Identifikasi Jenis Mangrove Di Hutan Mangrove
-
Upload
indrianita-wardani -
Category
Documents
-
view
1.067 -
download
15
description
Transcript of Identifikasi Jenis Mangrove Di Hutan Mangrove
IDENTIFIKASI JENIS MANGROVE DI HUTAN MANGROVE,BAGIAN UTARA TELUK GRAJAGAN
TN. ALAS PURWO
Ika Inda HidayatiNIM. 071810401107
ABSTRAKHutan Mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis- jenis Mangrove di bagian utara Teluk Grajagan TN. Alas Purwo. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis Mangrove di hutan Mangrove bagian utara teluk Grajagan TN. Alas Purwo yaitu dengan mengumpulkan spesimen menggunakan metode plot dan metode jelajah. Metode jelajah ini dilakukan sebagai pelengkap untuk mendapatkan spesimen yang tidak ditemukan di metode plot. Semua data yang berupa ciri-ciri morfologi digunakan sebagai dasar untuk identifikasi. Buku yang digunakan untuk identifikasi adalah buku acuan Flora Untuk Indonesia karya Van steenis (1975). Buku rujukan utama yang digunakan untuk mengidentifikasi spesimen dari lapangan adalah karya Kitamura, Anwar, chaniago, Baba (1997), Noor, khazali, Suryadiputra (1999), Backer (Utrecht) and Bakhuizen Van Den Brink (1963). Hasil dari penelitian ini teridendentifikasi 17 jenis tumbuhan Mangrove yang terdiri Mangrove mayor (10), Mangrove minor (5), dan asosiasi Mangrove (2) meliputi: Avicennia lanata Ridley, Avicennia marina (Forsk.) Vierh., Bruguiera cylindrica Blume. Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson, Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou, Rhizophora apiculata Bl., Rhizophora mucronata Lamk., Lumnitzera racemosa Willd., Lumnitzera littorea (Jack) Voigt., Sonneratia alba J. Smith. Mangrove minor yaitu Acrostichum speciosum L., Heritiera littoralis Dryand in Aiton, Exocaria agalocha L., Scyphyphora hydrophyllacea Gaertn.f., Xilocarpus muloccensis (Lam.) Roem. tumbuhan asosiasi yaitu Terminalia catappa L., Hibiscus tiliaceus.
Kata kunci: TN. Alas Purwo, Hutan Mangrove, Jenis Mangrove.
PENDAHULUAN
TN. Alas Purwo terletak di ujung timur Pulau Jawa, yaitu di Kecamatan
Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
Indonesia. Menurut masyarakat sekitar, nama alas purwo memiliki arti hutan
pertama, atau hutan tertua di Pulau Jawa. Kawasan yang dikenal sebagai
semenanjung Blambangan ini merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan
dataran rendah di Jawa. Berdasarkan tipe ekosistemnya hutan di TN. Alas Purwo
1
dapat dikelompokan menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan Mangrove, hutan
tanaman, hutan alam, dan savana (Astutik, 2010).
Hutan Mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu
atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut
tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Secara umum, hutan Mangrove mempunyai
fungsi sebagai penghalang terjadinya erosi, ombak, dan angin besar. Di samping
itu, hutan Mangrove mempunyai fungsi lain, yaitu fungsi fisik, fungsi biologis,
dan fungsi ekonomi. Jika di tinjau dari fungsi fisiknya, kehadiran hutan Mangrove
adalah berfungsi sebagai penghalang datangnya ombak dan angin, karena letaknya
di tepi pantai, sedangkan dari fungsi bilogis kehadiran hutan Mangrove berfungsi
untuk memebantu proses pemijahan dan sebagai tempat asuhan bagi ikan dan
hewan laut lainya, dan dari fungsi ekonomi hutan Mangrove banyak
menghasilkan berbagai sumber ekonomi, misalnya kayu, tanin, rayon, dan lain
lain (Tomlinson, 1986).
Tumbuhan Mangrove di Indonesia terdiri dari 47 spesies pohon, 5 spesies
semak, 9 spesies herba dan rumput, 29 spesies epifit, 2 spesies parasit, serta
beberapa spesies algae dan bryophyta (MoE, 1997). Formasi hutan mangrove
terdiri dari empat Marga utama, yaitu Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, dan
Bruguiera (Nybakken, 1993; Chapman, 1992), terdapat pula Aegiceras,
Lumnitzera, Acanthus illicifolius, Acrosticum aureum, dan Pluchea indica
(Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965). Pada perbatasan hutan Mangrove
dengan rawa air tawar tumbuh Nypa fruticans dan beberapa jenis Cyperaceae
(Sukardjo, 1985; Odum, 1971). Hutan Mangrove alami membentuk zonasi
tertentu. Bagian paling luar didominasi Avicennia, Sonneratia, dan Rhizophora,
bagian tengah didominasi Bruguiera gymnorhiza, bagian ketiga didominasi
Xylocarpus dan Heritieria, bagian dalam didominasi B. cylindrica, Scyphiphora
hydrophyllacea, dan Lumnitzera, sedangkan bagian transisi didominasi Cerbera
manghas (de Haan dalam Steenis, 1958). Pada masa kini pola zonasi tersebut
jarang ditemukan karena tingginya laju perubahan habitat akibat pembangunan
tambak, penebangan hutan, sedimentasi/ reklamasi, dan pencemaran lingkungan
2
(e.g. Walsh, 1974; Lewis, 1990; Primavera, 1993; Nybakken, 1993), meskipun
masih dapat dirujuk pada pola zonasi tersebut (Sasaki dan Sunarto, 1994).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis Mangrove yang ada di
Bagian utara Teluk Grajagan Taman Nasional Alas purwo.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Juli- 15 Agustus 2010, di bagian
utara teluk Grajagan TN. Alas Purwo Blok Bedul, Kecamatan Purwoharjo,
Kabupaten Banyuwangi.
Alat yang digunakan meliputi kantong plastik, gunting ranting, pres
tumbuhan, tali plastik, blangko pengumpul data, penggaris, loupe 10x, alat tulis
menulis, dan buku identifikasi.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alkohol 70%, kertas
label, kertas koran, karet gelang, dan isolasi plastik.
Metode yang digunakan antara lain:
1. Pengambilan Spesimen
Spesimen dikumpulkan menggunakan metode plot dan metode jelajah.
Metode jelajah ini dilakukan sebagai pelengkap untuk mendapatkan spesimen
yang tidak ditemukan di metode plot. Kedua metode ini dapat dilakukan di
masing-masing stasiun, yang hutan mangrovenya tidak terlalu luas, sehingga
diharapkan spesimen yang dikumpulkan menjadi lebih lengkap (Sudarmadji,
1998).
2. Peletakan Plot
Sumbu utama diletakkan tegak lurus terhadap garis pantai. Pada sumbu
utama dibuat 5 stasiun dengan jarak antar stasiun 250 m. Disetiap stasiun dibuat
tiga buah transek dari sumbu utama ke arah dalam hutan Mangrove, dengan posisi
transek tegak lurus terhadap sumbu utama. Jarak antara transek satu dengan
transek lainnya adalah 25 m. Pada setiap transek dibuat plot dengan ukuran 10 m
x 10 m, peletakan plot berselang-seling sepanjang transek yang telah di buat.
Jarak antara plot satu dengan plot yang lain 25m.
3
25 m
25 m
10 x10 m mmmm
Garis Transek
Hutan Mangrove terluar daerah pasang tertinggi
Stasiun 1 Stasiun 4 Stasiun 5250 m Stasiun 3Stasiun 2
Pada setiap transek dibuat sejauh (setebal) hutan Mangrove yang ada,
sehingga jumlah plot yang dapat dibuat pada setiap transek sangat bergantung
pada tebal tipisnya hutan Mangrove yang ada di setiap lokasi penelitian. Cara
peletakan garis transek maupun plot dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
3. Pengumpulan Data dan Identifikasi Tumbuhan Mangrove
Data dikumpulkan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan setiap
spesimen jenis tumbuhan Mangrove yang ditemukan, ciri-ciri morfologi dari jenis
tumbuhan Mangrove yang ditemukan diamati dengan menggunakan loupe yang
berukuran 10x. Ciri-ciri morfologi Mangrove yang diperhatikan antara lain
kedudukan daun, batang, akar, bunga, buah. Semua data yang berupa ciri-ciri
morfologi tersebut diidentifikasi menggunakan kunci identifikasi yang telah
dibuat berdasarkan buku acuan Flora Untuk Indonesia karya Van steenis (1975).
Buku rujukan utama yang digunakan untuk mengidentifikasi spesimen dari
lapangan adalah karya Kitamura, Anwar, chaniago, Baba (1997), Noor, khazali,
Suryadiputra (1999), Backer (Utrecht) and Bakhuizen Van Den Brink (1963).
Semua jenis tumbuhan Mangrove yang ditemukan didokumentasikan dalam
bentuk foto dan dibuat herbarium untuk identifikasi lebih lanjut dan sebagai
koleksi di laboratorium Ekologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Jember.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Identifikasi dari lokasi dalam penelitian ini yaitu luasan 1.625 m
bagian utara teluk Grajagan Taman Nasional Alas Purwo, ditemukan 17 jenis
tumbuhan Mangrove yang terdiri mangrove mayor (10), Mangrove minor (5), dan
asosiasi Mangrove (2). Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Keanekaragaman jenis tumbuhan Mangrove di bagian Utara Teluk Grajagan Taman Nasional Alas Purwo.
Suku Marga JenisMangrove mayor Avicenniaceae Avicennia Avicennia lanata RidleyAvicenniaceae Avicennia Avicennia marina (Forsk.) Vierh.Rhizophoraceae Bruguiera Bruguiera cylindrica BlumeRhizophoraceae Ceriops Ceriops tagal (Perr.) C.B. RobinsonRhizophoraceae Ceriops Ceriops decandra (Griff.) Ding HouRhizophoraceae Rhizophora Rhizophora apiculata Bl. Rhizophoraceae Rhizophora Rhizophoramucronata Lamk.Combretaceae Lumnitzera Lumnitzera racemosa Willd. Combretaceae Lumnitzera Lumnitzera littorea (Jack) Voigt.Sonneratiaceae Sonneratia Sonneratia alba J. Smith Mangrove minor Pteridaceae Acrostichum Acrostichum speciosum L.Sterculiaceae Heritiera Heritiera littoralis Dryand in AitonEuphorbiaceae Exocaria Exocaria agalocha L.Rubiaceae Scyphyphora Scyphyphora hydrophyllacea Gaertn.f.Meliaceae Xilocarpus Xilocarpus muloccensis (Lam.) Roem.Tumbuhan asosiasi Combretaceae Terminalia Terminalia catappa L.Malvaceae Hibiscus Hibiscus tiliaceus
5
Gambar. 2 adalah spesimen Mangrove yang ditemukan di hutan Mangrove bagian Utara Teluk Grajagan TN. Alas Purwo.
a b c d e
f g h i j
k l m n o
p qGambar 2. Spesimen yang ditemukan di hutan Mangrove TN. Alas Purwo a.Acrostichum speciosum L., b.Scyphyphora hydrophyllacea Gaertn.f., c.Heritiera littoralis Dryand in Aiton, d.Bruguiera cylindrical Blume, e. Sonneratia alba J. Smith, f.Lumnitzera racemosa Willd., g. Xilocarpus muloccensis (Lam.) Roem, h.Lumnitzera littorea (Jack) Voigt., i.Avicennia lanata Ridley, j..Avicennia marina (Forsk.) Vierh., k. Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson., l.Ceriops decandra (Griff.) Ding Houm., m.Rhizophora apiculata Bl., n.Rhizophoramucronata Lamk., o.Exocaria agalocha L., p. Hibiscus tiliaceus, q. Terminalia catappa L.
6
Deskripsi dari masing-masing jenis yang ditemukan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Acrostichum speciosum L.
Habitus semak, tinggi mencapai 1-1,5 m. Akar: Tanpa pneumatofora.
Permukaan batang berwarna kecoklatan. Daun: daun paku, majemuk menyirip,
panjang 1-4 m, bentuk daun lanset, ujung meruncing, pangkal meruncing, daun
berwarna hijau kecoklatan, daun merah saat muda, bagian ujung daun tua fertil,
sporangia merah kecoklatan. Tangkai daun berwarna hijau kecoklatan. Biji: tidak
membentuk biji, berkembang biak dengan spora.
2. Scyphiphora hydrophyllacea Gaertn. f.
Habitus Semak, tinggi mencapai 2 m. Akar: Tanpa pneumatofora.
Permukaan batang: merah kecoklatan. Daun: Tunggal, berkulit dan mengkilap.
Pinak daun berkalenjar, terletak pada gagang daun membentuk tutup berambut.
Bentuk: bulat telur terbalik, ujung membulat, pangkal daun meruncing, Panjang 5-
7 cm, daun berwarna hijau muda, tangkai daun berwarana merah kecoklatan.
3. Bruguiera cylindrica Blume.
Habitus Pohon, tinggi mencapai 10 m. Akar: pneumotofora, akar lulut dan
banir dengan akar sangga kecil. Permukaan batang abu-abu gelap, kasap, penuh
lentisel. Daun: tunggal, letak berlawanan (spiral), bentuk elip, ujung daun
meruncing, pangkal daun meruncing, daun berwarna hijau muda, ukuran panjang
8-10 cm, tangkai daun 3-4,5 cm. Bunga: terletak di ketiak daun, tersusun atas 3
bunga, bunga kecil ukuran 8-10 mm, panjang tangkai 8 mm, mahkota berwarna
putih, kelopak 8, hijau kekuningan.
4. Heritiera littoralis Dryand in Aiton
Habitus: Pohon, tinggi 6 m. Permukaan batang : keabu-abuan, beralur dan
pecah-pecah. Akar: pneumotofora, akar papan. Daun: Tunggal, susunan daun
spiral, bentuk daun bulat telur terbalik, permukaan atas daun berwarna hijau,
permukaan bawah berwarna coklat keputiahan, tepi daun rata, ujung daun
membulat, pangkal daun rata, pertulangan daun menyirip, panjang daun 5-9 cm,
lebar daun 5-8,5 cm, daun kaku berkelompok pada ujung cabang. Buah: Panjang
5-7 cm, hijau s.d. coklat, permukaan halus, pipih,berpunggung.
7
5. Sonneratia alba J. Smith
Habitus: Pohon, tinggi 6 m. Akar: Pneumatofora, akar pasak. Permukaan
batang: abu-abu s.d. coklat, kasap, dengan celah-celah kecil memanjang. Daun:
Tunggal, susunan daun sederhana dan daun berhadapan, bentuk daun bulat, ujung
daun membulat, pangkal daun meruncing , tepi daun rata, permukaan daun halus,
pertulangan daun menyirip, panjang daun 4-6,5 cm, lebar daun 3,5-4,5 cm, daun
bertangkai, panjang tangkai daun 1 cm. Buah: Diameter 3,5-4,5 cm, hijau,
permukaan halus, kelopak bentuk cawan, menutup pada pangkal, cuping kelopak
melebar atau membalik.
6. Xylocarpus moluccensis (Lam.) Roem.
Habitus: Pohon, tinggi mencapai 6 m. Akar: pneumotofora, akar papan.
Permukaan batang: coklat tua hampir hitam beralur-alur memanjang. Daun:
Majemuk, susunan daun sederhana dan berhadapan (umumnya anak daun 2-3
pasang pertangkai), bentuk: elip- bulat telur terbalik, ujung dan pangkal daun
meruncing.
7. Lumnitzera racemosa Willd.
Habitus: semak, tinggi mencapai 2 m. Akar: Tanpa pneumatofora.
Permukaan batang abu-abu kecoklatan. Daun: Tunggal, daun agak tebal
berdaging, mengumpul pada ujung dahan, susunan daun sederhana dan
bersilangan, Panjang tangkai daun mencapai10 mm, bentuk daun bulat telur
menyempit, ujung membundar,pangkal daun meruncing. Bunga: bunga biseksual,
tanpa gagang, mahkota berwarna putih cerah , jumlah daun mahkota 5,kelopak
bunga berwarna putih, jumlah kelopak 5 buah, bunga dipenuhi oleh nektar, letak
di ujung atau di ketiak. Buah: buah seperti pot bunga, bergabus, diameter 0,4-0,5
cm, panjang 1-1,5 cm, hijau kekuningan, permukaan licin, mengapung.
8. Lumnitzera littorea (Jack) Voigt.
Habitus: semak, tinggi 2 m. Akar: tanpa pneumatofora. Permukaan batang
Abu-abu s.d. coklat tua, beralur-alur, merekah menurut aksis batang. Daun:
Tunggal, daun agak tebal berdaging, mengumpul pada ujung dahan. Panjang
tangkai daun mencapi 10 mm, susunan daun sederhana bersilangan, bentuk daun
8
bulat telur menyempit, ujung membundar, pangkal meruncing. Bunga: bunga
biseksual, tanpa gagang, berwarna merah, spike, jumlah mahkota 5, jumlah
jumlah kelopak cuping 5, berwarna hijau, benang sari < 10, lebih panjang dari
mahkota bunga, panjang 1,6-1,8 cm. Buah: Panjang 2-2,5 cm, hijau kekuningan,
licin, buah seperti vas bunga, bergabus.
9. Avicennia marina (Forsk.) Vierh.
Habitus: Pohon, tinggi mencapai 6 m. Akar: Penumatofora, akar pasak.
Permukaan batang halus, abu-abu dengan bercak-bercak hijau, kadang
mengeripik. Daun: Tunggal, mengkilat, susunan daun berhadapan bersilang,
bentuk daun elip, ujung membulat atau meruncing, pangkal daun meruncing,
panjang 5-11 cm, daun dengan kelenjar garam, daun berwarna hijau,sisi bawah
daun berwarna putih s.d. abu-abu cerah.
10. Avicennia lanata Ridley.
Habitus: Pohon, tinggi mencapai 6 m. Akar: Pneumatofora, akar pasak.
Permukaan batang berwarna abu-abu gela s.d. hitam, kasap. Daun: Tunggal,
memilki kalenjar garam, permukaan atas berwarna hijau, bagian bawah daun putih
kekuningan dan ada rambut halus, susunan daun berhadapan dan berlawanan,
bentuk daun elips, ujung membundar agak meruncing, pangkal daun meruncing,
panjang 5-9 cm.
11. Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson.
Habitus: Semak, tinggi mencapai 2 m. Akar: banir berasal dari bentukan
seperti akar sangga. Permukaan batang abu-abu (kadang coklat), halus, pangkal
kasap. Daun: tunggal, letak berlawanan, warna hijau muda sampai tua, ujung
membulat, bentuk bulat telur terbalik sampai elip, ukuran panjang 4-8 cm, lebar 2-
3 cm. Karangan bunga: bergerombol di ujung tandan, berjumlah 5-10 bunga,
dengan tangkai bunga panjang, terletak di ketiak daun, kelopak 5, berwarna hijau,
daun mahkota 5, berwarna putih kecoklatan, tangkai benangsari lebih panjang dari
kepala sarinya. Buah: bulat, warna hijau kecoklatan, hipokotil mirip pensil,
panjang 9-18 cm, diameter 8-12 mm, beralur, dan sedikit berbintil pada
permukaannya, menggantung, ujung lancip. Mengapung. Biji: Vivipar.
9
12. Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou.
Habitus: Semak, tinggi mencapai 3 m. Akar: Akar berbanir. Permukaan
batang abu-abu muda, dengan bintik-bintik coklat tua. Daun: tunggal, letak
berlawanan, permukaan atas licin, warna hijau muda sampai tua, bagian tepi daun
seringkali melengkung ke dalam ,ujung membulat, bentuk elip bulat memanjang,
ukuran panjang 4-6 cm, lebar 2-3 cm. Karangan bunga: bergerombol, berjumlah5-
10 bunga, dengan tangkai bunga pendek, terletak di ketiak daun, kelopak 5, warna
hijau , daun mahkota 5, warna putih kecoklatan. Buah: bulat memenjang, warna
merah kecoklatan, hipokotil mirip pensil, panjang 9-15 cm, halus, beralur, dan
sedikit berbintil pada bagian ujungnya Biji: Vivipar.
13. Rhizophora apiculata Bl.
Habitus: Pohon, tinggi mencapai 6 m. Akar: pneumotofora, akar sangga,
jalin menjalin dengan sesama . Permukaan batang abu-abu muda s.d.abu-abu tua,
halus, seperti mosaik. Daun: permukaan halus mengkilap, ujung runcing dengan
duri, bentuk lonjong, ukuran panjang 3-13 cm, pangkal berbentuk baji, permukaan
bawah tulang daun berwarna kemerahan, tangkai pendek. Karangan bunga:
terletak di ketiak daun, umumnya tersusun atas 2 bunga, yang bertangkai pendek,
kelopak 4, berwarna coklat kekuningan, mahkota 4, berwarna kekuningan, putik 1
berbelah 2, panjang 0,5–1 mm. Buah: warna hijau kecoklatan, ukuran 2-3 cm.
bentuk buah memanjang, hipokotil silindris berdiameter 1-2 cm, panjang dapat
mencapai 20 cm, bagian ujung sedikit berbintik-bintik, warna hijau keunguan.
Biji: Vivipar.
14. Rhizophora mucronata Lamk.
Habitus: Pohon, tinggi mencapai 6 m. Akar: Akar sangga. Permukaan
batang sangat kasap, berwarna abu-abu s.d. hitam, Kulit luar retak-retak persegi
empat dengan tepi terangkat dan bersisik. Daun: tunggal,susunan daun berhadapan
dan bersilang ,bentuk elip sampai bulat panjang, ukuran 10-16 cm, ujung
meruncing dengan ujung duri, pangkal daun meruncing, permukaan bawah tulang
daun berwarna kehijauan, berbintik-bintik hitam tidak merata. Karangan bunga:
tersusun atas 4-8 bunga tunggal, kelopak 4, warna kuning gading, mahkota 4,
berambut pada bagian pinggir dan belakang, benang sari 8. tangkai putik panjang
10
1–2 mm dengan ujung berbelah dua. Buah: bentuk memanjang, ukuran 2-2,3 cm,
warna hijau kekuningan, hipokotil silindris berdiameter 2-2,5 cm, panjang dapat
mencapai 50-70 cm, dengan permukaan berbintik-bintik, warna hijau kekuningan.
Biji: Vivipar.
15. Excoecaria agallocha L.
Habitus: Pohon, tinggi 4m. Akar: Tanpa pneumatophora. Batang bergetah,
Permukaan batang Kecoklatan. Daun: Tunggal, susunan daun berhadapan dan
berselang- seling , daun berwarna hijau tua dan akan berubah merah bata sebelum
rontok, bentuk daun elip, ujung meruncing , pangkal meruncing, panjang 6-9 cm.
Bunga: memikliki bunga jantan dan betina saja, tidak pernah keduanya. Bunga
jantan tanpa gagang biasanya lebih kecil dari betina dan menyebar disepanjang
tandan. Bunga betina racemus, lebih pendek. Tandan bunga jantan berbau
tersebar, berwarna hijau dan panjangnya mencapai 11 cm. Letak di ketiak daun.
Formasi bulir. Mahkota hijau dan putih, kelopak hijau kekuningan, Benang sari 3,
kuning. Ciri khas: Getah lateks putih melimpah, beracun, iritan terhadap mata dan
kulit.
16. Hibiscus tiliaceus
Habitus: pohon, ketinggian mencapai 15 m. Akar: Tanpa pneumatophora,
kulit kayu halus, warna kulit kayu cokelat keabu-abuan. Daun : bentuk jantung,
permukaan bawah berambut halus dan berwarna agak putih, ujung daun
meruncing, Ukuran: 7,5-15 x 7,5- 14,5 cm. Bunga : Berbentuk lonceng. Saat
mekar (sore hari) berwarna kuning muda dengan warna jingga/gelap di bagian
tengah dasar, dasar dari gagang tandan bunga yang memanjang ditutupi oleh
pinak daun yang kemudian akan jatuh dan menyisakan tonjolan berbentung
cincin. Letak: di ketiak daun. Formasi bunga berkelompok (2-5), daun mahkota
berwarna kuning, Kelopak bunga berjumlah 5, bergerigi. Tangkai putik
berjumlah 5 (tidak menyatu), dengan kepala putik berwarna ungu kecoklatan.
17. Terminalia catappa L.
Habitus: Pohon, tinggi mencapai 10m dan. Permukaan batang putih
keabu-abuan sampai hitam keabu-abuan, retak-retak seperti garis vertikal. Daun
tunggal, spiral atau menyebar, mengumpul di ujung ranting, bentuk daun
11
membundar telur sungsang, panjang 13-17 cm, lebar 9-13 cm, ujung daun
membundar atau tumpul,pangkal daunmeruncing, permukaan atas daun berwarna
hijau sampai hijau tua, permukaan bawah hijau kecoklatan, berbulu halus pendek
tangkai hijau muda sampai hijau. Bunga tipe bulir, panjang sampai 10 cm. Buah
berbentuk bulat lomjomg, licin, hijau, hijau keabu-abuan, diameter sampai 4 cm,
panjang sampai 6 cm.
KESIMPULAN
Hasil Identifikasi Mangrove di bagian utara teluk Grajagan Taman
Nasional Alas Purwo, ditemukan 17 jenis tumbuhan Mangrove yang terdiri
Mangrove mayor (10), Mangrove minor (5), dan asosiasi Mangrove (2) meliputi:
Avicennia lanata Ridley, Avicennia marina (Forsk.) Vierh., Bruguiera cylindrica
Blume. Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson, Ceriops decandra (Griff.) Ding
Hou, Rhizophora apiculata Bl., Rhizophoramucronata Lamk., Lumnitzera
racemosa Willd., Lumnitzera littorea (Jack) Voigt., Sonneratia alba J. Smith.
Mangrove minor yaitu Acrostichum speciosum L., Heritiera littoralis Dryand in
Aiton, Exocaria agalocha L., Scyphyphora hydrophyllacea Gaertn.f., Xilocarpus
muloccensis (Lam.) Roem.Tumbuhan asosiasi yaitu Terminalia catappa L.,
Hibiscus tiliaceus.
12
DAFTAR PUSTAKA
Astutik. 2010. Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi. http: //ksupointer. com/2010/taman-nasional-alas-purwo-banyuwangi Diakses 19 Oktober 2010.
Backer, C.A. and R.C. Bakhuizen van den Brink, Jr. 1965. Flora of Java. Vol. II. Groningen: P.Noordhoff
Chapman, V.J. 1992. Wet coastal formations of Indo Malesia and Papua-New Guinea. In Chapman, V.J. (ed.). Ecosystems of the World 1: Wet Coastal Ecosystems. Amsterdam: Elsevier.
Mangrovebedul. Wisata Mangrove Bedul. 2009. (online) http: //mangrovebedul. blogspot. com. Diakses 19 Oktober 2010.
MoE (Minister of Environment). 1997. National Strategy for Mangrove Management in Indonesia. Volume 2 (mangrove in Indonesia current status). Jakarta: Office of the Minister of Environment, Departement of Forestry, Indonesian Institute of Science, Department of Home Affairs and The Mangrove Foundation.
Odum, E.P., 1971. Fundamental of Ecology. 3rdedition. Philadelphia: W.B. Sounders Co.
Setyawan, A. D., Susilow ati, A. dan Sutarno. 2002. Biodiversitas Genetik, Spesies dan Ekosistem Mangrove di Jawa Petunjuk Praktikum Biodiversitas; Studi Kasus Mangrove. SurakartaKelompok Kerja Biodiversitas : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Sudarmadji. 2003. Deskripsi Jenis-jenis Anggota Suku Rhizophoraceae di Hutan Mangrove Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Biodiversitas 5 ( 2): 66-70.
Steenis, C.G.G..J. van. 1958. Ecology of mangroves. In: Flora Malesiana. Djakarta: Noordhoff-Kollf.
Sukardjo, S., 1985. Laguna dan vegetasi mangrove. Oseana 10 (4): 128-137 Tnalaspurwo . 2010. Resort Grajagan. (online) http://tnalaspurwo. org/index.
php/webpage/ content/Geofisik. Diakses 19 Oktober 2010Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge: Cambridge
University Press.