METODE PARTISIPATIF
-
Upload
adhimas-bayu-sudibyo -
Category
Documents
-
view
810 -
download
3
description
Transcript of METODE PARTISIPATIF
METODE PARTISIPATIF
Mata Kuliah : Metode dan Strategi Belajar Mengajar
Oleh :
ADHIMAS BAYU SUDIBYA
K2512008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas nikmat-
Nya, Penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE
PARTISIPATIF”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metode dan strategi
belajar mengajar. Makalah ini berisi tentang metode pembelajaran partisipatif.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak untuk menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan.
Surakarta, Desember 2013
DAFTAR ISI
Halaman Judul iKata Pengantar iiDaftar Isi iii
BAB I. PendahuluanA. Latar BelakangB. Rumusan Masalah
BAB II. PembahasanA. Pengertian Pembelajaran PartisipatifB. Prinsip-prinsip Pembelajaran PartisipatifC. Ciri-ciri Pembelajaran PartisipatifD. Tahapan Pembelajaran PartisipatifE. Manfaat Pembelajaran PartisipatifF. Peranan PendidikG. Teori PendukungH. Proses Pembelajaran PartisipatifI. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Partisipatif
BAB III. PenutupDaftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Corey dalam Syaiful (1986:195) Pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Dalam proses pembelajaran tidak sedikit peserta didik tidak
memahami apa yang dimaksud oleh guru karena kurangnya strategi dalam
memberikan pesan yang disampaikan. Maka dari itu perlu adanya suatu
metode pembelajaran dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Metode
partisipatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang sering
digunakan.
Menurut Sudjana (2005:155), Pembelajaran Partisipatif dapat
diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran Partisipatif mengandung arti
ikut sertanya peserta didik didalam program pembelajaran Partisipatif.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan
membahas tentang metode partisipatif sebagai salah satu metode dalam
proses pembelajaran.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian pembelajaran partisipatif?
2. Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif?
3. Ciri-ciri pembelajaran partisipatif ?
4. Tahapan dalam pembelajaran partisipatif ?
5. Manfaat pembelajaran partisipatif?
6. Teori pendukung pembelajaran partisipatif?
7. Proses pembelajaran partisipatif?
8. Kelebihan dan kelemahan metode partisipatif ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pembelajaran partisipatif
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning),
merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.Proses
pembelajaran partisipatif bertujuan menempatkan peserta didik sebagai
pemain utama dalam setiap proses pembelajaran. Artinya, peserta didik diberi
kesempatan yang luas untuk mencari informasi sendiri, menemukan fakta
atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi kajian dalam
suatu topik pembelajaran.
Berdasarkan paragraf diatas dapat ditafsirkan bahwa peserta didik yang
menjadi peran utama diberikan ilmu pengetahuan dan mampu melaksanakan
dengan metode yang diterapkan untuk mencapai peranan yang sangat penting
dalam proses belajar yang dilakukan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk
mencari hasil belajar yang baik.
B. Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif
Prinsip-prisip utama kegiatan pembelajaran partisipatif meliputi:
1) berdasarkan kebutuhan belajar,
2) berorientasi pada tujuan kegiatan belajar,
3) berpusat pada warga belajar,
4) belajar berdasarkan pengalaman,
5) kegiatan belajar dilakukan bersama oleh warga belajar dengan
sumber belajar dalam kelompok yang terorganisasi,
6) kegiatan pembelajaran merupakan proses kegiatan saling
membelajarkan,
7) kegiatan pembelajaran diarahkan pada tujuan belajar yang
hasilnya dapat langsung dimanfaatkan oleh warga belajar,
8) kegiatan pembelajaran menitik beratkan pada sumber-sumber
pembelajaran yang tersedia dalam masyarakat,
9) kegiatan pembelajaran amat memperhatikan potensi-potensi
manusiawi warga belajar.
Selain itu, pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan pembelajaran juga
memperhatikan prinsip proses stimulus dan respons yang di dalamnya
mengandung unsur-unsur kesiapan belajar, latihan, dan munculnya pengaruh
pada terjadinya perubahan tingkah laku. Pembelajaran partisipatif sebagai
kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan
mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman
dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta
didik.
Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003)
menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu :
1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik;
2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan;
3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta
didik.
C. Ciri-ciri pembelajaran partisipatif
Kegiatan pembelajaran partisipatif memilikii ciri-ciri pokok yang
meliputi:
1) Sumber belajar menenpatkann diri pada posisi yang tidak serba
mengetahui terhadap semua bahan belajar. Memandang warga
belajar sebagai sumber yang mempunyai nilai dan manfaat dalam
kegiatan belajar.
2) Sumber belajar memainkan peranan membantu warga belajar dalam
melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini didasarkan atas
kebutuhan belajar warga belajar.
3) Sumber belajar memotovasi warga belajar agar berpartisipasi dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi program
pembelajaran yang dijalaninya.
4) Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan saling
membelajarkan dalam bentuk bertukar fikiran mengenai isi,proses,
dan hasil belajar serta pengembangannya.
5) Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga warga
belajar dapat melibatkan diri secara aktif dan bertanggungjawab
dalam proses kegiatan pembelajaran.
6) Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok.
7) Sumber belajar mendorong warga be;lajar untuk meningkatkan
semangat berprestasi, semangat berkompetisi menghadapi tantangan
yang berorientasi pada perbaikan kehidupan yang lebih baik.
8) Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam dan
terhadap kehidupan yang dihadapinya sehari-hari.
9) Sumber belajar dan warga belajar secara bersama-sama
mengembangkan kemampuan antisipasi dan partisipasi.
10) Pembelajaran mencapai otonomi dan integrasi dalam kegiatan
individual dan kehidupan sosialnya.
D. Tahapan-tahapan pembelajaran partisipatif
Menurut Sudjana (2001:53) keikutsertaan peserta didik dapat
diwujudnyatakan dalam ketiga tahapan kegiatan pembelajaran tersebut yaitu
perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian kegiatan
pembelajaran.
Ketiga cakupan tahapan tersebut dalam metode Pembelajaran
Partisipatif dibawah ini akan diperjelas satu persatu.
1) Tahapan Perencanaan
Tahapan kagiatan pembelajaran meliputi identifikasi
kebutuhan belajar, sumber- sumber belajar yang tersedia dan
kemungkinan hambatan yang akan ditemui dalam kegiatan
pembelajaran, penyusunan prioritas kebutuhan, perumusan tujuan
pembelajaran, dan penetapan program kegiatan pembelajaran.
2) Tahapan Pelaksanaan
Partisipatif dalam tahap pelaksanaan program kegiatan
pembelajaran adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan
iklim yang kondusif untuk belajar. Iklim yang kondusif ini
mencakup Pertama, kedisiplinan peserta didik yang ditandai dengan
keteraturan dalam kehadiran pada setiap kegiatan pembelajaran.
Kedua, pembinaan hubungan antara peserta didik dengan pendidik
sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, terarah,
saling membantu, dan saling belajar. Ketiga, interaksi kegiatan
pembelajaran antara peserta didik dan pendidik dilakukan melalui
hubungan horizontal. Hubungan ini menggambarkan corak
terjalinnya komunikasi yang sejajar baik antara peserta didik
maupun pendidik. Keempat, tekanan kegiatan pembelajaran adalah
pada peranan peserta didik yang lebih aktif melakukan kegiatan
pembelajaran bukan pada pendidik yang lebih mengutamakan
kegiatan mengajar. Peranan pendidik ialah membantu peserta didik
dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
3) Tahapan Evaluasi Program Pembelajaran
Partisipatif dalam tahap evaluasi pembelajaran amat penting
evaluasi dilakukan untuk menghimpun, mengolah, dan menyajikan
data atau informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan. Partisipatif dalam tahap evaluasi ini sangat
bermanfaat bagi para peserta didik untuk mengetahui tentang sejauh
mana yang telah dialami dan dicapai oleh mereka melalui kegiatan
Pembelajaran Partisipatif.
Berdasarkan uraian di atas, pendidik melakukan kegiatan
pada saat sebelum (tahap perencanaan), selama berlangsung (tahap
pelaksanaan), dan setelah selesai kegiatan pembelajaran (tahap
evaluasi program pembelajaran). Pertama, pada saat sebelum
pembelajaran, pendidik perlu melakukan perencanaan yang meliputi
kegiatan mempelajari peraturan, menyiapkan bahan dan strategi
pembelajaran. Kedua, pada saat pelaksanaan pembelajaran,
pendidik perlu memulai pembelajaran tepat waktu sesuai dengan
jadwal pembelajaran, memeriksa kondisi bahan, membina
keakraban melalui perkenalan antara pendidik dan peserta didik,
menciptakan suasana belajar yang terbuka. Ketiga, selesai
pembelajaran, pendidik perlu melaksanakan evaluasi proses dan
hasil belajar, dan akhirnya menghimpun bahan belajar dan hasil
penilaian yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
Tekanan dalam proses pembelajaran ini adalah peranan
peserta didik yang lebih aktif melakukan kegiatan pembelajaran.
Hal ini berarti peserta didik merupakan komponen pembelajaran
yang harus bermuara pada peserta didik sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator. Karakteristik peserta didik yang aktif sangat
menonjol dan peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber, baik
yang ada dalam lingkungan sekolah atau yang ada dalam kelas
maupun yang ada diluar kelas, dimasyarakat sekitar, dengan
keterlibatan langsung peserta didik akan memperoleh pengalaman,
keterampilan, kematangan berfikir yang sangat berharga. Melalui
pembelajaran yang aktif, interaktif, komunikatif, efektif,
menyenangkan dan inovatif akan memberikan pancaran semangat
secara psikis. Dalam diri peserta didik ada totalitas keterlibatan
yang pasif. Peserta didik berkembang karena mengalami proses
interaksi antara temannya, dengan lingkungan benda-benda, dan
peristiwa nyata.
E. Manfaat metode partisipatif
Menurut Sudjana (2005:39), manfaat Pembelajaran Metode Partisipatif
bagi peserta didik ada lima hal, yaitu:
1) Kegiatan pembelajaran partisipatif dilakukan secara bersama oleh
peserta didik dengan bimbingan pendidik dalam kelompok-
kelompok belajar yang terorganisasi,
2) Kegiatan Pembelajaran Partisipatif merupakan peningkatan proses
pendidikan tradisional yang sering didominasi oleh guru menuju
kegiatan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
pendidik,
3) Kegiatan Pembelajaran Partisipatif berorientasi pada tujuan belajar
yang hasilnya diharapkan langsung dapat dimanfaatkan oleh peserta
didik untuk meningkatkan sikap dan prilaku hidup bersama secara
harmonis, serta untuk mengembangkan partisipatif peserta didik
dalam kegiatan sosio dan pembangunan masyarakat,
4) Kegiatan pembelajaran menitikberatkan pada penggunaan sumber-
sumber yang tersedia dimasyarakat, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam, sehingga terwujud kegiatan belajar
dengan kepekaan yang tinggi terhadap pemberdayaan dan
pelestarian lingkungan,
5) Kegiatan Pembelajaran Partisipatif lebih memperhatikan segi
kemanusiaan peserta didik dengan menghargai potensi dan
kemampuan yang ia miliki serta dengan menekankan upaya fasilitas
oleh pendidik terhadap kegiatan peserta didik dalam memanfaatkan
lingkungan potensi dan menampilkan kemampuan untuk melakukan
kegiatan berfikir dan berbuat secara bersama dalam mencapai tujuan
belajar yang mereka tetapkan.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran
partisipatif dalam proses pembelajaran ini adalah peranan peserta didik yang
dibimbing pendidik dalam kelonpok-kelompok pembelajaran sehingga
tercipta interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Kegiatan
pembelajaran peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber, baik yang ada
dilingkungan sekolah atau yang ada dalam kelas maupun yang ada diluar
kelas, dimasyarakat sekitar, sehingga terwujud kegiatan belajar. Peserta didik
juga memanfaatkan lingkungan potensi dan menampilkan kemampuan untuk
melakukan kegiatan berfikir sehingga tercipta tujuan belajar yang diinginkan.
F. Peranan pendidik
Menurut Knowles dalam Sudjana (1997:269), ”Pembelajaran
Partisipatif memiliki langkah-langkah tertentu secara berurutan yang harus
diperankan oleh pendidik untuk mengetahui peranan pendidik dalam
Pembelajaran Partisipatif.” Dalam hal ini dapat dilakukan melalui urutan
sebagai berikut:
1) Membantu Peserta Didik dalam Menciptakan Iklim Belajar
Dalam upaya menciptakan iklim belajar, pendidik bersama
peserta didik menyiapkan bahan belajar, menentukan fasilitas dan
alat-alat, serta membina keakraban diantara peserta didik. Bahan-
bahan belajar perlu diperoleh peserta didik sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai bahan-bahan tersebut terdiri atas informasi
tertulis, atau informasi lisan. Informasi tertulis dapat disampaikan
antara lain melalui buku petunjuk, selebaran brosur informasi.
Sedangkan informasi lisan penjelasan langsung kepada calon
peserta didik. Informasi disampaikan dengan tujuan untuk
menjelaskan syarat-syarat dan ketentuan calon peserta didik dan
gambaran tentang program pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) Membantu Peserta Didik untuk Menyusun Kelompok Belajar
Situasi yang baik untuk melibatkan peserta didik dalam
perencanaan kegiatan pembelajaran adalah apabila kegiatan
pembelajaran itu dilakukan oleh kelompok terbatas tidak terlalu
besar atau terlalu kecil jumlah anggotanya.
3) Membantu Peserta Didik dalam Mendiagnosis Kebutuhan Belajar
Identifikasi kebutuhan belajar adalah kebutuhan belajar yang
bersifat khusus dengan maksud untuk meningkatkan motivasi
peserta didik supaya berperan serta secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Diagnosis kebutuhan belajar dilakukan melalui dua
langkah. Pertama, merumuskan model tingkah laku atau
kemampuan yang ingin dimiliki oleh peserta didik. Kedua,
menggambarkan tingkah laku atau kemampuan yang telah dimiliki
oleh peserta didik. Kemampuan yang diinginkan peserta didik
dengan tingkah laku atau kemampuan yang telah dimiliki peserta
didik pada saat ini.
4) Membantu Peserta dalam Menyusun Tujuan Belajar
Tujuan belajar itu merupakan tolak ukur yang menentukan
untuk pemilihan sarana balajar, merinci isi atau meteri pelajaran,
mengembangkan kegiatan pembelajaran, dan menyiapkan alat-alat
evaluasi kegiatan pembelajaran, serta melakukan perencanaan,
menyusun tugas, menetapkan standar supervise, melakukan
komunikasi dan motivasi, dan meningkatkan moral petugas yang
menjadi peserrta didik. Dari kesimpulan tujuan tersebut tugas-tugas
yang disusun dalam setiap aspek tingkah laku dalam menentukan
pengalaman belajar yang akan dilalui oleh peserta didik.
5) Membantu Peserta Didik dalam Merancang Pengalaman Belajar
Pendidik membantu peserta didik dalam merancang model
pengalaman. Bahan belajar dirumuskan berdasarkan pengalaman
yang telah dimiliki oleh peserta didik. Sehingga memungkinkan
peserta didik dapat mempelajarinya dimulai dari keseluruhan
kemudian sampai pada bagian-bagiannya.
6) Membantu Peserta Didik dalam Menilai Proses dan Hasil Kegiatan
Pembelajaran Untuk mencapai tujuan belajar peranan
pendidik ialah sebagai pemberi dorongan kepada peserta didik,
pendidik dapat memberikan informasi tentang bahan pelajaran,
teknik-teknik yang dapat digunakan, dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
7) Membantu Peserta Didik dan Mengevaluasi Hasil Proses dan
Pengaruh Kegiatan Pembelajaran.
Dalam mengevaluasi proses, hasil dan pengaruh kegiatan
pembelajaran evaluasi program dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kecocokan rencana dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Dengan prinsip ini pendidik akan membantu para peserta didik
untuk berbuat dan kemudian menganalisis serta merefleksikan
terhadap hasil dan proses perbuatan itu.
Dilihat dari uraian langkah-langkah metode pembelajaran partisipatif
strategi pembelajaran berpusat pada pendidik adalah kegiatan yang
menekankan terhadap pentingnya aktivitas pendidik dalam mengajar atau
membelajarkan peserta didik. Dimana pendidik selalu membantu peserta
didik dalam menciptakan iklim belajar, menyusun kelompok belajar,
mendiagnosis kebutuhan belajar, menyusun tujuan belajar, merancang
pengalaman belajar, menilai proses dan hasil kegiatan pembelajaran, serta
mengevaluasi hasil proses dan pengaruh kegiatan pembelajaran.
G. Teori pendukung
Menurut Sudjana, kegiatan belajar partisipasif didukung oleh beberapa
teori pembelajaran, di antaranya adalah teori connectionism Thorndike, teori
aliran tingkah laku yang dikembangkan oleh Guthrie, Skinner, Crowder dan
Hull, teori Gestal dan teori medan. Dalam Kaitan ini, Trisnamansyah
mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran dalam pendidikandi luar sekolah
termasuk di da;lamnya kegiatan pembelajaran partisipasi mendapat dukungan
dari teori-teori perubahan sosial dan psikologi sosial yang dapat diaplikasikan
dalam kegiatan pembelajaran seperti teori perubahan sikap sosial, teori
dinamika kelompok, teori komunikasi inovasi dan teori manajemen
perubahan dalam pendidikan.
Teori yang relevan dibahas dalam hubungannya dengan kebutuhan
pengkajian ini adalah teori Asosiasi dan teori medan. Teori asosiasi
dikembangkan oleh Thorndike dan dilanjutkan Witson dan William James.
Toeri asosiasi berpandangan bahwa mutu kegiatan belajar akan efektif apabila
interaksi antara sumber belajar dan warga belajar dilakukan melalui stimulus
dan respon (S-R). Oleh karena itu makin giat dan makin tinggi kemampuan
warga belajar dalam mengembangkan stimulus dan respon, maka makin
efektif kegiatan belajarnya. Teori asosiasi mengandung prinsip-prinsip dalam
kegiatan belajar-membelajarkan, yaitu prinsip kesiapan (readness), latihan
(exercise), dan pengaruh (effect). Prinsip kegiatan menekankan perlunya
motovasi yang tinggi pada diri warga belajar atau peserta didik untuk
menghubungkan stimulus dan respon. Prinsip latihan menekankan pentingya
kegiatan latihan secara berulang oleh warga belajar atau peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar. Prinsip pengaruh menekankan pada pentingnya
hasil dan manfaat langsung dari kegiatan belajar yang dijalani oleh warga
belajar atau peserta didik. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran
partisipasi, teori asosiasi semakin mempertegas pentingnya peserta didik
untuk melakukan respon terhadap setiap stimullus oleh warga belajar atau
peserta didik itu sendiri serta menekankan pentingnya kegiatan belajar
perorangan.
Sementara itu teori medan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin,
menekankan pentingnya pengalaman warga belajar yang berorientasi pada
pemecahan masalah serta didasari oleh motivasi belajar yang kuat. Teori
medan beranggapan bahwa setiap kegiatan akan efektif apabila warga belajar
merasakan kebutuhan untuk belajar serta memiliki kesadaran diri bahwa
belajar adalah sesuatu yang penting dalam meningkatkan kualitas dan
martabat kehuidupannya. Oleh karena itu, kegiatan belajar bersama dalam
kelompok belajar menjadi penting dan utama bagi warga belajar.
H. Proses pembelajaran partisipatif
Proses pembelajaran partisipatif dibentuk oleh unsur-unsur atau faktor
pembentuk proses pembelajaran. Unsur pembentuk proses pembelajaran
tersebut adalah:
tujuan,
materi,
metode,
warga belajar,
fasilitator,
iklim dan
evaluasi.
Kegiatan proses pembelajaran partisipatif mencakup enam tahapan
kegiatan yang berorientasi. Keenam langkah kegiatan tersebut adalah:
pembinaan keakraban, identifikasi keutuhan, sumber dan kemungkinan
hambatan, perumusan tujuan belajar, penyusunan program kegiatan belajar,
pelaksanaan kegiatan belajar dan penilaian terhadap proses, hasil, dan
dampak kegiatan pembelajarn yang dilaksanakan.
Pembelajaran partisipatif menghargai pengetahuan dan pengalaman
para pendidik untuk terampil dalam menggunakan semua metode yang
berbeda. Suatu situasi pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman
seharusnya selalu diikuti oleh suatu sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab
membantu melakukan kontekstualisasi pengelaman individu dan kelompok ke
dalam suatu kerangka verja yang lebih luas.
Kerangka kerja tanya jawab mengikuti siklus pembelajaran sebagai
berikut:
1) Publikasi Data: Berbagi pengalaman dan pengamatan.
Pertanyaan-pertanyaan spesifik seharusnya dituliskan di
papan/bagan. Guru sebagai fasilitator harus bekerja mengenai
bagaimana data akan dituliskan pada bagan. Pertanyaan seharusnya
diajukan atas masing-masing peserta dan respon dicatat pada
bagan. Perasaan yang seharusnya diungkapkan hanya yang
berhubungan dengan isu-isu kunci untuk analisis.
2) Pemrosesan Data: Membahas pola dan dinamika.
Respon-respon ini seharusnya dicatat dan saling hubungan
perasaan, interaksi, dan peristiwa dibangun di dalam proses.
Sementara para peserta berbagi pengalaman mereka, fasilitator
harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak
mempertanyakan atau membalas perasaan yang diungkapkan.
Sebaliknya ia harus menuliskannya pada bagan
3) Penyamarataan dan Penerapan Data: Mengemukakan prinsip-
prinsip.
Respon-respon ini harus juga dicatat dan dikonsolidasikan di
dalam proses. Prinsip-prinsip kunci harus diturunkan atas dasar data
dan analisisnya. Prinsip-prinsip ini harus dihubungkan dengan
konsep-konsep teoritis yang ada.
4) Penutup pengalaman.
Suatu penutupan formal atas latihan harus dilakukan ádalah
meninggalkan pada para peserta dengan rasa puas dan berani
melakukan eksplorasi ke depan.
I. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran partisipatif
1) Kelebihan Model Pembelajaran Partisipatif
Peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran
miliknya sendiri, karna peserta didik diberi kesempatan yang
luas untuk berpartisipasi.
Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga
akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-
mempelajarkan diantara peserta didik.
Dapat menambah wawasan fikiran dan pengetahuan bagi guru
karna sesuatu yang dialami dan disampaikan peserta didik
mungkin belum diketahui sebelumnya oleh guru.
2) Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif
Membutuhkan waktu yang relative lebih lama dari waktu
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Akumulasi dan pembelajaran cendrung akan didominasi oleh
peserta didik yang bisa atau sering berbicara, sehingga peserta
didik yang lainya lebih banyak mengikuti jalan fikiran peserta
didik yang senang berbicara.
Pembicaraan dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan partisipatif, atau teknik partisipatif, merupakan sebuah
upaya guru untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan program
dan penilaian program. Pembelajaran partisipatif dilandasi oleh suatu
pandangan bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki pengalaman yang
cukup kaya – untuk bisa diolah menjadi bahan pembelajaran.
Pendidikan partisipatif memiliki maksud dasar untuk mengubah pola
hubungan yang ada antara peserta didik dengan pendidik. Para guru harus
bersedia mengakui bahwa pihaknya juga memerlukan belajar dari muridnya
dan demikian pula sebaliknya. Dengan demikian maka proses pembelajaran
diharapkan berhasil sesuai perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Mahadir A. 2012. “Pembelajaran Partisipatif, Kelebihan dan Kekuranganya”, (Online). http://mahadir-aziz.blogspot.com/2012/05/pembelajaran-partisipatif-kelebihan-dan.html. Diakes pada tanggal 08 Desember 2013.
Knowles, M. S . 1975. Self Directed Learning. Chicago : Follet Publishing Company.
________. 1950. Informal Adult Education. New York: Association Publishing Company.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, D. 1993. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.
________. 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
Trisnamansyah, S. 1993. Perkembangan Pendidikan luar Sekolah dan Upaya Mempersiapkan Pelaksanaan Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun. Bandung: IKIP.