Ko Lester Ol

37
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN BLOK ENDOKRIN-METABOLISME PEMERIKSAAN KOLESTEROL (Metode CHOD-PAP) Disusun oleh: Nama : Aristi Intan Soraya NIM : G1A007097 Kelompok : XVIII Asisten : Arista Sri Nuraini

description

kol

Transcript of Ko Lester Ol

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERANBLOK ENDOKRIN-METABOLISME

PEMERIKSAAN KOLESTEROL(Metode CHOD-PAP)

Disusun oleh:

Nama : Aristi Intan Soraya

NIM : G1A007097

Kelompok : XVIII

Asisten : Arista Sri Nuraini

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2008

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh:Aristi Intan Soraya

G1A007097XVIII

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti

Ujian praktikum Biokimia Kedokteran Blok Endokrin-Metabolisme

Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jurusan Kedokteran

Purwokerto

Diterima dan disahkanPurwokerto, Desember 2008

Asisten

Arista Sri NurainiK1A006056

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum

Pemeriksaan Kolesterol (metode CHOD-PAP).

B. Tanggal Praktikum

Kamis, 11 Desember 2008.

C. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa akan dapt mengukur kadar kolesterol dengan metode

CHOD-PAP.

2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kadar

kolesterol darah pada saat praktikum setelah membandingkannya

dengan nilai normal.

3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja

yang disebabkan oleh peningkatan kadar kolesterol dengan bantuan

hasil praktikum yang dilakukan.

D. Dasar Teori

Kolesterol adalah komponen membran sel dan prekursor untuk

hormon steroin dan asam empedu yang disintesa oleh sel tubuh dan

diserap dengan makanan. Kolesterol diangkut di dalam plasma melalui

lipoprotein, yang disebut kompleks antara lipid dan apolipoprotein.

Empat kelas lipoprotein yaitu high density lipoprotein (HDL), low

density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein (VLDL) dan

khilomikron. LDL berperan dalam pengangkutan kolesterol ke sel di

perifer, HDL bertanggung jawab terhadap pengambilan kembali

kolesterol dari sel. Empat perbedaan kelas lipoprotein menunjukkan

hubungan yang nyata terhadap atherosklerosis koroner. LDL-

Cholesterol (LDL-C) menyumbang pembentukan plak atherosklerotik

di dalam intima arteri dan terkait erat dengan penyakit jantung koroner

(PJK) serta berhubungan dengan mortalitas. Pada saat konsentrasi total

dalam rentang nilai normal, peningkatan konsentrasi LDL-C

menunjukkan risiko tinggi. HDL-C mempunyai efek perlidungan

dengan menghambat pembentukan plak dan menunjukkan hubungan

terbalik dengan angka kejadian PJK. Kenyataannya, nilai HDL-C yang

rendah merupakan faktor risiko independen. Penetapan kadar

kolesterol total individu digunakan untuk screening kepentingan itu,

sambil pengkajian risiko yang lebih baik, maka perlu mengukur HDL-

C dan LDL-C sebagai tambahan.

Beberapa uji coba klinis terkendali menggunakan diet, perubahan

gaya hidup dan atau obat-obat yang berbeda (khususnya HMG CoA

reductase inhibitors [statins]) telah menunjukkan bahwa rendahnya

kadar kolesterol total dan LDL-C mengurangi risiko PJK secara

drastis.

E. Metode Pemeriksaan

“CHOD-PAP”: Enzymatic Photometric Test

F. Prinsip kerja

Kolesterol ditemukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi.

Inhibitor kalorimetrik yaitu quinoneimine terbentuk dari 4-

aminoantipyrine dan phenol oleh hidrogen peroksida dengan katalis

peroksidase (reaksi trinders).

Cholesterol ester + H2O Cholesterol + fatty acid

(CHE = Cholesterol esterase)

Cholesterol + O2 Cholesterol-3-one + H2O

(CHO = Cholesterol Oksidase)

2 H2O + 4-aminoantipyrine + phenol Quinoneimine + 4 H2O

(POD = Peroksidase)

Rumus perhitungan LDL kolesterol (Rumus Friedewald)

¿Kolesterol −TG5

−HDL

G. Alat dan Bahan

1. Alat

a. spuit

b. torniquet

c. mikropipet (yellow tip)

d. kuvet

e. eppendorf

CHE

CHO

POD

10 µl serum

1000 µl working reagen

Homogenkan

Inkubasi 15 menit

Baca absorbansinya pada spektrofotometerdengan λ 546 nm

f. sentrifugator

g. spektrofotometer

2. Bahan

a. 1000 µl working reagent

b. 10 µl serum

H. Cara Kerja

1. Diambil 3 cc darah dengan spuit di vena medianna cubiti.

2. Darah disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm

3. Diambil 1000µl working reagen dan tambahkan serum 10 μl.

4. Dibaca absorbansinya dengan λ 546 nm.

I. Nilai Normal

150 – 200 mg/dl

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Nama Probandus : Andika Rediputra.

Umur : 19 tahun.

Jenis kelamin : Laki-laki.

B. Hasil Perhitungan

Hasil pemeriksaan : 88 mg/dl

C. Pembahasan

Kadar kolesterol probandus sebesar 88 mg/dl menunjukkan bahwa kadar

trigliserida probandus abnormal karena batas normal kadar kolesterol

manusia adalah 150 – 200 mg/dl.

Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan pada keadaan demikian menjadi

komponen struktural esensial yang membentuk membran sel serta lapisan

eksterna lipoprotein plasma. Lipoprotein mengangkut kolesterol bebas di

dalam sirkulasi darah, tempat unsur ini segera mengimbangi unsur kolesterol

pada lipoprotein lainnya dan membran sel. Ester kolesteril merupakan bentuk

penyimpanan kolesterol yang ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh.

Senyawa ini diangkut sebagai muatan di dalam inti hidrofobik lipoprotein.

Kolesterol merupakan unsur utama pembentuk batu empedu. Meskipun

demikian, peranan utama pada proses patologis adalah sebagai faktor di dalam

pembentukan atherosklerosis pada pembuluh arteri yang penting sehingga

mengakibatkan penyakit serobrovaskular, vaskular perifer, dan koroner.

Lipoprotein terbagi menjadi lima fraksi sesuai berat jenisnya yang

dibedakan dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi itu adalah (Granner,

1999 dan Koolman, 2000) :

1. Kilomikron.

Kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus.

Kolesterol diabsorpsi dari usus dan dimasukkan ke dalam kilomikron

yang dibentuk di dalam mukosa. Kilomikron mengeluarkan

trigliseridanya di jaringan adiposa dan sisanya menyerahkan

kolesterol ke hati. Triasilgliserol kilomikron dicerna oleh lipoprotein

lipase dalam darah, sisa kilomikron akan berikatan dengan reseptor di

sel hati dan mengalami internalisasi melalui endositosis. Terjadi

pencernaan di dalam lisosom, protein dan lemak diuraikan, asam

lemak diputuskan dari ester kolesterol, dan kolesterol serta produk

pencernaan sisa kilomikron lainnya membentuk depot simpanan di

dalam sel hati. Bertambahnya simpanan kolesterol bebas

mengakibatkan pembentukan kolesterol terhambat dan sintesis

reseptor LDL oleh hepatosit tertekan. Reseptor diserap melalui proses

endositosis maka jumlahnya di membran sel berkurang.

2. Very low density lipoprotein (VLDL).

Very low density lipoprotein (VLDL) berasal dari hati untuk

mengeluarkan triasilgliserol.

3. Intermediate density lipoprotein (IDL).

4. Low density lipoprotein (LDL).

Low density lipoprotein (LDL) yang memperlihatkan tahap akhir

di dalam katabolisme VLDL. Kolesterol LDL yang sering disebut

"kolesterol jahat". Partikel kolesterol LDL berada dalam jumlah yang

berlebihan, mereka dapat menumpuk di sepanjang dinding pembuluh

darah dan menyebabkan timbulnya aterosklerosis, yang membuat

diameter pembuluh darah menyempit dan karenanya terganggulah

aliran darah. Muaranya pada munculnya penyakit jantung koroner.

Kadar kolesterol LDL yang ideal sebaiknya dibawah 130 mg/dL,

namun sampai 160 mg/dL pada orang yang tidak memiliki faktor

risiko penyakit jantung koroner dan penyakit-penyakit pembuluh

darah lainnya, umumnya masih dianggap cukup baik. Akan tetapi jika

memiliki lebih dari dua faktor risiko penyakit jantung koroner,

misalnya menderita obesitas, merokok dan kurang berolah-raga, atau

memiliki sifat turunan menderita sakit jantung koroner atau

penyempitan pembuluh darah lainnya, maka kadar kolesterol harus

dijaga agar selalu di bawah 130 mg/dL. Bagi penderita sakit jantung,

kadar kolesterol LDL lebih dari 100 mg/dL sudah dianggap terlalu

tinggi dan sangat besar peluangnya untuk mendapat serangan jantung.

Oleh sebab itu harus selalu dikontrol agar kadarnya dibawah 100

mg/dL. Timbulnya aterosklerosis atau menyempitnya serta

mengerasnya pembuluh darah berawal dari tingginya LDL (kolesterol

jahat) akibat kurangnya pembentukan reseptor LDL. Keadaan ini bisa

terjadi akibat kelainan genetik, misalnya akibat hiperkolesterolemia

familial (tingginya kolesterol akibat turunan). Dapat juga terjadi

akibat jenuhnya reseptor LDL karena kosnumsi makanan yang tinggi

kolesterol. Peningkatan kadar LDL dalam darah mengganggu

metabolisme LDL, sehingga terbetuklah lapisan lemak. Tadinya tipis,

lama-lama membentuk kerak berserat (fibrous plak). Bila sel endotel

pembuluh darah arteri di bawahnya koyak, trombosit akan menempel

pada dinding arteri yang rusak. Interaksi antara trombosit dan sel

endotel yang rusak ini akan merangsang pertumbuhan atau proliferasi

jaringan ikat di dinding arteri dan disebut plak aterosklerosis atau

ateroma.

5. High density lipoprotein (HDL).

High density lipoprotein (HDL) yang terlibat di dalam

metabolisme VLDL dan kilomikron, Serta pengangkutan kolesterol.

Kolesterol HDL disebut juga "kolesterol baik". Makin tinggi kadar

kolesterol HDL dalam darah, maka makin terlindung dari risiko

terkena serangan jantung koroner atau stroke. HDL memiliki

kemampuan untuk membersihkan tumpukan lemak yang menempel

pada dinding pembuluh darah. Oleh karenanya, kadarnya yang tinggi

memiliki efek proteksi bagi jantung. kolesterol HDL (kolesterol baik)

dalam darah sebaiknya dijaga agar selalu di atas 35 mg/dl.

Perbedaan lipoprotein:

Ultrasentrifugasi Kilomikron VLDL LDL HDL

Densitas hidrasi

(g/ml)

< 0.95 0.95 – 1.006 1.019 –

1.063

1.063 –

1.21

Kecepatan >400 20 – 400 0 – 20 —

flotasi (Sf)

Elektroforesa Tidak

bergerak

Pre – beta beta Alfa

Diameter (Å) 800 – 5000 300 – 800 180 – 280 50 – 120

Susunan

% trigliserida

% kolesterol

ester

% kolesterol

% fosfolipida

% protein

85

4

2

7

1 – 2

52

17

7

15

9

10

37

8

23

22

4

18

2

25

51

Apoprotein

utama

A, B, C B, C, E B A, E

Asal usus Usus, hati Hasil akhir

metabolis

me VLDL

Usus, hati

Fungsi Transport

trigliserida

eksogen

Transport

trigliserida

Endogen

Transport

cholesterol

dan

phospholi

pid ke

perifer

Transport

cholesterol

dari sel

perifer ke

hati

Tabel 1. Perbedaan 4 kelas lipoprotein

Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa

dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai

panjang sebagai ester kolesteril. Unsur ini disintesis di banyak jaringan dari

asetil-KoA dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai

garam kolesterol atau empedu. Kolesterol merupakan prekursor semua

senyawa steroid lainnya di dalam tubuh, seperti kortikosteroid, hormon seks,

asam empedu, dan vitamin D. Di dalam tubuh, kolesterol merupakan bagian

dari lemak darah selain trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas : Tiga

fraksi atau unsur lemak ini (kolesterol, trigliserida, fosfolipid) berikatan dengan

protein khusus yang disebut apoproten, menjadi kompleks lipoprotein. Dengan

ikatan itu lemak bisa larut, menyatu dan mengalir bersama darah. Sementara

asam lemak bebas berikatan dengan albumin. Sedikit lebih dari separuh jumlah

kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal

dari makanan sehari – hari. Pada manusia, hati menghasilkan kurang lebih 10%

dari total sintesis, sementara usus sekitar 10% lainnya. Kolesterol sangat larut

dalam lemak tetapi hanya sedikit larut dalam air. Kolesterol secara khas adalah

produk metabolisme hewan dan karenanya terdapat di makanan yang berasal

dari hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak (Despopoulos dan

Silbernagl, 2000).

Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol seluruhnya dibentuk

dari molekul Asetil KoA. Sebaliknya, inti sterol dapat dimodifikasi dengan

berbagai rantai samping untuk membentuk kolesterol, asam kolat yang

merupakan dasar dari asam empedu yang dibentuk di dalam hati dan beberapa

hormon steroid yang penting yang disekresi oleh korteks adrenal, ovarium, dan

testis (Guyton dan Hall, 1990).

Metabolisme lemak

Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen

dan jalur endogen:

1. Jalur eksogen

Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus

dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut

Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah.

Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh

enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan

kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak

atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai

cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme

dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas.

Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam

empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti

detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan.

Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa

dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan

mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur

endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah

diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati.

Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim

yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke

dalam aliran darah.

2. Jalur endogen

Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila

makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan.

Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian

membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah

dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL

kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi

IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui

serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density

Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total

dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini

bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh.

Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah,

dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density

Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam

tubuh.

Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol disebut lemak

“jahat” dan HDL-Kolesterol disebut lemak “baik”. Sehingga rasio

keduanya harus seimbang.

Metabolisme kolesterol

Kolesterol memberikan umpan balik menghambat sintesisnya sendiri

dengan menghambat HMG-KoA reduktase, enzim yang mengkonversi 3

hidroksi-3-metilglutarin-KoA menjadi asam mevalonat. Jadi, jika intake

kolesterol dari diet tinggi, maka sintesis kolesterol di hati menurun, dan

sebaliknya. Mevalonat menghasilkan unit-unit isopren yang akhirnya saling

bergabung membentuk skualen. Siklisasi skualen menghasilkan sistem cincin

steroid dan sejumlah reaksi selanjutnya menghasilkan kolesterol (Marks, et al.,

2000).

Glukosa Asam lemak Asam amino

Asetil KoA

HMG-KoA

HMG-KoA Reaksi penentu kecepatan

Reduktase (sasaran terapi obat)

Mevalonat

Unit-unit isopren

Skualen

Kolesterol

Ada dua sumber kolesterol di dalam tubuh. Beberapa kolesterol terdapat

dalam makanan (telur, berbagai macam hasil ternak seperti susu dan keju),

daging, dan lain-lain, tetapi kebanyakan kolesterol dihasilkan oleh hepar.

Makanan berlemak yang tidak mengandung kolesterol sekali pun, dapat

meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dengan dua cara. Pertama, asupan

lemak yang berlebihan dalam makanan akan menstimulasi reabsorpsi

kolesterol dalam cairan empedu untuk kembali dalam sirkulasi. Hal ini

menyebabkan kadar kolesterol yang dibuang melalui feses akan menurun.

Kedua, hepar akan menggunakan sebagian asam lemak jenuh yang dipecah di

dalam tubuh untuk dikonversikan menjadi kolesterol.

Kurang lebih setengah dari kolesterol berasal dari biosintesis tubuh sendiri

yang berlangsung di dalam usus, kulit dan hati dan selebihnya diambil dari

bahan makanan itu sendiri. Perubahan asam empedu juga menggunakan jumlah

kolesterol yang besar. Kolesterol termasuk isoprenoid yang sintesisnya

dimulai dengan asetil KoA. Dari komponen C2 dengan suatu rantai reaksi yang

panjang dan rumit terbentuk sterol C27 (Koolman dan Heinrich, 2000).

Fungsi kolesterol antara lain :

1. Membentuk asam folat di dalam hati.

2. Prekursor garam empedu.

3. Prekursor hormon tiroid.

Faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, antara lain:

1. Usia

Meningkatnya usia, kolesterol darah semakin besar. Hal ini

disebabkan mundurnya kemampuan organ dan jaringan tubuh. Di usia

belasan tahun plak pada pembuluh darah akan tumbuh bila asupan

lemak tinggi sudah dimulai sejak usia tersebut. Secara progresif selama

bertahun-tahun kemudian akan mengalami pecah, perdarahan dan

membentuk thrombosit yang bias menghambat aliran darah.

2. Pola makan

Pola makan tinggi lemak serta kurang sayur dan buah merupakan

faktor dominan yang menyebabkan tingginya kadar kolesterol darah.

Lemak hewan umumnya merupakan lemak jenuh (saturated fat) dan

mengandung banyak kolesterol. Lemak jenuh sangat signifikan dapat

menaikkan kadar kolesterol darah.

3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik berbanding lurus dengan HDL, maka semakin besar

aktifitas fisik semakin besar juga kadar HDL. HDL berperan dalam

pelepasan kolesterol dari jaringan sehingga mengurangi timbunan

kolesterol.

4. Merokok

Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan

menurunkan kadar HDL.

5. Jenis kelamin

Kolesterol pria cenderung lebih tinggi daripada wanita, sebab pria

memiliki hormon tiroid yang meningkatkan LDL, sedangkan wanita

memiliki hormon estrogen yang meningkatkan HDL plasma (Marks, et

al., 2000).

Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kolesterol, yaitu ambilan

lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor, misal resptor LDL atau

reseptor skavenger, ambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan

kolesterol ke membran sel, sintesis kolesterol dan hidrolisis ester kolesteril

oleh enzim ester kolesteril hidrolase.

Sementara itu, faktor – faktor yang menyebabkan penurunan kadar

kolesterol, yaitu aliran keluar kolesterol dari membran sel ke lipoprotein yang

potensial kolesterolnya rendah, khususnya HDL3 atau HDL diskoid dan

didorong oleh enzim LCAT (lesitin:kolesterol asiltransferase), esterifikasi

kolesterol oleh enzim ACAT (asil-KoA : kolesterol asiltransferase), dan

penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon

atau asam empedu di hati (Rand dan Murray, 2004).

APLIKASI KLINIS

1. Kelainan lemak darah

Berdasarkan kadar-lemak darah dibedakan antara hipolipidemia atau

hipolipoproteinemia dan hiperlipidemia atau hiperlipoproteinemia. Kelainan

dapat bersifat primer dimana kelainan lemak darah tersebut merupakan

manifestasi utama; biasanya familial. Dapat pula bersifat sekunder yaitu

disebabkan adanya penyakit dasar. Hipolipidemia umumnya bersifat primer

dan berkaitan dengan kadar kolesterol yang rendah. Beberapa jenis yang

telah dikenal adalah defisiensi alfalipoprotein (penyakit Tangier),

hipobetalipoproteinemia dan abetalipoproteinemia (sindroma Bassen—

Kornzweig). Pada 1967 Fredrickson, Levy dan Lees mengemukakan

klasifikasi hiperlipoproteinemia primer berdasarkan kadar kolesterol dan

trigliserida plasma, ultrasentrifugasi dan elektroforesa lipoprotein.

Dibaginya menjadi 5 tipe, yaitu I, II, III, IV dan V. Komisi WHO pada 1970

mengambil alih identifikasi tersebut dan membedakan tipe II menjadi tipe

IIa dan IIb.

Klasifikasi Fredrickson Kolesterol Trigliserida

Normal < 220 mg/dl < 150 mg/dl

Tipe I < 260 mg/dl > 1000 mg/dl

Tipe IIa > 300 mg/dl < 150 mg/dl

Tipe IIb > 300 mg/dl 150 – 300 mg/dl

Tipe III 3500 – 500 mg/dl 350 – 500 mg/dl

Tipe IV < 260 mg/dl 200 – 1000 mg/dl

Tipe V > 300 mg/dl > 1000 mg/dl

Tabel 2. Klasifikasi Fenotipe Hiperlipoproteinemia menurut Fredrickson, dkk dan Komisi

WHO.

Dalam hubungannya dengan aterosklerosis berdasarkan penelitian

epidemiologik maka yang risikonya tinggi adalah terutama tipe – tipe

hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kombinasi,

disbetalipoproteinemia dan fenotipe IIa, IIb, III. Hipertrigliseridemia

familial dan fenotipe IV dan V risikonya tidak setinggi tipe – tipe yang

tersebut lebih dahulu itu.

Sebagai faktor “aterogenik” adalah kolesterol total, kolesterol-LDL,

trigliserida dan apoprotein-B. Sedangkan sebagai faktor “antiaterogenik”

adalah kolesterol-HDL.

Berdasarkan penelitian Lipid Research Clinic dan Assmann, dkk di

Westphalia telah dianjurkan sebagai pedoman untuk penggunaan praktis

angka – angka kadar faktor faktor tersebut dihubungkan dengan prognosa

dan perlunya terapi. Hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(Suryaatmadja dan Silman, 1983):

Risiko tidak ada Borderline Perlu pengobatan

Trigliserida

Kolesterol total

Kolesterol-LDL

<150

< 220

<150

150 – 200

220 – 260

150 – 190

200

> 260

>190

Kolesterol HDL Prognosa baik Risiko normal

(standar)

Risiko meningkat

Pria

Wanita

> 55

> 65

35 – 45

45 – 65

< 35

< 45

Tabel 3. Nilai perkiraan yang dianjurkan untuk lipida dan kolesterol lipoprotein (satuan

dalam mg/dl).

Kelainan lemak darah contohnya adalah hiperkolesterolemia familial,

yaitu penyakit herediter dimana seseorang mewarisi gen-gen perusak

pembentuk lipoprotein densitas rendah pada permukaan membran sel tubuh.

Jika reseptor ini tidak ada maka hati tidak dapat mengabsorbsi (IDL). Hal

ini karena hati secara terus menerus memproduksi kolesterol baru tanpa

batas. Pada penderita ini konsentrasi kolesterol darah akan meningkat empat

sampai enam kali konsentrasi normal (Robbins, 1999).

2. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi

lipid ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa,

migrasi dan proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat pemicuan

patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus,

bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan

kekakuan arteri.

Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama

paparan faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen,

infeksi virus dan bakteri, faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau

interaksi berbagai faktor. The American Heart Association Committee on

Vascular Lesions menentukan klasifikasi baru perkembangan lesi

aterosklerotik dengan mengkaitkan fase klinik evolusi plak dengan tipe lesi

yang tampak secara patologis. Aterogenesis dimulai ketika terjadi jejas pada

endotel arteri, sehingga mengaktivasi atau menimbulkan disfungsi endotel.

Paparan jejas pada endotel, memicu berbagai mekanisme molekuler dan

seluler yang menginduksi dan mempromosi lesi aterosklerotik.

Kadar kolesterol LDL yang tinggi merupakan penjejas utama endotel

dan miosit. Kemampuan LDL-oks dalam memulai terjadinya aterosklerosis

menunjukkan bahwa LDL-oks sangat mudah menimbulkan terbentuknya sel

busa. Kolesterol HDL cenderung membawa kolesterol menjauhi arteri dan

kembali ke hati, menyingkirkan kolesterol yang berlebihan di plak ateroma

dan menghambat perkembangan plak ateroma. Hipertensi menginisiasi

disfungsi endotel dalam proses aterogenesis. Stres oksidatif dapat

mempromosi aktivasi atau disfungsi endotel, serta menginduksi ekspresi

molekul adesi, sehingga memacu migrasi monosit. Pola pemahaman

ekspresi gen bisa membantu menjelaskan perbedaan kerentanan terhadap

agen penyebab aterosklerosis.

Aterosklerosis jelas bukan hanya merupakan akibat sederhana dari

akumulasi lipid, namun juga akibat respon inflamasi, namun bila komponen

inflamasi berbahaya bagi arteri secara selektif dapat dimodifikasi dengan

mempertahankan keutuhan aspek protektifnya, maka bisa tercipta

pandangan baru dalam diagnosis dan manajemen penyakit pada 50 persen

pasien kardiovaskuler yang tidak mengalami hiperkolesterolemia.

Peran kolesterol HDL pada aterosklerosis cenderung membawa

kolesterol menjauhi arteri dan kembali ke hati, menyingkirkan kolesterol

yang berlebihan di plak ateroma dan menghambat perkembangan plak

ateroma. Ekpresi protein HDL, misalnya apoA-I dan apoE, menghambat

perkembangan dan menyebabkan regresi aterosklerosis, serta menginduksi

perubahan morfologik lesi aterosklerotik yang konsisten dengan stabilisasi

lesi. Selain itu, HDL juga langsung mengatur fenotipik VSMC (vascular

smooth muscle cell), terhadap ekspresi molekul adesi serta fungsi migrasi

dan proliferasi miosit. Namun, metabolisme HDL amat dipengaruhi oleh

CETP (cholesteryl ester transfer protein), sehingga mengubah potensi anti

aterogeniknya. CETP memperantarai pertukaran lipid dan menghasilkan

transfer cholesteryl ester HDL, yang diubah menjadi LDL, sehingga

menurunkan kadar HDL plasma, serta meningkatkan aktivitas Enzim

lipolitik. (Prasetyo dan Sadhana, 2006).

BAB III

KESIMPULAN

1. Kadar kolesterol probandus sebesar 88 mg/dl menunjukkan bahwa kadar

trigliserida probandus abnormal karena batas normal kadar kolesterol manusia

adalah 150 – 200 mg/dl.

2. Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan pada keadaan demikian menjadi

komponen struktural esensial yang membentuk membran sel serta lapisan

eksterna lipoprotein plasma.

3. Lipoprotein mengangkut kolesterol bebas di dalam sirkulasi darah. Jenis

lipoprotein ada 5 yaitu kilomikron, VLDL, LDL, IDL dan HDL.

4. Lemak dimetabolisme melalui jalur eksogen dan endogen.

5. Kolesterol bersumber dari asupan makanan dan kolesterol yang dihasilkan

hepar.

6. Fungsi kolesterol adalah membentuk asam folat di hati, prekursor garam

empedu dan prekursor hormon tiroid.

7. Faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol darah adalah usia, pola makan,

aktivitas fisik, merokok dan jenis kelamin.

8. Aplikasi klinis pemeriksaan trigliserida contohnya kelainan lemak darah dan

aterosklerosis.

DAFTAR PUSTAKA

Dawn B. Marks, et al. Metabolisme Kolesterol dan Lipoprotein darah. Dalam:

Biokimia Kedokteran Dasar. Edisi 1. Jakarta: EGC. 2000: 513.

Despopoulos, Agamemnon dan Stefan Silbernagl. Darah. Dalam: Atlas Berwarna

dan Teks Fisiologi. 4th ed. Jakarta: Hipokrates. 2000: 74.

Granner, Daryl K. Sintesis, Pengangkutan, dan Ekskresi Kolesterol. Dalam:

Biokimia Harper. Jakarta: EGC. 1999: 302-15

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. Metabolisme Lemak. Dalam: Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 1990 : 1087-91.

Koolman, Jan dan Heinrich R. Biosintesis Kolesterol. Dalam: Atlas Berwarna dan

Teks Biokimia. Jakarta : Hippokrates. 2000 : 168.

Prasetyo, Awal dan Udadi Sadhana. Aspek Seluler dan Molekuler Aterosklerosis.

Media Medika Muda. 2 (2006).

Rand, Margaret L., dan Robert K. Murray. Protein Plasma, Imunoglobulin dan

Pembekuan Darah. Dalam: Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC.

2004: 539-42.

Robbins, S. L. dan V. Kumar. Kelainan Genetik. Dalam: Dasar Patologi

Penyakit. Jakarta: EGC. 1999: 82-111.

Suryaatmadja, Marzuki dan Erwin Silman. Diagnosa Laboratorium Kelainan

Lemak Darah. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. 30 (1983): 14 – 18.