KAK Wisata Hutan Mangrove Bontang

14
KERANGKA ACUAN KERJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN KEGIATAN PENINGKATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA PAKET PEKERJAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN WISATA HUTAN MANGROVE DI BONTANG LOKASI KOTA BONTANG SUMBER DANA APBD PROVINSI KALTIM TAHUN ANGGARAN 2014

Transcript of KAK Wisata Hutan Mangrove Bontang

KERANGKA ACUAN KERJA

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN

KEGIATAN

PENINGKATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA

PAKET PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN

WISATA HUTAN MANGROVE DI BONTANG

LOKASI

KOTA BONTANG

SUMBER DANA

APBD PROVINSI KALTIM TAHUN ANGGARAN 2014

I. PENDAHULUAN

1. UMUM Sektor kepariwisatan memiliki potensi sebagai instrumen untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat baik melalui kegiatan ekonomi maupun non-ekonomi.

Potensi ekonomi berkaitan dengan peran strategisnya dalam peningkatan PAD,

penciptaan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Potensi non-ekonomi

berkaitan dengan manfaat langsung kegiatan kepariwisataan secara sosial,

psikologis dan kultural.

Sebagaifenomenakemanusiaan, nilai kemanfaatansektor kepariwisataan sangat

tergantung pada pemanfaatan sumber daya manusia, alam, budaya, dan buatan.

Kegiatan kepariwisataan dansumberdaya yang dipergunakan rnemiliki

karakteristik khusus. Kegiatan yang terus berkembang di tengah jumlah dan

kualitas sumberdaya yang relatifterbatas serta konteks yang terus

berubahmenuntut dirumuskannya kebijakan dan penanganan tepat.

Pariwisata Kalimantan Timur merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia,

memiliki potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan

tujuan wisata lain di Indonesia. Hampir 90% objek wisata yang ada disediakan

oleh alam Kalimantan, dan 10 % lainnya adalah obyek wisata buatan untuk

mendukung kepariwisataan di daerah ini.

Ketersediaanobyek wisata berupa alam denganflora dan faunanya [hutan, sungai,

danau, jeram dan pantai) yang dibaur dengan budaya dan sejarah, serta dikemas

dalam paket wisata ecotourism, menjadikan Kalimantan Timur sebagai tempat

tujuan wisata, dan menempatkan posisinya pada segmen special interest group.

Berdasarkaninventarisasijumlah,terdapat hampir lebih dari 220 titik lokasi wisata

alam,30lokasi kawasan wisata budaya, dan 15 lokasi kawasan wisata buatan serta

43 tempat peninggalan sejarah danbudaya. Disamping itu masih terdapat

museum, taman budaya dan desa-desakerajinantradisionalyang sangatkaya akan

inovasidan kreatifitas di seluruh wilayah Kalimatan Timur.

Untuk menunjang segala wadah wisata yang tersebar di seluruh daerah di

Kalimantan timur ini diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang memadai

dan menarik serta terjamin keamanan dan kenyamanan para pengunjung /

wisatawan.

Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu adanya jassa perencanaan

sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar untuk daerah wisata

yang layak untuk dikunjungi. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan Pengguna Jasa.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta di interprestasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaanyang sesuai dengan kepentingan Pengguna Jasa.

2.2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai dengan KAK ini.

3. LATAR BELAKANG

3.1. Seiring dengan berkembangnya sektor kepariwisataan di Provinsi Kaltim di, khususnya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, guna terwujudnya Kalimantan Timur Sebagai Tujuan Wisata Minat Khusus Yang Berbasis Alam Dan Budaya Menuju Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkesinambungan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana daerah wisata yang memadai,aman,menari dan nyaman untuk dikunjungi guna menarik jumlah pengunjung wisatawan ke daerah wisata yang ada di Kalimantan timur.

3.2. Infrastruktur yang diikuti dengan peningkatan Sumber Daya Manusia( SDM ), maka diperlukan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukungprogram pemerintah dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ), peran serta swasta dan masyarakat dalam pengembangan Kepariwisataan, Seni dan Budaya.

3.3. Provinsi Kalimantan Timur yang jumlah penduduknya termasuk padat pada saat ini, dibandingkan dengan provinsi lainnya di indonesia adalah lokasi yang ideal pengembangankepariwisataan, Seni dan Budaya.

3.4. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Perencanaan Obyek Wisata Unggulan yang berada di daerah Provinsi Kalimantan Timur.

3.5. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur.

3.6. Untuk penyelenggaraan kegiatan termaksud, dibentuk organisasi Pengelola Kegiatan dan Pembentukan Panitia Pegadaan Barang/Jasa melalui Unit Layanan Pengadaan Provinsi Kalimantan Timur.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA Pengguna Jasa untuk kegiatan ini adalah Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan TimurTahun Anggaran 2014.Dalam pelaksanaan tugasnya, Kuasa Pengguna Anggaran dibantu langsung oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

II. KEGIATAN PERENCANAAN Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang dapat meliputi tugas-tugas Pra-Perencanaan yang terdiri dari : 1. Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan, seperti mengumpulkan data

dan informasi lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja, program kerja perencanaan, konsep perencanaan, sketsa gagasan, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perizinan bangunan.

2. Penyusunan pra-rencana, seperti membuat rencana tapak, prarencana bangunan, perkiraan biaya, laporan perencanaan, dan mengurus perizinan sampai mendapat keterangan rencana kota/kabupaten, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan penyiapan kelengkapan perijinan 9bila diperlukan) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.

3. Penyusunan pengembangan rencana, seperti membuat : 3.1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimitra

bila diperlukan. 3.2. Rencana struktur, berserta uraian konsep dan perhitungannya. 3.3. Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, berserta uraian konsep dan

perhitungannya. 3.4. Spesifikasi teknis (Outline Specifications). 3.5. Perkiraan biaya.

4. Rencana bangunan yang akan direncanakan adalah sebagai berikut : 4.1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendukung obyek wisata beserta

kelengkapannya.

4.2. Daerah obyek wisata yang direncanakan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Wisata

Hutan Mangrove di Bontang, berupa Perencanaan pembuatan jalan kayu keliling area wisata, gazebo, Penataan landscape area wisata, fasilitas Kamar Mandi/WC dan prasarana lainnya yang dianggap menunjang obyek wisata tersebut.

2. Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Wisata Hutan Mangrove di Bontang, berupa Perencanaan pembuatan jalan kayu keliling area wisata, gazebo, Penataan landscape area wisata, fasilitas Kamar Mandi/WC dan prasarana lainnya yang dianggap menunjang obyek wisata tersebut

III. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN 1. Konsultan Perencana bertanggung-jawab secara profesional atasjasa

perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tatalaku profesi yang berlaku.

2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagaiberikut :

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan standar hasil karya praperencanaan yang berlaku.

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan olehPengguna Jasa, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segipembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis bangunan gedung serta prasarana yang berlaku pada umumnya dan khusus untuk bangunan gedung dan lansekap.

IV. PEMBIAYAAN 1. BIAYA

Besarnya biaya pekerjaan perencanaan untuk Konsultan Perencana sesuai dengan yang tercantum dalam DPA SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014. Biaya pekerjaan konsultan perencana dan tata cara pembayarandiatur secara kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :

a. 1. Biaya Langsung Personil (Honorarium tenaga ahli dan tenaga

penunjang). 2. Biaya Langsung Non Personil. 3. Jasa dan overhead perencanaan. 4. Pajak dan iuran daerah lainnya.

b. Besarnya Biaya Konsultan Perencana merupakan biaya tetap dan pasti pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan pra-perencanaan yaitu : 1. Tahap persiapan atau penyusunan konsep perencanaan25%. 2. Tahap penyusunan pra-rencana 25%. 3. Tahap penyusunan pengembangan rencana 50%.

2. SUMBER PENDANAAN Dalam pelaksanaannya paket pekerjaan Perencanaan ini membutuhkan perkiraan dana sesuai HPS adalah sebesar Rp. 164.216.000,00 ( seratus enam puluh empat juta dua ratus enam belas ribu rupiah ) untuk perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Wisata Hutan Mangrove di Kota Bontang, biaya atas keseluruhan pekerjaan ini dibebankan pada DPA SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014.

V. LAPORAN Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, untuk pekerjaan perencanaan minimal meliputi : 1. Laporan penyusunan konsep perencanaan.

- Laporan data dan informasi lapangan. - Interpretasi secara garis besar terhadap KAK. - Program kerja perencanaan. - Konsep-konsep perencanaan. - Sketsa gagasan. - Hasil konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan

daerah/perijinan bangunan.

2. Laporan penyusunan pra-rencana. - Rencana tapak. - Pra-rencana bangunan. - Perkiraan biaya secara umum. - Laporan perencanaan. - Laporan perijinan. - Persyaratan bangunan dan lingkungan.

3. Laporan penyusunan pengembangan rencana. - Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan

trimitra bila diperlukan. - Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya. - Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan

perhitungannya. - Garis besar spesifikasi teknis (outline specifications).

- Perkiraan biaya ( Rencana Anggaran Biaya )

VI. KRITERIA 1. KRITERIA UMUM

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu : a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :

- Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan didaerah yang bersangkutan.

- Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. - Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :

- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasa dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).

- Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.

- Menjamin banguna gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

c. Persyaratan Struktur Bangunan : - Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban

yang timbul akibat perilaku alam dan manusia. - Menjamin keselamatan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda

yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan. - Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda

yang disebabkan oleh perilaku struktur. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.

d. Persyaratan Ketahanan terhadap kebakaran : - Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapatmendukung beban

yang timbul akibat perilaku struktur. - Menjamin terwujudnya bangunan kantor yang dibangun sedemikian rupa

sehingga mampu secara struktur stabil selama kebakaran, sehingga : Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.

- Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api.

- Dapat menghindari kerusakan pada proferti lainnya.

e. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar : - Menjamin terwujudnya bangunan kantor yang mempunyai akses yang

layak, aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.

- Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.

- Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

f. Persyaratan Transportasi Dalam Kantor (bila ada): - Menjamin tersedianya transportasi yang layak, aman dan nyaman

didalam bangunan kantor. - Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya

untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

g. Persyaratan Pencahayaan Darurat, tanda arah keluar dan sistem peringatan bahaya : - Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif didalam

bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat. - Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman,

apabila terjadi keadaan darurat.

h. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir danKomunikasi : - Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam

menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya petir.

- Menjamin tesedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan sesuai dengan fungsinya.

i. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan : - Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang

terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung kantor sesuai dengan fungsinya.

- Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.

- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.

- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.

- Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.

- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.

j. Persyaratan Pencahayaan : - Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami

maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.

- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.

k. Persyaratan Kebisingan dan Getaran : - Menjamin terwujudnya yang nyaman dari gangguan suara dan getaran

yang tidak diinginkan. - Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang

menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran

- dan atau mencegah perusakan lingkungan.

2. KRITERIA KHUSUS Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung kantor yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya : 2.1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunanyang ada. 2.2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang adadi sekitar,

seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan. 2.3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya

setempat, geofrafi klimatologi dan lain-lain.

VII. AZAS-AZAS Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut 1. Bangunan gedung dan Lansekap hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi

tidak berlebihan. 2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan

kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.

3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.

4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.

5. Bangunan gedung hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi acuan bangunan dan lingkungan sekitarnya.

VIII. PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN 1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,

konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pengelola kegiatan.

2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini.

3. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen keseluruhan pekerjaan perencanaan ditetapkan selama 60 (Enam Puluh) hari kalender / 2 Bulan.

MASUKAN

a. INFORMASI 1.1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari

informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan Pengelola Kegiatan termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

1.2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kuasa Penguna Anggaran, maupun yang dicari sendiri.

1.3. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultanperencana.

1.4. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut : 1.4.1. Informasi tentang lahan 1.4.2. Pemakaian bangunan 1.4.3. Kebutuhan bangunan 1.4.4. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan

dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.

1.4.5. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.

1.4.6. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti : 1.4.6.1. Air bersih. 1.4.6.2. Air hujan dan air bangunan. 1.4.6.3. Air kotor dan sampah. 1.4.6.4. Tata udara/AC. 1.4.6.5. Transportasi vertikal dalam bangunan. 1.4.6.6. Penanggulangan bahaya kebakaran. 1.4.6.7. Pengamanan dari bahaya pencurian danperusakan. 1.4.6.8. Jaringan listrik. 1.4.6.9. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio,intercom). 1.4.6.10. Dan lain-lain sesuai keperluannya.

2. TENAGA

Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan kegiatan, baik ditinjau dari segi kebutuhan kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga Ahli yang dibutuhkan adalah : 2.1. Ketua Tim (Team Leader) dengan jumlah 1 orang.

Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencanaan untuk Bidang Arsitektur Lansekap. Ketua tim disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana (S1) Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi,dan berpengalaman sebagai ketua tim dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 3 (tiga) tahun. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan

anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

2.2. Tenaga Ahli Perencana Struktur dengan jumlah 1 orang. Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana Struktur untuk Bidang Sipil/Struktur. Tenaga Ahli Struktur disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli sipil/struktur dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan dan perencanaan struktur bangunan secara rinci.

2.3. Tenaga Ahli Arsitektur dengan jumlah 1 orang. Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana dibidang Arsitektur/ Konstruksi Bangunan. Tenaga Ahli Arsitektur disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atauperguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, danberpengalaman sebagai tenaga ahli Arsitektur dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukanperhitungan dan perencanaan arsitektur bangunan secara rinci.

2.4. Tenaga Ahli Eletrikal dengan jumlah 1 orang. Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Tenik Tenaga Listrik disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik Elektro lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swastayang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli Elektro dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan dan perencanaan elektrikal secara rinci.

2.5. Tenaga Ahli Lingkungan dengan jumlah 1 orang. Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana Teknik Lingkungan disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli lingkungan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis lingkungan selama 2 (dua) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan dan perencanaan kelestarian lingkungan secara rinci.

2.6. Tenaga Ahli Estimator Biaya dengan jumlah 1orang. Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Estimator Biaya dibidang Arsitektur/ Konstruksi Bangunan. Tenaga Ahli Estimator Biaya disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil/Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli Estimator Biaya dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan biaya perencanaan bangunan secara rinci.

2.7. Tenaga Ahli Teknologi Informatika Memiliki keahlian dibidang Informatika. Disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik Informatika lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli informatika dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan implementasi IT untuk menunjang kawasan wisata mangrove. Pengalaman selama 2 (dua) tahun.

2.8. Tenaga Pendukung. Dalam melaksanakan kegiatannya, tenaga ahli dibantu olehtenaga pendukung, yaitu : 1. Juru Gambar/Drafter (CAD Operator), disyaratkan minimal lulusan

SMK Teknik, memilikisertifikat pelatihan Auto CAD, dan berpengalaman dalam melakukan gambar kerja Teknik konstruksi bangunan selama 2 tahun.

2. Surveyor (Juru Ukur), disyaratkan minimal lulusan SMK Teknik dan berpengalaman dalam melakukan pengukuran selama 2 tahun.

3. Sekrataris/Administrasi Umum orang, disyaratkan minimal lulusan SMK/SMUatau sederajat, dan berpengalaman dalam melakukan pekerjaan administrasi umum selama 2 tahun.

IX. PROGRAM KERJA a. Konsultan perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :

1.1. Jadwal kegiatan secara detail. 1.2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin keahliannya). 1.3. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana

harusmendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran. 1.4. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

X. PENUTUP

a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultanhendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima danmencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

b. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusunprogram kerja untuk dibahas dengan Pengguna Anggaran.

Samarinda, September 2014 Kuasa Pengguna Anggaran

Drs. Achmad Herwansyah, M.Si NIP. 19680204 198803 1 003