KOMPOL UKD 1

7
MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Disusun Oleh : Nama : Gilang Amy Sambada NIM : D02130001 Jurusan/Kelas : Ilmu Komunikasi A FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

description

br

Transcript of KOMPOL UKD 1

MAKALAHKOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Disusun Oleh :Nama : Gilang Amy SambadaNIM : D02130001Jurusan/Kelas : Ilmu Komunikasi A

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2015

KOMUNIKASI POLITIKMenurut Gabriel Almond (1960): komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. Sedangkan menurut Miriam Budiardjo komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa penggabungan kepentingan (interest aggregation dan perumusan kepentingan (interest articulation) untuk diperjuangkan menjadi public policy. Komunikasi Politik dimaknai sebagai perilaku atau kegiatan komunikasi melalui media massa yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, dan berpengaruh terhadap perilaku politik (Dahlan,1990).Komunikasi politik mempunyai proses yang sama dengan proses-proses pada komunikasi tatap muka dan bermedia pada umumnya dengan urutan komunikator atau sender bertindak sebagai pengirim pesan dalam hal ini pesan yang disampaikan lebih berkaitan dengan pesan politik, lalu menuju tahap encoding dimana penyusunan sebuah ide politik diubah menjadi sebuah pesan atau simbol. Di sisi lain media dapat dijadikan sebagai sebuah penyalur pesan-pesan politik yang ingin disampaikan kepada khalayak. Setelah media dijadikan saluran penyalur pesan maka terjadilah proses decoding dimana khalayak dapat memecahkan atau menerjemahkan simbol-simbol yang media sampaikan yang pada akhirnya khalayak akan dapat memberikan feedback atau umpan balik dan respon terhadap pesan-pesan politik yang mereka terima. Di sisi lain karena umpan balik tersebut, setiap pesan politik yang diterima oleh khalayak pada akhirnya akan menimbulkan efek atau dampak terhadap komunikasi politik itu sendiri. Menurut Dan Nimmo dalam bukunya Komunikasi Politik : Khalayak dan efek menyebutkan bahwa terdapat empat efek penting komunikasi yaitu Sosialisasi politik, partisipasi politik, mempengaruhi pemilu, dan mempengaruhi pejabat. Pertama Dalam hal Sosialisasi Politik khalayak akan menjadi terbuka terhadap sebuah komunikasi yang berkaitan dengan politik melalui komunikasi interpersonal,komunikasi massa, dan organisasi. Komunikasi interpersonal membuat khalayak dapat mengungkap identitas nasional dan dapat menilai politik pemerintah serta figur autoritas di sisi lain melalui media massa atau komunikasi massa khalayak dapat mengikuti politik sebagai berita, memperoleh pengetahuan politik dan mengembangkan beberapa orientasi evaluatif, dan mulai ambil bagian afektif dalam politik. Kedua dalam hal Partisipasi politik. Manusia dapat menambahkan rasa percayaannya terhadap pemerintah, nilai dan harapan yang relevan dengan politik yang tergantung pada kuatnya sosialisasi politik yang ia dapatkan. Apabila khalayak mudah terbuka maka komunikasi politik dapat mempengaruhi khalayak tersebut agar aktif dapat terlibat dalam politik. Konsekuensi komunikasi politik bisa primer dan sekunder. Akibat primer terjadi jika orang yang dipengaruhi itu telah melibatkan diri secara langsung ke dalam partisipasi politik misalnya memilih calon presiden pada saat pemilu dan tidak melakukan golput. Akibat sekunder terjadi jika orang tidak terlibat secara langsung dalam komunikasipolitik. Ketiga adalah Mempengaruhi Pemilu dimana komunikator politik melakukan propaganda, retorika, periklanan, promosi untuk mendapatkan suara khalayak dalam sebuah pemilu. Pada akhirnya komunikan politik dapat belajar serta mengidentifikasikan diri dengan lambang-lambang politik yang signifikan, dan dapat menempatkan dirinya sebagai individu politik yang memilih secara benar serta dapat mengembangkan citra dirinya sebagai bagian dari representasi politik. Efek dari Komunikasi Politik yang ke empat adalah Komunikasi politik dapat mempengaruhi pejabat. Komunikasi politik terjadi antara dua arah antara warga negara dan pejabat. Dalam setiap kajian komunikasi politik, terdapat diskusi mengenai keterkaitan opini publik dan kebijakan pemerintah. Warga Negara dapat berperan aktif dan dapat mempengaruhi atau merubah keputusan pejabat/pemerintah. Komunikasi Politik mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan mengalami beberapa periode diantaranya, periode klasik yang berlangsung dan berakhir pada tahun 1940-an. Pada periode ini komunikasi massa dikenal dengan istilah public opinion and propaganda. Pada periode klasik, hal utama yang menjadi bidang kajian adalah komunikasi politik yang berfokus pada kajian retorika yang bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat dalam bidang politik. Bidang kajian yang difokuskan pada retorika ini targetnya untuk menciptakan pendapat umum. Pada jaman Romawi, pendapat umum (public opinion) digunakan untuk membuat kebijakan, dan berpijak dari itu juga dalam periode ini public opinion juga sangat berpengaruh dalam pembuatan kebijakan publik. Periode Sekitar Perang Dunia I dan II yang berlangsung pada kurun waktu sesudah seperempat pertama abad ke-20 sampai dekade tahun 1950-an bersamaan dengan terjadinya Perang Dunia I (1994-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945). Pihak-pihak antara poros Jerman dan Sekutu Amerika Serikat saling melemparkan propaganda dan perang urat syaraf. Kajian Komunikasi Politik banyak membahas mengenai propaganda dan perang urat syaraf, dimana lebih menekankan pada perilaku memilih dan pengaruh media massa terhadap keputusan memilih.Periode Pasca Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang berlangsung pada pertengahan dekade tahun 1950-an hingga awal 1970-an yang ditandai dengan adanya temuan riset oleh Paul Lazarfeld, Robert K Merton, dan Joseph Keppler bahwa media massa punya pengaruh terbatas(limited effect)terhadap sikap, keputusan dan perilaku. Dalam periode ini studi komunikasi politik lebih berorientasi pada efek media, yang pada umumnya jangka pendek terhadap variable-variabel politik seperti: identifikasi individu terhadap partai politik, penilaian terhadap kandidat, politik dan perilaku memilih.Periode Sesudah Kwartil Ketiga Abad ke20 dimana komunikasi politik berkembang sebagai sub disiplin ilmu, atau bisa disebut interdisipliner. Hal ini juga serupa dengan pendapat Ryfe bahwa teori komunikasi politik pada awalnya dibangun oleh tiga disiplin ilmu, yaitu psikologi sosial, komunikasi massa. Diantara ketiga disiplim ilmu tersebut psikologi yang paling berpengaruh. Periode Sekarang (Awal Abad 21). Pada abad 21 realitas komunikasi politik dalam periode ini semakin diteliti. Misalnya bukan hanya sebatas pada persoalan pemilu pendapat umum, konflik, dll. Namun juga diteliti terkait soal demokrasi, budaya pop, gender, etnisitas, multikulturalisme dan globalisasi. Bentley (1908/1967) berpandangan bahawa esensi politik adalah tindakan kelompok. Bentley membedakan kelompok berdasarkan kepentingannya, dan melihat bagaimana interaksi antar kelompok-kelompok tersebut. Ini dikenal juga dengan model pluralis. Selain Bentley ada David Truman (1951/1962) dan Robert Dahl (1956). Hal ini terkait dengan studi tentang pemilu dan kampanye. Periode ini ditandai dengan semakin atraktifnya kajian soal pemasaran politik. Dalam periode ini juga menhasilkan beberapa karya. Jame Curan (2002) Media and Power, mengupas soal keterkaitan demokrasi, perubahan sosial, tuntutan reformasi media terutama tv dan keterkaitan media massa dan demokrasi.Catatan Akhir / KesimpulanKajian ilmu politik bukan sebatas membahas hubungan politik saja, melainkan lebih kepada kajian komunikasi itu sendiri. Komunikasi politik menurut saya lebih membahas dan dipusatkan kepada opini publik dimana terjadi karena khalayak dipusatkan sebagai sasaran komunikasi politik yang diharapkan bisa menguasai dan mengerti akan opini publik itu sendiri sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi komunikator atau pelaku komunikasi politik. Efek-efek komunikasi akan timbul setelah terjadi proses komunikasi politik yang diberikan oleh komunikator kepada khalayak atau komunikan dimana akan menjadi tahap awal adanya umpan balik atau sebagai tolak ukur berhasil tidaknya proses komunikasi politik tersebut. Komunikasi politik khususnya di Indonesia telah mengalami perkembangan. Berawal dari sebelum terjadinya perang dunia I dan II hingga abad 21. Sampai abad ke 21 ini politik serta media merupakan satu bahasan studi yang menarik dan cukup banyak dibicarakan.Daftar PustakaAlfian. Komunikasi Politik dan Sistem Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia, 1986.Gabriel Almond and G Bingham Powell. Comparative Politics: A Developmental Approach. New Delhi: Oxford & IBH Publishing Company, 1976.Nimmo, Dan. Komuniasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung: Rosda, 2001.

InternetMusfialdy. (2010). Sejarah Perkembangan Komunikasi Politik (blogger). Retrieved fromhttp://musfialdy.blogspot.com/2010/08/sejarah-perkembangan-komunikasi-politik.html, diakses Kamis, 12 Maret 2015, pukul 20.30