ko
-
Upload
rinny-nuraeny -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of ko
Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti tentang : Cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana)
Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan
Menuliskan reaksi dan mekanismenya. Tujuan percobaan praktikum ini adalah mempelajari sifat fisis alkohol, mempelajari reaksi kimia alkohol dan membandingkan sifat-sifat kimia antara alkohol primer, sekunder, dan tersier.
Adapun prinsip percobaan ini adalah menentukan sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol, dengan
mereaksikannya dengan air, senyawa n –heksana, Na2CO3, dan NaHCO3 serta untuk
membedakan alkohol primer(metanol), dan sekunder (2-propanol) dengan menggunakan
pereaksi lucas.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN III
ALKOHOL
NAMA : ANNISA SYABATINI
NIM : J1B107032
KELOMPOK : 5
ASISTEN : SYANA ASRI N
PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2008PERCOBAAN III
ALKOHOL
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah mempelajari sifat fisis alkohol, mempelajari reaksi kimia alkohol dan membandingkan sifat-sifat kimia antara alkohol primer, sekunder, dan tersier.II. TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau
cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi
dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara
molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R
adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang
semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah
larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai
karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder
dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C
primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH
(C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C
sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang
lain (Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen.
Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat
molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih
seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut
dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih
pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik
didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel
pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi,
reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon
maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini
mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat
memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol
sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak
oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi
menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Fessenden, 1997).
Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain :
a. Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid (RCH=O). Aldehid,
siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi antara alkohol primer
dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan asam karboksilat, dan bukan intermediet
aldehid. Pereaksi tertentu harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan hasil yang
diinginkan.
b. Oksidasi menjadi keton. Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif
kuat menjadi keton.
c. Oksidasi menjadi asam karboksilat. Suatu oksidator kuat yang umum
dapat mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat.
Oksidator umum :
- larutan panas KMnO4 + OH-.
- larutan panas CrO3 + H2SO4 (pereaksi Jones).
Reaksi umum :O[ O ]
RCH2OH R – C – OHAsam Karboksilat (Hart, 1999).
III. ALAT DAN BAHAN
A. AlatAlat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah termometer 1 buah, pembakar bunsen 1 buah, tabung reaksi 6 buah, kaca arloji 6 buah, gelas ukur 10 ml 1 buah..B. BahanBahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol absolut, pereaksi Lucas, larutan Iodine dalam KI, larutan NaOH 6 M, asam asetat pekat, CuSO4 anhidrat, alkohol 70%, larutan kalium kromat, 2-propanol, K2CO3 padat, H2SO4 pekat, t-butanol.IV. PROSEDUR KERJA
A. Uji Air dalam alkohol
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 mL asetaldehid, lalu ditambahkan 2 gram
logam Zn dan 2 mL H2SO4 pekat.
2. Mengamati perubahan yang terjadi..
B. Uji Lucas
1.
C. Uji Oksidasi dengan Asam Kromat
1.
D. Uji Iodoform
1.
E. Uji Esterifikasi
1.
V. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1. Uji Air dalam alkohol - Terlarut (larutan bening)
2.
3.
4.
5.
- 1 ml etanol absolut + K2CO3
- 1 ml etanol absolut + CuSO4 anhidrat
- 2-propanol + K2CO3
- 2-propanol + CuSO4 anhidrat
- t-butanol + K2CO3
- t-butanol + CuSO4 anhidrat
- Alkohol 70 % + K2CO3
- Alkohol 70% +CuSO4 anhidrat
Uji Lucas
- 0,5 ml etanol absolut + 3 ml pereaksi
lucas, ditutup tabung reaksi,
dikocok, didiamkan.
- 0,5 ml alkohol 70 % + 3 ml pereaksi
lucas, ditutup tabung reaksi,
dikocok, didiamkan
Uji Oksidasi dengan Asam kromat
- 1 ml K2Cr2O7 + 4 tetes H2SO4 + 1 ml
etanol absolut, dipanaskan pada
suhu 80 ºC, dibiarkan beberapa
menit
- 1 ml K2Cr2O7 + 4 tetes H2SO4 + 2-
propanol, dipanaskan pada suhu 80
ºC, dibiarkan beberapa menit
- 1 ml K2Cr2O7 + 4 tetes H2SO4 + 1 ml
alkohl 70 %, dipanaskan pada suhu
- Tidak larut, terdapat endapan
biru
- Terlarut (larutan bening)
- Tidak larut, terdapat endapan
biru
- Terlarut
- Larut sebagian
- Larut (larutan bening keruh)
- Tidak larut, terdapat endapan
biru
- Terbentuk emulsi
- Hanya terbentuk sedikit
emulsi (selama 15 menit)
- Larutan warna biru kehijauan
dan baunya sangat
menyengat
- Larutan warna biru muda dan
baunya kurang menyengat
- Larutan warna biru muda dan
baunya kurang menyengat
- Larutan berwarna biru muda
dan baunya kurang
menyengat
- Terbentuk endapan warna
kuning dan bau menyengat
- Terbentuk endapan warna
kuning dan bau menyengat
- Larutan berwarna kunig
muda dan bau menyengat
- Latutan berwarna kunig
muda, bagian atas larutan
warna kuning dan bagian
bawah larutan bening, bau
tidak menyengat
- Bau sangat menyengat,
larutan bening
- Bau cukup menyengat,
80 ºC, dibiarkan beberapa menit
- 1 ml K2Cr2O7 + 4 tetes H2SO4 + 1 ml
t-butanol, dipanaskan pada suhu 80
ºC, dibiarkan beberapa menit
Uji Iodoform
- 2 ml etanol absolut + 2 ml I2 + NaOH,
dipanaskan
- 2 ml etanol 70 % + 2 ml I2 + NaOH,
dipanaskan
- 2 ml isopropil alkohol + 2 ml I2 +
NaOH, dipanaskan
- 2 ml t-butanol + 2 ml I2 + NaOH,
dipanaskan
Uji Esterifikasi
- 1 ml etanol absolut + 1 ml CH3COOH
pekat, dikocok dan dipanaskan
- 1 ml alkohol 70 % + 1 ml CH3COOH
pekat, dikocok dan dipanaskan
- 1 ml 2-propanol + 1 ml CH3COOH
pekat, dikocok dan dipanaskan
- 1 ml t-butanol + 1 ml CH3COOH
pekat, dikocok dan dipanaskan
larutan bening
- Bau kurang menyengat,
larutan bening
- Bau tidak menyengat, larutan
bening
V. PEMBAHASAN
1. Uji Air dalam alkoholPercobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam alkohol.
Tahap pertama, dengan mengisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml larutan sampel
(etanol absolut, isopropil alkohol, t-butanol, dan alkohol 70%) dan K2CO3 padat
secukupnya dan tabung yang lain diisi 1 ml larutan sampel (etanol absolut, 2-propanol, t-
butanol, dan alkohol 70%) dan CuSO4 anhidrat secukupnya. Kemudian mengocok larutan
tersebut dan mendiamkan.
Berdasarkan percobaan untuk larutan sampel dengan menambahkan K2CO3 secara
berturut-turut; tidak ada endapan (larutan bening), tidak ada endapan (larutan bening),
larutan terlarut, larut (larutan berwarna bening keruh). Sedangkan pada sampel dengan
menambahkan CuSO4 secara berturut-turut; tidak larut dalam air, tidak larut dalam air,
larut sebagian dalam air, tidak larut dalam air. Masing-masing larutan yang tidak dapat
larut dalm air tersebut terdapat endapan berwarna biru. CuSO4 merupakan padatan putih,
jika terkena air akan terbentuk garam hidratnya akan berubah menjadi biru. Jadi jika
alkohol mengandung air akan diketahui dengan terjadinya perubahan warna biru. Hal
tersebut menunjukkan adanya air dalam semua sampel alkohol. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
R – OH + K2CO3 R – K + H2O + CO2
R – OH + CuSO4 R – Cu + H2O + SO4
2. Uji Lucas
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 0,5 ml larutan sampel (etanol absolut, t-
butanol, alkohol 70% dan 2-propanol) ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 3 ml
pereaksi lucas pada suhu 25-27 0C. Kemudian menutup tabung reaksi dengan sumbat karet
agar gas yang dihasilkan tidak menguap keluar. Kemudian mengocok larutan,
mendiamkan beberapa saat. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil secara
berurutan antara lain membentuk emulsi (larutan bening), membentuk emulsi (larutan
keruh), membentuk emulsi (larutan bening), membentuk emulsi (larutan bening).
Uji lucas bertujuan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol
tersier bereaksi dan alkil klorida tersier akan membentuk lapisan keruh yang terpisah.
Alkohol sekunder terlarut karena pembentukkan ion oksonium dan akhirnya terbentuk
alkil klorida. Sedangkan alkohol primer sukar untuk menjadi klorida dengan pereaksi
lucas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alkohol absolut dan alkohol 70 % merupakan
alkohol primer, alkohol sekunder adalah 2-propanol dan yang termasuk dalam alkohol
tersier adalah t-butanol. Reaksinya sebagai berikut:
Alkohol primer
ZnCl2 CH3 CH2OH + HCl
Alkohol sekunder
ZnCl2 (CH3)2 CHOH + HCl (CH3)2CHCl + H2O
Alkohol tersier
(CH3)3 COH + HCl (CH3)3CCl + H2O
3. Uji Oksidasi dengan Asam kromatPercobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml K2Cr2O7 dan 4 tetes H2SO4 pekat,
kemudian mengocok, menambahkan 1 ml etanol absolut ke dalam tabung reaksi.
Mengocok lalu memanaskan tabung reaksi dalam penangas air bersuhu 800C. Percobaan
ini dilakukan juga untuk 2-propanol, t-butanol, dan alkohol 70%. Hasil percobaan antara
lain pada sampel etanol absolut menghasilkan larutan berwarna biru kehijauan, sedangkan
sampel yang lain larutan berwarna biru muda. Pada uji bau, etanol absolut menghasilkan
bau yang sangat menyengat, sedangkan sampel alkohol yang lain bau yang dihasilkan
tidak terlalu menyengat. Perubahan warna dan bau yang dihasilkan pada percobaan ini
menunjukkan adanya reaksi oksidasi dengan asam kromat yang terjadi pada larutan
sampel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
O O
K2Cr2O7 K2Cr2O7 R – CHO2OH R – C – H R – C – OH
4. Uji Iodoform
Dengan menyiapkan 4 tabung reaksi, mengisi masing-masing dengan 2 ml larutan sampel
(etanol absolut, isopropil alkohol, t-butanol, dan alkohol 70%). Kemudian menambahkan
ke dalam masing-masing tabung reaksi 2 ml iodin, sambil mengaduk, menambahkan
NaOH 6 M hingga warna iodin berubah menjadi kuning muda. Mendiamkan, bila dalam
waktu 5 menit belum terbentuk endapan kuning, maka memanaskan tabung reaksi dalam
penangas air bersuhu 600C.
Maka didapatkan untuk etanol absolut dan etanol 70% setelah dipanaskan terbentuk
endapan kuning disertai bau yang menyengat. Pada isopropil alkohol larutan berwarna
kuning muda dan bau yang menyengat, sedangkan untuk t-butanol dihasilkan larutan
warna kuning muda, yang terbagi atas dua bagian, yaitu pada bagian atas warna kuning
dan bawah larutan bening.
Uji iodoform reaksi antara etanol absolut atau sampel alkohol yang lain dengan iodin akan
membentuk larutan berwarna kuning. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan
hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Berarti pada setiap sampel alkohol
mengandung iodoform.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3CH2OH + I2 CH3COH +2 HI
CH3COH + 3HI2 + NaOH CHI3 + CHOONa + 3 HI
(CH3)3COH + I2 (CH3)2CHCOH + 2 HI
(CH3)2CHCOH + 3I2 + NaOH CHI3 + CHOONa + 3 HI
5. Uji Esterifikasi
Pertama-tama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan 1 ml larutan sampel
(etanol absolut, alkohol 70%, 2-propanol, t-butanol) ke dalam tabung reaksi,
menambahkan 1 ml CH3COOH pekat. Mengocok dan memanaskan selama 5 menit.
Setelah itu menuangkan larutan ke dalam air. Dari hasil pengamatan diperoleh secara
berturut-turut; bau cuka sangat menyengat, bau cukup menyengat, bau kurang menyengat
dan bau cuka yang tidak menyengat, sedangkan masing-masing larutan dihasilkan larutan
yang bening dan terbentuk ester. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
O
CH3CH2OH + CH3COOH CH3 – COCH2CH3 + H2O
Etanol absolut as. Asetat etil asetat
OCH3 - CH – CH3 +
CH3COOH CH3 – COCH2(CH3)2 + H2O
OH
2-propanol as. Asetat butil asetat
O
CH3CH2OH + CH3COOH CH3COCH2CH3 + H2O
Alkohol 70 % as. Asetat etil asetat
(CH3)3COH
+ CH3COOH
t-butanol as. asetat
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Dalam air, etanol absolute, alkohol 70%, 2-propanol mudah larut, sedangkan t-butanol
hanya sedikit larut.
2. Uji Lucas untuk menetukan penggolongan alkohol, yaitu alkohol primer, alkloda
sekunder dan alkohol tersier.
3. Dalam suatu alkohol pada sampel etanol absolute, alkohol 70%, 2-propanol, t-butanol
dapat menghasilkan ester.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.