Kitik 1

18
Nama : M. Helmi Sugandi NPM : 240210130083 Kelompok : 4B IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Alat-Alat Praktikum Kimia Analitik Tabel 4.1 Alat-Alat Praktikum Kimia Analitik N . Nama Alat Gambar !un"#i Keteran"an 1. Neraca Analiik !nuk menim"ang #uau $a dalam %umla& 'ang relai( kecil. )*idak "ia# le"i& dari 210 gr+ Keeliian : 0,0001 gr 2. -ela# kimia ) Beaker glass+ !nuk menampung aau men'impan cairan dalam %angka pendek. !nuk melarukan dan memana#kan cairan. / 1000ml, 00 ml, 2 0ml 3. rlenma'er !nuk melakukan ira#i. 4. Pipe ee# Meminda&kan laruan aau menee#kan laruan dalam %umla& kecil . a"u ukur Menampung aau mengukur laruan pada olume erenu. 2 ml 5 0,04 ml 20 o 6 0 ml 5 0,07 ml 20 o 6 2 0ml 5 0,1 ml 20 o 6

description

hgh

Transcript of Kitik 1

Nama : M. Helmi SugandiNPM : 240210130083Kelompok: 4BIV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1Alat-Alat Praktikum Kimia AnalitikTabel 4.1 Alat-Alat Praktikum Kimia AnalitikNo.Nama AlatGambarFungsiKeterangan

1.Neraca AnalitikUntuk menimbang suatu zat dalam jumlah yang relatif kecil. (Tidak bias lebih dari 210 gr)Ketelitian : 0,0001 gr

2.Gelas kimia (Beaker glass)Untuk menampung atau menyimpan cairan dalam jangka pendek. Untuk melarutkan dan memanaskan cairan.V = 1000ml, 500 ml, 250ml

3.ErlenmayerUntuk melakukan titrasi.

4.Pipet tetesMemindahkan larutan atau meneteskan larutan dalam jumlah kecil

5.Labu ukurMenampung atau mengukur larutan pada volume tertentu.25 ml/ 0,04 ml/ 20oC50 ml/ 0,06 ml/ 20oC250ml/ 0,15 ml/ 20oC

6.Gelas ukurUntuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. (Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas)10 ml/ 0,1 ml/ 20oC50 ml/ 0,5 ml/ 20oC100 ml/ 0,5 ml/ 20oC

7.Pipet volumMengambil larutan sesuai ukuran

8.Pipet ukurMengambil larutan sesuai ukuran

9.BuretUntuk tempat menampung dan mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk melakukan titrasi. dapat dilihat pada skala

10.Klem dan StatifAlat untuk menyangga buret saat titrasi. Untuk penjepit atau menggenggam buret pada saat titrasi

11.Batang pengadukUntuk mengaduk larutan

12.SpatulaUntuk mengaduk larutan dan mengambil zat dalam bentuk tepung / bubuk

13.Tabung reaksiUntuk mereaksikan suatu zat

14.Penjepit tabungUntuk memudahkan memegang tabung reaksi

15.CorongUntuk memindahkan larutan kedalam mulut yang lebih kecil

16.Bulb pipetUntuk menyedot / mengambil larutan

17.Pro pipet

Untuk menyedot / mengambil larutan

Alat alat praktikum adalah sautu alat yang membantu kita dalam melakukan praktikum, oleh karena itu kita harus mengetahui dan bisa menggunakannya. Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya, dimana melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.Praktikum kali ini adalah pengenalan alat dan bahan. Alat alat dan bahan praktikum kali ini akan dipakai dalam praktikum kimia analitik. Tujuan pengenalan alat dan bahan adalah agar mahasiswa mengetahui alat-alat yang biasa digunakan pada praktikum kimia analitik serta fungsi-fungsinya. Alat alat yang dikenalkan antara lain adalah neraca Analitik, gelas kimia (beaker glass), erlenmayer, pipet tetes, labu ukur, gelas ukur, pipet volum, pipet ukur, buret, klem dan statif, batang pengaduk, spatula, tabung reaksi, penjepit tabung, corong, bulb pipet dan pro pipet.Neraca Analitik adalah alat untuk menimbang suatu zat. Neraca analitik ini mempunyai ketilitian yang paling besar dibandingkan dengan neraca lainnya. Ketilitiannya adalah 0,0001 gr. Neraca analitik juga sangat sensitif, sehingga saat dilakukan penimbangan kaca dari neraca analitik harus ditutup dan neraca harus benar benar bersih agar perhitungannya akurat. Neraca analitik biasanya digunakan untuk zat zat padat yang jumlahnya sedikit karena neraca analitik mempunyai batas maksimum berat, yaitu sekitar 210 gr.Beaker glass atau gelas kimia adalah gelas yang terbuat dari kaca untuk mereaksikan zat, memanaskan larutan atau dapat juga digunakan untuk menimbang bahan yang akan dianalisis. Namun pengunaannya kurang akurat dibandingkan dengan labu ukur. Hal ini dikarenakan saat mengalami pemanasan, beaker glass memuai sehingga garis-garis yang menjadi ukuran volume tersebut dapat naik atau turun letaknya sehingga beaker glass menjadi tidak akurat. Ukuran beaker glass yang biasa digunakan di laboratorium adalah 100 ml, 250 ml, 500 ml, 500 ml, 1000 ml.Erlenmeyer merupakan peralatan gelas yang lebar pada bagian bawah dan menyempit pada bagian atasnya, sehingga apabila Erlenmeyer digoyangkan cairan tidak akan menyembur keluar. Erlenmeyer merupakan peralatan yang cukup sering digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dan untuk keperluan titrasi. Pada laboratorium pengolahan pangan alat ini memiliki fungsi lain yakni sebagai tempat pembuatan media. Erlenmeyer yang biasa digunakan dalam praktikum ukurannya berbeda-beda, mulai dari ukuran 100 ml, 250 ml, 500 ml sampai 500 ml. Terdapat dua macam erlenmeyer, yaitu erlenmeyer biasa yang digunakan untuk pentitrasian biasa, dan erlenmeyer asah yang digunakan untuk pentitrasian iodometri yang menghasilkan ion yang mudah menyublim atau pada pentitrasian yang memerlukan pengocokan kuat demi kesempurnaan reaksi. (Sumarna, 2004)Selain erlenmeyer diatas, terdapat pula erlenmeyer asah yang pada bagian lehernya mempunyai tekstur kasar. Fungsi dari erlenmeyer asah tersebut untuk menampung hasil analisis dari pipa kondensor. Erlenmeyer asah yang biasa digunakan berukuran 250 ml.Pipet merupakan alat yang berfungsi untuk mengambil atau menyedot cairan dalam jumlah tertentu. Biasanya pipet terbuat dari bahan kaca. Terdapat 3 jenis pipet yang digunakan dalam praktikum, yaitu pipet tetes, pipet ukur dan pipet volume. Pipet tetes merupakan tabung dengan salah satu ujung meruncing dan ujung lainnya ditutup oleh karet yang fungsinya untuk menarik cairan masuk ke dalam tabung. Biasanya digunakan untuk mengambil zat cair yang akan direaksikan, diteteskan, maupun dicampurkan.(Widhi , 2009)Pipet ukur adalah alat yang terbuat dari gelas yang memiliki skala pada dinding kacanya. Pipet ini digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Sama seperti pipet ukur, pipet volum merupakan alat gelas yang bagian tengahnya menggembung dan juga digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Cara penggunaan dari pipet ini adalah dengan menggunakan bantuan bulb pipet dengan prosedur sebagai berikut : pertama-tama pasang bulp pipet pada pipet ukur ataupun pipet volum, hampakan uadara pada pipet dengan memencet tanda A pada bulp. Kemudian jika ingin menyedot cairan, pencet tanda S pada bulp hingga volum cairan yang diinginkan mencapai tanda batas. Jika ingin mengeluarkan cairan tersebut, pencet bagian yang tertulis E pada bulb pipet. Labu ukur adalah sebuah labu berdasar rata, berleher sempit tetapi panjang dan bertanda garis sebagai tanda batas isi labu. Alat ini biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu. Pada tiap labu ukur tertera kapasitas dan suhu teranya. Kapasitas labu ukur yang digunakan pada praktikum kimia analitik ini adalah labu ukur 25 ml dengan ketelitian 0,04 ml, labu ukur 50 ml dengan ketelitian 0,05 ml, labu ukur 250 ml dengan ketelitian 0,15 ml, labu ukur 1000 ml dengan ketelitian 0,4 ml.Batang pengaduk biasanya terbuat dari kaca, panjangnya sekitar 15 cm. Digunakan untuk mengaduk suatu larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia, dan membantu proses penghomogenan larutan. Batang pengaduk ini dapat juga digunakan juga untuk membantu praktikan pada saat menuangkan larutan dalam proses penyaringan.Gelas ukur merupakan alat yang berbentuk tabung yang alasnya membentuk lonjongan yang lebih besar dari mulutnya. Alat ini digunakan untuk mengukur bahan yang akan direaksikan dalam Erlenmeyer, labu ukur, maupun beaker glass agar ukurannya tepat baik volum maupun molar. Gelas ukur mempunyai ukuran dan ketelitian yang berbeda. Terdapat 5 jenis gelas ukur yang biasa digunakan pada saat praktikum, yaitu gelas ukur 10 ml dengan ketelitian 0,1 ml, gelas ukur 50 ml dengan ketelitian 0,5 ml, gelas ukur 100 ml dengan ketelitian 0,5 ml, gelas ukur 250 ml dengan ketelitian 1 ml, dan gelas ukur 500 ml dengan ketelitian 2,5 ml. (Widodo , 2010)Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk tabung silinder yang memiliki garis ukur dan keran pada bagian bawahnya. Buret digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Ukuran buret yang biasa digunakan yaitu 500 ml, dengan ketelitian 0,05 ml. Cara menggunakan buret sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol. Buret juga dilengkapi dengan klem buret yang terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menjepit buret yang digunakan untuk titrasi dan statif yang terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret (Volk, 1993).Terdapat dua jenis buret yang praktikan amati, yaitu buret yang berwarna bening dan buret yang berwarna coklat. Kedua buret tersebut sama-sama digunakan dalam proses titrasi, bedanya hanya buret berwarna coklat digunakan untuk proses pentitrasian bahan yang mudah teroksidasi oleh cahaya. Contohnya KMnO4 dan vitamin C.Spatula merupakan sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium. Spatula memiliki fungsi mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan. Ada tiga jenis spatula untuk keperluan laboratorium:1. Spatula yang terbuat dari logam (stainless steel) digunakan untuk mengambil obyek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.2. Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil bahan kimia padat.3. Spatula nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai sendok kecil untuk mengambil bahan kimia.Penjepit kayu biasa digunakan dalam praktikum untuk mengambil tabung reaksi setelah mengalami proses pemanasan. Penjepit tabung reaksi berbahan dari kayu. Selain penjepit kayu, terdaapat juga penjepit besi (krustang) yang biasanya digunakan untuk mengambil cawan yang dipanaskan dalam tanur maupun oven.Corong merupakan benda yang terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Digunakan untuk memudahkan pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti botol, labu ukur, buret dan sebagainya. Corong juga biasanya digunakan untuk memudahkan proses penyaringan suatu larutan dengan prinsip gravitasi dan dengan bantuan kertas saring, cara penggunaannya adalah dengan menempelkan kertas saring pada dinding corong dan menuangkan larutan yang akan disaring di atas kertas saring. (Suriawiria, 1985)Bulp pipet merupakan alat pendukung pipet ukur maupun pipet volume untuk kemudahan penghisapan zat kimia cair. Bulp digunakan untuk mengalirkan larutan-larutan steril, korosif, dan beracun dengan aman. Bulp pipet terbuat dari karet dan biasanya di sambungkan dengan bagian ujung pipet. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur. (Sulistiowati, 2006). Cara kerja bulb pipet ini sama dengan pro pipet.

4.2Bahan KimiaTabel 4. 2 Pengamatan Bahan KimiaNoBahanSifat-sifatBahayaCara penangananCara penyimpanan

1.HclBentuk: CairBau: menyengatWarna:Bening sampai agak kekuninganMassa jenis: 2.13Titik didih: 85oCTitik lebur: -20oCTekanan uap (20oC): 20 mbarKelarutan dalam Air (20oC): terlarut82,3 g/ 100 mpH (20oC): 1

Asam chloride sangat korosif dan toksik serta iritatif bilakontakdengan kulit, mata atau terhirup.Terkena pada :MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menitKULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam

2.NaoHKeadaan fisik dan penampilan: Solid.Bau: berbau.Rasa: Tidak tersedia.Molekul Berat: 40 g / molWarna: Putih.pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5Titik Didih: 1388 C (2530,4 F)Melting Point: 323 C (613,4 F)Kelarutan: Mudah larut dalam air dinginHigroskopis.Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dan terhirup.

Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segar.Simpan pada wadah yang tertutup rapat.Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup.Jangan simpan di atas 23 C (73,4 F).

3.AgNo3Bentuk fisik : Padatankenampakan : Tidak berwarna atau putihbau: Tidak berbaupH -kelarutan -Titik didih 824 FTitik beku 414 FSuhu teruraikan 824 FNFPA Kesehatan 3Mudah terbakar 0Rektan 1Rumus molekul AgNO3Berat molekul 169,8731Dampak kesehatanMata : menyebabkan luka bakar tak tersembuhkan, dan kerusakan korneaKulit : menyebabkan luka bakar, Saluran pembuangan : menyebabkan kerusakan permanent pada jaringan pencernaan, dosis yang mematikan untuk manusia sebanyak 2 gramPernafasan : menyebabkan iritasi/gangguan pada system pernafasan.Penanganan : cuci dengan baik setelah bersentuhan/menangani bahan. Jangan sampai terkena mata, kulit ataupun pakaian. Jaga agar bahan selalu dalam keadaan tertutup. Jangan terhirup/tertelan. Jangan disimpan didekat bahan yang tidak sesuai.jauhkan dari sumber penyalaan. Jangan disimpan berdekatan dengan bahan yang tidak sejenis. Wadah bahan selalu dalam keadaan tertutup apabila tidak sedang digunakan. Simpan dalam wadah yang dapat menutup dengan rapat. Simpan di tempat yang sejuk, kering dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.

4.KMnO4Keadaan fisik dan penampilan: Solid.Bau: Tidak berbau.Rasa: manisMolekul Berat: 158,03 g / molWarna: Ungu. (Dark.)Kelarutan : Mudah larut dalam metanol, aseton. Sebagian larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam Asam Sulfat.Reaktif.Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasuskulit kontak (permeator). Mungkin korosif terhadap mata dan kulit

Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segar.Simpan pada wadah yang tertutup rapat.Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup

5.Na2CO3Bentuk:SolidPenampilan:putihBau:tidak berbaupH:11,6 (solusi)Titik Didih:400 derajat CPembekuan / lebur Point:851 derajat CKelarutan:Larut dalam airMolekul Berat: 105.9778Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dan terhirup.Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segar.Simpan dalam wadah tertutup rapat.Simpan di daerah sejuk dan kering, berventilasi baik jauh dari zat-zat yang tidak kompatibel.

6.CH3CO-OHMolekul Berat : 60,05Melting Point : 16.7CTitik Didih : 118.1CTekanan Uap : 11,4 pada 20CDensitas Uap (udara = 1) : 2,07Spesifik Gravity (H2O = 1) : 1,049kelarutan dalam Air : larutPenampilan dan Bau : cairan tak berwarna dengan bau menyengatDapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernapasan.Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segar.Simpan di atas suhu 62F, jauhkan dari sumber panas, pengapian, dan oksidasi.

7.Na2SO2O3bentuk fisik: padat warna : putih bau : tidak berbau pH: 6.5-8.0 titik didih : 1000 C titik beku :1180 Cberat molekul : 248,17 gr/molKelarutan: larutHigroskopis.Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dan terhirup.Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segar.simpan pada wadah yang tertutup rapat. Simpan pada tempat yang sejuk, kering, dan jauhi dari kontak langsung dengan sinar matahari.

8.I2Keadaan fisik dan penampilan: Solid.Bau: berbau menyengat.Rasa: -Molekul Berat: 253,81 g / molWarna: ungu.Titik Didih: 184,4C Melting Point: 113,7CKelarutan: Mudah larut dalam air.Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dan terhirup.Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segarSimpan pada wadah yang tertutup rapat.Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup.Jangan simpan di atas 23 C (73,4 F).

9.H2SO4Bentuk : cairWarna : bening Bau : berkarakter sedikitKelarutan : larut dalam air, menimbulkan panas.Titik leleh : 100CTitik didih : 2900CTekanan uap : 1mmHgBerat jenis cairan : 1,84

Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani. Simpan wadah tertutup.Cuci daerah yang terkena dengan sabundan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis.Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air.Hindarkan dari zat-zat asam.Simpan asam dalam wadah yang kuat di tempat berventilasi dan dingin. Jauhkan dari air, zat organik mudah terbakar danlogam.

10.NH4CNSbentuk fisik: bubuk cristal warna : putih bau : tidak berbau pH: 4.5-6.0 in 5% sol. titik didih : - titik beku :1490 CSuhu terurai :190 deg C Kelarutan: larutAsam kuat. Higroskopis.Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dan terhirup.Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segarSimpan dalam wadah tertutup rapat.Simpan di daerah sejuk dan kering, berventilasi baik jauh dari zat-zat yang tidak kompatibel.

11.EDTAbentuk : cairanwarna : hijaubau : harumph : 8,5titik didih : 1000Ctitik beku : -20Ckelarutan : sempurnamenyebabkan iritasi pada mata dan kulit.Bila terkena kontak dengan kulit atau mata maka segera bilas dengan air selama 15 menit.bila terhirup segara pindah ke udara segarsimpan di tempat yang sejuk dan hindarkan dari sinar matahari.hindarkan dari api.tutup wadah dengan rapat.

12.HNO3Bentuk fisik dan penampilan : cairanBau : menyengatRasa : tak berasaWarna : tak berwarna sampai kuning cerahTitik didih : 1210 CTitik leleh : 41,60 CBerat jenis : 1,408Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air hangat, dietil eter.sangat korosif terhadap Aluminium, tembaga. Non-korosif dengan kaca,stainless steelDapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernapasan.Cuci daerah yang terkena dengan sabundan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis.Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air.

Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat. Tempatkan wadah di ruang berventilasi dan dingin. Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi, dan bahan mudah terbakar.

1. Asam Klorida (HCl)Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut.Asam klorida pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan terbentuk.NaClO + 2 HCl H2O + NaCl + Cl22 KMnO4 + 16 HCl 2 MnCl2 + 8H2O + 2 KCl + 5 Cl2Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC atau karet, pelindung mata, dan pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida.2. Natrium Hidroksida (NaOH)NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318C serta titik didih 1390C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air (Daintith, 2005).NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida. Umumnya dalam menggunakan NaOH pekat digunakan pelindung seperti masker, kacamata/googles dan sarung tangan agar perlindungan terhadap tubuh lebih maksimal.3. Perak Nitrat (AgNO3)Perak Nitrat digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit dan encer. Zat ini beracun dan bersifat korosif, jangan sampai perak nitrat ini mengenai mata, mulut, maupun kulit, karena iritasi yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan yang parah. Jika zat ini mengenai tangan praktikan, tangan praktikan akan menjadi hitam, yang berarti kulitnya terbakar. Pada saat perak nitrat mengenai kulit, kulit terbakar dan terjadi bercak hitam. Membran sel di daerah bercak itu rusak dan pigmen kulit juga rusak. Kerusakan ini lama sembuhnya, menunggu pembentukan baru. Bahkan kerusakan ini dapat permanen. Larutan perak nitrat mudah terserap oleh kulit, tersebar ke tubuh. Zat ini merusak apapun yang dilewatinya, syaraf pun dapat rusak. Jika zat ini mengenai mata, dapat merusak kornea mata. Uapnya mengganggu pernafasan, dapat berakibat fatal jika sampai ke paru-paru. Pencernaan juga dapat terganggu, seperti diare. Tubuh sama sekali tidak memerlukan ion perak, Proses fisiologi tubuh juga tidak memerlukan ion perak. Jika ion perak masuk ke tubuh, perak akan bereaksi dengan protein. Sedangkan protein mengadung belerang; maka belerang bereaksi dengan ion perak terbentuklah perak sulfida (Ag2S). Inilah racun terberat bagi tubuh dan dapat berakibat fatal. Simpanlah AgNO3 dalam botol berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.4. Asam Sulfat (H2SO4)Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernafasan, dan membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m. Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh reaksi eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam kuat lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan jaringan dikarenakan dehidrasi dan kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.Hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa bahan-bahan kimia tersebut adalah bahan yang berbahaya. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata bahkan dapat mengganggu saluran pernapasan apabila kita menghirup bahan-bahan kimia tersebut. H2SO4 adalah bahan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan kebutaan apabila terkena mata dan dapat menyebabkan bekas seperti luka bakar apabila terkena kulit. Oleh karena itu dibutuhkan tingkat kehati-hatian yang tinggi dan beberapa tindakan pencegahan yaitu dengan cara menggunakan jas lab, sarung tangan dan masker pada saat praktikum.

V.PENUTUP

5.1KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum melaksanakan praktikum, kita harus terlebih dahulu mengetahui alat-alat dan bahan apa saja yang ada di laboratorium dan yang akan digunakan, bagaimana prinsip kerja alat dan fungsinya sehingga memberikan kemudahan saat praktikum, mengefektifkan proses kerja praktikan dan meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan kegagalan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Sciencelab Company. Chemical and Laboratory Equipment. http://www.sciencelab.com/msds (Diakses pada tanggal 8 September 2014 pukul 23.53 WIB).Sulistiowati. 2006. Verifikasi Alat. Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor : Bogor.Sumarna, Adi. 2004. Pengantar Kimia Analisis II (Titrimetri). Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor : Bogor.Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa, Bandung.Widhi, P. 2009. Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penggunaan Alat Laboratorium IPA, SMPN 3 Gamping Sleman, Yogyakarta.Widodo, DS dan Retno, AL.2010. Kimia Amalisis Kuantitatif. Graha ilmu. Yogyakarta.Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.