Kolaborasi Refleksi Diri Kristi

3
Kristiana Yanuar N/1006705155 Tugas Refleksi Diri Mata Kuliah Kolaborasi Kesehatan Ketika saya pergi ke rumah sakit umum di kota saya untuk periksa karena saya saat itu mengalami gejala yang mirip dengan sepupu saya yang terkena radang paru-paru. Saya datang pukul 10.00 pagi, setelah mendaftar di administrasi saya dan ibu saya menuggu di aula rumah sakit. Area ini sangat tidak nyaman untuk menunggu karena terletak di lorong tengah rumah sakit dan banyak orang berlalu-lalang. Banyak bayi yang menangis karena menunggu terlalu lama dan udara sangat panas. Situasi tersebut membuat pasien tidak nyaman selama menunggu apalagi antreannya sangat panjang. Petugas yang tidak koopeatif dan cuek semakin memperparah situasi ini. Setelah dokter memeriksa saya, dokter memberikan resep obat. Lalu saya menuju ke tempat pengambilan obat. Di rumah sakit ini untuk mengambil obat, prosedur yang dilakukan adalah memasukan resep dari dokter kemudian menunggu namanya dipanggil untuk mendapatkan obat yang diminta. Dan sekali lagi permasalahan yang muncul, yaitu ketidaknyamanan selama menunggu terjadi. Pengambilan obat dilayani oleh asisten apoteker, dan hanya diberi tahu berapa kali obat tersebut harus diminum. Tapi tidak diberi tahu khasiat masing- masing obat dan efek samping yang mungkin terjadi. Selama saya menunggu mendengar seorang ibu yang mengeluhkan fasilitas kamar mandi rumah sakit yang tidak bersih. Ibu 1 : “ Duh kamar mandinya kok kotor ya latainya, bau lagi. Ini antrenya masih lama ya ?”

description

karangan

Transcript of Kolaborasi Refleksi Diri Kristi

Page 1: Kolaborasi Refleksi Diri Kristi

Kristiana Yanuar N/1006705155

Tugas Refleksi Diri

Mata Kuliah Kolaborasi Kesehatan

Ketika saya pergi ke rumah sakit umum di kota saya untuk periksa karena saya saat itu mengalami gejala

yang mirip dengan sepupu saya yang terkena radang paru-paru. Saya datang pukul 10.00 pagi, setelah

mendaftar di administrasi saya dan ibu saya menuggu di aula rumah sakit. Area ini sangat tidak nyaman

untuk menunggu karena terletak di lorong tengah rumah sakit dan banyak orang berlalu-lalang. Banyak

bayi yang menangis karena menunggu terlalu lama dan udara sangat panas. Situasi tersebut membuat

pasien tidak nyaman selama menunggu apalagi antreannya sangat panjang. Petugas yang tidak koopeatif

dan cuek semakin memperparah situasi ini. Setelah dokter memeriksa saya, dokter memberikan resep

obat. Lalu saya menuju ke tempat pengambilan obat. Di rumah sakit ini untuk mengambil obat, prosedur

yang dilakukan adalah memasukan resep dari dokter kemudian menunggu namanya dipanggil untuk

mendapatkan obat yang diminta. Dan sekali lagi permasalahan yang muncul, yaitu ketidaknyamanan

selama menunggu terjadi. Pengambilan obat dilayani oleh asisten apoteker, dan hanya diberi tahu berapa

kali obat tersebut harus diminum. Tapi tidak diberi tahu khasiat masing-masing obat dan efek samping

yang mungkin terjadi. Selama saya menunggu mendengar seorang ibu yang mengeluhkan fasilitas kamar

mandi rumah sakit yang tidak bersih.

Ibu 1 : “ Duh kamar mandinya kok kotor ya latainya, bau lagi. Ini antrenya masih lama ya ?”

Ibu 2 : “ iya gitulah bu namanya juga rumah sakit umum, wajar kalau pelayanannya kurang bagus.”

Menurut saya, hal seperti ini seharusnya tidak dibiarkan terus terjadi. Apalagi sampai para pengunjung

rumah sakit menganggap hal tersebut sebagai kewajaran. Setiap rumah sakit seharusnya memberikan

pelayanan yang terbaik. Tidak saja pelayanan medisnya namun juga harus memperhatikan kenyamanan

pasien selama proses pengobatan. Dari mulai administrasi sampai pengambilan obat. Di rumah sakit

daerah yang merupakan rumah sakit terbesar satu-satunya didaerah tersebut, seharusnya memberikan

pelayanan terbaiknya bagi masyarakat. Karena merupakan rumah sakit yang paling sering dikunjunggi

oleh masyarakat dan menjadi quibladh pelayanan di puskemas di daerah tersebut. Seharusnya setiap

fasilitas yang ada disediakan secara maksimal dan sesuai standart, termasuk toilet dan ruang menunggu.

Hal yang dapat saya tarik sebagai pembelajaran yaitu, pihak penyedia fasilitas pelayanan

kesehatan, wajib untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien termasuk dalam

Page 2: Kolaborasi Refleksi Diri Kristi

penyedian fasilitas umum di rumah sakit. Rumah sakit yang nyaman akan meningkatkan

kepatuhan pasien untuk cek up ke rumah sakit dan mendorong masyarakat mempercayakan

kesehatan mereka pada rumah sakit tersebut. Karena menreka tidak lagi mengkhawatirkan harus

menunggu di tempat yang sumpek dan panas.

Sebenarnya aturan mengenai tata ruang dan kebersihan rumah sakit ini diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Disana di paparkan mengenai ketentuan bangunan rumah

sakit yang baik dari mulai bentuknya, sarana apa saja yang ada disana dan standart kebersihannya. Bahkan juga dari segi konstruksi bangunan. Dalam keputusan mentri tersebut tidak hanya dipaparkan tentang ruang perawatan atau UGD saja namun juga ruang tunggu dan fasilitas lain seperti toilet.

Suatu saat nanti jika saya menjadi salah satu tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit yang memiliki masalah yang sama dengan yang saya alami ini, saya akan mengangkat masalah ini saat rapat dengan manager rumaah sakit, sehingga masalah yang sering dianggap sepele ini bisa lebih menjadi perhatian. Dan jika saya berkesempatan untuk menjadi pemilik rumah sakit, sebelum saya akan memperhatikan setiap detail ketentuan dalam pembangunan rumah sakit dan fasilitas apa saja yang harus ada di rumah sakit, juga mengenai perawatannya.