Kode Etik Profesi Fix

25
KODE ETIK PROFESI (PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1) Pengertian SPAP Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pertama kali diterbitkan per 1 Agustus 1994. SPAP merupakan adopsi dari AICPA Professional Standards atas izin American Institute of Public Accountant. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan pedoman bagi pekerjaan auditor di Indonesia merupakan hasil pengembangan berkelanjutan yang telah dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan. Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan historis. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di awal dekade tahun sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, serta jasa akuntansi dan review. Disamping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan organisasi profesi akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai Page 1

Transcript of Kode Etik Profesi Fix

Page 1: Kode Etik Profesi Fix

KODE ETIK PROFESI (PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1)

Pengertian SPAP

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pertama kali diterbitkan per 1 Agustus

1994. SPAP merupakan adopsi dari AICPA Professional Standards atas izin American

Institute of Public Accountant. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan

kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan pedoman bagi

pekerjaan auditor di Indonesia merupakan hasil pengembangan berkelanjutan yang telah

dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu

komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma

Pemeriksaan Akuntan. Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma

Pemeriksaan Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang

dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan historis.

Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di awal dekade tahun sembilan puluhan

kemudian menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan

keuangan historis, jasa atestasi, serta jasa akuntansi dan review. Disamping itu, tuntutan

kebutuhan untuk menjadikan organisasi profesi akuntan publik lebih mandiri dalam

mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi

akuntan publik terhadap berbagai tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting

yang dibuat oleh IAI pada pertengahan tahun 1994, yaitu :

a. Perubahan nama dari Komite Norma Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar

Profesional Akuntan Publik, dan

b. Perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma Pemeriksaan Akuntan ke

Standar Profesional Akuntan Publik

Penerbitan SPAP per 1 Agustus 1994 seiring dengan perubahan nama standar dari

Norma Pemeriksaan Akuntan ke Standar Profesional Akuntan Publik sumber acuan utamanya

adalah dari American Institute of Certified Public Accountant Professional Standards

(AICPA Professional Standards).

Page 1

Page 2: Kode Etik Profesi Fix

1. Kode Etik Profesional Akuntan Publik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh

anggota Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI dan staf profesional (baik yang

anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan

Publik (KAP).

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Bagian A : Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan

memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.

b. Bagian B : Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka

konseptual tersebut pada situasi tertentu.

Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan

oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang

merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang

memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance

seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode

Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak

berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti

tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu

KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang

lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.

Kode Etik Profesi itu  masuk menjadi bagian dalam SPAP

Karena di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk

melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran

pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi masyarakat

dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja

oleh kaum profesional. Kedua, kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut

dari perilaku-perilaku buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu)

mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang

mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar

Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi

berdasarkan standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada

Page 2

Page 3: Kode Etik Profesi Fix

International Auditing Standart. Kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik

International Federations of Accountants (IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini

bukan merupakan hal yang baru kemudian disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari

sumber IFAC.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

Prinsip Etika : Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang

mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika

disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota,

Aturan Etika : Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya

mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.

Interpretasi Aturan Etika : Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang

dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan

tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan

dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan

penerapannya..

Tujuan profesi akuntansi adalah :

memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,

mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.

Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.

Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh

pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.

Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan

diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat

kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Independensi. Independensi, yaitu seorang auditor pada saat pelaporan hasil pemeriksaan

audit kepada managemen senior dan dewan atau pada setiap periode pelaporan audit haruslah

memperhatikan tanggung jawabnya sebagai seorang auditor, yaitu dapat melaksanakan

Page 3

Page 4: Kode Etik Profesi Fix

pekerjaannya secara bebas dan objektif. Selain itu sifat utama seorang auditor adalah tidak

memihak (netral) untuk menghasilkan laporan audit yang independen.

Mempertahankan perilaku independen bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab

mereka adalah sangat penting, namun yang lebih penting lagi adalah bahwa pemakai laporan

keuangan memiliki kepercayaan atas independensi itu sendiri. Independensi memiliki

penilaian apabila auditor mengamati hasil audit,sehingga klien dapat menilai apakah auditor

tersebut bersifat independensi atau justru sebaliknya terhadap kualitas audit yang

diperiksanya.

Auditor akan dianggap tidak independen apabila auditor tersebut memiliki hubungan

tertentu (misalnya hubungan keluarga) dengan kliennya yang dapat menimbulkan kecurigaan

bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak independen”. Telah terpengaruh

oleh pihak – pihak yang terkait untuk mendapatkan keuntungan pribadi (bertentangan dengan

norma hokum), Tidak jujur, kekeliruan & kecurangan, Auditor dan perusahaan tergantung

dalam hal keuangan terhadap klien, Terlibat dalam konflik kepentingan yang akan

mengganggu objektivitas berkenaan dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan

dan sudah tidak mempertahankan mental independen didalam memberikan jasa professional

sebagaimana di atur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh

IAI.

ETIKA PROFESIONAL

 

ETIKA DAN MORALITAS

Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Kata lain

untuk etika adalah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa Latin mores yang berarti

“kebiasaan”. Moralitas berpusat pada “benar” dan “salah” dalam perilaku manusia.

 

ETIKA UMUM

Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang

memiliki konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Seringkali dilema etika

(ethical dilemma) yang berasal dari pilihan yang membawa kebaikan pada satu pihak,

ternyata tidak membawa kebaikan bagi pihak lain. Dalam situasi seperti itu, orang harus

mengajukan dua pertanyaan penting, yaitu: “Kebaikan apa yang saya cari? dan “Apa

kewajiban saya dalam kondisi seperti ini?”.

Page 4

Page 5: Kode Etik Profesi Fix

Etika umum (general ethics) berusaha menangani pertanyaan-pertanyaan semacam itu

dengan mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau

masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat dan kewajiban atau tugas yang harus dilakukan

oleh seseorang bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Namun, ketidakmampuan untuk

menyepakati apa yang disebut “baik” dan “kewajiban” telah membuat para filsuf terpecah

menjadi dua kelompok aliran. Kelompok aliran pertama disebut kelompok aliran etika

absolut (ethical absolutists), yang mengatakan bahwa terdapat suatu standar universal yang

tidak berubah selama-lamanya dan berlaku bagi semua orang. Kelompok aliran yang lain

disebut kelompok aliran ethical relativists atau kelompok aliran etika relatif, yang

mengatakan bahwa pertimbangan etika manusia ditentukan oleh perubahan kebiasaan dan

tradisi dalam masyarakat di mana mereka hidup. Beberapa orang berpendapat bahwa kedua

kelompok tersebut sama benarnya bahwa setiap orang akan membuat sejumlah keputusan

hidup yang harus dituntun oleh standar universal yang tidak berubah, serta banyak pilihan

lain yang bersumber pada kebiasaan masyarakat yang berubah.

Karena tidak ada standar universal ataupun kode etik relatif yang dapat secara

gamblang menentukan bagaimana pilihan perilaku yang paling tepat, maka beberapa ahli

etika telah mengembangkan suatu kerangka kerja etika umum untuk pengambilan keputusan,

yang disebut kerangka kerja enam langkah sebagai berikut:

a. Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan.

b. Mengidentifikasi masalah-masalah etika dan fakta relevan tersebut.

c. Menentukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan

bagaimana masing-masing dipengaruhi. 

d. Mengidentifikasi alternatif pengambil keputusan.

e. Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif.

f. Membuat pilihan yang beretika.

 

ETIKA PROFESIONAL

Etika profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar prinsip moral. Etika ini

meliputi standar perilaku bagi seorang professional yang dirancang untuk tujuan praktis dan

idealistik. Sedangkan kode etik profesional dapat dirancang sebagian untuk mendorong

perilaku yang ideal, sehingga harus bersifat realistis dan dapat ditegakkan. Agar dapat

memiljkj arti, maka keduanya harus pada posisi di atas hukum,namun sedikit di bawah posisi

ideal.

Page 5

Page 6: Kode Etik Profesi Fix

Etika profesional diberlakukan lebih ketat dibandingkan dengan kewajiban hukum

bagi para anggota profesi yang secara sukarela menerima standar perilaku profesional.

Sebuah kode etik secara signifikan akan mempengaruhi reputasi profesi serta kepercayaan

yang diyakininya.

Proyek Visi CPA telah mengidentifikasi lima nilai inti berikut yang dikaitkan dengan

profesi CPA, yaitu :

a. Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup

b. Kompetensi

c. Integritas

d. Selaras dengan isi-isu bisnis yang luas

e. Objektivitas

 

KODE PERILAKU PROFESIONAL AICPA (AMERICAN INSTITUTE OF

CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANTS)

 

TIM ETIKA PROFESIONAL AICPA

Pengaturan sendiri dan etika profesional demikian penting bagi profesi akuntan,

sehingga peraturan AICPA menetapkan perlunya dibentuk Divisi atau Tim Etika Profesional.

Misi dan Tim ini adalah untuk (a) mengembangkan dan menjaga standar etika dan secara

efektif menegakkan standar-standar tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa kepentingan

masyarakat terlindungi; (b) meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai CPA, dan

(c) menyediakan pedoman yang mutakhir dan berkualitas sehingga para anggota mampu

menjadi penyedia nilai utama dalam bidangnya. Tim tersebut melaksanakan tiga fungsi utama

untuk menyelesaikan misinya sebagai berikut:

1. Menetapkan standar: Komite Eksekutif Etika Profesional melakukan interpretasi atas

Kode Perilaku Profesional AICPA serta mengusulkan perubahan pada kode penilaku.

2. Penegakan etika: Tim Etika Profesional melakukan investigasi atas potensi masalah-

masalah disiplin yang melibatkan anggota AICPA serta masyarakat CPA negara

bagian dan Program Penegakan Etika Bersama.

3. Jasa permintaan bantuan teknis (ethics hotline): Tim Etika Profesional melakukan

pendidikan bagi anggota serta mempromosi pemahaman atas standar etika yang ada

dalam Kode Perilaku Profesional AICPA, dengan cara menanggapi permintaan

bantuan anggota dalam rangka penerapan Kode Perilaku Profesional AICPA pada

bidang praktik yang spesifik.

Page 6

Page 7: Kode Etik Profesi Fix

 

KOMPOSISI KODE ETIK AICPA

Kode Perilaku Profesional (Code of Professional Conduct) AICPA yang direvisi dan

diterima oleh sidang keanggotaan tahun 1988 terdiri dua seksi sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip (Principles) yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan

memberikan kerangka kerja bagi Peraturan-peraturan.

2. Peraturan Perilaku (Rules of Conduct) yang menetapkan standar minimum  perilaku

yang dapat diterima dalam pelaksanaan 1ayanan profesional.

Sebagai tambahan atas kedua seksi dan Kode tersebut, maka Komite Eksekutif Divisi

Etika Profesional mengeluarkan pengumuan-pengumuman sebagai berikut:

1. Interpretasi Peraturan Perilaku (interpretations of The Rules of Conduct) yang

menyediakan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan-peraturan spesifik.

2. Ketetapan Etika (Ethics Rulings) yang menunjukkan penerapan Peraturan

 

DEFINISI KODE ETIK

Definisi kode etik (code definitions) berikut ini guna memahami penerapan Prinsip-

pninsip Kode dan Peraturan:

Klien ( client ) . Setiap orang atau entitas, selain pegawai anggota CPA, yang menugaskan

anggota atau kantor anggota CPA untuk melaksanakan jasa profesional bagi perorangan atau

entitas yang akan menenima jasa profesional tersebut.

Dewan ( Council) . Dewan yang berada dalam lembaga AICPA.

Perusahaan ( Enterprise ). Sinonim dengan istilah “Klien”.

Kantor akuntan publik ( Firm) . Bentuk organisasi yang diizin oleh undang-undang negara

bagian atau peraturan yang memiliki karakteristik sesuai dengan keputusan Dewan, untuk

melaksanakan praktik akuntan publik, termasuk untuk perorangannya sebagai pemilik.

Status keanggotaan ( Holding out ). Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang anggota yang

menginformasikan statusnya sebagai CPA atau spesialis AICPA yang terakreditasi.

Institut ( Institute ) . AICPA itu sendiri sebagai kelembagaan.

Anggota ( Member ). Seorang anggota, anggota asosiasi, atau asosiasi internasional dari

AICPA.

Praktik akuntan publik ( Practice of public accounting) . Pemberian jasa profesional berupa

jasa akuntarisi, perpajakan, perencanaan keuangan pribadi, jasa dukungan litigasi, serta jasa

profesional lainnya oleh seorang anggota atau kantor akuntan publik yang terdaftar sebagai

pemegang CPA atau spesialis AICPA yang terakreditasi, sesuai dengan standar yang

Page 7

Page 8: Kode Etik Profesi Fix

diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan. Akan tetapi, seorang anggota

pemegang CPA atau kantor akuntan publik, tidak diperkenankan untuk melakukan praktik

akuntansi publik, apabila seorang anggota atau kantor akuntan public pemegang CPA

tersebut memang tidak memberikan jasa professional seperti tersebut di atas kepada klien.

Jasa profesional (Professional services). Semua jasa yang dilaksanakan oleh seorang CPA

yang masih berstatus sebagai pemegang CPA.

 

PRINSIP-PRINSIP

Enam prinsip yang terdapat dalam kode etik, dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tanggung jawab : dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai professional para

anggota harus mewujudkan kepekaan professional dan pertimbangan moral dalam

semua aktivitas mereka.

2. Kepentingan public : Para CPA harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan

yang mendahulukan kepentingan public, menghargai kepentingan oublk dan

menunjukkan komitmen pada profesionalisme.

3. Integritas : untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, para

CPA harus melaksanakan semua tanggungjawab professional dengan integritas

tertinggi.

4. Objektivitas dan independensi : Seorang CPA harus mempertahankan objektifitas dan

bebas dari pertentangan kepentingan dalam melakukan tanggungjawab professional.

Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan public harus bersikap independent

dalam kenyataan dan penampilan pada waktu melaksanakan audit atau jasa atestasi

lainnya.

5. Kecermatan atau keseksamaan : Seorang CPA harus mengamati standar teknis dan

etika profesi, terus meningkatkan kompetensi serta mutu jasa dan melaksanakan

tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik.

6. Lingkup dan sifat jasa : Seorang CPA harus berpraktik sebagai akuntan public, harus

mematuhi prinsip-prinsip Kode Perilaku Profesional dalam menetukan lingkup dan

sifat jasa yang diberikan.

 

PERATURAN PERILAKU

Seksi 100              Independensi, Integritas dan Objektivitas

101              Independensi

102              Integritas dan Objektivitas

Page 8

Page 9: Kode Etik Profesi Fix

 

Seksi 200              Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

201               Standar Umum

202              Kapatuhan terhadap Standar

203              Prinsip-prinsip Akunatnsi

 

Seksi 300              Tanggungjawab kepada Klien

301              Informasi Rahasia Klien

302              Honor Kontijen

 

Seksi 400              Tanggung Jawab kepada Kolega (Saat ini tidak terdapat peraturan dalam

seksi ini)

 

Seksi 500              Tanggung Jawab dan Praktik Lainnya

501              Tindakan yang Mendiskreditkan

502              Periklanan dan bentuk Solisitasi Lainnya

503              Komisi dan Honor Referal

            505              Bentuk Organisasi dan Nama

 

Peraturan 101 – Independensi

Seorang CPA yang berpraktik public harus bersikap independent dalam melaksanakan jasa

professional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang diumummkan oleh badan-

badan yang ditunjuk oleh Dewan.

 

Interpretasi Independensi

Terdapat beberapa tema dalam interpretasi independensi, yang meliputi pengaruh dan (1)

kepentingan keuangan, (2) hubungan bisnis, (3) arti ungkapan CPA atau kantor akuntan

publik, (4) jasa lainnya yang me1iputi jasa akuntansi, jasa audit yang diperluas, dan jasa

konsultasi manajemen, (5) litigasi, dan (6) imbalan yang belum dibayar oleh klien.

 

KEPENTINGAN KEUANGAN

Larangan terhadap kepentingan keuangan bersifat sangat eksplisit. Pertama, CPA atau

kantor akuntan public (KAP) tidak boleh mempunyai kepentingaan keuangan langsung

dengan klien Oleh karena itu, seorang CPA tidak boleh memiliki atau mempunyai opsi untuk

Page 9

Page 10: Kode Etik Profesi Fix

membeli satu lembar saham pun dari klien. Dalam interpretasi ini disebutkan bahwa

kepemilikan saham melalui perusahaan investasi digolongkan juga sebagai kepentingan

keuangan langsung.

 

HUBUNGAN BISNIS

Seorang CPA tidak diperbolehkan memberikan layanan dalam kapasitas sebagai

anggota manajemen atau sebagai pegawai klien karena dapat memperlemah independensi.

 

ARTI UNGKAPAN CPA ATAU KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Interpretasi 101-9 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan CPA atau kantor

akuntan publik (member or member’s firm) meliputi :

1. Semua orang (dan setiap tingkatan) yang berpartisipasi dalam perikatan, kecuali

mereka yang hanya melaksanakan fungsi klerk rutin, seperti juru ketik atau operator

foto kopi.

2. Semua orang yang memiliki posisi manajerial dan berlokasi dalam kantor yang

berpartisipasi signifikan dalam perikatan (misalnya direktur sumberdaya manusia).

3. Semua pemilik, partner, atau pemegang saham dari kantor akuntan publik.

4. Sebuah entitas (misalnya kemitraan, korporasi, perwalian, atau kerjasama) yang

kebijakan usaha, keuangan, atau akuntansinya dapat dikendalikan oleh seorang atau

lebih dan orang-orang yang telah disebutkan di atas atau oleh dua orang atau lebih

yang dipilih dan ditunjuk untuk bertindak bersama-sama.

 

Interpretasi 101-9 menunjukkan bahwa adanya anggota keluarga seorang CPA yang

bekerja pada perusahaan klien selama periode waktu yang berkaitan dengan hubungan bisnis

hanya akan melemahkan independensi dalam keadaan berikut ini:

1. Posisi peka audit (audit-sensitive position). Posisi yang dimaksud adalah posisi untuk

pasangan, keluarga, atau keluarga dekat yang mandiri yang memiliki posisi dalam

kegiatan klien yang berkaitan dengan, atau elemen dan pengendalian intern yang

signifikan, seperti posisi kasir, auditor internal, kepala akuntansi, atau kepala gudang

persediaan. Larangan ini hanya berkaitan dengan keluarga CPA yang berpartisipasi

dalam perikatan.

2. Pengaruh signifikan (significant influence). Hal ini mencakup pasangan, keluarga,

atau keluarga dekat mandiri yang memiliki posisi yang memungkinkan untuk

memberikan pengaruh signifikan atas kebijakan operasional, keuangan, atau akuntansi

Page 10

Page 11: Kode Etik Profesi Fix

klien, seperti posisi direktur, chief executive, atau pejabat keuangan atau akuntansi.

Larangan ini berkaitan dengan apa yang dinamakan keluarga dan (1) setiap CPA yang

berpartisipasi dalam perikatan, dan (2) setiap pemilik, partner, atau pemegang saham

yang berlokasi dalam kantor yang berpartisipasi secara signifikan dalam perikatan.

Selain untuk pasangan dan keluarga, larangan tersebut meluas kepada setiap pemilik,

partner, atau pemegang saham dalam setiap kantor yang memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi perikatan.

 

JASA LAIN BAGI KLIEN

Seringkali CPA menyediakan jasa lain tambahan atas jasa atestasi kepada klien.

Sebagai contoh, seorang CPA dapat melaksanakan kegiatan pembukuan dan jasa akuntansi

bagi klien atestasinya. CPA yang melakukan praktik sedemikian harus memenuhi persyaratan

berikut agar dapat mempertahankan penampilannya bahwa ia bukan menjadi klien, sehingga

dapat menjadi kurang independent menurut pandangan seorang pengamat yang layak.

1. CPA tidak diperkenankan memiliki hubungan lain, seperti kepentingan keuangan

yang dapat memperlemah objektivitasnya.

2. Klien harus bertanggung jawab penuh atas laporan keuangannya.

3. CPA tidak diperbolehkan melakukan peran lain sebagai pegawai atau manajemen

dalam usaha klien (misalnya, CPA tidak diperbolehkan melakukan transaksi atau

menandatangani cek).

4. CPA harus bekerja sesuai standar profesional dalam melaksanakan perikatan atestasi.

 

Klien atestasi seringkali meminta CPA untuk menjalankan peran fungsi sebagai

auditor internal (melalui pola alihdaya / outsourcing). Independensi tidak dipandang

melemah, apabila CPA atau kantor akuntan publik bertindak atau tampil untuk bertindak

dalam kapasitas yang setara, dengan anggota manajemen atau sebagai pegawai klien. Selain

itu, terdapat beberapa kondisi lain yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Dewan direksi, komite audit, manajemen klien, serta anggota CPA semuanya harus

memiliki pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab masing-masing dalam fungsi

audit internal.

2. Pemahaman tersebut sebaiknya didokumentasikan dalam surat perikatan.

3. CPA harus merasa puas bahwa klien memahami tanggung jawabnya untuk

menetapkan dan menjaga pengendalian intern serta mengarahkan fungsi audit

internal, sebagai bagian dan pemantauan pengendalian intern.

Page 11

Page 12: Kode Etik Profesi Fix

4. Klien harus bertanggung jawab untuk (1) menunjuk seorang yang kompeten, lebih

baik apabila diambil dan manajemen senior, untuk bertanggung jawab dalam fungsi

audit internal, (2) menentukan lingkup, risiko dan frekuensi fungsi audit internal, dan

(3) mengevaluasi kecukupan prosedur audit yang dilaksanakan, temuan serta hasil

kegiatan audit internal sebagaimana yang disajikan dalam laporan audit yang disusun

sesuai dengan pedoman CPA perthal pelaksanaan layanan publik untuk jasa tersebut.

 

LITIGASI

Litigasi melibatkan CPA dan kliennya yang mempertanyakan independensi CPA.

Pada umunmya, independensi akan melemah apabila keberadaan atau potensi ancaman

litigasi telah berubah secara signifikan, atau diharapkan hubungan antara klien dengan CPA

akan berubah secara material. Litigasi yang mengakibatkan memburuknya posisi antara klien

dengan CPA, atau justru menyatukan manajemen dengan CPA untuk berkonspirasi dalam

menghambat informasi dan pemegang saham, dapat melemahkan independensi CPA.

Sebaliknya, litigasi yang diajukan pemegang saham terhadap CPA tidak harus mempengaruhi

independensi.

 

IMBALAN YANG BELUM DIBAYAR

Imbalan yang belum dibayar untuk jasa profesional yang telah diberikan ákan

dianggap sebagai pinjaman yang diberikan anggota kepada klien, sesuai dengan apa yang

dimaksudkan dalam Peraturan 101 dan interpretasinya. Oleh karena itu,

independensi kantor akuntan publik dapat dianggap melemah apabila CPA telah menerbitkan

laporan audit untuk tahun berjalan bagi klien, namun CPA belum menerima imbalan, baik

telah ditagihkan atau belum ditagihkan selama lebih dari satu tahun. Ketetapan ini tidak

berlaku bagi imbalan yang belum dibayar akibat pailitnya klien.

             

Independence Standards Board (ISB)

Dewan Standar Independen (Independence Standards Board) didirikan pada tahun 1997

berdasarkan hasil diskusi antara AICPA dengan perwakilan dan profesi dan SEC. Misi yang

diemban oleh ISB menurut terbitan mereka adalah untuk menetapkan standar independensi

yang dapat diterapkan pada audit atas entitas publik dalam rangka melayani kepentingan

masyarakat serta melindungi dan meningkatkan kepercayaan investor dalam pasar bursa.

Untuk mencapai maksud tersebut, Dewan mengambil langkah sebagai berikut:

a. Pada awalnya akan mengambil standar independen yang ada pada SEC.

Page 12

Page 13: Kode Etik Profesi Fix

b. Mengembangkan kerangka kerja konseptual tentang independensi yang dapat

diterapkan pada audit atas entitas publik yang akan digunakan sebagai dasar

pengembangan prinsip-prinsip yang berbasis standar independensi.

c. Mengumumkan standar, melakukan review dan ratifikasi, melakukan konsensus

dengan Komite Masalah Independensi (Independence Issues Committee) serta

melakukan interpretasi atas masalah-masalah objektivitas dan independensi auditor

yang dikemukakan oleh staf ISB.

d. Mengembangkan proses untuk digunakan sebagai pedoman dan penyelesaian

masalah, termasuk mendayagunakan TIC sebagai narasumber tentang masalah-

masalah yang dapat mempengaruhi independensi.

e. Menyediakan fungsi konsultatif bagi para praktisi dan registran yang ingin

menanyakan tentang standar independensi.

 

PERATURAN 102 – INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS

Dalam pelaksanaan setiap jasa professional, seorang CPA harus menjaga objektivitas

dan integritas harus bebas dari pertentangan kepentingan dan tidak diperbolehkan salah

menyajikan fakta atau mensubordinasikan pertimbangan kepada pihak klien.

 

PERATURAN 201 – STANDAR UMUM

Setiap anggota harus memenuhi standar-standar berikut ini dan setiap interprestasi

dari badan-badan yang ditujuk oleh Dewan :

a. Kompetensi professional. Hanya melaksanakan jasa professional yang diyakini dapat

diselesaikan oleh anggota atau kantor akuntan public dengan kompetensi profession.

b. Penggunaan Kemahiran Profesional. Mempergunakan kemahiran professional

dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan setiap jasa professional.

c. Perencanaan dan supervisi. Merencanakan dengan cermat dan mengawasi jalannya

pelaksanaan jasa professional.

d. Data Relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi agar

mendapatkan dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau memberi

rekomendasi yang berkaitan dengan setiap jasa professional yang dilaksanakan.

 

Page 13

Page 14: Kode Etik Profesi Fix

PERATURAN 202 – KEPATUHAN TERHADAP STANDAR

Seorang CPA yang melaksanakan auditing, review, kompilasi, konsultasi manajemen,

perpajakan, atau jasa professional lainnya harus mematuhi standar-standar dan setiap

interprestasi yang diterbitkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.

 

PERATURAN 203 – PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI

Seorang CPA tidak dibenarkan untuk (1) menyatakan pendapat atau menyatakan

bahwa laporan keuangan atau data keuangan lainnya dari setiap entitas yang diaudit telah

disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau (2) menyatakan

bahwa ia tidak mengetahui setiap modifikasi material yang telah dilakukan pada laporan atau

data tersebut agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, apabila

laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuantansi ayng telah

ditetapkan oleh badan yang ditunjuk oleh Dewan untuk menyusun prinsip-prinsip yang

mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data. Namun apabila CPA

mampu menunjukkan adanya penyimpangan pada laporan dan data yang dapat menimbulkan

keadaan yang mneyesatkan, maka CPA tersebut harus mematuhi peraturan ini dengan

menjelaskan dalam laporannya yang menguraikan tentang penyimpangan tersebut, perkiraan

akibat yang akan ditimbulkan, dan sepanjang dianggap praktis, akan menyebutkan juga alas

an-alasan mengapa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut dapat menimbulkan

pernyataan yang justru menyesatkan.

 

PERATURAN 301 – INFORMASI RAHASIA KLIEN

Setiap anggota yang melakukan praktikpublik tidak diperkenankan untuk

mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusu dari klein. Pareturan ini tidak

boleh diartikan sebagai (1) membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesional sesuai

peraturan 202 dan 203 (2) untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota

untuk mematuhi permintaan atau panggilan pengadilan yang sah dan berlaku, aatu untuk

melarang anggota mematuhi ketentuan dan peraturan pemerinath yang berlaku, (3) untuk

menghalangi review atas praktik professional anggota menurut wewenang AICPA atau

masyarakat CPA Negara bagian, atau Dewan Akuntansi atau (4) menghindarkan seorang

anggota dari pernyataan keberatan atau kewajiban untuk menjawab permintaan keterangan

yang diajukan divisi etika professional atau badan pengadilan institute atau badan investigasi

dan disiplin dari masyarakat CPA Negara bagian atau Dewan Akuntansi.

 

Page 14

Page 15: Kode Etik Profesi Fix

PERATURAN 302 – HONOR KONTIJEN

Honor Kontijen (contigent fee) adalah imbalan yang ditetapkan berdasarkan kinerja

jasa yang diberikan, dimana imbalan tidak akan diberikan apabila tidak diperoleh hasil atau

temuan tertentu, atau dimana jumlah imbalan akan bergantung pada temuan atau hasil jasa

tersebut.

PERATURAN 501 – TINDAKAN YANG MENDISKREDITKAN

Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan profesi.

 

PERATURAN 502 – PERIKLANAN DAN BENTUK SOLISITASI LAINNYA

Setiap anggota yang melakukan praktik public tidak diperkenankan untuk

mendapatkan klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solisitasi lainnya dalam segala

hal yang salah, menyesatkan, atau menipu. Solisitasi dengan cara memaksa yang melampaui

batas, atau melecehkan dilarang.

 

PERATURAN 503 – KOMISI DAN HONOR REFERAL

A. Larangan komisi.

Seorang CPA yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan

memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa pihak lain kepada klien

demi mendapatkan komisi, atau memberikan rekomendasi atau referensi produk atau

jasa yang disediakan oleh klien untuk mendapatkan komisi, atau menerima komisi

ketika CPA atau kantor akuntan publik juga sedang melaksanakan jasa berikut ini

bagi klien:

a. suatu audit atau review laporan keuangan; atau

b. kompilasi laporan keuangan, jika CPA memperkirakan atau mungkin

memperkirakan bahwa ada pihak ketiga yang akan mempergunakan laporan

keuangan serta laporan kompilasi anggota yang tidak mengungkapkan adanya

kekurangan independensi; atau

c. pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif

Larangan ini berlaku selama periode penugasan untuk melaksanakan jasa-.jasa

tersebut di atas dan selama peniode yang dicakup oleh laporan keuangan historis yang

terkait dengan jasa-jasa di atas.

B. Pengungkapan komisi yang diperkenankan.

Page 15

Page 16: Kode Etik Profesi Fix

Seorang CPA dalam praktik publik yang tergolong tidak dilarang oleh

peraturan  ini untuk melaksanakan jasa dengan imbalan komisi atau menerima komisi

atau yang dibayar atau mengharapkan untuk dibayar dengan komisi harus

mengungkapkan fakta ini kepada setiap orang atau entitas kepada siapa CPA

merekomendasikan atau merujuk produk dan jasa yang berkaitan dengan komisi

tersebut.

C. Honor Referal.

Seorang CPA yang menerinia honor referal (referal fee) karena

merekomendasikan atau merujuk jasa CPA apapun kepada setiap orang atau entitas,

atau yang membayar honor referal untuk mendapatkan klien, harus mengungkapkan

hal tersebut kepada klien.

 

PERATURAN 505 – BENTUK ORGANISASI DAN NAMA

Seorang CPA dapat membuka praktik akuntan public hanya dalam bentuk organisasi

yang diizinkan oleh hokum dan peraturan Negara bagian yang cirri-cirinya sesuai dengan

ketentuan dari Resolusi Dewan (Resolution of Council). Seorang CPA tidak diperkenankan

membuka praktik akuntan public dengan nama yang dapat menyesatkan. Nama dari satu atau

lebih pemilik yang lama dapat dicantumkan dalam nama kantor organisasi penerus. Sebuah

kantor tidak dapat menyebut dirinya sendiri sebagai “Anggota American Institute of Certified

Public Accountans”, kecuali semua patner atau pemiliknya adalah anggota dari lembaga

tersebut.

Page 16