjanya dan membantu pelaksanaan tugas lurah

dalam wilayah kerjanya serta melaksanakan tugas dan fungsi lurah, apabila lurah

berhalangan hadir melakukan tugas di wilayah kerjanya.

Pemerintahan kelurahan adalah merupakan keseluruhan dalam

hubungan dengan pencapaian tujuan pemerintah kelurahan atau bisa juga

dikatakan bahwa pemerintah kelurahan berfungsi sebagai pelaksana dalam

pencapaian tujuan pemerintahan kelurahan itu sendiri. Hal ini dipertegas bahwa

pemerintahan kelurahan adalah pelaksana dan penyelenggara semua kegiatan

yang bersumber pada wewenang pemerintahan kelurahan yang terdiri atas

tugas-tugas, kewajiban, tanggung jawab dan hubungan-hubungan kerja yang

dilaksanakan dengan berlandaskan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, guna menjalankan pemerintahan kelurahan.

Pemerintah kelurahan tidak dapat melepaskan diri dari fungsi

pemerintahan Negara sebab pemerintahan kelurahan merupakan organisasi

yang paling bawah dari pemerintahan Negara, dengan demikian dapat dilihat

betapa pentingnya fungsi administrasi pemerintahan kelurahan dalam

melaksanakan kegiatannya. Fungsi dari pemerintahan kelurahan antara lain: (1)

merencanakan, yaitu membuat suatu rencana kerja atau program operasional

1PNPM Pedesaan. 2005. Peraturan Kelurahan. http://www.pnpm-perdesaan. or.id/

downloads /PP%2073.2005%20-%20Kelurahan.pdf [diakses 18 Januari 2011].

Page 47: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

31

yang sesuai dengan segi pendekatan yang mengarah kepada suatu tujuan,

fungsi serta ruang lingkup tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dari para

anggota perangkat kelurahan; (2) mengkoordinir, yaitu mengorganisir seluruh

kegiatan alat-alat, tugas, tanggung jawab serta wewenang dari seluruh pamong

kelurahan sehingga terdapat organisasi yang digerakkan sebagai suatu kesatuan

di dalam pencapaian tujuan pemerintah kelurahan yang baik; (3) mengawasi,

yaitu mengawasai seluruh kegiatan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat

berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan; (4)

mengadakan kerja sama, yaitu memimpin keseluruhan kerja sama yang baik

antara masyarakat, instansi-instansi atau badan-badan/organisasi atasan dalam

tingkat kelurahan.

Pembangunan kelurahan atau pembangunan masyarakatnya merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional suatu bangsa/Negara. Keberhasilan

pembangunan kelurahan turut menentukan keberhasilan pembangunan nasional

demikian pula keberhasilan pembangunan nasional dapat dinikmati secara

merata oleh semua lapisan masyarakat hingga ketingkat yang paling bawah.

Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)

Sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah terutama Instruksi

Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan

yang dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersama para mitranya,

Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) melakukan model implementasi

kebijakan tersebut melalui kegiatan pembangunan pemberdayaan keluarga,

utamanya di pedukuhan dan pedesaan di hampir seluruh Indonesia.

Pemberdayaan keluarga tersebut bukan saja meliputi bidang kesehatan maupun

lingkungan hidup khususnya kebun bergizi, tetapi juga bidang pendidikan dan

ekonomi keluarga yang diwujudkan lewat koperasi. Semua kegiatan tersebut

dikonversikan melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)2

Posdaya adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi,

edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan

penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu (Suyono & Haryanto, 2009).

Posdaya juga dapat menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu

pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan dalam berbagai

2 Majalah Gemari. Posdaya. 2010. http://www.gemari.or.id/file/edisi122/gemari12215.pdf

[diakses 18 Januari 2011].

Page 48: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

32

bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan

hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desanya.

Pengembangan Posdaya menurut Suyono dan Haryanto (2009) ditujukan

untuk tercapainya hal-hal sebagai berikut: (1) dihidupkan dukungan sosial

budaya atau sosial capital seperti hidup gotong royong dalam masyarakat untuk

merangsang keluarga lain membantu pemberdayaan secara terpadu atau

bersama-sama memecahkan kehidupan yang kompleks, melalui wadah atau

forum yang memberikan kesempatan para keluarga untuk saling asah, asih, dan

asuh dalam memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan sejahtera

(2) terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan yang terkecil dan solid,

yaitu keluarga yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta

suatu kehidupan yang rukun damai dan memiliki dinamika yang tinggi (3)

terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan partisipasi keluarga di

desa atau kelurahan yang dinamis menjadi wadah atau wahana partisipasi

sosial, sehingga para keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan.

Sesuai dengan delapan fungsi keluarga, sasaran kegiatan yang ditujukan

adalah upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan

melaksanakan delapan fungsi keluarga. Sasaran utama diarahkan kepada empat

prioritas utama, yakni komitmen pimpinan kepada tingkat desa, kecamatan dan

kabupaten; bidang keluarga berencana dan kesehatan; bidang pendidikan;

bidang wirausaha. Tujuannya adalah menjadikan Posdaya sebagai wahana

bersama untuk membantu pemberdayaan keluarga yang memungkinkan setiap

keluarga bisa saling belajar dari keluarga yang lain sehingga mampu menjadi

subyek untuk secara mandiri membangun anggota keluarganya.

Program melalui kegiatan advokasi harus bisa menyakinkan para pejabat

formal dan fungsional serta para pemimpin non formal untuk mampu membantu

mengisi dan meningkatkan dinamika pembangunan melalui kerjasama dengan

seluruh unsur yang tergabung dalam Posdaya. Adanya dukungan dan partisipasi

para pemimpin tersebut, proses pemberdayaan pembangunan ditawarkan

melalui Posdaya berupa program-program yang mendukung penyegaran hidup

gotong-royong, mampu memberikan tambahan bekal ilmu pengetahuan dan

keterampilan serta mendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi keluarga seperti

telah disampaikan di atas. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan

memungkinkan setiap keluarga semakin mampu membangun dirinya menjadi

keluarga yang sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang sanggup

Page 49: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

33

menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Lebih dari itu keluarga

sejahtera yang bermutu dan mandiri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

kesejahteraan keluarga yang intinya keikutsertaan dalam KB, kesehatan,

pendidikan, dan kemampuan ekonomi keluarga yang mencukupi dan

berkelanjutan.

Posdaya bukan dimaksudkan untuk mengganti pelayanan sosial ekonomi

kepada masyarakat berupa pelayanan terpadu diberbagai bidang seperti

Posyandu, PAUD, pelayanan BLT, pelayanan beras RASKIN, atau pelayanan

pembangunan lainnya. Posdaya di bangun sebagai forum untuk

mengembangkan kegiatan pemberdayaan terpadu yang dinamis, yaitu

pemberdayaan pembangunan untuk seluruh anggota keluarga yang dipadukan

dengan saling terkait. Tujuannya adalah agar pimpinan keluarga mengetahui

peran dan fungsinya yang lengkap sebagai kesatuan keluarga yang utuh.

Akhirnya setiap kepala keluarga dan anggotanya bisa saling mengingatkan untuk

melakukan pemberdayaan seluruh anggota keluarga secara mandiri.

Posdaya dikembangkan secara bertahap, mulai dari yang bersifat

sederhana dengan kegiatan terbatas sampai akhirnya paripurna, tergantung dari

dukungan masyarakatnya. Posdaya paripurna merupakan forum pemberdayaan

yang bervariasi, dimana sebagian besar pengelolaan dan pembiayaannya di

kelola dan berasal dari anggota masyarakat. Sasaran kegiatan yang dituju

adalah terselenggaranya upaya bersama agar setiap anggota keluarga

mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara baik.

Pengembangan Posdaya ditujukan untuk tercapainya hal-hal sebagai berikut :

a. Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau modal sosial seperti budaya

hidup gotong royong dalam masyarakat untuk saling peduli sesama anak

bangsa, saling tolong menolong antar keluarga dengan keluarga lain, saling

mengulurkan bantuan pemberdayaan secara terpadu atau bersama-sama

memecahkan masalah kehidupan yang kompleks, melalui wadah atau forum

yang memungkinkan setiap keluarga untuk saling asah, asih dan asuh,

dalam memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan sejahtera.

b. Terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan yang terkecil dan solid,

yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga

tercipta suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang

tinggi.

Page 50: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

34

c. Terbentuknya lembaga sosial keanggotaan dan partisipasi keluarga di desa

atau kelurahan yang dinamis dan menjadi wadah atau wahana partisipasi

sosial, dimana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan

yang bisa membantu proses pembangunan kehidupan.

Metode Pengembangan Posdaya dilakukan melalui beberapa bentuk

kegiatan berikut:

1. Pelatihan, dilakukan untuk membekali pengurus dan kader Posdaya dengan

program motivasi dan keterampilan.

2. Rapat koordinasi, dilakukan untuk mengetahui perkembangan masing-

masing Posdaya, saling berbagi antar pengurus atau kader, dan sosialisasi

program.

3. Pendampingan, dimaksudkan untuk mengadakan teman diskusi bagi

Posdaya, sumber informasi dan motivator pengembangan Posdaya.

Berdasarkan kemampuan Posdaya membiayai kegiatan dibagi menjadi

tiga, yaitu:

a. Mandiri, yakni sumber pembiayaan kegiatannya tidak lagi tergantung dari

Yayasan Damandiri, tetapi dapat mengakses sumber-sumber dana tanpa

ikatan.

b. Mandiri Partial, yakni sumber pembiayaan kegiatannya sebagian masih

tergantung dari bantuan Yayasan Damandiri, sebagian diperoleh dari

sumber-sumber lain.

c. Pemula/Belum Mampu Mandiri, yakni sumber pembiayaan kegiatannya

sepenuhnya dari Yayasan Damandiri.

Hasil Penelitian yang Relevan

Berbagai penelitian tentang komunikasi partisipatif dalam program

pembangunan telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik oleh praktisi komunikasi,

mahasiswa maupun para ahlinya. Berbagai faktor diketahui dapat mempengaruhi

komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan suatu program pembangunan. Hasil

penelitian Wahyuni (2006), menemukan bahwa peningkatan partisipasi

masyarakat dengan cara mengimplementasikan program melalui proses

komunikasi yang cenderung top-down dan searah serta kurang terjadinya

komunikasi yang bottom-up dan interaktif cenderung kurang dapat menggali

aspirasi masyarakat. Akibatnya, peningkatan aspirasi masyarakat menjadi

kurang efektif.

Page 51: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

35

Cahyanto (2007), menemukan bahwa komunikasi partisipatif dalam

pelaksanaan Prima Tani terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan

sikap petani tehadap model usahatani terpadu yang dikembangkan dalam

pelaksanaan Prima Tani. Keefektivan komunikasi dalam peningkatan

pengetahuan dan sikap petani dalam model usahatani ditentukan oleh

keterlibatan petani dalam penumbuhan ide, perencanaan program, pelaksanaan

program dan penilaian program.

Mulyasari (2009), menemukan bahwa pada kegiatan Bengkulu Regional

Development Project (BRDP) warga sangat aktif pada tahap evaluasi. Namun,

pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, warga tidak banyak aktif terlibat

dalam kegiatan BRDP. Aktifnya komunikasi partisipatif warga pada tahap

evaluasi dikarenakan mereka ingin menjadi anggota UPKD yang berhak

memperoleh bantuan modal bergulir. Selain itu, komunikasi partisipatif dalam

kegiatan BRDP tidak dipengaruhi oleh faktor kredibilitas agen pendamping

(fasilitator) dan faktor keragaan individu.

Muchlis (2009), komunikasi partisipatif yang mengakomodir keberagaman

(heteroglasia) baik dari perspektif ekonomi maupun gender belum

terimplementasi dengan baik dalam Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MPd). Dialog sebagai ciri komunikasi

partisipatif juga belum terjadi pada berbagai musyawarah dalam PNPM MPd.

Dapat dilihat dimana program belum menjamin dan memberikan setiap orang

memiliki hak yang sama untuk berbicara atau untuk didengar. Kesan yang

ditangkap dalam musyawarah tersebut, forum adalah “pengumuman” dari pelaku

PNPM MPd sebagai perpanjangan tangan pemerintah bukan musyawarah yang

selalu mengedepankan dialog. Dengan merujuk pada konsep akses,

heteroglasia, dan dialog, komunikasi antara fasilitator dengan dan sesama

partisipan dalam aktivitas PNPM MPd berlangsung secara tidak partisipatif.

Page 52: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

37

KERANGKA PEMIKIRAN

Posdaya yang diprakarsai oleh Yayasan Damandiri ini bertujuan sebagai

forum informasi, pendidikan dan pemberdayaan serta penyegaran partisipasi

masyarakat secara mandiri. Posdaya menggunakan keluarga sebagai ujung

tombak untuk memperbaiki pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat

dengan pilar keswadayaan dan kemandirian sebagai semangat kerjanya.

Posdaya mewadahi kegiatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan inti kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan

lingkungan. Posdaya sebagai sebuah gagasan pemberdayaan dari, oleh dan

untuk masyarakat adalah sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

mengimplementasikan nilai-nilai kegotongroyongan di masyarakat. Posdaya

adalah sebuah gerakan dengan ciri khas ”buttom-up programme”, kemandirian,

dan pemanfaatan sumberdaya serta potensi lokal sebagai sumber segala solusi.

Pihak “luar” hanya berperan sebagai fasilitator, mediator, dan pembangkit

gagasan. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pembentukan Posdaya yakni

upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan Human

Development Index (HDI) dan upaya pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut

yang mendasari munculnya gagasan melalui program tersebut.

Pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat yang

melaksanakan kegiatan program Posdaya memiliki peran yang sangat penting

untuk memajukan program Posdaya. Berawal dari masyarakat yang aktif dan

berpartisipasi dalam memberikan pendapat, masukan kepada pendamping

diharapkan komunikasi partisipatif dapat berjalan dengan baik dalam kegiatan

Posdaya. Dalam kegiatan Posdaya masyarakat dibantu oleh pendamping, jika

masyarakat merasa ada masalah atau hambatan. Komunikasi partisipatif terjadi

antara masyarakat dengan pendamping karena adanya interaksi satu sama lain.

Komunikasi yang partisipatif memungkinkan masyarakat memiliki rasa

tanggung jawab untuk keberlanjutan memberdayakan diri dan masyarakatnya

serta menggali potensi dan kreativitas masyarakat. Pembangunan untuk

pemberdayaan masyarakat harus diawali dari komunitas dan organisasi pada

level akar rumput. Suksesnya pelaksanaan dalam kegiatan pemberdayaan bukan

hanya disebabkan karena fasilitas, sarana, barang modal, dan alat bantu lainnya,

tetapi juga peran pendamping untuk berperan secara aktif dan produktif.

Oleh karena itu, dapat dikemukakan alur kegiatan penelitian seperti yang

digambarkan pada Gambar 1 berikut:

Page 53: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Keterangan: : Terdiri dari : Alur Kegiatan

Gambar 1 Alur Kegiatan Penelitian

Izin Penelitian

Izin Penelitian Peran Pendamping Wawancara Mendalam

Kader Posdaya

Kenanga

Bertemu Koordinator Posdaya Kenanga Wawancara

Lurah Situgede Wawancara Kasie

Sosial dan Kemasyarakatan

Peran Perangkat Kelurahan Situgede

Proses Belajar dan Mengajar di PAUD Kenanga

Peran Tokoh Masyarakat

Proses Pembuatan dan Pengemasan Dodol Talas

Aktivitas Posyandu dan Posbindu

Pengamatan Berperan Serta

Foccused Group Discussion (FGD)

Komunikasi Partisipatif: 1. Heteroglasia 2. Poliponi 3. Dialog 4. Karnaval

Wawancara dengan pendamping pihak P2SDM LPPM IPB

Dampak Komunikasi Partisipatif

Kantor Kelurahan Situgede

POSDAYA

KENANGA

P2SDM LPPM IPB

38

Page 54: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

METODE PENELITIAN

Paradigma Penelitian

Paradigma secara umum dapat diartikan sebagai seperangkat

kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak di

kehidupan sehari-hari (Salim, 2001). Lincoln dan Guba dalam Denzin dan Lincoln

(2000), mengemukakan empat paradigma utama yang bersaing dalam ilmu

pengetahuan dengan berbagai asumsi-asumsi yang mendasarinya, yaitu

positivisme, post-positivisme, teori kritis dan konstruktivisme.

Paradigma konstruktivisme digunakan dalam penelitian dikaitkan dengan

beberapa pertimbangan, misalkan secara ontologis (sifat realita), aliran ini

menyatakan bahwa realitas sosial adalah wujud bentukan (construction) individu-

individu subyek yang terlibat dalam penelitian yaitu terutama tineliti dan peneliti,

bersifat subyektif dan majemuk. “Subyektif” di sini berarti “melihat dari sudut

pandang tineliti sebagai subyek penelitian”. Realitas sosial bersifat subyektif,

maka secara epistemologi (hubungan antara peneliti dan tineliti) terjadi interaksi

sosial yang dinamis, informal, dan akrab. Hubungan antara peneliti dan tineliti

dirumuskan sebagai hubungan “subyek-subyek”, bukan hubungan “subyek-

obyek” seperti pada penelitian kuantitatif. Dalam arti bahwa antara peneliti dan

tineliti memiliki kedudukan sebagai orang yang sama-sama belajar memaknai

realitas sosial yang diteliti bahkan kadang peneliti bisa menjadi orang yang

diteliti. Sedangkan secara metodologis, proses penelitiannya bersifat induktif

yang berorientasi pada pengembangan pola dan teori untuk mendapatkan

pemahaman yang bersifat kontekstual atas suatu kejadian atau gejala sosial

(Creswell, 1994; Sitorus, 2003 dalam Ihsaniyati, 2010).

Desain Penelitian

Paradigma konstruktivisme merupakan bagian dari pendekatan penelitian

kualitatif. Pendekatan kualitatif bersifat “emic” artinya memperoleh data bukan

“sebagaimana seharusnya,” bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti,

tetapi berdasarkan “sebagaimana adanya” yang terjadi di lapangan, yang

dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh sumber data (Sugiyono, 2008).

Penelitian kualitatif adalah meneliti subyek penelitian atau informan dalam

lingkungan hidup kesehariannya. Peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi

secara langsung dan mengenal secara dekat dunia kehidupan informan,

mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya.

Page 55: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

40

Pemahaman simbol-simbol dan bahasa asli masyarakat menjadi salah satu kunci

keberhasilan dalam penelitian kualitatif (Rianse & Abdi, 2008). Sedangkan tujuan

penelitian kualitatif adalah untuk memahami situasi sosial, peristiwa, peran,

kelompok atau interaksi tertentu. Penelitian ini merupakan sebuah proses

investigasi dimana secara bertahap berusaha memahami fenomena sosial

dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan dan

mengelompokkan obyek studi (Miles & Haberman, 1992).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif guna menemukan

komunikasi partisipatif pendamping, perangkat kelurahan serta tokoh masyarakat

dalam kegiatan Posdaya. Penelitian kualitatif deskriptif dilakukan dengan

mengembangkan konsep serta menghimpun data, tetapi tidak melakukan

pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 1995).

Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu melakukan penelitian

secara terinci tentang seseorang (individu) atau sesuatu unit sosial selama kurun

waktu tertentu. Metode ini melibatkan penyelidikan yang lebih mendalam dan

pemeriksaan yang menyeluruh terhadap perilaku seseorang individu (Sevilla dkk,

2006). Metode studi kasus memiliki keunikan atau keunggulan tersendiri dalam

kancah penelitian sosial. Studi kasus memberikan akses atau peluang yang luas

kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif dan

menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Studi kasus juga dapat memasuki

unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, dan berbagai bentuk unit

sosial lainnya. Studi kasus dalam khasanah metodologi dikenal sebagai suatu

studi yang bersifat komprehensif, intens dan mendalam serta diarahkan sebagai

upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer.

Sebuah definisi yang lebih tegas dan bersifat teknis sehingga sangat

membantu tentang studi kasus diberikan Yin dan Mudzakir (2002) yang

menyebutkan bahwa studi kasus adalah inkuiri empiris yang menyelidiki

fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara

fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber

bukti dimanfaatkan. Lebih terinci studi kasus mengisyaratkan keunggulan-

keunggulan berikut:

1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar

variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman

yang lebih luas lagi.

Page 56: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

41

2. Studi kasus memberikan kesempatan-kesempatan untuk memperoleh

wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia. Melalui

penyelidikan intensif dapat ditemukan karakteristik dan hubungan-hubungan

yang (mungkin) tidak diharapkan/diduga sebelumnya.

3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat

berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi

perencanaan penelitian yang lebih besar dan dalam rangka pengembangan

ilmu-ilmu sosial.

Diletakkan dalam konteks pendekatan kualitatif studi kasus atau desain

penelitian studi kasus tidaklah kaku sifatnya, studi kasus menawarkan keluwesan

dan sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan perkembangan yang lebih

menarik, unik dan penting dari fakta empiris yang tengah dicermati. Hal ini tidak

berarti terjadi inkonsistensi. Sebab fenomena dan praktek-praktek sosial sebagai

sasaran buruan penelitian kualitatif tidak bersifat mekanistis melainkan penuh

dinamika dan keunikan dan karenanya tidak bisa diciptakan menurut kehendak

peneliti (Bungin, 2003).

Penelitian menggunakan strategi studi kasus, dengan pertimbangan

bahwa: (1) pertanyaan penelitian berkenaan dengan “bagaimana” dan

“mengapa” (deskripsi), (2) penelitian memberikan peluang yang besar bagi

peneliti untuk mengungkapkan gejala sosial sebagaimana adanya, (3)

menyangkut peristiwa atau gejala sosial kontemporer dalam konteks kehidupan

nyata. Menurut Yin dan Mudzakir (2002) studi kasus bermanfaat untuk

pengembangan teori (generalisasi analitis), bukan untuk menghitung frekuensi

(generalisasi statistik). Studi kasus yang digunakan adalah studi kasus

instrumental. Menurut Stake (1994) dalam Ihsaniyati (2010), studi kasus

instrumental yaitu kajian atas suatu kasus khusus untuk memperoleh wawasan

atas isu atau untuk penyempurnaan teori. Studi kasus berfungsi sebagai

pendukung atau instrumen untuk membantu peneliti dalam memahami suatu

permasalahan tertentu.

Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu RW 05

Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Provinsi Jawa Barat

dengan pertimbangan: pertama, bahwa RW 05 Kelurahan Situgede menjadi

salah satu wilayah pelaksana program Posdaya yang berada di lingkar kampus

IPB dinyatakan telah berhasil melaksanakan kegiatan Posdaya dan menjadi

Page 57: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

42

rujukan bagi Posdaya-Posdaya yang lain di Kota Bogor; kedua, hubungan baik

dengan kader, koordinator Posdaya dan perangkat kelurahan setempat yang

telah terjalin memudahkan dalam menjalankan penelitian serta mempermudah

memperoleh data dan informasi serta komunikasi dalam proses penelitian

sehingga dapat berjalan dengan lancar; ketiga, lokasi penelitian dekat dengan

tempat tinggal serta kampus IPB, ini diharapkan dapat mengurangi hambatan

ekonomis dan budaya dengan subyek penelitian. Penjajagan lokasi penelitian

dilakukan pada bulan Maret 2011. Pengambilan dan pengumpulan data serta

penyempurnaan panduan wawancara dilaksanakan sejak April sampai dengan

Mei 2011, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan penyusunan hasil

penelitian pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011.

Berinteraksi dengan masyarakat RW 05 Kelurahan Situgede selama satu

bulan lebih, rasanya tidak cukup untuk mengungkapkan dan memahami seluruh

gejala dan situasi yang terjadi di Kelurahan Situgede. Selama penelitian,

berdiskusi dengan ketua RW 05 yang merangkap menjadi koordinator Posdaya

Kenanga dilakukan untuk mengetahui tentang narasumber dan Kelurahan

Situgede. Menginap di rumah informan hanya dilakukan satu kali, selebihnya

pengambilan data dilakukan dengan datang pukul 07.00 WIB dan pulang pukul

05.30 WIB. Penelitian yang dilaksanakan selama satu bulan lebih menjadikan

keakraban dengan masyarakat RW 05 Kelurahan Situgede terutama tineliti.

Kedekatan dan keakraban tersebut menambah kepercayaan tineliti dan

masyarakat, sehingga keterangan (data dan informasi) yang diberikan oleh tineliti

adalah benar dan jujur.

Penentuan Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tempat (place), pelaku

(actors), dan aktivitas (activity). Istilah populasi tidak digunakan tetapi situasi

sosial yang digunakan yaitu komunikasi partisipatif (aktivitas) kader (pelaku)

pada kegiatan Posdaya (tempat) (Sugiyono,2008).

Subyek penelitian dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden

tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam

penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian dinamakan informan. Informan

dalam penelitian kualitatif bukan disebut sampel statistik yang harus mewakili

kondisi populasi untuk kepentingan generalisasi populasi, melainkan subyek

penelitian yang dipilih sesuai pertimbangan dan tujuan penelitian yaitu

Page 58: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

43

mengembangkan konsep/teori (Sugiyono, 2008). Subyek kasus penelitian adalah

kader yang melaksanakan kegiatan program Posdaya di lokasi penelitian.

Penelitian kualitatif, situasi sosial tertentu dijajaki terlebih dahulu,

observasi dan wawancara dilakukan kepada orang-orang yang dipandang tahu

tentang situasi/realitas sosial yang diteliti. Penentuan informan dilakukan secara

sengaja yaitu dipilih sesuai pertimbangan dan tujuan tertentu, penentuan

informan dilakukan dengan teknik bola salju (snowball sampling), yaitu suatu

metode sampling nonprobability yang sering digunakan dalam penelitian di

lapangan di mana masing-masing orang yang diwawancara memberikan

informasi tentang siapa saja yang memungkinkan untuk diwawancara

selanjutnya, dengan pertimbangan dan tujuan tertentu sesuai kebutuhan

penelitian, sampai didapatkan informasi yang memadai.

Kunjungan ke Posdaya Kenanga pertama kali dilakukan saat Focus

Group Discussion (FGD) dilaksanakan sekitar bulan Oktober 2010 mengenai

rapat kerja kegiatan Posdaya. Selama FGD yang dilakukan adalah mempelajari

dan melihat aktivitas para kader, pendamping dalam menyampaikan pendapat,

masukan, keinginan terhadap rencana kerja Posdaya Kenanga selama 3 tahun

ke depan. Pada saat itu tidak langsung dilakukan aktivitas pengambilan data dari

informan, namun dilakukan pra survey terlebih dahulu untuk beradaptasi

mengetahui dengan jelas kondisi Kelurahan Situgede serta Posdaya Kenanga.

Kurang lebih tiga bulan melakukan penjajakan di lokasi penelitian sambil

proposal tesis disusun, beradaptasi dan mengenal RW 05 Kelurahan Situgede

dilakukan dengan berjalan-jalan menyusuri jalan RW 05 Kelurahan Situgede, ke

danau yang ada di Situgede, ke tempat-tempat fasilitas umum. Lebih dekat dan

diterima di masyarakat setempat, berbincang-bincang dengan kader, shalat

berjamaah di Masjid Nurul Yaqin, belanja dan mengobrol di warung-warung

terdekatpun dilakukan. Proses adaptasi dilakukan guna mengetahui gambaran

umum RW 05 Kelurahan Situgede dan persiapan mental secara pribadi

(keyakinan diterima masyarakat).

Hasil proses adaptasi dan pengamatan didapatkan beberapa gambaran

umum tentang kondisi fisik dan non fisik Kelurahan Situgede. Kondisi fisik di

antaranya kondisi pemukiman, jalan, masjid, sekolah, kantor kelurahan, dan yang

tidak kalah penting adalah danau Situgede. Kondisi non fisik meliputi aktivitas

para kader Posdaya, aktivitas pekerjaan di kegiatan Posdaya, interaksi kader,

bahasa yang digunakan penduduk, serta rutinitas penduduk RW 05 Kelurahan

Page 59: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

44

Situgede, pertemuan-pertemuan (forum) masyarakat yang ada dan sebagainya.

Gambaran umum Kelurahan Situgede selengkapnya diuraikan pada Bab

Gambaran Umum Wilayah Penelitian.

Setelah melakukan adaptasi di lokasi penelitian, didapatkan nama-nama

informan yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan kemudian dilakukan diskusi

dengan koordinator Posdaya Kenanga. Diskusi tersebut dilakukan di rumah

koordinator Posdaya Kenanga sekaligus Ketua RW 05 dan beliau memberikan

tanggapan serta dukungan yang baik.

Hasil diskusi didapatkan daftar calon informan yang tersebar di kegiatan

Posdaya Kenanga. Namun seiring dengan perkembangan data, informasi dan

situasi, daftar informan bertambah dan mengalami perubahan pada beberapa

informan. Perubahan pada daftar informan disebabkan karena kondisi kader

yang tidak begitu aktif dalam kegiatan Posdaya, serta kesibukan informan

sehingga sulit ditemui.

Informan penelitian adalah para kader Posdaya Kenanga dan seseorang

atau lembaga yang mendukung data penelitian. Seseorang atau lembaga

tersebut yaitu pemerintah kelurahan (Lurah, kepala urusan sosial dan

kemasyarakatan), tokoh masyarakat. Selanjutnya informan berkembang sesuai

perkembangan data penelitian.

Besarnya jumlah informan dalam penelitian didasarkan pada pernyataan

Powell (1999) yang dikutip oleh Kurnadi (2004) dalam Ihsaniyati (2010) bahwa

tidak ada formula paling benar yang memberikan pedoman mengenai besarnya

informan (subyek penelitian). Kedalaman dan kekayaan data merupakan hal

yang dianggap paling penting karena pemahaman terhadap masalah yang diteliti

merupakan tujuan utama penelitian kualitatif. Jumlah informan yang berhasil

ditemui sebanyak 27 orang yang terdiri dari 18 orang kader Posdaya Kenanga,

dua orang pendamping, dua orang perangkat kelurahan, satu orang tokoh

masyarakat dan empat orang masyarakat..

Hasil penelitian tidak digeneralisasikan ke populasi karena penentuan

informan tidak dilakukan secara acak (random). Hasil penelitian dengan metode

kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut. Hasil penelitian dapat

ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial (tempat) lain apabila situasi sosial

lain tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti

(Sugiyono, 2008).

Page 60: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

45

Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari subyek kasus dan

informan. Hasil survei pendahuluan digunakan informan sebagai berikut : para

kader, pendamping, perangkat kelurahan, serta tokoh masyarakat; dan

pengamatan lapangan (kondisi usaha ekonomi produktif, dan interaksi antara

kader dan kelompok).

Terdapat lima kriteria untuk pemilihan key informan atau informan yang

dijadikan sumber pengambilan data di antaranya:

1. Subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau

medan aktivitas yang menjadi informasi, yang menghayati secara sungguh-

sungguh sebagai akibat dari keterlibatan yang cukup lama dengan lingkungan

atau kegiatan yang bersangkutan. Biasanya ditandai oleh kemampuan dalam

memberikan informasi tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subyek yang masih terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang

menjadi perhatian penelitian.

3. Subyek yang mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk diwawancara.

4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dipersiapkan terlebih dahulu.

5. Subyek yang sebelumnya tergolong cukup asing dengan penelitian sehingga

lebih mudah menggali informasi (Bungin, 2003).

Data primer didapatkan dengan menggunakan tiga metode pengumpulan

data yaitu: pengamatan berperan serta, wawancara mendalam dan diskusi

kelompok terarah (FGD/Focused Group Discussion). Metode tersebut digunakan

untuk memenuhi bahan penelitian kualitatif. Masing-masing metode digunakan

sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan penelitian. Data yang diperoleh

dari masing-masing metode dianalisis berdasarkan penggunaan data tersebut.

Pertama, pengamatan berperan serta terhadap tokoh-tokoh masyarakat

yang terlibat dan menjadi obyek penelitian untuk memahami keseharian subjek

penelitian serta makna dari tindakan mereka. Terdapat dua alasan metodologis,

kenapa menggunakan teknik pengumpulan data berperan serta (Moleong,

1989:138 dalam Ihsaniyati 2010). (1) pengamatan memungkinkan melihat,

merasakan dan memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial di

dalamnya sebagaimana tineliti melihat, merasakan dan memaknainya. (2)

pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama

dengan tineliti. Salah satu rumah penduduk dipilih sebagai tempat tinggal dalam

Page 61: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

46

penelitian. Pilihan didasarkan pada informasi yang luas dan dipercaya serta

menghubungkan dengan orang-orang yang diperlukan dalam rangkaian

penelitian. Informan dapat menguasai informasi di RW 05 dan relasi yang luas di

luar RW 05, sehingga tidak saja informasi tentang warga di wilayahnya saja

tetapi informasi di RW lain juga bisa diperoleh.

Rentang waktu satu bulan lebih di lapangan memang cukup singkat untuk

mampu mengungkap secara jujur dan apa adanya pendapat para kader.

Penelitian sangat terbantu oleh informan kunci Kelurahan Situgede yaitu Bapak

Skn beserta istri, beliau sebagai Ketua RW 05, Ketua BKM Kelurahan Situgede,

koordinator Posdaya Kenanga serta guru olahraga di SMA Kornita IPB. Dengan

profesinya sebagai guru, ketua RW 05, Ketua BKM Kelurahan Situgede dan

koordinator Posdaya Kenanga yang bersangkutan menguasai informasi di RW

05 khususnya dan di Kelurahan Situgede pada umumnya. Melalui beliau

dipertemukan dan diperkenalkan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki

kapasitas dan dapat memberikan referensi untuk mendapatkan data penelitian.

Kedua, metode wawancara mendalam digunakan dalam penelitian.

Wawancara mendalam adalah komunikasi antara peneliti dan subyek kasus atau

informan untuk memperoleh informasi melalui tatap muka berulang kali di fokus

lokasi penelitian. Wawancara ini bersifat fleksibel dengan susunan outline

wawancara yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lokasi

penelitian. Wawancara mendalam ditujukan kepada kader yang ikut dalam

kegiatan program Posdaya, perangkat kelurahan, tokoh masyarakat dan

pendamping. Informasi yang ingin diperoleh adalah peran serta pendamping,

perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat serta komunikasi partisipatif dalam

kegiatan Posdaya untuk pemberdayaan masyarakat.

Sebelum wawancara dengan seluruh informan, pendekatan informan

dilakukan dengan mendatangi rumah informan, memperkenalkan diri, dan

melakukan perbincangan ringan seputar keluarga. Wawancara dilakukan sesuai

dengan pedoman wawancara dengan perbincangan santai. Teknik wawancara

dilakukan secara tidak terstruktur di mana wawancara bersifat “lepas” dan

informal dengan informan, namun terlebih dahulu dibuat pokok-pokok

pertanyaan. Alat bantu voice recorder (alat rekam audio) dan kamera digital

digunakan untuk merekam apa yang disampaikan para informan serta kemudian

memasukkan data yang diperoleh ke dalam catatan lapangan. Wawancara

dilakukan sesuai dengan kesepakatan dengan informan meliputi waktu dan

Page 62: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

47

tempat wawancara. Tempat wawancara dilakukan di rumah, atau tempat bekerja

informan sesuai kesepakatan. Wawancara dilakukan pada pagi, siang, dan sore,

sesuai waktu luang yang dimiliki informan.

Wawancara siang hari tidak menjadi masalah karena jarak rumah informan

yang satu dengan informan yang lain cukup berdekatan yaitu sama-sama di

lingkungan RW 05. Untuk perangkat kelurahan kegiatan wawancara dilakukan di

kantor Kelurahan Situgede. Dalam satu hari wawancara dengan informan

maksimal dilakukan sebanyak empat kali dengan informan yang berbeda.

Ketiga, Focused Group Discussion (FGD) adalah suatu kegiatan diskusi

terfokus yang ditujukan untuk menggali informasi dari sekelompok narasumber

(informan) terpilih yang memahami betul tentang kegiatan program Posdaya di

lokasi penelitian. Sesuai dengan namanya, yakni Focused Group Discussion

(FGD), maka metoda penggalian informasi dalam kegiatan penelitian ini memiliki

tiga kata kunci, yakni : (1) Diskusi, adalah kegiatan “tukar pendapat” atau “curah

pendapat” untuk mendapatkan informasi lebih mendalam dari para peserta

secara subyektif baik berdasarkan pengalaman, pemahaman maupun

pengetahuan peserta mengenai topik-topik yang berhubungan dengan peran

serta pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat serta komunikasi

partisipatif dalam kegiatan Posdaya. (2) Kelompok, adalah sekumpulan orang

yang terdiri dari unsur-unsur yang mewakili kedudukannya dalam kegiatan

Posdaya. (3) Terfokus, dimana kegiatan “tukar pendapat” atau “ curah pendapat”

dilaksanakan sesuai dengan panduan dan topik-topik pembahasan yang spesifik

sesuai dengan tujuan dilaksanakannya FGD itu sendiri, sehingga kegiatan

diskusi menjadi terstruktur.

Teknik pengamatan dilakukan untuk melengkapi data dan informasi yang

tidak dapat diperoleh dari teknik wawancara. Diskusi kelompok dilakukan di ujung

pengumpulan data yaitu pada tanggal 14 Mei 2011 pukul 15.30 WIB sampai

dengan selesai di rumah Koordinator Posdaya Kenanga RW 05 Kelurahan

Situgede. Diskusi kelompok tersebut dilakukan untuk mengklarifikasi data dan

informasi penelitian yang telah diperoleh dari wawancara dengan subyek tineliti.

Diskusi kelompok dihadiri oleh informan penelitian. Sebagai pendukung

penyimpanan data dari ketiga teknik yang dipakai, maka dibuat catatan harian,

rekaman wawancara, dan foto-foto. Sumber data sekunder yaitu data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen antara lain: dokumen Yayasan Damandiri,

Page 63: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

48

dokumen P2SDM LPPM IPB, serta dokumen di Kelurahan yaitu monografi

Kelurahan Situgede.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan terus-menerus selama penelitian berlangsung,

bahkan sejak pengumpulan data dimulai dari sebelum data benar-benar

terkumpul sampai dengan penulisan laporan penelitian. Tahap-tahap analisis

data meliputi:

1. Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian

maka data yang telah direduksi memberikan gambaran yang jelas

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data yaitu menyajikan data dalam berbagai bentuk seperti cuplikan

percakapan, narasi, deskripsi situasi sosial, foto dengan tujuan untuk

memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Menurut Miles dan

Huberman (1992) bahwa data kualitatif disajikan dalam bentuk narasi, bukan

dalam bentuk angka. Data penelitian disajikan dalam bentuk narasi yang

dilengkapi dengan kutipan-kutipan pernyataan narasumber dan foto-foto.

3. Interpretasi data yaitu memberikan penafsiran/interpretasi atas data yang ada

dalam penelitian.

4. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi yaitu menyimpulkan dan mengecek

ulang data-data yang telah direduksi dan disajikan (Miles dan Huberman,

1984; Creswell, 1994 dalam Ihsaniyati, 2010). Kesimpulan-kesimpulan

diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara: (1) memikir ulang

selama penulisan, (2) tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, (3)

peninjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk

mengembangkan “kesepakatan intersubyektif,” dan (4) upaya-upaya yang

luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang

lain.

Ketiga kegiatan analisis (reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan) yang dilakukan ini merupakan proses siklus dan interaktif. Ketiga

tahapan tersebut berlangsung secara simultan. Analisis data dapat digambarkan

(Miles & Huberman 1992) adalah sebagai berikut :

Page 64: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

49

Gambar 2 Proses Analisis Data

Kredibilitas dan Dependabilitas (Reliabilitas) Penelitian

Uji kredibilitas atau dalam penelitian kuantitatif disebut validitas dilakukan

untuk menguji apakah data umum penelitian yang telah dikumpulkan adalah

benar (valid). Menguji kredibilitas penelitian kualitatif digunakan triangulasi.

Triangulasi meliputi triangulasi sumber, teknik pengumpulan data dan waktu.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis menghasilkan

suatu kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan

sumber-sumber data tersebut. Member check dilakukan dengan diskusi

kelompok informan. Triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik yang

digunakan dapat berupa wawancara atau pengamatan. Reliabilitas pada

penelitian kualitatif, disebut dependabilitas. Suatu penelitian dikatakan

dependable apabila dapat mengulang/mereplikasi proses penelitian tersebut

(Sugiyono, 2008). Uji dependalibilitas dilakukan dengan mengaudit terhadap

keseluruhan proses penelitian.

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Simpulan :

Verifikasi

Page 65: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah

Sejarah Desa Situgede dimulai ketika pada tahun 1984 Desa Cikarawang

Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dibagi menjadi Desa Cikarawang dan

Desa Situgede. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No 95 Tahun 1995

tentang Perluasan Wilayah Kota Bogor, beberapa desa yang letaknya di

perbatasan antara Kota Bogor dan Kabupaten Bogor termasuk Desa Situgede

menjadi bagian wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Selanjutnya

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 9 tanggal 28 Juli 2001 status

Desa Situgede ditingkatkan menjadi Kelurahan Situgede.

Kelurahan Situgede merupakan salah satu kelurahan yang berada di

wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan ini

terletak kurang lebih 5 km dari pusat pemerintahan kecamatan, 10 km dari pusat

Kota Bogor dan 160 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat. Secara keseluruhan

luas Kelurahan Situgede adalah 232.47 Ha. Kelurahan Situgede berbatasan

dengan Kali Cisadane di sebelah utara, Kali Sindang Barang di sebelah selatan,

Desa Cikarawang di sebelah barat, dan Kelurahan Bubulak di sebelah timur.

Geografis Kelurahan Situgede terletak pada 06°55’36” LS dan 106°74’98”

BT. Secara topografi daerah ini didominasi oleh dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata 250 m dpl. Kondisi lahan tergolong subur dan hampir tidak

ada erosi pada lahan. Curah hujan rata-rata 3.219-4.671 mm per tahun dengan

suhu rata-rata 24,9°-25,8° C. Lingkup Kelurahan Situgede terdapat 33 jumlah RT

serta 10 jumlah RW.

Orbitrasi (jarak dari Pusat Pemerintahan) Kelurahan Situgede berada

pada posisi yang strategis karena memiliki daya jangkau terhadap pelayanan dari

pemerintahan baik di tingkat kecamatan, kota, propinsi, dan negara yang relatif

dekat. Secara geografis Kelurahan Situgede sesungguhnya berada pada posisi

yang menguntungkan karena warga kelurahan tersebut dapat mengakses dan

menggunakan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta

seperti terlihat pada Tabel 1.

Page 66: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

52

Tabel 1 Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) serta waktu tempuh

No Orbitasi Jarak Waktu

1 Pusat pemerintahan kecamatan 5 km 10 menit

2 Pusat pemerintahan kota 10 km 20 menit

3

4

Pusat pemerintahan provinsi

Pusat pemerintahan negara

160 km

100 km

120 menit

90 menit

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Kondisi wilayah Kelurahan Situgede secara morfologi berada di sekitar

situ (danau). Pada masa lalu situ memiliki luas sekitar 6 Ha, namun seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk serta jumlah pendatang ke Situgede,

maka telah banyak bangunan-bangunan rumah penduduk di sekitar situ.

Sehingga saat ini luas situ sekitar kurang lebih 5,3 Ha. Hal ini diperkuat dengan

penuturan seorang warga:

“Situ itu telah ada sejak zaman Belanda yang tujuannya dibuat untuk wadah pengairan. Dulu situ itu luasnya ±6 Ha, sekarang sudah tinggal separuhnya, terpakai oleh rumah-rumah di sekitar situ” (Ahm).

Kelurahan Situgede pada tahun 2011 mendapat dana hibah atau

bantuan dari Amerika Serikat untuk dibuatkan bangunan kantor kelurahan yang

baru. Dipilihnya Kelurahan Situgede merupakan hasil seleksi dan survei dari

pihak Amerika Serikat sendiri. Beberapa pertimbangan yaitu, lokasi Kelurahan

Situgede sangat strategis karena berdekatan dengan obyek wisata Danau

Situgede, potensi yang ada di Kelurahan Situgede menjanjikan untuk

meningkatkan kondisi ekonomi, sosial dan masyarakat yang masih memiliki jiwa

gotong royong yang tinggi. Pengerjaan kantor Kelurahan Situgede ini dilakukan

pada pertengahan bulan Mei 2011 dan semua dikerjakan oleh pihak Tentara dari

Amerika (US ARMY), Tentara Indonesia serta penduduk Situgede. Target dari

pembuatan bangunan tersebut hanya satu bulan, dimana konsep, logistik,

pemilihan material, pembuatan taman semuanya dilakukan oleh pihak Amerika

Serikat. Kantor Kelurahan Situgede akan menjadi kantor kelurahan terbesar di

Indonesia, bukan hanya di Jawa Barat. Adanya bantuan hibah ini penduduk

Situgede menyambut dengan antusias, serta bangga karena dari seluruh

kelurahan yang ada Situgede yang terpilih. Jika diistilahkan tentara Amerika

Serikat yang melakukan pembangunan kantor Kelurahan Situgede seperti ABRI

Masuk Desa (AMD) pada tahun 1980-an. Berikut kutipan dari salah satu

penduduk mengenai bangunan baru dari Kantor Kelurahan Situgede:

Page 67: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

53

“Kita, masyarakat Situgede bangga tentunya dengan dipilihnya Situgede untuk dibuatkan gedung baru kantor kelurahannya. Apalagi se-Indonesia hanya Situgede yang terpilih, dan akan jadi kantor kelurahan yang terbesar dan termegah di Indonesia, bukan di Jawa Barat saja” (Skn).

Adapun tanggapan dari penduduk lain yaitu:

“Yah, kalau sudah dibangun gedung kantor kelurahan yang baru, masyarakat hendaknya untuk sama-sama saling menjaga, bukan hanya masyarakat RW 05 saja yang menjaganya karena dekat dengan kantor Kelurahan Situgede, tetapi juga masyarakat di 10 RW lainnya. Terutama masalah sampah, agar masyarakat tidak membuang sampah di sekitar danau atau di kali/sungai yang nantinya sampah akan bermuara ke Danau Situgede. Kan kalau kantor kelurahannya sudah bagus tetapi di sekitarnya masih banyak sampah sama aja bohong ya kan mb hehehe” (Sth).

Keadaan Penduduk

Kelurahan Situgede sebagai daerah baru hasil pemekaran mengalami

perkembangan penduduk yang cukup dinamis, pada tahun 2010 tercatat jumlah

penduduk sebanyak 7.941 dengan sex ratio lebih banyak penduduk laki-laki dari

pada perempuan. Uraian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, serta kepala

keluarga dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga Tahun 2010

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki

Perempuan

4.048 orang

3.893 orang

Kepala Keluarga 2.228 KK

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Berdasarkan Tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa jumlah laki-laki

sebanyak 4.048 orang dan perempuan sebanyak 3.893 orang, dimana jumlah

laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan. Serta jumlah kepala kelurga

yang ada di Kelurahan Situgede ada 2.228 KK.

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan salah satu aspek kehidupan

yang berkaitan dengan kemakmuran suatu daerah. Penduduk di Kelurahan

Situgede sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh tani yaitu sebanyak

1.134 orang, kemudian disusul dengan pekerjaan sebagai petani sebanyak 357

Page 68: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

54

orang. Sisanya merupakan pekerjaan lain seperti Pegawai Negeri Sipil, TNI,

Polri, Swasta, wiraswasta, pertukangan, pensiunan, serta jasa dan lain-lain.

Banyaknya penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh tani serta

petani disebabkan karena sebagian besar lahan yang ada di Kelurahan Situgede

adalah lahan pertanian. Berdasarkan penggunaan lahan di Kelurahan Situgede

lahan yang digunakan sebagai pertanian adalah seluas 67,9 Ha. Bekerja pada

lahan milik orang lain merupakan mata pencaharian paling banyak di Situgede.

Pemilik tanah pada umumnya bukan penduduk asli Kelurahan Situgede, tetapi

orang lain yang membeli lahan sawah dari penduduk dan kemudian

menyewakan sawah yang mereka beli tersebut kepada penduduk setempat.

Sementara itu, penduduk yang memiliki lahan pribadi biasanya hanya memiliki

lahan dengan jumlah yang kecil. Keterbatasan pemilikan ini juga menjadi salah

satu penyebab pembagian lahan menjadi petakan-petakan yang berukuran kecil.

Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Mata Pencaharian Jumlah (orang)

Pegawai Negeri Sipil

TNI

Polri

Swasta/BUMN/BUMD

Wiraswasta/pedagang

Tani

Pertukangan

Buruh Tani

Pensiunan

Jasa/lain-lain

93

15

10

165

137

357

51

1.134

70

132

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Sumber daya manusia yang rendah, menimbulkan kreatifitas yang rendah

pula. Hal ini dapat dilihat pada apa yang dilakukan oleh masyarakat di kelurahan

tersebut. Umumnya petani, terutama buruh tani merasa menyerah dengan

keadaan alam dan keadaan dirinya, kalaupun ada yang memiliki ide

mengembangkan potensi dan peluang yang ada di kelurahan tersebut jumlahnya

terbatas dan memiliki akses dan informasi dari luar kelurahan yang lebih baik.

Selain pekerjaan di sektor pertanian, pekerjaan lain yang juga dilakukan

oleh penduduk Kelurahan Situgede adalah bekerja dibidang jasa keterampilan

serta jasa perdagangan seperti membuka usaha kios/warung, salon, tambal ban,

Page 69: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

55

toko, bengkel, mobil/motor, bengkel sepeda, service radio/TV, photocopy dan

cuci motor/mobil. Selain bekerja di sektor pertanian, penduduk Kelurahan

Situgede juga banyak yang bekerja di sektor perdagangan. Dikarenakan letak

Kelurahan Situgede yang berada tidak jauh dengan pusat Kota Bogor dan

Terminal Bubulak, sehingga sangat strategis untuk mendirikan kios dan warung,

toko material, toko kelontong, maupun pasar. Namun sedikit sekali peluang ini

dimanfaatkan oleh masyarakat karena terbatasnya modal atau dana. Melalui

analisis ketenagakerjaan dapat terlihat tingkat penduduk dalam aktivitas ekonomi

serta taraf ekonomi masyarakat. Masalah ketenagakerjaan di Kelurahan

Situgede tidak jauh berbeda dengan permasalahan ketenagakerjaan di

Indonesia, baik menyangkut tingkat tingginya pengangguran maupun kurang

optimalnya tingkat pemanfaatan tenaga kerja.

Keagamaan

Penduduk di Kelurahan Situgede didominasi oleh umat muslim dengan

jumlah penduduk sebanyak 7.930 orang beragama Islam, sedangkan yang

beragama Kristen ada 11 orang, serta agama Katholik, Hindu, Budha, Konghucu

tidak ada di Kelurahan Situgede. Pada tahun 2010 terdapat 10 masjid dan 9

mushalla yang tersebar di 10 RW dan 33 RT. Dilihat dari jumlah penduduk,

kebutuhan untuk melaksanakan ibadah shalat dan sebagainya, bahwa jumlah

masjid dan mushalla masih belum mencukupi. Terutama saat bulan Ramadhan

datang, dimana mayoritas penduduk beragama muslim akan melaksanakan

shalat tarawih, jumlah masjid dan mushalla yang ada dirasa kurang untuk

menampung penduduk kelurahan tersebut. Tempat ibadah hanya ada tempat

beribadah bagi umat Islam saja, tempat beribadah agama lain misalnya gereja,

penduduk harus keluar dari Kelurahan Situgede untuk melaksanakan ibadahnya.

Pendidikan

Kualitas sumber daya manusia secara spesifik dapat dilihat dari tingkat

pendidikan penduduk. Pendidikan merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh

setiap orang. Pendidikan menyebabkan meningkatnya partisipasi dalam

angkatan kerja dan meningkatnya produktivitas. Penduduk Kelurahan Situgede

memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Ada yang lulusan

Sarjana walaupun hanya sedikit, ada yang hanya tamat SMA, SMP, dan ada pula

SD saja tidak selesai. Semua itu kembali pada pemahaman dan kondisi ekonomi

masing-masing. Penduduk yang memiliki pendidikan maju ataupun tidak, jangan

Page 70: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

56

dilihat hanya berdasarkan ekonomi saja tetapi juga sarana yang menunjang di

daerah tersebut.

Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

TK

Sekolah Dasar (SD)/MI

SMP/MTS

SMA/MA

Akademi/D1-D3

Sarjana (S1-S3)

132

3.121

2.129

992

81

52

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Situgede terdapat sekolah

dasar (SD) serta Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk sarana pendidikan

SMA penduduk harus keluar dari Kelurahan Situgede. Pada tahun 2010, sarana

pendidikan di Kelurahan Situgede memiliki 3 sekolah Taman Kanak-Kanak, 5

Sekolah Dasar Negeri, 1 Sekolah Menengah Pertama Negeri, 1 Sekolah

Menengah Pertama Swasta namun SMP swasta ini sudah tidak lagi

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan sudah ditutup, 1 Sekolah

Madrasah Aliyah Swasta setara dengan Sekolah Menengah Umum. Jumlah

sarana pendidikan di Kelurahan Situgede dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

TK

Sekolah Dasar (SD)

SMP

MA

3

5

2

1

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Aktivitas pendidikan di Kelurahan Situgede berjalan lancar. Khusus untuk

pendidikan dasar umumnya anak-anak mengikuti dua pendidikan sekaligus. Jika

pagi hari bersekolah di SD Negeri (sekolah umum) maka siang hari di TPA dan

begitupun sebaliknya jika siang hari bersekolah di SD Negeri maka pagi hari

akan mengikuti kegiatan TPA. Secara umum kesadaran penduduk

menyekolahkan anak-anak cukup tinggi dan memasukkan bekal ilmu agama juga

masih sangat kental untuk anak-anak mereka. Hal ini terlihat dihampir seluruh

keluarga, anak-anaknya disekolahkan di lingkup Kelurahan Situgede (khususnya

Page 71: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

57

untuk tingkat SD dan SLTP sederajat) atau di luar Kelurahan Situgede, baik di

Kota Bogor maupun di Ibukota Provinsi Jawa Barat (terutama untuk tingkatan

SMA dan pendidikan tinggi).

Kesehatan

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan

ekonomi serta memiliki peranan penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan. Pemerintah Kota Bogor berupaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakatnya, ini terlihat dalam peningkatan jumlah Posyandu dan

sarana kesehatan lainnya. Pemerintah Kota Bogor telah berupaya meningkatkan

pelayanan kesehatan dengan cara mengangkat status puskesmas dari

puskesmas rawat jalan menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah sarana

kesehatan di Kelurahan Situgede dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

Poliklinik/Balai Pengobatan Masyarakat

Praktek Bidan

Balai Pengobatan/Posyandu

1

1

2

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Kelurahan Situgede memiliki sarana kesehatan poliklinik 1 unit, 1 praktek

bidan, serta Posyandu sebanyak 2 unit. Apabila penduduk ingin berobat ke

puskesmas bisa mendatangi puskesmas yang ada di Sindang Barang. Jumlah

sarana kesehatan di Kelurahan Situgede masih terbilang kurang memadai,

dikarenakan jumlahnya yang masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah

penduduknya. Didalam RW 05 khususnya, tidak tersedianya tenaga medis yang

dapat membantu proses kelahiran seperti bidan ataupun dokter, sehingga untuk

keperluan tersebut biasanya penduduk mengunjungi bidan yang ada di wilayah

RW 04 Situgede, ataupun di Kelurahan Bubulak.

Perhubungan dan Komunikasi

Kondisi jalan di Kelurahan Situgede sudah cukup baik, dimana jalan-jalan

yang menghubungkan kelurahan dengan kecamatan lain atau dengan Kota

Bogor sudah beraspal. Sebagian besar jalan sudah diaspal tetapi masih ada

jalan yang masuk gang setiap RT yang belum diaspal. Alat transportasi yang

dapat digunakan di Kelurahan Situgede adalah angkutan kota (angkot), ojek,

Page 72: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

58

mobil, motor, truk barang, serta pick-up. Kendaraan umum yang dapat digunakan

berupa angkutan kota serta ojek.

Sarana komunikasi yang terdapat di Kelurahan Situgede antara lain

adalah televisi, radio, surat kabar dan telepon. Selain itu, untuk menunjang

kebutuhan masyarakat umum telah dibuat warnet sebanyak 2 unit serta terdapat

10 unit telepon umum. Perkembangan zaman juga menunjukkan bahwa di

Kelurahan Situgede telah menunjukkan adanya kemajuan pada sistem

komunikasinya, dimana telah masuk sarana telepon rumah serta masyarakatnya

juga sudah menggunakan telepon genggam (HP), dan ada juga untuk pemakaian

jasa telekomunikasi atau lebih dikenal dengan wartel sebanyak 6 unit.

Gambaran Umum RW 05 Kelurahan Situgede

Kelurahan Situgede merupakan salah satu lokasi tujuan wisata Kota

Bogor. Letak RW 05 dalam Kelurahan Situgede berada pada bagian tengah

Kelurahan Situgede, dimana terletak danau atau setu sebagai pusat kegiatan

ekowisata. Letak RW 05 mudah dijangkau dan diakses oleh penduduk karena

lokasinya yang lebih dekat dengan Kantor Kelurahan Situgede dibandingkan

dengan RW lainnya. Dekatnya akses membuat RW 05 selalu mengetahui dan

mengikuti setiap program yang dilakukan oleh pihak kelurahan, baik kegiatan

yang bersifat formal maupun kegiatan yang bersifat informal seperti arisan

kelurahan, pengajian kelurahan, dan lokakarya mini PKK.

Kondisi RW 05 yang berdekatan dengan danau Situgede serta hutan-

hutan lindung tidak hanya membanggakan, tetapi juga membawa konsekuensi

yaitu setiap hari terutama hari-hari libur pengunjung berdatangan dan

meninggalkan sampah berserakan dimana-mana. Wilayah administrasi RW 05

Kelurahan Situgede lebih dari separuhnya merupakan wilayah milik Badan

Litbang Departemen Kehutanan yang ditutupi oleh pohon-pohon karet,

sedangkan wilayah pemukiman hanya ada pada lokasi-lokasi tertentu saja

sehingga tata letak rumah-rumah tersebut saling berdekatan.

Batas-batas luar wilayah administrasi RW 05 Kelurahan Situgede adalah

sebagai berikut:

Sebelah barat berbatasan dengan wilayah RW 08 dan RW 09,

Sebelah utara berbatasan dengan wilayah RW 07,

Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Desa Bubulak, dan

Sebelah selatan berbatasan dengan Danau Situgede dan RW 04.

Page 73: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

59

Berdasarkan catatan administrasi kependudukan jumlah penduduk di RW

05 ada 168 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 641 orang, yang terbagi dalam 3

rukun tetangga (RT), masing-masing sebagai berikut:

60 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 257 orang di wilayah RT 01

43 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 141 orang di wilayah RT 02

65 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 243 orang di wilayah RT 03

Hasil catatan kependudukan diatas terlihat bahwa jumlah KK yang ada di

RW 05 relatif cukup sedikit dibandingkan RW lainnya. Bahkan sebagian dari

penduduk di RW 05 bukan penduduk asli Situgede melainkan penduduk

pendatang. Dilihat dari keseharian serta aktivitas penduduk Situgede, sebagian

besar mereka memiliki pekerjaan tetap, misalkan sebagai guru, baik SD, SMP

dan SMA, ada sebagai peneliti di Kebun Raya Bogor, ada sebagai konsultan

kehutanan, dan berbagai macam profesi lainnya yang dilakukan oleh penduduk

setempat. Berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan dapat dipastikan bahwa

mayoritas pendidikan yang di miliki masyarakat Situgede sangat baik. Meskipun

penduduk di RW 05 sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas masing-masing, hal ini

tidak membuat mereka acuh terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada

di RW 05. Mereka aktif ikut dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada

misalnya pengajian mingguan setiap hari Rabu ba’da ashar di Masjid Nurul Yaqin

yang membahas mengenai tafsir Alqur’an dan Hadits, setiap hari Kamis

pengajian ibu-ibu dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB,

adanya pemeriksaan jentik nyamuk di setiap rumah yang dilakukan oleh para

kader PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), setiap Jumat biasanya ada kerja

bakti ibu-ibu dimasing-masing RT di RW 05, dimana masing-masing RT sudah

ada yang mengkoordinir untuk melakukan “jumsih” (Jumat Bersih), dan untuk

bapak-bapak kegiatan kerja bakti atau bersih-bersih dilakukan pada hari Minggu

serta ada kegiatan senam pagi yang dikoordinir oleh Ketua RW 05 setiap Minggu

paginya.

Kegiatan kebersihan dan kerja bakti ini dilakukan karena penduduk sudah

peduli dengan kebersihan lingkungan di sekitar juga sebagai bentuk tanggung

jawab penduduk RW 05 karena lingkungan mereka sebagian besar berada di

sepanjang jalan raya Tambakan-CIFOR, yang selalu dilalui oleh kendaraan, baik

kendaraan pribadi dari karyawan CIFOR, maupun angkutan umum. Selain dari

sisi pekerjaan dan pendidikan, dilihat dari kondisi rumah yang ditempati

menunjukkan bahwa penduduk RW 05 berada pada status sosial yang baik yaitu

Page 74: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

60

semua rumah permanen dan sangat layak untuk dihuni, selain itu juga setiap

masing-masing rumah terjaga kebersihannya sehingga tampak indah dan asri,

dan berdasarkan dari data Kelurahan Situgede menunjukkan dari jumlah 10 RW

hanya RW 05 yang mempunyai KK miskin paling sedikit yaitu 30 KK miskin.

Berikut kutipan salah satu penduduk mengenai kondisi penduduk di RW 05:

“Alhamdulliah masyarakat RW 05 termasuk dalam status sosial yang baik terlihat bahwa di RW 05 jumlah KK nya paling sedikit dibandingkan dengan RW lain, serta masyarakat RW 05 sendiri masih menganut paham bahwa gotong royong itu sangat penting” (Skn).

Kegiatan yang ada di RW 05 sangat banyak yaitu adanya home industry

pembuatan aneka makanan ringan dari talas, ada budidaya jamur tiram,

budidaya tanaman hias, pengelolaan sampah bekas (ramah lingkungan) untuk

menjadi bahan anyaman kerajinan tangan misalnya dompet, tas serta Posyandu

dan Posbindu Lansia yang aktif setiap bulannya di mana ada bidan serta mantri

yang melakukan pemeriksaan serta langsung diberi obat. Posyandu

dilaksanakan pada minggu ke II setiap hari Rabu sedangkan untuk Posbindu

Lansia diadakan pada minggu ke II setiap hari Kamis. Kegiatan di Posyandu

terdiri dari penimbangan balita, pemberian makanan tambahan (PMT) pada

balita, pemeriksaan kandungan ibu hamil, pemeriksaan tekanan darah ibu hamil,

adanya penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan anak. Sedangkan untuk di

Posbindu Lansia, biasanya kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tekanan

darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan asam urat. Kegiatan kesehatan

tidak ditetapkan biaya akan tetapi ada biaya sukarela yang diberikan oleh

masyarakat yang digunakan untuk membeli perlengkapan kebersihan di

Posyandu dan Posbindu, akan tetapi jika melakukan pengambilan darah,

pemeriksaan gula darah dan asam urat ada tarif yang harus dibayar oleh yang

berobat. Bahkan saat ini RW 05 sudah mempunyai dana sehat yaitu satu rumah

Rp 1.000,00. Dengan dana sehat ini, penduduk yang sakit bisa langsung merujuk

ke Puskesmas Sindang Barang untuk berobat. Berikut kutipan dari ketua

Posbindu Lansia Kenanga mengenai dana sehat:

“RW 05 sudah memiliki dana sehat, dana sehat itu ya dana dari swadaya masyarakat, sebulannya Rp 1.000,00. Semua warga punya dana sehat ga memandang gakin ga memandang yang punya gitu, semuanya dari situ dana nya buat berobat. Dikelola oleh masing-masing RT, jadi tiap-tiap RT punya dana sehat untuk masyarakat” (Ryt).

Page 75: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

61

Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh RW 05 sangat baik, ini

terlihat bahwa banyak kader-kader yang aktif disetiap bidang kegiatan yang

mereka laksanakan meskipun tanpa ada bayaran atau insentif. Semua yang

dilakukan oleh para kader-kader ini yaitu untuk membantu sesama penduduk di

sekitar RW 05 serta ingin mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan yang telah

berjalan dengan didukung oleh penduduk lainnya. Selain aktif di RW 05, para

kader-kader ini juga aktif di kegiatan Kelurahan Situgede, baik di PKK maupun di

lokmin-lokmin (lokakarya mini) yang dilakukan oleh pihak kelurahan, bahkan

tidak jarang pula para kader ini memiliki jabatan ganda di setiap kegiatan yang

mereka lakukan.

Saat ini RW 05 mempunyai kegiatan yaitu RW 05 Siap Antarkan Galang

(SIAGA) yang merupakan langkah lanjut dari program pembentukan Kelurahan

SIAGA dimana masing-masing setiap RW yang ada di Kelurahan Situgede

diharapkan dapat melaksanakan RW SIAGA. Saat ini RW 05 serta RW 04 dari

Kelurahan Situgede memperoleh kesempatan pertama mengikuti program

pengembangan RW SIAGA tersebut, yaitu bersama-sama dengan 35 RW (dari

seluruh 191 RW) yang mewakili 16 Kelurahan se-Kecamatan Bogor Barat. Di RW

05 “SIAGA” terdapat para kader-kader yang melaksanakan pokja (kelompok

kerja) kegiatan sesuai bidang yang ditekuni. Terdapat 7 kelompok kerja yang ada

di RW 05 SIAGA yaitu terdiri dari 1) Pokja Penggerak dan Pemberdayaan

Masyarakat (PPM), 2) Pokja Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM), 3) Pokja Pengamatan Penyakit, 4) Pokja Kesehatan

Lingkungan (KESLING), 5) Pokja Penanggulangan Gawat Darurat dan Bencana

(TAGANA), 6) Pokja Pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), 7) Pokja

Pemasyarakatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Adapun susunan

Forum Mayarakat RW 05 SIAGA tercantum dalam Gambar 3.

Prasarana masyarakat yang terdapat dalam wilayah RW 05 antara lain:

a. 1 bangunan Posyandu (bangunan permanen)

b. 2 klinik pengobatan berizin Dinas Kesehatan Kota Bogor

c. 1 lapangan olahraga (volley/futsal)

d. 1 bangunan SMP Swasta Yayasan Budhi Bhakti

e. 1 Masjid Nurul Yaqin

f. Adanya tempat pemakaman umum (TPU)

g. Adanya tangga seribu yang menghubungkan untuk menuju kali Cisadane.

Page 76: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

62

Gambar 3 Struktur Pengurus RW 05 SIAGA

Selain adanya RW 05 SIAGA, RW 05 juga dipercaya untuk

melaksanakan kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat yaitu

Posdaya. Wilayah RW 05 dijadikan sebagai Posdaya percontohan di Kelurahan

Situgede, dengan harapan jika Posdaya RW 05 yang diberi nama Posdaya

Kenanga ini berhasil serta membawa manfaat bagi penduduk di RW 05 maka

diharapkan akan terbentuknya lagi Posdaya di RW lainnya di Situgede. Dipilihnya

RW 05 sebagai Posdaya percontohan dikarenakan telah banyaknya kegiatan

yang berjalan di RW 05 seperti kegiatan home industry makanan ringan dari talas

untuk bidang ekonomi, Posyandu dan Posbindu yang sudah aktif sejak tahun

2000, adanya budidaya jamur tiram, serta aktifnya kegiatan dalam pembersihan

lingkungan dengan adanya pemeriksaan jentik nyamuk untuk pemberantasan

sarang nyamuk (PSN), pemanfaatan sampah bekas (ramah lingkungan) untuk

dijadikan bahan kerajinan anyaman seperti dompet, tas, dan melakukan kegiatan

kerja bakti “jumsih” (Jumat bersih). Posdaya memiliki 4 peran yang dilakukan

yaitu 1) jika pada suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu program

pemberdayaan apapun atau suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk

Penanggung Jawab

Lurah Situgede

Ketua

Salikan

Sekretaris

Gustaaf Prihatin

POKJA KESLING

Riatin

POKJA PHBS

Asnawati

POKJA KADARZI

Sutirah

POKJA TAGANA

Nani Rahayu

Bendahara

Jawariah

POKJA PPM

Otih dan Yanih

POKJA UKBM

Dewi dan Siti Kalsum

POKJA Peng. Penyakit

Surtini

Page 77: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

63

pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan

membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan

dimaksud dapat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.

2) jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan tetapi

sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka Posdaya dapat menghidupkan

kembali kegiatan-kegiatan tersebut, 3) jika suatu wilayah sudah terdapat

kegiatan-kegiatan pemberdayaan, maka kehadiran Posdaya dapat berperan

untuk meningkatkan kualitas program yang sudah ada, baik kuantitas maupun

kualitasnya, dan 4) Posdaya juga berperan “menjahit” semua kegiatan atau

kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat

berpayung bersama secara keseluruhan dalam gerakan Posdaya.

Page 78: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede

Sekilas Mengenai Posdaya Secara Umum

Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah

untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara

aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan

keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan, kemiskinan

dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah terselenggaranya

upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan melaksanakan

delapan fungsi keluarga. Dalam rangka pelaksanaan Millenium Development

Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan kepada lima

prioritas sasaran utama, yaitu 1) komitmen pada pimpinan dan sesepuh tingkat

desa dan pedukuhan, kecamatan dan kabupaten, 2) pengembangan fungsi

keagamaan, fungsi KB, dan kesehatan, 3) fungsi pendidikan, 4) fungsi

kewirausahaan dan 5) fungsi lingkungan hidup yang memberi makna terhadap

kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono dkk, 2010)

Rintisan awal Posdaya dilakukan oleh yayasan Dana Sejahtera Mandiri

(Damandiri) bekerjasama dengan berbagai pihak seperti kalangan perguruan

tinggi dan pemerintah daerah. Pembentukan dan pengembangan Posdaya di

wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten

Sukabumi didukung oleh Pusat Pengembangan SDM-LPPM IPB Bogor sejak

tahun 2006 yang lalu. Posdaya ini melibatkan berbagai pihak seperti Yayasan

Damandiri, pemerintah daerah setempat, mahasiswa perguruan tinggi, dan

perusahaan yang berminat melalui program CSR.

Konsep buttom-up planning adalah sebuah konsep pembangunan yang

mengedepankan masyarakat sebagai pemeran utama dalam proses

pembangunan pada setiap tahap, tercakup didalamnya proses perencanaan,

pelaksanaan, dan juga evaluasi pembangunan. Posdaya yang digagas oleh Prof.

Haryono Suyono pada tahun 2006 dengan beberapa tambahan pengayaan

pemikiran dari berbagai perguruan tinggi di tanah air adalah salah satu contoh

penerapan konsep buttom-up planning tersebut.

Posdaya adalah wadah kegotongroyongan di masyarakat dengan prinsip

oleh, dari dan untuk masyarakat dengan misi meningkatkan IPM (Indeks

Pembangunan Manusia) dengan fokus utama keluarga-keluarga miskin. Titik

sentral kegiatan Posdaya adalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan

Page 79: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

66

lingkungan. Keempat bidang ini selain karena menjadi penentu utama dalam

penghitungan indeks pembangunan manusia (human development index), juga

merupakan aktivitas yang sehari-hari sangat melekat dengan kebutuhan dasar

manusia. Sebagai wadah gotong royong Posdaya melibatkan orang-orang kaya

di suatu wilayah sebagai kelompok peduli atau donatur yang akan berperan aktif

sebagai penyedia dana untuk lancarnya kegiatan Posdaya. Metode

pengembangan Posdaya adalah buttom-up planning dengan mengutamakan

kemandirian dan keswadayaan.

Dalam implementasinya, perguruan tinggi selaku agen pemberdaya, pada

langkah awal mensosialisasikan konsep Posdaya kepada masyarakat calon

wilayah penerapan Posdaya, sekaligus dalam sosialisasi tersebut perguruan

tinggi menawarkan program pemberdayaan yang bersifat bottom up tersebut

kepada masyarakat yang awalnya diwakili oleh beberapa tokoh masyarakat. Jika

mereka menerima maka langkah berikutnya dalam proses penerapan Posdaya

ini dapat dilanjutkan. Namun jika masyarakatnya memperlihatkan tanda-tanda

keberatan dengan program ini, maka perguruan tinggi atau pihak pemberdaya

mencari wilayah lain yang lebih responsive dan akomodatif. Dari tahap awal

sosialisasi dan penawaran penerapan Posdaya di suatu wilayah sudah tercermin

implementasi konsep buttom up dengan memberikan sepenuhnya kesempatan

pengambilan keputusan kepada masyarakat setempat

Sosialisasi Posdaya berlanjut kepada suatu diskusi kelompok terarah

atau FGD (Focussed Group Discussion) yang diikuti oleh tokoh-tokoh

masyarakat formal dan non formal serta beberapa perwakilan masyarakat. Pada

forum FGD biasanya masyarakat akan memunculkan potensi dan kendala serta

beragam keinginan masyarakat untuk aktivitas pemberdayaan di wilayahnya.

Keberhasilan dalam pelaksanaan FGD ditindaklanjuti dengan sebuah lokakarya

tingkat RW, desa ataupun kelurahan yang diberi nama “Mini Workshop” (Mini

Lokakarya). Saat lokakarya mini itulah sebenarnya “Gong Posdaya” ditabuh pada

kalangan masyarakat lebih luas. Semua unsur masyarakat bisa terwakili dalam

lokakarya mini tersebut seperti kepala desa, LPM, BPD, tokoh agama, alim

ulama, tokoh pemuda, tokoh wanita, kelompok tani, bidan, guru, remaja dan

tentu saja kelompok marjinal. Kemampuan masyarakat menangkap ide

pemberdayaan berbasis masyarakat melalui Posdaya umumnya membawa suatu

perubahan yang cukup drastis di wilayah tersebut.

Page 80: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

67

Sekilas Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede

Posdaya merupakan sebuah gerakan yang mengusung kemandirian dan

pemanfaatan sumberdaya serta potensi lokal yang ada. Posdaya dikembangkan

sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk

membangun keluarga yang mandiri dan sejahtera. Dengan dibentuknya Posdaya

Kenanga di RW 05 Kelurahan Situgede, diharapkan dapat berperan sebagai

wadah pelayanan keluarga secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan,

pendidikan, wirausaha, dan pengembangan lingkungan yang memudahkan

keluarga berkembang secara mandiri dan menuju masyarakat sejahtera.

Posdaya Kenanga berlokasi di RW 05 Kelurahan Situgede Kota Bogor.

Lingkup RW 05 terdiri dari RT 01, RT 02, dan RT 03. Posdaya Kenanga

terbentuk melalui kegiatan penelitian strategis aplikatif (PSA) dengan judul

“Pengembangan Posdaya: Upaya Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Kampus

Tahun 2011.” Pembentukan Posdaya diawali dengan sosialisasi kepada kader-

kader di Kelurahan Situgede pada tanggal 26 April 2010. Setelah dilakukan

sosialisasi, penerimaan dari para kader dapat ditangkap dengan tanggapan

positif untuk menapaki langkah-langkah lanjutan menuju pembentukan Posdaya,

maka dilaksanakanlah lokakarya mini.

Lokakarya Mini Posdaya dilakukan pada tanggal 7 Mei 2010 bertempat di

Kantor Kelurahan Situgede yang menyepakati pembentukan Posdaya di

Kelurahan Situgede dan RW 05 sebagai lokasi percontohan kegiatan Posdaya.

Lokakarya tersebut dihadiri pihak P2SDM-LPPM IPB dan yayasan Damandiri,

serta masyarakat Situgede. Masyarakat yang menghadiri Lokakarya Mini

Posdaya tersebut meliputi Kepala Kelurahan Situgede, tokoh masyarakat, tokoh

agama, tokoh pemuda, para kader serta warga Kelurahan Situgede. Selanjutnya

pada tanggal 22 Mei 2010, dilakukan pertemuan dengan masyarakat RW 05

Kelurahan Situgede untuk melengkapi kepengurusan Posdaya yang diberi nama

Posdaya Kenanga dengan SK Kelurahan No. 147/96/V/2010. Dalam surat

keputusan tersebut ditetapkan koordinator Posdaya Kenanga RW 05 yaitu Bapak

Skn. Adapun susunan kepengurusan Posdaya Kenanga sebagai berikut:

Page 81: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan
Page 82: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Gambar 4 Susunan Pengurus Posdaya Kenanga RW 05 Situgede

Penasehat Lurah Situgede

Sekretaris Gustaaf Prihatin

Koordinator Salikan

Lingkungan Ade Endang

Bendahara Jawariah

Kesehatan Asnawati

Pendidikan Ruhid

Ekonomi Doni Achmad

B.

Posyandu Asnawati

UKM/Home Industry

Otih

TPA Siti Badriah

Kompos Surtini

PAUD Yani

BKL Riyatin

BKB Yani

Perpustakaan Dadang

68

Page 83: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan
Page 84: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

69

Posdaya Kenanga yang terletak di RW 05 Kelurahan Situgede memang

baru berdiri kurang lebih satu tahun yang lalu, akan tetapi ada keunggulan

khusus di Posdaya ini yang bisa disejajarkan dengan Posdaya lainnya yang

sudah lebih lama terbentuk. Posdaya Kenanga resmi berdiri pada bulan Mei

2010. Dua bulan berikutnya yaitu bulan Juli 2010 para kader Posdaya dilatih

bagaimana menjadi kader yang terampil, dan pada bulan Oktober diadakan rapat

kerja pengurus Posdaya Kenanga untuk memantapkan program kerja praktis,

dan dimulai pada bulan Oktober 2010 inilah kegiatan mulai dirintis. Ada kekuatan

besar yang menjadikan Posdaya Kenanga cepat bergerak dalam waktu singkat,

yaitu tingginya keswadayaan dan gotong-royong masyarakat. Lembaga

keuangan mikro (LKM), pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Posbindu Lansia

adalah 3 kegiatan yang diinisiasi dengan swadaya murni dari masyarakat melalui

pengumpulan iuran warga. Sampai saat ini, masih banyak tokoh-tokoh potensial

di RW 05 Kelurahan Situgede yang menjadi donatur Posdaya Kenanga.

Posdaya merupakan salah satu pemberdayaan keluarga dengan prinsip

dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep bidang kegiatan yang diusung program

Posdaya yaitu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan program pemberdayaan

yang sudah ada dalam masyarakat yang sudah ditinggalkan, menjalin kegiatan-

kegiatan yang telah ada dengan lebih ditingkatkan kuantitas serta kualitasnya,

menumbuhkan kegiatan-kegiatan yang belum ada di masyarakat tersebut dan

“menjahit” kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang telah ada di lingkungan

masyarakat.

Berdasarkan prinsip tersebut maka kepengurusan Posdaya harus berasal

dari masyarakat setempat karena merekalah yang akan menjadi subyek dari

pembangunan bukan menjadi obyek pembangunan yang hanya melihat kegiatan

pembangunan tanpa ada keterlibatan dalam pembangunan. Penunjukkan

kepengurusan berdasarkan hasil musyawarah masyarakat RW 05 Kelurahan

Situgede. Posdaya Kenanga juga melakukan evaluasi setiap tiga bulanan pada

hari Sabtu atau Minggu yang bertempat di rumah koordinator Posdaya Kenanga

atau di pelataran Masjid Nurul Yaqin untuk mengetahui kemajuan dan

kemampuan menyelesaikan permasalahan masing-masing bidang kegiatan yang

ada. Masing-masing bidang melaporkan kemajuannya dan segala

permasalahannya kepada koordinator Posdaya Kenanga. Selanjutnya sekretaris

Posdaya Kenanga membuat laporan kemajuan masing-masing bidang kegiatan

yang ada.

Page 85: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

70

Jenis Kegiatan dalam Posdaya Kenanga RW 05 Kelurahan Situgede

Kegiatan yang menjadi pokok aktivitas pemberdayaan masyarakat yang

ditekuni Posdaya Kenanga Situgede yakni bidang pendidikan, bidang kesehatan,

bidang ekonomi, dan bidang lingkungan. Keempat bidang ini merupakan aktivitas

yang sehari-hari sangat melekat dengan kebutuhan dasar manusia. Berikut jenis

kegiatan dalam Posdaya Kenanga 05 Situgede antara lain:

Bidang Pendidikan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan

sejak usia dini, maka masyarakat sangat antusias dengan berdirinya PAUD

Kenanga di wilayah mereka. Dengan segala sumberdaya yang sederhana dan

seadanya PAUD Kenanga resmi dibuka pada Bulan Desember 2010, dengan

jumlah murid yang terdaftar pertama kali sebanyak 30 anak dari usia 2 sampai 5

tahun. Saat dibentuknya PAUD Kenanga, dihadiri oleh Lurah Situgede, Ketua

RW 05 dan Koordinator Posdaya Kenanga, pihak P2SDM sebagai tim

pendamping, para kader Posdaya serta para donatur.

Berdirinya PAUD Kenanga berdasarkan dari dana swadaya masyarakat.

Para tenaga pengajar mendatangi satu-satu donatur untuk mencari dana agar

PAUD Kenanga dapat terbentuk. Dana dari swadaya masyarakat dibelikan

beberapa macam alat permainan, buku bergambar serta peralatan alat tulis.

Pada saat dibentuknya PAUD Kenanga tim pengajar atau tutor diberikan

pembekalan terlebih dahulu yakni selama kurang lebih satu bulan di P2SDM IPB

Baranang Siang. Dengan sedikit sentuhan dari P2SDM LPPM IPB, maka tim

pengajar tersebut mulai menjalankan perannya sebagai tutor. Dari 4 tenaga

pengajar, hanya 3 yang mengikuti kegiatan pembekalan, dikarenakan tenaga

pengajarnya minimal berpendidikan SLA setara dengan SMA, 1 pengajar lagi

tidak mengikuti pembekalan karena hanya lulusan SMP. Materi pembekalan

yang diberikan di P2SDM yaitu bermacam-macam seperti tumbuh kembang

anak, permainan anak, cara menggambar, serta cara mendidik anak.

Pembekalan para kader yang menjadi tenaga pengajar PAUD difasilitasi pihak

P2SDM tetapi pembekalan materi disampaikan oleh orang yang paham dan

mengerti mengenai sistem pengajaran PAUD. Pembekalan yang diberikan untuk

tenaga pengajar PAUD Kenanga diperjelas oleh kutipan berikut ini:

Page 86: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

71

“Sebelum PAUD Kenanga terbentuk, kita ikut pembekalan di P2SDM diajak Bu Min, karena kita dari Situgedenya telat jadi hanya ikut 3 kali atau 4 kali gitulah, materinya tentang tumbuh kembang anak, mengenal karakter anak” (Ynh). Informasi yang disampaikan kepada masyarakat ketika dibukanya PAUD

di RW 05 dilakukan pada saat Posyandu melakukan kegiatan bulanan

penimbangan balita serta informasi dari mulut ke mulut baik dari kader ataupun

masyarakat, ujar Ibu Nan selaku tim pengajar PAUD Kenanga. Terbentuknya

PAUD Kenanga pada bulan Desember sebetulnya hanya untuk masyarakat RW

05 saja, akan tetapi lama kelamaan banyak masyarakat dari RW lain yang

datang dan ingin belajar di PAUD Kenanga.

Aktivitas PAUD Kenanga dilakukan hanya 3 hari dalam satu minggu, yaitu

pada hari Senin, Selasa, dan Rabu yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai

dengan pukul 11.00 WIB. Dari wawancara dengan Ketua PAUD Kenanga, Ibu

Ynh mengatakan bahwa idealnya aktivitas PAUD itu tiga hari, ini dilakukan agar

anak-anak tidak bosan sehingga menjadi malas untuk sekolah lagi. Disamping

alasan tersebut, Ibu Ynh juga mengatakan bahwa kondisi masjid yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan aktivitas PAUD Kenanga dari hari Senin hingga

Jumat, karena pada hari Kamis Masjid Nurul Yaqin digunakan untuk pengajian

rutin RW 05 serta pada hari Jumat dilakukan Shalat Jumat. Adapun susunan

kegiatan PAUD Kenanga setiap hari Senin hingga Rabu yaitu:

Pukul 09.00 WIB : anak-anak berbaris, masuk ruangan kelas, baca doa dan

nyanyi-nyanyi.

Pukul 09.30.WIB : masuk materi belajar, misalnya pengenalan warna,

pengenalan huruf dan angka.

Pukul 10.00 WIB : anak-anak istirahat sambil makan bersama dari bekal

yang mereka bawa masing-masing.

Pukul 10.30 WIB : tebak-tebakan serta siap-siap untuk pulang.

Setiap hari materi pengajaran yang diberikan berbeda-beda dilakukan

agar anak tidak merasa bosan dan jenuh, susunan materi pengajaran PAUD

Kenanga hari Senin hingga Rabu yaitu:

Senin : Olahraga

Selasa : Pengenalan huruf, angka, dan warna.

Rabu : Pelajaran agama, baca iqro.

Berdasarkan susunan kegiatan PAUD dari hari Senin hingga Rabu juga

diperkuat dengan pernyataan salah satu tenaga pengajarnya, sebagai berikut:

Page 87: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

72

“Jam 9 pembukaan, main-main dulu (dolanan), nyanyi-nyanyi, baru ngasih materi paling jam setengah sepuluh sampai sepuluh lewat lima belas, kemudian istirahat setengah jam untuk makan, anak-anak kan pada bawa bekel ya jadi makan bersama, jam sebelas kurang lima belas siap-siap untuk penutup buat pulang. Setiap hari rabu buat baca iqro, praktek wudhu, praktek shalat” (Rin) Tim pengajar PAUD Kenanga adalah tenaga sukarela yang berasal dari

kader dan masyarakat RW 05. Tim pengajar PAUD Kenanga tidak memiliki

insentif perbulan, kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan sukarela.

Seragam yang dimiliki oleh tim pengajar mereka beli sendiri menggunakan uang

pribadi. Uang “kropak” (uang sukarela) dari orang tua murid yang disediakan oleh

tim pengajar digunakan untuk membeli peralatan tulis, fotokopi materi belajar,

membeli mainan baru, buku cerita bergambar yang baru, fotokopi bahan untuk

menggambar serta alat kebersihan misalkan pembersih lantai. Kalau ada sisa

dari uang “kropak” tersebut baru dibagi 4 untuk masing-masing pengajar setiap

bulannya, tetapi kalau tidak ada sisa tim pengajar tidak ada insentif bulanan.

“Awalnya tim pengajar untuk PAUD Kenanga ini memang diambil dari para kader dulu. Kalo dari orang luar kan biasanya niatnya mencari uang, sedangkan PAUD kita kan ga memungut biaya sama sekali, uang pendaftaran ga ada biaya, pengisian formulir ga ada biaya, kalo dari kader mah sudah tau ga ada uangnya jadi sukarela dan ikhlas saja” (Sth). Kegiatan yang dilakukan PAUD Kenanga bersifat gratis, ini dilakukan

agar anak-anak yang kurang mampu dapat sekolah serta mengetahui huruf,

angka, gambar, warna, dapat bersosialisasi sama teman-teman yang lain, berani

untuk maju kedepan serta ada rasa percaya diri dan tidak minder jika nanti sudah

sekolah ke Sekolah Dasar. PAUD Kenanga hanya memiliki satu buah seragam

olahraga, itu pun merupakan inisiatif dari orang tua untuk punya seragam olah

raga dan dibayar dengan cara dicicil sebanyak 3 kali. Pengadaan seragam

olahraga dijelaskan oleh Ibu Ynh bahwa merupakan keinginan dari pihak orang

tua, tim pengajar tidak berani untuk menetapkan sendiri karena takut ada rasa

keberatan dari orang tua, tetapi Alhamdulliah dari orang tua anak-anak setuju

dan mendukung. SK dari Kelurahan sudah dimiliki oleh PAUD Kenanga, tetapi

untuk SK Kementerian Pendidikan belum ada, tetapi sedang diajukan agar setiap

anak yang lulus dari PAUD Kenanga sudah mempunyai ijazah yang digunakan

sebagai rujukan untuk masuk Sekolah Dasar, imbuh Ibu Ynh.

Page 88: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

73

Aktivitas kegiatan PAUD Kenanga banyak dibantu oleh donatur-donatur

dari masyarakat. Hasil wawancara dikatakan oleh Ibu Sth yang merupakan tim

pengajar atau tutor PAUD Kenanga bahwa setiap hari Rabu, ada donatur dari

masyarakat yaitu Ibu Dny yang memberikan PMT (Pemberian Makanan

Tambahan) kepada anak-anak di PAUD. Dulunya PMT diberikan oleh donatur

setiap hari yaitu dari hari Senin hingga Rabu, namun karena kesibukan maka

hanya satu kali dalam seminggu. PMT yang diberikan biasanya bermacam-

macam, misalnya bubur ayam, bihun goreng, mie goreng, pudding, bubur kacang

hijau. Selain PMT bantuan crayon untuk menggambar sebanyak 4 buah dan alat

tulis untuk perlengkapan kegiatan belajar dan mengajar digunakan secara

bersama-sama oleh anak-anak juga diberikan oleh Ibu Dny.

Dahulunya PAUD di RW 05 memang telah ada, namun karena

keterbatasan tenaga pengajar atau tutor maka PAUD sempat terhenti beberapa

lama, maka dari itu pihak P2SDM bekerjasama dengan koordinator Posdaya

Kenanga serta para kader untuk diaktifkan kembali PAUD yang ada di RW 05.

Sejak dibentuknya PAUD Kenanga bulan Desember 2010 lalu, tempat kegiatan

bermain dan belajar bagi anak-anak ini sempat berpindah-pindah, dikarenakan

PAUD Kenanga belum memiliki bangunan sendiri.

Pada awalnya aktivitas PAUD Kenanga dilakukan di Posyandu Kenanga,

namun karena setiap hari jumlah anak yang ingin masuk ke PAUD Kenanga

semakin bertambah jumlahnya serta kondisi ruangan Posyandu Kenanga yang

tidak begitu luas maka aktivitas PAUD dialihkan ke Pelataran Masjid Nurul Yaqin.

Tenaga pengajar atau tutor PAUD Kenanga telah berusaha untuk memanfaatkan

bangunan rumah panggung milik Kementerian Kehutanan serta Sekolah Budhi

Bhakti yang saat ini sudah tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar lagi

karena sudah tutup, namun tidak diizinkan dengan berbagai macam alasan yang

disampaikan oleh kedua pihak tersebut. Berikut kutipan para tenaga pengajar

mengenai penggunaan bangunan rumah panggung Kementerian Kehutanan

serta Sekolah Budhi Bhakti tersebut:

“Kemarin saya mencoba untuk minjem salah satu ruang kelas di Sekolahan Budhi Bhakti, tetapi tidak diizinkan oleh pemiliknya, karena mau dikontrakin katanya. Kalau ga dikontrakin ga masalah silahkan aja pakai, tapi klo nanti ada yang mau ngontrak masa anak-anak yang sedang bermain dan belajar musti keluar, kan ga enak kata pemilik sekolah tersebut. Kalau yang rumah panggung milik kehutanan itu mereka tidak bersedia, padahal kan klo digunakan untuk PAUD kita rawat dan jaga kebersihannya, ditinggal seperti itu saja rumah akan cepat rusak” (Ynh).

Page 89: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

74

“Kita sudah usahakan untuk cari tempat bermain dan belajar untuk PAUD Kenanga ini, yaitu di Sekolahan Budhi Bhakti tetapi katanya mau dijadiin kontrakan, pernah pindah ke Posyandu anak-anak gerah, karena tempatnya sempit. Jadi ya tetap aja di mesjid” (Sth). Dari pengakuan keempat tenaga pengajar PAUD dari hasil wawancara,

dikatakan bahwa sebaiknya kegiatan bermain dan belajar PAUD Kenanga tidak

dilakukan di pelataran masjid, tetapi karena keterbatasan bangunan serta tidak

ada tempat maka tetap digunakan pelataran Masjid Nurul Yaqin. Kegiatan

dilakukan di pelataran Masjid Nurul Yaqin maka sebelum kegiatan PAUD

Kenanga dimulai dan setelah kegiatan selesai para tenaga pengajar melakukan

bersih-bersih dengan menyapu dan mengepel, ini dilakukan untuk tetap menjaga

kebersihan lingkungan masjid.

Kegiatan PAUD Kenanga yang dilakukan di pelataran masjid membuat

PAUD tidak memiliki Arena Permainan Luar (APL) seperti ayunan, perosotan,

dan permainan lainnya, hanya Arena Permainan Edukatif (APE) seperti puzzle,

bola, donat-donat yang dimiliki PAUD Kenanga. Manfaat adanya PAUD

Kenanga sangat dirasakan masyarakat karena tidak perlu membayar apapun,

bahkan uang bulanan pun tidak dipungut. Kurang lebih 5 bulan PAUD Kenanga

berjalan, jumlah murid PAUD Kenanga sudah mencapai 50 orang. Murid-

muridnya tidak hanya berasal dari RW 05 tetapi dari RW lainnya, bahkan ada

yang dari Semplak Kelurahan Bubulak. Berikut penuturan tim pengajar mengenai

murid-murid PAUD Kenanga saat ini:

“ Karena anak-anak balitanya sedikit di RW 05, jadi kita terima anak-anak dari RW lain yang mau belajar di PAUD kita, ada yang dari RW 03, RW 04, RW 07, RW 08, banyak lagi pokoknya. Jadi antusias dari masyarakat Situgede dengan PAUD Kenanga Alhamdulliah lah” (Rin) “Pada awalnya kan dibukanya PAUD Kenanga diperuntukkan masyarakat RW 05, akan tetapi melihat antusias masyarakat dari RW lain, maka saat ini PAUD Kenanga tidak hanya RW 05 tetapi ada juga dari RW 04, RW 07, Nagrak, Rawajaha. Masa anak mau sekolah kita larang ya mb, cari ilmu kan dimana saja jadi kita terima” (Ynh). “Bahkan ada 2 orang yang dari Semplak Kelurahan Bubulak, padahal itu lumayan jauh, tetapi dibela-belain datang ikut PAUD disini” (Nan) “Ada yang dari Nagrak atau Rawajaha, yang harus naek angkot ke sini (PAUD) meskipun hujan tetap datang, kita yang ngajarnya kan (tutor) jadi seneng ternyata bener-bener mau belajar” (Sth).

Page 90: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

75

Taman Pendidikan Agama (TPA)

Sebelum adanya Posdaya Kenanga di Situgede, TPA di RW 05 sudah

ada tetapi sempat terbengkalai, karena tenaga pengajar TPA tersebut

mempunyai pekerjaan lain selain mengajar TPA. Anak-anak setiap hari datang

tetapi para pangajarnya tidak ada. Kegiatan belajar mengajar TPA dahulu

dilakukan di Pelataran Masjid Nurul Yaqin, maka dari itu TPAnya dinamakan TPA

Nurul Yaqin. Melihat banyak anak-anak yang datang setiap hari ke masjid untuk

belajar, tergeraklah hati Ibu Sit untuk kembali mengaktifkan TPA Nurul Yaqin di

RW 05. Sendiri merintis TPA Nurul Yaqin RW 05 dan dihadapkan dengan jumlah

murid tahun 2000 ada 35 orang dari usia 6 tahun hingga usia 12 tahun membuat

Ibu Sit harus memutar otak untuk membagi 35 anak tersebut menjadi beberapa

kelas. Sebagai pengajar TPA yang menaungi beberapa kelas, Ibu Sit mempunyai

modul sendiri, materi-materi yang hendak disampaikan dipelajari terlebih dahulu

sebelum mengajar. Isi dari modul tersebut dijelaskan oleh Ibu Sit antara lain

tentang hadits, dzikir, tajwid, akhlak, serta praktek-praktek.

Saat ini TPA Nurul Yaqin telah memiliki gedung sendiri yaitu dari tahun

2004 yang tanahnya merupakan tanah hibah dari masyarakat, sudah terdapat 6

tenaga pengajar di TPA Nurul Yaqin dengan 6 ruangan kelas baik kelas pagi

maupun kelas siang, dan sudah mencapai 100 anak lebih. Pada Tahun 2004

TPA Nurul Yaqin telah mempunyai SK dari Depag (sekarang Kementerian

Agama). Kegiatan TPA Nurul Yaqin dilakukan setiap hari Senin hingga hari

Jumat. Pagi hari dimulai pada pukul 07.00 WIB-10.00 WIB, sedangkan siang hari

dimulai pukul 13.30 WIB-15.30 WIB. Setiap anak dipungut biaya sebesar

Rp. 5000,00 perbulannya.

Pendidikan di TPA Nurul Yaqin awalnya hanya untuk RW 05 saja tetapi

banyak minat dari RW lain maka terbukalah untuk semua RW di Kelurahan

Situgede, ada yang dari RW 07, RW 04, Rawajaha bahkan ada yang dari

Cangkrang yang notabenenya masuk Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor.

Pelajaran TPA Nurul Yaqin sudah lengkap, yaitu pelajaran agama di Sekolah

Dasar juga dipelajari di TPA Nurul Yaqin serta TPA Nurul Yaqin juga diadakan

ujian semesteran, imbuh Ibu Sit. Adapun materi pelajaran yang ada di TPA Nurul

Yaqin dari hari Senin hingga Jumat sebagai berikut;

Senin : Akhlak

Selasa : Hafalan

Rabu : Fiqih

Page 91: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

76

Kamis : Tajwid

Jumat : Bebas, bisa praktek, bisa keterampilan.

Kegiatan evaluasi atau ulangan di TPA Nurul Yaqin mengikuti jadwal

Sekolah Dasar, jika Sekolah Dasar seminggu lagi ujian, maka TPA Nurul Yaqin 2

minggu sebelumnya ujian sudah dilakukan, sehingga anak-anak tidak terbentur

materi yang harus mereka pelajari untuk ujian, baik di sekolah masing-masing

maupun di TPA Nurul Yaqin.

Perpustakaan Warga

Perpustakaan warga baru dibentuk pada saat Posdaya Kenanga 05 ada

di Kelurahan Situgede. Dengan harapan adanya perpustakaan warga

masyarakat tertarik untuk mengunjungi dan membaca berbagai buku yang

disediakan untuk menambah pengetahuan atau sekedar untuk mengisi waktu

luang. Posdaya Kenanga baru berumur 1 tahun pada bulan Mei 2011 begitupun

dengan perpustakaan warga, sehingga belum berjalan atau belum ada kegiatan

yang dilakukan untuk perpustakaan warga. Dijelaskan oleh Bapak Dad selaku

kader dari perpustakaan warga bahwa perpustakaan warga belum berjalan,

belum ada kegiatan, belum ada tempat untuk dijadikan perpustakaan, belum ada

buku yang tersedia untuk perpustakaan warga bahkan administrasi pun belum

ada.

Dilihat dari seluruh RW di Kelurahan Situgede, sumber daya manusianya

paling bagus di RW 05 diharapkan dengan adanya perpustakaan warga

masyarakat menjadi aktif mengunjungi perpustakaan untuk mencari ilmu,

menambah ilmu dan sebagainya. Menurut penuturan Bapak Dad, sebaiknya

perpustakaan warga berisi mengenai buku-buku yang berlandaskan agama.

Perpustakaan warga belum dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga

masyarakat belum tahu adanya rencana pembuatan perpustakaan warga, yang

saat ini tahu hanya sebatas kader-kader di Posdaya Kenanga saja imbuhnya.

Bidang Kesehatan

Posyandu

Posyandu Kenanga di RW 05 merupakan Posyandu yang sudah ada di

Situgede sebelum hadirnya Posdaya Kenanga 05 Situgede. Adanya Posdaya

Kenanga RW 05 Situgede menggairahkan kembali kegiatan Posyandu Kenanga

yang sudah berjalan, meningkatkan kualitasnya dan keragaman layanan yang

dapat diakses masyarakat melalui Posyandu Kenanga. Ketua Posyandu

Kenanga adalah Ibu Asn yang sejak tahun 1986 sudah aktif menjadi kader di

Page 92: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

77

bidang kesehatan. Kegiatan Posyandu dilakukan setiap hari Rabu Minggu ke II

setiap bulannya dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, serta ada Bidan

Nn yang membina Posyandu tersebut sejak tahun 2003 di Posyandu Kenanga

Situgede. Kegiatan di Posyandu ada 5 meja yang dilakukan meliputi: 1)

Pendaftaran yaitu ibu hamil, bayi, balita, lansia. 2) Penimbangan, 3) Pencatatan,

4) Penyuluhan, 5) Pelayanan, namun ada 1 meja pengembangan, di meja ke 6)

Pengembangan adalah kegiatan tambahan seperti Bina Keluarga Balita (BKB),

Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD), Dana Sehat, Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Saat ini jumlah

kader aktif di Posyandu Kenanga ada 9 orang, di mana masing-masing kader

telah mempunyai tugas masing-masing di setiap kegiatan Posyandu Kenanga.

Pada Tahun 2011 Posyandu Kenanga melayani 4 ibu hamil, serta 37

balita. Lima langkah yang telah dijelaskan diatas harus dilewati ibu hamil dan

balita saat mengunjungi Posyandu Kenanga setiap bulannya. Ibu hamil ditimbang

berat badannya, diperiksa tensi darahnya, konsultasi mengenai kehamilan

dengan bidan yang sudah ada. Sedangkan untuk balita, selain penimbangan dan

pengukuran tinggi badan, masing-masing dari balita akan mendapatkan PMT

(Pemberian Makanan Tambahan), setiap bulannya menu dari PMT bermacam-

macam seperti telur rebus, sop telur puyuh dan ceker ayam, bubur ayam, bubur

kacang hijau. Dalam pemeriksaan kandungan, tensi darah setiap ibu hamil

dipungut iuran sebesar Rp 2.000,00 hal ini telah menjadi kesepakatan dengan

pihak kelurahan. Iuran sebesar Rp 2.000,00, bukan untuk membayar bidan,

melainkan untuk biaya operasional kader, biaya untuk membuat PMT bulan

berikutnya serta membeli perlengkapan kebersihan lainnya. Namun untuk

penimbangan balita, pengukuran tinggi badan, serta pemberian PMT tidak

dibebankan iuran dari setiap masyarakat yang datang melainkan disediakan

uang “kropak” (uang sukarela).

Ibu hamil serta balita di lingkungan RW 05 sudah memiliki kesadaran

yang baik mengenai pentingnya kesehatan. Sejak awal ibu hamil sudah aktif

untuk kontrol kondisi kehamilannya bahkan hingga anaknya lahir. Idealnya ibu

hamil memeriksakan kandungannya ke dokter sebanyak 4 kali, namun dengan

adanya Posyandu Kenanga sebulan sekali, mereka rutin memeriksakan

kehamilannya setiap bulan, sehingga kondisi kehamilannya terpantau sejak awal

hingga melahirkan. Tetapi jika ibu hamil tidak datang saat kegiatan Posyandu

sebulan sekali, maka kader akan menghampiri atau mendatangi ibu hamil

Page 93: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

78

tersebut untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka. Di RW 05 ada 3 RT,

masing-masing RT sudah ada kader untuk mendata warganya yang sedang

hamil, yang tidak melakukan pemeriksaan ke Posyandu. Begitupun dengan balita

dan Alhamdulliah, di RW 05 tidak ada balita yang gizi buruk serta yang menjurus

kepada kekurangan gizi pun tidak ada tutur ibu Asn.

Posbindu Lansia

Selain Posyandu ada juga Posbindu Lansia. Kegiatan Posbindu Lansia

dilakukan setiap hari Kamis Minggu ke II setiap bulannya, dimulai pada pukul

09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB serta ada mantri untuk memeriksakan

kesehatan lansia RW 05 Situgede. Ketua dari Posbindu adalah Ibu Ryt dan

dibantu oleh 6 kader yang aktif. Kegiatan di Posbindu seperti kegiatan yang ada

di Posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan serta

pelayanan. Sudah ada 73 orang lansia yang terdaftar di Posbindu dari usia 45

tahun hingga 70 tahun keatas. Umumnya di Posbindu Lansia yang banyak

diperiksa adalah mengenai tensi darah, tetapi ada pula yang melakukan periksa

gula darah serta asam urat. Pemeriksaan biasa setiap bulannya tidak dipungut

biaya, tetapi periksa gula darah biayanya Rp 12.000,00 sedangkan untuk asam

urat Rp 15.000,00.

Selain melakukan pemeriksaan rutin perbulan kegiatan Posbindu lansia

yang aktif dilaksanakan adalah senam lansia, dilakukan setiap Jumat sore di

lapangan RW 05, serta seminggu satu kali jalan pagi keliling hutan lindung-

CIFOR. Posyandu dan Posbindu Lansia memiliki dana sehat yang berasal dari

swadaya masyarakat sebesar Rp 1.000,00 perbulan. Dengan dana sehat ini,

penduduk yang sakit bisa langsung merujuk ke Puskesmas Sindang Barang

untuk berobat.

Bidang Ekonomi

Home Industry Dodol Talas KWT Sawargi

Kreativitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha

dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah

mereka masing-masing. Ini dapat dipahami dengan mudah bahwasanya manusia

pada umumnya berkeinginan meningkatkan kesejahteraan diri melalui

peningkatan kemampuan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang ada di Kelurahan

Situgede tepatnya di RW 05 yaitu merupakan UKM atau home industry

pembuatan dodol talas. Home industry dodol talas ini sudah dilakukan sejak

tahun 2001 jauh sebelum ada Posdaya Kenanga di RW 05 Situgede. Awalnya

Page 94: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

79

home industry dodol talas terbentuk karena sebelumnya Kelurahan Situgede

mendapatkan kesempatan untuk diberikan pelatihan mengenai pembuatan dodol

talas, kerupuk talas, dan tepung talas. Setiap RW yang ada di Kelurahan

Situgede masing-masing perwakilannya diikutsertakan dalam pelatihan tersebut.

Pada saat pelatihan tersebut terkumpulah 25 orang kader PKK dari masing-

masing tiap RW, karena di Situgede ada 10 RW sehingga masing-masing RW

memiliki perwakilan 2 orang.

Pada saat pelatihan dari 25 orang yang ikut sebagai peserta pelatihan

dibagi menjadi 5 kelompok. Tetapi dari 5 kelompok yang berhasil meneruskan

serta melakukan usaha pembuatan dodol talas ialah Ibu Oth yang menjadi ketua

Kelompok Wanita Tani (KWT) Sawargi. Menurut penjelasan Ibu Oth, saat

pelatihan setiap kelompok diberi modal agar dapat mempraktekkan apa yang

telah didapatkan di pelatihan sehingga dapat mengembangkan sendiri di RW

masing-masing, adapun bantuan modal yang diberikan berupa uang saku

sebesar Rp. 1.500.000,00 serta perlengkapan masak seperti penggorengan

besar, kompor, dan pengaduk dodol. Saat itu uang Rp 1.500.000,00 dibagi

masing-masing setiap orang dalam 1 kelompok dapat Rp 300.000,00. Ibu Oth

melakukan usulan, jika uang yang diterima di simpan untuk kas bila sedang

memproduksi dodol namun sebagian besar dari anggota kelompok menolak

usulan tersebut. Pelatihan pembuatan dodol talas dilakukan dirumah Ibu Oth,

karena perlengkapan seperti penggorengan besar, oven sudah dimiliki oleh Ibu

Oth sehingga proses belajar mengajar pada saat pelatihan lebih efektif. Pada

saat melakukan produksi dodol talas Ibu Oth menggunakan modal sendiri dahulu

dan belum ada bantuan modal dari pihak lain.

Mulai tahun 2001 produksi usaha dodol talas KWT Sawargi serta Ibu Oth

sebagai pelopor sudah mendapatkan beberapa penghargaan serta sudah

dikenal oleh masyarakat. Dodol talas produksi KWT Sawargi sudah sering

diikutkan dalam kegiatan pameran-pameran baik ditingkat Kota Bogor, tingkat

Nasional, hingga Luar Negeri. Pada saat ulang tahun Kota Bogor ke 523 KWT

Sawargi diajak untuk mengikuti festival, dan berhasil mendapatkan Rekor MURI

karena membuat replika tugu kujang menggunakan dodol talas sebanyak 2

kuintal. Seringnya diikutkan dalam pameran dodol talas produksi KWT Sawargi

sudah terkenal, bahkan sudah diliput beberapa stasuin TV seperti RCTI, TV7,

TPI, ANTV. Dari pameran ke pameran, Alhamdulliah saat ini dodol talas selalu

diikutkan disetiap kegiatan pameran ataupun festival-festival, seperti Dekranas,

Page 95: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

80

IWAPI, KTNA, PENAS. Adapun struktur organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT)

Sawargi berikut ini:

Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani SAWARGI Jl Tambakan RT 01/05 Situgede Kota Bogor

Dodol talas yang diproduksi KWT Sawargi tidak menggunakan bahan

pengawet, oleh karena itu pernah diletakkan di pusat oleh-oleh Bogor Gurih 7

Jl Pajajaran namun tidak begitu banyak yang terjual. Hal ini juga dikarenakan

masyarakat yang belum pernah mencoba dodol talas produksi KWT Sawargi

menduga bahwa dodol talas dibuat dari talas yang biasa ditemui di Kota Bogor,

yaitu talas hijau yang terasa gatal jika dimakan. Padahal dodol talas produksi

KWT Sawargi menggunakan talas khusus untuk pembuatan dodol, yaitu talas

Bentul yang tidak merasa gatal pada saat dimakan serta terasa lebih legit. Faktor

itulah dodol talas Bogor hanya dijual pada saat pameran, dan sebagian dodol

talas dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah keatas. Selain tanpa

menggunakan bahan pengawet, pemasaran produk dodol talas KWT Sawargi

belum jelas sehingga produksi dodol dilakukan jika ada pemesanan dari pihak

luar atau untuk diikutkan dalam kegiatan pameran. Dodol talas produksi KWT

Sawargi hanya bertahan 10 hari jika diletakkan di lemari pendingin.

Jumlah anggota KWT Sawargi ada 16 orang. Pada tahun 2009 bantuan

mesin pengaduk dodol, mesin pemarut talas serta kelapa, dan oven didapatkan

Ketua Otih Winarsih

Sekretaris Hilda Sophiyana

Pemasaran Muinah

Bendahara Asnawati

Seksi-Seksi

Sarana SDM Ade

Sarana Produksi Wawat

Permodalan Erat Maryati

Humas & Kerjasama

Ida. U

ANGGOTA

Page 96: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

81

KWT Sawargi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Bantuan dana sebesar

40 juta rupiah juga didapatkan Ibu Oth dari Ketahanan Pangan tahun 2009, dan

uang tersebut digunakan untuk membuat rumah produksi dodol talas dengan

ukuran 5x6 m, 19 juta rupiah dihabiskan untuk bangunan rumah produksi dodol

talas, sisa dari uang tersebut digunakan sebagai modal pinjaman bagi anggota

KWT Sawargi yang setiap bulannya dilakukan setoran melalui rekening KWT

Sawargi atas nama Ibu Oth. Walaupun tidak diletakkan sebagai salah satu oleh-

oleh di pusat penjualan oleh-oleh di Kota Bogor tapi Alhamdulliah setiap hari

selalu ada pesanan untuk membuat dodol talas. Harga 1 kg dodol talas Rp

35.000,00-Rp.40.000,00 tanpa pengemasan, tetapi kalau dikemas harganya

berbeda lagi, untuk 100 gr dodol talas seharga Rp.10.000,00.

Dodol talas KWT Sawargi menjadi salah satu dari empat unggulan Kota

Bogor yang tercatat di DEKRANAS, tiga yang lainnya antara lain batik Bogor,

cokelat, dan ikan balita. Dodol talas KWT Sawargi sudah menjadi salah satu

oleh-oleh dari Bogor yang dibawa ke berbagai Kota di Indonesia seperti Bangka

Belitung, Sulawesi bahkan Luar Negeri seperti Malaysia, Belanda. Para

karyawan CIFOR sering memesan dodol talas untuk dibawa ke Negara mereka

sebagai oleh-oleh dari Kota Bogor.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat dodol talas yaitu 1) Talas

Bentul, 2) Santan Kelapa, 3) Gula, 4) Vanili, 5) Pewarna makanan. Talas Bentul

yang digunakan adalah talas yang sudah tua serta masih segar, kemudian talas

bentul diparut hingga halus. Santan kelapa yang digunakan juga diparut yang

sebelumnya telah dicuci bersih. Perbandingan antara gula dan talas bentul yaitu

1:1. Dodol talas ada dua macam warna yaitu warna hijau yang berasal dari

pewarna makanan yang beraroma pandan, serta warna cokelat. Setelah bahan

selesai diparut, masukan satu persatu semua bahan yang telah diparut ke wajan

yang besar. Gunakan api yang sedang pada saat membuat dodol, dodol harus

diaduk terus menerus agar tidak gosong. Pengadukan dodol memakan waktu 5

jam lebih jika menggunakan kompor minyak tanah, namun jika menggunakan

kompor gas 3 kg hanya memakan waktu 3 jam lebih. Dengan menggunakan

kompor gas 3 kg lebih hemat dibandingkan dengan kompor minyak tanah. Untuk

gas 3 kg dapat digunakan sampai 2 kali proses pembuatan dodol, tetapi jika

menggunakan kompor minyak tanah, satu kali proses pembuatan dodol

memerlukan 2 lliter minyak tanah, di mana harga minyak tanah perliternya

Rp.9500,00. Menggunakan kompor minyak tanah menghabiskan biaya

Page 97: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

82

Rp.19.000,00 sekali produksi sedangkan kompor gas 3 kg seharga Rp.14.000,00

dapat digunakan 2 kali proses pembuatan dodol. Dihitung dari biaya produksi,

menggunakan kompor gas 3 kg lebih hemat dan lebih efektif, hemat biaya bahan

bakar, hemat waktu dalam pengadukan dodol selama proses pembuatan, serta

hemat tenaga.

Budidaya Jamur Tiram Budidaya jamur tiram dirintis oleh Bapak Ysf sejak tahun 2009 sebelum

ada Posdaya Kenanga Situgede. Bermodalkan uang 8 juta rupiah, dibangunlah

kumbung seluas 6x10 m² dan diisi dengan 10 ribu baglog. Sebelum menjalani

usaha budidaya jamur tiram, Bapak Ysf sudah melakukan berbagai macam

budidaya mulai dari budidaya ikan lele, ayam, itik, tetapi tidak bertahan lama

karena mengalami kerugian. Memulai usaha budidaya jamur dirasakan Bapak

Ysf sangat sulit, karena harus mengalami banyak kegagalan. Kegagalan yang

dirasakan oleh Bapak Ysf adalah sterilisasi pada saat inokulasi tidak terjaga,

proses pencampuran bahan serbuk kayu yang tidak merata, tutup baglog yang

tidak bersih dan penyiraman yang dilakukan tidak terjadwal. Berikut penjelasan

kegagalan yang dialami oleh Bapak Ysf dalam menjalankan budidaya jamur

tiram:

“Kerugian yang paling besar itu saat 75% hasil inokulasi ga jadi. Itu ada sekitar 7000 baglog dan uangnya sekitar 14 juta rupiah. Itu udah pasrah dan hampir putus asa, tetapi karena melihat peluang pasar yang bagus, mulai dirintis lagi dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi kegagalan lagi. Proses inokulasi juga dilakukan lebih hati-hati dan steril” (Ysf). Kegagalan yang dirasakan di budidaya jamur tiram membuat Bapak Ysf

tetap menjalankan kegiatan budidaya jamur tiram dengan berbagai

pertimbangan, berikut kutipannya:

“Walaupun dijamur ini sudah banyak uang yang habis, tetapi jamur tetap menjanjikan, pasarnya terbuka luas dan setiap hari bisa dipanen. Rata-rata setiap hari saya bisa panen 10-12 kg. Berbeda dengan budidaya lainnya yang punya waktu panen khusus. Kerjanya tidak terlalu berat tetapi ya itu susah-susah gampang” (Ysf).

Memulai usaha budidaya jamur tiram Bapak Ysf diperbantukan oleh 3

orang tenaga kerja, salah satu sebab dari kegagalan inokulasi dijelaskan oleh

Bapak Ysf karena tidak terpantaunya para pekerja saat inokulasi dilakukan dan

kebersihan tidak diperhatikan oleh pekerja. Melakukan budidaya jamur tiram

harus dilakukan dengan telaten (rajin), pencampuran serbuk kayu yang merata,

penyiraman yang dilakukan terjadwal yaitu pagi dan sore hari, pembuangan

Page 98: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

83

baglog yang sudah tidak dapat berproduksi lagi dan inokulasi yang dilakukan

dengan steril. Selain menjalankan budidaya jamur tiram, Bapak Ysf juga

menjualkan baglog yang dibuat sendiri ke petani jamur lainnya. Satu baglog

dijual seharga Rp. 2.500,00.

Sekarang Bapak Ysf dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram

dibantu oleh anaknya dikarenakan anak sudah diberi kepercayaan untuk sama-

sama merintis usaha keluarga yaitu budidaya jamur tiram. Alasan tidak memiliki

tenaga kerja disampaikan oleh Bapak Ysf karena sulit untuk mencari yang benar-

benar rajin mengurus jamur, yang bisa dipercaya dan cara kerja pekerja yang

sulit dipantau. Saat ini proses inokulasi dilakukan oleh Bapak Ysf sendiri,

dikarenakan untuk menjaga kebersihan pada saat inokulasi. Kumbung jamur

tiram Bapak Ysf saat ini hanya terisi sekitar 3000 baglog, dikarenakan kondisi

kumbung yang terbuat dari bambu sudah miring dan tidak kuat untuk

menampung 10 ribu baglog. Masuknya budidaya jamur tiram ke dalam Posdaya

Kenanga diharapkan oleh Bapak Ysf dapat membantu usaha budidaya jamur

tiram miliknya, baik bantuan dana ataupun bantuan material untuk perbaikan

kumbung.

Bidang Lingkungan

Kegiatan pada bidang lingkungan telah dilakukan oleh masyarakat RW 05

Kelurahan Situgede sebelum adanya Posdaya Kenanga RW 05 Situgede. Warga

RW 05 sudah peduli kebersihan di lingkungan mereka sendiri, ini terlihat dari

kegiatan “jumsih” (Jumat Bersih) menjadi rutinitas bagi warga RW 05. Kegiatan

“jumsih” memiliki koordinator kader di masing-masing RT di RW 05, sehingga

kegiatan bersih lingkungan terkoordinir dengan baik disetiap RTnya. Kegiatan

”jumsih” biasanya dilakukan oleh ibu-ibu sedangkan untuk kerja bakti setiap hari

Minggu ditiap bulannya dilakukan ibu-ibu dan bapak-bapak di RW 05.

Selain kebersihan di lingkungan RT serta RW 05, beberapa masyarakat

RW 05 juga melakukan kegiatan pemilahan sampah, baik sampah organik

maupun sampah non organik. Sampah organik yang terkumpul dibuat pupuk

kompos cair yang bisa digunakan untuk tanaman hias ataupun tanaman obat dan

dapat dijual ke warga RW lain sehingga menambah penghasilan dari warga RW

05. Sedangkan untuk sampah non organik yang masih bisa dimanfaatkan,

digunakan oleh ibu-ibu maupun remaja putri di RW 05 untuk dibuat kerajinan

tangan anyaman seperti tas dan dompet. Sampah non organik bisa dari bungkus

Page 99: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

84

mie instant, bungkus kopi, bungkus permen, bungkus detergent dan masih

banyak lagi.

Sebelum memanfaatkan sampah non organik untuk dijadikan produk

kerajinan dan seni, pelatihan untuk membuat kerajinan anyaman tas dan dompet

yang bernama GEuLIS (Gerakan Untuk Lingkungan Sehat) dari barang-barang

yang ramah lingkungan diikuti ibu-ibu Kelurahan Situgede di Pejaten, Jakarta.

Sebanyak 30 orang kader mewakili masing-masing RW ikut dalam pelatihan

tersebut. Sudah banyak hasil kerajinan anyaman yang dibuat oleh warga RW 05,

bahkan setiap pameran kerajinan tangan ini selalu diikutsertakan. Selain

memanfaatkan waktu luang, hasil kerajinan anyaman memiliki nilai ekonomi yang

baik sehingga dapat membantu biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari

bahkan kebutuhan perbulan di setiap rumah tangga warga RW 05. Semakin

kreatif dalam memadupadankan warna, corak serta gambar dari bahan ramah

lingkungan tersebut maka hasil kerajinan anyaman baik berupa tas maupun

dompet memiliki daya jual yang tinggi yaitu sekitar Rp.40.000,00-Rp.80.000,00.

Kegiatan GEuLIS sangat relevan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas

kesehatan lingkungan.

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) juga telah dilakukan di RW 05 di

mana setiap RT dari RW 05 mempunyai kader masing-masing untuk melihat

pemantauan dini jentik nyamuk demam berdarah di setiap kamar mandi dari

warga masing-masing RT di RW 05. Berdasarkan penuturan kader PSN, setiap

rumah di masing-masing RT tidak ada jentik-jentik nyamuk demam berdarah.

Jentik-jentik nyamuk di RW 05 terlihat di Tower penampungan air yang

digunakan secara umum untuk warga RT 03, dikarenakan jarak antara Tower air

dengan tempat pembuangan sampah sangat dekat sehingga nyamuk bertelur

dan menjadi jentik-jentik nyamuk. Kader PSN selalu rutin memantau jentik-jentik

nyamuk deman berdarah dan kepada warga diberitahukan untuk selalu

menguras bak kamar mandi seminggu sekali kemudian dinding-dinding dari bak

tersebut di bersihkan dengan disikat atau dilap agar telur-telur nyamuk yang

menempel di dinding bak tidak berkembang menjadi jentik-jentik dan kemudian

menjadi nyamuk deman berdarah.

Page 100: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Peran Pendamping, Perangkat Kelurahan dan Tokoh Masyarakat dalam Kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat

lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi: 1 (a) memotivasi,

mendorong, meningkatkan kesadaran akan potensinya. (b) menciptakan

iklim/suasana untuk berkembang, 2. memperkuat daya, potensi yang dimiliki

dengan langkah-langkah positif untuk mengembangkannya, 3. penyediaan

berbagai masukan, dan pembukaan akses.

Upaya pokok yang dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat

kesehatan, akses kepada modal, teknologi tepat guna, informasi, lapangan kerja

dan pasar. Kenyataanya seringkali proses ini tidak muncul secara otomatis dari

masyarakat melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi

masyarakat setempat dengan pendamping, perangkat kelurahan serta tokoh

masyarakat. Dalam aktivitas kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede

pendamping, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat memiliki peran yang

berbeda-beda. Peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat

dalam Posdaya Kenanga 05 Situgede diiuraikan sebagai berikut:

Peran Pendamping

Faktor pendukung keberhasilan pemberdayaan masyarakat salah

satunya adalah pendampingan. Implementasi yang mampu menggerakkan

masyarakat dan berlangsung secara berkelanjutan memerlukan peran

pendampingan. Pendampingan yang diperoleh dari kegiatan Posdaya

memperlihatkan kinerja yang bagus, melahirkan banyak ide kreatif dalam

program pemberdayaan dan pemanfaatan potensi lokal. Gairah dari masyarakat

timbul untuk memberdayakan diri mereka.

Bentuk pedampingan dapat dikembangkan dengan kreatif, terlebih disaat

zaman teknologi komunikasi yang semakin mudah diakses oleh setiap orang.

Pendampingan yang dilakukan adalah dalam bentuk kunjungan ke Posdaya,

konsultasi pengurus atau kader, mendampingi untuk melihat kegiatan di Posdaya

lain yang berhasil, dan mengikutkan dalam berbagai kegiatan diskusi, seminar

atau kegiatan pelatihan. Peran pendamping selain mendampingi juga membantu

dalam penyusunan proposal kegiatan untuk diajukan ke pihak luar.

Prinsipnya pendampingan dilakukan untuk membantu bagaimana

Posdaya dapat mencari solusi berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga

mempunyai program kegiatan yang sesuai kebutuhan dan dapat terlaksana

Page 101: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

86

dengan baik. Pendampingan yang dilakukan tidak harus tatap muka atau

bertemu fisik, pendampingan bisa dilakukan dengan saling memberikan

informasi, mengetahui kondisi Posdaya, melakukan kontrol kegiatan yang

dilaksanakan melalui telepon dan pesan singkat telekomunikasi Short Message

Service (SMS) yang berlangsung 24 jam sehari.

Pendampingan dapat dicermati bukan untuk membuat masyarakat terus

bergantung kepada pendamping, melainkan upaya menciptakan akselerasi dan

mempertahankan semangat masyarakat dalam menghidupkan modal sosial yaitu

kegotongroyongan guna terciptanya pemberdayaan yang berkesinambungan.

Ibarat orang tua terhadap anak-anaknya yang dewasa, sudah dapat mandiri

tetapi tetap masih perlu diberi arahan dan bimbingan serta tidak sepenuhnya

dilepas.

Pihak P2SDM LPPM IPB dalam kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede

bertindak sebagai fasilitator dan konsultan. Sebagai fasilitator yang dilakukan

adalah memberikan pelatihan kepada kader-kader Posdaya. Pelatihan-pelatihan

yang difasilitasi oleh P2SDM LPPM IPB meliputi pelatihan mengenai visi misi

Posdaya, training motivasi yaitu motivasi untuk menjadi kader pemberdayaan

masyarakat yang sifatnya sukarela, ikhlas, mengundang Posdaya yang berhasil

untuk berbagi cerita (sharing) dengan Posdaya yang baru dibentuk, serta

pelatihan tutor PAUD. Fasilitator dan konsultan merupakan peran dari P2SDM

LPPM IPB untuk mengembangkan Posdaya. Permasalahan yang terjadi di dalam

Posdaya disampaikan ke P2SDM LPPM IPB dan selanjutnya dicari solusi dalam

penyelesaian masalah tersebut. P2SDM LPPM IPB melakukan pembinaan

terhadap 92 Posdaya yang berada di 4 wilayah yaitu Kota Bogor, Kabupaten

Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur.

Bidang Pendidikan

Fasilitasi yang telah diberikan P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya

Kenanga 05 Situgede yaitu pelatihan kepada tutor Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Kenanga selama 1 bulan setiap minggu tanpa dipungut biaya. Pelatihan

tutor PAUD dilaksanakan di P2SDM Baranang Siang dan diikuti seluruh tutor

PAUD Posdaya. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah ceramah,

presentasi, game, role playing, diskusi, tanya jawab, rugas kelompok dan individu

serta praktik/micro teaching. Penyampaian materi pelatihan untuk menjadi tutor

PAUD melibatkan narasumber dari Pemkot Kota Bogor, Ketua Himpaudi Kota

Bogor serta Kepsek KB-TKIT Azizah Bogor. Pihak P2SDM LPPM IPB sebagai

Page 102: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

87

fasilitator telah menyiapkan narasumber yang paham mengenai PAUD, sehingga

yang disampaikan dalam pelatihan dapat diterapkan langsung di PAUD masing-

masing.

Materi yang disampaikan saat pelatihan tutor PAUD meliputi tumbuh

kembang anak, mengetahui bakat anak, psikologi anak, teknik mengajar, teknik

menggambar serta permainan yang bersifat edukatif. Setelah dilaksanakannya

pelatihan oleh P2SDM LPPM IPB, guru lokal tersebut mulai menjalankan

perannya sebagai tutor PAUD. Selain diberikan pelatihan dasar penyelenggaraan

PAUD, P2SDM LPPM IPB terus berupaya mengembangkan kapasitas tutor-tutor

PAUD melalui training-training yang ada di wilayah binaan.

Fasilitasi yang diberikan P2SDM LPPM IPB kepada PAUD Kenanga tidak

hanya pelatihan terhadap tutor melainkan buku-buku cerita bergambar sebagai

penunjang proses belajar mengajar. Pelatihan tutor PAUD Kenanga serta

pemberian buku cerita bergambar semakin memantapkan semangat tutor PAUD

Kenanga untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan ikhlas dan

sukarela. Berikut penuturan tenaga pengajar PAUD Kenanga mengenai pelatihan

tutor dan buku cerita bergambar yang diberikan P2SDM LPPM IPB:

“Sebelum PAUD Kenanga dibuka, kita tutornya ikut pelatihan dulu di P2SDM Baranang Siang selama satu bulan seminggu satu kali, setiap hari jumat. Setelah ikut pelatihan tutor dan kita punya bekal mengenai pengajaran di PAUD barulah PAUD Kenanga dibuka. Saat PAUD Kenanga dibuka juga dihadiri oleh pihak P2SDM LPPM IPB, Bu Min ya kalau ga salah yang juga memberikan buku cerita bergambar untuk anak-anak”(Rin). Selain pelatihan tutor serta sumbangan buku cerita bergambar yang

diberikan, motivasi serta semangatpun diberikan oleh pihak P2SDM LPPM IPB

kepada tutor PAUD Kenanga untuk ikhlas dan sukarela mengabdikan diri

sebagai pekerja sosial pemberdayaan masyarakat yang tidak memiliki insentif

bulanan, guna membantu masyarakat memajukan pendidikan anak-anak di

Kelurahan Situgede. Berikut kutipan tutor PAUD Kenanga:

“Kita diberi motivasi dan semangat untuk mengajar dengan ikhlas dan tujuan kita untuk memajukan pendidikan anak-anak dalam usia balita. Insya Allah diawali dengan niat baik hasilnya pun juga baik” (Ynh). Bidang Kesehatan

Kegiatan kesehatan di RW 05 sudah berjalan aktif sejak tahun 2000,

kegiatan yang ada di RW 05 antara lain Posyandu dan Posbindu Lansia.

Posyandu terdapat 37 balita serta 4 ibu hamil, sedangkan di Posbindu Lansia

Page 103: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

88

terdapat 75 lansia. Dirintis sejak tahun 2000 membuat kegiatan Posyandu dan

Posbindu berjalan dengan aktif disetiap bulannya. Fasilitas yang dimiliki

Posyandu dan Posbindu sudah lengkap karena adanya bantuan dari PNPM

seperti penuturan ketua Posyandu berikut ini:

“Kalau dari PNPM kan kebetulan kita Posyandu belum punya apa-apa waktu itu ya, hordeng perlu diganti, seprei juga trus lemari buku juga ya perlu diganti, trus meja dan kursi emang belum ada kan tambahan, wastafel tempat mencuci tangan, Alhamdulliah sih” (Asn). Fasilitas yang ada di Posyandu dan Posbindu sudah membantu dalam

kegiatan Posyandu dan Posbindu setiap bulannya. Posyandu dan Posbindu

dilaksanakan pada minggu ke II setiap bulannya yaitu hari Rabu dan Kamis.

Masuknya bidang kesehatan di dalam Posdaya Kenanga semakin

mengembangkan kegiatan yang sudah dijalani selama ini seperti pemberiaan

makanan tambahan (PMT) pada balita, penimbangan balita, penimbangan ibu

hamil, pengukuran tekanan darah serta penimbangan lansia. Fasilitasi yang

diberikan pihak P2SDM LPPM IPB sebagai fasilitator kepada bidang kesehatan

yaitu berupa uang Rp. 600.000,00 kemudian uang tersebut dibelikan alat

pengukur tekanan darah serta timbangan lansia. Berikut penuturan ketua

Posyandu dan kader Posbindu Lansia:

“Tensi memang belum punya trus timbangankan selama ini lansia selalu pakai timbangan yang Posyandu, timbangan ibu hamil gitu kan. Dan sekarang mah karena kita sudah punya tensi, tensinya belum digunakan karena kita (kader) belum bisa ya belum ada yang ngelatih. Trus timbangannya, timbangan lansia khusus, timbangan ibu hamil khusus yang dari Posyandu” (Asn)

“Dari P2SDM pernah kasih uang Rp. 600.000,00 ke posbindu, trus uang itu kita belikan alat pengukur tensi darah sama timbangan lansia, yang belinya bidan Nn karena kita kan ga tau mana yang bagus dan sesuai untuk lansia, kalau bidan kan ngerti. Kalau ga salah untuk alat tensi darah dan timbangan lansia harganya Rp.450.000,00 Sisanya kita masukin ke uang kas Posyandu dan Posbindu gitu buat jaga untuk keperluan laen nantinya” (Jwh).

Fasilitas yang diberikan P2SDM LPPM IPB sangat bermanfaat bagi

Posbindu Lansia, penimbangan lansia sudah menggunakan timbangan khusus

lansia tidak menggunakan timbangan yang ada di Posyandu lagi namun untuk

alat pengukur tekanan darah belum digunakan karena kader yang ada di

Posyandu dan Posbindu belum bisa menggunakan karena belum dilatih. Saat

kegiatan Posyandu dan Posbindu bidan serta mantri membawa alat pengukur

tekanan darah masing-masing. Adanya bantuan dari Posdaya melalui P2SDM

Page 104: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

89

LPPM IPB semakin meningkatkan jumlah lansia yang datang ke Posbindu untuk

memeriksakan kondisi kesehatan. Pada saat Rencana Tindak Lanjut (RTL)

kegiatan masing-masing bidang diminta oleh P2SDM LPPM IPB untuk

mengajukan kebutuhan dibidangnya, dari bidang kesehatan hanya mengajukan

kamera digital untuk digunakan sebagai bahan dokumentasi setiap kegiatan.

Berikut penuturan ketua Posyandu mengenai RTL yang diajukan bidang

kesehatan:

“Baru pengajuan kemaren, emang harusnya sih tahun ini mengajukan tapi karena Posyandu kita udah Allhamdulliah yah karena udah ada bantuan dari PNPM, jadi untuk Posyandu cuma mengajukan minta kamera digital kalo ga salah mah, karena kalo yang lain-lain tripod segala macem udah ada kan semua disana ya di Posyandu udah komplit jadi kita mengajukan kamera digital untuk sewaktu-waktu kegiatankan kita untuk dokumentasi gitu ya” (Asn). Bidang Ekonomi

Menopang kebutuhan permodalan usaha, beberapa Posdaya mulai

muncul Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Bentuk kegiatannya adalah simpan

pinjam yang dikelola secara syariah. Simpan pinjam dikelola oleh Posdaya

dengan keanggotaan masyarakat setempat dan dengan keragaman besarnya

iuran wajib dan iuran bulanan. Jumlah uang kas LKM bervariasi namun

umumnya masih di bawah 5 juta rupiah. Keberadaan LKM diakui sangat

bermanfaat bagi masyarakat yang menggunakan untuk keperluan usaha

produktif. Keberadaan LKM dicita-citakan oleh masyarakat sebagai lembaga

yang mampu menghapuskan bank keliling yang menjamur hampir di lingkungan

sekitar.

Kegiatan LKM yang ada di Posdaya Kenanga belum berjalan dikarenakan

kehadiran Posdaya Kenanga yang baru berumur satu tahun masih perlu

dilakukan penjajagan untuk kegiatan LKM. Kegiatan yang berlandaskan dengan

uang sulit untuk dikoordinir, dikarenakan semua masyarakat membutuhkan uang

atau pinjaman di LKM, tetapi untuk proses pengembalian dari uang tersebut sulit

untuk dikontrol. Berikut penuturan bendahara Posdaya Kenanga mengenai

kegiatan LKM di lingkungannya:

“Masyarakat di sini kalau untuk melakukan peminjaman sangat mudah tetapi pada saat pegembalian sangat sulit, maka dari itu kita sebelum memberikan pinjaman harus diselidiki dahulu bagaimana orangnya, bagaimana kegiatan usahanya, apakah punya banyak hutang, tepat waktu tidak ngembalinya. Bukan karena kita pelit, tetapi untuk kelancaran dari LKM itu sendiri, kan LKM itu dananya berputar

Page 105: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

90

lah kalau macet gimana kan kita (pengurus) nya juga yang bingung” (Jwh).

Bantuan dana untuk LKM di Posdaya Kenanga sudah diberikan oleh

pihak P2SDM LPPM IPB sebesar Rp. 1.200.000,00 dan diistilahkan dengan

menanam saham, sehingga dana yang diberikan bukan semata-mata untuk

masyarakat tetapi digulirkan. Sistem yang diberlakukan pihak P2SDM LPPM IPB

bagi LKM Posdaya Kenanga adalah bagi hasil, sehingga tidak bersifat riba

(bunga). Pernyataan di atas dipertegas oleh ucapan pihak P2SDM LPPM IPB

yaitu:

“P2SDM memberikan suntikan modal, nanam saham sifatnya jadi kita tidak ngasih tapi jika dana kembali kita dapet. Itu untuk mendidik mereka juga. Kita nitip saham ke LKM supaya nanti menjadi banyak bukan dari bunga ya tapi dari bagi hasil karena kita tekankan setiap orang jangan berbunga tetapi bagi hasil supaya menggunakannya juga enak” (Mnt).

Bantuan dana untuk LKM yang diberikan ke Posdaya Kenanga belum

digunakan dikarenakan sulit untuk melakukan kegiatan simpan pinjam jika belum

mengetahui anggotanya dengan jelas. Menurut penuturan bendahara Posdaya

Kenanga, untuk melakukan kegiatan LKM harus dimulai dengan saling percaya

baik antara pengurus dan anggota serta kejujuran dari kedua belah pihak.

Melihat belum berjalannya LKM, sedangkan dana dari pihak P2SDM LPPM IPB

sudah digulirkan menjadi pertanyaan bagi para kader namun bendahara

Posdaya Kenanga memiliki jawaban tersendiri yaitu:

“Uangnya ada, ditabung sama Bapak (Koordinator Posdaya Kenanga). Saya ga akan memakan uang amanah. Jadi silahkan aja kalau mau minjem mah, ya itu tadi asal kalau uangnya diperlukan atau ditanya sama P2SDM harus ada, sok aja” (Jwh). Dijelaskan lebih lanjut oleh bendahara Posdaya Kenanga mengenai

belum dijalankan kegiatan UKM karena:

“Untuk kegiatan simpan pinjam kita ga bisa asal pilih anggotanya, kita harus selidiki dulu agar sama-sama enak, yang ngurusnya juga enak yang minjem juga enak. Jangan seperti yang sudah-sudah macet karena pengembalian yang tidak tepat waktu, yang nunggak berapa bulan contohnya udah banyaklah kalau kegiatan yang kayak begituan” (Jwh).

Belum berjalannya kegiatan LKM di Posdaya Kenanga, P2SDM LPPM IPB

selalu mengontrol kegiatan di Posdaya Kenanga. Setiap 3 bulan sekali Posdaya

Kenanga harus menyerahkan laporan kegiatan berupa form yang telah

dilaksanakan di Posdaya Kenanga. Dari hasil pelaporan pihak P2SDM LPPM

Page 106: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

91

IPB bisa mengetahui apakah LKM sudah berjalan atau belum, kemajuan apa

yang telah dilaksanakan masing-masing bidang Posdaya Kenanga serta

hambatan-hambatan di kegiatan Posdaya. Aktivitas kegiatan yang dilakukan

Posdaya Kenanga terangkum dalam laporan per tiga bulanan tersebut. Bentuk

pemantauan (controlling) yang dilakukan pihak P2SDM LPPM IPB terhadap

Posdaya binaan salah satunya Posdaya Kenanga Situgede secara berkala

menjadikan keterdekatan, kepedulian dan saling memiliki antara pengurus atau

kader dengan pihak P2SDM LPPM IPB dalam kegiatan Posdaya.

Bidang Lingkungan Kegiatan lingkungan yang telah dilakukan antara masyarakat dengan

pihak P2SDM LPPM IPB adalah pengelolaan sampah menjadi kompos, Gerakan

untuk Lingkungan Sehat (GEuLIS), dan biopori. Pelatihan pengelolaan sampah

yang dilaksanakan oleh P2SDM LPPM IPB dan Posdaya telah mampu

mengimplementasikan pengelolaan sampah menjadi kompos yang bernilai

ekonomi. GEuLIS merupakan kegiatan yang sangat relevan dengan upaya untuk

meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.

Pelatihan pengelolaan mengenai sampah organik dilakukan dengan

mengumpulkan masyarakat serta kader Posdaya Kenanga untuk melihat proses

pembuatan kompos dari sampah organik. Peran masyarakat dalam pengelohan

kompos sangat baik. Pengolahan kompos lebih efektif dimulai dari rumah sendiri,

yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non organik)

dan sampah basah (organik). Pemisahan kedua sampah dilakukan karena

pemanfaatannya berbeda, yakni sampah kering bisa didaur ulang menjadi

berbagai macam barang seperti tas dan dompet dari kegiatan GEuLIS,

sedangkan sampah organik dimanfaatkan menjadi kompos. Kompos yang

dihasilkan dari sampah organik disebut pupuk organik dan memiliki manfaat

menyehatkan lingkungan.

Pupuk kompos atau pupuk organik memiliki banyak kelebihan

dibandingkan dengan pupuk kimia (anorganik) diantaranya, bahan yang

digunakan mudah diperoleh, proses pembuatannya sangat mudah, berfungsi

untuk memperbaiki kesuburan tanah, dan dapat tersimpan dalam tanah dengan

waktu yang lama. Pelatihan pembuatan kompos dilakukan di lapangan sehingga

masyarakat dapat melihat secara langsung. Bahan yang dipersiapkan adalah

mengumpulkan sampah organik dari daun-daun kering, bahan pengurai, gula

dan air. Kemudian dibuat lubang yang letaknya dibawah pohon agar tidak

terkena sinar matahari langsung dan hujan. Sampah organik dari daun-daunan

Page 107: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

92

dicacah menjadi potongan kecil. Percepatan pengomposan ditambahkan bio-

activator berupa larutan effective microorganism 4 (EM4) yang berfungsi sebagai

pengurai dalam proses pengomposan. Kemudian lubang ditutup dengan terpal

atau plastik agar proses penguraian berlangsung dengan baik dan tidak terjadi

penguapan. Setelah 3 hari tumpukan diperiksa dengan menusuk-nusuk

tumpukan dengan kayu, jika tusukan lancar atau tidak menyangkut, maka

pengomposan berhasil dilakukan dan siap dipakai untuk pupuk tanaman hias

maupun tanaman obat. Pelatihan mengenai pengelolaan sampah organik

menjadi pupuk kompos dijelaskan oleh kader bidang lingkungan berikut ini:

“Masyarakat antusias melihat proses pembuatan kompos yang dari sampah daun-daunan itu, selama ini masyarakat hanya tau saja tetapi cara membuatnya belum tahu, dan cairan yang digunakan juga baru tau pas pelatihan itu, ujarnya” (Ade). Dijelaskan oleh kader lingkungan, pelatihan pembuatan pupuk kompos

yang diberikan pihak P2SDM LPPM IPB selain dapat memanfaatkan sampah

daun-daun kering yang berserakan untuk dijadikan pupuk juga dapat

meningkatkan ekonomi masyarakat dengan menjual pupuk kompos ke

masyarakat yang lain atau ke RW lain. Proses pembuatan pupuk kompos yang

tidak sulit serta bahan-bahan yang mudah di dapat membuat masyarakat tertarik

melakukannya serta ada yang dimanfaatkan sendiri untuk tanaman obat keluarga

ataupun dijual sebagai biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pelatihan kegiatan GEuLIS dilakukan di Pejaten Jakarta yang diikuti 25

orang dari seluruh RW di Kelurahan Situgede. Materi pelatihan yang

disampaikan merupakan teknik menganyam dari bahan ramah lingkungan seperti

plastik bungkus mie instant, bungkus kopi, bungkus detergent, bungkus permen

dan bungkus pewangi pakaian. GEuLIS merupakan kegiatan yang

memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi produk-produk kerajinan dan

seni misalnya tas dan dompet. Pelatihan GEuLIS yang dilakukan di Pejaten

Jakarta dituturkan oleh kader yang ikut dalam pelatihan antara lain:

“Disana kita pertamanya melihat dulu proses pengayaman dari bungkus-bungkus itu ya banyak ada bungkus kopi, bungkus mie. Kemudian kita disuruh cobain untuk nganyamnya. Masing-masing dari kita yang 25 orang belajar cara nganyamnya” (Asn). “Pertama belajar di Pejaten gunain bungkus mie instant dulu, karenakan bungkusnya lembut jadi mudah untuk dibentuk dan dianyam” (Ryt).

Page 108: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

93

“Selain diajarin cara nganyamnya kita juga diajarin cara ngejahit hasil anyaman tadi biar jadi dompet atau tas. Kalau bungkus mie kan lembut dan tipis jadi kalau mau dibuat tas atau dompet harus dikasih poring (lapisan) dulu, kalau bungkus kopi yang agak tebel mah ga usah dikasih poring juga udah mantep’ (Jwh).

Hasil pelatihan yang didapatkan ibu-ibu di Pejaten sudah menghasilkan

banyak tas dan dompet dari anyaman limbah plastik yang ramah lingkungan. Tas

dan dompet anyaman sudah diperkenalkan melalui pameran-pameran Posdaya

yang diikutsertakan oleh pihak P2SDM LPPM IPB. Disamping memanfaatkan

waktu luang dan menambah kreatifitas, kerajinan tas dan dompet anyaman juga

mempunyai nilai ekonomi yang baik sehingga dapat membantu memenuhi

kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Semakin menarik perpaduan motif dan

warna dari bahan limbah plastik yang ramah lingkungan semakin bernilai

ekonomi. Tas dan dompet hasil kerajinan anyaman dari limbah plastik yang

ramah lingkungan dapat dijual dengan harga berkisar Rp. 50.000,00 hingga

Rp. 100.000,00/buah.

Biopori juga diperkenalkan pendamping kepada masyarakat Posdaya

Kenanga. Biopori adalah lubang yang ditutupi sampah organik dan berfungsi

untuk menjebak air yang mengalir sehingga dapat menjadi sumber cadangan air

bagi bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta membantu pelapukan sampah

organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tanaman hias dan

tanaman obat keluarga. Koordinator Posdaya Kenanga menjelaskan bahwa

biopori memiliki banyak manfaat yaitu 1) air meresap ke dalam tanah sehingga

menambah air dalam tanah, 2) membuat kompos alami dari sampah organik

daripada dibakar, 3) mengurangi genangan air yang dapat menimbulkan

penyakit, 4) mengurangi resiko banjir, meskipun di Kelurahan Situgede tidak

pernah terjadi banjir, 5) memanfaatkan peran dari cacing, serangga dalam tanah,

dan 6) mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Pembuatan lubang biopori dilakukan diperkarangan rumah Koordinator

Posdaya Kenanga dengan membuat lubang silindris dengan diameter 10 cm dan

kedalaman 30 cm. Lubang biopori diberikan pengaman atau tanda agar tidak ada

anak kecil atau orang yang terperosok. Kemudian lubang diisi dengan sampah

organik seperti daun-daunan, sampah dapur, ranting pohon, dan sampah

makanan dapur. Sampah di dalam lubang dimakan rayap, mikroorganisme dalam

tanah. Penyusutan sampah terjadi di dalam lubang sehingga perlu diisi kembali

dan di akhir musim kemarau dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Berikut

Page 109: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

94

penuturan kader lingkungan Posdaya Kenanga mengenai biopori

dilingkungannya:

“Kalau biopori kan sekali dikerjakan bisa dapat dua manfaat, yaitu pertama menambah resapan air dalam tanah juga kalau sudah musim panas bisa dijadikan pupuk kompos untuk tanaman. Itu enaknya biopori” (Ade).

Pendampingan yang dilakukan P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya

Kenanga bersifat tidak terikat dan tidak juga lepas. Selama P2SDM LPPM IPB

mempunyai program yang terkait dengan Posdaya, Posdaya-Posdaya binaan

selalu dilibatkan. Pendampingan yang dilakukan P2SDM LPPM IPB bersifat tidak

terjadwal, di saat ada informasi yang disampaikan, ada hambatan dalam

kegiatan Posdaya Kenanga serta saat ada kunjungan dari Posdaya lain. Dari

penuturan pendamping dijelaskan bahwa:

“Pendampingan yang dilakukan tidak intens malah membuat Posdaya berkembang dengan baik, misalnya di Cianjur dan Petir. Itu perkembangannya cukup bagus. Tidak selalu pendampingan itu ada ditempat. Intinya tetap selalu berkomunikasi untuk mengkontrol, untuk menanyakan perkembangan posdayanya, untuk memberitahu informasi mengenai posdaya misalnya ada siaran radio mohon didengarkan untuk mengikat batin mereka bahwa program kita masih terikat, serta masing-masing kita punya koleksi nomer hp koordinator posdaya untuk mempermudah proses komunikasi satu sama lain” (Wrt). Pendamping dapat membantu menyusun serta membuat proposal

kegiatan untuk permohonan bantuan dana yang diajukan ke pihak luar seperti

yang disampaikan koordinator Posdaya Kenanga berikut ini:

“Pak Saipul (pendamping dari pihak P2SDM LPPM IPB) bantu buatin proposal ke CSR-CSR untuk minta dana buat sekretariat Posdaya Kenanga” (Skn).

Peran dari pendamping adalah mendampingi kader atau pengurus dan

masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Posdaya serta membantu mencarikan

solusi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam Posdaya.

Keberhasilan utama dari Posdaya berada ditangan kader atau pengurus dan

masyarakat karena Posdaya merupakan kegiatan dari masyarakat, oleh

masyarakat, dan untuk masyarakat. Posdaya di bangun dengan keswadayaan

dari masyarakat, serta tidak di awali dengan pemberian uang. Posdaya bertolak

belakang dengan program atau proyek lain yang memberikan uang kepada

masyarakat. Oleh karena itu, Posdaya membantu mengubah pola pikir

masyarakat yang biasanya diberi uang sekarang disuruh mencari uang sendiri

Page 110: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

95

dan tidak semua masyarakat mau melakukannya, dan ini merupakan proses

seleksi alam.

Peran Perangkat Kelurahan

Perangkat kelurahan merupakan faktor pendorong percepatan

keberhasilan pembangunan khususnya di tingkat kelurahan dalam wilayah

kecamatan. Peranan perangkat kelurahan adalah merencanakan dan

mengorganisir program pada tingkat kelurahan maupun kecamatan sesuai

dengan kebijakan yang telah ditentukan. Selain itu, perangkat kelurahan perlu

menyediakan bantuan teknis dan bantuan bahan-bahan pokok, di luar

kemampuan masyarakat setempat. Perangkat kelurahan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku berkewajiban untuk memberikan

bimbingan, pengarahan, pembinaan dan bantuan dalam batas-batas

kemampuan yang tersedia, disertai pengawasan yang intensif.

Pemerintah Kelurahan Situgede terdiri dari Lurah dan Perangkat

Kelurahan. Perangkat kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan serta Seksi.

Kelurahan Situgede memiliki 1 Lurah, 1 Sekretaris Kelurahan serta 4 Kepala

Seksi (Kasie), yaitu Kasie Pemerintahan, Kasie Sosial dan Kemasyarakatan,

Kasie Ekonomi dan Pengembangan serta Kasie Ketentraman dan Ketertiban.

Setiap Kasie mempunyai tugas serta tanggung jawab masing-masing.

Sosialisasi dan pengenalan Posdaya oleh pihak P2SDM LPPM IPB

dilakukan di Kelurahan Situgede serta difasilitasi oleh pihak Kelurahan Situgede.

Dimulainya sosialisasi dan pengenalan Posdaya menunjukkan bahwa peran dari

Pemerintah Kelurahan Situgede sebagai aparatur wilayah menyambut baik

kehadiran Posdaya dan siap melaksanakan Posdaya di wilayahnya. Diterimanya

kehadiran Posdaya dengan baik di wilayah Situgede diperkuat oleh penuturan

dari Lurah Situgede sebagai berikut:

“Posdaya mewadahi kegiatan-kegiatan yang ada, mendorong dan menfasilitasi potensi-potensi yang ada, bukan pemberian modal atau bantuan. Berbeda dengan program atau proyek lain yang selalu mengiming-imingi masyarakat dengan uang. Di Posdaya masyarakat dikerahkan agar kreatif dan mandiri, dengan alasan agar tidak bergantung dengan pemerintah” (Rsm).

Selain itu dijelaskan oleh Lurah Situgede bahwa:

“Peran perangkat Kelurahan harus bisa memfasilitasi keinginan masyarakat, tidak semuanya dapat kita fasilitasi dan harus dipenuhi. Salah satu fasilitasinya dengan pendekatan dan koordinasi dengan RT dan RW. Dan yang paling penting peran kelurahan selain sebagai ujung tombak juga ujung tombok selorohnya” (Rsm).

Page 111: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

96

Perangkat Kelurahan Situgede memiliki peran dalam kegiatan Posdaya

Kenanga 05 Situgede. Peran yang dilakukan oleh perangkat Kelurahan Situgede

antara lain:

1. Pembinaan Para Kader

Pembinaan kader yang dilakukan oleh Kelurahan Situgede diharapkan

dapat menggantikan peran pemerintah Kelurahan Situgede dalam melanjutkan

kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede. Pemerintah Kelurahan Situgede

bertanggung jawab untuk memantau perkembangan kegiatan Posdaya Kenanga

sedangkan kegiatan yang ada di Posdaya Kenanga dilaksanakan oleh kader di

masing-masing bidang. Kader adalah orang-orang yang berasal dari masyarakat

setempat dengan sukarela bersedia ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan

Posdaya Kenanga. Kader terdiri dari wanita dan pria, tua atau muda, sudah

bekerja ataupun belum bekerja, yang penting merasa terpanggil, ada kesediaan

dan kesadaran untuk ikut bertanggung jawab dalam usaha-usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilingkungannya. Pembinaan kader

dilakukan untuk menempa kader agar dapat melakukan kegiatan dengan ikhlas,

sukarela, tanpa pamrih dan pelayanan serta pengabdian kepada masyarakat di

wilayah Situgede.

2. Pelatihan Para Kader

Kegiatan di Posdaya Kenanga seperti bidang ekonomi, bidang

pendidikan, bidang kesehatan serta bidang lingkungan dapat dilaksanakan oleh

kader setelah diberikan pelatihan secukupnya. Pelatihan yang biasa dilakukan

Kelurahan Situgede dalam bentuk lokakarya mini, seperti bidang kesehatan,

informasi mengenai Filariasis (kaki gajah), Program Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), Pemeriksaan Sarang Nyamuk (PSN) demam berdarah disampaikan

oleh pihak Puskesmas. Namun, seringkali pihak Kelurahan Situgede

mengirimkan para kadernya untuk mengikuti pelatihan di luar wilayah Situgede.

Ini dilakukan agar kader Posdaya Kenanga aktif dalam setiap pelatihan bahkan

keikutsertaan para kader difasilitasi oleh Kelurahan Situgede seperti uang

transportasi dan uang makan. Kepedulian Kelurahan Situgede diikutsertakan

kadernya dalam pelatihan menunjukkan bahwa keinginan untuk mendorong dan

mengembangkan potensi yang ada di diri kader. Tugas seorang kader Posdaya

Kenanga pada intinya adalah: (1) sebagai pelopor dalam melaksanakan kegiatan

Posdaya Kenanga, (2) pelaksana dan pemelihara kegiatan Posdaya Kenanga,

Page 112: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

97

(3) menjaga keberlangsungan kegiatan Posdaya Kenanga, serta (4) membantu

dan menghubungkan antara masyarakat dengan lembaga-lembaga yang bekerja

dalam bidang pembangunan.

3. Memotivasi Para Kader

Tekanan utama untuk memperoleh kader yang baik diberikan oleh Lurah

Situgede kepada kader Posdaya Kenanga adalah motivasi. Pemberian motivasi

ditekankan pada kesadaran diri, merasa terpanggil berbuat sesuatu untuk

masyarakatnya dan mempunyai jiwa suka memberikan bantuan (pelayanan)

terhadap sesama. Niat dan motivasi masing-masing individu untuk menjadi kader

dijelaskan Bapak Skn biasanya juga mempengaruhi kinerja kader dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Misalnya saja diambil contoh yang

sederhana ujar Bapak Skn, seorang kader yang terlibat karena mempunyai

waktu luang dan ingin mengisi waktu luangnya sebelum mendapatkan pekerjaan

(alasan ekonomi), biasanya mempunyai semangat yang berbeda dengan

seorang kader yang mempunyai dorongan menjadi kader karena ingin

mendekatkan diri pada Tuhannya (alasan religius). Kader yang berlandaskan diri

pada alasan ekonomis, cenderung memilih pekerjaan yang lebih menghasilkan

uang atau bila sudah mendapatkan pekerjaan yang tetap memilih mengundurkan

diri menjadi kader. Kader yang mempunyai dorongan religius dalam melakukan

tindakan, unsur material menjadi nomer dua dalam upaya memberikan bantuan

terhadap masyarakat.

Peran dari perangkat kelurahan secara keseluruhan adalah

pengembangan kader, dikarenakan keberhasilan dalam setiap kegiatan di bidang

Posdaya Kenanga ada pada kader. Keaktivan, loyalitas dan tanggung jawab

kader di masing-masing bidang Posdaya Kenanga mempengaruhi keberhasilan

disetiap bidangnya. Masing-masing kader dalam setiap bidang, baik bidang

pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan diharapkan mempunyai prestasi

yang baik, mempunyai kepribadian yang baik, serta mempunyai “akar” dalam

masyarakatnya sehingga yang dikatakan atau dilakukan oleh kader dapat ditiru

atau diikuti oleh anggota kelompoknya maupun masyarakat sekitarnya.

Kegiatan yang ada di wilayah Situgede harus mendapatkan izin serta

diketahui oleh pihak Kelurahan Situgede, seperti PNPM, Raskin, BLT begitupun

Posdaya Kenanga. Kegiatan yang ada di wilayah Situgede merupakan tanggung

jawab dari Kelurahan Situgede. Tanggung jawab yang diberikan pihak Kelurahan

Situgede terhadap kegiatan yang ada diwilayahnya yaitu dengan mengetahui

Page 113: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

98

kegiatan apa saja yang dilakukan, melakukan kontrol serta koordinasi terhadap

kegiatan yang ada, ikut terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan. Seperti

penjelasan dari kader berikut yang menunjukkan keikutsertaan Lurah Situgede

dalam kegiatan Posdaya yaitu:

“Kemarin waktu kita ada kunjungan dari Palu itu ya, Posyandu banyak ditumbuhi tumbuhan liar gitu trus dibersihkan sampai Pak Lurah ikut ngebersihin, trus diberi pagar sama Pak Lurah kemudian di cat disamakan dengan cat Kantor Kelurahan, pokoknya berapa hari Pak Lurah juga turun tangan bersih-bersihlah” (Asn).

Semua kegiatan yang ada di Posdaya Kenanga 05 Situgede tidak bisa

diikuti oleh perangkat Kelurahan Situgede, dikarenakan ada kecemburuan sosial

dari RW lain di Kelurahan Situgede. Lurah Situgede dalam kepengurusan

Posdaya Kenanga bertindak sebagai pelindung, namun dalam tugasnya sebagai

pelindung keterlibatan beliau masih kurang di Posdaya Kenanga. Berikut kutipan

penjelasan sekretaris Posdaya Kenanga mengenai keterlibatan lurah di Posdaya

Kenanga:

“Keterlibatan beliau sebagai pelindung dalam Posdaya dirasa masih kurang, karena tugasnya tidak hanya di RW 05 saja, tetapi sekelurahan. Jadi dia tidak bisa sepenuhnya kesini walaupun dia ingin, bagaimanapun dia tidak bisa secara penuh kesini nanti yang di RW lain iri’ (Gst). Penuturan dari kader yang lain menyatakan bahwa:

“Lurah hendaknya tidak hanya menjadi pelindung saja dalam Posdaya Kenanga ini, tetapi juga sebagai fasilitator untuk RW lainnya. RW yang lain diajak untuk belajar ke Posdaya RW 05 yang sebagai percontohan di Kelurahan Situgede ini agar terbentuk Posdaya di RW lain’ (Ade). Perangkat Kelurahan Situgede memiliki keterdekatan dan keterbukaan

dengan masyarakatnya, dikarenakan peran dari kelurahan berhubungan

langsung dengan masyarakat. Permasalahan, kendala serta hambatan yang ada

di masyarakat Situgede selalu diselesaikan dengan baik oleh pihak Kelurahan

Situgede. Kelurahan Situgede guna mendekatkan diri dengan masyarakatnya

selalu mengadakan kegiatan rutin setiap bulan seperti pengajian Al Hidayah,

lokakarya mini yang terkait dengan instansi lain seperti puskesmas, perguruan

tinggi, dan dinas pariwisata, PKK, serta pertemuan rutin RT RW guna

penyampaian informasi, evaluasi kerja, dan tindak lanjut kinerja. Penyampaian

informasi, sosialisasi, pembinaan kader dilakukan di Kantor Kelurahan Situgede.

Page 114: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

99

Pemerintah Kelurahan Situgede selalu berusaha menumbuhkan

kepercayaan terhadap masyarakat dengan sikap terbuka mengenai kegiatan

atau program yang ada di Kelurahan, hal ini dilakukan agar dimasyarakat tidak

terjadi saling curiga satu sama lain. Keterbukaan Kelurahan Situgede terhadap

masyarakat disampaikan oleh Lurah Situgede sebagai berikut:

“Jika ada bantuan ke Kelurahan Situgede seperti bantuan dari pemerintah Kota Bogor semacam Biaya Operasioanl (BOP) untuk RT dan RW tidak disampaikan secara door to door, melainkan diundang dan dikumpulkan di kelurahan serta dijelaskan bantuan untuk apa, berapa besarnya, bagaimana pertanggungjawabannya, serta tidak ada pemotongan dari pihak Kelurahan. Sehingga satu sama lain baik RT dan RW mengetahui dengan jelas, dan tidak ada saling curiga. Dan satu lagi Kelurahan Situgede tidak “menganakemaskan” RW dan RT manapun, semuanya sama dan tidak dibeda-bedakan” (Rsm).

Peran Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat merupakan teladan serta panutan bagi

masyarakatnya, begitupun yang terjadi di RW 05 Kelurahan Situgede. Tokoh

masyarakat sebagai pengayom masyarakat, tempat berbagi cerita serta

pengalaman dan apa yang dikatakan dan dilakukannya dapat ditiru dan diikuti

oleh masyarakatnya. Tokoh masyarakat adalah orang yang dituakan, disegani,

dihormati, memiliki status sosial yang baik di lingkungan masyarakat,

berkepribadian baik serta merupakan orang terpandang di dalam masyarakatnya.

Tokoh masyarakat dalam kegiatan Posdaya Kenanga memiliki peran

sebagai penasehat antara lain memberikan saran, kritikan serta membantu

dalam penyelesaian masalah yang terjadi di Posdaya Kenanga. Tokoh

masyarakat yang selalu diundang setiap rapat serta dimintai saran, kritikan

mengenai Posdaya Kenanga adalah Ust Sn dan Jend (Purn) Bm. Pandangan

yang diberikan tokoh masyarakat dalam rapat menghadirkan pencerahan baik

untuk kader atau pengurus Posdaya maupun untuk kegiatan Posdaya Kenanga.

Berikut penuturan kader mengenai peran tokoh masyarakat dalam kegiatan

Posdaya Kenanga antara lain:

“Kita juga punya penasehat Pak Bm, Jenderal Purnawirawan ya tapi Pak Bm ini beliau sifatnya ya paling kalau misalnya ada perselisihan beda pendapat, baru dia turun kasih nasehat, jarang sekali sebetulnya” (Gst).

“Tokoh masyarakat ikut andil dalam kegiatan Posdaya dan sebagai orang yang dihormati dan disegani setiap rapat mereka diundang dengan ngasih masukan-masukan” (Sth).

Page 115: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

100

“Kalau Pak Bm ngasih nasehat, masukan, atau pandangan gitu ya enak, adem resep deh. Mungkin karena jenderal kali ya jadi udah biasa membimbing anak buah’ (Jwh)”.

Peran dari tokoh masyarakat di kegiatan Posdaya Kenanga hanya

sebatas memberikan nasehat, pengarahan, sumbang saran, memunculkan ide-

ide baru yang dapat dilaksanakan di Posdaya Kenanga. Sebagai tokoh

masyarakat, kehadirannya dalam suatu komunitas atau kegiatan yang

dilaksanakan sangat memberikan manfaat, dikarenakan tokoh masyarakat telah

melalui dan mengikuti berbagai macam kegiatan disepanjang pengalaman

hidupnya sehingga dapat saling berbagi (sharing). Pencerahan, nasehat serta

pandangan yang disampaikan tokoh masyarakat membawa kepada suatu

perubahan yang baik pada kegiatan Posdaya Kenanga.

Tokoh masyarakat harus dilibatkan dalam setiap program atau kegiatan,

dikarenakan masyarakat lebih percaya dengan apa yang dilakukan dan

disampaikannya dibandingkan dengan pihak kelurahan atau masyarakat lainnya.

Tokoh masyarakat merupakan masyarakat setempat yang mengetahui wilayah

lingkungannya serta telah menempati wilayah yang menjadi lingkungannya sejak

lama. Kegiatan atau program yang masuk ke wilayah masyarakat selalu mencari

tokoh masyarakat untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan atau

program tersebut, ini merupakan peraturan baku karena kegiatan atau program

yang diterima tokoh masyarakat dipastikan juga diterima masyarakat. Tokoh

masyarakat seringkali menjadi bentuk pemasaran sosial yang efektif guna

mengubah perilaku masyarakat.

Ikhtisar

Peran yang dominan dalam kegiatan Posdaya Kenanga adalah peran dari

pendamping yakni pihak P2SDM LPPM IPB yang selalu melakukan koordinasi

dengan pengurus Posdaya Kenanga. Peran dari pihak P2SDM LPPM IPB adalah

sebagai pendamping dan konsultan. Ketika terjadi permasalahan, hambatan di

dalam Posdaya Kenanga koordinator maupun kader melakukan konsultasi untuk

penyelesaiannya. Pendampingan yang dilakukan bersifat tidak terikat dan tidak

lepas, tetapi kontrol selalu dilakukan terhadap Posdaya Kenanga. Pendampingan

yang dilakukan oleh pihak P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya Kenanga tidak

terjadwal, pendampingan dilakukan ketika Posdaya Kenanga mengikuti

pelatihan, adanya kunjungan serta penyampaian informasi mengenai kegiatan di

Posdaya. Tidak terjadwalnya pendampingan diharapkan kader atau pengurus

dan masyarakat dapat mandiri dalam melaksanakan kegiatan di Posdaya

Page 116: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

101

Kenanga. Meskipun pendampingan di lapangan secara fisik tidak dilakukan

secara intensive, tetapi kontrol dari pendamping melalui alat komunikasi (telepon

dan SMS) selalu dilakukan serta setiap tiga bulanan Posdaya Kenanga harus

menyerahkan laporan kemajuan di setiap bidang kegiatan.

Perangkat Kelurahan Situgede sebagai institusi pemerintahan, memiliki

peran dalam kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 antara lain pembinaan kader,

pelatihan para kader serta memotivasi kader. Pembinaan yang dilakukan oleh

pihak kelurahan terhadap kegiatan Posdaya Kenanga adalah penyampaian

informasi, monitoring kegiatan, dan membantu penyelesaian masalah.

Keterlibatan perangkat kelurahan di Posdaya Kenanga tidak intensive

dikarenakan program atau kegiatan yang ada di RW lain juga membutuhkan

peran dan perhatian dari Kelurahan Situgede. Cakupan wilayah yang luas yaitu

terdapat 10 RW dan 33 RT membuat perangkat Kelurahan Situgede

perhatiannya terbagi-bagi, ini dilakukan agar tidak terjadi kecemburuan terhadap

RW 05. Semua RW dan RT yang ada di Kelurahan Situgede memperoleh

perhatian yang sama serta tidak ada yang dibeda-bedakan.

Tokoh masyarakat yang menjadi panutan bagi RW 05 dilibatkan dalam

kegiatan Posdaya Kenanga. Peran keterlibatan tokoh masyarakat dalam

Posdaya Kenanga adalah sebagai penasehat seperti memberikan pandangan-

pandangan, saran, kritikan, dan ide-ide yang membangun untuk

keberlangsungan kegiatan Posdaya Kenanga. Namun, keterlibatan tokoh

masyarakat dalam Posdaya Kenanga masih kurang, tokoh masyarakat

memberikan kontribusi yang besar ketika ada perselisihan pendapat,

permasalahan internal kader dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan

Posdaya Kenanga.

Page 117: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)

Peran pendamping, perangkat kelurahan serta tokoh masyarakat

mempengaruhi aktvitas komunikasi yang berlangsung dengan sesama partisipan

di kegiatan Posdaya Kenanga. Komunikasi pada Posdaya Kenanga diikuti dan

dilakukan pengamatan secara langsung diberbagai kegiatan komunikasi yaitu

rapat rencana kerja kegiatan Posdaya Kenanga dan Focused Group Discussion

(FGD) serta rapat evaluasi kegiatan Posdaya Kenanga. Rapat kerja dan FGD

diikuti sebanyak dua kali selama penelitian berlangsung, yaitu rencana kerja

Posdaya Kenanga untuk 3 tahun kedepan dan FGD mengenai aspirasi

masyarakat dan rapat evaluasi kegiatan Posdaya Kenanga. Informasi pendukung

dan pembanding dilakukan untuk mengetahui komunikasi yang berlangsung

selama kegiatan dilaksanakan dengan wawancara mendalam dan pengamatan

berperan serta kepada partisipan yaitu kader, pendamping, perangkat kelurahan

dan tokoh masyarakat.

Rapat dilaksanakan dengan agenda menyusun rencana kerja Posdaya

Kenanga untuk 3 tahun kedepan dilaksanakan di pelataran Masjid Nurul Yaqin

pada hari Jumat, 2 September 2010 pukul 14.00 sampai dengan 16.00 WIB.

Rapat seharusnya dilaksanakan pukul 13.00 WIB atau setelah shalat Jumat

sesuai dengan undangan yang disampaikan kepada kader, dikarenakan hujan

maka rapat ditunda pukul 14.00 WIB. Peserta rapat terdiri dari kader Posdaya

Kenanga serta pendamping dari pihak P2SDM LPPM IPB. Jumlah peserta rapat

sebanyak 15 orang yang terdiri dari 11 orang kader dan 4 orang pendamping dari

P2SDM LPPM IPB. Sebelum menyusun rencana kerja kegiatan Posdaya

Kenanga, perlu dijelaskan bahwa rapat yang dilaksanakan di pelataran Masjid

Nurul Yaqin tidak membedakan posisi tempat duduk atau hijab antara kader dan

pendamping baik laki-laki maupun perempuan, sehingga penyusunan rapat kerja

diikuti seluruh kader dan pendamping secara fisik saling bertatap muka.

Rencana kerja Posdaya Kenanga untuk 3 tahun kedepan dilakukan

karena Posdaya Kenanga baru dibentuk di RW 05 Kelurahan Situgede pada

tanggal 21 Mei 2010 berdasarkan SK Kelurahan Situgede. Rapat dibuka dan

diarahkan oleh Koordinator Posdaya Kenanga, selanjutnya rapat diserahkan

kepada pihak P2SDM LPPM IPB selaku pendamping untuk membantu dan

mengarahkan kader menyusun rencana kerja Posdaya Kenanga.

Page 118: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

104

Penyusunan rencana kerja diawali dengan pertanyaan oleh pendamping

Ibu Mnt mengenai hambatan yang dirasakan kader di kegiatan Posdaya

Kenanga. Hambatan yang dirasakan kader yaitu masih sedikitnya jumlah

masyarakat yang ingin menjadi kader sehingga kader di Posdaya Kenanga

belum lengkap dan masih menduduki pekerjaan yang ganda, seperti ibu Jwh

selain sebagai Bendahara Posdaya Kenanga juga merangkap sebagai kader

Bina Keluarga Remaja (BKR) di Posyandu Kenanga, dikarenakan sedikitnya

jumlah masyarakat yang mau dan mampu menjalani kegiatan sebagai kader.

Minimnya jumlah kader di Posdaya Kenanga dikarenakan tidak banyak dari

masyarakat yang bersedia menjadi kader untuk membantu sesama

masyarakatnya dengan ikhlas dan sukarela. Masyarakat cenderung melakukan

pekerjaan untuk mendapatkan insentif atau uang.

Rencana kerja Posdaya Kenanga di mulai dari bidang kesehatan, yang

menaungi Posyandu dan Posbindu Lansia. Posyandu dan Posbindu Lansia telah

melakukan aktivitas sebelum tergabung dengan Posdaya Kenanga. Posyandu

dan Posbindu Lansia dimulai pada tahun 2000 dengan fasilitas yang belum

lengkap, seperti belum memiliki tempat tidur untuk pemeriksaan, belum memiliki

timbangan lansia, belum memiliki alat pengukur tekanan darah dan belum ada

pemberian PMT untuk balita maupun lansia. Kegiatan yang dilaksanakan

Posyandu dan Posbindu sebelum bergabung dengan Posdaya Kenanga antara

lain pemeriksaan balita dan ibu hamil serta lansia setiap hari Rabu dan Kamis di

minggu ke II setiap bulannya, memiliki bidan dan mantri yang dapat membantu

memeriksakan kondisi kesehatan masyarakatnya, dan olah raga masyarakat

setiap hari Minggu di lapangan RW 05.

Rencana kerja yang dibuat oleh kader Posdaya Kenanga untuk bidang

kesehatan meliputi pemenuhan PMT untuk balita dan lansia dengan mencari

donatur dari masyarakat yang bersedia memberikan PMT setiap bulannya atau

dari uang “keropak” masyarakat ketika mengunjungi Posyandu dan Posbindu

yang digulirkan kembali untuk PMT, mengaktifkan kembali senam lansia satu

bulan sekali yang sempat terhenti, pengadaan alat tekanan darah dan timbangan

lansia yang belum dimiliki di Posyandu dan Posbindu, pengadaan Kartu Menuju

Sehat untuk lansia agar dapat memantau kondisi kesehatan para lansia yang

memeriksakan diri ke Posbindu, pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE)

untuk Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan Posyandu untuk saling berbagi

Page 119: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

105

mengenai tumbuh kembang anak, emosi anak, dan bakat anak dan pengadaan

termometer.

Penyusunan rencana kerja bidang kesehatan tidak hanya dilakukan oleh

kader bidang kesehatan yang didominasinya ibu-ibu, tetapi kader dari bidang lain

laki-laki atau pun perempuan turut memberikan saran untuk bidang kesehatan,

seperti yang disampaikan oleh kader bidang pendidikan:

“Untuk senam lansia perlu di buat seragam olah raganya, biar lansianya jadi semangat gitu pas senamnya” (Rhd). Usulan yang disampaikan Bapak Rhd disambut tawa seluruh kader dan

pendamping yang menghadiri rapat kerja tersebut. Masukan yang disampaikan

oleh Bapak Rhd menunjukkan bahwa seluruh kader terlibat dalam penyusunan

rencana kerja kegiatan Posdaya Kenanga untuk tiga tahun kedepan, tidak hanya

masing-masing kader yang melakukan penyusunan rencana kerja. Tidak adanya

pemisahan atau hijab tempat duduk antara laki-laki dan perempuan serta tidak

adanya batasan dalam menyampaikan pendapat membuat seluruh kader

mengetahui rencana kegiatan Posdaya Kenanga di masing-masing bidang.

Sehingga tidak mementingkan kebutuhan di masing-masing bidang, melainkan

ikut memberikan masukan untuk kepentingan bersama di Posdaya Kenanga.

Kegiatan pendidikan yang ada di RW 05 hanya Taman Pedidikan Agama

(TPA) Nurul Yaqin. Adanya Posdaya Kenanga, bidang pendidikan membentuk

PAUD yang belum ada di RW 05. Dibentuknya PAUD dikarenakan belum adanya

pendidikan untuk anak dibawah usia 5 tahun, TPA Nurul Yaqin merupakan

pendidikan yang diikuti oleh anak-anak usia Sekolah Dasar yaitu usia 5 hingga

usia 12 tahun. Sebelumnya PAUD di RW 05 sudah pernah ada, tetapi terhenti

karena alasan tertentu. Dibentuknya PAUD Kenanga diharapkan dapat

membantu anak-anak balita yang berusia di bawah 5 tahun untuk mau sekolah

dan belajar. Pembelajaran yang dilakukan di PAUD ditekankan pada bermain

sambil belajar, anak-anak diharapkan merasa senang saat belajar. Materi belajar

yang disampaikan di PAUD Kenanga antara lain mengenal huruf, mengenal

angka, mengenal warna, mengenal buah, mengenal binatang dan mengenal

jenis kendaraan. Pendidikan di PAUD Kenanga tidak ditekankan untuk bisa

membaca dan menulis, seperti penuturan pendamping berikut:

“PAUD itu sifatnya hanya belajar untuk mengenal dahulu, mengenal huruf, angka, warna bukan untuk mengajarkan membaca dan tulis. Kalau mereka (anak-anak) sudah mengenal huruf, angka dan warna tadi dan orang tuanya ada rezeki bisa melanjutkan ke TK yang memang diajarkan untuk membaca dan menulis” (Mnt).

Page 120: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

106

Bidang pendidikan juga merencanakan untuk membuat perpustakaan

atau taman bacaan warga, dikarenakan selama ini belum dimiliki RW 05.

Masyarakat mengharapakan dibentuknya taman bacaan warga atau

perpustakaan dapat meningkatkan minat baca masyarakat selain untuk

menambah pengetahuan dan wawasan juga untuk mengisi waktu luang yang

bermanfaat. Pengadaan buku untuk perpustakaan dan taman bacaan warga

dikoordinir dengan mencari bantuan dari donatur ataupun pihak lainnya.

Setelah bidang pendidikan merencanakan kegiatan untuk 3 tahun

kedepan, bidang ekonomi merencanakan untuk memperkenalkan home industry

dodol talas lebih jauh lagi melalui pameran dan lokakarya. Home industry dodol

talas sudah berjalan sejak tahun 2001 dan sudah banyak dari masyarakat yang

mengenal dodol talas “Sawargi”. Tidak hanya dodol talas yang diproduksi oleh

home industry “Sawargi” melainkan kerupuk talas, kerupuk wortel, dan asinan

wortel seperti penuturan kader berikut ini:

“Sekarang kan dodol talas sudah banyak yang tahu karena sudah sering ikut pameran, tetapi kita juga pengen untuk memperkenalkan yang lainnya seperti kerupuk talas, kerupuk wortel dan asinan wortel” (Asn). Bidang ekonomi selain memajukan home industry “Sawargi” juga

membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM), berupa simpan pinjam untuk

menambah dan membantu usaha produktif masyarakat RW 05. Sebelumnya,

LKM di RW 05 sudah pernah ada, namun karena pengurusan yang tidak

maksimal serta proses pengembalian yang tidak lancar sehingga LKM terhenti.

LKM yang direncanakan oleh kader dan pendamping Posdaya Kenanga adalah

LKM yang tidak ada riba atau bunga, melainkan sistem bagi hasil sehingga

peminjam tidak terbebani dengan bunga. Besaran biaya peminjaman pada LKM

disesuaikan dengan usaha produksi yang dijalankan oleh peminjam, jika

skalanya usaha produksi yang dijalankan sudah besar, peminjaman diberikan

sebesar yang diinginkan, begitupun dengan skala usaha produksi kecil diberikan

peminjaman sesuai dengan kebutuhannya, kisaran pinjaman pada LKM

ditentukan di bawah 1 juta rupiah.

Bidang terakhir yang melakukan rencana kerja adalah bidang lingkungan.

Bidang lingkungan merencanakan kegiatan yang pernah dilakukan sebelum ada

Posdaya Kenanga diaktifkan kembali seperti Gerakan untuk Lingkungan Sehat

(GEuLIS), pelatihan kompos dan biopori. GEuLIS merupakan kegiatan yang

Page 121: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

107

membuat kerajinan anyaman dari bahan ramah lingkungan seperti bungkus

indomie, bungkus kopi, agar ibu-ibu dan remaja putri dapat memanfaatkan waktu

luang, menambah kreatifitas yang bernilai ekonomi. Ibu-ibu yang pernah

mendapatkan pelatihan GEuLIS di Pejaten Jakarta hendaknya mampu

“menularkan” ilmu yang didapat di pelatihan kepada ibu-ibu dan remaja putri

lainnya.

Pelatihan kompos dan biopori pernah dilakukan yaitu untuk pelatihan

kompos diikuti oleh 12 orang dari masing-masing RW di Kelurahan Situgede, dari

RW 05 diwakilkan oleh 3 orang. Setelah diberikan pelatihan kompos tidak ada

lagi kegiatan “perpanjangan tangan” dari yang mengikuti pelatihan kompos ke

masyarakat RT lain di RW 05. Bidang lingkungan merencanakan agar setiap

rumah mampu membuat pupuk kompos sendiri dari sampah rumah tangga

masing-masing, tentunya dengan melakukan pemisahan sampah terlebih dahulu

yaitu sampah kering dan sampah basah. Pengelolan kompos yang diawali dari

rumah tangga sangat efektif untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti yang

dijelaskan kader Posdaya Kenanga bidang lingkungan berikut:

“Di Situgede ini tidak ada tempat pembuangan sampah, jadi selama ini warga mengumpulkan sampah yang ada kemudian dibakar bahkan ada yang membuang sampah rumah tangga di Sungai Cisadane, di Setu. Kalau di bakar, dilempar ke sungai, dilempar ke situ, itukan merusak lingkungan, maka dari itu hendaknya masyarakat disekitar sini membuat pupuk kompos sendiri dari sampah yang ada dirumah tangga masing-masing, selain menjaga kelestarian lingkungan juga bisa dijualkan, dapat uang, tetapi ya itu harus ada yang memulai dulu sebagai contohlah. Kalau sudah ada yang contohin, mudah-mudahanlah masyarakat sini mau mencoba karena sudah liat manfaatnya” (Ade). Pelatihan biopori telah diperkenalkan kepada masyarakat di RW 05, dan

antusias masyarakat mengikuti pelatihan biopori sangat baik. Pelatihan biopori

diawali dengan memperkenalkan alat yaitu bor tanah untuk membuat lubang-

lubang dengan kedalaman 30 cm dan diameter 10 cm. Biopori memiliki manfaat

ganda dibandingkan pengelolaan kompos, biopori selain membuat lubang untuk

menambah resapan air pada saat musim kering atau kemarau sampah organik

yang ada di dalam lubang biopori sudah menjadi kompos dan bisa digunakan

untuk pupuk tanaman hias dan tanaman obat keluarga. Pelatihan biopori hanya

sekali dilakukan dan belum ada yang dipraktekkan oleh masyarakat di RW 05.

Diharapkan kegiatan yang pernah dilakukan namun belum diterapkan dapat

dilanjutkan dengan kehadiran Posdaya Kenanga di RW 05 Situgede.

Page 122: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

108

Rapat rencana kerja kegiatan Posdaya Kenanga untuk tiga tahun

kedepan di pending (tunda) karena waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB serta

adzan ashar telah berkumandang. Rapat yang dilaksanakan di pelataran masjid,

menjadikan para kader dan pendamping melaksanakan shalat ashar berjamaah.

Seusai shalat ashar, rapat dilanjutkan dengan Foccused Group Discussion

(FGD) yang diarahkan oleh Bapak Pdj selaku Kepala P2SDM LPPM IPB. Agenda

yang dibahas dalam FGD adalah untuk mengetahui aspirasi masyarakat (kader)

mengenai kehadiran Posdaya Kenanga di lingkungan RW 05.

Permasalahan yang ada di lingkungan RW 05 dan cara mengatasi

permasalahan tersebut menjadi pertanyaan pembuka dalam FGD yang

disampaikan oleh Bapak Pdj kepada kader. Satu persatu kader menyampaikan

permasalahan yang ada di wilayah Situgede meliputi 1) pola pikir masyarakat

yang masih rendah sehingga cenderung menilai program ataupun kegiatan yang

ada merupakan pemberian bantuan dan dana, 2) kesadaran masyarakat yang

kurang dalam hal kesehatan lingkungan dibuktikan dengan banyaknya sampah

yang berserakan di halaman rumah dan jalan raya Kelurahan Situgede dan

masih membuang sampah disembarang tempat seperti di sungai atau di setu,

dikarenakan Kelurahan Situgede belum memiliki tempat pembuangan sampah

akhir dan 3) peluang usaha dan ekonomi yang kurang karena tidak adanya Balai

Latihan Kerja (BLK) dan sebagai besar mata pencaharian masyarakat Situgede

adalah petani dan buruh tani.

Lembaga yang ada di Kelurahan Situgede antara lain karang taruna,

Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Lembaga Pemeberdayaan Mayarakat (LPM),

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Posyandu, Posbindu, dan Pengajian

mingguan. Tidak semua aktivitas kelembagaan yang ada aktif dilaksanakan,

beberapa diantara terhenti seperti karang taruna, dan LKM. Aktivitas

kelembagaan yang aktif dilaksanakan di Situgede adalah BKM, Posyandu,

Posbindu dan Pengajian mingguan. Aktifnya kelembagaan tersebut dipengaruhi

beberapa faktor yaitu: 1) Ketua BKM, Bapak Skn adalah masyarakat yang aktif

dalam kegiatan di lingkungannya dan Kelurahan Situgede disamping

pekerjaannya yang sebagai guru olahraga SMA Kornita, Ketua RW 05 dan

Koordinator Posdaya Kenanga, 2) Kader di Posyandu dan Posbindu RW 05

terlibat aktif dalam PKK Kelurahan, 3) Masyarakat RW 05 memiliki antusias yang

tinggi dalam setiap kegiatan agamaan seperti pengajian yang dilaksanakan

Page 123: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

109

setiap hari Kamis di Masjid Nurul Yaqin dengan mendatangkan penceramah

yang berbeda-beda tiap minggunya.

Suasana FGD semakin sore terasa semakin santai antara kader dan

pendamping namun tetap fokus. Para kader dengan bebas mengutarakan

jawaban yang diajukan Bapak Pdj tanpa ada intervensi dan dominasi dalam

menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya Bapak

Pdj menanyakan respon masyarakat terhadap program pemberdayaan

masyarakat yang ada di wilayah Situgede. Disampaikan oleh Koordinator

Posdaya Kenanga bahwa respon masyarakat terhadap program pemberdayaan

masyarakat yaitu kebanyakan program yang telah selesai dilaksanakan

masyarakat yang terlibatpun selesai dalam melakukan kegiatan tersebut

sehingga tidak ada keberlanjutan dari masyarakat untuk meneruskan kegiatan

yang sudah dilaksakan.

Partisipasi atau keterlibatan masyarakat RW 05 dalam program

pemberdayaan masyarakat sangat baik karena sikap saling tolong menolong dan

kegotongroyongan masih dilaksanakan untuk saling membantu satu sama lain.

Berbeda di Kelurahan Situgede, seperti yang disampaikan salah satu kader

kegiatan gotong royong sulit dilakukan, misalnya saja kegiatan bersih lingkungan

disekitar Kantor Kelurahan Situgede yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap

hari Minggu, masyarakat dari RW 05 yang paling banyak terlibat, masyarakat dari

RW lain sedikit sekali. Kebersihan lingkungan di sekitar Kantor Kelurahan

Situgede merupakan tanggung jawab semua masyarakat, semua RW dan semua

RT yang ada di Kelurahan Situgede. Kenyataan di atas juga disampaikan oleh

kader yang menyatakan bahwa:

“Pada umumnya masyarakat Situgede itu sulit sekali untuk melakukan kerjasama, sehingga RW 05 yang terdekat dengan Kantor Kelurahan Situgedelah yang aktif dan rajin mengikuti kegiatan yang ada di Kelurahan Situgede. Sebagian besar yang aktif terlibat dalam PKK kelurahan adalah ibu-ibu dari di RW 05” (Gst). Pertanyaan inti dari FGD disampaikan Bapak Pdj yaitu apa yang diketahui

oleh kader tentang Posdaya. Koordinator Posdaya Kenanga mengatakan bahwa

Posdaya adalah wadah bagi kegiatan-kegiatan yang sudah ada di RW 05,

membentuk kegiatan yang belum ada di RW 05 serta mengaktifkan kembali

kegiatan yang sempat terhenti. Kader dari bidang kesehatan juga menyampaikan

pendapatnya bahwa:

Page 124: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

110

“Posdaya itukan bukan saingan untuk program yang sudah ada justru program yang sudah ada karena posdaya diwadahi misalnya di KWTnya jadi sudah dirangkum menjadi suatu rangkaian, ibaratnya kegiatan yang sudah ada itu mutiaranya, Posdaya itu rantainya jadi disatukan menjadi keserumahan gitu kan. Jadi program yang sudah ada karena ada posdaya kita tingkatkan, kalau emang program yang belum ada kita bentuk, yang tadinya ada vakum, diaktifkan lagi gitu” (Asn). Harapan dari kader dengan adanya Posdaya Kenanga di RW 05 yaitu

1) dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, 2) meningkatkan taraf hidup

masyarakat dan 3) masyarakat dapat mandiri dengan memiliki usaha produksi

sendiri seperti home industry. Koordinator Posdaya Kenanga juga mengatakan

bahwa dengan adanya Posdaya Kenanga kinerja program lain tetap berjalan

melakukan aktivitas masing-masing serta hambatan yang dialami dalam

pengembangan Posdaya Kenanga belum terlihat jelas dan belum konkrit,

kendala yang terjadi hanya jumlah kader yang masih sedikit dan terbatas

sehingga kader masih melaksanakan kegiatan lebih dari satu bidang, namun hal

itu bukan hambatan yang mengganggu aktivitas kegiatan Posdaya Kenanga.

Partisipasi masyarakat terhadap Posdaya Kenanga menjadi pertanyaan

FGD yang terakhir. Masyarakat di RW 05 dalam sikap kegotongroyongan dan

tolong menolong masih baik untuk saling membantu satu sama lain. Partisipasi

masyarakat RW 05 terhadap Posdaya Kenanga yaitu terlibat dalam gotong

royong secara fisik dan gotong royong dalam materi. Gotong royong secara fisik

dilakukan saat kerja bakti kebersihan lingkungan di sekitar RW 05 setiap

minggunya sedangkan gotong royong dalam materi yaitu menjadi donatur untuk

kegiatan Posdaya Kenanga seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk

balita di Posyandu.

Rapat rencana kerja dan FGD aspirasi masyarakat berjalan lancar dan

fokus serta keterlibatan kader dalam menyusun rencana kerja, menyampaikan

masukan, kritik serta pendapat sangat antusias. Setiap kader memiliki hak untuk

bersuara tanpa ada intervensi dan dominasi dari Koordinator Posdaya Kenanga,

sesama kader, maupun pendamping. Pertanyaan terakhir mengenai partisipasi

masyarakat menjadi penutup dari kegiatan rapat rencana kerja serta FGD

aspirasi masyarakat. Kegiatan FGD yang semula diarahkan oleh Bapak Pdj

selaku Kepala P2SDM LPPM IPB dan pendamping diserahkan kembali kepada

Koordinator Posdaya. Rapat ditutup pada pukul 16.30 WIB dengan

mengucapkan hamdalah (Alhamdulliah).

Page 125: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

111

Rapat kedua yang diikuti adalah rapat evaluasi kegiatan Posdaya

Kenanga setelah satu tahun. Rapat dilaksanakan di teras rumah Koordinator

Posdaya Kenanga pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2011 pukul 16.00 WIB. Rapat

evaluasi hanya dihadiri oleh kader di semua bidang yang ada di Posdaya

Kenanga seperti bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Tepat

pukul 16.00 WIB rapat dibuka oleh bendahara Posdaya Kenanga dengan

mengucapkan salam dan Bismillahirrahmanirrahim.

Gambar 6 Posisi Tempat Duduk Peserta Rapat

Page 126: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

112

Selanjutnya rapat diserahkan kepada Koordinator Posdaya Kenanga

untuk melanjutkan rapat dengan agenda evaluasi kegiatan Posdaya Kenanga di

masing-masing bidang. Sebelum evaluasi dimulai dari masing-masing bidang,

Bapak Skn selaku Koordinator Posdaya Kenanga menjelaskan kembali

mengenai Posdaya berikut ini:

“Posdaya adalah forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Ada inpresnya No 3 tahun 2010, instruksi presiden ya langsung itu mengembangkan Posdaya. Posdaya bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan dan menjadikan masyarakat itu mandiri secara terpadu. Posdaya itu tidak mengganggu kegiatan yang sudah ada tetapi mewadahi semua kegiatan yang sudah berjalan” (Skn). Setelah menjelaskan sekilas mengenai Posdaya, Koordinator Posdaya

Kenanga selanjutnya melakukan evaluasi kerja di masing-masing kegiatan

Posdaya Kenanga. Kesempatan pertama diberikan Koodinator kepada bidang

pendidikan, yaitu Ibu Ynh untuk menyampaikan evaluasi kerja kegiatan di bidang

pendidikan. Berikut petikan dialog antara Ibu Ynh sebagai kader bidang

pendidikan (KP) dengan Koordinator Posadaya Kenanga (Ko):

KP : PAUD sudah berjalan selama 6 bulan, ada dua kelompok belajar usia 2 sampai 5 tahun, waktu belajar dari hari Senin sampai Rabu dari jam 9 sampai jam 11. Jumlah murid yang ada di PAUD kurang lebih ada 50 anak dibagi dengan dua kelompok, tutornya empat orang. Trus sarana dan prasarana, untuk APE kita sudah ada sebagian, kemarin kita udah dapat semacam proposal ke pemda dapat uang sebesar 1 juta udah kita beliin “tape” sisanya untuk tahun ajaran baru pak, kita mau nambah permainan lagi. Kemarin juga kita udah SK kelurahan udah ada, untuk SK dari Diknas kita sudah coba kesana kemarin, kita diminta persyaratan-persyaratannya

Ko : Apa syaratnya katanya? KP : Syaratnya ijazah dari tutor pengelola, trus minta surat izin dari

tempat yang kita tempatinkan. Untuk tahun ajaran baru sudah mulai buka, kemarin sudah ada 2 orang yang daftar ya tetapi karena memang itu anak-anak, disuruh masuk aja dulu untuk pengenalan biar nanti waktunya nggak kaget lagi.

Ko : Ada kendalanya? KP : Kendalanya sih, selama ini ada ga bu yah, (“banyak” sambut suara

dari kader yang lain diiringi tawa, pasti ada, sarana prasarana) Ko : terutama sarana ya.

Bidang kesehatan selanjutnya menyampaikan evaluasi kerja kegiatan

yang telah dilaksanakan. Berikut kutipan penjelasan evaluasi kegiatan bidang

kesehatan yang disampaikan oleh Ibu Asn selaku ketua Posyandu:

“Bidang kesehatan dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat umum secara optimal yang terutama untuk kesehatan ibu dan anak. Perjalanan kita di kesehatan itu di Posyandu dan

Page 127: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

113

Posbindu sudah rutin ya melaksanakannya. Dana sehat sudah 80 %, KB sudah 80% keatas. Program pengembangan sudah banyak seperti BKB, BKL, BKR kemudian ada dana sehat, catatan TOGA, pendataan Filariasis, ibu hamil juga menambah ada 6 orang. Di Lansia juga kehadiran lansia mencapai 70%-75% dibandingkan yang lainnya karena Posyandu kita udah mandiri Posbindu kita juga udah mandiri karena ditunjang dana sehat. Masalah kesehatan anak belum ada Bawah Garis Merah (BGM). Kendala di kita pasti ada ya, tetapi kesadaran masyarakat sudah baik untuk penimbangan, KB juga” (Asn). Saat evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, kader dari bidang

lingkungan berhalangan hadir, dan bidang lingkungan belum memiliki kegiatan

yang dilaksanakan. Berhalangan hadir dalam rapat telah disampaikan oleh kader

bidang lingkungan kepada Koordinator Posdaya Kenanga dan kader bidang

lingkungan telah membuat rencana kerja untuk kegiatan di bidang lingkungan.

Rencana kerja yang disiapkan kader lingkungan disampaikan oleh Koordinator

Posdaya Kenanga (Ko) namun dalam menyampaikan rencana kerja lingkungan

ada beberapa masukan dari kader (K) berikut kutipannya:

Ko : Bidang lingkungan sudah menyiapkan rencana kerja yaitu 1) Akan dibuatnya kebun bergizi, karena wajib disetiap rumah harus ada kebun bergizi walaupun ga ada halaman minimal pake polybag. Jangan selalu manja untuk membeli sayur jadi nanti kalau mau masak tinggal ngambil. Insya Allah nanti disini dijadikan pembibitan, demplot bibit nanti masyarakat yang mau nanam tinggal ngambil disini. Lahan disini yang luas (perkarangan rumah Koordinator Posdaya Kenanga)dari pada tumbuh ilalang nanti dibikin demplot pembibitan, semua macam sayuran nanti ada, jadi nanti masyarakat silahkan ngambil kesini nanti diurus dirumahnya masing-masing karena tujuan Posdaya seperti itu untuk menjadikan masyarakat itu mandiri. Jadi lahan sedikit apapun harus dimanfaatkan, jadi untuk kita menambah gizi keluarga, 2) Akan memperbaiki saluran-saluran air, 3) membuat kompos. (ada masukan dari kader kesehatan untuk bidang lingkungan supaya dilakukannya biopori)

K : yang biopori itu pak,diprogramkan Ko : Iya, biopori memang diprogramkan, karena nanti kita dikasih alatnya

dari IPB, karena di kita di Kelurahan kalo ga salah ada yah. (kader bidang ekonomi menjelaskan) K : Dulukan waktu jaman saya (RW) tiap RT dikasih satu orang satu, itu

satu RW dapat 4, RW satu RT seorang satu, iya pak Rhd satu, tapi udah lama atuh meureun, lupa meureun. Di saya masih ada.

Ko : Nanti kedepan, hasil dari biopori itu adalah untuk pupuk tanaman.

Page 128: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

114

Bidang ekonomi di Posdaya Kenanga belum berjalan, sehingga belum

ada evaluasi terhadap bidang ekonomi. Namun, bulan depan ibu-ibu sanggup

untuk menjalankan LKM syariah, bukan LKM riba. LKM syariah diawali oleh

masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat. Setiap peminjam di LKM

tidak akan dikenakan bunga, misalkan meminjam uang Rp.200.000,00 maka

dikembalikan Rp. 200.000,00. Masalah LKM syariah menjadi pembicaraan

menarik sesama kader, berikut kutipan dialog antara kader bidang pendidikan

(KP), bendahara (B), dan Koordinator Posdaya Kenanga (Ko)

Ko : Misalkan melakukan peminjaman ke LKM Posdaya Kenanga, nanti tidak dikasih bunga jadi pinjam dua ratus kembali dua ratus jadi terserah yang minjemnya mau ngasih berapa tapi jangan dipaksa.

KP : Tetap ngasih tapi jangan dipaksa maksudnya B : Seikhlasnya. Ko : Karena maksudnya nanti riba. KP : Nggak soalnya jangan sampe seperti gini gitu ya, jangan ada buntut

bunganya atau yang lainnya, sekedar ngasihlah gitu, mending kalo orangnya ngerti gitu kan.

B : Nggak Insya Allah kita kasih tau aja. KP : Iya ngasih, ngasih berapa saja. B : Ga ada persen-persenan berapa peminjaman. Ko : Kemaren ibu-ibu sudah sepakat, kemaren ibu-ibu karena pas arisan

nanti yang bapak-bapak akan diundang, ibu-ibu arisan sepakat perbulan simpanan wajib Rp. 3000,00 dan simpanan pokok Rp.10.000,00. Karena kata ibu-ibu lebih baik gitu daripada nanti banyak bank-bank keliling.

Setelah dilakukan evaluasi di seluruh bidang kegiatan Posdaya Kenanga,

Koordinator menyampaikan informasi mengenai rencana pengembangan dan

peningkatan ekonomi keluarga khususnya kerajinan dan produk yang dapat

dinikmati masyarakat RW 05. Peningkatan ekonomi keluarga dilakukan untuk

pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan usaha produksi yang dapat

dijangkau masyarakat dan berkelanjutan. Masyarakat diarahkan untuk mampu

melakukan usaha sendiri guna memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga

masing-masing, misalkan dengan memproduksi sate jamur yang dijual dengan

harga Rp. 1000,00 dapat dijangkau oleh masyarakat dan produksi berjalan terus

menerus. Setelah penjelasan Koordinator Posdaya Kenanga mengenai rencana

peningkatan ekonomi keluarga, kader bidang ekonomi (KE) dan kader (K) lainnya

memberikan masukan dan pendapat dan berikut kutipannya:

KE : Sebetulnya kalau kita mau mencari uang atau yang semacam kerajinan-kerajinan, gini ya yang pernah saya alami itu yang sampai sekarang udah gampang pemasarannya ya, kalau kerajinan-kerajinan yang lainnya itukan pasar yang sulit ya kan, kita bisa produksi tapi pasarnya susah. Contohnya mungkin semacam

Page 129: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

115

misalkan kayak dodol, kita bisa produksi tiap hari bu ya, tapi gak bisa masarin tiap hari ya.

K : ya, iya makanya kita pesanan aja. KE : Sekarang kalo jamur nih produksi tiap hari saya sanggup tiap hari K : Tapi pelakunya gitu kan KE : Iya jadi kalo dijamur ini bukan saya omong kosong gitu, asal ada

dananya pasarnya udah terbuka lebar, ga usah kita bikin yang macam-macam misalkan kayak kripik, kayak krispi itu pasarnya susah. Yang paling gampang jamur segar aja udah dibawa kepasar udah, kayak saya yang sekarang setiap hari. Cuma mungkin nanti secara terpisah ini punya Posdaya nanti saya yang ngebinanya, bisa begitu. Kalau mau mengajukan proposal tapi jangan tanggung-tanggung, sekalian misalkan disini bikin kumbungnya sama isinya berapa ribu nah nanti dikelola bareng-bareng. Itumah setiap hari hasilin uang, itumah ga usah kita bikin apa nih kita susah-susah misalkan “euweuh numelina” (ga ada yang belinya) capek-capek.

(disambut tawa para kader)

KE : Saya sekarang bu ya punya pasar jamur 1 kuintal, saya cuma sanggup paling 30 kg- 20 kg itupun dua tiga orang, coba. Ini udah pasarnya udah terbuka lebar. Cuman kendala ya itu emang kalo di jamur modalnya besar terus terang aja. Karena saya sendiri juga pengorbanan saya selama 2 tahun 50 juta habis saya terus terang saja, baru ketemu. Jadi baru ketemu dijamur itu gampang diproduksi tapi jadinya yang susah. Jamur itu peluangnya besar, sebenarnya saat ini orang-orang kaya yang berusaha jamur itu, terus terang aja jadi karena emang modalnya besar ya, jadi karena yang mampu ya tingkat-tingkat atas aja.

K : Kita ga usah takut dengan modal sebesar itu, kalau kita misalkan mulai dengan kecil-kecilan juga bisa artinya mau setiap rumah juga bisa. Bisa secara pribadi masing-masing bisa atau kita mau berkelompok bisa cara kerjanya gimana, itumah banyak peluang. Jadi kalo masalah pasarnya jangan khawatir gitu saya udah punya.

Ko : Itu tiap hari “baraha” (berapa) pak ngirim? KE : Punya saya sekarang paling 12 kg, punya Hn 10 kg, dari Cangkrang

juga ada tuh pak ngirim ke saya, paling sehari 30 kg-40 kg. Kalau jamur mah ga ada istilah hari libur ya, jadi dia mau hari Minggu kek tanggal merah dia mah waktunya panen kita harus panen tetap, diterima atau nggak, kecuali hari raya idul fitri dua minggu sebelum dan dua minggu sesudah ga ada pedagangnya jadi pada libur.

Diakhir obrolan mengenai peluang usaha jamur, Bapak Rhd selaku kader

bidang pendidikan (KP) memberikan masukan, dan ditanggapi oleh Koordinator

Posdaya Kenanga (Ko) dan kader (K) berikut kutipannya:

KP : Assalamulaikum wr wb. Jadi dari apa yang tadi diungkapkan para kader, maksud kita disinikan mengevaluasi. Jadi kita sejauh ini karena awalnya program kita belum tau belum tertulis gitukan, kalau mengevaluasi itukan berarti program-program apa yang telah tercapai dan apa yang belum tercapai. Ini berarti kan kita hanya pengalaman yang terjadi karena program itu belum dituangkan dalam

Page 130: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

116

sebuah tulisan gitu ya. Nah ini saran saya kedepan gitu ya, jadi nanti perbidang nanti membuat program setahun kedepan, jadi apa-apa pencapaian selama setahun kedepan, itukan namanya program.

Ko : Ya, betul-betul. KP : Nanti mungkin tahun berikutnya kita dievaluasi, dalam bidang itukan

ada misalkan poin ini-poin ini pencapaian, nanti rencana kerja nya bulan ini gitukan trus sampe setahun itu. Nah disitu kan kita ketahuan bidang apa yang belum tercapai, poin apa yang belum tercapai, itu apa kendalanya gitukan, nah nanti kita nanti kesananya akan berhasil. Karena selama ini kita berjalan begitu saja, karena program kita tidak ada walaupun intinya program yang sudah tinggal mengkolaborasikan dengan program yang ada itu kan tetap harus tercantum. Atau mungkin ada bidang lain yang misalnya termasuk ke bidang itu tetapi orang lain kita bisa ambil sebagai fasilitator dengan memberikan bimbingan. Jadi usulan saya kedepan seperti itu, jadi nanti kita setiap bidang itu memegang program setahun Posdaya Situgede RW 05 itu oh ini nih gitu kan, nanti kita mengevaluasi oh ini kiranya belum tercapai nih, bagaimana cara untuk mencapai ini, apakah misalkan dana kurang ya nanti kita cari bagaimana gitukan. Jadi mungkin itu ya saran saya.

K : Kalau di Posyandu kita sudah punya program pak. KP : Bagus gitu, kan selama ini yang tau hanya Posyandu saja, kami

tidak tau gitu ya nanti kita saling tuker informasi mengenai program masing-masing gitu ya. Nanti ada evaluasi keseluruhan untuk mengetahui persentase Posdaya Situgede tahun ini adalah sekian persen, sekian persen yang belum tercapai gitu ya. Ya mungkin itu saja masukan dari saya kurang lebihnya mohon maaf. Assalamualikum wr wb.

Koordinator memberikan tanggapan terhadap masukan dari Bapak Rhd

kader bidang pendidikan. Kedepannya Posdaya Kenanga Situgede dipilih oleh

Pemerintah Kota Bogor dan IPB untuk melaksanakan P4 (Pusat Pelatihan

Posdaya Pedesaan). Dari 68 Kelurahan yang ada di Kota Bogor, Posdaya Bina

Sejahtera Pasir Mulya dan Posdaya Kenanga Situgede yang terpilih untuk

melaksanakan kegiatan P4. Kedepannya saran yang disampaikan oleh Bapak

Rhd sebagai kader pendidikan memang dilakukan untuk pengembangan P4, di

Posdaya Kenanga. setiap bidang mempunyai rencana kerja yang ditempel di

Sekretariat Posdaya Kenanga. Setiap rencana kerja kegiatan bidang Posdaya

Kenanga langsung tersambung dengan internet, sehingga masyarakat yang

berada jauh diluar Kota Bogor dapat melihat profil, rencana kerja, program

bidang Posdaya Kenanga melalui internet. Koordinator Posdaya Kenanga juga

menjelaskan ada “Kombudaya” yaitu komputer Posdaya untuk masyarakat.

Masyarakat RW 05 dapat berlatih komputer dan dapat melihat perkembangan

Posdaya yang ada di Indonesia. Posdaya Kenanga hendaknya memperbaiki

kinerja di bidang masing-masing, bidang yang belum memiliki program harus

Page 131: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

117

membuat rencana kerja. Posdaya Kenanga Situgede dijadikan sebagai

percontohan Posdaya di Kota Bogor harus siap untuk menerima kunjungan baik

dari pemerintah kota, pemerintah daerah, Posdaya yang lainnya baik tingkat lokal

maupun tingkat Nasional.

Informasi yang ada mengenai Posdaya disampaikan di rapat evaluasi

tersebut, seperti rencana Pemerintah Kota dan Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) untuk melakukan lomba Posdaya

tingkat Kota Bogor yang dilaksanakan bulan Agustus. Salah satu syarat untuk

mengikuti lomba Posdaya tingkat Kota Bogor adalah 50% dari jumlah KK harus

mempunyai kebun bergizi di masing-masing rumah. Setiap rumah diharapkan

memiliki kebun bergizi meskipun tidak memiliki halaman yang luas tetapi bisa di

minimalisir dengan menggunakan polybag, seperti menanam tomat, dan cabai.

Setiap tiga bulan sekali Posdaya Kenanga melaporkan hasil evaluasi kegiatan

bidang masing-masing ke Kantor Kelurahan Situgede, BPMKB, IPB dan Dinas

yang terkait. Posdaya Kenanga diharuskan untuk membuat profil mengenai

Posdaya, untuk lebih diketahui dan dikenal oleh masyarakat Jawa Barat pada

umumnya dan Kota Bogor khususnya.

Rapat evaluasi dilanjutkan dengan penyampaian informasi kepada

seluruh kader mengenai dijadikannya Posdaya Kenanga sebagai learning center

(pusat pendidikan) untuk sekolah-sekolah yang magang mengenai Posdaya.

Posdaya Kenanga Situgede juga digabungkan dengan Posdaya Agrowisata

karena mempunyai Setu yang menjadi pusat wisata dan rekreasi bagi

masyarakat Kota Bogor. Selain sebagai agrowisata Posdaya Kenanga juga

memperkenalkan makanan ringan dari talas seperti dodol talas, kerupuk talas

khas Bogor. Menyambut Posdaya Agrowisata, Ibu Asn menyampaikan

pendapatnya untuk kesiapan dari Posdaya Kenanga sebagai Posdaya Agowisata

berikut kutipannya”

“Kita jangan hanya menampilkan misalkan olahan seperti dodol, jamur, dan sebagainya, seharusnya dari ciri khas dari kita itu ada keterampilan oleh-oleh Situgede. Sebenernya di Situgede itu kan kita banyak kijing nyak, kijing di setu, itu kijing itu kan bisa dibikin bunga dibikin apa. Bisa dikembangkan sebagai oleh-oleh khas dari Situgede. Jadi kalo datang ke Situgede tidak hanya beli jamur dan dodol bisa membeli oleh-oleh buah tangan keterampilan itu, bisa dari kerang juga” (Asn). Pendapat lain juga disampaikan oleh kader untuk Posdaya Kenanga ke

depannya yaitu:

Page 132: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

118

“Untuk kedepannya nih, karena tujuan Posdaya kan mensejahterakan warga gitu, jadi jangan sampai kalo ada sesuatu itu malah dibuat-buat gitu, kita berjalan dengan apa adanya, emang itu hasilnya manfaat gitu ya, toh buat apa sih isinya bagus-bagus gitu ya tapi ya kenyataanya ga ad, ya percuma gitu” (Rhd). “Tapi juga mungkin kayak rencana kita mau bikin simpan pinjam udah dibayangkan amat sangat ricuh. Karena apa, terus terang dikita itu dari dulu-dulu seperti itu, jadi kalo bisa mah harus ada kriterianya, seperti apa-seperti apa gitu” (Ysf). “Tapi kayaknya gini juga sih pak, Posdaya yang tau baru kita-kita aja, karena sosialisasinya belum ada, minimal kita (kader) harus sosialisasi ke warga jangan cuma kita aja yang tau” (Ynh). “Nantikan ada safari Posdaya tiap RT pak. Setiap RT harus menjelaskan kepada warganya apa itu Posdaya, kegiatannya apa saja gitu” (Skn). Rapat evaluasi dilakukan dengan santai, tidak formal namun tetap fokus.

Suasana rapat berlangsung dengan keakraban dan diselingi gelak tawa oleh

sesama kader. Menjelang akhir rapat masukan, pendapat, kritikan satu persatu

disampaikan para kader untuk Posdaya Kenanga agar lebih baik kedepannya.

Hari semakin sore serta waktu semakin mendekati waktu ibadah shalat magrib

dan dari masjid telah terdengar suara mengaji maka rapat evaluasi diakhiri pada

pukul 17.30 WIB serta ditutup dengan mengucapkan Alhamdulliah oleh peserta

rapat.

Memiliki Akses yang Sama

Kader di Posdaya Kenanga memiliki akses yang sama untuk

berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan

keputusan. Akses yang terlihat di Posdaya Kenanga adalah semua kader

diundang untuk menghadiri rapat rencana kerja Posdaya Kenanga dan rapat

evaluasi. Kehadiran kader dalam rapat tidak hanya mendengarkan informasi

yang disampaikan melainkan terlibat aktif dalam penyampaian pendapat,

masukan, serta kritikan. Dari dua rapat yang diikuti, keterlibatan kader dalam

rapat sangat aktif dalam menyampaikan pendapat, serta di dalam rapat tidak ada

intervensi untuk bersuara dan dominasi dalam berbicara.

Penyampaian pendapat, masukan dan kritik dilakukan oleh kader untuk

kemajuan Posdaya Kenanga, sedangkan permasalahan, hambatan diselesaikan

secara bersama dan setiap pengambilan keputusan selalu dimusyawarahkan

bersama kader. Dalam musyawarah, kader yang hadir bukan hanya sebagai

peserta rapat melainkan terlibat dalam berpendapat. Kader diberikan ruang

Page 133: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

119

dalam pengambilan keputusan, karena Posdaya Kenanga tidak dilaksanakan

oleh satu orang kader melainkan banyak kader yang mempunyai hak dalam

keterlibatan disetiap bidang kegiatan Posdaya Kenanga. Berjalannya kegiatan

dalam Posdaya Kenanga ditentukan oleh peran serta dari kader di bidang

masing-masing. Kader yang aktif dalam kegiatan Posdaya Kenanga serta terlibat

dalam rapat dan memberikan kontribusi pemikiran dan ide menjadikan nilai

tambah bagi kader tersebut.

Habermas dengan konsep ruang publik memandang penting aspek akses

bagi semua warga negara dalam pembangunan. Ruang publik menurut

Habermas adalah wahana di mana setiap kepentingan terungkap secara

gamblang, setiap warga masyarakat sejatinya memiliki akses yang sama untuk

berpartisipasi, kemudian mereka terdorong untuk mendahulukan kepentingan

bersama dan mencapai konsensus mengenai arah masyarakat tersebut ke

depan dan menemukan solusi bersama dalam memecahkan masalah-masalah

yang mereka hadapi. Fungsi ruang publik hanya dapat dicapai ketika telah

terciptanya “Situasi Berbicara yang Ideal”. Situasi yang ideal adalah keadaan di

mana klaim-klaim yang diperdebatkan dapat dibicarakan dan diargumentasikan

secara rasional.

Ruang publik merupakan jembatan interaksi antara penguasa dan

masyarakat. Kekuasaan mencapai legitimasi dan pengakuan masyarakat serta

memahami arah yang diinginkan masyarakat melalui dialog dalam ruang publik.

Sementara masyarakat dapat menyuarakan kepentingannya agar dapat

diakomodir oleh penguasa. Melalui ruang publik individu-individu serta berbagai

kelompok masyarakat berusaha memperjuangkan hak-hak yang menyangkut

eksistensi dan aspirasi hidupnya melalui tawar menawar, kompromi, dan

konsensus. Tindakan komunikatif terjadi apabila masyarakat terbebas dari segala

bentuk dominasi yang dilakukan antara pihak-pihak yang setara.

Akses yang sama pada setiap kader dikarenakan masing-masing kader

memiliki tujuan untuk membantu masyarakat dengan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta

untuk kemajuan di wilayahnya. Kader mempunyai semangat dan motivasi dalam

kegotongroyongan sesama masyarakat untuk saling tolong menolong.

Keterlibatan kader dalam setiap rapat tidak hanya duduk, diam dan mendengar

melainkan memperjuangkan kepentingan masyarakat bersama bukan

kepentingan perorangan ataupun pribadi.

Page 134: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

120

Tabel 7 Akses secara teoritis dan hasil temuan lapang

Teoritis Hasil Temuan Lapang

Masyarakat memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi, kemudian terdorong untuk mendahulukan kepentingan bersama dan mencapai konsesus mengenai arah masyarakat tersebut ke depan dan menemukan solusi bersama dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Kader memiliki akses untuk terlibat dalam setiap forum rapat dan diskusi melalui undangan. Dalam rapat dan diskusi kader dapat menyelesaikan permasalahan, hambatan yang sedang dihadapi untuk keberlangsungan Posdaya Kenanga ke depannya.

Munculnya Heteroglasia

Mengikuti rapat dan terlibat dalam pengamatan berperan serta terhadap

pelaksanaan kegiatan di masing-masing bidang Posdaya Kenanga menunjukkan

keberagaman dari kader, baik keberagaman usia, gender, pendidikan dan

pekerjaan. Berikut kutipan penuturan Bapak Skn selaku Koordinator Posdaya

Kenanga melihat keberagaman kader baik dari sisi pendidikan, pekerjaan, usia

dan jenis kelamin:

“Kita tidak pilih-pilih orang untuk jadi kader. Mau dia orang kaya, miskin, punya pekerjaan, tidak punya pekerjaan, jadi kader tujuannya membantu sesama masyarakat dengan ikhlas dan sukarela. Kita ga pilih-pilih untuk jadi kader, siapa yang mau dan mampu hayo” (Skn).

6% 6%12%

53%

17%6%

Pendidikan

SR

SD

SMP

SMA

S1

S2

Gambar 7 Keberagaman kader di Posdaya Kenanga

53%23%

6%12%

6%

Pekerjaan

Ibu Rumah TanggaGuru

Konsultan

Wiraswasta

Petani Jamur

35%

35%

24%

6%

Usia (Tahun)

31-40

41-50

51-60

>61

Page 135: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

121

Kader yang ada di Posdaya Kenanga memiliki latar belakang pendidikan,

pekerjaan, usia yang berbeda serta kesetaraan gender. Perbedaan usia dapat

dijembatani dengan saling mengisi kelemahan atau kekurangan kader satu sama

lain, kader yang berusia diatas 40 tahun serta telah memiliki banyak pengalaman

dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dapat memberikan pengetahuan kepada

kader yang masih muda, sedangkan kader yang lebih muda masih memiliki

motivasi dan semangat untuk mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan.

Perbedaan usia yang dimiliki masing-masing kader tidak menghalangi dalam

melakukan aktivitas pada kegiatan Posdaya Kenanga. Sebesar 35% usia kader

di Posdaya Kenanga berkisar antara usia 31-40 tahun dan 41-50 , 24% kader

berusia antara 51-60 tahun dan kader yang berusia > 60 tahun sebesar 6%.

Banyaknya kader yang berusia produktif yaitu antara 31-50 dan 41-50 tahun

menunjukkan bahwa kader telah memiliki pengalaman, baik pengalaman

menjalani hidup maupun pengalaman mengikuti aktivitas kemasyarakatan.

Kegiatan Posdaya Kenanga dilaksanakan oleh perempuan dan laki-laki,

ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan sudah

diterapkan. Selama ini diketahui yang mendominasi menjadi kader dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan adalah perempuan, namun sekarang laki-laki

terlibat menjadi kader dalam kegiatan sosial kemasyarakatan terutama dalam

kegiatan Posdaya Kenanga. Kader di Posdaya Kenanga didominasi oleh

perempuan sebesar 61% dan laki-laki sebesar 39%. Kesetaraan dan keadilan

gender dilakukan dengan tidak memihak antara laki-laki dan perempuan. Antara

laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial,

kebutuhan dasar, dan kebutuhan ekonomi. Dalam kegiatan Posdaya Kenanga

keterlibatan kader laki-laki dan perempuan adalah sama, baik perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan pengambilan keputusan. Kaum laki-laki ataupun

perempuan dalam Posdaya Kenanga bukan hanya sebagai pelengkap melainkan

pelaku dalam setiap kegiatan. Kesetaraan gender menciptakan keadilan struktur

dalam masyarakat. Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dilakukan

untuk peningkatan kesejateraan yang bersifat pemberdayaan guna terjadinya

keseimbangan fungsi dan peranan antara laki-laki dan perempuan yang lebih

kondusif.

Pekerjaan yang dimiliki kader Posdaya Kenanga sangat beragam, mulai

dari ibu rumah tangga, guru, wiraswasta, petani jamur sampai konsultan

kehutanan. Bebagai macam pekerjaan yang dimiliki kader Posdaya Kenanga

Page 136: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

122

mempunyai tujuan dan motivasi yang bermacam-macam dan berbeda untuk

terlibat dalam Posdaya Kenanga. Memiliki pekerjaan tetap tidak menghalangi

kader untuk aktif dalam kegiatan Posdaya Kenanga pada pelaksanaan kegiatan

maupun rapat rutin. Keterlibatan kader dalam Posdaya Kenanga meskipun telah

memiliki pekerjaan tetap diyakini untuk dapat mengenal lingkungan disekitar

tempat tinggal, dapat bersosialisasi sesama masyarakat dan memiliki jiwa sosial

untuk saling membantu sesama masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Pekerjaan kader sebanyak 53% adalah sebagai ibu rumah tangga ini

dikarenakan sebagian besar kader yang ada di Posdaya Kenanga adalah ibu-

ibu, 23 % memiliki pekerjaan sebagai guru yang mayoritas laki-laki, sedangkan

wiraswasta sebesar 12 % serta petani jamur dan konsultan masing-masing

sebanyak 6%. Beragam perkerjaan yang dimiliki dapat saling mengisi antara

sesama kader. Pekerjaan sebagai guru dan konsultan serta memiliki pendidikan

perguruan tinggi dapat memberikan pandangan, pengetahuan, ide, saran, serta

kritikan yang membangun untuk kegiatan Posdaya Kenanga. Akan tetapi

pendidikan SMA serta bekerja sebagai ibu rumah tanggapun mampu

memberikan informasi dan pengetahuan mengenai keadaan di lingkungan

tempat tinggal ini dikarenakan ibu-ibu lebih banyak menghabiskan waktu dirumah

sehingga mengetahui kondisi serta situasi yang terjadi di wilayah tempat

tinggalnya. Pendidikan yang dimiliki oleh kader menentukan pekerjaan yang

dimiliki. Sebagian besar kader memiliki pendidikan setara SMA sebesar 59%,

SMP sebesar 17%, serta pendidikan perguruan tinggi S1 sebesar 18% dan S2

sebesar 6%. Pendidikan menentukan pola pikir dari kader dalam menyampaikan

pendapat serta melakukan sosialisasi di lingkungannya.

Sistem pembangunan diharapkan untuk selalu dilandasi dengan konsep

heteroglasia dan menghargai keberagaman dari individu, kelompok ataupun

komunitas yang berbeda dari variasi usia, gender, pendidikan, pekerjaan,

ekonomi, agama dan faktor budaya yang dapat saling mengisi satu sama lain.

Pada Posdaya Kenanga konsep heteroglasia terlihat pada kader di masing-

masing bidang baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.

Berbagai macam latar belakang yang dimiliki kader tidak menghambat aktivitas

dalam kegiatan Posdaya Kenanga. Semakin memiliki keberagaman kader satu

sama lain meningkatkan saling menghargai sesama kader dan aktivitas kegiatan

Posdaya Kenanga berjalan hamonis, selaras dan seimbang.

Page 137: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

123

Tabel 8 Heteroglasia secara teoritis dan hasil temuan lapang

Teoritis Hasil Temuan Lapang

Pembangunan selalu dilandasi oleh berbagai kelompok dan komunitas yang berbeda-beda dengan berbagai variasi ekonomi, sosial, dan faktor budaya yang saling mengisi satu sama lain.

Keberagaman kader dalam Posdaya Kenanga terlihat dari usia, gender, pendidikan dan pekerjaan. Keberagaman dimanfaatkan oleh kader untuk saling berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman dengan kader lainnya.

Terjadinya Poliponi

Poliponi merupakan bentuk tertinggi dari dialog, dimana masyarakat atau

partisipan memberikan pendapat, masukan tanpa ada intervensi, tanpa ada

penekanan suatu pandangan atas pandangan lain dan tidak dominasi dalam

menyampaikan ide, saran dan kritik. Poliponi merupakan bentuk ideal dari

komunikasi partisipatif dimana perbedaan suara atau pendapat terjadi dengan

menghubungkan berbagai perlakuan komunitas. Kesatuan poliponi terbangun

dari suatu proses dialog.

Mengikuti rapat serta FGD di Posdaya Kenanga, dapat terlihat bahwa

tidak ada dominasi kader dalam kegiatan rapat. Rapat merupakan forum dalam

penyampaian informasi, penyampaian ide, pendapat, saran dan kritik,

penyelesaian permasalahan yang terjadi dan pengambilan keputusan secara

musyawarah. Dalam penyampaian suara, tidak ada intervensi terhadap kader

baik intervensi dari sesama kader maupun dari pendamping. Keterbukaan dalam

penyampaian suara memberikan hak yang sama kepada kader tanpa ada

penekanan atas pandangan kader yang satu dengan pandangan yang lain.

Penyampaian suara dalam rapat merupakan bentuk kontribusi kader terhadap

perkembangan dan kemajuan dari kegiatan yang dilaksanakan di Posdaya

Kenanga.

Rapat rencana kerja kegiatan Posdaya Kenanga serta FGD mengenai

aspirasi masyarakat konsep poliponi terlihat dalam forum. Banyak pendapat,

masukan, ide yang disampaikan kader dalam rapat rencana kerja dan FGD.

Dalam menyusun rencana kerja tiga tahunan, kader banyak memberikan

kontribusi untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tiga tahun kedepan. Kader

dibantu pendamping dari pihak P2SDM LPPM IPB dalam menyusun rencana

kerja, sehingga rencana kegiatan yang dilaksanakan diarahkan oleh

pendamping. Semua kader terlibat dalam menyusun rencana kerja, tidak ada

pemaksaan pendapat dalam rapat rencana kerja sehingga antara kader saling

Page 138: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

124

mengisi pendapat satu sama lain. Banyak keinginan yang disampaikan kader

dalam rapat rencana kerja untuk kegiatan Posdaya Kenanga yang dilaksanakan.

Terlihat dalam forum bahwa kader menginginkan kegiatan yang dilaksanakan

memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar seperti dengan dibentuknya

PAUD, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan lansia yang

berkesinambungan dan LKM yang berbasis syariah (bagi hasil) bukan dengan

riba (bunga).

Kegiatan FGD mengenai aspirasi masyarakat dilakukan bersamaan

setelah penyusunan rencana kerja Posdaya Kenanga tiga tahun kedepan. FGD

mengenai aspirasi masyarakat memfokuskan mengenai permasalahan yang

terjadi di wilayah Situgede, kelembagaan yang ada, mengetahui Posdaya dari

sisi kader serta manfaat dan harapan Posdaya bagi kader Situgede. FGD

dipandu oleh pendamping yaitu pihak P2SDM LPPM IPB, namun dalam

mengutarakan jawaban, pendapat, masukan, kritik serta ide antara kader dan

pendamping tidak ada pembatas, antara kader dan pendamping sejajar sehingga

tidak ada yang merasa “digurui” ataupun “menggurui”. Dalam FGD satu persatu

kader antusias menyampaikan pendapat, pandangan mengenai permasalahan

yang terjadi, kelembagaan yang ada, respon terhadap program pemberdayaan

masyarakat, partisipasi masyarakat, apa itu Posdaya, manfaat Posdaya dan

harapan terhadap Posdaya di lingkungan RW 05 Situgede. Dalam memberikan

masukan, pendapat serta kritik kader tidak dipaksa untuk menyampaikan suara.

Konsep poliponi lebih terlihat jelas saat rapat evaluasi Posdaya Kenanga

dilaksanakan. Dalam rapat evaluasi kegiatan Posdaya Kenanga yang telah

berjalan 1 tahun, kader memberikan pendapat serta saran di bidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Saat forum penyampaian kinerja masing-

masing bidang di Posdaya Kenanga, kader yang tanpa ditanya terlebih dahulu

atau dipancing oleh Koordinator Posdaya Kenanga selaku moderator dalam

rapat langsung memberikan pandangan serta saran dalam pelaksanaan kegiatan

Posdaya Kenanga setahun yang lalu. Bahkan terjadi pula “interupsi” atau

sanggahan dari kader di rapat evaluasi kegiatan di masing-masing bidang

Posdaya Kenanga. Interupsi yang terjadi merupakan bentuk tidak adanya

intervensi atau penekanan dan pemaksaan dalam menyampaikan pendapat

maupun saran. Penyampaian pandangan, saran, kritik serta interupsi merupakan

proses belajar bagi kader untuk saling menghargai pendapat sesama kader,

saling belajar dalam menyampaikan suara, saling mengetahui kegiatan yang

Page 139: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

125

dijalankan di masing-masing bidang dan saling memberikan dukungan terhadap

kegiatan yang dilaksanakan di Posdaya Kenanga.

Tabel 9 Poliponi secara teoritis dan hasil temuan lapang

Teoritis Hasil Temuan Lapang

Bentuk tertinggi dari dialog dimana suara-suara yang tidak menyatu meningkat menjadi terbuka, memperjelas satu sama lain dan tidak menutup satu sama lain.

Kader memiliki hak yang sama untuk bersuara serta tidak ada intervensi dalam menyampaikan pendapat, saran dan kritik. Interupsi merupakan salah satu bentuk poliponi dalam Posdaya Kenanga.

Komunikasi melalui Dialog

Dialog adalah interaksi yang terjadi antara pendengar dengan pembicara

atau antara pemimpin rapat dengan peserta rapat secara keseluruhan. Makna

dari dialog adalah mengenal dan menghormati pembicara lain atau suara lain.

Dalam dialog setiap orang memiliki hak yang sama untuk bicara atau untuk

didengar, dan mengharap bahwa suaranya tidak ditekan oleh orang lain atau

disatukan dengan suara orang lain.

Posisi tempat duduk kader dan pendamping dari pihak P2SDM LPPM IPB

pada rapat rencana kerja kegiatan Posdaya Kenanga, FGD dan rapat evaluasi

kegiatan Posdaya Kenanga memberikan kontribusi dan partisipasi dalam

menyampaikan suara, karena tidak ada penghalang atau hijab antara kader

dengan pendamping sehingga secara fisik atau tatap muka saling berhadapan.

Peserta rapat atau kader tidak hanya hadir, mengisi daftar hadir dan menjadi

pendengar saat rapat berlangsung. Tidak adanya penghalang atau hijab antara

kader laki-laki dan perempuan mempunyai peluang dan hak yang sama untuk

berbicara atau menyampaikan pendapat. Secara fisik saling bertatap muka

antara kader laki-laki dan perempuan serta pendamping, memberikan

kesempatan untuk menyampaikan pandangan, saran, kritik serta ide untuk

kemajuan Posdaya Kenanga dan memperkecil terjadinya perselisihan pendapat.

Aktivitas komunikasi dalam rapat yang diikuti baik rapat rencana kegiatan

kerja Posdaya Kenanga, FGD dan rapat evaluasi kegiatan di Posdaya Kenanga

menginginkan penyampaian masukan, pandangan, dan kritik dari kader. Dalam

rapat rencana kerja proses dialog terjadi antara kader dan pendamping dari pihak

P2SDM LPPM IPB saat penyusunan rencana kerja Posdaya Kenanga tiga tahun

kedepan. Pihak P2SDM LPPM IPB sebagai pendamping selalu memberikan

kesempatan kepada kader untuk menyampaikan keinginan mengenai yang

dilaksanakan Posdaya Kenanga. Kesempatan yang diberikan oleh pendamping

Page 140: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

126

dilakukan untuk melihat partisipasi, kemandirian kader dan pengambilan

keputusan yang dilakukan. Komunikasi berupa dialog antara kader dan

pendamping terlihat ketika pendamping memberikan saran dan pandangan

mengenai kegiatan yang dilakukan.

Focused Group Discussion untuk mengetahui aspirasi masyarakat

dilaksanakan dengan proses dialog antara kader dan pendamping. Pertanyaan

yang diajukan oleh pendamping dijawab oleh kader dengan rinci kemudian terjadi

komunikasi timbal balik untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat dan fokus.

Dalam FGD pendamping menggali informasi dari kader mengenai situasi dan

kondisi sosial kemasyarakatan di Situgede melalui dialog. Melalui dialog, rasa

saling menghargai serta berbagi informasi terjadi dengan santai tetapi tetap

fokus. Suasana dalam FGD berjalan santai dan penuh keakraban, pendamping

dan kader sangat aktif memberikan jawaban dari pertanyaan pendamping

mengenai aktivitas sosial di Situgede tepatnya di RW 05. Keakraban antara

kader dan pendamping dalam dialog menciptakan kepercayaan satu sama lain

karena telah saling mengenal dan merupakan bagian dari rekan kerja.

Rapat evaluasi yang diikuti menghasilkan proses dialog yang lebih aktif.

Dalam mengevaluasi kegiatan, kader aktif dalam memberikan pandangan, saran

dan kritik terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Koordinator Posdaya

Kenanga selaku pemimpin rapat memberikan kesempatan kepada kader untuk

menyampaikan kegiatan yang telah dilaksanakan serta yang belum

dilaksanakan. Proses dialog dalam rapat evaluasi terlihat dalam menanggapi

kegiatan yang belum dilaksanakan. Kegiatan yang belum dilaksanakan memiliki

hambatan atau kendala sehingga diperlukan untuk saling memberikan masukan

dan saran agar kegiatan dapat dilaksanakan. Dialog dalam menyelesaikan atau

mengatasi hambatan atau kendala dilakukan untuk mencari kesepakatan antara

sesama kader. Melalui dialog terjadi saling menghargai sesama kader dan saling

memiliki kegiatan dalam Posdaya Kenanga sehingga menimbulkan rasa

tanggung jawab sesama kader untuk menyelesaikan permasalahan. Dialog

merupakan proses yang tepat dalam penyelesaian masalah, mengatasi kendala

atau hambatan serta pengambilan keputusan. Dialog membentuk rasa

keterdekatan, kepercayaan serta emosi antara kader. Dialog menciptakan

peluang rasa saling mengenal, saling menghargai, dan saling membatu sesama

kader. Keterlibatan hubungan interpersonal antara kader dan pendamping terjadi

melalui dialog. Di dalam dialog setiap kader memiliki hak yang sama untuk

Page 141: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

127

berbicara atau untuk di dengar dan berharap bahwa suara kader tidak ditekan

atau disatukan dengan suara kader yang lain.

Sejalan dengan pendapat Freire bahwa dialog merupakan keharusan

bagi kemajuan antara “guru-murid”. Melalui dialog dan komunikasi, murid

dianggap bertanggung jawab dalam proses pembelajaran dan menjadi critical co

investigators dalam dialog dengan guru. Konteks rapat dalam forum

pemberdayaan, pemimpin rapat membuka ruang dialog sehingga komunikasi

antara pemimpin rapat dan partisipan tidak terkesan menggurui dan berlangsung

setara. Freire juga menegaskan bahwa dialog merupakan hal yang esensial pada

proses penyadaran. Fraire menggarisbawahi potensi yang luas dari dialog adalah

semangat mempertahankan kekuatan bahasa sebagai alat yang mampu

menanamkan dominasi maupun kebebasan. Melalui dialog dapat membawa

seseorang untuk memaknai dunia dan mendorong transformasi sosial dan

pembebasan.

Tabel 10 Komunikasi dialog secara teoritis dan hasil temuan lapang

Teoritis Hasil Temuan Lapang

Dialog adalah komunikasi transaksional dengan pengirim (sender) dan penerima (receiver) pesan saling berinteraksi hingga sampai pada makna-makna yang saling berbagi. Esensi dari dialog adalah saling mengenal dan menghormati pembicara lain atau suara lain, sebagai subyek yang otonom, tidak lagi hanya sebagai obyek komunikasi.

Kader melakukan dialog dalam setiap mengatasi permasalahan hingga pada pengambilan keputusan. Forum rapat dan diskusi yang secara fisik (bertatap muka) menimbulkan komunikasi timbal balik (dialog).

Adanya Karnaval

Konsep karnaval pada komunikasi pembangunan membawa ritual seperti

permainan, parodi, dan hiburan. Karnaval pada komunikasi partisipatif adalah

melakukan kegiatan dengan tidak formal dan diselingi humor. Anggota komunitas

di dorong berpartisipasi dalam karnaval secara bebas. Karnaval tidak memiliki

sanksi resmi. Ini merupakan lawan dari sesuatu yang serius dan otoratif dari

Negara, agama, politik, dan doktrin-doktrin ekonomi. Karnaval dan pembangunan

bermain secara berdampingan, masing-masing saling mengartikulasikan dan

mengisi. Bahasa dan gaya dari komunikasi karnaval selalu berdasarkan

pengalaman khalayak yang tidak dimediasi, menggunakan kosakata yang umum,

fantastik, dan berbau pengalaman dari mereka. Karnaval menciptakan hubungan

Page 142: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

128

interpersonal dan mempererat rasa kekeluargaan dan persaudaraan satu sama

lain.

Konsep karnaval pada Posdaya Kenanga dilakukan oleh bidang

kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Karnaval yang digunakan merupakan

bentuk untuk saling mengisi satu sama lain sehingga menimbulkan keakraban. Di

bidang kesehatan karnaval terlihat setiap H-1 sebelum pelaksanaan kegiatan

Posyandu dan Posbindu setiap bulannya. Pada hari sebelum penimbangan

balita, periksa kondisi kehamilan serta periksa kondisi lansia, para kader

melakukan kerja bakti kebersihan di Posyandu dan Posbindu. Kerja bakti

dilakukan oleh semua kader, seperti menyapu, mengepel, mengelap kaca,

membersihkan rumput serta menyapu halaman Posyandu dan Posbindu. Selain

kerja bakti kebersihan para kader juga mempersiapkan peralatan yang akan

digunakan seperti timbangan tripod, menyiapkan daftar balita dan ibu hamil, dan

menyiapkan materi penyuluhan yang disampaikan. Kegiatan kerja bakti

kebersihan dan persiapan peralatan dilakukan secara gotong royong dengan

santai dan penuh canda tawa, ini dilakukan agar pekerjaan selesai dengan cepat

dan tidak merasa capek.

Bidang ekonomi memiliki konsep karnaval dalam melakukan kegiatannya

seperti pembuatan dodol talas dan pengemasan dodol talas. Pembuatan dodol

talas biasanya dilakukan sebanyak 3 hingga 5 orang. Proses pembuatan dodol

memakan waktu yang lama yaitu sekitar 3 hingga 4 jam dan harus diaduk terus

menerus. Pembuatan dodol talas harus dilakukan dengan santai, ada hiburan

dan canda tawa, agar tidak jenuh, capek dan bosan. Berikut penuturan Ibu Jwh

mengenai hiburan dalam pembuatan dodol talas:

“Kalo ga diimbangi dengan ngobrol, ngelucu, denger lagu udah mah ngantuk, pegel ngaduk terus dan capeknya berasa. Kalo rame kayak gini kan (sambil ketawa) capeknya ga kerasa, tau-tau udah mateng aja dodolnya” (Jwh). Penuturan Ibu Asn mengungkapkan bahwa dalam pengemasan dodol jika

tidak diselingi hiburan merasa bosen, berikut kutipannya:

“Kalo bungkusin dodol dengan serius, ga ada ngobrol, ga ada yang usil, ga ada yang ngelucu, pegelnya berasa. Lah yang dibungkus kecil-kecil pastikan lama bungkusnya dan cepet capek. Tapi kan kalo ada yang ngobrol, ngelucu rame lah gitu jadi ga berasa gitu, satu-satu lama-lama beres bungkusinnya” (Asn). Bidang lingkungan memiliki kegiatan kerja bakti kebersihan lingkungan

satu minggu sekali dan satu bulan sekali. Satu minggu sekali dilaksanakan setiap

Page 143: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

129

hari Jumat yang dinamakan “jumsih” (Jumat Bersih), sedangkan yang satu bulan

sekali dilaksanakan setiap hari Minggu. Kegiatan jumsih dilaksanakan oleh ibu-

ibu sedangkan yang hari Minggu dilaksanakan oleh seluruh warga baik laki-laki

maupun perempuan. Dalam kegiatan jumsih dan kerja bakti hari Minggu selain

untuk menjaga kebersihan lingkungan juga untuk mempererat tali kekeluargaan

sesama warga RW 05. Kegiatan jumsih dan kerja bakti lingkungan dilakukan

sengan santai, tidak formal dan diselingi obrolan. Melalui kegiatan kebersihan

lingkungan juga dapat mengetahui kondisi keadaan lingkungan dan masyarakat

sekitar tempat tinggalnya. Kegiatan kebersihan lingkungan meliputi

membersihkan saluran air, menyapu jalan dan halaman, membakar sampah, dan

membabat rumput.

Tabel 11 Karnaval secara teoritis dan hasil temuan lapang

Teoritis Hasil Temuan Lapang

Karnaval bersifat permainan, parodi dan hiburan bersama-sama. Proses ini dilakukan dengan tidak formal dan biasanya juga diselingi humor dan canda tawa. Karnaval tidak memiliki sanksi resmi.

Berlaku pada kegiatan bidang ekonomi, lingkungan dan kesehatan. Dilakukan dengan santai, tidak formal dan ada hiburan, diselingi obrolan dan canda tawa agar tidak capek dan bosan.

Ikhtisar

Komunikasi partisipatif yang meliputi akses, heteroglasia, poliponi, dialog

dan karnaval terjadi dalam kegiatan Posdaya Kenanga. Kader di Posdaya

Kenanga memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan keputusan. Akses yang terlihat di

Posdaya Kenanga adalah semua kader diundang untuk menghadiri rapat

rencana kerja Posdaya Kenanga dan rapat evaluasi. Kehadiran kader dalam

rapat tidak hanya mendengarkan informasi yang disampaikan melainkan terlibat

aktif dalam penyampaian pendapat, masukan, serta kritikan.

Kegiatan Posdaya Kenanga menunjukkan keberagaman dari kader, baik

keberagaman pendidikan, pekerjaan, usia dan gender. Pada Posdaya Kenanga

konsep hereoglasia terlihat pada kader di masing-masing bidang baik bidang

pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Berbagai macam latar belakang

yang dimiliki kader tidak menghambat aktivitas dalam kegiatan Posdaya

Kenanga. Memiliki keberagaman kader, meningkatkan saling menghargai

sesama kader dan aktivitas kegiatan Posdaya Kenanga berjalan hamonis,

selaras dan seimbang.

Page 144: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

130

Keterbukaan dalam penyampaian suara memberikan hak yang sama

kepada kader tanpa ada penekanan atas pandangan kader yang satu dengan

pandangan yang lain. Penyampaian suara dalam rapat merupakan bentuk

kontribusi kader terhadap perkembangan dan kemajuan dari kegiatan yang

dilaksanakan di Posdaya Kenanga. Interupsi dalam rapat merupakan bentuk

tidak adanya intervensi atau penekanan dan pemaksaan dalam menyampaikan

pendapat maupun saran. Mengutarakan jawaban, pendapat, masukan, kritik

serta ide antara kader dan pendamping tidak ada pembatas, antara kader dan

pendamping sejajar sehingga tidak ada yang merasa “digurui” ataupun

“menggurui”.

Dalam rapat rencana kerja proses dialog terjadi antara kader dan

pendamping dari pihak P2SDM LPPM IPB saat penyusunan rencana kerja

Posdaya Kenanga tiga tahun kedepan. Komunikasi berupa dialog antara kader

dan pendamping terlihat ketika pendamping memberikan saran dan pandangan

mengenai kegiatan yang dilakukan. Dialog dalam menyelesaikan atau mengatasi

hambatan atau kendala dilakukan untuk mencari kesepakatan antara sesama

kader. Melalui dialog terjadi saling menghargai dan saling memiliki kegiatan

dalam Posdaya Kenanga sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab sesama

kader untuk menyelesaikan permasalahan.

Konsep karnaval pada Posdaya Kenanga dilakukan oleh bidang

kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Karnaval bidang kesehatan dilakukan pada

H-1 pelaksanaan Posyandu dan Posbindu dengan membersihkan lingkungan

sekitar Posyandu dan Posbindu sebelum dilakukan penimbangan balita, periksa

kondisi kehamilan dan periksa kondisi kesehatan lansia setiap bulannya. Di

bidang ekonomi konsep karnaval telihat pada saat proses pembuatan dodol talas

dan pengemasan dodol talas. Serta di bidang lingkungan konsep karnaval terlihat

pada saat kebersihan lingkungan mingguan “jumsih” (Jumat Bersih) dan kerja

bakti kebersihan lingkungan sebulan sekali setiap hari Minggu.

Page 145: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Tabel 12 Matriks komunikasi partisipatif pada Posdaya Kenanga

Akses Heteroglasia Poliponi Dialog Karnaval

Partisipasi - Perencanaan - Pelaksanaan - Evaluasi - Pengambilan

Keputusan Diundang Rapat

Keberagaman: - Usia

31-41 : 35%

41-50 : 35%

51-60 : 24%

>61 : 6% - Gender

Laki-laki : 39%

Perempuan: 61% - Pendidikan

SR : 6%

SD : 6%

SMP : 12%

SMA : 53%

S1 : 17%

S2 : 6% - Pekerjaan

IRT : 53%

Guru : 23%

Konsultan : 6%

Wiraswasta: 12%

Petani : 6%

Tidak ada Intervensi dan dominasi dalam:

- memberikan pendapat

- memberikan saran - memberikan kritik Kader memiliki hak

yang sama dalam bersuara

Tidak ada penghalang antara kader perempuan dan laki-laki memberikan peluang dan hak yang sama utuk berbicara dan didengar.

Saling bertatap muka secara fisik menimbulkan komunikasi timbal balik (dialog).

Sesama kader menciptakan kepercayaan dan saling menghargai satu sama lain.

Menciptakan kesepakatan dalam mengatasi hambatan, penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.

Membentuk rasa kedekatan dan emosi antara kader.

Menciptakan keakraban masing-masing kader.

Dilakukan dengan santai, tidak formal, ada hiburan, diselingi obrolan dan canda tawa agar tidak capek dan bosan.

Karnaval dilaksanakan bidang kesehatan, ekonomi dan lingkungan.

Bidang kesehatan kerja bakti bersih-bersih lingkungan sekitar Posyandu.

Bidang ekonomi saat proses pembuatan dan pengemasan dodol talas.

Bidang lingkungan dengan kerja bakti kebersihan mingguan dan bulanan.

131

Page 146: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)

Posdaya Kenanga 05 Situgede berdiri pada tanggal 21 Mei 2010

berdasarkan SK Kelurahan Situgede No.147/96/V/2010. Setelah setahun

dibentuk telah banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh Posdaya Kenanga, salah

satunya yaitu didirikannya PAUD Kenanga di RW 05. Posdaya merupakan

wadah pelayanan keluarga secara terpadu yang mengusung kemandirian dan

pemanfaatan sumber daya serta potensi lokal yang ada, utamanya pelayanan

kesehatan, pendidikan, wirausaha, dan pengembangan lingkungan yang

memudahkan keluarga berkembang secara mandiri dan menuju masyarakat

sejahtera. Prioritas program yang dikembangkan dalam wadah Posdaya adalah

bidang yang berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kegiatan Posdaya Kenanga yang telah dilakukan satu tahun

menunjukkan hasil yang baik yaitu didirikannya PAUD Kenanga RW 05,

Posyandu dan Posbindu berjalan aktif satu bulan sekali serta pelaksanaan LKM

yang dirasa sangat membantu masyarakat untuk meningkatkan usaha produksi.

Adanya Posdaya di RW 05 Situgede dirasakan masyarakat banyak memiliki

manfaat, seperti adanya PAUD Kenanga memberikan kesempatan kepada anak-

anak dari masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh pendidikan seperti

anak-anak lainnya. Kehadiran PAUD Kenanga dirasakan masyarakat dapat

menfasilitasi balita atau anak-anak untuk dapat bermain sambil belajar dan

bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Posyandu dan Posbindu Lansia Kenanga memperoleh bantuan dari

P2SDM LPPM IPB berupa uang sebesar Rp. 600.000,00 yang kemudian

dibelikan alat pengukur tekanan darah dan timbangan lansia. Sebelumnya

Posyandu dan Posbindu Lansia Kenanga belum memiliki perlengkapan tersebut.

Sebelum memiliki timbangan lansia para lansia menggunakan timbangan biasa

yang ada di Posyandu. Saat ini jumlah balita dan ibu yang ditangani Posyandu

sebanyak 37 balita dan 4 ibu hamil, sedangkan di Posbindu Lansia menangani

75 lansia. Untuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) telah memiliki modal Rp.

1.200.000,00 merupakan uang dari P2SDM LPPM IPB sebagai penanam saham.

LKM yang dijalankan oleh Posdaya Kenanga berbasis syariah dimana tidak ada

riba atau bunga dalam pengembalian pinjaman. Sistem bagi hasil ditetapkan

P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya Kenanga dalam bermitra di LKM.

Page 147: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

134

Berikut kutipan penjelasan kader mengenai manfaat Posdaya Kenanga di

RW 05 Situgede:

“Mungkin kalau manfaatnya belum kelihatan karena kita masih baru ya masih bayi ya belum setahun, bulan Mei setahunnya tapi kita sudah merasakan emang udah berjalan lebih meningkat segala kegiatan. Seperti produksi aja dulu kan kita paling-paling hanya di Ketahanan Pangan, Pertanian sekarang tambah Posdaya kalau Posdaya ada pameran kita ikut juga. Jadi sudah ada peningkatan” (Asn). Pendamping dari pihak P2SDM LPPM IPB memberikan penilaian

terhadap Posdaya Kenanga seperti berikut:

“Aktivitas kegiatan di Posdaya Kenanga sudah bagus, ekonomi jalan, PAUD jalan karena dalam waktu tiga bulan sudah mengumpulkan swadaya masyarakat dari “uang kropak”, adanya yang menyumbang PMT, ada dodol, semua bagus. Cuma memang dari setiap kegiatan unit itu saya merasa yakin bahwa mereka belum merasa ini untuk Posdaya, jadi masih terpisah-pisah tetapi mereka memang merasa dalam satu rumah Posdaya itu merasa tetapi belum ada kontribusi ini lho sebagian pendapatan saya untuk Posdaya itu belum. Tetapi tidak apa-apa, emang pelan-pelan karena Posdaya itukan perubahannya pelan-pelan, tapi minimal mereka merasa terikat dalam satu rumah Posdaya, jadi kalau ada pertemuan-pertemuan mereka selalu hadir” (Mnt). Dampak komunikasi partisipatif dalam setiap kegiatan dan rapat di

Posdaya Kenanga dirasakan kader sangat banyak memberikan manfaat.

Manfaat yang di dapat meliputi :

Berbagi Informasi dan Pengetahuan

Keberadaan Posdaya Kenanga di RW 05 menjadikan kader semakin

mengetahui kegiatan yang ada di masing-masing bidang baik bidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Selama ini kader melaksanakan kegiatan

hanya dibagian masing-masing tanpa mengetahui kegiatan yang ada di bidang

masing-masing. Misalkan kader di bidang kesehatan hanya mengetahui kegiatan

yang ada di bidang kesehatan, seperti Posyandu (penimbangan balita,

pemeriksaan ibu hamil, pemberian PMT pada balita) dan Posbindu (pemeriksaan

kondisi kesehatan lansia, olahraga lansia). Berikut kutipan penuturan kader

bidang kesehatan semenjak adanya Posdaya Kenanga di RW 05:

“Kalo dulu kan kita kerja di masing-masing bidang, bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan bidang lingkungan. Jadi kita kerjain kegitan di “rumah” (bidang) masing-masing. Dulu kita sama-sama ga tau, kegiatan lingkungan apa aja yang dikerjakan, bidang pendidikan apa saja, tapi semenjak ada Posdaya kita jadi tau gitu kegiatan masing-masing, karena apa kita kan sering kumpul bareng

Page 148: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

135

semua bidang untuk diskusi kegiatan kerja. Dari situ kita saling tau kegiatan bidang lain dan banyak informasi-informasi yang disampaikan jadikan itu menambah pengetahuan kita lah, yang tadinya hanya di satu bidang sekarang Alhamdulliah sudah tau kegiatan bidang-bidang yang lain meskipun baru sedikit karena kita kan masih baru Posdayanya jadi belum tau terlalu banyaklah” (Asn). Mengetahui kegiatan di masing-masing bidang membuat kader saling

berbagi informasi serta pengetahuan yang dimiliki kepada kader bidang yang

lainnya. Informasi dan pengetahuan tidak hanya disampaikan oleh Koordinator

Posdaya Kenanga melainkan sesama kader berhak menyampaikan informasi

dan pengetahuan guna perkembangan dan keberlanjutan Posdaya Kenanga.

Posdaya Kenanga yang dibentuk dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk

masyarakat menjadikan kader semakin kompak serta semangat untuk

memajukan kegiatan di masing-masing bidang yang telah ada. Salah satu

informasi dan pengetahuan yang disampaikan kader bidang kesehatan kepada

kader bidang lain yaitu mengenai pemeriksaan Filariasis (kaki gajah). Berikut

kutipan dari penyampaian informasi dan pengetahuan yang disampaikan kader

bidang kesehatan kepada sesama kader di Posdaya Kenanga pada saat rapat

FGD di rumah Koordinator Posdaya Kenanga:

“Tanggal 3 juni kita ada pengobatan masal terakhir untuk filariasis, nanti kalau misalnya ada pemeriksaan dari 500 orang itu ada 1,2% ada yang postif mengandung cacing ternyata kita diulang lagi 5 tahun lagi. Mudah-mudahan sih yang kebetulan diperiksa itu yang orangnya minum obatnya rutin. Nanti tanggal 3 jam 3 sampai jam 10” (Asn). Informasi yang disampaikan sesama kader menjadikan kader mengetahui

kondisi dan situasi kegiatan yang ada di masing-masing bidang Posdaya

Kenanga yang selanjutnya informasi yang diterima dari sesama kader

disampaikan kepada masyarakat lingkungan sekitar. Tugas dari kader

merupakan perpanjangan tangan atau penyampaian informasi dari instansi yang

terkait, dari koordinator dan dari kader kepada masyarakat. Kegiatan yang

dilaksanakan kader, baik adanya informasi, pengumuman, pengetahuan harus

diketahui oleh masyarakat.

Pertemuan dalam rapat atau forum diskusi Posdaya Kenanga dirasakan

kader merupakan tempat yang terbaik untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan secara langsung. Penyampaian atau bertukar informasi serta

pengetahuan secara fisik bertatap muka diyakini para kader dapat meminimalisir

kekeliruan informasi dan pengetahuan serta semua kader mengetahui informasi

dan pengetahuan yang disampaikan. Selain melalui rapat, informasi dan

Page 149: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

136

pengetahuan juga disampaikan secara personal ke sesama kader ketika bertemu

dalam rutinitas kegiatan sehari-hari di Posdaya Kenanga.

Permasalahan Diselesaikan Secara Bersama

Setiap kegiatan tidak ada yang berjalan tanpa ada permasalahan dan

hambatan, begitupun dengan kegiatan yang ada di bidang Posdaya Kenanga.

Permasalahan dan hambatan yang muncul memiliki solusi dan penyelesaian

yang dapat diatasi oleh kader. Penyelesaian dan hambatan dapat dilakukan

dengan musyawarah sesama kader di bidang bersangkutan serta kader di

bidang lain di Posdaya Kenanga. Musyawarah yang dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan diyakini kader sangat efektif, dikarenakan banyak

dari kader yang memberikan pendapat dan masukan berdasarkan pengetahuan,

pengalaman serta latar belakang pendidikan yang beragam.

Permasalahan yang dihadapi secara bersama dengan kader lain

mempercepat penyelesaian masalah yang terjadi. Permasalahan serta hambatan

yang terjadi merupakan permasalahan atau hambatan teknis misalkan seperti

mencari masyarakat yang mau menjadi donatur untuk PMT (Pemberian Makanan

Tambahan) setiap bulannya di Posyandu dan Posbindu, mencari halaman dari

masyarakat untuk dijadikan taman warga, dan mencari masyarakat yang

melakukan usaha produksi untuk diberikan pinjaman bergulir berupa LKM

(Lembaga Keuangan Mikro). Sesama kader mempunyai pandangan, masukan,

serta solusi untuk penyelesaian permasalahan dan hambatan yang terjadi,

namum beragamnya pendapat yang disampaikan tidak menimbulkan

perselisihan melainkan menyempurnakan dari pendapat yang ada sehingga

menjadi solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Berikut

kutipan kader mengenai musyawarah dalam mengatasi permasalahan dan

hambatan yang terjadi di kegiatan Posdaya Kenanga:

“Misalkan nih ya untuk LKM aja itu kenapa kita belum berjalan karena kita nggak mau kayak yang sudah-sudah yang macet pada saat pengembaliannya. Untuk masalah LKM ini kan menyangkut uang, lagian dari pihak P2SDM nanem sahamlah ya namanya ke Posdaya kita 1,2 juta. Kader yang lain kan juga harus dilibatkan dalam memilih siapa yang nanti dikasih pinjaman modal, bukan hanya kader bidang ekonomi saja yang menentukan siapa yang dikasih pinjaman. Karena LKM ini terbentuk karena Posdaya jadi kader semuanya harus tau. Dan kader dari bidang yang lainpun banyak kasih masukan, saran-saran contohnya si A yang jualan sayur gerobak itu jangan dikasih pinjaman karena pinjaman yang lain-lain susah ngembaliinya dan hutangnya juga banyak, ga kita kasih tuh kalau yang kayak begitu. Jadi kalau ada kader yang tau pasti ngasih tau mana orang yang susah ngembaliin pinjaman gitu”(Jwr).

Page 150: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

137

Musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan dan hambatan

dirasakan kader sangat membantu, disamping mengetahui permasalahan yang

terjadi serta tidak ada yang ditutup-tutupi kendala atau hambatan yang dihadapi

oleh masing-masing bidang sehingga permasalahan tampak jelas. Permasalahan

dan hambatan yang dihadapi tidak mengganggu aktivitas kegiatan di Posdaya

Kenanga. Menunggu solusi dan penyelesaian masalah, kegiatan yang ada tetap

berjalan seperti biasa tanpa terhambat dengan adanya masalah yang terjadi.

Permasalahan yang terjadi di Posdaya Kenanga bukan permasalahan besar

sehingga masih bisa di cari solusi serta penyelesainnya. Dengan sesama kader

dan musyawarah permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik

tanpa waktu yang lama serta tanpa merugikan pihak lain.

Terjalin Keakraban Sesama Kader

Semenjak kehadiran Posdaya Kenanga kader merasakan terjadinya

keterdekatan sesama kader di masing-masing bidang. Sebelum ada Posdaya

Kenanga keterdekatan kader satu sama lain tidak begitu intensive, hanya saling

mengetahui dan saling mengenal. Melalui Posdaya Kenanga kader yang

melaksanakan kegiatan di bidang masing-masing bersosialisasi lebih akrab dan

silaturahmi sesama kader terjalin dengan baik. Sosialisasi dan silaturahmi terjalin

dikarenakan setiap tiga bulan satu kali Posdaya Kenanga mengadakan rapat

rutin untuk mengetahui perkembangan serta kendala dan hambatan dari masing-

masing bidang, baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.

Posdaya Kenanga merupakan wadah bagi kegiatan yang ada di RW 05

Kelurahan Situgede. Sebelum adanya Posdaya Kenanga kegiatan di masing-

masing bidang dilaksanakan oleh kader-kader yang menjalankan bidang

tersebut, serta rapat koordinasi hanya dilakukan per bidang masing-masing.

Kegiatan yang telah ada di RW 05 melakukan kegiatannya sendiri-sendiri

sebelum ada Posdaya Kenanga. Kader yang ada di RW 05 tidak banyak yang

mengetahui mengenai kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekitar, kader

hanya mengetahui kegiatan di bidang yang dijalankan.

Kehadiran Posdaya Kenanga memperkuat pondasi kegiatan yang sudah

ada serta mengaktifkan kegiatan yang terhenti. Mewadahi kegiatan-kegiatan

yang ada serta mengaktifkan kegiatan yang terhenti menjadikan Posdaya

Kenanga bersinergi dengan kader-kader melaksanakan kegiatan di bidang

masing-masing. Posdaya Kenanga membentuk kader untuk merasa saling

Page 151: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

138

memiliki dan saling menjaga kegiatan di masing-masing bidang karena Posdaya

Kenanga dibentuk oleh masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat.

Rapat yang dilaksanakan tiga bulanan memberikan ruang kepada

sesama kader untuk saling bersilaturahmi, mempererat keakraban dan

mengetahui kemajuan dari kegiatan di masing-masing bidang seperti bidang

pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Rapat tiga bulanan

memberikan kesempatan kepada kader untuk memberikan motivasi, semangat

dan pandangan kepada kader lain dalam menjalankan kegiatannya. Peran saling

memotivasi sesama kader di masing-masing bidang memberikan kekuatan pada

kader dalam melaksanakan kegiatan.

Keberhasilan tugas kader dipengaruhi juga oleh kerjasama serta motivasi

dari sesama kader. Melalui rapat masing-masing kader dapat melepaskan penat

sejenak pada aktivitas kegiatan di masing-masing bidang dengan saling

bercerita, bertukar pikiran dan memberikan masukan mengenai kegiatan yang

dilaksanakan. Pertemuan sesama kader dalam rapat mempunyai satu tujuan

yaitu untuk memaksimalkan kegiatan yang telah dilaksanakan di Posdaya

Kenanga serta mempererat kinerja sesama kader.

Keberadaan Posdaya Kenanga menjadikan kader saling berbagi

informasi dan pengetahuan serta menjadi tempat bertukar pikiran atau pendapat,

pandangan untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Dalam

kegiatan sesama kader saling bertemu dan saling memberikan informasi dan

menyampaikan kemajuan serta kendala yang dihadapi. Beragam latar belakang

yang dimiliki antara kader dimanfaatkan untuk saling mengisi dan menerima satu

sama lain. Permasalahan, kendala serta hambatan yang terjadi di dalam

kegiatan lebih mudah dihadapi dan diselesaikan secara bersama dan masing-

masing kader dapat saling belajar untuk mengatasi permasalahan satu sama

lain.

Kegiatan yang dilakukan di Posdaya Kenanga baik bidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi dan lingkungan tidak dilaksanakan oleh satu kader

melainkan melibatkan kader yang lain. Keberhasilan dari suatu kegiatan

dipengaruhi oleh cara kerja kader yang penuh kebersamaan serta mempunyai

kepentingan untuk keberhasilan bersama bukan kepentingan kader sendiri.

Keterlibatan kader di kegiatan Posdaya Kenanga tidak hanya pada saat

pelaksanaan kegiatan melainkan pada perencanaan serta evaluasi diikuti oleh

kader. Kegiatan berawal dari perencanaan agar kegiatan yang dilaksanakan

Page 152: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

139

berjalan fokus dan terarah. Selama dalam perencanaan kegiatan banyak yang

harus disampaikan kepada sesama kader agar program yang dijalankan tidak

hanya sebatas program tetapi memberikan manfaat bagi masyarakat banyak.

Banyaknya sumbangan pikiran, pendapat, ide, saran dan kritik dapat

meminimalisir permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan. Tidak

dipungkiri bahwa dalam setiap pelaksaanaan kegiatan terjadi permasalahan dan

kendala yang menguji kesiapan dan kesanggupan dari kader untuk

menyelesaikannya.

Pelaksanaan kegiatan Posdaya Kenanga pasti menemui permasalahan,

hambatan dan kendala baik secara teknis dari kegiatan maupun dari kader.

Permasalahan dalam kegiatan Posdaya Kenanga tidak selalu berasal dari

kegiatan melainkan kader kegiatan Posdaya Kenanga berpeluang memiliki

permasalahan dalam menjalankan kegiatan. Beragam latar belakang kader yang

ada di Posdaya Kenanga, memiliki permasalahan serta kendala yang berbeda

pula antara kader.

Koordinasi antara sesama kader dalam melaksanakan kegiatan

membentuk kekompakkan dan memunculkan sikap saling percaya sesama

kader. Pelaksanaan kegiatan, peran kader sangat besar dikarenakan integritas

diri kader diperlihatkan untuk melaksanakan kegiatan sebaik-baiknya tanpa

adanya kekurangan serta kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Di masyarakat,

kurang maksimalnya kegiatan yang dilakukan serta adanya kesalahan dalam

kegiatan langsung tertuju kepada pelaksana kegiatan yaitu kader, sehingga

kader bekerja sangat maksimal untuk menghindari terjadinya kekurangan dan

kesalahan.

Evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan serta yang belum

terlaksana membutuhkan peran dari kader untuk saling menyampaikan kemajuan

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan serta kendala yang terjadi sehingga

ada kegiatan yang belum terlaksana. Rangkaian evaluasi kegiatan dilakukan

sesama kader di bidang masing-masing tiap bulannya, sedangkan evaluasi besar

yaitu tiga bulanan dilakukan seluruh bidang, mulai dari bidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi dan lingkungan bersama Koordinator Posdaya Kenanga.

Evaluasi bidang kegiatan dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan yang

dilaksanakan serta kinerja kader dalam melaksanakan kegiatan. Permasalahan

teknis perbidang kegiatan hendaknya dapat diselesaikan sesama kader, ini

dilakukan karena kegiatan dijalankan secara bersama dan untuk kepentingan

Page 153: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

140

masyarakat banyak sehingga kader lebih mengetahui permasalahan yang

dihadapi serta solusi dari penyelesaian masalah yang terjadi.

Evaluasi tiga bulan seluruh bidang di Posdaya Kenanga dilakukan untuk

mengetahui kemajuan dari kegiatan yang dilaksanakan, mengetahui

permasalahan yang terjadi di bidang kegiatan serta sesama kader dapat saling

mengetahui kemajuan, permasalahan yang terjadi di semua bidang dan dapat

memberikan pendapat serta solusi untuk kegiatan kedepannya dan penyelesaian

dari suatu masalah yang terjadi. Posdaya Kenanga menjadikan kegiatan yang

selama ini berdiri sendiri serta hanya kader masing-masing bidang yang

mengetahui kegiatan, kemajuan dan permasalahan yang terjadi maka sekarang

Posdaya Kenanga mewadahi seluruh kegiatan yang ada serta sesama kader

dapat saling mengetahui kegiatan yang dijalankan masing-masing bidang.

Berikut penuturan kader mengenai adanya Posdaya Kenanga:

“Kalau dulu kan kita ngerjaian kegiatan masing-masing, yang bikin dodol, yang Posyandu, Posbindu dan sebagainya. Kita ga begitu tau apa yang dikerjakan di Posyandu, di Posbindu, di dodol talas gitu kan, sekarang dengan ada Posdaya kita jadi saling tahu, oh di Posbindu teh periksa kesehatan lansia, di Posyandu untuk penimbangan balita dan sebagainya’ (Rhd). Rapat yang dilaksanakan oleh Posdaya Kenanga saat membentuk

rencana kerja Posdaya Kenanga serta rapat evaluasi kegiatan dirasakan para

kader sangat memberikan kesempatan untuk berpartisipasi mulai dari membuat

rencana kerja sendiri, memunculkan ide-ide, dan pendapat-pendapat untuk

kegiatan yang dilaksanakan. Kader merasa memiliki tanggung jawab dan

kepedulian untuk melakukan kegiatan yang direncanakan. Berikut kutipan

penuturan kader mengenai partisipasi kader dalam rapat Posdaya Kenanga:

“Sejak mulai menyusun rencana kerja untuk tiga tahun kedepan saja itu kader disuruh rancang sendiri, Bu Mnt hanya ngedampingin saja sambil ngasih masukan-masukan, selebihnya dilakukan oleh kader. Kita rembukan apa saja yang mau dikerjakan, siapa yang mampu ngerjaiinya semuanya dibahas biar ga terjadi salah paham ya. Karena posdaya ini benar-benar dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, jadi kita yang ngerjain rencana kegiatannya otomatis kita harus siap kan ngejalaninnya, jadi kita itu apa ya merasa diberi tanggung jawab gitulah” (Asn). Kader lain juga menyatakan bahwa:

“Posdaya ini kan beda ya sama program-program yang lain kayak PNPM, Raskin, BLT yang dapat bantuan gitu ya. Kalau kayak program yang lain itu kan sudah dikasih uang sudah aja. Nah Posdaya ini kan justru kita disuruh cari sendiri atau kreatiflah

Page 154: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

141

namanya biar dapat uang gimana, dengan ikut rapat dan diskusi dengan kader, minta saran baiknya gimana, jadikan itu kita saling menolonglah (Rhd)”. Posdaya Kenanga baru berjalan satu tahun namun sudah mendapatkan

kunjungan dari Pemerintah Daerah Palu Sulawesi Tengah Kunjungan yang

dilakukan di Posdaya Kenanga memberikan kebanggaan serta tanggung jawab

untuk meningkatkan kinerja kegiatan dan kinerja para kader. Mendapatkan

kunjungan menjadikan Posdaya Kenanga memiliki keunggulan dibandingkan

dengan Posdaya yang sudah lama terbentuk. Keunggulan yang dimiliki Posdaya

Kenanga di samping kegiatan yang berjalan dengan baik serta memberikan

manfaat bagi masyarakat banyak juga loyalitas dan kerja keras kader dalam

melaksanakan setiap kegiatan. Kunjungan yang dilakukan oleh Pemda Palu

menjadikan kinerja kader semakin solid dan kekeluargaan. Koordinasi yang

dilakukan sesama kader ketika kunjungan sangat intensive untuk menciptakan

kekompakan dan keakraban sesama kader. Berikut kutipan Koordinator Posdaya

Kenanga saat dikunjungi oleh Pemda Palu:

“Kita koordinasi sesama kader untuk saling kerjasama memberikan sambutan yang sebaiknya. Kita rapat untuk mempersiapkan semuanya. Semua bidang membenahi kegiatan masing-masing. Alhamdulliah semua kader ikut berpartisipasi saling bantu di bidang yang lain juga. Bahkan untuk konsumsi (makan siang) kader ikut membantu dan ngasih pendapat apa yang harus disajikan dan sebagainya. Alhamdulliah sambutan dari Pemda Palu melihat Posdaya Kenanga sangat bagus dan positif” (Skn). Kader lain menjelaskan bahwa:

“Sudah ada peningkatan karena adanya Posdaya, lebih-lebih ditingkatkan lagilah kegiatannya karena kita Posdayanya udah dikunjungi, sudah masuk enam terbaik gitu ya se Kota Bogor Alhamdulliah kita harus meningkatkan, otomatis dong takutnya nanti sewaktu-waktu ada yang studi banding kita kan sudah di buat contoh kita harus memberikan contoh yang baik gitu, karena jadi contoh kita harus rapih baik administrasi maupun kinerja kader” (Asn). Kunjungan dari Pemda Palu menjadikan Posdaya Kenanga untuk

menjalankan kegiatan dengan baik, membuat struktur administrasi serta

meningkatkan kinerja kader. Hasil dari kunjungan menjadikan Posdaya Kenanga

untuk selalu memberikan contoh bagi Posdaya yang lain. Contoh yang diberikan

dari Posdaya Kenanga adalah konsistensi dan ketekunan dalam melaksanakan

kegiatan, kinerja kader yang saling membantu dan memberikan kontribusi

pemikiran untuk kegiatan di masing-masing bidang Posdaya Kenanga dan rasa

Page 155: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

142

kekeluargaan dan saling memiliki serta saling menjaga kegiatan di Posdaya

Kenanga.

Posdaya Kenanga juga mendapatkan tugas serta tanggung jawab yang

harus dilakukan yaitu sebagai Pusat Pengembangan Posdaya Pedesaan (P4)

atau learning center. Posdaya Kenanga dipilih karena dianggap mampu untuk

menjadi P4 karena pernah dikunjungi oleh Pemda Palu dan diharapkan telah

siap untuk dikunjungi oleh Posdaya lain dan telah melaksanakan banyak

kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat. Dipilihnya Posdaya Kenanga

sebagai P4 memiliki berbagai macam tanggapan dari kader antara lain:

“Semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan Posdaya Kenanga, tapi sepanjang untuk kebaikan, ya bisa mengarahkan tadinya belum ikut Posdaya jadi ikut dan semakin giat lagi kerjanya. Tapi yang ditakutkan itu kalau terlalu formal jadi banyak rekayasa, apa adanya ajalah, yang jelek ya jelek gitu. Dengan harapan ya berubah menjadi yang lebih bagus. Cuman kalau kita jadi learning center kan harus yang bagus-bagus kan, itu jadi beban” (Gst). “Bangga pastinya ya dan semakin memotivasi karena belum setahun sudah dapat kepercayaan seperti itu. Namun untuk kedepannya kita (kader) harus berbenah lagi lah. Karena dipilihnya itu berarti kita harus memberikan contoh kepada yang lain, tentunya dengan contoh yang baik bukan contoh yang jeleknya” (Ade).

Ikhtisar

Dampak komunikasi partisipatif dalam setiap kegiatan dan rapat di

Posdaya Kenanga dirasakan kader banyak memberikan manfaat. Manfaat yang

di dapat yaitu saling berbagi informasi dan pengetahuan, penyelesaian masalah

diselesaikan secara bersama serta terjalinnya keakraban sesama kader.

Keberadaan Posdaya Kenanga menjadikan kader saling berbagi informasi dan

pengetahuan serta menjadi tempat bertukar pikiran atau pendapat, pandangan

untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Koordinasi antara

sesama kader dalam melaksanakan kegiatan membentuk kekompakkan dan

memunculkan sikap saling percaya sesama kader. Posdaya Kenanga sudah

mendapatkan kunjungan dari Pemerintah Daerah Palu Sulawesi Tengah dan

dijadikan sebagai Pusat Pengembangan Posdaya Pedesaan (P4) atau learning

center.

Page 156: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

143

Respons Masyarakat terhadap Kehadiran Posdaya di RW 05 Kelurahan Situgede

Respons sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil

atau akibat menerima stimulus. Stimulus tersebut merupakan sesuatu yang

dapat diterima oleh seseorang melalui salah satu penginderanya. Respons

digolongkan menjadi dua jenis yaitu respons yang tidak nampak (covert

response) dan respon yang nampak (covert response). Respons yang tidak

nampak diwujudkan oleh seseorang kedalam aspek kognisi (pengetahuan) dan

afeksi (sikap). Respons yang nampak diwujudkan ke dalam aspek psikomotorik

(tingkah laku)6.

Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) bertujuan untuk 1) menyegarkan

modal sosial seperti hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk membantu

pemberdayaan keluarga secara terpadu dan membangun keluarga bahagia dan

sejahtera, 2) ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil yaitu

keluarga, yang dapat menjadi perekat masyarakat sehingga tercipta kehidupan

yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi, 3) memberi kesempatan

kepada setiap keluarga untuk memberi atau menerima pembaharuan yang dapat

dipergunakan dalam proses pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Kenyataannya, masyarakat di RW 05 Kelurahan Situgede belum

mengenal dengan jelas Posdaya Kenanga yang ada di wilayah mereka.

Masyarakat belum mengetahui tujuan Posdaya Kenanga dan kegiatan yang

dilakukan Posdaya Kenanga tetapi masyarakat mengetahui kehadiran Posdaya

Kenanga di wilayah mereka. Akan tetapi, tidak semua dari masyarakat RW 05

tidak mengetahui Posdaya Kenanga, ada beberapa masyarakat yang

mengetahui tujuan Posdaya dan kegiatan yang dilakukan Posdaya Kenanga.

Masyarakat yang mengetahui sedikit mengenai Posdaya Kenanga merupakan

masyarakat yang ikut terlibat dalam kegiatan yang telah ada di RW 05 sebelum

hadirnya Posdaya Kenanga. Masyarakat yang mengetahui kegiatan, tujuan dan

manfaat didapat baik dari obrolan dengan kader maupun ketika kegiatan yang

dilakukan diikutkan dalam kegiatan Posdaya Kenanga seperti pameran dan

kunjungan ke Posdaya lainnya untuk saling bertukar pengalaman, berbagi

informasi dan pengetahuan guna kemajuan kegiatan di Posdaya Kenanga.

6 Sutisna. 2010. Respons. http://sutisna.com/artikel/artikel-ilmu-sosial/pengertian-respon/

[diakses 2 Juli 2011].

Page 157: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

144

Kehadiran Posdaya Kenanga di wilayah RW 05 diketahui masyarakat

melalui beberapa cara antara lain:

Papan Nama Posdaya Kenanga

Mayarakat sebagian besar di RW 05 mengetahui kehadiran Posdaya

Kenanga di wilayah mereka karena terdapat papan nama Posdaya Kenanga

yang diletakkan di lingkungan Posyandu Kenanga RW 05. Posyandu Kenanga

terletak di pertigaan Jalan Raya Cifor yang merupakan jalan umum dan

dipastikan masyarakat melihat papan nama tersebut. Masyarakat yang

mengetahui hadirnya Posdaya Kenanga dengan melihat papan nama Posdaya

Kenanga bukan dari sosialisasi dari kader. Karena kehadiran Posdaya Kenanga

yang diketahui oleh masyarakat RW 05 hanya sebatas mengetahui dari papan

nama, maka masyarakat belum mengetahui lebih jelas mengenai kegiatan,

tujuan dan manfaat dari adanya Posdaya Kenanga di wilayah mereka tersebut.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai filosofi atau tujuan dan

manfaat dari Posdaya Kenanga dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada

masyarakat mengenai Posdaya Kenanga serta belum dilibatkannya masyarakat

dalam kegiatan Posdaya Kenanga secara keseluruhan baik dalam kegiatan di

masing-masing bidang kegiatan Posdaya Kenanga maupun saat rapat dan forum

diskusi mengenai Posdaya Kenanga. Pada saat lokakarya mini dan sosialisasi di

kantor Kelurahan Situgede, masyarakat diwakili oleh tokoh formal yaitu pihak

Kelurahan Situgede dan tokoh informal yaitu tokoh masyarakat serta Ketua RT

dan RW.

Sosialisasi mengenai Posdaya di Kelurahan Situgede hanya

mengundang perangkat kelurahan, Ketua RT dan Ketua RW Kelurahan

Situgede, tokoh informal dalam hal ini tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh

pemuda, tokoh dan wanita serta para kader di masing-masing kegiatan yang ada

di Kelurahan Situgede. Perwakilan yang mengikuti sosialisasi diharapkan

merupakan perpanjangan tangan untuk disampaikan kemasyarakat wilayah

masing-masing, namun hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun

RW 05 Kelurahan Situgede yang terpilih untuk melaksanakan kegiatan Posdaya

di wilayah Kelurahan Situgede, bukan berarti yang hadir dalam sosialisasi tidak

memperkenalkan dan menjelaskan kepada masyarakat wilayah masing-masing

mengenai Posdaya baik tujuan, kegiatan serta manfaatnya. Terpilihnya RW 05

diharapkan dapat memberikan contoh sehingga RW lain yang ada di Kelurahan

Situgede juga dapat membentuk Posdaya di wilayah masing-masing.

Page 158: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

145

Dibukanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di wilayah RW 05 sebelumnya telah

ada, namun karena berbagai hal PAUD kemudian terhenti. Mengingat terdapat

empat jenis peran yang dilakukan oleh Posdaya yaitu 1) jika suatu wilayah

tertentu belum terdapat suatu program pemberdayaan apapun atau suatu bentuk

kerjasama masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat, maka ditempat itu

Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat

bagi masyarakat, 2) jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan

pemberdayaan tetapi sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka Posdaya dapat

menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tersebut, 3) jika pada suatu wilayah

sudah terdapat kegiatan-kegiatan pemberdayaan maka kehadiran Posdaya

dapat berperan untuk meningkatkan kualitas program yang sudah ada, baik

kuantitas maupun kualitasnya, dan 4) Posdaya juga berperan “menjahit” semua

kegiatan/kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat

berpayung bersama secara keseluruhan dalam gerakan Posdaya. Berdasarkan

keempat peran yang dilakukan Posdaya maka PAUD Kenanga berada pada

peran kedua yaitu diaktifkannya kembali kegiatan PAUD yang pernah dilakukan.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dibentuk kembali setelah Posdaya

Kenanga hadir di wilayah RW 05. Kehadiran Posdaya Kenanga tercerminkan

oleh adanya PAUD di wilayah tersebut. Masyarakat dan orang tua murid PAUD

Kenanga mengetahui bahwa PAUD Kenanga terbentuk karena adanya Posdaya

Kenanga. Sambutan dari masyarakat mengenai diaktifkannya kembali kegiatan

PAUD Kenanga di RW 05 sangat baik dikarenakan tempat pendidikan untuk

anak usia dibawah 5 tahun belum ada di sekitar RW 05 serta tidak dipungut

biaya apapun (gratis) sedangkan PAUD yang ada di RW lain di Kelurahan

Situgede bersifat komersil dan lokasinya yang lumayan jauh.

Sebagian masyarakat di RW 05 mengetahui bahwa PAUD Kenanga

dibentuk oleh Posdaya, berikut penuturan salah satu masyarakat RW 05:

“Yang saya tau yah, PAUD sekarang itu kan dibentuk oleh Posdaya, dulunya sempet ada PAUD cuma berenti. Semenjak ada Posdaya jadi dibangun lagi PAUD” (Wat). Orang tua murid dari PAUD Kenanga juga mengatakan bahwa kehadiran

PAUD Kenanga dikarenakan peran dari Posdaya berikut penuturannya:

“PAUD itukan ada karena Posdaya, jadi gatau deh kalo ga ada Posdaya mungkin PAUD yang sekarang ini ga bakalan ada. Kalo disinikan PAUDnya ga ada biaya bulanan atau apa gitu ya, gratislah

Page 159: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

146

istilahnya. Kalo ditempat lain PAUDnya harus bayar, jadi ya senanglah ada PAUD karena Posdaya” (Ran). Salah satu kegiatan Posdaya Kenanga yang meliputi bidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi dan lingkungan, PAUD Kenanga merupakan kegiatan yang

sangat mencerminkan dengan kehadiran Posdaya Kenanga di RW 05 Kelurahan

Situgede. Masyarakat dan orang tua murid PAUD mengetahui dibentuknya

PAUD karena merupakan salah satu peran dari Posdaya Kenanga untuk

membentuk kegiatan pendidikan untuk anak-anak berusia dibawah 5 tahun untuk

mampu bersosialisasi dengan lingkungan, mengetahui huruf, angka dan warna

serta mengetahui pendidikan agama Islam sejak usia dini. PAUD Kenanga

berbeda dengan PAUD lain yang ada di Kelurahan Situgede karena kegiatan

belajar mengajar tidak dipungut biaya (gratis), bahkan setiap satu minggu satu

kali yakni setiap hari Rabu anak-anak mendapatkan pemberian makanan gratis

(PMT) dari donatur yaitu masyarakat RW 05.

Mengetahui adanya PAUD Kenanga di wilayah RW 05 yang dibentuk oleh

Posdaya Kenanga serta tidak dipungut biaya membuat masyarakat

mendaftarkan anak mereka ke PAUD Kenanga. Masyarakat yang memiliki anak

berusia di bawah 5 tahun antusias memasukkan anak mereka ke PAUD

Kenanga. PAUD Kenanga tidak hanya untuk masyarakat wilayah RW 05 saja

melainkan terbuka untuk masyarakat Kelurahan Situgede lainnya bahkan dari

Kelurahan Bubulak dan Semplak ikut mendaftarkan anak mereka ke PAUD

Kenanga.

Kunjungan Pemda Palu Sulawesi Tengah

Bentuk lain diketahuinya kehadiran Posdaya Kenanga oleh masyarakat

adalah pada bulan Januari 2011 Posdaya Kenanga pernah dikunjungi oleh

Pemda Palu Sulawesi Tengah. Kunjungan Pemda Palu melihat kegiatan yang

ada di Posdaya Kenanga, seperti PAUD Kenanga dan Pemda Palu berinteraksi

langsung dengan kader, dan orang tua murid PAUD. Menyambut kedatangan

Pemda Palu dalam melakukan kunjungan membuat kader berkoordinasi untuk

mempersiapkan segala sesuatu untuk kehadiran Pemda Palu.

Kunjungan yang dilakukan Pemda Palu membuat kader tampak sibuk

untuk melakukan persiapan baik dari persiapan administrasi Posdaya Kenanga

mulai dari struktur organisasi Posdaya Kenanga, kegiatan atau bidang yang

dilakukan Posdaya Kenanga, pembersihan sekretariat Posdaya Kenanga,

membuat kegiatan yang dilakukan oleh Posdaya Kenanga seperti dodol talas

Page 160: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

147

dan tas dari bahan ramah lingkungan yang ditampilkan saat kunjungan. Setiap

dilakukannya kegiatan atau acara maka kesibukkan serta keramaian tampak

dengan sendirinya, begitupun dengan persiapan yang dilakukan kader-kader

Posdaya Kenanga ketika kunjungan Pemda Palu ke Posdaya Kenanga. Melihat

keramaian dan kesibukkan menimbulkan keingintahuan masyarakat mengenai

situasi dan kondisi yang dilakukan. Bermula dari keingintahuan timbul pertanyaan

dari masyarakat mengenai yang dilakukan oleh kader Posdaya Kenanga.

Koordinasi yang dilakukan masing-masing kader secara bersama dengan

berkumpul di rumah Koordinator Posdaya Kenanga membuat masyarakat

bertanya kegiatan apa yang sedang dilakukan sehingga kesibukan dan

keramaian terlihat. Pertanyaan dari masyarakat dijelaskan kader karena Posdaya

Kenanga dikunjungi Pemda Palu. Masyarakat yang mengetahui persiapan yang

dilakukan menyampaikan informasi kehadiran dan kunjungan Pemda Palu ke

masyarakat lainnya dari mulut ke mulut. Dengan informasi mengenai kehadiran

Pemda Palu membuat masyarakat menyadari kehadiran Posdaya Kenanga yang

ada di RW 05 dan mendapatkan kunjungan dari Pemda Palu.

Kunjungan dari Pemda Palu membuat masyarakat penasaran untuk

melihat serta menanyakan perihal kedatangan Pemda Palu. Penasaran

masyarakat terlihat karena ada masyarakat yang menanyakan maksud dan

tujuan dari kunjungan Pemda Palu tersebut ke daerah mereka. Kunjungan dari

Pemda Palu dijelaskan oleh salah satu kader sebagai bentuk kunjungan dan

melihat kegiatan yang ada di Posdaya Kenanga. Mengetahui wilayah RW 05

dikunjungi Pemda Palu memberikan kebahagian sendiri bagi masyarakat.

Masyarakat menilai kunjungan Pemda Palu ke Posdaya Kenanga menunjukkan

bahwa Posdaya Kenanga dinilai baik dalam melaksanakan administrasi maupun

kegiatan di masing-masing bidangnya. Berikut penuturannya:

“Sebagai warga RW 05 Situgede senang yah pastinya dikunjungi oleh Pemda Palu, jauh-jauh dari Sulawesi ya ke Situgede. Selain melihat Posdaya pastikan otomatis mereka juga melihat lingkungan di sekitar RW 05, jadi kita juga ikut senang gitu” (Riy). Kunjungan dari Pemda Palu membuat masyarakat semakin mengetahui

kehadiran dari Posdaya Kenanga di RW 05 Kelurahan Situgede. Selama ini

masyarakat yang hanya mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga dapat

membuktikan bahwa Posdaya Kenanga memiliki penilaian yang baik sehingga

mendapat kunjungan dari Pemda Palu. Berikut penuturan masyarakat mengenai

Posdaya:

Page 161: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

148

“Saya tahu ada Posdaya di sini ya itu ada papan namanya di Posyandu. Jadi setiap nganter anak nimbang sebulan sekali pasti kebaca, setiap mau ke luar (jalan) pasti ke baca. Sama pas waktu ada kunjungan dari mana itu yah, ya itu cuma tau itu aja kalo Posdaya lagi didatengin sama orang dari Sulawesi. Cuma ya itu tau aja yang lain-lainnya ga tau” (Wat).

Mayarakat RW 05 sebagian besar mengetahui kehadiran Posdaya

Kenanga di wilayah mereka, namun yang mengetahui secara jelas tujuan,

kegiatan dan manfaat Posdaya Kenanga hanya sedikit masyarakat yang berhasil

ditemui mengetahuinya. Masyarakat yang mengetahui kehadiran, tujuan dan

kegiatan yang dilaksanakan Posdaya Kenanga di RW 05 merupakan masyarakat

yang ikut terlibat dalam kegiatan Posdaya Kenanga seperti pembuatan dodol

talas dan orang tua murid PAUD. Masyarakat yang mengetahui tujuan dan

manfaat Posdaya Kenanga mengartikan bahwa Posdaya Kenanga merupakan

wadah atau tempat untuk silaturahmi, informasi dan komunikasi masing-masing

kegiatan.

Masyarakat yang mengetahui Posdaya menilai bahwa Posdaya Kenanga

berbeda dengan program PNPM yang telah ada di wilayah mereka. Posdaya

Kenanga merupakan kegiatan yang bersifat keswadayaan, gotong royong dan

kemandirian dari masyarakat, yang berbeda dengan program PNPM yang

memberikan bantuan khususnya bantuan dana. Posdaya Kenanga melatih

masyarakat untuk merubah cara pandang dalam melihat program yang ada di

wilayah mereka baik program dari pemerintah, swasta maupun LSM dengan

tidak mempersepsikan bahwa setiap program yang diberikan kepada masyarakat

tidak selalu bermakna dengan pemberian bantuan, khususnya bantuan dana

atau materi. Karena Posdaya Kenanga memiliki filosofi dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat maka masyarakat RW 05 diharapkan dapat

ikut berpartisipasi dalam kegiatan Posdaya Kenanga.

Berdasarkan penuturan salah satu warga menjelaskan bahwa;

“Posdaya itu wadah bagi kegiatan yang sudah ada sebelumnya, jadi kegiatan-kegiatan yang sudah ada berkumpul di Posdaya” (Sri).

Posdaya Kenanga di RW 05 Kelurahan Situgede pada tanggal 20 Mei

2011 tepat satu tahun melaksanakan kegiatan Posdaya di wilayah mereka.

Kehadiran Posdaya Kenanga di wilayah RW 05 Kelurahan Situgede diketahui

oleh masyarakat setempat baik melalui papan nama Posdaya Kenanga, adanya

PAUD Kenanga, dan kunjungan dari Pemda Palu. Namun satu tahun hadir di

Page 162: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

149

wilayah RW 05 dilema yang dirasakan yaitu masyarakat belum mengetahui

sebenarnya dari Posdaya Kenanga, baik dari tujuan, manfaat serta kegiatan atau

bidang yang ada di Posdaya Kenanga. Posdaya Kenanga hanya diketahui oleh

kader masing-masing kegiatan dan masyarakat yang ikut dalam kegiatan di RW

05 sebelum ada Posdaya Kenanga. Masyarakat yang mengetahui Posdaya

Kenanga baik kehadiran serta tujuannya adalah masyarakat yang ada di masing-

masing bidang Posdaya Kenanga, seperti masyarakat yang ikut dalam

pembuatan dan pengemasan dodol talas serta yang ikut membuat kerajinan

tangan dari bahan ramah lingkungan.

Masyarakat di wilayah RW 05 selain mengetahui kehadiran Posdaya

Kenanga, bentuk kegiatan yang diketahui masyarakat ada di Posdaya Kenanga

adalah dibentuknya PAUD. Hal ini dikarenakan PAUD Kenanga dibentuk karena

kehadiran Posdaya Kenanga ada di RW 05 sehingga sangat erat jika masyarakat

menghubungkan Posdaya Kenanga dengan PAUD Kenanga. Posdaya Kenanga

di RW 05 menyatukan kegiatan yang telah ada untuk mempererat kegiatan satu

sama lain yang ada di RW 05. Namun, karena PAUD sempat terhenti maka

Posdaya Kenanga berinisiatif untuk dibentuknya PAUD Kenanga dengan

pengurus yang baru. Karena kegiatan yang dibentuk Posdaya Kenanga adalah

PAUD Kenanga maka masyarakat menilai bahwa PAUD Kenanga adalah

kegiatan dari Posdaya Kenanga, padahal kegiatan atau bidang yang ada di

Posdaya Kenanga ada 4 yaitu bidang pendidikan yang terdiri dari PAUD

Kenanga dan TPA Nurul Yaqin, bidang kesehatan yang terdiri dari Posyandu

dan Posbindu Kenanga, bidang ekonomi yaitu pembuatan dodol talas dan

budidaya jamur tiram, dan bidang lingkungan yaitu pembuatan pupuk kompos,

biopori dan pemanfaatan bahan ramah lingkungan untuk dijadikan bahan

kerajinan seperti tas dan dompet.

Masyarakat yang berada di wilayah RW 05 menanggapi kehadiran

Posdaya Kenanga dengan sangat baik, ini terlihat dengan semakin banyaknya

anak yang ikut dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD Kenanga yang

merupakan salah satu kegiatan Posdaya Kenanga. Masyarakat senang dengan

hadirnya pendidikan anak dibawah 5 tahun yang tidak dipungut biaya, sehingga

masyarakat yang tergolong miskin dapat memberikan pendidikan dini bagi anak-

anak mereka. Kegiatan Posdaya Kenanga juga di dukung oleh masyarakat yang

menjadi donatur untuk pemberian makanan tambahan (PMT) di PAUD Kenanga.

Page 163: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

150

Kader Posdaya Kenanga juga mengatakan bahwa masyarakat belum

mengetahui sebenarnya mengenai Posdaya. Selama ini yang mengetahui

Posdaya Kenanga hanyalah kader yang terlibat dalam setiap kegiatan-kegiatan

di bidang-bidang Posdaya Kenanga. Karena belum dikenalnya Posdaya

Kenanga oleh masyarakat RW 05 dan masyarakat RW lainnya di Kelurahan

Situgede, maka para kader dan Koordinator Posdaya Kenanga berinisiatif

membuat safari Posdaya Kenanga untuk memperkenalkan Posdaya Kenanga

yang ada di wilayah RW 05 kepada masyarakat sekitar. Safari Posdaya Kenanga

direncanakan dilakukan setiap hari Jumat. Dengan adanya safari Posdaya

Kenanga diharapkan masyarakat di RW 05 khususnya dan masyarakat di RW

lain Kelurahan Situgede umumnya mengetahui tujuan, manfaat dan kegiatan

serta bidang-bidang yang ada di Posdaya Kenanga dan ikut berpartisipasi dalam

Posdaya Kenanga.

Ikhtisar

Masyarakat mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga melalui 3 bentuk

yaitu 1) papan nama yang berdiri di halaman Posyandu Kenanga, 2) dibentuknya

PAUD Kenanga oleh Posdaya Kenanga dan 3) Posdaya Kenanga mendapat

kunjungan dari Pemda Palu Sulawesi Tengah. Masyarakat merespon kehadiran

Posdaya Kenanga sangat baik terbukti dengan semakin banyaknya jumlah anak-

anak yang tergabung dalam PAUD Kenanga yang dalam proses belajar

mengajarnya tidak dipungut biaya apapun (gratis). Dari keempat bidang yang

ada di Posdaya Kenanga, PAUD Kenanga merupakan kegiatan yang banyak

diketahui masyarakat berkaitan erat dengan Posdaya Kenanga dibandingkan

dengan bidang lainnya seperti bidang kesehatan, ekonomi dan lingkungan.

Tanggapan yang diberikan masyarakat terhadap Posdaya Kenanga adalah

mereka mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga di wilayah RW 05 karena

mereka melihat (menggunakan indera penglihatan) papan nama Posdaya

Kenanga. Dibentuknya PAUD Kenanga di wilayah RW 05 membuat masyarakat

yang memiliki anak dibawah 5 tahun merencanakan untuk memasukkan anak

mereka ke PAUD Kenanga (sikap). Selama 6 bulan PAUD Kenanga melakukan

aktivitas belajar dan mengajar, jumlah masyarakat yang mendaftarkan anak

mereka semakin bertambah yakni hampir 50 anak yang terdaftar di PAUD

Kenanga (tindakan).

Page 164: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

151

Tabel 13 Matriks kader dan non kader dalam kegiatan Posdaya Kenanga

Aspek Kader Non Kader

Bidang

Pendidikan

Menjadi Tutor dalam PAUD Kenanga.

Ikut pelatihan menjadi tutor PAUD Kenanga.

Menjadi donatur untuk PMT pada PAUD Kenanga.

Mendaftarkan anak mereka ke PAUD Kenanga yang tidak dipungut biaya (gratis).

Bidang

Kesehatan

Ikut pelatihan Filariasis (kaki gajah).

Pelatihan Bina Keluarga Remaja (BKR).

-

Bidang

Ekonomi

Ikut dalam pameran produk yang diadakan oleh Posdaya.

-

Bidang

Lingkungan

Pembuatan pupuk kompos dan biopori.

Pemanfaatan bahan ramah lingkungan untuk dijadikan bahan kerajinan tangan seperti tas dan dompet.

-

Page 165: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

Gambar 8 Proses dan Hasil Temuan Penelitian

Kantor Kelurahan Situgede

POSDAYA

KENANGA

Izin Penelitian

Izin Penelitian

Peran Pendamping Wawancara Mendalam

Kader Posdaya

Kenanga

Bertemu Koordinator Posdaya Kenanga

Wawancara Lurah Situgede

Wawancara Kasie Sosial dan

Kemasyarakatan

Peran Perangkat Kelurahan Situgede

Proses Belajar dan Mengajar di PAUD

Kenanga

Peran Tokoh Masyarakat

Proses Pembuatan dan

Pengemasan Dodol Talas

Aktivitas Posyandu dan Posbindu

Pengamatan

Berperan Serta

Foccused Group Discussion (FGD)

Komunikasi Partisipatif: 1. Akses 2. Heteroglasia 3. Poliponi 4. Dialog 5. Karnaval

P2SDM LPPM IPB

Wawancara dengan pendamping pihak P2SDM LPPM IPB

Dampak Komunikasi Partisipatif

Komunikasi Partisipatif: 1. Akses yang Sama 2. Munculnya Heteroglasia 3. Terjadinya Poliponi 4. Komunikasi melalui

Dialog 5. Adanya Karnaval

- Berbagi Informasi dan

Pengetahuan

- Permasalahan Diselesaikan

Secara Bersama

- Terjalin Keakraban Sesama

Kader

Fasilitasi dan Konsultan

- Pembinaan Para Kader - Pelatihan Para Kader - Memotivasi Para Kader

- Panutan Masyarakat - Penasehat dalam

Masyarakat

Keterangan:

: Terdiri dari : Alur Kegiatan : Fokus Penelitian

: Pengumpulan Data : Variabel yang diteliti : Hasil Temuan di Lapangan

153

Respon Masyarakat terhadap Kehadiran

Posdaya 1. Papan Nama

Posdaya Kenanga 2. Dibentuknya

PAUD 3. Kunjungan Pemda

Palu Sulteng.

Page 166: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Uraian hasil kajian mengenai komunikasi partisipatif pada program pos

pemberdayaan keluarga (Posdaya) di lokasi penelitian dapat dijelaskan bahwa

kegiata Posdaya dikembangkan untuk membangun sumberdaya manusia melalui

partisipasi secara aktif. Proses pemberdayaan diprioritaskan pada peningkatan

kemampuan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan

dan kemiskinan. Menjawab tujuan penelitian di awal pembahasan, simpulan

penelitian dapat dirinci sebagai berikut :

1. Perangkat Kelurahan Situgede, pihak P2SDM LPPM IPB serta tokoh

masyarakat memiliki peran masing-masing di kegiatan Posdaya Kenanga.

Perangkat Kelurahan sebagai institusi pemerintahan, memiliki peran dalam

kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 antara lain pembinaan kader, pelatihan

para kader serta memotivasi kader. Peran dari pihak P2SDM LPPM IPB

adalah sebagai pendamping dan konsultan. Peran keterlibatan tokoh

masyarakat dalam Posdaya Kenanga adalah sebagai penasehat seperti

memberikan pandangan-pandangan, saran, kritikan, dan ide-ide yang

membangun untuk keberlangsungan kegiatan Posdaya Kenanga.

2. Kader Posdaya Kenanga memiliki akses yang sama, adanya heteroglasia,

terjadinya poliponi, komunikasi dilakukan dengan dialog dan adanya karnaval.

Kader di Posdaya Kenanga memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi

dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan keputusan.

3. Dampak komunikasi partisipatif dalam Posdaya Kenanga meliputi saling

berbagai informasi dan pengetahuan, menyelesaikan permasalahan secara

bersama dan terjalinnya keakraban sesama kader. Dampak komunikasi

partisipatif dalam setiap kegiatan dan rapat di Posdaya Kenanga dirasakan

kader sangat banyak memberikan manfaat.

4. Masyarakat mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga melalui 3 bentuk yaitu

1) papan nama yang berdiri di halaman Posyandu Kenanga, 2) dibentuknya

PAUD Kenanga oleh Posdaya Kenanga dan 3) Posdaya Kenanga mendapat

kunjungan dari Pemda Palu Sulawesi Tengah.

Page 167: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

156

Saran

Bertolak dari kesimpulan di atas, saran yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Perlunya pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan kader kepada masyarakat,

dimana sosialisasi bukan hanya penyebaran informasi, melainkan keterlibatan

masyarakat dalam kegiatan Posdaya menuju penyadaran tentang

permasalahan yang dihadapi dan tumbuhnya semangat untuk

menyelesaikannya secara mandiri.

2. Perlunya monitoring dan evaluasi secara rutin kepada kader serta kegiatan

Posdaya untuk memastikan bahwa proses pemberdayaan (empowerment)

betul-betul dijalankan.

3. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan yang menganalisis mengenai

partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posdaya

Page 168: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

DAFTAR PUSTAKA

Adi I.R. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Angka Kemiskinan Kota Bogor. http://www.kotabogor.go.id/download/ILPPD-2010.pdf.[diakses 18 Januari 2011].

Berlo D.K. 1960. The Process of Communication. USA. Hall Rinehart and Winston,Inc.

Bungin B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Bungin B. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Cahyanto PG. 2007. Efektivitas Komunikasi Partisipatif Dalam Pelaksanaan

Prima Tani di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Pontianak. [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Denzin N.K., Lincoln Y.S. 2000. Handbook Qualitative Research. Second Edition.

Sage Publication, Inc. DeVito. J.A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Edisi Kelima. Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group. Dilla S. 2007. Komunikasi Pembangunan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Effendy O.U. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya

Bakti. . 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

. 2001. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Ed.Ke-14. Bandung: Rosdakarya.

Freire P. 1983, Pedagogy of the oppressed. New York: Seaburg Press.

Hamijoyo S.S. 2005. Komunikasi Partisipatoris. Pemikiran dan Implementasi Komunikasi dalam Pengembangan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Hardiman F.B. 2009. Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat Politik &

Post Modernisme Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius. Ife J. 1995. Community Development : Creating community alternatives-vision,

analysis and practice. Melbourne: Longman.

Ihsaniyati H. 2010. Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Petani Gurem. [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Page 169: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

158

Kelurahan Situgede. 2010. Monografi Kelurahan Situgede. Bogor: Kelurahan Situgede.

Leeuwis C. 2009. Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan. Berpikir Kembali tentang

Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius. Levis L.R. 1996. Komunikasi Penyuluhan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Lubis D.P. 2009. Dasar-Dasar Komunikasi. Bogor: Sains KPM IPB Press. Mardikanto T. 1987. Komunikasi Pembangunan. Surakarta: Sebelas Maret

University Press. McQuail D. 1994. Teori Komunikasi Massa.Jakarta : Erlangga. Mefalopulos, P. 2003. Theory and Practice of Participatory Communication: The

case of the FAO Project “Communication for Development in Southern Africa” [disertation]. Texas at Austin: Presented to the Faculty of the

Graduate School, The University of Texas at Austin. Melkote R.S. 1991. Communication for Development in the Third World: Theory

and Practice. New Delhi, India: Sage Publications. Miles M.B. Huberman A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber Tentang

Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press. Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Muchlis F. 2009. Analisis Komunikasi Partisipatif dalam Program Pemberdayaan

Masyarakat. [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Muljono P., Burhanuddin, Bachtiar Y. 2010a. Upaya Pemberdayaan Masyarakat

dan Pengentasan Kemiskinan Melalui Model Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga). Di dalam Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2009; Bogor, 22-23 Des 2009. Bogor. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor; 2010. hlm 405-414.

., Dewi P., Bachtiar Y., Mintarti, Asikin S., Warcito, Haryanto S., Syafi’i.

2010b. Profil 50 Posdaya Binaan IPB. Bogor: Kerjasama P2SDM LPPM IPB, Yayasan Damandiri dan Pemerintah Kota Bogor.

Mulyasari G. 2009. Komunikasi Partisipatif Warga Pada Bengkulu Regional

Development Project. [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Nasdian F.T. 2003. Pengembangan Masyarakat (Community Development).

Diktat Kuliah. Bagian Ilmu Sosial, dan Ekologi Manusia, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, IPB.

Page 170: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

159

Nasution Z. 2002. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Oepen, M. 1988. Development Support Communication in Indonesia. Jakarta:

Guna Aksara.

Prijono Ony S. dan Pranaka, A.M.W. (penyunting). 1996. Pemberdayaan,

Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : Centre For Strategic and

International Studies.

Rahim SA. 2004. Participatory Development Communication as a Dialogical Process dalam White, SA. 2004. Participatory Communication Working for Change and Development. New Delhi: Sage Publication India Pvt Ltd.

Rianse U., Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Teori dan

Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Rogers EM. 1989. Komunikasi dan Pembangunan Perspektif Kritis. Jakarta:

LP3ES. Salim A. 2001. Teori dan Pardigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT Tiara

Wacana. Servaes J. 1991. Toward a New Perspective for Communication and

Development. In F. L. Casmir (Ed.), Communication in Development (pp. 51-86). Norwood, NJ: Ablex Publishing.

, Jacobson L.T., White S. 1996. Participatory Communication for

Social Change. New Delhi, India: Sage Publications. . 2007. Communication for development making a difference. The

World Congress on Communication for Development Rome, Italy, 25 – 27 October 2006.

Sevilla C.G., Ochave J.A., Punsalan T.G., Regala B.P., Uriarte G.G. 2006.

Pengantar Metode Penelitian (Penerjemah Alimuddin Tuwu dan Alam Syah). Jakarta: UI Press.

Singarimbun M., Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Mungkinkan Muncul Antitesisnya? Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati F., Setyowati Y., Wuryantoro. T. 2005. Komunikasi Pemberdayaan.

Yogyakarta: APMD Press.

Page 171: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

160

Sumardjo. 1999. “Transformasi Model Penyuluhan Pembangunan Menuju Pengembangan Kemandirian Petani.” [disertasi]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Suyono H. Haryanto R. 2009. Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan

Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Jakarta: Balai Pustaka.

Tufte T., Mefalopulos P. 2009. Participatory Communication. Washington D.C, USA: The World Bank.

Wahyuni S. 2006. “Proses Komunikasi dan Partisipasi Dalam Pembangunan

Masyarakat Desa, Kasus Program Reksa Dana di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.” [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

West R. Turner L.H. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Humanika. Yin R.K., Mudzakir M.D. 2002. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Page 172: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

LAMPIRAN

Page 173: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

163

Lampiran 1 Peta Administrasi Kota Bogor dan Situgede

Page 174: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

164

Lampiran 2 Peta Administrasi Kelurahan Situgede

Lokasi Penelitian

Page 175: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

167

Lampiran 4 Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 11 (sebelas) bulan, mulai bulan

Oktober 2010 sampai dengan akhir Agustus 2011. Adapun rincian jadwal penelitian

ini adalah sebagai berikut :

No Kegiatan

Bulan/Tahun

2010 2011

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt

1. Survey

Pendahuluan

2. Penyusunan

Proposal

3. Pengumpulan

Data dan

Analisa Data

4. Penulisan

Laporan

6. Seminar Hasil

7. Ujian Akhir

Tesis

8. Penggandaan

Tesis

Page 176: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

168

Lampiran 5 Metoda Pengumpulan Data dan Informasi Penelitian

Sumber Data Jenis Data/Informasi Metode Waktu

Kantor Kelurahan Situgede

1. Monografi Kelurahan 2. Indikator

keberhasilan kegiatan Posdaya Kenanga

3. Persepsi tentang kegiatan Posdaya Kenanga

Studi Dokumentasi dan Wawancara mendalam

1 Minggu

Pendamping P2SDM LPPM IPB, Perangkat Kelurahan dan Tokoh Mayarakat

1. Informasi Kegiatan Posdaya Kenanga

2. Indikator keberhasilan kegiatan Posdaya Kenanga

3. Persepsi tentang kegiatan Posdaya Kenanga

4. Proses pelaksanaan kegiatan Posdaya Kenanga

Wawancara mendalam dan studi dokumentasi

2 Minggu

Kader atau Pengurus Posdaya Kenanga Situgede

1. Pelaksanaan kegiatan Posdaya Kenanga dan peran pendamping, perangkat Kelurahan Situgede dan tokoh masyarakat di setiap kegiatan

2. Peta sosial wilayah dan aktivitas kader atau pengurus Posdaya Kenanga

3. Harapan dan capaiannya dalam kegiatan Posdaya Kenanga perspektif kader, pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat

4. Aktivitas komunikasi di lokasi kegiatan Posdaya Kenanga

Pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam

2 Bulan

Page 177: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

179

Lampiran 7 Daftar Informan

No Inisial

1 Skn

2 Jwh

3 Gst

4 Asn

5 Ynh

6 Rin

7 Nan

8 Sth

9 Sit

10 Ryt

11 Oth

12 Ysf

13 Dad

14 Stn

15 Ida

16 Ahm

17 Rhd

18 Ade

19 Mnt

20 Wrt

21 Rsm

22 Sus

23 Tjp

24 Wat

25 Ran

26 Riy

27 Sri

Page 178: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

180

Lampiran 8 Aktivitas PAUD Kenanga

Lokasi belajar dan mengajar PAUD Kenanga dilakukan di pelataran Masjid Nurul Yaqin.

Sebelum belajar dan bermain anak-anak membaca doa terlebih dahulu.

Anak-anak membuat bola-bola dari kertas bekas.

Kegiatan senam dilakukan anak-anak setiap hari Senin.

Page 179: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

181

Lampiran 9 Aktivitas Posyandu Kenanga

Bangunan Posyandu Kenanga RW 05 Kelurahan Situgede saat aktivitas rutin dilakukan setiap bulannya.

Pendaftaran serta pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan kegiatan rutin yang selalu dilakukan pada saat aktivitas Posyandu.

Aktivitas para kader yang dilakukan saat penimbangan balita.

Kegiatan penimbangan pada bayi dilakukan setiap mendatangi Posyandu Kenanga untuk melihat perkembangan berat badan bayi setiap bulannya

Page 180: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

182

Timbangan tripod digunakan untuk penimbangan balita.

Kegiatan pengukuran tinggi badan balita dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan tinggi balita setiap bulannya.

Pencatatan mengenai berat badan balita, tinggi badan balita dilakukan para kader.

Salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan di Posyandu Kenanga RW 05 Situgede yaitu pemberian imunisasi pada bayi oleh bidan.

Page 181: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

183

Fasilitas yang ada di Posyandu Kenanga RW 05 Situgede antara lain sudah memiliki tempat tidur untuk pemeriksaan ibu hamil serta balita dan ada timbangan serta alat pengukur tekanan darah.

Salah satu ruangan pengembangan yang ada di Posyandu Kenanga RW 05 Situgede.

Page 182: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

184

Lampiran 10 Aktivitas Posbindu Lansia

Pemeriksaan tensi darah lansia oleh mantra.

Pemeriksaan darah pada lansia

Pemeriksaan tinggi badan para lansia oleh kader kesehatan.

Page 183: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

185

Senam lansia dilakukan satu minggu satu kali di lapangan RW 05.

Timbangan lansia dan alat pengukur tekanan darah yang digunakan setiap Posbindu yang merupakan bantuan dari Pihak P2SDM LPPM IPB.

Page 184: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

186

Lampiran 11 Proses Pembuatan Dodol Talas

Rumah produksi dodol talas KWT Sawargi.

Talas yang sudah dikupas dan dicuci bersih kemudian di parut dengan alat pemarut.

Dodol harus diaduk terus menerus hingga matang.

Page 185: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

187

Pengemasan dodol untuk siap diikutsertakan dalam kegiatan pameran.

Menggunting plastik untuk bungkusan dodol talas serta pengemasan dodol talas.

Alat pengaduk dodol yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Oven yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Page 186: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

188

Beberapa Penghargaan yang telah didapatkan oleh KWT Sawargi dalam

kegiatan home industry dodol talas.

Selain dodol talas, makanan ringan seperti kerupuk talas dan kerupuk wortel juga diproduksi KWT Sawargi.

Page 187: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

189

Lampiran 12 Usaha Budidaya Jamur Tiram

Kumbung Budidaya Jamur Tiram.

Baglog dalam kumbung yang siap

dipanen.

Ruang inokulasi dan baglog yang telah di inokulasi.

Page 188: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

190

Jamur tiram yang telah dipanen dan siap dipasarkan.

Page 189: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan

191

Lampiran 13 Hasil Kerajinan Anyaman

Salah satu warga RT 01 RW 05 beserta hasil kerajinan anyaman dari barang-barang ramah lingkungan yang telah di buat dan telah diikutsertakan dalam setiap pameran.

Hasil kerajian anyaman dari barang ramah lingkungan yang dijadikan tas dan dompet.

Kerajinan anyaman dari barang ramah lingkungan serta kerajinan tangan dari bahan benang wol yang dijadikan tas, dompet serta syal.

Page 190: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan
Page 191: Komunikasi partisipatif pada program pos pemberdayaan ... · terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta ... dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan