Kimia Medisinal Fenol

download Kimia Medisinal Fenol

of 13

Transcript of Kimia Medisinal Fenol

Laporan Praktikum II

Kimia Medisinal I Praktikum V

Disusun Oleh: Dyah Putri Ayu Dinastyar 10.04.008

Sekolah Tinggi Farmasi Muhammdiyah Tangerang 2010-20111|Page

Laporan Praktikum II

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan makalah yang berjudul Identifikasi Fenol ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan bantuan kepada penulis khususnya Dosen Pembimbing mata kuliah Kimia Medisinal. Saya menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik dari para pembaca. Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya untuk para pembaca. Amiin.

Tangerng, April 2012

Penyusun

i|Page

Laporan Praktikum II

Daftar IsiKata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan BAB II Alat dan Bahan BAB III Prosedur Kerja ......................................................................................... i ......................................................................................... ii ......................................................................................... 1 ......................................................................................... 5 ......................................................................................... 6

BAB IV Hasil Pengamatan ......................................................................................... 7 BAB V Pembahasan BAB VI Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran ......................................................................................... 8 ......................................................................................... 9 ......................................................................................... 10 ......................................................................................... 11

ii | P a g e

Laporan Praktikum II

BAB I Pendahuluan

Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasanya dipergunakan nama yang lazim dengan akhiran ol. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Agberamoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10. (Riawan, 1990).

Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasi protein) koefisien fenol (kf) :

perbandingan kons. Fenol/kons.

Sifat-sifat Umum : 1. Bersifat asam lemah 2. Larut dalam basa membentuk garam fenolat 3. Larut dalam alkohol, eter dan pelarut organik 4. Fenol polivalent lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan fenol monovalent Klasifikasi :1|Page

Laporan Praktikum II

1. Fenol monolivalent : mempunyai 1 gugus OH Ex. Alfa naftol 2. Fenol polivalent : mempunyai banyak gugus OH Ex. Hidrokuinon

Nipagin

Nipagin

atau

metil

paraben

termasuk salah satu dari kelompok paraben yang memiliki rumus kimia

CH3(C6H4(OH)COO). Nipagin merupakan metil ester dari asam p-hydroxybenzoat yang berbentuk kristal putih dan hampir tidak berbau. Nipagin memiliki berat molekul 152.15 dan titik lebur 125-1280C. Nipagin larut dalam etanol, gliserin, eter, dan air.

Metil paraben termasuk dalam Bahan Tambahan Pangan (BTP) khususnya anti jamur yang digunakan secara luas sebagai pengawet untuk makanan, obat-obatan dan kosmetika. Senyawa ini sering ditemukan pada pembiusan lokal, bertindak sebagai agen bakteriostatik dan pengawet.

Nipagin atau metil paraben umumnya digunakan sebagai agen anti-jamur dalam medium makanan Drosophila. Penggunaan metil dikenal untuk memperlambat laju pertumbuhan Drosophila pada stadium larva dan pupa.

Metil paraben diproduksi secara alami dan ditemukan di beberapa buah-buahan, khususnya blueberry, bersama dengan paraben lain. Tidak ada bukti bahwa metil atau propilparaben berbahaya pada konsentrasi yang biasanya digunakan dalam perawatan tubuh atau kosmetik. Secara umum metil dan propilparaben dianggap aman sebagai pengawet anti bakteri pada makanan dan kosmetik. Nipagin dimetabolisme oleh bakteri tanah sehingga benar-benar rusak.2|Page

Laporan Praktikum II

Metil paraben siap diserap dari saluran pencernaan atau melalui kulit. Hal ini terhidrolisis menjadi asam p-hidroksibenzoat dan cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam tubuh. Penelitian tentang toksisitas akut menunjukkan bahwa metil adalah praktis tidak beracun baik secara oral maupun parenteral. Dalam populasi dengan kulit normal, reaksi metil paraben praktis non-iritasi dan nonsensitif, walaupun reaksi alergi terhadap paraben telah dilaporkan.

Nipasol Nipasol atau yang biasa disebut propil paraben termasuk salah satu dari kelompok paraben yang memiliki rumus kimia C3H3(C6H4(OH)COO). Nipasol merupakan propil ester dari asam p-hydroxybenzoat yang berbentuk kristal putih dan tidak berbau. Nipagin memiliki berat molekul 180.20 dan titik lebur 95-98oC. Nipasol larut dalam metanol, etanol dan sulit larut dalam air. Nipasol biasanya digunakan sebagai bahan pengawet baik makanan, minuman, kosmetik bahkan sediaan obat.

Resorcin Sifat obat ini mirip fenol, berefek bakterisid dan fungisisd. Dalam klinik digunakan untuk mengobati infeksi jamur di kulit, eksem, psoriasis dan dermatitis seboroik. Resorsinol bersifat keratolitik dan iritan ringan (Dept.Farmakologi dan Teurapeutik, 2008). Penerapan di bidang Farmasi Secara eksternal dipakai sebagai suatu antiseptik dan disinfektan, dan digunakan 5 hingga 10% dalam salep dalam pengobatan penyakit kulit kronis, seperti psoriasis dan eksim dari sub-akut karakter. Resorcinol hadir dalam over-the-counter pengobatan jerawat topikal pada konsentrasi 2% atau kurang, dan dalam resep pengobatan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Larutan resorcinol (25-35 g / kg) berguna dalam menghilangkan gatalgatal eksim erythematous. Resorcinol dapat dimasukkan sebagai agen anti-ketombe di sampo atau kosmetik tabir surya. Senyawa ini juga telah digunakan dalam pengobatan

3|Page

Laporan Praktikum II

ulkus lambung dalam dosis 125-250 mg dalam pil, dan sebagai analgesik dan haemostatic. Resorcinol adalah salah satu bahan aktif utama dalam produk seperti Resinol dan Vagisil. Resorcinol juga digunakan sebagai perantara kimia untuk sintesis obat-obatan dan senyawa organik lainnya. Ini digunakan dalam produksi diazo pewarna dan plasticizers dan sebagai penyerap UV dalam resin. Sebuah penggunaan resorcinol muncul sebagai template supramolekul molekul dalam kimia. -OH pada resorcinol kelompok membentuk ikatan hidrogen molekul menargetkan menahan mereka dalam orientasi yang tepat untuk reaksi. Banyak reaksi-reaksi seperti yang dapat dilakukan dalam keadaan padat sehingga mengurangi atau menghilangkan penggunaan pelarut yang dapat membahayakan lingkungan. Resorcinol adalah reagen untuk analisis kualitatif dari ketoses (Uji Seliwanoff). Resorcinol bereaksi dengan formaldehida membentuk resin termoset, yang dapat membentuk dasar dari sebuah Aerogel.

4|Page

Laporan Praktikum II

BAB II Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini. A. Alat a. b. c. d. e. f.

Tabung reaksi Rak tabung gelas Beaker gelas Batang pengaduk Botol semprot Lampu spirtus

B. Bahan-bahan a. Sampel : Nipagin, Nipasol, Resorsin b. Pereaksi Kimia : NaOH, Formaldehid, FeCl3, H2SO4, Diazo A, Diazo B, dan Amil Alkohol.

5|Page

Laporan Praktikum II

BAB III Prosedur Kerja

1. Uji Organoleptis a. Pada uji organoleptis, masing-masing sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudaian dari tiap sampel yang berada dalam tabung reaksi dimasukkan beberapa tetes HCL, NaOH dan Aquadest. Kemudian mengamati perbedan dari masing-masing sampel. b. Masing-masing sampel dimasukkan kedalam mortir kecil yang kemudian dipanaskan diatas api bunsen. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi terhadap sampel.

2. Reaksi Umum Masing-masing sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudi=IUHMYMKIA 3. Reaksi Identifikasi Fenol Monovalent dan Polivalent a. Masing-masing sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi ditambahkan FeCl3 sambil menggoyangkan tabung reaksi tersebut perlahanlahan. Kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi terhadap masing-masing sampel. 4. Reaksi Warna Masing-masing sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi ditambahkan Formaldehid + H2SO4 sambil menggoyangkan tabung reaksi tersebut perlahan-lahan dan dipanaskan. Kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi terhadapa masing-masing sampel. Masing-masing sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi ditambahkan Asam Salisilat + H2SO4 sambil menggoyangkan tabung reaksi tersebut perlahan-lahan dan dipanaskan. Kemudian mengamati perubahan bau yang terjadi.

6|Page

Laporan Praktikum II

BAB IV Hasil Pengamatan

No 1. I. II. 3.

Langkah Percobaan Sampel 1A Uji Organoleptis Bentuk Dilarutkan ( aquadest ) Rx. Umum Fenol Zat + Diazo A : Diazo B ( 4:1 ) + NaOH +Amil Alkohol Serbuk kasar Tidak larut

Hasil Percobaan Sampel 2A Sampel 3A

Serbuk kristal Larut

Serbuk halus Tidak larut

Warna merah tertarik oleh amil alkohol Kuning endapan putih Tidak berbau

Warna merah tertarik oleh amil alkohol Biru kehitaman

Warna merah tertarik oleh amil alkohol Ungu

4.

5.

Rx. Identifikasi Fenol Monovalent dan Polivalent Zat + FeCl3 Rx. Warna Zat + As. Salisilat + H2SO4 Zat + Formaldehid + H2SO4

-

Tidak berbau

-

Bau minyak gandapura

7|Page

Laporan Praktikum II

BAB V Pembahasan

Pada praktikum I ini praktikan menguji beberapa sampel A, dimana sampel A tersebut terbagi dalam 3 bagian sampel 1A, 2A, dan 3A. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, identifikasi dari masing-masing sampel sebagai berikut : 1. Pada sampel 1A, sampel merupakan senyawa Nipasol yang serbuk kasar yang tidak laru dalam aquadest. Dimana saat pengujian reaksi spesifik, larutan sampel terdapat butir-butir minyak yang melayang diatas permukaan larutan akibat penambahan H2SO4. 2. Pada sampel 2A, sampel merupakan senyawa resorsin yang serbuk kristal yang larut dalam aquadest. Dimana saat pengujian reaksi spesifik, sampel berwarna merah muda yang lama kelamaan berubah menjadi ungu. 3. Pada sampel 3A, sampel merupakan senyawa Nipagin yang serbuk halus yang tidak larut dalam aquadest. Dimana pada saat reaksi spesifik, sampel menimbulkan bau minyak gandapura.

Namun, dalam praktikum ini terdapat beberapa kendala yang membuat praktikan sulit untuk mengidentifikasi, berikut beberapa kendala yang dialami : 1. Keterbatasan alat dan bahan 2. Kurangnya ketelitian 3. Kontaminasi antara alat, bahan dan udara sekitar.

8|Page

Laporan Praktikum II

BAB VI Kesimpulan

Pada praktikum ini, senyawa-senyawa yang didapat dari pengujian sampel A ialah : 1. Pada sampel 1A, sampel merupakan senyawa Nipasol yang serbuk kasar yang tidak laru dalam aquadest. Dimana saat pengujian reaksi spesifik, larutan sampel terdapat butir-butir minyak yang melayang diatas permukaan larutan akibat penambahan H2SO4. 2. Pada sampel 2A, sampel merupakan senyawa resorsin yang serbuk kristal yang larut dalam aquadest. Dimana saat pengujian reaksi spesifik, sampel berwarna merah muda yang lama kelamaan berubah menjadi ungu. 3. Pada sampel 3A, sampel merupakan senyawa Nipagin yang serbuk halus yang tidak larut dalam aquadest. Dimana pada saat reaksi spesifik, sampel menimbulkan bau minyak gandapura.

9|Page

Laporan Praktikum II

Daftar Pustakawww.google.comFessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.

10 | P a g e