klasifikasi glaukoma

3
Irene Marissa Imanuel 10.2009.223 ____________________________________________________________ ____________ Klasifikasi Vaughen untuk glaucoma adalah : 1. Glaukoma primer, dimana penyebabnya timbul glaukoma tidak diketahui, yang dibagi atas 2 bentuk yaitu glaucoma sudut terbuka/glaukoma simpleks dan glaukoma sudut tertutup/glaukoma sudut sempit. Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan penyebab glaucoma. Glaukoma ini ditemukan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaucoma seperti: a. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik mata yang menyempit. b. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paing sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis. Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka ataupun tertutup. 1 2. Glaukoma congenital, terbagi menjadi kongenital primer (dengan kelainan kongenital lain) dan infantil (tanpa kelainan kongenital lain).

description

klasifikasi glaukoma

Transcript of klasifikasi glaukoma

Page 1: klasifikasi glaukoma

Irene Marissa Imanuel

10.2009.223

________________________________________________________________________

Klasifikasi Vaughen untuk glaucoma adalah :

1. Glaukoma primer, dimana penyebabnya timbul glaukoma tidak diketahui, yang dibagi atas 2

bentuk yaitu  glaucoma sudut terbuka/glaukoma simpleks dan glaukoma sudut

tertutup/glaukoma sudut sempit.

Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan

penyebab glaucoma. Glaukoma ini ditemukan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan

glaucoma seperti:

a. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis

bilik mata yang menyempit.

b. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan

(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdisgenesis dan korneodisgenesis dan

yang paing sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.

Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka

ataupun tertutup. 1

2. Glaukoma congenital, terbagi menjadi kongenital primer (dengan kelainan kongenital lain)

dan infantil (tanpa kelainan kongenital lain).

Glaukoma congenital, khususnya sebagai glaucoma infantile (buftalmos), adalah glaucoma

akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi

oleh adanya kelainan congenital. Kelainan ini akibat terdapatnya membrane congenital yang

menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal

schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna terbentuk. 2,3

3. Glaukoma sekunder, merupakan glaucoma yang diketahui penyebab yang menimbulkannya.

Kelainan mata lain dapat menimbulkan meningkatnya tekanan bola mata. Glaukoma timbul

akibat kelainan di dalam bola mata, yang dapat disebabkan :

a. Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur, dan dislokasi lensa

b. Kelainan uvea, uveitis anterior

c. Trauma, hifema, dan inkarserasi iris

Page 2: klasifikasi glaukoma

d. Pasca bedah, blockade pupil, goniosinekia. 2,3

4. Glaukoma absolute

Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaucoma, dimana sudah terjadi kebutaan total

akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaucoma absolute, kornea

terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi glaukomatosa, mata keras

seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan

pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini

memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaucoma hemoragik. 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. 2004. Ilmu penyakit mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.2. Ilyas S. 2005. Penuntun ilmu penyakit mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.3. Ilyas S. 2004. Ilmu perawatan mata. Sagung Seto : Jakarta.