Print Laprak Proanfis 5.docx
Transcript of Print Laprak Proanfis 5.docx
LAPORAN PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)
HEMATOLOGI PADA MENCIT (Mus musculus)
Tanggal Praktikum: 23 September 2015
Tanggal Pengumpulan: 30 September 2015
disusun oleh:
Meilisa
10614046
Kelompok 11
Asisten:
Astari Fauzani
10612075
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Mandal (2014), hematologi adalah cabang ilmu biologi
yang mempelajari tentang darah, organ – organ yang terlibat dalam
pembentukan darah, serta penyakit – penyakit tentang darah. Pemeriksaan
hematologi bertujuan untuk mengetahui keadaan darah beserta komponen
– komponennya. Melalui pemeriksaan hematologi juga dapat diketahui
kelainan atau penyakit yang berkaitan dengan darah.
Menurut Junior (2009), parameter pemeriksaan hematologi
mencakup perhitungan White Blood Cell (WBC), Lymphocyte percent
(LYMPH percent), Mononuclear cell percent (MONO percent),
Granulocyte percent (GRAN percent), Lymphocyte number, Mononuclear
cell number, Granulocyte number, perhitungan Red Blood Cell (RBC),
Hemoglobin (Hb) concentration, Hematocrit (relative volume of
erythrocytes), Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
(MCHC), Red Cell Distribution Width (RDW), Platelet (PLT) or
thrombocyte count, Platelet distribution width (PDW), Relative volume of
thrombocytes (PCT), dan Mean Platelet Volume (MPV).
Hematologi adalah bidang medis yang penting karena melibatkan
pemeriksaan tentang komponen – komponen darah. Komponen darah akan
menentukan kesehatan seseorang. Jika komponen darah tidak sesuai
dengan jumlah dan struktur yang semestinya maka penyakit darah dapat
dideteksi. Tes hematologi akan membantu para hematologist dalam
mempelajari berbagai macam komponen darah. Pemeriksaan hematologi
juga dapat membantu memberikan terapi atau pengobatan terbaik yang
dibutuhkan oleh pasien penderita kelainan darah. Selain itu, tes hematologi
kontribusi besar untuk mempelajari onkologi karena salah satu metode
diagnostik yang paling umum digunakan dalam onkologi adalah tes darah
(Mayoguide, 2015). Mengingat pentingnya pemeriksaan hematologi maka
dilakukanlah percobaan pengukuran parameter hematologi pada mencit
yang meliputi perhitungan jumlah eritrosit, perhitungan jumlah leukosit,
pengukuran konsentrasi hemoglobin, pengukuran volume hematokrit,
perhitungan Mean Corpuscular Volume (MCV), perhitungan Mean
Corpuscular Hemoglobin (MHC), dan perhitungan Mean Corpuscular
Hemoglobin Concentration (MCHC).
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum hematologi ini antara lain :
Menentukan perhitungan jumlah sel darah merah
Menentukan perhitungan jumlah sel darah putih
Menentukan perhitungan konsentrasi hemoglobin
Menentukan perhitungan volume hematokrit
Menentukan perhitungan Mean Corpuscular Volume (MCV)
Menentukan perhitungan Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Menentukan perhitungan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
(MCHC)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komponen Pengukuran Parameter Hematologi
Menurut Junior (2009), komponen parameter hematologi adalah sebagai
berikut :
Perhitungan WBC (White Blood Cell)
Lymphocyte percent (LYMPH percent)
Mononuclear cell percent (MONO percent)
Granulocyte percent (GRAN percent
Lymphocyte number
Mononuclear cell number
Granulocyte number
Perhitungan Red Blood Cell (RBC)
Hemoglobin (Hb) concentration
Hematocrit (relative volume of erythrocytes)
Mean Corpuscular Volume (MCV)
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Red Cell Distribution Width (RDW)
Platelet (PLT) or thrombocyte count
Platelet distribution width (PDW)
Relative volume of thrombocytes (PCT)
Mean Platelet Volume (MPV).
2.2 Komponen – Komponen Darah
Menurut Martini et al (2012), darah terdiri dari bagian plasma darah (46%-
63%) dan sel – sel darah (37%-54%). Komposisi plasma darah
menyerupai cairan interstitial. Rata - rata, setiap 100 ml plasma
mengandung 7,6 g protein, hampir lima kali konsentrasi dalam cairan
interstitial. Hati mensintesis dan melepaskan lebih dari 90% dari protein
plasma, termasuk semua albumin, fibrinogen, globulin, dan berbagai
prohormones. Sel – sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit.
2.3 Penyakit Darah
Menurut American Society of Hematology (2015), beberapa
contoh penyakit darah antara lain :
a. Anemia
Sel darah merah membawa hemoglobin, protein kaya zat besi yang
menempel pada oksigen di paru-paru dan membawanya ke seluruh
jaringan tubuh. Anemia terjadi ketika Anda tidak memiliki cukup sel darah
merah atau ketika sel-sel darah merah Anda tidak berfungsi dengan baik.
Hal ini didiagnosis ketika tes darah menunjukkan nilai hemoglobin kurang
dari 13,5 gm / dl pada laki-laki atau kurang dari 12,0 gm / dl pada seorang
wanita. Napas yang pendek, pusing, lemah, denyut jantung cepat atau
tidak teratur, berdebar atau "mendesing" di telinga, sakit kepala, tangan
atau kaki dingin, dan kulit pucat adalah beberapa gejala penyakit anemia.
b. Sickle Cell Anemia
Eritrosit yang sehat fleksibel sehingga mereka dapat bergerak
melalui pembuluh darah terkecil. Dalam anemia sel sabit, hemoglobin
abnormal, menyebabkan sel-sel darah merah menjadi kaku dan berbentuk
seperti "C" atau sabit. Sel sabit bisa terjebak dan menghalangi aliran darah,
menyebabkan rasa sakit dan infeksi.
c. Hemofilia
Hemofilia adalah langka, biasanya diwariskan, gangguan
perdarahan yang dapat berkisar dari ringan sampai berat, tergantung pada
seberapa banyak faktor pembekuan hadir dalam darah. Hemofilia
diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B, berdasarkan jenis faktor
pembekuan yang kurang (faktor VIII dalam Tipe A dan faktor IX dalam
Tipe B). Hasil hemofilia dari cacat genetik yang ditemukan pada
kromosom X. Karena darah tidak membeku dengan baik tanpa faktor
pembekuan yang cukup, setiap potong atau cedera membawa risiko
perdarahan yang berlebihan. Selain itu, orang-orang dengan hemofilia
dapat menderita perdarahan internal yang dapat merusak sendi, organ, dan
jaringan dari waktu ke waktu.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum hematologi ini,
terangkum dalam tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kaca objek Darah mencit (mus musculus)
Pipet khusus eritrosit Pewarna giemsa
Pipet khusus leukosit Larutan hayem
Pipet khusus alat ukur sahli Larutan turk
Hemacytometer Larutan HCl 1 N
Alat sentrifugasi Larutan standar hemoglobin
Mikroskop Tabung kapiler
Tissue
Malam
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pembuatan Preparat Apusan Darah
Setetes darah ditempatkan di ujung kaca objek, lalu kaca
objek lain ditempatkan diatas kaca objek yang telah ditetesi darah
dengan kemiringan 30°C - 45°C. Kaca objek kemudian digeserkan
hingga darah menyebar sepanjang sisi kaca objek. Kaca objek
tersebut digeserkan kembali sehingga terbentuk apusan darah yang
tipis dan terbentuk degradasi warna darah. Selanjutnya, apusan
darah difiksasi dengan ditetesi alkohol. Apusan dibiarkan kering.
Setelah kering, apusan diwarnai menggunakan pewarna Giemsa,
diratakan dan dibiarkan hingga kering.
3.2.2 Perhitungan Jumlah Eritrosit
Darah dihisap menggunakan pipet khusus untuk eritrosit
sampai skala 0,5. Dengan menggunakan pipet yang sama, larutan
hayem dihisap sampai skala 101. Pipet kemudian dibolak - balik
agar darah dan larutan hayem homogen. Beberapa tetes larutan dari
ujung pipet dihisap menggunakan tissue sampai skala 1. Beberapa
tetes larutan kemudian diteteskan pada sisi kaca penutup
hemocytometer. Eritrosit dihitung pada 5 ruang persegi (R)
hemocytometer seperti pada gambar di bawah ini:
3.2.3 Perhitungan Jumlah Leukosit
Darah dihisap menggunakan pipet khusus untuk leukosit
sampai skala 1. Dengan menggunakan pipet yang sama, larutan
turk dihisap sampai skala 11. Pipet kemudian dibolak - balik agar
darah dan larutan hayem homogen. Beberapa tetes larutan dari
ujung pipet dihisap menggunakan tissue sampai skala 1. Beberapa
tetes larutan kemudian diteteskan pada sisi kaca penutup
hemocytometer. Eritrosit dihitung pada 4 ruang persegi (W)
hemocytometer seperti pada gambar di bawah ini:
3.2.4 Pengukuran Konsenrasi Hemoglobin
Darah dihisap menggunakan pipet khusus alat ukur Sahli
sampai skala 20µl . Darah kemudian diteteskan ke dalam tabung
pada alat ukur Sahli yang sudah diisi dengan satu tetes HCl 1 N,
diaduk sampai homogen. Warna larutan yang terbentuk
dibandingkan dengan larutan standar hemoglobin dalam tabung
standar yang ada di sebelah tabung sampel. Larutan sampel ditetesi
lagi dengan HCl 1 N dan diaduk agar homogen hingga warnanya
sebanding dengan warna larutan standar hemoglobin. Setelah
warna larutan sampel sebanding dengan warna larutan standar,
skala pada tabung sampel diamati untuk menentukan konsentrasi
hemoglobin sampel darah.
3.2.5 Pengukuran Volume Hematokrit
Tabung kapiler berdiameter 3 mm yang sudah mengandung
antikoagulan EDTA diisi dengan darah dan ujungnya ditutup
dengan malam. Tabung diletakkan pada alat sentrifuga khusus
berkecapatan tinggi dengan ujung yang tertutup mengarah ke tepi
alat sentrifuga. Tabung disentrifugasi selama 2-5 menit dengan
kecepatan 10.000-15.000 rpm. Volume hematokrit ditentukan
dengan menggunakan skala Wintrobe. Bagian dasar tabung yang
berisi eritrosit diletakkan di garis paling bawah skala. Garis
pembatas pada skala antara warna merah eritrosit dengan warna
kekuningan plasma ditentukan sebagai volume (%) hematokrit.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan hematologi yang dilakukan, didapatkan
data dan perhitungan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Perbandingan apusan darah dan histologi hasil pengamatan dengan literatur
Keterang
anHasil Pengamatan Literatur
Apusan
Darah
(Dokumentasi Pribadi, 2015)(Informasi Kedokteran dan
Kesehatan, 2015)
Arteri
Penyebar
(Encyclopedia Britannia Inc, 2008)
Leukosit (warna ungu
Eritrsoit(warna bening)
Lumen
Tunika intima
Tunika media
Tunika eksterna
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Vena
Cava
Posterior
(Dokumentasi Pribadi, 2015) (Bundi et al, 2009)
Aorta
Dorsalis
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
(Bergman, 2011)
Berikut ini adalah perhitungan parameter hematologi:
Total jumlah eritrosit : 360
Total jumlah leukosit : 82
Hematokrit : 32 %
Konsentrasi Hemoglobin : 12,5
Lumen
Tunika eksterna
Tunika intima
Tunika media
LumenTunika intima
Lamina elastika internal Tunika eksterna
Tunika media
Lamina elastika eksternal
Perhitungan jumlah eritrosit
= Total jumlah eritrosit x pengenceran
Vol umeruang hitung
= 360 sel x 201
5 x 0,2 mm x0,2 mm x0,1 mm
= 3618000 sel/mm3
Perhitungan jumlah leukosit
= Total jumlah leukosit x pengenceran
Vol ume ruanghitung
= 82 sel x10
4 x 0,1 mmx 1mm x1 mm
= 2050 sel/mm3
Perhitungan Mean Corpuscular Volume (MCV)
= Hematokrit
jumlah eritrosit
= 0,32
3618000 sel/mm3
= 8,845 x 10-8 mm3/sel
= 0,0845 x 10-6 mm3/sel
Perhitungan Mean Corpuscular Hemoglobin
= Konsentrasihemoglobin( g
dL ) x10
jumlah eritrosit
= 12,5 x 103618000
= 34,5 x 10-6 gr/sel
Perhitungan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
= Konsentrasihemoglobin( g
dL ) x10 0
Hematokrit (%)
= 12,5 x 10 0
30
= 41,66 gr/mm3
4.2 Pembahasan
Larutan hayem terdiri dari komposisi natrium sulfat kristal 5 gram,
natrium klorida 1 gram, HgCl2 0,5 gram, dan akuades 200 ml. Larutan hayem
berfungsi untuk mengencerkan darah, merintangi pembekuan, membuat eritrosit
terlihat jelas dan membuat bayangan leukosit dan trombosit lenyap. Larutan turk
terdiri dari gentien violet 1%, asam asetat 2%, san akuades 100ml. Larutan turk
berfungsi untuk memberi warna putih pada eritrosit, melisiskan eritrosit dan
trombosit, namun tidak memecahkan leukosit. Adanya gentien violet akan
memberikan warna ungu muda pada inti dan sitoplasma granula leukosit. Larutan
standar hemoglobin berfungsi sebagai pembanding, Larutan giemsa berfungsi
sebagai pewarna sehingga apusan yang diamati lebih kontras (Wardani, 2012).
Menurut Martini et al (2012), secara umum lapisan – lapisan pembuluh
darah terdiri dari lapisan tunika intima, tunika media, serta tunika eksterna.
Tunika intima merupakan lapisan yang paling dalam dari pembuluh darah. Tunika
intima mengandung sel – sel endotelium. Tunika media adalah lapisan tengah
pembuluh darah yang berisi lembar konsentris jaringan otot polos dalam kerangka
jaringan ikat longgar. Tunika eksterna adalah lapisan paling luar dari pembuluh
darah.
Arteri memiliki dinding pembuluh yang lebih tebal dari vena. Aorta
memiliki dinding pembuluh yang lebih tebal dari arteri dan bersifat elastis. Sel –
sel endotelium pada bagian tunika intima arteri dan aorta bergelombang,
sementara pada vena halus. Arteri dan aorta memiliki lapisan lamina elastika
internal yaitu lapisan pembatas antara tunika intima dan tunika media, sementara
itu vena tidak memiliki lamina elastika internal. Lapisan tunika media pada aorta
dan arteri tebal, sedangkan pada vena tipis. Tunika media pada arteri dan vena
tersusun atas komponen sel otot polos dan serabut elastis, sementara pada vena
tunika media tersusun atas komponen sel otot polos dan serabut kolagen. Aorta
dan arteri memiliki lapisan lamina elastika eksternal sementara itu vena tidak
memiliki. Lapisan lamina elastika eksternal adalah lapisan yang membatasi tunika
media dengan tunika eksterna. Lapisan tunika eksterna aorta dan arteri tersusun
atas kolagen, dan serabut elastic, sedangkan pada vena tersusun dari kolagen,
serabut elastis dan sel otot polos (Martini et al, 2012).
Berdasarkan percobaan didapatkan data jumlah eritrosit dalam darah mencit
adalah 3618000 sel/mm3, jumlah leukosit dalam darah mencit adalah 2050
sel/mm3, konsentrasi hemoglobin pada darah mencit adalah 12,5, volume
hematokrit dalam darah mencit adalah 32%, Mean Corpuscular Volume (MCV)
yang terdapat dalam darah mencit adalah 0,0845 x 10-6 mm3/sel, Mean
Corpuscular Hemoglobin (MCH) yang terdapat dalam darah mencit adalah 34,5 x
10-6 gr/sel, Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) yang terdapat
dalam darah mencit adalah 41,66 gr/mm3.
Menurut Alamanda (2006), jumlah eritrosit pada mencit normal berkisar
antara 4 juta – 6 juta sel /mm3. Jumlah eritrosit menurut hasil percobaan tidak
sesuai dengan literatur yang ada. Mencit yang diambil darahnya memiliki jumlah
eritrosit yang rendah. Hal tersebut bisa disebabkan karena mencit tersebut
mengalami anemia. Karena jumlah eritrosit rendah, maka jumlah hematokritnya
pun akan rendah.
Menurut Villee et al (1988), jumlah leukosit pada mencit normal adalah 4-11
ribu sel/mm3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit yang diambil darahnya
untuk percobaan memiliki kandungan leukosit yang rendah.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengukuran parameter hematologi dapat
disimpulkan bahwa:
Jumlah eritrosit dalam darah mencit adalah 3618000 sel/mm3
Jumlah leukosit dalam darah mencit adalah 2050 sel/mm3
Konsentrasi hemoglobin pada darah mencit adalah 12,5
Volume hematokrit dalam darah mencit adalah 32%
Mean Corpuscular Volume (MCV) yang terdapat dalam darah mencit adalah
0,0845 x 10-6 mm3/sel
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) yang terdapat dalam darah mencit
adalah 34,5 x 10-6 gr/sel
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) yang terdapat dalam
darah mencit adalah 41,66 gr/mm3
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda, et., al. 2006. Metode Hematologi dan Endoparasit Darah untuk
Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus di Kolam
Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas. 8 (1) : 34-38.
Bergman, Ronald. A. et al. 2011. “Atlas of Microscopic Anatomy: Section 8 –
Cardiovascular System Plate 8.152 Aorta”.
http://www.anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section08/Plate081
52.shtml. Diakses 6 Oktober 2015 pukul 10.02.
Bundi, P.K et al. 2009. “Regional Histomorphometry of the Hepatic Inferior Vena
Cava; a Possible Sphincteric Mechanism”. International Journal of
Morphology. 27(3): 849-854.
Encyclopedia Britannia Inc. 2008. “Artery”.
http://www.britannica.com/science/artery. Diakses 6 Oktober 2015 pukul
10.53.
Informasi Kedokteran dan Kesehaatan. 2015. “Leukemia Limfositik Kronik”.
http://www.informasikedokteran.com/2015/08/leukemia-limfositik-
kronik.html. Diakses pada 6 Oktober 2015 pukul 9.22.
Junior, J.A.M et al. 2009. “Hematology and Blood Chemistry Parameters Differ in
Free-Ranging Maned Wolves Living in The Serra Da Canastra National
Park Versus Adjacent Farmlands, Brazil”. Journal of Wildlife Disease. 45
(1) : 81 – 90.
Mandal, Ananya. 2014. “Hematology Tests”. http://www.news
medical.net/health/Hematology-Tests.aspx. Diakses 5 Oktober 2015 pukul
17.14
Martini, et al 2012. Fundamentals Anatomy and Physiology 9th Edition. USA :
Pearson Education Inc. Halaman 640 – 641, 708 – 711.
Mayoguide, 2015. “The Importance of Hematology Tests in Saving Patient's
Lifes”.http://mayoguide.org/The-Importance-Of-Hematology-Tests-In-
Saving-Patient-S-Lives.html. Diakses 5 Oktober 2015 pukul 17.23.
Ville et al. 1988. Zoologi Umum. Penerbit Erlangga, Jakarta
Wardani, Nindita. 2012. “Hematologi”. www.academia.edu/7198317/Hema-1.
Diakses 1 Oktober 2015 pukul 20.14