Komplikasi Trauma Kapitis

2
KOMPLIKASI TRAUMA KAPITIS Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok sia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Di samping penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis. Lesi benturan otak menimbulkan beberapa kejadian berupa : 1. Gangguan neurotransmitter sehingga terjadi blok depolarisasi pada sistem ARAS (Ascending Reticular Activating System yang bermula dari brain stem) 2. Retensi cairan dan elektrolit pada hari pertama kejadian 3. Peninggian tekanan intra kranial ( + edema serebri) 4. Perdarahan petechiae parenchym ataupun perdarahan besar 5. Kerusakan otak primer berupa cedera pada akson yang bisa merupakan peregangan ataupun sampai robeknya akson di substansia alba yang bisa meluas secara difus ke hemisfer sampai ke batang otak 6. Kerusakan otak sekunder akibat proses desak ruang yang meninggi dan komplikasi sistemik hipotensi, hipoksemia dan asidosis Akibat adanya cedera otak maka pembuluh darah otak akan melepaskan serotonin bebas yang berperan akan melonggarkan hubungan antara endotel dinding pembuluh darah sehingga lebih perniabel, maka Blood Brain Barrier pun akan terganggu, dan terjadilah oedema otak regional atau diffus (vasogenik oedem serebri) Oedema serebri lokal akan terbentuk 30 menit sesudah mendapat trauma dan kemudian oedema akan menyebar membesar. Oedema otak lebih banyak melibatkan sel-sel glia, terutama pada sel astrosit (intraseluler) dan ekstraseluler di substansia alba. Dan ternyata oedema serebri itu meluas berturut-turut akan mengakibatkan tekanan intra kranial meninggi, kemudian terjadi kompresi dan hypoxic iskhemik hemisfer dan batang otak dan akibat selanjutnya bisa menimbulkan herniasi transtetorial ataupun serebellar yang berakibat fatal. Ada sekitar 60-80 % pasien yang meninggal dikarenakan menderita transtetorial herniasi dan kelainan batang otak tanpa adanya lesi primer akibat trauma langsung pada batang otak. Kerusakan yang hebat yang disertai dengan kerusakan batang otak akibata proses diatas mengakibatkan kelainan patologis nekroskortikal, demyelinisasi diffus, banyak neuron yang rusak dan proses gliosis, sehingga jika penderita tidak meninggal maka bisa terjadi suatu keadaan vegetatif dimana penderita hanya dapat membuka matanya tanpa ada daya apapun (akinetic-mutism/coma vigil, apallic state, locked in syndrome).

description

DEFINISIKOMPLIKASI

Transcript of Komplikasi Trauma Kapitis

Page 1: Komplikasi Trauma Kapitis

KOMPLIKASI TRAUMA KAPITIS

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada

kelompok sia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Di samping

penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit, penilaian dan

tindakan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis

selanjutnya.

Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak

langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis.

Lesi benturan otak menimbulkan beberapa kejadian berupa :

1. Gangguan neurotransmitter sehingga terjadi blok depolarisasi pada sistem ARAS

(Ascending Reticular Activating System yang bermula dari brain stem)

2. Retensi cairan dan elektrolit pada hari pertama kejadian

3. Peninggian tekanan intra kranial ( + edema serebri)

4. Perdarahan petechiae parenchym ataupun perdarahan besar

5. Kerusakan otak primer berupa cedera pada akson yang bisa merupakan peregangan

ataupun sampai robeknya akson di substansia alba yang bisa meluas secara difus ke

hemisfer sampai ke batang otak

6. Kerusakan otak sekunder akibat proses desak ruang yang meninggi dan komplikasi

sistemik hipotensi, hipoksemia dan asidosis

Akibat adanya cedera otak maka pembuluh darah otak akan melepaskan serotonin

bebas yang berperan akan melonggarkan hubungan antara endotel dinding pembuluh darah

sehingga lebih perniabel, maka Blood Brain Barrier pun akan terganggu, dan terjadilah

oedema otak regional atau diffus (vasogenik oedem serebri)

Oedema serebri lokal akan terbentuk 30 menit sesudah mendapat trauma dan

kemudian oedema akan menyebar membesar. Oedema otak lebih banyak melibatkan sel-sel

glia, terutama pada sel astrosit (intraseluler) dan ekstraseluler di substansia alba. Dan ternyata

oedema serebri itu meluas berturut-turut akan mengakibatkan tekanan intra kranial meninggi,

kemudian terjadi kompresi dan hypoxic iskhemik hemisfer dan batang otak dan akibat

selanjutnya bisa menimbulkan herniasi transtetorial ataupun serebellar yang berakibat fatal.

Ada sekitar 60-80 % pasien yang meninggal dikarenakan menderita transtetorial herniasi dan

kelainan batang otak tanpa adanya lesi primer akibat trauma langsung pada batang otak.

Kerusakan yang hebat yang disertai dengan kerusakan batang otak akibata proses diatas

mengakibatkan kelainan patologis nekroskortikal, demyelinisasi diffus, banyak neuron yang

rusak dan proses gliosis, sehingga jika penderita tidak meninggal maka bisa terjadi suatu

keadaan vegetatif dimana penderita hanya dapat membuka matanya tanpa ada daya apapun

(akinetic-mutism/coma vigil, apallic state, locked in syndrome).

Page 2: Komplikasi Trauma Kapitis

Komplikasi yang terjadi dapat berupa:

1. Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa anterior dekat sinus frontal atau

dari fraktur tengkorak bagian petrous dari tulang temporal.

2. Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam pertama dini,minggu

pertama) atau lanjut (setelah satu minggu).

3. Diabetes Insipidus, disebabkan oleh kerusakan traumatic pada rangkai hipofisis

meyulitkan penghentian sekresi hormone antidiupetik.