Kewajiban Dan Ekuitas Pelaporan
-
Upload
helmy-septian-ardhiansyah -
Category
Documents
-
view
32 -
download
8
description
Transcript of Kewajiban Dan Ekuitas Pelaporan
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Disusun oleh :
HELMY SEPTIAN ARDHIANSYAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
A.KEWAJIBAN
Menurut SFAC No. 6 mendefinisikan kewajIban sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan dari manfaat ekonomi yang timbul dari kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu untuk menstransfer aktiva atau jasa produksi ke kesatuan lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu. Kewajiban,mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
1. Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas (duty) atau tanggung jawab (responsibility) kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang.
2. Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa depan harus timbul akibat keharusan (obligations atau duties) sekarang.
3. Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan.
Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. Adapun kewajiban tersebut timbul dari peristiwa atau transaksi di masa lalu.Berbagai dasar pengakuan kewajiban ialah sebagai berikut:
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban atau
dalam keadaan tertentu.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas atau setara kas yang
tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan
ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
dalam pelaksanaan usaha normal.
Penggolongan Kewajiban
1. Kewajiban lancar/ jangka pendek
Kewajiban lancar/ jangka pendek adalah “kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain”. Suatu kewajibna diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar/ jangka pendek jika:
Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan.
Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Beberapa macam contoh dari kewajiban lancar antara lain :
1) Utang usaha
Utang usaha atau Utang dagang, merupakan saldo terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli secara kredit.
2) Wesel bayar
Wesel bayar adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya.
Kewajiban dalam bentuk janji tertulis yang di klasifikasikan sebagai kewajiban lancar biasa adalah :
a. Wesel dagang, merupakan jumlah nominal yang belum dibayar dari promes/ janji
utang kepada pemasok barang, jasa atau peralatan.
b. Wesel pinjaman jangka pendek, Wesel pinjaman jangka pendek ke bank atau
perusahaan pinjaman merupakan kewajiban lancar dan umumnya timbul dari
pinjaman tunai.
c. Jatuh tempo jangka pendek dari hutang jangka panjang, adalah bagian dari
obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lain yang jatuh tempo dalam
tahun fiskal berikut laporan sebagai kewajiban lancar.
3) Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo periode itu
Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari
satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek.
4) Utang Biaya (Biaya YMH dibayar/Accrual Payable).
Utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi
tetapi belum dibayar. Kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji, upah, bonus,
biaya sewa, dll.
5) Hutang Deviden,
Hutang dividen tunai adalah jumlah yang terutang oleh sebuah perseroan kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil otorisasi dari dewan komisaris.
6) Pendapatan diterima dimuka
Ketika uang muka diterima, kas didebet dan akun kewajiban lancar yang
mengidentifikasikan sumber pendapatan diterima dimuka dikredit.
Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima dimuka didebet, dan akun
pendapatan yang diterima dikredit.
Penyajian Kewajiban Lancar
Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun atau menurut preferensi likuidasinya. Jika tanggal jatuh tempo setiap kewajiban dapat diperpanjang, maka rinciannya harus diungkapkan. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo saat ini harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
2. Kewajiban Jangka Panjang
Hutang jangka panjang (long term debt) terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
Contoh dari kewajiban jangka panjang perusahaan
Hutang obligasi
Adalah jenis hutang jangka panjang yang sering dilaporakan dalam neraca perusahaan, tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman.
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang memiliki substansi yang sama seperti obligasi dimana keduanya memiliki tanggal jatuh tempo tetap dan suku bunga ditetapkan atau implisit.
Kewajiban Kontinjensi
Kontinjensi didefinisikan dalam FASB Statement No. 5 sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) untuk perusahaan yang akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian di masa depan yang terjadi atau tidak terjadi.
Keuntungan Kontinjensi adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki
penurunan kewajiban) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada artinya mungkin akan
menjadi sah. Adapun beberapa jenis keuntungan kontinjensi adalah:
1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dsb.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin akan menguntungkan
Akuntan telah menggunakan kebijakan konservatif dalam hal ini, disini keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat, melainkan diungkapkan dalam catatan hanya jika probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi kenyataan.
Kerugian Kontinjensi adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan
terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi akibat adanya kerugian kontinjensi menurut
definisinya disebut kewajban kontinjen.
B. EKUITAS
PSAK 21, Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan.
Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT Modal sahamnya meliputi: saham preferen, saham biasa dan akun Tambahan Modal Disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
Akun Tambahan Modal Disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya . Akun Tambahan Modal Disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba/rugi usaha maupun laba/rugi luar biasa.
Penyajian Pengungkapan (Menurut PSAK 21 Akuntansi Ekuitas)
Modal Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
pada akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta
menggambarkan hubungan keuangan yang ada. Modal dasar, modal yang
ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya saham
untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca.
Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu golongan
saham atas dividen dan pelunasan modal pada saat likuidasi harus
dicantumkan dalam laporan keuangan.
Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak
dividen kumulatif, jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan
dividen periode sebelumnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiannya
sesuai Akta Pendirian Badan Usaha tersebut, misalnya: saham adalah
penyertaan modal dalam kepemilikan Perseroan Terbatas.
Pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan
dengan dasar pesanan. Dengan dasar ini saham hanya akan dikeluarkan
jika pemesan telah membayar penuh harga saham yang bersangkutan.
Pesanan saham dicatat dengan mendebet akun Piutang Kepada Pemesan
Saham dan mengkredit akun Modal Saham Yang Dipesan.
Akun Modal Saham Yang Dipesan disajikan dalam kelompok modal di
bawah akun Modal Saham. Akun Piutang kepada Pemesan Saham sebesar
sisa harga saham yang belum dilunasi dalam transaksi semacam ini
lazimnya disajikan dalam kelompok aktiva lancar. Apabila piutang ini
tidak dimaksudkan untuk ditagih dalam waktu dekat, akun ini dapat
disajikan dalam kelompok mengurangi akun Modal Saham Yang Dipesan.
Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun Modal Saham Yang
Dipesan akan didebit dan akun Modal Saham dikredit. Dalam hal pemesan
gagal melunasi sisa pembayarannya, maka tergantung pada kebijakan
perusahaan dan dilandaskan pada peraturan hukum yang berlaku,
perusahaan dapat mengambil salah satu tindakan di bawah ini:
a. mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan;
b. mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan dikurangi
dengan jumlah tertentu;
c. jumlah pembayaran yang telah dilakukan diakui sebagai unsur
penambah modal dan disajikan sebagai tambahan modal dari
pembatalan penjualan saham;
d. mengeluarkan saham yang sebanding dengan jumlah pembayaran
yang telah dilakukan.