KISAH ISRAILIYAT DALAM TAFSIR Oleh: Sobhan · PDF fileKISAH ISRAILIYAT DALAM TAFSIR Oleh:...
Transcript of KISAH ISRAILIYAT DALAM TAFSIR Oleh: Sobhan · PDF fileKISAH ISRAILIYAT DALAM TAFSIR Oleh:...
KISAH ISRAILIYAT DALAM TAFSIR
Oleh: Sobhan
A. Pendahuluan
Al-Quran adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh
umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga
waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Alquran terkandung
kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi
beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti
definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu
sebagaimana berikut ini :
1. Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia
mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap
orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada
kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang
satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun
iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap
rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau menurut dari
segi bahasa. Dari pengertian fuqaha, ibadah adalah segala
bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar
dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum
dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah
syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan
suci Ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah
mampu menjalankannya.
Kisah Israiliyyat dalam Tafsir
56 Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia,
baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun
yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan
adalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap manusia harus
mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
4. Hukum-hukum
Hukum yang ada di Alquran adalah memberi suruhan
atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili
dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama
manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam
berdasarkan Alquran ada beberapa jenis atau macam seperti
jinayat, muamalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5. Peringatan (Tadzkir)
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang
memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah
SWT berupa siksa neraka atau waaid. Tadzkir juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman
kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga jannah
atau waaad. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam Alquran atau disebut juga targhib
dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan
istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah-sejarah atau kisah-kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-
orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan
akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap
Sobhan
Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014 57
Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari
sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan untuk berpikir
Di dalam Alquran banyak ayat-ayat yang mengulas
suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk
mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,
terutama mengenai alam semesta.1
Terlihat dalam petikan di atas, bahwa di antara pokok
kandungan Alquran adalah berisi tentang sejarah atau kisah.
Sejumlah ayat-ayat Alquran telah memaparkan kisah dan cerita
para rasul, nabi, orang-orang shalih, thalih dan lainnya serta
periode kehidupan mereka. Karena di balik kisah-kisah tersebut
tersimpan pelajaran-pelajaran berharga dan kisah-kisah
tersebutpada hakikatnyaadalah harta simpanan yang
memiliki banyak rahasia dan misteri, ayat-ayat tersebut telah
mendapatkan perhatian dari para sejarawan, penulis buku
sejarah dan kisah-kisah para nabi dan para peneliti kajian agama
secara istimewa. Setiap dari mereka telah mengambil
pengetahuan sesuai dengan kemampuan masing-masing dari
mata air segar itu. Pada umumnya kisah tersebut dicantumkan
dengan ringkas, tanpa perincian. Namun kaum muslimin
menginginkan perincian dari kisah tersebut, maka perincian-
perinciannya ditemukan dalam penjelasan dari mantan pengikut
Yahudi dan Nasrani yang sudah memeluk agama Islam.
Penjelasan ini disebut dengan Israiliyyat.
Israiliyyat adalah isu yang berkait rapat dengan Tafsir Bil
Masur karena ia berkembang melalui periwayatan.
Keberadaannya di celah-celah tafsiran al-Quran bisa
menimbulkan bahaya tanpa disadari khususnya Israiliyyat yang
1 http://roelwie.wordpress.com/isi-kandungan-alquran/
Kisah Israiliyyat dalam Tafsir
58 Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014
bersifat merusak aqidah seseorang. Dalam banyak hal ia bisa
menghalangi seseorang dari memahami dan menghayati al-
Quran.
Isu Israiliyyat perlu ditangani dengan menelusuri
pemahaman yang betul tentang Israiliyyat itu sendiri,
pembahagiannya serta cara atau pun kaidah dalam mengenal
secara pasti Israiliyyat tersebut. Sebagai pengenalan secara
umum, berikut ini penulis mencoba untuk mengupasnya.
B. Defenisi Israiliyat
Israiliyyaat secara etimologis merupakan bentuk jamak
dari kata Israiliyyah; nama yang di nisbatkan kepada kata Israil
(bahasa Ibrani) yang artinya Abdullah (hamba Allah). Dalam
pengertian lain Israiliyyat dinisbatkan kepada Nabi Yakub ibn
Ishaq ibn Ibrahim. Terkadang Israiliyyat identik dengan yahudi,
walaupun sebenarnya tidak demikian. Bani Israil menunjuk
merujuk pada garis keturunan bangsa, sedangkan Yahudi
merujuk kepada pola pikir, termasuk di dalamnya agama dan
dogma.2
Secara terminologis, Israiliyat pada mulanya merujuk
pada sumber-sumber dari Yahudi, namun pada akhirnya, para
ulama tafsir dan hadis menggunakan istilah tersebut dalam
pengertian yang lebih luas lagi. Oleh karena itu ada ulama yang
mendefinisikan israiliyyat yaitu sesuatu yang menunjukkan pada
setiap hal yang berhubungan dengan tafsir maupun hadis berupa
cerita atau dongeng-dongeng kuno yang dinisbatkan pada asal
riwayatnya dari sumber Yahudi, Nasrani, atau lainnya.
Dikatakan pula bahwa israiliyyat termasuk dongeng yang
sengaja diselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir
2 Supiana dan M. Karman, Ulumul Quran, (Jakarta:Pustaka
Islamika) h. 197.
Sobhan
Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014 59
dan hadis yang sama sekali tidak ada dasarnya dalam sumber
lama.3
C. Sebab-sebab Masuknya Kisah Israiliyat dalam Tafsir
Alquran
Ketika ahlul kitab banyak masuk ke dalam Islam,
mereka memabawa tsaqofah agama mereka berupa berita-berita,
kisah-kisah agama. Mereka itu ketika mendengar kisah-kisah
Alquran kadang-kadang mereka mengaitkannya dengan kisah
yanga ada dalam kitab-kitab mereka sebelumnya. Para sahabat
akhirnya berpegang dari apa yang mereka dengar dari mereka.
Hal ini memang ada dasar dari hadis Rasul SAW sendiri:
:
: " { ]: : }
[ 631(Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata : Dahulunya Ahli
Kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan
mereka tafsirkan dengan bahasa Arab kepada umat
Islam, maka Rasulullah saw bersabda : Janganlah kalian
membenarkan dan mendustai ahli kitab, katakanlah,
kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami... (HR. Bukhari).
Para sahabat dan ahli kitab bergaul seputar beberapa
masalah. Mereka menerima sebagian darinya selama tidak
3 Ahmad Izzan, Ulumul Quran; Telaah Tekstualitas dan
Kontekstualitas Al-Quran, (Bandung: tafakur:2009) h. 232.
Kisah Israiliyyat dalam Tafsir
60 Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014
berkaitan dengan akidah dan hukum, kemudian hal itu jadi isu
perbincangan.4
Jika kita lihat masa pra Islam, jauh sebelum Islam
datang, Israiliyyat sudah mulai memasuki kebudayaan Arab
(pada masa jahiliyah) karena di tengah-tengah mereka orang-
orang ahli kitab yaitu Yahudi telah lama hidup berdampingan.
Orang-orang Yahudi telah melakukan migrasi ke Jazirah
Arabiya secara besar-besaran pada tahun 70 M untuk
menghindari penyiksaan dan keberutalan yang dilakukan Kaisar
Dinasti Titus Romawi yang hendak menjajahnya dengan
membakar dan menghancurkan Jerussalaem yang dikenal
dengan nama Great Diaspora. Mereka datang ke Jazirah
Arabiya dengan membawa kebudayaan mereka yang
bersendikan kitab-kitab keagamaan.
Di samping itu harus diakui bahwa masyarakat Madinah
dan sekitarnya termasuk masyarakat yang heterogen dengan