Komposisi Mangrove di Desa Mekar dan Harapan Jaya ...

60

Transcript of Komposisi Mangrove di Desa Mekar dan Harapan Jaya ...

Diterbitkan oleh:Yayasan IKAMaT (Inspirasi Keluarga KeSEMaT)

Sekretariat PusatPerumahan Bumi Wanamukti Blok I3 Nomor 19Kota Semarang, Jawa Tengah - INDONESIAE. [email protected] W. www.ikamat.org

Kerja sama:PT Pertamina EP

Kantor Jl. Raya Pertamina Bekasi, Kedungjaya,Babelan, Bekasi, Jawa Barat 17610

pep.pertamina.com

©2016

i

Beberapa bagian buku ini disadur dari Mangrove Guidebook for Southeast Asia (Giesen et al., 2007).

Saran sitasi:Yayasan IKAMaT dan Pertamina EP Asset Tambun Field. 2016. Komposisi Mangrove di Desa Pantai Mekar dan Pantai Harapan Jaya Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi. Bekasi: Yayasan IKAMaT.

kaitannya kaitannya

KATA PENGANTAR

Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, termasuk ekosistem mangrove. Sebagai perusahaan minyak dan gas (migas) yang beroperasi di kabupaten ini, PT Pertamina Asset 3 Tambun Field melakukan berbagai kegiatan terkait keanekaragaman hayati (kehati) yang terkait ekosistem mangrove. Kegiatan yang dilakukan, untuk mengetahui dominansi, struktur, komposisi dan keanekaragaman ekosistem mangrove dan hubungannya dengan lingkungan di sekitarnya. Data dari buku “Komposisi Mangrove di Desa Pantai Pantai Mekar dan Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat” ini, merupakan data yang dihimpun dari studi kehati mangrove yang dilakukan antara PT Pertamina Asset 3 Tambun Field dengan Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT) di dua desa, yaitu desa Pantai Mekar dan desa Pantai Harapan Jaya, yang merupakan bagian dari Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Melalui kesempatan ini, saya selaku Field Manager PT. Pertamina Asset 3 Tambun Field menyampakan terima kasih dan penghargaan dari perusahaan kepada para penulis buku. Harapan kami, buku ini dapat memberikan gambaran kepada siapa saja yang berminat untuk mengetahui secara lebih dekat ekosistem mangrove di kecamatan Muara Gembong pada umumnya, dan di desa Pantai Mekar dan Pantai Harapan Jaya, pada khususnya. Lebih dari itu, saya juga berharap, pembaca akan mendapatkan manfaat dari buku ini yang merupakan cerminan dari kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup, terutama ekosistem mangrove beserta masyarakatnya, yang berada di sekitar wilayah operasi kami.

Bekasi, September 2016

Abdullah Tambun Field Manager

ii

PENDAHULUAN

KOMPOSISI MANGROVE

MANGROVE MAYOR

MANGROVE MINOR

MANGROVE ASOSIASI

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI

54

52

8

1

9

26

32

PENDAHULUAN

Desa Pantai Harapan Jaya dan Pantai Mekar merupakan dua desa yang berada di wilayah pesisir utara kabupaten Bekasi, tepatnya di wilayah kecamatan Muara Gembong, provinsi Jawa Barat, yang memiliki luasan mangrove sebesar 427,76 ha dan garis pantai sepanjang 12.601,2 m. Namun sayangnya, potensi mangrove di wilayah ini belum disertai dengan data dan penelitian terbaru sehingga membuat pengelolaannya tidak optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PT Pertamina Asset 3 Tambun Field dan Yayasan IKAMaT di tahun 2016, ditemukan 23 jenis mangrove di desa Pantai Harapan Jaya dan Pantai Mekar, yang terdiri dari 9 mangrove mayor, 3 mangrove minor dan 11 mangrove asosiasi. Jenis mangrove yang ditemukan ini, dapat menjadi rujukan dalam kegiatan penanaman dan pembuatan arboretum mangrove, sehubungan dengan program penambahan jenis mangrove di lokasi ini. Gastropoda secara ekologis memiliki peran yang besar dalam rantai makanan komponen biotik di kawasan hutan mangrove. Sebagai pemangsa detritus, gastropoda juga berperan dalam proses dekomposisi serasah dan menetralisasi materi organik yang bersifat herbivor. Terdapat 9 jenis gastropoda yang ditemukan di lokasi penelitian, yang terbagi kedalam 4 famili, yaitu Assiminea brevicula (Assimineidae), Cassidula aurisfelis (Ellobidae), Cassidula nucleus (Ellobidae), Cerithidea alata (Potamididae), Cerithidea cingulata (Potamididae), Cerithidea obtusa (Potamididae), Nerita violacea (Neritidae), Melampus sp (Ellobidae) dan Telescopium telescopium (Potamididae). Alga peri�ton yang merupakan produsen, sumber makanan dan pakan alami bagi bagi beberapa jenis invertebrata dan bahan baku pengolah limbah cair, juga ditemukan di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan 18 genera yang termasuk kedalam 2 kelas, yaitu Bacillariophyceae (13 genera) dan Cyanophyceae (5 genera).

1

Kelas Bacillariophyceae memiliki jumlah genus terbanyak, yaitu 13 genera, yang terdiri dari Amphiprora, Diploneis, Fragilaria, Guinardia, Lauderia, Melosira, Navicula, Nitzschia, Pleurosigma, Rhbdonema, Rhizos-olenia, Skeletonema dan Surirella. Kelas Cyanophyceae terdapat 5 genera, yang terdiri dari Phormidium, Merismopedia, Oscillatoria, Pelagothrix dan Thricodesmium. Secara keseluruhan, dari 2 kelas alga peri�ton, jumlah terbanyak yang ditemukan adalah dari kelas Bacillariophyceae dibandingkan dengan kelas Cyanophyceae. Melimpahnya kelas Bacillariophyceae diduga karena alga peri�ton kelas ini mempunyai alat berupa tangkai gelatin yang berfungsi untuk melekatkan dirinya pada substrat akar man-grove. Dengan alat ini, maka kelas Bacillariophyceae mempunyai kemam-puan melekat yang relatif kuat. Diketahui pula bahwa genus yang ditemukan di setiap lokasi dengan kelimpahan tertinggi adalah Pleurosigma yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceae. Kelimpahan merupakan suatu indikasi dari penyebaran individu suatu jenis karena pengaruh faktor lingkungan. Substrat penempelan alga peri�ton pada lokasi diambil dari akar-pensil-mangrove dengan struktur dan permukaan yang kasar. Kerapatan mangrove yang tinggi pada lokasi memungkinkan banyaknya jenis alga peri�ton yang ditemukan. Mangrove mempunyai kecenderungan untuk membentuk kerapatan dan keanekaragaman struktur tegakan yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap struktur dan komposisi alga peri�ton yang hidup didalamnya. Berdasarkan jenis alga peri�ton yang ditemukan di setiap lokasi penelitian, kelas Bacillariophyceae merupakan penyusun struktur komu-nitas dengan genus terbanyak. Hal ini disebabkan Bacillariophyceae mempunyai kemampuan lebih untuk beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Kelas Cyanophyceae yang hanya ditemukan 5 genera, ditemu-kan pada perairan dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Cyano-phyceae juga merupakan produsen primer di perairan.

2

Logam berat Hg (Merkuri) dan Pb (Timbal) tergolong ke dalam jenis logam berat esensial. Pada konsentrasi yang rendah, beberapa logam berat umumnya dibutuhkan oleh organisme hidup untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Namun sebaliknya, apabila kadarnya meningkat, maka logam berat akan berubah sifat menjadi racun (Philips 1980 dalam Maslukah, 2006). Peningkatan kadar logam berat dalam air laut terjadi karena masuknya limbah yang mengandung logam berat ke lingkungan laut. Limbah yang banyak mengandung logam berat, biasanya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pemukiman dan pertanian. Mangrove memiliki kemampuan mengakumulasi logam berat yang terdapat di habitatnya, diantaranya dengan melemahkan efek racun melalui pengenceran (dilusi), yaitu dengan menyimpan banyak air untuk mengencerkan konsentrasi logam berat dalam jaringan tubuhnya sehingga mengurangi toksisitas logam tersebut. Mangrove juga memiliki mekanisme ekskresi, yaitu dengan menyimpan materi toksik logam berat di dalam jaringan yang sudah tua, seperti daun yang sudah tua dan kulit batang yang mudah mengelupas, sehingga dapat mengurangi konsentrasi logam berat di dalam tubuhnya. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh mangrove akan mengalami pengikatan dan penurunan daya racun, karena diolah menjadi bentuk-bentuk persenyawaan yang lebih sederhana. Proses ini dibantu dengan aktivitas enzim yang mengatur dan mempercepat jalannya proses tersebut. Kemampuan ekosistem mangrove untuk mengurangi kadar logam berat, baik logam berat esensial (logam yang sangat diperlukan oleh organisme untuk membantu proses �siologis) maupun logam berat non esensial (logam yang bersifat toksik dan dapat merusak organ jika terdapat dalam jumlah yang tinggi) ini penting, khususnya di daerah pesisir yang merupakan daerah yang rentan dengan pembangunan serta aktivitas yang dapat mempengaruhi kualitas perairan pesisir. Contoh logam berat non esensial adalah Pb dan Hg.

3

Dalam penelitian ini, dilakukan pengambilan sampel sedimen di 7 titik, yang meliputi desa Pantai Mekar (2 titik) dan desa Harapan Jaya (5 titik). Parameter yang diambil dalam penelitian ini adalah Hg dan Pb karena kedua parameter inilah yang pada umumnya terakumulasi di alam dan berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia apalagi dengan konsentrasi yang melewati ambang batas. Pertimbangan pengambilan titik sampel dengan cara melihat bentukan pantainya yang berupa teluk sehingga titik yang diambil dapat mewakili keseluruhan area. Sampel sedimen yang diambil merupakan sedimen permukaan dengan kedalaman ± 0 – 20 cm. Pengujian Hg menggunakan metode Mercury Analize dan untuk pengujian Pb menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA – nyala). Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kandungan logam berat Hg pada sampel sedimen, terbesar terdapat di MK 02, yaitu 0,00535 mg/kg. Kandungan logam berat Pb tertinggi, terdapat di HJ 04, yaitu sebesar 24,27 mg/kg, sedangkan kandungan terendah terdapat di HJ 02, sebesar 15,76 mg/kg. Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa kandungan senyawa Hg di dalam sedimen di seluruh stasiun berada di bawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh National Institute of Standards & Technology (NIST) SRM 1646a. Sementara untuk senyawa logam berat Pb, sudah melewati ambang batas yang ditentukan, sehingga seluruh lokasi sudah tercemar oleh logam berat Pb. Berdasarkan hasil yang didapatkan, logam berat Hg yang terkandung dalam sedimen mangrove Desa Harapan Jaya dan Pantai Mekar berada di bawah ambang batas maksimal. Berbeda dengan logam berat Hg, seluruh stasiun di Desa Pantai Mekar dan Desa Harapan Jaya sedimen mangrove sudah tercemar logam berat Pb karena sudah melewati ambang batas.

4

HASIL UJI LOGAM BERAT SEDIMEN MANGROVE

LOKASI*

Parameter Logam Berat (mg/kg)

Merkuri(Hg)

AmbangBatas

Timbal(Pb)

AmbangBatas

MK 01MK 02HJ 01HJ 02HJ 03HJ 04HJ 05

0,004640,005350,00065

< 0,000070,00095

< 0,00007< 0,00007

0,040,040,040,040,040,040,04

18,9518,6816,5015,7618,8724,2716,31

11,711,711,711,711,711,711,7

*MK: Pantai Mekar; HJ: Harapan JayaAmbang batas standar NIST SRM 1646a

Sangat diperlukan rehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove di kedua desa sebagai salah satu upaya untuk menurunkan kandungan logam berat di wilayah tersebut. Diharapkan dengan kondisi ekosistem mangrove yang baik maka akan membantu penyerapan logam berat di sedimen mangrove dan wilayah sekitarnya. Selain dari ekologi yang diperbaiki, perbaikan sistem pengelolaan limbah oleh pihak – pihak terkait juga diperlukan untuk mengurangi asupan logam berat ke kedua desa.

HJ

5

HJ

3H

J 4

HJ

2HJ

1

MK

2

MK

1

107°

6'40

"E10

7°5'

20"E

107°

4'0"

E10

7°2'

40"E

107°

1'20

"E10

7°0'

0"E

106°

58'4

0"E

5°58'50"S 6°0'0"S 6°1'10"S 6°2'20"S 6°3'30"S

PANT

AI M

EKAR

PANT

AI S

EDER

HANA

PANT

AI B

AKTI

TANJ

UNG

MEKA

R

JAYA

SAKT

I

PANT

AI H

ARAP

AN JA

YA

L A U

T J

A W

A

LENG

GAHS

ARI

JAYA

BAKT

IPA

NTAI

HUR

IPHU

RIP

JAYA

SUKA

RING

IN

µ0

12

30.5

Km1 :

500

116°

0'0"

E11

2°0'

0"E

108°

0'0"

E10

4°0'

0"E

6°0'0"S 8°0'0"S

INSE

T PE

TA :

L A U

T J

A W

A

S A

M U

D E

R A

H I N

D I A

PULA

U JA

WA

SUMB

ER P

ETA

:

Proy

eksi

Sist

em G

ridDa

tum

Hor

izont

al

: Tra

nsve

rse M

erca

tor

: Grid

Geo

grap

ic: W

GS 19

84

PETA

LOK

ASI P

ENGA

MBIL

AN S

AMPE

LMA

NGRO

VE

1. Pe

ta R

upa B

umi In

done

sia2.

Goog

le Ea

rth 20

163.

Surv

ei La

pang

an 20

16

KETE

RANG

AN :

Jalan

Bata

s Des

a

Loka

si

Mang

rove

Pant

ai Ha

rapa

n Ja

ya d

an P

anta

i Mek

ar

Sung

ai

Laut

Jawa

STUD

I PRO

GRAM

KEA

NEKA

RAGA

MAN

HAYA

TIDE

SA P

ANTA

I MEK

AR D

AN H

ARAP

AN J

AYA

KECA

MATA

N M

UARA

GEM

BONG

KABU

PATE

N BE

KASI

2016

KOMPOSISI MANGROVEDI DESA PANTAI MEKAR DAN PANTAI HARAPAN JAYA

KECAMATAN MUARA GEMBONGKABUPATEN BEKASI

8

Pohon Buah

MANGROVE MAYORAvicennia alba Blume.

AVICENNIACEAE

DESKRIPSI UMUMBelukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadang kadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadang kadang ditemukan serbuk tipis.

Merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, juga di bagian yang lebih asin di sepanjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut, serta di sepanjang garis pantai. Mereka umumnya menyukai bagian muka teluk. Akarnya dilaporkan dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan daratan. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang bersifat vivipar, dimana sebagian buah berbiak ketika masih menempel di pohon.

Nama Lokal: Api-api

EKOLOGI

9

MANFAATKayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah. Getah dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai dodol, kripik, kerupuk dan peyek.

Paparan lumpur, tepi sungai, toleran terhadap salinitas tinggi.KETERANGAN

10

MANGROVE MAYORAvicennia marina Nama Lokal: Api-api

AVICENNIACEAE

Bakal Bunga Pohon

DESKRIPSI UMUMBelukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu.

Merupakan tumbuhan pionir pada lahan pantai yang terlindung, memiliki kemampuan menempati dan tumbuh pada berbagai habitat pasang-surut, bahkan di tempat asin sekalipun. Jenis ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling umum ditemukan di habitat pasang-surut. Akarnya sering dilaporkan membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan tanah timbul. Jenis ini dapat juga bergerombol membentuk suatu kelompok pada habitat tertentu. Berbuah sepanjang tahun, kadang-kadang bersifat vivipar. Buah membuka pada saat telah matang, melalui lapisan dorsal. Buah dapat juga terbuka karena dimakan semut atau setelah terjadi penyerapan air.

EKOLOGI

11

MANFAATDaun digunakan untuk mengatasi kulit yang terbakar. Resin yang keluar dari kulit kayu digunakan sebagai alat kontrasepsi. Buah dapat dimakan. Kayu menghasilkan bahan kertas berkualitas tinggi. Daun digunakan sebagai makanan ternak. Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai dodol, kripik, kerupuk dan peyek.

Paparan lumpur, tepi sungai, toleran terhadap salinitas tinggi. KETERANGAN

12

MANGROVE MAYORAvicennia o�cinalis L. Nama Lokal: Api-api

AVICENNIACEAE

Pohon Daun

DESKRIPSI UMUMPohon, biasanya memiliki ketinggian sampai 12 m, bahkan kadang-kadang sampai 20 m. Pada umumnya memiliki akar tunjang dan akar nafas yang tipis, berbentuk jari dan ditutupi oleh sejumlah lentisel. Kulit kayu bagian luar memiliki permukaan yang halus berwarna hijau-keabu-abuan sampai abu-abu-kecoklatan serta memiliki lentisel.

EKOLOGI

MANFAATBuah dapat dimakan. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar. Getah kayu dapat digunakan sebagai bahan alat kontrasepsi.

Tumbuh di bagian pinggir daratan rawa mangrove, khususnya di sepanjang sungai yang dipengaruhi pasang surut dan mulut sungai. Berbunga sepanjang tahun.

Paparan lumpur, tepi sungai, toleran terhadap salinitas tinggi.

KETERANGAN

13

MANGROVE MAYORNypa fruticans Wurmb. Nama Lokal: Nipah

PALMAE

Bunga Pohon

DESKRIPSI UMUMPalma tanpa batang di permukaan, membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m.

Tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada biji membantu penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang bersifat vivipar.

EKOLOGI

14

MANFAAT

KETERANGAN

Sirup manis dalam jumlah yang cukup banyak dapat dibuat dari batangnya, jika bunga diambil pada saat yang tepat. Digunakan untuk memproduksi alkohol dan gula. Jika dikelola dengan baik, produksi gula yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi. Daun digunakan untuk bahan pembuatan payung, topi, tikar, keranjang dan kertas rokok. Biji dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun juga dapat dibuat tali dan bulu sikat.

Ditemukan berkoloni, tepi sungai air tawar atau rawa.

15

MANGROVE MAYORRhizophora apiculata Blume. Nama Lokal: Bakau

RHIZOPHORACEAE

Bunga Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.

Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara abnormal karena gangguan kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting dapat juga menghambat pertumbuhan mereka karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tetapi perbungaan terdapat sepanjang tahun.

EKOLOGI

16

MANFAAT

KETERANGAN

Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Buah dan kulit batangnya yang kering digunakan sebagai pewarna batik.

Ditemukan berkoloni, tepi sungai air tawar atau rawa.

17

MANGROVE MAYORRhizophora mucronata Lmk. Nama Lokal: Bakau Hitam

RHIZOPHORACEAE

Bunga Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah.

Di areal yang sama dengan R. apiculata tetapi lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan pasir. Pada umumnya tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada pematang sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah yang jauh dari air pasang surut. Pertumbuhan optimal terjadi pada areal yang tergenang dalam, serta pada tanah yang kaya akan humus. Merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove yang paling penting dan paling tersebar luas. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Anakan seringkali dimakan oleh kepiting, sehingga menghambat pertumbuhan mereka.

EKOLOGI

18

MANFAAT

KETERANGAN

Kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Buah dan kulit batangnya yang kering digunakan sebagai pewarna batik. Kadang-kadang ditanam di sepanjang tambak untuk melindungi pematang.

Tumbuh subur di muara sungai dengan lumpur bertekstur lembut.

19

MANGROVE MAYORBruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk. Nama Lokal: Tancang, Lindur

RHIZOPHORACEAE

Buah Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut.

Merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas. Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan.

EKOLOGI

20

MANFAAT

KETERANGAN

Buahnya dapat dimakan dan dimanfaatkan sebagai tepung.

Tumbuh subur di daerah tengah sampai dalam.

21

MANGROVE MAYORSonneratia alba J. Smith Nama Lokal: Pedada

SONNERATIACEAE

Buah Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga 15 m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagaiakar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm.

Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama. Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang. Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas pantai. Di lokasi dimana jenis tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang padat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga hidup tidak terlalu lama dan mengembang penuh di malam hari, mungkin diserbuki oleh ngengat, burung dan kelelawar pemakan buah.

EKOLOGI

22

MANFAAT

KETERANGAN

Buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi, kayu dibuat untuk perahu dan bahan bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar nafas digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung.

Tumbuh subur di substrat lumpur di muara sungai maupun di rawa dengan salinitas sedang sampai tinggi.

23

Pohon, ketinggian mencapai 15 m, jarang mencapai 20 m. Memiliki akarnafas vertikal seperti kerucut (tinggi hingga 1 m) yang banyak dan sangat kuat. Ujung cabang/ranting terkulai, dan berbentuk segi empat pada saat muda.

Tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan mangrove, pada tanah lumpur yang dalam, seringkali sepanjang sungai kecil dengan air yang mengalir pelan dan terpengaruh oleh pasang surut. Tidak pernah tumbuh pada pematang/daerah berkarang. Juga tumbuh di sepanjang sungai, mulai dari bagian hulu dimana pengaruh pasang surut masih terasa, serta di areal yang masih didominasi oleh air tawar.

MANGROVE MAYORSonneratia caseolaris (L.) Engl Nama Lokal: Pedada

SONNERATIACEAE

Buah Pohon

DESKRIPSI UMUM

EKOLOGI

24

MANFAAT

KETERANGAN

Buah asam dapat dimakan (dirujak). Kayu dapat digunakan sebagai kayu bakar jika kayu bakar yang lebih baik tidak diperoleh. Setelah direndam dalam air mendidih, akar nafas dapat digunakan untuk mengganti gabus.

Tumbuh subur di substrat lumpur di muara sungai maupun di rawa dengan salinitas sedang sampai tinggi.

25

MANGROVE MINORExcoecaria agallocha L. Nama Lokal: Buta-buta

EUPHORBIACEAE

Daun Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon merangas kecil dengan ketinggian mencapai 15 m. Kulit kayu berwarna abu-abu, halus, tetapi memiliki bintil. Akar menjalar di sepanjang permukaan tanah, seringkali berbentuk kusut dan ditutupi oleh lentisel. Batang, dahan dan daun memiliki getah (warna putih dan lengket) yang dapat mengganggu kulit dan mata.

Tumbuhan ini sepanjang tahun memerlukan masukan air tawar dalam jumlah besar. Umumnya ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian daratan, atau kadang-kadang di atas batas air pasang.

EKOLOGI

26

MANFAAT

KETERANGAN

Akar dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan pembengkakan. Kayu digunakan untuk bahan ukiran. Kayu tidak bisa digunakan sebagai kayu bakar karena bau wanginya tidak sedap bagi masakan. Kayu dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Getah digunakan untuk membunuh ikan. Kayunya kadang-kadang dijual karena wanginya, akan tetapi wanginya akan hilang beberapa tahun kemudian.

Getah putihnya beracun dan dapat menyebabkan kebutaan sementara, sesuai dengan namanya, yaitu buta-buta.

27

MANGROVE MINORXylocarpus granatum Koen. Nama Lokal: Nyirih

MELIACEAE

Buah Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon dapat mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki akar papan yang melebar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan. Batang seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu berkeriput.

Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan dari mangrove, dan lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu asin. Seringkali tumbuh mengelompok dalam jumlah besar. Individu yang telah tua seringkali ditumbuhi oleh epi�t.

EKOLOGI

28

MANFAATKayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil, kadang-kadang digunakan sebagai bahan pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan karena kandungan taninnya yang tinggi (>24% berat kering).

29

MANGROVE MINORAcrostichum aureum Linn. Nama Lokal: Krakas, Paku Laut

PTERIDACEAE

DESKRIPSI UMUMFerna berbentuk tandan di tanah, besar, tinggi hingga 4 m. Batang timbul dan lurus, ditutupi oleh urat besar. Menebal di bagian pangkal, coklat tua dengan tperuratan yang luas, pucat, tipis ujungnya, bercampur dengan urat yang sempit dan tipis.

Ferna tahunan yang tumbuh di mangrove dan pematang tambak, sepanjang kali dan sungai payau serta saluran. Tingkat toleransi terhadap genangan air laut tidak setinggi A. speciosum. Ditemukan di bagian daratan dari mangrove. Biasa terdapat pada habitat yang sudah rusak, seperti areal mangrove yang telah ditebangi yang kemudian akan menghambat tumbuhan mangrove untuk beregenerasi. Tidak seperti A. speciosum, jenis ini menyukai areal yang terbuka terang dan disinari matahari.

EKOLOGI

Daun

30

MANFAATAkar rimpang dan daun tua digunakan sebagai obat. Daun digunakan sebagai dan alas ternak.

31

MANGROVE ASOSIASIAcanthus ilicifolius L. Nama Lokal: Jeruju

ACANTHACEAE

Buah Bunga

DESKRIPSI UMUMHerba rendah, terjurai di permukaan tanah, kuat, agak berkayu, ketinggian hingga 2 m. Cabang umumnya tegak tapi cenderung kurus sesuai dengan umurnya. Percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua. Akar udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal.

Biasanya pada atau dekat mangrove, sangat jarang di daratan. Memiliki kekhasan sebagai herba yang tumbuh rendah dan kuat, yang memiliki kemampuan untuk menyebar secara vegetatif karena perakarannya yang berasal dari batang horizontal, sehingga membentuk bagian yang besar dan kokoh. Bunga kemungkinan diserbuki oleh burung dan serangga. Biji tertiup angin, sampai sejauh 2 m. Di Bali berbuah sekitar Agustus.

Dari India hingga Australia tropis, Filipina dan Kepulauan Pasi�k Barat. Terdapat di seluruh Indonesia.

EKOLOGI

DISTRIBUSI

32

MANFAATBuah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat digunakan sebagai makanan ternak.

KELIMPAHANUmum.

33

MANGROVE ASOSIASISesuvium portulacastrum (L.) L. Nama Lokal: Gelang laut, Krokot

AIZOACEAE

Habitus Bunga

DESKRIPSI UMUMBiasanya banyak bercabang, menyebar dan panjang dapat mencapai 1 m, mencolok warna merah terang. Bunga-bunga berwarna merah muda memiliki tangkai 3-15 mm dan tabung bunga 3 mm dengan panjang 6-9 mm. Bunga-bunga memiliki banyak merah muda atau merah muda-ungu benang sari.

Umumnya ditemukan di pasir, sepanjang pantai sisi darat mangrove, dan pada lumpur dan pasir di daerah yang tidak tergenang pasang, serta juga ditemukan di pantai berbatu, antara kolam ikan pesisir dan di sepanjang sungai pasang surut. Bunga-bunga ditutup pada malam hari dan ketika langit mendung. Pembungaan terjadi sepanjang tahun. Benih tidak apung.

EKOLOGI

34

MANFAATDaun dapat dimakan setelah dicuci berulang dan dimasak. Bisa digunakan secara luas sebagai pakan kambing, domba, sapi dan bahkan sebagai sayuran untuk konsumsi manusia.

35

MANGROVE ASOSIASICerbera manghas L. Nama Lokal: Bintaro

APOCYNACEAE

Buah Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon atau semak, tingga hingga 20 m, kulit batang retak, terkelupas, abu-abu untuk kulit coklat dengan lentisel dan getah berwarna putih susu. Memiliki akar yang menjalar di sepanjang permukaan tanah, tetapi tidak memiliki akar udara. Daun lonjong atau lanset, gelap, mengkilap hijau di atas dan hijau-pucat di bawah. Kelopak berwarna putih krem. Benang sari dimasukkan di mulut tabung. Buah berbentuk oval/lonjong, kemerahan, sering ditemui berpasangan, halus, berdaging dan panjang 6-8 cm.

Pohon hutan rawa pesisir atau pantai vegetasi, lebih sering ditemui di tanah berpasir, paparan angin laut dan tempat-tempat yang tidak tergenang pasang. Merupakan spesies pantai berpasir dan berbatu. Berbunga terjadi sepanjang tahun.

EKOLOGI

36

MANFAATMinyak yang diekstrak dari biji dan buah muda dioleskan pada kulit untuk menyembuhkan gatal, rematik, dan juga untuk menyembuhkan masuk angin. Minyak biji beracun dan digunakan untuk membunuh ikan, kayu digunakan untuk bahan bakar dan arang. Buah hijau digunakan untuk membunuh anjing. Buah merah, ketika segar, digunakan untuk menggosok pada kaki dalam kasus rematik. Lateks menghasilkan kebutaan saat jatuh ke mata.

37

MANGROVE ASOSIASICalotropis gigantea (L) R. Br. Nama Lokal: Widuri

ASCLEPIADACEAE

Habitus Bunga

DESKRIPSI UMUMHerba rendah/semak, ketinggian mencapai 3 m. Memiliki banyak getah.

Tumbuh pada habitat yang tidak tergenang air, pantai berpasir dan lahan berbatu, hingga ketinggian sekitar 300 m. Umumnya dijumpai di lahan-lahan pantai yang terbengkalai dan terbuka (mendapat sinar matahari penuh).

Daun dan bunganya sering digunakan sebagai makanan jangkrik, kondisi seperti ini ditemukan di provinsi Bali.

EKOLOGI

MANFAAT

38

MANGROVE ASOSIASITerminalia catappa L. Nama Lokal: Ketapang

COMBRETACEAE

Daun Pohon

DESKRIPSI UMUMTinggi pohon mencapai 10-35 m. Menggugurkan daun sebanyak dua kali dalam setahun (di Jawa, Indonesia), cabang daun menebal dan tertutup bulu yang kemudian gugur. Mahkota pohon horizontal-berlapis, daun spiral teratur, biasanya oval-bulat telur diameter 5-14 cm. Bunganya berwarna putih atau hijau pucat, tak bertangkai.

Sering ditemui di pantai berpasir atau berbatu dan lebih sering ditemui sebagai pohon darat. Sering ditanam di kebun sebagai pohon hias atau teduh. Penyebaran buah terjadi melalui makan buah kelelawar, monyet dan oleh air. Pohon merontokkan daunnya sekaligus, biasanya dua kali setahun (di Jawa, Januari atau Februari dan Juli atau Agustus).

EKOLOGI

39

MANFAATSering ditanam sebagai naungan pohon, kayu berwarna kemerahan dan berkualitas baik, digunakan sebagai bahan perabotan rumah tangga, bangunan kapal dan papan.

40

MANGROVE ASOSIASIIpomoea pes-capre (L). Sweet. Nama Lokal: Tapak Kuda

CONVOLVULACEAE

Bunga Habitus

DESKRIPSI UMUMAkar tunggang yang tebal. Panjang batang adalah 5-30 m dan merayap. Perbungaan terjadi di axils daun, dan memiliki tangkai panjang 3-16 cm. Corolla berbentuk corong, panjang 3-5 cm, halus, merah muda, kemerahan ungu atau violet. Buah bulat sedikit rata kering kapsul, 12-17 mm, 2 bersel, warna hitam, biji padat berbulu, 6-10 mm panjang.

Sering ditemukan di pantai berpasir, tetapi juga terkadang di sepanjang aliran sungai, parit dan kanal. Bunga mekar di pagi hari dan mengerut pada siang hari.

EKOLOGI

41

MANFAATBenih dapat dimanfaatkan sebagai obat yang baik untuk sakit perut dan kejang. Daun dibuat menjadi tapal dan digunakan untuk pembengkakan, bisul dan borok. Jus batang digunakan untuk mengobati gigitan dan sengatan.

42

MANGROVE ASOSIASIScaevola taccada (Gaertn.) Roxb. Nama Lokal: Beruwas

GOODENIACEAE

Daun Pohon

DESKRIPSI UMUMKuat, tegak atau menyebar semak, hingga 3 m. Kadang-kadang berkembang menjadi pohon kecil hingga 7 m, dengan ranting putih ramping yang memiliki empulur putih. Daun bekas luka yang mencolok dan memiliki rambut sepanjang tepi mereka. Daun meruncing menjadi pendek, tangkai daun yang luas, rambut putih terjadi di axils daun. Bunga-bunga kuning putih atau pucat mencolok adalah biseksual panjang 2-2,5 cm dan terjadi 4 cm cluster lama yang terletak di axils pada 1 cm tangkai panjang. Segmen kelopak panjang sekitar 0,5 cm. Kelopak sering memiliki garis-garis violet di dalam dan bergelombang. Tabung corolla, 10-15 mm panjang, membagi ke satu sisi, memperlihatkan gaya melengkung, berdaging, buah-buahan putih panjang 1 cm, dengan 1-2 benih.

Sering ditemui di pantai berpasir dan membentuk koloni yang luas, dengan percabangan bawah tanah dari akar. Hal ini juga terjadi pada pantai berbatu dan di komunitas mangrove, tetapi hanya berada di lokasi berpasir, baik di daerah kering. Berbunga sepanjang tahun.

EKOLOGI

43

MANFAATBeberapa bagian dari tanaman ini digunakan dalam obat asli. Kayu dari tamanan ini kecil, tapi tahan terhadap air laut dan digunakan untuk membuat kuku untuk kano.

44

MANGROVE ASOSIASIDerris trifoliata Lour. Nama Lokal : -

LEGUMINOSAE

DESKRIPSI UMUMBerkayu, panjang 15 m coklat gelap, lentisel oranye. Batang muda berwarna merah gelap, sangat bergerigi dan memiliki lentisel menonjol. Daun alternatif yang panjangnya 9-25 cm dan memiliki 3-7 selebaran yang berbentuk bulat telur atau elips, dengan permukaan atas mengkilap hijau dan kusam. Bunga biseksual dan panjang tandan bunga 7-20 cm dan terjadi di axils pada batang tumbuh horizontal, sepanjang tanah.

Tumbuh pada substrat berpasir dan berlumpur di daratan habitat mangrove. Membutuhkan masukan air tawar yang tinggi, jarang tergenang pasang. Berbunga dari bulan September sampai November, dan Berbuah pada November dan Desember. Polong dan biji yang disesuaikan dengan penyebaran air. Angin mungkin juga merupakan agen dari penyebaran.

EKOLOGI

Daun

45

MANFAATBatang sangat tahan lama dan digunakan sebagai tali. Di Indonesia Timur, masyarakat lokal memanfaatkan sebagai racun ikan.

46

MANGROVE ASOSIASIHibiscus tiliaceus L. Nama Lokal: Waru Laut

MALVACEAE

Bunga Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon yang tumbuh tersebar dengan ketinggian hingga mencapai 15 m.Kulit kayu halus, burik-burik, berwarna cokelat keabu-abuan.

Membuka menjadi 5 bagian dan memiliki biji khas yang berambut. Diameter buah sekitar 2 cm.

Merupakan tumbuhan khas di sepanjang pantai tropis dan seringkali berasosiasi dengan mangrove. Juga umum di sepanjang pinggiran sungai di kawasan dataran rendah. Perbungaan sepanjang tahun. Biji mengapung dan dapat tumbuh meskipun terendam air laut. Pada daun tua, kelenjar seringkali mengeluarkan gula berwarna hitam karena diserang jamur.

EKOLOGI

BUAH

47

MANFAATDitanam sebagai pohon peneduh di taman. Akarnya digunakan sebagai obat demam. Serat kayu digunakan sebagai tali. Daun kadang-kadang digunakan sebagai makanan ternak. Kayu digunakan sebagai bahan pembuatan bagian dalam perahu.

48

MANGROVE ASOSIASIPandanus tectorius Sol. Nama Lokal: Pandan

PANDANACEAE

Daun Pohon

DESKRIPSI UMUMPohon dapat mencapai ketinggian hingga 6 m.

Tumbuh pada habitat dengan substrat berpasir di depan garis pantai, terkena pasang surut hingga agak ke belakang garis pantai.

Dapat sebagai tanaman pagar. Bunganya dimanfaatkan untuk wangi-wangian dan hiasan pada acara pernikahan.

EKOLOGI

MANFAAT

49

MANGROVE ASOSIASIStachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl. Nama Lokal: Pecut Kuda

Jarongan

VERBENACEAE

DESKRIPSI UMUMTegak, cabang melengkung, tinggi 1-2 m tetapi biasanya <1m. Batang muda membentuk segi empat, sering ditemukan dengan bercak putih. Daun berlawanan, dengan tangkai yang cukup panjang, bulat telur untuk ovateelliptic, hijau gelap dan dengan penampilan kusut antara saraf lateral yang tepi daunnya bergerigi.

Sering ditemui di daerah lembab dan minim cahaya, sekunder hutan, sawah, sepanjang sungai, tepi daratan mangrove, dan tanggul di tambak air payau (tambak) di bekas kawasan mangrove. Berkoloni.

EKOLOGI

Habitus

50

MANFAATTanaman sebagai pagar hidup. Digunakan sebagai obat untuk mengobati rematik, infeksi tenggorokan, sebagai anti-diuretik dan untuk memurnikan darah.

51

SPESIES MANGROVE YANG DITEMUKANDI DESA PANTAI HARAPAN JAYA DAN PANTAI MEKAR

No. Famili Spesies Mangrove* Kategori*

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Acanthaceae

Aizoaceae

Apocynaceae

Asclepiadaceae

Avicenniacea

Avicenniacea

Avicenniacea

Combretaceae

Convolvulaceae

Goodeniaceae

Leguminosae

Malvaceae

Meliaceae

Meliaceae

Palmae

Pandanaceae

Pteridaceae

Rhizophoraceae

Rhizophoraceae

Rhizophoraceae

Sonneratiaceae

Sonneratiaceae

Verbenaceae

Acanthus ilicifolius L.

Sesuvium portulacastrum (L.) L.

Carbera manghas L.

Calotropis gigantea(L) R. Br.

Avicennia marina (Forssk.) Vierh

Aviennia o�cinalis L.

Avicennia alba Blume

Terminalia catappa L.

Ipomoea pes-caprae (L) Sweet

Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb

Derris trifoliata Lour

Hibiscus tiliaceus L.

Excoecaria agallocha L.

Xylocarpus granatum Koen

Nypa fruticans Wurmb

Pandanus tectorius Parkinson

Acrostichum aureum L.

Rhizophora apiculata Lam

Rhizophora apiculata Blume

Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lam

Sonneratia caseolaris (L.) Engl

Sonneratia alba J. Smith

Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl

Asosiasi

Asosiasi

Asosiasi

Asosiasi

Mayor

Mayor

Mayor

Asosiasi

Asosiasi

Asosiasi

Asosiasi

Asosiasi

Minor

Minor

Mayor

Asosiasi

Minor

Mayor

Mayor

Mayor

Mayor

Mayor

Asosiasi

*Identi�kasi mengacu pada Tomlinson (1994)

LAMPIRAN

52

Tangkai Buah

Kelopak Buah

Buah

Keping Benih

Plumulae

Hipokotil

Radicle

Gambar Buah dengan Bagian-bagiannya(Rhizophora apiculata)

53

DAFTAR PUSTAKA

Adha, K. 2000. Vegetation structure, zonation, and seedling establishment in the Asajaya mangrove forest, Sarawak, Malaysia. (Thesis MS) Institute of Biodiversity and Enviromental Conservation, University Malaysia Sarawak, Samarahan.

Aksornkoae, S., Wattayakorn, G. dan Kaetpraneet, W. 1978. Final Report: Physical and chemical properties of soil and water in mangrove forest at AmphoeKhlung. Changwat Chantaburi. Thailand.

Boon, D.A. 1936. De inrichting van de voor exploitatie in aanmerking komende bosschen in de afdeeling Bengkalis, benevens eenige opmerkingen omtrent de samenstelling der terplaatse voorkomende moerasbosschen. Tectona, 29: 344-373.

Chapman, V.J. 1976. Mangrove Vegetation. J. Cramer, Vadus, Liechtensein, Germany.

De Haan, J. H. 1931. Het een en ander over de Tjilatjap’sche vloedbosschen. Tectona 24: 39-76.

Giesen, W., S. Wul�raat, M. Zieren, dan L. Scholten, 2007. Mangrove Guidebook for Southeast Asia. FAO and Wetlands International.

Istomo. 1992. Tinjauan Ekosistem Hutan Mangrove dan Pemenfaatan di Indonesia. Bahan Acuan Ekologi Hutan. Laboratorium Ekologi Hutan Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Lear, R., Turner. T. 1977. Mangrove of Australia. University of Queensland. Press. 44-54.

54

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta.

Pribadi, R. 2012. Kondisi Umum Pantai Utara Jawa Tengah Dan Mangrove Sebagai Pelindung Pantai. Materi Presentasi Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Mangrove Daerah Provinsi Jawa Tengah. Unpublished.

Rusila-Noor, Y., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.

Priyono, A. Ilminingtyas, D. Mohson. Yuliani, Lulut Sri. Hakim, Tengku L.. 2010. Beragam Produk Olahan Berbahan Dasar Mangrove. Semarang. KeSEMaT.

Sandy, L.M. 1986. Klasi�kasi Pesisir dan Penggunaan Tanah. Simposium Ekologis untuk Pengelolaan Daerah Pesisir. Jakarta. Indonesia.

Steenis, C. G. G. J. Van. 1958. Ecology and Introductory Parts To The Monograph of Rhizophoraceae by Ping Hou. Flora Malesiana I. 5 (4): 431-447.

Tomlison, P.B. 1994. The Botany of Mangroves. Cambridge University Press. New York.

Van Bodegom, A.H. 1929. De vloedbosschen in het gewest Riouw en onderhoorigheden. Tectona, 22: 1302-1332.

55

Data dari buku “Komposisi Mangrove di Desa Pantai Pantai Mekar dan Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat” ini merupakan data yang dihimpun dari Studi Kehati yang dilakukan antara PT Pertamina Asset 3 Tambun Field dan Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT) di 2 (dua) desa yaitu Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Harapan Jaya yang merupakan bagian dari

Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

www.ikamat.org

ISBN 978-602-6086-91-4