klmpk 7

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi sekarang ini yang banyak menimbulkan kematian adalah saluran pernafasan baik itu pernafasan atas maupun bawah, yang bersifat akut atau kronis salah satunya penyakit bronchitis. Bronchitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terjadi pada orang dewasa. Pada anak bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun dapat juga merupakan penyakit tersendiri (Ngastiyah, 2006). Di Amerika Serikat, menurut National Center for health Statistics, kira-kira ada 14 juta orang menderita bronchitis. Lebih dari 12 juta orang menderita Bronchitis pada tahun 1994, sama dengan 5% populasi Amerika. Di dunia Bronchitis merupakan masalah dunia. Frekuensi Bronchitis lebih banyak pada status ekonomi rendah dan pada kawasan industri.Bronchitis lebih banyak terdapat pada laki-laki dibanding perempuan (Samer, 2007). Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru ). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. B. Rumusan Masalah Apa Definisi Bronkitis ? Manifestasi Klinis Bronkitis ? Faktor–faktor Pencetus Bronkitis ? Penatalaksanaan Bronkitis ?

description

klmpk 7

Transcript of klmpk 7

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPenyakit infeksi sekarang ini yang banyak menimbulkan kematian adalah saluran pernafasan baik itu pernafasan atas maupun bawah, yang bersifat akut atau kronis salah satunya penyakitbronchitis.Bronchitispada anak berbeda denganbronchitisyang terjadi pada orang dewasa. Pada anakbronchitismerupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun dapat juga merupakan penyakit tersendiri (Ngastiyah, 2006).Di Amerika Serikat, menurut National Center for health Statistics, kira-kira ada 14 juta orang menderitabronchitis. Lebih dari 12 juta orang menderitaBronchitispada tahun 1994, sama dengan 5% populasi Amerika. Di duniaBronchitismerupakan masalah dunia. FrekuensiBronchitislebih banyak pada status ekonomi rendah dan pada kawasan industri.Bronchitislebih banyak terdapat pada laki-laki dibanding perempuan (Samer, 2007).Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

B. Rumusan Masalah

Apa Definisi Bronkitis ? Manifestasi Klinis Bronkitis ? Faktorfaktor Pencetus Bronkitis ? Penatalaksanaan Bronkitis ? Asuhan Keperawatan BronkitisC. Tujuan

Mengetahui Definisi Bronkitis

Mengetahui Manifestasi Klinis Bronkitis

Mengetahui Faktor-Faktor Pencetus Bronkitis

Mengetahui Penatalaksanaan Bronkitis

BAB IIPEMBAHASAN2.1.1Definisibronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. .. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran. (Ngastiyah, 1997).Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994).

Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis merupakan topik yang masih diliputi kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama. (Taussig, 1982; Rahayu, 1984).2.1.2 Klasifikasia. Bronkitis Akut

Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis, merupakan penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu)

b. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang.

Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya.(KONIKA, 1981)2.1.3 EtiologiAdalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi, dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.

a. Rokok

Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control,rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Secara patologi rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar muklus bronkus dan metplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut. Beberapa zat kimia pada rokok seperti karbon monoksida, tar, nikotin, ambergris, hidrogen sianida, dan benzena mengiritasi lapisan saluran bronkial, sehingga menyebabkan peradangan pada saluran udara.b. Infeksi

Eksaserbasi bronchitis di sangka paling sering di awali dengan inveksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang di isolasi paling banyak adalah haemophilus influensa dan streptococcus pneumonie.

c. Polusi

Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila di tambah meroko resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat-zat pereduksi seperti oksigen, zat-zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.

d. Keturunan

Belum di ketahui secara jelas apa faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa-1 antitripsin yang merupankan suatu problem, dimana kelainan ini di turunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering di keluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.e. Faktor sosial ekonomi

Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin di sebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.2.1.4Patofisiologi PATHWEYalergen

(Arif Muttaqin,2008.BK:Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan)

2.1.5 Manifestasi klinis1.Batuk mulai pagi hari, timbul siang hari maupun malam hari,

2.Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopurulen

3.Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah,

4.Kadang kadang terdengar ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun inspirasi.2.1.6Komplikasi

a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.

b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia.c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.

d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis.2.1.7Pengobatana. Tindakan Perawatan

Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lendir.1. Berjemur dipagi hari.

2. Sering mengubah posisi.

3. Banyak minum.

4. Inhalasi

5. Nebulizer

Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perludiberikan minum susu atau makanan lain

b. Tindakan Medis.

1. Jangan beri obat antihistamin berlebih.

2. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial

3. Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari

4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative

2.1.8Pencegahan

Jika kita telah sering mengalami serangan bronkitis atau berulang, penyebabnya mungkin sesuatu di lingkungan. Lokasi yang dingin, lembab - khususnya dikombinasikan dengan polusi udara atau asap rokok - dapat membuat kita lebih rentan terhadap bronkitis akut. Ketika masalah menjadi berat, kita mungkin perlu untuk mempertimbangkan perubahan di mana dan bagaimana kita hidup dan bekerja.

Langkah-langkah ini juga dapat membantu menurunkan risiko bronkitis dan melindungi paru-paru secara umum:

1. Hindari merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan risiko bronkitis kronis dan emphysema.

2. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin sedikit kita terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah risiko kita mendapatkannya. Hindari kerumunan orang selama musim flu.

3. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab sehingga membuat bronkus mengalami vasokontriksi dan peningkatan produksi secret.

4. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya telur, susu, daging dan sebagainya.

5. Dapatkan vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari influenza, virus. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi diri dari flu, yang pada gilirannya, dapat mengurangi risiko bronkitis.

6. Tanyakan kepada dokter tentang pneumonia shot. Jika usia lebih dari 60 tahun atau memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit jantung dan paru-paru, perlu dipertimbangkan melakukan shot bronkitis. Selain itu, dikenal sebagai vaksin Prevnar dapat membantu melindungi anak-anak terhadap pneumonia. Di anjurkan untuk semua anak di bawah usia 2 hingga 5 tahun yang berada pada risiko tertentu penyakit pneumokokus, seperti mereka yang memiliki kekurangan sistem kekebalan tubuh, asma, penyakit jantung atau anemia sel sabit. Efek samping dari vaksin pneumokokus biasanya kecil dan ringan termasuk rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan. 7. Cuci tangan atau menggunakan sanitizer tangan secara teratur. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi virus, sering mencuci tangan dan membiasakan diri menggunakan sanitizer tangan. Dan jangan menggosok hidung atau mata.

8. Ketika praktek, memakai masker. Jika kita harus menghabiskan banyak waktu di sekitar orang lain yang batuk dan bersin, ide yang baik untuk memakai masker yang menutupi mulut dan hidung untuk mengurangi risiko infeksi. 2.1.9Pemeriksaan fisik

Pada stadium ini tidak di temukan kelainan fisik. Hanya kadang-kadang terdengar ronchi pada waktau ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi pada waktu ekspirasi mau pun inspirasi di sertai bising mengi. Juga di dapatkan tanda-tanda overinflasi paru seperti barrel chest, kifosis, pada perkusi terdengar hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih ke bawah, pekak jantung berkurang, suara nafas dan suara jantung lemah, kadang-kadang di sertai kontraksi otot-otot pernafasan tambahan.

2.1.10Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan radiologi

Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.

b. Pemeriksaan fungsi paru

c. Analisis gas darah

Pa O2 :rendah (normal 80-100 mmHg)

Pa CO2 :tinggi (normal 35-45mmHg)

Saturasi hemoglobin menurun

Eritropoesis bertambah

d.Tes fungsi paru

Untuk menentukan penyebab dispnoe melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi.

TLC : meningkat

Volume residu: meningkat

FEV1/FVC : rasio volume meningkat

e. Bronchogram

Menunjukan dilatasi silinder bronchus saat inspirasi,pembesaran duktus mukosa.

f. Sputum

Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen.

g. EKG

Distrimia atrial, peninggian gelombang P pada lead II, III,AVF.

2.1.11 Penatalaksanaan

a.Tindakan suportif

Pendidikan bagi pasien dan keluarga tentang:

1.) Menghindari merokok

2.) Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup

3.) Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan

4.) Nutrisi yang baik

5.) Hidrasi yang adekuat

b.Terapi khusus (pengobatan)

1.) Bronchodilator : salbutamol, aminophilin

2.) Antimikroba :amoxsilin

3.) Kortikosteroid : dexametason, prednison

4.) Terapi pernafasan

5.) Latihan relaksasi

6.) Meditasi

7.) RehabilitasiBAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a.) Identitas

lebih sering terjadi pada anak anak, prevalensinya meningkat pada perokok, orang yang bekerja atau tinggal di daerah industri.

b.)Keluhan Utama

biasanya klien mengeluh sesak nafas

c.)Riwayat Penyakit Sekarang

klien pada umumnya mengeluh dadanya terasa sesak dan terasa sulit untuk bernafas. Di awali batuk produktif berulang 3 bulan tidak di ketahui sebabnya.

d.)Riwayat Penyakit Dahulu

merupakan faktor pencetus timbulnya bronkitis (infeksi saluran pernafasan, adanya riwayat alergi , stress). Frekuensi timbulnya wheezing. Lama pengguna obat-obatan sebelumnya misalnya bronchodilator atau mukolitik. Adakah riwayat asma ataupun faktor keturunan terhadap alergi.

e.)Riwayat Penyakit Keluarga

Adakah penyakit yang di derita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungan nya dengan penyakit klien sekarang atau penyakit lain misalnya DM, dan hipertensi.

f.)Riwayat Psikososial-Spiritual

1.) Psikologi : perasaan yang di rasakan oleh klien, apakah cemas/sedih?

2.) Sosial : bagaimana hubungan klien dengan orang lain maupun orang terdekat klien dan lingkungannya?

3.) Spiritual : apakah klien menjalankan ibadah selama perawatan di rumah sakit?

Data dasar pengkajian pada pasien dengan bronchitis:

a. Aktivitas/istirahat

Gejala

Keletihan, kelelahan, malaise

Ketidakmampuan melalukan aktivitas sehari-hari

Ketidakmampuan untuk tidur

Dispnoe pada saat istirahat

Tanda

Keletihan

Gelisah, insomnia

Kelemahan umum/kehilangan massa otot

b. Sirkulasi

Gejala

Pembengkakan pada ekstremitas bawah

Tanda

Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat

Distensi vena leher

Edema dependent

Bunyi jantung redup

Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis

Pucat, dapat menunjukan anemiac. Integritas ego

Gejala

Peningkatan faktor resiko

Perubahan pola hidup

Tujuan

Ansietas, ketakutan, peka ransang

4.) Makanan/cairan

Gejala

Mual/muntah

Nafsu makan buruk/anoreksia

Ketidakmampuan untuk makan

Penurunan berat badan, peningkatan berat badan

Tanda

Turgor kulit buruk,edemadependen,berkeringat

Penurunan berat badan, palpitasi abdomen

5.) Hygiene

Gejala

Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan

Tanda

Kebersihan buruk, bau badan6.) Pernafasan

Gejala

Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun

Episede batuk hilanhg timbul

Tanda

Pernafasaan biasa cepat

Penggunaan otot bantu pernafasan

Bentuk barrel chest, gerakan diafragma minimal

Bunyi nafas ronchi

Perkusi hiperresponanpada area paru pun

Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu-abu keseluruhan

7.) Keamanan

Gejala

Riwayat reaksi alergi terhdap zat/faktor lingkungan

Adanya/berulangnya infeksi

8.) Seksualitas

Gejala

Penururan libido

9.) Interaksi sosial

Gejala

Hubungan ketergantungan

Kegagalan lingkungan/terhadap pasangan/orang dekat

Penyakit lama/ketidakmampuan membaik

Tanda

Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress pernafasan

Keterbatasan mobilitas fisik

Kelainan hubungan dengan anggota keluarga lain

2. Diagnosa Keperawatana. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret

b. Ganguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekret,spasme bronkus

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksin, mukus

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit

3. Perencanaan keperawatana. Bersiahan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret,hiportropi kelenjar bronkus.Tujuan:

Mempertahan kan jalan napas paten

Kriteria hasil: Bronchi

Sekret keluar

RR menurun 16-24x/menit

Bentuk efektif(+)

Bentuk efektif(+)

Rencana Tindakan Rasional

1. Dorong/bantun latihan nafas abdomen/bibir dan batuk efektifMemberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.

2.tingkat kan masukan cairan sampai 3000 ml/hariHidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran.

3.fisioterapi dada : clapping dan vibratingMelepaskan sekret dari tempat perlekatan.

4.postural drainageMemudahkan pengaliran sekret.

5.kolaborasi pemberian bronchodilatorMembantu proses pengenceran sekret.

6.Auskaltasi bunyi nafas Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.

7.kaji/pantau frekuensi pernafasan Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat di temukan selama adnya proses infeksi akut.

8.obserfassi karakteristik batukBatuk dapat menetap tetapi tidak efektif,khususnya pada lansia,penyakit akut atau kelemahan.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi,spasme bronkus.

Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalm rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.

Kriteria hasil :

pH : 7,35-7,45

pO2 : 80-100 mmHg, PCO : 35-45 mmHg.

Dyspnea (-)

Rencana tindakan Rasional

1.Tinggikan kepala tempat tidur,dorong nafas dalam.Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jaln nafas, dispenea dan kerja nafas.

2.Brikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA.Dpat memperbaiki /mencegah buruknya hipoksia.

3.Awasi GDA.PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.

4.Auskultasi bunyi nafas.Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi.

5.Awasi tanda vital dan irama jantung.Takikardia, distritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.

6.Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.

Rencana tindakanRasional

1.Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir.Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.

2.Berikan O2 tambahan.Membantu menstabilkan pola nafas.

3.Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat.Memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan.

4.B erikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan.Menguatkan dan mengkondisikan oto-otot pernafasan.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

Tujuan : Menunjukan peningkatan berat badan.

Kriteria hasil :

Berat badan normal.

Albumin : 3,5-5 g/dL, Hb : 11,5-16 g/Dl

Porsi makan habis.

Rencana tindakan Rasional

1.Kaji kebiasaan diet.Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum.

2.Auskultasi bunyi usus.Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.

3.Berikan perawatan oral sebelum makan.Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah.

4.Ttimbang berat badan sesuai indikasi.Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

5.Konsultasi ahli gizi.Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan idividu memberikan nutrisi maksimal.

6.Motivasi klien untuk makan.

e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.

Tujuan : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah risiko tinggi.

Rencana tindakanRasional

1.Awasi suhuDemam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi.

2.Observasi warna, bau sputum .Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukan adanya infeksi.

3.Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum.Mencegah penyebaran patogen.

4.Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.

5.Berikan anti mikroba sesuai indikasi.Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur.

f. Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenisasi.

Tujuan : Menunjukan perbaikan dengan aktivitas intoleran.Rencana tindakan Rasional

1.Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan exercise, berjalan perlahan atau latihan yang sesuai.Otot-otot yang mengalami kontaminasi membutuhkan lebih banyak O2.

g. Anietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan : pasien akan mengalami penurunan rasa ketakutan dan ansietas.

Rencana tindakan :

Rencana tindakan Rasional

1.Kaji tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat).Dengan mengetahui tingkat kecemasan klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.

2.Berikan dorongan emosional.Dukungan yang baik memberikan semangat yang tinggi untuk menerima keadaan penyakit yang di alami.

3.Beri dorongan mengungkapkan ketakutan /masalahMengungkapkan masalah yang dirasakan akan mengurangi beban fikiran yang dirasakan.

4.Jelaskan jenis prosedur dan pengobatan.Penjelasan yang tepat dan memahami penyakitnya sehingga mau bekerjasama dalam tindakan perawatan dan pengobatan .

5.Berikan dorongan spiritual.Diharapkan kesabran yang tinggi untuk menjalani perawatan dan menyerahkan pada TYME atas kesembuhannya.

h. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan di rumah.

Tujuan : Mengatakan pemahaman kondisi /proses penyakit dan tindakan.

Intervensi :Rencana tindakan Rasional

1.Jelaskan proses penyakit individu.Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan partisipasi pada rencana pengobatan.

2.Intruksikan untuk latihan nafas, batuk efektif dan latihan kondisi umum.Nafas bibir dan nafas abdominal membantu meminimalkan kolaps jalan nafas dan meningkatkan toleransi aktivitas.

3.Diskusikan faktor individu yang meningkatkan kondisi misalnya udara, serbuk, asap tembakau. Faktor lingkungan dapat menimbulkan iritasi bronchial dan peningkatan produksi sekret jalan nafas.

4. EvaluasiPada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang di harapkan telah dicapai.

Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan , respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien , revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan . Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah di tetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya.BAB IVPENUTUPA. KESIMPULAN Bronkitis berarti infeksi bronkus, bronkitis dapat di katakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan antara lain seperti sindbronkitis, bronkitis pada asma dan sebagainya, yang terdiri dari bronkitis akut dan kronik.

B. SARAN Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesimpulan, jadi di harapkan untuk para pembaca lebih mengembangkanya lagi. Jadikanlah makalah ini sebagai perimbangan, pengembangan dari penyakit yang telah di bahas di atas.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Hipertermi

Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh.

Gangguan pemenuhan ADL (activity daily living)

Kecemasan

Ketidaktahuan/pemenuhan informasi

Peningkatan laju metabolisme umum, Intake nutrisi tidak adekuat, Tubuh makin kurus, Ketergantungan aktivitas sehari-hari, Kurangnya pemenuhan istirahat dan tidur, Kecemsan, Pemenuhan informasi

Penyebaran bakteri/virus ke seluruh tubuh

Bakterimia/viremia

Fenomena infeksi

Iritasi mukosa bronkus

Peningkatan akumulasi sekret

Aktivasi IgE

Edema mukosa sel goblet memproduksi mukus

Batuk produktif

Sesak nafas

Penurunan kemampuan batuk

efektif

Peningkatan pelepasan histamin

Alergen

Invasi kuman ke jalan nafas