KJ siaap

19
Tugas : Carilah contoh Media Dasar Kultur Jaringan dan penjelasannya ! CONTOH MEDIA DASAR KULTUR JARINGAN Menurut George dan Sherington (1984) ada media dasar yang pada umumnya diberi nama sesuai dengan nama penemunya, antara lain: 1. Medium dasar Murashige dan Skoog (MS), digunakan hamper pada semua macam tanaman terutama herbaceous. Media ini memiliki konsentrasi garam- garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+. 2. Medium dasar B5 atau Gamborg, digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa dan legume lain. 3. Medium dasar white, digunakan untuk kultur akar. Medium ini merupakan medium dasar dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah. 4. Medium Vacint Went (VW), digunakan khusus untuk medium anggrek. 5. Medium dasar Nitsch dan Nitsch, digunakn untuk kultur tepung sari (Pollen) dan kultur sel. Kultur Jaringan 1

Transcript of KJ siaap

Page 1: KJ siaap

Tugas : Carilah contoh Media Dasar Kultur Jaringan dan penjelasannya !

CONTOH MEDIA DASAR KULTUR JARINGAN

Menurut George dan Sherington (1984) ada media dasar yang pada

umumnya diberi nama sesuai dengan nama penemunya, antara lain:

1. Medium dasar Murashige dan Skoog (MS), digunakan hamper pada semua

macam tanaman terutama herbaceous. Media ini memiliki konsentrasi

garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan

NH4+.

2. Medium dasar B5 atau Gamborg, digunakan untuk kultur suspense sel

kedelai, alfafa dan legume lain.

3. Medium dasar white, digunakan untuk kultur akar. Medium ini merupakan

medium dasar dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah.

4. Medium Vacint Went (VW), digunakan khusus untuk medium anggrek.

5. Medium dasar Nitsch dan Nitsch, digunakn untuk kultur tepung sari

(Pollen) dan kultur sel.

6. Medium dasar schenk dan Hildebrandt, digunakan untuk tanaman yang

berkayu.

7. Medium dasar Woody Plant Medium (WMP), digunakan untuk tanamn

yang berkayu.

8. Medium dasar N6, digunakan untuk tanaman serealia terutama padi, dan

lain-lain

Kultur Jaringan 1

Page 2: KJ siaap

1.      Media Murashige & Skoog (media MS)

Media MS paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan kultur,

merupakan perbaikan komposisi media Skoog, Pertama kali unsur-unsur makro

dalam media MS dibuat untuk kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini

sudah umum digunakan untuk kultur jaringan jenis tanaman lain Media MS

mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam bentuk NH4+.

Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total yang terdapat pada media

Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19 kali lebih

tinggi dari media White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P,

1.25 mM. Unsur makro lainnya konsemtrasinya dinaikkan sedikit. Pada tahun-

tahun sesudah penemuan media MS, dikembangkan media-media lain berdasarkan

media MS tersebut, antara lain media : 1. Lin & Staba, menggunakan media

dengan setengah dari komposisi unsur makro MS, dan memodifikasi : 9 mM

ammonium nitrat yang seharusnya 10mM, sedangkan KH2 PO4 yang dikurangi

menjadi 0.5 Mm, tidak 0.625 mM. Larutan senyawa makro dari media Lin &

Staba, kemudian digunakan oleh Halperin untuk penelitian embryogenesis kultur

jaringan wortel dan juga digunakan oleh Bourgin & Nitsch (1967 dalam Gunawan

1988) serta Nitsch & Nitsch (1969 dalam Gunawan 1988) dalam penelitian kultur

anther.

Modifikasi media MS yang lain dibuat oleh Durzan et alI (1973 dalam

Gunawan 1988) untuk kultur suspensi sel white spruce dengan cara mengurangi

konsentrasi K+ dan NO3-, dan menambah konsentrasi Ca2+ nya. 3. Chaturvedi et

Kultur Jaringan 2

Page 3: KJ siaap

al (1978) mengubah media MS dengan menurunkan konsentrasi NO3-, K+, Ca2+,

Mg2+ dan SO4-2 untuk keperluan kultur pucuk Bougainvillea glabra.

Rincian Komposisi Media Dasar Murashige dan Skoog (MS)

No Unsur mg/liter

Makro

1 KNO3 1900

2 NH4NO3 1650

3 MgSO4 180.5

4 KH2PO4 170

5 CaCl2 332.02

Mikro

6 FeSO4. 7H2O 27.8

7 Na2EDTA 37.3

8 CoCl2. 6H2O 0.025

9 CuSO4. 5H2O 0.025

10 H3BO3 6.2

11 KI 0.83

12 MnSO4. H2O 16.9

13 Na2MoO4. 2H2O 0.25

14 ZnSO4. 7H2O 8.6

Vitamin

15 Glycine 2

16 Myo inositol 100

17 Nicotinic acid 0.5

18 Pyridoxin HCl 0.5

19 Thiamine HCl 0.1

Kultur Jaringan 3

Page 4: KJ siaap

2.      Media Schenk & Hildebrant (media SH)

Merupakan media yang juga cukup terkenal, untukkultur kalus tanaman

monokotil dan dikotil (Trigiano & Gray, 2000). Konsentrasi ion-ion dalam

komposisi media SH sangat mirip dengan komposisi pada media Gamborg dengan

perbedaan kecil yaitu level Ca2+, Mg2+, dan PO4-3 yang lebih tinggi. Schenk &

Hildebrant mempelajari pertumbuhan jaringan dari 37 jenis tanaman dalam media

SH dan mendapatkan bahwa: 32 % dari spesies yang dicobakan, tumbuh dengan

sangat baik, 19% baik, 30% sedang, 14% kurang baik, dan 5% buruk

pertumbuhannya. Tetapi karena zat tumbuh yang diberikan pada tiap jenis

tanaman tersebut berbeda. Media SH ini cukup luas penggunaannya, terutama

untuk tanaman legume.

Rincian Komponen Media Dasar Schenk & Hildebrant (media SH)

No Unsur mg/liter

Makro

1 KNO3 2500

2 (NH4)H2PO4 300

3 MgSO4 195.05

4 CaCl2 151

Mikro

5 FeSO4. 7H2O 15

6 Na2EDTA 20

Kultur Jaringan 4

Page 5: KJ siaap

7 CoCl2. 6H2O 0.1

8 CuSO4. 5H2O 0.2

9 FeSO4. 7H2O 15

10 H3BO3 5

11 KI 1

12 MnSO4. H2O 10

13 Na2MoO4. 2H2O 0.1

14 ZnSO4. 7H2O 1

Vitamin

15 Myo inositol 1000

16 Nicotinic acid 5

17 Pyridoxin HCl 0.5

18 Thiamine HCl 5

Kultur Jaringan 5

Page 6: KJ siaap

3.      Media WPM (Woody Plant Medium)

Dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada tahun 1981, merupakan

media dengan konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS. Media

diperuntukkan khusus tanaman berkayu, dan dikembangkan oleh ahli lain, tetapi

sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat pada media WPM. Saat ini WPM

banyak digunakan untuk perbanyakan tanaman hias berperawakan perdu dan

pohon-pohon.

Rincian Komponen Media Dasar WPM (Woody Plant Medium)

No Unsur mg/liter

Makro

1 Ca(NO3)2. 4H2O 471.26

2 NH4NO3 400

3 MgSO4 180.5

4 KH2PO4 170

5 CaCl2 72.5

6 K2SO4 990

Mikro

7 FeSO4. 7H2O 27.8

8 Na2EDTA 37.3

Kultur Jaringan 6

Page 7: KJ siaap

9 H3BO3 6.2

10 MnSO4. H2O 16.9

11 Na2MoO4. 2H2O 0.25

12 ZnSO4. 7H2O 8.6

Vitamin

13 Glycine 2

14 Myo inositol 100

15 Nicotinic acid 0.5

16 Pyridoxin HCl 0.5

17 Thiamine HCl 0.1

Kultur Jaringan 7

Page 8: KJ siaap

4.      Media Nitsch & Nitsch

Menggunakan NO3- dan K+ dengan kadar yang cukup tinggi untuk

mengkulturkan jaringan tanaman artichoke Jerussalem. Penambahan ammonium

khlorida sebanyak 0.1 mM, menghasilkan pertumbuhan jaringan yang menurun.

Mereka mengambil kesimpulan, bahwa NH4+ sangat menunjang pertumbuhan

kalus tembakau (Miller et al, (1956 dalam Gunawan 1988).

Rincian Komponen Media Dasar Nitsch & Nitsch

No Unsur mg/liter

Mikro

1 KNO3 950

2 NH4NO3 720

3 MgSO4 90.27

4 KH2PO4 68

5 CaCl2 166

Mikro

6 FeSO4. 7H2O 27.8

7 Na2EDTA 37.3

Kultur Jaringan 8

Page 9: KJ siaap

8 CuSO4. 5H2O 0.025

9 H3BO3 10

10 MnSO4. H2O 18.94

11 Na2MoO4. 2H2O 0.25

12 ZnSO4. 7H2O 10

Vitamin

13 Biotin 0.05

14 Folic acid 0.5

15 Glycine 2

16 Myo inositol 100

17 Nicotinic acid 5

18 Pyridoxin HCl 0.5

19 Thiamine HCl 0.5

Kultur Jaringan 9

Page 10: KJ siaap

5.      Media Knop

Dapat juga digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur kalus,

biasanya ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi garam-garam yang rendah

seperti dalam kultur akar dengan penambahan suplemen seperti glucosa, gelatine,

thiamine, cysteine-HCl dan IAA (Dodds and Roberts, 1983)

6.      Media White

Dikembangkan oleh Hildebrant untuk keperluan kultur jaringan tumor

bunga matahari, ditemukan bahwa unsur makro yang dibutuhkan kultur tersebut,

lebih tinggi dari pada yang dibutuhkan oleh kultur tembakau. Unsur F, Ca, Hg dan

S, pada media untuk tumor bunga matahari ini, sama dengan media untuk jaringan

normal yang dikembangkan kemudian.

Konsentrasi NO3- dan K+ yang digunakan Hildebrant ini lebih tinggi dari

media white, tetapi masih lebih rendah dari pada media-media lain yang umum

digunakan sekarang.

Rincian Komponen Media Dasar White

No Unsur mg/liter

Makro

1 KNO3 802 Ca(NO3)2 208.473 MgSO4 351.64 NaH2PO4 16.85 KCl 65

Kultur Jaringan 10

Page 11: KJ siaap

Mikro

6 FeSO4. 7H2O 3.477 CuSO4. 5H2O 0.0018 MnSO4. H2O 5.319 MoO3 0.000110 Na2SO4 20011 ZnSO4. 7H2O 2.6712 KI 0.7513 H3BO3 1.5

7.      Media Knudson dan media Vacin and Went

Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang

ditanam di kebun dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya

mengandung N dari Nitrat. S Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan

7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-, sangat baik untuk perkencambahan dan

pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+ ternyata dibutuhkan untuk

perkembangan protocorm.

Rincian Komponen Media Dasar Knudson dan media Vacin and Went

No Unsur mg/liter

Makro

1 KNO3 5252 (NH4)2 SO4 5003 MgSO4 1224 Ca3(PO4)2 2005 KH2PO4 250

Mikro

6 Fe2(C4H4O6)3 23.137 MnSO4. H2O 5.68

Kultur Jaringan 11

Page 12: KJ siaap

8.      Media B5 (Gamborg)

Dalam metode kultur in vitro dikenal beberapa macam jenis media dasar

diantaranya mediaMurashige dan Skoog (MS) dan Gamborg (B5). Media B5

dikembangkan oleh Gamborg et al. pada tahun 1968 untuk kultur suspensi

kedelai. Pertama kali dikembangkan untuk kultur kalus kedelai dengan

konsentrasi nitrat dan amonium lebih rendah dibandingkan media MS. Untuk

selanjutnya media B5 dikembangkan untuk kultur kalus dan suspensi, serta sangat

baik sebagai media dasar untuk meregenerasi seluruh bagian tanaman. Pada masa

ini media B5 juga digunakan untuk kultur-kultur lain.

Media ini dikembangkan dari komposisi PRL-4, menggunakan konsentrasi

NH4+ yang rendah, karena konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 mM menghambat

pertumbuhan sel kedelai. Tetapi peneliti lain melaporkan bahwa konsentrasi

NH4+ yang tinggi sampai 20 mM berpengaruh baik dalam kultur jaringan seperti

pada kultur kalus tembakau Konsentrasi fosfat yang diberikan pada media tersebut

adalah 1mM , Ca+ antara 1-4 mM, dan Mg antara 0,5-4 mM lebih mengutamakan

kandungan ammonium dibandingkan media MS.

Meskipun media B5 pada awalnya digunakan untuk menginduksi kalus

atau diutamakan sebagai kultur suspensi, tetapi dapat digunakan pula sebagai

media dasar bagi perbanyakan tanaman pada umumnya. Gamborg (1991)

menyatakan bahwa kadar hara anorganik yang dikandung media dasar Gamborg

(B5) umumnya lebih rendah dari pada media dasar MS. Hal tersebut sering kali

lebih baik bagi sel spesies tertentu. Untuk selanjutnya media B5 dikembangkan

Kultur Jaringan 12

Page 13: KJ siaap

untuk kultur kalus dan suspensi, serta sangat baik sebagai media dasar untuk

meregenerasi seluruh bagian tanaman.

Rincian Komponen Media Dasar B5 (Gamborg)

No Unsur mg/liter

Makro

1 KNO3 25002 (NH4)2 SO4 1343 MgSO4 121.564 NaH2PO4 130.445 CaCl2 113.23

Mikro

6 FeSO4. 7H2O 27.87 Na2EDTA 37.38 CoCl2. 6H2O 0.0259 CuSO4. 5H2O 0.02510 H3BO3 311 KI 0.7512 MnSO4. H2O 1013 Na2MoO4. 2H2O 0.2514 ZnSO4. 7H2O 2

Vitamin

15 Myo inositol 10016 Nicotinic acid 117 Pyridoxin HCl 118 Thiamine HCl 10

Kultur Jaringan 13

Page 14: KJ siaap

9. Media N6

Medium dasar N6, digunakan untuk tanaman serealia terutama padi, dan

lain-lain.

Rincian Komponen Media Dasar N6 (1976)

No Unsur mg/liter

Makro

1 KNO3 28302 (NH4)2SO4 4633 MgSO4 1854 KH2PO4 4005 CaCl2 166

Mikro

6 FeSO4. 7H2O 27.87 Na2EDTA 37.38 H3BO3 1.69 KI 0.810 MnSO4. H2O 4.411 ZnSO4. 7H2O 1.5Vitamin

12 Glycine 213 Niacin 0.514 Pyridoxin HCl 0.515 Thiamine HCl 1

Kultur Jaringan 14

Page 15: KJ siaap

Dari sekian banyak media dasar yang paling sering dan banyak digunakan adalah

komposisi media dari Murashige dan Skoog. Terkadang, untuk kultur tertentu

kombinasi zat kimia dari Murashige dan Skoog masih tetap digunakan tetapi,

konsentrasinya diubah. Sebagai contoh media ½ MS, berarti konsentrasi per-

senyawaan yang digunakan adalah setengah konsentrasi media MS.

Kultur Jaringan 15