Bundelan KO DN9

13
KARBOHIDRAT I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui uji spesifik karbohidrat 2. Untuk mengenal golongan karbohidrat 3. Untuk membedakan mono,di,dan polisakarida 4. Mengetahui cara kerja dan pengujian karbohidrat II. TEORI DASAR Karbohidrat Karbohidrat merupakan molekul yang banyak terdapat di alam. Pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis dan merupakan sumber energi hayati dari hasil konversi energi matahari ke dalam bentuk energi kimia. Karbohidrat selain sebagai sumber utama energi organisme hidup, juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai  bentuk energi polimerik. Karbohidrat berasal dari hidrat suatu karbon dengan rumus empiris Cx(H2O)y, merupakan  polihidroksi-aldehid (-C=O) polihidroksi   keton (-C-C=O(COH) dan turunannya lihat Gambar 14.3. Gambar 14.3. Karbohidrat dan Gugus fungsional yang ada dalam karbohidrat Karbohidrat yang dibangun oleh polihdroksi dan gugus aldehid disebut dengan aldosa, sedangkan yang disusun oleh polihidroksi dan gugus keton dikenal dengan ketosa. Molekul karbohidrat yang paling sederhana adalah polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton yang empunyai tiga hingga enam atom karbon. Atom C memiliki kerangka tetrahedral yang membentuk sudut 105,9 o C menyebabkan molekul karbohidrat cukup sulit berbentuk rantai lurus. Berdasarkan kerangka tetrahedral inilah, molekul polihidroksi ini lebih stabil dalam struktur siklik perhatikan Bagan 14.4.

Transcript of Bundelan KO DN9

Page 1: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 1/13

KARBOHIDRAT

I.  TUJUAN

1.  Untuk mengetahui uji spesifik karbohidrat2.  Untuk mengenal golongan karbohidrat

3.  Untuk membedakan mono,di,dan polisakarida

4.  Mengetahui cara kerja dan pengujian karbohidrat

II.  TEORI DASAR 

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan molekul yang banyak terdapat di alam. Pembentukan karbohidrat

melalui proses fotosintesis dan merupakan sumber energi hayati dari hasil konversi energi

matahari ke dalam bentuk energi kimia. Karbohidrat selain sebagai sumber utama energi

organisme hidup, juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai

 bentuk energi polimerik.

Karbohidrat berasal dari hidrat suatu karbon dengan rumus empiris Cx(H2O)y, merupakan

 polihidroksi-aldehid (-C=O) polihidroksi – keton (-C-C=O(COH) dan turunannya lihat Gambar 

14.3.

Gambar 14.3.

Karbohidrat dan Gugus fungsional yang ada dalam

karbohidrat

Karbohidrat yang dibangun oleh polihdroksi dan gugus

aldehid disebut dengan aldosa, sedangkan yang disusunoleh polihidroksi dan gugus keton dikenal dengan ketosa.

Molekul karbohidrat yang paling sederhana adalah polihidroksi aldehida dan polihidroksi

keton yang empunyai tiga hingga enam atom karbon. Atom C memiliki kerangka tetrahedral

yang membentuk sudut 105,9oC menyebabkan molekul karbohidrat cukup sulit berbentuk 

rantai lurus. Berdasarkan kerangka tetrahedral inilah, molekul polihidroksi ini lebih stabil

dalam struktur siklik perhatikan Bagan 14.4.

Page 2: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 2/13

Bagan 14.4. Rantai lurus dan bentuk siklik dari

karbohidrat

Karbohidrat sederhana dibangun oleh 5 (lima) atom C

disebut dengan pentosa. Sedangkan yang dibangun oleh

6 (enam) atom C dikenal dengan heksosa.

Selain dibentuk oleh sejumlah atom C yang mengandung gugus polihidroksi, strukturnya

karbohidrat semakin kompleks dengan adanya atom karbon asimetri, yaitu atom karbon yang

mengikat empat atom atau molekul yang berbeda pada struktur tetrahedralnya. Kehadiran C

asimetri menyebabkan molekul karbohidrat bersifat optik aktif, yaitu mampu memutar bidang

cahaya terpolarisasi. Pada karbohidrat juga dijumpai keisomeran optik, molekul-molekul yang

komposisinya identik tetapi berbeda orientasinya dalam ruang dan keaktifan optiknya.Karbohidrat yang paling sederhana ditemukan di alam mengandung tiga atom C disebut triosa.

Jika dengan gugus aldehida dinamakan aldotriosa (HOCH2-CHOH-CHO) dan dan dengan

gugus keton disebut dengan ketotriosa (HOCH2-CO-CH2OH).

Karbohidrat dapat berupa monosakarida atau gula sederhana atau berupa gabungan dari

monosakarida yang dapat membentuk polisakarida dengan beberapa unit sampai beberapa

ribu unit monosakarida. Atas dasar jumlah rantai monomernya maka karbohidrat dapat

digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, Oligosakarida dan polisakarida, lihat Gambar 

14.5. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh manusia, karbohidrat menyediakan energi

sebesar 4 kalori atau 17 kilojoule per-gramnya.

Gambar 14.5. Klasifikasi karbohidrat

Pemecahan karbohidrat menghasilkan mono dan disakarida,

terutama glukosa. Melalui proses glikolisis, glukosa segera

terlibat dalam produksi adenosin tri phospat (ATP), pembawa

energi sel.

Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat: 

1. Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh:

glukosa, galaktosa, ribose

2. Ketosa: karbohdrat yang mengikat gugus keton. Contoh:

fruktosa

Page 3: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 3/13

Ditinjau dari hasil hidrolisisnya: 

1. Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul

karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa

2. Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida.

Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati)

3. Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3  –  10

monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa

4. Polisakarida: karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Misalnya pati

(amilum), selulosa, dan glikogen.

Beberapa monosakarida penting sebagai berikut. 

1.  Glukosa 

Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Di alam

glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari

reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun

serta mempunyai sifat:

  Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+52.70)

  Dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata

  Dapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol) dengan reaksi sebagai berikut:

C6H12O6 ==> 2C2H5OH + 2CO2 

  Dapat mengalami mutarotasi

2.  Fruktosa 

  Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya

terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa

lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa

dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalamasam clorida. Disebut juga sebagai gula buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan

mempunyai sifat:

  Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.40C)

  Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata

  Dapat difermentasi

3.  Galaktosa 

  Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat

dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.

Page 4: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 4/13

Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa

menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam

sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Dapat diperoleh dari hidrolisis gula

susu (laktosa), dan mempunyai sifat:

  Dapat mereduksi larutan fehling membentuk endapan merah bata

  Tidak dapat difermentasi

Beberapa disakarida penting sebagai berikut. 

1.  Laktosa 

  Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Laktosa

adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses

hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.

  Beberapa sifat lakotsa:

  Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa

  Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia

  Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju

  Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

2.  Maltosa 

  Beberapa sifat maltosa:

  Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa

  Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk)

  Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

3.  Sukrosa 

Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh

 banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat

memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah

glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap

 pereaksi fehling, benedict, dan tollens.

Beberapa polisakarida penting.

1.  Selulosa 

  Merupakan komponen utama penyusun serat dinding sel tumbuhan

  Polimer dari glukosa

  Hirolisis lengkap dengan katalis asam dan enzim akan menghasilkan glukosa

Page 5: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 5/13

2.  Pati atau amilum 

  Polimer dari glukosa

  Apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan

amilopektin

  Amilopektin merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa

  Hirdolisis parsial akan menghasilkan amilosa

  Hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa

3.  Glikogen 

  Hidrolisis glikogen akan menghasilkan glukosa

  Dalam sistem hewan, glikogen digunakan sebagai cadangan makanan (glukosa)

4.  Kitin 

  Bangungan utama dari hewan beraki banyak seperti kepiting

  Merupakan polimer dari glukosamina

  Hidrolisis akan menghasilkan 2-amino-2-deoksi-glukosa

Analisa kualiatif karbohidrat.

1.  Uji Molisch 

 Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.

  Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi

 pentosa menghasilkan senyawa fulfural.

  Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural

atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.

2.  Uji Seliwanoff  

  Merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut

 juga ketosa

  Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna

merah pada larutannya.

3.  Uji Benedict 

  Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton

 bebas

 Uji benedict berdasarkan reduksi Cu

2+

menjadi Cu

+

oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis

Page 6: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 6/13

  Biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah

terjadinya pengendapan CuCO3 

  Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata

serta adanya endapan.

4.  Uji Barfoed 

  Digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel

  Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange

5.  Uji Iodin 

  Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida

  Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru

  Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu

  Sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat

6.  Uji Fehling 

  Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa,

maltosa, dll)

  Uji positif ditandai dengan warna merah bataserta adanya endapan.

III.  ALAT & BAHAN

3.1 ALAT

  Tabung reaksi

  Rak tabung reaksi

  Gelas piala

  Penangas

  Bunsen

  Kaki tiga

  Kawat kassa

3.2 BAHAN

  Glukosa

  Sukrosa

  Selulosa

  Amilum

  Kertas saring

  H2 So4 pekat

   Na OH 5%

  Cu So4 5%

  Alfa naftol

  Fehling

 2,4 dinitrofenil hidrazin

Page 7: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 7/13

IV.  PROSEDUR KERJA

4.1 CARAKERJA

1.  Reaksi dengan H2SO4 Pekat

  Ambil 4 buah tabung reaksi .Tabung reaksi 1 diisi dengan glukosa, tabung reaksi 2

diisi dengan sukrosa, tabung reaksi 3 diisi dengan selulosa, dan tabung reaksi 4 diisi

dengan amilum.

  Kedalam masing-masing tabung reaksi, tambahkan 2 ml H2 So4 pekat.

  Amati apa yg terjadi

2.  Tromer Test

  Ambil 4 buah tabung reaksi, tabung reaksi 1 diisi dengan larutan glukosa, tabung

reaksi 2 diisi dengan larutan sukrosa, tabung reaksi 3 diisi dengan larutan selulosa,

dan tabung reaksi 4 diisi dengan larutan amilum.

  Kedalam masing-masing tabung reaksi, tambahkan 1ml NaOH pekat dan 5 tetes

larutan CuSO4 5% kemudian dikocok.

  Amati apa yang terjadi?

3.  Pinoff Test

  Ambil 4 buah tabung reaksi, tabung reaksi 1 diisi dengan larutan glukosa, tabung

reaksi 2 diisi dengan larutan sukrosa, tabung reaksi 3 diisi dengan larutan selulosa,

tabung reaksi 4 diisi dengan larutan amilum.

  Kedalam masing-masing tabung reaksi, tambahkan 5ml n-naftol

  Melalui dinding tabung reaksi alirkan H2SO4 (jangan digoyang).

  Amati apa yang terjadi?

4.  Fehling Test 

  Ambil 4 buah tabung reaksi, tabung reaksi 1 diisi dengan larutan glukosa, tabung

reaksi 2 diisi dengan larutan sukrosa, larutan 3 diisi dengan larutan selulosa, tabung

reaksi 4 diisi dengan larutan amilum.  Kedalam masing-masing tabung reaksi, tambahkan 2ml pereaksi fehling.

  Kocok dan panaskan selama 2 menit.

  Amati apa yang terjadi?

5.  Pembuatan osazon

  Ambil 4 buah tabung reaksi, tabung reaksi 1 diisi dengan larutan glukosa, tabung

reaksi 2 diisi dengan larutan sukrosa, tabung reaksi 3 diisi dengan larutan selulosa,

tabung reaksi 4 diisi dengan larutan amilum.  Kedalam masing-masing tabung reaksi, tambahkan 2-4 tetes dinitrofenilhidrazin.

Page 8: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 8/13

  Amati apa yang terjadi?

6.  Hidrolisis Amilum 

  Masukan 1 gr amilum kedalam tabung reaksi.

  Tambahkan dengan Hcl 3%, panaskan pada pengangas air beberapa saat.

   Netralkan dengan NaOH 5% (cek dengan lakmus merah).

  Tambahkan pereaksi fehling 2ml dan panaskan.

  Amati apa yang terjadi?

7.  Reaksi dengan iodine.

  Masukan 2 ml larutan amilum kedalam tabung reaksi.

  Tambahkan 1-2 tetes larutan iodine

  Amati apa yang terjadi?

4.2 DIAGRAM KERJA

  Rex dengan H2SO4 

+ H2SO4 Pekat Amati

Sampel

  Dinoff Tes

+ α-Naftol + H2SO4 Pekat Amati

Sampel

  Tromer Tes

+ NaOH + CuSO4 5%, Kocok Amati

Sampel

  Fehling Tes

+ Pereaksi Fehling, Kocok, Panaskan Amati

Sampel

Page 9: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 9/13

  Pembuatan Ozon

+ Fenil Hidrazin + H2SO4 Pekat, Panaskan Amati

Sampel

  Hidrolisis Amilum

+ HCl 5% + NaOH + Fehling, Panaskan Amati

Sampel

  Reaksi dengan Iodine (Khusus Amilum)

+ 1-2 tetes Iodine Amati

Sampel

V.  HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL

 No Uraian Reaksi Pengamatan Keterangan

1 Reaksi dengan asam sulfat pekat

a. Glukosa + 2 ml

asam sulfat, amati!C6H10O5 + H2SO4→ Larut +

 b. Sukrosa + 2 ml

asam sulfat, amati!

C12H22O11 + H2SO4→ Tidak Larut -

c. Selulosa + 2 ml

asam sulfat, amati!(C6H10O5)n + H2SO4→ Larut +

d. Amilum + 2 ml

asam sulfat, amati!(C6H10O5)n + H2SO4→ Larut -

2 Tromer Test

a. Glukosa + NaOH

+ tembaga sulfat,amati!

C6H10O5 + NaOH +

CuSO4→  Larutan biru tua +

Page 10: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 10/13

 

 b. Sukrosa + NaOH

+ tembaga sulfat,

amati!

C12H22O11 + NaOH +

CuSO4→ Larutan biru tua +

c. Selulosa + NaOH

+ tembaga sulfat,

amati!

(C6H10O5)n + NaOH +

CuSO4→  Tidak Larut -

d. Amilum +NaOH

+ tembaga sulfat ,

amati!

(C6H10O5)n + NaOH +

CuSO4→ 

Tidak Larut, berbentuk 

gumpalan-

3 Pinoff Test

a. Glukosa + α-

naftol + asam sulfat pekat (melalui

dinding tanpa

digoyang)

C6H10O5  + α-naftol +

H2SO4→ 

larutan coklat, endapan

 biru tua+

 b. Sukrosa + α-

naftol + asam sulfat

 pekat (melalui

dinding tanpa

digoyang)

C12H22O11  + α-naftol +

H2SO4→ 

larutan coklat, endapan

hitam+

c. Selulosa + α-

naftol + asam sulfat

 pekat (melalui

dinding tanpa

digoyang)

(C6H10O5)n  + α-naftol +

H2SO4→ 

larutan coklat, endapan

hitam+

d. Amilum +α-

naftol + asam sulfat

 pekat (melalui

dinding tanpa

digoyang)

(C6H10O5)n  + α-naftol +

H2SO4→ 

larutan coklat, endapan

ungu kehitaman+

4 Fehling Test

a. Glukosa + 2 ml

fehling, kocok,

 panaskan

C6H10O5 + fehling (a&b)

→ 

↑ 

Merah bata +

Page 11: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 11/13

 

 b. Sukrosa + 2 ml

fehling, kocok,

 panaskan

C12H22O11 + fehling (a&b)

→ 

↑ 

Larutan hijau tua +

c. Selulosa + 2 ml

fehling, kocok,

 panaskan

(C6H10O5)n + fehling (a&b)

→ 

↑ 

Larutan biru tua +

d. Amilum + 2 ml

fehling, kocok,

 panaskan

(C6H10O5)n + fehling (a&b)

↑ 

Larutan biru tua +

5 Pembuatan Osazon

a. Glukosa + 2,4

dinitrofenilhidrazin,amati!

C6H10O5 + -NHNH2→ 

kuning +

 b. Sukrosa + 2,4

dinitrofenilhidrazin,

amati!

C12H22O11 + -NHNH2 → kuning, tidak larut +

c. Selulosa + 2,4

dinitrofenilhidrazin,

amati!

(C6H10O5)n + -NHNH2→ kuning +

d. Amilum + 2,4

dinitrofenilhidrazin,

amati!

(C6H10O5)n + -NHNH2 → kuning keruh +

6 Hidrolisis amilum

Amilum + Asam

klorida 3%,

 panaskan + NaOH

5%+ fehling 2 ml,

 panaskan

(C6H10O5)n + HCl → 

↑ 

+ NaOH + fehling → 

↑ 

Larutan kuning +

7 Reaksi dengan Iodin

Amilum + 1-2 tetes

Iodin, Amati!

(C6H10O5)n + I2/KI→ Larutan hitam kehijauan +

Page 12: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 12/13

VI.  KESIMPULANDAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

a.  Reaksi dengan H2SO4 pekat

Glukosa → larut dengan asam sulfat pekat 

Sukrosa → tidak larut 

Selulosa → larut 

Amilum → larut 

 b.  Pada Tromer test

Glukosa, sukrosa, selulosa, dan amilum terbentuk larutan biru tua.

c.  Pada pinot test

Glukosa → Endapan biru tua, larutan coklat 

Sukrosa → Endapan hitam, larutan coklat Selulosa → Endapan hitam, larutan coklat 

Amilum → Endapan ungu tua kehitaman, larutan coklat 

d.  Fehling Test

Glukosa → Endapan merah bata 

Sukrosa → Endapan hijau tua 

Selulosa → Larutan biru 

Amilum → Larutan biru tua 

e.  Pembuatan Osazon

Glukosa → Larutan kuning 

Sukrosa → Kuning tak larut 

Selulosa → Kuning 

Amilum → Kuning keruh 

f.  Hidrolisis amilum

Amilum membentuk endapan kuning

g.  Reaksi dengan Iodin (khusus amilum)

Membentuk endapan hitam kehijauan

6.2 SARAN

-  Teliti dalam melakukanpraktikum terutama dalam penambahan zat kimia.

-  Larutan yang akan direaksikan (glukosa, sukrosa, selulosa, amilum), harus dibuat

dengan teliti dan dalam keadaan masih baik, Sehingga hasil yang didapat tepat seperti

dalam penambahan reagen tertentu, apabial terbentuk endapan atau tidak.

Page 13: Bundelan KO DN9

7/15/2019 Bundelan KO DN9

http://slidepdf.com/reader/full/bundelan-ko-dn9 13/13

VII. JAWABAN PERTANYAAN

1.  Struktur Karbohidrat?

  Glukosa : C6H12O6 

  Sukrodsa : C12H22O11 

  Selulosa : (C6H12O6)n 

  Amilum : (C6H12O6)n 

n : untuk menyatakan kelipatan yang mencapai ratusan/ribuan

2.  Sukrosa tidak + dengan pereaksi fehling?

  Sukrosa tidak positif dengan pereaksi fehling, karena sukrosa bukan gula pereduksi sudah

mempunyai gugusaldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi reduksi antar sukrosa +

fehling. Fehling bertujuan untuk menunjukkan danya karbohidrat reduksi.

3.  Beda Amilum dengan Selulosa?

  Amilum terbentuk pada bagian fotosintesis pada bagian yang hijau dari tumbuhan

  Selulosa terdapat pada bagiab berkayu dari tumbuhan seperti tangkai, batang, dan dahan

(mempunyai dinding sel tumbuhan)

VIII.  DAFTAR PUSTAKA

1.  www.news-medical.net/health

2.  www.chem-is-try.org

3.  www.chemistry35.blogspot.com