PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2014 · Jumlah Penduduk di Kab.Bulukumba Tahun 2010 –...

177
i PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2014 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------- DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2015

Transcript of PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2014 · Jumlah Penduduk di Kab.Bulukumba Tahun 2010 –...

i

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2014

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2015

ii

TIM PENYUSUN

Penasehat :

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bulukumba

Pengarah : Sekretaris Dinas Kesehatan Kab. Bulukumba

Ketua : Kepala Sub Bagian Program

Anggota : Hj. A. Chadi Andrayani, SKM, M.Kes

Yuyun Wahyuni, SKM, M.Kes Fitriah, SKM

Layout & editing : Rakhmat Riswan, SKM, M.Kes

Erwin. AB

Buku ini diterbitkan oleh :

Dinas Kesehatan Kab. Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan

Jl. DR. Sutomo No. 2 Bulukumba 92512 Telepon (0413) 81080

Fax (0413) 84646 SISTEM INFORMASI KESEHATAN E-mail :[email protected]

S I K

iii

KATA PENGANTAR

Data dan informasi merupakan salah satu komponen krusial dalam pembangunan kesehatan yang berperan pada tahap perencanaan sebelum pengambilan keputusan dilakukan. Sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang mengamanatkan bahwa setiap orang berhak atas informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Dengan demikian sudah menjadi tugas kita bersama selaku pemangku kepentingan di sektor kesehatan untuk menyediakan data dan informasi yang berkualitas.

Data tersebut disajikan melalui buku Profil Kesehatan yang juga merupakan salah satu bentuk perwujudan akuntabilitas dari Sub Bagian Program Dinas Kesehatan Bulukumba. Melalui “Profil Kesehatan Kab.Bulukumba 2014” ini, para pembaca dapat mengetahui secara ringkas gambaran derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di Kabupaten Bulukumba.

Penyusunan “Profil Kesehatan Kab.Bulukumba 2014” dirasakan cukup berat seperti pada penyusunan profil kesehatan tahun sebelumnya. Penggunaan format baru dan pemenuhan kelengkapan data baik dari segi cakupan wilayah maupun indikator merupakan masalah utama yang ditemui dalam rangka penyusunan profil yang tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan komitmen bersama antara pengelola data dalam mewujudkan penyediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

“Profil Kesehatan Kab.Bulukumba 2014” ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengisi kekosongan data dan informasi kesehatan serta dapat dijadikan sebagai salah satu sumber acuan dalam penentuan kebijakan bidang kesehatan. Semoga Profil Kesehatan di tahun berikutnya dapat menyajikan data yang lebih berkualitas dan dapat terbit lebih cepat.

Bulukumba, Mei 2015 TTD Kasubag Program

iv

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izinnya “Profil Kesehatan Kab.Bulukumba 2014” ini dapat tersusun. Penyusunan profil ini melalui serangkaian proses, dimulai dari pengumpulan data sampai pengolahan dan analisis data. Berkat usaha yang keras, Dinas Kesehatan Kab.Bulukumba berhasil menghimpun data dan diolah menjadi “Profil Kesehatan Kab.Bulukumba 2014”.

Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba 2014 sebagai media publikasi data dan informasi kesehatan terus melakukan perbaikan dan pembenahan sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang lebih berkualitas, valid, dan konsisten. Mengingat manfaatnya yang besar, diharapkan di masa yang akan datang arus laporan dari puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lain serta seluruh program yang ada dapat dikumpulkan secara lengkap dan tepat waktu sehingga profil kesehatan ini dapat terbit lebih awal.

Akhirnya, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusinya sehingga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Kab. Bulukumba Tahun 2014. Saya berharap profil ini dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi.

Bulukumba, Juni 2015

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba Dr.H. Abd. Gaffar, M.Epid Pangkat : Pembina Utama Muda NIP. 19580902 198603 1 012

v

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i TIM PENYUSUN ii KATA PENGANTAR iii SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KAB.BULUKUMBA iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II SITUASI UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 6 A. Keadaan Penduduk 7 B. Keadaan Ekonomi 10 C. Keadaan Pendidikan 13

D. Keadaan Kesehatan Lingkungan 17 E. Keadaan Perilaku Masyarakat 23

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 26 A. Mortalitas 26 B. Morbiditas 33

C. Status Gizi 50

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 54 A. Pelayanan Kesehatan Dasar 54 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 65

C. Perbaikan Gizi Masyarakat 66 D. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan 69

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 70 A. Sarana Kesehatan 70 B. Tenaga Kesehatan 72 C. Pembiayaan Kesehatan 74 BAB VI PENUTUP 779

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL Tabel II.1 II.2 II.3 II.4 III.1 III.2

Uraian

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kab.Bulukumba tahun 2010 – 2014 Perkembangan PDRB Kab.Bulukumba dan Sulsel Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 – 2014 Persentase pertumbuhan PDRB Kab.Bulukumba Tahun 2008-2014 Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kab.Bulukumba Tahun 2014 Pola 10 Penyakit Terbanyak untuk Semua Golongan Umur di Kab.Bulukumba tahun 2014 Status Gizi Balita di Kab.Bulukumba tahun 2008 – 2014

Halaman

6

8

9

12

26

42

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar II.1

II.2

II.3

II.4

II.5

II.6

II.7

III.1

III.2

III.3

III.4

IV.1

V.1

Uraian

Jumlah Penduduk di Kab.Bulukumba Tahun 2010 – 2014

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Grafik Persentase Pertumbuhan Ekonomi Kab.Bulukumba Tahun 2008 - 2014

Cakupan Air Bersih di Kab. Bulukumba Tahun 2008 - 2012

Cakupan Rumah Sehat di Kab. Bulukumba Tahun 2010 - 2014

Proporsi Posyandu menurut Strata di Kab. Bulukumba Tahun 2014

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bulukumba Tahun 2008 -2014

Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) di Sulsel Tahun 2005 - 2012

Hasil Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita Di Kab.Bulukumba Tahun 2008 – 2014

Persentase Bayi dengan BBLR di Kab.Bulukumba tahun 2008 – 2014

Jumlah PUS, Peserta KB Baru dan Aktif menurut Kecamatan di Kab.Bulukumba tahun 2014

Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya di Kab. Bulukumba Tahun 2014

Halaman

7

9

10

12

19

23

25

30

32

39

51

64

73

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun Tahun 2014

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus Pada TB Pada Anak, Dan Case Notification Rate (Cnr) Per 100.000 Penduduk

di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

ix

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/Rft) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas - Lanjutan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 24 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 25 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan yang Ditangani <24 Jam di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi Tt Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

x

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 35 Proporsi Peserta Kb Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Uci Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 42 Cakupan Imunisasi HB <7 Dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-HIB, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 45 Jumlah Anak 0 – 23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

xi

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat (BER-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 59 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 61 Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi di Kab.Bulukumba Tahun 2014

xii

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 77 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 80 Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan di Kab.Bulukumba Tahun 2014

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

۩۩۩

1 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba “Masyarakat Sehat Secara

Mandiri“ untuk dapat mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri ditempuh

melalui misi 1) Peningkatan Upaya Pemberdayaan Masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat, 2) Peningkatan Efektifitas Program Desa Siaga, 3) Menjamin

Pemenuhan dan Pemerataan Sumber daya Kesehatan. Upaya tersebut dilakukan

dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,

perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan

kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan

kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.

Proses pencapaian tujuan pembangunan kesehatan sesuai visi dan misi

tersebut didukung oleh adanya peningkatan pembangunan manusia dalam semua

bidang khususnya peningkatan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan

diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan

berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan

merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk

rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin.

Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan

publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan. Upaya pemerintah

untuk terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan, harus disertai upaya mendorong kemandirian

individu, keluarga dan masyarakat untuk sehat.

2 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan

agar manusia mempunyai kemampuan di berbagai bidang, khususnya dalam

bidang pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Pembangunan manusia sebagai

ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga

dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, berpengetahuan, dan memiliki

kehidupan yang layak. Masing-masing dimensi direpresentasikan oleh indikator.

Umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup;

pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf dan rata-rata lama

sekolah; serta kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan

daya beli. Semua indikator yang merepresentasikan ketiga dimensi pembangunan

manusia ini terangkum dalam suatu nilai tunggal, yaitu Indeks Pembangunan

Manusia (Human Development Index).

Sebagai upaya penyiapan informasi kesehatan, Profil Kesehatan Kabupaten

diterbitkan setiap tahunnya. Dalam setiap terbitan Profil Kesehatan Kabupaten

Bulukumba memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang

berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan keluarga. Data

dianalisis secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba 2014 ini adalah

Profil dalam rangka evaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan

tahun 2013 dengan mengacu kepada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)

serta Millenium Development Goal’s (MDG’s). Dalam penyusunan profil kesehatan

tahun 2013 ini, menyajikan bentuk data terpilah menurut jenis kelamin. Bentuk data

terpilah ini berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Data terpilah menurut jenis

kelamin atau yang sering disebut data gender sangat penting artinya dalam setiap

penyusunan perencanaan kebijakan/program/kegiatan pembangunan.

2. Dasar Penyusunan

Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba merupakan gambaran situasi

kesehatan yang diterbitkan setahun sekali. Penyusunannya berlandaskan pada

3 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

dikeluarkannya beberapa Peraturan Perundangan, serta Peraturan perundangan

Kesehatan antara lain :

a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Daerah.

c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional tahun 2005-2025

d. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 837/MENKES/VII/2007 Tentang

Pengembangan SIKNAS Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional

f. Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam Pembangunan Nasional

g. Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang

Berkeadilan

h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di Kabupaten/Kota.

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem

Informasi Kesehatan.

3. Sistematika Penyusunan

Penyajian Informasi yang terdapat di dalam Profil Kesehatan Kabupaten

Bulukumba Tahun 2014 disusun dalam bentuk narasi, tabel dan gambar dengan

sistematika sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil

Kesehatan Kabupaten Bulukumba 2014 dan sistematika dari penyajiannya.

4 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Bab 2 : Situasi Umum dan Perilaku Penduduk

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Bulukumba. Selain

uraian tentang letak geografis dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lain yang

bersama-sama dengan kesehatan menentukan nilai Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) atau Human Development Index (HDI). Diantaranya faktor-faktor

kependudukan, kondisi ekonomi, perkembangan pendidikan, dan lingkungan fisik

serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.

Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan pada tahun

2014 yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, umur harapan

hidup, dan status gizi masyarakat.

Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan

Dalam bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan

kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan

kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan

kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam

bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan

di Kabupaten Bulukumba.

Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan

tahun 2014. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang sarana

kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan

lainnya.

5 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Bab 6 : Penutup

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan

ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014. Selain

keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal

yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian bidang kesehatan Kabupaten

Bulukumba pada tahun 2014 yang disajikan dalam 81 tabel.

۩۩۩

6 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BAB II

SITUASI UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Kabupaten Bulukumba berada di 153 Km dari Makassar Ibukota Provinsi

Sulawesi Selatan terletak di bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan yaitu antara

0,5o20’’ sampai 0,5o40’’ lintang selatan dan antara 119o58’’ sampai 120o28’’ bujur

timur dengan batas administratif yakni sebelah utara dengan Kabupaten Sinjai,

sebelah timur dengan teluk Bone, sebelah selatan dengan laut Flores dan sebelah

Barat dengan Kabupaten Bantaeng. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67km²

atau 1,85% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, yang secara kewilayahan

Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi

pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut

lepas.

Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ujungbulu

(Ibukota Kabupaten), Gantarang, Kindang, Rilau Ale, Bulukumpa, Ujung Loe,

Bontobahari, Bontotiro, Kajang dan Herlang. 7 diantaranya termasuk daerah pesisir

sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu kecamatan:

Gantarang, Ujungbulu, Ujung Loe, Bontobahari, Bontotiro, Kajang dan Herlang. 3

Kecamatan sentra pengembangan pertanian dan perkebunan yaitu kecamatan:

Kindang, Rilau Ale dan Bulukumpa. Kabupaten Bulukumba juga mempunyai 2 (dua)

buah pulau yang terdapat pada wilayah Desa Bira Kecamatan Bontobahari yakni

Pulau Liukang Loe (berpenghuni) dan Pulau Kambing (tidak berpenghuni). Di

Kabupaten Bulukumba terdapat 136 Desa/Kelurahan.

Kabupaten Bulukumba berada pada ketinggian antara 0 – 1000 m di atas

permukaan laut (dpl) yang terdiri dari beberapa wilayah berbukit atau dataran

tinggi dengan kemiringan 0–40o. Wilayah dataran rendah berada pada sebagian

besar pesisir pantai yaitu sebagian wilayah Kecamatan Ujung Bulu, Gantarang,

Ujung Loe dan Bonto Bahari. Khusus Kota Bulukumba merupakan tanah datar

dengan ketinggian 0,5 – 2,5 m dari permukaan laut sehingga pada musim hujan

sangat mudah tergenang air, sehingga kualitas lingkungan di beberapa tempat

7 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

394,757

398,531400,990

404,900

407,775

385,000

390,000

395,000

400,000

405,000

410,000

2010 2011 2012 2013 2014

tersebut kurang baik bila ditinjau dari segi kesehatan maupun aspek sosial ekonomi

masyarakat. Letak geografis wilayah Kabupaten Bulukumba serta potensi penduduk

yang beragam di setiap kecamatan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah

dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya di bidang kesehatan.

Di Kabupaten Bulukumba terdapat 32 aliran sungai yang diharapkan mampu

mengaliri sawah seluas 23.365 Ha. Berdasarkan pencatatan klimatologi didapatkan

data curah hujan yang cukup tinggi yaitu rata-rata di atas 152 mm/bulan dengan

rata-rata hari hujan sebanyak 10 hari/bulan.

A. KEADAAN PENDUDUK

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten

Bulukumba sebesar 407.775 jiwa yang terdiri dari 192.684 jiwa laki-laki dan 215.091

jiwa perempuan yang tersebar di 10 Kecamatan. Jumlah penduduk terbesar yakni

73.545 jiwa mendiami Kecamatan Gantarang (Tabel 1). Berikut gambaran jumlah

penduduk Kabupaten Bulukumba dalam 5 (lima) tahun terakhir :

GAMBAR II.1 JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2010 S/D 2014

Sumber: BPS Kab.Bulukumba

8 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan

lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, hal ini tercermin dari

angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100 yaitu 90 yang berarti jika

terdapat 100 orang penduduk perempuan terdapat 90 orang penduduk laki-laki.

Data terinci pada lampiran tabel 2.

Laju pertumbuhan penduduk di Kab. Bulukumba pada tahun 2014 sebesar

0,97%, tidak mengalami peningkatan dari laju pertumbuhan penduduk pada tahun

2013. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk selama tahun 2010-2014 dapat dilihat

pada tabel II.1 berikut :

TABEL II.1

JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN BULUKUMBA, TAHUN 2010 – 2014

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk

1 2 3

2010 394.757 0,002%

2011 398.531 0,96%

2012 400.990 0,62%

2013 404.900 0,97%

2014 407.775 0,97%

Sumber: BPS Kab.Bulukumba

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan

tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga

mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah

penduduk produktif (umur 15 – 64 tahun) dengan umur tidak produktif (umur 0 – 14

tahun dan umur 65 tahun ke atas).

Perbandingan penduduk menurut klasifikasi anak-anak dan dewasa pada

tahun 2014, dimana jumlah penduduk Bulukumba sebesar 407.775 Jiwa yang terdiri

dari 264.840 Jiwa penduduk dewasa, 115.535 Jiwa penduduk anak-anak dan 27.400

Jiwa penduduk lanjut usia (>65 Tahun). Penduduk anak-anak dan lanjut usia

9 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

laki-laki

19310

19490

19663

17877

14564

14169

13886

14455

13380

11579

9563

7760

5943

11045

0 5000 10000 15000 20000 25000

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65+

perempuan

-18727

-19018

-19327

-17844

-16140

-16584

-16759

-16709

-15501

-13927

-11963

-9048

-7189

-16355

-30000 -20000 -10000 0

merupakan beban dalam masyarakat karena tidak produktif, saat ini mencapai

142.935 Jiwa dengan Dependency Ratio 53,97 % (tabel 2), hal ini memberi

gambaran terhadap besarnya beban tanggungan ekonomi suatu keluarga dalam

masyarakat.

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin yaitu 192.684 laki-laki dan

215.091 perempuan dengan rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk

perempuan sebesar 89,58 %.

Berikut ini gambar komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis

kelamin serta gambar jumlah penduduk per Kecamatan Kabupaten Bulukumba :

GAMBAR II.2

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN DI KAB. BULUKUMBA TAHUN 2014

Sumber : BPS Kab.Bulukumba

10 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

GAMBAR II. 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

DI KAB.BULUKUMBA TAHUN 2014

Sumber: BPS Kab.Bulukumba

B. KEADAAN EKONOMI

1. PDRB Kabupaten Bulukumba

Kondisi perekonomian suatu daerah sangat tergantung pada potensi dan sumber daya yang dimiliki serta kemampuan daerah yang bersangkutan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk meningkatkan perekonomian daerah ini.

Data tentang total PDRB Kabupaten Bulukumba belum diperoleh dari kantor BPS. Meskipun demikian tampak adanya hasil yang menggembirakan dari kebijaksanaan dan upaya pembangunan yang telah dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil diciptakan dari tahun ke tahun terus meningkat. Total PDRB Kabupaten Bulukumba Tahun 2013 mencapai nilai sebesar 5.830.511,53 (Juta Rupiah). Kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Sulawesi Selatan pada tahun yang sama sebesar 3,16 %. Berikut disajikan gambaran perkembangan PDRB Kabupaten Bulukumba dan Sulawesi Selatan dalam 5 (lima) tahun terakhir.

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000

Bt.Tiro

Herlang

Bt. Bahari

Kindang

Rilau Ale

U.Loe

Kajang

Bulukumpa

Ujung Bulu

Gantarang

22,237

24,452

24,848

30,720

39,174

40,834

48,188

51,861

51,916

73,545

11 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

TABEL II.2 PERKEMBANGAN PDRB KAB.BULUKUMBA & SUL-SEL

ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2008 – 2013

TAHUN PDRB SUL-SEL ( JUTA Rp )

PDRB BULUKUMBA

( JUTA Rp )

% PDRB BULUKUMBA THDP PDRB SUL-SEL

2008

2009

2010

2011

2012

2013

85.143.191,27

99.904.658,31

117.830.270,49

137.389.811,17

159.427.096,97

184.783.100,00

2.711.096,80

3.255.210,15

3.763.053,25

4.286.358,32

5.044.765,06

5.830.511,33

3,18

3,26

3,19

3,12

3,16

3,16

Rata – rata 3,18

Sumber : BPS Kab.Bulukumba

Kontribusi PDRB Kab.Bulukumba selama periode Tahun 2008 – 2013 relatif sama yaitu rata-rata sekitar 3,18% pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan perekonomian Kabupaten Bulukumba selama periode tersebut konsisten dengan perkembangan perekonomian Sul-Sel.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Di mana nilai PDRB yang dibandingkan itu adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan. Penggunaan nilai atas dasar harga konstan ini karena telah dikeluarkannya pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi.

Di bawah ini disajikan pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba Tahun 2008 s/d 2013 dalam dua versi yaitu berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Pertumbuhan PDRB menurut harga konstan dapat dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi secara riil.

12 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

0123456789

2008 2009 2010 2011 2012 2013

8.06

6.476.27 6.38

6,278.01

TABEL II.3

PERSENTASE PERTUMBUHAN PDRB KAB.BULUKUMBA TAHUN 2008 – 2013

TAHUN HARGA BERLAKU (%)

HARGA KONSTAN 2000 (%)

2008 2009 2010 2011 2012 2013

23,16 20,07 15,60 12,21 17,69 15,58

8,06 6,47 6,27 6,38 8,97 8,01

Rata-rata 17,75 7,23

Sumber : BPS Kab.Bulukumba

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bulukumba tahun 2013 sebesar 8,01%. Hal ini nampak mengalami pertumbuhan yang lamban dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8,97%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bulukumba dikategorikan tumbuh positif.

GAMBAR II.4

GRAFIK PERSENTASE PERTUMBUHAN EKONOMI KAB.BULUKUMBA TAHUN 2008 - 2013

Sumber : BPS Kab.Bulukumba

13 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

3. PDRB Perkapita

Untuk mengetahui tingkat kemakmuran Kabupaten Bulukumba, salah satu indikator yang dapat dipakai adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita.

Dari Statistik Daerah Kabupaten Bulukumba 2014 tercatat PDRB per kapita penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 mencapai Rp. 14.399.880,- Sementara PDRB per kapita penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun sebelumnya sebesar Rp. 12.580.775,- Sedangkan data PDRB tahun 2014, hingga buku profil ini diterbitkan belum diperoleh data.

C. KEADAAN PENDIDIKAN

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Uraian tentang keadaan pendidikan berikut ini diambil dari buku Statistik Daerah Kabupaten Bulukumba 2012 dan buku Bulukumba dalam Angka 2011 terbitan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba.

1. Kemampuan Baca Tulis

Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf dan angka buta huruf. Kemampuan baca tulis tercermin dari penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya. Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan, penduduk yang tidak dapat membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan.

Secara nasional persentase penduduk yang buta huruf pada tahun 2013 sebesar 5,86% lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 6,75%. Apabila dibandingkan antar perdesaan dan perkotaan, angka buta huruf lebih tinggi di kawasan perdesaan. Hal ini dimungkinkan karena kesempatan

14 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

belajar yang didukung dengan banyaknya fasilitas belajar mengajar lebih banyak di kawasan perkotaan.

Indikator pendidikan lainnya adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Penggunaan AMH adalah untuk (1) mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD, (2) menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media, (3) menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga AMH dapat mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Semakin besar angka melek huruf diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan sehingga tingkat kesejahteraan dapat semakin meningkat.

Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf secara nasional sebesar 94,14% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2012 yang sebesar 93,25%. Di Sulawesi selatan tercatat persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 88,87% tahun 2012 dan 88,07% pada tahun 2011.

Diperoleh data dari Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulukumba, dimana Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf tahun 2014 sebesar 88,20%.

2. Partisipasi Pendidikan

Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang masih bersekolah di semua jenjang pendidikan. APS dari BPS secara umum dikategorikan menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SMP/MTs, dan 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMA/SMK. Semakin tinggi APS berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah. Berdasarkan angka ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah nilai APS.

15 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Di Kabupaten Bulukumba pada Tahun 2014 jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah sebanyak 52.359 orang, Data ini diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulukumba.

3. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Pendidikan yang ditamatkan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal. Di Kabupaten Bulukumba, pada Tahun 2014 persentase penduduk yang hanya tamat SD yaitu sekitar 36,18 % untuk penduduk laki-laki dan 34,26 % untuk perempuan . Tabel berikut akan menggambarkan lebih jelas tentang penduduk Kab.Bulukumba usia 10 Tahun ke atas yang ditamatkan menurut jenis kelamin Tahun 2014.

TABEL II. 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN &

JENJANG PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DI KAB.BULUKUMBA TAHUN 2014

Pendidikan Laki-laki Perempuan

Jml % Jml %

Belum/Tdk Tamat SD

SD

SLTP

SMU/SMK

DIPLOMA II

DIPLOMA III

DIPLOMA IV/S1

UNIVERSITAS

25.690

69.566

29.214

39.881

924

1.543

8.054

615

13,36

36,18

15,20

20,74

0,48

0,80

4,19

0,32

26.669

69.681

28.545

34.085

1.518

2.562

9.976

331

13,11

34,26

14,04

16,76

0,75

1,26

4,91

0,16

Jumlah 175.487 100,00 173.467 100,00

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Bulukumba

16 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup merepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan di bidang pendidikan. Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih layak.

Berdasarkan standar internasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dikategorikan sebagai berikut : kategori sangat tinggi, jika IPM > 0,9000; kategori tinggi, jika IPM > 0,800 – 0,899; kategori sedang, jika IPM 0,500-0,799; dan kategori rendah jika IPM< 0,500.

IPM merupakan salah satu ukuran yang dipandang dapat mempresentasikan kualitas manusia. Nilai IPM Indonesia tahun 2012 dan tahun 2013 masing-masing sebesar 73,20 dan 73,81. IPM Provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing 73,28 dan 73,20.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba meningkat dari tahun ke tahun. Angka IPM Bulukumba pada tahun 2010 – 2013 masing-masing sebesar 71,19%; 71,77%; 72,33%, dan 73,21. Terjadi peningkatan 0,56% pada tahun 2012 dan tahun 2013.

5. Indeks Pembangunan Kesehatan Manusia (IPKM)

IPKM dikembangkan berdasarkan beberapa aspek seperti indikator pembangunan kesehatan dan prioritas program kesehatan. IPKM 2013 dienggunakan dua model. Model pertama berdasarkan rumus IPKM 2007, dengan tujuan mendapatkan perbandingan skor maupun peringkat. Model kedua disusun berdasarkan pengembangan model yang bertujuan menyempurnakan IPKM 2007. Pengembangan model mengubah kuantitas dan kualitas indikator, pemberian bobot pada indikator.

Penentuan indikator dalam IPKM 2013 berdasarkan kerangka konsep determinan sosial kesehatan yang meliputi kesehatan perorangan, keluarga,

17 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan. Beberapa aspek yang menjdai pertimbangan dalam penentuan indikator sebagai berikut :

1. Prioritas program kesehatan nasional yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah dan panjang.

2. Komitmen untuk pembangunan kesehatan secara global atau seiring dengan target Millenium Development Goals (MDGs) dan Post MDGs.

3. Besaran masalah kesehatan yang menjadi masalah kesehatan utama secara nasional.

4. Pertimbangan secara referensi dan rekomendasi pelaksana program kesehatan. 5. Pertimbangan secara statistik mencakup aspek variasi data dan jumlah sampel

untuk keterwakilan kabupaten/kota.

IPKM Kabupaten Bulukumba pada tahun 2007 dan tahun 2013 masing-masing 0,4518 dan 0,6248 . Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan peringkat.

D. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.

Upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air minum sebagai pengawasan internal. Selain itu diatur pula mengenai adanya upaya penyampaian informasi tentang data kualitas air minum oleh penyelenggara air minum ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta upaya penyampaian kondisi kualitas air oleh pemerintah daerah di wilayahnya.

Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum, sementara itu persediaan air tanah yang selama ini menjadi sumber utama air minum telah mengalami pencemaran, rumah tangga kini mulai beralih kepada produk air minum dalam kemasan/isi ulang. Produk ini merupakan salah satu solusi untuk konsumsi air minum karena produk dapat langsung diminum karena telah melalui proses produksi. Sementara menurut definisi MDGs air minum kemasan dan isi ulang tidak termasuk dalam sumber air minum layak. Hal ini

18 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti : akses terhadap air minum yang layak, akses sanitasi yang layak, desa STBM , tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat serta ketersediaan obat menurut jenis obat.

6. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum yang Aman

Komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan dimaksud, diantaranya adalah 1) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna; 2) Parameter Mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum yang di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel; 3) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5; 3) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air); 4) Dan parameter tambahan lainnya.

Salah satu parameter air minum adalah parameter fisik. Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Selain itu, air minum tidak menimbulkan endapan. Jika air yang kita konsumsi menyimpang dari hal ini, maka sangat mungkin air telah tercemar. Secara nasional, berdasarkan hasil Riskesdas 2013, kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa tidak berbusa dan tidak berbau) sebesar 94,1%.

Pada profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012 tergambarkan persentase keluarga yang menggunakan sarana air bersih kemasan mencapai 74,92% yaitu sumber air kemasan sebesar 0,64%, Ledeng 27,71%, SPT 2,11 %, SGL

19 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

69.6 69.3

76.9

77.2 81.63

626466687072747678808284

2008 2009 2010 2011 2012

pers

en c

akup

an

Tahun

31,67%, mata air 8,07%, PAH 1,34% dan lainnya 11,74% dan persentase keluarga yang menggunakan sumber air minum yaitu dari air kemasan 0,13%, air isi ulang 3,04%, ledeng meteran 9,30%, ledeng eceran 0,88%, pompa 2,34%, sumur terlindung 16,35%, mata air terlindung 7,26%, air hujan 1,29%, sumur tak terlindung 2,24%, mata air tak terlindung 0,39%, air sungai 0,28%, lain-lain 6,2% dan sumber air minum terlindung 39,30%.

Jumlah penyelenggaraan air minum di tingkat provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2013 sebanyak 27.824 sedangkan sampel yang diperiksa 6.922 (24,88%), yang memenuhi syarat (fisik, bakteriologi dan kimia) sebanyak 6.178 (89,25%).

Persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang layak di Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebesar 84,02% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya 83,32% pada tahun 2013. Rincian selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 59 dan tabel 60.

GAMBAR II. 5 CAKUPAN AIR BERSIH DI KAB.BULUKUMBA

TAHUN 2008– 2012

Sumber: Bidang P2PL Dinkes Kab.Bulukumba

Sumber air minum yang digunakan oleh penduduk dikategorikan dalam dua kelompok besar, yaitu jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. Sumber air yang bukan jaringan perpipaan terdiri dari sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindung dan penampungan air hujan.

20 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

7. Sarana dan Akses terhadap Sanitasi Dasar

Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit. Sesuai dengan konsep dan defnisi MDGs, disebut akses sanitasi layak apabila penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL). Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air

atau sumur c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar

diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

Hasil Riskesdas 2013 tentang penggunaan fasilitas buang air besar, secara nasional, proporsi rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri sebesar 76,2%, milik bersama 6,7%, umum 4,2% dan buang air besar secara sembarangan sebesar 12,9%. Hasil dari riset tersebut juga menunjukkan bahwa pembuangan akhir tinja rumah tangga di Sulawesi Selatan sebagian besar menggunakan septik (64,2%).

Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten

Bulukumba melaporkan bahwa jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) sebesar 344.754 jiwa (84,5%) mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 83,99%, jenis sarana jamban yang digunakan adalah jamban komunal, leher angsa, pelengsengan dan cemplung. Rincian persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban dapat dilihat pada tabel 61.

21 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

8. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk

merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

Indikator output STBM adalah sebagai berikut : a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar

sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).

b. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.

d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar. e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

Untuk mencapai outcome tersebut, STBM memiliki 6 (enam) strategi nasional yang pada bulan September 2008 telah dikukuhkan melalui Kepmenkes No.852/Menkes/SK/IX/2008. Dengan demikian, strategi ini menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan instansi yang terkait dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi terkait dengan sanitasi total berbasis masyarakat. Pada tahun 2014, naungan hukum pelaksanaan STBM diperkuat dengan dikeluarkannya PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah desa yang sudah stop BABS minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja STBM atau natural leader, dan telah mempunyai rencana kerja STBM atau rencana tindak lanjut. STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs. Dalam pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu:

a. Stop buang air besar sembarangan, b. Cuci tangan pakai sabun,

22 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

c. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, d. Pengelolaan sampah dengan benar, dan e. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.

Di tingkat nasional jumlah desa STBM mengalami peningkatan dari 6.235 jumlah desa pada tahun 2011 kemudian menjadi 11.165 desa. Pada tahun 2013 dari target desa yang melaksanakan STBM sebanyak 16.000 desa telah tercapai sebanyak 16.228 desa.

Di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 dari 136 desa/kel terdapat 99 desa/kel yang melaksanakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau sebesar 72,8% dan 16 desa/kel Stop BABS (11,8%) lihat tabel 62.

9. Rumah Sehat Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi

kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap

beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: Sirkulasi udara yang baik,

penerangan yang cukup, air bersih terpenuhi, pembuangan air limbah diatur

dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran, serta bagian-bagian ruang

seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti

bau, rembesan air kotor maupun udara kotor. Di Kabupaten Bulukumba, berdasarkan laporan Bidang Pemberdayaan

Masyarakat dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kab. Bulukumba pada tahun 2014 dilaporkan jumlah rumah sehat yang ada adalah 51.534 rumah (53,83 %), masih dibutuhkan upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan capaian rumah sehat (lampiran tabel 58).

Cakupan rumah sehat di Kabupaten Bulukumba dalam periode tahun 2010 – 2014 sebagai berikut :

23 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

GAMBAR II.6 CAKUPAN RUMAH SEHAT DI KAB.BULUKUMBA

TAHUN 2010 S/D 2014

Sumber: Bidang P2PL Dinkes Kab.Bulukumba

10. Tempat - Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Sehat

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pemberdayaan Sumber Daya

Kesehatan Dinkes Kab. Bulukumba tahun 2014, bahwa persentase rata-rata tempat-tempat umum yang sehat telah mencapai 65,98%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya 61,9% pada tahun 2013 dan 50,77% pada tahun 2012 (Lampiran tabel 63).

Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 363 (58,65%), telah dilakukan uji petik terhadap semua TPM yang memenuhi syarat tersebut (100%). Terhadap 270 TPM yang tidak memenuhi syarat, yang dilakukan pembinaan sebanyak 149 TPM (83,33%). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 64 dan tabel 65.

11. Ketersediaan Obat Berdasarkan data yang diperoleh dari UPTD Instalasi Farmasi dan Bidang

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kab.Bulukumba tahun 2014, presentase ketersediaan obat dianggap cukup dan memenuhi kebutuhan (Tabel 66).

E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Komponen perilaku dan lingkungan sehat merupakan garapan utama promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk memampukan atau

55.3260.1

65.5

47.7153.83

0

10

20

30

40

50

60

70

2010 2011 2012 2013 2014

24 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

memberdayakan masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (WHO). Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena menyangkut aspek perilaku yang erat kaitannya dengan sikap, kebiasaan, kemampuan, potensi dan faktor budaya pada umumnya.

Keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan

digambarkan melalui indikator-indikator persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, persentase posyandu purnama dan mandiri.

1. Rumah Tangga ber-PHBS

Perilaku yang menunjang kesehatan adalah adanya rumah tangga yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Di Kabupaten Bulukumba berdasarkan hasil pengumpulan data oleh Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014 diperoleh data rumah tangga yang ber-PHBS sebesar 51.046 rumah tangga (57,7%) dari 88.442 rumah tangga yang dipantau pada 10 kecamatan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang dari tahun 2013 (56,8%) dan tahun 2012 (52,2%) namun masih perlu upaya-upaya yang lebih optimal untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber-PHBS. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 57.

2. Posyandu Purnama dan Mandiri

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk peran serta masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu.

Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare) dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat.

Pencapaian posyandu purnama dan mandiri (posyandu aktif) di Sulawesi Selatan tahun 2013 sebesar 45,43% yang tinggi capaiannya yaitu Kota Makassar, Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Enrekang. Sedangkan pencapaian posyandu purnama dan mandiri terendah yaitu Kab. Selayar, Bulukumba, Takalar, Gowa, Maros, Luwu, Tator, Luwu Utara, Toraja Utara.

25 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Di Kabupaten Bulukumba, jumlah posyandu yang tercatat untuk tahun 2014 sebanyak 544 posyandu, jumlah posyandu purnama dan mandiri (posyandu aktif) sebanyak 154 posyandu (28,31%) dengan rasio posyandu/desa sebesar 1,43. Hal ini perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan kualitas posyandu menuju posyandu mandiri. Peran serta dari seluruh komponen lintas sektor serta partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan sebagai modal utama dalam peningkatan peran serta masyarakat yang lebih optimal. Berikut gambar proporsi Posyandu menurut strata :

GAMBAR II.7 PROPORSI POSYANDU MENURUT STRATA

DI KAB. BULUKUMBA TAHUN 2014

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberayaan Masyarakat Dinkes Kab.Bulukumba

Demikian uraian situasi umum dan perilaku penduduk di Kabupaten

Bulukumba sampai pada tahun 2014.

24.82

46.88

27.76

0.55

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

26 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas angka kematian neonatal, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Indeks Pembangunan Manusia termasuk angka harapan hidup, Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit balita dan dewasa.

Gambaran tentang derajat kesehatan berisi uraian tentang indikator -indikator kualitas hidup, mortalitas, morbiditas dan status gizi, yaitu :

1. Kualitas hidup antara lain dilihat dari indikator Angka Harapan Hidup Waktu Lahir.

2. Mortalitas dilihat dari indikator-indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 anak balita, dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup.

3. Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, Persentase Kesembuhan TB Paru, Persentase Penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko dan Angka "Acute Flacid Paralysis" (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak.

4. Status Gizi dilihat dari indikator-indikator persentase balita dengan gizi buruk dan persentase kecamatan bebas rawan gizi.

Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

A. MORTALITAS

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Mortalitas

27 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

yang disajikan pada bab ini yaitu angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita dan angka kematian ibu.

Peristiwa kematian dewasa ini umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.

Salah satu upaya pengembangan puskesmas yang penting adalah Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Upaya kesehatan ini dilakukan untuk mendekatkan akses masyarakat kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Akses masyarakat yang semakin mudah terhadap pelayanan kegawatdaruratan diharapkan dapat berkontribusi kepada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Badan kesehatan dunia (WHO) menargetkan agar minimal terdapat 4 Puskesmas PONED di tiap kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2014 terdapat 4 Puskesmas PONED di Kabupaten Bulukumba yaitu Puskesmas Gattareng, Puskesmas Tanete, Puskesmas Ujung Loe, Puskesmas Bontotiro.

Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut:

1. Angka Kematian Neonatal (AKN)

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan SDKI 2007 dan 2012 diestimasikan sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (59,4%), sedangkan jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian neonatal menyumbangkan 47,5%.

Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi. Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar

28 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.

Di Sulawesi Selatan tahun 2013 Angka Kematian Neonatal menunjukkan sebesar 531 kasus yaitu 3,62 per 1.000 kelahiran hidup. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes melaporkan angka kematian neonatal di Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 sebesar 8,4 per 1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 56 kasus angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 33 kasus pada tahun 2013. Data selengkapnya dapat dilihat pada table 5.

2. Angka Kematian Bayi (AKB) Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan

sebagai banyaknya bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2002. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi.

Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015. Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai indikator kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, inisiasi menyusu dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian vitamin A, penimbangan balita di Posyandu, imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada siswa SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan pada kasus kekerasan anak, dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan anak jalanan di panti.

29 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Kecenderungan penurunan AKB dapat dipengaruhi oleh pemeratan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berperan melalui perbaikan gizi yang pada gilirannya mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Angka Kematian Bayi di tingkat Propinsi, Sulawesi Selatan masih tergolong tinggi. Pada Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tercatat jumlah kematian bayi pada tahun 2012 sebesar 861 bayi atau 5,93 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 tercatat jumlah kematian bayi turun menjadi 558 kasus atau 3,80 per 1.000 kelahiran hidup.

Di Kabupaten Bulukumba angka kematian bayi tahun 2014 tercatat 7 kasusu kematian bayi atau 1,0 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kasus dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 tercatat 9 kasus kematian bayi atau 1,3 per 1.000 kelahiran hidup, 2012 yang dilaporkan sebanyak 18 kasus kematian bayi (lihat tabel 5). Jika sesuai defenisi operasional, dimana kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) maka AKB Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 sebesar 9,4% atau 63 kasus. Kasus kematian neonatal menyumbang sebanyak 56 kasus.

Faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB diantaranya dukungan peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat antara lain peningkatan cakupan imunisasi dasar sehubungan penyebab kematian bayi pada periode 1990an antara lain diphteri dan campak. Dalam profil kesehatan Indonesia dijelaskan bahwa beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan. Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah disebabkan karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Penurunan AKB juga dipengaruhi oleh akses seluruh bayi terhadap intervensi kunci seperti ASI eksklusif atau imunisasi dasar. Cakupan ASI eksklusif Kab. Bulukumba tahun 2014 sebesar 60%,

30 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

GAMBAR III. 1 ANGKA KEMATIAN BAYI DI KAB. BULUKUMBA

TAHUN 2010 – 2014

Sumber: Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

3. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (1-4 tahun) adalah jumlah anak yang meninggal

sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran anak. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan, indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk.

Adapun nilai normatif AKABA yakni lebih besar dari 140 tergolong sangat tinggi, antara 71-140 sedang dan kurang dari 71 rendah. Milinium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140 sedang dengan nilai 20-70 dan rendah dengan nilai < 20.

Angka Kematian Balita di Indonesia (menurut hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2012) sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup. Dari hasil pengumpulan data Profil kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2011, jumlah AKB dilaporkan sebanyak 977 Balita atau 6,64% per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk tahun 2012 jumlah kematian balita yang dilaporkan sebanyak 991 atau 6,83 per 1.000 kelahiran hidup.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan untuk tahun 2013 jumlah kematian balita sebanyak 691 atau 4,71 per 1.000 kelahiran hidup yang

1.35

1.7

2.7

1.31

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

2010 2011 2012 2013 2014

31 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

tertinggi di kota Makassar sebanyak 236 kasus dan terendah di Kabupaten Takalar karena tidak ditemukan kasus kematian balita.

Berdasarkan Pencatatan dari Unit Pelayanan Kesehatan yang ada di Wilayah Bulukumba, kasus kematian Anak Balita (1-4 Tahun) pada tahun 2014 sebanyak 10 kasus atau 1,5 per 1.000 kelahiran hidup.

4. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR).

Pada tahun 2013 jumlah kematian ibu yang dilaporkan menjadi115 orang atau 78,38 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri dari kematian ibu hamil 18 orang (15,65%), kematian ibu bersalin 59 orang (51,30%), kematian ibu nifas 38 orang (33,04%). Adapun kematian ibu menurut umur yaitu <20 tahun sbanyak 6 orang, umur 20-34 tahun sebanyak 77 orang, dan ≥35 tahun sbanyak 32 orang.

Jumlah kematian ibu yang dilaporkan Seksi Kesehatan Keluarga/KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebanyak 9 orang, mengalami peningkatan pada tahun 2014 mnjadi 11 kasus terdiri dari kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas (Lihat Lampiran Tabel 6).

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Life Expactancy of Birth)

Angka harapan hidup (AHH) adalah Jumlah rata-rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas dasar angka kematian pada masa tersebut yang cenderung tidak berubah di masa mendatang dapat digunakan untuk menilai status derajat

32 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

kesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Umur Harapan Hidup (UHH) dihitung dari jumlah kelahiran sampai pada kelompok umur tertentu dalam tahun tertentu dibagi jumlah kelahiran sampai pada kelompok umur tersebut pada 31 pertengahan tahun. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Umur Harapan Hidup (UHH) bermanfaat untuk mengetahui berapa lama orang dapat hidup sejak dari usia tertentu. Jika umur harapan hidup tinggi, itu menunjukkan tingkat taraf hidup suatu negara juga tinggi, begitupun sebaliknya.

Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup pada waktu lahir. Meningkatnya Umur Harapan Hidup waktu lahir ini secara tidak langsung juga memberikan gambaran kepada kita tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) penduduk Indonesia secara Nasional pada tahun 2012 adalah 69,65 tahun Sementara itu rata-rata Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR III.2 UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)

DI SULSEL TAHUN 2010 – 2014

Sumber : BPS dan Profil Kesehatan Prov.Sul Sel

70.28

70

70.2

70.4

70.6

69.6

69.8

70

70.2

70.4

70.6

70.8

2010 2010 2011 2012 2013

33 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Menurut BPS pusat secara nasional AHH tahun 2011 sebesar 69,65 dan khusus Sulawesi Selatan AHH 70,20 lebih tinggi di banding dengan angka nasional dan berada di peringkat 9 dari 33 provinsi di seluruh Indonesia, Angka Harapan Hidup (AHH) untuk tahun 2012 dan 2013 menurut BPS Sulawesi Selatan dalam angka masing-masing 70.45 dan 70,6.

B. MORBIDITAS

Morbiditas diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat melalui hasil pelaporan dan pencatatan sarana pelayanan kesehatan (facility based data). Gambaran 10 (sepuluh) penyakit terbanyak untuk semua golongan umur di Kab.Bulukumba Tahun 2014 dapat disajikan pada tabel berikut :

.

TABEL III. 1 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK UNTUK SEMUA GOL UMUR

DI KAB.BULUKUMBA TAHUN 2014

Sumber : SP2TP Dinas Kesehatan Kab.Bulukumba, 2014

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10.

Gastritis Hipertensi esensial (primer) Dermatitis dan eksim Demam yang tidak diketahui sebabnya Infeksi akut lain saluran nafas atas Artritis lainnya Gangguan jaringan lunak lainnya Batuk Sakit Kepala Diare dan Gastroentritis

37.313 33.292 29.096 27.704 24.656 23.368 21.354 15.072 14.814 10.459

15,74 14,0 12,3

11,68 10,40 9,85 9,01 6,36 6,25 4,41

JUMLAH 237.128 100

34 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

1. PENYAKIT MENULAR

Penyakit Menular adalah Penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang penjamu, melalui vektor atau melalui lingkungan. Dewasa ini tingkat angka kematian baik di Indonesia maupun di dunia secara global relatif meningkat pertahunnya, hal ini baik disebabkan kecelakaan, proses penuaan yang menyebabkan kelemahan fungsi organ tubuh ataupun karena menderita berbagai macam penyakit.

Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteri, atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma benturan) atau bahan kimia seperti keracunan, yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara (TBC, Infulenza dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (hepatitis, typhoid/tipes dll), jarum suntik dan transfusi darah (HIV Aids, hepatitis, dll).

a. Malaria Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena

mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan malaria. Selain itu malaria umumnya merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang. Oleh karena itu, malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam Global Millenium Development Goals.

Malaria disebabkan oleh hewan yang bersel satu (protozoa) Plasmodium yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.

35 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2005–2013 cenderung menurun yaitu dari 4,1 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2005 menjadi 1,38 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2013. Sementara target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan malaria (API/annual parasite incidence) tahun 2013 <1,25 per 1.000 penduduk berisiko. Dengan demikian cakupan API 2013 tidak mencapai target Renstra 2013.

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 jumlah penderita malaria melalui pemeriksaan sediaan darah yaitu 42.371 kasus, ditemukan positif malaria yaitu 1.749 kasus (4,13%). Dari angka jumlah tersebut tercatat tidak ada panderita malaria yang meninggal.

Sementara itu, data dari Global Found Komponen Malaria Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 tercatat sebanyak 4.865 penderita Malaria ditemukan melalui pemeriksaan sediaan darah dengan 23 orang dinyatakan positif terdiri dari 20 laki-laki dan 3 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 22.

Untuk menekan angka kesakitan Malaria telah dilakukan upaya-upaya pengendalian vektor di daerah endemis, pencegahan penyakit dengan memakai kelambu berinsektisida, sosialisasi obat Malaria ACT, penemuan dan pengobatan penderita (active dan passive), pengamatan vektor penyakit serta upaya integrasi dengan program lain seperti KIA dan Imunisasi.

b. TB Paru

Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar malalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. TB merupakan salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kementerian Kesehatan menetapkan target CDR minimal pada tahun 2009 sebesar 70%.

Tahun 2012, Indonesia telah mencapai angka penemuan kasus 84,42 % dengan dengan angka keberhasilan pengobatan sebesar 90,2%. Di Sulsel, tahun 2012 angka penemuan penderita TB Paru BTA positif CDR sebesar 55,35%. sedangkan angka kesuksesan (Success Rate) sebesar 88,83% .

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kabupaten Bulukumba mencatat jumlah kasus baru TB Paru Positif pada tahun 2014 sebanyak 435 kasus

36 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

(CNR= 106,68 per 100.000 penduduk), angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 278 kasus baru. Untuk mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan Pengobatan (SR=Success Rate) yang mengindikasikan persentase pasien TB Paru BTA Positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien TB Paru BTA Positif yang tercatat. Succes Rate Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 mencapai 64,47% , Gambaran kasus TB dan keberhasilan pengobatannya dapat dilihat dalam Tabel 7, Tabel 8 dan Tabel 9.

c. HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS)

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel 39 darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan, tubuh dapat diserang berbagai macam penyakit yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), Sero Survey, dan Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP).

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika seseorang terkena Virus HIV, tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini belum ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.

37 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku beresiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu.

Menurut perkiraan UNAIDS di dunia ini setiap hari terdapat lebih dari 5.000 orang pengidap baru HIV dan AIDS yang berusia antara 15-24 tahun, hampir 1.800 orang yang hidup dengan HIV positif di bawah usia 15 tahun tertular dari ibunya, serta sekitar 1.400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal akibat mengalami fase AIDS.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa sejak pertama

kali kasus HIV ditemukan, yaitu pada tahun 1987 sampai dengan Maret 2012, terdapat 30.430 kasus AIDS dan 82.870 terinfeksi HIV di 33 propinsi di Indonesia. Jumlah kasus HIV positif dan AIDS Setelah tiga tahun berturut-turut (2010-2012) cukup stabil, perkembangan jumlah kasus baru HIV positif pada tahun 2013 kembali mengalami peningkatan secara signifikan, dengan kenaikan mencapai 35% dibanding tahun 2012. Secara nasional tercatat sebanyak 52.348 kasus AIDS pada tahun 2013.

Bidang P2PL dan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah mencatat jumlah penderita HIV pada tahun 2014 sebanyak 1 orang, dan 4 orang penderita AIDS, dimana tercatat 1 kasus kematian akibat HIV/AIDS. Data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 11.

Dari data RSUD H.A.Sultan Dg. Radja Kabupaten Bulukumba, pada tahun 2014 tercatat sebanyak 1.470 orang yang mendonor darah, ditemukan 1 orang dari pendonor yang dinyatakan mengidap positif HIV (Tabel 12).

Bila dilihat dari kelompok sasaran yang resti maka Bulukumba termasuk

daerah yang berisiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata, terdapat pula beberapa kelompok waria dan banyak pelaut antar pulau, sehingga tidak tertutup kemungkinan kasus tersebut sudah ada, namun masih terselubung dalam masyarakat. Selain itu, adanya daerah wisata memberi peluang terjadinya penyalahgunaan perilaku seks yang merupakan salah satu sumber penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.

Dalam rangka upaya penanggulangan penularan HIV/AIDS, Komisi Penanggulangan AIDS Kab. Bulukumba melakukan beberapa kegiatan, diantaranya : Penjangkauan Kelompok Berisiko (Waria, Wanita Penjaja Seks, dan Pengguna Jarum

38 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Suntik); Pendidikan Kelompok Dukungan Sebaya (siswa ditingkat SMU), serta Promosi dan Kampanye Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS.

Penyakit menular lain yang ditemukan di masyarakat adalah penyakit sifilis. Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS). Penyebaran infeksi ini paling umum adalah melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya misalnya melalui darah. Pada umumnya kontak langsung terjadi melalui hubungan seksual. Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks vagina, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada penyuka seni merajah tubuh misalnya tato dan menindik telinga. Di Kabupaten Bulukumba, pada tahun 2014 tercatat 4 kasus penderita sifilis. Penderita sifilis tersebut berjenis kelamin laki-laki yang umurnya berkisar antara 20-49 tahun (Tabel 11)

d. Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita.

Menurut hasil Riskesdas 2013, period prevalence pneumonia berdasarkan diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara sebesar 0,2%. Sedangkan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 1,8%. Dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007 yang sebesar 2,13%, period prevalence pneumonia berdasarkan diagnosis/gejala pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 1,8%.Pada balita, period prevalence berdasarkan diagnosis sebesar 2,4 per 1.000 balita dan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 18,5 per 1.000 balita.

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 melaporkan bahwa sampai dengan tahun 2013, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 23%-27%. Selama beberapa tahun terakhir cakupan penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target tahun 2013 yang sebesar 80%. Angka kematian akibat pneumonia

39 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

pada balita sebesar 1,19%. Pada kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar 2,89% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar 0,20%.

Menurut data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013, tercatat bahwa jumlah perkiraan balita penderita pneumonia sebesar 83.290 orang dan jumlah balita penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani sebanyak 7.686 orang (9,23%).

Di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 jumlah perkiraan balita penderita pneumonia 3.672 orang. Dari jumlah tersebut ditemukan dan diobati sebanyak 461 (12,56%). Jumlah kasus pneumoni pada anak balita tahun 2014 mengalami penurunan terus menerus dari tahun sebelumnya, pada tahun 2013 sebesar 21,4% dan 2012 sebesar 822 kasus atau 19,2% (lampiran tabel 10).

Berikut ini tabel hasil penemuan penderita Pneumonia di Kab. Bulukumba dalam lima tahun terakhir :

GAMBAR III. 3 HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

DI KAB. BULUKUMBA TAHUN 2010 – 2014

Sumber: SP2TP, Bidang P2P Dinkes Kab.Bulukumba

849

786822

787

461

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

40 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

e. Kusta

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta yang progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.

Diagnosa Kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi antara lain: kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa, penebalan saraf tepi yang dosertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot, adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif).

Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat.

Secara Nasional, Selama periode 2008-2013, angka penemuan kasus baru kusta pada tahun 2013 merupakan yang terendah yaitu sebesar 6,79 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka prevalensi kusta berkisar antara 0,79 hingga 0,96 per 10.000 (7,9 hingga 9,6 per 100.000 penduduk) dan telah mencapai target < 1 per 10.000 penduduk (< 10 per 100.000 penduduk). Pada tahun 2013 dilaporkan 16.856 kasus baru kusta, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 18.994 kasus. Sebesar 83,4% kasus di antaranya merupakan tipe Multi Basiler. Sedangkan menurut jenis kelamin, 35,7% penderita berjenis kelamin perempuan.

Profil kesehatan propinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 mencatat bahwa situasi penderita Kusta hampir sama dengan pola Nasional, dimana jumlah penderita dan prevalensi rate per 10.000 penduduk mengalami penurunan yang tidak signifikan dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2013 tercatat kasus kusta sebanyak 1.172 kasus, terdiri dari 137 kasus PB dan 1.035 kasus MB. Penderita baru kusta sebesar 769 laki-laki (18,96%) dan 403 perempuan (14,11%).

Di Kabupaten Bulukumba, pada tahun 2014 Bidang P2PL mencatat penemuan kasus baru penderita dengan tipe MB sebanyak 42 kasus dan tipe PB sebanyak 40 kasus. Total kasus sebanyak 82 kasus, angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) sebesar 20,11 per 100.000 penduduk. Data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 14.

Jumlah penderita kusta anak (0-14 tahun) sebanyak 7 orang (8,54%) dan

proporsi cacat tingkat II sebesar 7,32%. Prevalensi penyakit kusta di Kabupaten

41 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BUlukumba tahun 2014 sebesar 4,17 per 10.000 penduduk. Data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 15 dan tabel 16.

2. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)

a. Difteri

Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yang bersarang dan berkembang biak dalam tenggorokan dengan toksin yang sangat kuat sehingga menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit Difteri memiliki gejala sakit leher, demam ringan, dan sakit tekak, juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan.

Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah.

Rendahnya kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Di Kabupaten Bulukumba selama kurun waktu tahun 2002 s/d tahun 2014 tidak ditemukan adanya kasus diptheri.

b. Pertusis

Penyakit ini banyak menyerang anak-anak terutama bagi anak yang belum diimunisasi namun jumlah kasusnya relatif rendah. Berdasarkan Profil kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan terdapat 63 kasus pertusis pada tahun 2010 sedangkan tahun 2011 tidak ada kasus. Di Kabupaten Bulukumba Pada tahun 2011 s/d 2014 juga tidak ditemukan penderita penyakit ini.

c. Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani gram positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang sistem syaraf pusat. Masa inkubasi kuman 3-28 hari, namun biasanya 6 hari, dimana kematian 100% terjadi terutama pada masa inkubasi < 7 hari. .Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satu penyebabnya adalah pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di Negara berkembang khusunya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.

Secara nasional, berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2013, dilaporkan terdapat 78 kasus Tetanus Neonatorum dengan jumlah meninggal 42

42 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

kasus. Dengan demikian, Case Fatality Rate (CFR) Tetanus Neonatorum pada tahun 2013 sebesar 53,8%, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 49,6%. Gambaran kasus menurut faktor risiko status imunisasi menunjukkan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada kelompok yang tidak diimunisasi yaitu 51 kasus (65,4%). Sebanyak 55 kasus (70,5%) melakukan pemeriksaan kehamilan dengan bidan/perawat. Namun, menurut faktor penolong persalinan, 56 kasus (71,8%) ditolong oleh penolong persalinan tradisional, misalnya dukun. Untuk pemotongan tali pusat, sebagian besar kasus dilakukan pemotongan tali 145 Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan pusat dengan gunting yaitu 55 kasus (70,5%).

Di Kab. Bulukumba pada tahun 2012 dan 2013 dilaporkan tidak ada kasus,

namun pada tahun 2014 tercatat 2 kasus tetanus neonatorum, kasus tersebut ditemukan di wilayah kerja puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang. Rincian kasus Tetanus Neonatorum dapat dilihat pada table 19.

d. Campak

Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak yang sebagian besar kasusnya menyerang anak-anak yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. Penyakit campak merupakan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB).

Pada tahun 2013 secara nasional dilaporkan terdapat 11.521 kasus campak, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 15.987 kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 2 kasus, yang dilaporkan dari Provinsi Aceh dan Maluku Utara. Incidence rate (IR) campak pada tahun 2013 sebesar 4,64 per 100.000 penduduk, menurun dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 6,53 per 100.000 penduduk.

Di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 jumlah penderita campak masing-masing sebesar 383 orang. Di Kabupaten Bulukumba dilaporkan

43 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

terjadi 13 kasus campak pada tahun 2014, Kasus terbanyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas Balibo yaitu 6 kasus (lampiran tabel 20).

e. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)

Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini daitandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan

melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilens epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai.

AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai,

lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio.

Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP Rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2013, secara nasional non polio AFP Rate sebesar 2.74/100.000 populasi anak < 15 tahun yang berarti telah mencapai standar minimal penemuan.

Penemuan kasus Polio di Kabupaten Bulukumba selama tahun 2011 berdasarkan hasil pelacakan ditemukan 1 penderita di Kecamatan Rilau Ale, namun untuk tahun 2012 sampai 2014 dilaporkan tidak ada lagi kasus Polio (lihat lampiran tabel 21). Kasus AFP (non polio) dilaporkan sebanyak 4 kasus pada tahun 2014 (tabel 18).

f. Hepatitis

Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A) dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian

44 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

menjadi kanker hati (hepatitis B dan C). Penyakit Hepatitis merupakan salah satu masalah Kesehatan Masyarakat yang dapat menyerang semua golongan umur.

Pada tahun 2013 dalam Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tercatat sebanyak 68 kasus yang ditemukan Kabupaten Bantaeng (63 kasus), dan Kabupaten Pinrang (5 kasus).

Di Kab.Bulukumba pada tahun 2012, dilaporkan adanya 15 kasus Hepatitis B yang terjadi di Kec. Ujung Loe (8 Kasus), Kec. Bulukumpa (6 Kasus), dan Kec. Gantarang (1 kasus). Sedangkan pada tahun 2013 dan tahun 2014 tidak ditemukan kasus hepatitis. Data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 20.

g. Filariasis

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 melaporkan bahwa Provinsi dengan kasus klinis filariasis tertinggi pada tahun 2013 yaitu Aceh (2.359 kasus), Nusa Tenggara Timur (2.203 kasus), dan Papua (1.346 kasus). Pada tahun 2013 terdapat sebanyak 302 kabupaten/kota endemis filariasis. Dari jumlah tersebut hanya 92 kabupaten/kota (30,5%) yang melaksanakan Pemberian Obat Massal. Pencegahan (POMP) filariasis dan sebanyak 32 Kabupaten/Kota yang telah selesai POMP filariasis selama lima tahun berturut-turut. Belum semua kabupaten endemis filariasis melaksanakan POMP, hal itu disebabkan kurangnya komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan biaya operasional POMP selama minimal lima tahun berturut- turut yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Di tingkat provinsi Sulawesi Selatan tercatat 192 kasus filariasis, ditemukan di Kab. Pangkep (146 kasus), Kab. Enrekang (7 kasus) dan Kab. Luwu Timur (39 kasus). Di Kabupaten Bulukumba tidak ditemukan kasus filariasis (Tabel 23).

45 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

3. PENYAKIT POTENSIAL KLB/WABAH

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.

Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran penyakit di masyarakat.

Secara nasional Pada tahun 2013, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian 871 orang (Incidence Rate/Angka kesakitan= 45,85 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,77%). Terjadi peningkatan jumlah kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 90.245 kasus dengan IR 37,27. Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 sebesar ≤ 52 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2013.

Kasus DBD di Sulawesi Selatan pada tahun 2013 sebesar 5.030 kasus, dilaporkan 48 penderita DBD yang meninggal dengan CFR 22,46%, rata-rata angka insiden rate di Provinsi Sulawesi Selatan cenderung mengalami penurunan bila dibandingkan dengan target Nasional (36/100.000 penduduk). Hal ini menunjukkan upaya peningkatan pencegahan dan penanggulangan kasus DBD semakin membaik, namun hal ini masih perlu dukungan berbagai pihak.

Di Kabupaten Bulukumba berdasarkan laporan dari unit sarana pelayanan kesehatan penyakit DBD mengalami peningkatan darai tahun ke tahun. Selama Tahun 2014, dilaporkan sebanyak 537 penderita DBD. Jumlah penderita DBD terbanyak ditemukan pada Kec. Gantarang dengan jumlah kasus sebanyak 228 penderita dan tidak ada kasus kematian akibat penyakit ini (CFR 0%). Data selengkapnya lihat lampiran tabel 21.

46 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

b. Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan

konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak tidak berdarah dalam waktu 24 jam.

Penyakit Diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat

walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian Diare yang dilaporkan sarana pelayanandan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak dan bahkan menimbulkan kematian.

Laporan Riskesdas tahun 2013 insiden diare sebesar 2,2%, insiden diare balita 5,2%. Periode prevalen Diare pada Riskesdas 2013 (3,5%) lebih kecil dari Riskesdas 2007 (9,0%). Penurunan period prevalen yang tinggi ini dimungkinkan karena waktu pengambilan sampel yang tidak sama antara 2007 dan 2013. Pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam rentang waktu yang lebih singkat. Insiden diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5%.

Profil Kesehatan Indonesia jumlah penderita pada KLB Diare tahun 2012 menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2011 dari 3.003 kasus menjadi 1.585 kasus pada tahun 2012. Sedangkan di tingkat provinsi berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 perkiraan Diare sebanyak 211.520 kasus, adapun Diare yang ditangani sebanyak 243.669 kasus (115,20%).

Pada tahun 2014 data yang dihimpun Bidang P2PL mencatat jumlah penderita diare yang ditemukan dan ditangani sebanyak 12.600 kasus (96,26%) dengan angka kesakitan sebesar 31,12 per 1.000 penduduk. Kasus ini tersebar di seluruh kecamatan (Lihat lampiran tabel 13).

4. PENYAKIT TIDAK MENULAR

a. Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau banyak orang menyebutnya sebagai hipertensi merupakan suatu keadaan tubuh dari tekanan darah yang meningkat akibat dari adanya peningkatan tekanan darah secara kornis (dalam jangka waktu yang cukup lama). Hipertensi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tekanan darah dimana

47 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg. Tekanan darah yang selalu meningkat atau tinggi menjadi salah satu dari timbulnya faktor risiko pada suatu penyakit seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial dan merupakan penyebab utama dari gagal jantung kronis. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.

Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.

Berdasarkan hasil Riskesdas penyakit tidak menular, terutama hipertensi terjadi penurunan dari 31,7% tahun 2007 menjadi 25,8% tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan.

Untuk mengelola penyakit hipertensi termasuk penyakit tidak menular lainnya, Kemenkes membuat kebijakan antara lain mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining) ; meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan Posbindu PTM ; meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui Peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas, peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik; serta peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan.

Pengelola Program Penyakit Tidak Menular pada Bidang P2PL Dinas

Kesehatan Kabupaten Bulukumba melaporkan jumlah kunjungan penderita hipertensi di puskesmas sebanyak 6.180 orang (Lihat Tabel 24).

48 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

b. Obesitas

Obesitas atau Kegemukan atau adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.

Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit jantung, diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, kanker tertentu, osteoartritis dan asma. Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya aktifitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin, obat-obatan atau penyakit psikiatri. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok :

1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% 2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% 3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%. 4. Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% diantara orang-orang yang gemuk.

Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%, prevalensi gemuk pada remaja umur 16 – 18 tahun sebanyak 7,3% . Obesitas sentral dianggap sebagai faktor risiko yang berkaitan erat dengan beberapa penyakit kronis. Untuk laki-laki dengan LP >90 cm atau perempuan dengan LP >80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO Asia-Pasifik, 2005).

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada kelompok umur dewasa sebanyak 14,76% dan berat badan lebih sebesar 11,48%. Dengan demikian prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan sebesar 26,23%. Sedangkan prevalensi penduduk dewasa kurus 11,09%. Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun 2007. Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa 32,9%, naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%).

Pada semua kelompok umur penduduk dewasa, kelebihan berat badan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Rata-rata prevalensi kelebihan berat badan relatif tinggi terdapat pada usia 35-59 tahun pada laki-laki maupun

49 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

perempuan. Pada usia tersebut, sekitar sepertiganya mengalami kelebihan berat badan di kelompok perempuan dan sekitar seperlimanya di kelompok laki-laki.

Di Kabupaten Bulukumba, pemeriksaan obesitas belum dilaksanakan di tingkat puskesmas sehingga tidak dapat menggambarkan besarnya kasus obesitas (tabel 25).

c. Kanker

Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel kanker dapat menyusup ke jaringan sekitar dan dapat membentuk anak sebar. Kanker atau neoplasma ganas ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk: tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal); menyerang jaringan biologis di dekatnya, bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.

Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi. Kebanyakan kanker menyebabkan kematian.

Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ lain.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 dari sampel yang diwawancara, dilaporkan Prevalensi kanker di kota cenderung lebih tinggi daripada di desa. Sedangkan berdasarkan umur prevalensi kanker agak tinggi pada bayi (0,3‰) dan meningkat pada umur ≥15 tahun, dan tertinggi pada umur ≥75 tahun (5‰). prevalensi penyakit kanker menurut diagnosis dokter/gejala yang tertinggi adalah di Provinsi DI Yogyakarta (4,1‰), kemudian Jawa Tengah (2,1‰), dan Bali (2,0‰). Sedangkan prevalensi terendah terdapat di Provinsi Gorontalo (0,2‰), disusul oleh Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat (0,6‰).

50 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA) dan kanker payudara dideteksi dengan pemeriksaan klinis Clinical Breast Examination (CBE) . Di Kabupaten Bulukumba, di tingkat puskesmas belum dilaksanakan metode tersebut (tabel 26).

C. STATUS GIZI

Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena selain sebagai faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusu sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.

Berikut akan disajikan gambaran mengenai beberapa indikator status gizi, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Baduta dan status gizi balita.

a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan (BB), dan tinggi badan/panjang badan (TB). Variabel umur, BB, dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum.

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intra uterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) dengan BBLR sebesar 10,2%. Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%). Masalah pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama pada prematur terjadi karena

51 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir rendah mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastro intestinal, ginjal, termoregulasi.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat jumlah bayi baru lahir hidup tahun 2013 sebesar 146.727. Jumlah kasus BBLR sebanyak 4.260 (2,93%), dengan rincian bayi laki-laki 1.687 (2,47%) dan bayi perempuan 1,696 (2,71%).

Sementara itu data BBLR di Dinas Kesehatan Kab.Bulukumba memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR pada tahun 2014 adalah 3,3% dimana terdapat 218 bayi BBLR dari 6.677 bayi lahir yang ditimbang (Tabel 37).

Gambaran bayi dengan BBLR dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014 disajikan dalam gambar berikut :

GAMBAR III.4 PERSENTASE BAYI DENGAN BBLR DI KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2010 S/D 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kab.Bulukumba

b. Status Gizi Baduta

Dari laporan Dinas Kesehatan Bulukumba dapat disajikan status gizi anak 0-23 bulan (BADUTA) pada Tahun 2014 tercatat 22.191 Baduta, dari 14.219 Baduta yang ditimbang ditemukan 119 Baduta BGM terdiri dari 47 laki-laki dan 72 perempuan. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 45.

1.2

1.6 1.6

2.5

3.3

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

2010 2011 2012 2013 2014

52 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

c. Status Gizi Balita

Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).

Kategori yang digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD). sedangkan Indikator status gizi menurut MDGs (Millenium Development Goals (MDGs) adalah BB/U dan angka prevalensi status ”underweight” (gizi kurang dan buruk). Masalah kesehatan masyarakat dianggap serius bila prevalensi gizi buruk-kurang antara 20,0-29,0%, dan dianggap prevalensi sangat tinggi bila ≥30% (WHO, 2010).

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan 119 Kesehatan Keluarga (TB). Variabel umur, BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut).

Menurut Riskesdas, pada tahun 2013, terdapat 19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang. Sebesar 4,5% balita dengan gizi lebih. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %), prevalensi kekurangan gizi pada balita tahun 2013 terlihat meningkat. Balita kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari 13,0% balita berstatus gizi kurang dan 4,9% berstatus gizi buruk.

Dari laporan dan pencatatan Dinas Kesehatan Bulukumba dapat disajikan status gizi balita pada Tahun 2010 sampai 2014 seperti tampak pada tabel berikut ini :

53 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

TABEL III. 2 STATUS GIZI BALITA DI KAB. BULUKUMBA

TAHUN 2008 S/D 2013

Balita 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah 35.349 34.358 42.876 42.132 42.482

Ditimbang 20.115 24.187 29.473 31.302 30.414

BGM 462 422 391 365 342

Gizi Buruk 19 9 7 3 2

Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kab.Bulukumba

۩۩۩

54 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan merupakan 2 (dua) unsur utama upaya kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan 0leh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan di Kabupaten Bulukumba selama beberapa tahun terakhir, khususnya tahun 2014.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Masa kehamilan merupakan masa rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan palayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis, kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

55 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Cakupan K1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.

Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian tetanus Toxoid), 4( ukur) tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) Test laboratorium sederhana (Hb,Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi HbsAg, sifilis, HIV, Malaria, TBC).

Secara nasional cakupan K1 tahun 2012 sebesar 96,84%, cakupan K4 90,18%. Sementara itu di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan dilaporkan cakupan K1 sebesar 98,20% dan cakupan K4 sebesar 90,63%. Angka tersebut masih berada dibawah target nasional (95%) beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan K4 yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, dan tingkat sosial ekonomi.

Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Kabupaten Bulukumba melaporkan cakupan K1 dan K4 pada tahun 2014 masing-masing sebesar 7.774 (102,7%) dan 6.607 (87,3%) lihat lampiran tabel 29. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara cakupan K1 dan K4. Kesenjangan tersebut menunjukkan angka drop-out K1-K4; artinya jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal meneruskan hingga kunjungan keempat pada trimester ketiga, sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan.

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan (Pn)

Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan di mulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong oleh

56 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn), indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong tenaga kesehatan terlatih.

Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan menggariskan bahwa pembangunan Puskesmas harus satu paket dengan rumah dinas tenaga kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes yang harus bisa sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan rumah tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat.

Untuk daerah dengan akses sulit, kebijakan Kementerian Kesehatan adalah dengan mengembangkan program Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu Kelahiran. Para dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban yang jelas. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan oleh dukun, namun dirujuk ke bidan. Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat berupa rumah tunggu khusus maupun di rumah sanak saudara yang dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2011 hingga tahun 2013 juga telah meluncurkan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang merupakan jaminan paket pembiayaan sejak pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, hingga pelayanan nifas termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Penyediaan Jampersal diyakini turut meningkatkan cakupan Pn di seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilan pencapaian target indikator Pn merupakan hasil dari kerja keras dan pelaksanaan berbagai program yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat termasuk sektor swasta.

57 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 persentase pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan secara nasional sebesar 95,7%, persentase melahirkan di fasilitas kesehatan sebesar 63,2%, persentase melahirkan di fasilitas kesehatan jika di lihat dari tempat tinggal di perkotaan sebesar 80% dan di pedesaan sebesar 46,7 %. Cakupan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%, dimana angka ini telah dapat memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2013 yakni sebesar 89%. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 tercatat cakupan Pn tingkat provinsi mencapai 92,7%.

Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Kabupaten Bulukumba melaporkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2014 sebesar 89,3% (lihat lampiran tabel 29).

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sam 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : (1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; (2) kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; (3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi.

Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi : a) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); b) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri); c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain; d) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif; e) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana; f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Secara nasional cakupan pelayanan ibu nifas di Indonesia pada tahun 2013 adalah 86,64%. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM) menetapkan target pelayanan nifas pada tahun 2015 sebesar 90%.

Sementara itu, di Kabupaten Bulukumba dilaporkan pada tahun 2014 cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 6.437 (89,1), cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas sebesar 93,3% dan cakupan ibu nifas mendapat Vit A 91,17%. (lihat lampiran tabel 29).

58 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

4. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.

Risti/Komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedema nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam,ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur.

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani.

Namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau Komplikasi/ kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.

Capaian penanganan neonatal komplikasi secara nasional pada tahun 2012 sebesar 48,58%. Indikator ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 sebesar 39,46%.

59 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Di Sulawesi Selatan Upaya Pencegahan dan penanganan komplikasi maternal diukur melalui indikator cakupan penanganan komplikasi maternal (cakupan PK). indikator ini mengukur kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Capaian indikator PK dari tahun 2013 sebesai 64,99%. Di Kabupaten Bulukumba tercatat cakupan penanganan komplikasi kebidanan pada tahun 2014 mencapai 80,0% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 70,6% pada tahun 2013.

Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang ditangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.

Secara nasional cakupan penanganan neonatal dengan komplikasi mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang sebesar 48,48% menjadi 51,47% pada tahun 2013. Pada tahun 2013 di Sulawesi Selatan dilaporkan sebanyak 22.009 orang diperkirakan neonatal risti/komplikasi dan tertangani sebanyak 12.374 orang (56,22%). Di Kabupaten Bulukumba tercatat cakupan penanganan neonatal komplikasi sebesar 64,7% pada tahun 2014 (lihat lampiran tabel 33).

5. Kunjungan Neonatal

Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam – 48 jam setelah lahir; pada hari ke- 3 – 7 hari, dan hari ke- 8 – 28 hari.

Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi); pemberian Vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.

60 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Pencapaian target pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Bulukumba berdasarkan laporan rutin tahun 2013, yaitu cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 6.677 (100%), sementara cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) sebesar 6.460 (96,8%) (lihat lampiran tabel 38).

6. Pelayanan Kesehatan pada Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah sakit dan rumah bersalin) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat mencatat pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 93,9%. (Data selengkapnya di lampiran tabel 40).

7. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan secara umum. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita, salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan.

Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan memperoleh : 1. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun); 2. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan

61 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Februari dan Agustus; 3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali dalam setahun;. 4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu; Balita Sakit (MTBS).

Capaian Indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2013 sebesar 70,12% dan itu berarti belum memenuhi target Renstra pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Indikator ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 73,52%.

Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Bulukumba mencatat pada tahun 2013 jumlah anak balita 34.949, cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar 22.410 (64,1%) Data cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas dapat dilihat pada tabel 46.

8. Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat

Salah satu upaya pelayanan kesehatan pada anak adalah intervensi pada anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas 1. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Tenaga kesehatan disini adalah tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS.

Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya.

Kegiatan penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan penjaringan kesehatan

62 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

ini terdiri dari : 1. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku); 2. Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri; 3. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran); 4. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut; 5. Pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan; 6. Pengukuran kebugaran jasmani; 7. Deteksi dini masalah mental emosional.

Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan. Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 1 pada tahun 2013 di Indonesia yang sebesar 73,91% mengalami penurunan dibandingkan cakupan tahun 2012 yang sebesar 83,95%. Selain terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, capaian tersebut juga belum memenuhi target Renstra 2013 yang sebesar 94%.

Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan cakupan penjaringan siswa SD/setingkat di Sulawesi Selatan tahun 2013 adalah 57,47%. Di Kabupaten Bulukumba, cakupan penjaringan anak sekolah dilakukan utamanya pada murid kelas I-III tingkat sekolah dasar. Pada tahun 2013, dilaporkan cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD & setingkat sebanyak 93,2% (tabel 49).

9. Pelayanan Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Keberhasilan program KB dapat diukur dengan melihat cakupan KB aktif dan KB baru.

Proporsi pasangan usia subur di Kabupaten Bulukumba yang aktif sebagai peserta KB pada tahun 2014 sebesar 48,4% dari jumlah PUS seluruhnya menurut sebanyak 75.310 PUS. Rincian persentase PUS sebagai peserta KB aktif dan peserta KB baru di Kab.Bulukumba tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran tabel 36.

Persentase tertinggi alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif adalah suntikan (56,1%), pil (19,4%). Begitu pula dengan persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB baru juga tertinggi pada metode suntikan dan pil masing-masing 67,1% dan 19,7%. Rincian persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB di Kab.Bulukumba tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran tabel 34 dan tabel 35.

63 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

0 5000 10000 15000

BT.TIRO

BT.BAHARI

HERLANG

KINDANG

RILAU ALE

UJUNG LOE

KAJANG

U. BULU

BULUKUMPA

GANTARANG

2137

2067

2588

2389

2583

3391

4262

4768

4854

7383

KB AKTIF

KB BARU

PUS

GAMBAR IV. 1 JUMLAH PUS, PESERTA KB BARU & AKTIF

MENURUT KECAMATAN DI KAB.BULUKUMBA TAHUN 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinkes Kab. Bulukumba

10. Pelayanan Imunisasi

Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, Radang Selaput Otak, Radang Paru-Paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.

Kegiatan imunisasi rutin melalui pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis.

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD3I. Pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak 132 desa/kel (97,1%) (lihat lampiran tabel 41).

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan

64 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 sebesar 97,62%. Data selengkapnya tentang uraian cakupan imunisasi pada bayi dapat dilihat pada lampiran tabel 42 dan 43.

Maternal dan Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap kabupaten/kota hingga < 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3) penyelenggaraan surveilans.

Beberapa permasalahan imunisasi TT pada WUS yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohor WUS (baik kohort ibu maupun WUS tidak hamil) belum seragam, cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4. Di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil sebesar 47,5% sedangkan cakupan TT pada WUS terdiri dari TT-1 hanya mencapai 1,0%, TT-2 0,2%, sedangkan TT-3 s/d TT-5 masing-masing 1,0%. Rincian cakupan imunisasi TT dapat dilihat pada tabel 30 dan tabel 31.

11. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan usia lanjut dilakukan kelompok usia 60 tahun ke atas. Pelayanan kesehatan untuk kelompok usia lanjut pada penyuluhan kesehatan melalui pembentukan Posyandu Lansia. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain : a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia; b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

65 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Pada tahun 2013 di Sulawesi Selatan dilaporkan persentase cakupan pelayanan kesehatan usila tercatat 140.865 (37,40%) dari 563.415 usila. Sementara itu di Kabupaten Bulukumba jumlah usila tercatat 20.554 jiwa, cakupan pelayanan usila pada tahun 2014 sebanyak 1.669 usila 8,12% meningkat dari tahun sebelumnya 7,90% pada tahun 2013 (lihat lampiran tabel 52).

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

Upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penyediaan fasilitas penunjang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Adapun kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, dll. Berikut uraian singkat tentang pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang tersebut.

1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu, dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal > 48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).

Berdasarkan data RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014, tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR) belum mencapai angka ideal yang diharapkan (60-85%), yaitu hanya sebesar 53,27%. Pada tahun yang sama, rata-rata lama hari perawatan (ALOS) sebesar 4,37 hari, persentase pasien yang keluar mati <48 jam (GDR) sebesar 33,2%, sedangkan pasien yang keluar mati >48 jam (NDR) sebesar 8,59%. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 55 dan tabel 56.

66 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan AKI, AKB, dan AKABA, serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya.

Cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bulukumba tahun 2014 baik puskesmas maupun RS masing-masing sebesar 35,92% dan ,84%. Jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa pada tahun yang sama sebanyak 1.331 orang (tabel 54).

C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan Vitamin A, gangguan akibat kekurangan iodium, dan anemia gizi besi.

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan. Menurut data yang dihimpun oleh Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2014 tercatat jumlah balita sebanyak 42.482 orang dan jumlah balita yang ditimbang adalah 30.414 orang (71,6%).

Sementara itu, persentase balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) sebanyak 342 orang (1,1%). Balita gizi buruk dilaporkan sebanyak 2 orang, terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Data selengkapnya tentang pemantauan pertumbuhan balita dapat dilihat pada lampiran tabel 47 dan 48.

67 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang kekurangan Vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan Vitamin A dalam tubuh. Kekurangan Vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, bila anak tidak segera mendapat Vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.

Jumlah bayi di Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebanyak 6.677 orang, yang menjadi sasaran pemberian Vitamin A adalah bayi yang berumur 6-11 bulan sebanyak 4.467 orang. Adapun cakupan pemberian kapsul Vitamin A Kabupaten Bulukumba tahun 2014 untuk bayi (6-11 bulan) 98,6%, anak balita (12-59 bulan) 99,7% dan balita 94,4% (tabel 44). Kapsul Vitamin A juga diberikan pada ibu nifas dengan cakupan sebesar 91,17%. Lihat lampiran tabel 29.

3. Pemberian Tablet Besi

Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lainnya. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi berkisar antara 10% dan 20%.

Pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Adapun cakupan pemberian tablet besi di Kabupaten Bulukumba tahun 2014 adalah Fe1 (30 tablet) 87,93 % dan Fe3 (90 tablet) 82,22%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 32.

68 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

4. Pemberian ASI Eksklusif

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembangnya. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit.

Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 48,6%.

Bidang Pelayanan dan peningkatan Kesehatan Masyarakat melaporkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 sebesar 62,0% mengalami penurunan dari tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 64,8% dan 66,5% (lampiran tabel 39).

Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif antara lain : a) Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg tidak ada masalah medis; b) Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak memberi kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif; c) Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan; d) Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI; e) Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM).

Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut yaitu: a) Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif; b) Melakukan pelatihan konseling menyusui dan konseling Makanan Pendamping ASI (MP-ASI); c) peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI eksklusif; d) penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja. Program inovatif yang mulai khusunya dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba adalah sosialisasi Inisiasin Menyusui Dini (IMD).

69 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

D. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaaan obat yang rasional dan obat generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.

Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan dan advokasi secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal.

Seksi Bina Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2014 dilaporkan ketersediaan obat telah sesuai kebutuhan. Hal ini terlihat dari laporan tingkat kecukupan obat. Data ketersediaan obat dapat dilihat dalam lampiran tabel 66.

Demikian gambaran situasi upaya kesehatan di Kabupaten Bulukumba sampai pada tahun 2014.

۩۩۩

70 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan sumber daya kesehatan dapat terpenuhi yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Dalam bab ini, gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan ke dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga kesehatan.

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 diantaranya adalah Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya, Instalasi Farmasi, Institusi Pendidikan, dan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

1. Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif dan berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif. Rumah Sakit H.A. Sulthan Dg. Radja merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah di daerah ini. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.

71 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan jaringannya

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas mendefinisikan puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, puskesmas berkewajiban memberikan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari; 1). Upaya promosi kesehatan; 2). Upaya kesehatan lingkungan; 3). Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana; 4) Upaya perbaikan gizi; 5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular; 6) Upaya pengobatan. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu wilayah kecamatan, atau beberapa desa/kelurahan di satu wilayah kecamatan dan di setiap kecamatan harus ada minimal satu unit Puskesmas.

Jumlah puskesmas di Indonesia sampai dengan Desember 2013 sebanyak 9.655 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 3.317 unit puskesmas rawat inap dan 6.338 unit puskesmas non rawat inap. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yaitu sebanyak 9.510 unit.

Kabupaten Bulukumba memiliki 19 puskesmas dan 59 puskesmas pembantu yang tersebar di 10 kecamatan, terdiri dari 15 unit puskesmas rawat inap dan 4 unit puskesmas non rawat inap.

3. Instalasi Farmasi

Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Di Kabupaten Bulukumba, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah dikelola oleh unit pengelola obat kabupaten (Instalasi Farmasi).

72 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

Bidang PSDK mencatat sebanyak 24 apotek dan 9 toko obat di Kabupetn Bulukumba pada tahun 2014. Jumlah tersebut berdasarkan registrasi penerbitan izin usaha kefarmasian.

4. Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan yang terdapat di Kabupaten Bulukumba adalah Akademi Keperawatan Pemda Kabupaten Bulukumba. Selain itu, Stikes Panrita Husada, Universitas Baramuli Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Yayasan Thahirah Al-Baeti D3 Kebidanan. Selain institusi tersebut di atas, terdapat juga beberapa SMK Kesehatan yang tersebar ke kecamatan se Kabupaten Bulukumba.

5. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja), dan sebagainya. Di Kabupaten Bulukumba terdapat 75 Poskesdes dan 19 Polindes dan 5 Posbindu.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2014, presentase Posyandu Pratama sebesar 24,82%, Posyandu Madya sebesar 46,88%, Posyandu Purnama sebesar 27,76%, dan Posyandu Mandiri sebesar 0%. Jumlah posyandu sebanyak 544 unit, posyandu Aktif 154 unit (78,31%).

B. TENAGA KESEHATAN

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21 menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan

73 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara adil dan merata. Sumber daya manusia kesehatan yang disajikan pada bab ini lebih diutamakan pada kelompok tenaga kesehatan.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan memutuskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis.

1. Pengelolaan Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga di lingkup Dinas Kesehatan Kab.Bulukumba yang tercatat melalui Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan serta RSUD H.A.Sultan Dg. Raja Kab.Bulukumba pada tahun 2014 sebanyak 783 orang dengan rasio tenaga kesehatan yang terbesar adalah perawat 54,93% (240 orang) dan bidan 51,14% (110 orang), tenaga kesehatan masyarakat sebesar 16,5% (67 orang). Rincian distribusi tenaga kesehatan dapat dilihat pada lampiran tabel 74 sampai 81

GAMBAR V. 1

PROPORSI TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA DI KAB.BULUKUMBA TAHUN 2014

Sumber : Subag Umum dan Kepegawaian Dinkes dan RS. H.A.Sulthan Dg. Radja

11.70%

54.93%

51.14%

5.40%

7.60%

3.43%

10.30%

26.49%

Dokter Umum Perawat Bidan Farmasi

Gizi Perawat Gigi Sanitasi Kesmas

74 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negarayang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS.

Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan. Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan Iuran.

Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut. Dasar hukum BPJS Kesehatan yaitu : Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52.

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2014 mencapai 100%. terdiri dari 37,43% Jaminan Kesehatan Nasional (Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN / TNI-POLRI 0,66% dan PBI APBD 36,77%), Bukan Pekerja/Pekerja Swasta 3,52%, Peserta JAMKESDA 59,05%. Untuk data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 53.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan, maka beban kerja Departemen Kesehatan cukup berat, luas dan kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan permasalahan untuk meningkatkan derajat kesehatan

75 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

dan gizi masyarakat, meningkatkan kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pembiayaan pembangunan kesehatan diarahkan agar dapat mendukung berbagai program antara lain penerapan paradigma sehat, pelaksanaan desentralisasi, mengatasi berbagai kedaruratan dan keperluan Jaringan Pengaman Sosial (JPS), peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan dan pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat, termasuk swasta. Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi pada tahun 2001, biaya untuk pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah diharapkan sebagian besar berasal dari Pemerintah Daerah.

Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Keuangan dengan seluruh Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa Pemerintah Daerah akan mengal hokasi-kan 15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatan. Pada tahun iti juga (2000) pola anggaran mengalami perubahan waktu dari tahun fiskal lama yang berlaku 1 April s.d. 31 Maret ke tahun fiskal baru yang berlaku sesuai dengan tahun takwim (kalender) yaitu 1 Januari s.d. 31 Desember.

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari APBN Departemen Kesehatan digunakan untuk membiayai program-program kesehatan yaitu (a) anggaran pembangunan dan (b) anggaran rutin. Anggaran pembangunan digunakan untuk membiayai 18 program yang terdiri dari 7 program sektor kesehatan (program pokok) dan 11 program di luar sektor kesehatan (program penunjang). Sedangkan anggaran rutin digunakan untuk membiayai 6 unit utama, 11 kegiatan meliputi belanja pegawai dan non belanja pegawai.

Pembiayaan kesehatan juga disediakan melalui pemerintah daerah, walaupun jumlahnya tidak besar yaitu APBD Propinsi dan APBD Kabupaten. Dengan adanya pola otonomi daerah porsi pusat semakin dikurangi dalam pembiayaan dan porsi yang dikelola oleh daerah akan meningkat terutama ditujukan pada keluarga miskin.

Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi pembiayaan kesehatan di Kab. Bulukumba, berikut ini akan diuraikan tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah .

76 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

1) Anggaran Pembangunan Kementerian Kesehatan

Pada tahun 2014 anggaran kesehatan pusat yang dialokasikan di Kabupaten Bulukumba secara keseluruhan sebanyak Rp. 5.496.199.000,-

2) Anggaran Pembangunan Dinas Kesehatan Provinsi

Pada tahun 2014 anggaran kesehatan dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan yang dialokasikan di Kabupaten Bulukumba secara keseluruhan sebanyak Rp. 2.281.748.000,-

3) Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)

Kabupaten Bulukumba menerima bantuan dari PHLN Pada tahun 2014 yang dialokasikan untuk program Pamsimas sebanyak Rp. 51.200.000,-.

4) Sumber Pemerintah Lain

DBH Pajak Rokok sebesar 3.000.000.000,- dan anggaran Global Fund yang dialokasikan untuk Program TB di Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebesar 14.400.000,-.

5) Anggaran Pembangunan Daerah

Adapun total alokasi anggaran untuk Kabupaten Bulukumba yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus tahun 2014 adalah Rp. 68.796.936.737,-

Untuk alokasi pembiayaan kesehatan pada tahun 2014 di Kabupaten Bulukumba baru berkisar 5,51% dari total anggaran APBD Kabupaten Bulukumba. Sedangkan untuk alokasi anggaran kesehatan pemerintah per-kapita untuk tahun 2014 sebesar Rp. 195.304,97.

Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan sumber daya kesehatan dapat terpenuhi. Demikian gambaran singkat mengenai situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Bulukumba sampai tahun 2014.

۩۩۩

77 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

BAB VI

PENUTUP

Berbagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum dan perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Bulukumba. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di Kabupaten maupun Kecamatan , yang didiskripsikan melalui data dan informasi.

Oleh karena data dan infomasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Salah satu luaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, sejak tahun 1998 telah dikembangkan paket sajian data dan informasi dalam format buku Profil Kesehatan. Dalam perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor, maupun masyarakat.

Namun disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi pengumpulan data dan informasi menjadi relatif lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di dalam Profil Kesehatan Bulukumba yang terbit saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Bulukumba ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai.

Betapapun, Profil Kesehatan Bulukumba seringkali belum mendapatkan apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan yang relatif paling lengkap. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Bulukumba, perlu dicari suatu terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi ketidaktersediaan data dan informasi khususnya yang bersumber dari berbagai sektor.

۩۩۩

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 1.155 Km2

Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 136 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 192.684 215.091 407.775 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 99.091,0 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

353,2 Jiwa/Km2

Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 54,0 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 89,6 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 91,28 85,30 88,20 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 15,20 14,04 14,60 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 0,48 0,75 0,62 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0,80 1,26 1,04 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 4,19 4,91 4,56 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,32 0,16 0,24 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 3.385 3.292 6.677 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 11 8 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 32 24 56 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 9 7 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 3 4 7 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 1 1 1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 5 5 10 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 1 2 1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 11 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 165 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

20,74 16,76 18,70

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 204 121 325 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 62,77 37,23 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 105,87 56,26 79,70 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 279 119 334 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 144,80 55,33 81,91 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 0,30 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 23,14 9,45 14,69 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 64,21 64,21 64,21 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 0,63 0,00 0,25 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 64,85 64,21 64,47 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 11,50 14,03 12,56 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 0 1 1 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 4 0 4 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 1 0 1 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 4 0 4 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0,09 0,00 0,07 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 40 42 82 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 20,76 19,53 20,11 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 8,54 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 7,32 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 1,47 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 5,14 3,30 4,17 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 40,00 0,00 33,33 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 47,37 43,48 45,73 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 3,46 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 1 1 2 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 100 % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 2 0 2 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 100 % Tabel 19

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 3 10 13 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 153,62 112,05 131,69 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD 0,00 0,00 0,00 % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,09 0,02 0,06 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 6,04 12,06 8,81 % Tabel 24

35 Persentase obesitas 0,00 0,00 0,00 % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26

38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 103 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 87,27 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 89,06 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 93,26 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91,17 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 47,48 % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 82,22 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 79,98 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 76,57 52,49 64,70 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 4,57 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 48,36 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,19 3,34 3,26 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95,78 97,75 96,75 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 57,66 65,79 62,05 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 90,69 97,14 93,87 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 96,32 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 97,08 199,64 147,64 % Tabel 43

58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 95,18 100,12 97,62 % Tabel 43

59 Bayi Mendapat Vitamin A 57,99 74,12 65,94 % Tabel 44

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99,67 99,65 99,66 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang 59,31 69,35 64,08 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,68 0,99 0,84 % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 56,32 70,65 64,12 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 74,77 68,94 71,59 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,94 1,29 1,12 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 93,68 92,62 93,17 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,14 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 69,69 sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 70,21 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 23,00 24,25 23,60 % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 45,18 55,90 50,65 % Tabel 51

73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 45,18 55,90 50,65 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 7,99 8,23 8,12 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 36,85 47,68 42,56 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 3,81 4,63 4,24 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 39,81 25,62 32,43 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 16,62 7,30 11,77 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 5,07 % Tabel 56

81 Bed Turn Over (BTO) di RS 44,98 Kali Tabel 56

82 Turn of Interval (TOI) di RS 7,70 Hari Tabel 56

83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 4,25 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 57,72 % Tabel 57

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 53,83 % Tabel 58

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 84,02 % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 90,00 % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 84,55 % Tabel 61

92 Desa STBM 72,79 % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 65,98 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 58,65 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 83,33 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 50,65 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 1,00 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 15,00 Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 4,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling 19,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu 59,00 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 24,00 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 544,00 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 28,31 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 1,43 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 75,00 Poskesdes Tabel 70

Polindes 19,00 Polindes Tabel 70

Posbindu 7,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 136,00 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 100,00 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 11,00 8,00 19,00 Orang Tabel 72

107 Jumlah Dokter Umum 14,00 34,00 48,00 Orang Tabel 72

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 16,43 per 100.000 penduduk Tabel 72

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 2,00 14,00 16,00 Orang Tabel 72

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 3,92 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 110,00 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 51,14 per 100.000 penduduk Tabel 73

113 Jumlah Perawat 71,00 169,00 240,00 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 54,93 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi 5,00 9,00 14,00 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 7,00 26,00 33,00 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 30,00 83,00 108,00 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 13,00 29,00 42,00 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi 8,00 23,00 31,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 79.640.483.737 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 5,51 % Tabel 81

122 Anggaran Kesehatan Perkapita 195.304,97 Rp Tabel 81

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 GANTARANG 173,51 18 3 21 73.545 17.446 4,22 423,87

2 KINDANG 148,76 12 1 13 30.720 7.181 4,28 206,51

3 UJUNG BULU 14,44 0 9 9 51.916 9.492 5,47 3595,29

4 UJUNG LOE 144,31 12 1 13 40.834 9.899 4,13 282,96

5 BONTO BAHARI 108,60 4 4 8 24.848 6.192 4,01 228,80

6 BONTO TIRO 78,34 12 1 13 22.237 7.409 3,00 283,85

7 HERLANG 68,79 6 2 8 24.452 7.234 3,38 355,46

8 KAJANG 129,06 17 2 19 48.188 10.978 4,39 373,38

9 BULUKUMPA 171,33 14 3 17 51.861 13.228 3,92 302,70

10 RILAU ALE 117,53 14 1 15 39.174 10.032 3,90 333,31

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.154,67 109 27 136 407.775 99.091 4,12 353,15

Sumber: BPS Kab. Bulukumba

JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NO KECAMATANDESA KELURAHAN

DESA +

KELURAHAN

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 19.310 18.727 38.037 103,11

2 5 - 9 19.490 19.018 38.508 102,48

3 10 - 14 19.663 19.327 38.990 101,74

4 15 - 19 17.877 17.844 35.721 100,18

5 20 - 24 14.564 16.140 30.704 90,24

6 25 - 29 14.169 16.584 30.753 85,44

7 30 - 34 13.886 16.759 30.645 82,86

8 35 - 39 14.455 16.709 31.164 86,51

9 40 - 44 13.380 15.501 28.881 86,32

10 45 - 49 11.579 13.927 25.506 83,14

11 50 - 54 9.563 11.963 21.526 79,94

12 55 - 59 7.760 9.048 16.808 85,76

13 60 - 64 5.943 7.189 13.132 82,67

14 >65 11.045 16.355 27.400 67,53

JUMLAH 192.684 215.091 407.775 89,58

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 53,97

Sumber : BPS Kab. Bulukumba

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 192.259 203.368 395.627

2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF175.487 173.467 348.954 91,28 85,30 88,20

3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 25.690 26.669 52.359 13,36 13,11 13,23

b. SD/MI 69.566 69.681 139.247 36,18 34,26 35,20

c. SMP/ MTs 29.214 28.545 57.759 15,20 14,04 14,60

d. SMA/ MA

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 924 1.518 2.442 0,48 0,75 0,62

g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.543 2.562 4.105 0,80 1,26 1,04

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 8.054 9.976 18.030 4,19 4,91 4,56

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 615 331 946 0,32 0,16 0,24

Sumber : Disdukcapil Kab. Bulukumba

39.881 34.085 73.966 20,74 16,76 18,70

TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

JUMLAH PERSENTASE

TABEL 4

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 412 3 415 384 4 388 796 7 803

2. GATTARENG 201 2 203 229 5 234 430 7 437

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 132 4 136 136 1 137 268 5 273

4. BALIBO 136 1 137 114 3 117 250 4 254

3 UJUNG BULU 5. CAILE 415 0 415 426 0 426 841 0 841

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 188 2 190 217 0 217 405 2 407

7. MANYAMPA 45 0 45 16 0 16 61 0 61

8. PALANGISANG 89 1 90 80 1 81 169 2 171

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 232 6 238 201 1 202 433 7 440

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 110 2 112 103 0 103 213 2 215

11. BATANG 70 0 70 65 0 65 135 0 135

7 HERLANG 12. HERLANG 124 2 126 134 1 135 258 3 261

13. KARASSING 62 0 62 46 1 47 108 1 109

8 KAJANG 14.KAJANG 173 1 174 164 1 165 337 2 339

15. LEMBANNA 143 2 145 143 2 145 286 4 290

16.TANAH TOA 116 5 121 108 0 108 224 5 229

9 BULUKUMPA 17. TANETE 298 2 300 319 2 321 617 4 621

18. SALASSAE 101 0 101 96 0 96 197 0 197

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 338 4 342 311 3 314 649 7 656

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.385 37 3.422 3.292 25 3.317 6.677 62 6.739

10,8 7,5 9,2

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS

HIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 GANTARANG 1. PONRE 6 7 0 7 3 4 0 4 9 11 0 11

2. GATTARENG 3 3 0 3 3 3 0 3 6 6 0 6

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 1 1 1 2 1 1 0 1 2 2 1 3

4. BALIBO 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 0 2

3 UJUNG BULU 5. CAILE 1 3 1 4 1 1 0 1 2 4 1 5

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3

7. MANYAMPA 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2

8. PALANGISANG 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

11. BATANG 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1

7 HERLANG 12. HERLANG 2 2 0 2 0 0 0 0 2 2 0 2

13. KARASSING 0 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2

8 KAJANG 14.KAJANG 2 2 0 2 1 2 0 2 3 4 0 4

15. LEMBANNA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

16.TANAH TOA 1 1 0 1 1 2 0 2 2 3 0 3

9 BULUKUMPA 17. TANETE 3 3 0 3 2 2 0 2 5 5 0 5

18. SALASSAE 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 5 5 0 5 3 4 0 4 8 9 0 9

JUMLAH (KAB/KOTA) 32 35 2 37 24 28 1 29 56 63 3 66

9,5 10,3 0,6 10,9 7,3 8,5 0,3 8,8 8,4 9,4 0,4 9,9

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

BAYIa ANAK

BALITABALITA

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BALITA NEONATAL BAYIa ANAK

BALITABALITA NEONATAL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH KEMATIAN

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

NEONATAL BAYIa ANAK

BALITA

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

+ KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 GANTARANG 1. PONRE 796 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2

2. GATTARENG 430 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1

3 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 268 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4. BALIBO 250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 841 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 405 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7. MANYAMPA 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8. PALANGISANG 169 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 433 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 213 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

11. BATANG 135 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 HERLANG 12. HERLANG 258 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

13. KARASSING 108 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 KAJANG 14.KAJANG 337 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2

15. LEMBANNA 286 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16.TANAH TOA 224 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18. SALASSAE 197 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 649 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1

6.677 0 1 2 3 1 1 2 4 0 2 2 4 1 4 6 11

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 164,7

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR

HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

TABEL 7

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 23.746 25.471 49.217 22 81,48 5 18,52 27 26 76,47 8 23,53 34 0 0,00

2. GATTARENG 11.434 12.894 24.328 11 45,8 13 54,17 24 16 52 15 48,39 31 0 0,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 7.108 7.211 14.319 5 62,5 3 37,50 8 7 64 4 36,36 11 0 0,00

4. BALIBO 7.876 8.525 16.401 1 33,3 2 66,67 3 2 40 3 60,00 5 0 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 25.007 26.909 51.916 14 63,6 8 36,36 22 18 64 10 35,71 28 0 0,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 12.177 13.452 25.629 14 66,7 7 33,33 21 20 59 14 41,18 34 0 0,00

7. MANYAMPA 2.544 2.913 5.457 1 50,0 1 50,00 2 4 67 2 33,33 6 0 0,00

8. PALANGISANG 4.566 5.182 9.748 0 0,0 1 100,00 1 0 0 1 100,00 1 0 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 11.271 13.577 24.848 19 59,4 13 40,63 32 22 61 14 38,89 36 0 0,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 4.953 6.505 11.458 2 66,7 1 33,33 3 2 67 1 33,33 3 0 0,00

11. BATANG 4.719 6.060 10.779 0 0,0 1 100,00 1 0 0 2 100,00 2 0 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG 7.267 8.783 16.050 11 73,3 4 26,67 15 13 62 8 38,10 21 0 0,00

13. KARASSING 3.813 4.589 8.402 4 80,0 1 20,00 5 5 83 1 16,67 6 0 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 9.269 10.353 19.622 8 53,3 7 46,67 15 11 61 7 38,89 18 0 0,00

15. LEMBANNA 8.372 9.114 17.486 10 76,9 3 23,08 13 13 81 3 18,75 16 1 6,25

16.TANAH TOA 5.292 5.788 11.080 2 100,0 0 0,00 2 3 100 0 0,00 3 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 18.864 20.499 39.363 19 76,0 6 24,00 25 24 73 9 27,27 33 0 0,00

18. SALASSAE 5.957 6.541 12.498 9 90,0 1 10,00 10 9 90 1 10,00 10 0 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 18.449 20.725 39.174 12 54,5 10 45,45 22 20 56 16 44,44 36 0 0,00

40 54,1 34 45,95 74 64 59,26 44 40,74 108 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 192.684 215.091 407.775 204 62,8 121 37 325 279 84 119 36 334 1 0

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 105,87 56,26 79,70

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 144,80 55,33 81,91

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 407.775

PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

JUMLAH KASUS BARU TB BTA+

L PL+P

RSUD SULTHAN DG. RADJA

JUMLAH SELURUH

KASUS TB

L PL+P

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK

0-14 TAHUNNO KECAMATAN

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 111 166 277 22 5 27 19,82 3,01 9,75

2. GATTARENG 68 101 169 17 20 37 25,00 19,80 21,89

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 64 95 159 5 3 8 7,81 3,16 5,03

4. BALIBO 45 68 113 1 2 3 2,22 2,94 2,65

3 UJUNG BULU 5. CAILE 42 63 105 22 13 35 52,38 20,63 33,33

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 64 97 161 19 7 26 29,69 7,22 16,15

7. MANYAMPA 32 47 79 1 1 2 3,13 2,13 2,53

8. PALANGISANG 1 2 3 0 1 1 0,00 50,00 33,33

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 120 180 300 19 13 32 15,83 7,22 10,67

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 17 26 43 2 1 3 11,76 3,85 6,98

11. BATANG 5 8 13 0 1 1 0,00 12,50 7,69

7 HERLANG 12. HERLANG 92 138 230 21 8 29 22,83 5,80 12,61

13. KARASSING 25 37 62 5 2 7 20,00 5,41 11,29

8 KAJANG 14.KAJANG 43 65 108 8 7 15 18,60 10,77 13,89

15. LEMBANNA 58 86 144 12 3 15 20,69 3,49 10,42

16.TANAH TOA 22 33 55 2 0 2 9,09 0,00 3,64

9 BULUKUMPA 17. TANETE 80 119 199 19 6 25 23,75 5,04 12,56

18. SALASSAE 24 36 60 12 2 14 50,00 5,56 23,33

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 76 115 191 20 18 38 26,32 15,65 19,90

143 348 491 55 60 115 38,46 17,24 23,42

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.132 1.830 2.962 262 173 435 23,14 9,45 14,69

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

RSUD SULTHAN DG. RADJA

% BTA (+)

TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS

SUSPEK

TABEL 9

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + PJUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H% L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 GANTARANG 1. PONRE 16 25 41 14 85,4 21 85,4 35 85 0 0,00 0 0,00 0 0,00 85,37 85,37 85,37 0 0 0

2. GATTARENG 12 17 29 11 96,6 17 96,6 28 97 0 0,00 0 0,00 0 0,00 96,55 97 96,55 0 0 0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0

4. BALIBO 3 5 8 2 75,0 4 75,0 6 75 0 0,00 0 0,00 0 0,00 75,00 75,00 75,00 0 0 0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 9 14 23 6 69,6 10 69,6 16 70 0 0,00 0 0,00 0 0,00 69,57 70 69,57 0 0 0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 10 14 24 5 54,2 8 0,0 13 54 0 0,00 0 0,00 0 0,00 54,17 0,00 54,17 0 0 0

7. MANYAMPA 1 1 2 1 0,0 1 100,0 2 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 100 100 0 0 0

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 17 25 42 14 85,7 22 85,7 36 86 0 0,00 0 0,00 0 0,00 86 86 86 0 0 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 4 7 11 4 100,0 7 100,0 11 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100 100 100 0 0 0

11. BATANG 1 2 3 1 0,0 2 100,0 3 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100 100 0 0 0

7 HERLANG 12. HERLANG 4 5 9 3 0,0 5 0,0 8 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0

13. KARASSING 2 4 6 2 100,0 4 0,0 6 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100 0,00 100 0 0 0

8 KAJANG 14.KAJANG 6 10 16 6 93,8 9 0,0 15 94 1 15,63 0 0,00 1 6,25 109 0,00 100 0 0 0

15. LEMBANNA 7 11 18 6 88,9 10 88,9 16 89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 89 89 89 0 0 0

16.TANAH TOA 1 2 3 1 0,0 2 0,0 3 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 9 13 22 8 95,5 13 95,5 21 95 0 0,00 0 0,00 0 0,00 95 95 95 0 0 0

18. SALASSAE 2 3 5 2 0,0 3 0,0 5 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 14 22 36 12 80,6 17 80,6 29 81 0 0,00 0 0,00 0 0,00 80,56 81 80,56 0 0 0

38 58 96 32 84,4 49 84,4 81 84 1 2,60 1 1,74 2 2,08 86,98 86 86,46 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 158 236 394 101 64,21 152 64,21 253 64,21 1 0,63 0 0,00 1 0,25 64,85 64,21 64,47 0 0 0

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0 0 0

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

JUMLAH KEMATIAN

SELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE)

L P

BTA (+) DIOBATI

ANGKA KEBERHASILAN

PENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)

RSUD SULTHAN DG. RADJA

P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 GANTARANG 1. PONRE 2.443 1.993 4.436 244 199 444 2 0,82 4 2,01 6 1,35

2. GATTARENG 1.207 986 2.193 121 99 219 1 0,83 1 1,01 2 0,91

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 668 626 1.294 67 63 129 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4. BALIBO 916 575 1.491 92 58 149 0 0,00 0 0,00 0 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 2.661 1.830 4.491 266 183 449 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 1.389 917 2.306 139 92 231 2 1,44 1 1,09 3 1,30

7. MANYAMPA 319 162 481 32 16 48 4 12,54 0 0,00 4 8,32

8. PALANGISANG 521 366 887 52 37 89 7 13,44 8 21,86 15 16,91

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 1.236 969 2.205 124 97 221 47 38,03 38 39,22 85 38,55

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 606 469 1.075 61 47 108 19 31,35 20 42,64 39 36,28

11. BATANG 447 565 1.012 45 57 101 16 35,79 12 21,24 28 27,67

7 HERLANG 12. HERLANG 899 559 1.458 90 56 146 8 8,90 8 14,31 16 10,97

13. KARASSING 446 317 763 45 32 76 3 6,73 6 18,93 9 11,80

8 KAJANG 14.KAJANG 1.142 642 1.784 114 64 178 0 0,00 0 0,00 0 0,00

15. LEMBANNA 960 629 1.589 96 63 159 20 20,83 27 42,93 47 29,58

16.TANAH TOA 681 326 1.007 68 33 101 0 0,00 0 0,00 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 2.068 1.527 3.595 207 153 360 1 0,48 1 0,65 2 0,56

18. SALASSAE 744 397 1.141 74 40 114 0 0,00 3 7,56 3 2,63

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 2.039 1.471 3.510 204 147 351 116 56,89 86 58,46 202 57,55

JUMLAH (KAB/KOTA) 21.392 15.326 36.718 2.139 1.533 3.672 246 11,50 215 14,03 461 12,56

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

TABEL 11

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

0 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

2 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

0 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 1 0 1 25,00

3 25 - 49 TAHUN 0 1 1 100,00 3 0 3 75,00 1 0 1 3 0 3 75,00

4 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00 1 0 1 25,00 0 0 0 0 0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 4 0 4 1 0 1 4 0 4

PROPORSI JENIS KELAMIN 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit, KPA Kab. Bulukumba

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

TABEL 12

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 UTD Cab. Bulukumba 1.143 327 1.470 1.143 100,00 327 100,00 1.470 100,00 1 0,09 0 0,00 1 0,07

JUMLAH 1.143 327 1.470 1.143 100,00 327 100,00 1.470 100,00 1 0,09 0 - 1 0,07

Sumber :RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja

P L + P

JUMLAH PENDONOR

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIV

L P

POSITIF HIV

L + P L

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 GANTARANG 1. PONRE 23.746 25.471 49.217 73 79 228 939 1.279,8 1.218 1.548 2.157 946

2. GATTARENG 11.434 12.894 24.328 35 40 113 192 543,4 265 665 457 405

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 7.108 7.211 14.319 22 22 66 220 1.001,7 274 1.230 494 744

4. BALIBO 7.876 8.525 16.401 24 26 76 422 1.734,0 406 1.541 828 1.089

3 UJUNG BULU 5. CAILE 25.007 26.909 51.916 77 83 241 564 729,9 782 941 1.346 559

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 12.177 13.452 25.629 38 42 119 558 1.483,0 706 1.699 1.264 1.064

7. MANYAMPA 2.544 2.913 5.457 8 9 25 79 1.005,0 164 1.822 243 961

8. PALANGISANG 4.566 5.182 9.748 14 16 45 223 1.580,6 328 2.048 551 1.220

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 11.271 13.577 24.848 35 42 115 237 680,5 279 665 516 448

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 4.953 6.505 11.458 15 20 53 221 1.444,0 286 1.423 507 955

11. BATANG 4.719 6.060 10.779 15 19 50 69 473,2 55 294 124 248

7 HERLANG 12. HERLANG 7.267 8.783 16.050 22 27 74 330 1.469,6 442 1.629 772 1.038

13. KARASSING 3.813 4.589 8.402 12 14 39 63 534,7 118 832 181 465

8 KAJANG 14.KAJANG 9.269 10.353 19.622 29 32 91 389 1.358,2 443 1.385 832 915

15. LEMBANNA 8.372 9.114 17.486 26 28 81 328 1.267,9 249 884 577 712

16.TANAH TOA 5.292 5.788 11.080 16 18 51 75 458,7 135 755 210 409

9 BULUKUMPA 17. TANETE 18.864 20.499 39.363 58 63 182 51 87,5 60 95 111 61

18. SALASSAE 5.957 6.541 12.498 18 20 58 130 706,3 160 792 290 501

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 18.449 20.725 39.174 57 64 182 487 854,3 653 1.020 1.140 628

JUMLAH (KAB/KOTA) 192.684 215.091 407.775 595 665 13.090 5.577 936,7 7.023 1.056,7 12.600 96,26

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 30,90

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

DIAREJUMLAH TARGET

PENEMUAN

DIARE DITANGANI

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 0 0 0 5 0 5 5 0 5

2. GATTARENG 0 1 1 5 4 9 5 5 10

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 2 1 3 2 1 3

4. BALIBO 0 0 0 1 0 1 1 0 1

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 3 8 11 3 8 11

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 1 0 1 3 3 6 4 3 7

7. MANYAMPA 0 0 0 2 0 2 2 0 2

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 1 1 2 1 1 2

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11. BATANG 0 0 0 0 1 1 0 1 1

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13. KARASSING 0 0 0 1 0 1 1 0 1

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4

15. LEMBANNA 0 0 0 3 6 9 3 6 9

16.TANAH TOA 1 1 2 2 4 6 3 5 8

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 4 7 11 4 7 11

18. SALASSAE 0 0 0 1 1 2 1 1 2

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 2 0 2 0 3 3 2 3 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 2 6 36 40 76 40 42 82

PROPORSI JENIS KELAMIN 66,67 33,33 47,37 52,63 48,78 51,22

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 20,76 19,53 20,11

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS BARU

TABEL 15

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 GANTARANG 1. PONRE 5 0 0,0 0 0,00

2. GATTARENG 10 0 0,0 1 10,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 3 0 0,0 1 33,33

4. BALIBO 1 1 100,0 0 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 11 0 0,0 0 0,00

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 7 0 0,0 0 0,00

7. MANYAMPA 2 0 0,0 1 50,00

8. PALANGISANG - 0 0,0 0 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 2 0 0,0 1 50,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO - 0 0,0 0 0,00

11. BATANG 1 1 100,0 0 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG - 0 0,0 0 0,00

13. KARASSING 1 0 0,0 0 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 4 1 25,0 1 25,00

15. LEMBANNA 9 1 11,1 1 11,11

16.TANAH TOA 8 2 25,0 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 11 1 9,1 0 0,00

18. SALASSAE 2 0 0,0 0 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 5 0 0,0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 7 8,54 6 7,32

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 1,47

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA KUSTA

0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA

KUSTA

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 0 0 0 9 5 14 9 5 14

2. GATTARENG 0 1 1 9 7 16 9 8 17

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 4 2 6 4 2 6

4. BALIBO 0 0 0 3 0 3 3 0 3

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 9 13 22 9 13 22

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 1 0 1 8 6 14 9 6 15

7. MANYAMPA 0 0 0 2 2 4 2 2 4

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 3 1 4 3 1 4

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11. BATANG 0 0 0 2 0 2 2 0 2

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 2 2 4 2 2 4

13. KARASSING 0 0 0 2 2 4 2 2 4

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 5 2 7 5 2 7

15. LEMBANNA 0 0 0 11 7 18 11 7 18

16.TANAH TOA 1 1 2 4 8 12 5 9 14

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 13 7 20 13 7 20

18. SALASSAE 0 0 0 2 2 4 2 2 4

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 2 0 2 7 3 10 9 3 12

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 2 6 95 69 164 99 71 170

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 5,14 3,30 4,17

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 GANTARANG 1. PONRE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 5 14 4 44,4 5 100,0 9 64,3

2. GATTARENG 1 0 1 1 100 0 0 1 100 9 7 16 5 55,6 3 42,9 8 50,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 6 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4. BALIBO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 3 100,0 0 0,0 3 100,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 13 22 3 33,3 1 7,7 4 18,2

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 1 0 1 1 0 0 0 1 100 8 6 14 5 62,5 3 50,0 8 57,1

7. MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 1 50,0 0 0,0 1 25,0

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4 1 33,3 1 100,0 2 50,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11. BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 1 50,0 0 0,0 1 50,0

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 2 100,0 2 100,0 4 100,0

13. KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 1 50,0 2 100,0 3 75,0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2 7 2 40,0 0 0,0 2 28,6

15. LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 7 18 9 81,8 6 85,7 15 83,3

16.TANAH TOA 1 1 2 0 0 0 0 0 0 4 8 12 2 50,0 2 25,0 4 33,3

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 7 20 4 30,8 3 42,9 7 35,0

18. SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 2 0 2 0 0 0 0 0 0 7 3 10 2 28,6 2 66,7 4 40,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 1 6 2 40,0 0 0,0 2 33,3 95 69 164 45 47 30 43,5 75 45,7

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMASRFT PB

L + PPENDERITA PB

aPENDERITA MB

a

L + P

RFT MB

L PL P

TABEL 18

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 GANTARANG 1. PONRE 14.301 2

2. GATTARENG 7.310 0

3 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 4.216 0

4. BALIBO 4.905 0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 11.912 0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 7.629 0

7. MANYAMPA 1.531 1

8. PALANGISANG 2.917 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 7.530 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 3.522 0

11. BATANG 3.323 0

7 HERLANG 12. HERLANG 4.721 0

13. KARASSING 2.422 0

8 KAJANG 14.KAJANG 5.714 0

15. LEMBANNA 5.211 0

16.TANAH TOA 3.128 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 11.178 0

18. SALASSAE 3.710 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 10.355 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 115.535 4

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 3,46

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 19

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 2 0 2 2

2. GATTARENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4. BALIBO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0

7. MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11. BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13. KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15. LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18. SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 0 2 2

CASE FATALITY RATE (%) 0,00 100,00 100,00

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TABEL 20

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 GANTARANG 1. PONRE 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0

2. GATTARENG 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0

4. BALIBO 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7. MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8. PALANGISANG 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11. BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13. KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15. LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18. SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 10 13 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CAMPAK

JUMLAH KASUSMENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 45 34 79 0 0 0 0,00 0,00 0,00

2. GATTARENG 80 59 139 0 0 0 0,00 0,00 0,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 5 6 11 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4. BALIBO 0 2 2 0 0 0 0,00 0,00 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 27 19 46 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 4 2 6 0 0 0 0,00 0,00 0,00

7. MANYAMPA 0 1 1 0 0 0 0,00 0,00 0,00

8. PALANGISANG 0 1 1 0 0 0 0,00 0,00 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 23 14 37 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 15 12 27 0 0 0 0,00 0,00 0,00

11. BATANG 44 44 88 0 0 0 0,00 0,00 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG 1 2 3 0 0 0 0,00 0,00 0,00

13. KARASSING 4 2 6 0 0 0 0,00 0,00 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 0 1 1 0 0 0 0,00 0,00 0,00

15. LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 1 2 3 0 0 0 0,00 0,00 0,00

18. SALASSAE 4 5 9 0 0 0 0,00 0,00 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 43 35 78 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 296 241 537 0 0 0 0,0 0,0 0,0

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 153,6 112,0 131,7

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

TABEL 22

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 GANTARANG 1. PONRE 249 126 375 249 126 375 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

2. GATTARENG 150 225 375 150 225 375 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 14 22 36 14 22 36 1 7,14 0 0,00 1 2,78 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4. BALIBO 302 453 755 302 453 755 1 0,33 0 0,00 1 0,13 0 0 0 0,00 0,00 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 104 155 259 104 155 259 2 1,92 0 0,00 2 0,77 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 146 218 364 146 218 364 1 0,68 0 0,00 1 0,27 0 0 0 0,00 0,00 0,00

7. MANYAMPA - - 0 - - 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 188 283 471 188 283 471 6 3,19 0 0,00 6 1,27 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 331 497 828 331 497 828 0 0,00 1 0,20 1 0,12 0 0 0 0,00 0,00 0,00

11. BATANG 30 45 75 30 45 75 2 6,67 1 2,22 3 4,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG 25 37 62 25 37 62 1 4,00 0 0,00 1 1,61 0 0 0 0,00 0,00 0,00

13. KARASSING - - 0 - - 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 62 94 156 62 94 156 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

15. LEMBANNA 12 18 30 12 18 30 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

16.TANAH TOA 23 35 58 23 35 58 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 173 259 432 173 259 432 2 1,16 2 0,77 4 0,93 0 0 0 0,00 0,00 0,00

18. SALASSAE 10 14 24 10 14 24 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 226 339 565 226 339 565 2 0,88 1 0,29 3 0,53 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.045 2.820 4.865 2.045 2.820 4.865 18 0,88 5 0,18 23 0,47 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 192.684 215.091 407.775

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,09 0,02 0,06

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

PUSKESMAS POSITIFL P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CFRMENINGGAL SUSPEK

MALARIA

NO KECAMATAN

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 GANTARANG 1. PONRE 0 0 0 0 0 0

2. GATTARENG 0 0 0 0 0 0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0

4. BALIBO 0 0 0 0 0 0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 0 0 0

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 0 0 0 0 0 0

7. MANYAMPA 0 0 0 0 0 0

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0

11. BATANG 0 0 0 0 0 0

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0 0

13. KARASSING 0 0 0 0 0 0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 0 0 0

15. LEMBANNA 0 0 0 0 0 0

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 0 0 0

18. SALASSAE 0 0 0 0 0 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 14.111 15.233 29.344 0,00 0,00 0 0,00 153 0,00 278 0,00 431 0

2. GATTARENG 6.082 8.706 14.788 147 2,42 569 6,54 716 4,84 107 1.637,16 286 39,94 393 54,888268

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 3.266 4.217 7.483 1.501 45,96 2.737 64,90 4.238 56,64 133 204,92 167 3,94 300 7,0788108

4. BALIBO 4.672 5.682 10.354 2.989 63,98 3.822 67,27 6.811 65,78 35 52,03 86 1,26 121 1,78

3 UJUNG BULU 5. CAILE 14.344 15.643 29.987 14.215 99,10 16.812 107,47 31.027 103,47 198 184,23 205 0,66 403 1,2988687

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8.874 9.570 18.444 669 7,54 1.496 15,63 2.165 11,74 53 339,04 141 6,51 194 8,960739

7. MANYAMPA 1.975 2.165 4.140 525 26,58 621 28,68 1.146 27,68 399 1.391,04 513 44,76 912 79,581152

8. PALANGISANG 2.434 3.876 6.310 0,00 0,00 0 0,00 82 0,00 161 0,00 243 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 5.689 6.988 12.677 0,00 0,00 0 0,00 34 0,00 70 0,00 104 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 2.655 3.785 6.440 1.406 52,96 1.691 44,68 3.097 48,09 193 432,00 382 12,33 575 18,566355

11. BATANG 3.781 4.198 7.979 1.753 46,36 1.346 32,06 3.099 38,84 82 255,75 149 4,81 231 7,4540174

7 HERLANG 12. HERLANG 4.867 5.761 10.628 3.762 77,30 4.025 69,87 7.787 73,27 385 551,05 572 7,35 957 12,289714

13. KARASSING 2.109 3.214 5.323 0,00 0,00 0 0,00 19 0,00 28 0,00 47 0

8 KAJANG 14.KAJANG 6.298 7.943 14.241 11.875 188,55 0,00 11.875 83,39 31 0,00 20 0,17 51 0,4294737

15. LEMBANNA 5.786 6.537 12.323 77 1,33 85 1,30 162 1,31 6 461,44 5 3,09 11 6,79

16.TANAH TOA 3.988 5.983 9.971 0,00 0,00 0 0,00 131 0,00 198 0,00 329 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 11.027 12.877 23.904 0,00 0,00 0 0,00 62 0,00 153 0,00 215 0

18. SALASSAE 3.376 5.659 9.035 0,00 0,00 0 0,00 29 0,00 51 0,00 80 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 11.887 12.982 24.869 0,00 0,00 0 0,00 219 0,00 539 0,00 758 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 117.221 141.019 258.240 38.919 33,20 33.204 23,55 72.123 27,93 2.351 6,0407513 4.004 12,058788 6.355 8,81

Sumber :Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUAN

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 16.511 17.852 34.363 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2. GATTARENG 8.112 8.901 17.013 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 5.133 5.014 10.147 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4. BALIBO 5.623 6.034 11.657 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 16.720 17.932 34.652 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8.635 9.311 17.946 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7. MANYAMPA 1.799 2.104 3.903 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

8. PALANGISANG 3.424 3.626 7.050 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 7.892 9.613 17.505 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 3.853 4.705 8.558 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

11. BATANG 4.117 4.722 8.839 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG 5.324 6.498 11.822 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

13. KARASSING 2.988 3.389 6.377 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 7.119 7.112 14.231 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

15. LEMBANNA 6.129 7.518 13.647 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

16.TANAH TOA 3.933 4.262 8.195 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 13.988 14.426 28.414 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

18. SALASSAE 4.923 4.876 9.799 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 13.244 14.878 28.122 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 139.467 152.773 292.240 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Sumber :Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS

DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15

TAHUN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 GANTARANG 1. PONRE 5.310 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2. GATTARENG 3.334 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 3.620 0 0,00 0 0,00 1 0,00

4. BALIBO 4.678 0 0,00 0 0,00 0 0,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 5.412 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 3.565 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7. MANYAMPA 894 0 0,00 0 0,00 0 0,00

8. PALANGISANG 1.012 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 3.112 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 3.010 0 0,00 0 0,00 0 0,00

11. BATANG 3.280 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG 2.333 0 0,00 0 0,00 0 0,00

13. KARASSING 1.766 0 0,00 0 0,00 0 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 3.942 0 0,00 0 0,00 0 0,00

15. LEMBANNA 3.229 0 0,00 0 0,00 0 0,00

16.TANAH TOA 2.995 0 0,00 0 0,00 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 4.528 1 0,00 0 0,00 0 0,00

18. SALASSAE 2.668 0 0,00 0 0,00 0 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 4.208 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 62.896 1 0,00 0 0,00 1 0,00

Sumber :Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM

DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN

NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN

USIA 30-50 TAHUN

IVA POSITIF

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN

DIKETAHUIDITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Malaria pada Balita 1 1 06/03/14 06/03/14 06/03/14 1 0 1 1 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

2 Keracunan Makanan 1 1 29/04/14 29/04/14 30/04/14 4 3 7 4 3 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

3 Suspek Campak 1 1 17/04/14 17/04/14 17/04/14 4 2 6 2 4 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

4 TN 1 1 22/04/14 22/04/14 22/04/14 1 0 1 1 0 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 - 100,00

5 Suspek Campak 1 1 19/05/14 19/05/14 19/05/14 3 3 6 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

6

Gigitan Hewan

Penular Rabies

(GHPR)

1 1 12/05/14 12/05/14 12/05/14 1 0 1 1 1 0 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 - 100,00

7

Gigitan Hewan

Penular Rabies

(GHPR)1 1 11/07/14 11/07/14 11/07/14 5 3 8 1 5 2 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

8Kematian akibat

tetanus1 1 21/07/14 21/07/14 21/07/14 1 0 1 1 1 0 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 - 100,00

9 TN 1 1 04/08/14 04/08/14 04/08/14 0 1 1 1 0 1 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - 100,00 100,00

10 Keracunan Makanan 1 1 08/09/14 08/09/14 08/09/14 5 2 7 3 4 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

11

Gigitan Hewan

Penular Rabies

(GHPR)1 1 15/9/14 15/9/14 15/9/14 2 2 4 1 2 1 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

12 Keracunan Makanan 1 1 29/04/14 29/04/14 30/04/14 8 11 19 1 3 7 5 2 1 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

13 Kematian bayi 1 1 13/10/14 21/07/14 21/07/14 1 0 1 1 0 1 0 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 - 100,00

14 AFP 1 1 22/10/14 22/10/14 22/10/14 0 1 1 1 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

15 Suspek Campak 1 1 05/11/14 05/11/14 05/11/14 10 5 15 9 6 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

16

Gigitan Hewan

Penular Rabies

(GHPR)1 1 17/11/14 17/11/14 17/11/14 1 0 1 1 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

17 Varicella 1 1 17/11/14 17/11/14 17/11/14 20 12 32 5 9 11 7 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

18 AFP 1 1 31/10/14 31/10/14 31/10/14 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

18 AFP 1 1 14/11/14 14/11/14 14/11/14 0 1 1 1 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

20 Keracunan Makanan 1 1 28/12/14 28/12/14 28/12/14 7 5 12 1 3 6 1 0 2 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit, Imunisasi & Matra

2014

WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

JUMLAH

DESA/KEL

CFR (%)NO

JENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN

JUMLAH

PENDUDUK

TERANCAMJUMLAH

KEC

YANG TERSERANG

TABEL 28

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 GANTARANG 1. PONRE 6 6 100,0

2. GATTARENG 3 3 100,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 1 1 100,0

4. BALIBO 0 0 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 1 1 100,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 2 2 100,0

7. MANYAMPA 0 0 0,0

8. PALANGISANG 0 0 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 4 4 100,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0,0

11. BATANG 1 1 100,0

7 HERLANG 12. HERLANG 1 1 100,0

13. KARASSING 0 0 0,0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0,0

15. LEMBANNA 0 0 0,0

16.TANAH TOA 0 0 0,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0,0

18. SALASSAE 1 1 100,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 20 20 100,00

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

TABEL 29

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 GANTARANG 1. PONRE 912 996 109,2 875 95,9 871 781 89,7 809 92,9 809 92,9

2. GATTARENG 451 490 108,6 332 73,6 430 368 85,6 438 101,9 438 101,9

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 266 278 104,5 246 92,5 253 229 90,5 273 107,9 273 107,9

4. BALIBO 306 325 106,2 335 109,5 292 260 89,0 270 92,5 270 92,5

3 UJUNG BULU 5. CAILE 922 960 104,1 910 98,7 880 826 93,9 826 93,9 826 93,9

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 475 485 102,1 358 75,4 545 391 71,7 408 74,9 408 74,9

7. MANYAMPA 99 104 105,1 88 88,9 95 53 55,8 61 64,2 61 64,2

8. PALANGISANG 183 181 98,9 153 83,6 174 171 98,3 171 98,3 171 98,3

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 459 502 109,4 421 91,7 348 429 123,3 430 123,6 430 123,6

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 225 237 105,3 163 72,4 215 181 84,2 205 95,3 205 95,3

11. BATANG 212 166 78,3 162 76,4 202 133 65,8 136 67,3 136 67,3

7 HERLANG 12. HERLANG 303 288 95,0 301 99,3 290 259 89,3 276 95,2 276 95,2

13. KARASSING 159 120 75,5 81 50,9 152 93 61,2 111 73,0 111 73,0

8 KAJANG 14.KAJANG 367 393 107,1 362 98,6 351 338 96,3 345 98,3 255 72,6

15. LEMBANNA 327 367 112,2 299 91,4 312 264 84,6 289 92,6 228 73,1

16.TANAH TOA 207 230 111,1 203 98,1 198 228 115,2 228 115,2 228 115,2

9 BULUKUMPA 17. TANETE 739 698 94,5 643 87,0 705 613 87,0 614 87,1 614 87,1

18. SALASSAE 235 230 97,9 186 79,1 224 194 86,6 196 87,5 196 87,5

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 724 724 100,0 489 67,5 691 626 90,6 655 94,8 655 94,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.571 7.774 102,7 6.607 87,3 7.228 6.437 89,1 6.741 93,3 6.590 91,17

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

K1 K4NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

MENDAPAT

YANKES NIFAS

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A JUMLAH

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 GANTARANG 1. PONRE 912 500 54,8 389 42,7 105 11,5 62 6,8 51 5,6 607 66,6

2. GATTARENG 451 32 7,1 24 5,3 12 2,7 7 1,6 9 2,0 52 11,5

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 266 264 99,2 227 85,3 5 1,9 6 2,3 9 3,4 247 92,9

4. BALIBO 306 98 32,0 110 35,9 9 2,9 2 0,7 9 2,9 130 42,5

3 UJUNG BULU 5. CAILE 922 457 49,6 300 32,5 33 3,6 24 2,6 80 8,7 437 47,4

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 475 13 2,7 16 3,4 1 0,2 1 0,2 1 0,2 19 4,0

7. MANYAMPA 99 11 11,1 12 12,1 6 6,1 4 4,0 4 4,0 26 26,3

8. PALANGISANG 183 69 37,7 71 38,8 9 4,9 11 6,0 15 8,2 106 57,9

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 459 51 11,1 65 14,2 57 12,4 1 0,2 1 0,2 124 27,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 225 85 37,8 34 15,1 18 8,0 19 8,4 10 4,4 81 36,0

11. BATANG 212 65 30,7 65 30,7 57 26,9 14 6,6 8 3,8 144 67,9

7 HERLANG 12. HERLANG 303 20 6,6 35 11,6 12 4,0 11 3,6 5 1,7 63 20,8

13. KARASSING 159 25 15,7 17 10,7 10 6,3 5 3,1 5 3,1 37 23,3

8 KAJANG 14.KAJANG 367 45 12,3 12 3,3 7 1,9 9 2,5 7 1,9 35 9,5

15. LEMBANNA 327 381 116,5 276 84,4 8 2,4 0 0,0 8 2,4 292 89,3

16.TANAH TOA 207 232 112,1 193 93,2 5 2,4 4 1,9 7 3,4 209 101,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 739 558 75,5 506 68,5 20 2,7 25 3,4 15 2,0 566 76,6

18. SALASSAE 235 23 9,8 21 8,9 13 5,5 15 6,4 7 3,0 56 23,8

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 724 118 16,3 163 22,5 95 13,1 92 12,7 14 1,9 364 50,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.571 3.047 40,2 2.536 33,5 482 6,4 312 4,1 265 3,5 3.595 47,5

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 GANTARANG 1. PONRE 11.662 91 0,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2. GATTARENG 5.663 21 0,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 3.504 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4. BALIBO 3.682 19 0,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 11.660 184 1,6 0 0,0 0 0,0 5 0,0 5 0,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 6.014 1 0,0 1 0,0 1 0,0 1 0,0 1 0,0

7. MANYAMPA 1.396 6 0,4 1 0,1 1 0,1 1 0,1 1 0,1

8. PALANGISANG 2.256 35 1,6 16 0,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 5.811 1 0,0 1 0,0 1 0,0 1 0,0 1 0,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 2.847 16 0,6 12 0,4 15 0,5 0 0,0 0 0,0

11. BATANG 2.681 20 0,7 11 0,4 1 0,0 1 0,0 1 0,0

7 HERLANG 12. HERLANG 3.835 45 1,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

13. KARASSING 2.012 10 0,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 KAJANG 14.KAJANG 4.646 12 0,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

15. LEMBANNA 4.134 61 1,5 50 1,2 23 0,6 41 1,0 37 0,9

16.TANAH TOA 2.627 64 2,4 15 0,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 9.346 227 2,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

18. SALASSAE 2.971 12 0,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 9.160 135 1,5 111 1,2 10 0,1 5 0,1 5 0,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 95.907 960 1,0 218 0,2 52 0,1 55 0,1 51 0,1

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 GANTARANG 1. PONRE 912 863 94,63 878 96,27

2. GATTARENG 451 390 86,47 359 79,60

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 266 271 101,88 232 87,22

4. BALIBO 306 299 97,71 236 77,12

3 UJUNG BULU 5. CAILE 922 773 83,84 753 81,67

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 475 413 86,95 386 81,26

7. MANYAMPA 99 94 94,95 87 87,88

8. PALANGISANG 183 156 85,25 140 76,50

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 459 426 92,81 394 85,84

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 225 224 99,56 189 84,00

11. BATANG 212 184 86,79 145 68,40

7 HERLANG 12. HERLANG 303 259 85,48 270 89,11

13. KARASSING 159 113 71,07 72 45,28

8 KAJANG 14.KAJANG 367 251 68,39 296 80,65

15. LEMBANNA 327 321 98,17 251 76,76

16.TANAH TOA 207 197 95,17 184 88,89

9 BULUKUMPA 17. TANETE 739 634 85,79 578 78,21

18. SALASSAE 235 156 66,38 159 67,66

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 724 633 87,43 616 85,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 7571 6657 87,93 6225 82,22

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

KECAMATANJUMLAH

IBU HAMILNO PUSKESMAS

TABEL 33

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 GANTARANG 1. PONRE 912 182 77 42,2 412 384 796 62 58 119 30 48,5 20 34,7 50 41,9 30 20 50

2. GATTARENG 451 90 96 106,4 201 229 430 30 34 65 35 117,4 24 68,7 59 91,5 35 24 59

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 266 53 60 112,8 132 136 268 20 20 40 13 66,7 9 43,1 22 54,7 13 9 22

4. BALIBO 306 61 42 68,6 136 114 250 20 17 38 14 70,6 10 56,1 24 64,0 14 10 24

3 UJUNG BULU 5. CAILE 922 184 49 26,6 415 426 841 62 64 126 10 15,4 6 10,0 16 12,7 10 6 16

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 475 95 121 127,4 188 217 405 28 33 61 25 87,2 16 50,4 41 67,5 25 16 41

7. MANYAMPA 99 20 10 50,5 45 16 61 7 2 9 4 62,2 3 116,7 7 76,5 4 3 7

8. PALANGISANG 183 37 42 114,8 89 80 169 13 12 25 5 40,4 4 30,0 9 35,5 5 4 9

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 459 92 117 127,5 232 201 433 35 30 65 44 125,9 29 96,8 73 112,4 44 29 73

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 225 45 32 71,1 110 103 213 17 15 32 13 76,4 8 54,4 21 65,7 13 8 21

11. BATANG 212 42 35 82,5 70 65 135 11 10 20 8 80,0 6 57,4 14 69,1 8 6 14

7 HERLANG 12. HERLANG 303 61 25 41,3 124 134 258 19 20 39 13 67,7 8 41,8 21 54,3 13 8 21

13. KARASSING 159 32 6 18,9 62 46 108 9 7 16 1 12,9 1 11,6 2 12,3 1 1 2

8 KAJANG 14.KAJANG 367 73 101 137,6 173 164 337 26 25 51 43 164,2 28 115,4 71 140,5 43 28 71

15. LEMBANNA 327 65 65 99,4 143 143 286 21 21 43 23 109,1 16 72,7 39 90,9 23 16 39

16.TANAH TOA 207 41 31 74,9 116 108 224 17 16 34 10 55,2 6 39,5 16 47,6 10 6 16

9 BULUKUMPA 17. TANETE 739 148 95 64,3 298 319 617 45 48 93 29 65,8 20 41,0 49 52,9 29 20 49

18. SALASSAE 235 47 29 61,7 101 96 197 15 14 30 11 71,3 7 50,0 18 60,9 11 7 18

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 724 145 178 122,9 338 311 649 51 47 97 58 113,6 38 82,3 96 98,6 58 38 96

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.571 1.514 1211 80,0 3.385 3.292 6.677 508 494 1.002 389 76,6 259 52,5 648 64,7 389 259 648

Sumber : - Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

'- BPPKB Kab. Bulukumba

JUMLAH BAYI

PERKIRAAN

BUMIL

DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PL P

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH

IBU HAMIL

TABEL 34

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW %IM

PLAN% JUMLAH %

KON

DOM % SUNTIK % PIL %

OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 GANTARANG 1. PONRE 234 4,3 0 0,0 25 0,5 466 8,6 725 13,4 268 5,0 3.255 60,1 1.164 21,5 0 0,0 0 0,0 4.687 86,6 5.412 100,0

2. GATTARENG 109 5,5 1 0,05 5 0,3 154 7,8 269 13,6 28 1,4 1.235 62,7 439 22,3 0 0,0 0 0,0 1.702 86,4 1.971 100,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 126 11,7 4 0,37 5 0,5 127 11,8 262 24,4 28 2,6 564 52,6 219 20,4 0 0,0 0 0,0 811 75,6 1.073 100,0

4. BALIBO 120 9,1 0 0,00 10 0,8 233 17,7 363 27,6 106 8,1 656 49,8 191 14,5 0 0,0 0 0,0 953 72,4 1.316 100,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 495 10,4 0 0,00 52 1,1 881 18,5 1.428 29,9 235 4,9 2.191 46,0 914 19,2 0 0,0 0 0,0 3.340 70,1 4.768 100,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 194 9,0 0 0,00 23 1,1 291 13,5 508 23,5 98 4,5 1.030 47,7 524 24,3 0 0,0 0 0,0 1.652 76,5 2.160 100,0

7. MANYAMPA 13 3,0 0 0,00 0 0,0 15 3,4 28 6,4 98 22,5 221 50,8 88 20,2 0 0,0 0 0,0 407 93,6 435 100,0

8. PALANGISANG 34 4,3 0 0,00 1 0,1 56 7,0 91 11,4 85 10,7 480 60,3 140 17,6 0 0,0 0 0,0 705 88,6 796 100,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 241 11,7 0 0,00 27 1,3 223 10,8 491 23,8 83 4,0 1.042 50,4 451 21,8 0 0,0 0 0,0 1.576 76,2 2.067 100,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 83 8,3 0 0,00 15 1,5 134 13,4 232 23,2 65 6,5 498 49,8 204 20,4 0 0,0 0 0,0 767 76,8 999 100,0

11. BATANG 50 4,4 0 0,00 5 0,4 116 10,2 171 15,0 95 8,3 633 55,6 239 21,0 0 0,0 0 0,0 967 85,0 1.138 100,0

7 HERLANG 12. HERLANG 104 5,8 0 0,00 8 0,4 177 9,9 289 16,2 86 4,8 958 53,5 456 25,5 0 0,0 0 0,0 1.500 83,8 1.789 100,0

13. KARASSING 68 8,5 0 0,00 0 0,0 76 9,5 144 18,0 68 8,5 489 61,2 98 12,3 0 0,0 0 0,0 655 82,0 799 100,0

8 KAJANG 14.KAJANG 161 9,3 1 0,06 13 0,7 158 9,1 333 19,2 107 6,2 948 54,6 349 20,1 0 0,0 0 0,0 1.404 80,8 1.737 100,0

15. LEMBANNA 125 8,1 0 0,00 25 1,6 189 12,2 339 21,9 20 1,3 954 61,6 236 15,2 0 0,0 0 0,0 1.210 78,1 1.549 100,0

16.TANAH TOA 75 7,7 0 0,00 15 1,5 140 14,3 230 23,6 107 11,0 505 51,7 134 13,7 0 0,0 0 0,0 746 76,4 976 100,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 112 3,2 2 0,06 25 0,7 294 8,3 433 12,2 125 3,5 2.533 71,3 462 13,0 0 0,0 0 0,0 3.120 87,8 3.553 100,0

18. SALASSAE 96 7,4 0 0,00 17 1,3 120 9,2 233 17,9 152 11,7 682 52,4 234 18,0 0 0,0 0 0,0 1.068 82,1 1.301 100,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 162 6,3 0 0,00 22 0,9 229 8,9 413 16,0 95 3,7 1.542 59,7 533 20,6 0 0,0 0 0,0 2.170 84,0 2.583 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.602 7,1 8 0,0 293 0,8 4.079 11,2 6.982 19,2 1.949 5,4 20.416 56,1 7.075 19,4 0 0,0 0 0,0 29.440 80,8 36.422 100,0

Sumber : - Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

- BPPKB Kab. Bulukumba

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MKJP +

NON

MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP

TABEL 35

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 GANTARANG 1. PONRE 1 0,7 0 0,0 0 0,0 12 7,9 13 8,6 7 4,6 106 69,7 26 17,1 0 0,0 0 0,0 139 91,4 152 100,0

2. GATTARENG 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 4,3 1 4,3 0 0,0 18 78,3 4 17,4 0 0,0 0 0,0 22 95,7 23 100,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4. BALIBO 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 10 0,8 0 0,0 0 0,0 31 2,5 41 3,3 127 10,2 712 56,9 371 29,7 0 0,0 0 0,0 1.210 96,7 1.251 100,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7. MANYAMPA 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8. PALANGISANG 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 4 1,2 0 0,0 0 0,0 20 6,0 24 7,2 20 6,0 221 66,6 67 20,2 0 0,0 0 0,0 308 92,8 332 100,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 5 5,7 0 0,0 0 0,0 11 12,6 16 18,4 1 1,1 48 55,2 22 25,3 0 0,0 0 0,0 71 81,6 87 100,0

11. BATANG 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 4,2 3 4,2 1 1,4 53 73,6 15 20,8 0 0,0 0 0,0 69 95,8 72 100,0

7 HERLANG 12. HERLANG 1 1,4 0 0,0 0 0,0 4 5,7 5 7,1 0 0,0 65 92,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 65 92,9 70 100,0

13. KARASSING 10 16,4 0 0,0 0 0,0 7 11,5 17 27,9 0 0,0 32 52,5 12 19,7 0 0,0 0 0,0 44 72,1 61 100,0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 1,5 175 88,8 19 9,6 0 0,0 0 0,0 197 100,0 197 100,0

15. LEMBANNA 1 0,6 0 0,0 0 0,0 17 10,3 18 10,9 0 0,0 144 87,3 3 1,8 0 0,0 0 0,0 147 89,1 165 100,0

16.TANAH TOA 0 0,0 0 0,0 0 0,0 25 6,0 25 6,0 0 0,0 382 91,6 10 2,4 0 0,0 0 0,0 392 94,0 417 100,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 1 1,0 0 0,0 0 0,0 1 1,0 2 2,0 4 3,9 69 67,6 27 26,5 0 0,0 0 0,0 100 98,0 102 100,0

18. SALASSAE 17 4,9 0 0,0 0 0,0 55 16,0 72 20,9 27 7,8 161 46,8 84 24,4 0 0,0 0 0,0 272 79,1 344 100,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 6 3,5 0 0,0 0 0,0 20 11,6 26 15,1 3 1,7 126 73,3 17 9,9 0 0,0 0 0,0 146 84,9 172 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 56 1,6 0 0,0 0 0,0 207 6,0 263 7,6 193 5,6 2.312 67,1 677 19,7 0 0,0 0 0,0 3.182 92,4 3.445 100,0

Sumber : - Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

- BPPKB Kab. Bulukumba

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NON MKJP MKJP +

NON

MKJP

% MKJP

+ NON

MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 GANTARANG 1. PONRE 9.073 152 1,7 5.412 59,6

2. GATTARENG 4.484 23 0,5 1.971 44,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 3.040 0 0,0 1.073 35,3

4. BALIBO 2.641 0 0,0 1.316 49,8

3 UJUNG BULU 5. CAILE 9.169 1.251 13,6 4.768 52,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 4.728 0 0,0 2.160 45,7

7. MANYAMPA 986 0 0,0 435 44,1

8. PALANGISANG 1.818 0 0,0 796 43,8

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 4.568 332 7,3 2.067 45,2

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 2.239 87 3,9 999 44,6

11. BATANG 2.107 72 3,4 1.138 54,0

7 HERLANG 12. HERLANG 3.018 70 2,3 1.789 59,3

13. KARASSING 1.580 61 3,9 799 50,6

8 KAJANG 14.KAJANG 3.653 197 5,4 1.737 47,5

15. LEMBANNA 3.255 165 5,1 1.549 47,6

16.TANAH TOA 2.062 417 20,2 976 47,3

9 BULUKUMPA 17. TANETE 7.351 102 1,4 3.553 48,3

18. SALASSAE 2.334 344 14,7 1.301 55,7

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 7.204 172 2,4 2.583 35,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 75.310 3.445 4,6 36.422 48,4

Sumber : - Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

- BPPKB Kab. Bulukumba

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 37

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 412 384 796 412 100,0 384 100,0 796 100,0 10 2,42718 7 1,8 17 2,1

2. GATTARENG 201 229 430 201 100,0 229 100,0 430 100,0 11 5,5 9 3,9 20 4,7

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 132 136 268 132 100,0 136 100,0 268 100,0 0 0,0 4 2,9 4 1,5

4. BALIBO 136 114 250 136 100,0 114 100,0 250 100,0 7 5,1 2 1,8 9 3,6

3 UJUNG BULU 5. CAILE 415 426 841 415 100,0 426 100,0 841 100,0 1 0,2 0 0,0 1 0,1

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 188 217 405 188 100,0 217 100,0 405 100,0 3 1,6 5 2,3 8 2,0

7. MANYAMPA 45 16 61 45 100,0 16 100,0 61 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8. PALANGISANG 89 80 169 89 100,0 80 100,0 169 100,0 5 5,6 3 3,8 8 4,7

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 232 201 433 232 100,0 201 100,0 433 100,0 6 2,6 9 4,5 15 3,5

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 110 103 213 110 100,0 103 100,0 213 100,0 5 4,5 7 6,8 12 5,6

11. BATANG 70 65 135 70 100,0 65 100,0 135 100,0 4 5,7 1 1,5 5 3,7

7 HERLANG 12. HERLANG 124 134 258 124 100,0 134 100,0 258 100,0 1 0,8 5 3,7 6 2,3

13. KARASSING 62 46 108 62 100,0 46 100,0 108 100,0 1 1,6 1 2,2 2 1,9

8 KAJANG 14.KAJANG 173 164 337 173 100,0 164 100,0 337 100,0 9 5,2 8 4,9 17 5,0

15. LEMBANNA 143 143 286 143 100,0 143 100,0 286 100,0 5 3,5 10 7,0 15 5,2

16.TANAH TOA 116 108 224 116 100,0 108 100,0 224 100,0 3 2,6 3 2,8 6 2,7

9 BULUKUMPA 17. TANETE 298 319 617 298 100,0 319 100,0 617 100,0 7 2,3 10 3,1 17 2,8

18. SALASSAE 101 96 197 101 100,0 96 100,0 197 100,0 6 5,9 5 5,2 11 5,6

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 338 311 649 338 100,0 311 100,0 649 100,0 24 7,1 21 6,8 45 6,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.385 3.292 6.677 3.385 100,0 3.292 100,0 6.677 100,0 108 3,2 110 3,3 218 3,3

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 412 384 796 412 100,0 384 100,0 796 100,0 406 98,5 380 99,0 786 98,7

2. GATTARENG 201 229 430 201 100,0 229 100,0 430 100,0 202 100,5 214 93,4 416 96,7

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 132 136 268 132 100,0 136 100,0 268 100,0 112 84,8 112 82,4 224 83,6

4. BALIBO 136 114 250 136 100,0 114 100,0 250 100,0 116 85,3 110 96,5 226 90,4

3 UJUNG BULU 5. CAILE 415 426 841 415 100,0 426 100,0 841 100,0 398 95,9 420 98,6 818 97,3

4 UJUNG BULU 6. UJUNG LOE 188 217 405 188 100,0 217 100,0 405 100,0 191 101,6 208 95,9 399 98,5

7. MANYAMPA 45 16 61 45 100,0 16 100,0 61 100,0 44 97,8 15 93,8 59 96,7

8. PALANGISANG 89 80 169 89 100,0 80 100,0 169 100,0 81 91,0 87 108,8 168 99,4

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 232 201 433 232 100,0 201 100,0 433 100,0 215 92,7 196 97,5 411 94,9

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 110 103 213 110 100,0 103 100,0 213 100,0 96 87,3 97 94,2 193 90,6

11. BATANG 70 65 135 70 100,0 65 100,0 135 100,0 69 98,6 64 98,5 133 98,5

7 HERLANG 12. HERLANG 124 134 258 124 100,0 134 100,0 258 100,0 124 100,0 134 100,0 258 100,0

13. KARASSING 62 46 108 62 100,0 46 100,0 108 100,0 60 96,8 50 108,7 110 101,9

8 KAJANG 14.KAJANG 173 164 337 173 100,0 164 100,0 337 100,0 158 91,3 167 101,8 325 96,4

15. LEMBANNA 143 143 286 143 100,0 143 100,0 286 100,0 129 90,2 135 94,4 264 92,3

16.TANAH TOA 116 108 224 116 100,0 108 100,0 224 100,0 113 97,4 107 99,1 220 98,2

9 BULUKUMPA 17. TANETE 298 319 617 298 100,0 319 100,0 617 100,0 285 95,6 329 103,1 614 99,5

18. SALASSAE 101 96 197 101 100,0 96 100,0 197 100,0 101 100,0 91 94,8 192 97,5

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 338 311 649 338 100,0 311 100,0 649 100,0 342 101,2 302 97,1 644 99,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.385 3.292 6.677 3.385 100,0 3.292 100,0 6.677 100,0 3.242 95,8 3.218 97,8 6.460 96,8

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

LJUMLAH BAYI

NO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P

TABEL 39

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 132 155 287 96 72,7 118 76,1 214 74,6

2. GATTARENG 23 28 51 13 56,5 18 64,3 31 60,8

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 38 44 82 22 57,9 27 61,4 49 59,8

4. BALIBO 34 39 73 23 67,6 34 87,2 57 78,1

3 UJUNG BULU 5. CAILE 150 176 326 75 50,0 92 52,3 167 51,2

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 62 72 134 42 67,7 54 75,0 96 71,6

7. MANYAMPA 25 30 55 8 32,0 11 36,7 19 34,5

8. PALANGISANG 44 51 95 15 34,1 21 41,2 36 37,9

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 95 111 206 77 81,1 97 87,4 174 84,5

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 28 32 60 11 39,3 42 131,3 53 88,3

11. BATANG 24 29 53 16 66,7 23 79,3 39 73,6

7 HERLANG 12. HERLANG 57 66 123 30 52,6 41 62,1 71 57,7

13. KARASSING 12 15 27 8 66,7 13 86,7 21 77,8

8 KAJANG 14.KAJANG 58 68 126 35 60,3 47 69,1 82 65,1

15. LEMBANNA 46 53 99 25 54,3 38 71,7 63 63,6

16.TANAH TOA 34 40 74 15 44,1 23 57,5 38 51,4

9 BULUKUMPA 17. TANETE 133 157 290 111 83,5 135 86,0 246 84,8

18. SALASSAE 26 31 57 18 69,2 20 64,5 38 66,7

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 115 136 251 15 13,0 23 16,9 38 15,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.136 1.333 2.469 655 57,7 877 65,8 1.532 62,0

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

USIA 0-6 BULAN

L + P

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATANJUMLAH BAYI

PUSKESMASL P

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 412 384 796 431 104,6 369 96,1 800 100,5

2. GATTARENG 201 229 430 192 95,5 217 94,8 409 95,1

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 132 136 268 110 83,3 107 78,7 217 81,0

4. BALIBO 136 114 250 112 82,4 102 89,5 214 85,6

3 UJUNG BULU 5. CAILE 415 426 841 376 90,6 424 99,5 800 95,1

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 188 217 405 191 101,6 217 100,0 408 100,7

7. MANYAMPA 45 16 61 45 100,0 47 293,8 92 150,8

8. PALANGISANG 89 80 169 72 80,9 88 110,0 160 94,7

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 232 201 433 177 76,3 228 113,4 405 93,5

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 110 103 213 84 76,4 77 74,8 161 75,6

11. BATANG 70 65 135 83 118,6 93 143,1 176 130,4

7 HERLANG 12. HERLANG 124 134 258 119 96,0 141 105,2 260 100,8

13. KARASSING 62 46 108 62 100,0 59 128,3 121 112,0

8 KAJANG 14.KAJANG 173 164 337 152 87,9 160 97,6 312 92,6

15. LEMBANNA 143 143 286 130 90,9 157 109,8 287 100,3

16.TANAH TOA 116 108 224 82 70,7 96 88,9 178 79,5

9 BULUKUMPA 17. TANETE 298 319 617 259 86,9 224 70,2 483 78,3

18. SALASSAE 101 96 197 97 96,0 131 136,5 228 115,7

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 338 311 649 296 87,6 261 83,9 557 85,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.385 3.292 6.677 3.070 90,7 3.198 97,1 6.268 93,9

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

TABEL 41

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

1 2 3 4 5 6

1 GANTARANG 1. PONRE 14 14 100,0

2. GATTARENG 7 7 100,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 6 6 100,0

4. BALIBO 7 7 100,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 9 9 100,0

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8 8 100,0

7. MANYAMPA 2 1 50,0

8. PALANGISANG 3 3 100,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 8 8 100,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 7 7 100,0

11. BATANG 6 6 100,0

7 HERLANG 12. HERLANG 5 5 100,0

13. KARASSING 3 3 100,0

8 KAJANG 14.KAJANG 8 8 100,0

15. LEMBANNA 6 5 83,3

16.TANAH TOA 5 4 80,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 13 13 100,0

18. SALASSAE 4 4 100,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 15 13 86,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 136 131 96,3

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit, Imunisasi & Kesehatan Matra

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KELURAHAN

UCINO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHAN

UCI

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI

Hb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 412 384 796 367 89,08 396 103,13 763 95,85 391 94,9 401 104,4 792 99,50

2. GATTARENG 201 229 430 175 87,06 200 87,34 375 87,21 177 88,1 204 89,1 381 88,60

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 132 136 268 132 100,00 133 97,79 265 98,88 128 97,0 119 87,5 247 92,16

4. BALIBO 136 114 250 123 90,44 139 121,93 262 104,80 129 94,9 136 119,3 265 106,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 415 426 841 396 95,42 398 93,43 794 94,41 423 101,9 419 98,4 842 100,12

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 188 217 405 204 108,51 196 90,32 400 98,77 236 125,5 190 87,6 426 105,19

7. MANYAMPA 45 16 61 53 117,78 46 287,50 99 162,30 50 111,1 40 250,0 90 147,54

8. PALANGISANG 89 80 169 79 88,76 83 103,75 162 95,86 80 89,9 91 113,8 171 101,18

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 232 201 433 167 71,98 189 94,03 356 82,22 195 84,1 182 90,5 377 87,07

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 110 103 213 89 80,91 89 86,41 178 83,57 108 98,2 90 87,4 198 92,96

11. BATANG 70 65 135 73 104,29 69 106,15 142 105,19 104 148,6 99 152,3 203 150,37

7 HERLANG 12. HERLANG 124 134 258 105 84,68 108 80,60 213 82,56 160 129,0 135 100,7 295 114,34

13. KARASSING 62 46 108 59 95,16 73 158,70 132 122,22 61 98,4 77 167,4 138 127,78

8 KAJANG 14.KAJANG 173 164 337 170 98,27 134 81,71 304 90,21 180 104,0 158 96,3 338 100,30

15. LEMBANNA 143 143 286 145 101,40 129 90,21 274 95,80 153 107,0 147 102,8 300 104,90

16.TANAH TOA 116 108 224 110 94,83 97 89,81 207 92,41 112 96,6 95 88,0 207 92,41

9 BULUKUMPA 17. TANETE 298 319 617 290 97,32 314 98,43 604 97,89 323 108,4 343 107,5 666 107,94

18. SALASSAE 101 96 197 102 100,99 86 89,58 188 95,43 105 104,0 96 100,0 201 102,03

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 338 311 649 279 82,54 273 87,78 552 85,05 331 97,9 340 109,3 671 103,39

JUMLAH (KAB/KOTA) 3385 3292 6677 3118 92,11 3152 95,75 6270 93,90 3446 101,8 3362 102,1 6808 102,0

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit, Imunisasi & Kesehatan Matra

L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH LAHIR HIDUP

L P

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI

DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 GANTARANG 1. PONRE 412 384 796 386 93,7 377 98,2 763 95,9 383 93,0 372 96,9 755 94,8492 376 91,3 756 196,9 1.132 142,211 350 85,0 380 99,0 730 91,71

2. GATTARENG 201 229 430 176 87,6 199 86,9 375 87,2 175 87,1 200 87,3 375 87,2093 204 101,5 373 162,9 577 134,186 169 84,1 204 89,1 373 86,74

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 132 136 268 115 87,1 118 86,8 233 86,9 119 90,2 114 83,8 233 86,9403 118 89,4 232 170,6 350 130,597 120 90,9 112 82,4 232 86,57

4. BALIBO 136 114 250 127 93,4 147 128,9 274 109,6 130 95,6 138 121,1 268 107,2 114 83,8 263 230,7 377 150,8 118 86,8 160 140,4 278 111,20

3 UJUNG BULU 5. CAILE 415 426 841 410 98,8 426 100,0 836 99,4 391 94,2 448 105,2 839 99,7622 406 97,8 849 199,3 1.255 149,227 404 97,3 445 104,5 849 100,95

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 188 217 405 214 113,8 193 88,9 407 100,5 204 108,5 200 92,2 404 99,7531 220 117,0 403 185,7 623 153,827 218 116,0 181 83,4 399 98,52

7. MANYAMPA 45 16 61 44 97,8 54 337,5 98 160,7 44 97,8 55 343,8 99 162,295 52 115,6 107 668,8 159 260,656 48 106,7 52 325,0 100 163,93

8. PALANGISANG 89 80 169 92 103,4 84 105,0 176 104,1 96 107,9 81 101,3 177 104,734 87 97,8 165 206,3 252 149,112 87 97,8 78 97,5 165 97,63

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 232 201 433 214 92,2 177 88,1 391 90,3 211 90,9 180 89,6 391 90,3002 190 81,9 385 191,5 575 132,794 190 81,9 195 97,0 385 88,91

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 110 103 213 102 92,7 90 87,4 192 90,1 106 96,4 90 87,4 196 92,0188 106 96,4 208 201,9 314 147,418 97 88,2 100 97,1 197 92,49

11. BATANG 70 65 135 122 174,3 105 161,5 227 168,1 116 165,7 109 167,7 225 166,667 108 154,3 205 315,4 313 231,852 109 155,7 98 150,8 207 153,33

7 HERLANG 12. HERLANG 124 134 258 147 118,5 138 103,0 285 110,5 148 119,4 138 103,0 286 110,853 142 114,5 276 206,0 418 162,016 169 136,3 108 80,6 277 107,36

13. KARASSING 62 46 108 63 101,6 75 163,0 138 127,8 68 109,7 73 158,7 141 130,556 69 111,3 141 306,5 210 194,444 65 104,8 76 165,2 141 130,56

8 KAJANG 14.KAJANG 173 164 337 156 90,2 162 98,8 318 94,4 156 90,2 62 37,8 218 64,6884 166 96,0 322 196,3 488 144,807 166 96,0 159 97,0 325 96,44

15. LEMBANNA 143 143 286 148 103,5 152 106,3 300 104,9 151 105,6 162 113,3 313 109,441 127 88,8 272 190,2 399 139,51 123 86,0 147 102,8 270 94,41

16.TANAH TOA 116 108 224 88 75,9 95 88,0 183 81,7 88 75,9 95 88,0 183 81,6964 86 74,1 174 161,1 260 116,071 86 74,1 88 81,5 174 77,68

9 BULUKUMPA 17. TANETE 298 319 617 333 111,7 329 103,1 662 107,3 311 104,4 339 106,3 650 105,348 314 105,4 647 202,8 961 155,754 304 102,0 321 100,6 625 101,30

18. SALASSAE 101 96 197 109 107,9 99 103,1 208 105,6 106 105,0 100 104,2 206 104,569 104 103,0 203 211,5 307 155,838 102 101,0 99 103,1 201 102,03

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 338 311 649 292 86,4 303 97,4 595 91,7 308 91,1 284 91,3 592 91,2173 297 87,9 591 190,0 888 136,826 297 87,9 293 94,2 590 90,91

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.385 3.292 6.677 3.338 99 3.323 101 6.661 99,8 3.311 97,8139 3.240 98,4204 6.551 98,1129 3.286 97,0753 6.572 199,635 9.858 147,641 3.222 95,2 3.296 100,122 6.518 97,62

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit, Imunisasi & Kesehatan Matra

Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

L + PL P L + PL + P L P L + P L PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L P

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 GANTARANG 1. PONRE 268 297 565 266 99,3 295 99,3 561 99,3 2.384 2.663 5.047 2.380 99,8 2.659 99,8 5.039 99,8 2.652 2.960 5.612 2.650 99,9 2.954 99,8 5.604 99,9

2. GATTARENG 117 135 252 110 94,0 129 95,6 239 94,8 621 717 1.338 619 99,7 710 99,0 1.329 99,3 738 852 1.590 731 99,1 839 98,5 1.570 98,7

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 112 168 280 104 92,9 161 95,8 265 94,6 479 602 1.081 475 99,2 598 99,3 1.073 99,3 591 770 1.361 583 98,6 759 98,6 1.342 98,6

4. BALIBO 91 118 209 91 100,0 118 100,0 209 100,0 453 600 1.053 452 99,8 600 100,0 1.052 99,9 544 718 1.262 544 100,0 718 100,0 1.262 100,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 237 265 502 237 100,0 265 100,0 502 100,0 2.359 2.686 5.045 2.355 99,8 2.682 99,9 5.037 99,8 2.596 2.951 5.547 2.596 100,0 2.947 99,9 5.543 99,9

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 119 145 264 119 100,0 145 100,0 264 100,0 1.147 1.397 2.544 1.141 99,5 1.395 99,9 2.536 99,7 1.266 1.542 2.808 1.266 100,0 1.540 99,9 2.806 99,9

7. MANYAMPA 26 25 51 25 96,2 24 96,0 49 96,1 164 181 345 162 98,8 180 99,4 342 99,1 190 206 396 189 99,5 204 99,0 393 99,2

8. PALANGISANG 59 52 111 57 96,6 51 98,1 108 97,3 348 342 690 340 97,7 340 99,4 680 98,6 407 394 801 405 99,5 391 99,2 796 99,4

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 174 164 338 172 98,9 162 98,8 334 98,8 581 770 1.351 579 99,7 766 99,5 1.345 99,6 755 934 1.689 753 99,7 928 99,4 1.681 99,5

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 70 47 117 69 98,6 46 97,9 115 98,3 253 254 507 251 99,2 251 98,8 502 99,0 323 301 624 322 99,7 297 98,7 619 99,2

11. BATANG 35 41 76 34 97,1 40 97,6 74 97,4 404 366 770 402 99,5 365 99,7 767 99,6 439 407 846 438 99,8 405 99,5 843 99,6

7 HERLANG 12. HERLANG 97 144 241 96 99,0 142 98,6 238 98,8 701 819 1.520 698 99,6 818 99,9 1.516 99,7 798 963 1.761 797 99,9 960 99,7 1.757 99,8

13. KARASSING 28 18 46 27 96,4 17 94,4 44 95,7 205 185 390 203 99,0 184 99,5 387 99,2 233 203 436 232 99,6 201 99,0 433 99,3

8 KAJANG 14.KAJANG 77 94 171 76 98,7 92 97,9 168 98,2 941 1.051 1.992 939 99,8 1.050 99,9 1.989 99,8 1.018 1.145 2.163 1.017 99,9 1.142 99,7 2.159 99,8

15. LEMBANNA 78 99 177 78 100,0 99 100,0 177 100,0 694 773 1.467 691 99,6 773 100,0 1.464 99,8 772 872 1.644 772 100,0 872 100,0 1.644 100,0

16.TANAH TOA 42 148 190 40 95,2 146 98,6 186 97,9 117 835 952 115 98,3 824 98,7 939 98,6 159 983 1.142 157 98,7 970 98,7 1.127 98,7

9 BULUKUMPA 17. TANETE 128 251 379 128 100,0 251 100,0 379 100,0 1.697 2.289 3.986 1.697 100,0 2.280 99,6 3.977 99,8 1.825 2.540 4.365 1.825 100,0 2.531 99,6 4.356 99,8

18. SALASSAE 62 62 124 60 96,8 61 98,4 121 97,6 463 444 907 460 99,4 440 99,1 900 99,2 525 506 1.031 523 99,6 501 99,0 1.024 99,3

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 176 198 374 174 98,9 196 99,0 370 98,9 1.906 2.058 3.964 1.906 100,0 2.051 99,7 3.957 99,8 2.082 2.256 4.338 2.080 99,9 2.247 99,6 4.327 99,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.996 2.471 4.467 1.963 98,3 2.440 98,7 4.403 98,6 15.917 19.032 34.949 15.865 99,7 18.966 99,7 34.831 99,7 17.913 21.503 39.416 17.880 99,8 21.406 99,5 39.286 99,7

Sumber : Seksi Gizi Masyarakat

Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

P L + P

MENDAPAT VIT AJUMLAH

MENDAPAT VIT A

L P L + P L P L + P LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI

MENDAPAT VIT AJUMLAH

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 1.864 1.256 3.120 926 1.024 1.950 49,7 81,5 62,5 6 0,6 7 0,7 13 0,7

2. GATTARENG 538 405 943 203 223 426 37,7 55,1 45,2 3 1,5 6 2,7 9 2,1

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 342 483 825 224 236 460 65,5 48,9 55,8 2 0,9 4 1,7 6 1,3

4. BALIBO 349 427 776 224 263 487 64,2 61,6 62,8 3 1,3 3 1,1 6 1,2

3 UJUNG BULU 5. CAILE 1.848 1.292 3.140 680 778 1.458 36,8 60,2 46,4 8 1,2 11 1,4 19 1,3

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 838 800 1.638 496 555 1.051 59,2 69,4 64,2 4 0,8 9 1,6 13 1,2

7. MANYAMPA 127 99 226 72 77 149 56,7 77,8 65,9 1 1,4 1 1,3 2 1,3

8. PALANGISANG 186 217 403 176 187 363 94,6 86,2 90,1 1 0,6 2 1,1 3 0,8

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 396 645 1.041 370 372 742 93,4 57,7 71,3 3 0,8 3 0,8 6 0,8

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 179 169 348 127 142 269 70,9 84,0 77,3 1 0,8 2 1,4 3 1,1

11. BATANG 198 232 430 167 159 326 84,3 68,5 75,8 1 0,6 2 1,3 3 0,9

7 HERLANG 12. HERLANG 448 587 1.035 433 571 1.004 96,7 97,3 97,0 2 0,5 2 0,4 4 0,4

13. KARASSING 136 80 216 79 66 145 58,1 82,5 67,1 1 1,3 1 1,5 2 1,4

8 KAJANG 14.KAJANG 510 723 1.233 483 541 1.024 94,7 74,8 83,0 1 0,2 1 0,2 2 0,2

15. LEMBANNA 393 552 945 295 318 613 75,1 57,6 64,9 2 0,7 2 0,6 4 0,7

16.TANAH TOA 447 667 1.114 194 224 418 43,4 33,6 37,5 1 0,5 1 0,4 2 0,5

9 BULUKUMPA 17. TANETE 997 793 1.790 982 783 1.765 98,5 98,7 98,6 3 0,3 5 0,6 8 0,5

18. SALASSAE 323 222 545 196 185 381 60,7 83,3 69,9 1 0,5 5 2,7 6 1,6

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 1.535 888 2.423 585 603 1.188 38,1 67,9 49,0 3 0,5 5 0,8 8 0,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 11.654 10.537 22.191 6.912 7.307 14.219 59,3 69,3 64,1 47 0,7 72 1,0 119 0,8

Sumber : Seksi Gizi Masyarakat

% (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

JUMLAH BADUTA DILAPORKAN

(S)

DITIMBANG BGM

JUMLAH (D)

TABEL 46

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 2.384 2.663 5.047 2.205 92,5 3.307 124,2 5.512 109,2

2. GATTARENG 621 717 1.338 267 43,0 401 55,9 668 49,9

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 479 602 1.081 428 89,4 642 106,6 1.070 99,0

4. BALIBO 453 600 1.053 421 93,0 632 105,3 1.053 100,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 2.359 2.686 5.045 895 37,9 1.342 50,0 2.237 44,3

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 1.147 1.397 2.544 848 74,0 1.273 91,1 2.121 83,4

7. MANYAMPA 164 181 345 65 39,8 98 54,0 163 47,2

8. PALANGISANG 348 342 690 188 54,0 282 82,5 470 68,1

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 581 770 1.351 766 131,8 1.149 149,2 1.915 141,7

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 253 254 507 226 89,3 339 133,5 565 111,4

11. BATANG 404 366 770 159 39,3 238 65,1 397 51,6

7 HERLANG 12. HERLANG 701 819 1.520 622 88,7 933 113,9 1.555 102,3

13. KARASSING 205 185 390 97 47,4 146 78,8 243 62,3

8 KAJANG 14.KAJANG 941 1.051 1.992 148 15,7 221 21,1 369 18,5

15. LEMBANNA 694 773 1.467 403 58,1 605 78,2 1.008 68,7

16.TANAH TOA 117 835 952 246 210,3 369 44,2 615 64,6

9 BULUKUMPA 17. TANETE 1.697 2.289 3.986 202 11,9 302 13,2 504 12,6

18. SALASSAE 463 444 907 125 27,0 188 42,3 313 34,5

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 1.906 2.058 3.964 653 34,2 979 47,6 1.632 41,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 15.917 19.032 34.949 8.964 56,3 13.446 70,6 22.410 64,1

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 GANTARANG 1. PONRE 2.796 3.120 5.916 1.775 2.102 3.877 63,5 67,4 65,5 16 0,9 19 0,9 35 0,9

2. GATTARENG 814 943 1.757 611 683 1.294 75,1 72,4 73,6 8 1,3 16 2,3 24 1,9

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 644 825 1.469 458 485 943 71,1 58,8 64,2 6 1,3 9 1,9 15 1,6

4. BALIBO 589 776 1.365 440 495 935 74,7 63,8 68,5 7 1,6 10 2,0 17 1,8

3 UJUNG BULU 5. CAILE 2.764 3.140 5.904 2.068 2.315 4.383 74,8 73,7 74,2 21 1,0 26 1,1 47 1,1

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 1.345 1.639 2.984 1.014 1.125 2.139 75,4 68,6 71,7 12 1,2 21 1,9 33 1,5

7. MANYAMPA 208 266 474 148 167 315 71,2 62,8 66,5 3 2,0 3 1,8 6 1,9

8. PALANGISANG 450 414 864 334 352 686 74,2 85,0 79,4 3 0,9 5 1,4 8 1,2

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 865 1.041 1.906 723 725 1.448 83,6 69,6 76,0 10 1,4 11 1,5 21 1,5

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 368 348 716 245 254 499 66,6 73,0 69,7 4 1,6 6 2,4 10 2,0

11. BATANG 471 430 901 310 324 634 65,8 75,3 70,4 3 1,0 5 1,5 8 1,3

7 HERLANG 12. HERLANG 855 1.035 1.890 749 810 1.559 87,6 78,3 82,5 7 0,9 8 1,0 15 1,0

13. KARASSING 251 216 467 194 170 364 77,3 78,7 77,9 2 1,0 4 2,4 6 1,6

8 KAJANG 14.KAJANG 1.104 1.233 2.337 808 905 1.713 73,2 73,4 73,3 2 0,2 3 0,3 5 0,3

15. LEMBANNA 838 945 1.783 586 628 1.214 69,9 66,5 68,1 7 1,2 5 0,8 12 1,0

16.TANAH TOA 195 1.114 1.309 402 460 862 206,2 41,3 65,9 3 0,7 5 1,1 8 0,9

9 BULUKUMPA 17. TANETE 1.990 2.700 4.690 1.776 2.103 3.879 89,2 77,9 82,7 9 0,5 13 0,6 22 0,6

18. SALASSAE 559 545 1.104 372 387 759 66,5 71,0 68,8 3 0,8 20 5,2 23 3,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 2.227 2.419 4.646 1.443 1.468 2.911 64,8 60,7 62,7 10 0,7 17 1,2 27 0,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 19.333 23.149 42.482 14.456 15.958 30.414 74,8 68,9 71,6 136 0,9 206 1,3 342 1,1

Sumber : Seksi Gizi Masyarakat

P

DITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BALITA DILAPORKAN

(S)

BALITA

L+P

BGM

L

TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,0 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 1 0 1 1 100,0 0 0,0 1 100,0

2. GATTARENG 0 1 1 0 0,0 1 100,0 1 100,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4. BALIBO 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7. MANYAMPA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11. BATANG 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

13. KARASSING 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

15. LEMBANNA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

18. SALASSAE 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0

Sumber : Seksi Gizi Masyarakat

P L + P

MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS

LJUMLAH DITEMUKAN

TABEL 49

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 GANTARANG 1. PONRE 552 494 1.046 546 98,9 468 94,7 1.014 96,9 36 36 100,00

2. GATTARENG 240 226 466 219 91,3 204 90,3 423 90,8 18 18 100,00

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 136 141 277 130 95,6 120 85,1 250 90,3 15 15 100,00

4. BALIBO 166 148 314 155 93,4 128 86,5 283 90,1 11 11 100,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 553 525 1.078 527 95,3 518 98,7 1.045 96,9 25 25 100,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 316 305 621 265 83,9 257 84,3 522 84,1 20 20 100,00

7. MANYAMPA 92 87 179 81 88,0 82 94,3 163 91,1 6 6 100,00

8. PALANGISANG 99 68 167 99 100,0 68 100,0 167 100,0 9 9 100,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 342 282 624 326 95,3 273 96,8 599 96,0 27 27 100,00

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 176 140 316 176 100,0 140 100,0 316 100,0 24 24 100,00

11. BATANG 141 132 273 135 95,7 127 96,2 262 96,0 18 18 100,00

7 HERLANG 12. HERLANG 178 174 352 160 89,9 136 78,2 296 84,1 15 15 100,00

13. KARASSING 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 0 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 245 246 491 201 82,0 216 87,8 417 84,9 21 21 100,00

15. LEMBANNA 153 169 322 123 80,4 136 80,5 259 80,4 15 15 100,00

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 24 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 42 0 0,00

18. SALASSAE 139 121 260 139 100,0 121 100,0 260 100,0 13 13 100,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 362 319 681 362 100,0 319 100,0 681 100,0 34 34 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.890 3.577 7.467 3.644 93,7 3.313 92,6 6.957 93,2 388 307 79,12

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 93,7 92,6 93,2

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

JUMLAH

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)

L P L + P

SD DAN SETINGKAT

TABEL 50

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5 6

1 GANTARANG 1. PONRE 1183 1671 0,7

2. GATTARENG 25 174 0,1

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 208 0,0

4. BALIBO 0 567 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 579 0,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 119 1132 0,1

7. MANYAMPA 0 0 0,0

8. PALANGISANG 17 513 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 0 567 0,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 12 2480 0,0

11. BATANG 265 695 0,4

7 HERLANG 12. HERLANG 0 81 0,0

13. KARASSING 6 10 0,6

8 KAJANG 14.KAJANG 42 1083 0,0

15. LEMBANNA 94 481 0,2

16.TANAH TOA 26 69 0,4

9 BULUKUMPA 17. TANETE 0 1514 0,0

18. SALASSAE 14 430 0,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 0 946 0,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 1803 13200 0,1

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 GANTARANG 1. PONRE 36 36 100,0 36 100,0 2.903 2.802 5.705 551 19,0 490 17,5 1.041 18,2 74 84 158 74 100,0 84 100,0 158 100,0

2. GATTARENG 18 9 50,0 17 94,4 1.300 1.217 2.517 196 15,1 192 15,8 388 15,4 - - 0 - 0,0 - 0,0 - 0,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 15 6 40,0 6 40,0 851 883 1.734 385 45,2 375 42,5 760 43,8 212 112 324 132 62,3 112 100,0 244 75,3

4. BALIBO 11 11 100,0 11 100,0 1.081 879 1.960 99 9,2 98 11,1 197 10,1 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 24 9 37,5 9 37,5 3.222 3.606 6.828 433 13,4 537 14,9 970 14,2 76 85 161 76 100,0 85 100,0 161 100,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 20 20 100,0 0 0,0 1.737 1.765 3.502 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

7. MANYAMPA 6 6 100,0 6 100,0 359 387 746 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

8. PALANGISANG 9 9 100,0 9 100,0 736 575 1.311 115 15,6 89 15,5 204 15,6 108 80 188 - 0,0 - 0,0 - 0,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 27 4 14,8 2 7,4 1.732 195 1.927 108 6,2 167 85,6 275 14,3 108 167 275 108 100,0 167 100,0 275 0,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 24 24 100,0 24 100,0 840 717 1.557 620 73,8 535 74,6 1.155 74,2 27 40 67 27 100,7 40 99,5 67 100,0

11. BATANG 18 18 100,0 18 100,0 755 697 1.452 743 98,4 682 97,8 1.425 98,1 120 120 240 111 92,5 114 95,0 225 0,0

7 HERLANG 12. HERLANG 27 27 100,0 27 100,0 1.219 1.164 2.383 83 6,8 66 5,7 149 6,3 58 87 145 18 31,7 28 31,7 46 0,0

13. KARASSING 15 15 100,0 15 100,0 105 57 162 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - 0 - 0,0 - 0,0 - 0,0

8 KAJANG 14.KAJANG 21 17 81,0 21 100,0 1.304 1.295 2.599 1.181 90,6 1.101 85,0 2.282 87,8 1.092 1.035 2.127 178 16,3 267 25,8 445 0,0

15. LEMBANNA 15 0 0,0 15 100,0 130 144 274 130 100,0 144 100,0 274 100,0 59 67 126 59 100,0 67 100,0 126 100,0

16.TANAH TOA 11 11 100,0 11 100,0 325 405 730 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 42 0 0,0 0 0,0 2.649 2.429 5.078 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

18. SALASSAE 13 13 100,0 10 76,9 698 777 1.475 403 57,7 373 48,0 776 52,6 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 34 34 100,0 34 100,0 0 0 - - 0,0 - 0,0 - 0,0 308 463 771 230 74,4 344 74,4 574 0,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 386 269 69,7 271 70,2 21.946 19.994 41.940 5.047 23,0 4.849 24,3 9.896 23,6 2.242 2.340 4.582 1.013 45,2 1.308 55,9 2.321 50,7

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2014

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

% %

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN

JUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JMLH

SD/MI

TABEL 52

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 GANTARANG 1. PONRE 1.817 2.125 3.942 27 1,49 36 1,69 63 1,60

2. GATTARENG 789 897 1.686 43 5,45 47 5,24 90 5,34

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 579 530 1.109 63 10,88 68 12,83 131 11,81

4. BALIBO 121 167 288 15 12,40 16 9,58 31 10,76

3 UJUNG BULU 5. CAILE 870 937 1.807 68 7,82 80 8,54 148 8,19

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 575 634 1.209 258 44,87 286 45,11 544 45,00

7. MANYAMPA 38 42 80 1 2,63 4 9,52 5 6,25

8. PALANGISANG 68 110 178 4 5,88 26 23,64 30 16,85

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 767 1.180 1.947 10 1,30 12 1,02 22 1,13

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 405 647 1.052 39 9,63 61 9,43 100 9,51

11. BATANG 530 704 1.234 4 0,75 3 0,43 7 0,57

7 HERLANG 12. HERLANG 440 466 906 5 1,14 7 1,50 12 1,32

13. KARASSING 300 318 618 52 17,33 40 12,58 92 14,89

8 KAJANG 14.KAJANG 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00

15. LEMBANNA 802 951 1.753 59 7,36 85 8,94 144 8,21

16.TANAH TOA 86 116 202 49 56,98 70 60,34 119 58,91

9 BULUKUMPA 17. TANETE 538 780 1.318 12 2,23 9 1,15 21 1,59

18. SALASSAE 86 116 202 22 25,58 39 33,62 61 30,20

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 455 568 1.023 9 1,98 40 7,04 49 4,79

JUMLAH (KAB/KOTA) 9.266 11.288 20.554 740 7,99 929 8,23 1.669 8,12

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 53

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

%

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 71201 81431 152632 36,95 37,86 37,43

1.1Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN /

TNI-POLRI997 1.683 2.680 0,52 0,78 0,66

1.2 PBI APBD 70.204 79.748 149.952 36,43 37,08 36,77

1.3 Pekerja penerima upah (PPU)

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri

1.5 Bukan pekerja (BP)

2 Jamkesda 114.434 126.357 240.791 59,39 58,75 59,05

3 Asuransi Swasta 7.049 7.303 14.352 3,66 3,40 3,52

4 Asuransi Perusahaan

JUMLAH (KAB/KOTA) 192.684 215.091 407.775 100,00 100,00 100,00

Sumber: Kantor BPJS Kesehatan Kab. Bulukumba

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN

PESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

TABEL 54

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 PONRE 7.550 11.325 18.875 0 0 0 181 167 348

2 GATTARENG 2.057 3.086 5.143 288 433 721 1 2 3

3 BORONG RAPPOA 2.703 4.055 6.758 83 124 207 91 67 158

4 BALIBO 1.549 2.323 3.872 166 248 414 0 2 2

5 CAILE 6.648 9.971 16.619 0 0 0 20 15 35

6 UJUNG LOE 5.748 8.621 14.369 369 554 923 132 199 331

7 MANYAMPA 1.332 1.998 3.330 0 0 0 0 0 0

8 PALANGISANG 2.166 3.249 5.415 0 0 0 28 6 34

9 BONTO BAHARI 1.861 2.791 4.651 323 485 808 91 203 294

10 BONTO TIRO 2.022 3.033 5.056 110 164 274 0 0 0

11 BATANG 1.705 2.558 4.263 120 181 301 4 3 7

12 HERLANG 4.161 6.241 10.402 293 440 733 10 8 18

13 KARASSING 694 1.041 1.736 0 0 0 20 16 36

14 KAJANG 2.996 4.494 7.490 134 202 336 5 2 7

15 LEMBANNA 1.364 2.046 3.410 252 378 630 3 2 5

16 TANAH TOA 2.218 3.327 5.546 79 118 197 0 0 0

17 TANETE 3.951 5.927 9.878 223 335 558 19 14 33

18 SALASSAE 1.667 2.501 4.168 176 265 441 15 5 20

19 BONTO BANGUN 6.204 9.307 15.511 390 585 975 0 0 0

SUB JUMLAH I 58.596 87.893 146.489 3.007 4.511 7.518 620 711 1.331

1 RSUD H.A.Sulthan Dg. Radja 12.399 14.654 27.053 4.331 5.451 9.782 153 82 235

SUB JUMLAH II 12.399 14.654 27.053 4.331 5.451 9.782 153 82 235

JUMLAH (KAB/KOTA) 70.995 102.547 173.542 7.338 9.962 17.300 773 793 1.566

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 192.684 215.091 407.775 192.684 215.091 407.775

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 36,85 47,68 42,56 3,81 4,63 4,24

Sumber : Seksi Pelayanan Dasar

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

TABEL 55

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RI =

240 5.174 5.620 10.794 206 144 350 86 41 127 39,8 25,6 32,4 16,62 7,30 11,77

240 5.174 5.620 10.794 206 144 350 86 41 127 39,81 25,62 32,43 16,62 7,30 11,77

Sumber : RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

NONAMA RUMAH

SAKITa

RSUD H.A. Sulthan

Dg. Radja

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA

GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWAT

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

NONAMA RUMAH

SAKITa

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1RSUD H.A. Sulthan

Dg. RadjaRI = -

240 10.794 4.443 45.841 5,07 44,98 7,70 4,25

240 10794 4.443 45.841 5,1 44,98 7,7 4,25

Sumber : RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAHJUMLAH

DIPANTAU% DIPANTAU

JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 GANTARANG 1. PONRE 11.540 11.540 100,0 8.054 69,8

2. GATTARENG 7.074 7.074 100,0 5.035 71,2

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 4.275 4.275 100,0 3.039 71,1

4. BALIBO 4.182 4.182 100,0 2.299 55,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 10.214 10.214 100,0 7.781 76,2

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 5.918 5.918 100,0 3.247 54,9

7. MANYAMPA 1.552 1.552 100,0 924 59,5

8. PALANGISANG 2.386 2.386 100,0 1.063 44,6

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 1.796 1.796 100,0 1.399 77,9

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 3.911 3.911 100,0 1.980 50,6

11. BATANG 3.330 3.330 100,0 2.541 76,3

7 HERLANG 12. HERLANG 4.489 4.489 100,0 2.115 47,1

13. KARASSING 2.271 2.271 100,0 1.061 46,7

8 KAJANG 14.KAJANG 3.826 3.826 100,0 1.157 30,2

15. LEMBANNA 4.123 4.123 100,0 3.692 89,5

16.TANAH TOA 2.589 2.589 100,0 1.326 51,2

9 BULUKUMPA 17. TANETE 9.688 9.688 100,0 2.547 26,3

18. SALASSAE 934 934 100,0 630 67,5

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 4.344 4.344 100,0 1.156 26,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 88.442 88.442 100,0 51.046 57,7

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

RUMAH TANGGA

TABEL 57

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 GANTARANG 1. PONRE 11.540 6.237 54,05 5.303 5.303 100,0 89 1,68 6.326 54,82

2. GATTARENG 5.930 1.563 26,36 4.367 4.367 100,0 309 7,08 1.872 31,57

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 3.261 128 3,93 3.133 3.133 100,0 230 7,34 358 10,98

4. BALIBO 4.006 1.536 38,34 2.470 2.470 100,0 619 25,06 2.155 53,79

3 UJUNG BULU 5. CAILE 8.643 6.127 70,89 2.516 2.516 100,0 260 10,33 6.387 73,90

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 5.983 2.266 37,87 3.717 3.717 100,0 1.384 37,23 3.650 61,01

7. MANYAMPA 1.473 951 64,56 522 522 100,0 299 57,28 1.250 84,86

8. PALANGISANG 2.386 1.529 64,08 857 857 100,0 52 6,07 1.581 66,26

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 6.455 5.434 84,18 1.021 1.021 100,0 29 2,84 5.463 84,63

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 3.290 2.037 61,91 1.253 1.253 100,0 260 20,75 2.297 69,82

11. BATANG 3.331 868 26,06 2.463 2.463 100,0 46 1,87 914 27,44

7 HERLANG 12. HERLANG 5.019 - 0,00 5.019 5.019 100,0 1.754 34,95 1.754 34,95

13. KARASSING 2.305 440 19,09 1.865 1.865 100,0 937 50,24 1.377 59,74

8 KAJANG 14.KAJANG 3.826 1.810 47,31 2.016 2.016 100,0 44 2,18 1.854 48,46

15. LEMBANNA 4.013 1.114 27,76 2.899 2.899 100,0 320 11,04 1.434 35,73

16.TANAH TOA 2.130 1.275 59,86 855 855 100,0 63 7,37 1.338 62,82

9 BULUKUMPA 17. TANETE 9.688 3.345 34,53 6.343 6.343 100,0 834 13,15 4.179 43,14

18. SALASSAE 2.938 510 17,36 2.428 2.428 100,0 444 18,29 954 32,47

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 9.525 6.129 64,35 3.396 3.396 100,0 262 7,71 6.391 67,10

JUMLAH (KAB/KOTA) 95.742 43.299 802 52.443 52.443 100,0 8235 15,70 51.534 53,83

RUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

SELURUH

RUMAH

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan

TABEL 58

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

2013

JUMLAH

RUMAH YANG

BELUM

MEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINA

TABEL 59

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 GANTARANG 1. PONRE 49.217 2.680 16.455 2.535 15.840 1.875 8.950 1.812 8.824 436 3.280 436 3.280 15 750 15 750 21 3.952 21 3.952 4 150 4 150 764 6.920 764 6.920 39.716 80,6957

2. GATTARENG 24.328 590 3.587 532 3.092 1.042 4.944 939 4.446 255 760 238 687 39 932 37 884 32 840 23 651 - - - - 1.868 12.391 3.419 11.888 21.648 88,98

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 14.319 - - - - 516 1.991 400 1.435 - - - - - - - - 16 10.659 10 9.374 - - - - 1 471 1 471 11.280 78,78

4. BALIBO 16.401 2.462 11.079 2.452 9.625 130 670 130 670 - - - - - - - - 4 2.065 4 2.065 - - - - 14 2.800 14 2.800 15.160 92,43

3 UJUNG BULU 5. CAILE 51.916 3.483 18.750 3.027 16.574 566 2.417 526 2.322 502 3.245 502 3.745 - - - - - - - - - - - 3.552 23.406 3.552 23.406 46.047 88,70

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 25.629 1.450 13.031 1.309 12.092 1.493 12.492 1.466 12.196 42 337 40 326 3 89 3 89 - - - - - - - - 2 846 2 756 25.459 99

7. MANYAMPA 5.457 30 187 28 184 227 2.371 220 2.238 - - - - - - - - 14 1.579 12 1.360 - - - - 262 1.053 262 1.053 4.835 88,60

8. PALANGISANG 9.748 175 1.401 161 1.356 702 3.245 684 3.189 78 1.828 78 1.928 - - - - 3 321 3 321 - - - - 4 1.065 4 1.065 7.859 80,62

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 24.848 578 3.247 500 2.959 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5.315 22.178 5.315 22.178 25.137 101,2

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 11.458 8 770 8 770 139 7.242 139 7.242 - - - - 5 500 5 500 2 485 2 485 - - - - 1 1.350 1 1.350 10.347 90,30

11. BATANG 10.779 2 10 2 10 611 9.462 611 9.462 - - - - - - - - 9 2.275 9 2.275 - - - - - - - - 11.747 109,0

7 HERLANG 12. HERLANG 16.050 1.945 7.626 1.845 5.930 1.776 6.026 1.776 6.026 - - - - - - - - 1 400 1 400 - - - - 4 900 4 900 13.256 82,59

13. KARASSING 8.402 95 788 77 625 282 959 271 907 19 841 19 841 - - - - - - - - 2 5 2 5 1.062 5.206 1.053 5.179 7.557 89,94

8 KAJANG 14.KAJANG 19.622 1.812 8.479 1.027 6.832 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1.819 11.610 1.503 10.178 17.010 86,69

15. LEMBANNA 17.486 1.058 7.207 1.023 6.229 1.312 6.824 1.310 6.810 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 13.039 74,57

16.TANAH TOA 11.080 170 5.380 124 3.776 51 502 41 388 - - - - - - - - 44 2.054 39 1.788 558 1.907 475 1.677 2 344 2 344 7.973 71,96

9 BULUKUMPA 17. TANETE 39.363 1.995 9.540 1.367 7.938 569 2.634 569 2.634 81 633 81 633 - - - - 68 13.793 49 9.426 - - - - 2.225 8.903 2.225 8.903 29.534 75,03

18. SALASSAE 12.498 816 4.251 698 3.976 99 1.426 82 1.393 - - - - - - - - 14 1.428 14 1.428 - - - - 4 1.824 4 1.824 8.621 68,98

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 39.174 673 6.827 652 6.807 672 6.582 624 6.515 - - - - - - - - 30 6.160 28 6.160 - - - - 7 6.898 7 6.898 26.380 67,34

JUMLAH (KAB/KOTA) 407.775 20.022 118615 17367 104615 12062 78737 11600 76697 1413 10924 1394 11440 62 2271 60 2223 258 46011 215 39685 564 2062 481 1832 16906 108165 18132 106113 342605 84,02

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan

PENDUDUK

DENGAN AKSES

BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR

MINUM LAYAK

JU

MLA

H

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

NO

MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

KECAMATAN PUSKESMAS

PE

ND

UD

UK

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

MATA AIR TERLINDUNG

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MEMENUHI SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H S

AR

AN

A

TABEL 60

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 GANTARANG 1. PONRE 6 0 0 0,0

2. GATTARENG 6 1 1 100,0

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 4 2 1 50,0

4. BALIBO 3 0 0 0,0

3 UJUNG BULU 5. CAILE 35 0 0 0,0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 6 0 0 0,0

7. MANYAMPA 2 0 0 0,0

8. PALANGISANG 2 1 1 100,0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 10 2 2 100,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 7 0 0 0,0

11. BATANG 6 1 1 100,0

7 HERLANG 12. HERLANG 1 0 0 0,0

13. KARASSING 3 0 0 0,0

8 KAJANG 14.KAJANG 5 0 0 0,0

15. LEMBANNA 1 0 0 0,0

16.TANAH TOA 5 1 1 100,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 4 1 1 100,0

18. SALASSAE 4 0 0 0,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 6 1 1 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 116 10 9 90,0

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan

MEMENUHI SYARAT

(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN

JUMLAH

PENYELENGGARA

AIR MINUM

PUSKESMAS

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPEL

DIPERIKSA

TABEL 61

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 GANTARANG 1. PONRE 49217 0 0 0 0 0,0 7.464 33.421 7.464 33.421 100 0 0 0 0 0,0 345 1.898 345 1.898 100 35.319 71,76

2. GATTARENG 24328 55 615 48 577 93,8 5.479 20.527 5.479 19.959 97,23 0 0 0 0 0,0 9 32 7 25 78,13 20.561 84,52

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 14319 0 0 0 0 0,0 2.238 8.267 2.004 7.538 91,18 0 0 0 0 0,0 857 3.172 646 2.404 75,79 9.942 69,43

4. BALIBO 16401 0 0 0 0 0,0 3.626 16.332 3.626 16.332 100 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0 16.332 99,58

3 UJUNG BULU 5. CAILE 51916 65 2.619 65 2.619 100,0 6.632 44.104 6.482 39.511 89,59 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0 42.130 81,15

4 6. UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 25629 24 3.929 14 3.564 90,7 3.396 18.937 3.318 18.594 98,19 0 0 0 0 0,0 48 524 42 492 93,893 22.650 88,38

7. MANYAMPA 5457 0 0 0 0 0,0 1.290 4.859 1.234 4.509 92,80 0 0 0 0 0,0 90 548 90 548 100 5.057 92,67

8. PALANGISANG 9748 0 0 0 0 0,0 2.012 8.282 2.000 7.865 94,96 0 0 0 0 0,0 167 743 80 426 57,335 8.291 85,05

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 24848 1 6 1 6 100 5.810 27.428 5.485 25.678 93,62 0 0 0 0 0,0 2 7 2 7 100 25.691 103,39

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 11458 0 - - - - 3.260 11.326 3.260 11.326 100 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0 11.326 98,85

11. BATANG 10779 4 69 4 69 100 3.067 14.390 3.044 14.390 100 0 0 0 0 0 106 391 106 391 100 14.850 137,77

7 HERLANG 12. HERLANG 16050 262 1.975 215 1.775 89,9 3.390 12.288 2.784 10.013 81,49 0 0 0 0 0,0 420 2.100 257 1.285 61,19 13.073 81,45

13. KARASSING 8402 0 0 0 0 0,0 1.621 5.967 1.554 5.719 95,84 0 0 0 0 0,0 345 1.235 274 1.103 89,31 6.822 81,19

8 KAJANG 14.KAJANG 19622 27 872 23 777 89,1 2.008 18.815 1.302 12.129 64,46 0 0 0 0 0,0 434 5.855 252 3.210 54,82 16.116 82,13

15. LEMBANNA 17486 10 89 9 80 90 3.208 13.836 3.198 13.136 94,94 0 0 0 0 0,0 407 570 407 570 100 13.786 78,84

16.TANAH TOA 11080 0 - - - - 661 3.091 556 3.007 97,28 0 0 0 0 0,0 720 4.821 686 4.798 99,52 7.805 70,44

9 BULUKUMPA 17. TANETE 39363 6 310 4 255 82,3 7.879 30.548 7.609 29.832 97,66 0 0 0 0 0,0 1.109 3.765 1.007 3.218 85,47 33.305 84,61

18. SALASSAE 12498 0 0 0 0 0,0 1.684 9.702 1.347 8.490 87,51 0 0 0 0 0,0 479 2.856 287 2.250 78,78 10.740 85,93

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 39174 0 0 0 0 0,0 8.666 29.118 7.730 28.075 96,42 0 0 0 0 0,0 469 4.177 327 2.883 69,02 30.958 79,03

JUMLAH (KAB/KOTA) 407.775 454 10.484 383 9.722 92,73 73.391 331.238 69.476 309.524 93,44 - - - - 0,0 6.007 32.694 4.815 25.508 78,02 344.754 84,5

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK MEMENUHI SYARAT

JU

ML

AH

SA

RA

NA

KOMUNAL

MEMENUHI SYARAT

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK

DENGAN AKSES

SANITASI LAYAK

(JAMBAN SEHAT)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JENIS SARANA JAMBAN

TABEL 62

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 GANTARANG 1. PONRE 14 7 50,0 0 0,0 7 50,0

2. GATTARENG 7 5 71,4 0 0,0 5 71,4

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 6 4 66,7 0 0,0 4 66,7

4. BALIBO 7 4 57,1 0 0,0 4 57,1

3 UJUNG BULU 5. CAILE 9 4 44,4 0 0,0 4 44,4

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8 6 75,0 1 12,5 6 75,0

7. MANYAMPA 2 2 100,0 0 0,0 2 100,0

8. PALANGISANG 3 1 33,3 0 0,0 1 33,3

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 8 8 100,0 2 25,0 8 100,0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 7 4 57,1 4 57,1 4 57,1

11. BATANG 6 6 100,0 0 0,0 6 100,0

7 HERLANG 12. HERLANG 5 2 40,0 0 0,0 2 40,0

13. KARASSING 3 3 100,0 0 0,0 3 100,0

8 KAJANG 14.KAJANG 8 8 100,0 0 0,0 8 100,0

15. LEMBANNA 6 4 66,7 0 0,0 4 66,7

16.TANAH TOA 5 5 100,0 0 0,0 5 100,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 13 12 92,3 4 30,8 12 92,3

18. SALASSAE 4 4 100,0 2 50,0 4 100,0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 15 10 66,7 3 20,0 10 66,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 136 99 72,8 16 11,8 99 72,8

Sumber: Seksi Peny3hatan Lingkungan

PUSKESMASJUMLAH DESA/

KELURAHAN

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN

STBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

(SBS)

TABEL 63

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

SD

SLT

P

SLT

A

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

H

SA

KIT

UM

UM

BIN

TA

NG

NO

N

BIN

TA

NG

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 GANTARANG 1. PONRE 37 14 4 1 0 0 2 58 30 81,1 13 92,9 3 75 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 - 47 81,03

2. GATTARENG 17 8 2 1 0 0 0 28 10 58,8 7 87,5 2 100 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 71,43

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 15 7 3 1 0 0 0 26 10 66,7 5 71,4 2 67 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 69,23

4. BALIBO 11 6 2 1 0 0 0 20 11 100,0 6 100,0 1 50 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 19 95,00

3 UJUNG BULU 5. CAILE 25 10 13 1 1 0 15 65 15 60,0 5 50,0 8 62 1 100,0 1 100,0 0 0,0 12 80,0 42 64,62

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 19 4 2 1 0 0 0 26 14 73,7 4 100,0 2 100 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 21 80,77

7. MANYAMPA 6 1 0 1 0 0 0 8 5 83,3 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 7 87,50

8. PALANGISANG 9 3 1 1 0 0 0 14 9 100,0 3 100,0 1 100 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 100

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 27 7 3 1 0 0 52 90 22 81,5 4 57,1 2 67 1 100,0 0 0,0 0 0,0 46 88,5 75 83,33

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 24 3 2 1 0 0 0 30 19 79,2 3 100,0 2 100 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 25 83,33

11. BATANG 17 3 2 1 0 0 0 23 7 41,2 0 - 0 0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 8 34,78

7 HERLANG 12. HERLANG 26 6 2 1 0 0 0 35 10 38,5 2 33,3 0 0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 37,14

13. KARASSING 15 4 1 1 0 0 0 21 12 80,0 3 75,0 1 100 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 17 80,95

8 KAJANG 14.KAJANG 21 6 2 1 0 0 0 30 9 42,9 2 33,3 0 0,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 40,00

15. LEMBANNA 15 3 2 1 0 0 0 21 11 73,3 2 66,7 0 0,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 66,67

16.TANAH TOA 11 2 1 1 0 0 0 15 10 90,9 1 50,0 1 100 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 86,67

9 BULUKUMPA 17. TANETE 42 10 5 1 0 0 0 58 21 50,0 7 70,0 2 40 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 31 53,45

18. SALASSAE 13 1 1 1 0 0 0 16 3 23,1 0 0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 25,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 34 12 4 1 0 0 0 51 11 32,4 6 50,0 1 25 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 19 37,25

JUMLAH (KAB/KOTA) 384 110 52 19 1 0 69 635 239 62,2 74 67,3 28 53,8 19 100,0 1 100,0 0 0,0 58 84,1 419 65,98425

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan

RUMAH SAKIT

UMUM

HOTELSARANA PENDIDIKAN

SD BINTANG NON BINTANG

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KECAMATAN PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKANTEMPAT-TEMPAT

UMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA KESEHATAN

PUSKESMAS

YANG ADA

JU

MLA

H T

TU

SARANA

KESEHATANHOTEL

SLTP SLTA

TABEL 64

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 GANTARANG 1. PONRE 93 0 5 10 20 35 37,63 0 9 1 48 58 62,37

2. GATTARENG 13 0 0 2 6 8 61,54 0 0 0 5 5 38,46

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0,00

4. BALIBO 22 0 0 2 0 2 9,09 0 0 2 18 20 90,91

3 UJUNG BULU 5. CAILE 187 5 77 22 22 126 67,38 0 36 2 23 61 32,62

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 37 0 3 1 25 29 78,38 0 4 0 4 8 21,62

7. MANYAMPA 8 0 0 0 5 5 62,50 0 0 0 3 3 37,50

8. PALANGISANG 1 0 0 1 0 1 100,00 0 0 0 0 0 0,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 31 0 7 6 0 13 41,94 1 14 3 0 18 58,06

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 36 6 0 4 4 14 39 11 0 1 10 22 61,11

11. BATANG 30 0 3 2 25 30 100,00 0 0 0 0 0 0,00

7 HERLANG 12. HERLANG 8 1 4 0 3 8 100 0 0 0 0 0 0,00

13. KARASSING 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0,00

8 KAJANG 14.KAJANG 12 2 0 0 0 2 16,67 0 3 0 7 10 83,33

15. LEMBANNA 19 0 2 0 11 13 68,42 0 0 0 6 6 31,58

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 82 1 15 6 37 59 71,95 3 5 1 14 23 28,05

18. SALASSAE 2 0 0 2 0 2 100,00 0 0 0 0 0 0,00

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 72 6 8 8 14 36 50,00 0 10 2 24 36 50,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 653 21 124 66 172 383 58,65 15 81 12 162 270 41,35

Sumber: Seksi Farmasi, Makanan & Minumandan Alat Kesehatan

KECAMATAN

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NO PUSKESMASJUMLAH

TPM

TABEL 65

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 GANTARANG 1. PONRE 58 0 9 1 48 58 100 35 0 5 10 20 35 100

2. GATTARENG 5 0 0 0 5 5 100 8 0 0 2 6 8 100

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,0

4. BALIBO 20 0 0 2 18 20 100 2 0 0 2 0 2 100

3 UJUNG BULU 5. CAILE 61 0 17 1 10 28 46 126 0 5 0 2 7 6

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8 0 2 0 1 3 38 29 0 3 1 15 19 66

7. MANYAMPA 3 0 0 0 2 2 66,7 5 0 0 0 0 0 0

8. PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0,0 1 0 0 0 0 0 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 18 1 13 3 0 17 94,4 13 0 7 6 0 13 100

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 22 0 0 0 4 4 18,2 14 0 0 0 1 1 7

11. BATANG 0 0 0 0 0 0 0 30 0 0 2 25 27 90

7 HERLANG 12. HERLANG 0 0 0 0 0 0 0,00 8 1 4 0 3 8 100

13. KARASSING 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0

8 KAJANG 14.KAJANG 10 0 3 0 1 4 40 2 2 0 0 0 2 100

15. LEMBANNA 6 0 0 0 5 5 83 13 0 0 0 0 0 0,0

16.TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 23 3 9 2 41 55 239,13 59 1 11 5 17 34 58

18. SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0,00 2 0 0 2 0 2 100

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 36 0 8 2 14 24 67 36 6 8 8 14 36 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 270 4 61 11 149 225 83,33 383 10 43 38 103 194 50,65

Sumber: Seksi Farmasi, Makanan & Minumandan Alat Kesehatan

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIB

INA

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JU

ML

AH

TP

M

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI

NO KECAMATAN

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JU

ML

AH

TP

M T

IDA

K

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

PUSKESMAS

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIU

JI P

ET

IK

TABEL 66

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 114.000 74.500 44.300 118.800 104,2

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 26.400 25.400 700 26.100 98,9

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 489 390,00 48,00 438 89,6

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 44.000 9.400 36.500 45.900 104,3

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul -

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 2.229.000 1.475.480 881.900 2.357.380 105,8

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 29.340 20.820 17.180 38.000 129,5

8 Metampiron tablet 500 mg tablet -

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 8.280 4.930 3.770 8.700 105,1

10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium

Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg

tablet990.000

690.800336.400 1.027.200

103,8

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +

polimiksin 10.000 IU/g

tube-

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +

Heksaklorofen 250 mg

supp2.940

1.2441.776 3.020

102,7

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam

Salisilat 3%

pot-

-- -

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet - - - -

15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mg

tablet-

-- -

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial - - - -

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1.572.000 995.500 690.500 1.686.000 107,3

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - - -

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - - -

21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - -

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - - - -

23 Betametason krim 0,1 % krim 23.400 11.184 14.064 25.248 107,9

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 35.200 11.910 24.980 36.890 104,8

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 1.230.000 658.700 661.800 1.320.500 107,4

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - -

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 1.884 990 1.240 2.230 118,4

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 96.600 75.200 5.500 80.700 83,5

31 Diazepam tablet 5 mg tablet - - - -

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 15.300 8.730 7.620 16.350 106,9

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 10.200 6.200 14.900 21.100 206,9

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 115.500 66.250 66.250 57,4

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 76.000 62.700 23.600 86.300 113,6

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 1.260 630 630 1.260 100,0

37 Etakridin larutan 0,1% botol 1.280 610 785 1.395 109,0

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - - -

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 1.260 540 90 -

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 44.400 20.860 12.440 33.300 75,0

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - -

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - -

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol - - - -

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 83.400 22.300 61.800 84.100 100,8

46 Furosemid tablet 40 mg tablet 94.800 59.100 39.900 99.000 104,4

47 Gameksan lotion 1 % botol - - - -

48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium

klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g

sach84.000

45.7002.200 47.900

57,0

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 1.350 680 1.144 1.824 135,1

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 248.880 170.380 159.300 329.680 132,5

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1.230.000 754.000 676.000 1.430.000 116,3

52 Gliserin botol - - - -

53 Glukosa larutan infus 5% botol 4.020 2.335 1.785 4.120 102,5

54 Glukosa larutan infus 10% botol - - - -

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul -

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 99.000 86.200 62.100 148.300 149,8

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet - - - -

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 46.800 41.800 9.600 51.400 109,8

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 20.000 - 20.000 -

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 90.000 43.000 120.000 163.000 181,1

61 Hidrkortison krim 2,5% tube 23.616 9.912 2.208 12.120 51,3

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet - - - -

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 592.200 368.300 253.900 622.200 105,1

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet - - -

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 564.000 302.500 234.200 536.700 95,2

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet - - - -

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 780.000 527.100 300.600 827.700 106,1

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet - - - -

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - -

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - -

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 310.200 183.480 101.800 285.280 92,0

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 20.000 12.000 8.334 20.334 101,7

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1.807.200 1.234.900 316.500 1.551.400 85,8

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - -

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - - - -

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 86.400 24.200 66.800 91.000 105,3

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet - - -

78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +

Sulfadoxin 500 mg

tablet-

-- -

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg

+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

botol

24.900 14.430 12.15026.580

106,7

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :

Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg

tablet

527.400 296.100 255.800551.900

104,6

81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :

Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg

tablet-

-- -

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - -

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - -

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 39.420 26.490 15.240 41.730 105,9

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - -

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - -

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - -

90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125

mg

tablet

50.400 30.000 23.60053.600

106,3

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 5.600 2.160 3.870 6.030 107,7

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 170.000 113.800 49.000 -

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - -

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - -

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 8.970 5.622 3.533 9.155 102,1

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - -

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet - - - -

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 7.300 1.900 6.200 8.100 111,0

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 8.190 5.074 2.496 7.570 92,4

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 2.280 2.725 2.725 119,5

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - - -

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 15.840 9.710 7.150 16.860 106,4

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 44.256 26.992 19.328 46.320 104,7

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet - - - -

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 2.197.800 1.379.900 459.900 1.839.800 83,7

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - -

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 45.000 21.160 25.640 46.800 104,0

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.146.000 725.000 477.000 1.202.000 104,9

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 22 22

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 786 737 522 1.259 160,2

111 Prednison tablet 5 mg tablet 580.000 513.800 124.200 638.000 110,0

112 Primakuin tablet 15 mg tablet - - - -

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 93.600 14.500 101.000 115.500 123,4

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 28.800 15.400 14.800 30.200 104,9

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - -

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - - -

117 Ringer Laktat larutan infus botol 59.520 41.433 24.830 66.263 111,3

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap

4%

tube

8.640 5.406 4.3209.726

112,6

119 Salisil bedak 2% kotak 9.384 7.053 2.577 9.630 102,6

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - - - -

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - -

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - -

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 370 250 155 405 109,5

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - -

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 31.800 13.900 19.400 33.300 104,7

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol - - - -

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - -

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 223.000 79.000 174.000 253.000 113,5

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 102.600 62.000 18.900 80.900 78,8

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 11.670 4.090 4.090 35,0

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 1.446.000 939.000 254.500 1.193.500 82,5

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - -

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 34.500 34.800 5.200 40.000 115,9

134 Vaksin Rabies Vero vial 624 326 109 435 69,7

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 2.016.000 1.313.000 1.825.000 3.138.000 155,7

VAKSIN

136 BCG vial 1.994 1.994 - 1994 100,0

137 T T vial - - -

138 D T vial 1.080 1.080 - 1080 100,0

139 CAMPAK 10 Dosis vial 2.740 2.740 - 2740 100,0

140 POLIO 10 Dosis vial 3.730 3.730 - 3730 100,0

141 DPT-HB vial 3.408 3.408 - 3408 100,0

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 5.000 5.000 - 5000 100,0

143 POLIO 20 Dosis vial - - -

144 CAMPAK 20 Dosis vial - - -

Sumber : UPTD Instalasi Farmasi dan Seksi Pengamatan Penyakit, Imunisasi d& Kesehatan Matra

TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 1

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 15 0 0 0 15

- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 0 0 0 0 0

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 4 0 0 0 4

3 PUSKESMAS KELILING 0 0 19 0 0 0 19

4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 59 0 0 0 59

1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 1 0 10 11

3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 0

4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 70 0 0 0 70

5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 1 0 0 0 1

7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1

1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0

3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0

5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 0

6 APOTEK 0 0 0 0 0 24 24

7 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 9 9

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Subag Umum & Kepegawaian; Bidang Bina Pelayanan Farmasi, Obekalan Kesehatan-Obatan dan Perbekalan

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

TABEL 68

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

TABEL 69

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 GANTARANG 1. PONRE 5 8,47 25 42,37 28 47,46 1 1,69 59 29 49,15

2. GATTARENG 0 0,00 17 56,67 13 43,33 0 0,00 30 13 43,33

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 16 66,67 0 0,00 8 33,33 0 0,00 24 8 33,33

4. BALIBO 0 0,00 13 68,42 6 31,58 0 0,00 19 6 31,58

3 UJUNG BULU 5. CAILE 0 0,00 29 100,00 0 0,00 0 0,00 29 0 0,00

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 3 9,68 16 51,61 12 38,71 0 0,00 31 12 38,71

7. MANYAMPA 4 36,36 7 63,64 0 0,00 0 0,00 11 0 0,00

8. PALANGISANG 0 0,00 8 50,00 8 50,00 0 0,00 16 8 50,00

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 6 22,22 15 55,56 6 22,22 0 0,00 27 6 22,22

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 1 3,70 10 37,04 12 44,44 2 7,41 25 14 56,00

11. BATANG 0 0,00 20 74,07 5 18,52 0 0,00 25 5 20,00

7 HERLANG 12. HERLANG 9 33,33 5 18,52 10 37,04 0 0,00 24 10 41,67

13. KARASSING 0 0,00 11 40,74 1 3,70 0 0,00 12 1 8,33

8 KAJANG 14.KAJANG 8 29,63 17 62,96 10 37,04 0 0,00 35 10 28,57

15. LEMBANNA 10 37,04 10 37,04 0 0,00 0 0,00 20 0 0,00

16.TANAH TOA 19 70,37 0 0,00 0 0,00 0 0,00 19 0 0,00

9 BULUKUMPA 17. TANETE 6 22,22 22 81,48 28 103,70 0 0,00 56 28 50,00

18. SALASSAE 15 55,56 8 29,63 1 3,70 0 0,00 24 1 4,17

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 33 122,22 22 81,48 3 11,11 0 0,00 58 3 5,17

135 24,82 255 46,88 151 27,76 3 0,55 544 154 28,31

1,43

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemeberdayaan Masyarakat

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

NO KECAMATAN PUSKESMAS

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA

TABEL 70

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

POSKESDES POLINDES POSBINDU

1 2 3 4 5 6 7

1 GANTARANG 1. PONRE 14 9 4 1

2. GATTARENG 7 6 1 1

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 6 6 1 1

4. BALIBO 7 4 0 1

3 UJUNG BULU 5. CAILE 9 4 0 0

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8 5 2 0

7. MANYAMPA 2 0 0 0

8. PALANGISANG 3 1 2 0

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 8 6 0 0

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 7 4 1 1

11. BATANG 6 1 1 1

7 HERLANG 12. HERLANG 5 6 0 1

13. KARASSING 3 0 1 0

8 KAJANG 14.KAJANG 8 5 1 0

15. LEMBANNA 6 1 0 0

16.TANAH TOA 5 2 0 0

9 BULUKUMPA 17. TANETE 13 6 4 0

18. SALASSAE 4 2 1 0

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 15 7 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 136 75 19 7

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemeberdayaan Masyarakat

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

TABEL 71

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 GANTARANG 1. PONRE 14 14 0 0 0 14 100

2. GATTARENG 7 4 3 0 0 7 100

2 KINDANG 3. BORONG RAPPOA 6 1 0 5 0 6 100

4. BALIBO 7 0 7 0 0 7 100

3 UJUNG BULU 5. CAILE 9 9 0 0 0 9 100

4 UJUNG LOE 6. UJUNG LOE 8 0 1 7 0 8 100

7. MANYAMPA 2 2 0 0 0 2 100

8. PALANGISANG 3 3 0 0 0 3 100

5 BONTO BAHARI 9. BONTO BAHARI 8 5 3 0 0 8 100

6 BONTO TIRO 10.BONTO TIRO 7 1 6 0 0 7 100

11. BATANG 6 6 0 0 0 6 100

7 HERLANG 12. HERLANG 5 4 1 0 0 5 100

13. KARASSING 3 3 0 0 0 3 100

8 KAJANG 14.KAJANG 8 5 3 0 0 8 100

15. LEMBANNA 6 6 0 0 0 6 100

16.TANAH TOA 5 5 0 0 0 5 100

9 BULUKUMPA 17. TANETE 13 13 0 0 0 13 100

18. SALASSAE 4 4 0 0 0 4 100

10 RILAU ALE 19.BONTO BANGUN 15 14 1 0 0 15 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 136 99 25 12 0 136 100

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemeberdayaan Masyarakat

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

TABEL 72

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 PONRE 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 2 2 0 0 - 0 2 2

2 GATTARENG 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 - 0 0 0

3 BORONG RAPPOA 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 - 0 1 1

4 BALIBO 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 - 0 1 1

5 CAILE 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 - 0 1 1

6 UJUNG LOE 0 0 0 1 4 5 1 4 5 0 1 1 0 0 - 0 1 1

7 MANYAMPA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0

8 PALANGISANG 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 - 0 1 1

9 BONTO BAHARI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 - 0 1 1

10 BONTO TIRO 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 - 0 0 0

11 BATANG 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0

12 HERLANG 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0

13 KARASSING 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0

14 KAJANG 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 0 1 0 0 - 1 0 1

15 LEMBANNA 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 - 1 0 1

16 TANAH TOA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0

17 TANETE 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 - 0 1 1

18 SALASSAE 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 - 0 1 1

19 BONTO BANGUN 0 0 0 0 4 4 0 4 4 0 1 1 0 0 - 0 1 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 9 28 37 9 28 37 2 11 13 - - - 2 11 13

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 11 8 19 5 5 10 16 13 29 0 3 3 0 0 0 0 3 3

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 11 8 19 5 5 10 16 13 29 0 3 3 0 0 0 0 3 3

UPTD INSTALASI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 8 19 14 34 48 25 42 67 2 14 16 0 0 0 2 14 16

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4,66 11,77 16,43 3,92 0,00 3,92

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

Keterangan : a termasuk S3

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTAL

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

TABEL 73

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 PONRE 10 1 2 3 0 0 0

2 GATTARENG 3 1 1 2 0 0 0

3 BORONG RAPPOA 1 1 3 4 0 2 2

4 BALIBO 5 3 4 7 0 0 0

5 CAILE 7 5 10 15 1 1 2

6 UJUNG LOE 6 4 4 8 0 0 0

7 MANYAMPA 1 1 1 2 0 0 0

8 PALANGISANG 2 1 2 3 0 0 0

9 BONTO BAHARI 4 3 5 8 0 0 0

10 BONTO TIRO 5 2 3 5 1 1 2

11 BATANG 1 0 1 1 0 0 0

12 HERLANG 2 2 4 6 0 1 1

13 KARASSING 1 3 2 5 0 0 0

14 KAJANG 3 1 2 3 1 0 1

15 LEMBANNA 3 4 3 7 0 1 1

16 TANAH TOA 2 2 3 5 1 0 1

17 TANETE 8 6 9 15 0 0 0

18 SALASSAE 2 4 4 8 0 1 1

19 BONTO BANGUN 12 3 5 8 1 0 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 78 47 68 115 5 7 12

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 29 18 91 109 0 2 2

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 29 18 91 109 0 2 2

UPTD INSTALASI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 3 3 8 11 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 0 3 2 5 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 110 71 169 240 5 9 14

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 51,14 54,93 3,43

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

BIDANPERAWAT

a

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

TABEL 74

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 PONRE 0 1 1 0 0 0 0 1 1

2 GATTARENG 0 1 1 0 0 0 0 1 1

3 BORONG RAPPOA 0 1 1 0 0 0 0 1 1

4 BALIBO 0 1 1 0 0 0 0 1 1

5 CAILE 0 2 2 0 0 0 0 2 2

6 UJUNG LOE 1 1 2 0 0 0 1 1 2

7 MANYAMPA 0 1 1 0 0 0 0 1 1

8 PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BONTO BAHARI 0 1 1 0 0 0 0 1 1

10 BONTO TIRO 0 0 0 0 1 1 0 1 1

11 BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 HERLANG 0 1 1 0 0 0 0 1 1

13 KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 TANAH TOA 1 0 1 0 0 0 1 0 1

17 TANETE 0 1 1 0 0 0 0 1 1

18 SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 BONTO BANGUN 1 2 3 0 0 0 1 2 3

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 13 16 0 1 1 3 14 17

1 RSUD H.A.Sulthan Dg. Radja 1 4 5 3 3 6 4 7 11

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 4 5 3 3 6 4 7 11

UPTD INSTALASI FARMASI 0 1 1 0 2 2 0 3 3

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 0 1 1 0 1 1 0 2 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 19 23 3 7 10 7 26 33

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,64 2,45 8,09

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

TABEL 75

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PONRE 0 3 3 0 2 2

2 GATTARENG 0 1 1 0 0 0

3 BORONG RAPPOA 0 1 1 0 1 1

4 BALIBO 0 1 1 0 1 1

5 CAILE 0 6 6 0 4 4

6 UJUNG LOE 0 3 3 1 2 3

7 MANYAMPA 0 0 0 0 1 1

8 PALANGISANG 1 1 2 0 1 1

9 BONTO BAHARI 0 2 2 1 1 2

10 BONTO TIRO 0 1 1 0 1 1

11 BATANG 0 2 2 0 0 0

12 HERLANG 1 1 2 0 0 0

13 KARASSING 0 1 1 0 1 1

14 KAJANG 0 2 2 0 1 1

15 LEMBANNA 1 2 3 0 0 0

16 TANAH TOA 0 0 0 1 0 1

17 TANETE 1 5 6 1 0 1

18 SALASSAE 2 0 2 1 1 2

19 BONTO BANGUN 1 2 3 2 3 5

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 7 34 41 7 20 27

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 5 12 17 1 1 2

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 12 17 1 1 2

UPTD INSTALASI FARMASI 2 1 3 1 0 1

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 1 4 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 15 32 47 4 8 12

JUMLAH (KAB/KOTA) 30 83 108 13 29 42

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 26,49 10,30

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

Keterangan : a

termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,

tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TABEL 76

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 PONRE 0 1 1 0 0 0 0 1 1

2 GATTARENG 0 1 1 0 0 0 0 1 1

3 BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 BALIBO 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 CAILE 0 2 2 0 0 0 0 2 2

6 UJUNG LOE 0 1 1 0 0 0 0 1 1

7 MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BONTO BAHARI 0 2 2 0 0 0 0 2 2

10 BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 HERLANG 0 1 1 0 0 0 0 1 1

13 KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 KAJANG 0 1 1 0 0 0 0 1 1

15 LEMBANNA 1 0 1 0 0 0 1 0 1

16 TANAH TOA 1 1 2 0 0 0 1 1 2

17 TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 10 12 0 0 0 2 10 12

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 5 12 17 1 1 2 6 13 19

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 12 17 1 1 2 6 13 19

UPTD INSTALASI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 22 29 1 1 2 8 23 31

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,60

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

TOTAL

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TABEL 77

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 PONRE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 GATTARENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 BALIBO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 CAILE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 UJUNG LOE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 1 5 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 5 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6

UPTD INSTALASI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 5 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,471

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

TABEL 78

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 PONRE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

2 GATTARENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

4 BALIBO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

5 CAILE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

6 UJUNG LOE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

7 MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

10 BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

11 BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

12 HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

13 KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

15 LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

17 TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

18 SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

19 BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 11 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11 16

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 1 7 8 0 0 0 2 0 2 0 1 1 1 9 10 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 4 19 23

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 7 8 0 0 0 2 0 2 0 1 1 1 9 10 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 4 19 23

UPTD INSTALASI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB. BULUKUMBA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 7 8 - - 2 - 2 1 1 2 5 21 26 - - - - - - - 2 2 - - - - - - 9 31 40

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9,809

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

REKAM MEDIS DAN

INFORMASI

KESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSI

DARAH

TEKNISI

KARDIOVASKULERJUMLAH

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

ANALISIS

KESEHATAN

REFRAKSIONIS

OPTISIENORTETIK PROSTETIK

TABEL 79

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 PONRE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 GATTARENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BORONG RAPPOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 BALIBO 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 CAILE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 UJUNG LOE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 MANYAMPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 PALANGISANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BONTO BAHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 BONTO TIRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 BATANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 HERLANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 KARASSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 KAJANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 LEMBANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 TANAH TOA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 TANETE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 SALASSAE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 BONTO BANGUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 0 1 1 5 15 20 5 16 21

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 1 1 5 15 20 5 16 21

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 2 2 0 2 2

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 4 2 6 4 2 6

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 9 19 28 9 20 29

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian; RSUD Kab. Bulukumba

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAIN

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

TABEL 80

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 PONRE 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

2 GATTARENG 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

3 BORONG RAPPOA 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

4 BALIBO 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

5 CAILE 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

6 UJUNG LOE 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

7 MANYAMPA 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

8 PALANGISANG 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

9 BONTO BAHARI 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

10 BONTO TIRO 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

11 BATANG 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

12 HERLANG 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

13 KARASSING 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

14 KAJANG 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

15 LEMBANNA 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

16 TANAH TOA 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

17 TANETE 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

18 SALASSAE 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

19 BONTO BANGUN 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 25 13 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 13 38

1 RSUD H.A. Sulthan Dg. Radja 11 3 14 8 9 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 2 10 0 0 0 27 14 41

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 11 3 14 8 9 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 2 10 0 0 0 27 14 41

UPTD INSTALASI FARMASI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 2

INSTITUSI PENDIDIKAN (AKPER & STIKES) 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 4 2 6

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 39 17 56 8 9 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 2 10 3 1 4 58 29 87

Sumber : Subag Umum & Kepegawaian Dinkes ; RSUD Kab. Bulukumba

TENAGA PENDIDIK JURUTENAGA

KEPENDIDIKAN

TENAGA

PENUNJANG

KESEHATAN

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURAL

STAF PENUNJANG

ADMINISTRASI

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

STAF PENUNJANG

PERENCANAAN

TABEL 81

KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 68.796.936.737 86,38

a. Belanja Langsung 40.594.149.424

b. Belanja Tidak Langsung 28.202.787.313

2 APBD PROVINSI 2.281.748.000 2,87

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 2.281.748.000

3 APBN : 5.496.199.000 6,90

- Dana Alokasi Umum (DAU) -

- Dana Alokasi Khusus (DAK) Obat 2.638.999.000

- Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2.857.200.000

- Dana Dekonsentrasi

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota -

- Lain-lain (sebutkan)

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) / BLM 51.200.000 0,06

- Pamsimas 51.200.000

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 3.014.400.000 3,79

- DBH Pajak Rokok 3.000.000.000

- Global Fund (Program TB) 14.400.000

79.640.483.737

1.249.121.038.588

5,51

195.304,97

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Bulukumba

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN