KJ siaap
-
Upload
ginta-maranti-hartono -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of KJ siaap
Tugas : Carilah contoh Media Dasar Kultur Jaringan dan penjelasannya !
CONTOH MEDIA DASAR KULTUR JARINGAN
Menurut George dan Sherington (1984) ada media dasar yang pada
umumnya diberi nama sesuai dengan nama penemunya, antara lain:
1. Medium dasar Murashige dan Skoog (MS), digunakan hamper pada semua
macam tanaman terutama herbaceous. Media ini memiliki konsentrasi
garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan
NH4+.
2. Medium dasar B5 atau Gamborg, digunakan untuk kultur suspense sel
kedelai, alfafa dan legume lain.
3. Medium dasar white, digunakan untuk kultur akar. Medium ini merupakan
medium dasar dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah.
4. Medium Vacint Went (VW), digunakan khusus untuk medium anggrek.
5. Medium dasar Nitsch dan Nitsch, digunakn untuk kultur tepung sari
(Pollen) dan kultur sel.
6. Medium dasar schenk dan Hildebrandt, digunakan untuk tanaman yang
berkayu.
7. Medium dasar Woody Plant Medium (WMP), digunakan untuk tanamn
yang berkayu.
8. Medium dasar N6, digunakan untuk tanaman serealia terutama padi, dan
lain-lain
Kultur Jaringan 1
1. Media Murashige & Skoog (media MS)
Media MS paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan kultur,
merupakan perbaikan komposisi media Skoog, Pertama kali unsur-unsur makro
dalam media MS dibuat untuk kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini
sudah umum digunakan untuk kultur jaringan jenis tanaman lain Media MS
mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam bentuk NH4+.
Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total yang terdapat pada media
Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19 kali lebih
tinggi dari media White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P,
1.25 mM. Unsur makro lainnya konsemtrasinya dinaikkan sedikit. Pada tahun-
tahun sesudah penemuan media MS, dikembangkan media-media lain berdasarkan
media MS tersebut, antara lain media : 1. Lin & Staba, menggunakan media
dengan setengah dari komposisi unsur makro MS, dan memodifikasi : 9 mM
ammonium nitrat yang seharusnya 10mM, sedangkan KH2 PO4 yang dikurangi
menjadi 0.5 Mm, tidak 0.625 mM. Larutan senyawa makro dari media Lin &
Staba, kemudian digunakan oleh Halperin untuk penelitian embryogenesis kultur
jaringan wortel dan juga digunakan oleh Bourgin & Nitsch (1967 dalam Gunawan
1988) serta Nitsch & Nitsch (1969 dalam Gunawan 1988) dalam penelitian kultur
anther.
Modifikasi media MS yang lain dibuat oleh Durzan et alI (1973 dalam
Gunawan 1988) untuk kultur suspensi sel white spruce dengan cara mengurangi
konsentrasi K+ dan NO3-, dan menambah konsentrasi Ca2+ nya. 3. Chaturvedi et
Kultur Jaringan 2
al (1978) mengubah media MS dengan menurunkan konsentrasi NO3-, K+, Ca2+,
Mg2+ dan SO4-2 untuk keperluan kultur pucuk Bougainvillea glabra.
Rincian Komposisi Media Dasar Murashige dan Skoog (MS)
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 1900
2 NH4NO3 1650
3 MgSO4 180.5
4 KH2PO4 170
5 CaCl2 332.02
Mikro
6 FeSO4. 7H2O 27.8
7 Na2EDTA 37.3
8 CoCl2. 6H2O 0.025
9 CuSO4. 5H2O 0.025
10 H3BO3 6.2
11 KI 0.83
12 MnSO4. H2O 16.9
13 Na2MoO4. 2H2O 0.25
14 ZnSO4. 7H2O 8.6
Vitamin
15 Glycine 2
16 Myo inositol 100
17 Nicotinic acid 0.5
18 Pyridoxin HCl 0.5
19 Thiamine HCl 0.1
Kultur Jaringan 3
2. Media Schenk & Hildebrant (media SH)
Merupakan media yang juga cukup terkenal, untukkultur kalus tanaman
monokotil dan dikotil (Trigiano & Gray, 2000). Konsentrasi ion-ion dalam
komposisi media SH sangat mirip dengan komposisi pada media Gamborg dengan
perbedaan kecil yaitu level Ca2+, Mg2+, dan PO4-3 yang lebih tinggi. Schenk &
Hildebrant mempelajari pertumbuhan jaringan dari 37 jenis tanaman dalam media
SH dan mendapatkan bahwa: 32 % dari spesies yang dicobakan, tumbuh dengan
sangat baik, 19% baik, 30% sedang, 14% kurang baik, dan 5% buruk
pertumbuhannya. Tetapi karena zat tumbuh yang diberikan pada tiap jenis
tanaman tersebut berbeda. Media SH ini cukup luas penggunaannya, terutama
untuk tanaman legume.
Rincian Komponen Media Dasar Schenk & Hildebrant (media SH)
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 2500
2 (NH4)H2PO4 300
3 MgSO4 195.05
4 CaCl2 151
Mikro
5 FeSO4. 7H2O 15
6 Na2EDTA 20
Kultur Jaringan 4
7 CoCl2. 6H2O 0.1
8 CuSO4. 5H2O 0.2
9 FeSO4. 7H2O 15
10 H3BO3 5
11 KI 1
12 MnSO4. H2O 10
13 Na2MoO4. 2H2O 0.1
14 ZnSO4. 7H2O 1
Vitamin
15 Myo inositol 1000
16 Nicotinic acid 5
17 Pyridoxin HCl 0.5
18 Thiamine HCl 5
Kultur Jaringan 5
3. Media WPM (Woody Plant Medium)
Dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada tahun 1981, merupakan
media dengan konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS. Media
diperuntukkan khusus tanaman berkayu, dan dikembangkan oleh ahli lain, tetapi
sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat pada media WPM. Saat ini WPM
banyak digunakan untuk perbanyakan tanaman hias berperawakan perdu dan
pohon-pohon.
Rincian Komponen Media Dasar WPM (Woody Plant Medium)
No Unsur mg/liter
Makro
1 Ca(NO3)2. 4H2O 471.26
2 NH4NO3 400
3 MgSO4 180.5
4 KH2PO4 170
5 CaCl2 72.5
6 K2SO4 990
Mikro
7 FeSO4. 7H2O 27.8
8 Na2EDTA 37.3
Kultur Jaringan 6
9 H3BO3 6.2
10 MnSO4. H2O 16.9
11 Na2MoO4. 2H2O 0.25
12 ZnSO4. 7H2O 8.6
Vitamin
13 Glycine 2
14 Myo inositol 100
15 Nicotinic acid 0.5
16 Pyridoxin HCl 0.5
17 Thiamine HCl 0.1
Kultur Jaringan 7
4. Media Nitsch & Nitsch
Menggunakan NO3- dan K+ dengan kadar yang cukup tinggi untuk
mengkulturkan jaringan tanaman artichoke Jerussalem. Penambahan ammonium
khlorida sebanyak 0.1 mM, menghasilkan pertumbuhan jaringan yang menurun.
Mereka mengambil kesimpulan, bahwa NH4+ sangat menunjang pertumbuhan
kalus tembakau (Miller et al, (1956 dalam Gunawan 1988).
Rincian Komponen Media Dasar Nitsch & Nitsch
No Unsur mg/liter
Mikro
1 KNO3 950
2 NH4NO3 720
3 MgSO4 90.27
4 KH2PO4 68
5 CaCl2 166
Mikro
6 FeSO4. 7H2O 27.8
7 Na2EDTA 37.3
Kultur Jaringan 8
8 CuSO4. 5H2O 0.025
9 H3BO3 10
10 MnSO4. H2O 18.94
11 Na2MoO4. 2H2O 0.25
12 ZnSO4. 7H2O 10
Vitamin
13 Biotin 0.05
14 Folic acid 0.5
15 Glycine 2
16 Myo inositol 100
17 Nicotinic acid 5
18 Pyridoxin HCl 0.5
19 Thiamine HCl 0.5
Kultur Jaringan 9
5. Media Knop
Dapat juga digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur kalus,
biasanya ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi garam-garam yang rendah
seperti dalam kultur akar dengan penambahan suplemen seperti glucosa, gelatine,
thiamine, cysteine-HCl dan IAA (Dodds and Roberts, 1983)
6. Media White
Dikembangkan oleh Hildebrant untuk keperluan kultur jaringan tumor
bunga matahari, ditemukan bahwa unsur makro yang dibutuhkan kultur tersebut,
lebih tinggi dari pada yang dibutuhkan oleh kultur tembakau. Unsur F, Ca, Hg dan
S, pada media untuk tumor bunga matahari ini, sama dengan media untuk jaringan
normal yang dikembangkan kemudian.
Konsentrasi NO3- dan K+ yang digunakan Hildebrant ini lebih tinggi dari
media white, tetapi masih lebih rendah dari pada media-media lain yang umum
digunakan sekarang.
Rincian Komponen Media Dasar White
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 802 Ca(NO3)2 208.473 MgSO4 351.64 NaH2PO4 16.85 KCl 65
Kultur Jaringan 10
Mikro
6 FeSO4. 7H2O 3.477 CuSO4. 5H2O 0.0018 MnSO4. H2O 5.319 MoO3 0.000110 Na2SO4 20011 ZnSO4. 7H2O 2.6712 KI 0.7513 H3BO3 1.5
7. Media Knudson dan media Vacin and Went
Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang
ditanam di kebun dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya
mengandung N dari Nitrat. S Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan
7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-, sangat baik untuk perkencambahan dan
pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+ ternyata dibutuhkan untuk
perkembangan protocorm.
Rincian Komponen Media Dasar Knudson dan media Vacin and Went
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 5252 (NH4)2 SO4 5003 MgSO4 1224 Ca3(PO4)2 2005 KH2PO4 250
Mikro
6 Fe2(C4H4O6)3 23.137 MnSO4. H2O 5.68
Kultur Jaringan 11
8. Media B5 (Gamborg)
Dalam metode kultur in vitro dikenal beberapa macam jenis media dasar
diantaranya mediaMurashige dan Skoog (MS) dan Gamborg (B5). Media B5
dikembangkan oleh Gamborg et al. pada tahun 1968 untuk kultur suspensi
kedelai. Pertama kali dikembangkan untuk kultur kalus kedelai dengan
konsentrasi nitrat dan amonium lebih rendah dibandingkan media MS. Untuk
selanjutnya media B5 dikembangkan untuk kultur kalus dan suspensi, serta sangat
baik sebagai media dasar untuk meregenerasi seluruh bagian tanaman. Pada masa
ini media B5 juga digunakan untuk kultur-kultur lain.
Media ini dikembangkan dari komposisi PRL-4, menggunakan konsentrasi
NH4+ yang rendah, karena konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 mM menghambat
pertumbuhan sel kedelai. Tetapi peneliti lain melaporkan bahwa konsentrasi
NH4+ yang tinggi sampai 20 mM berpengaruh baik dalam kultur jaringan seperti
pada kultur kalus tembakau Konsentrasi fosfat yang diberikan pada media tersebut
adalah 1mM , Ca+ antara 1-4 mM, dan Mg antara 0,5-4 mM lebih mengutamakan
kandungan ammonium dibandingkan media MS.
Meskipun media B5 pada awalnya digunakan untuk menginduksi kalus
atau diutamakan sebagai kultur suspensi, tetapi dapat digunakan pula sebagai
media dasar bagi perbanyakan tanaman pada umumnya. Gamborg (1991)
menyatakan bahwa kadar hara anorganik yang dikandung media dasar Gamborg
(B5) umumnya lebih rendah dari pada media dasar MS. Hal tersebut sering kali
lebih baik bagi sel spesies tertentu. Untuk selanjutnya media B5 dikembangkan
Kultur Jaringan 12
untuk kultur kalus dan suspensi, serta sangat baik sebagai media dasar untuk
meregenerasi seluruh bagian tanaman.
Rincian Komponen Media Dasar B5 (Gamborg)
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 25002 (NH4)2 SO4 1343 MgSO4 121.564 NaH2PO4 130.445 CaCl2 113.23
Mikro
6 FeSO4. 7H2O 27.87 Na2EDTA 37.38 CoCl2. 6H2O 0.0259 CuSO4. 5H2O 0.02510 H3BO3 311 KI 0.7512 MnSO4. H2O 1013 Na2MoO4. 2H2O 0.2514 ZnSO4. 7H2O 2
Vitamin
15 Myo inositol 10016 Nicotinic acid 117 Pyridoxin HCl 118 Thiamine HCl 10
Kultur Jaringan 13
9. Media N6
Medium dasar N6, digunakan untuk tanaman serealia terutama padi, dan
lain-lain.
Rincian Komponen Media Dasar N6 (1976)
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 28302 (NH4)2SO4 4633 MgSO4 1854 KH2PO4 4005 CaCl2 166
Mikro
6 FeSO4. 7H2O 27.87 Na2EDTA 37.38 H3BO3 1.69 KI 0.810 MnSO4. H2O 4.411 ZnSO4. 7H2O 1.5Vitamin
12 Glycine 213 Niacin 0.514 Pyridoxin HCl 0.515 Thiamine HCl 1
Kultur Jaringan 14
Dari sekian banyak media dasar yang paling sering dan banyak digunakan adalah
komposisi media dari Murashige dan Skoog. Terkadang, untuk kultur tertentu
kombinasi zat kimia dari Murashige dan Skoog masih tetap digunakan tetapi,
konsentrasinya diubah. Sebagai contoh media ½ MS, berarti konsentrasi per-
senyawaan yang digunakan adalah setengah konsentrasi media MS.
Kultur Jaringan 15