Keterangan sampul depancoremap.or.id/downloads/Baseline_Pangkep_2007.pdfstudi baseline ekologi...
Transcript of Keterangan sampul depancoremap.or.id/downloads/Baseline_Pangkep_2007.pdfstudi baseline ekologi...
Keterangan sampul depan Sumber Foto : Agus Budiyanto
Desain Cover : Sit i Balkis
STUDI BASELINE EKOLOGI KECAMATAN KALMAS KABUPATEN PANGKEP
TAHUN 2007
Disusun oleh :
TIM CRITC COREMAP II - LIPI
TIM STUDI BASELINE EKOLOGI KECAMATAN KALMAS KABUPATEN PANGKEP
KOORDINATOR TIM PENELITIAN :
ANNA MANUPUTTY
PELAKSANA PENELITIAN
SUYARSO
AGUS BUDIYANTO
JOKO MARSENO
SUMADIYO
i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i
RINGKASAN EKSEKUTIF . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
BAB I . PENDAHULUAN .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
BAB I I . METODE PENELITIAN ... . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .9
BAB II I . HASIL DAN PEMBAHASAN .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .16
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .57
DAFTAR PUSTAKA .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .60
LAMPIRAN .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .62
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah.
Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini terdapat penambahan beberapa lokasi baru yang pendanaannya dibiayai oleh World Bank. Adapun lokasi-lokasi tersebut adalah : Pangkep, Buton, Wakatobi, Selayar, Sikka, Biak dan Rajaampat.
Kegiatan studi baseline ekologi (ecological baseline study) sangat diperlukan untuk mendapatkan data dasar ekologi di lokasi tersebut, termasuk kondisi ekosistem terumbu karang, mangrove dan juga kondisi lingkungannya. Data yang diperoleh diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi para ”stakeholder” dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari. Adanya data dasar dan data hasil pemantauan pada masa mendatang merupakan pembanding yang dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan COREMAP.
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa data, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2007
Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI
Prof.Dr.Ir.Kurnaen Sumadiharga, M.Sc.
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. PENDAHULUAN
Kecamatan Liukkang Kalmas (Kalukuang Masalili) termasuk dalam Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Su-lawesi Selatan. Kabupaten ini terletak di pesisir selatan Selat Makassar, + 50 km dari ibukota Makassar ke arah utara. Secara geografis, terletak pada 117o 56,7’ BT – 119o 48,06’ BT dan 5o 9,57’ LS – 4o 28,856’ LS. Luas wilayahnya diperkirakan 79572,3 ha, terbagi atas daratan utama, yakni bagian dari daratan Pulau Sulawesi diperkirakan 79083,3 ha sedangkan rangkaian kepulau-annya diperkirakan 489 ha. Panjang garis pantai di daratan utama 42,57 km, sedangkan panjang garis pantai rangkaian kepulauann-ya 63,57 km. Jumlah kecamatan di kabupaten ini seluruhnya ada sembilan kecamatan, terdiri dari enam kecamatan di pesisir dara-tan Sulawesi dan tiga kecamatan di perairan yang terdiri dari pulau-pulau kecil.
Ada 3 (tiga) kecamatan di kabupaten ini yang masuk dalam wilayah kerja COREMAP, yaitu Kecamatan Liukkang Tupabbiring, Kecamatan Liukkang Tangaya, dan Kecamatan Liukkang Kalmas. Kabupaten ini lebih banyak memiliki pulau-pulau kecil yang terse-bar dari utara sampai ke selatan sepanjang pesisir selatan Selat Makassar. Kegiatan Studi Baseline Ekologi Terumbu Karang telah dilakukan di beberapa lokasi di Kecamatan Liukkang Tupabbiring dan Kecamatan Liukkang Tangaya, terutama di pulau-pulau kecil yang berpenduduk maupun yang tidak berpenduduk. Hasilnya dila-porkan dalam laporan baseline Kabupaten Pangkep tahun 2006 dan sudah dilakukan kegiatan monitoring di lokasi tersebut pada tahun 2007. Untuk Kecamatan Kalmas, kegiatan studi baseline baru dilakukan tahun 2007.
Studi baseline Ekologi di Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabu-paten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan, telah dilakukan pada bulan November 2007. Beberapa bidang penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah karang, ikan karang, megabentos, Sis-tem Informasi Geografis (SIG) dan statistika. Berdasarkan peta tentatif dari hasil interpretasi citra, area penelitian ditentukan seca-ra acak beberapa stasiun penelitian pada daerah rataan terumbu
2
karang. Pada titik stasiun tersebut diterapkan metode RRI (Rapid Reef Resources Inventory) untuk bidang penelitian karang dan ikan karang. Dari stasiun-stasiun RRI tersebut kemudian dipilih beberapa stasiun untuk dijadikan stasiun transek permanen, untuk dilakukan pemantauan kembali di waktu mendatang. Pemilihan stasiun transek permanen didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain faktor keterwakilan stasiun dan faktor keamanan baik dari cuaca maupun dari gangguan manusia.
Metode yang dipakai ialah metode RRI (Rapid Reef Resources Inventory) dan transek garis (Line Intercept Transect), untuk ka-rang dan biota bentik lainnya. Untuk ikan karang dengan metode sensus visual, sedangkan untuk biota megabentos (Reef Check Benthos) dengan transek sabuk (belt transect). Kegiatan ini dila-kukan pada November 2007 selama 12 hari kerja dengan melibat-kan staf CRITC lokal.
Sebelum dilakukan transek, perlu disiapkan peta dasar se-baran terumbu karang di lokasi tersebut berdasarkan peta semen-tara (tentatif) yang diperoleh dari hasil interpretasi data citra digital Landsat 7 ”Enhanced Thematic Mapper Plus” (Landsat ETM+). Kemudian dipilih secara acak titik-titik penelitian (stasiun) sebagai sampel. Sampel yang terambil diharapkan cukup mewakili untuk menggambarkan tentang kondisi perairan di lokasi tersebut.
Tujuan pengamatan ini ialah untuk memperoleh data dasar ekologi terumbu karang, sehingga dapat dipakai sebagai acuan untuk pemantauan kondisi terumbu karang di lokasi tersebut di tahun-tahun selanjutnya. Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan oleh para “stakeholder”, dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari. Selain itu merupakan data dasar yang dipakai sebagai acuan untuk pemantauan kondisi karang (reef health monitoring) dan biota lainnya dalam kurun waktu tertentu.
B. HASIL
Data yang diperoleh di pulau-pulau Kecamatan Kalukuang Ma-salili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, kemudian dianalisa. Hasilnya adalah sebagai berikut :
3
• Hasil pengamatan di 33 titik, dengan metode RRI dapat dicatat bahwa kondisi karang di pesisir pulau-pulau Kecamatan Kalmas, persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 0 – 62,50 %, persentase tertinggi dicatat di St. PKPR 64.
• Untuk karang Acropora persentase tutupan berkisar antara 0 – 38,46 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 64. Untuk karang non-Acropora persentase tutupannya berkisar antara 9,62 – 44,12 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 68.
• Untuk kategori DCA dicatat tertinggi di St. PKPR 41 sebesar 49,04 %.
• Untuk kategori biota lain (OT), biota yang dicatat memiliki persentase tutupan cukup tinggi ialah spong (1,94 %) dicatat di St. PKPR 55. Untuk alga (fleshy seaweed) tutupan tertinggi (24,27 %) dicatat di St. PKPR 50.
• Kategori abiotik tertinggi didominasi oleh rubble (38,46 %) dan dicatat pada St. PKPR 44 dan St PKPR 53.
• Kelimpahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu “mushroom coral” yaitu karang jamur yang terdiri dari Fungia spp. dan juga kelompok ”small giant clam” (Tridacna spp.)
• Kelimpahan tertinggi untuk kelompok “mushroom” dicatat di lokasi St.PKPR 46 (Pulau Butungbutungan), yaitu 7714 individu/ha. Untuk ”small giant clam”, jumlah tertinggi dicatat di St. PKPR 60 (Pulau Marasende) yaitu 1929 individu/ha. Hanya beberapa lokasi transek saja, tidak ditemukan karang “mushroom” dan juga bulu babi.
• Untuk biota lain seperti teripang (Holothuria sp.) hanya ditemukan berukuran kecil di St. PKPL 54, St. PKPL 68 dan St. PKPL 70. Sedangkan lola (Trochus niloticus) ditemukan di beberapa stasiun yaitu St. PKPL 41, St. PKPL 45, St. PKPL 60, St.PKPL 69 dan St. PKPL 70 dengan jumlah bervariasi antara 71 – 714 individu/ha. Drupella sp., maupun ”pencil sea urchin” tidak ditemukan sama sekali.
• Ikan karang jenis Ctenochaetus striatus yang merupakan ikan target, kerap kali dijumpai selama pengamatan, dengan frekuensi relatif kehadiran berdasar-kan jumlah stasiun
4
pengamatan sebesar 75,76 %.
• Jenis Chaetodon kleini merupakan Ikan indikator ditemukan di lokasi pengamatan baik di lokasi RRI maupun ”UVC”, sebesar 57,58 % merupakan hal yang tidak umum, bila dibandingkan dengan kondisi karang di beberapa lokasi yang masuk kategori sedang dan baik.
• Hasil dari ”Underwater Fish Visual Census” (UVC) yang dilakukan di 15 stasiun transek permanen dicatat sebanyak 273 jenis ikan karang yang termasuk dalam 35 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 22.244 individu pada luasan area 3.500 m2.
• Dari hasil ”UVC” dicatat bahwa perbandingan antara ikan major berbanding ikan target dan ikan indikator di daerah perairan Pangkkep adalah 1 ikan indikator berbanding 2 ikan target dan 5 ikan major, dan perbandingan ini seimbang artinya pada satu lokasi bila ada 1 ikan indikator maka ada terdapat 2 ikan target.
• Dari hasil transek dan koleksi bebas dicatat karang batu 19 suku dengan 239 jenis.
C. SARAN
• Aktifitas penyadaran masyarakat masih kurang, perlu dilakukan kegiatan lain di darat, sebagai matapencaharian alternatif sehingga kegiatan pengumpulan biota yang dilindungi di terumbu karang menjadi berkurang.
• Dari studi baseline kali ini, lokasi terjauh yaitu Kecamatan Kalmas, untuk mencapai lokasi tersebut diperlukan sarana kapal yang memadai (lebih besar).
• Bila diharuskan untuk penelitian (monitoring) di lokasi tersebut, sebaiknya semua persiapan dari berbagai hal agar diperhatikan, mengingat jarak tempuh begitu jauh dari daratan Sulawesi.
• Untuk efisiensi waktu dan kerja agar pengamatan di lokasi ini dilakukan oleh staf daerah (CRITC dibantu oleh tenaga LSM).
5
• Perlunya peran serta pihak berwajib dalam pengamanan laut, mengingat lokasi Kecamatan Kalmas jauh dari daratan Sulawesi. Tidak tertutup kemungkinan nelayan-nelayan masih mengandalkan bom untuk menangkap ikan dengan cara yang mudah sebagai mendapatkan mata pencahariannya.
6
BAB I. PENDAHULUAN
Kabupaten Pangkep terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, 6 (enam) kecamatan ada di pesisir daratan Pulau Sulawesi dan 3 (tiga) kecama-tan di pulau-pulau kecil di Selat Makassar. Tiga kecamatan yang dise-but terakhir ini masuk dalam wilayah kerja COREMAP, yaitu Kecama-tan Liukkang Tupabbiring, Kecamatan Liukkang Tangaya, dan Keca-matan Liukkang Kalmas. Kabupaten ini lebih banyak memiliki pulau-pulau kecil yang tersebar dari utara sampai ke selatan sepanjang pesi-sir selatan Selat Makassar. Kegiatan studi baseline kali ini dilakukan di Kecamatan Liukkang Kalmas, terutama di pulau-pulau kecil yang ber-penduduk maupun yang tidak berpenduduk.
Program COREMAP telah memasuki Fase II. Telah banyak kegia-tan yang dilakukan pada Fase sebelumnya (Fase I) yang sudah bera-khir pada tahun 2002. Setelah dilakukan evaluasi dengan berbagai per-timbangan antara lain sejalan dengan pemekaran wilayah baik wilayah kabupaten maupun wilayah provinsi yang terjadi di Indonesia, maka dalam Fase ini ada penambahan lokasi-lokasi baru. Salah satu dari lokasi baru tersebut adalah Kecamatan Kalukuang Masalili di Kabupa-ten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, dari Ibukota Makassar ke arah utara, di pesisir Selat Makassar. Secara geografis, Kabupaten Pangkajene Kepulauan terletak pada 118o 56,7’ BT – 119o 48,06’ BT dan 5o 9,57’ LS – 4o 28,856’ LS. Luas wilayahnya diperkirakan 79572,3 ha, terbagi atas daratan utama, yakni bagian dari daratan Pulau Sula-wesi diperkirakan 79083,3 ha sedangkan rangkaian kepulauannya di-perkirakan 489 ha. Panjang garis pantai di daratan utama 42,57 km, sedangkan panjang garis pantai rangkaian kepulauannya 63,57 km.
Studi baseline Ekologi (Ecological Baseline Study) di Kecamatan Kalukuang Masalili (Kalmas) Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, telah dilakukan pada bulan November tahun 2007. Beberapa bidang penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah karang, ikan karang, megabentos, Sistim Informasi Geografis (SIG) dan statistika. Berdasarkan peta tentatif dari hasil citra area penelitian, ditentukan secara acak beberapa stasiun penelitian pada daerah rataan terumbu karang. Pada titik stasiun tersebut diterapkan metode RRI (Rapid Reef Resources Inventory) untuk bidang penelitian karang dan ikan karang.
7
Kemudian dari stasiun-stasiun RRI tersebut dipilih beberapa stasiun yang dijadikan stasiun transek permanen, untuk dilakukan pemantauan kembali di waktu mendatang. Pemilihan stasiun transek permanen di-dasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain faktor keterwakilan stasiun dan faktor keamanan baik dari cuaca maupun dari gangguan manusia.
Tujuan dari studi ini ialah untuk melihat kondisi terumbu karang di pesi-sir pulau-pulau di perairan Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep sebagai studi awal untuk memperoleh data dasar (baseline data) dan keperluan pemantauan ditahun-tahun berikutnya.
I.1. LATAR BELAKANG
Dengan adanya pemekaran wilayah di Provinsi Sulawesi Sela-tan, beberapa di antaranya masuk dalam wilayah kerja program COREMAP Fase II. Maka untuk mendapatkan hasil yang optimal diakhir program nanti, dari pihak penyandang dana dalam hal ini Bank Dunia (World Bank) mengharuskan adanya tambahan lokasi pengamatan. Lokasi-lokasi tersebut disesuaikan dengan lokasi bi-naan COREMAP yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi yang akan dipantau perkembangan masyarakatnya. Pemantauan dan evaluasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, merupa-kan salah satu komponen vital untuk mengukur tingkat keberhasi-lan program COREMAP diakhir program nanti.
Berdasarkan informasi dari CRITC daerah dan mengingat dari pihak daerah sudah mempersiapkan lokasi tersebut secara admi-nistratif, maka untuk tahun 2007 kegiatan baseline ekologi dilaku-kan di kecamatan Kalukuang Masalili (Kalmas).
I.2. TUJUAN PENELITIAN
Pengamatan kondisi terumbu karang di pulau-pulau di perairan Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep sebagai studi awal untuk memperoleh data dasar (baseline data). Untuk keperluan peman-tauan ditahun-tahun berikutnya, maka dilakukan studi baseline ini.
8
Secara rinci tujuan dari studi baseline ekologi ini ialah :
• Untuk mendapatkan data dasar ekologi terumbu karang di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, termasuk kondisi karang, ikan karang dan biota megabentos baik yang bernilai ekonomis penting maupun yang berperan sebagai indikator kesehatan terumbu karang.
• Untuk membuat transek permanen di beberapa titik pengamatan, agar dapat dipantau kondisinya di masa mendatang.
I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Pengamatan ekologi terumbu karang untuk pengambilan data dasar (baseline data) di perairan Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep telah dilakukan pada tahun 2007. Studi baseline ekologi terumbu karang di lokasi ini melibatkan disiplin ilmu utama yaitu ekosistem karang dan ikan karang, bidang SIG untuk penyediaan peta dasar dan peta tematik dan dibantu oleh bidang statistika untuk analisa data. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun peta tematik. Adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
• Tahap persiapan, meliputi persiapan administrasi, koordinasi dengan anggota tim survei baik di Jakarta maupun di daerah, persiapan peta dasar oleh tim SIG, persiapan sarana dan prasarana di daerah yang akan didatangi, peralatan survei, rancangan penelitian untuk lancarnya kegiatan di lapangan.
• Tahap pengumpulan data, dilakukan langsung di lapangan baik di lokasi survei maupun di instansi terkait di daerah guna pengumpulan data sekunder.
• Tahap analisa data, kegiatan ini berupa entri data lapangan, verifikasi data, dan analisa statistik bagi data olahan sehingga dapat disajikan lebih informatif.
• Tahap pelaporan, berupa pembuatan laporan dan pen-yusunan laporan sementara dan laporan akhir.
9
BAB II. METODE PENELITIAN
II.1. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian meliputi perairan pesisir Kabupaten Pangkep pada pulau-pulau kecil yang tersebar dari utara ke selatan, terutama di Kecamatan Kalukuang Masalili (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi
Selatan yang menunjukkan posisi Kecamatan Kalukuang Masalili.
10
II.2. WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2007 selama 12 hari kerja.
II.3. PELAKSANA PENELITIAN
Pelaksana penelitian terdiri dari peneliti dan pembantu peneliti dari bidang studi : Ekologi Karang, Ikan Karang, Megabentos, SIG dan Statistika.
II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA
Penelitian baseline ekologi terumbu karang ini melibatkan beberapa kelompok penelitian dan dibantu oleh personil untuk dokumentasi. Metode penarikan sampel dan analisa data yang digunakan oleh masing-masing kelompok penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut :
II.4.1. Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan pembuatan peta dasar ekosistem perairan dangkal, hasil interpretasi citra penginderaan jauh (indraja) digunakan sebagai data dasar. Data citra indraja yang dipakai dalam studi ini adalah citra digital Landsat 7 ”Enhanced Thematic Mapper Plus” (selanjutnya disebut Landsat ETM+) pada kanal sinar tampak dan kanal infra-merah dekat (band 1,2,3,4 dan 5). Saluran ETM+ 7 tidak digunakan dalam studi ini karena studinya lebih ke mintakat perairan bukan mintakat daratan. Sedangkan saluran infra-merah dekat ETM+ 4 dan 5 tetap dipakai karena band 4 masih berguna untuk perairan dangkal dan band 5 berguna untuk pembedaan mintakat mangrove.
Citra yang digunakan adalah citra dengan cakupan penuh (full scene) yaitu 185 km x 185 km persegi. Ukuran piksel, besarnya unit areal di permukaan bumi yang diwakili oleh satu nilai digital citra, pada saluran ”multi-spectral” (band 1,2,3,4,5 dan 7) adalah 30 m x 30 m persegi. Adapun citra yang digunakan dalam studi ini adalah ”path-row” 114-63 yang direkam oleh sensor Landsat 7 pada tahun 2005.
11
Sebelum kerja lapang dilakukan, di laboratorium terlebih dulu disusun peta tentatif. Pengolahan citra untuk penyusunan peta dilakukan dengan perangkat lunak ”Extension Image Analysis 1.1 pada Arc View 3.2 version”. Prosedur untuk pengolahan citra sampai mendapatkan peta tentatif daerah studi meliputi beberapa langkah berikut ini :
• Langkah pertama, citra dibebaskan atau setidaknya dikurangi terhadap pengaruh ”noise” yang ada. Koreksi untuk mengurangi ”noise” ini dilakukan dengan teknik ”smoothing” menggunakan filter ”low-pass”.
• Langkah kedua, yaitu memblok atau membuang daerah tutupan awan. Ini dilakukan dengan pertama-tama memilih areal contoh (training area) tutupan awan dan kemudian secara otomatis komputer diminta untuk memilih seluruh daerah tutupan awan pada cakupan citra. Setelah terpilih kemudian dikonversikan menjadi format ”shape file”. Konversi ini diperlukan agar didapatkan data berbasis vektor (data citra berbasis raster) beserta topologinya yaitu tabel berisi atribut yang sangat berguna untuk analisis selanjutnya. Dari tabel itu kemudian dilakukan pemilihan daerah yang bukan awan dan selanjutnya disimpan dalam bentuk ”shape file”. Daerah bukan awan inilah yang akan digunakan untuk analisis lanjutan.
• Langkah ketiga, yaitu memisahkan mintakat darat dan mintakat laut. Pada citra yang telah bebas dari tutupan awan dilakukan digitasi batas pulau dengan cara digitasi langsung pada layar komputer (on the screen digitizing). Agar diperoleh hasil digitasi dengan ketelitian memadai, digitasi dilakukan pada skala tam-pilan citra 1:25000. Digitasi batas pulau ini dilakukan pada citra komposit warna semu kombinasi band 4, 2, 1. Kombinasi ini dipilih karena dapat memberikan kon-tras wilayah darat dan laut yang paling baik. Agar kon-trasnya maksimum, penyusunan komposit citra meng-gunakan data yang telah dipertajam dengan perentan-gan kontras non-linier model ”gamma”.
12
Setelah batas pulau diselesaikan, dengan cara yang sa-ma pada mintakat laut didigitasi batas terluar dari mintakat te-rumbu. Komposit citra yang digunakan adalah kombinasi band 3,2,1 dengan model perentangan kontras yang sama. Hasil interpretasi berupa peta terumbu karang yang bersifat tentatif.
Berdasarkan peta tentatif tersebut kemudian secara acak dipilih titik-titik lokasi sampel serta ditentukan posisinya. Titik-titik sampel itu di lapangan dikunjungi dengan dipandu oleh alat penentu posisi secara global atau GPS. Selain sampel model titik-titik ini digunakan pula sampel model garis transek dari pantai kearah tubir yang juga dipilih secara acak. GPS yang dipergunakan saat kerja lapang adalah merk Garmin tipe 76CSX dengan ketelitian posisi absolut sekitar 15 meter. Dari data yang terkumpul kemudian di laboratorium dilakukan inter-pretasi dan digitasi ulang agar diperoleh batas yang lebih aku-rat.
II.4.2. Karang Untuk mengetahui secara umum kondisi terumbu karang
seperti persentase tutupan karang, biota bentik dan substrat di terumbu karang pada setiap stasiun penelitian digunakan me-tode ”Rapid Reef Resources Inventory” (RRI) (Long et al. 2004). Dengan metode ini, di setiap titik pengamatan yang te-lah ditentukan sebelumnya, seorang pengamat berenang sela-ma sekitar 5 menit dan mengamati biota dan substrat yang ada di sekitarnya. Kemudian pengamat memperkirakan per-sentase tutupan dari masing-masing biota dan substrat yang dilihatnya selama kurun waktu tersebut dan mencatatnya ke kertas tahan air (lembaran data). Peta lokasi pengamatan dengan metode RRI dan LIT disajikan dalam Gambar 2 dan 3. Titik-titik stasiun penelitian diberi kode, PKPR untuk stasiun RRI dan PKPL untuk stasiun LIT.
Transek permanen dipasang pada beberapa stasiun penelitian di kedalaman antara 3-5 m, dan diharapkan bisa dipantau di masa mendatang. Pada lokasi transek permanen, data diambil dengan menggunakan metode ”Line Intercept Transect” (LIT) mengikuti English et al. (1997), dengan beberapa modifikasi. Panjang garis transek 10 m dan diulang
13
3 kali. Teknis pelaksanaan di lapangannya yaitu seorang penyelam meletakkan pita berukuran panjang 70 m sejajar garis pantai dimana posisi pantai ada di sebelah kiri penyelam. Kemudian LIT ditentukan pada garis transek 0-10 m, 30-40 m dan 60-70 m. Semua biota dan substrat yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan ketelitian hingga centimeter.
Data hasil LIT tersebut bisa dihitung nilai persentase tutupan untuk masing-masing kategori biota dan substrat yang berada di bawah garis transek. Selain itu juga bisa diketahui jenis-jenis karang batu dan ukuran panjangnya, sehingga bisa dihitung nilai indek keanekaragaman Shannon (Shannon diversity index = H’) (Shannon, 1948 ; Zar 1996) dan indeks kemerataan Pielou (Pielou’s evenness index = J’) (Pielou, 1966 ; Zar 1996) untuk jenis karang batu pada masing-masing stasiun transek permanen yang diperoleh dengan metode LIT. Rumus untuk nilai H’ dan J’ adalah :
dimana pi = ni / N
ni = frekuensi kehadiran jenis i
N = frekuensi kehadiran semua jenis
dimana H'max = ln S
S = jumlah jenis
∑=
−=k
iii LnppH
1'
( )max'/'' HHJ =
14
II.4.3. Megabentos
Untuk mengetahui kelimpahan beberapa megabentos, terutama yang memiliki nilai ekonomis penting dan berperan langsung di dalam ekosistem karena dapat dijadikan indikator dari kesehatan terumbu karang, dilakukan metode “Reef Check” pada semua stasiun transek permanen. Semua biota tersebut yang berada 1 m di sebelah kiri dan kanan pita beru-kuran 70 m tadi dihitung jumlahnya, sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (2 x 70) = 140 m2. Adapun biota megabentos yang dicatat jenis dan jumlah individunya sepanjang garis transek terdiri dari :
• Lobster (udang barong)
• ”Banded coral shrimp” (udang karang kecil yang hidup di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Seriatopora spp.)
• Acanthaster planci (bintang bulu seribu) • Diadema setosum (bulu babi hitam) • “Pencil sea urchin” (bulu babi seperti pensil) • “Large Holothurian” (teripang ukuran besar) • “Small Holothurian” (teripang ukuran kecil) • “Large Giant Clam” (kima ukuran besar) • “Small Giant Clam” (kima ukuran kecil) • Trochus niloticus (lola) • Drupella sp. ( sejenis Gastropoda / keong yang hidup
di atas atau di sela-sela karang terutama karang berca-bang)
• “Mushroom coral” (karang jamur, Fungia spp.)
II.4.4. Ikan Karang
Seperti halnya karang, metode RRI juga diterapkan pada penelitian ini untuk mengetahui secara umum jenis-jenis ikan yang ditemukan pada setiap titik pengamatan.
Pada setiap titik transek permanen, metode yang digunakan yaitu metode ”Underwater Visual Census” (UVC), dimana ikan-ikan yang ada pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 70 m dicatat
15
jumlah jenis dan jumlah individunya. Luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 70 ) = 350 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda (1984), Kuiter (1992) dan Lieske and Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall and Heemstra (1991) dan FAO ”Species Catalogue” Heemstra and Randall (1993). Sama halnya seperti pada karang, nilai indek keanekaragaman Shannon (Shannon diversity index = H’) (Shannon 1948 ; Zar 1996) dan indeks kemerataan Pielou (Pielou’s evenness index = J’) (Pielou 1966 ; Zar 1996) juga dipakai untuk jenis ikan karang di masing-masing stasiun transek permanen dari hasil UVC.
Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/ha. Jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (English, et al. 1997), yaitu :
a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya ikan-ikan ini menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili suku (famili) Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan kulit pasir);
b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili suku Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);
c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 - 25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, diwakili suku Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).
16
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan metode yang dilakukan dari masing-masing substansi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk grafik, peta tematik maupun dalam bentuk tabel atau lampiran.
III.1. Hasil Pengamatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Penelitian lingkungan fisik, morfologi dan tutupan lahan
Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan dilakukan dengan cara menelusuri wilayah pantai baik menggunakan speed boat maupun kendaraan darat. Peralatan yang dipergunakan diantaranya GPS Garmin XL-76, kompas dan peralatan ukur. Peta dasar yang dipergunakan dalam penelitian adalah peta hasil digitasi dari citra Landsat ETM Path 114 row 63 liputan tahun 2006. Pengamatan lapangan dilakukan secara visual, melalui pengukuran dan pensketan.
III.1.1. Geometri citra Citra yang digunakan dalam studi ini adalah citra Landsat
7 dimana produk yang dijual di pasaran adalah citra yang secara geometris telah mempunyai koordinat bumi ”Universal Tranverse Mercator” (UTM) dalam unit meter. Dengan demikian proses koreksi geometris citra tidak diperlukan lagi mengingat berdasarkan pengalaman selama ini koordinat citra Landsat 7 mempunyai ketelitian yang cukup baik yaitu kurang dari 1 piksel (30 m). Hal ini ternyata juga berlaku untuk citra yang merekam wilayah studi di Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Dari titik 33 lokasi yang dikunjungi di lapangan, kesemuanya dapat diplot ke dalam peta hasil digitasi dari citra dengan baik. Tidak ada satu titikpun yang meleset.
17
III.1.2. Geografi Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep)
Daerah penelitian, secara administratif terletak di Kecamatan kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis, Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan terletak pada 118o 56,7’ BT – 119o 48,06’ BT dan 5o 9,57’ LS – 4o 28,856’ LS. Luas wilayahnya diperkirakan 79572,3 ha, terbagi ke dalam daratan utama, yakni bagian dari daratan Pulau Sulawesi diperkirakan 79083,3 ha sedangkan rangkaian kepulauannya diperkirakan 489 ha. Panjang garis pantai di daratan utama 42,57 km, sedangkan panjang garis pantai rangkaian kepulauannya 63,57 km.
III.1.3. Kondisi fisik wilayah studi Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), bagian
barat merupakan dataran aluvial dan rangkaian kepulauan, sedangkan bagian timur merupakan perbukitan. Di wilayah pantainya tumbuh mangrove, umumnya dari jenis Rhizophora sp., Namun demikian, mangrove yang tumbuh di wilayah Kabupaten Pangkep umumnya tipis (tidak lebih dari 200 meter) dan berada memanjang di sepanjang pantai. Luas mangrove di Kecamatan Kalmas ini diperkirakan mencapai 790,866 ha.
Bagian barat wilayah Kabupaten, merupakan kawasan yang terdiri atas rangkaian kepulauan dan rataan-rataan karang. Pulau-pulau yang berdekatan dengan daratan Sulawesi umumnya berpenghuni cukup padat dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan. Pulau-pulau berpenduduk padat diantaranya Pulau Bangko-bangkoang, Pulau Doangdoangan, Pulau Kalukalukuang, Pu-lau Butungbutungan dan Pulau Dewakan Air tawar hingga saat ini masih cukup untuk memenuhi keperluan pendudukn-ya. Luas rataan terumbu karang di Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan diperkirakan mencapai 11.084,573 ha. Lebar rataan karang di kawasan kepulauan berkisar 200 meter hingga 2000 meter.
18
Berdasarkan pada interpretasi visual citra dan ditambah dengan data yang diperoleh dari lapangan, wilayah studi secara umum terbagi menjadi dua yaitu wilayah kepulauan dan wilayah daratan. Wilayah kepulauan secara morfologi merupakan perkembangan gosong karang dengan ciri berupa dataran pasir karang dan solum tanah secara umum belum berkembang. Tanah yang ada di wilayah Kepulauan Pangkajene ini merupakan tanah jenis regosol di mana batuan induk yaitu pasir karang masih terlihat jelas. Ciri lain adalah air tanah yang dangkal tetapi payau sehingga umumnya tidak layak minum. Pada pulau-pulau tertentu air tawar untuk kebutuhan minum dapat dicukupi dari pulau yang bersangkutan, tetapi kebanyakan air tawar diambil dari darat. Tumbuhan darat secara umum dapat hidup dengan baik, terutama tanaman pekarangan.
Berbeda dengan wilayah kepulauan, bagian daratan wilayah studi mempunyai bentuk morfologi dari datar sampai berbukit. Yang menarik adalah sulit ditemukan bentuk morfologi landai yang merupakan bentuk peralihan antara dataran dan morfologi bergelombang. Secara umum wilayah studi pada bagian daratan (Pulau Sulawesi) mempunyai morfologi dataran dan langsung berubah ke morfologi bergelombang bahkan langsung ke morfologi berbukit.
Daerah dengan morfologi dataran berupa pantai pasir putih, pantai mangrove ataupun pantai dengan substrat dasar pasir berlumpur. Selain berupa pantai, daerah dataran juga berupa wilayah bekas sedimentasi dari laut maupun darat (bentukan asal aluvial maupun marin). Di beberapa tempat bahkan tampak jelas bahwa daerah dataran itu dahulu merupakan bentuk morfologi rawa belakang. Karenanya pengaruh air laut sangat nampak jelas dapat mencapai jauh ke dalam wilayah darat. Kondisi tersebut menyebabkan pemanfaatan lahan utama di wilayah studi bagian darat di daerah dataran pantai adalah tambak. Selain tambak, di beberapa lokasi ditemukan pemanfaatan lahan sawah walaupun tidak sedominan tambak.
Tanah di wilayah dataran pantai tersebut umumnya sudah agak berkembang. Jenis tanah yang umum dijumpai adalah latosol dengan solum yang relatif tipis (secara umum < 1m).
19
Air tanah, karena seperti telah disebutkan di depan daerah itu dahulu umumnya merupakan morfologi rawa belakang, secara umum tidak begitu baik. Air yang cukup bagus didapatkan dari wilayah perbukitan.
Daerah dengan morfologi bergelombang sampai berbukit, litologi dasarnya merupakan karst atau batu kapur. Cirinya adalah adanya dominasi topografi yang terjal dengan wilayah datar sampai bergelombang cukup sempit, dan adanya goa-goa maupun dolina. Tanah di wilayah perbukitan ini juga belum begitu berkembang baik. Jenis tanah yang ada masih didominasi tanah regosol walaupun pada beberapa tempat yang merupakan wilayah lembah atau cekungan ditemukan jenis tanah latosol yang cukup subur. Air tanah dalam, cukup bagus di daerah ini.
Beberapa pulau yang masuk dalam wilayah studi berpenghuni dan cukup padat. Penduduk setempat adalah nelayan dan hanya sebagian kecil yang menjadi pegawai (PNS) kecamatan atau desa. Pulau-pulau yang dihuni dengan penduduk relatif padat antara lain Pulau Doangdoangan, Pu-lau Kalukalukuang dan Pulau Marasende.
III.1.4. Hasil interpretasi
Peta hasil interpretasi diklasifikasikan dalam 4 klas utama yaitu daratan, rataan terumbu, mangrove dan obyek lain. Klas obyek lain merupakan pengelompokan obyek di wilayah perairan dangkal yang tidak termasuk ke dalam mintakat terumbu seperti rataan lumpur dan daerah estuari. Dalam klas rataan terumbu sendiri sesungguhnya di lapangan terdiri dari beberapa klas yang lebih kecil lagi seperti rataan pasir, lamun, alga, karang mati, serta karang hidup. Berhubung obyek-obyek tersebut sangat sulit untuk diinterpretasi dan didelineasi secara sendiri-sendiri, maka dijadikan satu kelompok besar yaitu klas rataan terumbu. Di lapangan, sebenarnya obyek padang lamun cukup signifikan diketemukan. Namun demikian ternyata ketika kembali dari lapangan dan dilakukan digitasi ulang untuk delineasi batas sebaran lamun, tetap saja masih
20
sulit dilakukan. Oleh karena itu, pada studi kali ini padang lamun tidak didelineasi.
Berdasarkan hasil interpretasi citra, rataan karang berkembang pada masing-masing pulau dengan lebar ber-agam, di Pulau Doangdoang Caddi lebar rataan karang men-capai 2000 meter sedangkan di Pulau Butungbutungan dan Pulau Marasende lebarnya berkisar 200. Semua pulau-pulau yang ada di kepulauan, umumnya dikelilingi oleh rataan terumbu.
Berdasarkan klasifikasi yang ada dan telah diverifikasi dengan data lapangan, disusunlah peta klasifikasi akhir. Dengan peta akhir ini kemudian dihitung luas masing-masing klas obyek terutama klas rataan terumbu dan mangrove. Informasi luas mangrove dan rataan terumbu ini sangat penting untuk keperluan pengelolaan wilayah pesisir setempat. Hasil penghitungan luas vegetasi mangrove dijum-pai di pantai timur laut dan pantai barat laut Pulau Kalukalu-kuang (10 ha.), Pulau Doangdoang Caddi bagian utara (250 ha.), Pulau Doangdoangan Lompo (530 ha.) dan Pulau Dewa-kan Lompo (3 ha.). Mangrove yang tumbuh secara umum di-dominasi oleh jenis Rhizophora sp. Luas mangrove dan rataan terumbu di Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan wilayah studi disajikan pada Tabel 1.
21
Tabel 1. Luas (ha) rataan terumbu dan mangrove di Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
No. Nama Pulau Rataan karang Mangrove Pulau
1 Pulau Butungbu-tungan
1.293,615 - 63,404
2 Pulau Bangko-bangkoang
166,681 - 126,559
3 Pulau Doangdo-angan Caddi
2.948,560 249,793 479,436
4 Pulau Doangdo-angan Lompo
1.480,957 530,385 1.266,815
5 Pulau Kalukalu-kuang
2.067,65 10,688 858,8
6 Pulau Marasende 272,850 - 184,31
7 Pulau Dewakan Lompo
2.867,115 3,76 222,89
8 Pulau Dewakan Caddi
2.054,795 - 91,35
9 Diluar pulau 827,63 -
22
Gambar 2. Peta tutupan lahan Kecamatan Kalmas, Kabupaten
Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.
III.2. Hasil Pengamatan Karang Untuk pengamatan karang, sampling telah dilakukan dengan
dua metode, RRI dan LIT. RRI dilakukan di 33 titik pengamatan yang mewakili pesisir pulau-pulau kecil, kemudian dipilih 15 titik untuk transek permanen dan pengambilan data dilakukan dengan metode LIT. Hasil selengkapnya diuraikan selanjutnya.
III.2.1. Hasil pengamatan karang dengan metode RRI (Rapid Reef Resources Inventory)
Pengambilan sampel dan pencatatan data dilakukan 33 titik di pesisir pulau-pulau kecil, Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Lokasi ini merupakan lokasi perluasan (tambahan) dari COREMAP Fase I. Hasil pengamatan dengan metode RRI disajikan dalam Gambar 4 dan 5.
23
Persentase tutupan karang hidup disini dikelompokkan dalam kelas-kelas sebagai berikut : Kelompok 1 (jelek) antara 0 – 24,99 %; Kelompok 2 (sedang) antara 25 – 49,99 %; Kelompok 3 (baik) antara 50 – 74,99 %; dan kelompok 4 (sangat baik) antara 75 - 100 %. Perairan di lokasi kerja relatif keruh sampai sangat keruh.
Dari hasil RRI (Rapid Reef Resources Inventory) terlihat bahwa persentase tutupan karang hidup rata-rata di perairan Kalukuang Masalili sebesar 24,98%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang daerah ini termasuk kategori ”jelek”.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan metode RRI di 33 stasiun, dapat dicatat bahwa kondisi karang yang ditemukan di lokasi pengamatan di pulau-pulau kecil, persentase tutupan karang hidupnya masuk dalam kategori 1, 2 dan 3. Persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 0 – 62,50 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 64 (Pulau Dewakan Lompo selatan). Untuk karang Acropora persentase tutupan berkisar antara 0 – 38,46 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 64 (Pulau Dewakan Lompo selatan). Untuk karang non-Acropora persentase tutupannya berkisar antara 9,62 – 44,12 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 68 (Pulau Dewakan Lompo selatan). DCA dicatat tertinggi di St. PKPR 41 (49,04 %). Untuk kategori lain, biota yang dicatat memiliki persentase tutupan cukup tinggi ialah sponge (1,94 %) dicatat di St. PKPR 55. Untuk alga (fleshy seaweed) tutupan tertinggi (24,27 %) dicatat di St. PKPR 50. Kategori abiotik tertinggi didominasi oleh rubble (38,46 %) dan dicatat di St. PKPR 44 dan PKPR 53, sedangkan tutupan pasir tertinggi (24,27 %) dicatat di St. PKPR 58 . Dasar perairan didominasi oleh karang mati (rubble) dan pasir.
Untuk kondisi karang di lokasi penelitian baseline, tutupan karang hidupnya tidak berbeda jauh, antara metode RRI dan metode LIT. Hasil pengamatan dengan metode RRI di 33 stasiun, rata-rata ditemukan pertumbuhan karang ditiap stasiun, walaupun persentase tutupannya sangat rendah 24,98 % (kategori 1). Tutupan karang hidup lebih banyak dicatat dan masuk dalam kategori jelek. Kategori 3 dicatat di 4 stasiun, tiga di antaranya ditemukan di selatan Pulau Dewakan Lompo (St. PKPR 62, St. PKPR 64, St. PKPR 68
24
dan St. PKPR 54). Kategori 2 dicatat di 8 stasiun yaitu St, PKPR 38, St. PKPR 43, St. PKPR 46, St. PKPR 48, St. PKPR 49, St. PKPR 63, St. PKPR 65, dan St. PKPR 70. Sedangkan sisanya ada 21 stasiun, persentase tutupan karang hidup masuk dalam kategori 1 (jelek). Untuk karang Acropora persentase tutupan berkisar antara 0 – 38,46 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 64. Untuk karang non-Acropora persentase tutupannya berkisar antara 9,62 – 44,12 %, tertinggi dicatat di St. PKPR 86. Karang mati yang ditumbuhi alga (DCA) dicatat tertinggi di St. PKPR 41 sebesar 49,04 %. Untuk kategori lain, biota yang dicatat memiliki persentase tutupan cukup tinggi ialah sponge (1, 94 %) dicatat di St. PKPR 55. Untuk alga (fleshy seaweed) tutupan tertinggi (24,27 %) dicatat di St. PKPR 50. Kategori abiotik tertinggi didominasi oleh ”rubble” (38,46 %) dicatat di St. PKPR 44 dan St. PKPR 53 lalu diikuti oleh pasir 24,27 % dicatat di St. PKPR 58. Kategori abiotik lainnya dicatat persentase tutupan sangat sedikit bahkan tidak ada. Rerata persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan kategori abiotik hasil RRI di perairan Kecamatan Kalmas dalam Gambar 6.
25
Gambar 3. Peta lokasi studi baseline ekologi karang dengan metode RRI di perairan Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
Gambar 4. Persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan
kategori abiotik hasil RRI di Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
26
Gambar 5. Persentase tutupan karang hidup hasil RRI di Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
Gambar 6. Rerata hasil pengamatan karang biota bentik lainnya dan kategori abiotik dengan metode RRI di perairan Kalmas, Kabupaten Pangkep (n=33).
KALMAS (n=33)
2%
29%
0%
38%5%
0%
1%
0%
15% 10%
0%
0%
Acropora Non Acropora DC DCASoft coral Sponge Fleshy seaweed OTRubble Sand Silt Rock
27
III.2.2. Hasil pengamatan karang dengan metode LIT (Line Intercept Transect)
Transek garis (LIT) dilakukan di lokasi-lokasi yang dipilih
mewakili pulau-pulau kecil di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkep dilakukan di 15 titik diantaranya di Pulau Dewakan Lompo, Pulau Marasende, Pulau Butung-butungan, Pulau Bangkobangkoang, Pulau Doang-doangan Caddi, Pulau Doangdoangan Lompo dan Pulau Kalukalukuang (Gambar 7). Kondisi karang di lokasi-lokasi transek cukup baik, persentase tutupan karang hidup berkisar antara 6,10 – 55,87 %. Persentase tutupan tertinggi dicatat di titik St. PKPL 70 (utara Pulau Marasende), dan terendah di St. PKPL 55 (sebelah selatan Pulau Kalukalukuang). Secara rinci persentase tutupan karang kategori bentik dan kondisi abiotik diuraikan per masing-masing lokasi ditunjukkan dalam Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 7. Peta lokasi studi baseline ekologi karang dengan metode LIT di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkep.
28
Gambar 8. Persentase tutupan karang, biota bentik lainnya
dan kategori abiotik hasil LIT di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkep .
Gambar 9. Persentase tutupan karang hidup hasil LIT di Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
29
Hasil pengamatan karang dengan metode LIT selanjutnya diuraikan secara rinci berdasarkan masing-masing lokasi sebagai berikut :
1. St. PKPL 38, Pantai selatan Pulau Doangdoangan Lompo
Pengamatan dilakukan di pesisir selatan Pulau Doangdoangan Lompo. Pertumbuhan karang pada rataan terumbu landai berupa kelompok-kelompok (patches) kecil dan didominasi oleh karang mati dan pecahan karang (rubble), diselingi oleh karang masive dari jenis Favia spp. dan Goniastrea spp. Ke arah lereng terumbu bagian bawah (reef slope) kemiringan mulai bertambah yaitu sekitar 15o pada kedalaman 4 meter mulai dijumpai pertumbuhan karang. Umumnya karang memiliki bentuk pertumbuhan bercabang (branching) didominasi oleh Porites cylindrica dan karang api dari jenis Millepora platyphylla serta Millepora tenella. Bentuk pertumbuhan seperti jamur (mushroom) didominasi jenis Fungia sp., karang anakan dari jenis Porites spp. yang tumbuh di karang mati (DCA) terlihat di sepanjang garis transek. Di lokasi ini banyak sekali dijumpai karang lunak jenis Sarcophyton sp. dan Sinularia sp., Pertumbuhan karang masih dijumpai sampai kedalaman 15 meter, selebihnya didominasi oleh pasir. Karang jenis Acropora pada lokasi ini tercatat hanya 0,40 %. Persentase tutupan karang hidup hasil LIT (Line Intercept Transect) diperoleh 23,07 %, dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”rusak”.
2. St. PKPL 39, Pantai barat Pulau Doangdoangan lompo
Pada lokasi ini pantai berupa pasir putih, diselingi oleh semak belukar dan sebagai tempat pemukiman penduduk. Rataan terumbu landai dengan lebar lebih kurang 400 meter dengan dasar karang mati, pada saat air laut surut nampak adanya rampart sepanjang tubir. Mendekati lereng terumbu (reef slope) yang landai dari kedalaman 2 meter sampai 15 meter nampak terlihat adanya bekas-bekas bom ikan dengan diameter mencapai 50-100 meter, dasar perairan didominasi oleh pecahan karang mati, kemiringan slope sekitar 20o. Sama halnya dengan lokasi sebelumnya, karang bercabang jenis
30
Porites cylindrica dan Seriatopora caliendrum mendominasi daerah ini. Bentuk pertumbuhan sub-massive didominasi oleh Lobophyllia corymbosa. Bentuk pertumbuhan massive didominasi oleh Cyphastrea chalcidicum, dan Goniopora columna, di antara karang mati banyak ditumbuhi oleh karang lunak jenis Xenia sp. dan gorgonian jenis Isis sp. Pada lokasi ini, dengan kondisi air jernih karang tumbuh sampai kedalaman 25 m, dimana penetrasi cahaya matahari bisa menembus hingga pada kedalaman tersebut. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 16,83 %. Dibandingkan dengan persentase pada lokasi sebelumnya lebih rendah tutupan karangnya dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”rusak”.
3. St. PKPL 41, Pantai barat Pulau Doangdoangan Caddi
Pengamatan di sebelah barat Pulau Doangdoangan Caddi. Panjang rataan terumbu (reef flat) cukup luas yaitu se-kitar 1 km ke arah laut. Lereng terumbu bagian atas landai, bergerak ke lereng terumbu bagian bawah, kemiringan ber-tambah menjadi 15o. Pengamatan dilakukan pada kedalaman 5 meter, dengan dasar perairan pasir dan pecahan karang mati. Pada kedalaman 1-2 m karang hidup terlihat cukup padat, semakin ke bawah semakin berkurang. Karang tumbuh hanya berupa kelompok-kelompok (patches) kecil, didominasi oleh bentuk pertumbuhan bercabang jenis Porites cylindrica, sedangkan bentuk pertumbuhan seperti bongkahan (massive) didominasi jenis Porites lutea dan Porites lichen. Koloni karang terlihat mengelompok, terpisah dengan koloni lainnya. Koloni karang jenis Goniopora columna terlihat sepanjang 4 meter. Pada lereng terumbu kehadiran biota lain cukup mendominasi adalah Halimeda sp. dan Padina sp. Daerah ini juga banyak ditemukan karang mati yang sudah ditumbuhi oleh truf alga yang menjadikan lokasi ini kurang baik dalam hal keanekaragaman jenis karang. Pertumbuhan karang masih ditemukan sampai kedalaman 15 meter, didominasi oleh Echinopora horida dan spong. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 20,10 %, dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”rusak”.
31
4. St. PKPL 45, Pantai barat Pulau Butungbutungan
Pengamatan di sebelah barat Pulau Butungbutungan. Pantai cukup landai dengan kemiringan sekitar 15° berpasir putih diselingi tumbuhan pantai, pohon kelapa serta pemukiman penduduk. Lebar rataan terumbu lebih kurang 650 m ke arah laut. Substrat terdiri dari pasir dan pecahan karang (rubble). Kondisi perairan terlihat keruh dan beberapa koloni karang ditutupi oleh sedimen. Karang batu tumbuh hanya berupa bongkahan-bongkahan kecil yang mengelompok antara satu koloni dengan koloni lainnya. Bentuk pertumbuhan karang didominasi oleh pertumbuhan bercabang jenis Acropora palifera, Seriatopora caliendrum dan Stylophora pistillata yang diselingi dengan bentuk pertumbuhan massive (bongkahan) jenis Porites lichen dan Favia spp., pertumbuhan karang dijumpai hanya sampai kedalaman 20 meter setelah itu rataan pasir diselingi oleh spot-spot karang. Pada lokasi ini dijumpai alga cukup banyak antara lain jenis Halimeda sp. dan Padina sp. Persentase kategori bentik abiotik dari pasir dan pecahan karang mati juga tercatat 8,97 % dan 30,70 %. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 15,60 %, dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”rusak”.
5. St. PKPL 46, Pantai timur Pulau Butungbutungan Pengamatan di sebelah timur Pulau Butungbutungan.
Pantai berupa pasir putih dengan vegetasi pohon kelapa serta pemukiman penduduk. Rataan terumbu landai dengan lebar lebih kurang 750 m kearah laut. Dasar perairan terdiri dari pecahan karang mati (rubble) dan pasir lumpuran, diselingi oleh pertumbuhan seagrass jenis Thalassia hemprichii dan Siringodium sp. Mendekati tubir, nampak rampart muncul ke permukaan pada saat air laut surut, dilanjutkan lereng terumbu dengan sudut kemiringan 50°, didominasi oleh karang bercabang jenis Porites cylindrica dan Porites nigrescens. Karang tumbuh dengan koloni besar, didominasi oleh pertumbuhan seperti bongkahan (massive) jenis Porites lutea dan Favia spp. Pada kedalaman 4-5 m karang tumbuh lebih bervariasi, didominasi oleh karang seperti daun (foliosa) jenis Montipora foliosa, sedangkan untuk pertumbuhan seperti
32
bongkahan (massive) tetap didominasi oleh Porites lutea dan Favites sp. Pertumbuhan karang ditemukan sampai kedalaman 25 meter dan semakin ke bawah pertumbuhan karang jarang dijumpai, dilanjutkan dengan rataan pasir. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 32,57 %, dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”sedang”.
5. St. PKPL 47, Pantai tenggara Pulau Bangkobangkoang
Pulau Bangkobangkoang terletak sebelah utara Pulau Doangdoangan Caddi dan sebelah selatan Pulau Butungbutungan, semuanya dihuni oleh penduduk. Pengamatan d i lakukan s is i tenggara Pu lau Bangkobangkoang, dengan rataan terumbu landai dan tidak begitu lebar, lebih kurang 200 meter ke arah laut. Bergerak ke arah tubir, nampak rampart muncul ke permukaan pada waktu air laut surut. Karang tumbuh berupa kelompok- kelompok (patches) kecil, dimulai dari kedalaman satu meter. Dasar perairan didominasi oleh pasir lumpuran dan pecahan karang mati dan perairan agak keruh. Di antara karang mati banyak pertumbuhan seagrass jenis Thalassia sp. dan Siringodium sp. Mendekati tubir dengan rataan landai, pertumbuhan karang didominasi oleh bentuk meja (tubular) jenis Acropora nasuta, Acropora tenuis dan karang api jenis Millepora platyphylla. Dilanjutkan dengan lereng terumbu yang juga landai, pertumbuhan seperti bongkahan (massive) mendominasi daerah ini antara lain Porites lutea, Porites lichen, Favia speciosa, dan Cyphastrea chalcidicum, diselingi oleh pertumbuhan karang lunak jenis Sinularia spp. dan Sarcophyton spp. Pertumbuhan karang masih ditemukan sampai kedalaman 15 meter, namun hanya berupa koloni (kelompok) kecil saja setelah itu didominasi oleh rataan pasir. Biota lain cukup menonjol adalah alga jenis Halimeda sp. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 30,40 %, dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”sedang”.
33
6. St. PKPL 48. Pantai timur Pulau Doangdoangan Caddi
Pengamatan di sisi sebelah timur Pulau Doangdoangan Caddi. Pantai berupa hutan mangrove jenis Rhizophora sp. Rataan terumbu cukup luas dengan lebar sekitar 1,5 km ke arah laut. Lereng terumbu bagian atas landai, bergerak ke lereng terumbu bagian bawah, kemiringan bertambah menjadi 15o. Pengamatan dilakukan pada kedalaman 5 meter, dengan dasar perairan pasir dan pecahan karang mati. Pada kedalaman ini banyak ditemukan lubang-lubang bekas bom ikan, rata-rata berdiameter 50-100 m. Karang tumbuh hanya berupa kelompok-kelompok (patches) kecil, didominasi oleh bentuk pertumbuhan bercabang jenis Porites cylindrica, Pocillopora verucosa, sedangkan bentuk pertumbuhan seperti bongkahan (massive) didominasi oleh Porites lutea dan Goniastrea retiformis. Diantara pertumbuhan karang hidup banyak di temukan karang lunak jenis Sinularia sp. Koloni karang terlihat mengelompok, terpisah dengan koloni lainnya. Pada lereng terumbu kehadiran biota lain cukup mendominasi adalah alga dari jenis Laurencia sp. Pada daerah ini juga banyak ditemukan karang mati sudah ditumbuhi oleh truf algae, menjadikan lokasi ini kurang baik dalam hal keanekaragaman jenis karangnya. Pertumbuhan karang masih ditemukan sampai kedalaman 15 meter, didominasi oleh Echinopora horida dan spong, lebih dalam lagi dilanjutkan dengan hamparan pasir. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 28,10 % dan secara umum kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”sedang”.
7. St. PKPL 54, Pantai timur Pulau Kalukalukuang Pengamatan di sisi timur Pulau Kalukalukuang. Pantai
berupa pasir putih dengan vegetasi kelapa dan sebagai pemukiman penduduk. Rataan terumbu landai dengan lebar lebih kurang 500 meter kearah laut, dan dasar perairan terdiri dari pasir lumpuran, didominasi oleh pertumbuhan seagrass jenis Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Mendekati tubir nampak rampart muncul ke atas pada saat air laut surut dan dilanjutkan dengan lereng terumbu yang tidak begitu curam dan didominasi oleh bentuk pertumbuhan karang bercabang jenis Acropora formosa, Acropora nobilis, Acropora
34
yongei, Porites rugosa dan Seriatopora hystrix serta Millepora tenella. Biota lain cukup menonjol dan tumbuh di antara Acropora adalah karang lunak jenis Xenia sp. Sinularia sp. serta Hydroid dan tidak ketinggalan pula jenis Tubipora musica. Pertumbuhan karang ditemukan sampai kedalaman 15-20 m, dan dilanjutkan dengan rataan pasir diselingi oleh ”patches” karang mati dan gorgonia jenis Isis sp. Dasar perai-ran terdiri dari pasir lumpuran dan pecahan karang mati (rubble), yang memungkinkan untuk jenis Fungia spp. (mushroom coral) tumbuh dan hidup disini.Jenis ini ditemukan sekitar 4.500 individu/ha. Persentase tutupan karang hidup hasil LIT dicatat 35,50 %, dan secara keseluruhan kondisi ka-rang hidup daerah ini masuk dalam kategori jelek atau ”rusak”.
8. St. PKPL 55, Pantai selatan Pulau Kalukalukuang Pengamatan di sisi selatan Pulau Kalukalukuang. Pantai
berupa pasir putih, diselingi oleh vegetasi pohon kelapa dan pemukiman penduduk. Rataan terumbu landai dengan lebar lebih kurang 200 meter ke arah laut, dasar perairan karang mati. Mendekati tubir nampak adanya rampart yang muncul ke atas pada saat air laut surut. Pada kolom air terdapat partikel-partikel sedimen dan menutupi sebagian koloni karang, dengan jarak pandang sekitar 5 m. Pertumbuhan karang pada kedalaman 1-2 meter didominasi oleh karang massive dari jenis Porites lutea dengan diameter koloni antara 30 cm-1 meter. Semakin ke bawah lereng terumbu masih landai sekitar 20o dengan substrat pecahan karang mati dan pasir. Pada kedalaman 5-10 meter, karang lebih bervariasi. Pertumbuhan karang massive masih mendo-minasi, antara lain Porites lutea, Montastrea curta, Astreopora gracilis dan Symphyllia recta yang diselingi pertumbuhan alga jenis Galaxaura sp. Pertumbuhan karang merayap (encrusting) didominasi oleh Montipora informis. Sedangkan pertumbuhan anakan karang (recruitment) didominasi oleh Porites spp. dan hidup menempel pada karang mati. Pertumbuhan karang hidup masih dapat ditemukan sampai kedalaman 18 m, setelah itu didominasi oleh pasir. Biota lain yang cukup menonjol adalah gorgonian jenis Juncella sp., diselingi oleh lili laut. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT 6,10 %, dan secara
35
keseluruhan kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”rusak”.
9. St. PKPL 56. Pantai barat Pulau Kalukalukuang Pengamatan di bagian barat Pulau Kalukalukuang. Pantai
berupa pasir putih, diselingi oleh vegetasi pohon kelapa dan pemukiman penduduk. Rataan terumbu atas landai, lebar lebih kurang 3 km ke arah laut dengan dasar perairan pasir dan karang mati. Pertumbuhan karang berupa spot-spot, antara lain jenis Favia spp. dan Porites spp. Kondisi perairan agak keruh dengan jarak pandang sekitar 6 meter. Sedimen terlihat menutupi sebagian koloni karang, namun karang tersebut masih ada yang bertahan hidup, khususnya bagian koloni atas yang tidak terkena sedimen. Mendekati tubir, pada saat air laut surut nampak rampart muncul ke atas. Pertumbuhan karang didominasi oleh bentuk karang massive dari jenis Porites lutea, Favia rotundata, Platygyra pini dan Oulophyllia crispa. Selanjutnya lereng terumbu juga landai, bentuk pertumbuhan didominasi oleh karang bercabang (branching) antara lain Porites cylindrica, Acropora brueggemanni, Anacropora puertogalerae dan Seriatopora hystrix. Pertumbuhan karang massive didominai oleh Goniopora sp. dan Symphyllia sp. Tutupan karang hidup daerah ini tidak begitu bagus jika dibandingkan dengan sisi sebelah timurnya. Pada beberapa lokasi terlihat karang hancur sudah ditumbuhi algae. Karang hidup hanya terdiri dari koloni-koloni karang kecil. Pertumbuhan karang hidup masih dapat ditemukan sampai kedalaman 25-30 m. Biota lain yang cukup menonjol adalah alga dari jenis Dictyota sp. Tercatat bahwa persentase tutupan karang hidup hasil LIT 30,63 %, dan secara keseluruhan, kondisi karang hidup daerah ini dikategorikan ”sedang”.
10. St. PKPL 60. Pantai barat Pulau Marasende Pulau Marasende merupakan pulau berpenduduk dengan
pantai pasir putih dan diselingi oleh vegetasi pohon kelapa. Pulau ini sebagai tempat persinggahan para nelayan untuk berlindung dan mengambil air tawar. Lebar rataan terumbu sekitar 200 m ke arah laut dengan dasar perairan karang mati
36
dan pasir. Pertumbuhan karang dimulai dari kedalaman 1m, dengan pertumbuhan karang berupa spot-spot yang tidak merata. Pertumbuhan karang massive terlihat sangat mendominasi. Sampai pada kedalaman 3 m, koloni karang tampak mengelompok dengan tutupan yang tidak begitu padat. Bergerak ke lereng terumbu bagian bawah, kemiringan bertambah menjadi 60-70o dan berupa undak-undakan pada kedalaman 5, 10, dan 20 meter. Pada kemiringan tersebut pertumbuhan karang tidak banyak dijumpai, sedangkan substrat didominasi oleh pasir dan pecahan karang mati (rubble). Pada kedalaman 5 m dimana transek dilakukan, pertumbuhan karang berupa spot-spot diantaranya karang bercabang jenis Seriatopora hystrix, Porites cylindrica dan Porites nigrescens, sedangkan pertumbuhan karang seperti lembaran (foliosa) didominasi oleh Pachyseris speciosa, pertumbuhan sub-massive diwakili oleh Porites rus. Batas pertumbuhan karang hidup masih dapat ditemukan pada kedalaman 25 meter. Biota lain yang cukup banyak adalah moluska jenis Tridacna spp. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 32,13 %, hal ini menunjukkan bahwa kondisi karang hidup daerah ini dalam kategori ”sedang”. Tutupan karang hidup > 75 kondisi sangat baik, 51% - 75% kondisi baik, > 25% - 50% kondisi sedang, ≤ 25% kondisi rusak (Sukarno et al. 1986).
11. St. PKPL 61, Pantai timur Pulau Dewakan Lompo Lokasi pengamatan dekat perkampungan nelayan. Pantai
berupa pasir putih dengan vegetasi pohon kelapa. Lebar rataan terumbu sekitar 250 m ke arah laut. Lereng terumbu bagian atas landai dengan substrat pasir dan karang mati. Pertumbuhan karang didominasi oleh bentuk massive jenis Goniastrea retiformis, Diploastrea heliopora dan Barabattoia amicorum, bentuk pertumbuhan bercabang diwakili oleh Seriatopora hystrix dan Seriatopora caliendrum. Sedangkan bentuk pertumbuhan meja (tubular) jenis Acropora hyacinthus, Acropora nasuta dan Acropora cerealis. Mendekati tubir pertumbuhan karang beragam, antara lain Porites lutea, Goniastrea retiformis, Pocillopora verrucosa dan Montipora turgescens. Dilanjutkan dengan lereng terumbu yang semakin ke bawah kemiringannya sekitar 75o. Dasar
37
perairan didominasi oleh karang mati yang ditumbuhi turf alga dan diselingi oleh anakan karang (juvenile) dari jenis Pavona spp. dan Pocillopora spp. Pertumbuhan karang disini berupa spot-spot lebar, didominasi oleh karang bercabang jenis Porites cylindrica dan Millepora tenella. Kehadiran karang jamur (Fungia spp.) tidak terlalu mendominasi daerah ini hanya 429 individu/ha. Di antara karang mati terdapat pertumbuhan karang lunak jenis Sinularia sp. diselingi dengan pertumbuhan hydroid. Pertumbuhan karang masih dapat ditemukan sampai pada kedalaman 20 m namun berupa patches, lebih dalam lagi berupa hamparan pasir. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 33,37%, dan hal ini menunjukkan bahwa kondisi karang hidup daerah ini dalam kategori ”sedang”.
12. St. PKPL 68, Pantai selatan Pulau Dewakan Lompo
Pulau ini berukuran kecil dan berpenduduk, dengan pasir putih ditumbuhi oleh tumbuhan pantai. Rataan terumbu landai dengan lebar sekitar 5,5 km ke arah laut dan pada saat air laut surut nampak rampat muncul ke atas, dengan dasar karang mati ditumbuhi oleh turf alga. Tutupan karang hidup sangat rendah, karang dijumpai berupa spot-spot kecil dengan bentuk pertumbuhan seperti bongkahan, didominasi oleh Porites lutea dan Favia spp. Sedangkan bentuk pertumbuhan bercabang (branching) didominasi oleh Seriatopora hystrix. Mendekati tubir pertumbuhan karang bervariasi jenisnya antara lain, Acropora hyacinthus, Pocillopora verucosa, Stylophora pistillata, Cyphastrea chalcidicum, Porites lutea dan Millepora platyphylla. Dilanjutkan dengan lereng terumbu dengan dasar karang mati, namun pertumbuhan karang berupa spot-spot tidak merata, antara lain jenis Porites cylindrica, Porites lutea, Acropora brueggemanni, Acropora microphthalma, Goniastrea favulus dan Millepora platyphylla. Kategori bentik abiotik tercatat lebih tinggi dari karang hidup sebesar 30,20%. Biota lain yang cukup menonjol adalah alga jenis Turbinaria sp. dan Laurencia sp. Pertumbuhan karang hidup dapat ditemukan sampai kedalaman 18 m, dan dilanjutkan dengan rataan pasir. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 17,37 %, dan hal ini menunjukkan bahwa kondisi karang hidup daerah ini dalam kategori ”rusak”.
38
13. St. PKPL 69, Pantai selatan Pulau Marasende Pulau Marasende merupakan pulau berpenduduk dengan
pantai berpasir putih dan diselingi oleh vegetasi pohon kelapa. Pulau ini juga sebagai tempat persinggahan para nelayan un-tuk berlindung dan mengambil air tawar. Lebar rataan terumbu sekitar 200 m ke arah laut dengan dasar perairan karang mati dan pasir lumpuran, didominasi oleh seagrass jenis Thalassia hemprichii dan Siringodium sp. Pertumbuhan karang dimulai kedalaman 2 m, dengan pertumbuhan karang berupa spot-spot yang tidak merata. Pertumbuhan karang ”massive” terlihat sangat mendominasi antara lain jenis Porites lutea dan Favia speciosa. Pada kedalaman 3 m, koloni karang tampak mengelompok dengan tutupan tidak begitu padat. Bergerak ke lereng terumbu bagian bawah, kemiringan bertambah menjadi 60-70o dan berupa undak-undakan pada kedalaman 5, 10, dan 20 meter. Pada lereng terumbu tidak banyak dijumpai pertumbuhan karang, karena karang tumbuh hanya berupa spot-spot kecil, substrat pasir dan pecahan karang mati (rubble) cukup mendominasi. Pada kedalaman 5 m, dimana transek dilakukan, pertumbuhan karang bercabang didominasi oleh Seriatopora hystrix, Porites cylindrica dan Porites nigrescens, sedangkan pertumbuhan karang seperti lembaran (foliosa) didominasi oleh Pachyseris speciosa. Sedangkan pertumbuhan sub-massive diwakili oleh Porites rus. Batas pertumbuhan karang hidup dapat ditemukan pada kedalaman 25 meter. Biota lain cukup menonjol pada daerah ini adalah moluska jenis Tridacna spp. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 29,60 %, hal ini menunjukkan bahwa kondisi karang hidup daerah ini dalam kategori ”sedang”.
14. St. PKPL 70. Pantai utara Pulau Marasende Pulau Marasende merupakan pulau yang berpenduduk
dengan pantai berpasir putih dan diselingi oleh vegetasi pohon kelapa. Pulau ini juga sebagai tempat persinggahan para nelayan untuk berlindung dan mengambil air tawar. Lebar rataan terumbu sekitar 200 m ke arah laut dengan dasar perairan karang mati dan pasir lumpuran didominasi oleh seagrass jenis Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Pertumbuhan karang dimulai dari kedalaman 3 m, dengan
39
pertumbuhan karang berupa spot-spot yang tidak merata. Pertumbuhan karang massive terlihat sangat mendominasi. Sampai pada kedalaman 4 m, koloni karang bercabang tampak mengelompok dengan tutupan tidak begitu padat antara lain jenis Montipora digitata. Bergerak ke lereng terumbu yang begitu curam dengan kemiringan 70-80o dan berupa undak-undakan pada kedalaman 5, 10, dan 20 meter. Pertumbuhan karang tidak banyak dijumpai pada kemiringan ini, substrat pasir dan pecahan karang mati (rubble) cukup mendominasi. Karang tumbuh hanya berupa spot-spot. Pada kedalaman 5 m, dimana transek dilakukan pertumbuhan karang meja (tubular) didominasi jenis Acropora hyacinthus, sedangkan pertumbuhan karang bercabang (branching) didominasi jenis Millepora tenella. Sedangkan pertumbuhan sub-massive diwakili oleh Porites rus. Batas pertumbuhan karang hidup masih dapat ditemukan pada kedalaman 25 meter. Biota lain yang cukup menonjol di daerah ini adalah moluska jenis Trochus niloticus. Perolehan persentase tutupan karang hidup hasil LIT sebesar 55,87 %. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi karang hidup daerah ini dalam kategori ”baik”. Di antara semua lokasi yang diamati, lokasi ini merupakan lokasi dengan persentase tutupan karang hidup yang paling tinggi.
Dari hasil pengamatan dengan metode LIT di 15 stasiun pengamatan di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, dicatat bahwa persentase tutupan karang hidup bervariasi dari kategori jelek sampai dengan baik (≤ 1 sampai dengan 75 %). Persentase tutupan karang hidup di lokasi penelitian berkisar antara 6,10–55,87 %, dengan rerata 25,41 % (n=15). Kondisi karang yang baik dengan persentase tutupan tertinggi 55,87 % ditemukan di utara Pulau Marasende. Demikian pula kondisi terjelek, juga ditemukan di selatan Pulau Kalukalukuang (6,10 %). Pulau ini letaknya sebelah barat Pulau Doangdoangan Caddi, yang padat penduduknya. Kategori DCA di Pulau Bangkobangkoang selatan cukup tinggi, 37,57 %. Sebelah barat Pulau Butungbutungan kategori ’”rubble” tercatat cukup tinggi sekitar 30,70 %. Ini menandakan kondisi terumbu karang telah lama rusak sehingga ditumbuhi alga. Secara umum persentase tutupan karang hidup di Kecamatan Kalukuang Masalili, masuk dalam kategori ”sedang”.
40
Hasil analisis karang
Dari hasil LIT yang dilakukan di 15 stasiun transek permanen, nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon dan nilai indeks kemerataan Pielou disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon (H’) yang
dihitung menggunakan ln (=log e) dan Indeks kemerataan Pielou (J’) untuk karang batu di masing-masing stasiun transek permanen dengan metode LIT.
Dari Tabel 2 tersebut terlihat bahwa pada stasiun PKPL39, PKPL41 dan PKPL55 memiliki keragaman jenis karang yang sedikit dengan penyebaran jenis yang kurang merata. Sedangkan
Stasiun H’ J’ PKPL38 2,656 0,859
PKPL39 1,774 0,740
PKPL41 1,846 0,770
PKPL45 2,597 0,917
PKPL46 2,260 0,731
PKPL47 3,031 0,930
PKPL48 2,143 0,773
PKPL54 2,492 0,806
PKPL55 1,228 0,763
PKPL56 3,240 0,919
PKPL60 2,822 0,877
PKPL61 3,158 0,920
PKPL68 2,771 0,959
PKPL69 2,268 0,800
PKPL70 2,896 0,828
41
pada stasiun PKPL47, PKPL56 dan PKPL61 memiliki keragaman jenis yang relatif lebih beragam dengan penyebaran jenis yang re-latif lebih merata.
Berdasarkan nilai kemiripan Bray-Curtis (Bray-Curtis Similar-ity) yang dihitung dari jumlah kehadiran masing-masing jenis karang batu [yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk log(y+1)] di setiap stasiun transek permanen dilakukan analisa pengelompokan (cluster analysis) dengan menggunakan metode rerata kelompok (group average) sehingga dihasilkan dendrogram seperti pada Gambar 10. Selain itu juga dilakukan analisa multi-variat non-metric multidimensional scaling (MDS) dimana hasilnya disajikan pada Gambar 11. Analisa multivariate tersebut dilakukan dengan menggunakan program PRIMER v5.
Dari Gambar 10 dan Gambar 11 tersebut terlihat bahwa ke-miripan antar stasiun umumnya sangat rendah, yaitu kurang dari 50%. Dengan nilai kemiripan 50%, hanya stasiun PKPL38, PKPL48 dan PKPL61 saja yang mengelompok dalam satu kelom-pok. Jumlah kehadiran Porites cylindrica, Porites lutea dan Mille-pora tenella memberikan kontribusi terbesar dalam pengelompo-kan ketiga stasiun tersebut dalam satu kelompok.
42
Gambar 10. Dendrogram analisa pengelompokan stasiun studi base-
line dengan metode RRI berdasarkan jumlah kehadiran masing-masing jenis karang batu (yang telah ditranfor-masikan ke dalam bentuk log (y+1)), di perairan Kecama-tan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
PK
PL5
5
PK
PL5
4
PK
PL6
9
PK
PL7
0
PK
PL4
5
PK
PL4
6
PK
PL6
8
PK
PL4
7
PK
PL6
1
PK
PL3
8
PK
PL4
8
PK
PL3
9
PK
PL4
1
PK
PL5
6
PK
PL6
0100
80
60
40
20
0
Sim
ilarit
y
43
Gambar 11. MDS untuk stasiun studi baseline dengan metode RRI
berdasarkan berdasarkan jumlah kehadiran masing-masing jenis karang batu (yang telah ditranformasikan ke dalam bentuk log (y+1)), di perairan Kecamatan Kal-mas, Kabupaten Pangkep.
III.3. Hasil pengamatan megabentos dengan metode ”Reef Check”
Pencatatan biota megabentos dilakukan bersamaan dengan transek LIT, dengan bidang pengamatan 2 x 70 m2, seluas 140 m2. Hasil pencacahan biota dikonversikan per satuan luas ha (hektar) dan disajikan dalam Tabel 3. Kelimpahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu “mushroom coral” yaitu karang jamur terdiri dari Fungia spp. dan juga kelompok bulu babi (Diadema setosum). Kelimpahan tertinggi untuk kelompok “mushroom” dicatat di lokasi St. PKPL 46 (Pulau Butungbutungan bagian timur), yaitu 7714 individu/ha. Sedangkan lokasi lain dicatat berkisar antara 357-5000 individu/ha, kecuali di St. PKPL 47, St. PKPL 55 dan St. PKPL 68 tidak ditemukan karang “mushroom”. Untuk bulu babi, jumlah tertinggi dicatat di St. PKPL 45 (Pulau Butungbutung sebelah barat) yaitu 571 individu/ha. Di beberapa lokasi transek
PKPL38
PKPL39
PKPL41
PKPL45PKPL46
PKPL47
PKPL48
PKPL54
PKPL55
PKPL56PKPL60 PKPL61
PKPL68
PKPL69PKPL70
Stress: 0.19
44
tidak ditemukan bulu babi yaitu di St. PKPL 38, St. PKPL 39, St. PKPL 41, St. PKPL 48, St. PKPL 54, St. PKPL 55, St. PKPL 56, St. PKPL 60, St. PKPL 61, St. PKPL 69 dan St. PKPL 70. Di lokasi lain masing-masing 71 individu/ha. Keberadaan megabentos bulu babi yang melimpah di St. PKPL 45 mempengaruhi pertumbuhan karang, terbukti dengan persentase tutupan karang yang sangat rendah (15,60 %) .
Untuk biota lain seperti teripang (Holothuria sp.) hanya ditemukan ukuran kecil di 3 lokasi yaitu St. PKPL 54, St. PKPL 68 dan St. PKPL 70 masing-masing 71 individu/ha. Untuk kima (Tridacna sp.) ditemukan yang berukuran besar di beberapa stasiun yaitu St. PKPL 38, PKPL 39, St. PKPL 45, St. PKPL 47, St. PKPL 55, St. PKPL 60, St. PKPL 61, St. PKPL 68 dan St. PKPL 70 dengan jumlah bervariasi yaitu antara 71-214 individu/ha. Sebaliknya kima ukuran kecil hanya ditemukan di tiga lokasi yaitu St. PKPL 46, St. PKPL 60 dan St. PKPL 61 dengan jumlah bervariasi antara 71-1929 individu/ha. Untuk biota Acanthaster planci hanya ditemukan di dua stasiun yaitu St. PKPL 61 dan St. PKPL 70 dengan jumlah bervariasi antara 71-429 individu/ha. Untuk lobster hanya ditemukan di St. PKPL 60 sejumlah 214 individu/ha. Biota lain seperti lola (Trochus niloticus), ditemukan di lima stasiun antara lain St. PKPL 41, St. PKPL 45, St. PKPL 60, St. PKPL 69 dan St. PKPL 70 dengan jumlah bervariasi antara 71-714 individu/ha. Sedang biota Drupella sp. maupun Pencil sea urchin tidak ditemukan sama sekali.
Lobster umumnya ditemukan di bawah atau di sela-sela karang “massive” di kedalaman di bawah 10 m pada perairan yang jernih. Demikian pula dengan keong Drupella sp., biasanya ditemukan hidup menempel di permukaan karang massive atau diantara karang bercabang dan juga banyak ditemukan di perairan yang cukup jernih dan jarang ada di perairan yang keruh. Semakin baik pertumbuhan karang, semakin banyak ditemukan biota ini. Perairan di pulau-pulau di Kabupaten Pangkep umumnya keruh, sehingga memungkinkan tidak ditemukannya biota ini. Tingginya jumlah individu bulu babi juga merupakan indikator pertumbuhan karang yang kurang baik, demikian pula dengan substrat dasar perairan yang lebih banyak tertutup oleh pasir lumpuran sehingga memungkinkan larva atau anakan karang tidak dapat menempel. Kelimpahan masing-masing biota megabentos di perairan
45
Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkep disajikan dalam Gambar 12.
Tabel 3. Kelimpahan megabentos (individu/ha) hasil studi baseline
dengan metode ”Reef Check” di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
Megabentos PKPL
38 PKPL
39 PKPL
41 PKPL
45 PKPL
46 PKPL
47 PKPL
48 PKPL
54 Acanthaster planci 0 0 0 0 0 0 0 0 CMR 786 429 929 214 7714 0 643 4500 Diadema setosum 0 0 0 571 71 71 0 0 Drupella sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 Large giant clam 71 214 0 71 0 214 0 0 Small giant clam 0 0 0 0 71 0 0 0 Large holoturian 0 0 0 0 0 0 0 0 Small holoturian 0 0 0 0 0 0 0 71 Lobster 0 0 0 0 0 0 0 0 Pencil sea urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 Trochus niloticus 0 0 357 143 0 0 0 0
Megabentos PKPL PKPL PKPL PKPL PKPL PKPL PKPL
55 56 60 61 68 69 70 Acanthaster planci 0 0 0 71 0 0 429 CMR 0 5000 1143 429 0 357 2071 Diadema setosum 0 0 0 0 71 0 0 Drupella sp. 0 0 0 0 0 0 0 Large giant clam 71 0 214 143 143 71 0 Small giant clam 0 0 1929 71 0 0 0 Large holoturian 0 0 0 0 0 0 0 Small holoturian 0 0 0 0 71 0 71 Lobster 0 0 214 0 0 0 0 Pencil sea urchin 0 0 0 0 0 0 0 Trochus niloticus 0 0 714 0 0 71 214
46
Gambar 12. Kelimpahan biota megabentos (individu/ha) hasil
studi baseline dengan metode ”reef check” di Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
III.4. Hasil Pengamatan Ikan karang
Pengamatan ikan karang telah dilakukan di pulau-pulau wilayah kecamatan Kalukuang Masalili. Metode yang digunakan ialah metode RRI dan UVC di lokasi transek permanen. Hasil selengkapnya diuraikan selanjutnya.
III.4.1. Hasil pengamatan ikan karang dengan metode RRI (Rapid Reef Resources Inventory)
Dari 33 stasiun di perairan Kecamatan Kalmas, Pangkajene Kepulauan (Pangkep) telah dilakukan pengamatan ikan karang dengan metode RRI, ikan karang jenis Ctenochaetus striatus merupakan jenis yang paling sering dijumpai selama pengamatan RRI. Jenis ini berhasil
47
dijumpai di 25 stasiun dari 33 stasiun RRI (Frekuensi relatif kehadiran berdasarkan jumlah stasiun yang diamati 75,76 %. Kemudian diikuti oleh Pomacentrus lepidogenys (69,70 %), Lutjanus decussatus (66,67%) dan Pomacentrus moluccensis memiliki nilai frekuensi relatif kehadiran 66,67 %. Sepuluh jenis ikan karang yang memiliki nilai frekuensi relatif kehadiran tertinggi di lokasi pengamatan di perairan Pangkejene Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sepuluh jenis ikan karang yang memiliki nilai frekuensi relatif kehadiran terbesar berdasarkan jumlah stasiun RRI di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkep (n=33 stasiun).
Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator di masing-masing stasiun RRI di Perairan Pangkep terlihat pada Gambar 13.
No. Jenis Frekuensi relatif kehadiran (%)
Kategori
1. Ctenochaetus striatus 75,76 Target
2. Pomacentrus lepidogenys 69,70 Major
3. Lutjanus decussatus 66,67 Target
4. Pomacentrus moluccensis 66,67 Major
5. Thalassoma hardwickei 66,67 Major
6. Chaetodon kleini 57,58 Indicator
7. Scarus sordidus 57,58 Target
8. Zanclus cornutus 57,58 Major
9. Halichoeres hortulanus 51,52 Major
10. Scarus bleckeri 45,45 Target
48
Gambar 13. Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode RRI di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkep.
III.4.2. Hasil pengamatan ikan karang dengan metode UVC
(Underwater Visual Census).
“Underwater Fish Visual Census” (UVC) yang dilakukan di 15 stasiun transek permanen di Perairan Pangkajene Kepu-lauan dicatat sebanyak 273 jenis ikan karang yang termasuk dalam 35 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 22.244 individu pada luasan area 6.500 m2 (Tabel 5). Jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada setiap transek permanen di 15 lokasi pengamatan dengan jumlah 1886 individu, ke-mudian diikuti oleh Amblyglyphidodon curacao (1.448 individu) dan Amblyglyphidodon leucogaster (1.076 individu). Sepuluh
49
besar jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi ditampilkan dalam Tabel 6. Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperoleh dari UVC di lokasi transek permanen seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 324 individu/ha, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 1.541 individu/ha, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 1.314 individu/ha. Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang me-rupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 2.996 individu/ha. Sedangkan ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) ditemukan pada stasiun PKPL 61 sebanyak 1 ekor.
Tabel 5. Jumlah suku, jumlah jenis dan kelimpahan ikan karang
di lokasi penelitian perairan Kalukuang Masalili.
Lokasi Jumlah Suku
Jumlah Jenis
Kelimpahan (jumlah individu/ha)
Kecamatan Kalmas Kabupaten Pangkep 35 273 22.244
50
Tabel 6. Sepuluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di lokasi transek perairan Kecamatan Kalmas, Kab. Pang-kep (n=15).
No.
J e n i s
Kelimpahan (Jmlh.indv./
ha) 1 Chromis ternatensis 1886 Indicator
2 Amblyglyphidodon curacao 1448 Major
3 Amblyglyphidodon leucogaster 1076 Major
4 Caesio coerulaurea 876 Target
5 Chromis margaritifer 728 Major
6 Cirrhilabrus cyanopleura 623 Major
7 Pomacentrus lepidogenys 606 Major
8 Anthias squamispinis 600 Major
9 Dascyllus reticulatus 507 Major
10 Chromis xanthura 505 Major
Kategori
51
Tabel 7. Kelimpahan ikan karang untuk masing-masing suku yang ditemukan di lokasi transek permanen di perairan Pangkep.
No. S u k u Kelimpahan (jumlah individu/ha)
1 Pomacentridae 9585 2 Chaetodontidae 2996 3 Labridae 2337 4 Serranidae 1541 5 Caesionidae 1314 6 Acanthuridae 1248 7 Scaridae 560 8 Pomacanthidae 423 9 Siganidae 400
10 Lutjanidae 324 11 Scolopsidae 208 12 Balistidae 189 13 Mullidae 183 14 Zanclidae 164 15 Holocentridae 126 16 Apogonidae 120 17 Lethrinidae 95 18 Haemulidae 91 19 Pemperidae 76 20 Nemipteridae 55 21 Monacanthidae 51 22 Tetraodontidae 29 23 Bleniidae 27 24 Carangidae 17 25 Dasyatidae 17 26 Pinguipedidae 15 27 Priacanthidae 13 28 Aulostomidae 11 29 Pseudochromidae 11 30 Malacanthidae 6 31 Kypphosidae 4 32 Cirrhitidae 2 33 Ephippidae 2 34 Ostraciidae 2 35 Sauridae 2
52
Kelimpahan untuk setiap kelompok ikan karang (jumlah individu per hektar) yang dijumpai di masing-masing lokasi penelitian dengan menggunakan metode UVC disajikan pada Tabel 8. Total kelimpahan ikan karang di perairan Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkajene memiliki kelimpahan sebesar 22.244 individu. Perbandingan ikan major berbanding ikan target dan ikan indikator di daerah perairan Kecamatan Kal-mas, Kabupaten Pangkep adalah 1 ikan indikator berbanding 2 ikan target dan 5 ikan major, dan perbandingan ini tidak ber-beda jauh artinya pada satu lokasi bila ada 1 ikan indikator maka ada terdapat 2 ikan target.
Tabel 8. Kelimpahan untuk setiap kelompok ikan karang dan nilai perbandingan antar kelompoknya di lokasi penelitian, perairan Pangkep.
Perbandingan kelimpahan untuk setiap kelompok ikan karang di masing-masing stasiun transek permanen di setiap lokasi penelitian disajikan dalam Gambar 14.
Lokasi
Kelimpahan (Jumlah individu/ha) Perbandingan ikan
Ikan Ikan Ikan Major : Target ; Major Target Indikator Indikator
Kalmas 14.356 4.891 2.996 5 : 2 : 1
53
Gambar 14. Perbandingan antara ikan major, ikan target
dan ikan indicator hasil studi baseline dengan metode UVC di perairan Kecamatan Kalu-kuang Masalili, Kabupaten Pangkep.
Hasil analisis ikan karang
Dari hasil UVC yang dilakukan di 15 stasiun transek per-manen, dapat dihitung nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon dan nilai indeks kemerataan Pielou disajikan dalam Tabel 9.
54
Tabel 9. Indeks keanekaragaman jenis Shannon (H’) yang dihitung menggunakan ln (=log e) dan Indeks kemerataan Pielou (J’) untuk ikan karang di masing-masing stasiun transek perma-nen dengan metode LIT.
Dari Tabel 9 tersebut terlihat bahwa pada stasiun PKPL54 memiliki nilai indeks kemerataannya yang terendah. Ikan karang jenis Amblyglyphidodon curacao dan Amblyglyphido-don leucogaster terlihat sangat dominan di stasiun ini.
Berdasarkan nilai kemiripan Bray-Curtis (Bray-Curtis Simi-larity) yang dihitung dari data jumlah individu ikan karang [yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk log(y+1)] yang di dijumpai di masing-masing stasiun transek permanen dila-kukan analisa pengelompokan (cluster analysis) dengan menggunakan metode rerata kelompok (group average) se-hingga dihasilkan dendrogram seperti pada Gambar 15. Selain
Stasiun H’ J’ PKPL38 4,269 0,887
PKPL39 3,487 0,859
PKPL41 4,010 0,871
PKPL45 3,904 0,859
PKPL46 3,427 0,744
PKPL47 3,574 0,844
PKPL48 3,749 0,846
PKPL54 2,759 0,577
PKPL55 3,575 0,884
PKPL56 3,569 0,721
PKPL60 3,601 0,796
PKPL61 4,211 0,912
PKPL68 4,011 0,926
PKPL69 3,907 0,875
PKPL70 4,325 0,867
55
itu juga dilakukan analisa multivariat non-metric multidimen-sional scaling (MDS) dimana hasilnya disajikan pada Gambar 16. Analisa multivariate ini dilakukan dengan menggunakan program PRIMER v5.
Dari Gambar 15 dan Gambar 16 tersebut terlihat bahwa dengan nilai kemiripan 50%, stasiun PKPL39, PKPL47, PKPL55 dan PKPL60 merupakan stasiun saling terpisah, yang tidak mengelompok dengan stasiun-stasiun lainnya. Terdapat 9 stasiun yaitu PKPL38, PKPL41, PKPL45, PKPL46, PKPL48, PKPL54, PKPL56, PKPL69 dan PKPL70 yang mengelompok dalam satu kelompok. Sedangkan 2 stasiun sisanya yaitu sta-siun PKPL61 dan PKPL68, meskipun kurang begitu mirip, ma-sih dapat dikelompokkan dalam satu kelompok lainnya.
Gambar 15. Dendrogram analisa pengelompokan stasiun studi base-line dengan metode UVC berdasarkan jumlah individu ikan karang yang telah ditransformasikan ke bentuk log (y+1), di perairan Kecamatan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
PK
PL5
5
PK
PL6
1
PK
PL6
8
PK
PL6
0
PK
PL4
6
PK
PL3
8
PK
PL7
0
PK
PL5
4
PK
PL5
6
PK
PL4
5
PK
PL6
9
PK
PL4
1
PK
PL4
8
PK
PL3
9
PK
PL4
7100
80
60
40
20
Sim
ilarit
y
56
Gambar 16. MDS untuk stasiun studi baseline dengan metode UVC
berdasarkan jumlah individu ikan karang yang telah ditransformasikan ke bentuk log (y+1), di perairan Ke-camatan Kalmas, Kabupaten Pangkep.
PKPL38
PKPL39
PKPL41
PKPL45
PKPL46
PKPL47
PKPL48
PKPL54
PKPL55
PKPL56PKPL60
PKPL61
PKPL68 PKPL69
PKPL70
Stress: 0.1
57
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. KESIMPULAN
Dari hasil studi baseline ekologi terumbu karang di beberapa pulau di Kecamatan Kalukuang Masalili, Kabupaten Pangkajene Kepulauan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
• Hasil pengamatan di 33 titik, dengan metode RRI dapat dicatat bahwa kondisi karang di pesisir pulau-pulau Kecamatan Kalmas, persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 0 – 62,50 %, persentase tertinggi dicatat di St. PKPR 64.
• Untuk kategori DCA dicatat tertinggi di St. PKPR 41 sebesar 49,04 %.
• Kategori abiotik tertinggi didominasi oleh rubble (38,46 %) dan dicatat pada St. PKPR 44 dan St PKPR 53.
• Kelimpahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu “mushroom coral” yaitu karang jamur yang terdiri dari Fungia spp. dan juga kelompok small giant clam (Tridacna spp.)
• Kelimpahan tertinggi untuk kelompok “mushroom” dicatat di lokasi St.PKPR 46 (Pulau Butungbutungan), yaitu 7714 individu/ha. Untuk small giant clam, jumlah tertinggi dicatat di St. PKPR 60 (Pulau Marasende) yaitu 1929 individu/ha. Dibeberapa lokasi transek, tidak ditemukan karang “mushroom dan juga bulu babi.
• Untuk biota lain seperti teripang (Holothuria sp.) hanya ditemukan berukuran kecil di St. PKPL 54, St. PKPL 68 dan St. PKPL 70. Sedangkan lola (Trochus niloticus) ditemukan di beberapa stasiun yaitu St. PKPL 41, St. PKPL 45, St. PKPL 60, St. PKPL 69 dan St. PKPL 70 dengan jumlah bervariasi antara 71–714 individu/ha. Drupella sp., maupun Pencil sea urchin juga tidak ditemukan sama sekali.
58
• Berdasar 33 stasiun pengamatan RRI, di perairan Kecamatan Kalukuang Masalili, ikan karang jenis Ctenochaetus striatus yang merupakan ikan target, kerap kali dijumpai selama pengamatan. Dengan frekuensi relatif kehadiran berdasarkan jumlah stasiun pengamatan sebesar 75,76 %.
• Jenis Chaetodon kleini merupakan Ikan indikator ditemukan di lokasi pengamatan baik di lokasi RRI maupun UVC, sebesar 57,58 % merupakan hal yang tidak umum, bila dibandingkan dengan kondisi karang di beberapa lokasi yang masuk kategori sedang dan baik.
• Dari hasil UVC dicatat bahwa perbandingan antara ikan major berbanding ikan target dan ikan indikator di daerah perairan Pangkkep adalah 1 ikan indikator berbanding 2 ikan target dan 5 ikan major, dan perbandingan ini tidak berbeda jauh artinya pada satu lokasi bila ada 1 ikan indikator maka ada terdapat 2 ikan target.
• Tidak ditemukan biota Drupella sp. juga menandakan kondisi perairan yang keruh dan kurang baiknya pertumbuhan karang di lokasi transek, mengingat biota ini lebih banyak ditemukan di perairan terumbu karang yang jernih.
• Secara umum dapat dicatat bahwa miskinnya fauna eko-nomis penting terutama fauna bentik di terumbu karang (kima, lola, teripang dan lain-lain) di perairan Pangkep menandakan bahwa tingginya eksploitasi biota tersebut oleh penduduk pulau yang sudah berlangsung lama.
• Walaupun telah banyak biota laut yang sudah dilindungi seperti kima, lola dan lain-lain, namun masyarakat pulau masih tetap melakukan aktifitas rutin mencari biota terse-but baik untuk tujuan komersil maupun untuk dikonsumsi sendiri.
IV.2. SARAN
• Aktifitas penyadaran masyarakat masih kurang, perlu dilakukan kegiatan lain di darat, sebagai mata
59
pencaharian alternatif sehingga kegiatan pengumpulan biota yang dilindungi di terumbu karang menjadi berkurang.
• Dari studi baseline kali ini, lokasi terjauh yaitu Kecamatan Kalmas, untuk mencapai lokasi tersebut diperlukan sarana kapal yang memadai (lebih besar).
• Bila diharuskan untuk penelitian (monitoring) di lokasi tersebut, sebaiknya semua persiapan dari berbagai hal agar diperhatikan, mengingat jarak tempuh begitu jauh dari daratan Sulawesi.
• Untuk efisiensi waktu dan kerja agar pengamatan di lokasi ini dilakukan oleh staf daerah (CRITC dibantu oleh tenaga LSM).
• Perlunya peran serta pihak berwajib dalam pengamanan laut, mengingat lokasi Kecamatan Kalmas jauh dari daratan Sulawesi, Tidak tertutup kemungkinan nelayan-nelayan masih mengandalkan bom dalam mendapatkan mata pencahariannya.
60
DAFTAR PUSTAKA
English, S., C. Wilkinson and V. Baker, 1997. Survey manual for Tropi-cal Marine Resources. 2nd edition. Australian Institute of Ma-rine Science, 390 pp.
Heemstra, P.C. and Randall, J.E. 1993. FAO Species Catalogue. Vol. 16. Grouper of the World (Family Serranidae, Sub Family Epi-nephilidae).
Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus Edi-tion, Singapore. 400p.
Long, B.G.; G. Andrew; Y.G. Wang and Suharsono, 2004. Sampling accuracy of reef resource inventory technique. Coral Reefs: 1-17.
Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific, Indo-nesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Indonesia
Matsuda, A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984. The Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai University Press.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. sounders Company, Philadelphia: 574 p.
Pielou, E.C. 1966. Ecological Diversity. John Wiley and Sons, New York, 165 pp.
Randall, J.E and Heemstra, P.C. 1991. Indo-Pacific Fishes. Revision of Indo-Pacific Grouper (Perciformes: Serranidae: Epinephe-liae), With Description of Five New Species.
Shanon, C.E., 1948. A mathematical theory of communication. Bell System Tech. J., 27 : 379-423.
Suharsono, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia. P3O-LIPI : 116 hal.
61
Sukarno, N. Naamin & M. Hutomo 1986. The Status of Coral reef in Indonesia. Proc. MAB – COMAR. Regional workshop and re-search/ training needs. UNESCO : MAB – COMAR; LIPI, Ja-karta : 24 – 33.
Warwick, R.M. and K.R. Clarke, 2001. Change in marine communities: an approach to stasistical analysis and interpretation, 2nd edi-tion. PRIMER-E:Plymouth.
Zar, J.H. 1996. Biostatistical analysis Second Edition. Prentice-Hall Int. Inc. New Jersey : 622 pp.
62
LAMPIRAN Lampiran 1. Posisi srasiun RRI di lokasi transek Kecamatan Kalmas,
Kabupaten Pangkep.
NO. STASIUN LONG. LAT. LOKASI 1 PKPR38 117,9510 -5,41495 Pantai selatan P. Doangdoangan Lompo
2 PKPR 39 117,9098 -5,37553 Pantai barat P. Doangdoangan Lompo
3 PKPR 40 117,8839 -5,30545 Pantai selatan P. Doangdoang Caddi
4 PKPR 41 117,8651 -5,24748 Pantai barat P. Doangdoang Caddi
5 PKPR 42 117,8947 -5,22160 Pantai utara P. Doangdoang Caddi
6 PKPR 43 117,8726 -5,17649 Pantai barat P. Bangkobangkoang
7 PKPR 44 117,8960 -5,03240 Pantai barat laut P. Butungbutungan
8 PKPR 45 117,9075 -5,05364 Pantai barat P. Butungbutungan
9 PKPR 46 117,9258 -5,05091 Pantai timur P. Butungbutungan
10 PKPR 47 117,8885 -5,18076 Pantai tenggara P. Bangkobangkoang
11 PKPR 48 117,9181 -5,25465 Pantai timur P. Doangdoang Caddi
12 PKPR 49 117,9269 -5,34574 Pantai utara P. Doangdoangan Lompo
13 PKPR 50 117,8322 -5,02196 Sebelah barat laut P. Butungbutungan
14 PKPR 51 117,7816 -5,11101 Sebelah barat laut P. Bangkobangkoang
15 PKPR 52 117,7689 -5,14210 Sebelah km barat laut P. Bangkobangkoang
16 PKPR 53 117,7445 -5,19328 Sebelah barat P. Kalukalukuang
17 PKPR54 117,6821 -5,20452 Pantai timur P. Kalukalukuang
18 PKPR 55 117,6463 -5,22984 Pantai selatan P. Kalukalukuang
19 PKPR 56 117,6148 -5,19547 Pantai barat P. Kalukalukuang
20 PKPR 57 117,6629 -5,17308 Pantai utara P. Kalukalukuang
21 PKPR 58 117,9540 -5,44499 Sebelah selatan P. Doangdoangan Lompo
22 PKPR 59 118,1476 -5,13405 Pantai barat daya P. Marasende
23 PKPR 60 118,1410 -5,12035 Pantai barat laut P. Marasende
24 PKPR 61 118,4478 -5,41390 Pantai timur P. Dewakan Lompo 25 PKPR 62 118,4797 -5,46473 Sebelah tenggara P. Dewakan Lompo
63
Lampiran 1 (Lanjutan)
Lampiran 2. Posisi stasiun LIT di Kecamatan Kalmas, Kabupaten
Pangkep.
NO. STASIUN LONG. LAT. LOKASI
1 PKPL38 117.9510 -5.41495 Pantai selatan P. Doangdoangan Lompo
2 PKPL 39 117.9098 -5.37553 Pantai barat P. Doangdoangan Lompo 3 PKPL 41 117.8651 -5.24748 Pantai barat P. Doangdoang Caddi 4 PKPL 46 117.9075 -5.05364 Pantai barat P. Butungbutungan 5 PKPL 47 117.9258 -5.05091 Pantai timur P. Butungbutungan 6 PKPL 50 117.8885 -5.18076 Pantai tenggara P. Bangkobangkoang 7 PKPL 51 117.9181 -5.25465 Pantai timur P. Doangdoang Caddi 8 PKPL 57 117.6821 -5.20452 Pantai timur P. Kalukalukuang 9 PKPL 58 117.6148 -5.19547 Pantai barat P. Kalukalukuang
10 PKPL 59 118.1476 -5.13405 Pantai barat daya P. Marasende 11 PKPL 64 118.4478 -5.41390 Pantai timur P. Dewakan Lompo 12 PKPL 67 118.5402 -5.51685 9 km sebelah timur P. Dewakan Caddi 13 PKPL 68 118.4139 -5.46435 5,5 km selatan P. Dewakan Lompo 14 PKPL 69 118.1600 -5.13265 Pantai timur P. Marasende 15 PKPL 70 118.1532 -5.11818 Pantai timur P. Marasende
26 PKPR 63 118.4451 -5.49617 Sebelah selatan P. Dewakan Lompo 27 PKPR 64 118.4313 -5.45726 Sebelah selatan P. Dewakan Lompo 28 PKPR 65 118.4108 -5.43485 Pantai barat daya P. Dewakan Lompo 29 PKPR 66 118.4098 -5.40707 Pantai barat P. Dewakan Lompo 30 PKPR 67 118.5402 -5.51685 Sebelah sebelah timur P. Dewakan Caddi 31 PKPR 68 118.4139 -5.46435 Sebelah selatan P. Dewakan Lompo 32 PKPR 69 118.1600 -5.13265 Pantai timur P. Marasende 33 PKPR 70 118.1532 -5.11818 Pantai timur P. Marasende
64
Lam
pira
n 3.
Jen
is-je
nis
kara
ng b
atu
yang
dite
muk
an d
i sta
siun
tran
sek
Kab
upat
en P
angk
ep.
No.
SUK
U
STA
SIU
N
JEN
IS
PKPL
38
PK
PL
39
PKPL
41
PK
PL
45
PKPL
46
PK
PL
47
PKPL
48
PK
PL
54
PKPL
55
PK
PL
56
PKPL
60
PK
PL
61
PKPL
68
PK
PL
69
PKPL 70
I A
CR
OPO
RID
AE
1 A
crop
ora
acum
inat
a -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
2 A
crop
ora
brue
ggem
anni
-
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
3 A
crop
ora
cere
alis
-
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- +
4 A
crop
ora
clat
hrat
a -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
5 A
crop
ora
cyth
erea
-
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
6 A
crop
ora
diva
ricat
a -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
7 A
crop
ora
form
osa
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
+
8 A
crop
ora
hum
ilis
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
+
9 A
crop
ora
hyac
inct
us
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ -
-
10
Acr
opor
a lo
ripes
-
- -
- -
- +
- -
+ -
- -
- -
11
Acr
opor
a m
icro
phth
alm
a -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
12
Acr
opor
a m
illep
ora
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
-
13
Acr
opor
a na
suta
+
- -
- -
+ +
+ -
- +
+ -
- -
14
Acr
opor
a no
bilis
-
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
+ +
65
Lam
piar
n 3.
(lan
juta
n)
15
A
crop
ora
palif
era
- -
- +
- +
- -
+ -
- -
- +
+
16
Acr
opor
a su
bgla
bra
- -
- -
- +
- +
- +
- -
- -
+
17
Acr
opor
a te
nuis
-
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
18
Acr
opor
a yo
ngei
-
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
19
Ana
crop
ora
puer
to-
gale
rae
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
-
20
Ast
reop
ora
grac
ilis
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
+ -
-
21
Mon
tipor
a di
gita
ta
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+
22
Mon
tipor
a fo
liosa
-
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
23
Mon
tipor
a hi
spid
a -
- -
- -
+ -
- -
- -
+ -
- -
24
Mon
tipor
a in
form
is
+ -
- -
+ +
+ -
+ +
- +
- +
-
25
Mon
tipor
a un
data
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
26
Mon
tipor
a ve
nosa
+
- -
- +
+ -
+ -
+ +
+ -
+ -
II A
GA
RIC
IIDA
E
27
Coe
lose
ris m
ayer
i -
+ +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
28
Lept
oser
is s
cabr
a +
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
29
Lept
oser
is y
abei
-
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
30
Pac
hyse
ris s
peci
osa
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
+
31
Pav
ona
expl
anul
ata
- -
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
+
32
Pav
ona
varia
ns
- -
- -
- -
- +
- -
+ -
- +
-
33
Pav
ona
veno
sa
- -
- -
+ -
- -
- -
+ +
- -
-
66
Lam
piar
n 3.
(lan
juta
n)
III
DEN
DR
OPH
YLLI
IDA
E
34
Den
drop
hylli
a sp
. -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
IV
FAVI
IDA
E
35
Bar
abat
toia
am
icor
um
+ -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
-
36
Cyp
hast
rea
chal
cidi
cum
+
+ -
+ +
+ +
- +
+ -
+ +
- +
37
Cyp
hast
rea
mic
roph
thal
ma
- -
- -
- +
- -
- -
- +
+ -
-
38
Cyp
hast
rea
sera
ilia
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
-
39
Dip
loas
trea
helio
pora
-
- +
- -
- +
- -
+ -
+ -
- -
40
Ech
inop
ora
gem
mac
ea
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
-
41
Ech
inop
ora
horr
ida
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
-
42
Ech
inop
ora
lam
ello
sa
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
+
43
Ech
inop
hylli
a as
pera
-
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
44
Favi
a la
xa
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
45
Favi
a m
ariti
ma
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
-
46
Favi
a m
atth
aii
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
+
47
Favi
a m
axim
a -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
48
Favi
a ro
tund
ata
- -
- +
- +
- -
- +
- -
- -
-
49
Favi
a sp
. -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
50
Favi
a sp
ecio
sa
- -
+ +
+ +
- -
- -
+ -
- -
-
51
Favi
tes
flexu
osa
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
+
52
Favi
tes
halic
ora
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
-
53
Favi
tes
pent
agon
a -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
67
Lam
piar
n 3.
(lan
juta
n)
54
Favi
tes
russ
elli
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
55
Favi
a st
ellig
era
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+
56
Gon
iast
rea
edw
ards
i -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
57
Gon
iast
rea
favu
lus
+ -
- -
- -
- -
- +
+ -
+ -
-
58
Gon
iast
rea
retif
orm
is
- -
- -
- -
+ -
- +
- +
- -
+
59
Lept
astre
a pu
rpur
ea
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+
60
Lept
astre
a tra
nsve
rsa
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+
61
Oul
ophy
llia
cris
pa
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
-
62
Pla
tygy
ra s
p.
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
-
63
Pla
tygy
ra la
mel
lina
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- -
-
64
Pla
tygy
ra p
ini
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
-
V FU
NG
IIDA
E
65
Cyc
lose
ris c
ostu
lata
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
66
Fung
ia c
onci
nna
- +
+ -
+ -
- +
- +
- -
- -
-
67
Fung
ia re
pand
a -
+ -
- +
- -
- -
+ -
+ -
- -
68
Her
polit
ha li
max
-
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
69
Pod
abac
ia c
rust
acea
-
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
70
San
dalo
litha
robu
sta
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
-
VI
HEL
IOPO
RID
AE
71
Hel
iopo
ra c
oeru
lea
+ +
- -
- -
- +
- -
- +
- -
+
68
Lam
piar
n 3.
(lan
juta
n)
VII
MER
ULI
NID
AE
72
Hyd
noph
ora
exes
a -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- +
73
Hyd
noph
ora
rigid
a -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- +
74
Mer
ulin
a am
plia
ta
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
-
75
Mer
ulin
a sc
abric
ula
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
-
VIII
MIL
LEPO
RID
AE
76
Mill
epor
a pl
atyp
hylli
a +
+ -
- -
+ +
- -
- -
+ +
+ -
77
Mill
epor
a te
nella
+
- -
- -
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
IX
MU
SSID
AE
78
Lobo
phyl
lia c
orym
bosa
-
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
79
Sym
phyl
lia re
cta
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
-
X O
CU
LIN
IDA
E
80
Gal
axea
fasc
icul
aris
+
- -
+ +
- -
+ -
- +
- -
- -
XI
POC
ILLO
POR
IDA
E
81
Poc
illop
ora
dam
icor
nis
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
-
82
Poc
illop
ora
verr
ucos
a +
- -
+ +
- +
- -
- +
- +
- +
83
Ser
iato
pora
cal
iend
rum
+
+ -
+ -
- +
- -
+ +
+ -
+ +
84
Ser
iato
pora
hys
trix
+ -
- -
- -
+ +
- +
+ +
- +
+
85
Sty
loph
ora
pist
illat
a +
- -
- +
+ -
- -
- -
- +
- -
69
Lam
piar
n 3.
(lan
juta
n)
XII
POR
ITID
AE
86
Gon
iopo
ra c
olum
na
+ +
+ -
- -
- -
- +
+ -
- -
-
87
Por
ites
cylin
dric
a +
+ +
+ +
+ +
- -
+ +
+ +
+ +
88
Por
ites
liche
n +
- +
+ -
+ +
- -
+ +
+ +
- +
89
Por
ites
loba
ta
- -
- +
- -
+ -
- -
- +
- -
-
90
Por
ites
lute
a +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
91
Por
ites
nigr
esce
ns
- -
+ +
+ -
- +
- -
+ +
- -
+
92
Por
ites
rugo
sa
- -
- -
- -
- +
- +
+ +
- -
+
93
Por
ites
rus
- +
- -
- -
- -
- -
+ -
- +
+
94
Por
ites
solid
a -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
+ -
XIII
SID
ERA
STR
EID
AE
95
Psa
mm
ocor
a co
ntig
ua
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
-
96
Psa
mm
ocor
a di
gita
ta
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
-
97
Psa
mm
ocor
a pr
ofun
da-
cella
-
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
XIV
TUB
IPO
RID
AE
98
Tubi
pora
mus
ica
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
-
Ket
eran
gan
:
+
= di
tem
ukan
- =
tida
k di
tem
ukan
70
Lam
pira
n 2.
Jen
is-je
nis
ikan
kar
ang
yang
dite
muk
an d
i sta
siun
tran
sek
Kab
upat
en P
angk
ep.
NO
. SU
KU
ST
ASI
UN
(PK
PR)
Kat
e
JE
NIS
38
39 40
41 42
43 44
45 46
47 48
49 50
51 52
53 54
55 56
57 58
59 60
61 62
63 64
65 66
67 68
69 70
go
ri
I A
CA
NTH
UR
IDA
E
1 A
cant
huru
s gr
amm
optil
us
+ -
- +
- -
+ +
+ +
+ -
+ -
- -
- +
- -
- -
+ +
- -
- +
- -
- -
+ Ta
r-ge
t
2 A
cant
huru
s lin
eatu
s +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ +
+ +
Tar-
get
3 A
cant
huru
s ni
gric
ans
+ -
- +
- +
+ +
+ +
- -
- +
- -
+ -
+ +
- +
+ +
- +
- -
+ +
+ +
+ Ta
r-ge
t
4 A
cant
huru
s ol
ivac
eus
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
+ +
+ Ta
r-ge
t
5 A
cant
huru
s py
rove
rus
+ -
- +
- +
- +
+ -
+ -
- -
- -
+ -
+ +
- -
- +
- +
- -
- +
+ +
+ Ta
r-ge
t
6 A
cant
huru
s sp
. -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Tar-
get
7 C
teno
chae
tus
stria
tus
+ -
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
- -
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ Ta
r-ge
t
8 C
teno
chae
tus
strig
osus
+
+ -
- -
- -
+ -
- -
- -
+ -
- +
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
Tar-
get
9 C
teno
chae
tus
tom
inie
nsis
+
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Tar-
get
10
Nas
o br
eviro
stris
+
- -
+ -
+ +
+ +
+ +
- -
- +
+ +
+ +
- -
- +
+ +
- -
+ -
- +
+ +
Tar-
get
11
Nas
o lit
urat
us
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
- +
+ +
- -
- -
- -
+ +
+ -
+ +
- -
+ +
+ Ta
r-ge
t
12
Nas
o un
icor
nis
+ -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ Ta
r-ge
t
13
Nas
o vl
amin
gii
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
r-ge
t
71
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
14
Zebr
asom
a sc
opas
+
+ +
- +
+ -
+ +
+ +
- -
- +
+ +
- +
+ -
+ -
+ +
- +
- -
- +
+ +
Maj
or
15
Zebr
asom
a ve
lifer
um
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
16
Apo
gon
mac
rodo
n -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
II A
POG
ON
IDA
E
17
Apo
gon
quin
quel
inea
tus
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- M
ajor
III
AU
LOST
OM
IDA
E
18
Aul
osto
mus
chi
nens
is
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
IV
BA
LIST
IDA
E
19
Bal
ista
pus
undu
latu
s +
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ -
- +
- +
+ -
+ -
+ +
+ -
- -
- -
+ +
+ +
Maj
or
20
Bal
isto
ides
con
spic
illum
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
21
Bal
isto
ides
viri
desc
ens
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
22
Mel
icht
hys
nige
r -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
23
Mel
icht
hys
vidu
a -
- -
- -
- +
- +
- +
- -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ -
+ -
Maj
or
24
Odo
nus
nige
r -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
+ +
+ -
- +
+ +
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
Maj
or
25
Rhi
neca
nthu
s sp
. -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
Maj
or
26
Rhi
neca
nthu
s ve
rruc
osus
-
- -
+ -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
27
Suf
lam
en b
ursa
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
28
Suf
lam
en c
hrys
opte
rus
- -
- +
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- M
ajor
72
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
V B
LEN
IIDA
E
29
B
leni
id
+ -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
VI
C
AES
ION
IDA
E
30
C
aesi
o co
erul
aure
a -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ +
+ -
- +
+ -
- +
- +
- -
+-
- -
- -
- Ta
rget
31
C
aesi
o lu
naris
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
32
Cae
sio
sp.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
33
C
aesi
o te
res
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
34
C
aesi
o xa
ntho
nata
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
Targ
et
35
Pte
roca
esio
tile
-
- -
- -
- +
- +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
36
Pte
roca
esio
trili
neat
a -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
VII
CA
RA
NG
IDA
E
37
A
lect
is s
p.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
38
C
aran
x ig
nobi
lis
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
39
C
aran
x sp
. -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
Targ
et
VIII
CH
AET
OD
ON
TID
AE
40
Cha
etod
on a
dier
gast
os
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- In
dica
-to
r
41
Cha
etod
on a
urig
a -
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- +
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
42
Cha
etod
on b
aron
essa
+
+ -
+ -
- -
- +
+ -
+ -
- -
- +
- +
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
43
Cha
etod
on b
enne
tti
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ In
dica
-to
r
44
Cha
etod
on c
auda
lis
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- In
dica
-to
r
73
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
45
Cha
etod
on c
itrin
ellu
s +
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- -
Indi
ca-
tor
46
Cha
etod
on e
phip
pium
-
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
Indi
ca-
tor
47
Cha
etod
on k
lein
i +
+ -
+ -
+ +
+ +
+ +
+ -
+ -
- +
+ +
+ -
+ +
+ +
- +
- +
+ +
+ +
Indi
ca-
tor
48
Cha
etod
on li
neol
atus
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
49
Cha
etod
on lu
nula
-
- -
- -
- -
+ -
+ -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
50
Cha
etod
on m
elan
notu
s +
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ +
Indi
ca-
tor
51
Cha
etod
on m
erte
nsii
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- In
dica
-to
r
52
Cha
etod
on m
eyer
i -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
53
Cha
etod
on o
celli
caud
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- In
dica
-to
r
54
Cha
etod
on o
ctof
asci
atus
-
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Indi
ca-
tor
55
Cha
etod
on o
rnat
issi
mus
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
56
Cha
etod
on ra
ffles
ii -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
+ +
+ +
Indi
ca-
tor
57
Cha
etod
on s
pecu
lum
-
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
58
Cha
etod
on tr
ifasc
ialis
+
- +
- -
+ -
+ +
+ -
+ -
- -
- +
- +
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ +
Indi
ca-
tor
59
Cha
etod
on tr
ifasc
iatu
s +
- +
+ -
+ -
+ +
+ +
+ -
- -
- +
+ +
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ +
Indi
ca-
tor
60
Cha
etod
on u
liete
nsis
-
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Indi
ca-
tor
74
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
61
Cha
etod
on v
agab
undu
s +
- -
+ -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- +
- +
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
Indi
ca-
tor
62
Chr
omis
tern
aten
sis
+ +
- +
- +
+ +
+ -
+ +
- +
- +
+ -
+ +
- -
+ -
+ -
+ +
- -
+ +
+ In
dica
-to
r
63
Cor
adio
n al
tivel
is
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- In
dica
-to
r
64
Cor
adio
n ch
ryso
zonu
s +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Indi
ca-
tor
65
Cor
adio
n sp
. -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Indi
ca-
tor
66
Forc
ipig
er lo
ngiro
stris
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
Indi
ca-
tor
67
Hem
itaur
icht
hys
poly
lepi
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
Indi
ca-
tor
68
Hen
ioch
us a
cum
inat
us
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
+ -
+ -
- -
- -
+ +
+ -
- -
- -
- +
+ In
dica
-to
r
69
Hen
ioch
us c
hrys
osto
mus
+
- -
+ -
- -
- +
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- +
+ +
Indi
ca-
tor
70
Hen
ioch
us m
onoc
eros
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
71
Hen
ioch
us s
ingu
laris
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
Indi
ca-
tor
72
Hen
ioch
us v
ariu
s +
- -
+ -
- -
- +
+ +
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- +
- -
- -
+ +
Indi
ca-
tor
IX
CIR
RH
ITID
AE
73
Par
acirr
hite
s fo
ster
i -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
75
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
X D
ASY
ATI
DA
E
74
Ta
eniu
ra ly
mm
a +
- +
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- +
- -
Targ
et
XI
EPH
IPPI
DA
E
75
P
lata
x or
bicu
laris
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
XII
HA
EMU
LID
AE
76
Ple
ctor
hinc
hus
chae
todo
ntoi
des
- +
- +
- -
- -
- +
- -
+ -
- -
- -
+ -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
77
Ple
ctor
hinc
hus
gold
man
i +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
78
Ple
ctor
hinc
hus
less
oni
+ +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
+ Ta
rget
79
P
lect
orhi
nchu
s or
ient
alis
+
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- +
- -
- -
- -
- +
- +
Targ
et
80
Ple
ctor
hinc
hus
pict
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- Ta
rget
XI
II H
OLO
CEN
TRID
AE
81
Hol
ocen
trus
rubr
um
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
- +
- -
- -
- -
+ -
- -
+ -
+ Ta
rget
82
M
yrip
ristis
adu
stus
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
83
Neo
nipo
n sa
mm
ara
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- M
ajor
84
S
argo
cent
ron
caud
imac
ulat
us
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
+ +
- -
- -
- -
- -
- +
+ +
+ Ta
rget
85
S
argo
cent
ron
sprin
geri
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
XI
V K
YPPH
OSI
DA
E
86
K
ypho
sus
sp.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
87
K
ypho
sus
vaig
iens
is
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
76
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
XV
LAB
RID
AE
88
Ana
mps
es g
eogr
aphi
cus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- M
ajor
89
A
nam
pses
mel
anur
us
+ -
- -
- -
+ +
- +
+ -
- -
- -
+ +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
+ M
ajor
93
B
odia
nus
axill
aris
+
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
Maj
or
94
Bod
ianu
s m
esot
hora
x +
+ -
+ -
- -
- +
+ +
- -
- -
- -
+ +
+ -
- +
+ -
- -
- -
- -
+ +
Maj
or
95
Che
ilinu
s ch
loru
rus
+ +
- +
- -
- +
+ +
- -
- -
- -
+ +
+ -
- -
- +
- -
- -
- +
- +
+ Ta
rget
96
Che
ilinu
s di
agra
mm
us
+ -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
97
Che
ilinu
s fa
scia
tus
+ +
+ +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
+ -
+ +
- -
+ -
+ M
ajor
98
Che
ilinu
s tri
loba
tus
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
99
Che
ilinu
s un
dula
tus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
100
Che
ilinu
s un
ifasc
iatu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
101
Che
ilio
iner
mis
-
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
Maj
or
102
Cho
erod
on a
ncho
rago
-
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
Maj
or
103
Cirr
hila
brus
cya
nopl
eura
+
- -
+ -
- -
+ +
- +
- -
- -
- -
- +
- -
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ +
Maj
or
104
Cor
is b
atue
nsis
-
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
105
Cor
is g
aim
ard
- -
- -
- -
- -
+ +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
106
Dip
roct
acan
thus
sp.
-
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
+ +
Maj
or
107
Epi
bulu
s in
sidi
ator
+
+ -
+ -
- -
- +
- +
- -
- -
- +
- +
- -
- +
- -
- +
- -
- -
+ +
Maj
or
108
Gom
phos
us v
ariu
s +
- +
+ -
+ -
+ +
+ +
- -
- -
- +
- +
+ -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ +
Maj
or
109
Hal
icho
eres
arg
us
+ +
- +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
- -
+ -
+ +
+ M
ajor
110
Hal
icho
eres
bat
uens
is
+ -
- -
- -
- +
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- M
ajor
111
Hal
icho
eres
chr
ysus
-
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
+ -
- -
- -
- +
+ +
Maj
or
77
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
112
Hal
icho
eres
hor
tula
nus
+ +
- +
- +
- +
+ +
+ +
- -
- -
+ +
+ +
- -
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
+ M
ajor
11
3 H
alic
hoer
es m
argi
natu
s -
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
+ -
Maj
or
114
Hal
icho
eres
mel
anur
us
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- M
ajor
11
5 H
alic
hoer
es o
rnat
issi
mus
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
+ -
- -
- -
- +
- -
Maj
or
116
Hal
icho
eres
pod
ostig
ma
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
11
7 H
alic
hoer
es p
roso
peio
n +
- +
+ -
- -
+ +
- +
- -
- -
- +
+ +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
118
Hal
icho
eres
sca
pula
ris
+ -
- -
- -
- +
+ -
+ -
- -
- -
+ +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ +
+ M
ajor
11
9 H
alic
hoer
es s
p.
+ +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- M
ajor
12
0 H
alic
hoer
es s
pp.
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
12
1 H
emig
ymnu
s fa
scia
tus
+ -
- +
- -
+ +
+ -
+ -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ Ta
rget
122
Hem
igym
nus
mel
apte
rus
+ +
- +
+ -
+ +
+ +
+ +
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
+ +
- -
- +
+ Ta
rget
12
3 La
bric
hthy
s un
iline
atus
-
+ +
- -
- -
+ +
- +
- -
- -
- +
- +
- -
- -
+ +
- +
- -
- +
+ +
Maj
or
124
Labr
iid s
pp.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
12
5 La
broi
des
bico
lor
+ +
- +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
- M
ajor
12
6 La
broi
des
dim
idia
tus
+ +
- +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
+ +
+ -
- +
+ +
+ -
+ -
- -
+ +
+ M
ajor
12
7 La
broi
des
pect
oral
is
+ -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
+ M
ajor
12
8 M
acro
phar
yngo
don
mel
eagr
is
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
12
9 M
acro
phar
yngo
don
sp.
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- M
ajor
13
0 N
ovac
ulic
hthy
s sp
. -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
131
Nov
acul
icht
hys
taen
iuru
s -
- -
+ -
- -
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
+ -
Maj
or
132
Ste
thoj
ulis
alb
ovitt
ata
+ +
+ +
- -
- +
+ +
+ +
- -
- -
+ +
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ +
- M
ajor
13
3 Th
alas
som
a am
blyc
epha
lus
+ -
- -
- +
- +
+ +
- +
- -
- -
+ +
+ -
- -
+ +
- -
- -
- -
+ -
+ M
ajor
13
4 Th
alas
som
a ha
rdw
icke
i +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
- +
- +
+ -
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
Maj
or
135
Thal
asso
ma
jans
eni
+ +
- +
- -
- +
+ +
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
+ -
- M
ajor
13
6 Th
alas
som
a lu
nare
+
- -
+ -
+ +
+ +
- +
+ -
- -
+ -
+ +
- -
+ +
+ -
+ +
- -
- +
+ +
Maj
or
78
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
XVI
LETH
RIN
IDA
E
137
Gna
thod
ente
x au
rolin
eatu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
138
Leth
rinus
chr
ysos
tom
us
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
139
Leth
rinus
ery
thro
pter
us
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
140
Leth
rinus
har
ak
- -
- -
- -
- -
- +
- +
+ -
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
141
Leth
rinus
orn
atus
+
- -
- -
- -
+ +
+ -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
142
Mon
otax
is g
rand
ocul
is
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
143
Mon
otax
is s
p.
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
XVII
LUTJ
AN
IDA
E
144
Lutja
nus
boha
r -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
+ -
- +
- -
- -
- +
Targ
et
145
Lutja
nus
carp
onot
atus
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
Targ
et
146
Lutja
nus
decu
ssat
us
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ -
+ +
- +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
+ Ta
rget
147
Lutja
nus
fulv
iflam
ma
- +
- -
- -
- -
- -
- +
- -
+ +
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
+ Ta
rget
148
Lutja
nus
fulv
us
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- +
- -
+ -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
149
Lutja
nus
lineo
latu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
Targ
et
150
Lutja
nus
lunu
latu
s +
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
151
Lutja
nus
vitta
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
Targ
et
152
Mac
olor
mac
ular
is
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
153
Mac
olor
nig
er
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
XVIII
MA
LAC
AN
THID
AE
154
Mal
acan
thus
lato
vitta
tus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
155
Mal
acan
thus
sp.
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
79
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
XIX
MO
NA
CA
NTH
IDA
E
156
Alu
teru
s sc
riptu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
157
Am
anse
s sc
opas
+
- -
- -
- -
- +
+ +
- -
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
XX
MU
LLID
AE
158
Mul
loid
icht
hys
flavo
linea
tus
- -
- +
- -
- +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
159
Par
upen
eus
barb
erin
us
+ -
- +
- -
- +
+ +
+ -
- +
- -
+ +
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
+ Ta
rget
160
Par
upen
eus
bifa
scia
tus
+ +
- +
- +
- +
+ +
- +
- -
- -
+ -
+ -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
161
Par
upen
eus
flavo
mac
ulat
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
162
Par
upen
eus
mul
tifas
ciat
us
+ +
- +
- +
- +
- +
+ +
- +
- -
- +
+ -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
XXI
NEM
IPTE
RID
AE
163
Nem
ipte
rus
sito
sus
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
164
Nem
ipte
rus
sp.
- -
- -
- -
+ +
- +
+ -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
165
Pen
tapo
dus
cani
nus
- -
- +
- +
- +
- +
+ +
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
166
Pen
tapo
dus
seto
sus
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
XXII
OST
RA
CIID
AE
167
Ost
raci
on m
elea
gris
-
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
XXIII
PEM
PER
IDA
E
168
Pem
pher
is v
anic
olen
sis
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
+-
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
80
Lam
pira
n 4.
(lan
juta
n)
XXIV
PI
NG
UIP
EDID
AE
169
Par
aper
cis
sp.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- M
ajor
XX
V PO
MA
CEN
TRID
AE
170
Apo
lem
icht
hys
mul
tifas
ciat
us
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
17
1 A
pole
mic
hthy
s sp
. -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
172
Apo
lem
icht
hys
trim
acul
atus
-
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
+ -
- +
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
173
Cen
tropy
ge b
icol
or
+ -
- +
- -
+ +
+ +
- -
- -
- +
+ -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
17
4 C
entro
pyge
bis
pino
sus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ -
- -
- -
+ -
- -
- M
ajor
17
5 C
entro
pyge
flav
isim
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
17
6 C
entro
pyge
nox
+
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
177
Cen
tropy
ge ti
bice
n +
- -
+ -
- +
+ +
- +
- -
- -
+ +
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
178
Cen
tropy
ge v
rolik
i +
+ -
+ -
+ +
+ +
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ -
+ +
+ -
- +
+ +
- +
+ +
Maj
or
179
Pom
acan
thus
ann
ular
is
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
18
0 P
omac
anth
us im
pera
tor
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
18
1 P
omac
anth
us n
avar
chus
+
- -
- -
- +
- -
+ -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
182
Pom
acan
thus
sex
triat
us
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
18
3 P
omac
anth
us x
anth
omet
opon
-
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
184
Pyg
oplit
es d
iaca
nthu
s +
- -
+ -
- -
- -
- +
+ -
- -
- +
- +
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
+ +
Maj
or
185
Abu
defd
uf s
axat
ilis
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
18
6 A
bude
fduf
sex
fasc
iatu
s -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- +
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
Maj
or
187
Aca
ntho
chro
mis
pol
yaca
nthu
s -
+ -
+ -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
- +
- -
- +
+ +
Maj
or
188
Am
blyg
lyph
idod
on a
ureu
s -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
- +
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
+ -
Maj
or
189
Am
blyg
lyph
idod
on c
urac
ao
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
- -
- -
+ -
+ +
- -
+ -
- -
+ -
- -
+ +
+ M
ajor
81
Lam
pira
n 4
(Lan
juta
n)
190
Am
blyg
lyph
idod
on le
ucog
aste
r -
- -
+ -
- +
+ +
- +
- -
- -
- +
- +
- -
+ +
- -
- +
- -
- -
+ +
Maj
or
191
Am
phip
rion
clar
ckii
+ -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
+ -
- -
+ +
+ M
ajor
19
2 A
mph
iprio
n oc
ella
ris
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
+ M
ajor
19
3 A
mph
iprio
n pe
rider
aion
-
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
194
Am
phip
rion
poly
mnu
s +
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
195
Am
phip
rion
sand
arac
inos
-
- -
+ -
- -
+ +
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
196
Cha
etod
onto
plus
mes
oleu
cus
- -
- +
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
19
7 C
hrom
is a
lpha
-
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
198
Chr
omis
alti
felis
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
199
Chr
omis
ana
lis
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
20
0 C
hrom
is a
tripe
s +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
201
Chr
omis
mar
garit
ifer
+ -
- +
+ +
- +
+ -
+ +
- -
- -
+ +
+ +
- +
+ +
- -
- -
- -
+ +
+ M
ajor
20
2 C
hrom
is re
trofa
scia
tus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
20
3 C
hrom
is v
iridi
s -
+ -
- -
- +
+ -
- -
- -
- -
- +
- +
+ -
- -
- +
- +
- -
- -
+ +
Maj
or
204
Chr
omis
web
eri
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- +
+ -
+ +
- -
- +
+ +
+ +
- +
- -
+ -
+ M
ajor
20
5 C
hrom
is x
anth
ura
+ +
- +
+ -
+ -
+ -
+ -
- -
+ +
+ -
+ -
- +
+ +
+ -
- +
- -
- +
+ M
ajor
20
6 C
hrys
ipte
ra c
yane
a +
- -
- -
+ -
+ +
+ -
+ -
- -
- +
+ +
- -
- +
+ -
- -
- +
+ +
- +
Maj
or
207
Chr
ysip
tera
rex
+ -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
+ -
+ +
+ M
ajor
20
8 C
hrys
ipte
ra ro
lland
i +
- -
+ -
+ -
+ +
- +
- -
- -
- +
- +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
Maj
or
209
Chr
ysip
tera
talb
oti
+ -
- +
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
- -
+ -
- -
+ M
ajor
21
0 D
ascy
llus
arua
nus
- -
- +
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- M
ajor
21
1 D
ascy
llus
retic
ulat
us
+ -
- +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- +
- +
+ -
- -
- +
+ +
- -
- -
+ +
+ M
ajor
21
2 D
ascy
llus
trim
acul
atus
-
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ +
- -
- +
+ +
- -
- -
- +
- +
Maj
or
213
Dis
chis
todu
s pe
rspi
cilla
tus
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
82
Lam
pira
n 4
(Lan
juta
n)
214
Dis
chis
todu
s pr
osop
otae
nia
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
215
Neo
glyp
hido
don
nigr
oris
-
+ -
+ -
- -
+ +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ +
Maj
or
216
Neo
glyp
hido
don
thor
acot
ae-
niat
us
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
217
Par
agly
phid
odon
mel
as
+ +
- +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
+ -
+ +
- +
- -
- -
+ -
- -
- +
+ M
ajor
218
Ple
ctro
glyp
hido
don
dick
i -
- +
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
219
Ple
ctro
glyp
hido
don
lacr
y-m
atus
+
+ +
+ -
+ -
+ +
+ -
- -
- -
- +
- +
- -
+ +
+ -
- -
- +
+ +
+ +
Maj
or
220
Ple
ctro
glyp
idod
on d
icki
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
221
Pom
acen
trus
alex
ande
rae
+ -
- +
- -
- +
- -
+ -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
+ -
- -
+ -
+ M
ajor
222
Pom
acen
trus
ambo
inen
sis
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ -
- -
- -
- M
ajor
223
Pom
acen
trus
bank
anen
sis
- +
- +
- -
- +
+ +
+ -
- -
- -
+ +
+ -
- -
+ +
- -
- -
+ -
+ +
+ M
ajor
224
Pom
acen
trus
lepi
doge
nys
+ +
+ +
- +
- +
+ +
+ +
- -
- -
+ -
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ M
ajor
225
Pom
acen
trus
mar
garit
ifer
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- M
ajor
226
Pom
acen
trus
mol
ucce
nsis
+
+ +
+ -
+ -
+ +
+ +
+ -
- -
- +
- +
+ -
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
Maj
or
227
Pom
acen
trus
nigr
oman
us
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
+ -
- -
- +
- M
ajor
228
Pom
acen
trus
phili
ppin
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
229
Pom
acen
trus
sext
riatu
s -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
230
Pom
acen
trus
tripu
ncta
tus
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
231
Ste
gast
es n
igric
ans
- +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- +
- M
ajor
XXVI
PR
IAC
AN
THID
AE
232
Pria
cant
hus
ham
rur
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
83
Lam
pira
n 4
(Lan
juta
n)
XXVI
I PS
EUD
OC
HR
OM
IDA
E
23
3 La
brac
inus
cyc
loph
thal
mus
-
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
Maj
or
234
Pse
udoc
hrom
is c
yano
taen
ia
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ M
ajor
XX
VIII
SAU
RID
AE
235
Sau
rida
sp.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
XX
IX
SCA
RID
AE
236
Bol
bom
etop
on m
uric
atum
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
237
Sca
rus
bico
lor
- -
- +
- -
- +
- +
- -
- -
- +
- -
+ +
- +
- +
+ -
- -
- -
+ +
+ Ta
rget
23
8 S
caru
s bl
ecke
ri +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ -
+ -
+ +
- +
+ -
- -
+ -
- +
- -
+ -
+ +
Targ
et
239
Sca
rus
bow
ersi
-
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
240
Sca
rus
dim
idia
tus
+ -
+ +
- -
- +
- +
+ +
- +
- -
- -
- -
- +
+ +
- +
+ +
+ +
- -
+ Ta
rget
24
1 S
caru
s fo
rste
ni
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
24
2 S
caru
s gh
oban
+
+ -
+ -
+ -
+ +
+ +
+ -
+ -
- +
+ +
+ -
+ -
+ -
- +
- +
+ +
+ -
Targ
et
243
Sca
rus
hyps
elop
teru
s +
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- +
- -
- -
+ +
Targ
et
244
Sca
rus
mic
rohi
nos
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
- Ta
rget
24
5 S
caru
s ni
ger
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
24
6 S
caru
s pr
asio
gnat
hus
- +
- +
- +
- -
+ +
+ +
- -
- +
+ -
+ +
- +
+ +
+ +
- -
- +
- +
+ Ta
rget
24
7 S
caru
s ru
brov
iola
ceus
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
248
Sca
rus
schl
egel
i +
- -
+ -
- -
- +
+ +
- -
+ -
- +
- +
+ -
- -
+ +
- +
- -
- -
+ +
Targ
et
249
Sca
rus
sord
idus
+
+ -
+ -
+ +
+ +
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ -
+ +
- +
+ +
+ +
- +
+ +
Targ
et
250
Sca
rus
sp.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
84
Lam
pira
n 4
(Lan
juta
n)
XXX
SCO
LOPS
IDA
E
25
1 S
colo
psis
bili
neat
us
+ +
- +
- -
- +
+ +
+ +
- -
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
- -
- -
+ +
+ Ta
rget
252
Sco
lops
is li
neat
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
253
Sco
lops
is m
arga
ritife
r -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
- +
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
254
Sco
lops
is tr
iline
ata
+ +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
- Ta
rget
XXXI
SE
RR
AN
IDA
E
25
5 A
etha
lope
rca
roga
a -
- -
- -
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
256
Ant
hias
hut
chi
+ -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ M
ajor
257
Ant
hias
pas
calu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ -
Maj
or
258
Ant
hias
squ
amis
pini
s +
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- +
+ +
- -
- -
- +
+ +
Maj
or
259
Ant
hias
tuka
-
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- +
+ +
+ -
- -
- +
- +
Maj
or
260
Any
pero
don
leuc
ogra
mm
icus
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
Targ
et
261
Cal
otom
us s
p.
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
262
Cep
halo
phol
is a
rgus
+
- -
+ -
- -
- -
+ +
- -
+ -
+ +
- +
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
263
Cep
halo
phol
is b
oena
k -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
264
Cep
halo
phol
is c
yano
stig
ma
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
265
Cep
halo
phol
is fo
rmos
a -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
266
Cep
halo
phol
is m
inia
ta
+ -
- +
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
+ +
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
267
Cep
halo
phol
is u
rode
ta
+ -
- +
- -
- -
+ -
+ -
- +
- -
- -
+ -
- -
+ +
- -
- -
- -
+ -
+ Ta
rget
268
Chr
omile
ptes
alti
felis
+
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
269
Epi
neph
elus
fasc
iatu
s +
- -
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
270
Epi
neph
elus
fusc
ogut
tatu
s +
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- +
Targ
et
85
Lam
pira
n 4
(Lan
juta
n)
271
Epi
neph
elus
mer
ra
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
+ Ta
rget
272
Epi
neph
elus
ong
us
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
273
Ple
ctro
pom
us le
opar
dus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
274
Ple
ctro
pom
us m
acul
atus
+
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
275
Ple
ctro
pom
us tr
unca
tus
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
276
Pse
udan
thia
s tu
ka
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
277
Var
iola
lout
i -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
XXXI
I SI
GA
NID
AE
278
Sig
anus
can
alic
ulat
us
+ -
- +
- -
- +
+ +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
279
Sig
anus
cor
allin
us
- -
- +
- -
- -
+ +
- -
- -
- +
- -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
+ -
+ Ta
rget
280
Sig
anus
dol
iatu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- +
Targ
et
281
Sig
anus
gut
tatu
s -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Targ
et
282
Sig
anus
pue
llus
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
283
Sig
anus
pun
ctat
us
- +
- +
- -
- +
+ +
- -
- -
- -
+ -
+ -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
+ Ta
rget
284
Sig
anus
spi
nus
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Ta
rget
285
Sig
anus
virg
atus
+
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ -
- +
+ +
+ +
+ -
- +
+ -
- -
+ -
- +
+ +
Targ
et
286
Sig
anus
vul
pinu
s +
+ +
+ -
- -
- -
+ +
- -
- +
+ +
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
+ +
Targ
et
XXXI
II TE
TRA
OD
ON
TID
AE
287
Aro
thro
n ni
grop
unct
atus
-
+ -
- -
- -
+ -
- +
- -
- -
- +
- +
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
Maj
or
288
Can
thig
aste
r val
entin
i -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- +
- -
Maj
or
289
Dio
don
hist
rix
- -
- -
- -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- M
ajor
86
Lam
pira
n 4
(Lan
juta
n)
XXXI
V ZA
NC
LID
AE
290
Zanc
lus
corn
utus
+
+ -
+ -
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ -
+ +
+ +
- -
- +
+ +
Maj
or
K
eter
anga
n :
+
= d
item
ukan
- =
tida
k di
tem
ukan
87