KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

205
DESIMINASI AWAL DI RUANG DAHLIA RSUD DR.MARGONO SOEKARJO PUWOKERTO Disusun Oleh : 1. Andrian Catur Kristianto 2. Dyah Kurnianingsih 3. Puji Astuti 4. Sri Novitasari 5. Agustina Kartika Dewi 6. Ulfa Putri Prihantini 7. Suryati 8. Hanifadi Amron 9. Rajindra Eka Rajasa R.W 10. Risnantoro 11. Lalan Candra Gunawan 12. Nuksin Nurul Hidayat

description

manajemen keperawatan

Transcript of KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Page 1: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

DESIMINASI AWAL

DI RUANG DAHLIA RSUD DR.MARGONO SOEKARJO PUWOKERTO

Disusun Oleh :

1. Andrian Catur Kristianto

2. Dyah Kurnianingsih

3. Puji Astuti

4. Sri Novitasari

5. Agustina Kartika Dewi

6. Ulfa Putri Prihantini

7. Suryati

8. Hanifadi Amron

9. Rajindra Eka Rajasa R.W

10. Risnantoro

11. Lalan Candra Gunawan

12. Nuksin Nurul Hidayat

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2013

Page 2: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai

suatu profesi untuk dapat memberi pelayanan kesehatan yang maksimal. Manajemen

merupakan pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan kegiatan di

organisasi, dimana didalamnya mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap

staf, saran dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey dalam

Nursalam, 2002).

Pelayanan keperawatan profesional merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu,

keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses

kehidupan manusia (Depkes RI, 2001).

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional

dengan pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen

sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien, untuk itu

manajemen keperawatan pelu mendapat prioritas utama dalam pengembangan

keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan

global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memelukan pengelolaan secara

profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).

Page 3: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir,

memimpin dan mengevaluasi fasilitas yang ada untuk memberikan asuhan keperawatan

yang seefektif dan seeefisien mungkin bagi pelanggan. Perawat sebagai bagian integral

dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang baik

sehingga pelayanan yang diberikan dapat memuaskan.

Upaya untuk mencapai kemampuan manajerial pada lingkup yang lebih besar

dapat dimulai dari lingkup yang lebih kecil. Salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kuliah juga harus

melalui pembelajaran praktikan di lahan praktek.

Berdasarkan alasan tersebut diatas, mahasiswa Pendidikan Ners Fakultas

Ilmu Kesehatan UMP dituntut untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan

manajerialnya di RSUD Margono Soekardjo, Adanya praktek ini diharapkan mahasiswa

mampu mengelola suatu ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan ini dilaksanakan di ruang Dahlia

RSUD Prof. Dr Margono Soekardjo berlangsung pada tanggal 21 oktober sampai

dengan 21 November 2013

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan praktek profesi Ners stase manajemen keperawatan mahasiswa

diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan

Page 4: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip

MAKP ( metode asuhan keperawatan prosional).

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu:

a. Melaksanakan praktik manajemen dalam keperawatan di ruang rawat inap yang

meliputi aspek pelayanan dan asuhan serta bimbingan praktik klinik

keperawatan.

1) Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan prioritas

masalah.

2) Merencanakan kegiatan berdasarkan prioritas masalah

3) Mengorganisasikan kegiatan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan

4) Melakukan pengarahan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.

5) Melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian dalam upaya

pencapaian hasil yang optimal

6) Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak lanjut untuk

perbaikan.

b. Melaksanakan kepemimpinan dalam keperawatan di ruang rawat inap untuk

dapat terselenggaranya pelayanan dan asuhan serta bimbingan praktik klinik

keperawatan profesional.

1) Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi

dan kondisi

Page 5: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2) Memilih dan menerapkan gaya pendekatan dan strategi dalam

mempengaruhi orang lain

3) Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat bagi ruangan

4) Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan prioritas

masalah.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga

dapat mengelola manajemen ruang dan asuhan pasien.

b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP

c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan

model MAKP di Ruang Dahlia

d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan

menyusun rencana Ruangan.

2. Bagi perawat

a. Teridentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan

MAKP.

b. Tercapainya tingkat kepuasaan kerja yang optimal

c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dan perawat, perawat

dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal dan memuaskan.

Page 6: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

4. Bagi institusi dan pendidikan

Sebagai bahan masukan dan gambaran tentag pengelolaan ruangan dengan

pelaksanaan model MAKP.

E. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan pada kepala ruang, perawat primer, perawat pelaksana, dan

pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan pasien, dan proses

pelayanan yang dilakukan oleh perawat.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kondisi fisik ruangan,

inventaris ruang, proses asuhan/tindakan keperawatan yang dilakukan langsung

perawat pada pasien.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik

pasien, ketenagaan dokumentasi proses keperawatan, struktur organisasi, proses tetap

ruangan, inventaris ruangan dan instrumen ruangan.

4. Angket

Angket digunakan untuk mendapatkan informasi identitas kepegawaian di ruang

rawat inap Dahlia, kepuasan pasien selama dirawat di ruang Dahlia, kepuasan

mahasiswa selama praktik di ruang Dahlia.

Page 7: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

F. Peserta Praktek

Mahasiswa praktek manajemen di Ruang Dahlia adalah mahasiswa Profesi

Ners UMP Angkatan VI Tahun 2013 dari Kelompok V. Nama anggota kelompok

yang melakukan praktek di Ruang Dahlia adalah:

1. Andrian Catur Kristianto, S.Kep

2. Hanifadi Amron, S.Kep

3. Rajindra Eka Rajasha RW, S.Kep

4. Lalan Chanda Gunawan, S.Kep

5. Nukhsin Nurul Hidayat, S.Kep

6. Risnantoro, S.Kep

7. Dyah Kurnianingsih, S.Kep

8. Puji Astuti, S.Kep

9. Ulfa Putri Prihantini, S.Kep

10. Agustina Kartika Dewi, S.Kep

11. Sri Novitasari, S.Kep

12. Suryati, S.Kep

Page 8: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

BAB II

PENGKAJIAN

A. PROFIL RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

1. Profil dan gambaran umum

Menurut UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.

RSUD Dr. Margono Soekardjo Purwokerto adalah sebuah Rumah Sakit tipe B

pendidikan milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di kota

Purwokerto.

a. Visi RSUD Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Prima dalam pelayanan pendidikan profesional

b. Misi RSUD Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan spesialistik yang

prima dan mandiri

2) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian

masyarakata yang berkualitas dibidang kesehatan

3) Mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui

peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan

Page 9: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

4) Mengembangkan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang tepat

untuk mendukung pelayanan prima

5) Mengembangkan sistem menejemen yang handal, transparan,

akuntabel, efeaktif dan efisien.

c. Motto RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Melayani dengan sepenuh hati

d. Falsafah RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

1) Paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan,

sehat, dan keperawatan menjadi fokus dalam memberikan dan

mencapai tujuan pelayanan atau asuhan keperawatan

2) Manusia merupakan klien, merupakan manusia yang utuh

meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan bersifat

unik yang dipengaruhi oleh karakteristik klien itu sendiri dan

lingkugannya.

3) Lingkunga merupakan semua kegiatan, pengaruh dan kondisi di

sekeliling klien yang mempengaruhi kesehatannya. Lingkungan

ini termasuk budaya yang dapat menigkatkan dan mengganggu

status kesehatan klien.

4) Sehat atau kesehatan suatu rentang yang yang bersifat dinamis.

Status kesehatan klien sangat bervariasi dari hari ke hari

tergantung dari berbagai faktor seperti istirahat, nutrisi atau

stressor yang ada.

Page 10: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

5) Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dar pelayanan bio,psiko,sosio, spiritual

yang komperhensif, ditunjukkan kepada individu, keluarga dan

masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh

rentang kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa

bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan

mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan

menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari hari secara

mandiri

2. Profil dan gambaran umum Ruang Dahlia

Ruang Dahlia merupakan ruang rawat inap yang memberikan pelayanan

penyakit non bedah wanita dewasa yang terdiri dari kelas II dengan kasus:

1) Penyakit dalam

2) Penyakit syaraf

3) Penyakit jantung

4) Penyakit paru

a. Kapasitas ruang Dahlia, 32 tempat tidur terdiri dari :

Kelas I : 12 TT

Kelas II : 20 TT

b. Fasilitas kamar

Kelas I : 2 TT/Ruang Kamar mandi dalam dan AC

Kelas II : 4 TT/Ruang kamar mandi diluar ruangan dan AC

Page 11: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

c. Denah

RUANG DAHLIA

33

34Kamar 12

NURSE STATIONRUANG DAHLIA

ISO

LA

SI

1 4

25

36Kamar 1

7

8 Kamar 2

9

10Kamar 3

19

20

Kamar 6Kam

ar

man

di 11 13

12 14

Kamar 4

15 17

1618

Kamar 5

31

32Kamar 11

29

30Kamar 10

27

28Kamar 11

25

26Kamar 10

23

24Kamar 9

Isolasi

NKapasitas TT : 34

TT

Page 12: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

d. Tarif pelayanan rawat inap

Ruang dahlia merupakan ruangan dengan perawatan kelas I, dan kelas

II. Tarif pelayanan rawat inap dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1Tarif pelayanan rawat inap

Di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo PurwokertoNo. Jenis pelayanan Tarif

1. Kelas I Rp. 200.000

2. Kelas II Rp. 150.000

e. Struktur Organisasi

Ruang Dahlia dipimpin oleh seorang kepala ruang dan dibantu oleh 3

Orang PP, 12 anggota PA, 1 orang tenaga administrasi dan 1 orang

housekeeper. Berikut terlampir bagan organisasi ruang Dahlia.

Page 13: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Struktur Organisasi Ruang DahliaRSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Sumber : Data Sekunder Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Asper1. Sumiyati2. Siti

HSSuyanto

Ka.Bidang Keperawatan

Supriyatin, S.kep.Ns

NIP.196209161983092001

SUPERVISOR

PERAWATAN

Komite

Keperawataan

Kepala RuangAji Supriyono,S.Kep.Ns

NIP.19720306 199703 1004

PA1. Siti Supriyani2. Siti Nuryati3. Yuli Setiorini4. Titin W5. Aldila

PA1. Eni Purwati2. Saptanti3. Masyatin4. Sadiroh5. Milda

P erawat primer II Suryanti

P erawat primer I Suhoro,S.Kep

Wakil Direktur pelayanan & kerjasama

Dr. Lilijani, MMRNIP.195904131986022001

KA IRNA

Heni P

KA IRNA I

Darmini S.Kep.Ns

NIP.1973111519960

32004

P erawat primer II Ani Sulastri

Page 14: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

f.

B. MASUKAN / INPUT

1. Pasien

a. Kajian Teori

Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan yang

membutuhkan pelayanan keperawatan / medis yang tergagnggu kondisi

Page 15: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

kesehtannya baik jasmani maupun rohani ( WHO, 1999 ). Jumlah pasien yang

tertampung diruang Dahlia selama tahun 2010 tidak hanya dari kabupaten

Banyumas saja tetapi dari berbagai kota kabupaten lain.

1) Kajian Data

a) Distribusi Jumlah Pasien Masuk

Pasien yang menempati diruang Dahlia adalah pasien khusus wanita dewasa

dengan kasus non bedah, diantaranya penyakit saraf, jantung, paru, dan lain-lain.

Dengan fasilitas kelas 1 berjumlah 2 pasien, kelas 2 berjumlah 4 pasien, dan 2

kamar isolasi berjumlah masing-masing 1 pasien. Total jumlah kamar tidur di

ruang Dahlia 34 tempat tidur.

Berdasarkan laporan statistik ruang rawat instalasi rawat inap RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo, jumlah pasien yang dirawat diruang Dahlia selama tahun

2010 terlihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2Jumlah Pasien Ruang Dahlia Tahun 2013

No. Bulan Jumlah Pasien1. Juni 2112. Juli 1963. Agustus 213

Jumlah 620

Sumber : Laporan Statistik Ruang Rawat Instalasi Rawat Inap DahliaRSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Berdasarkan data diatas, pasien yang dirawat diruang Dahlia mayoritas

pasiennya berasal dari kabupaten purbalingga, dan sisanya berasal dari kabupaten

Pemalang. Pasien merupakan rujukan puskesmas, dokter swasta, poliklinik dan

Page 16: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

tenaga kesehatan atau Rumah Sakit lainnya. Tabel 2 menunjukan data demografi

pasien yang dirawat diruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga.

b) Distribusi 10 Besar Penyakit di Ruang Dahlia

Tabel 2.3Distribusi 10 Besar Kasus Penyakit Terbanyak di Ruang Dahlia

RSUD Prof. Dr. Margono SoekarjoNo. Kasus Jumlah Persentase

(%)1. Febris 62 14,792. CHF 68 16,243. TB Paru 50 11,934. SNH 54 12,885. GEA 50 11,946. DM 33 7,877. CKD 28 6,688. HT 22 5,269. ISK 18 4,2910. DISPEPSIA 34 8,12

Jumlah 419 100

Sumber : Register Pasien Masuk Ruang Dahlia Tahun 2013

2) Analisa DataBerdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian ditemukan bahwa selama bulan Juni-Agustus 2013, 10 besar penyakit yang sering muncul adalah Febris, CHF, TB Paru, SNH, GEA, DM , CKD, HT, ISK, Dispepsi. Dari 10 penyakit tersebut CHF menempati urutan pertama dengan presentase pasien 16,23 %. Sedangkan ISK menempati urutan ke 10 dengan presentase pasien 4,29 %.Distribusi data 10 besar penyakit direkap setiap bulannya sehingga dapat dipakai menjadi acuan untuk membuat standar asuhan keperawatan dan perencanaan peningkatan knowledge dan skill perawat, seta pelatihan dalam aplikasi pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Proses penentuan 10 besar penyakit di atas tidak bisa dijadikan ukuran dalam proses pembuatan standar asuhan keperawatan, kaena data di atas diambil 3 bulan terakhir yaitu bulan Juni - Agustus 2013

c) Jenis Pembayaran Di Ruang Dahlia

Page 17: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Table 2.4

Jenis Pembayaran Ruang Dahlia

RSUD Prof. Margono Soekarjo Bulan Juni-Agustus 2013

JENIS

PEMBAYARAN

BULAN

JUNI

BULAN

JULI

BULAN

AGUSTUS

ASKES 89 84 83

UMUM 106 103 187

JAMKESMAS 5

JAMSOSTEK 16 8 16

JAMKESDA 1 1

TOTAL 211 196 213

Sumber : Buku Register Pasien Masuk Ruang IRNA DAHLIA Juni - Agustus 2013

b. Ketenagaan

1) Kuantitas

a) Kajian Teori

Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara

profsional dimana tersebut berberntuk pelayanan biologis, psikologis, social,

spiritual yang ditunjukan pada individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI,

2002)

Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai konrtibusi besar bagi

pelayanan kesehatan, mempunyai peran penting untuk meningkatkan mutu,

seorang perawat harus mempu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar,

yaitu mulai dari pengkajan sampai dengan evaluasi berikut dengan

dokumentasinya.

Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan perencanaan dalam hal

menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan dalam suatu ruangan dan

kriteria tenaga yang dipakai untuk suattu ruangan tiap shiftnya. Dibawah ini

Page 18: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

beberapa formula yang dikeluarkan oelh para ahli dalam hal penentuan apakah

tenaga yang kurang, cukup, atau berlebihan, yaitu:

- Menurut Gillies

Kebutuhan enaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan

perhitungan sebagai berikut:

Tenaga Perawat = A x B x 365

365-C)x jam kerja/hari

Ket: A : jam perawatan/24jam

B : (BOR x jumlah TT) jumlah pasien

C : jumlah hari libur

- Menurut Douglas

Perhitungan jumla tenaga perawat mwnurut Douglas dihitung berdasarkan

tingkat ketergantungan pasien untuk setiap shifnya. Kebutuhan tenaga perawat

berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk tiap shif jaga seperti pada

table berikut:

Tabel 2.5

Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi

Pasien menurut Formula Douglas

Klasifikasi Pasien

Minimal Partial Total

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

Sumber : Nursalam 2001

Sedangkan alsifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan

menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Page 19: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Perawat minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24jam, dengan

kriteria:

i. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

ii. Makan dan minum dilakukan sendiri

iii. Ambulasi dengan pengawasan

iv. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shif

v. Pengobatan minimal, status psikologi stabil

vi. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4jam/24 jam dengan kriteria:

i. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

ii. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

iii. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

iv. Folley catheter/ intake output dicatat

v. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan

prosedur

Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam dengan

kriteria:

i. Segalanya diberikan/dibantu

ii. Posisi diatur, obeservasi tanda-tanda vitaltiap 2jam

iii. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intervena

iv. Pemakaian suction

v. Gelisah/disorientasi.

- Perhitungan tenaga keperawatan berdasarkan RSMS Purwokerto yaitu:

Rumus =

Jumlah pasien rata-rata perhari x jam ketergntungan pasien dalam 24 jam

5,2

Page 20: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

b) Kajian Data

Sesuai dengan klasifikasi derajat ketergantungan pasien, pasien di Ruang Dahlia

sebagai berikut:

Table 2.6

Angka Ketergantungan Pasien

Di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Derajat

ketergantungan

Jumlah

Pasien

Jumlah

Hari

Rawat

Jumlah

Hari

Libur

BOR

Minimal Care

Intermediet care

Total care

Berdasarkan perhitungan menurut Gilllies kebutuhan tenaga perawat secara

kuantitaif dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:

Tenaga Perawat = A X B X 365

(365-C) x jam kerja/hari

Ket: A : jam perawatan / 24 jam

B : (BOR x jumlah TT) jumlah pasien

C : jumlah hari libur

Terhadap ruang Dahlia dapat dihitung berdasarkan jumlah pasien selama

bulan Juni - Agustus 2013 dengan menggunakan jumlah BOR pada bulan

tersebut. Berdasarkan hasil studi dokumentasi didapatkan data sebagai berikut :

Table 2.8

Page 21: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Nilai BOR

Di Ruang Dahlia RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo

No Bulan Jumlah Pasien Jumlah hari

rawat

Jumlah

hari libur

BOR

1. Juni 211 921 95,93

2. Juli 196 1003 101,1

3. Agustus 213 880 80,70

Dari data tersebut kemudian dilakukan penghitungan tenaga

menurut Gillies :

A x B x C

( jumlah hari 1 bulan – hr libur) x hr libur

Perhitungan tenaga bulan Juni 2013

=

=

Perhitungan tenaga bulan Juli 2013

=

=

Page 22: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Perhitungan tenaga bulan Agustus 2013

=

=

Dari hasil perhitungan tenaga bulan Juni – Agustus 2013

didapatkan rata kebutuhan perawat sebesar ( ) orang.

Berdasarkan perhitungan diatas didapat jumlah tenaga sebanyak …

+ 1 kepala ruang sehingga menjadi… jadi kebutuhan tenaga menurut

Gillies adalah sebesar … orang. Hasil perhitungan ini belum dapat

digunakan untuk mewakili perhitungan kebutuhan sesungguhnya

mengingat data yang digunakan hanya data bulan Juni – Agustus 2013,

sedangkan penggunaan rumus ini minimal merupakan data 8 bulan atau

lebih akurat untuk data 1 tahun.

- Perhitungan tenaga menurut Douglas

Berdasarkan perhitungan tenaga menurut Douglas ( 1948 ) jumlah

tenaga yang dibutuhkan diruang Dahlia pada tanggal seperti pada table

dibawah ini :

Table 2.9

Kebutuhan Perawat Menurut Sift Jaga

di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo tanggal oktober 2013

Pasien Menurut Formula Douglas

Page 23: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

KLASIFIKASI

PASIEN

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

PAGI SORE MALAM

Minimal Care

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan

Table 2.10

Kebutuhan Perawat Menurut sift Jaga

di Ruang Dahlia RSUD.Prof.Dr. Margono Soekarjo Tanggal oktober 2013

Pasien Menurut Formula Dounglas

KLASIFIKASI

PASIEN

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

PAGI SORE MALAM

Minimal Care

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah

Table 2.11

Kebutuhan Perawat Menurut sift Jaga

di Ruang Dahlia RSUD.Prof.Dr. Margono Soekarjo Tanggal oktober 2013

Pasien Menurut Formula Dounglas

KLASIFIKASI

PASIEN

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

PAGI SORE MALAM

Minimal Care

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah

- Perhitungan tenaga keperawatan berdasarkan RSMS Purwokerto :

Jumlah pasien rata-rata perhari x jam ketergantungan pasien dalam 24 jam

5,2

Page 24: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Sehingga kebutuhan ketergantungan perawat yang di butuhkan ruang Dahlia yaitu:

= x

5,2

=

C) Analisa Data

Penghitungan tenaga perawat berdasarkan beberapa teori mendapat hasil yang

berbeda yaitu:

Table 2.12

Hasil perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan

Berdasarkan 3 Rumus Penghitungan Kebutuhan Tenaga

di Ruang Dahlia RSUD.Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Metode Hasil Yang ada Keterangan

Gillies

Douglas

RSMS

Sumber : Penghitungan Ruang Dahlia 2013

Dari table di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga perawat yang diperlukan

ruang Dahlia rata – rata tergolonh….. . karena pada standar yang ada untuk satu perawat

idealnya memegang 7 pasien tetapi pada kenyataanya di ruangDahlia, satu perawat

memegang kurang lebih …. Pasien.

2.) Kualitas

a) Kajian teori

kualitas pelayanan merupakan pengawasan yang berhubungan dengan

kegiatan yang dipantau untuk diatur dalam pelayanan berdasarkan kebutuhan atau

pndangan konsumen. Dalam keperawatan, tujuan kualitas pelayanan adalah untuk

memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan , tujuan kualitas pelayanan

adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang dihasilkan

sesuai dengan standar atau keinginan pasien ( Nursalam, 2002).

Page 25: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Menurut Djojodibroto (1997), bahwa pelatihan, kursus dan kota karya yang

diperlukan bagi tenaga perawat professional di rumah sakit yaitu etika komunikasi yang

meliputi :

(1) Komunikasi dalam keperawatan

(2) Etika Keperawatan

(3) Manajemen Keperawatan

(4) Hospital manajemen training

(5) Audit medic

(6) Pencegahan penyakit nosokomial

(7) Sanitasi rumah sakit

Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan bagian integral dari

keseluruhan manajemen rumah sakit, strategi manajemen sumber daya manusia

sebenarnya juga merupakan bagian integral dari strategi rumah sakit dengan pemahaman

bahwa sumberdaya manusia adalah asset utama rumah sakit sehingga perlu juga

direncanakan rotasi dan mutasi sumber daya manusia untuk menyesuaikan beban dan

tuntutan pelayanan dimasa depan sehingga penyesuaian keahlian yang dibutuhkan

melalui pelatihan terus menerus dan berkesinambungan.

Salah satu indicator keberhasilan rumh sakit dalam memberikan pelayanan

kesehatan adalah ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas

memerlukan SDM yang sesuai dengan kualitas yang tinggi dan professional sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Pendidikan perawat diruang Dahlia terdiri berbagai macam pendidikan formal, yaitu

sarjana keperawatan, dan D III keperawatan. Selain pendidikan formal keperawatan,

diruang Dahlia terdapat pendidikan non formal seperti seminar, pelatihan dan workshop.

a) Kajian Data

- Distribusi pendidikan formal tenaga keperawatan dapat dilihat pada table

berikut :

Page 26: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Table 2.13

Kualifikasi Pendidikan Formal Ketenagaan

Di instalasi Rawat Inap DAHLIA

RSUD Prof.dr.Margono Soekarjo tahun 2013

No Jenis Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. S-1 Keperawatan 2

2. D-III Keperawatan 15

3.

Sumber : Data pegawai perawat instalasi rawat inap DAHLIA

- Distribusi tenaga berdasarkan pendididkan, jenis pelatihan dan lama kerja

dapat dilihat pada table berikut :

Table 2.14

Frekuensi Ketenagaaan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap DAHLIA

RSUD Prof. Margono Soekarjo tahun 2013

No Nama Perawat pendidikan jabatan Masa

kerja

pelatihan

1 Aji

Supriyono,S.Kep.Ns

Ners Karu 6

bulan

-

CI, ACLS, Cardio dasar,MPKP,Acesor,TOT,Manajemen komp

2. Suhono,S.Kep S1 PP 1 2 th PPGD,Mini

cors

EKG,work

shop,PPI

3. Ani Sulastri D3 PP 2 4 th CI,PPGD

4. Uswatun Khasanah

S,Kep

S1 PP3 3 th PPGD,CI,M

PKP

Page 27: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

5. Panca Rini D3 PA

6. Puji Astuti D3 PA

7. Ratih Indah D3 PA

8. Ika Candra D3 PA 3 th

9. Emi Indraeni R D3 PA

10. Sagita Putri eka.R D3 PA 5th PPGD

11. Dhian Dwi Jayanti D3 PA

12. Nuning Setyaningsih D3 PA

13. Kusmiati D3 PA

14. Fitri Herlina D3 PA

15. Suswati D3 PA 5 th -

16. Ika Ratnawati D3 PA 1th 20

bln

APAR

17. Sri Harjono D3 PA Admi

n

18. Karsiti D3 Hous

Keeper

Sumber : Data Pegawai Intalasi Rawat Inap DAHLIA 2013

b) Analisis Data

Tingkat pendidikan tenaga perawat di ruang Asoka rata – rata adalah D3

keperawatan sebanyak 17 orang (94,4%), D IV keperawatan ada 1 orang

(5,6%) dan beberapa perawat belum pernah mengikuti pelatihan dan seminar

yang dapat menunjang tercapainya asuhan keperawatan yang berkualitas.

Kurangnya pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan ruang rawat akan

mempengaruhi kualitas pelayanan yang spesifik yang di perlukan dlam

pemberian asuhan keperawatan yang sesuai.

Page 28: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2. Sumber dana (money)

a. Salah sau fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan bai

medis maupun non medis. Dalam pelayanan tersebut agar pelayanan rumah

sakit berjalan seoptimal mungkin dan dapat di rasakan oleh seluruh

masyarakat maka rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan jasa non medis

dan jasa pemborongan.

b. Kajian data berdasarkan data subyaktif didapatkan data bahwa sumber

dana RSUD Prof.dr. MargonoSukarjo adalah sebagai berikut :

1) BLUD

2) APBD ( anggaran pendapatan belanja daerah)

3) APBN (Anggaran pendapaan belanja Negara)

3. Fasilitas /alat (Material) dan mesin (Machine)

a. Kajian Teori

Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan

keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah,jenis dan spesifikasi)

serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan

keperawatan yang berkualitas. Ruang lingkup peralatan keperawatan

adalah alat tenun, alat kesehatan, alat rumah tangga, alat pencatatan

pelaporan keperawatan, standar pengadaan standar distribusi,standar

penggunaan standar penghapusan, standar pengawasan dan

pengendalian(Depkes,2001).

Perawatan minimal dilengkapi dengan ruang

keperawatan,ruang perawat jaga yang sebaiknya terletak ditengah-

tengah ruang perawat pasien, ruang ganti perawat, ruang tindakan

perawatan, ruang obat dan peralatan, ruang penyimpanan alatbtenun,

ruang diskusi, kamar mandi pasien, kamar mandi perawat atau

petugas.

b. Kajian Data

Page 29: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Table 2.15

Standar alat keperawatan

Di ruang Dahlia RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Bulan Juni – Agustus 2013

No Keterangan Satuan Jumlah

alat

standar Kebutuhan

ruang

Dahlia

Analisis

1

Page 30: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc
Page 31: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc
Page 32: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Table 2.16

Daftar Inventaris Ruangan

Page 33: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Di Ruang Dahlia RSUD Prof.dr.Margono soekarjo

Bulan Juni – Agustus 2013

No Nama Barang satuan Bulan

Juni –

Agustus

Standar

kebutuhan

alat

Kebutuh

an Ruang

Dahlia

Keterang

an

1 Ambubag Dewasa buah 1

2 Bengkok buah 7

3 Blood warmer/animex buah 1

4 Bak instrument buah 1

5 Filling cabinet buah 1

6 Glycerin spuit kaca buah 0

7 Glycerin spuit stenlis buah 2

8. Gudle Dewasa buah 6

9. Gunting Pembalut buah 0

10. H.B Meter buah 1

11. Jrigator buah 1

12. Kursi Roda buah 3

13. Kasur decubitus buah 0

14. Keranjang Barang buah 1

15. Lampu Emergence unit 2

16. Lemari obat kaca buah 1

17. Lampu baca rongen unit 1

18. Monometer O2 tabung unit 3

19. Monometer O2 sentral yg

lama

unit 4

20. Monometer O2 sentral unit 14

21. O2 kecil lengkap unit 2

22. O2 besar + standar unit 6+3

Page 34: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

23. Pispot stenlis unit 14

24. Piting O2 cabang unit 2

25. Senter unit 1

26. Standar infus unit 23

27. Standar waskom unit 2

28. Stetoskop dewasa unit 3

29. Stetoskop cardiolog unit 1

30. Tensimeter biasa unit 5

31. Tensimeter berada unit 2

32. Tensimeter dinding unit 2

33. Thermometer suhu unit 1

34. Thermometer obat unit 1

35. Thermometer digital unit 2

36. Thermometer axial unit 1

37. Timbangan BB/TB buah 2

38. Tongal spatel buah 1

39. Tromol 18 cm buah 1

40. Tromol 27 cm buah 1

41. Troli status susu buah 1

42. Troli obat Buah 1

43. Troli angkut air panas buah 1

44. Troli linen kotak buah 1

45. Titik O2 sentral buah 22

46. Tourniquet buah 2

47. Urinal stenlis laki-laki buah 0

48. Urinal stenlis perempuan buah 14

49. Waskom mandi buah 0

50. Waskom mandi stenlis buah 32

Page 35: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

51. WWZ buah 2

52. Almari linen(almari besi) buah 2

53. Almari filling kabinet buah 0

54. Almari ganti petugas buah 4

55. Almari pakaian abu-abu

BSC

buah 24

56. Almari obat kuning buah 12

57. AC Panasonic buah 12

58. Computer buah 1

59. EXHAUS VAN buah 2

60. Jam dinding buah 9

61. Keranjang waslik obat buah 30

62. Kulkas rumah tangga

(kulkas meja)

buah 1

63. Kulkas obat buah 1

64. Kom stenlis kecil tutup buah 2

65. Kom stenlis besar tutup buah 8

66. Kipas angin baling-baling buah 2

67. Kalkulator buah 1

68. Kursi bulat putih buah 0

69. Meja makan kuning+abu-

abu

buah 33

70. Meja tulis besi buah 8

71. Meja tulis kayu buah 1

72. Pesawat telp buah 3

73. Rak barang besi buah 5

74. Rak pispot susun kelas II buah 2

75. Rak pispot susun kelas I buah 6

Page 36: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

76. T.T paramoun buah 5

77. T.T supermax buah 27

78. Rak Handuk buah 12

79. Tv buah 1

80. Tol Box emergensi buah 1

81. Tempet sampahtutup buah 3

82. Meja abu-abu buah 24

83. Jemuran Aluminium buah 1

84. Kursi tanpa sandaran buah 2

85. Sepeda ponix buah 1

86. Lemari kayu putih buah 1

87. Kursi stenlis warna kuning

susu

buah 32

88. Reflek hammer buah 1

89. Almari arsip kayu buah 1

90. EKG/cardiorapid<3600

CCD anl no.031

buah 1

91. Nabulizer speed no. 26652 buah 1

92. Nebulizer /poki/masker

no. AZ 10.8a0053

buah 1

93. Syiringe pump/brain no.

21212

buah 1

94. Syiringe pump/brain

no.21213

buah 1

95. Suction mobile Hospivac

400 no.3364

buah 1

Page 37: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Berdasarkan laporan kasus perawatan ruang Dahlia tahun 2010, kasus-kasus

yang ditemukan diruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

2010, yang merupakan peringkat 10 besar, dapat dilihat pada tabel3.

Tabel 310 Besar Penyakit Di Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2010No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase (%)1. Disentri 57 36,072. Kejang Demam 25 15,823. Febris typoid 24 15,184. Obs. Febris 16 10,135. Thalasemia unspecifier 7 4,436. Confulsions Vebrile 7 4,437. BRPN (Febris konfulsi) 5 3,168. DHF 4 2,539. Vomitus 3 1,8910. Kp Duplex 2 1,26

Jumlah 158 100Sumber laporan kasus perawatan ruang Dahlia tahun 2010-12-01

c. Analisa Data

Dari data dia atas, dapat disimpulkan bahwa ruang Dahlia merawat berbagai

jenis kasus penyakit dalam. Kasus terbanyak adalah penyakit disentri, sedangkan

kejang demam merupakan peringkat k-2 dari sepuluh besar penyakit diruang

Dahlia. Penyakit lainya yang termasuk dalam 10 besar penyakit yang sering

ditemukan diruang Dahlia adalah febris typoid, obs febris, thalasemia, confuldions

vebrile, BRPN, febris konfulsi, DHF, Vomitus, Kp Duplex.

Page 38: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2. Mahasiswa Praktik

a. Kajian Teori

Visi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga sebagai pusat

pelayanan kesehatan dan rujukan yang mandiri dan bermutu tinggi pada tahun

2015. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi tersebut yaitu dengan

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan termasuk

tenaga keperawatan.

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga merupakan rumah sakit

pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, keperawatan, kebidanan, administrasi

kesehatan, dan mahasiswa bidang kesehatan lainnya. Untuk menghasilkan lulusan

peserta didik yang berkualitas, khususnya keperawatan, perlu adanya pengelolaan

bimbingan praktek yang baik, bermutu tinggi, dan selaras dengan perkembangan

IPTEK. Pedoman yang digunakan RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga untuk bimbingan mahasiswa adalah 1 clinical instruktur memberikan

bimbingan pada maksimal 8 mahasiswa.

b. Kajian Data

Menurut hasil wawancara dengan perawat pelaksana diketahui bahwa

perawat yang menjadi pembimbing PKK (Praktek Klinik Keperawatan) di ruang

Dahlia berdasar Surat Tugas Direktur ada 3 orang untuk DIII dan 1 Orang untuk

bimbingan mahasiswa S1 keperawatan. Berdasarkan data yang didapatkan,

institusi yang sedang melakukan peraktek diruang Dahlia pada tahun 2010,

Page 39: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

diantaranya Akademi Keperawatan Seruling Mas Cilacap, Akademi Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Akademi Keperawatan Yakpermas,

POLTEKES, Akademi Kebidanan Cilacap, Akademi Keperawatan

Gombong.STIKES Harapan Bangsa. Data tersebut dapat dilihat lebih lengkap

pada tabel 4.

Tabel 4Institusi Pendidikan Yang Melakukan Praktek Di Ruang DahliaRSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2010

NO

NAMA INSTITUSI

BULAN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Poltekes 5 17 82 Akper

Yakpermas14

3 UMP 434 Unsoed 85 Akper

Gombong6 Akper Seruling

Mas9

7 Bina Cipta Husada

8 Perwira Husada 9 Stikes Harapan

Bangsa Jumlah

c. Analisa Data

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa RSUD dr. R. Goeteng

Tarunadibrata Purbalingga sebagai Rumah sakit pendidikan merupakan lahan

praktek bagi mahasiswa keperawatan dan kebidanan. Beberapa institusi yang

sedang melakukan praktek diruang Dahlia pada tahun 2010, diantaranya Poltekes

Page 40: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

dengan jumlah praktekan 5 orang pada bulan Juni, pada bulan Juli 17 orang, dan

pada bulan Agustus 8 orang dengan lama praktek 1 bulan. Dan pada bulan Juli

mahasiswa praktekan dari Yakpermas selama 1 bulan sebanyak 14 orang.

Sedangkan pada bulan Mei terdapat 43 orang mahasiswa praktek dari UMP dan 8

orang mahasiswa dari UNSOED. Kemudian dari Serulingmas sebanyak 7 orang

selama 3 minggu di bulan Desember. Untuk praktekan dari Poltekes, Yakpermas,

UMP, dan Serulingmas praktek diruang Dahlia untuk stase keperawatan anak.

Sedangkan untuk praktekan UNSOED praktek diruang Dahlia stase manajemen

keperawatan. Dari data di atas, mahasiswa yang praktek diruang Dahlia masih

termasuk jarang dan kurang merata di setiap bulannya. Hal ini disebabkan jumlah

mahasiswa praktek dan pembimbing yang ada, belum sesuai atau seimbang baik

jumlahnya.

3. Ketenagaan

a. Kuantitas Tenaga Perawat

1). Kajian Teori

Keberhasilan suatu organisasi Rumah Sakit sangat tergantung pada

kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan atau

tenaga perawat dengan sistem, struktur organisasi, tekhnologi, tugas, budaya

kerja dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM seringkali

menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi. Oleh karna itu penetapan SDM

di Rumah Sakit dalam hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan

jumlah tenaga keperawatan adalah, proses membuat perencanaan untuk

Page 41: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

menentukan berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada

suatu ruangan tiap shiftnya. Untuk keperluan itu, beberapa ahli telah,

mengem,bangkan beberapa formula. Formula tersebut juga dapat digunakan

untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup,

kurang, atau berlebih.

Formula tersebut di antaranya adalah :

a). Menurut Gillies (1982)

Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan

perhitungan sebagai berikut.

Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan /tahunTP

Jumlah jam kerja perawat /tahun x jam kerja perawat /hari

atau :

A x B x 365 Tenaga Perawat (TP) : (365 – C) x jam kerja/hari

Keterangan :

A : Jam efektif /24 jam : waktu perawatan yang dibutuhkan klien

B : Sensus harian : BOR x jumlah tempat tidur

C : Jumlah hari libur

Dengan catatan :

Ada satu jam pengganti

Page 42: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Libur hari minggu = 52 hari

Cuti tahunan = 12 hari

Libur nasional = 14 hari

Cuti hamil rata-rata = 78hari

b). Menurut Douglas (1984)

Penghitunhan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung

berdasarkan tingkat ketergantungan untuk setiap shift klien dan hasil

keseluruhan ditambah (1/3) untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan

tenaga perawat berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk tiap

shift jaga seperti pada tabel berikut.

Tabel 5Rumus Perhitungan Tenaga

Berdasarkan Formula Douglas Waktu

KlasifikasiKebutuhan Perawat

Pagi Sore MalamMinimalIntermediateMaksimal

0,170,270,36

0,140,150,30

0,070,100,20

Sumbur : Douglas (1984)

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan

menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut :

Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam atau 24 jam,

dengan kriteria :

- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

- Makan dan minum dilakukan sendiri

- Ambulasi dengan pengawasan

Page 43: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shiff

- Pengobatan minimal, status psikologi stabil

- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam atau 24 jam dengan

kriteria :

- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

- Folley catheter/intake output dicatat

- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan

prosedur

Perawatan maksimal atau atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam / 24

jam dengan kriteria :

- Segalanya diberikan / dibantu

- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena

- Pemakaian suction

- Gelisah / disorientasi

c). Menurut DEPKES (2002)

Page 44: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Model pendekatan Depkes dalam perhitungan kebutuhan tenaga perawat

diunit perawatan rawat inap menggunakan formula berdasarkan klasifikasi

pasien. Cara perhitungan berdasarkan:

Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

Rata rata pasien perhari

Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien

Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari

Jam kerja efektif /perawat = 7 jam/hari

Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes adalah:

Jumlah jam perawatan di ruangan/hari

jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)

dengan : hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jml hr mgg dlm 1 thn x cuti + hr besar Jumlah hari kerja efektif

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan

diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

Jumlah tenaga perawat + loss day x 25%

100

Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi

2). Kajian Data

X jml prwt yg diperlukan

Page 45: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan didapatkan

jumlah tenaga pelaksana di Ruang Dahlia saat ini adalah 17 orang, 14 orang

perawat dan 3 orang asisten perawat. Dengan perincian 1 orang Kepala Ruang,

2 orang Perawat Primer, serta 11 orang Perawat Pelaksana. Tenaga non

perawat yang ada di Ruang Dahlia adalah petugas administrasi (1 orang ).

Dari 17 tenaga perawat yang ada, dalam pelaksanaannya dibagi menjadi

2 kelompok perawat primer yang pelaksanaannya sudah ditentukan oleh

Kepala Ruang. Perawat di Ruang Dahlia dibagi menjadi 3 shift jaga yaitu :

Shift pagi : 5 orang

Shift sore : 3 orang

Shift malam : 2 orang

Libur lepas malam : 1-2 orang

Libur biasa : 1 orang

Cuti : 1 orang

Jumlah perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah

KaRu dan Perawat Primer serta perawat lain sesuai jadwal shif. KaRu dan

WaKaRu juga merangkap sebagai supervisi.

Dalam penentuan jumlah tenaga perawat di Ruang Dahlia ditentukan

oleh Bidang Keperawatan berdasarkan rasio dan angka ketergantungan pasien.

Sedangkan untuk pemberlakuan jam efektif di Ruang Cempak belum

ditetapkan.

Page 46: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga perawat Ruang Dahlia:

a) Menurut Depkes RI (2002)

Berdasarkan klasifikasi pasien cara penghitungan :

- Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus = 21

- Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 20

- Jam perawatan yang diperlukan / hari / pasien

Rata-rata pasien /hari = 20

Rata-rata jam perawatan /pasien / hari = 4

Jumlah jam perawatan / jam kerja efektif per shiff = 7 jam

Rumus : 20 x 4 = 11,43 orang perawat 7 (hari)

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan sebanyak 11,43 orang

(dibulatkan 11 orang)

Untuk mengetahui jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi

dengan hari libur/cuti/hari besar (lossday).

Jumlah hari minggu dalam 1 th + cuti + hr besar x jumlah perawatJumlah hari kerja efektif tersedia

= 52+12+14 x 11,43 orang = 3,11dibulatkan 3 orang287

Jumlah tenaga yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non

jabatan nursing) seperti contoh tenaga administrasi, kebersihan ruangan,

kebersihan alat makan dan lain-lain diperkirakan 25 % dari jam pelayanan

keperawatan.

Page 47: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Jumlah tenaga keperawatan + lossday x 25 100

= 11,43 + 3,11 x 25 = 3,64 dibulatkan 4 orang100

Jumlah tenaga yang tersedia + faktor koreksi

(11 + 3) + 4 = 18 + 1 orang kepala ruang= 19 orang

Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Dahlia 19 orang.

b) Menurut Douglas

Kebutuhan tenaga perawat (dari tanggal 3-4 Desember 2010) di ketahui:

Jumlah pasien rata-rata yang di rawat dengan perawatan intermediate = 20

Tabel 6Perhitungan Kebutuhan Perawat Menurut Douglas

Klasifikasi Kebutuhan PerawatPagi Sore Malam

Minimal - - -Intermediate 20 x 0,17 = 3,4 20 x 0,14 = 2,8 20 x 0,07 = 1,4

Maksimal - - -Jumlah 3,4 2,8 1,4

Kesimpulan :

Pagi = 3,4 (3 atau 4 perawat)

Sore = 2,8 (2 atau 3 perawat)

Malam = 1,41 (1 atau 2 perawat)

Julmah perawat 7,6 ditambah 1 kepala ruang (8 atau 9 perawat)

c) GILLIES ( 1982 )

Page 48: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Tenaga perawat (TP) A x B x 356

365 – C x Jam kerja perawat

A : Jam kerja efektif / 24 jam

B : BOR x TT

C : Jumlah hari libur dalam 1 tahun

Untuk ruang Dahlia dengan jumlah tempat tidur : 21, BOR : 98%.

Maka TP :

5,7 x ( 98% x 21 ) x 365 = 21,31 = 21 atau 22 perawat ( 365 – 78 ) x 7

Jadi jumlah tenaga perawat Ruang Dahlia menurut Gillies (1982) = 21 atau

22 orang

d) Formula Lokakarya Keperawatan (Soeroso, 2003)

Diketahui :

Jumlah jam perawatan yang diterima oleh pasien selama 24 jam (4jam),

jumlah tempat tidur (TT=21), Bad Occupancy Rate (BOR=98%). Dengan

ketentuan, jumlah hari per tahun 52 hari, jumlah hari libur nasional per tahun

adalah 12 hari, jumlah jam kerja adalah 40 jam yang merupakan jam kerja

efektif dalam 1 minggu, 41 minggu yang merupakan jumlah hari kerja

efektif dalam 1 tahun, 25% tambahan untuk antisipasi tenaga yang cuti,

sakit, melanjutkan pendidikan, dan sebagiannya.

Page 49: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Rumusnya adalah :

Tenaga perawat = A x 52 x 7 x BOR + 25 % 41 minggu x 40 jam

= 4 x 52 x 7 x 21 x 98% + 25% 41 x 40 =18, 52 orang perawat ( 18 atau 19 perawat )

e) Menurut Protap RSUD dr. R. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga

Penghitungan tenaga perawat yang di gunakan RSUD Purbalingga adalah

berdasar pada rasio, dengan rasio 1 perawat : 10 pasien tiap shif.

Penghitungan tenaga Ruang Dahlia adalah

3 0 = 310

Jadi perawat yang dibutuhkan 3 pershif atau untuk seluruhnya 9 sampai 10

perawat per hari nya.

3). Analisa Data

Sesuai kajian data dari beberapa formula penghitungan kebutuhan tenaga

(gillies, Douglas, Depkes, Soeroso), maka dapat disimpulkan tenaga perawat

di Ruang Dahlia masih kurang. Formula perhitungan perawat yang paling

mendekati dengan kondisi di ruang Dahlia adalah Douglas, selisih

kekuranagan tenaga perawatdapat dilihat pada table 7.

Tabel 7Hasil Penghitungan Tenaga Perawat di Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

FormulaJumlah Perawat

KeteranganDibutuhkan Tersedia

Depkes 19 8 Kurang 11Douglas 8-9 8 CukupGillies 21-22 8 Kurang 14Soeroso 18-19 8 Kurang 11

Page 50: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

b. Kualitas Tenaga Perawat

1). Kajian Teori

Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung pada

kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsure-unsur karyawan (tenaga

perawat) dengan system, struktur organisasi, tekhnologi, tugas, budaya kderja

dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM seringkali menjadi

pdenyebab kegagalan suatu organisasi di ruman sakit. Menurut analisis Teng

(2002) dalam Soeroso (2003) penyebab kegegelan organisasi dari sisi SDM

yaitu, sikap serta pola pikir yang negative, Staff Turnovder (tingkat pergantian

staff) yang tinggi, program insentif yang buruk, dan rendahnya kemampuan

merngembangkan dan memotivasi karyawan. Secara teori indikator

keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan salah

satunya ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.

Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlikan

sumber daya yang cukup dengan kualitas yang tinggi dan professional sesuai

dengan tugas dan fungsinya. Menurut Djojodibroto (1997) konsep

pengembangan SDM atau Human Reseource Development (HRD)

mempunyai 3 program yaitu :

Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan pada pekerjaan

saat ini.

Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk

pekerjaan yang akan datang.

Development, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk

pekerjaan pegawai yang bersangkutan secara langsung.

Bagi tenaga profesional di rumah sakit Djojobroto (1997) bahwa pelatihan,

kursus dan loka karya yang diperlukan untuk para medis adalah :

Asuhan keperawatan kasus anak

PPGD

Penatalaksanaan kasus anak

Page 51: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Etika komunikasi

Komunikasi terapeutik dalam keperawatan

Etika keperawatan

Manajemen keperawatan

Sedangkan untuk nonmedis diperlukan etika komunikasi. Disamping itu

perlunya direncanakan rotasi dan mutasi SDM untuk menyesuaikan beban dan

tuntutan pelayanan di masa depan. Sehingga penyesuaian keahlian yang

dibutuhkan dilakukan melalui pelatihan secara terus menerus dan

berkesinambungan.

2). Kajian Data

Jumlah tenaga berdasarkan pendidikan, golongan, masa kerja, dan

pelatihan yang pernah diikuti terlihat pada tabel 8, 9, 10 dan 11.

Tabel 8Kualifikasi Tenaga Perawat Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PurbalinggaBerdasarkan Pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH PROSENTASE1. 2.

S1 KeperawatanD III Keperawatan

1 orang13 orang

7,14%92,85%

Jumlah 14 orang 100 %

Tabel 9Distribusi Perawat Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PurbalinggaBerdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah Prosentase 1.2.3.

IIIIITKJ

1 orang7 orang6 orang

7,14%50%42,85%

Jumlah 14 orang 100 %Tabel 10

Distribusi Perawat Ruang DahliaRSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Berdasarkan Masa KerjaNo. Masa Kerja Jumlah Prosentase 1. 0-1 tahun 1 orang 7,14%

Page 52: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2.3.4.5.

1-5 tahun6-10 tahun11-15 tahun16-20 tahun

7 orang5 orang1 orang0 orang

50%35,71%7,14%0

Jumlah 14 orang 100 %

Tabel 11Kualifikasi Perawat Di Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PurbalinggaBerdasarkan Pelatihan Yang Pernah Diikuti

No Nama Perawat JabatanPelatihan yang pernah

diikuti1. Nastiti Rahayu Ka. Ruang Pembimbing klinik

keperawatan, PPGD, Pengenalan keperawatan kardiovaskuler

2. Indri Wijayanti Wakaru & Perawat Primer 1

PPGD

3. Eni Purwati Perawat Assosiate

-

4. Siti Supriyani Perawat Assosiate

-

5. Siti Nuryati Perawat Assosiate

-

6. Masyatin Perawat Assosiate

-

7. Sadiroh Perawat Assosiate

Perawatan luka

8. Milda Perawat Assosiate

-

9. Suryanti PerawatPrimer 2

-

10. Yustina Tri Y Perawat Assosiate

-

11. Titin Widiastuti Perawat Assosiate

-

12. Saptanti Perawat Assosiate

-

13. Yuli Setyorini Perawat Assosiate

-

Page 53: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

14. Aldila Perawat Assosiate

-

Sumber : Sumber Primer Perawat Ruang Dahlia

3). Analisa Data

Dari data yang ada terlihat bahwa mayoritas perawat sudah berpendidikan

DIII Keperawatan (92,85%) dengan masa kerja rata-rata kurang dari 10 tahun.

Melihat dari pelatihan yang pernah diikuti, sebagian besar perawat ruang Dahlia

belum mengikuti pelatihan yang menunjang kompetensi diruang anak, dan dapat

diartikan bahwa ketrampilan yang dimiliki berdasarkan pada pengalaman kerja.

Namun demikian, dari observasi kegiatan perawat selama 3 hari nampak kinerja

perawat cukup bagus. Dengan jumlah perawat yang terbatas, perawat mampu

melaksanakan pelayanan keperawatan kepada klien dengan berbagai kasus

penyakit, namun hal ini tetap perlu mendapatkan perhatian dari bidang

keperawatan, khususnya untuk pengembangan SDM, semua perawat perlu untuk

mengikuti pelatiahan asuhan keperawatan terutama untuk kasus-kasus anak.

4. Sumber Dana

a. Kajian Teori

Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non medis

merupakan salah satu fungsi rumah sakit, agar pelayanan rumah sakit tersebut

dapat berjalan secara optimal dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat

untuk itu rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis dan jasa

pemborongan. Menurut Djojo Dibroto 1997 ada tiga komponen biaya tarif

pelayanan rumah sakit yaitu :

1) Jasa pelayanan rumah sakit yang terdiri atas : biaya tenaga

kerja, biaya material, biaya over head.

Page 54: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2) Jasa medis dan anestesi adalah biaya professional medis yang diberikan oleh

tenaga medis.

3) Jasa sarana, penggunaan bahan dan alat yang digunakan langsung untuk

memberikan pelayanan langsung pada pasien.

b. Kajian Data

Sumber dana yang digunakan berasal dari APBD Kabupaten Purbalingga.

Anggaran dana yang digunakan untuk anggaran rutin gaji pegawai dibebankan

dari APBN, sedangkan untuk pengadaan barang dan untuk pemeliharaan alat

diusulkan oleh kepala ruang dan dibebankan pada anggaran APBD yang

sebelumnya telah disetujui oleh bidang keuangan RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga. Dari tabel 12 terlihat pendapatan terbesar Ruang

Dahlia berasal dari subsidi Jamkesmas.

Tabel 12Distribusi Pasien Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PurbalinggaBerdasarkan Penanggung Jawab Pembayaran/Penjamin

No Bulan

Penjamin/Penanggung Jawab Pembayaran Jumlah

Umum AskesJamkes

masJPKM

Askes dan

JPKM

Lain-lain

1. Oktober 8 2 50 44 8 - 1122. November 39 - 32 54 9 - 134Jumlah 47 2 82 98 17 - 246Prosentase 19,1% 0,8% 33,3% 39,83% 6,91%

Sumber : Laporan Statistik Ruang Rawat Instalasi Rawat Inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

c. Analisa Data

Page 55: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Pendanaan di ruang Dahlia sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku di

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Untuk anggaran rutin gaji

pegawai dibebankan dari APBN, sedangkan untuk pengadaan barang dan untuk

pemeliharaan alat diusulkan oleh kepala ruang dan dibebankan pada anggaran

APBD yang sebelumnya telah disetujui oleh bidang keuangan RSUD dr. R.

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Dari table diatas, pendanaan terbesar

didapatkan dari JPKM, dan Jamkesmas termasuk pemasok dana terbesar urutan

data kedua.

5. Fasilitas / Alat / Bahan dan Obat-Obatan

a. Kajian Teori

Dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan

peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan

keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan dan kebidanan

merupakan semua bentuk alat kesehatan yang dipergunakan untuk

melaksanakan asuhan keperawatan dan kebidanan dalam menunjang kelancaran

pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan yang efisien dan efektif.

Jumlah fasilitas dan alat kedokteran maupun keperawatan dapat dipenuhi

dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan

memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan dan jumlah yang

dibutuhkan. Untuk ruang Dahlia menyediakan alat-alat kesehatan dengan

menggunakan pedoman buku standar fasilitas dan peralatan keperawatan yang

disusun oleh RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2010,

Page 56: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

standar tersebut meliputi : fasilitas alat keperawatan / medis, alat rumah tangga,

alat pencatatan dan pelaporan dan alat tenun.

b. Kajian Data

Pengelolaan bahan dan alat di Ruang Dahlia sebagian sudah menggunakan

pedoman / buku standar fasilitas dan peralatan keperawatan. Kepala ruang

memberikan usulan untuk kebutuhan alat / bahan di ruangan sesuai garis

koordinasi. Fasilitas alat di Ruang Dahlia dan fasilitas ruang rawat seperti pada

tabel dibawah ini :

1). Obat-obatan

Kebutuhan obat disesuaikan dengan kasus masing-masing pasien, namun

Ruang Cemapak belum memiliki persediaan obat cadangan yang sewaktu

waktu dibutuhkan pasien untuk keadaan darurat.

Tabel 13Persediaan Obat Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

No Nama Obat Jumlah

1. Ondansetron 2

2 Cefotaxim 5

3. Rantin 2

4. Furosemid 1

5. Dypenhidramine 1

6. Dexamethasone 2

7. Asam Tranecksamat 2

8. Clorampenicol 1

9. Diazepam 2

10 Piracetam 1

11 Amoxiciline 5

12. Ceftriaxone 2

13. Ketoprofen 1

Page 57: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

14. Aminophilin 1

15. Ampicilin 5

2). Fasilitas

Tabel 14Inventaris Alat Kesehatan Di Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

No Nama alat StandarJml yang ada

Keterangan

1 Bak instrumen 5 buah 5 buahTersedia 2, 3 disimpan

2 Pinset anatomis 4 buah 2 buah Bagus

3 Pinset sirurgis 4 buah 2 buah Disediakan CSSD

4 Gunting lurus runcing 4 buah 1 buah Masih Bagus

5 Gunting Ver 4 buah 0 buah -

6 Mangkok akua 10 buah 0 buah -

7 Arteri Klem 2 buah 1 buah Kurang

8 Gunting Verban 2 buah 3 buah Cukup

9 Bengkok 2 buah 4 buahTersedia 2, Disediakan CSSD

10 Handscoen 10 buah - Dari pasien

11 Ambubag 1 buah 2 buah Cukup

12 Tounge spatel 3 buah 9 buah Cukup

Page 58: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

13 Termometer 10 buah 5 buah Bagus 1, 4 Rusak

14 Korentang 2 buah 2 buah Cukup

15 Set angkat jahit1 set/

Pasien0 buah Disediakan CSSD

16 Set perawatan Kateter1set/

Pasien0 buah Disediakan CSSD

17 Stetoskop dewasa/anak 6 buah 2 buah Bagus

18 Tensimeter D/A 6 buah 4 buah Cukup

19 Nasal kanul 6 buah - Dari pasien

20 Regulator O2 4 buah 0 buahDitambah O2 Central

21 Kereta O2 4 buah 1 buah Cukup

22 Tabung O2 kecil 1 buah 1 buah Cukup

23 Tromol kasa 3 buah 1 buah Kurang

24 Gliserin spuit 1 buah 1 buah Cukup

25 Irigator 2 buah 2 buah Cukup 1, Rusak 1

26 Rektum kanul 2 buah 1 buah Bagus

27 WWZ 4 buah 1 buah Bagus

28 Pot 12 buah 0 buah -

29 Urinemeter 1 buah 0 buah Kurang

30 Urinal 28 buah 1 buah Cukup

31 Standar infus 1/pasien 27 buah Rusak 8

32 Gudel 2 buah 2 buah Cukup

33 Sputum pot 8 buah 2 buah Tersedia 1, Rusak 1

34 Tourniquet 2 buah 0 buah Tidak punya

35 Sterilisator 1 buah 5 buah Tersedia di CSSD

36 Timbangan Dws 1 buah 1 buah Cukup

37 Gantungan urin bag 6 buah 0 buah Kurang 3

Page 59: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

38 Kereta obat 2 buah 2 buah Cukup

39 Loop lamp 1 buah 1 buah Belum tersedia

40 Tool Box Emergency 1 buah 1buah Cukup

Sumber : Buku Inventaris Alat di Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, 2010.

Tabel 15

Inventaris Alat Rumah Tangga Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

No Jenis alat/barang JumlahStandar/

RasioKeterangan

1 Almari ganti petugas1 buah 1 Cukup

2 Almari form pt 1 - 1/petugas -

3 Almari kayu2 buah 1 buah Bagus

4 Almari linen1 buah 1 buah Bagus

5 Almari obat pasien1 buah 1/pasien Cukup

6 Almari obat kaca 1 buah 1 buah Bagus

7 Meja tulis besi1 buah - -

8 Meja tulis kayu1 buah

- Bagus

9 Meja lipat - - -

Page 60: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

10 Kursi besi tinggi bulat - - -

11 Kursi besi 4 buah - Bagus

12 Kursi kerja - - 2 meja + 4 kursi

13 Dingklik panjang - -

14 Pesawat telepon1 buah 1 buah Baik

15 Televisi 1 buah 1 buah Baik

16 Jam dinding1 buah 1 buah Baik

17 Komputer - - Tidak punya

18 Kereta makan steinless1 buah 1 buah Cukup

19 Kereta cucian-

- Tidak punya

20 Papan nama daftar klien 1 buah - Cukup

21 Papan nama klien21 buah 1/paien Tiap ruang rawat

22 Tempat tidur steinless 4 buah 6 buah Cukup

23 Bedside table-

- Tidak punya

24 Overbed table-

- Tidak punya

25 Kompor gas + tabung-

1 buah Tidak punya

26 Russtol-

1 buah Tidak punya

27 Rak piring 1 buah 1 buah Bagus

28 Rak Pispot susun-

1 buah Tidak punya

29 Kipas Angin/ex house1 buah 1: 1 Cukup

29 Lampu Senter 2 batu 1 buah 2 buah Kurang

30. Rak Handuk1 buah 11 buah Kurang

Sumber : Data Sekunder di Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Tabel 16

Daftar Alat Linen Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

No Tenun Rasio Butuh Ada Keterangan

Page 61: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

1. Sprei 1:3 63 42 Cukup 21

2. Stik Laken 1:2 42 24 Kurang 22

3. Perlak 1:2 42 10 Kurang 32

4. Sarung Bantal 1:3 63 42 Kurang 21

5. Selimut 1:2 42 11 Kurang 31

6. Handuk 1:3 63 7 Kurang 56

7. Washlap 1:3 63 - Di pasien

8. Kasur 1:1 21 21 Cukup

9. Bantal 1:1 21 21 Cukup

Sumber : Buku Inventaris Alat Tenun Ruang Dahlia

Tabel 17

Daftar Buku Bantu Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

No Nama Buku Rasio Persediaan Keterangan

1. Buku Vital Sign 1:1 1 Aktif

2. Buku Laporan Harian 1:1 2 Aktif

3. Injeksi 1:1 1 Aktif

4. Obat oral1:1 -

Langsung di RM pasien

Page 62: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

5. Inventaris tenun 1:1 1 Aktif

6. Buku Pengembalian RM 1:1 1 Aktif

7. Pembayaran/Administrasi 1:1 1 Aktif

8. Buku jadwal dinas ruang 1:1 1 Aktif

9. Buku orientasi pasien baru 1:1 1 Aktif

10. Buku laporan Asper 1:1 1 Aktif

11. Buku Kunjungn Satpam 1:1 1 Aktif

12. Buku Transfusi 1:1 1 Aktif

13. Buku Visite 1:1 1 Aktif

14. Buku Pasien APS 1:1 1 Aktif

15. Buku Pengambilan Obat 1:1 1 Di Apotik

16. Buku Pemakaian Waslap 1:1 1 Aktif

17. Buku Laborat 1:1 1 Aktif

18. Buku Sosialisasi Protap 1:1 1 Aktif

Sumber : Buku Inventaris Ruang Dahlia

c. Analisa Data

Berdasarkan kajian yang ditemukan ada sebagian alat/fasilitas yang belum

sesuai dengan standar seperti termometer, tensimeter, stetoskop, dan lainnya.

Ada juga alat yang dibutuhkan sudah tersedia, namun sudah rusak, seperti

termometer. Untuk inventarisasi alat yang ada di Ruang Cempak sudah

dilakukan secara rutin, karena sdah ada pertugas khusus yang bertanggung

Page 63: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

jawab dengan hal tersebut, dan pelaporan belum dilakukan secara optimal

kepada Kepala Instalasi Rawat Inap sesuai standar. Pengelolaan alat-alat ini

menjadi tugas non keperawatn namun dalam pelaksanaanya masih bulum

optimal. Pengisian inventaris alat yang dalam kebijakan diatur tiap belum

dilaksanakan sepenuhnya.

Terdapat buku inventaris yang tidak dimanfaatkan sebagai monitoring.

Untuk alat keperawatan seperti:

1) Alat Tenun

Menurut data inventaris alat tenun tahun 2010 di ruang Dahlia belum

memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam hal kuantitasnya.

2) Alat Medis/Keperawatan

Menurut data inventaris alat medis/keperawatan tahun 2010 di Ruang Dahlia

ternyata belum memenuhi standar yang ada seperti termometer, tensimeter,

stetoskop, dan lainnya. Alat-alat kesehatan yang ada di Ruang Dahlia tidak

sesuai dengan kapasitas tempat tidur pasien. Dan terdapat juga alat yang

dibutuhkan sudah tersedia namun rusak yaitu termometer. Pencatatan alat-

alat keperawatan belum semuanya didokumentasikan.

3) Alat Pencatatan dan Pelaporan (ATK)

Alat pelaporan yang ada di ruang lavender sudah sesuai standar dan

kebutuhan.

4) Alat Rumah Tangga

Alat rumah tangga belum sesuai dalam kuantitasnya.

6. Metode / Standar / Pedoman / Prosedur Tetap Mesin

Page 64: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

a. Kajian Teori

Standar adalah suatu tingkatan kinerja yang secara umum dikenal sebagai

sesuatu yang dapat diterima, adekuat memuaskan dan digunakan sebagai tolak

ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding (Marr dan Biebing

2001).

Berdasarkan Clinical Practice Guideline (1990) standar merupakan

keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang digunakan

sebagai batas penerimaan minimal atau disebut juga sebagai kisaran variasi yang

masih dapat diterima. Standar diperlukan untuk memberi suatu indikasi kualitas

yang diinginkan dengan kata lain standar digunakan untuk menilai mutu sesuai

dengan yang diharapkan.

Suatu ruang perawatan didalam sebuah rumah sakit idealnya mempunyai

prosedur tetap (protap) tindakan yang berlaku secara resmi yang dipahami dan

diharapkan oleh seluruh staf di ruangan, ruang perawatan mempunyai prosedur

tetap semua tindakan perawatan dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) minimal

10 kasus terbanyak.

b. Kajian Data

Page 65: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Tabel 18Daftar Protap Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PurbalinggaNo Nama Protap

1 Protap mencuci tangan higienis

2 Protap mencuci tangan higienis alternative

3 Protap mencuci tangan disinfeksi

4 Protap mencuci tangan bedah

5 Protap menyiapkan tempat tidur terbuka

6 Protap mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya

7 Protap mengukur suhu tubuh

8 Protap menghitung denyut nadi

9 Protap menghitung pernapasan

10 Protap mengukur tekanan darah

11 Protap menimbang berat badan

12 Protap mengukur tinggi badan

13 Protap memberikan posisi dorsal recumbent

14 Protap memberikan posisi genu pectoral

15 Protap memberikan posisi lithotomic

16 Protap memberikan posisi semi fowler

17 Protap memberikan posisi sims

18 Protap emberikan posisi tendelen burg

19 Protap memberikan huknah tinggi

20 Protap memberikan huknah rendah

21 Protap memberikan kompres hangat

22 Protap member buli- buli panas

23 Protap memandikan pasien ditempat tidur

24 Protap mencuci rambut

Page 66: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

25 Protap membersihkan mulut

26 Protap membantu menggosok gigi

27 Protap mencukur rambut daerah operasi

28 Protap perawatan vulva dan perineum

29 Protap perawatan payudara

30 Menyiapkan urine untuk pemeriksaan laboratorium

31 Protap menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium

32 Protap mengambil darah vena

33 Protap pemberian obat secara oral

34 Protap pemberian obat melalui rectal

35 Protap member obat tetesa hidung

36 Protap memberi obat injeksi intra vena

37 Protap memberi obat injeksi sub kutan

38 Protap memberikan obat injeksi intra kutan

39 Protap memberikan obat intra vena( langsung)

40 Protap memberikan obat injeksi intra vena( per selang)

41 Protap member obat injeksi intra muscular

42 Protap memasang infuse

43 Protap redressing infuse

44 Protap penggantian vena kateter

45 Protap melepas infuse

46 Protap memasang NGT

47 Protap member makan melalui NGT

48 Protap melepas NGT

49 Protap member minum melalui NGT

50 Protap memasang kateter

51 Protap melepas kateter menetap

52 Protap penggantian kateter menetap

Page 67: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

53 Protap perawatan luka

54 Protap melepas drain

56 Protap mengangkat jahitan

57 Protap perawatan luka dekubitus

58 Protap pemberian transfuse darah

59 Protap penghisapan lender

60 Protap fisiotherapi dada

61 Protap batuk efektif

62 Protap bernapas dalam

63 Protap memberi minum pada bayi

64 Protap merawat tali pusat

65 Protap memandikan bayi

66 Protap menimbang berat badan

67 Protap mengganti pakaian bayi

68 Protap pemberian imunisasi BCG

69 Protap member imunisasi HB1

70 Protap memberikan imunisasi polio

71 Protap memberikan imunisasi kombo

72 Protap perawatan isolasi

73 Protap meeting moorning

74 Protap operan jaga

75 Protap sterilisasi ruangan dengan UV

76 Protap orientasi pasien baru di RRI

78 Protap penanganan sampah rumah tangga

79 Protap penanganan sampah medis tajam

80 Protap penanganan sampah medis

81 Protap pembuangan sampah medis cair terkontaminasi

82 Protap pengelolaan air limbah

Page 68: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

83 Protap orientasi pegawai baru

84 Protap orientasi perawat/ bidan baru

85 Protap pencegahan decubitus

86 Protap memotong kuku

87 Protap pemberian obat melalui mata

88 Protap memberikan obat melalui vagina

89 Protap pemberian obat sub lingual

90 Protap rentang gerak aktif pasif

91 Protap pemberian inhalasi

92 Protap perawatan kateter menetap

93 Protap menyiapkan dahak( sputum) untuk pemeriksaan laboratorium

94 Protap pemberian oksigen

95 Protap persiapan bagi pasien untuk pemberian wp

96 Protap persiapan operasi

97 Protap penatalaksanaan hemodialisa di ruang rawat inap

98 Protap perawatan pasien post operasi dengan spinal anastesi

99 Protap perawatan pasien post operasi dengan general anastesi

100 Protap menjahit luka

101 Protap persiapan bagi pasien untuk pemeriksaan kolon in lop

102 Protap peresiapan bagi pasien untuk pemeriksaan USG

103 Protap persiapan bagi pasien untuk pemeriksaan OMD

104 Protap perawatan jenazah

Tabel 19Daftar SAK Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PurbalinggaNo Standar Asuhan Keperawatan

1 Askep Gastroentritis

2 Askep Febris Typoid

Page 69: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

3 Askep Kejang demam

4 Askep bronkopneumonia

5 Askep dengue haemoragic fever

6 Askep thalasemia

7 Askep esenfalitis

8 Askep tuberculosis paru

9 Askep asma

10 Askep nephritic syndrome

11 Askep morbili

12 Askep anemia

13 Askep asfiksia neonates

14 Askep hiperbiliribinemia

15 Askep sepsis neonatorium

c. Analisa Data

Berdasar tabel diatas, secara umum protap di ruangan Dahlia sudah sesuai

dengan kebutuhan ruang perawatan pasien anak dan SAK juga sudah sesuai

dengan kebutuhan.

7. Mesin

a. Kajian Teori

Mesin adalah peralatan yang digerakan oleh mesin maupun elektronik

yang digunakan untuk membantu menangani pasien baik secara medis maupun

keperawatan.

b. Kajian Data

Tabel 20Daftar Inventaris Alat (Mesin) Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadidrata PurbalinggaNo Nama Mesin Jumlah Standar Kondisi1. EKG 0 1:1 -

Page 70: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2. Tabung oksigen dorong 6 1:1 Baik3. Ambubag 1 1:1 Cukup4. Nebulizer 0 1:1 -5. Animec 0 1:1 -6. Suction 1 1:1 Cukup

c. Analisa Data

Dari data di atas, beberapa alat yang belum terpenuhi yaitu, nebulizer,

EKG dan animec. Sedangkan untuk ambubag dan suction kualitas dan

kuantitasnya dalam kategori cukup, sehingga penggunaanya kurang optimal.

Namun untuk tabung oksigen sudah memenuhi standar yang baik sehingga

dapat digunakan secara optimal diruangan.

C. PROSES

1. Proses Asuhan Keperawatan

a. Kajian Teori

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang

melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian

menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan

pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan

menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan

sebagian besar oleh gambaran pelayanan praktek keperawatan yang terdapat

didalamnya.

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional

melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain

dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan

wewenang dan tanggung jawabnya (Nursalam, 2002).

Page 71: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Standar Praktek Keperawatan adalah norma atau penegasan tentang

mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar, yang

dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta merupakan

tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat (Nursalam, 2002).

Tujuan Standar Keperawatan menurut Gillies (1989) adalah: 1)

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan; 2) mengurangi biaya asuhan

keperawatan; 3) melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas

dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik (Nursalam, 2002).

Perawat yang betugas dipelayanan harus melaksanakan standar asuhan

keperawatan yang ada di rumah sakit. Hal ini disahkan berdasarkan Surat

Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medik Nomor: YM.00.03.2.6.7637,

disusun sebagai berikut:

Standar 1 : Falsafah Keperawatan

Standar 2 : Tujuan Asuhan Keperawatan

Standar 3 : Pengkajian Keperawatan

Standar 4 : Diagnosa Keperawatan

Standar 5 : Perencanaan Kepeawatan

Standar 6 : Intervensi Keperawatan

Standar 7 : Evaluasi Keperawatan

Standar 8 : Catatan Asuhan Keperawatan

Proses asuhan keperawatan adalah metode ilmiah dalam pemberian

asuhan keperawatan yang terdiri dari :

Page 72: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

1) Pengkajian

Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan

dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien untuk

menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Komponen pengkajian

meliputi:

a). Pengumpulan data

Dilakukan saat pasien masuk dan dilakukan terus menerus selama proses

asuhan keperawatan berlangsung. Pengumpulan data bertujuan untuk

mendapapatkan data penting tentang pasien. Pengumpulan data harus

memenuhi kriteria:

(1) Menggunakan format yang ada

(2) Sistematis

(3) Diisi sesuai item yang teredia

(4) Aktual (terkini, baru)

(5) Absah (valid)

b). Pengelompokkan data

Data yang sudah terkumpul perlu dikelompokkkan sesuai kelompok data

tertentu (sesuai kebutuhan dasar atau bio, psiko, sosio, kultural) untuk

menentukan masalah yang terjadi pada pasien.

c). Perumusan masalah

Perumusan masalah perlu memperhatikan kriteria:

Page 73: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

(1) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi

kehidupan

(2) Perumusan masalah sesuai data yang dikumpulkan

2) Diagnosa

Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah pasien baik aktual,

resiko maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data. Diagnosa

dirumuskan berdasrkan data status kesehatan pasien, dianalisa, dibandingkan

dengan fungsi normal kehidupan pasien. Kriteria penyusunan diagnosa

keperawatan:

a). Diagnosa dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan

kebutuhan pasien

b). Dibuat sesuai dengan kewenangan perawat

c). Dengan komponen terdiri atas masalah, penyebab dan tanda gejala

(PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)

d). Bersifat actual apabila masalah kesehatan nyata

e). Resiko apabila masalah kemungkinan besar akan terjadi,

f). Dapat ditanggulangi oleh perawat.

3) Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa

keperawatan. Komponen perencanaan keperawatan meliputi:

a). Prioritas masalah

Page 74: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

(1) Prioritas utama ditentukan dengan memberi prioritas pada masalah

yang mengancam kehidupan pasien.

(2) Prioritas kedua adalah masalah yang menangancam status

kesehatan seseorang

(3) Prioritas ketiga mesalah yang mempengeruhi perilaku.

b). Tujuan

Dalam menyusun tujuan asuhan keperawatan perlu memperhatikan

metode SMART yaitu spesifik, measureable (dapat diukur), accountable

(dapat dicapai dengan batas waktu tertentu), realistic (realistik),

reasonable (masuk akal).

c). Rencana tindakan.

Kriteria dalam membuat recana tindakan:

(1) Disusun berdasar tujuan

(2) Melibatkan pasien/keluarga

(3) Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga

(4) Menentukan alternatif tindakan yang tepat

(5) Menjamin rasa aman nyaman pasien

(6) Menggunakan kalimat perintah yang ringkas, tegas dengan bahasa

yang mudah dimengerti.

4) Implementasi Keperawatan

Page 75: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan

dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi yang mencakup aspek

peningkatan, pencegahan, pemuliahan serta pemeliharaan kesehatan dengan

mengikutsertakan pasien dan keluarga. Tindakan keperawatan dapat

dilakukan oleh perawat secara mandiri (independent), bekerja sama dengan

tim kesehatan lain (kolaboratif/interdependent), atau dilakukan bersama

pasien/keluarga. Kriteria:

(1) Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan rencana yang

ada

(2) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio-spiritul pasien

(3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

kepada klien sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan

menggunakan sumber-sumber yang ada

(4) Menerapkan prinsip aseptic dan anti septic

(5) Menerapkan prinsip aman, nyaman, nyaman, ekonomis, menjadi

privasi, dan mengutamakan keselamatan pasien

(6) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien

(7) Merujuk segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien

(8) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan

(9) Merapikan pasien dan alat setiap selesai tindakan

(10) Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknik yang telah

ditentukan.

Page 76: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

5) Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan secara periodic sistemik, dan berencaana utuk

menilai perkembangan pasien. Evaluasi dialaksanakan dengan memeriksa

kembali hasil pengkajian awal dan intervensi awal untuk mengidentifikasi

masalah dan rencana keperawatan pasien termasuk strategi keperawatan yang

telah diberikan untuk memecahkan masalah pasien. Evaluasi melibatkan pasien,

keluarga dan tim kesehatan lain serta dilakukan sesuai dengan standar.

Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang kesehatan

pasien dan perkembangan pasien selama dalam pemberian asuhan keperawatan.

Pencatatan dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan. Catatan dapat

digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan yang digunakan

setelah selesai melakukan tindakan asuhan keperawatan. Penulisan harus jelas

dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku sesuai dengan pelaksanaan

proses keperawatan. Setiap pencatatan harus mencantumkan paraf dan nama

perawat yang melaksanakan tindkan dan waktu pelaksanaan serta menggunakan

formulir yang telah ada dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan

standar praktek keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Standar keperawatan telah dijabarkan oleh

PPNI (2000) yang mengacu dalam tahap proses keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Instrumen penilaian standar tersebut telah disusun oleh DepKes (instrumen A).

Page 77: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dnegan menggunakan metoda pencatatan

FOCUS (Process Oriented and Client Focus System) digunakan untuk

mengorganisir dokumentasi asuhan perawatan. Penulisan catatan perkembangan

dengan menggunakan format DAR (Data-Action-Respon), dengan data berisi

mengenai data subyektif dan obyektif yang mendukung dokumentasi focus,

action berupa dokumentasi tindakan keperawatan yang segera atau yang akan

dilakukan berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan klien dan respon

berupa dokumentasi terhadap respon klien terhadap tindakan yang telah

dilakukan.

b. Kajian Data

Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentasi tentang proses

pendokumentasian asuhan keperawatan dari 10 medikal record pasien yang

dirawat minimal 3 hari didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 21Hasil Evaluasi Instrumen A

Di Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Tarunadibrata PurbalinggaNo Aspek yang dinilai Hasil

(%)Keterangan

1. Pengkajian 68,3 Masalah belum dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan pola fungsional

Pengkajian tidak lengkap2. Diagnosa

Keperawatan 85,56 diagnosa tidak ditulis secara

lengkap dengan PES (hanya problem)

diagnosa belum disusun berdasar prioritas

3. Perencanaan 85,83 hanya sebagian yang berdasar

Page 78: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

diagnosa keperawatan tidak mencerminkan keterlibatan

keluarga dalam merawat pasien4. Tindakan 75,83 tindakan berdasarkan rutinitas

baru sebagian yang mengacu pada tujuan

5. Evaluasi 80 masih banyak yang belum mengacu pada tujuan (SOAP) dan tujuan/ criteria hasil.

6. Catatan Asuhan Keperawatan

78,67 pencatatan yang ditulis belum ringkas dan menggunakan istilah yang baku dan benar, beberapa belum dituliskan nama,tanggal dan jam dilakukan tindakan keperawatan

Rata-rata 79,03

Sumber : hasil observasi tanggal 29 November – 5 Desember 2010.

c. Analisa Data

Berdasarkan hasil penilaian dengan Instrumen A dapat dianalisa:

1) Proses asuhan keperawatan belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

2) Diagnosa tidak ditulis secara lengkap dengan PES (hanya problem) dan belum

dibuat prioritas

3) Tujuan belum dituliskan secara terinci (waktu, tujuan dan intervensi dan

kriteria) rencana tindakan tidak mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah,

terinci, dan jelas, rencana tindakan tidak menggambarkan keterlibatkan pasien

atau keluarga.

4) Tindakan baru sebagian yang mengacu pada tujuan

5) Evaluasi masih banyak yang belum mengacu pada tujuan (SOAP)

2. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan

Page 79: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

a. Perencanaan

1) Kajian teori

Proses manajemen keperawatan merupakan mekanisme kerja dari

fungsi fungsi manajemen yang dapat digambarkan dalam skema dibawah

Gambar 3Mekanisme Kerja Dan Fungsi Manajemen

Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang

berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan dimana

akan dilaksanakannya (Marquis, 2000). Perencanaan dimaksudkan untuk

menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan

kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua Pasien, menegakan

Keinginan/Kebutuhan Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

Pengkoordinasian

PengawasanInformasi

Tujuan

Page 80: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe

tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi

yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakan kebijaksanaan

dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah

ditetapkan. Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan

pelayanan rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu kepada

kerangka utama rencana strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan

kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata dan ancaman eksternal yang harus

diantisipasi. Kerangka perencanaan yang matang sangat membantu dalam

upaya melakukan perbaikan atau improvisasi apabila dalam perjalanan

kegiatan usaha keluaran yang tidak diharapkan. Dengan demikian

perencanaan dapat dikoreksi tanpa kehilangan waktu dan efisiensi.

Kerangka perencanaan terdiri dari :

Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah

mencapai visi.

Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi.

Tujuan, berisikan tujuan yang ingin dicapai.

Obyektif, berisi langkah – langkah rinci bagaimana mencapai tujuan.

Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan.

Aturan, berisi langkah – langkah antisipasi untuk hal – hal yang

menyimpang.

Model perencanaan meliputi :

Page 81: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

a) Reactive Planning, yaitu tak ada perencanaan, manajer langsung

melakukan tindakan begitu menemukan masalah. Perubahan yang terjadi

tidak pasti karena dipengaruhi oleh masalah dan kondisi yang ada.

b) Inactive Planning, yaitu perencanaan yang sudah dibuat sejalan dengan

masalah yang muncul (telah ada bayangan atau perencanaan tetapi dalam

pelaksanaannya dilakukan sejalan dengan perkembangan masalah).

c) Preactive Planning, yaitu penyusunan perencanaan dengan mengetahui

rencana ke depan pencapaian target yang sudah pasti (sudah jelas dan

tidak berubah). Ciri dari perencanaan ini adalah tujuan yang akan dicapai

jelas, terdapat pembatasan antara waktu perencanaan berlangsung,

terdapat indikator untuk pencapaian target, resiko dan ketidakpastian

jelas.

d) Proactive Planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan

memperhatikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Masa lalu

digunakan sebagai pengalaman untuk menyusun perencanaan sekarang

dan masa depan, masa sekarang sebagai pelaksanaan perencanaa, dan

masa depan merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan evaluasi

pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang.

Perencanaan berdasarkan periode meliputi :

a) Perencanaan jangka pendek : Target waktu dalam seminggu atau sebulan

b) Perencanaan jangka menengah : periode dalam waktu satu tahun.

c) Perencanaan jangka panjang : periode tahun mendatang.

Page 82: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Tugas kepala ruang dalam perencanaan meliputi :

a) Menyusun rencana kerja kepala unit.

b) Berperan serta dalam menyusun falsafah dan tujuan pelayanan

keperawatan di ruang yang bersangkutan.

c) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah

maupun kualifikasi di ruang rawat, koordinasi dan instalasi

Tabel 22

Kajian Planning Di Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga

Periode 29 November - 4 Desember 2010

No Standar Dokumen Ket12

3

Jadwal Dinas Koordinasi dengan Perawat Primer

Perencanaan Tahunan oleh Ka-Ru

AdaAda

Ada

Disusun tiap bulanDilakukan koordinasi tapi tidak didokumentasikanPerencanaan terakhir tahun 2010

Page 83: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

- Perencanaan Pengembangan Staf

- Alat/Fasilitas- Kebutuhan Tenaga- Cuti

Sumber : Hasil observasi tanggal 29-2 Des 2010 di ruang Dahlia RSUD dR. R Goeteng Tarunadibrata Purbalingga

2) Kajian Data

Penyusunan perencanaan mengacu perencanaan dari Divisi

Keperawatan dan Instalasi Rawat Inap dengan melibatkan Penanggung

jawab pelayanan. Penanggung jawab logistik dan Penanggung jawab SDM.

Dari hasil perencanaan yang sudah ada oleh Kepala Ruang disosialisasikan

ke staf ruang. Setelah pembicaraan tersebut lalu bersama Kepala Ruang dan

Staf ruangan melaksanakan rencana yang telah diprogramkan.

Setiap bulan Penanggung Jawab Ruangan telah membuat

perencanaan bulanan seperti rapat bulan di ruangan dan pertemuan

mingguan dengan Penyelia, Kepala Instalasi dan Divisi Keperawatan.

Perencanaan jangka panjang melalui pengembangan SDM terutama perawat

dengan melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi atau dengan

pelatihan-pelatihan yang diusulkan oleh Kepala Ruang dengan ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan prosedur tetap/protap dan disesuaikan

dengan kebutuhan ruangan. Penambahan peralatan barang yang tidak habis

pakai seperti meja beroda atau troli, standard infus dengan

mengajukan/melaporkan ke Penyelia, kemudian Penyelia meminta pada

instalansi peralatan/perlengkapan atau langsung ke bagian perlengkapan.

Kepala Ruang setiap tahun juga melakukan evaluasi kegiatan dan kebutuhan

(alat/tenaga keperawatan) di ruangan untuk membuat rencana kegiatan dan

rencana kebutuhan tahun berikutnya.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di Ruang

Dahlia didapatkan bahwa perencanaan jangka menengah dengan pengaturan

Page 84: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

dinas yang dijadwal oleh Kepala Ruang atau PN (Primary Nurse) yang

diketahui dan disetujui oleh Kepala Ruang dan Kepala IRNA I. Kepala

Ruang memberikan kesempatan setiap perawat untuk mengajukan pesanan

jadwal dinas/perencanaan cuti yang disesuaikan dengan keadaan ruangan

serta di ketahui oleh Kepala Ruang. Untuk perlengkapan rutin/barang habis

pakai seperti kapas, savlon, dll diajukan/dimintakan ke bagian TU Penyakit

Dalam, kemudian TU meneruskan ke bagian perlengkapan, rumah tangga

dan farmasi.

Sedangkan untuk perencanaan jangka pendek, perubahan jadwal

dinas dilakukan antar perawat yang bersangkutan apabila ada keperluan dan

diketahui Kepala Ruang tanpa memperhatikan antar jabatan sebagai PPJR.

Untuk perbaikan fasilitas akibat kerusakan yang tidak dapat diperkirakan

seperti telepon mati, tensi rusak, dan lain-lain dengan melaporkan langsung

ke bagian tehnik atau apabila prosesnya lama maka ruangan melaporkan

pada Penyelia kemudian akan ditindaklanjuti/dicek ke bagian tehnik.

3) Analisis Data

Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka dapat dianalisa

Berdasarkan perencanaan kegiatan di Ruang Dahlia sudah sesuai dengan

prosedur, yaitu dengan melakukan koordinasi dengan unit pelayanan terkait,

melibatkan staf dan melaksanakan perencanaan secara bottom up. Jadi

secara garis besar tidak ada masalah dengan sistem perencanaan di Ruang

Dahlia

b. Pengorganisasian

1) Kajian Teori

Proses pengorganisasian mencakup usaha membagi-bagi pekerjaan

(untuk mencapai tujuan) ke dalam departemen-departemen dan jabatan-

Page 85: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

jabatan tertentu, dan kemudian mengadakan koordinasi yang perlu untuk

menjamin bahwa departemen dan jabatan tersebut sudah sesuai. Tujuan

organisasi pada dasarnya adalah memberikan tugas yang terpisah dan

berbeda kepada masing-masing orang dan menjamin tugas-tugas tersebut

terkoordinir. Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama

dalam manajemen keperawatan. Studi pengaturan staf dapat digunakan

untuk menentukan kebutuhan staf sehubungan dengan keterampilan

personil, jumlah perawat dan beban kerja (Swansburg, 2000).

Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan

melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab

dan mekanisme pertanggungjawaban masing – masing kegiatan.

Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dari kepala ruang

adalah (Nursalam, 2002) :

a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b) Merumuskan tujuan metode penugasan.

c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas.

d) Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim dan ketua

tim membawahi 2 – 3 perawat.

e) Mengatur dan mengendalikan logistic unit.

f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek

Page 86: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

g) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat kepada

ketua tim

h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi

Pasien.

i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya

j) Identifikasi masalah dan cara penanganan.

Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan model praktek

keperawatan professional (MPKP) sebagai suatu system (struktur, proses,

nilai – nilai professional) yang memungkinkan perawat professional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk

mendukung pemberian asuhan keperawatan. MPKP terdiri dari elemen

subsistem antara lain:

1) Nilai – nilai professional (inti MPKP)

2) Pendekatan Manajemen

3) Metode pemberian asuhan keperawatan.

4) Hubungan Profesional.

5) Sistem kompensasi dan penghargaan.

Dalam system pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori mengenai

metode asuhan keperawatan. Menurut Gilles (1989) metode asuhan

keperawatan terdiri dari :

1) Metode kasus

Page 87: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2) Metode Fungsional

3) Metode Tim

4) Metode Primer

1) Metode Kasus (Total Care Method)

Metode ini merupakan metode tertua (1880) dimana seorang

Pasien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap

perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan Pasien saat ia dinas.

Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shif dan tak

ada jaminan bahwa Pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari

berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu Pasien satu

perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat prifat atau

untuk perawatan khusus seperti di ruang rawat intensif.

Kelebihan dari metode ini adalah :

Sederhana dan langsung

Garis pertanggungjawaban jelas.

Kebutuhan Pasien cepat terpenuhi.

Memudahkan perencanaan tugas

Kekurangan dari metode ini adalah :

Belum dapat di identifikasi perawat penanggung jawab

Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar

yang sama

Page 88: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Tak dapat dilakukan oleh perawat baru atau kurang pengalaman

Mahal, perawat professional termasuk melakukan tugas non

professional

2) Metode Fungsional

Metode ini dilakukan pada kelompok besar Pasien. Pelayanan

keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh

perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas.

Misalnya fungsi menyuntik, membagi obat, perawatan luka. Metode ini

merupakan manajemen klasik yang menekankan pada efisiensi, pembagian

tugas yang jelas dan pengawasan yang lebih mudah. Semua prosedur

ditentukan untuk dipakai sebagai standar. Perawat senior menyibukan diri

dengan tugas manajerialnya sedangkan asuhan keperawatan Pasien

diserahkan kepada perawat yunior.

Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi tidak

memberikan kepuasan kepada Pasien dan perawat karena asuhan

keperawatan yang diberikan kepada Pasien terfragmentasi menurut tugas

atau perasat yang dilakukan. Cara kerja yang diawasi membosankan

perawat karena berorientasi pada tugas dan system ini baik dan berguna

untuk situasi dimana rumah sakit kekurangan tenaga perawat, namun disisi

lain asuhan ini tidak professional dan tidak berdasarkan pada masalah

Pasien.

Keuntungan dari metode ini adalah :

Page 89: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Lebih sedikit membutuhkan perawat

Efisien

Tugas mudah dijelaskan dan diberikan

Para staff mudah menyesuaikan dengan tugas

Tugas cepat selesai

Kerugian dari metode ini adalah :

Tidak efektif

Fragmentasi pelayanan

Membosankan.

Komunikasi minimal

Tidak holistic

Tidak professional

Tidak memberikan kepuasaan kepada Pasien dan perawat.

3) Metode Tim

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda–beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok Pasien. Ketua tim bertanggung jawab membuat perencanaan

dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua Pasien yang ada di bawah

tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan asuhan keperawatan

kepada Pasien sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim. Tujuan

keperawatan ini adalah memberikan suatu asuhan keperawatan yang lebih

baik dengan menggunakan sejumlah staff yang tersedia.

Page 90: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Keuntungan dari metode ini adalah :

Memberikan kepuasaan bagi perawat dank lien

Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal

Komprehensif dan holistic

Produktif, kerjasama, komunikasi dan Moral.

Kerugian dari metode ini adalah :

Tidak efektif bila pengaturan tidak baik

Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi

Membingungkan bila komposisi tim sering diubah

Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non

professional.

4) Metode Primer

Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam

suatu pelayanan dengan semua staff keperawatan yang professional. Pada

metode ini. Setiap perawat primer memberikan tanggung jawab penuh

secara menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

keperawatan mulia dari Pasien masuk sampai keluar dari rumah sakit,

mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat

rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanya

keterikatan kuat dan terus menerus antara Pasien dan perawat yang

ditugaskan untuk merencanakan, mengimplementasikan dan

mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama Pasien dirawat.

Page 91: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Kelebihan dari model ini adalah model ini bersifat kontinu dan

komperhensif dalam melakukan proses keperawatan kepada Pasien dan

perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan

kemungkinan pengembangan diri. Keuntungan yang dirasakan adalah

Pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara

individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai

pelayanan yang efektif terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi,

dan advokasi.

Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat

dilaksanakan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman

yang memadai dengan criteria asertif, mampu mengatur diri sendiri,

kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, penguasan klinik,

akuntabel dan mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai

disiplin.

Diagram model keperawatan primer ada dalam gambar (Marquis

and Huston, 1998)

Gambar 3Diagram Model Keperawatan Primer

Dokter Kepala Ruang Sarana RS

Perawat Primer

Pasien

Page 92: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Pada penerapannya metode pemberian asuhan keperawatan memerlukan

3 komponen utama yaitu:

1) Ketenagaan

2) Metode pemberian asuhan keperawatan

3) Dokumentasi keperawatan

Pada metode asuhan keperawatan ada beberapa cara yaitu timbang

terima, ronde keperawatan, dan model asuhan keperawatan.. Timbang terima

dilakukan saat pergantian jaga dan perawat ke 2 shift bersama – sama melihat

keadaan Pasien.

Gambar 4Alur Timbang Terima Pasien

Pasien

Diagnosa Medis/Masalah Diagnosa Keperawatan

Rencana Tindakan

Yang telah dilakukan Yang Akan Dilakukan

Perawat PelaksanaPagi

Perawat Pelaksana Sore

Perawat Pelaksana Malam

Page 93: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

5) Metode Primer Modifikasi ( MPM )

Metode MPM adalah metode modifikasi antara metode primer dan

tim. Metode didasarkan pada beberapa alasan antara lain :

- Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagai

perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1

keperawatan.

- Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung

jawab Pasien terfragmentasi pada berbagai tim.

2) Kajian data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dan kepala ruang

mengenai pelaksanaan, perencanaan di ruang Dahlia dan dari hasil tersebut

dihasilkan data bahwa pengorganisasian yang di gunakan di ruang Dahlia

adalah metode primer modifikasi yaitu gabungan dari model asuhan

keperawatan primer dan metode tim karena beberapa alasan yaitu :

keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena perawat primer di

Perkembangan Keadaan Pasien

Masalah:Teratasi

Teratasi sebagianBelum teratasiMasalah baru

Page 94: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

ruang Dahlia belum berpendidikan S1, keperawatan tim tidak dilakukan

secara penuh karena tanggung jawab pasien terkelompok dalam berbagai

tim.

Analisa pelaksanaan MPM diruang Dahlia adalah

a. Pelaksanaan metode MPM belum berjalan secara optimal karena

pada pelaksanaanya PP dan PA yang berdinas belum mencerminkan

metode tersebut seperti belum, pembagian tugas saat shift,

melakukan pre dan post conference tetapi belum sesuai dengan

konsep teori.

b. Pemberian asuhan keperawatan terbagi dalam dua group dengan

tanggung jawab masing-masing group oleh perawat primer ( PP )

dan tiap group memiliki 4-5 perawat pelaksana ( PA ). Pembagian

tanggung jawab masing-masing group berdasarkan pada kasus yang

ada di ruangan.

Berikut ini disampaikan hasil observasi dengan menggunakan

instrumen penilaian metode MPM yang dilakukan selama 3 hari, mulai

tanggal 29 Nov- 2 Des 2010.

Tabel 23Penilaian Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata PurbalinggaNo

Variabel yang DinilaiObservasi

SL SR KD TP

Page 95: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

1. Membagi staf kedalam

beberapa group sesuai

dengan kemampuan dan

beban kerja

2. Membuat jadwal dinas pagi,

sore, malam dengan

koordinasi dengan PP

3. Melakukan meeting morning √

4. Membagi pasien kepada

masing-masing group MPM

sesuai dengan kemampuan

dan beban kerja

5. Memfasilitasi dan

mendukung kelancaran

tugas PP dan PA

6. Melakukan supervisi dan

memberi motivasi seluruh

staf kep. untuk mencapai

kinerja yang optimal

7. Melakukan upaya

peningkatan mutu asuhan

kep. dengan melakukan

evaluasi melalui angket

setiap pasien pulang

8. Mendelegasikan tugas

kepada PA pada jaga malam

S/M/H Berperan sebagai

Page 96: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

9 konsultan

Jumlah 24 1

Skor =24+1 x 100% = 92,59% 27

Tabel 24Penilaian Pelaksanaan Tugas Perawat Primer Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

No Variabel yang DinilaiObservasi

SL SR KD TP

1. Bertugas pada pagi hari √

2. Bersama PA menerima

operan tugas jaga malam

3. Bersama PA melakukan

konfirmasi/supervisi tentang

kondisi klien segera setelah

operan

4. Bersama PA melakukan doa

bersama sebagai awal dan

Page 97: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

akhir tugas, dilakukan

setelah operan

5. Melakukan pre conference

dengan semua PA yang ada

dalam grupnya setiap awal

dinas pagi

6. Membagi pasien/tugas pada

anggota group sesuai

kemampuan dan beban kerja

7. Melakukan pengkajian,

menetapkan

masalah/diagnosa dan

perencanaan keperawatan

semua pasien yang menjadi

tanggung jawabnya dan ada

bukti di rekam keperawatan

8. Memonitor dan

membimbing tugas PA

9. Membantu tugas PA untuk

kelancaran pelaksanaan

asuhan pasien

10. Mengoreksi, merevisi dan

melengkapi catatan askep

yang dilakukan oleh PA

yang ada dibawah tanggung

jawabnya

11. Melakukan evaluasi hasil √

Page 98: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

kepada setiap pasien sesuai

dengan tujuan yang ada

dalam perencanaan askep di

rekam keperawatan

12. Melaksanakan post

conference setiap akhir dinas

dan menerima lapoan akhir

tugas jaga dari PA pada

groupnya untuk persiapan

operan tugas jaga berikutnya

13. Mendampingi PA dalam

operan tugas jaga kepada

group yang tugas berikutnya

14. Memperkenalkan anggota

group yang ada dalam satu

grup/yang akan merawat

selama pasien dirawat pada

klien/keluarga baru

15. Mendelegasikan tugas

kepada PA pada S/M/HL

16. Melaksanakan pendelegasian

tugas Ka Ruang pagi hari

bila tidak bertugas

17. Melaksanakan studi kasus

dengan dokter dan tim

kesehatan lain tiap minggu

18. Melaksanakan studi kasus

dalam pertemuan rutin

Page 99: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

keperawatan di ruang

minimal sebulan sekali

19. Menyelenggarakan diskusi

kasus sesuai prosedur

20. Melakukan tugas lain sesuai

uraian tugas

JUMLAH 48 4 2

Skor = (48+4+2) x 100% = 90% 60

Tabel 25Penilaian Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

NoVARIABEL YANG

DINILAI

OBSERVASI

SL SR KD TP

1. Melaksanakan operan tugas

setiap awal dan akhir jaga

dari dan kepada PA yang ada

dalam satu group

2. Melakukan

konfirmasi/supervisi tentang

kondisi pasien segera setelah

operan

3. Melakukan doa pada awal

dan akhir dinas

4. Mengikuti pre conference

yang diadakan oleh PA tiap

Page 100: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

dinas pagi

5. Melaksanakan asuhan

keperawatan kepada pasien

yang menjadi

tanggungnjawabnya dan ada

bukti di rekam keperawatan

6. Melakukan monitoring

respon pasien dan ada bukti

di rekam keperawatan

7. Melakukan konsultasi

tentang masalah klien/klg

kepada PP

8. Membimbing dan melakukan

pendidikan kesehatan kepada

pasien yang menjadi

tanggung jawabnya dan ada

di bukti rekam keperawatan

9. Menerima keluhan klien/klg

dan berusaha mengatasinya

10. Melengkapi catatan askep

pada semua pasien yang

menjadi tanggung jawabnya

11. Melakukan evaluasi askep

setiap akhir tugas pada semua

pasien yang menjadi

tanggung jawabnya dan ada

di bukti rekam keperawatan

12. Mengikuti post conference √

Page 101: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

yang dilakukan oleh PP pada

akhir tugas dan melaporkan

kondisi dan perkembangan

semua pasien yang menjadi

tanggung jawabnya pada PP

13. Bila PP tidak ada, wajib

mengenalkan anggota group

yang ada dalam satu group

yang akan memberikan askep

pada jaga berikutnya kepada

klien/klg

14. Berkoordinasi dengan PP/Ka.

Ruang/dokter/tim kesehatan

lain bila ada masalah klien

pada S/M/HL

15. Mengikuti diskusi kasus

dengan tim kesehatan lain

tiap satu minggu sekali

16. Melaksanakan tugas

pendelegasian PP pada sore,

malam dan atau hari libur

17. Mengikuti diskusi kasus

dalam pertemuan rutin

keperawatan di ruangan

18. Melaksanakan tugas lain

sesuai uraian tugas anggota

tim

Skor = (48+2+1) x 100% = 94%

Page 102: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

54Tabel 26

Penilaian Hubungan Profesional Antar Staf Perawat Dengan Pasien

Di Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

No VARIABEL YANG DINILAIOBSERVASI

SL SR KD TP

1. Ka. Ruang melakukan

supervisi seluruh pasien yang

ada di ruangan tiap awal tugas

2. PP dan PA melakukan

supervisi seluruh pasien yang

menjadi tanggung jawabnya

segera setelah menerima

operan tugas

3. PP menginformasikan

peraturan dan tata tertib RS

yang berlaku pada tiap pasien

atau keluarga pasien

4. PP mengenalkan perawat

dalam satu group yang akan

merawat selama pasien di RS

5. PP atau PA melakukan

visit/monitoring pasien untuk

mengetahui perkembangan

pasien

6. PP memberi penjelasan tiap

rencana tindakan atau program

pengobatan sesuai wewenang

dan tanggung jawabnya

Page 103: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

7. Setiap akan melakukan

tindakan perawatan PP atau PA

memberi penjelasan atas

tindakan yang akan dilakukan

pada pasien/keluarga pasien

8 PP atau PA bersedia menerima

konsultasi/keluhan

pasien/keluarga dan berupaya

mengatasi

9. Pasien atau keluarga

mengetahui siapa PP atau PA

yang bertanggung jawab

selama pasien dirawat

10

.

PP atau PA memberitahu dan

mempersiapkan pasien yang

akan pulang/melakukan

discharge planning

JUMLAH 27 1

Skor = (27+1 ) x !00% = 93,33% 30

Tabel 27Penilaian Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan

Yang Dapat Menjamin Asuhan KeperawatanDi Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

NoVARIABEL YANG DINILAI

OBSERVASI

SL SR KD TP

1. Perwat mengadakan pertemuan

Ka Ru minimal 1x/minggu

2. Ka Ru mengadakan pertemuan √

Page 104: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

rutin dengan seluruh staf

keperawatan minimal sebulan

sekali

3. Ka Ru mengadakan pertemuan

rutin dengan PP minimal

seminggu sekali

4. PP mengadakan pre-post

conference pada tiap awal dan

akhir jaga pagi

5. PP menerima serah terima dari

AN dari tugas jaga sebelumnya

6. PP mendampingi serah terima dari

AN dan tugas jaga berikutnya

7. PA melakukan serah terima

dengan PA tugas jaga berikutnya

8. PP Melengkapi catatan

askep/dokumentasi terutama

dalam pengkajian, diagnosa dan

rencana keperawatan pada pasien

yang menjadi tanggung jawabnya

9 PA melakukan catatan

askep/dokumentasi terutama

dalam pelaksanaan dan evaluasi

keperawatan

10. PP membuat laporan tugas pada

Ka Ru setiap akhir tugas terutama

keadaan umum pasien dan

permasalahan yang ada

Page 105: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

11 PP memberi

motivasi/bimbingan/reinforcement

dengan PA setiap hari

12. PA mengantikan tugas PP bila PP

tidak ada

13. PP mengantikan tugas Ka Ru pada

tugas S/M/HL

JUMLAH 30 4 1

Skor = (30+4+1) x 100% = 89,74% 39

Tabel 28Penilaian Hubungan Profesional

Antar Staf Perawat Dengan Dokter/Tim Kesehatan LainDi Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

No VARIABEL YANG DINILAIOBSERVASI

SL SR KD TP

1. PP atau PA melakukan visite

bersama dokter atau petugas

kesehatan lain

2. PP melakukan diskusi kasus

dengan dokter/tim kesehatan

minimal 1x/minggu

3. Hubungan

profesional/kemitraan dengan

dokter /tim kesehatan lain

tercermin dalam dokumen

rekam medik

4. PP atau PA dapat segera √

Page 106: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

memberikan data pasien yang

akurat dengan cepat dan tepat

kepada dokter/tim kesehatan

lain bila dibutuhkan

5. PP/PA menggunakan rekam

medik sebagai sarana

hubungan profesional dalam

rangka pelaksanaan program

kolaborasi

6. Dokter/tim kesehatan lain

menggunakan rekam

keperawatan sebagai sarana

hubungan profesional dalam

rangka program kolaborasi

7. Dokter/tim kesehatan lain

mengetahui setiap pasien siapa

PP nya

8. PP memfasilitasi pelaksanaan

konsultasi pasien/keluarga

dengan dokter/tim kesehatan

lain

JUMLAH 21 1

Skor = (21+1) x 100% = 91,6% 24

Tabel 29Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga

Di Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata PurbalinggaNo VARIABEL YANG DINILAI OBSERVASI

SL(3) SR(2 KD TP

Page 107: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

)

1. Didahului do’a bersama √

2.

Komunikasi antar pemberi

tanggung jawab dan penerima

tanggung jawab dilakukan

didepan pintu dengan suara

perlahan/tidak ribut

3.

Menyebutkan identitas pasien,

dx medis, dx keperawatan,

tindakan keperawatan yang

telah dilakukan beserta waktu

pelaksanaan

4.

Menginformasikan jenis, dan

waktu rencana tindakan

kepaerawatan yang belum

dilakukan

5.Menyebutkan perkembangan

pasien yang ada selama shift√

6.Menginformasikan pendidikan

kesehatan yang telah dilakukan√

7.Mengevaluasi hasil tindakan

keperawatan√

8.

Menyebutkan terapi dan

tindakan medis beserta

waktunya yang dilakukan

selama shift

9. Menyebutkan tindakan medis √

Page 108: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

yang belum dilakukan selama

shift

10.

Menginformasikan pada

pasien/keluarga nama perawat

shift berikutnya pada akhir

tugas

11

Memberi salam pada pasien,

keluarga, serta mengobservasi

dan menginspeksi keadaan

pasien, menanyakan keluhan

pasien (dalam rangka

klarifikasi)

JUMLAH 33

Skor = 33 x 100% = 100% 33

Tabel 30Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning Ruang

Di Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

No VARIABEL YANG DINILAIOBSERVASI

SL(3) SR(2) KD(1) TP(0)

1 Karu menyiapkan tempat

untuk meeting morning

2. Karu memberikan arahan pada

staf dengan materi yang telah

disiapkan sebelumnya

3. Karu memberikan klarifikasi

apa yang telah disampaikan

pada staf

4. Memberikan pada staf untuk √

Page 109: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

mengungkapkan permasalahan

yang muncul di ruangan

5. Bersama staf mendiskusikan

pemecahan masalah yang

dapat ditempuh

6. Karu memberi motifasi dan

reinforcement pada staf

JUMLAH 9 2 1 0

Skor = 9+2+1 x 100% = 66,66% 18

Tabel 31Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng

Taroedibrata PurbalinggaNo

VARIABEL YANG

DINILAI

OBSERVASI

SL(3)SR(2

)KD(1) TP(0)

1. Menyiapkan tempat untuk

pre coference

2. Menyiapkan rekam medik

pasien yang menjadi

tanggung jawab

Page 110: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

3. Menjelaskan tujuan

dilakukan post conference

4. Memandu pelaksanaan pre

conference

5. Menjelaskan masalah

keperawatan pasien dan

rencana keperawatan yang

menjadi tanggung jawabnya

6. Membagi tugas pada PA

sesuai kemampuan yang

dimiliki dengan

memperhatikan

keseimbangan kerja

7. Mendiskusikan cara dan

strategi pelaksanaan asuhan

keperawatan pasien/tindakan

8. Memotivasi untuk

memberikan tanggapan dan

penyelesaian masalah yang

sedang didiskusikan

9. Mengklarifikasikan kesiapan

PA untuk melaksanakan

asuhan keperawatan pada

pasien yang menjadi

tanggung jawabnya.

10 Memberikan reinforcemen

positif pada PA

11 Menyimpulkan hasil post √

Page 111: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

conference

JUMLAH 30 1

Skor = 30+1 x 100% = 93,94% 33

Tabel 32Evaluasi Pelaksanaan Post Conference Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

No VARIABEL YANG DINILAIOBSERVASI

SL(3) SR(2) KD(1) TP(0)

1. Menyiapkan tempat untuk post

coference

2. Menyiapkan rekam medik

pasien yang menjadi tanggung

jawab

3. Menjelaskan tujuan dilakukan

post conference

4. Menerima penjelasan dari PA

tentang hasil tindakan/hasil

asuhan keperawatan yang telah

dilakukan

5. Mendiskusikan masalah yang

telah ditemukan dalam

memberikan askep pada pasien

dan mencari upaya

penyelesaian masalah

6. Memberi reinforcemen pada

PA

7. Menyimpulkan hasil post √

Page 112: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

conference

8. Mengklarifikasi pasien

sebelum melakuakan operan

tugas jaga shift berikutnya

(melakukan ronde

keperawatan)

JUMLAH18

2 1

Skor = 18+2+1 x 100% = 87,5% 24

Tabel 33Evaluasi Pelaksanaan Informasi Pasien Baru

Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata Purbalingga

No Kegiatan

Pelaksanaan

Ya Tidak

n % n %

1. Persiapan

a.Menyiapkan ruangan

khusus yang rapi dan

tenang untuk

memberikan informasi

bagi pasien

baru/keluarga

b.Menyiapkan pedoman

informasi pasien baru

c.Mengajak

pasien/keluarga ke

ruangan yang telah

Page 113: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

dipersiapkan untuk

mendapatkaan informasi

d.mempersilakan

pasien/keluarga duduk

berhadapan dengan

perawat

2. Pelaksanaan

a.Memperkenalkan diri

dan menjelaskan tujuan

informasi pasien baru

b.Menyerahkan 1 berkas

pedoman informasi

pasien baru pada

pasien/keluarga untuk

dibaca bersama

c.Menjelaskan informasi

secara urut sesuai

pedoman

d.Mempersilakan keluarga

membaca informasi

mengenai hak dan

kewajiban pasien

e.Meminta

pasien/keluarga bertanya

jika ada hal yang belum

jelas

Page 114: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

3. Pendokumentasian

a.Meminta

pasien/keluarga untuk

mengisi formulir

pernyataan informasi

dan menandatanganinya

b.Menandatangani

pernyataan yang telah

dibuat pasien/keluarga

c.Menyimpan bukti

pemberian informasi

pada tempat yang telah

ditentukan

4. Pemberian informasi berkelanjutan

a.Memberikan penjelasan

pada pasien/keluarga

mengenai perkembangan

pasien setiap hari

b.Mencatat informasi yang

telah diberikan di rekam

perawatan pasien

JUMLAH 14 7

Skor = 14+7 x 100% = 75% 28

Page 115: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Table 34Evaluasi Pelaksanaan MPKP Di Ruang Dahlia

RSUD dr. R. Goeteng Taroedibrata PurbalinggaNO VARIABEL YANG DINILAI HASIL

1 Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang 92,59%

2. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Perawat Primer/PP 90%

3. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana/PA 94%

4. Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference 93,94%

5. Evaluasi Pelaksanaan Post Conference 87,5%

6. Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning 66,66%

7. Evaluasi Pelaksanaan serah terima tugas (operan) 100%

8 Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Perawat

Dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain

91,6%

9 Penilaian Hubungan Profesional Antar Staf Perawat

dalam menjamin askep

84,74%

10 Penilaian Hubungan Profesional Antar Staf Perawat

Dengan Pasien

93,33%

11 Evaluasi pelaksanaan informasi pasien baru 75%

Jumlah Hubungan Profesional

Hasil MPKP = Total skor Item

= 969,36 11 = 88,12 %

3) Analisis

Page 116: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Berdasarkan kajian data yang diperoleh dapat dianalisis bahwa

baik PP, PA dan Kepala Ruang belum menerapakan seluruh pelaksanaan

MPM. Hal tersebut selain karena keterbatasan sumber daya manusia dan

perawat di ruang Dahlia dari PA, PN dan karu belum ada yang mendapat

pelatihan MPM

C. Pengarahan / Penggerakan

1) Kajian teori

Fungsi manjement merupakan fungsi pengarahan semua kegiatan

yang telah dituangkan dalam funsi pengorganisasian untuk mencapai

tujuan organisasio yang telah dirumuskan dalam fungsi perencanaan.

Pengarahan adalah membuat atau mendapatkan staf melakukan apa yang

diinginkan dan harus mereka lakukan. Pengarahan melibatkan kualitas,

gaya, kekuasaan pemimpin (komunikasi, motifasi, disiplin).

Pengarahan tidak lepas dari kemampuan manajer untuk bisa

mengarahkan stafnya ataupun bawahanya untuk menjalankan fungsinya

masing-masing dengan baik ( adi koesoemo, 1994 )

Teori pengarahan SDM

a) Teori x

Dalam teori menganggap bahwa karyawan adalah orang yang malas

sehingga harus diarahkan dengan paksaan bahkan dengan ancaman dan

hukuman.

Page 117: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

b) Teori y

Teori ini menganggap rata-rata karyawan senang bekerja asal diberi

rangsangan dan dihargai, mempunyai kemauan dan dedikasi yang tinggi

dan asal diajak komnikasi yang baik serta imbalan yang baik.

c) Teori z

Menyatakan bahwa peran serta semua jajaran karyawan merupakan

kunci suksesnya produktivitas dari suatu organisasi. Untuk mencapai

sasaran tersebut perlu 3 hal penting, motivasi, kemampuan individu,

sistem manajement.

2) Kajian data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenal

penggerakkan dan pelaksanaa diruang Cempak kepada kepela ruang

Dahlia kepada kepala ruang dan PP, di dapatkan data bahwa kepala ruang

melakukan pengarahan secara terbuka dan cenderung me nggunakan teori

z. Kepala ruang telah melaksanakan tugasnya dalam pengarahan dan

pelaksanaan. Kepala ruang memberikan komando, arahan dan bimbingan

kepada seluruh staf. Pertemuan rutin dilaksanakan 2 bulan sekali dan bila

ada hal yang mendesak maka kegiatan dilaksanakn setiap saat dengan

mengkomunikasikan, mengkoordinasikan, dan bekerja sama antar staf.

3) Analisa

Page 118: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Kepala ruang telah melaksanakan funsi penggerakan dan proses

pengarahan diruang Dahlia berjalan dengan baik.

a. Pengawasan

1) Kajian teori

Pengawasan adalah membandingkan hasil kinerja dengan standar

dan mengambil tindakan koreksi bila kinerja yang didapat tidak sesuai

dengan standar ( Nursalam, 2002). Beberapa hal yang menyababkan

pengendalian/pengawasan semakin diperlukan dalam setiap organisasi,

antara lain : perubahan kondisi, kompleksitas, kemungkinan membuat

kesalahan ( Adi koesoemo, 1994 ).

Pengawasan penting untuk mengetahui apakah kegiatan telah

berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan apakah kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan rencana dapat mencapai hasil yang

diinginkan ( Brooten, 1984 ).

Pada level manajerial keperawatan terendah yaitu kepala ruang,

pengawasan mencakup dua hal pokok yaitu pengawasn yang berfokus

pada perawatan klien serta pengawasan aktifitas ruangan termasuk

pengawasan pada tenaga perawat ( Brooeten, 1984 ).

Page 119: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Pengawasan melalui komunikasi adalah mengawasi dan

komunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai

asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

Fungsi pengawasan mencakup 4 unsur, yaitu :

a) Penetapan standar pelaksanaan

b) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan

c) Pengukuran pelaksanaan nyata dibandingkan dengan standar yang

ditetapkan

d) Pengambilan tindakan koreksi

Pelaksanaan pengawasan antara lain : pengawasan langsung

melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara

lisan dan memperbaiki atau memperbaiki kelemahan yang ada saat itu

juga, pengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar hadir perawat

yang ada, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta mencatat

yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan,

mendengar laporan dari PN mengenai pelaksanaan tugas, mengevaluasi

upaya pelaksanaan dan membandingkan denagn rencana perwatan yang

telah disusun bersama dengan PN.

Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir

dari proses manajemen dan ada 3 macam pengawasan yaitu :

Page 120: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

a) Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian dipusatkan pada

permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari

bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan keperawatan, baikm

sumber daya, SDM, bahan dan alat maupun dana

b) Consren control, pengendalian berlangsung saat pekerjaan berlangsung

guna memastikan sasaran tercapai.

c) Feed back control, pengendalian untuk mengontrol terhadap hasil dari

pekerjaan yang telah diselesaikan, bila ada penyimpangan akan

merupakan pelajaran untuk aktivitas yang sama dimasa yang akan

datang

2) Kajian Data

Pengontrolan dilakukan oleh kepala ruang secara langsung dan tak

langsung, untuk penanggung jawab pelayanan diruang dilakukan langsung

oleh kepala ruang dan pada kondisi tertentu PP dapat mengambil alih tugas

dari kepala ruang untuk fungsi pengawasan bila kepala ruang tidak ada

ditempat atau berhalangan melaksanakan tugas.

Pengawasan secara tidak langsung dengan mendengarkan masukan

dan laporan dari perawat pelaksana atau petugas non medis. Pengendalian

dilakukan dengan pembinaan segera setelah adanya masalah atau

disampaikan pad pertemuan rutin, selain dilakukan pembinaan juga

dilakukan arahan dan teguran kepada staf bila ada kesalahan. Dalam

Page 121: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

proses manajemen pengendalian didalam ruangan diterapkan dengan

nenggunakan 3 macam model pengawasan yaitu pengendalian

pendahuluan (berfokus pada pencegahan masalah), current control

(berfokus pada pengawasan dan pengontrolan pada masalah yang ada

ketika masalah terjadi). Feed back (diberlakukan ketika setelah selesai

pengawasan saat kerja untuk memberikan solusi).

3) Analisa

Secara umum fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala

ruang dan katim berjalan dengan baik.

3. Proses manajemen bimbingan praktek klinik keperawatan (PKK)

Praktek klinik adalah suatu bentuk pengamalan belajar yang

dilaksanakan dalam tatanan pelayanan kesehatan secara nyata dimana peserta

didik diharapkan langsung dengan klien dan situasi yang nyata. Peserta didik

berkesempatan dalam melatih diri melaksanan asuhan keperawatn profesional.

Dalam usaha meningkatkan keterampilan mahasiswa perawat yang

melaksanakan praktek klinik, mahasiswa harus mendapatkan bimbingan dari

pembimbing PKK yang telah ditunjuk. Untuk memberikan proses bimbingan

yang baik kepada mahasiswa maka harus memenuhui stanar pelaksanaan yang

telah dibuat.

a.Perencanaan

Page 122: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

1) Kajian teori

Kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam pelayanan keperawatan

dirumah sakit pendidikan memungkinkan terjadinya proses transpormasi

kognitif, afktif dan psikomotor bagi peserta didik dan semua yang terlibat

dalam pelaksanaan praktek klinik sehingga memberikan peran yang

signifikan yang dalam membuat mereka menjadi seorang perawat yang

profesional.

Praktek klinik keperawatn adalah suatu bentuk pengalaman belajar

yang dilaksanakan dalam tatanan pelayanan keshatan secara nyata dimana

pesrta didik dihadapkan langsung dengan klien dan situasi yang nyata,

pada kondisi ini peserta didik diberikan kesempaatan melatih diri

melaksanakan asuhan keperawatan profesional.

Dalam usah meningkatkan keterampilan mahasiswa perawat yang

melaksanakan praktek klinik mahasiswa harus dibekali dengan ilmu-ilmu

yang diperlukan serta bimbingan dari pembimbing PKK baik dari

pendidikan maupun rumah sakit.

Sebelum melakukannya PKK ada beberapa ada beberapa hal yang

harus di penuhi:

1. Direktur RSUD Purbalingga mendelegasikan penerimaan mahasiswa

kepada kepala bidang diklat dan RM atau kepala Sie Diklat.

Page 123: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2. Informasi tentang akan adanya mahasiswa praktek disampaikan

kepeda Ka. Instalasi/Ci/Pembimbing di lahan praktek yang di

tuju,setelah mendapat ijin dari RSUD Purbalingga untuk

mendelegasikan PKK, institusi pendidikan melekukan serah terima

mahasiswa dengan RSUD Purbalingga.

3. Penentuan lokasi praktek di ajukan oleh pihak akademi sesuai dengan

kompetensi mahasiswa di koordinasikan dengan diklat dan RM.

4. Bidang perawatan atau penanggung jawabbimbingan PKK

menyerahkan kerangka acuan bimbingan PKK, penetapan lokasi sesuai

dengan kompetensi yang ingin di capai.

5. Apabila unit PKK yang di tujui tidak memungkinkan untuk praktek

maka secara teknis bidang perawatan melakukan koordinasi dengan

institusi pendidikan dan menentukan kembali lokasi PKK yang

memungkinkan.

6. Penerimaan dan orientasi mahasiswa diberikan dengan melakukan

kunjungan ke unit perawatan dan orientasi tugas, penyiapan

pembimbing PKK serta penjelasan PKK.

7. Bimbingan dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing klinik

adalah seorang tenaga perawatan yang profesional yang di beri

wewenang dan tanggung jawab membimbing secaara langsung peserta

didik.

Page 124: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

Dalam proses bimbingan terhadap mahasiswa PKK, peranan

pembimbing klinik adalah sebagai berikut:

1. Melakukan kerja sama dengan pembimbing akademik dalam rangka

kelencaran pelaksanaan bimbingan PKK sesuai dengan metode yang

telah di tentukan.

2. Mengikuti kegiatan bimbingan sesuai metode yang di tentukan

3. Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan pasien yang akan

menjadi sumber pengalaman di lahan

4. Mengikutkan peserta didik dalam kerja keperawatan

5. Memotivasi minat dan semangat belajar untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik

6. Memfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan kepada pasien

7. Mengetahu pasien kelolaan peserta didik

8. Mengecek dokumentasi di status kelolaan peserta didik

9. Memantau pelaksanaan praktek yang meliputi kemampuan, ketaatan,

serta memberikan teguran bila terjadi pelanggaran

10. Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka

pencapaian target kompetensi yang di harapkan

11. Mengesahkan pencapaian target kompetensi peserta didik.

Karakteristik pengajar klinis yang efektif di dalam keperawatan

1. Pengetahuan dan kompetensi klinis:

Page 125: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

a. Memiliki pengetahuan yang luas dan kompetensi klinis di bidang

yang di ajarkan

b. Tetap mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan

klinis khusus. Menganalisa teori-teori, mengumpulkan dari berbagai

sumber, dan menekankan pemahaman konseptual di antara peserta

didik

c. Membantu peserta didik dalam menghubungkan teori yang

melandasi Praktek keperawatan

d. Terinformasi dengan baik

e. Mampu menyampaikan penetahuan kepeda peserta didik

f. Memperlihatkan kompetensi klinis, keahlian dalam keterampilan

dan pertimbangan klinis, dan sikap serta nilai-nilai yang di

kembangkanoleh peserta didik

g. Menjadi model peran yang baik

2. Keterampilan mengajar:

a. Mendiagnosis kebutuhan pembelajaran, merencanakan instruksi,

melakukan supervisi pada peserta didik di dalam lingkungan klinis,

dan mengevaluasi pembelajaran.

b. Menyajikan informasi dalam susunan yang teratur.

c. Menekankan hal-hal yang penting

Page 126: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

d. Memberikan penjelasan dan pengerahan yang jelas

e. Mengajukan pertanyaan yang memfasilitasi pembelajaran dan

menjawab pertanyaan secara jelas

f. Memperagakan prosedur / praktek perawatan secara efektif

g. Menyarankan berbagai sumber untuk pembelajaran peserta didik

h. Siap melakukan pengajaran klinis

i. Memberikan dorongan dan pujian sebagai suatu dimensi penting

dari pengajaran

j. Menyampaikan harapan dengan jelas kepada peserta didik

k. Melakukan praktek pengajaran dan evaluasi yang meningkatkan

kemandirian peserta didik

l. Memberi umpan balik yang positif terhadap kemajuan peserta didik.

3. Hubungan dengan peserta didik:

a. Membentuk hubungan interpersonal dengan peserta didik, di tandai

dengan kehangatan, saling menghormati, perilaku penuh perhatian,

perhatian bagi peserta didik, terbuka.

b. Dapat didekati

c. Memberikan dukungan dan dorongan

Page 127: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

d. Mendengarkan dengan seksama

e. Menghargai hak-hak peserta didik untuk menolak, bertanya dan

mengeksprsikan pendapat sendiri

f. Mendorong peserta didik untuk memperoleh pengetahuan sendiri

g. Menerima perbedaan antara peserta didik

4. Karakteristik personal:

a. Dinamis dan antusias

b. Menyukai praktek keperawatan klinik dan mengajar dalam

lingkungan klinis

c. Ramah, mendukung, dan memahami.

d. Menampakan rasa percaya diri

e. Adil dalam mengajar dan mengevaluasi

f. Menunjuka rasa humor

g. Megakui kesalahan dan keterbatasan

h. Kooperatif dan sabar

i. Memperlihatkan fleksibilitas

j. Bertanggung jawab dan dapat di andalkan

k. Bertanggung jawab terhadap keperawatan dan pengajaran di dalam

lingkungan klinis.

l. Percaya pada peserta didik, dan menyalurkan kepercayaan ii melalui

praktek pengajaran

m. Mahasiswa mendapatkan pengajaran pelaksanaan PKK

Page 128: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

2). Kajian data

a). Institusi pendidikan yang mengunakan RSUD Purbalingga sebagai

lahan praktek selalu membina kerjasama dengan RSUD Purbalingga

melalui Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).

b). Pihak institusi selalu memberikan surat pemberitahuan mengenai

segala apapun yang akan di laksanakan .

c). Lahan praktek di tentukan oleh pihak akademik sesuai kompetensi

yang akan di capai oleh mahasiswa.

d). Pihak institusi pendidikan memberikan panduan praktik kepada

pembimbing lahan, dimana isinya meliputi kompetensi yang ingin di

capai oleh mahasiswa

e). Pembimbing klinik atau lahan di ajukan oleh ruangan kepad rumah

sakit, menurut kriteria masa kerja, pendidikan dan kemampuan

perawat.

f). Ruang Dahlia mempunyai 3 orang pembimbing klinik (CI) yang

merangkap sebagai KARU dan PN

3) Analisa

Perencanaan bimbingan praktek keperawatan sudah mengacu pada

protap yang sudah di tetapkan sesuai rencana dengan melibatkan Divisi

Page 129: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

mutu dan SDM penanggung jawab bimbingan PKK, pembimbing

pendidikan. Penentu pembimbing klinik telah mengacu pada kriteria

tertentu yang di tetapkan ruangan serta memiliki masa kerja di RSUD

purbalingga minimal 5 tahun mas kerja, walaupun tidak ada kriteria yang

lebih spesifik, jumlah pembimbing klinik (CI) di ruang Dahlia yaitu 3

orang dan merangkap sebagai kepala ruang dan PN.

b. Pengorganisasian

a). Kajian teori

Pengorganisasian mahasiswa PKK di ruang Dahlia sebagai

berikut:

1) Penerimaan

Peserta didik di serahkan dari institusi pendidikan kapada RSUD

Purbalingga.

2) Orientasi

a) Umum

Orientasi yang bersifat umum di berikan dalam satu hari, yang

meliputi orientasi orientasi tugas secara umum, tujuan orientasi

umum adalah agar peserta didik memahmi tentang visi, misi

RSUD Purbalingga, struktur organisasi RSUD Purbalingga, tata

tertib dan sangsi peserta didik PKK, sistem pelayanan

keperawatan, penjelasan tentang pelaksanaan PKK

Page 130: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

b) Khusus

Orientasi yang bersifat khusus di berikan kepada awal pelaksanaan

PKK di ruangan, yang meliputi:

(1) Orientasi ruang:

- Struktur organisasi tata kerja (SOTK) instalasi

- Struktur organisasi tata kerja (SOTK) ruang rawat

- Tata tertib ruang rawat

- Fasilitas ruang rawat

(2) Orientasi tugas:

- MPKP ruang rawat

- Standard Asuhan Keperawatan 10 kasus terbesar di ruang

rawat

- Fasilitas alat keperawatan

- Sistem penugasan peserta didik

(3) Menetapkan pembimbing klinik

Divisi keperawatan dan penanggung jawab PKK segera menyiapkan

pembimbing PKK, sesuai kriteria yang telah ditetapkan di masing-masing

lahan praktek.

(4) Penjelasan pelaksanaan PKK

Institusi pendidikan wajib menjelaskan rencana pelaksanaan PKK peserta

didik (tujuan, kompetensi, penugasan, dll) kepada pembimbing PKK yang

Page 131: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

dipakai sebagai lahan praktek satu minggu sebelum pelaksanaan PKK.

Waktu penjelasan sesuai dengan kesepakatan pembimbing institusi

pendidikan dan pembimbing lahan.

(5) Bimbingan

Proses bimbingan dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing klinik

adalah seorang tenaga perawat yang profesional yang diberi wewenang

dan tanggung jawab membimbing secara langsung peserta didik.

Dalam proses bimbingan terhadap mahasiswa PKK, peranan pembimbing

klinik adalah sebagai berikut :

(a) Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik dalam rangka

kelancaran pelaksanaan bimbingan PKK sesuai dengan metode yang

telah ditentukan.

(b) Mengikuti kegiatan bimbingan sesuai dengan metode yang telah

ditentukan

(c) Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan pasien yang akan

dijadikan sumber pengalaman kerja.

(d) Mengikuti peserta didik dalam kerja keperawatan.

(e) Memotivasi minat dan semangat belajar untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik.

(f) Memfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan keperawatan

kepada klien.

Page 132: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

(g) Mengetahui pasien kelolaan peserta didik.

(h) Mengecek dokumentasi di status kelolaan peserta didik.

(i) Memantau pelaksanaan praktek yang meliputi kemampuan, ketaatan

serta memberikan teguran bila terjadi pelanggaran.

(j) Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka pencapaian

targer kompetensi yang diharapkan.

(k) Mengesahkan pencapaian target kompetensi peserta didik.

b). Kajian data

Pada saat pengkajian tidak terdapat mahasiswa praktek di ruang

Dahlia.Dari hasil wawancara dengan kepala ruang, Ka.Tim, dan PA

pengorganisasian telah dilakukan ketika mahasiswa datang untuk

melakukan praktek. Pengorganisasian ini dimulai dari Bidang Pendidikan

dan Pelatihan. Pembimbing PKK di ruangan dan staf perawat ruangan.

Kegiatan ini dimulai dengan serah terima mahasiswa dari institusi

pendidikan ke pihak RS sebagai lahan praktek.

Setelah serah terima mahasiswa bersama pembimbing PKK

melakukan orientasi yang terdiri dari orientasi ruangan, staff, pasien, alat,

kasus-kasus yang banyak ditemukan dan kasus-kasus yang ada saat ini,

kegiatan-kegiatan perawat yang dilakukan di ruang Dahlia. Mahasiswa

melaksanakan praktek klinik setelah melaksanakan orientasi bersama

pembimbing klinik.

Page 133: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

c). Analisis

Pembimbing PKK Ruang Dahlia telah mengorientasikan

mahasiswa yang akan melakukan praktek dengan ketentuan yang ada.

Bimbingan yang dilakukan cukup baik, walaupun pembimbing masih

merangkap Ka.Tim serta Ka.Ru dan proses bimbingan dilakukan saat

proses asuhan keperawatn berlangsung, demikian juga koordinasi

pendelegasian untuk bimbingan PKK dengan perawt ruangan cukup baik.

c. Pengarahan

1) Kajian teori

Pengarahan dilakukan sesuai dengan metode bimbingan yang dilakukan.

Metode bimbingan antara lain :

a) Pre-Post Conference

Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klinik dn pembimbing

akademik.

b) Ronde keperawatan

Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik

keperawatan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

Page 134: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

menstransfer dan memperaktekan pengetahuan yang didapat dikelas

dan di Lab dengan kunjungan secara langsung kepada pasien.

c) Bed Said Teacing

Bed said teaching adalah bentuk bimbingan yang dilaksanakan oleh

pembimbing klinik disamping pasien dan proses transfer

pengetahuan atau ketrampilan secara aktif oleh pembimbing klinik.

d) Bimbingan pelaksanaan tindakan keperawatan

e) Diskusi

f) Laporan individu dan kelompok

2) Kajian data

Peran pembimbing klinik sangat besar dalam membantu peserta

didik memperlihatkan kemampuan kegiatan pembelajaran diklinik. Dari

hasil wawancara dengan pembimbing lahan dan mahasiswa metode

bimbingan yang dilakukan diruang Dahlia antara lain pre dan post

conference, bed said teaching, dan ronde keperawatan, hanya saja

pelaksanaan bimbingan dengan metode bed said teaching dan ronde

keperawatan serta pemberian suplement terlaksana disesuaikan dengan

kebutuhan pengetahuan dari mahasiswa PKK. Pembimbing klinik yang

ada dilapangan masih banyak difokuskan kepada pelayanan kepada klien

karna merangkap sebagai penanggung jawab pasien (PP) namun ada juga

yang merangkap sebagai kepala ruang.pembimbing klinik yang merangkap

Page 135: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

sebagai kepala ruang dapat lebih fokus berperan membimbing mahasiswa

dari pada pembimbing klinik yang merangkap sebagai PN. Hal ini dapat

disebabkan karena keterbatasan jumlah tenaga kerja serta beban kerja.

Dalam melaksanakan PKK mahasiswa mengambil satu pasien

keloloaan setiap minggu diketahui oleh pembimbing lahan/atas

penunjukan dari pembimbing lahan dan dalam pemberian asuhan

keperawatan selalu mendapatkan bimbingan dari pembimbing lahan.

Pre conference dilakukan pada awal mahasiswa praktek diruangan,

post conference dilakukan pada akhir praktek di satu ruangn dengan

menyerahkan kasus yang menjadi kelolaan dalam minggu itu. Pre dan post

conference dilakukan setiap minggu dengan satu pasien kelolaan. Namun

selain pre dan post conference yang dilakukan juga diberikan suplemen

juga shering antara mahasiswa dan pembimbing klinik sesuai dengan

kebutuhan pengetahuan mahasiswa.

Dari hasil wawancara dengan pembimbing klinik didapatkan data

bahwa mahasiswa dalam pelaksanaan PKK dilkukan sesuai dengan acuhan

akademik akan tetapi sebagai mahasiswa ada yang kurang memenuhi

untuk melakukan PKK, selama ini ada jadwal untuk pertemuan antara

pembimbing lahan dengan pembimbing akademik, selain itu dapat pula

jadwal pertemuan pembimbingan antara pembimbing akademik dengan

mahasiswa, kesepahaman dilaksanakan pada awal akan diterjunkannya

mahasiswa untuk PKK.

Page 136: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

3) Analisa data

Selama menjalankan praktek mahasiswa mendapatkan bimbingan

dan pengarahan oleh pembimbing klinik, perawat pelaksana maupun

pembimbing akademik saat melakukan tinjauan ke lahan praktek. Proses

bimbingan ronde keperawatan belum optimal karena kesibukan

pembimbing yang merangkap PP dan kepala ruang.

d. Pengawasan

1). Kajian teori

Controling terhadap mahasiswa praktek dievaluasi dari tata tertib,

observasi, rewared dan punisehment, serta observasi langsung dari

pembimbing PKK dan pembimbing akademik.

2). Kajian data

Hasil wawancara dengan mahasiswa, mahasiswa melaksanakan

praktek klinik sesuai tata tertib yang berlaku di RSUD Purbalingga dan

wajib mematuhinya. Pengawasan kepatuhan dilakukan oleh pembimbing

klinik, pembimbing akademik dan perawat pelaksana serta perawat

supervisi sesuai dengan jadwal dinas supervisi tersebut. Pemamntauan

mahasiswa dilakukan juga dengan presensi mahasiswa untuk kehadiran

Page 137: KLMPK 5 MANAJEMEN.doc

mahasiswa. Teguran dilakukan secara langsung pada peserta didik atau

tidak langsung melalui diklat dan pembimbing akademik.

3). Analisa data

Fungsi pengawasan terhadap mahasiswa diruang Dahlia berjalan

baik terbukti dengan adanya pre dan post conference serta pemberian

suplement sering oleh pembimbing klinik dan pembelajaran praktek pra

syarat/tindakan keperawatan.