Komposisi Penduduk

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur penduduk merupakan hal yang dinamis atau senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan- perubahan dalam struktur kependudukan dikarenakan proses demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan dari waktu ke waktu yang terus terjadi menjadikan perlu sekali untuk mengetahui komposisi penduduk di suatu wilayah. Hal ini dikarenakan komposisi penduduk dapat memberikan gambaran mengenai pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Sejalan dengan pendapat Ida Bagoes Mantra yang mengungkapkan bahwa komposisi penduduk sendiri adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu ( Mantra, Bagoes Ida, 2000 : 23). Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu. Melalui komposisi penduduk akan diperoleh berbagai data mengenai penduduk menurut jenis kelamin dan pengelompokan umur. Hal ini akan memudahkan pemerintah di suatu negara untuk meramalkan kebijakan apa yang akan diambil ketika melakukan pembangunan. Hal ini juga yang nantinya akan menunjang keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di masa depan. Perubahan komposisi penduduk sangat penting untuk dikaji dan menjadi bahan analisa suatu gejala-gejala sosial di masyarakat serta pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu 1

description

Demografi

Transcript of Komposisi Penduduk

Page 1: Komposisi Penduduk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur penduduk merupakan hal yang dinamis atau senantiasa mengalami perubahan

dari waktu ke waktu. Perubahan-perubahan dalam struktur kependudukan dikarenakan proses

demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan dari waktu ke waktu yang terus

terjadi menjadikan perlu sekali untuk mengetahui komposisi penduduk di suatu wilayah. Hal

ini dikarenakan komposisi penduduk dapat memberikan gambaran mengenai pengelompokan

penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Sejalan dengan pendapat Ida Bagoes Mantra yang

mengungkapkan bahwa komposisi penduduk sendiri adalah pengelompokan penduduk atas

variabel-variabel tertentu ( Mantra, Bagoes Ida, 2000 : 23).

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu.

Melalui komposisi penduduk akan diperoleh berbagai data mengenai penduduk menurut jenis

kelamin dan pengelompokan umur. Hal ini akan memudahkan pemerintah di suatu negara

untuk meramalkan kebijakan apa yang akan diambil ketika melakukan pembangunan. Hal ini

juga yang nantinya akan menunjang keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di

masa depan.

Perubahan komposisi penduduk sangat penting untuk dikaji dan menjadi bahan analisa

suatu gejala-gejala sosial di masyarakat serta pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu

daerah. Berdasarkan uraian di atas, maka komposisi penduduk merupakan hal yang sangat

penting diketahui dan dikaji.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah konsep dasar komposisi penduduk?

2. Bagaimana klasifikasi komposisi penduduk di Indonesia?

3. Bagaimana manfaat komposisi penduduk bagi perencanaan pembangunan di

Indonesia?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui konsep dasar atau definisi dari komposisi penduduk.

2. Untuk mengetahui klasifikasi komposisi penduduk di Indonesia.

3. Untuk mengetahui manfaat komposisi penduduk bagi perencanaan pembangunan di

Indonesia.

1

Page 2: Komposisi Penduduk

2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Komposisi PendudukKomposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan

pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama (Said Rusli

dalam Bagoes, Mantra, 2000: 23). Komposisi penduduk dapat diartikan sebagai struktur

pen duduk yang didasarkan atas atribut tertentu. Komposisi penduduk akan memudahkan

pemerintah di suatu negara untuk meramalkan kebijakan apa yang akan diambil ketika

melakukan pembangunan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di

bidang kependudukan.

Komposisi penduduk dapat disebut sebagai mata statistik karena di dalamnya ada

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diiterprestasi atau

menganalisa data (Bagoes, Mantra, 2000:23). Hal ini dapat dilukiskan sebagai berikut:

Pengelompokkan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Komposisi Penduduk Biologis (Umur dan Jenis Kelamin),

2. Komposisi Penduduk Geografis (Tempat tinggal: Kota-desa, Kecamatan,

Kabupaten dan Provinsi)

3. Komposisi Penduduk Sosial (Pekerjaan: PNS, Pedagang, TNI, dst; Agama: Islam,

Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dst; Pendidikan: SD, SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi).

Melalui komposisi penduduk dapat diketahui mengenai angka beban ketergantungan,

rasio jenis kelamin, dan angka harapan hidup. Sedangkan indikator karakteristik

penduduk meliputi:

1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

3. Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Ketiga variabel itu sering saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Kalau salah

satu variabel berubah kedua variabel yang lain juga akan berubah. Faktor sosial ekonomi

disuatu negara akan mempengaruhi struktur umum penduduk melalui ketiga variabel

demografi tersebut.

Data Analisis Informasi

Page 3: Komposisi Penduduk

3

B. Komposisi Penduduk

1. Komposisi Penduduk Biologi

Ciri Biologi yang utama adalah umur dan jenis kelamin. Komposisi menurut umur

dan jenis kelamin suatu penduduk pada suatu saat bukan hanya pencerminan proses

demografi masa lalunya.

a. Komposisi Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur sering digunakan untuk analisis dan

perencanaan pembangunan (Bagoes, Mantra, 2000:24). Komposisi

penduduk menurut umur disebut juga struktur penduduk. Struktur ini membagi

umur dalam beberapa kelompok dengan interval tertentu. Struktur penduduk

antara wilayah satu dengan yang lain berbeda-beda. Negara maju mempunyai

struktur penduduk yang berbeda dengan negara yang sedang berkembang.

Demikian pula struktur wilayah perkotaan akan berbeda dengan struktur penduduk

wilayah pedesaan. Hal tersebut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh tiga variabel

demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel tersebut saling

berpengaruh satu dengan yang lain, jika salah satu berubah maka variabel yang

lain juga ikut berubah. 

b. Komposisi Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin merupakan pengelompokan penduduk

berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan

antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu.

Adanya ketidakseimbangan penduduk antara laki-laki dan perempuan dapat

menyebabkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan penduduk,

perbandingan jenis kelamin dapat diketahui menggunakan rumus berikut:

Page 4: Komposisi Penduduk

4

2. Komposisi Penduduk Sosial

Penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status perkawinan.

a. Tingkat pendidikan

Pengelompokan penduduk menurut karakteristik pendidikan dapat dibedakan

menjadi beberapa hal seperti tingkat pendidikan, status sekolah, kemampuan

membaca dan menulis.

Tingkat pendidikan diukur dari jumlah penduduk umur 10 tahun keatas menurut

status tamat sekolah. Tamat sekolah didefinisikan sebagai telah selesainya

seseorang mengikuti pelajaran pada pada kelas tertinggi suatu jenjang sekolah

sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat belajar atau ijazah, baik sekolah

negeri maupun sekolah swasta. Jika seseorang belum mengikuti pelajaran pada

kelas tertinggi tetapi ia mengikuti ujian dan lulus, maka ia dianggap “tamat” (BPS,

1996; BPS, 2001).

Status sekolah dikelompokan dalam tiga kelompok yaitu tidak/belum pernah

sekolah, masih sekolah dan tidak sekolah lagi. Masih sekolah adalah status

pendidikan dari mereka yang sedang mengikuti pendidikan dasar, menengah dan

tinggi. Pengelompokan ini memungkinkan pengembangan ukuran angka

partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. Tidak sekolah lagi adalah status

pendidikan status pendidikan dari mereka yang pernah mengikuti pendidikan

dasar, menengah dan tinggi.

Penduduk dikatan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat membaca dan

menulis surat atau kalimat sederhana, membaca dan menulis huruf braille, orang

cacat yang pernah bisa membaca dan menulis. Pada sensus atau survei penduduk

oleh BPS ditetapkan bahwa mereka yang dapat membaca dan menulis latin atau

tulisan lainnya dianggap sebagai melek huruf, sementara mereka yang tidak bisa

membaca dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak bisa menulis disebut buta

huruf.

b. Agama

Agama adalah sesuatu yang diyakini atau dipercaya oleh suatu umat atau kaum

manusia. Pengelompokkan agama berdasarkan kepada kepercayaan atau

keyakinan yang dianut oleh penduduk. Untuk negara Indonesia sendiri,

penduduknya menganut agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu

dan Budha.

c. Status Perkawinan

Page 5: Komposisi Penduduk

5

Status perkawinan penduduk meliputi belum kawin, kawin, cerai dan janda atau

duda. Studi demografi juga mengenal istilah “consensual union” yakni suatu

bentuk hubungan antara laki – laki dan perempuan yang bersifat stabil, jangka

panjang, yang mirip dengan sebuah perkawinan tetapi tanpa suatu ikatan hukum

yang pasti (hidup bersama).

d. Pekerjaan

Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-

tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI,

POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.

3. Komposisi Penduduk Geografi

a. Tempat Tinggal

Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal

penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah

sebagian besar penduduknya tinggal di desa.

C. Piramida Penduduk

Komposisi penduduk dapat digambarkan secara visual pada sebuah grafik yang

disebut Piramida Penduduk (Bagoes, Mantra, 2000:24). Piramida penduduk adalah dua

buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi

lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia

penduduk lima tahunan. Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan

menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang vertikal menggambarkan

umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan atau dapat pula

dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk

tertentu baik secara absolut ataupun relative (persen).

Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk laki-laki,

dan dibagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.

Page 6: Komposisi Penduduk

6

Pada gambar 1, di atas dapat dilihat piramida penduduk Kabupaten Grobogan pada

tahun 2011 yang berbentuk piramida ekspansif. Pada piramida tersebut dapat diamati

bahwasanya jumlah penduduk pada usia belum produktif yaitu usia 10-14 tahun lebih

banyak dibandingkan penduduk pada usia produktif dan tidak produktif (jompo). Jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan hampir sama atau seimbang.

Berdasarkan data pada piramida penduduk di atas, maka dapat diambil kebijakan

untuk meningkatkan aspek pendidikan di Kabupaten Grobogan yang mayoritas

penduduknya pada tahun 2011 adalah kelompok usia 10-14 tahun yang masih

memerlukan pendidikan wajib sembilan tahun (WAJAR 9 Tahun). Selain itu, agar jumlah

penduduk usia belum produktif tidak terlalu mendominasi, maka angka kelahiran harus

ditekan dengan menggalakkan program keluarga berencana. Penduduk Kabupaten

Grobogan sebagian besar hidup di perdesaan yang masih memegang teguh anggapan

“banyak anak, banyak rejeki”, sehingga masyarakatnya dimungkinkan ingin memiliki

lebih dari dua anak. Hal ini nantinya akan berdampak pada pertumbuhan penduduk yang

tinggi, namun tidak diikuti dengan laju pertumbuhan sarana prasarana umum yang

memadai.

Sering pada tabel komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin terdapat

kelompok penduduk yang tidak diketahui umurnya dan kelompok ini tidak dapat

dimasukkan pada kelompok umur tertentu, dalam tabel tersebut dengan kelompok “not

Gambar 1. Piramida Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011Sumber: grobogankab.bps.go.id

Page 7: Komposisi Penduduk

7

stated” (NS) sudah tentu penduduk NS ini tidak dapat digambarkan dalam piramida

penduduk. Jika jumlah penduduk yang tergoolong dalam katagori ini sedikit dibandingkan

dengan jumlah penduduk, maka kelompok penduduk ini dapat disebarkan ke kelompok-

kelompok umur yang lain dengan menggunakan teknik “pro-reting”. Pro-reting dapat

dikerjakan dengan dua cara:

1. Mengalihkan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan faktor

pengali k yang dapat dicari denga rumus:

k = Jumlah seluruh penduduk

Jumlah seluruh penduduk – NS

2. Jumlah penduduk kelompok umur tertentu ditambahkan dengan hasil perkalian

proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk dengan

jumlah penduduk NS.

Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, karakteristik

penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

1. Ekspansive / Limas/ Piramida Muda, negara-negara yang termasuk tipe ini ialah:

Indonesia, Filipina, Malaysia, Kenya, India dan Costa Rika. Sedangkan ciri-cirinya

meliputi:

a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda

b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit

c. Tingkat kelahiran bayi tinggi

d. Tingkat kematian mulai menurun

e. Pertumbuhan penduduk tinggi

Gambar 2. Bentuk Piramida Ekspansif (Muda)Sumber : Idasurya.blogspot.com

Page 8: Komposisi Penduduk

8

2. Stasioner/ Granat, negara-negara yang termasuk tipe ini ialah: Jepang, Swedia,

Amerika, Inggris. Sedangkan ciri-cirinya meliputi:

a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama

b. Tingkat kelahiran rendah

c. Tingkat kematian rendah

d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat

3. Konstruktive / Nisan / Piramida Tua negara-negara yang termasuk dalam tipe ini ialah:

Jerman, Italia, Belgia, dan Swedia. Sedangkan ciri-cirinya meliputi:

a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua

b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit

c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian

d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang

Gambar 3. Bentuk Piramida Granat (Sedang)Sumber : Idasurya.blogspot.com

Gambar 4. Bentuk Piramida Limas (Tua)Sumber : Idasurya.blogspot.com

Page 9: Komposisi Penduduk

9

Turunnya tingkat kematian terutama pada umur-umur muda dalam keadaan fertilitas

yang tetap tinggi, menyebabkan penduduk di Indonesia muda hal ini terlihat dari lebarnya

dasar piramida penduduk. Negara-negara yang terlibat dalam peperangan seperti Jerman,

Jepang, Itali pada perang Dunia ke tiga mortalitsnya tinggi pada kelompok penduduk usia

dewasa, dan hal ini jelas terlihat menciutnya piramida penduduk negara bersangkutan pada

kelompok umur dewasa, terutama pada jenis kelamin laki-laki.

Turunnya tingkat fertilitas disuatu negara pengaruhnya lebih besar pada bentuk dasar

piramida penduduk negara tersebut. Misalnya Indonesia pada periode 1971 – 1980 terjadi

penurunan tingkat fertilitas penduduk yang antara lain karena keberhasilan program

Keluarga Berencana (KB) yang dirancang pada pemerintah sejak Pelita I. hal ini jelas

terlihat pada dasar piramida penduduk dimana kelompok umur 0 - 4 tahun lebih kecil dari

kelompok umur 5 – 9 tahun.

Migrasi penduduk akan mempengaruhi piramida penduduk pada kelompok umur

dewasa. Namun demikian banyak dari negara-negara dimana pertumbuhan penduduknya

tidak dipengaruhi oleh faktor migrasi. Sebagai contoh, negara Indonesia pertumbuhan

penduduknya hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan faktor kematian. Faktor migrasi

pengaruhnya kecil sekali karena tidak banyak warga Negara Indonesia yang bertempat

tinggal di luar negeri, begitu pula warga negara asing yang berdomisili di Indonesia.

Pengaruh komponen migrasi di Indonesia terjadi pada profinsi-profinsi seperti Sumatera

Barat, daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dari penduduknya yang bermigrasi ke luar

provinsi, sedangkan untuk provinsi Lampung, DKI Jakarta, Kalimantan Timur banyak

terdapat migrant yang masuk. Bagi daerah permukiman yang baru dibuka piramida

penduduknya berbentuk istimewa yaitu dasarnya sempit, bagian puncak kosong dan

jumlah penduduk perempuan sedikit.

D. Manfaat Komposisi Penduduk untuk Perencanaan Pembangunan

Secara umum dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi

mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk.

Susunan penduduk atau komposisi penduduk sangat penting sekali untuk diketahui, karena

selalu berubah susunannya atau komposisinya setiap tahun. Perubahan yang disebabkan

natalitas, mortalitas, dan keluar masuknya penduduk di suatu wilayah ini yang nantinya

akan mendasari kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah setempat.

Informasi komposisi penduduk saat ini perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah

penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Hal ini penting dilakukan untuk mendasari sebuah

Page 10: Komposisi Penduduk

10

pembangunan agar dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhan penduduk di masa yang akan datang.

informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur  lima tahunan, sangat

penting dan dibutuhkan berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan

dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai

beban sekaligus juga modal dalam pembangunan.

Informasi komposisi penduduk juga dapat digunakan untuk mengetahui angka beban

ketergantungan (dependency ratio) dan angka harapan hidup suatu negara. Hal ini

dimaksudkan untuk melihat dan mencari bagaimana solusi pemecahan masalah dari jumlah

penduduk Indonesia yang sangat banyak ini. Selain itu, jumlah penduduk yang besar juga berarti

pelayanan umum dan segala aspek kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suatu negara menjadi

besar. Namun, dengan perencanaan pembangunan yang tepat permasalahan kependudukan akan

diramalkan sejak dini, sehingga tidak akan mengganggu jalannya pembangunan nasional Indonesia.

Page 11: Komposisi Penduduk

11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan

pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama. Ada bermacam-

macam komposisi penduduk, seperti: komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa dan agama.

Pengelompokkan penduduk atau komposisi penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam

pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di

bidang kependudukan. Komposisi penduduk juga dapat digambarkan dalam bentuk grafik

yang dinamakan piramida penduduk.

`

B. Komentar

Komposisi penduduk yang lazim digunakan untuk mengetahui struktur penduduk di

Indonesia adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Namun, selain

menurut umur dan jenis kelamin, komposisi penduduk dapat juga dibedakan menurut

tempat tinggalnya misalnya desa atau kota, komposisi menurut agama, pekerjaan, status

pernikahan, dan lain sebagainya. Komposisi penduduk memiliki berbagai manfaat untuk

analisis data kependudukan bagi pengambilan kebijakan pembangunan yang ada di suatu

wilayah/negara di Indonesia. Hal ini karena komposisi penduduk dapat memproyeksikan

keadaan penduduk di suatu wilayah, mengetahui angka beban kertegantungan, dan

harapan hidup di negara Indonesia. Demikian, kajian mengenai komposisi penduduk

sangat penting untuk dipahami.

Page 12: Komposisi Penduduk

12

DAFTAR PUSTAKA

BPS Grobogan. 2011. Piramida Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011. Tersedia pada grobogankab.bps.go.id, diakses tanggal 29 Maret 2015

Mantra, Bagoes Ida. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sanjaya, Windu. 2013. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin. Tersedia pada http://www.sumberilmu.blogspot.com, diakses tanggal 30 Maret 2015

Surya, Ida. 2013. Piramida Penduduk. Tersedia di Idasurya.blogspot.com, diakses tanggal 30 Maret 2015

Wikipedia.org. 2012. Komposisi Penduduk. Diunduh di http://wwww.Wikipedia.org, tanggal 30 Maret 2015