Kolangitis Print 5
description
Transcript of Kolangitis Print 5
-
1
I. Differensial Diagnosis
a. Kolangiokarsinoma
Kolangiokarsinoma adalah tumor malignant yang berasal dari sel
epitelium duktus bilier, dapat berkembang pada cabang duktus intrahepatik,
setinggi hilum, atau dengan duktus ekstrahepatic. Duktus bilier biasanya
berdilatasi karena obstruksi oleh tumor, oleh debris atau mukus yang
terbentuk.20
Gambar 10. Ultrasonografi
kolangiokarsinoma. Tampak massa echoic
yang menyebabkan obstruksi CBD
anterior ke vena portal utama (MPV) dan
menyebabkan dilatasi duktus intrahepatik.
[Dikutip dari kepustakaan 11]
Gambar 11. MRI pada
kolangiokarsinoma dengan dilatasi
duktus empedu. [Dikutip dari
kepustakaan 10]
b. Koledokolithiasis
Batu pada duktus bilier utama merupakan penyebab utama dari gangguan
pada duktus bilier, terjadi pada 8%-10% pasien yang dalam cholecystectomi
atau postcholecystectomi. Pada ultrasound, batu dapat diidentifikasi dengan
densitas echoic dengan akustik shadow bagian distal. Batu ini mudah dilihat,
terutama ketika dikelilingi oleh densitas anechoic (empedu) pada dilatasi
duktus dan batu cukup besar.20
-
2
Gambar 12. Ultrasonografi longitudinal menunjukkan dilatasi duktus yang diisi
dengan banyangan batu multiple pada multiple duktus pada pasien dengan kolesititis
dan kolangitis [Dikutip dari kepustakaan 20]
II. Komplikasi
a. Abses hati piogenik
Abses piogenik merupakan 75% dari semua abses hati. Abses ini pada
anak dan dewasa muda terjadi akibat komplikasi apendisitis, dan pada orang tua
terjadi sebagai komplikasi saluran empedu salah satunya kolangitis. Infeksi
pada saluran empedu yang mengalami obstruksi naik ke cabang saluran empedu
intrahepatik menyebabkan kolangitis yang menimbulkan kolangiolitis dengan
akibat abses multipel.10
b. Sepsis
Kegagalan aliran yang bebas merupakan hal yang amat penting pada
patogenesis kolangitis akut. Adanya hambatan dari aliran cairan empedu akan
menimbulkan stasis cairan empedu, kolonisasi bakteri dan pertumbuhan kuman
yang berlebihan. Akibatnya tekanan intaluminer meningkat dan kuman akan
kembali (refluks) ke dalam saluran limfe dan aliran darah dan mengakibatkan
sepsis.1
III. Pengobatan
Pengelolaan penderita kolangitis yang penting, ialah:2,3,4,16
a. Manajemen awal
1. Berikan cairan intravena untuk mengkoreksi defisit cairan dan elektrolit,
terutama bila pasien sudah menunjukkan tanda-tanda syok.
2. Antibiotik intravena spektrum luas. Berikut adalah regimen yang efektif:
o Kombinasi cephalosporine, metronidazole dan ampicilin
-
3
o Bisa digunakan single atau kombinasi: flouroquinolon atau
ureidopenicilin atau dengan kombinasi metronidazole.
3. Berikan vitamin K sistemik bila ada koagulopati.
4. Berikan analgesik.
b. Drainase bilier, dapat dilakukan dengan:
1. Drainase endoskopi
ERCP dengan drainase menjadi terapi pilihan untuk dekompresi
sistem bilier pada kolangitis akut dengan tingkat keberhasilan mencapai
90%-98%. ERCP juga menunjukkan tingkat morbiditas yang rendah,
waktu perawatan di rumah sakit berkurang, dan tingkat keberhasilannya
lebih tinggi dibandingkan drainase perkutaneus.
2. Drainase perkutaneus
PTCD menunjukkan tingkat tingkat keberhasilan lebih dari 90% pada
pasien dengan obstuksi bilier. Terapi ini memiliki angka morbiditas (30%-
80%) dan mortalitas (5%-15%) lebih tinggi dibandingkan drainase
endoskopik.
3. Drainase dengan pembedahan
Bedah terbuka telah digunakan selama 100 tahun untuk terapi
kolangitis. Tingkat mortalitasnya mencapai lebih dari 40%. Saat ini
drainase dengan pembedahan sudah jarang digunakan sebagai terapi
drainase lini pertama.
c. Menghilangkan penyebab obstruksi. Bila penyebab obstruksi adalah batu,
yaitu pada waktu melakukan ERCP kemudian dilanjutkan dengan melakukan
papilotomi dan dikeluarkan batunya dengan forseps khusus. Bila cara ini masih
sulit atau sarananya tidak ada, maka satu-satunya cara ialah dilakukan
pembedahan. Demikian pula bila penyebanya tumor, stenosis atau kelainan
kongenital, maka perlu tindakan pembedahan. Selain pengobatan tersebut,
tidak boleh dilupakan ialah pengawasan keadaan umum yaitu suhu, tensi, nadi,
jumlah urine/24 jam dan lain-lain.
IV. Prognosis
Prognosis penyakit ini tergantung oleh beberapa faktor, yaitu:2
Diagnosis dini dan terapinya
-
4
Respon terapi
Kondisi medis yang mendasari
Pasien dengan respon yang baik terhadap antibiotik prognosisnya baik.
Pasien dengan terapi konservatif yang gagal dan tidak mendapatkan terapi drainase
yang sesuai mempunyai angka mortalitas hampir 100%.