Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

9
TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ANALISIS ARTIKEL “KOMUNIKASI BISNIS ANTARBUDAYA DALAM ERA GLOBALISASI” Dibuat Oleh : Nama : Lukman Prabowo NIM : 1271510115 No. Absen : Kelas : PU Periode : 0313 Dosen Pengampu: Bra. Baskoro, S.Hum., M.Si.

description

 

Transcript of Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

Page 1: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

TUGAS AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

ANALISIS ARTIKEL

“KOMUNIKASI BISNIS ANTARBUDAYA DALAM ERA GLOBALISASI”

Dibuat Oleh :

Nama : Lukman Prabowo

NIM : 1271510115

No. Absen :

Kelas : PU

Periode : 0313

Dosen Pengampu: Bra. Baskoro, S.Hum., M.Si.

Page 2: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

RANGKUMAN ARTIKEL 2

“Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi”

PEMBAHASAN TERKAIT MATERI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA 4

A. Penjelasan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

B. Urgensi Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

C. Perbedaan Budaya Yang Mempengaruhi Bisnis

D. Negosiator Yang Berpengaruh dalam Bisnis

ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KRITIS 6 “Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi”

KESIMPULAN DAN TANGGAPAN 8

A. Kesimpulan

B. Tanggapan

Page 3: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

BAB I

RANGKUMAN ARTIKEL

“Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi”

Dalam dasawarsa tahun 1990-an, dunia tengah memasuki periode kemakmuran ekonomi atau

yang sering disebut boom economi. Globalisasi telah menjadi konsep fenomenal dalam diskursus

pemikiran dewasa ini. Kekuatan-kekuatan ekonomi dunia melanda, melintasi batas Negara,

menghasilkan demokrasi yang lebih besar, kebebasan yang lebih besar, peluang, dan tantangan yang

lebih besar, dan kemakmuran yang lebih besar pula. Oleh karenya, dalam era globalisasi, interaksi

antarnegara akan semakin dipengaruhi oleh factor ekonomi, globalisai dipresepsi sebagai dunia tanpa

batas. Pada pola ini diasumsikan kesalingtergantungan antarnegara semakin nyata dan menguat.

Akibatnya, hubungan dagang tidak lagi mengenal batas-batas geografis dan kedaulatan Negara.

Didalam ekonomi global, pertimbangan ekonomi hampir selalu melebihi pertimbangan politis. Pada

era ini, berbagai produk industry yang masuk pasar global dipatok dengan standar internasional. Kita

tidak cukup hanya mengandalkan produk yang kompetitif, harga yang bersaing, iklan dan promosi

yang menggebu-gebu, tetapi kita juga dituntut untuk memiliki keahlian dalam mengamati

karakteristik pasar dan kemampuan persuasi pemasaran/negosiasi bisnis lewat ancangan komunikasi

antarbudaya.

Trend globalisasi perdangan dewasa ini telah menjadi arus besar yang tidak dapat dielakan.

Keikutsertaan Indonesia tersebut merupakan langkah antisipatif yang strategis. Dalam kancah

persainagn tersebut, kita dapat menguji sejauh mana kemajuan, kemadirian dan daya kompetitif

bangsa kita dalam arena internasional. Ekonomi Indonesia harus menghasilkan produk barang dan

jasa yang mampu bersaing karena mutu, harga, dan pelayanan. Disamping itu, tentu saja memiliki

kemampuan memasarkannya secara global. Michael Porter, menurutnya bangsa yang kompetitif

adalah bangsa yang memiliki komitmen dan sikap kritis terhadap mutu, penguasaan teknologi,

intensifikasi penelitian, dan pengembangan yang berorientasi pasar, serta keterampilan dalam

melakukan pemasaran negosiasi bisnis yang mendunia. Di Indonesia bidang komunikasi yang

mencakup komunikasi pemasaran, periklanan, negosiasi, public realtions, dan komunikasi bisnis

antabudaya, terlihat masih terpinggirkan. Padahal, untuk membentuk pebisnis-pebisnis lintas budaya

(internasional), kemampuan berkomunikasi mutlak diperlukan. Dalam konstelasi persaingan ekonomi

global, kemampuan kita memasarkan barang tidak cukup hanya mengandalakan naluri “berjualan”,

tapi perlu dibentuk budaya bisnis professional yang mencakup komiten mutu, etos kerja, kompetisi,

orientasi pasar, sikap kreatif dan inovatif, serta kemampuan komunikasi bisnis antarbudaya.

Persektif komunikasi antabudaya, John W. Gold (1989), pakar komunikasi bisnis University

of Southern California, sebagian besar kemampuan penertasi pasar luar negeri (internasional) oleh

Negara-negara maju dipengaruhi secara signifikan oleh pemahaman pebisnis mereka terhadap budaya

Page 4: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

komunikasi bisnis masyarakat sasaran dan itu tentu saja mensyaratkan kemampuan berkomunikasi

(communication skills), khususnya keterampilan komunikasi bisnis antarbudaya. Ketika pebisnis asing

datang ke Jepang, tanpa ada pengetahuan tentang karakteristik bangsa Jepang, gaya menajemen, dan

model pemasaran khas Jepang, maka akan terjadi kesalahpahaman presepsi. Sebagai contoh kecil,

seorang wanita Amerika mengeluh karena pembicaraan bisnis dengan Mitra dari Jepang terasa sia-sia.

Selama dua puluh menit mitra Jepangnya hanya terdiam dan hanya melakukan pembicaraan-

pembicaranan ringan seperti, cuaca, makanan, dan pembicaraan ringan lainnya, akan tetapi

pembicaraan “pokok” nya malah di abaikan. Wanita Amerika itupun berfikir bahwa mitra Jepangnya

tidak menyukai penawaran bisnis tersebut. Masalahnya tidak sesederhana itu. Bagi orang Jepang,

kontak pertama dengan calon mitra bisnis, biasanya dilakukan pembicaraan ringan terlebih dahulu,

sampai terbentuk kenyamanan berkomunikasi baru memasuki pembicaraan serius. Ritual kecil seperti

ini merupakan bagian dari gaya komunikasi khas Jepang. Ada banyak aspek yang harus diperhatika

dalam berkomuniaksi bisnis, antara lain pemilihan kata, komunikasi nonverbal, suara (paralinguistic),

gerak tubuh (gestural), gerak dan posisi tubuh (postural), kontak mata, sentuhan, pakaian, air muka

(fasial), waktu, dan jarak bicara (proksemik). Persaingan dagang global bukan semata-mata

persaingan mutu produk dan jasa, melainkan juga persaingan taktik dan strategi pemasaran. Bila hal

ini diabaikan, maka bukan mustahil para pebisnis kita akan menjadi pincang dan gamang karena tidak

dipahaminya etika dan etiket berinteraksi bisnis dengan pengusaha macanegara. Mempelajari

komunikasi antarbudaya dan mencari informasi tentang karakteristik budaya calon mitra bisnis kita

mutlak diperlukan.

Jepang sebagai model yang sudah melakukan komunikasi antarbudaya dalam bisnis

internasional. Peran pemerintah dan kerjasama mereka dalam sector swasta, membuat akselarasi

perdagangan Jepang meningkat hebat. Dipenghujung dasawarsa 1980-an Jepang muncul sebagai

kekuatan yang seimbang dengan Amerika Serikat. Apa rahasia sukses jepang tersebut ? Salah satu

jawabanya adalah bahwa Jepang ternyata unggul dalam informasi perdagangan internasional. Bebagai

universitas Jepang, juga dimanfaatkan untuk pengolaan informasi bisnis, terutama yang diberikan

dengan aspek kebudayaan. Disamping itu, Jepang menyebar para pencari informasi untuk

mendapatkan budaya-budaya dan memahami karakteristik Negara konsumen yang menjadi sasaran.

Sedangkan ribuan orang lainnya melakukan lobi-lobi dengan pengambil keputusan di Negara-negara

konsumen. Jadi, usaha pemasaran Jepang, juga melibatkan aktivitas “lobi-lobi” antarbudaya ditingkat

elit.

Hubungan bisnis global pada esensinya adalah interaksi bisnis antarbudaya. Setiap budaya

harus diperlakukan sebagaimana adanya, bukan sebagaimana dimaui. Disinilah pentingnya peran

komunikasi bisnis antarbudaya, karena komunikasi antarbudaya mengajarkan dan menganggap setiap

budaya sebagai entitas yang sederajat dan harus dipahami secara empatik. Kita harus memandang

patner komunikasi sebagai subyek yang terhormat dan bukan objek yang bisa main seenaknya.

Page 5: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

BAB II

PEMBAHASAN TERKAIT MATERI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

A. Penjelasan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik

komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu

daerah, wilayah, atau Negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata

budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah

dalam wilayah suatu negara. Didalam artikel diatas komunikasi bisnis antar budaya menjadi hal

terpenting dalam keberlangsungan bisnis. Dalam sebuah bisnis banyak hal yang perlu

diperhatikan, dari mutu suatu produk, penguasaan teknologi, penelitian, dan keterampilan

berkomunikasi. Dari semua hal itu, adalah komunikasi menjadi suatu hal yang terpenting karena

mencakup promosi, periklanan, dan negosiasi. Oleh karena itu pengertian komunikasi bisnis

sangat berpengaruh dalam sebuah bisnis. Komunikasi yang dimaksudkan di atas adalah sebuah

komunikasi yang mampu mengenali budaya orang lain untuk sebuah tujuan bisnis.

B. Urgensi Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Didalam artikel diatas terlihat sekali bahwa urgensi komunikasi bisnis lintas budaya sangatlah

penting di era globalisasi yang sudah melakukan perdagangan bebas, perbedaan budaya yang ada

dapat menghambat kelancaran suatu bisnis terlihat pada artikel diatas, ketika seorang wanita

amerika yang mencoba untuk berbisnis dengan mitra Jepangnya, hanya kerena pembicaraan yang

selalu sederhana tanpa ke pembicaraan pokok, wanita Amerika tersebut berfikir bahwa mitranya

tidak menyukai bisnis yang ditawarkan. Padahal budaya bisnis orang Jepang adalah dengan

melakukan pendekatan yang seperti sahabat, sehingga melakukan pembicaraan-pembicaraan yang

rendah dahulu, lalu jika sudah merasa enjoy, baru melakukan pembicaran yang serius. Itu

merupakan sebuah contoh kecil yang menggambarkan betapa urgensinya komunikasi bisnis lintas

budaya dalam kehidupan bisnis. Oleh karena itu dalam hal berbisnis sangat lah penting

menyamakan atau mengimbangi budaya mitra bisnis kita, karena jika sudah sepaham dalam

berkomunikasi maka, bisnis akan menjadi lancar.

C. Perbedaan Budaya Yang Mempengaruhi Bisnis

Perbedaan budaya menjadi hal yang menjerumuskan seseorang dalam kegagalan sebuah

bisnis. Banyak hal yang mengakibatkan perbedaan budaya itu terjadi salah satunya adalah

perbedaan konteks yang rendah dan tinggi atau sering disebut low context dan high context. Low

Context merupakan penekanan terhadap individualisme dan profesionalisme, hal ini merupakan

salah satu ciri orang yang selalu to do point, langsung focus terhadap tujuan. Berbeda dengan

Page 6: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

High Context yang lebih menekankan sebuah hubungan persahabatan yang mendasari

pendalaman terhadap tujuan tertentu, sehingga banyak hal yang tersirat atau bermakna dalam

setiap pembicaraan yang rendah ataupun dasar. Dua konteks komunikasi ini sangat bertentangan,

oleh karena itu perbedaan budaya sangatlah mempengaruhi berjalannya suatu kebehasilan bisnis.

Dalam pengambilan keptusanpun dalam perusahaan yang mempunyai konteks rendah, terlihat

lebih cepat karena focus pada tujuan, sedangkan dalam perusahaan yang mempunyai konteks

tinggi lebih menekankan relasi atau persahabatan karena itu pengambilan keputusan relatif lama.

D. Negosiator Yang Berpengaruh dalam Bisnis

Dalam berbisnis tidaklah hanya cukup sebuah hal yang berkaitan dengan mutu dan sejenisnya

akan tetapi peran negosiator sangatlah berpengaruh dalam penentuan keberhasilan suatu bsinis.

Dalam artikel diatas diberikan sebuah contoh Negara yang mempunyai strategi dalam memahami

budaya Negara lain, Jepang merupakan Negara yang mempunyai hal tersebut. Jepang membentuk

sebuah tim yang bertugas untuk memahami budaya-budaya negara sasaran bisnis, sehingga saat

melakukan negosisasi, para negosiator sudah mampu menguasai kebudayaan mitranya. Hal

tersebutlah yang menjadi sebuah jembatan mulus untuk keberhasilan sebuah bisnis. Banyak hal

yang perlu diperhatikan oleh setiap negosiator adalah bahasa yang digunakan dalam melakukan

negosiasi bisnis, serta yang utama adalah mengetahui budayannya dan dari budaya mitranya dapat

dicari solusi melakukan pendekatan terhadap mitra bisnis tersebut.

Page 7: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

BAB III

ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KRITIS “Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi”

Bisnis merupakan sebuah hal yang membuat kita mngenal seseorang secara pribadi, lewat sebuah

bisnis bukan hanya mendapat keuntungan dari segi finansial melainkan dapat membentuk karakter

diri dan mampu memahami psikologis seseorang. Komunikasi bisnis merupakan hal sangat penting

dalam memulai bisnis di era perdaganan bebas saat ini, baik bisnis yang bersifat nasional maupun

internasional. Dalam kancah internasional seperti yang dijabarkan di dalam artikel diatas, maka

komunikasi menjadi sangat penting dalam sebuah keberhasilan suatu bisnis. Dalam hal komunikasi

bisnis meliputi banyak aspek, yaitu untuk promosi, periklanan, pemasaran dan negosiasi. Michael

Porter menekakankan pentingnya mutu dan kemampuan lobby (komunikasi) dalam persaingan global.

Hal ini menekankan kita bahwa dalam sebuah bisnis tidaklah hanya mutu yang terpenting, melaikan

pendekatan kita melakukan negosiasi/lobi-lobi menjadi hal yang sangat bepengaruh dalam sebuah

bisnis. Dengan melakukan negosiasi yang baik maka para mitra kita akan lebih merasa nyaman dan

terhormat.

Artikel diatas ditampilkan sebuah Negara yang mempunyai budaya yang berbeda antara Jepang

dan Amerika. Sehingga perlu adanya negosiator yang mampu bernegosiasi, perbedaan budaya

tersebut dapat dilihat dari cara negosiator :

- Fomalitas dan Status, dibeberapa negara setatus sangatlah diperhatikan dan ditekankan. Akan

tetapi di Jepang khsusunya status tidaklah terlalu dipermasalahkan status seperti gelar pendidikan

tidaklah hal berpengaruh dalam bernegosiasi, yang terpenting adalah gaya negosisai yang baik

dan tepat.

- Kecepatan dan Kesabaran, dalam artikel diatas budaya Jepang dalam menghadapi mitra bisnisnya

adalah dengan melakukan hal-hal yang sederhana seperti pembcaraan umum, sambil membangun

sebuah hubungan yang dekat atau dengan kata lain perusahaan-perusahaan di Jepang bersifat

High Context yang dalam pengambilan keputusan lebih menekankan pada sebuah relasi atau

hubungan. Jadi jika ada negara lain berniat untuk berbisnis dengan orang Jepang maka dia harus

bersabar dalam menghadapi pembicaraan yang terjadi dan bersabar dalam penagmbilan keputusan

atau “Deal Project”.

- Menyatakan Emosi, dalam artikel diatas membahas tentang Negara Jepang dalam menghadapi

bisnis di perdagangan bebas. Didalam budaya Jepang menyatakan emosi dapat merusak

keharmonisan, bagi budaya Jepang mampu mengatasi emosi dalam keadaan berbisnis sangatlah

penting. Di beberapa Negara lain seperti Amerika yang sempat dibahas di dalam artikel diatas,

menyatakan emosi sangatlah diperlukan karena itu menjadi dasar penekanan kerjasama diantara

dua belah pihak.

Page 8: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

- Bahas Langsung dan tidak langsung, dalam budaya Jepang bahasa tidak langsung sangatlah

berpengaruh dalam komunikasi bisnis, karena mengandung banyak arti dan makna sehingga

berhati-hati dalam menggunakan gerakan tubuh ataupun komunikasi non verbal. Berbeda dengan

budaya Amerika yang lebih mengedepankan bahasa langsung yang penuh dengan semangat dan

dinamis.

- Bukti dan Kebenaran, didalam budaya Jepang bukti merupakan hal yang subjektif tanpa harus ada

penelitian yang berlebih, mereka lebih menekankan kepercayaan terhadap relasi bisnisnya

berbeda dengan budaya Amerika yang menggap sebuah bukti harus dilandasi sebuah penelitian

secara statistic dan ilmiah.

Dari data diatas dapat dibuat Tabel yang membandingkan dua buah budaya yang berbeda (Jepang dan

Amerika) ;

Cara Negiosiator Jepang Amerika

Tipe Budaya High Context Low Context

Formalitas dan Satus

Tidak terlau

mempermasalahkan status dan

formalitas

Formalitas merupakan hal

yang wajib dan mendasar

dalam menjalani Bisnis

Kecepatan dan Kesabaran

Kesabaran merupakan hal

mutlak yang diperlukan jika

ingin berbisnis dengan budaya

Jepang yang mengandung

High Context

Kecepatan merupakan hal

nomer satu bagi Negara yang

bebudaya To Do Point atau

Low Context

Menyatakan Emosi

Seorang negosiator harus

mampu mengendalikan emosi

saat berhubungan bsinis

dengan mitra yang berasal dari

Jepang

Hal yang harus ditampilakn

saat berbicara bisnis dengan

orang Amerika karena

penekanan sebuah bisnis

Bahasa Langsung dan Tidak

Langsung

Bahasa tidak langsung

sangatlah berpengaruh dalam

berbisnis dengan orang Jepang,

karena Jepang selalu melihat

komunikasi nonverbal dari

relasi bisnisnya

Bahasa langsung yang dinamis

dan penuh semangat menjadi

dasar pembicaraan bisnis

orang Amerika

Bukti dan Kebenaran

Bukti dan kebenaran

ditentukan secara subjektif

karena lebih menekankan

kepercayaan terhadap relasi

Bukti dan kebenaran menjadi

sebuah hal yang mutlak

dibutuhkan dan harus dapat

diuji secara statistik

Page 9: Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi

BAB IV

KESIMPULAN DAN TANGGAPAN

A. Kesimpulan

Dari perbedaan budaya diatas dapat disimpulkan bahwa setiap Negara harus memahami

karekter budaya yang menjadi sasaran. Bagaiman cara mereka dapat berbisnis dengan baik

sedangkan mempunyai kebiasaan budaya yang berbeda bahkan bertolak belakang ?. Sebelumnya

mereka harus mengenal budaya yang dituju, mencoba untuk menghormati budaya tuan rumah

dalam kapasitas I Thou Relationship dan buakn It I Relationship. Artinya, memandang hubungan

dalam komunikasi antarbudaya, memandang patner komunikasi sebagai subjek yang terhormat

dan bukan objek yang bisa main seenaknya. Jadi dalam berkomunikasi bisnis harus

memperhatikan budaya relasi yang dituju agar komunikasi dapat berjalan lancer dan bisnis sesuai

dengan tujuan. Itulah sebuah alasan yang menjadikan pembelajaran Budaya asing sangatlah

penting dan akan berpengaruh dalam berkomunikasi.

Jepang merupakan Negara yang patut dijadikan contoh dalam cara mereka berbisnis, karena

meskipun mereka mempunya tipe bisnis yang High Context akan tetapi mereka mampu merubah

konteks ketika mereka harus datang ke Negara Eropa untuk lebih Low Context. Dengan cara

mereka mengirimkan orang Jepang maupun Non-Jepang untuk mampu menemukan berita tentang

budaya sasaran bisnis, sedangkan ribuan yang lainnya berusahaa bernegosiasi dengan Negara

sasaran dengan ilmu budaya yang telah mereka ketahui. Menurut saya cara seperti ini sangatlah

menjadi hal yang ampuh dalam menghadapi era perdagangan bebas saat ini.

B. Tanggapan

Menurut saya nantinya akan timbul sebuah budaya baru yang mejadi standarisasi dalam

perdagangan bebas Internasional, ini terlihat terlalu banyaknya Negara yang sudah bergabung

dalam perdagangan bebas. Setiap Negara mempunyai budaya yang berbeda sehingga nantinya

disaat mereka bertemu di pasar global maka akan dapat menciptakan akulturasi budaya.

Akulturasi ini yang nantinya akan mejadi sebuah penyetaraan budaya dalam perdagangan bebas

sehingga setiap Negara tidak perlu menghadapi perbedaan budaya, sehingga komunikasi lebih

mudah dan libih efisien, meskipun akan tercipta budaya baru tetapi tetap komunikasi lintas

budaya harus dilakukan karena itu yang akan menjadi dasar membangun relationship antar dua

belah pihak dan budaya yang berbeda.