KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF...

85
KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF HADIS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : SONY HARIYANTO 1110011000062 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF...

Page 1: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL

DALAM PERSPEKTIF HADIS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

SONY HARIYANTO

1110011000062

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

r

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIFHADIS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.D

Oleh:

Sony Hariyanto

NIM: 1110011000062

Pembimbing

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARTF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20t4 M/1435 H

Dr. H. Abd707 1983 I 00s

Page 3: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul KOMPBTENSI GURU PRoFESIoNAL DALAM

PERSPEKTIF HADIS disusun oleh, Sony Hariyanto, NIM. 1110011000062,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

lakarta,, 4 Desember 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing

NIP:19580707 1983 1 005

Page 4: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi berjudul KOMPETENSI GURU rRoFESIoNAL DALAMPERSPEKTIF HADIS disusun oleh Sony Hariyanto, NIM. 1110011000062,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingandan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidangmunaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,0&..,9*. :P\T

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal

Dr. H. Abdul Majid Khon. M. AgNIP:19580707 1983 I 005

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Hj. Marharnah Saleh. Lc. M.ANIP: 19720313 200801 2 010

Penguji I

Dr. Mundzier Suparta. M.ANIP: I 9540707 1984 020001

Penguji II

Heni Narendrani. M.Pd.

NIP: 1971A512199603 2 002

'/u^''

,, /r_ rs<

r-2-/r t-,t(

Mengetahui:

s20 1e8603 2 001

iii

a Tangan

Page 5: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Angkatan

Alamat Jl. Gg. H. Longkot Kel. Jatiluhur - Kec. Jati Asih - Bekasi

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul KoMPETENSI cuRU PROFESTONAL

DALAM PERSPEKTIF HADIS adalah benar hasil karya sendiri di bawah

bimbingan dosen:

Nama Pembimbing

NIP

-ssahzta

Sony HarivantoNIM: 1110011000062

Sony Hariyanto

1 1 1001 1000062

Pendidikan Agama Islam

2010

Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag

19580707 1983 1 00s

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 4 Desember 2014

Yang Menyatakan

w

IV

Page 6: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul

..KOMPETENSI GURU PROFESI0NAL DALAM PERSPEKTIF

HADIS' yang disusun oleh:

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

Angkatan

Sony Hariyanto

1 1 1001 1000062

Pendidikan Agama Islam

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

20t0

Jakarta,4.:kA. :.2014

embimbing

IP:19580707 1983 I 005

Page 7: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

vi

ABSTRAK

Sony Hariyanto

NIM: 1110011000062

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSEPEKTIF

HADIS

Dalam Al-Qur`an dan Hadis banyak membicarakan berbagai macam aspek

yang berkaitan dengan kehidupan. Diantara masalah yang menjadi fokus adalah

pendidikan termasuk juga tentang profesionalisme seorang guru. Hadis

merupakan sumber yang Kedua setelah Al-Qur’an dalam dunia pendidikan Islam.

Sebagai sabda Nabi Muhammad Saw, Hadis menjadi sumber pendidikan Islam

yang kedua dan utama setelah Al-Qur’an.

Karakter sebagai karunia yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, yang

merupakan bentuk aktualisasi dari setiap prilaku dalam kehidupannya. Dengan

karakter yang tangguh dan kuatlah suatu bangsa akan mampu menjadi bangsa

yang mandiri, demikian pula dalam dunia pendidikan, terlebih oleh para pendidik.

Para pendidik harus lebih awal memiliki karakter dan sikap profesionalisme yang

dapat diikuti dan dicontoh oleh para siswanya, karena setiap langkah, gerak, dan

ucapan akan mempengaruhi karakter daripada siswa. Tujuan pendidikan,

disamping untuk menghasilkan manusia yang pintar dari segi intelektual juga

untuk membentuk sifat dan karakter siswa-siswinya.

Melihat begitu pentingnya peranan profesionalisme seorang guru dalam

dunia pendidikan, maka penelitian yang intensif terhadap sikap profsionalisme

menjadi hal yang sangat penting, karena hal itu akan membantu pemahaman dan

pengembangan karakter, dengan demikian diharapkan setiap orang akan mampu

mengoptimalkan potensinya. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap

keharmonisan kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Mengingat begitu penting kedudukan sikap profesionalisme dalam dunia

pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional khususnya, dan

kehidupan bermasyarakat pada umumnya, maka penulis ingin mengkaji lebih

lanjut tentang karakter guru profesional tersebut, seperti apakah karakter yang

harus dimiliki oleh seorang guru profesional, yang akan disampaikan dalam

skripsi ini.

Page 8: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

vii

ABSTRACT

Sony Hariyanto

NIM: 1110011000062

PROFESSIONAL COMPETENCE OF TEACHER

IN THE HADITH PERSPECTIVE

In the Qur'an and the Hadith many discuss various aspects related to life.

Among the issues are the focus is on professional education as well as a teacher.

Hadith is the source of the Second after the Quran in Islamic education. As the

words of the Prophet Muhammad, Hadith become the second source of Islamic

education and the main after the Qur'an.

Character as a gift given by God to His servant, that is a form of

actualization of each behavior in life. With a strong character and the strong of a

nation will be able to become an independent nation, as well as in education,

especially by the educators. The early educators must have the character and

attitude of professionalism that can be followed and emulated by the students,

because every step, movement, and speech will affect the character rather than the

student. Educational purposes, in addition to generating a smart man in terms of

the intellectual as well as to establish the nature and character of students.

Seeing the importance of the role of teacher professionalism in education,

the intensive study of the attitudes profsionalisme becomes very important,

because it will help the understanding and development of character, thus

expected that each person will be able to optimize its potential. This course will

greatly affect the overall harmony of community life.

Given the important position of professionalism in education that must be

owned by a professional teacher in particular, and social life in general, the

authors wanted to study more about the character of the professional teachers,

such as whether the character to be possessed by a professional teacher, which

will be delivered in this thesis.

Page 9: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Pencipta Alam Semesta yakni Allah

SWT yang mana telah memberikan nikmat yang tidak dapat dihitung dan diukur

oleh siapapun, sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta Salam semoga selalu terlimpah dan tercurahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW, manusia yang paling sempurna di alam semesta ini

Skripsi yang berjudul “Kompetensi Guru Profesional dalam Perspektif

Hadis” ini disusun guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kami menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, dengan

demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dan semoga skripsi ini dapat

diterima, serta bermanfaat di kemudiaan hari, khususnya bagi kami dan umumnya

bagi para pembaca.

Banyak pihak yang membantu dan membimbing proses penuslisan dan

penyusunan skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya sangat mustahil penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tiada

tara dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada pihak-pihak

tersebut, diantaranya:

1. Dra. Nurlena Rifa’I, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberi motifasi dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 10: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

ix

5. Dr. Khalimi, M.A, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, dan motivasi selama perkuliahan berlangsung.

6. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini

memberikan andil besar dalam hal penyediaan pustaka dan sumber-sumber

bacaan untuk kelancara penulisan skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta di kampong halaman, yang berkat didikan serta

upaya keras keduanya, penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar

hingga pendidikan tinggi dengan baik.

8. Drs. H. Subarja M.Pd, dan Ibu H. Nunung Sukaesih, S.Ag, selaku Pembina

Yayasan Bina Ikhwan yang senantiasa memberikan motivasi, nasehat dan

fasilitas, sehingga dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.

9. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya teman-

teman seperjuangan angkatan 2010 yang telah memberikan motivasi,

membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan dengan

penulisan skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah lah semuanya saya kembalikan. Semoga

segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih banyak

dan lebih berkah dari Allah SWT dan menjadi tabungan sebagai bekal di akhirat

kelak. Amin.

Ciputat, 4 Desember 2014

Penulis

Page 11: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

x

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pembimbing .......................................................... i

Lembar Pengesahan .............................................................................. ii

Lembar Pernyataan……………………………………………………. iii

Abstrak ………………………………………………………………... vi

Abstrak ……………………………………………………………….. vii

Kata Pengantar ………………………………………………………… ix

Daftar Isi ………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………….. 11

C. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 11

D. Rumusan Masalah …………………………………………….. 12

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 12

F. Manfaat Penelitian....................................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Guru (Pendidik) Profesional…………….……………………… 14

1. Pengertian Guru Profesional………………………….......... 14

2. Syarat Guru Profesional …………………………………… 20

B. Kompetensi Guru Profesional................................................ ….. 21

1. Pengertian Kompetensi ……………………………………. 26

2. Kompetensi Kepribadian ………………………………….. 27

3. Kompetensi atas Bahan Ajar ………………………………. 28

4. Kompetensi dalam Cara mengajar …………………………. 28

C. Hadis Sebagai Sumber Pendidikan ……………………………. 29

1. Pengertian Hadis …………………………………………… 29

Page 12: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

xi

2. Kedudukan Hadis (Sunah) Nabi Muhammad dalam Islam … 31

3. Hadis Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan …………………. 32

4. Hadis Sebagai Sarana atau Dasar Pendidikan ……………… 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian …………………………………………. 37

B. Objek Penelitian ……………………………………..………… 37

C. Langkah-langkah Penelitian ………………………………….... 37

BAB IV GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF HADIS

A. Kompetensi Guru Profesional ………………………………… 41

1. Bersikap Adil …………………………………………...... 43

2. Peduli Siswa ……………………………………………… 49

3. Akademis …………………………………………………. 53

4. Demokratis ………………………………………………... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………… 63

B. Implikasi ……………………………………………………… 63

C. Saran ………………………………………………………….. 64

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 66

Page 13: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa. Bangsa atau

Negara akan menjadi maju apabila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas dan bermutu tinggi. Adapun mutu suatu bangsa di kemusian hari

tergantung pendidikan yang diberikan ke generasi masa kini, terutama melalui

pendidikan formal yang diterima di sekolah.

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan berjangka panjang, di

mana berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama

yang lain dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup,

pengetahuan dan keterampilan dalam hidupnya. Pendidikan juga tidak dapat

dilepaskan dari peran guru. Guru adalah ujung tombak proses pendidikan, yang

mengantarkan anak didiknya kegerbang kesuksesan. Menurut Asef Umar Fakhruddin

guru adalah pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan

peradaban manusia. Ditangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa

menjadi pribadi jenius, melalui bimbingannya lahirlah generasi-generasi unggul.1 Ia

tampil untuk memberantas kebodohan umat manusia, sekaligus menghujamkan

kearifan sehingga manusia bisa paham tentang makna kedirian dan makna kehidupan.

Ada pepatah mengatakan, “Guru digugu dan ditiru”, Artinya seorang guru

dipercaya dan menjadi teladan atau contoh bagi murid-muridnya. Apa pun yang

dibicarakan dan dilakukan oleh seorang guru, apalagi memang diperintahkan,

1 Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogyakarta: Diva Press, 2010), Cet. Ke-2,

hlm.15

Page 14: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

2

kemungkinan besar akan diikuti oleh muridnya. Bahkan, seorang murid bisa

mengembangkan lebih jauh dibandingkan gurunya. Sehingga, tidak heran jika ada

pepatah yang mengatakan, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Pepatah ini

menggambarkan bahwa murid melakukan peniruan tingkah laku dari seorang guru

yang kurang sopan dalam kacamata etika.

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

mempunya nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab

itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang

penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga

Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini

dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alenia IV yang menegaskan bahwa salah

satu tujuan nasional Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.2

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mempersiapkan sumber

daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan

bangsa, dimana kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan

pendidikan yang baik, peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

harkat dan martabat bangsa Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk

meningkatkan mutu dari pendidikan antara lain berbagai pelatihan keterampilan dan

peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana.3 Sebagaimana undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3

menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

2Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Terpadu (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2007),h.1 3 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajawali Pers, 1992), hal.

123

Page 15: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

3

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.4

Definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:

1. Driyarkara mengatakan bahwa : Pendidikan adalah upaya

memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani

itulan yang disebut mendidik.

2. Ki Hadjar Dewantara dalam kongres Taman Siswa yang pertama pada

tahun 1930 menyebutkan : Pendidikan pada umumnya berarti daya

upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan

karakter), pikiran (intelek).

3. Di dalam GBHN tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada

hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup.

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha

manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik

jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menananmkan nilai-nilai dan norma-

norma tersebut serta mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk

dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses suatu

pendidikan.

Dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan kegiatan yang diwajibkan

bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Di dalam Hadis Rasul disebutkan:

4 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV.

Cemerlang, 2003), hal.7

Page 16: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

4

و وسهم : طع د انخذري قال : قال رسىل اهلل صه اهلل عه سع ضة ن أب هب انعهم فز

عهى كم مسهم )رواه ابن ماجو(5

Dari Abi Sa’id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut

ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu

kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Semakin

tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu pendidikan

sebagai sarana untuk mencapai cita-cita tersebut. Jadi, antara kedudukan pendidikan

yang dilembagakan dalam berbagai bentuk dan model dalam masyarakat, dengan

dinamika masyarakatnya selalu berinteraksi (saling mempengaruhi) sepanjang

waktu.6 Sehinggan Allah sangat memuliakan bagi orang yang senantiasa mencari dan

memperkaya ilmu pengetahuannya. Dalam Q.S. Al-Mujaadilah ayat 11 Allah

berfirman:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah [58]: 11)7

Pada surat Al-Mujadalah di atas, dapat kita pahami begitu mulianya orang

yang mempunyai ilmu pengetahuan, sehingga Allah mengangkat derajatnya dan

menempatkannya pada derajat yang paling tinggi setelah orang yang beiman.

5 Muhammad bin Salamah bin Ja’far Abu Ja’far Abu Abdillah al Fidha’I, Musnad asy-Syihab,

(Beirut: Muassasah ar-Risaalah,t.th), Jilid I, h.137 6 Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2003), hal.1-5

7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta, Syamil Quran,2009), hal.543

Page 17: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

5

Bangsa sangat menaruh harapan terhadap sebuah pendidikan. Baik dan

buruknya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan itu sendiri.

Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata yang dikutip oleh Najib Sulhan

mengatakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah berintikan interaksi antara

pendidik dan peserta didik. Pendidik atau yang disebut guru memegang peranan

kunci bagi kelangsungan kegiatan pendidikan.8

Dalam hal ini pendidikan memegang peran penting dalam membentuk cara

berpikir sesorang. Sehingga dapat diasumsikan bahwa guru merupakan salah satu

komponen penting dari pendidikan yang berperan aktif dalam mengembangkan

keterampilan kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, keberhasilan dalam bidang

pendidikan sangat ditentukan oleh kondisi guru yang ada. “Guru memiliki andil yang

sangat besar dalam merancang, melaksakan dan mengevaluasi kegiatan belajar

mengajar yang efektif dan efisien. Labih jauh lagi dikatakan bahwa guru adalah salah

satu komponen dalam bidang pendidikan yang ikut berperan dalam pembentukan

sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.9

Peranan guru tidak saja sebagai penyaji informasi, tetapi juga sebagai

fasilitator, motivator dan pembimbing, yang lebih banyak memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mencar dan mengolah sendiri informasi.10

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan

secara keseluruhan yang harus mendapatkan perhatian sentral, figure yang satu ini

akan selalu menjadi sorotan ketika berbicara masalah pendidikan. Karena guru

memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, upaya

perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan

8 Najib Sulhan, Kerakter Guru Masa Depan Sukses dan Bermartabat, (Surabaya: Jaring Pena,

2011), h.2

9 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajawali Pers, 1992), hal.

123 10

Tabrani Rusyan,dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja

Karya, 1998), hal.140

Page 18: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

6

memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional

dan mempunyai kompetensi yang berkualitas. Disamping itu, guru juga harus

memiliki standar kompetensi yang memadai, seperti standar mental, moral, social,

spiritual, intelektual, fisik dan psikis.11

Dalam perspektif Islam, pendidik atau guru menempati pososi penting dalam

proses pendidikan, maupun dalam proses belajar mengajar. Dialah yang bertanggung

jawab terhadap perkembangan anak didik, potendi kognitif, afektif, dan psikomotorik

yamg terdapat pada anak didik harus diperhatikan perkembangannya agar tujuan

pendidikan dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Dalam konteks umum, tujuan pendidikan tersebut antara lain

mentransmisikan pengalaman dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Definisi ini

sejalan dengan pendapat Jhon Dewey yang mengatakan bahwa pendidikan

merupakan pengalaman hidup, pembentukan kembali pengalaman hidup, dan juga

pembahasan pengalaman hidup sendiri. Sedangkan dalam konteks islam, pendidikan

dapat diartikan sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,

memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang diselaraskan dengan fungsi

manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Dari semua

pengertian pendidikan dan tujuannya sebagaimana disebutkan diatas, terlihat adanyta

subyek didik (guru) yang memberikan bimbingan, arahan dan objek didik (murid)

yang menerima bimbingan, arahan dan ajaran tersebut. Guru berfungsi ebagai

fasilitator dan petunjuk jalan ke arah penggalian potensi anak didik, dan murid

sebagai objek yang diarahkan dan digali potensinya. Lebih lanjut menurut konsep

pendidikan klasik guru atau pendidik adalah ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan

juga sebagai contoh atau model nyata dari pribadi yang ideal.

11

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), hal.28

Page 19: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

7

Dengan penjelasan tersebut, terlihat bahwa dalam proses pendidikan intinya

harus ada tiga unsur, yaitu pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan. Ketiga hal

tersebut membentuk triangel, jika hilang salah satu komponen tersebut, hilang pulalah

hakekat pendidikan islam. Namun demikian, guru memegang peranan penting dan

kunci bagi kelangsungan kegiatan pendidikan. Tanpa kelas, gedung dan peralatan dan

sebagainya proses pendidikan masih dapat berjalan walaupun dalam keadaan darurat.

Tetapi tanpa guru, proses pendidikan hampir tidak dapat berjalan.12

Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Guru adalah ujung tombak

proses pendidikan, yang mengantarkan anak didiknya kegerbang kesuksesan.

Disamping itu, menurut Asef Umar Fakhruddin guru adalah pribadi yang menentukan

maju atau tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Ditangannya, seorang

anak yang awalnya tidak tahu apa-apa menjadi pribadi jenius, melalui sepuhannyalah,

lahir generasi-generasi unggul. Ia “tampil” untuk memberantas kebodohan umat

manusia, sekaligus menghujamkan kearifan sehingga manusia bisa paham tentang

makna kedirian dan makna kehidupan.13

Perubahan dan kemajuan bangsa selalu diinspirasi dan digerakkan oleh

pribadi-pribadi unggul dalam berbagai profesi dan bidang kehidupan. Bangsa ini

merdeka karena tampilnya pribadi-pribadi unggul.14

Karenanya, Negara ini sangat

memerlukan kehadiran para pendidik yang memiliki kemampuan professional

tersebut, guna hadirnya para generasi yang kompetitif dimasa datang. Tentunya

dengan pemberian pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan kondisi para peserta

didik saat itu.

12 Abudin Nata, Pendidikan Islam Perspektif Hadis, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.205-

206 13

Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogyakarta: Diva Press, 2010), Cet. Ke-2,

hlm.8. 14

Komarudin Hidayat, “Merindukan Pribadi-pribadi Unggul”, dalam Kompas, Jakarta, 4 Juni

2006, hal.7

Page 20: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

8

Allah SWT menciptakan manusia dengan kelebihan diatas makhluk yang

lainnya dengan kelebihan yang sempurna, sebagaimana tertuang dalam al-Qur’an

surat al-Isra’ ayat 70 sebagai berikut:

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut

mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan

Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk

yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al-Isra’ [17]:70)

Pentingnya pendidik dalam dunia pendidikan sesuai denga tujuan al-Qur’an

yang membina manusia secara pribadi dan kelompok sehinggga mampu menjalankan

fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai

dengan konsep yang ditetapkan Allah.15

Pada prinsipnya mendidik adalah member tuntunan, bantuan, pertolongan

kepada peserta didik. Didalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu

dasar pengakuan bahwa anak (pihak yang diberi tuntunan) memiliki daya-daya atau

potensi untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-angsur tumbuh dan

berkembang dari dalam diri anak untuk menjamin berkembangnya potensi-potensi

agar menjadi lancar dan terarah, diperlukan pertolongan, tuntunan dari luar, jika

unsur pertolongan tidak ada, maka potensi tersebut tetap tinggal potensi belaka yang

tak sempat diaktualisasikan16

.

Hadis Nabi merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.

Hadis Nabi, sebagaimana Al-Qur’an menjadi pedoman hidup (Way Of Life) bagi

15

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur;an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. VIII, hal.172-173 16

Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2003), hal.11

Page 21: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

9

umat Islam. Rasulullah menjamin keselamatan bagi mereka yang konsisten dan

konsekwen merujuk segala tindakannya kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi.

Abudin Nata mencatat paling tidak ada tiga alasan tentang pentingnya

menghubungkan kajian pendidikan atau seorang guru dengan Hadis, yaitu: Pertama,

Nabi Muhammad SAW dinyatakan dalam Al-Qur’an sebagai suri tauladan yang baik

bagi umatnya. Sebagai suri tauladan yang baik Allah mengutus Muhammad SAW

menjadi suri tauladan bagi manusia, Firman Allah SWT Q.S. al-Ahzab ayat 21 yang

berbunyi:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 21)

Berarti termasuk pula suri tauladan dalam hal mendidik. Kedua,zaman

Rasulullah SAW adalah zaman yang berhasil melahirkan generasi yang memiliki

keunggulan di bidang moral, sikap keagamaan, kepribadian, intelektual, dan sosial.

Ketiga, Rasulullah diakui dalam al-Qur’an sebagai pendidik, di dalam Hadisnya

beliau menyatakan bahwa kehadirannya di muka bumi ini adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia. Pembentukan akhlak mulia itu selanjutnya

menjadi tujuan dan jiwa pendidikan islam.17

Jadi, di sinilah letak hubungan atau

kaitan antara guru dan hadis, karena Rasulullah juga selain sebagai utusan, beliau

juga sebagai guru yang banyak mengajarkan pelajaran dan tentang masalah-masalah

yang muncul dalam kehidupan kepada para sahabat.

17

Abudin Nata, Pendidikan Islam Perspektif Hadis, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.13-22

Page 22: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

10

Proses pendidikan pada zaman Nabi pertama kali berpusat di rumah Arqam,

yang lebih dikenal dengan Daar Al-Arqam, langkah yang amat bijak dilakukan oleh

Nabi adalah pada tahap awal islam, melarang para pengikutnya untuk menampakkan

keislamannya dalam berbagai hal, tidak menemui mereka kecuali dengan sembunyi-

sembunyi dalam mendidik mereka. Nabi Muhammad tampil sebagai guru, ia

mengajarkan Al-Qur’an kepada para pengikutnya dan sekaligus menjelaskan hal-hal

yang penting dari ayat-ayat Al-Qur’an, serta membimbingnya agar hidup pada jalan

yang benar dan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Di samping mengajar, Nabi

Muhammad SAW berperan sebagai problem solver terhadap masalah

kemasyarakatan, sosial dan keagamaan yang muncul di tengah-tengah masyarakat

sesuai petunjuk Allah melalui wahyu-Nya (Al-Quran) dan As-Sunnah.

Perhatian Nabi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah luar biasa, hal ini

terbukti dengan adanya hadis Nabi, yang mengatakan konsep mencari ilmu itu

merupakan kewajiban setiap muslim, juga terbuka dalam menerima berbagai ilmu

pengetahuan yang mendatangkan maslahat, ketika melihat kemajuan di daerah luar

Arab, Nabi kagum dan menyuruh sahabatnya untuk menuntutnya dan memotivasinya

agar mencari ilmu kemanapun, walaupun ke Negeri China, sabda Nabi SAW:

و وسهم فإن بانصنهبىا انعهم ونىاط عن أنس بن مهك قال قال رسىل اهلل صهى اهلل عه

ضة عهى كم مسهم إن انمهائكة تضع أجنحتها نطانب انعهم رضا بما طهب انعهم فز

طهب ) أخزجو ابن عبد انبز(

“Dari Anasbin Malik berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tuntutlah ilmu

walaupun ke Negeri China, sesunguhnya mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.

Sesungguhnya malikat meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu karena rida dengan

apa yang dicari.”(HR. Ibnu Abdil Barr)18

Berdasarkan hadis tersebut, penulis melihat adanya kemungkina peradaban

dan ilmu pengetahuan di Negeri China saat itu sudah sedemikian maju dan dikenal

18

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.139-140

Page 23: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

11

oleh beberapa negara tetangganya, kendati jaraknya yang jauh tetapi kalau ada ilmu

yang manfaat maka wajib dituntut oleh kaum muslimin19

. Berdasarkan pada deskripsi

dalam latar belakang diatas, maka peneliti memberi judul penelitian tentang

“Kompetensi Guru Profesional dalam Perspektif Hadis ”.

Dengan demikian penelitian ini akan meneliti tentang Guru Profesional

Perspektif Hadis. Mengingat begitu besar pengaruh keprofesionalan seorang guru

dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal dan mengingat

bahwa Hadis sebagai salah satu dari pedoman hidup yang dapat dijadikan rujukan

bagi perbaikan pendidikan dan pengajaran.

B. Identifikasi Masalah

Dengan dasar pemikiran diatas maka penulis akan memberikan penjelasan

tentang identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut :

1. Banyak guru yang belum memenuhi syarat-syarat sebagai guru profesional.

2. Banyak guru yang belum memiliki kompetensi sebagai guru profesional.

3. Pendidikan sekarang lebih terfokus pada kecerdasan intelektual semata,

kurang menyentuh masalah karakter.

4. Rendahnya pengetahuan mengenai Hadis-hadis yang berbicara tentang

karakteristik guru profesional.

5. Kurangnya kesadaran guru untuk mempelajari hadis yang berkaitan dengan

guru profesional.

C. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah ini, peneliti akan membatasi masalah-masalah

yang akan diteliti tentang kompetensi guru professional, hanya saja karena

19

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.51

Page 24: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

12

keterbaatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis hanya akan menjabarkan

sebagian dari kompetensi-kompetensi tersebut, yakni: adil, peduli siswa, akademis,

dan demokratis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mengajukan

rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimanakah konsep profesionalitas guru dalam perspektif Hadis ?

2. Hadis-hadis manakah dalam kitab-kitab Hadis (kutub al-sittah) yang

menjelaskan tentang kompetensi profesionalitas seorang guru (pendidik) ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan melihat dan memperhatikan rumusan masalah diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan konsep profesionalitas guru yang terdapat dalam Hadis-

hadis Rasul (Kutub al-Sittah)

2. Menemukan hadis-hadis tentang kompetensi profesionalitas guru.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan formulasi awal dalam

pembiasaan akhlak, serta pelajaran yang berharga bagi kaum muslimin, khususnya

para orang tua dan para guru. Diharapkan pula mereka akan selalu tetap berusaha

untuk mengikuti ajaran-ajaran dan anjuran-anjuran Al-Qur`an dan Hadis. Dan di

harapkan pula, manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai khazanah intelektual, khususnya bagi guru, calon guru, dan khlayak

umum yang bergelut dalam dunia pendidikan.

2. Meningkatkan pemberdayaan hadis dalam mendorong proses kegiatan belajar

mengajar

Page 25: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

13

3. Memberikan pengetahuan baru kepada para guru dan calon guru untuk

dijadikan pedoman umum dalam perbaikan pengajaran.

4. Sebagai upaya pengembangan diri bagi penulis maupun bagi orang yang

membutuhkan.

5. Kajian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

6. Untuk menggali dan memperluas makna Hadis yang dijadikan pokok

pembahasan berdasarkan beberapa penafsiran para ulama yang dijadikan

sebagai rujukan kedua setelah al-Qur’an, untuk kemudian dilakukan analisa

atas penafsiran tersebut, sehingga dapat dijadikan bahan kajian (renungan)

bagi para orang tua khususnya, dan umat Islam pada umumnya.

Page 26: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

14

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Guru (Pendidik) Profesional

1. Pengertian Guru (Pendidik) Profesioanal

Guru atau pendidik mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perkembangan peserta didik dalam erbagai aspek, baik dari aspek afektif, kognitif

dan psikomotorik. Guru juga berperan sebagai faktor yang paling penting dan

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan arah pendidikan dan

keberhasilan belajar, karena pendidik memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

mengayomi, menuntun dan membimbing kearah yang lebih baik, sehingga tujuan

pendidikan dapat dicapai dengan maksimal.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Idonesia, Guru diartikan sebagai “Orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.”1

Guru dalam Permendiknas menunjukkan orang yang memiliki banyak ilmu

yang harus bertanggung jawab. Apa yang dimiliki itu diamalkan dengan sungguh-

sungguh. Dengan harapan anak didiknya lebih baik dalam segala hal yakni dimulai

dari persiapan, proses, hingga evaluasi. Dan semua pekerjaan itu harus

dipertanggung jawabkan, guru akan bangga bila melihat anak didiknya sukses

melebihi dirinya.2

Adapun pengertian pendidik menurut istilah telah dikemukakan oleh ahli

pendidikan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Hadari Nawawi, guru adalah Orang

yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Secara

lebih khusus lagi Ia mengatakan bahwa “Guru berarti orang yang bekerjanya di

1 Frista Art Manda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media, 1998), h.377

2 Najib Sulhan, Kerakter Guru Masa Depan Sukses dan Bermartabat, (Surabaya: Jaring Pena,

2011), h.2

Page 27: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

15

bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu

anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing.”3

Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri di depan

kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut persatuan guru-

guru amerika serikat, guru adalah semua petugas yang terlibat dalam tugas-tugas

pendidikan. Berdasarkan sumber itu dapatlah kita simpulkan bahwa seorang guru

bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya. Akan

tetapi dia seorang tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya

mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian, seorang guru hendaklah bercita-cita tinggi, berpendidikan luas,

berkepribadian kuat dan tegar serta berprikemanusiaan yang mendalam.4

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen disebutkan dalam pasal 1 bahwa guru adalah Pendidik Profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar dan pendidikan menengah.5

Di Indonesia Pendidik disebut juga dengan guru, yang bermakna orang yang

patut “digugu dan ditiru”. Menurut Hadari Nawawi, Guru adalah orang-orang yang

kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Lebih khusus

lagi Guru diartikan dengan orang yang berperan dan sekaligus bertanggung jawab

dalam pembentukan anak-anak dalam mencapai masa depan, terutama dalam

pembentukan perkembangan peserta didik.6

3Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan,

(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1989), h.123 4 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), h.9 5 Departemen Agama RI Dirjen Pendidikan Islam, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h.2 6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam mulia, 2006), Cet.V, hal.58

Page 28: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

16

Tidak bisa dipungkiri bahwa suatu masyarakat bisa dianggap relatif maju

atau modern, bila didalamnya ditemukan tingkat pendidikan yang relatif maju atau

modern, begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan anaslisa tersebut, nampak bahwa apa yang disebutkan di dalam

al-Qur’an mengenai adanya pendidik tersebut menggambarkan adanya

perkembangan masyarakat. Bila kita telusuri ayat-ayat al-Quran secara lebih

mendalam lagi, akan kita dapatkan beberapa ayat yang memberikan kita informasi

tentang beberapa golongan yang dapat dikategorikan sebagai pendidik dikarenakan

keistimewaannya dan keluasan ilmu yang mereka miliki, diantaranya:

a. Ulil Albab

Kaum ulil albab merupakan kaum cerdik sendikia, merekalah manusia

yang paling kompeten untuk menjadi pengingat dan pemberi pelajaran

(pendidik) bagi manusia, karena di dalam diri mereka terdapat tauladan

dan panutan yang dapat ditiru.

b. Ulin Nuha

Term Ulin Nuha menunjukkan pengertian cendikianwan, yakni orang

yang berakal sehat dan berpikiran tajam, pada merekalah kita seharusnya

berlomba-lomba menimba ilmu Allah, karena merekalah yang paling

mampu meletakkan sesuatu pada tempatanya dan memberikan kepada

orang lain masing-masing haknya.

c. Ahlu Dzikri

Ahlu Dzikri adalah orang yang ahli dalam peringatan atau orang yang

lebih tahu dan orang yang lebih kuat ingatannya. Kita boleh bertanya dan

menuntut ilmu kemana saja, walaupun mereka ahlu kitab, asal mereka

ahlu dzikri, yang ada pengetahuan yang akan diambil daripadanya.

Meskipun dalam hal akidah kita berbeda jauh dari mereka, namun dalam

pengetahuan umum tidaklah ada perbedaan.

Page 29: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

17

d. Ulama

Ada beberapa kata ulama yang terdapat dalam al-Quran. Ulama

merupakan ahli ilmu dan ahli penerangan agama. Mereka merasa

berkewajiban menyampaikan yang hak walaupun terasa pahit. Allahlah

satu-satunya tempat bagi mereka untuk berlindung dan bertanggung

jawab. Kepada golongan seperti inilah kita dianjurkan untuk bertanya dan

menuntut ilmu.7

Dengan demikian, kata guru atau pendidik secara fungsional menunjukkan

kepada sesorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan,

keterampilan, pendidikan, bimbingan, pengalaman dan sebagainya. Karena guru

bukanlah seseorang yang sekedar berdiri didepan kelas dan menyampaikan materi

atau pelajaran, namun seorang guru juga adalah anggota masyarakat yang harus ikut

aktif dan berjiwa bebas kreatif dalam memperhatikan perkembangan anak didiknya

dan membentuk karakter mereka.

Istilah professional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan

sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti dokter, guru

atau pendidik, hakim dan yang lainnya.8

Menurut Nana Sudjana sebagaimana di kutip oleh Uzer Usman menyatakan

bahwa, kata profesisonal berasal dari kata sifat yang berarti mata pencaharian dan

juga sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian. Dengan kata

lain pekerjaan yang besifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan

oleh mereka yang khusus dipersiapkan dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh

mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.9

7Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.216-

217 8 Kamal Muhammad Isa, Managemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahi Aneska,1994),

h.63 9Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda, 2011), Cet ke- 25, h. 14.

Page 30: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

18

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah Profesionalisasi

ditemukan sebagai berikut:

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1)

bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk

melakukannya dan (3) mengharuskan melakukan perbayaran untuk meelakukannya.

Profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan organisasi agar menjadi

professional.10

Jadi, secara umum seorang professional adalah sesorang yang

mempunyai keahlian khusus yang bekerja sesuai dengan kemampuan dan kompetensi

yang dimilikinya.

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Guru Profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk

melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi

pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional baik yang bersifat pribadi, sosial,

maupun akademis. Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia

mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksiamal.

Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta

memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

Menurut Surya, Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan

pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baikdalam materi ataupun

metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan

seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan

melaksanakna tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,orang tua,

10

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), Cet. Ke ke-4. hlm. 897

Page 31: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

19

masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung

jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual.

Guru Profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu, dirinya

yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar.11

Teliti dalam bekerja merupakan salah satu ciri profesionalitas. Demikian juga

al-Qur’an menuntut kita agar bekerja dengan penuh kesungguhan, apik, dan bukan

asal jadi. Dalam Q.S. al An’am [6]:135 dinyatakan:

Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,

Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah

(diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya

orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.” (Q.S. al

An’am [6]:135)12

Ayat itu menunjukkan pula pentingnya seorang guru menguasai pengetahuan

yang mendalam terkait bidang studinya masing-masing, bahkan pengetahuan lainnya

yang berkorelasi dengan bidang studinya, agar mereka bisa menjawab pertanyaan dan

memberikan pengetahuan yang luas bagi siswanya.13

Jadi, seorang pendidik harus memiliki sifat kepribadian yang positif.

Bagaimanapun alasannya seorang pendidik harus memiliki sifat kelebihan dari anak

didiknya, karena dia bertugas mendidik dan mengajar anak-anak didik, serta

mengantarkannya menuju keberhasilan tujuan dan cita-citakan yakni memiliki

11

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Terpadu (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2007),h.1 12

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta, Syamil Quran,2009), hal.128 13

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori

dan Praktek, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011), h.1

Page 32: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

20

kepribadian yang takwa kepada Allah SWT. Seorang guru disamping keberadaannya

sebagai figure contoh (figure centered) di hadapan anak didiknya, dia juga harus

mampu mewarnai dan mengubah kondisi anak didik dari kondisi yang negative

menjadi kondisi yang positif dari keadaan yang kurang menjadi lebih. Guru atau

pendidik bagi anak didiknya bagaikan orang tua terhadap anak-anaknya.

Sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Abu Hurairah:

سنت ان ب نكى ب ب أ كىند اإ أعه

“Sesungguhnya aku terhadap kamu menduduki sebagai orang tua aku

mengajarkan kamu.” (HR. Abu Daud dan An Nasa‟i )14

Dengan demikian, guru yang professional itu harus memiliki berbagai

kelebihan, baik terkait dengan kepribadiannya, akhlak, spiritual, pengetahuan, dan

keterampilannya. Guru bukan saja seorang yang hanya mentransfer pelajaran kepada

peserta didik. Akan tetapi, lebih dari itu guru bertanggung jawab dalam pembentukan

karakter peserta didiknya, sehingga menjadi generasi yang cerdas, saleh, dan terapil

menjalani kehidupan.Oleh karena itu, sebelum guru membantu dan mengembangkan

pembentukan karakter peserta didiknya, terlebih dahulu guru harus memiliki karakter

baik lebih dulu.

2. Syarat Guru Profesional

Syarat guru profesional memang merupakan suatu hal yang harus dimiliki

oleh setiap guru. Menjadi guru profesional adalah menjadi impian semua guru di

tanah air, untuk menjadi guru profesional tidaklah sulit, karena profesionalitas

seorang guru datang dari guru itu sendiri.

Mengingat tugas guru yang demikian kompleknya, maka profesi ini

memerlukan persyaratan khusus. Persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut,

14

An-Nasa’i, al-Mujtaba, kitab al-Iftitah, Bab at Thaharah, (Beirut: Dar al-Fikri, 1995),

h.176

Page 33: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

21

Pertama, menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep atau teori ilmu dan

pengetahuan yang mendalam. Kedua, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang

tertentu sesuai dengan bidang profesinya. Ketiga, menuntut tingkat pendidikan

keguruan yang memadai. Keempat, adanya kepekaan terhadap dampak

kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan. Kelima, memungkinkan

perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya. Lebih jelas, ada beberapa

syarat menjadi seorang guru profesional, antara lain:

1. Komitmen tinggi, artinya seorang guru profesional harus mempunyai

komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukan.

2. Tanggung jawab, artinya seorang guru profesional harus bertanggung jawab

penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri.

3. Berpikir Sistematis, artinya seorang profesional harus berpikir sistematis

tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

4. Penguasaan Materi, artinya seorang guru profesional harus menguasai secara

mendalam bahan atau materi yang sedang dilakukannya.

5. Menjadi bagian masyarakat profesional, artinya seyogyanya seorang

profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan

profesinya.15

Berdasarkan keterangan diatas, seorang guru professional haruslah memiliki

keahlian-keahlian dan keterampilan khusus seperti mempunyai komitmen yang

tinggi, tanggung jawab yang utuh, berpikir sistematis, menguasai materi dan aktif

dalam kegiatan kemasyarakatan.

B. Kompetensi Guru Profesional

Guru merupakan figur sentral dalam proses pendidikan yang berlangsung di

sekolah. Dalam upaya peningkatan mutu, profesionalisme guru salah satu determinan

15

Aris Shoimin, Excellent Teacher, (Semarang: Dahara Prize 2013), h.18

Page 34: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

22

yang dominan. Guru professional atau pendidik yang baik adalah guru yang

menyayangi muridnya, membantu mencarikan jalan keluar atas masalah yang

dihadapi oleh murid, murah senyum, memiliki kecerdasan intelektual dan emosional

yang tinggi, selalu mencoba untuk berbuat yang terbaik, dan mampu menyegarkan

suasana proses pembelajaran. Dari sudut pandang nilai budaya Indonesia (Sunda),

guru professional adalah seorang pendidik yang memiliki komara atau willpower atau

determinasi (strength of will, strength of mind, self control, dan self discipline) yang

sangat tinggi, sehingga dipatuhi (digugu) perkataannya dan diikuti (ditiru)

perilakunya.16

Rasulullah SAW telah mengisyaratkan dalam hadisnya tentang perlunya

pendidik yang professional dan bukan pendidik yang non-profesional atau pendidik

asal-asalan. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam al-Quran:

Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,

Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui, (Q.S.

Az-Zumar [39]: 39)

Guru adalah profesi, jabatan atau pekerjaan yang paling mungkin

menyumbangkan manusia-manusia terbaik yang dapat menjadi teladan, Keutamaan

profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah SWT menjadikanya sebagai

tugas yang diemban oleh Rasulullah saw sebagaimana sabdanya:

ابع ررض انب صب ع ب ع اع: كهكى ر قبل ىهس يهع اهللههلل ع

كهكى ، رعيت اعر رييبانيسئل ع ةاران تيب م اهع اعانرجم ر،

16

Dodi Nandika, Pendidikan di tengah Gelombang Perubahan, (Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia, 2007), h.62

Page 35: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

23

جز تي بهعتاعير سئلي ىكهك ا عر ىكهكف دنب رعيت )عهي يتفق(ع

Artinya: “Dari Ibnu Umar RA dari Rasulullah SAW, sabdanya: “ketahuilah

bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa

yang dipimpinnya, seorang Amir (penguasa) adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan

akan ditanya kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi stri dan

anaknya dan akan ditanya tentang keluarganya, camkanlah bahwa kalian semua

adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinya (HR. Muttafaqun

„Alaih).17

Tugas dan Peran guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama

dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampui

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat.

Melalui sentuhan guru disekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang

memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh

keyakinan dan percaya diri. Sekarang dan kedepan, sekolah (pendidikan) harus

mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara keilmuan

(akademis) maupun secara sikap mental.18

Kehadiran pendidik dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat

penting. Menurut Ramayulis, “Peranan pendidik belum dapat digantikan oleh

teknologi, seperti radio, televise, tape recorder, internet, computer maupun teknologi

yang paling modern. Banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, system nilai,

perasaan, motivasi, kebiasaan dan keteladanan yang diharapkan dari hasil proses

pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik.”19

17

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.48 18

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Terpadu (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2007),h.37 19

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam mulia, 2006), Cet.V, hal.58

Page 36: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

24

Begitu besarnya peran dan tanggungjawab untuk bagaimana mendidik,

mengarahkan dan membentuk pribadi generasi muda yang unggul, kreatif dan cerdas.

Tugas ini tidaklah ringan dan bukan main-main. Namun misi besar ini tidak akan

tewujud apabila seorang pendidik melupakan dua hal yang prinsip yang harus

dimiliki, yaitu; karakter yang kuat dan cerdas. Dua hal itu apabila sudah membumi

dalam diri pribadi pendidik maka akan terbentuk karakter yang akan membedakan

mana guru yang benar-benar profesional dan kurang profesional. Karakter

yang kuat akan tercermin dari komitmen dan konsistensinya dalam

mengemban amanahnya sebagai guru serta mampu menjadi teladan yang baik bagi

siswanya. Sedangkan karakter cerdas tercermin dalam 3 hal yaitu; intelektual,

emosional dan spiritual yang baik.

Guru yang profesional adalah guru yang berkarakter kuat dan cerdas. Guru

profesional mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Karakter kuat dan cerdas terdapat dalam

pribadi guru sejati yang mampu mendidik dengan hati. Siawa dididik tidak dengan

diberikan ikan tapi diberikan kail dan mengajari bagaimana menggunakanya dengan

benar sebagaimana mestinya.20

Dalam standar Nasional Pendidikan, sepuluh kompetensi tersebut

disempurnakan menjadi empat kompetensi, yaitu: (1) Kepribadian, (2) Profesional,

(3) Kependidikan, dan (4) Sosial. Penyempurnaan tersebut dilakukan karena dari

pengamatan praktek sehari-hari terkesan bahwa dalam mengajar, guru cenderung

mengutamakan mengajar secara mekanistis, dan agak melupakan tugas mendidik.21

Keempat standar kompetensi guru tersebut masih bersifat umum dan perlu

dikemas dengan menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang

beriman dan bertakwa, serta sebagai warga negara Indonesia yang demokratis dan

20 http://susanto2020.wordpress.com/jurnal-profesi-guru-2/tanggal 29 Agustus 2013 jam

12.15 21

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h.1

Page 37: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

25

bertanggung jawab. Di samping standar profesi diatas, guru perlu memiliki standar

mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikis.

1. Standar mental : seorang guru harus mempunyai mental yang sehat dan juga

harus memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.

2. Standar moral : sebagai seorang guru harus memiliki budi pekerti yang luhur

dan sikap moral yang tinggi.

3. Standar sosial : guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kemampuan

berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat dan lingkungannya dengan

baik.

4. Standar spiritual : guru harus bertakwa dan beriman kepada Sang Pencipta

dengan mengerjakan seluruh perintahnya dan menjahui semua larangannya.

5. Standar intelektual : guru juga harus mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagai seorang guru dengan baik dan professional.

6. Standar psikis : seorang guru harus sehat rohani, artinya seorang guru tidak

boleh mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan yang dapat menghalangi

dan menganggu pelaksanaan tugas profesionalnya.22

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat

apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan dan

teladan masyarakat sekelilingnya, masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap

dan perbuatan guru itu sendiri. Apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.

Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya,

memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru

22

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), hal.28

Page 38: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

26

berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta

anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarkat luas.23

Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu

pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai

(values) serta membangun karakter (Character building) peserta didik secara

berkelanjutan.

Menjadi guru bukanlah sebuah proses instan yang hanya dijalani dan

ditentukan melalui uji kompetensi. Menjadi guru adalah panggilan hati dimana

keikhlasan dan keberanian memilih menjadi inti dari sebuah pengabdiannya. Untuk

itu profesi guru adalah profesi yang mulia, profesi yang luhur yang patut kita berikan

penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya.24

Guru yang demikian itulah yang patut dihormati, dibina, dikembangkan dan

semakin diperbanyak. Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan dapat

bertindak sebagai tenaga pengajar yang professional, maka ia harus memiliki

kompetensi keguruan dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.

1. Pengertian Kompetensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kompetensi ditemukan sebagai

berikut: (1) kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu), (2)

kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak dan batiniah.25

Sedangkan Menurut Abdul Majid, Kompetensi adalah seperangkat tindakan

inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

23

Soetjipto. Profesi Keguruan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2007), h.42 24

Dodi Nandika, Pendidikan di tengah Gelombang Perubahan, (Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia, 2007), h.62 25

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), Cet. Ke ke-4. hlm. 584

Page 39: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

27

dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.26

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai

guru.

Guru adalah salah satu komponen yang memiliki peran dan fungsi yang amat

strategis. Karena demikian pentingnya, hingga diantara pakar pendidikan Nana

Syaodih Sukmadinata sebagaimana di kutip Abuddin Nata berpendapat: “andaikata

tidak ada kurikulum secara tertulis, tidak ada ruangan kelas dan prasarana belajar

mengajar lainya, namun masih ada guru, maka pendidikan masih tetap berjalan27

.

Dengan demikian, peranan guru dalam proses pendidikan /belajar mengajar

merupakan kunci utama yang tidak dapat digantikan oleh komponen yang lain.

Pada dasarnya guru harus mempunyai kompetensi, yaitu: kompetensi

kepribadian, kompetensi penguasaan bahan dan kompetensi dalam cara-cara

mengajar.

2. Kompetensi Kepribadian

Setiap guru memiliki kepribadian sendiri-sendiri. Dan tidak ada guru yang

sama, walaupun mereka sama-sama memiliki pribadi keguruan. Jadi pribadi keguruan

pun itu unik pula dan perlu dikembangkan secara terus menerus, agar guru terampil

dalam hal:

a. Mengenal dan mengakui harakat dan potendi dari setiap individu atau

murid yang diajarnya.

26

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011), hal.5 27

Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan

Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Cet ke-1, hlm. 343.

Page 40: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

28

b. Membina suatu suasana social yang meliputi interaksi belajar mengajar

sehinggga amat bersifat manunjang secara moral terhadap murid bagi

terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran serta

perbuatan murid dan guru.

c. Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab

dan saling percaya mempercayai antara guru dengan murid.

3. Kompetensi Atas Bahan Ajar

a. Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan dan apa apa yang harus

diajarkannya kedalam bentuk komponen komponen dan informasi yang

sebenarnya dalam bidang ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.

b. Menyusun komponen komponen atau informasi-informasi itu sedemikian

rupa baiknya sehingga akan memudahkan murid untuk mempelajari yang

akan diterimanya.

4. Kompetensi dalam Cara Mengajar

a. Merencanakan atau menyusun setiap program satuan pelajaran, demikian

pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan untuk satuan

waktu.

b. Mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan bagi murid

dalam proses belajar yang dipergunakannya.

c. Menggunakan dan mengembangkan semua metode-metode mengajar

sehingga terjadilah kombinasi dan variasi yang efektif.

Ketiga aspek kompetensi tersebut diatas harus berkembang secara selaras dan

tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Dengan demikian, hal itu dapat diharapkan

daripadanya untuk mengerahkan sedala kemampuan dalam mengajar secara

professional dan efektif.

Page 41: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

29

C. Hadis Sebagai Sumber Pendidikan

1. Pengertian Hadis

Secara bahasa kata Hadis berasal dari bahasa Arab; “al-Hadis”, jamaknya; al-

Ahadis, isimnya kata al-Tahdis.28

Menurut Abu al-Baqa’ Hadis adalah kata benda

(isim) dari kata al-Tahdis yang diartikan al-Ikhbar atau pemberitaan, kemudian

menjadi termin nama atau perkataan, perbuatan dan persetujuan yang disandarkan

pada Nabi Muhammad SAW.

Menurut Dr. H. Abdul Majid Khon M.Ag, hadis mempunyai beberapa

sinonim menurut para pakar ilmu hadis, yaitu: Sunnah, Khabar dan Atsar. Sedangkan

dari segi terminologi, banyak para ahli hadis (muhadditsin) memberikan definisi yang

berbeda redaksi tetapi maknanya sama, diantaranya adalah Mahmud Ath-Thahan

(guru besar Hadis di Fakultas Syari’ah dan Dirasah Islamiyah di Universitas Kuwait)

mendefinisikan:

تقريرا فعهب أ نب أ ق اء كب سهى س انبي صه اهلل عهي يب جبء ع

“sesuatu yang datang dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan dan

persetujuan.”

Menurut Ahli Ushul Hadis

ان حكى بب أق ب يتعهق ب ي تقبرير أفعبن ص و

“segala perkataan, segala perbuatan dan segala taqrir Nabi yang

bersangkutpaut dengan hukum”29

Sehubung dengan pengertian istilah yang telah dikemukakan oleh Ulama

Hadis diatas, maka secara lebih rinci dan mendetail, hal-hal termasuk kategori hadis,

menurut Dr. Muhammad Abdul Rauf ialah:

28

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), h.98 29

Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), h.5

Page 42: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

30

a. Sifat-sifat Nabi yang diriwayatkan oleh para sahabat

b. Perbuatan dan akhlak Nabi yang diriwayatkan oleh para sahabat

c. Perbuatan para sahabat di hadapan Nabi yang dibiarkan dan tidak dicegahnya,

yang disebut “taqrir”

d. Timbulnya berbagai pendapat sahabat di hadapan Nabi, lalu beliau

mengemukakan pendapatnya sendiri atau mengakui salah satu pendapat

sahabat itu.

e. Sabda Nabi yang keluar dari lisan beliau sendiri.

f. Firman Allah selain Al-Quran yang disampaikan oleh Nabi, yang dinamakan

Hadis Qudsy

g. Surat-surat yang dikirimkan Nabi, baik yang dikirim pada sahabat yang

bertugas di daerah, maupun yang dikirim kepada pihak-pihak di luar islam.30

Definisi ini hanya menegaskan sunnah adalah syari’at Allah yang

dipraktikkan Nabi sesuai dengan Al-Qur’an, baik berupa ibadah, muamalah ataupun

politik. Fokus definisi diatas hanya praktik Nabi dalam pengamalan Al-Quran dan

tidak boleh bertentangan antara keduanya, termasuk kitab Bukhari Muslim menurut

mereka bertentangan dengan Al-Quran dan bertentangan dengan praktik Nabi yang

melarang menulis meriwayatkan Sunnah. Definisi inilah yang dipahami mayoritas

pengingkar sunnah Mesir yang hanya memandang sunnah sebagai praktik Nabi dalam

pengamalan al-Quran pada masanya secara mutawatir tidak memasukkan kedalamnya

segala perkataan dan persetujuan beliau sebagaimana yang ditulis dan dikodifikasikan

para ulama.

Ulama Hadis berpendapat bahwa Sunnah adalah segala sesuatu yang datang

dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, pengakuan, sifat baik fisik atau

30

M. Syuhudi Isma’il, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung: Angkasa, 1987), h.2-3

Page 43: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

31

sifat perangai (akhlak), dan atau sejarah, baik sebelum diangkat menjadi Rasul seperti

bersembunyi ibadah dalam Goa Hira’ atau sesudahnya.31

Dengan demikian, terdapat banyak pengertian hadis dari beberapa ulama,

khususnya para ulama ushul hadis. Hadis mempunyai kedudukan yang sangat penting

dalam islam yang merupakan sumber utama hukum-hukum Islam setelah al-Qur’an.

2. Kedudukan Hadis (Sunnah) Nabi Muhammad SAW dalam Islam

Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada Rasulullah SAW seperti

yang diberitakan Al-Qur’an kepada kita:

“Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya telah menaati Allah”

(QS: An-Nisa‟ [4]: 80)

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya

bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

Amat keras hukumannya”(Q.S. Al-Hasyr [59]:7).32

Nash-nash yang serupa dengan ayat ini sangatlah banyak, terbesar di beberapa

tempat di dalam al-Qur’an. Intinya memberi kedudukan yang bagus kepada

Rasulullah SAW, sehingga pengarahan-pengarahan beliau memiliki nilai yang sangat

tinggi. Sunnah atau hadis beliau juga mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, yang

31

MIMBAR Jurnal Agama da Budaya, (Jakarta: UIN Syarif SyarifHidayatullah, 2005), h.35 32

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta, Syamil Quran,2009), hal.77

Page 44: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

32

mengharuskan ketaatan kepada beliau dan membenarkan pengarahan-pengarahannya

yang setaraf dengan Al-Qur’an.

Dari sinilah orang-ornag muslim tahu kedudukan Sunnah Rasulullah ini, yang

kemudian menyusupakan rasa cinta, pengagungan, ketaatan, pembenaran dan

kepatuhan ke dalam lubuk hati mereka. Dari titik tolak inilah mereka berusaha

semaksimal mungkin untuk menjaga dan melindungi sunnah dari penyimpangan.

Untuk itu mereka mendokumentasikannya kedalam berbagai kitab agar nash-nashnya

tetap terjaga. Mereka menyusun rijal-nya dan menjelaskan keadaan mereka secarra

mendetail entah dari sisi „adalah (kelurusan) maupun Jarh (kecacatannya). System

dokumentasi seperti ini tidak pernah didapati di bangsa manapun di dunia ini.33

Dengan demikian, Hadis atau Sunnah sangatlah mempunyai peran penting dalam

Islam sebagai sumber utama hukum Islam setelah Al-Qur’an,karena dengan kedua

sumber utama itulah umat islam dapat menjalankan tugas sebagai hamba Allah SWT

menuju jalan yang benar.

3. Hadis Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan

Sunnah merupakan sumber kedua setelah al-Qur’an bagi fikih dan hukum

Islam. Sunnah juga merupakan sumber dakwah, petunjuk dan juga sumber ilmu

pengetahuan keagamaan, kemanusiaan dan sosial bagi seorang muslim. Seperti Al-

Qur’an, sunnah juga mengandung beberapa hakikat yang berkaitan dengan berbagai

masalah kehidupan di dunia.

Sunnah juga menegaskan mengenai berbagai persoalan yang berkaitan dengan

masa depan. Mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada saat menjelang hari

kiamat. Demikian pula mengenai pertolongan Rasulullah SAW, perhitunagan amal

33

Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly, Membela Sunnah Nabawy, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,

1995), h.2

Page 45: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

33

perbuatan, dan penimbangan amal, tentang surga dan neraka. Semua ini terdapat di

dalam Al-Qur’an dan dijelaskan secara mendetail dalam Sunnah.34

Sunnah Nabawy atau Hadis juga merupakan sumber rujukan yang tak akan

pernah habis dan simpana yang tak kan menyusut sesudah Al-Qur’an, agar seorang

muslim atau para da’i bisa meminta bantuan kepadanya bila sedang berceramah dan

memberikan pelajaran dan pendidikan. Didalam sunnah terdapat bimbingan yang

bersinar, hujjah yang bisa dibantah, hokum yang luas, ucapan-ucapan yang terpadu,

pelajaran yang berpengaruh, contoh-contoh yang memberi teladan, kisah-kisah yang

bertendensi, berbagai perintah dan larangan, janji dan ancaman, tarhib dan targhib,

semua ini bisa melunakkan hati yang keras, menggerakkan keinginan yang mandeg,

memperingatkan akal yang lalai, ia sejalan dengan garis Al-Qur’an dalam menyeru

segala unsur dalam diri manusia, yang meliputi akal dan hatinya. Ia membentuk

kepribadian manusia muslim yang saling melengkapi, agar memiliki akal yang cerdas

dan hati yang bersih serta tubuh yang kuat.35

Hadis atau Sunnah berfungsi sebagai penjelas atau tambahan terhadap Al-

Qur’an. Tentunya pihak penjelas diberikan peringkat kedua setelah pihak yang

dijelaskan. Teks Al-Qur’an sebagai pokok asal, dengan sunnah sebagai penjelas

(tafsir) yang dibangun karenanya, dengan demikian segala yang diurai dalam hadis

berasal dari Al-Qur’an

Ilmu pengetahuan yang senantiasa dijunjung tinggi dan diserukan oleh umat

Islam adalah ilmu pengetahuan yang dalam pengertiannya yang kompleks dan

komprehensif yang mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan dan

tidak hanya terbatas pada ilmu syariat atau ilmu agama seperti yang selama ini

diketahui oleh kebanyakan orang muslim.

34

Dr. Yusuf Al Qardlawi, Fikih Peradaban, Sunnah sebagai Pearadigma Ilmu Pengetahuan,

(Surabaya: Dunia Ilmu, 1997), hal.103

35

Dr. Yusuf Qardhawi, Bagaimana Bersikap Terhadap Sunnah, (Jakarta: Pustaka Mantiq,)

hal.83

Page 46: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

34

Al-Qur’an maupun Hadis mengajarkan kepada umat Islam untuk senantiasa

mengamati berbagai fenomena yang terkait dengan kehidupan manusia dan alam

sekitarnya. Dalam Islam terdapat berbagai sumber ilmu pengetahuan, ada yang

termaktub dalam kitabullah dan sunnatullah. Bahkan dalam al-Qur’an maupun Hadis

sendiri sebagai sumber ilmu pengetahuan banyak memuat berbagai peristiwa jagat

alam raya sebagai sumber ilmu pengetahuan, mengarahkan hati, akal dan penglihatan

pada permulaan penciptaan makhluk Allah.36

Dalam hal ini, umat Islam diperintahkan untuk senantiasa meneliti dan

mempelajari segala sesuatu yang ada didalam Hadis maupun al-Qur’an kemudian

mengambilnya sebagai sumber ilmu pengetahuan. Jadi, melalui pembelajaran ini kita

sebagai umat islam diharapkan memperoleh banyak hikmah dan berbagai macam

ilmu pengetahuan sehingga kita terhindar dari perilaku tidak terpuji dan

menyebabkan jatuh ke jurang kehancurkan.

4. Hadis Sebagai Dasar atau Sarana Pendidikan.

Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber hukum islam dan pengetahuan yang

lengkap, mencakup keseluruhan hidup manusia, baik dunia maupun akhirat.

Keduanya menjadi petunjuk yang tak pernah using bagi manusia dalam

membentangkan sayap dan derap langkah kehidupan di segala zaman. Melalui

petunjuk itu manusia dapat memenuhi janjinya kepada Tuhan, karena al-Qur’an dan

Hadis merupakan pusat kehidupan islam yang mempersatukan seluruh aktivitas

kehidupan bangsa-bangsa di dunia ke dalam ikatan asas tunggal yang sama, yaitu

kemanusiaan. Dari asas inilah mestinya kegiatan pendidikan itu dibangun dan

digerakkan.37

36

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.136 37

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.60

Page 47: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

35

Hadis sebagai salah satu sumber pendidikan islam yang sebagaimana pula

sumber hukum islam yang berada di tengah-tengah antara Al-Qur’an dan Ijtihad.38

Sunnah atau Hadis memberikan keteladanan secara baik dan universal dalam

pendidikan. Ia juga merupakan sumber berbagai aspek kehidupan manusia yang

relevan dalam segala zaman dan tempat. Sunnah kaya dengan konsep-konsep ilmu

pengetahuan dan pendidikan yang msih belum diungkap oleh umumnya umat islam.

Penyelenggaraan pendidikan islam lebih banyak didasarkan pada produk ijtihad-iyah

ketimbang mengikuti pemahaman teks sunnah. Namun interpretasinya tetap mengacu

kepada makna hadis atau nilai-nilainya yang modernis tidak berarti meninggalkannya

sama sekali. Hal ini sangat diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga

sunnah tetap eksis dan fungsional di tengah-tengah masyarakat Islam.

Buku-buku pendidikan Islam yang beredar di tengah-tengah masyarakat

belum banyak mengacu pada sunnah sekalipun umat islam mengkalim bahwa sunnah

adalah sumber pendidikan. Hal ini kemungkinan karena minimnya kajian-kajian buku

sumber utama atau karena persepsi sebagian mereka yang kurang tepat, bahwa

sunnah hanya sumber ibadah atau tradisi orang arab yang konvensional.39

Islam merupakan agama yang membawa misi agar umatnya

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ajaran Al-Qur’an sarat dengan nilai-

nilai pengetahuan yang menuntut pengikutnya untuk mengetahui berbagai fenomena

alam yang harus dipikirkan. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa

al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber pengetahuan dan sekaligus sebagai pedoman

bagi kehidupan islam. Karena itu, masyarakat muslim telah menjadikan kedua

pusakan tersebut sebagai dasar bagi bangunan lembaga-lembaga pendidikan islam,

sejak hampir 15 abad yang silam. Ini berarti pula bahwa perkembangan pendidikan

islam dari zaman ke zaman tidak melepaskan dirinya dari keterkaitannya dengan

nilai-nilai dan orientasi dasar keislaman.

38

Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.19 39

Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), h.23

Page 48: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

36

Islam adalah agama yang senantiasa menyuruh manusia agar selalu berpikir

dan belajar untuk mencapai dan mempertinggi derajat kemanusiaan. Aktualisasi

ajaran agama islam ini sangat penting sehingga ia mampu memberikan jawaban

terhadap permasalahan dan tantangan umat di semua zaman. Upaya-upaya penggalian

dan penafsiran kembali diatas berbagai pemikiran klasik mengenai ajaran Islam yang

berlandaskan pada al-Qur’an dan Hadis perlu terus dikembangkan, sehingga ia dapat

mengisi seluruh kegiatan dan perencanaan pendidikan, termasuk mengenai tujuan, isi,

kurikulum, dan metode-metode pengajaran di sekolah-sekolah.40

Dalam pendidikan Islam, hadis merupakan salah satu sumber utama yang

menjadi landasan dalam pendidikan setelah Al-Qur’an. Dalam dunia pendidikan,

Sunnah atau Hadis memiliki dua manfaat pokok, yaitu: pertama, sunnah atau hadis

mampu menjelaskan kesempurnaan pensisikan islam sesuai dengan konsep Al-

Qur’an, serta lebih merinci penjelasan al-Qur’an. Kedua, sunnah atau hadis dapat

menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.

40

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.63-

64

Page 49: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

metode penelitian Library Research dan tergolong pada penelitian kualitatif yang

menggunakan pendekatan real metafisik. Penelitian ini ditujukan terhadap hadis-hadis

Rasulullah SAW yang berkaitan dengan kompetensi guru atau pendidik professional

dan peranannya dalan dunia pendidikan.

Maka penelitian ini akan menggunakan kajian tematis, yang mana kajian ini

lazim digunakan dalam penelitian karena penelitian ini mengungkap pandangan

Hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan kompetensi guru profesional.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan dilakukan pada penyusunan skripsi ini adalah

hadis-hadis Rasulullah SAW yang berkaitan dengan kompetensi guru atau pendidik

profesional dan peranan dalam dunia pendidikan dalam kitab-kitab hadis khususnya

kutub al-sittah.

Selanjutnya kesemua data tersebut dipilih bukan atas pertimbangan proporsi

yang representatif, melainkan dengan pertimbangan bahwa data-data tersebut menjadi

pilihan, terlebih karena dapat menyumbang dalam pengembangan teori.

C. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian yang berjenjang yang

mana penelitiannya akan dilakukan berkali-kali, karena penelitian ini tidak cukup

hanya satu kali penelitian. Sehingga peneliti akan membaginya dalam beberapa

prases atau tahapan, yaitu:

Page 50: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

38

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, penulis melakukan observasi atau pengamatan dengan

mengumpulan data-data atau hadis-hadis yang berkaitan dengan kompetensi guru

professional. Pada pengumpulan data ini penulis pmemperoleh hadis-hadis dari kata

kunci (Keyword) Mu’allim, Muaddib, Murabbi, ataupun ‘Allama-yu’allimu Ta’liman,

sesudah itu kita bias memilah-milah hadis yang terkumpul yang dipandang perlu dan

sesuai. Karena selain kita akan berjumpa dengan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh

berbagai Imam, kita juga akan banyak menemukan hadis-hadis dengan matan atau isi

hadis yang sama tetapi dengan sanad yang berbeda. Jadi yang perlu kita lakukan

adalah menganalisis hadis-hadis tersebut .dari anlisis inilah akan dapat membangun

perspektif hadis yang berkaitang dengan Guru Profesional.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data, yaitu penyeleksian hadis. Yang mana pada tahapan ini kita

akan memilih hadis-hadis yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dan setelah

hadis-hadis yang secara eksplisit dan implisit yang berbicara tentang kompetensi atau

karakterisitk guru professional telah terhimpun, penulis menyeleksi bebrapa hadis

yang berkaitan dengan guru professional yang kemudian hadis tersebut

diterjemahkan. Dalam hal ini, penulis juga menelusuri hadis-hadis dengan

menggunakan kamus hadis Al-Mu’jam al-Mufahras Li alfaz al-Hadis an-Nabawiy ke

berbagai kitab induk hadis, dan kitab yang dijadikan rujukan adalah kitab kitab-kitab

Hadis (kutub al-sittah), karena selain kita akan menemukan hadis-hadis yang sama

secara matannya, kita juga akan menemukan hadis-hadis yang mempunyai matan

sama namun berbada dalam periwayatannya.

Page 51: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

39

3. Analisa

Maksud utama analisis data adalah untuk membuat data itu dapat dimengerti,

sehingga penemuan yang dihasilkan bisa dikomunikasikan kepada orang lain.

Pelaksanaan analisis data dilakukan pada saat pelaku riset masih di lapangan, dan

setelah data terkumpul.1

Dalam Proses ini kita akan Mengulas isi hadis melalui sudut pandang hadis

dengan realita kehidupan masa kini dan mengaitkannya dengan pendidikan.

Yang menjadi fokus utama dalam penelitian skripsi ini adalah pembentukan

teori dalam kajian ini, sedapat mungkin penulis akan mendasarkan kepada data yang

ditemukan dan dikonstruksi dari hadis-hadis tersebut. Teori-teori akan dirangkai

sesuai dengan paradigma hadis itu sendiri. Oleh karena itu dalam kajian ini peneliti

dituntut untuk benar-benar paham dengan asal muasal lahirnya hadis tersebut

(asbabul wurud), sehingga akan tercipta sebuah teori yang sesuai dengan hadis

Rasulullah SAW mengenai Guru Profesional.

Semua hadis yang telah ditemukan, nantinya akan dijadikan data utama dalam

penelitian ini, yang selanjutnya dianalisis melalui dua tahapan utama, yaitu: penulis

akan menganalisis hadis-hadis tersebut dengan menggunakan wacana pendidikan

modern sebagai komparasi dan penajaman pembahasan. Pada tahap kedua, akan

dilacak sebab-sebab hadis itu turunkan yang kemudian akan dipadukan dan diperkuat

dengan komentar para ulama’ (syarah) dengan tetap berpegang pada meanstream

kajian ini.

Jadi, pertama, penelitian ini bertujuan untuk menemukan teori berdasarkan

data yang ditemukan. Kedua, berusaha untuk menemukan kontruksi dalam kategori

1 Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Bandung : Pustaka Cendikia

Utama, 2010), hal.146

Page 52: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

40

lewat analisis dan proses abstraksi. Ketiga, merekonstruksi penafsiran dan

pemahaman terhadap hadis yang dijadikan objek penelitian. Keempat, memadukan

data-data tersebut dengan kajian pendidikan yang lain.

Page 53: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

41

BAB IV

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF HADIS

A. Beberapa Kompetensi Guru Profesional

Faktor guru sebagai tenaga pendidik sangat dominan dalam menentukan

keberhasilan pendidikan, guru memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai pendidik,

pengajardan pembimbing siswa di sekolah. Terlepas dari fungsi guru yang telah

dikemukakan di atas, faktor terpenting dari seorang guru adalah sikap, sifat,

kompetensi dan kepribadiannya.

Sebagai suri tauladan, pendidik (guru) harus memiliki kepribadian yang dapat

dijadikan figur dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur sentral yang selalu

diperhatikan oleh siswa. Sedikit saja pendidik berbuat kurang baik, akan mengurangi

kewibawaannya dan kharisma pun secara perlahan lebur dari jati diri. Maka jelaslah

bahwa profesionalitas seorang guru sangatlah besar peranannya dan turut menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar.

Kompetensi seorang guru merupakan modal dasar yang bersangkutan dalam

menjalankan tugas tugas keguruannya secara professional. Kegiatan pndidikan pada

dasarnya merupakan pengkhususan komunikasi personal antara guru dan peserta

didik.1

Untuk memahami betapa beratnya profesi guru dan betapa pentingnya

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru professional, maka guru harus

memiliki keahlian ganda berupa keahlian dalam bidang pendidikan dan keahlian

dalam bidang studi yang diajarkannya. Berbeda dengan profesi yang lain, yang hanya

menuntut satu keahlian di bidangnya. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru professional menurut Richard D. Kellough, diantaranya:

1. Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang

diajarkannya.

1 Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kasinius, 1994), hal.54

Page 54: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

42

2. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal

professional, melakukan dialog dengan sesama guru, mengembangkan

kemahiran metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.

3. Guru memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar,

harapan-harapan dan prosedur yang terjadi di kelas.

4. Guru adalah perantara pendidikan yang tidak perlu tahu segala-galanya, tetapi

paling tidak guru harus tahu bagaimana dan dimana dapat memperoleh

pengetahuan.

5. Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan di depan siswa.

6. Guru terbuka untuk berubah, berani mengambil resiko dan siap bertanggung

jawab.

7. Guru tidak berprasangka gender, tidak pilih kasih, membedakan jenis

kelamin, etnis, agama, penderita cacat dan status sosial.

8. Guru mengorganisasi kelas dan merencanakan pelajaran dengan cermat.

9. Guru merupakan komunikator-komunikator yang efektif.

10. Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambil keputusan.

11. Guru harus secara konstan meningkatkan kemampuan.

12. Guru secara nyata menaruh perhatian pada siswa.

13. Guru harus optimis terhadap kondisi belajar siswa dan menyiapkan situasi

yang positif dan konstruktif.

14. Guru harus memperlihatkan percaya diri pada setiap kemampuan siswa untuk

belajar.

15. Guru harus terampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa.

16. Guru harus memperlihatkan perhatian terus menerus dalam tanggung jawab

professional dalam setiap kesempatan.

17. Guru harus terampil bekerja dengan orang tua, sesama guru, administrator,

dan memelihara hubungan baik sesuai etika professional.

18. Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas dalam berbagai hal.

19. Guru sebaiknya mempunyai humor yang sehat.

20. Guru harus mampu mengenali siswa secara cepat yang memerlukan perhatian

khusus.

21. Guru harus berusaha melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan

bagaiman materi pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

22. Guru hendaknya dapat dipercaya dan jujur dalam membuat perjanjian dan

kesepakatan.2

Dari kompetensi-kompetensi di atas maka penulis akan menjabarkan sebagian

kompetensi saja, di antaranya:

2 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.

57

Page 55: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

43

1. Guru harus terampil dan adil.

2. Guru memperlihatkan perhatian terus-menerus dalam tanggung jawab

professional dalam setiap kesempatan (peduli siswa).

3. Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang

diajarkannya (akademis).

4. Guru tidak berprasangka gender, membedakan etnis, agama, penderita cacat,

dan status sosial (demokratis).

1. Bersikap Adil

a. Matan Hadis

حدثىا عبد اهلل به يىسف أخبروا مالك عه ابه شهاب عه حميد به عبد الرحمه ومحمد

عاى عبشير أوهما حدثايالىعمان به تأ أ ششت ت ا اهلليص اهلل هص سىإ تذأ ا

ات ديح إ هاقف يص يع يا غز عجاسف اها قى اهق يث ديح كذى ومأ اهقا فا

)رفق عي(3

b. Terjemahan

Artinya : Dari Nu‟man bin Basyir r.a. bahwa ayahnya datang membawanya

kepada rasulullah SAW dan berkata: “Sesungguhnya saya telah memberikan seorang

budak (pembantu) kepada anakku ini:. Maka Rasulullah SAW bertanya: :Apakah

semua anakmu kamu beri budak seperti ini?” Ayah menjawabL :Tidak”. Rasulullah

3 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab al-Hibah, Bab al-

Isyhad Fi al-Hibah, (Beirut, Maktabah Ashriyah), hal.212

Page 56: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

44

SAW lantas bersabda: “Tariklah kembali pemberianmu itu.” (HR. Muttafaqun

„Alayh)

c. Penjelasan (Syarah Hadis)

Dalam hadis ini, dijelaskan bahwa Basyir (ayah Nu‟man) datang menemui

Rasulullah dan berkonsultasi kepada beliau tentang pemberian hadiah yang ia berkan

kepada anaknya (Nu‟man) berupa seorang pembantu yang ia berikan kepada ankanya

untuk membentunya. Basyir bertanya kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, aku telah

memberikan seorang pembantu kepada anakku, kemudian Rasul bertanya: apakah

semua anakmu kau berikan hal yang sama?” ia menjawab : tidak, maka Rasulullah

bersabda: Ambil kembali hadiah tersebut”. Kemudian Basyir kembali dan mengambil

kembali hadiah yang diberika kepada Nu‟man.

Hadis di atas menekankan kepada semua orang tua agar senantiasa bersikap

adil kepada semua anak-anaknya. Karena orang tua dan guru mempunyai tugas yang

sama, yaitu mendidik dan membimbing anak dan anak didiknya. Karena guru juga

bisa disebut sebagai orang tua ketika berada di sekolah. Sebagaimana sabda Nabi

SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Abu Hurairah:

زىح اى ت ا ىن ا أ اإ ن ىذ أعي

“Sesungguhnya aku terhadap kamu menduduki sebagai orang tua aku

mengajarkan kamu.(HR. Abu Daud dan An Nasai)”4

Jadi antara orang tua dan guru mempunyai tugas yang sama dalam mendidik

anak-anaknya dan harus berlaku adil dalam setiap hal. Hal tersebut sebagaimana yang

digambarkan dalam hadis di atas, karena dikhawatirkan akan terjadi keributan dan

kecemburuan diantara mereka.

Secara etimologis, walad berarti sesuatu yang dilahirkan, kata tersebut

merupakan perubahan bentuk dari susunan kata kerja yaitu walada yalidu wiladatan,

4 An-Nasa‟i, al-Mujtaba, kitab al-Iftitah, Bab at Thaharah, (Beirut: Dar al-Fikri, 1995), h.188

Page 57: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

45

wiladan, wildan.5 Penggunaan kata tersebut kadang sebagai penggambaran anak

dalam bentuk fisik atau sosok anak kecil, terkadang sebagai seorang pemuda.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil diartikan: (1) tidak

berat sebelah/tidak memihak, (2) Berpihak kepada kebenaran, dan (3)

sepatutnya/tidak sewenang-wenang.6 Persamaan yang merupakan makna asal kata

“adil” itulah yang menjadikan pelakunya tidak berpihak, dan pada dasarnya pula

seorang yang adil berpihak kepada yang benar” karena baik yang benar maupun yang

salah sama-sama harus memperoleh haknya. Dengan demikian, ia melakukan sesuatu

yang patut lagi tidak sewenang-wenang.

Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, obyektif terhadap orang lain

dalam memberikan hokum, persamaan dan keseimbangan dalam memberikan hak

orang lain tanpa ada yang dilebihkan dan dikurangi.

Dari penjelasan hadis diatas dapat kita pahami, jika orang tua bermaksud

memberikan hadiah kepada salah satu anaknya, maka ia wajib memberikan hadiah

yang sama kepada anak-anaknya yang lain, ia tidak boleh memberikan hadiah kepada

anak tertentu saja, sebab berbuatan semacam itu sebuah kezaliman kepada anak-

anaknya yang lain. Sikap adil dan tidak pilih kasih orang tua harus diberlakukan

kepada seluruh anak-anaknya tanpa pandang bulu. Mereka tidak boleh bersikap pilih

kasih terhadap anak tertentu, baik kepada anak laki-laki maupun terhadap anak

perempuan, cantik ataupun tidak, cerdas ataupun tidak, orang tua harus mencurahkan

kasih sayang yang sama.

Jadi, sebagai orang tua dalam memberikan hibah atau pemberian kepada anak-

anaknya dituntut untuk memberikan hak yang sama, tapi tidak hal nya dengan

warisan. Dalam hal ini anak laki-laki mendapat bagian lebih banyak dibanding

5Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus Bahasa Arab, (Yogyakarta: 1995), h.1688

6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), Cet. Ke ke-4. hlm. 897

Page 58: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

46

perempuan. Sebab laki-laki mempunyai tanggungan yang lebih besar untuk

keluarganya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur‟an:

ث ثو حظ اىأ ىيزمش

“Untuk laki-laki semisal dua bagian orang perempuan” (QS. An-Nisa‟ [4] : 11)

Hadis ini menjelaskan pengajaran Nabi SAW terhadap seorang bapak agar

bertindak seadil-adilnya terhadap anak-anaknya. Seorang bapak di dalam rumah

tangganya sebagai pendidik terhadap keluarganya harus bersikap adil baik dalam

sikap, ucapan dan tindakan. Karena sikap adil ini mempunyai pengaruh yang sangat

besar dalam pembinaan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tindakan adil orang tua

atau seorang pendidik merupakan pendidikan terhadap anak-anaknya dan anak

didiknya.

Sama halnya dengan seorang Guru yang harus adil dalam bersikap dan

berbicara menunjukan kematangan jiwanya. Dia adil dalam sikap karena tidak

membedakan status sosial murid-muridnya, dia juga adil dalam berbicara karena dia

selalu memberikan kesempatan kepada murid-muridnya untuk menyampaikan isi

pikiran dan perasaan mereka. Tidak selalu mendominasi obrolan, sehingga yang

terjadi adalah komunikasi dua arah.7

Guru tidak boleh bersikap diskriminatif, karena kalau itu yang dilakukan,

berarti dia telah berlaku tidak adil. Ketidaksukaannya pada kelakuan pada seorang

murid tidak boleh menghalanginya menegakkan keadilan. Guru harus selalu objektif

memandang masalah, sehingga dia bisa bersikap adil dan bijaksana memutuskan

masalah

Seorang guru haruslah memiliki sikap dan karakter yang adil, baik dalam

penilaian, pelayanan, dan perhatiannya. Karena ia akan menghadapi berbagai jenis

manusia yang berbeda-beda, mulai dari usia, latar belakang ekonomi, tingkat

7Hamka Abdul Aziz, Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul Menjawab

Tantangan Masa Depan, (Jakarta: Mawardi, 2012), Cet. I, hlm. 111.

Page 59: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

47

kecerdasan, dan jenis kelamin yang berbeda, serta keadaan lain yang mengharuskan

guru bersikap demikian.

Namun, yang harus diingat, walaupun sikap adil harus harus dirasakan oleh

semua, bukan berarti adanya perlakuan yang sama rata dalam pemberian waktu luang

dan kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan. Karena tiap siswa

mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda, ada yang mudah menangkap pelajaran,

dan ada sebagian siswa yang harus diberikan palajaran dan perhatian ekstra uantuk

memahami pelajaran.

Agar tercipta rasa saling mencintai diantara peserta didik, hendaklah

diciptakan persamaan dan kesamaan derajat tanpa adanya diskriminasi dalam

kehidupan peserta didik. Sehingga tercipta iklim social emosional yang besahabat

antar sesame peserta didik dan dengan peserta didik lainnya di dalam kelas. Hal

tersebut memungkinkan siswa dapat belaajar dengan nyaman dan menyenangkan

serta mudah mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berlaku adil merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

Islam memerintahkan ummatnya untuk senantiasa berlaku adil. Firman Allah SAW:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang

yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan

janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk

Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan

bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.(QS. Al-Maidah [5] : 8)

Page 60: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

48

Namun, orang tua boleh memberikan pemberian lebih kepada sebagian

anaknya, jika anak yang dilebihkan tersebut mempunyai kebutuhan yang lebih besar

disbanding anak-anaknya yang lain. Sejalan dengan hal tersebut. Dalam pengertian

ini dapat dipahami bahwa bukan berarti sama rata, namun melihat kondisi serta

keperluan. Keadilan merupakan kata yang menunjukkan substansi ajaran islam.

Anak-anak perlu diajarkan dan diperlakukan adil. Jika ada perbedaan,

yakinkan mereka hal itu hanya berdasarkan kebutuhan yang berbeda, bukan berarti

orang tua atau pendidik tidak berlaku adil, karena sikap adil adalah sikap yang harus

diterapkan oleh semua manusia. Orang tua harus berlaku adil terhadap smua anak-

anaknya agar tidak timbul kecemburuan yang dapat mengganggu keharmonisan

keluarga. Begitu hal nya dengan pendidik, pendidik juga diperintahkan agar bersikap

adil dalam bergaul dengan anak-anak atau peserta didik. Tidak boleh bertindak

diskriminatif atau menbeda-bedakan anak berdasarkan latar belakang maupun status

mereka.

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan bersikap adil dan mewajibkannya

terhadap hamba. Adil yang diperintahkan Allah mencakup adil di dalam hak-Nya dan

adil di dalam hak hamba-hamba-Nya dan hendaklah seorang hamba memperlakukan

orang lain dengan penuh keadilan. Maka setiap penguasa harus menunaikan apa yang

menjaadi kewajibannya, yang berada dibawah kekuasaanya, baik itu dalam kekuasaan

kepemimpinan besar (khalifah), kekuasaan kehakiman, para menteri khalifah, dan

para wakil hakim. Demikian juga seorang pengajar, yang memiliki kekuasaan atas

siswanya, ia harus berlaku adil sesuai dengan ukurannya.

Dalam firman-Nya , dan janganlah

sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku

tidak adil. Maksudnya, jangan sampai kebencian kalian terhadap mereka membawa

Page 61: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

49

kalian kepada sikap tidak adil. Oleh karena itu, adil harus selalu melekat pada seorang

guru, karena disamping beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, ia juga akan

dihadapkan dengan banyak tugas dan pekerjaan rumah jika terdapat pekerjaan yang

memerlukan kerja yang secara kelompok atau mengutamakan sebagian mereka dari

sebagian yang lain dan yng sejenisnya. Sikap adil akan lebih ditekankan ketika

mengoreksi dan memberikan penilaian. Tidak ada tempat untuk mengasihi seorang

pun atau mengutamakannya atas yang yang lian, baik dengan alasan kerabat atau

kenalan atau perkara apapun lainnya. Jika itu sampai terjadi, maka ini termasuk

kezhaliman yang dia dan pelakunya tidak diridhai Allah Swt, bahkan diancam dengan

siksaan

Adanya pembedaan diantara siswa adalah jaminan terciptanya kegoncangan,

ketidakseimbangan, saling memusuhi dan benci, diantara siswa, dan jaminan yang

akan menciptakan adanya jurang yang luas antara guru dan anak didik lainnya yang

terzhalimi. Oleh karena itu, seorang guru/pengajar harus gigih mengusahakan dan

mewujudkan sikap adil diantara anak didiknya supaya rasa persaudaraan dan saling

cinta memasyarakat diantara mereka.8

Keadilan seorang guru terhadap anak didiknya akan selalu dituntut,

sebagaimana keadilan orang tua terhadap anak-anaknya. Seorang guru harus adil

terhadap anak didiknya dalam pelayanan pendidikan dan pembelajaran, dan tidak

boleh membeda-bedakan antara satu dan yang lainnya, semua harus dilayani dengan

sikap dan nilai yang sama, karena keadilan seorang guru di dalam kelas akan

menumbuhkan suasana yang kondusif yang akan menjadi pendidikan untuk mereka.

2. Peduli Siswa

a. Matan Hadis

8 Fua`an bin Abdul Aziz asy-Syalhub, Begini Seharusnya Menjadi Guru, (Jakarta: Darul Haq,

2010), Cet. II, hlm. 21.

Page 62: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

50

اىث د قاه ما ضع ات يص يع اهلليصع عظح ف اىأا ا تاى ى رخ

ا )سا اىثخاس( ح عي ح اىضا مشا9

b. Terjemahan

Artinya : “Dari Ibnu Mas‟ud bahwa Nabi Muhammad SAW selalu memilih

waktu yang tepat bagi kami untuk memberikan nasehat, karena beliau takut kami

akan merasa bosan”. (HR. Bukhari)

c. Penjelasan (Syarah Hadis)

ه atau خه berasal dari akar kata رخه dalam kamus Mahmud Yunus خ

kata ini berarti menjaga atau memberi.10

Sedangkan dalam kitab Fathul Baari kata

berarti nasehat atau عظح sedangkan ,(memperhatikan) رعذ artinya رخه

peringatan. Adapun kata اىضاح bararti bosan.

,menurut Al-Khattabi ,(selalu memilih waktu yang tepat bagi kita) ما رخه

kata Al-Khaa‟il (isi faa‟il dari Khaala) berarti orang yang memperhatikan atau

menjaga harta.11

Oleh karena itu maksud dari hadis ini adalah bahwa Rasulullah saw

selalu memperhatikan aspek waktu dalam memberikan nasehat kepada para sahabat,

beliau tidak memberikan nasehat setiap hari kepada mereka karena dikhawatirkan

para sahabat merasa bosan.

Diantara sifat-sifat profesional seorang guru adalah menyampaikan ilmu

kepada anak didiknya dan menyebarluaskan ilmu dengan baik dan sesuai dengan

keadaan dan kondisi para siswa melalui pengajaran, pembelajaran, menulis buku, dan

lain-lain, agar para peserta didik dapat menerima dan mencerna pelajaran yang

disampaikan oleh seorang guru dengan baik.

9 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab al-„Ilmu, (Beirut,

Maktabah Ashriyah), hal.66 10

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1972), hal.122 11

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Baari, Syarah Shahih Bukhori, (Jakarta: Pustaka Azzam,

2002), hal.307

Page 63: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

51

Ilmu hendaknya dikonsumsi oleh semua manusia secara luas, agar manfaatnya

lebih luas dan masyarakat mendapatkan pancaran sinar ilmu, karena kewajiban

seorang muslim adalah manunutut ilmu dan menyampaikannya kepada orang lain di

samping mengamalkannya untuk dirinya sendiri.

Sifat guru yang baik adalah terbuka, transparan dan pemurah tidak pelit dalam

penyampaian ilmu bagi siapa yang memerlukannya, serta harus bias memahami siswa

nya dalam setiap keadaan. Sehingga Guru diharapkan mampu bertindak sebagai

organisator pengajaran dan menjadi fasilitator belajar siswa yang dapat memahami

dan peduli terhadap situasi dan kondisi siswa (segala bantuannya mempermudah serta

memperkaya hasil belajar siswa). Tolak ukur dari usaha pembelajaran tersebut adalah

sejauh mana siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan (hasil) secara efektif dan

efisien.12

Dengan kata lain guru harus bertanggung jawab atas keberhasilan siswa,

dalam hal ini tetap diakui bahwa siswa mesti aktif dan bertanggung jawab dalam

proses serta hasil blajar yang dicapainya

Nabi Muhammad saw tampil sebagai guru, ia mengajarkan al-Qur‟an kepada

para pengikutnya dan sekaligus menjelaskan hal-hal yang penting dari ayat-ayat ala-

Qur‟an, serta membimbingnya agar hidup pada jalan yang benar sesuai dengan ajaran

Al-Qu‟ran dan Hadis. Disamping mengajar, Rasul juga sebagai promblem solver

terhadap masalah-masalah kemasyarakatan, sosial, dan keagamaan yang muncul di

tengah-tengah msayarakat sesuai petunjuk Allah melalui wahyu-Nya (al-Qur‟an) dan

al-Sunnah.

Konsep keberhasilan dalam belajar ada dua. Pertama, ketekunan belajar

dengan siapa saja walaupun dengan orang yang lebih muda dan tidak ada rasa gengsi

atau malu. Kedua, pemurah dalam pemberi pelajaran atau mengajar orang lain.

Guru merupakan pekerjaan yang bukan sembarang pekerjaan, melainkan

profesi yang pelakunya memerlukan berbagai kelebihan, baik terkait dengan

kepribadiaanya, akhlak, spiritual, pengetahuan, dan keterampilannya. Guru bukan

12

Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kasinius, 1994), hal.26

Page 64: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

52

saja seorang yang hanya mentransfer pelajaran kepada peserta didik. Akan tetapi,

lebih dari itu guru bertabggung jawab dalam pembentukan karakter peserta didiknya,

sehingga menjadi generasi yang cerdas, saleh, dan terapil menjalani kehidupan.

Guru yang professional mampu berperan sebagai fasilitator pengjaran

(sebagai narasumber yang siap mmberi konsultasi scara terarah bagi siswanya),

mampu mengorganisasi pengajaran secara efektif dan efisien (mampu merancang

serta melaksanakan langkah-langkah pengajaran atau memandu belajar siswa secara

produktif), mampu membangun motivasi belajar siswanya, mampu berperang dalam

layanan bimbingan, dan sebagai penilai hasil belajar siswa.13

Praktek mengajar pada zaman Rasulullah adalah untuk mempersiapkan kader-

kader pendidik yang lebih dari sekedar mengajar, memahami, dan mengamalkan, tapi

juga harus mampu menyampaikan (tabligh).

Dari hadis diatas, jelaslah bahwa seorang guru harus dapat memahami

keadaan para siswanya, dan dari penjelasan hadis diatas, dapat kita simpulkan:

1. Anjuran untuk tidak melakukan perbuatan shalih secara terus menerus karena

dikhawatirkan akan menyebabkan rasa bosan. Meskipun ketekunan atau

kontinuitas sangat diharapkan dalam pekerjaan, apalagi dalam proses belajar

mengajar. Akan tetapi hal itu dapat dilakukan dengan beberapa cara,

diantaranya: dapat dilaksanakan setiap hari dengan syarat tidak membebani,

atau dilakukan dua hari sekali sehinggan dapat melakukan perbuatan tersebut

pada hari berikutnya dengan penuh semangat, atau juga bias dilakukan

seminggu sekali, tergantung situasi dan kondisi siswa.

2. Perbuatan Ibnu Mas‟ud dan pemberian alasannya itu adalah dalam rangka

mengikutiperbuatan Nabi saw agar memperhatikan waktu dalam memberikan

materi, nasehat ataupun pelajaran. Karena di dalam agama Islam

diperintahakan kepada seluruh penganutnya untuk menuntut ilmu sebanyak-

13

Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kasinius, 1994), hal.15

Page 65: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

53

banyaknya dan mengamalkan dan menyampaikan kepada orang lain agar ilmu

itu dapat berguna dan bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang sekelilingnya.

3. Akademis

a. Matan Hadis

أ اهلل ع ح سض ا أت أ عي يص يع اهلليص اهلل هصشع قاه : فضو اىعاى

قاه , ث ام و يص يع اهلليص اهلل هصساىعاتذ مفضي عي أد أ يائنر اهلل : إ

اىاس عي عي اى خ ىصي حر اىح ا يح ف جحش اىأسض حر اى اخ ا اىض

ش )سا اىرشز قاه حذث حض( اىخ

b. Terjemahan

Artinya : Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Kelebihan ahli ilmu („Alim) terhadap ahli ibadah („abid) adalah kelebihanku

terhadap orang yang paling rendah diantara kamu sekalian”, Kemudian Rasulullah

SAW meneruskan sabdanya: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya serta

penghuni langit dan bumi sampai semut yang berada di sarangnya memintakan

rahmat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia”. (HR. Al-

Turmudzi)14

c. Penjelasan (Syarah Hadis)

Pada hadis ini, Rasulullah saw menjelaskan dengan detail tentang keutamaan

orang yang mempunyai ilmu („alim) dibanding yang tidak memiliki ilmu lalu ia

beribadah. „alim artinya orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, terutama ilmu

syara‟. Sedangkan „abid adalah orang yang ahli ibadah saja tanpa dibarengi dengan

ilmu syara‟. Namun, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

orang yang berilamu haruslah ia melaksanakan ibadah, begitu juga dengan orang

14

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.165

Page 66: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

54

yang beribadah harus mempunyai ilmu, karena ibadah seseorang tidak akan diterima

jika tidak didasari oleh ilmu.

Pendidik dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang berkembang di

dalam masyarakat, karena pendidik merupaka tempat untuk bertanya dan tempat

pemberian jalan keluar atau solusi atau berbagai permasalahan yang terjadi. Allah

memberikan kepercayaan kepada orang yang berilmu untuk dijadikan tempat

bertanya tentang suatu masalah.

Disamping itu seseorang yang mempunyai ilmu, harus mengamalkan atau

menyampaikan kepada orang lain atau anak didiknya. Selain menyampaikan kepada

para mereka, ilmu itu sendiri juga harus berguna bagi diri sendiri. Karena jika seorang

guru dapat menerangi orang lain tetapi dia sendiri hidup dalam kegelapan, maka

perbuatannya termasuk perbuatana kontradiktif.15

Jadi, seorang guru yang menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya juga

harus mengamalkan apa yang disampaikan olehnya, jika tidak, maka akan melahirkan

keraguan pada hati peserta didiknya atau para pendengarnya, mereka akan melihat

betapa hebat pembicaraanya, tetapi betapa buruk perilaku dan akhlaknya. Oleh karena

itu Allah SWT member peringatan dengan jelas kepada orang-orang yang berbicara

atau menyampaikan ilmunya tetapi ia sendiri tidak melakukannya. Allah berfirman:

Artinya: “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang

kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab

(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (Q.S.: Al-Baqarah [1]: 44)

Seorang muslim yang alim, menurut pandangan Islam, ada dua alternatif,

kalau bukan pelajar yang menuntut petunjuk, maka harus menjadi pengajar yang

15

Syeikh Ahmad Al-Basyuni, Syarah Hadis, Qabaasat Min As-Sunnah An-Nabawiyyah,

(Bandung: PT. Trigenda Karya, 1994), h.328

Page 67: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

55

menuntut tambahnya petunjuk. Selain dari dua tersebut, tidak ada yang lebih baik

dalam Islam.

Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh

melalui belajar. Itu artinya semua orang Islam diperintahkan untuk belajar. Begitu

juga dengan seorang guru yang harus memiliki pengeahuan dan wawasan yang luas,

agar dapat menyampaikan ilmu kepada peserta didiknya dengan baik. Rasulullah saw

bersabda:

امة ش عي صائش اىن عي اىعاتذ مفضو اىق فضو اىعاى

“Keutamaan orang berilmu terhadap orang ibadah bagaikan keutamaan

bulan terhadap sekalian bintang”. (HR. Abu Dawud, Turmudzi, Nasai, dan Ibu

Majah)16

Adapun tugas utama guru selain mengajar adalah mendidik para siswanya

agar dapat meningkatkan kemampuan dan skill yang ada di dalam dirinya dan dapat

menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Karena selain guru mengajar, guru

juga belajar bagaimana memahami keadaan siswanya. Di samping itu, Isalam idak

mengenalkan batas tertentu bagi ummatnya untuk senantiasa belajar sepanjang

hidupnya dari ayunan sampai liang lahat.

Pondasi pendidikan Islam sudah dimulai sejak dibangun secara baik dan tepat

oleh Rasulullah, baik secara kelembagaan maupun materi kurikulumnya, pendidikan

islam yang diperkenalkan rasulullah adalah pendidikan yang dipahami secara

universal dan tidak ada dikhotomi ilmu pengetahuan, sehingga apapun dan

dimanapun ilmu itu dapat bermanfaat bagi umat islam.

Jadi, dapat kita pahami bahwa tidak sama antara orang yang berilmu dan

orang yang tidak berilmu. Ahmad Tafsir mengemukakan bahwa salah satu ciri

16

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.181

Page 68: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

56

seorang muslim yang sempurna adalah cerdas dan pandai. Kecerdasan dan

kepandaian itu dapat ditilik melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi. Orang Islam hendaknya

tidak hanya mengusai teori-teori sains, tetapi berkemampuan juga dalam

menciptakan teori-teori baru dalam sains.

2. Mampu memahami dan menghasilkan filsafat. Dengan ini, orang islam akan

mampu memecahkan misalah filosofis. Intinya adalah manusia harus

menggunakan indera dan akalnya sebaik-baiknya.17

Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila

seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit

untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu

tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya guru yang profesional

dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula.

Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah kompetensi. Kompetensi

adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugas

profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai

dengan baik.18

Jika seorang guru yang „alim dan tidak menyampaikan dan mengamalkan

ilmuanya, maka jelaslah tidak ada keutamaannya, demikian juga orang „abid yang

sama sekali tidak didasari oleh ilmu, maka keduanya ditolak. Imam Ruslan dalam

kitabnya al-Zubad yang dikutip oleh Abdul Majid Khon dalam kitan hadis tarbawi

berkata:

دج ىاذقثو شد اى و– أع ع ش عي تغ مو

17

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakart: UIN Jakarta Press, 2005), h.166 18

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html tanggal 08-11-2014 jam 10:02

Page 69: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

57

ث قثو عثاد اى عزب – ي ع ى تعي فعاى

“Setiap orang yang beramal tanpa didasari ilmu

Segala amalnya tertolak, tidak diterima

Seorang „alim yang tidak mengamalkan ilmunya

Tersiksa terlebih dahulu sebelum penyembah berhala”19

Jadi, Seorang guru profesional harus mempunyai empat kompetensi guru yang

sudah ditetapkan dalam Undang-undang. Dalam keempat kompetensi guru seperti

yang dimaksud dalam definisi guru profesional seorang guru harus mempunyai

kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas serta. Penguasaan ini

meliputi konsep dan struktur, serta metode keilmuan atau teknologi atau seni yang

sesuai dengan materi ajar, agar para peserta didik dapat menikmati proses belajar

mengajar dengan baik.

4. Demokratis

a. Matan Hadis

عث عقو ت و قاه قشاءخ عي ف ا أت جعفش ت س قاه حذث ص ش ت ع ذ اهلل أخثش

م ات أت عثاس ع ات ش ع جث ذ ت صع خاىذ ع ح ت عنش ع اهلل هصشعة قاه أقشأ

ا خاىف قشاءذ يص يع اهلليص عد سجيا قشؤ ضجذ جاىش إر ص ا ف اى ا أ سج فث ص

سج ؟ فقاه: اىص ز ل عي : . فقيد ىا ذفاسق يص يع اهلليص اهلل هصسفقيد ى

فقيد ايص يع اهلليص اهلل هصسحر أذ ر زا خاىف قشاءذ ف اهلل هصسفأذ , إ

ر فقاى ا فقاه ى يص يع اهلليص اهلل هصشاىصسجاىر عي (( فقشأذ ))إقشأ اأت

اهلل هصس قاه ىيشجو ))إقشأ(( فقشأ فخاىف قشاءذ فقاه ى د(( ث يص اهلل هصش))أحض

19

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.135

Page 70: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

58

قاىيص يع اهلل د(( ث يص يع اهلليص اهلل هصش ))أحض زه اىقشأ أ إ ))ا أت

شاف ماف. قاه أت عثذ اىشح : عقو عثذ اهلل ىش تزىل اىق عي صثعح أحشف مي

)سا اىضائ(20

b. Terjemahan

Dari Ubay bin Ka‟ab berkata “Rasulullah membacakan sebuah surat, lalu

ketika aku berada di masjid, tiba-tiba aku mendengar seorang laki-laki membacanya

tidak sama dengan bacaanku. Saya bertanya: siapa yang mengajarkan kamu surat

ini? Dia berkata: Rasulullah, saya berkata: kamu tidak boleh meninggalkanku

hingga aku datang kepada Rasulullah saw. Maka kami datang kepada beliau, dan

saya berkata: wahai Rasulullah!, sesungguhnya orang ini telah menyelisihi bacaanku

dalam surat ini yang engkau ajarkan kepadaku. Beliau berkata: wahai Ubay,

bacalah, maka saya membaca dan beliau berkata “bagus!”. Kemudian rasulullah

berkata kepada orang laki-laki itu: bacalah!”, maka orang itu membaca selain dari

bacaanku, lalu beliau berkata kepadanya, bagus!”, kemudian beliau bersabda:

“wahai Ubay, sesungguhnya al-Qur‟an diturunkan dalam tujuh huruf (bacaan),

semuanya dapat mengobati keidak pahaman maksudnya dan memadai sebagai

hujjah. (HR. An-Nasai)

c. Penjelasan (Syarah Hadis)

Dalam hadis ini dijelaskan bahwa ketika Ubay bin Ka‟ab sedang berada di

dalam masjid, ia mendengan seorang laki-laki membaca al-Quran dengan bacaan

yang berbeda dengan yang diajarkan oleh Rasulullah kepadanya. Kemudian Ubay

menhampiri laki-laki itu dan bertanya: siapa yang mengajarimu cara membaca surat

ini? Laki-laki itu menjawab: Rasulullah yang telah mengajariku surat ini, kemudia

Ubay mengajak laki-laki itu untuk pergi menemui Rasulullah SAW untuk

menanyakan tentang hal tersebut, kemudian Ubay bertanya: Wahai Rasulullah, laki-

laki ini membaca al-Quran berbeda dengan bacaanku yang telah engkau ajarkan

20

An-Nasa‟i, al-Mujtaba, kitab al-Iftitah, Bab Jami‟ majaa Fi al-Qur‟an, (Beirut: Dar al-

Fikri, 1995), h.164

Page 71: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

59

kepadaku. Kemudian Rasulullah memerintah Ubay untuk membaca surat itu, setelah

Ubay membaca, Rasul berkata: Bagus!”, kemudian Rasulullah berkata kepada laki-

laki itu: bacalah, kemudia laki-laki itu membaca surat tersebut dengan bacaan yang

berbeda dengan Ubay, setelah laki-laki tersebut membaca kemudia rasul berkata:

bagus, kemudiaRasulullah menjelaskan kepada Ubay bahwa al-Qur‟an diturunkan

dalam tujuh huruf atau tujuh macam bacaan yang berbeda.

Dari hadis diatas, dapat kita pahami bahwa sikap demkratis rasul dalam

menghadapi dialog sesorang dalam membaca al-Qur‟an. Rassul tidak memaksakan

sesorang membaca al-Quran dengan gaya satu bacaan yang baku dalam membaca al-

Qur‟an. Karena rasul mengerti bahwa setiap orang dari daerah yang berbeda pasti

mempunyai dialog yang berbeda pula.

Penjelasan di atas merupakan perintah kepada para pendidik agar berperilaku

sebagaimana sikap demokratis rasul yang beliau terapkan dalam mendidik dan

membimbing para sahabat. Sikap demokratis dalam pendidikan sangatlah penting.

Pendidikan akan memberdayakan manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya

bila mana di dalamnya dikembangkan dan dipegang kukuh prinsip-prinsip demokrasi.

Pendidikan yang demokrasi menurut M. Muchjiddin Dimjati dan Mohammad

Roqib, sebagaimana yang dikutip oleh Ramayulis adalah pendidikan yang berprinsip

dasar rasa cinta dan kasih sayang terhadap semua. Pendidikan yang membedakan

anak menurut suku, ras, golongan, sekte, jenis kelamin, atau kondisi sosial ekonomi

adalah pendidik yang teoritis yang didasarkan pada prinsip sentimen, kekhawatiran

dan dendam.21

Jadi, seorang pendidik selayaknya menerapkan sikap demokratis dalam proses

belajar mengajar. Pendidik harus membasakan peserta didiknya untuk berpegang

teguh pada kemampuan dirinya sendiri dan diberi kebebasan berfikir tanpa terpaku

21

Ramayulis, ilmu Pendidikan Islam,.......... h.325

Page 72: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

60

pada pendapat orang lain, sehingga peserta didik bisa menentukan secara bebas masa

depannya sendiri berdasarkan kemampuan yang ada pada dirinya.

Tentunya sikap demokratis dalam pendidikan tidak sepenuhnya sama dengan

sikap demokratis dalam berpolitik, namun secara substantif, sekolah demokratis

adalah membawa semangat demokrasi tersebut dalam perencanaan, pengelolaan dan

evaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.22

Namun tidak sampai disitu, sikap

demokratis juga harus dikembangkan dengan sikap kepercayaan, yakni para orang tua

percaya kepada sekolah khususnya kepada tenaga pengajar untuk mengembangkan

program-program sekolah menuju idealitas yang diinginkan.

Kemudian, sikap demokratis juga harus diimbangi dengan perhatian yang kuat

terhadap hak-hak asasi manusia. Oleh sebab itu, semua yang terkait dengan

pengelolaan sekolah dan program-program yang ada di dalamnya harus menjadi

perhatian serius, dan manajemen harus dilakukan secara terbuka, khususnya yang

termasuk wilayah publik harus dikelola secara transparan, sehingga semua ikut

terlibat dalam menentukan dan memutuskan. Sedangkan bagian yang sangat sensitif

dan selalu menjadi persoalan universal, seperti hak-hak minoritas yang harus lebih

diperhatikan, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar perbedaan ras, agama, status

social, ataupun warna kulit.

Kebebasan seperti ini dapat membiasakan peserta didik menjadi manusia yang

berani mengemukakan pendapatnya dengan penuh tanggung jawab. Islam

menganjurkan kepada para pendidik agar tidak mengekang kebebasan individu

peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir.

Pendidik hendaknya memposisikan peserta didiknya sebagai insan yang harus

dihargai kemampuannya dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan

kemampuannya tersebut. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran yang harus

22

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), hal.17

Page 73: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

61

dihindari adalah suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan, perintah dan

interuksi yang membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak bergairah, cepat bosan

dan mengalami kelelahan.

Peran guru sebagai pemimpin dalam proses belajar mengajar adalah fasilitator

belajar kelompok. Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar. Bahkan siswa diberikan kesempatan memberikan koreksi

terhadap guru dan gagasan murid sangat diperhatikan untuk menciptakan hubungan

timbal balik yang harmonis. Dalam gaya kepemimpinan guru seperti ini akan muncul

sikap bersahabat, terbuka, kreatif dan kerjasama.

Guru sebagai pemimpin dalam proses pengajaran, berperan dalam

mempengaruhi atau memotivasi siswa agar mau melakukan yang diharapkan

sehingga pekerjaan guru dalam mengajar menjadi mudah dan lancar, murid mudah

paham dan menguasai materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pengajaran.

Pembelajaran yang demokratis adalah pembelajaran yang di dalamnya

terdapat interaksi dua arah antara guru dan siswa. Guru memberikan bahan

pembelajaran dengan selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif

memberikan reaksi, siswa bisa bertanya maupun memberi tanggapan kritis tanpa ada

perasaan takut. Bahkan, kalau perlu siswa diperbolehkan menyanggah informasi atau

pendapat guru jika memang dia mempunyai informasi atau pelajaran, pendapat guru,

dan pengalaman siswa sendiri.

Adapun Guru yang bersikap demokratis memiliki tipe sebagai berikut :

1. Memiliki hati nurani yang tajam, dan berusaha mengajar dengan hati

dengan wawasan yang dimilikinya.

2. Berusaha memberi ketenangan hati dan tanpa lelah memotivasi peserta

didik.

Page 74: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

62

3. Memberi ruang kepada peserta didik untuk memaksimalkan

berkembangnya potensi positif pada dirinya. Figur guru seperti ini akan

selalu dikenang oleh peserta didik sepanjang masa.23

Apapun mengenai pendapat siswa, guru harus bisa memberikan apresiasi

secara positif terhadap siswa diharapkan berangsur-angsur siswa terbiasa berpikir

aktif dan berani mengemukakan pendapatnya di kelas.

Jadi, Guru harus berwibawa baik secara akademik maupun moral, serta guru harus

bisa bersikap demokratis terhadap semua siswa sehingga para siswa dapat mengikuti

proses belajar mengajar dengan baik dan mereka dapat mengembangkan potensinya

secara optimal, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan kreativitasnya. Guru harus mendorong siswa menyampaikan

gagasannya dan menghargainya.

23 http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html

tanggal 08-11-2014 jam 10:02

Page 75: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan bahwa

salah satu factor yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pendidikan adalah

pendidik (guru). Dan juga dapat ditarik beberapa kesimpulan penting, diantaranya:

1. Hadis-hadis Rasulullah tentang kompetensi guru professional yang

menjelaskan bagaimana menjadi seorang guru yang baik dan berkompeten di

bidangnya, seperti bersikap adil kepada siswa, harus menguasai pelajaran atau

materi, peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi siswa, dan harus bersikap

demokratis kepada seluruh peserta didik dalam memutuskan sesuatu maupun

dalam memberi solusi.

2. Adapun hadis-hadis dalam kutub al-sittah diantaranya adalah hadis tentang

adil yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim dalam kitabnya, bab al-

Hibah. Kemudian hadis tentang peduli kepada siswa, yang diriwayatkan oleh

Imam Bukhari dalam kitabnya pada bab al-‘Ilmu. Kemudian hadis tentang

akademis yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dalam kitabnya. Dan yang

terakhir adalah hadis tentang demokratis yang diriwayatkan oleh an-Nasa’I

pada kitab al-Mujtaba. (Matan hadis terlampir pada bab IV)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa hal yang menjadi

perhatian bagi siapa saja yang memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan

kompetensi guru professional dalam dunia pendidikan.

Pihak guru sebagai pengembang kegiatan belajar mengajar, baik berupa

kurikulum, strategi maupun metode yang akan digunakan di dalam kelas, kurang

dapat dipertimbangkan dan ditingkatkan secara berkesinambungan dan profesional,

Page 76: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

64

karena guru merupakan figur teladan yang harus memiliki beberapa kompetensi

professional agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan seorang guru dapat

mengembangkan diri dan lebih meningkatkan sikap profesionalitasnya, terutama

dalam hal penggunaan metodologis, penyampaian dan penguasaan materi. Karena

jika seorang guru tidak mempunyai kesiapan dalam hal materi maupun mental, maka

akan berimplikasi dan berdampak pada perkembangan peserta didik. Jadi, seorang

guru akan menjadi figure yang paling bertanggungjawab atas perkembangan dan

kualitas para paserta didiknya.

C. Saran

Dari kesimpulan yang penulis paparkan di atas, kiranya penulis merasa perlu

untuk menyampaiakn saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk lebih memajukan pendidikan di Indonesia, pendidikan harus

melakukan refleksi dan perenungan kembali tentang fungsi dan tujuan

utamanya, yang mana tidak lepas utnuk mengembangkan potensi yang

dimiliki oleh siswa yang merupakan tugas utama seorang pendidik yang

professional.

2. Hadis-hadis yang dalam matannya yang menjelaskan tentang konsep guru

professional tidak hanya terdapat dalam kitab-kitab hadis di atas, namun

masih banyak hadis-hadis yang berkaitan dengan guru profeisonal dan

diriwayatkan oleh beberapa Imam. Oleh karena itu perlu dicari lagi hadis-

hadis yang berbicara tentang konsep guru professional dari kitab-kitab

lainnya.

3. Hadis-hadis yang berkaitan dengan konsep guru professional dalam

perspektif hadis belum sepenuhnya memberikan gambaran utuh. Oleh

karena itu diperlukan penjelasan dari sumber-sumber mengenai hal

tersebut.

Untuk para guru ataupun para calon guru dan para tokoh pendidikan:

Page 77: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

65

1. Dalam upaya mewujudkan fungsi pendidikan, aspek pendidik (guru)

mendapat perhatian. Dalam konteks seperti ini, seorang guru selain

seorang yang memiliki kompetensi dalam menguasai ilmu dan cara

mengajarkannya yang efektif dan efisien, tetapi seorang guru juga harus

berakhlak mulia, bertanggung jawab, adil, peduli terhadap siswa,

akademis, dan demokratis.

2. Untuk para pendidik maupun calon pendidik, hendaknya mencontoh dan

meneladani sifat Rasulullah dalam mendidik, sebab pendidik tidak hanya

menjadi sorotan ketika mereka berada di dalam kelas, tetapi juga sikap

dan kepribadiannya ketika di luar kelas.

3. Untuk para tokoh pendidikan, terutama para pendidik, hendaknya menkaji

lebih jauh lagi hadis-hadis rasul yang berbicara tentang pendidikan

khususnya yang membahas tentang konsep guru professional. Mengingat

hadis rasul selain sebagai sumber hukum Islam, ia juga berperan sebagai

sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Page 78: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Fathul Baari, Syarah Shahih Bukhori. Jakarta: Pustaka

Azzam. 2002

Al-Basyuni, Ahmad. Syarah Hadis, Qabaasat Min As-Sunnah An-Nabawiyyah.

Bandung: PT. Trigenda Karya. 1994

An-Nasa’i. al-Mujtaba, kitab al-Iftitah, Bab Jami’ majaa Fi al-Qur’an. Beirut: Dar

al-Fikri. 1995

Arikunto,Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2010.

Aziz asy-Syalhub, Fua`an bin Abdul. Begini Seharusnya Menjadi Guru. Jakarta:

Darul Haq, 2010. Cet. II.

Aziz, Hamka. Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul Menjawab

Tantangan Masa Depan. Jakarta: Mawardi, 2012. Cet. I,

Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta,

2013.

Darajat,Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta. Syamil Quran,2009.

Departemen Agama RI Dirjen Pendidikan Islam.Undang-Undang No. 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan DosenJakarta: Sinar Grafika. 2006.

Dudi,Ahmad.Kuliah Filsafat Islam.Jakarta: Bulan Bintang, 1998.

Ginanjar Agustian, Ary. ESQ. Jakarta: Arga, 2006. Cet . XXI.

Nandika,Dodi.Pendidikan di tengah Gelombang Perubahan. Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia, 2007.

Narwanti, Sri. Pendidikan karakter. Yogyakarta: Familia, 2011. Cet. I.

Fakhruddin, Asef. Menjadi Guru Favorit. Jogyakarta: Diva Press, 2010, Cet. Ke-2

Page 79: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

67

Ghaolib,Ahmad.Studi Islam. Jakarta: Faza Media, 2006.

Hasbi, Teungku Muhammad,Ash Ahiddieqy.Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis.

Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1998.

Hasan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2003

Hidayat, Komarudin.Merindukan Pribadi-pribadi Unggul, dalam Kompas, Jakarta: 4

Juni 2006

Isa, Kamal Muhammad.Managemen Pendidikan Islam.Jakarta: PT. Fikahi

Aneska,1994

Isma’il, Syuhudi. Pengantar Ilmu Hadits. Bandung: Angkasa, 1987.

Ismail al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad. Shahih Bukhari, Kitab al-‘Ilmu. Beirut,

Maktabah Ashriyah.

Khon,Abdul Majid. Ulumul Hadis. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2009.

Hadis Tarbawi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Terpadu

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Gravindo

Persada, 2007.

Manda, Frista Art.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas Media, 1998.

MIMBAR Jurnal Agama da Budaya. Jakarta: UIN Syarif SyarifHidayatullah, 2005.

Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir, Kamus Bahasa Arab. Yogyakarta: 1995.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011.

Muhammad bin Salamah bin Ja’far Abu Ja’far Abu Abdillah al Fidha’I, Musnad asy-

Syihab, Beirut: Muassasah ar-Risaalah,t.th, Jilid I.

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Page 80: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

68

Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-isu Kontemporer tentang

Pendidikan Islam. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2012. Cet ke-1.

Pendidikan Islam Perspektif Hadis. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005

Nawawi, Hadari.Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga

Pendidikan,. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1989.

Nurdin,Syafruddin.Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Nuraida,dkk.Character Building untuk Guru. Jakarta: Aulia Publishing House. 2007.

Cet.I,

Qardhawi, Yusuf. Bagaimana Bersikap Terhadap Sunnah, Jakarta: Pustaka Mantiq.

Fikih Peradaban, Sunnah sebagai Pearadigma Ilmu Pengetahuan.

Surabaya: Dunia Ilmu, 1997.

Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly, Membela Sunnah Nabawy. Jakarta: Pustaka Al-Kausar,

1995.

Ramayulis.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam mulia, 2006. Cet.V,

Rosyada,Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana, 2004.

Rusyan, Tabrani, dkk.Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remadja Karya, 1998

Samana, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Penerbit Kasinius, 1994.

Sardiman AM.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta, Rajawali Pers. 1992

Shihab,Quraish.Membumikan Al-Qur;an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, Bandung: Mizan, 1998, Cet. VIII

Shoimin, Aris.Excellent Teacher. Semarang: Dahara Prize 2013. Cet Ke-1

Soetjipto. Profesi Keguruan. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2007.

Sulhan, Najib.Kerakter Guru Masa Depan Sukses dan Bermartabat. Surabaya: Jaring

Pena, 2011.

Page 81: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

69

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2007. Cet. Ke ke-4.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:

CV. Cemerlang, 2003

Usman, Uzer.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda, 2011. Cet ke- 25.

Yunus,Mahmud. Kamus Arab Indonesia.Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989.

http://susanto2020.wordpress.com/jurnal-profesi-guru-2/tanggal 29 Agustus 2013 jam

12.15

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html

tanggal 08-11-2014 jam 10:02

Page 82: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Sony Hariyanto

NIM : 1110011000062

Judul Skripsi : Guru Profesional dalam Perspektif Hadis

No Judul Buku/ReferensiParaf

Pembimbing

1 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Baari, Syarah Shahih Bukhori.Jakarta: Pustaka Azzam. 2002

12. Ahmad Al-Basyuni, Syarah Hadis,

An-Nabawtry ah. Bandung:Qabaasat Min As-SunnahPT. Trigenda Karya. 1999

3. An-Nasa'i. al-Muj taba, kitab al-Iftitah,

al-Qur'an. Beirut: Dar al-Fikri.

Bab Jami' majaa Fi

1 995

Y4. Suharsimi Arikunto,.Pe nelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2009.

5. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu PendekatanPraktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2010. J

6. Fua'an bin Abdul Aziz asy-Syalhub,. Begini SeharusnyaMenjadi Guru. Jakarta: Darul Haq,2010. Cet. II.

11. Hamka Aziz, Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid

Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan. Jakarta:Mawardi,2012. Cet. I,

8. Departemen Agama P.I. Al-Qur'an dan Terjemah. Jakarta.

Syamil Quran,2009.

I

9. Deparlemen Agama RI Dirjen Pendidikan Islam.Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentcrng Gttru dan

Dosenlakarla: Sinar Grafika. 2006. J

Page 83: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

10. Ahmad Dudi,.Kuli ah F ils afat Is lam.J akarta: Bulan Bintang,1 998. 1

l1 Ary Ginanjar Agustian,.ESQ. Jakarta: Arga,2006. Cet . XXI.

t2. Dodi Nandlka,.Pendidikan di tengah Gelombang Perubahan.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2007.

13. Sri Narwanti. Pendidikan karakter. Yogyakarta: Familia, 2011Cet. I.

V

t4. Asef Fakhruddin. Menjadi Guru Favorit. Jogyakarta: DivaPress, 2070, Cet. Ke-2

15. Ahmad Ghaolib, Studi Islam. Jakarta: Faza Media,2006.

16. Teungku Muhammad Hasbi Ash Ahiddieqy. Sejarah danPengantar llmu Hadis. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,1 998.

t7. Fuad H asan, - D a s a r - d a s a r Ke p en d i di kan.J akarta : PT. RINEKACIPTA,2OO3

18. Komarudin Hiday at,. M er i n dukan P r ib a di -p ri b a di Un g gu l,dalam Kompas, Jakarta:4 Juni2006

19. Kamal Muhammad Isa, .Manqgemen PendidikanIslam.l akarta: PT. Fikahi Aneska, 1 994

20. Syuhudi Isma' il,.Pengantar Ilmu Hadits. B andung: Angkasa,1987. A

2r. Abi Abdillah Muhammad Ismail al-Bukhari,. Shahih Bukhari,Kitab al-'Ilmu. Beirut, Maktabah Ashriyah.

22. Abdul Majid Khory.Ulumul Hadis. Jakarta: Sinar GrafikaOffset. 2009.

23. Abdul Majid Khon,. Hadis Tarbawi. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2012.

24. Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Terpadu 6fSP) dan Sukses dalam SertifikasiGuru. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2001 .

l

Page 84: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

25. Frista Art Manda, .Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Jombang: Lintas Media, 1998.

126. MIMBAR Jurnal Agama da Budaya. Jakarta: UIN Syarif

Syarifllidayatullah, 200 5 .

27. Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus BahasaAr ab. Yogyakarta :' 1 99 5 .

28. Jejen Musfah. Peningkatan Kompetensi Guru MelaluiPelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek.Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011.

29. Muhammad bin Salamah bin Ja'far Abu Ja'far Abu Abdillah alFidha'I, Musnad asy-Syihab, Beirut: Muassasah ar-Risaalah,t.th, Jilid I.

30. Abuddin Nata, Kapita Seleha Pendidikan Islam Isu-isuKo nt emp o r er t ent ang P endi dikan I s I am. Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012. Cet ke-l.

Pt J31 Abudin Nata, Pendidikan Islam Perspektif Hadis. Jakarta:

UIN Jakarta Press. 2005 I32. Hadari Nawawi,.Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas

sebagai Lembaga Pendidikan,. Jakarta: PT. GunungAgung, 1989.

JJ. Syafiuddin Nurdin,. Gz.r u P r ofe s i o n a I d an Imp I em e nt a s iKurikulum. Jakarta: Ciputat Press, 2002.

34. Nuraida,dkk. C har a c t er B uil ding untuk Guru. Jakarta: AuliaPublishing House. 2007. Cet.I, !

35. Yusuf Qardhawi,. Bagaimana Bersikap Terhadop Sunnah,

Jakarta: Pustaka Mantiq.

36. Yusuf Qardlawt,. Fikih Peradaban, Sunnah sebagai

Pearadigma llmu Pengetahuan. Surabaya: Dunia llmu,

1997.

aaJ/. Rabi' bin Hady Al-Madkhaly, Membela Sunnah Nabau,y.Jakarta: Pustaka Al-Kausar. 1995.

Page 85: KOMPETENSI GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44245/1/SONY HARIYANTO-FITK.pdf · pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru

38. Ramayuli s .I lmu P endi dikan I s I am.I akarta: Kalam muli a, 20A 6.

Cet.V, 139. Dede Rosy ada,. P ar a di gma P endi dikan D emokr a tis . J akarta:

Kencana,2004.

40. Tabrani Rusyan, , dl<k.Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Remadja Karya, 1998

4l S amana, P r ofe s i o n a I i s m e K e gur u an, Y o gyakarta : P enerbitKasinius, 1994.

42. Sardiman AM.Interaksi dan Motivasi BelajarMengaj ar.J akarta, Rajawali Pers. 1 992

43. Quraish Shlhab,.Membumikan Al-Qur;an Fungsi dan PeranWahyu dalam Kehidupan Masyarakaf, Bandung:Mizan,1998, Cet. VIII

44. Aris Shoim in,. E x c e I I ent T e a ch er. S emaran g : D ahar a P rtze2013. Cet Ke-l

45. Soetjipto. Profesi Keguruan. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2007.

46. Najib Sulhan,.Kerakter Guru Masa Depan Sukses danBermartabaf. Surabaya: Jaring Pena, 201 1.

41. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka,2007 . Cet. Ke ke-4. P

48. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang SistemP e n d i d i kan N a s i o n a l.J akarta: CV. Cemerlang, 2003

49. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda,2011. Cetke- 25.

50. Mahmud Yunus,.Hidakarya

Kamus Arab Ind ones i a.J akartaAgung, 1989.

PT.