Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

31
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita ketahui bahwa belajar adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh semua orang untuk menjadi lebih baik lagi dan tentunya menjadi manusia yang dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Proses belajar tidak hanya dilakukan dilingkungan sekolah, melainkan dapat dilakukan disetiap saat dan dimanapun kita berada. Serangkaian pembelajaran dapat membuat kita lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk sehingga dapat menuntun kita menjadi pribadi yang dapat diandaikan serta memiliki karakter yang baik. Menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus bisa disebut juga dengan semua yang diajarkan oleh guru kepada muridnya dan dari stimulus tersebut kemudian muncullah sebuah respon dari muridnya. Dari penjelasan diatas ini membuktikan bahwa antara stimulus dan respon itu saling berhubungan satu sama lain. Dimana didalam belajar ada yang memberikan aksi dan ada pula yang memberikan reaksi.

description

belajar dan pembelajaran

Transcript of Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

Page 1: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita ketahui bahwa belajar adalah rangkaian proses yang

dilakukan oleh semua orang untuk menjadi lebih baik lagi dan tentunya

menjadi manusia yang dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Proses

belajar tidak hanya dilakukan dilingkungan sekolah, melainkan dapat

dilakukan disetiap saat dan dimanapun kita berada. Serangkaian

pembelajaran dapat membuat kita lebih mengetahui mana yang baik dan

mana yang buruk sehingga dapat menuntun kita menjadi pribadi yang

dapat diandaikan serta memiliki karakter yang baik.

Menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya

interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus bisa disebut juga dengan

semua yang diajarkan oleh guru kepada muridnya dan dari stimulus

tersebut kemudian muncullah sebuah respon dari muridnya. Dari

penjelasan diatas ini membuktikan bahwa antara stimulus dan respon itu

saling berhubungan satu sama lain. Dimana didalam belajar ada yang

memberikan aksi dan ada pula yang memberikan reaksi.

Ada banyak teori-teori belajar, salah satunya adalah teori

behavioristik. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang

dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman. Teori behavioristik dengan model

hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai

individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan

metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan

semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai

hukuman.

Page 2: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

2

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike,

Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Namun pada makalah

kali ini, kami akan membahas tentang teori belajar Koneksionisme,

Guthrie, Hull, serta penerapannya dalam pembelajaran fisika.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan kali ini, adalah sebagai

berikut:

1. Apa pengertian dari teori belajar koneksionisme?

2. Apa saja hukum-hukum yang ada dalam teori belajar koneksionisme?

3. Apa pengertian dari teori belajar Guthrie?

4. Apa pengertian dari teori belajar Hull?

5. Apa contoh dari penerapannya dalam pembelajaran fisika?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pengertian dari teori belajar koneksionisme.

2. Dapat mengetahui dan menjelaskan hokum-hukum yang ada dalam

teori belajar koneksionisme.

3. Dapat menjelaskan pengertian dari teori belajar Guthrie.

4. Dapat menjelaskan pengertian dari teori belajar Hull.

5. Dapat menjelaskan contoh dari penerapan teori-teori belajar dalam

pembelajaran fisika.

Page 3: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

3

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengertian

teori belajar Koneksionisme, Guthrie, dan Hull.

2. Dapat mengetahui hukum-hukum dalam teori belajar koneksionisme.

3. Dapat mengetahui contoh penerapan teori-teori belajar tersebut dalam

pembelajaran fisika.

Page 4: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Belajar Koneksionisme

Teori belajar koneksionisme atau bisa disebut dengan teori aosiasi

dikemukakan oleh Thorndike. Menurut Thorndike, belajar merupakan

peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang

disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu

perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk

mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon

dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya

perangsang.

Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun.

Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike

(1874-1949), berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-

an. Eksperimen Thorndike ini menggunakan hewan-hewan terutama

kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Eksperimennya belajar pada

binatang yang juga berlaku bagi manusia tersebut, disebut Thorndike

dengan “trial and error”

Menurut teori trial and error ( mencoba-coba dan gagal) yaitu

setiap makhluk hidup yang dihadapkan dengan suatu keadaan atau

situasi yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan yang terlalu

berlebihan untuk mendapatkan sesuatu misalnya atau untuk tujuan

sesuatu hal lainnya yang dilakukan dengan jalan usaha yang berlebihan.

Jika dalam usahanya tersebut berjalan dengan lancer atau berhasil ia

lakukan, maka perbuatan kebetulan cocok itu kemudian “dipegangnya.

Adapun ciri-ciri belajar dengan trial and error, yaitu:

Page 5: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

5

1. Ada motif pendorong aktivitas, maksudnya adalah adanya suatu

tujuan atau latar belakangn yang mendorong suatu makhluk hidup itu

untuk melakukan aktifitas tertentu.

2. Ada berbagai respon terhadap situasi, yaitu adanya hasil-hasil reaksi

terhadap suatu keadaan yang ia hadapi tersebut.

3. Ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah, maksudnya

adalah ketika dalam suatu tindakan yang kita lakukan kemungkinan

ada yang membuat kita gagal, atau ada tindakan-tindakan yang

mungkin salah atau tidak berhasil kita lakukan, tetapi kita tidak

menyerah dalam melakukan sesuatu itu, melainkan tetap mencobanya

lagi. Jadi respon yang gagal tersebut memberi motivasi atau memberi

rasa penasaran ingin terus memecahkan masalah tertentu.

4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu,

setelah kita mencoba dan terus mencoba dengan cara berlebihan dan

usaha yang terbilang luar biasa, hingga akhirnya akan mencapai

tujuan dari yang kita pecahkan tersebut yang tentunya harus melewati

beberapa tahap terlebih dahulu.

Dapat disimpulkan bahwa teori koneksionisme menurut Torndike

terjadi melalui proses:

1. Trial and Error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan)

2. Law of effect; yang berarti bahwa segala tingkah laku yang

berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan

tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

2.2 Hukum-Hukum dalam Teori Belajar Koneksionisme

Torndike juga mengemukakan beberapa hukum dalam teori belajar

koneksionisme melalui percobaannya yang kedua. Adapaun hukum-

hukum yang dikemukakannya adalah:

Page 6: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

6

1) Hukum Kesiapan (Law of Readiness) yaitu semakin siap suatu

organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka

pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan

individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan

membentuk asosiasi(connection) antara kesan panca indera dengan

kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau

tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung

mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan

belajar menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskan. Prinsip

pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan

membentuk asosiasi(connection) antara kesan panca indera dengan

kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau

tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung

mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan

belajar menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskan.

Masalah pertama hukum law of readiness adalah jika

kecenderungan bertindak dan orang melakukannya, maka ia akan

merasa puas. Akibatnya, ia tak akan melakukan tindakan lain.

Masalah kedua, jika ada kecenderungan bertindak, tetapi ia tidak

melakukannya, maka timbullah rasa ketidakpuasan. Akibatnya, ia

akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan

ketidakpuasannya.

Masalah ketiganya adalah bila tidak ada kecenderungan bertindak

padahal ia melakukannya, maka timbullah ketidakpuasan. Akibatnya,

ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan

ketidakpuasannya.

2) Hukum Latihan (Law of Exercise), yaitu semakin sering tingkah laku

diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin

kuat. Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya

Page 7: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

7

hubungan stimulus dan respons. Implikasi dari hukum ini adalah

makin sering suatu pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasainya

pelajaran itu.

Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang

merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat

karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara

keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan

bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering

diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.

3) Hukum Akibat (Law of Effect). Yaitu hubungan stimulus respon

cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung

diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk

kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan respons

tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya. Implikasi dari hukum

ini adalah apabila mengharapkan agar seseorang dapat mengulangi

respons yang sama, maka harus diupayakan agar menyenangkan

dirinya. Belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang lebih baik.. Contohnya dengan memberikan

hadiah atau pujian. Sebaliknya, apabila yang diharapkan dari

seseorang adalah untuk tidak mengulangi respons yang diberikan,

maka harus diberi sesuatu yang tidak menyenangkannya, contohnya

dengan memberi hukuman.

Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai

berikut:

a. Hukum Reaksi Bervariasi (multiple response)

Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh

proses trial dan eror yang menunjukan adanya bermacam-macam

respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalm

memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Hukum Sikap ( Set/Attitude)

Page 8: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

8

Hukum ini menjelaskan bahwa prilaku belajar seseorang

tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon

saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu

baik kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.

c. Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotensi of Element).

Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar

memberikan respon pada stimulus tertentu saja sesuai dengan

persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif).

d. Hukum Respon by Analogy.

Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan

respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu

sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah

dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi

transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke

situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer akan

makin mudah.

e. Hukum perpindahan Asosiasi (Associative Shifting)

Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi

yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara

bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsur

baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.

Selain menambahkan hukum-hukum baru, dalam perjalanan

penyampaian teorinya Thorndike mengemukakan revisi Hukum

Belajar antara lain :

1. Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan

saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon,

sebaliknya tanpa pengulanganpun hubungan stimulus respon

belum tentu diperlemah.

2. Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang

berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah,

sedangkan hukuman tidak berakibat apa-apa.

Page 9: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

9

3. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan

kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan

respon.

4. Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain

maupun pada individu lain.

2.3 Teori Belajar Guthrie

Menurut teori contiguous conditioning, belajar itu adalah suatu

proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions)

yang kemudian menimbulkan reaksi (respons). Guthrie mengemukakan

bahwa tingkah laku manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang

sebagai deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit

tingkah laku ini merupakan reaksi dari stimulus sebelumnya, dan

kemudian unit tersebut menjadi stimulus untuk tingkah laku yang

berikutnya. Demikianlah seterusnya sehingga membentuk deretan-

deretan tingkah laku yang terus menerus. Jadi pada proses conditioning

ini terjadi asosiasi antara unit-unit tingkah laku secara berurutan.

Guthrie menegaskan dengan hukumnya yaitu “The Law of

Association”, yang berbunyi : “A combination of stimuli which has

accompanied a movement will on its recurrence tend to be followed by

that movement” (Guthrie, 1952 :13). Secara sederhana dapat diartikan

bahwa gabungan atau kombinasi suatu kelas stimuli yang menyertai atau

mengikuti suatu gerakan tertentu, maka ada kecenderungan bahwa

gerakan itu akan diulangi lagi pada situasi/stimuli yang sama. Teori

behaviorisme yang menekankan adanya hubungan antara stimulus (S)

dengan respons (R) secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang

penting bagi siswa untuk meraih keberhasilan belajar. Caranya, guru

Page 10: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

10

banyak memberikan stimulus dalam proses pembelajaran, dan dengan

cara ini siswa akan merespons secara positif apa lagi jika diikuti dengan

adanya reward yang berfungsi sebagai reinforcement (penguatan

terhadap respons yang telah ditunjukkan).

Pandangan Guthrie tentang Motivasi, Lupa, Hukuman,

Niat, Transfer Trainingsebagai berikut:

1. Lupa

Menurut Guthrie, lupa disebabkan oleh munculnya respons

alternatif dalam satu pola stimulus. Setelah pola stimulus menghasilkan

respons alternatif, pola stimulus itu kemudian akan cenderung

menghasilkan respons baru. Jadi menurut Guthrie, lupa pasti melibatkan

proses belajar baru. Contohnya sebagai berikut: Seseorang yang belajar

tugas A dan kemudian belajar tugas B lalu diuji untuk tugas A. satu orang

lainnya belajar tugas A, tetapi tidak belajar tugas B, dan kemudian diuji

pada tugas A. secara umum akan ditemukan bahwa orang pertama

mengingat tugas A lebih sedikit ketimbang orang kedua. Jadi, tampak

bahwa mempelajari hal baru (tugas B) telah mencampuri retensi dari apa

yang dipelajari sebelumnya (tugas A). Pendapatnya adalah bahwa setiap

kali mempelajari hal yang baru, maka proses itu akan menghambat

sesuatu yang lama. Dengan kata lain, lupa disebabkan oleh intervensi.

Tak ada intervensi, maka lupa tidak akan terjadi.

2. Hukuman

Guthrie mengatakan efektivitas punishment (hukuman) ditentukan

oleh apa penyebab tindakan yang dilakukan oleh organisme yang

dihukum itu. Hukuman bekerja baik bukan karena rasa sakit yang dialami

oleh individu terhukum, tetapi karena hukuman mengubah cara individu

merespons stimuli tertentu. Hukuman akan efektif jika menghasilkan

respons baru terhadap stimuli yang sama.Hukuman berhasil mengubah

perilaku yang tidak diinginkan karena hukuman menimbulkan perilaku

yang tidak kompatibel dengan perilaku yang dihukum. Hukuman akan

Page 11: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

11

gagal jika perilaku yang disebabkan oleh hukuman selaras dengan

perilaku yang dihukum. Misalnya, seorang guru yang melihat siswanya

ramai, siswa tersebut diingatkan, jika masih tetap ramai, guru

menghukum siswa untuk menyanyi di depan kelas.

3. Motivasi

Motivasi fisiologis merupakan apa yang oleh Guthrie

dikatakan maintaining stimuli (stimuli yang mempertahankan) yang

menjaga organisme tetap aktif sampai tujuan tercapai. Misalnya, rasa

lapar menghasilkan stimuli internal yang terus ada sampai makanan

dikonsumsi. Ketika makan diperoleh, maintaining stimuli akan hilang, dan

karenanya kondisi yang menstimulasi telah berubah. Misalnya, seorang

siswa yang mendapat nilai jelek saat ulangan, guru tidak boleh

memarahinya. Menurut Guthrie, guru seharusnya memberi dorongan agar

siswa tersebut lebih rajin belajar.

4. Niat

Respons yang dikondisikan ke maintaining

stimuli dinamakan intentions (niat). Respons tersebut dinamakan niat

karena maintaining stimuli dari dorongan biasanya berlangsung selama

periode waktu tertentu (sampai dorongan berkurang).Gambarannya,

ketika seorang siswa sudah paham dengan materi yang disampaikan oleh

guru maka dia akan langsung mengerjakan soal yang diberikan. Tetapi

jika dia belum paham maka dia akan mengacungkan tangan untuk

bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahaminya.

Perilaku yang dipicu oleh maintaining stimuli inilah yang tampak

purposive atau intensional (diniatkan).

5. Transfer Training

Guthrie dalam hal ini kurang terlalu berharap. Karena pada

dasarnya seseorang akan menunjukkan respons yang sesuai dengan

stimuli jika pada kondisi yang sama. Guthrie selalu mengatakan pada

mahasiswa universitasnya, jika anda ingin mendapat manfaat terbesar

dari studi anda, anda harus berlatih dalam situasi yang persis sama-

Page 12: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

12

dalam kursi yang sama-di mana anda akan diuji. Jika anda belajar

sesuatu di kamar, tidak ada jaminan pengetahuan yang diperoleh disitu

akan ditransfer ke kelas.Saran Guthrie adalah selalu mempraktikkan

perilaku yang persis sama yang akan diminta kita lakukan nanti, selain itu,

kita harus melatihnya dalam kondisi yang persis sama dengan kondisi

ketika nanti kita diuji. Gagasan mengenai pemahaman, wawasan dan

pemikiran hanya sedikit, atau tidak ada maknanya bagi Guthrie. Satu-

satunya hukum belajar adalah hukum kontiguitas, yang menyatakan

bahwa ketika dua kejadian terjadi bersamaan, keduanya akan dipelajari.

                                                                                                     

Beberapa metode dipergunakan Guthrie dalam mengubah tingkah

laku, ialah:

1. Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response Method)

Metode ini menganggap manusia adalah suatu organisme

yang selalu mereaksi kepada stimulus-stimulus tertentu. Jika suatu

reaksi terhadap stimulus tertentu telah menjadi kebiasaan, maka

cara untuk mengubahnya adalah dengan cara menghubungkan

stimulus dengan reaksi yang berlawanan dengan reaksi yang

hendak dihilangkan.

Misalnya seorang murid yang merasa ketakutan saat disuruh

gurunya maju untuk mengerjakan soal di papan tulis, untuk

menghilangkan perasaan takut siswa tersebut, guru bisa menyuruh

siswa maju terus menerus tiap ada soal yang hendak dikerjakan di

papan tulis.

2. Metode Membosankan (Exhaustion Method)

Hubungan antara stimulus dan reaksi yang buruk itu

dibiarkan saja sampai pelakunya merasa bosan.

Sebagai contoh, misalnya seorang siswa yang suka membuat

catatan kecil untuk mencontek, maka untuk menghentikan perilaku

Page 13: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

13

buruk itu, seorang guru bisa menyuruh siswa tersebut membuat

catatan berlembar-lembar secara terus menerus sehingga ia akan

bosan dengan sendirinya. Contoh lain, seorang siswa yang suka

mengobrol dengan temannya ketika pelajaran berlangsung, guru

dapat memberi efek jera pada siswa tersebut dengan menyuruh

siswa tersebut berbicara selama 1 jam pelajaran sehingga siswa

tersebut akan bosan dan berhenti dengan sendirinya.

3. Metode Mengubah Lingkungan (Change of EnvironmentMethod)

Suatu metode yang dilakukan dengan jalan memutuskan

atau memisahkan hubungan antara Stimulus (S) dan Reaksi (R)

yang buruk yang akan dihilangkan, yakni dengan mengubah

stimulusnya. Sebagai contoh, misalnya kita akan mengubah

tingkah laku/ kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan seorang

anak di sekolahnya, dengan memindahkan anak itu ke sekolah

lain. Contoh lain, seorang siswa yang suka ramai di belakang

kelas, untuk menghentikan kebiasaan ramai siswa tersebut, guru

dapat memindahkan tempat duduknya ke baris depan.

Pendapat Guthrie Tentang Pendidikan

Seperti halnya Thorndike, Guthrie menyarankan proses

pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan

respons apa yang harus dibuat untuk stimuli. Dia menyarankan

lingkungan belajar yang akan memunculkan respons yang

diinginkan bersama dengan adanya stimuli yang akan diletakkan

padanya. Jadi motivasi dianggap tidak terlalu penting, yang

diperlukan adalah siswa mesti merespons dengan tepat dalam

kehadiran stimuli tertentu.Latihan (praktik) adalah penting karena

ia menimbulkan lebih banyak stimuli untuk menghasilkan perilaku

yang diinginkan.karena setiap pengalaman adalah unik, seseorang

harus “belajar ulang” berkali-kali. Guthtrie mengatakan bahwa

belajar 2 ditambah 2 di papan tulis tidak menjamin siswa bisa 2

Page 14: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

14

ditambah 2 ketika dibangku. Karena memungkinkan siswa akan

belajar meletakkan respons pada setiap stimuli (di dalam atau di

luar kelas).

2.4 Teori Belajar Hull

Clark Hull (1943) mengemukakan konsep pokok teorinya yang

sangat dipengaruhi oleh teori evolusinya Charles Darwin, yaitu

mengembangkan sebuah teori dalam versi behavioristisme. Ia

menyatakan bahwa stimulus (S) mempengaruhi organisme (O) dan

menghasilkan respon itu tergantung pada karakteristik O dan S. Dengan

kata lain, Hull telah berminat terhadap studi yang mempelajari variable

intervening yang mempengaruhi perilaku seperti dorongan atau

keinginan, insentif, penghalang, dana kebiasaan.

Teori Hull ini disebut teori mengurangi dorongan (drive reduction

theory). Seperti teori-teori behavior lain, reinforcement merupakan factor

utama menentukan belajar dimana kebutuhan biologis dan pemuasan

kebutuhan biologis adalah penting. Suatu kebutuhan bilogis pada

makhluk hidup menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan

aktivitas memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan

kemungkinan bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa

reduksi kebutuhan (need reduction response). Bedanya, dalam Drive

Reduction Theory pemenuhan dorongan atau kebutuhan lebih dikurangi

dan mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku daripada

dalam teori-teori belajar behaviorisme yang lain. Bagi Hull, tingkah laku

seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Dorongan

(motivators of performance) dan reinforcement bekerja bersama-sama

untuk membantu makhluk hidup mendapatkan respon yang sesuai

(Wortman, 2004).

Page 15: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

15

Beberapa persamaan teori belajar Hull dengan teori belajar

sebelumnya adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan asosiasi S-R

b. Berdasarkan cara melangsungkan hidup.

c. Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya.

d. Orientasinya kepada teori Pavlov.

Selain itu, Hull juga mengembangkan beberapa definisi, antara

lain:

1. Kebutuhan (Need)

Kebutuhan merupakan keadaan organisme yang menyimpang

dari kondisi biologis optimum pada umumnya yang digunakan

untuk melangsungkan hidupnya. Jika kebutuhan tersebut timbul

maka organisme akan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya,

hal tersebut dinamakan mereduksi kebutuhan dan teori belajarnya

disebut teori reduksi kebutuhan atau need reduction theory.

2. Dorongan (Drive)

Kondisi kekosongan ganda organisme sehingga mendorong

untuk melakukan sesuatu. Istilah lain dari dorongan adalah motiv.

Adakalanya seseorang merasa ingin melakukan sesuatu namun

orang tersebut tidak memiliki dorongan untuk melakukannya.

3. Perkuatan (Reinforcement)

Sesuatu yang dapat memperkuat hubungan S-R, dan respon

terhadap stimulus tersebut dapat mengurangi ketegangan

kebutuhan. Perkuatan biasanya berupa hadiah. Kebutuhan yang

timbul akan menyebabkan terbentuknya suatu perilaku yang akan

mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur yang dapat

dipelajari responnya. Stimulus yang dapat menimbulkan respon

adalah stimulus yang mengenai saraf sensoris atau reseptor

kemudian menimbulkan impuls yang masuk afferent, yaitu saraf

gerak dan dapat mengaktifkan otot-otot maskuler. S dengan huruf

besar merupakan stimulus dan obyeknya. S dengan huruf kecil

Page 16: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

16

merupakan stimulus dalam organisme, stimulus yang sudah

berupa impuls. Impuls merupakan perangsang atau stimulus yang

sudah ada dan bekerja dalam saraf. Dalam teori kali ini yang akan

kita pakai s dengan huruf besar.

Hull membedakan tendensi untuk timbulnya R dan r. R untuk

respon yang nampak, faktual, dan r adalah predisposisi respon

yang masih dalam aktivitas saraf. r merupakan respon yang masih

ada didalam organisme, jadi tidak nampak, tapi mempengaruhi

tingkah laku. Hull mengganti S-R menjadi SHR, dimana H

merupakan habit.

Hull membedakan antara learning dengan performance.

Tindakan dipengaruhi oleh banyak hal, tetapi belajar hanya

dipengaruhi oleh faktor jumlah waktu, respon khusus terjadi karena

kontinu dengan perkuatan. Menurut Hull tingkah laku bersumber

pada kebutuhan yang merupakan tuntutan hidup.

2.5 Penerapannya dalam Pembelajaran Fisika

Dalam aplikasinya teori-teori ini dalam kegiatan pembelajaran

tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi

pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang

tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori-teori ini

memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak

berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar

adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah

memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar

atau pembelajar.

Pembelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama

terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh

pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid. Guru tidak

Page 17: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

17

hanya memberi ceramah tetapi intruksi singkat yang diikuti contoh-contoh

baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Begitu juga dalam proses

evaluasi belajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati

sehingga kesalahan dapat diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan

supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan selain itu untuk

memberikan perbaikan jika terjadi kesalahan dalam penyampaian materi

Telah disebutkan bahwa belajar adalah interaksi antara stimulus

dengan respons, sehingga penerapan teori-teori belajar diatas tentunya

ada penerapannya dalam pembelajaran disini, khususnya fisika. Didalam

fisika, stimulus dianggap sebagai aksi yang diberikan guru sedangkan

respons dianggap dengan reaksi . Dari situ telah membuktikan bahwa

teori-teori pembelajaran selalu ada hubungan antara aksi dan reaksi.

Page 18: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teori-teori diatas

yaitu koneksionisme, Guthrie, dan hull itu saling berhubungan satu sama

lain yang mana terdapat proses interaksi stimulus dan respons. Stimulus

adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,

perasaan dan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik

ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau

gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar

dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu

yang tidak dapat diamati.

Didalam teori koneksionisme terdapat hukum-hukum yang ia

kemukakan dalam percobaannya yang kedua, yaitu hukum kesiapan

(Law of Readiness), hukum latihan (Law of Exercise), hukum akibat (Law

of Effect), hukum reaksi bervariasi (multiple response), hukum sikap

( Set/Attitude), hukum aktifitas berat sebelah (Prepotensi of Element),

hukum respon by Analogy, hukum perpindahan asosiasi (Associative

Shifting).

Contoh penerapannya dalam pembelajaran fisika yaitu dalam

proses belajar mengajar yang tergantung dengan tujuan pembelajaran,

sifat materi pelajaran, karakteristik pembelajar, media dan fasilitas

pembelajaran yang tersedia. Interaksi antara stimulus dan respons

didalam fisika bisa disebut juga dengan aksi dan reaksi.

Page 19: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Teori Belajar Guthrie. (http://pencariilmu-

pencariilmu.blogspot.com/2012/02/teori-belajar-guthrie.html).

Diakses pada tanggal 20 September 2013.

Amrikhan. 2012. Teori-Teori Belajar.

(http://amrikhan.wordpress.com/2012/06/27/131/ ) Diakses pada

tanggal 19 September 2013.

Budiningsih, C., Asri , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka

Cipta,  2005

Ibrahim Lubis. 2012. Penerapan Teori Koneksionisme.

(http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/12/penerapan-teori-

koneksionisme.html) Diakses pada tanggal 19 September 2013.

Nana Sudjana, Teori Belajar, Jakarta: Lembaga Penerbit F. Ekonomi UI,

1991.

Wadira. 2010. Eksperimen Thorndike. (http://wadira358.blogspot.com/2010/08/eksperimen-thorndike-pemerhatian.html) Diakses pada tanggal 19 September 2013.

Page 20: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

20

LAMPIRAN

Teori Pelaziman Operan - Thorndike

PEMERHATIAN BERDASARKAN EKSPERIMEN THORNDIKE

Page 21: Makalah Bdp Teori Belajar Kelompok 5 Siap Print

21

MELALUI EKSPERIMEN INI, THORNDIKE BERPENDAPAT BAHWA PEMBELAJARAN

BERLEKU HASIL DARI PADA GABUNGAN ANTARA S-R YAITU STIMULUS

(RANGSANGAN) DAN RESPON GERAK BALA

SEMAKIN BANYAK PERCOBAAN UNTUK MEMBUKA PINTU, SEMAKIN SINGKAT

MASSA YANG DIAMBIL OLEH KUCING TERSEBUT UNTUK KELUAR DARI

SARANG.