TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

download TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

of 26

Transcript of TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    1/26

    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

    TEORI DAN APLIKASI

    BAB 1

    NETWORK COMPETITION ERA

    BUSINESS NETWORKING : MEMBANGUN DAYA SAING DALAM NETWORK COMPETITION ERA

    TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    Kondisi persaingan bisnis dalam pasar global saat ini sangat bergejolak dan tidak dapat diprediksi, dan

    perkembangan pesat teknologi. Perusahaan global berkelas dunia yang beroprasi dalam pasar global harus

    mampu memiliki kinerja berkelas dunia. Memiliki produk yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat akan

    memungkinkan perusahaan untuk memenangkan persaingan yang ada. Tetapi sumber daya dan kompetensi

    yang dibutuhkan seringkali tidak dimiliki oleh perusahaan secara individu, sehingga kerjasama atau kolaborasi

    dengan perusahaan lain dalam suatu jejaring bisnis sangat diperlukan untuk mencapai efektivitas bisnis.

    Menghadapi kondisi persaingan yang makin tidak dapat diprediksi diperlukan perencanaan bisnis yang tepat

    melalui proses transformasi bisnis dari simulasi model sistem pendukung pengambil keputusan bisnis ke dalam

    kapabilitas analisis keputusan berkaitan dengan pendapatan dan pembagian keuntungan.

    Perusahaan menghadapi tekanan yang harus dihadapi tidak hanya dari sisa permintaan konsumen yang tidak

    dapat diantisipasi oleh kemajuan pesat teknologi komunikasi dan informasi, tetapi disebabkan oleh penigkatan

    kompetisi antar satu jejaring bisnis dengan jejaring bisnis lain dan meningkatnya pengenalan produk pesaing

    yang mengakibatkan makin pendeknya siklus hidup produk (Browne, 1995)

    Trend globalisasi ekonomi telah menggeser paradigma dalam persaingan bisnis antar perusahaan secara

    individu menjadi persaingan bisnis antar jejaring bisnis (business networking). Kondisi ini berimbas padaperlunya transformasi perusahaan dalam pelayanan dan penciptaan nilai pelanggan melalui manufaktur,

    sehingga mayoritas perusahaan perlu diorientasikan untuk menciptakan jejaring bisnis (Rudberg dan olhager,

    2003).

    Konsep kolaborasi dalam suatu jejaring bisnis menjadi isu yang menarik dalam kondisi persaingan yang

    semakin kompetitif (Clark & Hammond, 1997). Konsep ini menekan pada integrasi aliran informasi maupun

    material untuk proses inovasi perusahaan untuk mencapai peningkatan kapabilitas perusahaan dalam

    memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Lee & Whang, 2000).

    Navi Radjou, seorang analis pada Forrester Research menyatakan banyak perusahaan besar mengambil

    keputusan bahwa sukses pada abad 21. Perusahaan mengembangkan kemampuan inovasi internal dan

    eksternal untuk mengoptimalkan laba dan mempercepat peluncuran produk ke pasar (Hamm, 2007).

    Fleksibilitas dan kapabilitas perusahaan untuk merespon permintaan konsumen terhadap produk yang lebih

    bervariasi dapat dilakukan dengan sistem produksi kustomisasi masa dan menerapkan desain produk untuk

    mencapai segmentasi pasar yang lebih luas.

    Tulisan ini membahas bagaimana perusahaan mencapai kesuksesan dan sustainabilitas jejaring bisnis dengan

    mencari cara yang paling efektif dan efisien, dan peningkatan kemampuan kompetitif secara bersama-sama.

    MEMBANGUN JEJARING BISNIS

    MELALUI KEMITRAAN BISNIS BERBASIS KOORDINASI

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    2/26

    Memperbaiki daya saing untuk semua patner merupakan tujuan utama dibentuknya kemitraan bisnis.

    Kemitraan merupakan mekanisme koordinasi untuk para pemasok dan perusahaan dalam suatu penciptaan

    nilai jejaring bisnis.

    Dua alasan utama dibangunnya hubungan antar perusahaan dalam suatu jejaring bisnis berbasis koordinasi

    adalah: 1) untuk menghadapi perbedaan antar produk dalam jejaring bisnis yang berbeda yang mempengaruhi

    konsumen dan untuk melengkapi sistem bersaing satu sama lain. 2) untuk meningkatkan efesiensi dan strategi

    yang efektif sehingga tidak berdampak negatif pada kualitas dan reabilitas produk.

    Untuk membangun hubungan kemitraan bisnis berbasis koordinasi dapat dilakukan evaluasi terhadap partner

    potensial. Fokus evaluasi mitra bisnis potensial adalah untuk mendapatkan kemitraan yang bersifat negatif.

    Hubungan integratif memberikan nilai tambah bagi penawar pasar. Penciptaan nilai ini tergantung pada

    kapabilitas inti perusahaan yang cenderung terbatas karena teknologi yang diperlukan untuk memproduksi

    produk memerlukan biaya yang cenderung tinggi dan lingkungan bisnis yang kompleks.

    PERAN E-COMMERCE DALAM PROSES PENCIPTAAN NILAI DALAM JEJARING BISNIS

    Teknologi merupakan media yang berperan penting dalam penciptaan nilai dalam jejaring bisnis (Upton danMc. Affe, 1996). Salah satu bentuk manfaat teknologi dalam dunia bisnis adalah adanya aplikasi e-commerce.

    E-commerce merupakan pengunaan teknologi internet untuk mengelola proses bisnis, seperti penjualan dan

    pembelian,rantai pasok, dan hubungan dengan konsumen. Melalui aplikasi e-commerce memungkinkan

    perusahaan menggunakan internet untuk memperbaiki proses bisnisnya dan memiliki lebih banyak dan luas

    mitra bisnis maupun vendor.

    Aplikasi e-commerce berperan dalam mendefinisikan kembali nilai jejaring bisnis atau rantai nilai yang

    memudahkan perusahaan dalam mempengaruhi pasar. Keuntungan aplikasi e-commerce menurut

    Kathandaraman dan Wilson (2001), 1) memperluas pangsa pasar perusahaan dan kesempatan untuk meraih

    konsumen potensial, 2) memungkinkan perusahaan untuk menurunkan biaya pemeliharaan persediaan fisik

    karena waktu yang dibutuhkan dalam proses pemesanan lebih pendek dan dapat memperbaiki tingkat respon

    sistem dan menurunkan persediaan, 3) Biaya pelayanan konsumen lebih rendah karena konsumen dapatsecara langsung mengakses spesifikasi kebutuhan mereka dan memesannya melalui web, 4) spesifikasi

    maupun harga pengenalan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada dapat secara mudah

    diakses melalui web-server.

    KISAH SUKSES IBM DALAM MENGEMBANGKAN JEJARING BISNIS

    Gambaran rill tentang proses penciptaan nilai dalam jejaring bisnis dapat dijelaskan melalui kisah sukses IBM,

    perusahaan yang dikenal sebagai raksasa teknologi dan para mitra bisnisnya dalam meningkatkan kapabilitas

    manufaktur dan desain produknya melalui implementasi jejaring bisnis. Strategi tersebut pertama kali

    dicetuskan oleh john kelly pada tahun 2003 ketika memimpin divisi semi konduktor dan IBM sedang

    mengalami kerugian akibat kegagalan bisnis chip mereka dan menghadapi desakan para investor untuk

    menghentikan Big Blue.

    Ditengah perdebatan sengit, John Kelly berhasil membangun penelitian dan pengembangan cip ekosistem

    terbuka bersama sembilan mitra bisnisnya termasuk Advance Micro Device (AMD), Sony, Toshiba,F reescale

    Semiconductor, dan Albany NanoTech.

    Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa sukses pada abad 21 menuntut kerjasama dengan perusahaan-

    perusahaan lain dan juga para peneliti individual guna menciptakan apa yang disebut jejaring inovasi.

    Jejaring-jejaring tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan kemampuan inovasi internal dan

    eksternal untuk mengoptimalkan laba dan mempercepat peluncuran produk ke pasar(Hamm, 2007).

    Perusahaan harus memikirkan bagaimana berkolaborasi dalam membangun jejaring bisnis dan tidak hanya

    memfokuskan bersaing satu sama lain. Hal ini dikarenakan , melalui kolaborasi perusahaan akan memperoleh

    banyak hal yang lebih bernilai.

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    3/26

    Kolaborasi yang dilakukan IBM memberikan keuntungan besar dan sangat berarti karena perusahaan mampu

    menghemat miliaran dollar. Untuk mencapai kesuksesan kolaborasi dalam jejaring bisnis semua perusahaan

    yang terlibat harus mau membuat kesepakatan tujuan bersama dan menentukan aturan main sejak awal

    dibentuknya kesepakatan.

    PELAJARAN BERHARGA BAGI PERUSAHAAN DI INDONESIA

    Salah satu kinci sukses perusahaan dalam persaingan bisnis adalah memiliki dan mempertahankan keunggulan

    kompetitif yang terletak pada kemampuan perusahaan untuk membedakan diri dengan pesaingnya dan

    kemampuan melakukan produksi dengan biaya lebih rendah.

    Beberapa aktivitas yang dapat mendukung pencapaian produktivitas tinggi diantaranya adalah mengurangi

    persediaan sampai pada tingkat yang direncanakan , menggunakan kapasitas yang ada semaksimal

    mungkin,melakukan perencanaan bersama dengan semua mata rantai yang ada, dan fungsi distribusi, yang

    kesemuanya dapat dicapai melalui kolaborasi dengan mitra bisnis dalam suatu jejaring bisnis.

    Beberapa pelajaran berharga yang bisa diambil dari konsep jejaring bisnis yang diterapkan oleh IBM dan

    beberapa mitra bisnisnya adalah bahwa untuk mencapai kemitraan bisnis yang sukses beberapa hal ataupendekatan yang diperhatikan meliputi : 1) pemikiran radikal, 2) meningkatkan kemampuan kompetitif secara

    bersama-sama, 3) memadukan budaya korporasi atau bahkan budaya bangsa yang berbeda, 4) pengembangan

    fasiitas litbang atau jaringan riset.

    Berpikir radikal merupakan pendekatan umum untuk mencapai keberhasilan inovasi dalam jejaring bisnis.

    Salah satu contohnya Boeing yang mampu memanfaatkan jaringan global para pemasok untuk menangani

    banyak pekerjaan desain untuk jet Dreamliner 787.

    Pendekatan kedua, meningkatkan kemampuan kompetitif secara bersama-sama. Contoh perusahaan yang

    berhasil dalam mengelola jejaring bisnisnya dengan pendekatan ini adalah P&G. Dalam memasarkan

    Dreamliner 787, P&G mampu meningkatkan produktivitas litbang mereka 60% melalui program Connect and

    Develop, dimana mereka bekerjasama dengan para penemu perorangan dari seluruh dunia. Pendekatan ketigamemadukan budaya korporasi atau bahkan budaya bangsa yang berbeda. Kolaborasi antar beberapa

    perusahaan sudah pasti memerlukan penyesuaian dan kesepakatan karena masing-masing perusahaan

    memiliki budaya korporasi yang berbeda-beda.

    Pendekatan keempat, pengambilan fasilitas litbang atau jaringan riset. Perusahaan tidak bisa hanya berusaha

    untuk menjadi yang terbaik saat ini dengan menghasilkan produk yang sudah ada, melainkan perusahaan

    harus berpikir bagaimana menjadi market leader di masa mendatang dengan cara meninggalkan cara lama

    yang sudah kuno dan serta terus melakukan inovasi produk yang berbasiskan teknologi canggih serta informasi

    untuk konsumen yang berkaitan kualitas, produktivitas, selera dan efisiensi biaya. Sebagai contoh kerjasama

    IBM dengan mitra bisnis seperti Albany NanoTech, AMD, dan Freescale telah memberikan hasil positif dengan

    berkembangnya ekosistem inovasi yang melibatkan para pemasok bahan cip, perusahaan kimia, dan

    perusahaan piranti lunak untuk mendesain cip dengan teknologi inovatif.

    LEARNING NETWORK :

    STARTEGI MENUJU PERUSAHAAN KELAS DUNIA

    KONSEP JEJARING BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    Seiring dengan makin kompleksnya persaingan bisnis, pangsa pasar saat ini menjadi semakin dinamis dan tidak

    dapat diprediksi. Globalisai mengakibatkan lingkungan bisnis menjadi semakin dinamis dan tidak dapat

    diprediksi yang diindikasikan oleh perubahan konsumen dan pentingnya aplikasi teknologi. Kecepatan,

    kualitas, dan fleksibilitas menjadi sumber keunggulan kompetitif dalam merespon kebutuhan konsumen dan

    permintaan pasar. Perusahaan global yang beroprasi dalam pasar global harus memiliki kinerja tinggi ataumencapai world-class performance.

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    4/26

    Perusahaan perlu melakukan kerjasama dengan perusahaan lain untuk mendapatkan sumber daya dan

    kompetensi yang tidak dimiliki melalui teknologi berbasis internet. Kesuksesan implementasi teknologi

    informasi dalam aktivitas bisnis memerlukan keahlian manajemen, ketersediaan dana, serta sumber daya

    manusia yang kompeten.

    Jejaring bisnis memiliki makna konektivitas dengan siapapun, dimanapun, baik internal maupun eksternal

    perusahaan menjadi anggota dalam jejaring bisnis. Alter dan hage (1993) mendefinisikan jejaring bisnis sebagai

    suatu tindakan untuk membentuk cluster organisasi dan memelihara hubungan antar anggota dalam jejaring

    bisnis, baik yang terkait dengan produksi maupun pedagang. Keputusan ini didasarkan pada beberapa

    pertimbangan keputusan strategik yang mencakup kompleksitas proses, pengembangan pasar, dan

    pengembangan penduduk. Jejaring bisnis tersebut dikembangkan berdasarkan hubungan antar perusahaan

    dalam rantai nilai.

    Era ekonomi digital merupakan era ekonomi yang berbasis teknologi digital yaitu mencakup penggunaan

    jaringan komunikasi digital seperti internet, intranets, komputer, software, dan teknologi informasi lain.

    Tantangan utama yang harus dihadapi perusahaan adalah untuk menentukan teknologi mana yang relevan,

    mengembangkan kekuatan potensial. Jika teknologi tersedia dan dapat diimplementasikan diperlukan

    keterlibatan manajerial dan pembelajaran teknologi terkait dengan konsep, pendekatan baru, dan

    pengetahuan. Kesemua proses tersebut harus teroganisir dalam suatu inter-firm learning networks.

    VALUE NETWORKS: PENCIPTAAN NILAI DALAM BISNIS GLOBAL

    Globalisasi ekonomi yang diindikasikan oleh makin kompleksnya lingkungan bisnis dan persaingan bisnis yang

    makin kompetitif dan tidak dapat diprediksi, telah membawa dampak pada perubahan fokus persaingan telah

    mengalami perubahan dari persaingan antar perusahaan individual menjadi antar jejaring bisnis melalui

    penciptaan niali dalam jejaring bisnis (value network). Value Network merupakan jejaring fasilitas, yang dimiliki

    oleh organisasi yang berbeda, dimana produk memiliki kegunaan waktu, kegunaan tempat, atau kegunaan

    bentuk dan nilai konsumen dapat ditingkatkan.

    Kondisi persaingan bisnis global yang ditandai dengan dinamika pasar yang makin kompleks dan cepat berubahmengakibatkan sulitnya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Pada kondisi persaingan yang masih

    belum ketat, startegi deversifikasi dapat dipakai untuk mengarahkan unit bisnis perusahaan ke arah pasar

    produk akhir dan membawa menjadikannya sebagai world leader.

    Dua dimensi penting dalam jejaring bisnis kekuatan hubungan antar pihak dan peran penting pihak-pihak yang

    terlibat dalam jejaring bisnis. Easton dan Araujo (1986) berpendapat bahwa hubungan antar pihak dalam

    jejaring bisnis yang kuat sangat diperlukan. Hubungan yang kuat dibangun atas dasar kepercayaan dan

    keterlibatan pihak-pihak yang bekerjasama. Tindakan yang harus dilakukan didasarkan pada norma dan

    peraturan-peraturan yang ada. Jejaring bisnis membawa dampak pada pengembangan perusahaan yang

    inovatif dan perbaikan daya saing manufaktur. Dasar pengembangan perusahaan yang inovatif adalah

    kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara startegik dan menguasai kompetensi inti terkait dengan

    informasi, pengetahuan, keahlian, dan konseptualisasi yang dimiliki oleh komunitas yang ada. Pengetahuan,

    keahlian, ide-ide individu, organisasi dibagikan antar perusahaan yang ada, dan kemudian dilakukan

    pengembangan ide-ide baru.

    PENCIPTAAN NILAI DALAM JEJARING BISNIS : KONSEP DAN PERSPEKTIF

    Ativitas dan isu dalam jejaring bisnis dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu manufacturing

    network dan supply chain yang keduanya memfokuskan pada penciptaan nilai dalam jejaring bisnis tetapi

    menggunakan pendekatan yang berbeda. Teori jejaring manufaktur dilihat dari sudut pandang manajemen

    operasi suatu perusahaan tunggal sedangkan rantai pasokan dilihat dari sudut pandang manajemen logistik.

    Penelitian manajemen logistik berakar pada distribusi fisik manajemen material dan memfokuskan pada

    keterkaitan antar nodes, sedangkan jejaring manufaktur memfokuskan pada manufacturing nodes.Perusahaan yang berbasis internasional menyebarkan nilai jejaring perlu mengintegrasikan kedua perspektif

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    5/26

    tersebut tidak hanya fokus pada perspektif jejaring manufaktur atau rantai pasok saja, tetapi mengintegrasikan

    kedua perspektif tersebut.

    Selama akhir tahun 1970-1980 awal, literatur mencatat pentingnya mengelola tidak hanya perusahaan secara

    individu tetapi juga multiplant organization.Sehingga dapat disimpulkan mekipun pasar telah bersifat global,

    perusahaan masih berbasis geografis dan penelitian manajemen operasi masih fokus pada perusahaan secara

    individu dan bukan sebagai suatu jejaring bisnis.

    Pada akhir 1980-1990an terjadi pergeseran fokus penelitian manajemen operasi dari multiplan organizationke

    dalam isu jejaring bisnis dimana perusahaan bersaing pada basis internasional. Skinner (1996) berpendapat

    bahwa peusahaan menekankan pada rantai nilai realisasi produk termasuk penelitian dan pengembangan,

    procurement produksi, distribusi, pelayanan konsumen, dan layanan purna jual.

    Pada fase manajemen fungsional, dibagi dalam dua fungsi yaitu pengelolaan material yang memfokuskan pada

    pergerakan material dalam organisasi mencakup isu-isu pembelian, inbound transportaction, persediaan

    bahan mentah, dan kontrol persediaan. Fungsi kedua memfokuskan pada pergerakan barang atau produk

    akhir dengan produksi akhir ke konsumen akhir. Pengelola material dan distribusi fisik serta perkiraan

    permintaan, pelayanan konsumen dan proses pemesanan.

    MODEL PENCIPTAAN NILAI DALAM JEJARING BISNIS

    Teknologi informasi memberikan infrastruktur komunikasi yang luas dan memungkinkan perusahaan untuk

    mencapai biaya yang efektif, konektivitas yang luas bagi pengguna. Peningkatan kepercayaan berbagai pihak

    terhadap teknologi informasi seperti internet, dan meningkatnya penggunaan ekstranet dan intranet dalam

    perusahaan, tidak hanya mengubah cara perusahaan melakukan bisnis tetapi juga telah mengubah

    pendekatan yang digunakan untuk menjamin keamanan jaringan kerja.

    Peningkatan penggunaan internet dalam dunia bisnis dan peningkatan koordinasi antar perusahaan melalui

    konsep jejaring memerlukan pemahaman akan pentingnya bisnis hubungan kerjasama antar perusahaan

    dalam skala yang lebih luas. Kapabilitas inti perusahaan merupakan sumber daya yang dimiliki suatuperusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya, misalnya kapabilitas teknologi dan proses bisnis.

    Kapabilitas ini sangat berpengaruh pada cara perusahaan dan mengelola informasi dari konsumen, sistem

    logistik, dan sistem data elektronik.

    MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI LEARNING NETWORK

    Tantangan utama menciptakan nilai dalam jejaring bisnis adalah menentukan teknologi mana yang relevan

    untuk diimplementasikan berdasarkan kekuatan, kemampuan, dan kapabilitas perusahaan untuk

    mengimplementasikan teknologi tersebut. Jika teknologi tersedia dan dapat diimplementasikan tetapi tidak

    didukung oleh kemampuan SDM, dukungan oihak manajemen, dan proses pembelajaran teknologi yang tepat,

    perusahaan tidak akan dapat mengambil manfaat dari investasi teknologi yang dilakukan. Imlementasi ini

    menuntut memerlukan konsep, pengetahuan, dan pendekatan baru yang tepat yang dapat diperoleh melaluiinter-firm learning networks.

    learning networks didefinisikan sebagai suatu jejaring bisnis formal yang dibentuk dengan tujuan utama

    meningkatkan pengetahuan dan kapabilitas untuk melakukan sesuatu. Klob and Fry (1975) menjelaskan bahwa

    proses pembelajaran dapat dipandang sebagai siklus proses yang mencakup kombinasi pengetahuan, refleksi,

    formasi dan eksperimen konsep.

    INTEGRASI STRATEGI MANUFAKTUR DAN STRATEGI PEMASARAN : MANAJEMEN BISNIS DALAM NETWORK

    COMPETITION ERA

    PENTINGNYA INTEGRASI STRATEGI

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    6/26

    Persaingan bisnis semakin kompetitif dan perkembangan pesat teknologi informasi maupun komunikasi,

    menuntut perusahaan untuk dapat menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

    turbulen, yang diindikasikan oleh proses inovasi secara terus menerus dan tingginya tingkat perubahan selera

    konsumen. Perusahaan perlu menetapkan standar kualitas, pencapaian kepuasan konsumen, dan program

    loyalitas konsumen sehingga tetap dapat bersaing dalam lingkungan bisnisnya.

    Salah satu upaya yang dapat ditempuh perusahaan dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti dan makin

    kritisnya konsumen adalah dengan melakukan integrasi strategi pemasaran dan strategi manufaktur.

    Kesuksesan implementasi strategi manufaktur yang terintegrasi dengan strategi pemasaran memerlukan

    perubahan dalam pemikiran model bisnis yang dilakukan perusahaan maupun intergrasi fungsi-fungsi bisnis

    dalam organisasi.

    TEKANAN BISNIS DAN KEKUATAN KOMPETITIF DALAM SERVICE-DRIVEN ECONOMY

    Persaingan bisnis yang makin kompetitif dan perkembangan pesat teknologi informasi maupun komunikasi

    mengakibatkan makin pendeknya siklus hidup produk karena perusahaan berlomba-lomba untuk menawarkan

    sesuatu yang baru dan bernilai bagi konsumen. Persaingan tidak lagi bersifat inventory-driven system tetapi

    lebih bersifat service-driven system, dimana permintaan konsumen menjadi faktor pengendali dalam

    persaingan bukan lagi didorong oleh sistem persediaan(Boubekri, 2001). Untuk meraih keunggulan bersaing,

    pelayanan harus menjadi suatu bagian terintergrasi dalam pelaksanaan bisnis untuk mewujudkan superior

    customer value.

    Disisi lain perusahaan juga dihadapkan pada tantangan perubahan dan perkembangan teknologi yang pesat.

    Perubahan dalam teknologi informasi, komunikasi, proses pabrikan, material science, maupun teknologi

    telekomunikasi memungkinkan perusahaan yang terlibat dalam bisnis untuk berpikir kembali bagaimana

    melakukan perubahan dalam model bisnis mereka. Perusahaan harus bisa menemukan cara strategis untuk

    memelihara hubungan baik dengan konsumen.

    FLEKSIBILITAS TEKNOLOGI : DIMENSI STRATEGIK POST INDUSTRIAL MANUFACTURING

    Dalam kontinum strategik tradisional terdapat trade-off antara scale dan scope. Trade-off ini dijumpai dalam

    classical mass manufacturing enocomis of scaledisertai dengan kekakuan yang dapat mengurangi penawaran

    macam produk yang diperlukan pasar.

    Transisi dalam post industrial manufacturing telah mengurangi pentingnya trade-off scale dan scope. Untuk

    merespon tekanan konsumen, diperlukan implementasi advance technology management akan membantu

    perusahaan untuk merespon permintaan pasar melalui pengembangan produk-produk baru dengan variasi

    yang beragam dan diproduksi pada biaya yang lebih rendah. Oleh karna itu, dalam post industrial

    manufacturing, dimana teknologi menjadi pengendali dalam pasar, teknologi tidak hanya memoderasi trade-

    off antara scale dan scope, melainkan menjadi satu dimensi strategik dalam trade-off.

    POTENTIAL GROWTH STRATEGY : KUNCI SUKSES INTEGRASI STRATEGI

    Untuk mencapai tujuan dari pengintegrasian stratregi manufaktur dan strategi pemasaran perlu diidentifikasi

    berbagai syarat dalam pendekatan market-driven manufacturing. Identifikasi faktor-faktor tersebut diperlukan

    untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan perusahaan dalam

    persaingan bisnis dan faktor yang berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan manufaktur. Melalui

    identifikasi faktor penentu kesuksesan integrasi kedua tersebut memungkinkan perusahaan untuk membuat

    pilihan strategik terkait dengan inisiatif pemasaran dalam kondisi sumber daya manufaktur yang ada,

    mengembangkan kapabilitas manufaktur untuk menentukan strategi pemasaran.

    Sebelum melakukan spesifikasi syarat kesuksesan tersebut, perusahaan diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu

    pertumbuhan intensif, pertumbuhan integrativ, dan diversifikasi. Perusahaan dikatakan dalam pertumbuhan

    intensif yaitu jika perusahaan mencari kesempatan dalam skala operasinya, artinya perusahaan bergantungpada produk dan segmen pasar yang dilayani. Pertumbuhan integratif yaitu jika perusahaan berusaha untuk

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    7/26

    mengintegrasikan kegiatan operasinya dengan bagian lain pada rantai pasokan atau sistem distribusi

    perusahaan. Sedangkan Diversifikasi, melibatkan kesempatan pertumbuhan diluar scope operasi perusahaan.

    Dalam pertumbuhan intensif terdapat tiga pendekatan yang dapat diadopsi oleh perusahaan. Pertama

    penetrasi pasar, yang mencakup mencari kesempatan untuk meningkatkan penjualan produk perusahaan

    dalam segmen pasar yang dilayani saat ini. Untuk mensukseskannya diperlukan peningkatan pemakai produk

    oleh konsumen dalam segmen pasar, atau mendorong pergantian merek pada konsumen yang loyal terhadap

    perusahaan pesaing, atau memasarkan produk pada segmen pasar yang lebih banyak dengan profil segmen

    pasar yang mirip dengan pasar yang dilayani perusahaan. Kombinasi tersebut dapat meningkatkan level

    penjualan dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan interval.

    Strategi pertumbuhan intensif yang kedua, pengembangan pasar, perusahaan berusaha untuk meningkatkan

    penjualan dengan memasarkan produk yang ada pada segmen pasar yang baru. Untuk itu perusahaan harus

    menggembangkan marketing mix (produk, harga, promosi, dan distribusi) yang berbeda dengan pangsa pasar

    sebelumnya. Dalam hal ini kualitas produk merupakan hal penting yang harus diperhatikan perusahaan dalam

    memasarkan produk dalam segmen pasar baru, Tetapi biaya dan pengurangan waktu tunggu serta

    penambahan kapasitas dapat memberikan intensif bagi konsumen dan kemampuan memberikan pelayanan.

    Startegi pertumbuhan intensif ketiga adalah pengembangan produk. Perusahaan berusaha untuk

    meningkatkan penjualan melalui pengembangan dan pemberian produk baru untuk melayani segmen pasar

    tertentu. Pengembangan kualitas produk dapat membentuk basis keunggulan kompetitif dalam pasar yang

    dilayani, baik melalui perbaikan reliabilitas produk. Kesuksesan implementasi strategi akan ditentukan oleh

    siklus hidup produk dimana perusahaan akan memasuki segmen pasar yang baru.

    Pertumbuhan integratif melibatkan akusisi perusahaan terhadap rantai pasok maupun kompetitornya. Kontrol

    rantai pasok dapat terjadi baik melalui backward integration maupun forward integration. Untuk

    mensukseskan strategi pertumbuhan diperlukan koordinai produksi dan distribusi yang efektif. Keputusan

    yang terkait dengan koordinasi aktivitas produksi dan distribusi dan desain sistem informasi.

    Pendekatan lain dalam strategi pertumbuhan integrativ adalah integrasi horizontal yang bertujuan untukmencari kepemilikan dan meningkatkan control perusahaan kompetitor. Fokus manufaktur memainkan peran

    penting untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui proritas kompetitif yang terkait dengan biaya, kualitas,

    fleksibilitas, dan pengiriman. Diversifikasi terjadi karena segmen pasar dari lini produk tidak tampak

    memberikan pertumbuhan yang sesuai, perusahaan dapat memutuskan untuk melakukan diversifikasi dalam

    produk baru baik melalui adopsi teknologi baru maupun marketing mix.

    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) DALAM NETWORK COMPETITION AREA

    INTEGRASI RANTAI PASOKAN DALAM PERSAINGAN ANTAR JEJARING BISNIS

    BAB 2

    Persaingan bisnis saat ini diindikasikan oleh adanya perkembangan teknologi yang cepat. Kondisi persaingan

    memaksa organisasi untuk mencari cara baru dalam mencapai keunggulan yang kompetitif. Untuk lebih

    responsif terhadap kebutuhan konsumen dan permintaan pasar, perusahaan tidak hanya memerlukan strategi

    pengiriman yang cepat dan kualitas produk yang tinggi.

    Peran perusahaan manufaktur telah mengalami perubahan dari menyediakan kebutuhan dan melayani pasar

    domestik menjadi melayani pasar internasional melalui jejaring bisnis ataupun rantai pasokan. Williamson Etal

    mendefinisikan manajemen rantai pasokan sebagai pengeloalaan atau manajemen organisasi yang saling

    berkaitan dan saling berhubungan satu sama lain. Perusahaan juga memerlukan integrasi dalam rantai

    pasokannya.

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    8/26

    Integrasi rantai pasokan menciptakan link antara perusahaaan dengan konsumen, pemasok, dan anggota

    saluran distribusi lainnya. Integrasi ini mendukung adanya perubahaan paradigma dari hubungan konvensional

    ke arah kooperatif, kemitraan bisnis jangka panjang, dan aliansi stratejik.

    MANAJEMEN RANTAI PASOKAN: PENGERTIAN DAN AREA CAKUPAN

    Manajemen rantai pasokan merupakan strategi alternatif yang memberikan solusi dalam menghadapi

    ketidakpastian lingkungan. Lee & Whang (2000) mendefinisikan manajemen rantai pasokan sebagai integrasi

    proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan produk, jasa, informasi, dan bahkan

    peningkatan nilai untuk konsumen dan karyawan. Satu hal terpenting dalam manajemen rantai pasokan

    adalah saling berbagi informasi, dalam aliran material, aliran kas, dan aliran informasi merupakan keseluruhan

    elemen dalam rantai pasokan yang diintegrasikan (Chen et al., 2004).

    Prinsip manajemen rantai pasokan pada dasarnya merupakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas

    yang terkait dengan aliran material/produk, seperti ditunjukkan pada gambar 1. Sebuah rantai pasokan tidak

    selamanya merupakan rantai lurus.

    Gambar 1.

    Struktur Rantai Pasokan

    End Customer

    Supplier

    Manufaktur

    Distribution Center

    Wholesaler

    Retailer

    Aliran Produk

    Aliran Biaya

    Aliran Informasi

    Sebuah industri manufaktur bisa memiliki ratusan bahkan ribuan pemasok, dan produk-produk yang dihasilkan

    oleh sebuah industri didistribusikan ke beberapa pusat yang melayani ratusan bahkan ribuan wholesaler,

    retail, pedagang kecil, maupun konsumen.

    Aplikasi manajemen rantai pasokan pada dasarnya memiliki tiga tujuan utama yaitu penurunan biaya (cost

    reduction), penurunan modal (capital reduction), dan perbaikan pelayanan (service iprovement).Tabel 1

    menunjukkan empat area cakupan manajemen rantai pasokan yang terkait dengan fungsi-fungsi utama rantai

    pasokan.

    Tabel 1.

    Area Cakupan Manajemen Rantai Pasokan

    Bagian Cakupan Kegiatan

    Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan pemasok dalam

    perancangan produk baru.

    Pengadangan Memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok, melakukan pembelian bahan

    baku dan komponen, memonitor resiko pemasok, membina dan memelihara

    hubungan dengan pemasok.Perencanaan dan Perencanaan permintaan, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas,

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    9/26

    Pengendalian perencanaan produksi danpersediaan.

    Operaasi dan Produksi Eksekusi produksi dan pengendalian kualitas.

    Pengiriman/Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan, pengiriman, mencari dan

    memelihara hubungan dengan perusahaan, jasa pengiriman, memonitor tingkat,

    pelayanan pada tiap pusat distribusi.

    Sumber: Pujawan (2005)

    Pengelolaan rantai pasokan melibatkan sangat banyak pihak didalam maupun diluar sebuah perusahaan serta

    menangani cakupan kegiatan yang sangat luas. Beberapa tantangan yang harus dihadapi perusahaan dalam

    mengelola rantai pasokan:

    1. Kompleksitas struktur supply chainSuatu rantai pasokan biasanya sangat kompleks dan melibatkan banyak pihak di dalam maupun diluar

    perusahaan. Kompleksitas suatu rantai pasokan juga dipengaruhi oleh perbedaan bahasa, zona waktu, dan

    budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.

    1. Ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang sudah dibuat sehinggaperusahaan perlu menciptakan antisipasi pengamanan di sepanjang rantai pasokan baik berupa

    persediaan (safety stock), waktu (safety time), ataupun kapasitas produksi maupun transportasi.

    Ketidakpastian dapat berasal dari tiga sumber yang meliputi ketidakpastian permintaan; arah

    pemasok yang berupa ketidakpastian pada lead time pengiriman, harga bahan baku atau komponen,

    ketidakpastian kualitas, serta kuantitas material yang dikirim; dan ketidakpastian internal.

    INTEGRASI RANTAI PASOKAN: DEFINISI DAN PRAKTIK INTEGRATIF

    Untuk dapat bertahan hidup dalam persaingan antar jejaring bisnis saat ini, perusahaan harus mau dan

    mampu memperbaiki daya saing mereka. Perusahaan harus meningkatkan fleksibilitas bahkan mencapai

    kondisi agility shingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar secara cepat dengan kualitas

    pelayanan yang tinggi (Anatan, 2006).

    Oleh karena itu perusahaan harus bisa menciptakan nilai dengan mengintegrasikan rantai pasokan sehingga

    dapat dicapai kualitas produk yang lebih tinggi, meningkatkan produksivitas, efisiensi penggunaan mesin, dan

    meningkatkan efisiensi serta fleksibilitas logistik (Kim and Narasimhan, 2002).

    Aktivitas integratif dapat dikembangkan dalam berbagai area yang berbeda seperti pergerakan barang,

    perencanaan dan kontrol, organisasi, dan pergerakan informasi (Donk and Van Der Vanet, 2005). Bowersox

    (1989) mengemukakan bahwa proses rantai pasokan dimulai dari integrasi dengan pemasok dan konsumen.

    Beberapa dimensi manajemen rantai pasokan adalah sebagai berikut: 1) Dimensi pergerakan barang, meliputipackaging customization, common containers, vendor management inventory, 2) Dimensi perencanaan dan

    control, meliputi joint activity atau planning, multilevel supply control, 3) Dimensi organisasi, meliputi

    partnership, quasi firm, virtual firm and just in time, 4) Dimensi pergerakan informasi meliputi Sharing

    production plan, Electronic Data Interchange (EDI), Internet.

    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INTEGRASI RANTAI PASOKAN

    Globalisasi telah menciptakan kondisi lingkungan bisnis baru yang dikenal dengan ekonomi digital. Pada

    abad 21 ini, perusahaan harus mampu mengembangkan strategi global untuk mengkoordinasikan kegiatan

    operasi mereka. Koordinasi antar perusahaan global sangat penting, sehingga diperlukan suatu pendekatan

    kerjasama baru seperti terbentuknya virtual enterprises, global manufacturing, jaringan kerja, dan aliansi

    perusahaan (DAmours et al., 1999).

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    10/26

    Memiliki produk yang tepat yang tersedia pada tempat yang tepat da pada waktu yang tepat memungkinkan

    perusahaan untuk bersaing dalam kondisi pasar yang tidak dapat diprediksi saat ini (Anatan, 2006). Untuk

    memberikan dukungan yang efektif bagi integrasi rantai pasokan, arsitektur sistem informasi harus mampu

    menghubungkan dan mengkoordinasikan sistem informasi untuk masing-masing individu secara keseluruhan.

    Implementasi sistem informasi memberikan fasilitas untuk sharing informasi dan koordinasi antar mitra bisnis

    internal dan eksternalyang dikenal dengan sistem informasi interorganisasional. Sistem ini memberikan

    kerangka kerja untuk kerjasama antar perusahaan dengan menggunakan media elektronik.

    Sistem informasi interorganisasional dalam rantai pasokan memiliki dampak positif untuk semua mitra bisnis.

    SYARAT DAN PEMILIHAN MITRA BISNIS POTENSIAL

    Kemitraan (partnership) merupakan sesuatu yang special karena dapat mempengaruhi penciptaan nilai dalam

    suatu rantai pasokan. Untuk menentukan mitra bisnis yang tepat dalam melakukan integrasi rantai pasokan

    kemitraan berbasis koordinasi. Beberapa aspek dipertimbangkan untuk memilih mitra bisnis yang tepat.

    Pertama tingkat investasi spesifik, level skala ekonomis mitra potensial. Makin besar skala ekonomis makin

    besar kemungkinan kesempatan menciptakan nilai dalam kemitraan bisnis. Kedua, kualitas perbedaan antarapemasok dan pesaingnya. Jika terdapat perbedaan berarti mitra potensial tersebut akan dapat memberikan

    kontribusi yang signifikan.

    Mitra bisnis potensial harus memiliki komitmen dan keterbukaan dalam hal biaya-biaya yang terkait. Literatur

    manajemen rantai pasokan mendiskusikan beberapa keterampilan yang harus dimiliki perusahaan yang dapat

    dijadikan toalk ukur untuk menjadi mitra bisnis potensial, salah satunya adalah pentingnya penguasaan

    pengetahuan khusus (Ashton et al., 1999).

    Pembelajaran melalui pengalaman dapat meningkatkan kapabilitas kepemimpinan yang memberikan

    pengaruh motivasional dalam kemitraan bisnis. Briscoe et al. (2001) mengemukakan bahwa seorang pemimpin

    kelompok harus dapat melatih pihak lain dalam perusahaan dengan memperkenalkan metode kerja baru yang

    tepat.

    Kemitraan bisnis dalam suatu rantai pasokan memerlukan pengetahuan untuk menyelesaikan setiap

    permasalahan yang muncul tidak hanya dari perubahan metode tetapi juga perubahan teknologi dan

    lingkungan bisnis.

    PENGELOLAAN KEMITRAAN BERBASIS KOORDINASI MELALUI LEARNING NETWORK

    Model bisnis yang terintegrasi dan kolaboratif, yaitu suatu pendekatan bisnis yang memungkinkan perusahaan

    untuk mengkombinasikan informasi lokal dan global untuk mencapai proses yang multifokus dan fleksibel.

    DAmours et al (1999) mengemukakan bahwa pendekatan kolaborasi lebih menguntungkan dibandingkan

    alternatif lain.

    Tantangan utama yang harus dihadapi perusahaan adalah untuk menentukan teknologi mana yang relevan,

    mengembangkan kekuatan potensial. Ke semua proses tersebut harus terorganisir dalam suatu inter-firm

    learning networks (Bessant andFrancis, 1999).

    Pemahaman tentang pentingnya kapabilitas pembelajaran mendasari munculnya konsep learning

    organization melalui suatu mekanisme dimana kapabilitas tersebut dapat dikembangkan (Leonard -Barton,

    1988).

    Kolb and Fry (1975) menjelaskan bahwa proses pembelajaran dapat dipandang sebagai siklus proses yang

    mencakup kombinasi pengetahuan, refleksi, formasi dan eksperimen konsep. Bukti empiris dari berbagai

    penelitian menyarankan bahwa proses pembelajaran dapat didukung oleh struktur, prosedur untuk

    memfasilitasi siklus kegiatan operasi seperti yang dijelaskan oleh Kolb and Fry (1975).

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    11/26

    Tugas utama dalam proses pembelajaran adalah mengkodifikasikan pengetahuan untuk mendukung

    pembelajaran eksplisit (Nonaka, 1991). Investasi dalam pelatihan dan pembelajaran individual akan membawa

    perbaikan dalam proses pembelajaran. Kesuksesan pengembangan dan implementasi learning network

    membawa dampak pada peningkatan daya saing rantai pasokan, sehingga keunggulan kompetitif dapat

    dicapai.

    NETWORK COMPETITION: PARADIGMA BARU PERSAINGAN BISNIS MODERN

    Persaingan bisnis modern yang dikarakteristikan dalam persaingan antar jejaring bisnis muncul karena adanya

    akselerasi perubahan lingkungan bisnisyang berkembang secara cepat dalam berbagai faktor. Faktor-faktor

    tersebut meliputi: (Ceha, 2006)

    1. Tuntutan konsumen yang semakin kritis akan produk dan jasa yang berkualitas denga harga yang rendah

    serta diperoleh dengan mudah dan cepat.

    2. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, dan perbankan yang semakin canggih sehingga memungkinkan

    berkembangnya model-model baru dalam manajemen aliran material.

    3. Kesadaran akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan baik atas instruksi pemerintah maupun kesadaran

    kalangan bisnis.

    Dalam era ekonomi digital, internetworking merupakan salah satu karakteristik penting dimana tidak ada satu

    perusahaan pun yang dapat bekerja dengan sendiri tanpa menjalin kerjasama dengan perusahaan lain. Daya

    saing perusahaan dalam persaingan antar jejaring bisnis sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan

    dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas persaingan bisnis.

    Konsep rantai pasokan merupakan konsep baru dalam memandang persoalan logistik dalam suatu

    perusahaan. Dalam konsep baru yaitu manajemen rantai pasokan, masalah logistik dilihat sebagai masalah

    yang lebih luas yang muncul sejak dari penyediaan bahan dasar sampai barang jadi yang akan dipakai oleh

    konsumen akhir yang merupakan mata rantai penyediaan barang.

    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DAN DAYA SAING PERUSAHAAN

    Istilah SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun

    1982. Badan Manajemen Logistik Internasional memberikan definisi SCM sebagai koordinasi stratejik dan

    tersistematis antar perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang-

    barang, dan mengirimkan sampai pada konsumen akhir. Lee dan Whang (2000) mendefinisikan SCM sebagai

    suatu sistem jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan yang memiliki tujuan sama sebagai tempat

    organisasi menjalankan barang dan jasa kepada pelanggan.

    Dalam SCM, semua pihak yang terlibat didalamnya bekerjasama dalam suatu tim yang dikenal dengan cross

    functional project team (Ceha, 2006). Supply Chain memiliki dua fungsi utama dalam bisnis yaitu menkonversibahan baku menjadi produk jadi dan menyampaikan produk jadi tersebut kepada konsumen, dan sebagai

    mediasi pasar untuk memastikan bahwa apa yang dipasok oleh rantai apsokan benar-benar mencerminkan

    aspirasi pelanggan dan pemakai akhir. Untuk menciptakan keberhasilan koordinasi antar mitra perusahaan

    perlu diperhatikan beberapa prinsip utama perumusan keputusan strategis dalam SCM. Ketujuh keputusan

    tersebut mencakup:

    1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kekebutuhan.

    2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.

    3. Dengarkan signal pasar dan jadikan pasar tersebut sebagai dasar dalam perencanaan kebutuhan.

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    12/26

    4. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan mempercepat kontroversi di

    sepanjang rantai pasokan.

    5. Mengelola sumber-sumber pasokan secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan dari material

    dan jasa.

    6. Kembangkan strategis teknologi secara keseluruhan. Rantai pasokan yang mendukung pengambilan

    keputusan hierarki dan berikan gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa, maupun informasi.

    7. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah rantai secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan

    pelayanan konsumen akhir.

    Konsep manajemen rantai pasokan memperlihatkan proses ketergantungan antar berbagai pihak. DAmours

    (1999) mengemukakan bahwa persaingan akan cenderung berubah, perusahaan bersaing dengan perusahaan

    tetapi rantai pasokan bersaing dengan rantai pasokan. Dalam proses integrasi tersebut, teknologi informasi (TI)

    dan sistem-sistem yang terkait diperlukan untuk mentransformasi cara perusahaan dalam menggunakan rantai

    pasokan sehingga memberikan perbedaan dalam prioritas kompetitif Kim dan Narasimhan (2000).

    Terdapat dua alasan mendasar mengapa perlu dibangun suatu hubungan antar perusahaan dalam jejaring

    bisnis berbasis koordinasi: 1) untuk menghadapi perbedaan yang berbeda yang mempengaruhi konsumen dan

    untuk melengkapi sistem bersaing satu sama lain. 2) untuk meningatkan efisiensi pemasok dalam

    mengembangkan strategi yang efektif sehingga tidak berdampak negatif pada kualitas dan reliabilitas produk.

    Dengan kata lain, setiap perusahaan yang terlibat dalam rangkaian rantai pasokan tersebut harus saling

    berkolaborasi dalam suatu kemitraan strategik dengan menghubungkan sistem masing-masing sehingga

    tercipta sistem korporat terpadu (Boubekri, 2001).

    STRATEGI SUPPLY CHAIN: LEAN SUPPLY CHAIN DANAGILE SUPPLY CHAIN

    Dalam konteks suatu rantai pasokan, strategi operasional dalam SCM lebih dikenal dengan strategi supplychain (SC). Strategi ini didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply chain

    yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya

    yang ada pada supply chain (Pujawan, 2005).

    Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus memiliki kemampuan untuk beroperasi secara

    efisien. Chopra and Miendl (2004) mengemukakan dua strategi supply chain yaitu lean supply chain (efficient

    supply chain) dan agile supply chain ( responsive supply chain). Efficient supply chain menitikberatkan pada

    upaya memenuhi permintaan konsumen pada harga terendah dengan cara meminimumkan biaya total.

    Responsive supply chain menitikberatkan pada upaya merespon permintaan perusahaan secara cepat.

    Lanny et al (2000) mengemukakan tiga hal yang menjadi key drivers dalam rantai pasokan: inovasi produk,

    keunikan produk, dan produk inovatif. Produk dikategorikan dalam dua klasifikasi yaitu:

    1. Produk fungsional: memiliki siklus hidup yang panjang, lead time singkat, volume tinggi, dan variabilitas

    rendah.

    2. Produk inovatif: memiliki siklus hidup pendek, lead time panjang, keunikan, dan dan kompleksitas rendah.

    Strategi pada produk fungsional menitikberatkan pada upaya menekan ongkos-ongkos fisik di sepanjang rantai

    pasokan. Dengan perkataan lain strategi yang paling tepat untuk produk-produk fungsional adalah efisiensi.

    Dalam upply chain, strategi ini disebut sebagai Efficient supply chain atau Lean supply chain.

    Strategi produk inovatif menitikberatkan pada kemampuan rantai pasokan untuk merespon kebutuhan pasar

    yang cepat berubah. Strategi supply chain untuk produk inovatif lebih dikenal dengan strategi responsive

    supply chain (agile supply chain).

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    13/26

    Pemilihan strategi supply chain dengan pendekatan produk akan mempengaruhi pilihan strategi peusahaan

    dari tahap mendesain produk, menyimpan produk, strategi harga, hingga pengiriman barang samapai ke

    tangan konsumen.

    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT:

    STRATEGI BERSAING MELALUI

    COMPETITIVE EXCELLENCE

    PERSAINGAN BISNIS ABAD 21

    Kondisi lingkungan bisnis abad 21 sangat dinamis dan tidak dapat diprediksi. Perusahaan perlu memfokuskan

    pada harga dan keunggulan kualitas dalam menghadapi ketidakstabilan pasar yang identik dengan perubahan

    kebutuhan konsumen dan perkembangan pesat teknologi. Mendapatkan produk yang tepat,dan pada waktu

    yang tepat tidak hanya penting untuk mencapai kesuksesan perusahaan tetapi juga menjadi kunci kemampuan

    perusahaan untuk bertahan hidup dalam persaingan bisnis.

    IMPLEMENTASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

    Konsep manajemen rantai pasokan muncul melalui tiga tahapan evolusi dalam bidang logistik (Coyle et al.,

    1996).

    Konsep manajemen rantai untuk mengelola pergerakan distribusi dari pemasok pada konsumen akhir.

    Menurut Langly dan Holcomb (1992) terdapat beberapa cara untuk memberikan pelayanan konsumen

    mencakup kemampuan untuk mengelola informasi secara distribusi efektif, hubungan jangka panjang, dan

    keunggulan kompetitif berkelanjutan.

    Perusahaan dapat mengembangkan kapabilitas Konsep manajemen rantai pasokan muncul melalui tiga

    tahapan evolusi dalam bidang logistik (Coyle et al., 1996). Manajemen rantai pasokan didefinisikan sebagai

    filosofi yang terintegrasi strategik (mencakup kemampuan responsif pasar, biaya total yang rendah, kecepatan,

    dan pengiriman yang handal) melalui aliansi strategik, hubungan antara dua entitas dalam bidang logistik

    untuk mencapai tujuan dan keuntungan spesifik (La Londe and Cooper, 1989).

    AGILITY DAN LEANNESS HUBUNGAN ANTARA

    Agility merupakan kapabilitas bisnis yang luas yang mencakup struktur organisasi, sistem informasi, proses

    logistik dan mindsets (Power et.al., 2001). Agility didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk merespon

    permintaan secara cepat.

    Lean berkaitan erat dengan mengerjakan sesuatu yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya lebih

    sedikit (doing more with less). Lean manufacturing menunjukkan pentingnya eliminasi aktivitas yang tidak

    memberikan nilai tambah dalam memperbaiki kinerja bisnis mereka.

    Paradigma lean dan agility meskipun berbeda dapat dikombinasikan dengan desain yang sukses dan

    dioperasikan dalam rantai pasokan secara keseluruhan

    SUPPLY CHAIN MODELS

    Perusahaan perlu mengimplementasikan strategi rantai pasokan yang terkait dengan isu-isu strategik dan

    kepuasan konsumen untuk menghadapi perubahan cepat dalam lingkungan bisnis, organisasi yaitu lean supply

    chain dan agile supply chain.

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    14/26

    Baik lean supply chain maupun agile supply chain memerlukan kualitas produk yang tinggi dan total waktu

    tunggu yang minimum.

    Dapat disimpulkan bahwa lean supply chain memfokuskan pada pengurangan biaya dan fleksibilitas untuk

    produk yang tersedia.

    SUMBER KEUNGGULAN KOMPETITIF

    Agility merupakan suatu pendekatan strategik untuk mencapai keberhasilan perusahaan dengan peraturan-

    peraturan baru dan berbeda dalam kondisi lingkungan bisnis modern dan post modern.

    Responsiveness bisa mencakup: 1) Sensing, merasakan atau mengantisipasi perubahan 2) Secara langsung

    memberikan reaksi terhadap perubahan yang terjadi, 3) Recovery dari perubahan yang terjadi.

    Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk memproses produk-produk yang berbeda dan mencapai tujuan

    yang berbeda dengan fasilitas yang sama.

    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM IMPLEMENTASI SUPPLY CHAN MANAGEMENT

    BAB 3

    TEKNOLOGI SEBAGAI FASILITATOR BISNIS

    Teknologi manufaktur dan teknologi informasi merupakan faktor penting yang mewarnai bisnis saat ini .

    teknologi didesain untuk melengkapi kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan membantu seseorang

    untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka sehingga adopsi teknologi dappat mendukung ketrampilan

    seseorang dan bukan menggantikannya.

    Supply chain management (manajemen rantai pasokan ) merupakan strategi yang memberikan solusi dalam

    menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui kepuasan konsumen

    .manajemen rantai pasokan menawaarkan mekanisme yang mengatur proses bisnis , meninggkatkan

    produktifitaas dan mengurangi biaya oprasional perusahaan .

    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS

    Pilihan teknologi melalui penggunaan komputer metode fundamental untuk menetapkan strategi dan

    keunggulan kompetitif .hal ini dikarnakan pilihan teknologi akan mempengaruhi semua keputusan dalam

    kegiatan oprasi dan ssemua fungsi fungsi dalam bisnis .

    Apalikasi teknologi informasi di gunakan untuk mendukung aktifitas utama dan aktifitas penunjang dalam

    organisasi . perkembangan teknologi informasi di satu sisi memang menguntungkan tetapi disisi lain dapatmenimbulkan beberapa masalah karna adopsi teknologi informaasi di perlukan biaya yang tinggi ,

    pengetahuan dan kemampuan teknis , selain itu sistem dan teknologi informasi dapat di terima oleh orang

    orang yang mengunakannya .

    Berbagai masalah tersebut dapat di atasi dengan melakukan komunikasi , prograkm pembelajaran , melibatkan

    karyawan atau individu , penerapan peraturan dan prosedur prosedur yang baru .dan di lain pihak usaha

    meningkatkan inverstasi teknologi informasi harus didukung untuk menunjang kesuksesan perusahaan melalui

    peningkatkan kinerja perusahaan .

    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SUPPLY CHAIIN

    Teknologi informasi memberikan sesuatu kerangka kerja untuk kerjasama antar mitra bisnis melalui mediaelektronik baik maupun komunikasi sehingga dapat mendirikan manfaat dalam meningkatkan keunggulan

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    15/26

    kompetitif , menurunkan biaya oprasional dan mencapaidan koordinasi yang lebih tinggi diantara mitra bisnis

    dalam rantai pasokan .

    Internet merupakan jaringan komputer global yang terdiri atas beberapa sub jaringan yang ada di seluruh

    dunia yang dapat di akses oleh siapapun ,dimanapun dan kapanpun .

    Internet merupakan jaringan yang menghubungkan seluruh karyawan dalam satu perusahaahan tanpa

    mengenal batas geografis .ekstranet merupakan jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan

    perusahaan dengan sistem jaringan mitra bisnisnya , berkembangnya teknologi informasi yang pesat

    memberikan banyak peluang bagi terselenggarannya aktivitas bisnis terutama yang berbasis elektroniknya e-

    commerce , e-customer dan e-market yang merupakan menifestasi ide ide bisnis dalam perekonomian digital .

    dalam kondisi ini , kepercayaan dan sikap profesionalisme harus di jaga dengan baik untuk menghasilakan

    kinerja saling menguntungkan antar berbagai pihak .

    TEKNOLOGI INFORMASI : FASILIATATOR DALAM SCR

    Manajemen rantai pasokan merupakan wujud implementasi strategi sistem jejaring bisnis dalam membangun

    hubungan antar perusahaan yang berbasis pada oordanasi. Dua alasan utama di bangunnya hubungan antarperusahaan dalam suatu jejaring bisnis berbasis koordinasi adalah :

    1 . untuk menghadapi perbedaan atau ketidaksesuaian antar produk dalam jejaring bisnis yang berbeda yang

    mempengaruhi konsumen dan untuk melengkapi sistem bersaing satu sama lain.

    2. untuk meningkatkanefisiensi pemasok dalam mengembangkan srategi yang efektif sehingga tidak

    berdampak negatif pada kualitas dan realibilitas produk .

    DAmours et al. (1996) mengemukakan bahwa teknologi informasi dan sistem sistem yang terkait telah

    menstransformasi cara perusahaan dalam menggunakan rantai pasokan sehingga memberikan perbedaan

    dalam prioritas kompetitif .menurutnya persaingan akan berubah , tidak lagi perusahaan bersaing dengan

    perusahaan tetapi rantai pasokan bersaing dengan rantai pasokan .

    Dalam persaingan bisnis saat ini , perusahaan tidak lagi di pandang sebagai peruhaan secara individu

    melainkan sekumpulan patner dalam perdagangan yang melakukan kontrak dengan perusahaan , perusahaan

    logistik, dan organisasi distribusi. Pada level intraorganisasional ,intregasi dapat di capai dengan lebih mudah

    jika perusahaan mengadopsi sistem ERPkarena sistem ini memberikan perbaikan kepuasan konsumen , dan

    meningkatkan produktifitas.

    PENGEMBANGAN SISTEM KORPORAT TERPADU

    Konsep supply chain memperlihatkan proses ketergantungan antar berbagai perusahaan yang terkait dalam

    sebuah sistem bisnis yang mencakup tiga aliran utama yaitu aliran produk dan jasa ,aliran uang ,dan aliran

    dokumen .

    Teknologi informasi merupakan sat set proses ,alat ,metode dan alat pelengkap yang di gunakan untuk

    memproduksi barang dan jaasa dalam kegiatan oprasional yang digunakan untuk memproduksi barang dan

    jasa dalam kegiatan operasional perusahaan . tugas utama teknologi informasi dalam sistem informasi terpadu

    adalah mengumpulkan menciptakan dan mengelolah data mentah yang berasal dari transaksi atau aktivitas

    bisnis sehingga menjadi informasi danpengetahuan yang berguna bagi para stakeholder.

    Mengingat pentingnnya peran teknologi informasi dalam mencapai agile supply chain management , perlu

    dikembangkan suatu arsitektur sistem informasi korporat terpadu .konsumen merupakan faktor penentu

    keberaan sebuah bisnis, sehingga mereka membuthkan informasi yang terkait dengan produk atau jasa yang

    mereka beli .

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    16/26

    Tahap croos functional business unit merupakan pekembangan modul aplikasi untuk fungsi bisnis tertentu

    seperti keperluan transaksi pembelian ,penyusunan laporan keuangan , dan pencetakan slip gaji pegawai.

    Tahap inter enterprise community merpakan hasil dari berbagai hubungan terintegrasi sistem informasi antar

    perusahaan yang ada dalam komunitas bisnis , sehingga membentuk jejaringan sistem informasi yang sangat

    besar dan luas cakupannya .

    REVIEW PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

    Perkembanganteknologi memiliki peran penting dalam perkembangan lingkungan bisnis tertama pada era

    globalisasi ekonomi . perkembangan tersebut membawa pergeseran paradigma teknologi dari competing

    appoarch , dominant apporch , competing basic design , dan dominant designt yang masing masing memiliki

    fitur fitur yang berbeda beda .

    Terkait dengan isu isu di bidang manajemen operasi , manajer operasi memiliki tugas dan tanggung jawab

    untuk memilih untuk memilih teknologi yang tidak hanya efisiensi tetapi dapat memberikan perlindungan

    terhadap lingkungan dan memenuhi kebutuhan sosial . aplikasi komputer dalam bisnis dalam bisnis meliputi

    beberapa ha diantaranya pengenalan produk terpadu , desain proses , forecasting , dan pengendalian produksi

    dan persediaan .

    Pentingnya peran teknologi berbasis komputer inilah yang mendasari aliansi antara IBM dan apple yang

    semula merupakan persaingan dan menjadi patner bisnis .melihat pentingnya aplikasi teknologi dalam

    kegiatan operasional perusahaan , maka satu hal penting yang di perlukan adalah strategi teknologi .

    SISTEM INFORMASI INTERORGANISASIONAL : STRATEGI MEMINIMALKAN BLL WHP EFFECT

    KONSEP SPPY CHAIN MANAGEMENT

    Konsep supply chains management SCM bukan merupakanisu baru dalam bidang manajemen operasi .konsep

    ini merupakan pengembngan dari sistem logistik , yang menkankan pada bagaimana perusahaan menjamin

    tesediannya barang untuk konsumen .

    Tujuan membangun SCM adalah untuk memperkuat hubungan hubungan baik antara manufaktur dengan

    pemasok dan saluran distribusinya .artinya manufaktur perlu menyertakan mereka baik dalam resiko ataupun

    peluang bisnis denga pembagian respobility sebagai sesama produsen .

    Seluruh elemen dalam SCM tidak dapat berjalan secara terpisah , tetapi harus merupakan satu kesatuan

    sehingga akan menghasilkansinergi .dalam rantai pasokan yang terpenting adalah saling berbagai informasi ,

    oleh karna itu dalam aliran material aliran kas dan aliran informasi merupakan keseluruhan elemen dalam

    supply chain yang perlu diintegrasikan.

    BULLWHIP EFFECT DALAM SUPPLY CHAIN

    Information sharing merupakan masalah penting dalam pengelolaan rantai pasokan (dagherly dan slank 1995

    pramkumar 2000) .aliran informasi dari hilir yang tidak tepat dapat menimbulkan banyak masalah yang

    berdampkak pada total biaya prodksi , misalnya kemungkinan stcok out yang dapat menyebabkan rush order ,

    terjadinya kelebihan stock out yang menyebabkan phantom order .

    Dihadapka pada permasalahan bullwhip effect yang tidak mungkin dapat di hindari oleh perusahaan

    ,perusahaan yang tergabung dalam suatu rantai pasokan dapat saling berbagi informasi tentang data

    penjualan yang nyata ,data pemesanan , dan data penggunaan kpasitas pabrik dan jadwal pengiriman .

    Beberapa faktor penentu kesuksesasan yang harus di perhaikan dalam penelolaaan manajemen rantai pasokan

    , diantarannya adalah :

    1 . proses informasi

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    17/26

    Aliraan inforamsi baik dari hulu ataupun hilir sangat penting , sehingga proses pembagian informasi di

    sepanjang rantai pasokan perlu di perhatikan untuk dapat mengatasi masalah bullwhip effect .

    2. biaya transaksi

    Ketidakpastian permintaan yang semakin tinggi akan menimbulkan biaya interaksi yang lebih tinggi . hal ini

    terjadi karna kemngkinan akan timbul rush order ataupun stock out lebih besar .

    3. integrasi aliran persediaan

    Strategi aliran persediaan dalam rantai pasokan strategi aliran persediaan yang terintegrasi untuk mencegah

    timbulnya optimasi lokal

    4. information sharin

    Aliran information downstream mencakup perubahan informasi tentang kapasitas pabrik , jadwal pengiriman

    dan informasi produk .dan aliran informasi upstream mencaku pemesanana, peramalan penjualan ,informasi

    penjualan dan matrik kinerja supply shains.

    PERAN SISTEM INFORMASI RANTAI PASOKAN

    Merebaknya pengaruh globalisasi , pergeseran paradigma ke arah konvergensi teknologi digital , intellectual

    property , dan supremasi pelanggan dalam kehidupan organisasi perusahaan organisasi peruhaan , semakin

    ketatnya perssaingan bisnis da semakin singkatnya siklus hidup produk dan jasa yang di tawarkan serta

    meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang di tawarkan mengakibatkan

    pentingnya aplikasi teknologi informasi dalam aktivitas bisnis.

    Perkembanga teknologi informasi di satu sisi memeang menguntungkan tetapi di sisi lain dapat menimbulkan

    beberapa masalah .untuk pengadaan teknologi informasi di perlukan biaya yang tidak sedikit , tidak hanya

    membutuhkan pengetahuan dan kemampuan teknis namun sistem dan teknologi informasi tersebut harusacceptable artinya dapat di terima orang orang yang akan mengunakannya.

    Pada level interorganisasional , integrasi dapat di capai dengan lebih mudah jika menggantikansistem

    informasi modal ERP .sistem ERP memberikan perbaikan kepuasan konsumen dan meningkatkan produktivitas

    . tapi ERP juga punya keterbatasan yaitu kustomisasi dalaam mendukung proses bisnis dan rantai pasokan

    dalam mendukung proses bisnis dan rantai pasokan secara keseluruhan .

    INFORMATION SHARING : SOLUSI MASALAH BULLWHIP EFFECT

    Keterlibatan banyak pihak dalam rantai pasokan termasuk patner bisnis menimbuikan masalah terkait dengan

    respon konsumen maupun penghantaran solusi inovation . integrasi rantai pasokan memerlukan penyelesain

    sekuritas , fleksiibilitas dan interoperability sehingga tercapai trantai pasokan yang efektif dan efisien .

    Peran sistem informasi dalam mensuksesan integrasi rantai pasokan tidak dapat dipungkiri .sistem informasi

    menciptakan kesuksesaan link antara konsumen dan pemasok secara langsung yang memungkinkan pemasok

    untuk respon perubahan pasar shingga permintaan dan penawaran dalam pasar dapat seimbang .

    TEKNOLOGI DALAM RANTAI PASOKAN

    Globalisai telah mengubah prespekit manajemen dari pandangan berbasis pasar kepada pndangan berbasis

    sumber daya . pandangn berbasis pasar menetapkan bahwa perusahaan harus mendefinisikan pasar mereka

    ssecara luas .

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    18/26

    Tujuan utama manajemen teknologi adala untuk menciptakan nilai mengembangkan kapabilitas dan

    mencapain keunggulan kompetitif .hal ini snagat tergantung pada bagaimana sebuah perusahaan dapat

    menciptakana pelanggan baik dalam hal baik dalam hal penawar harga yanglebih rendah maupun pemberian

    keuntungan yang unik bagi konsumen .

    TEKNOLOGI MANUFAKTUR : STRATEGI MEMPERBAIKKI KAPABILITAS TEKNOLOGI

    Teknologi menjadi elemen penting dalam persaingan bisnis saat ini . melalui implementasi teknologi ,

    perusahaann dapat bersaing dalam persaingan bisnis dengan pemahaman dan pemenuhan keingingan dan

    kebutuhan konsumen .

    Teknologi produk adalah teknologi yang telah di gunakan untuk menerjemahkan ke dalam produk maupun jasa

    bagi konsumen . hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dengan bidng pemasaran untuk menenmukan apa

    yang sebenarnya diinginkan bagaimana barang dan jasa dapat di prosuksi secara efektif .

    MRP merupakan program komputer untuk mengelola barang dan aktifitas dalam proses .tujuan utama adalah

    untuk memenimalkan persediaan pada setiap tahapan akuisisi proses distribusi .pengembangan teknologi

    dapat diaplikasikan melalui beberapa cara seperti memperkenalkan teknologi baru untk mengadopsi danmemperbaiki kapabilitas operasional dan teknikal ,mengingatkan keterampilan dan keahlian melalui pelatihan

    dan pendidikan atau menugaskan karyawan untuk mengikuti seminar dan workshop .

    TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI FASILITAS INFORMATTION

    IT enabler sebagai faktor intraorganisasional yang memiliki pengaruh terhadap information sharing dan

    kualitas informasi dalam manajemen rantai pasokan .beberapa peneliti menegaskan bahwa dukungan

    manajemen puncak merupakan faktor penentu yang paling penting untuk menjamin terjadingnya perubahan

    dan menjamin kelancaran information sharing di sepanjang rantai pasokan .

    Dalam penelitian ini di gunakan lima IT enabler yang didentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi

    information sharing dan kualitas . keliama IT enabler tersebut adalah :

    1. ELEKTRONIK DATA INTERCHANGE (EDI)Berperan dalam proses transfer data dalam format elektroik dari satu program komputer suatu perusahaan ke

    salah sat atau lebih program organisasi.

    1. ELECTRONIC FUND TRANSFER (EFT)Berperan dalam proses transfer sejumlah uang dari satu rekening ke rekening lain melalui value added

    network (van) ATAU INTERNET

    1. INTERNETSebuah jaringan umum dan global yang memberikan konektivitas secara langsung kepada satiap oarang dalam

    suatu local area network (LAN) ATAU INTERNET SERVICE PROVIDER (ISP)

    1. INTRANETSuatu LAN dalam perusahaan atau wide area network WAN yang menggunakan teknologi intranet dan

    menjamin keamanan data dan informasi perusahaan .intranet mendukung proses information sharing dan

    proses bisnis internal perusahaan .

    1. EKSTRANET

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    19/26

    Suatu jaringan kerja yang terkait dan menggunakan tekknologi internet untuk dapat melakukan link dengan

    mitra bisnis dan dapat memberikan keamannan dan privasi

    Internet merupakan jaringan komputer global yang terdiri atas beberapa sub jaringan yang ada di seluruh

    dunia yang dapaat di aksses oleh siapapun dimanapun kapanpun .internet merupakan jaringan komputer yang

    menghubungkan seluruh karyawan dlam suatu perusahaan tanpa mengenal batas geografis ,misalnya satu

    perusahaan dengan dengan kantor pusat di jakarta dan memiliki kantor kantor cabang di surabaya yogyakarta

    semarang dan bandung tergabung dalam suatu jaringan komputer di bawah aplikasi internet meningkatkan

    efisiensi dan efektifitas proses komunikasi.

    TECHNOLOGY INTELENGENCE UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN

    Perusahaan seeringkali melakukan investasi teknologi baru dengan harapan dapat memperoleh keunggulan

    diabndingkan para pesaingnnya. Teknologi intelegencememberikan penggambaran tentang perubahan

    teknologi dimasa yang akan datang ,TI memberikan dukungan bagi perusahaan untuk mengidentifikasikan

    memehami dan mengadopsi perubahan teknologi yang terjadi untuk mengantisipasi tren perubahan teknologi.

    Technology intelligency memiliki beberapa fungsi utama .pertama memberikan pemahaman tentangperubahan saat ini dan perubahan potensional yang terjadi dalam suatu lingkungan bsinis .intellegencce

    technology merupakan sumber ide pemahaman yang kaya dalam konteks dimana perusahaan beroprasi .

    Pada akhirnya kesimbangan antara pengembangan teknologi dalam internal dan eksternal perusahaan penting

    dalam menciptakan dan menetapkan kapabilitas teknollogi organisasi .adopsi teknologi dan teknik oprasi baru

    telah terbukti memiliki pengaruh posotif pada kinerja perusahaan seperti pada payroll size ,asset size ,financial

    rating and operating problem . kesuksesan implementasi strategi dan operasional menignkat tergantung pada

    kemampuan pemasaran dan operasional untuk bekerjasama secara harmonis .

    PERAN RESERCH AND DEVELOPMENT DALAM PENINGKATAN KAPABILITAS TEKNOLOGI

    Penentuan suatu kebijakan teknologi selama ini banyak didasarkan pada anggapan bahwa produktifitas suatunegara sangat tergantung pada kegiatan penelitian dan pengembangan .fakta fakta empiris mengenai

    hubungan prilaku antara teknologi impor dan lokal menghasilkan kesimpulan yang tidak kuat .

    Di samping itu menurut mansfield ,mode alih teknologi juga dapat menjadi faktor yang penting dalam

    menentukan pola hubungan antara teknologi impor clan r&d ,misalnya pengaruh impor teknologi melalui

    lisensi (kolaborasi teknologi yang murni) oleh perusahaan yang sepenuhnya dimiliki dan di kontrol oleh pemilik

    lokal terhadap r&d lokal

    Aktivitas r&d tidak memainkan peran yang signifikan dalam tahap tahap awal perkembangan industri .peranan

    r&d baru akan menjadi penting ketika kapabilitas teknolgi semakain besar dan menjadi penting ketika

    kapabilitas teknologi semakain besar dan perusahaan perusahaan menggunakan teknologi yang lebih maju .

    Banyak studi telah menemukan bahwa r&d memberikan rate of retrun yang tinggi ,lebih tinggi dari rate of turn

    yang dihasilkan oleh bangunan mesin dan peralatan .dengan melakukan perdagangan suatu negara

    berkembang dapat meningkat produktifitasnya dengan cara mengekspor dan mengimpor sejumlah variasi

    barang antara dana peralatan kapital yang mengandung [engetahuan asing hasil dari akumulasi aktivitas r&d di

    negara negara industri maju.

    ISU-ISU KONTEMPORER SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

    AGILE SUPPLY CHAIN MANAGEMENT : STRATEGI BERBASIS COMPETITIVE EXCELLENCE

    BAB 4

    ISU BARU DALAM SUPPLY CHAIN

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    20/26

    Persaingan bisnis dalam era globalisasi yang diwarnai dengan ketidakstabilan pasar, menuntut prusahaan

    untuk memiliki keunggulan kompetitif baik dalam hal harga maupun kualitas. Dalam kegiatan operasionalnya,

    perusahaan dihadapkan pada kenyataan bahwa kompetensi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

    tujuan tersebut sulit diperoleh. Untuk mengatasinya, perusahaan dituntut meelakukan kerjasama dalam

    sumber daya atau kompetensi yang dibutuhkan masing-masing perusahaan dalam menghasilkan kebutuhan

    sesuai permintaan dan kebutuhan konsumen melalui manajemen rantai pasokan (supply chain management ).

    Selain itu, melalui kerjasama antar perusahaan diharapkan proses inovasi dapat ditingkatkan.

    Kemampuan dalam memenuhi permintaan konsumen dan pasar dengan waktu tunggu dan waktu pengiriman

    yang pendek merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat respon perusahaan terhadap permintaan konsumen.

    Agile supply chain memberikan suatu alternative strategi dalam memenangkan persaingan global dengan

    berbasis competitive excellence yaitu fokus konsumen, kualitas, dan agility yang didukung kompetensi

    perusahaan seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan, teknologi, pengembangan produk, dan

    tanggung jawab terhadap lingkungan.

    Teknologi informasi mnjadi salah satu pendorong bagi terciptanya integrasi rantai pasokan termasuk juga

    makin kompleksnya permintaan konsumen, makin kompetitifnya kompetisi global dan peningkatan keinginan

    perusahaan untuk menjadi perusahaan yang inovatif dan mampu menjadi yang pertama dalam mengenalkan

    produk baru sesuai kebutuhan pasar. Tulisan ini membahas agile supply chain sebagai suatu stratgi alternatif

    dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis pada competitive excellence.

    MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DALAM ERA BISNIS TEKNOLOGI MAJU

    Perencanaan bisnis dalam lingkungan bisnis teknologi tinggi sangat dinamis dan kompleks sehingga dalam

    pengambilan keputusan bisnis di perlukan perubahan dari suatu simulasi model dalam sistem pendukung

    keputusan. Hal tersulit dihadapi pemanufaktur adalah bagaimana mengintegrasikan fungsi upstream dan

    downstream. Seiring perkembangan dan tuntutan dalam kompetisi bisnis, praktik-praktik manajemen rantai

    pasokan telah mengalami pergeseran paradigma dari tradisional supply chain, lean supply chain, hingga agile

    supply chain. Tradisional supply chain menitikberatkan pada upaya melakukan proteksi dan menekankan pada

    biaya dan keuntungan, bukan pada proses untuk mencapai tujuan kompetitif perusahaan. Lean supply chain

    merupakan integrasi upstream dan downstream antara pemasok dan konsumen yang memiliki sasaran

    kompetitif yang signifikan. Agile supply chain menitikberatkan pada tingginya kerjasama tidak hanya dengan

    pemasok dan konsumen tetapi juga dengan pesaing, integrasi data,dan kerjasama perusahaan dalam proses

    pabrikasi.

    Pergeseran paradigma ke arah agile supply chain yang menekankan pada integrasi tersebut, memungkinkan

    penciptaan nilai dan transfr proses dari pemasok ke konsumen akhir dengan pergerakan aset fisik, informasi,

    pengeetahuan, dan peralatan seperti penggunaan teknologi dalam proses produksi secara baik. Penciptaan

    nilai pelanggan yang superior sangat tergantung pada kemampuan masing-masing perusahaan yang terlibat

    dalam rantai pasokan, dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang merupakan sasaran yang hendak dicapai

    perusahaan.

    Selain itu kondisi hubungan atau kerjasama antar peerusahaan juga memiliki pengaruh kuat dalam

    mewujudkan terciptanya superior customer value. Oleh karena itu kualitas hubungan memfasilitasi penciptaan

    nilai superior bagi pelanggan. Hubungan kerjasama antar perusahaan ini juga membantu perusahaan dalam

    memelihara dan memperbaiki kapabilitas kompetitif perusahaan.

    AGILITY : DEFINISI DAN ATRIBUT

    Agility merupakan kapabilitas bisnis mencakup struktur organisasi, sistem informasi, proses logistik, dan juga

    pola pikir organisasi yang cakap/tangkas dan fleksibel untuk merespon setiap perubahan yang terjadi secara

    cepat. Karakteristik inti organisasi yang agile adalah fleksibel dan dapat mererspon secara cepat permintaan

    konsumen, perubahan volume produk dan jadwal. Agility terkait dengan perubahan harga, kualitas,

    kustomisasi, dan pengiriman tepat waktu. Agility memiliki empat prinsip dasar yaitu memberikan nilai bagikonsumen, kesiapan untuk berubah, penilaian terhadap pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia,

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    21/26

    dan pembentukan virtual partnership. Untuk menjadi organisasi yang agile diperlukan agility capabilities

    sebagai competitive excellence, yang dapat dicapai melalui empat area yaitu organisasi, sumber daya manusia,

    teknologi, dan inovasi.

    Kapabilitas agility dibagi dalam empat kategori atribut yaitu responsiveness, competencies, flexibility, dan

    quickness. Responsiveness merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi perubahan dan merespon

    perubahan tersebut secara cepat. Competencies merupakan kemampuan untuk memberikan produktivitas,

    efisiensi, dan efektivitas aktivitas bisnis untuk mendapat tujuan perusahaan. Flexibility merupakan

    kemampuan memproses produk yang berbeda dengan fasilitas yang sama yaitu mencakup fleksibilitas volume

    produk, model produk, dan isu organisasi. Quickness merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-

    tugas dan kegiatan operasi dalam waktu yang paling pendek mencakup pengenalan produk baru, kecepatan

    pengiriman produk dan jasa, dan kecepatan waktu operasi.

    AGILE SUPPLY CHAIN : DEFINISI DAN DIMENSI

    Rantai pasokan menggambarkan serangkaian aktivitas yang paling terkait diantara perusahaan-perusahaan

    yang memberikan kontribusi dalam proses desain, pabrikasi, dan pengiriman produk atau jasa ke konsumen

    akhir. Tujuan utama agile supply chain adalah penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan atau konsumen

    melebihi kompetitor, mencapai kustomisasi masa pada biaya produksi masa, dan meningkatkan peran dan

    keterlibatan sumbr daya manusia dalam pengugnaan teknologi informasi.

    Mengidentifikasi empat dimensi agile supply chain, yaitu . 1) Customer sensitivity memfokuskan pada upaya

    untuk mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. 2) Virtual integration,

    menekankan pada respon cepat dalam pergerakan produksi yang stabil. 3) Process Integration melalui

    pengelolaan tim. 4) Network Intergration .

    Customer sensitivity memiliki arti bahwa rantai pasokan harus memiliki kapabilitas dalam membaca dan

    merespon permintaan pasar. Penggunaan teknologi informasi diperlukan untuk berbagai data antara pemasok

    dan pembeli yang dapat mempengaruhi penciptaann virtual supply chain yang berbasis informasi. Integrasi

    virtual, dimensi ketiga mencakup akses informasi, pengetahuan, dan kompetensi peerusahaan melaluiinternet.

    PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENCAPAI AGILE SUPPLY CHAIN

    Untuk mengantisipasi semua perubahan dan perkembangan tersebut perusahaan mencari cara-cara dan

    terobosan-terobosan baru melalui aplikasi teknologi informasi. Peningkatan integrasi otomatisasi proses bisnis

    akan membawa dampak pada pengurangan tugas manual. Demikian juga infrastruktur teknologi informasi

    yang terintegrasi diharapkan dapat menurunkan biaya terkait dengan biaya pemeliharaan, manajemen,

    operasional dan mendukung pencapaian keunggulan kompetitif melalui perbaikan real time respon. Semula

    teknologi informasi digunakan hanya trbatas pada pemrosesan data, dengan berkembangnya teknologi

    tersebut hampir semua aktivitas organisasi telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.

    Penggunaan teknologi informasi pada aktivitas perusahaan seperti pada rantai nilai (value chain) dapat

    mengatasi berbagai masalah yang muncul seprti penghematan biaya, mempercepat waktu oprasi,

    meningkatkan produktivitas, mempercepat pengiriman produk maupun jasa pada pelanggan. Selama

    beberapa tahun sebelum munculnya teknologi enterprise resources planning (ERP) sebagai suatu pendekatan

    terintegrasi dalam integrasi sistem, perusahaan memfokuskan pada teknologi EDI untuk memperbaiki proses

    otomatisasi proses bisnis dan rantai pasok antar perusahaan. Sisteem ERP membrikan perbaikan kepuasan

    konsumeen dan meningkatkan produktivitas. Tapi ERP juga punya keterbatasan yaitu kustomisasi dalam

    mendukung proses bisnis dan rantai pasokan dalam meendukung proses bisnis dan rantai pasokan secara

    keseluruhan.

    Perkembangan teknologi informasi disatu sisi memang menguntungkan tetapi disisi lain dapat menimbulkan

    beberapa masalah. Untuk pengadaan teknologi informasi diperlukan biaya yang tidak sedikit, tidak hanyamembutuhkan pengetahuan dan kemampuan teknis namun sistem dan teknologi informasi tersebut harus

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    22/26

    acceptable artinya dapat diterima oleeh orang-orang yang akan menggunakannya. Permasalahan lain yang

    muncul dengan semakin canggihnya teknologi adalah adanya kejahatan-kejahatan teknologi informasi,

    misalnya pencurian data perusahaan yang berakibat serius pada kelangsungan hidup perusahaan. Peran

    penting teknologi informasi dalam merespon perkembangan lingkungan bisnis yang dinamis dan makin

    kompetitif menuntut perusahaan untuk mampu mengatasi seemua permasalahan yang timbul dengan adanya

    teknologi informasi dan melakukan investasi dibidang teknologi informasi sehingga kinerja perusahaan dapat

    ditingkatkan.

    TAHAPAN DALAM MENCAPAI AGILE SUPPLY CHAIN

    Untuk tetap bersaing, perusahaan harus responsif dan fleksibel dalam memenuhi perubahan permintaan

    pasar. Memperbaiki daya saing dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis internal seperti

    pembelian, pergudangan, pengelolaan material, dan distribusi yang cenderung memerlukan waktu banyak dan

    sumber daya finansial yang besar juga sangat diperlukan.

    Venkatraman dan Henderson berpendapat bahwa agility dan kapabilitas rantai pasokan dapat dinilai melalui

    tahapan yang dicapai bila tiga dimensi rantai pasokan yaitu interaksi konsumen, konfigurasi aset, dan

    knowledge leverage.

    Ketiga tahapan dalam rantai pasokan dapat digunakan untuk mengevaluasi ketiga dimensi tahapan rantai

    pasokan. Dimensi pertama adalah interaksi konsumen. Tujuan utama pada tahap ini adalah membantu

    perusahaan untuk mengidentifikasi prefensi unik untuk dynamic customization pada tahapan selanjutnya.

    Dimensi kedua adalah asset configuration, menekankan pada perubahan outsourching ke dalam proses bisnis

    yang independen, yang kemudian berkembang dalam koalisi sumber daya. Dimensi ketiga, knowledge

    leverage, memerlukan pengembangan dari penekanan pada keahlian kerja unit atau kompetensi kerja

    individual dan struktur kedalam aset perusahaan atau tim.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah bahwa target yang hendak dicapai dalam

    setiap dimensi agile supply chain dimulai pada tingkat perusahaan secara individual kemudian meluas pada

    tingkat organisasi dan unit interorganisasional dalam ketiga tahapan pencapaian agile supply chain.

    PENERAPAN AGILE SCM DI BERBAGAI NEGARA

    Paradigma persaingan antar jejaring bisnis yang marak berkembang saat ini makin meningkatkan kesadaran

    akan pentingnya penerapan konsep Agile SCM sebagai suatu strategi untuk meningkatkan aktivitas pemasaran

    dan perekonomian dalam artian yang lebih luas. Terdapat empat strategi yang ingin ditemputh oleh

    pemerintah negara tersebut yaitu : pengembangan efisiensi industri-industri, mempromosikan secara intensif

    aktivitas investasi.

    Praktek penerapan konsep SCM dilakukan dalam berbagai industri yang menyangkut : industri tekstil, consumr

    goods, otomotif, rokok, furniture, dan juga pasar swalayan. Tujuan penerapan konsep anatara lain : pada

    kepuasan pelanggan, pengurangan biaya baik biaya yang terjadi pada tingkat inventory maupun pada prosesdistribusi yang bisa dilakukan secara cepat sehinggak pada akhirnya pula bisa memberikan tanggapan secara

    tepat atas keluhan konsumen.

    Implementasi konsep SCM sangat bergantung pada berbagai hal yang muncul dari lingkungan eksternal seperti

    : dukungan sosial politik, persiapan infrastruktur (telkomunikasi, transportasi), pendidikan masyarakat, dan

    sebagainya. Diakui bahwa masalah infrastruktur akan menjadi hambatanluar biasa bagi penerapan teknologi

    informasi. Di berbagai negara Asia masalah distribui, atau pengiriman produk terganggu oleh adanya

    peraturan-peraturan yang tidak perlu yang muncul dari pihak pemerintah setempat.

    Perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan konsep SCM mengakui bahwa pelaksanaan konsep ini tidak

    akan berjalan dengan lancar manakala tidak didukung oleh berbagai hal yang muncul dari lingkungan

    organisasi. Perusahaan dengan berbagai produk andalan seperti Milks, Instants Drinks, Culinary, Chocolates,

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    23/26

    dan sebagainya, sejak menerapkan SCM pada empat tahun lalu mengalami banyak perbaikan dalam bidang

    distribusi yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

    PENUTUP

    Agile supply chain menawarkan solusi dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan bisnis melalui

    pengurangan bisnis operasi dan perbaikan pelayanan dan kepuasan konsumen.

    Melalui rantai pasokan, perusahaan dapat membangun kerjasama melalui penciptaan jaringan kerja yang

    terkoordinasi dalam penyediaan barang dan jasa bagi konsumen secara efisien. Sistem integrasi rantai pasokan

    bisa dilakukan baik secara internal maupun eksternal.

    NETWORKED SUPPLY CHAIN : PARADIGMA BARU DALAM NETWORK COMPETITION ERA

    PERUBAHAN PARADIGMA PERSAINGAN BISNIS

    Supply chain management (SCM) merupakan konsep pengembangan manajemen distribusi produk untuk

    memenuhi permintaan konsumen yang menekankan pada pola terpadu menyangkut proses aliran produk darisupplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen akhir. Penerapan konsep ini dilakukan dalam mencapai

    tujuan antara lain : pada kepuasan pelanggan, pengurangan biaya baik biaya yang terjadi pada tingkat

    inventory maupun pada proses distribusi yang bisa dilakukan secara cepat sehingga pada akhirnya pula bisa

    memberikan tanggapan secara tepat atas keluhan konsumen.

    Informasi sangat diperlukan dalam pembuatan keputusan manajemen rantai pasokan melalui perputaran

    produk maupun jasa di sepanjang jalur rantai pasokan. Pengelolaan network supply chain, selain memerlukan

    adopsi teknologi informasi dan komunikasi, diperlukan pula adanya unsur kepercayaan, komitmen kerjasama

    untuk dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan secara keseluruhan dan membangun daya saing rantai

    pasokan. Kerjasama antar perusahaan dalam suatu jejaring bisnis dibentuk berdasarkan koordinasi sangat

    diperlukan untuk dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi sesuai permintaan dan kebutuhan pasar pada

    waktu yang tepat dalam merespon tantangan bisnis yang ada.

    LINIER SUPPLY CHAIN VS NETWORKED SUPPLY CHAIN

    Pengelolaan suatu perusahaan akan semakin kompleks karena adanya banyak pihak yang terlibat dalam

    persaingan bisnis, tidak hanya mitra bisnis perusahaan dan perusahaan sendiri, tetapi makin prusahaan

    pesaing yang makin banyak dan masing-masing memiliki keunggulan dan daya saing yang berbeda. Untuk

    mencapai efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan diperlukan adanya jaminan

    ketersediaan bahan baku untuk mnjamin kelancaran produksi dan ketersediaan barang jadi dalam memebuhi

    tuntutan keinginan dan kebutuhan konsumen.

    Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yangsangat pesat membawa dampak pada

    perubahan anatomi rantai pasokan dari yang linier (linier supply chain/LSC) menjadi jejaring rantai pasokan(networked supply chain/NSC). Dalam Linier Supply Chain, produk dan informasi mengalir secara linier dari

    pemasok menuju pabrik sampai ke distributor dan retailer yang kemudian disampaikan kepada konsumen.

    Berbeda dengan konsep linier supply chain, dalam konsep networked supply chain, produk dan informasi

    dapat mengalir bebas dari satu entitas ke entitas lain tanpa hambatan dan dengan kecepatan yang sangat

    tinggi karena adanya peran internet atau teknologi informasi didalamnya sehingga hubungan keterkaitan

    anatar entitas perusahaanmenjadi sangat dinamis.

    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM NETWORKED SUPPLY CHAIN

    Dalam networked supply chain, perusahaan tidak lagi dipandang sebagai suatu perusahaan secara individu

    melainkan sekumpulan mitra bisnis yang melakukan kontrak dengan perusahaan, perusahaan logistic, dan

    organisasi distribusi. Infrastruktur teknologi informasi yang terintegrasi akan menurunkan biaya terkait dengan

  • 8/12/2019 TREND BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

    24/26

    biaya pemeliharaan, manajemen, operasional dan mendukung pencapaian keunggulan kompetitif melalui

    perbaikan real time respon.

    SCM memerlukan dukungan teknologi informasi yang menjadi tulang punggung proses pendistribusian

    informasi dari satu pihak ke pihak lain. Selama beberapa tahun sebelum munculnya teknologi enterprise

    resource planning (ERP) sebagai suatu pendekatan terintegrasi dalam integrasi system, perusahaan

    memfokuskan pada teknologi EDI untuk memperbaiki proses otomatisasai proses bisnis dan rantai pasok antar

    perusahaan.

    Sistem ERP memberikan perbaikan kepuasan konsumen dan meningkatkan produktivitas. Tapu ERP juga punya

    keterbatasan yaitu kustomisasi dalam mendukung proses bisnis dan rantai pasokan dalam mendukung proses

    bisnis dan rantai pasokan secara keseluruhan. Penggunaan sistem informasi dalam aktivitas nilai

    memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan diferensiasi untuk mencapai keunggulan

    kompetitif.

    IMPLIKASI STRATEGIS NETWORKED SUPPLY CHAIN

    Kemampuan perusahaan untuk memiliki dan mempertahankan keunggulan kompetitif merupakan salah satukunci keberhasilan perusahaan. Keunggulan produktivitas dicapai saat perusahaan mencapau produktivitas

    tinggi yaitu jika melakukan produksi dengan volume produksi lebih tinggi sehingga biaya per satuan makin kecil

    karena biaya tetap makin kecil jika dibagi dengan volume produksi makin besar, sedangkan biaya variable

    tetap, sehingga biaya total makin kecil.

    Keunggulan kompetitif melalui keunggulan nilai sangat menentukan kesuksesan perusahaan dalam persaingan

    bisnis. Beberapa aktivitas yang mendukung keunggulan nilai diantaranya adalah mencari jenis dan tingkat

    layanan yang dikehendaki oleh para konsumen, m