Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
221 -
download
1
Transcript of Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover...
Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis
STUDI BASELINE TERUMBU KARANG
DI LOKASI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT
KABUPATEN BIAK NUMFOR
TAHUN 2008
Koordinator Tim Penelitian
ANNA E.W. MANUPUTTY
Disusun oleh :
SUYARSO DJUWARIAH
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PENDAHULUAN
Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase sebelumnya banyak kegiatan yang telah dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan diuji coba dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi si pengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas, karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan sendiri monitoring kondisi terumbu karang di masing-masing lokasi DPL, yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan studi baseline ekologi di lokasi Daerah Perlindungan Laut (DPL), yang meliputi pengamatan di bidang Sistem Informasi Geografis (SIG), kondisi karang, ikan karang dan megabentos membuat plot transek permanen untuk keperluan pemantauan diwaktu mendatang. Data yang dikumpulkan dipakai sebagai data dasar, dan acuan untuk pemantauan di lokasi yang sama pada waktu mendatang.
ii
HASIL
Pengamatan yang dilakukan di 46 lokasi transek dari 21 DPL di Kabupaten Biak Numfor diperoleh hasil sebagai berikut:
• Lokasi DPL seluruhnya terletak di ujung tubir rataan terumbu karang yang menempel pada pulau. DPL Pulau Wundi merupakan DPL terluas dengan luas 70,99 ha, dan yang terkecil terdapat di DPL Anggaduber (1,04 ha).
• Dari hasil pengamatan di 21 lokasi DPL, diperoleh jenis karang batu sebanyak 115 jenis yang mewakili 15 suku.
• Jumlah jenis terbanyak dijumpai di DPL Mios Manguandi (BIAP29, BIAP30 dan BIAP31), sebanyak 28 jenis yang mewakili 10 suku dan lokasi yang sedikit jumlah jenis karang batu adalah DPL Nurwar yaitu 1 jenis yang mewakili 1 suku.
• Dari 46 transek yang dilakukan di 21 lokasi DPL, dicatat bahwa biota megabentos didominasi oleh karang jamur (CMR) Fungia spp., diikuti oleh bulu babi (Diadema setosum), dan Drupella sp.
• Jumlah individu megabentos tertinggi terdapat di DPL Samberpasi (BIAP36 dan BIAP37), sebanyak 202 individu, dan yang terendah di DPL Desa Nurwar (BIAP1 dan BIAP2) yaitu, 7 individu.
• Hasil sensus visual di 21 lokasi DPL, dicatat total jumlah jenis dan jumlah individu ikan karang 301 jenis (32 suku), 23.201 individu dengan perincian: ikan major 150 jenis, 14.442 individu; ikan target 118 jenis, 6.606 individu dan ikan indikator 33 jenis, 2.153 individu.
• Kelompok ikan indikator yang dicatat dalam pengamatan ini, hanya Hemitaurichthys polylepis (suku Chaetodontidae) yang memiliki jumlah individu yang sangat dominan, yaitu sebanyak 813 individu. Jenis ini banyak ditemukan pada lokasi DPL Pulau Wadibu.
• Untuk kelompok ikan major, yang memiliki jumlah jenis maupun jumlah individu terbanyak dalam pengamatan ini, berturut-turut didominasi oleh Chromis ternatensisi, yaitu sebanyak 2.120 individu dengan nilai presentase kehadiran sebesar 50,00 %, diikuti Acanthochromis polyacanthus, 1.250 individu (54,35%) dan Chromis margaritifer 1.083 individu (67,39%).
iii
• Dari kelompok ikan target, Naso brevirostris (suku Acanthuridae) adalah jenis yang sangat dominan, yaitu sebanyak 1.537 individu. Jenis ini banyak ditemukan pada lokasi DPL di Pulau Rubras Besar, yang dicatat sebanyak 1.400 individu. Sedangkan untuk jenis Pterocaesio tile (suku Caesionidae), dicatat sebanyak 615 individu, dengan kelimpahan teringgi ditemukan di lokasi DPL Desa Nurwar dan Desa Saribra, masing-masing 180 individu dan 110 individu.
SARAN
Perlu adanya keseragaman kriteria dalam penentuan batas-batas, luasan suatu DPL, dengan memperhitungkan kondisi geografi, batimetri dan kondisi pantai maupun pesisir lainnya, seperti kondisi pesisir pantai yang landai atau terjal. Hal ini disebabkan karena penarikan batas wilayah DPL pada daerah ini dimulai pada ujung tubir hingga ke arah garis pantai sejajar dengan lebar rataan terumbu. Berbeda halnya dengan DPL lainnya yang wilayahnya ditentukan hanya pada wilayah tubir dan sejajar mengikuti bentuk tubir. Keberadaan DPL hendaknya dapat mewakili keseluruhan desa secara merata di Kabupaten Biak Numfor. Kondisi seperti ini sangat berpengaruh terutama dalam lebar atau sempitnya terumbu yang berpengaruh langsung pada zonasi karang.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah.
Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini beberapa penelitian telah dilakukan, dengan penyandang dana dari ”World Bank” (WB). Salah satu diantaranya penelitian ekologi terumbu karang untuk mendapatkan data dasar (baseline) di lokasi-lokasi COREMAP. Khususnya di lokasi ”Daerah Perlindungan Laut” (DPL) yang dicanangkan oleh penduduk setempat, dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode ”Point Intercept Transect” (PIT), yang lebih sederhana tapi menghasilkan data yang lebih cepat dan terukur.
Kegiatan baseline ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terumbu karang di lokasi tersebut. Hasil studi baseline akan dipakai sebagai data dasar, berupa data rujukan untuk pengamatan selanjutnya dengan metode yang sama dan di lokasi yang sama.
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa data, sehingga buku tentang studi baseline terumbu karang dengan metode ”PIT” dapat tersusun dengan baik.Kami menyadari , buku ini belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan, demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2008
Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI
Prof.Dr.Ir.Kurnaen Sumadiharga, M.Sc.
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………................ i
A. PENDAHULUAN ……………………………………............... i
B. HASIL …………………………………………….................... ii
C. SARAN ……………………………………………................... iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………................. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………….................. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………..................... vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………................. xi
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………............... 1
I.1. LATAR BELAKANG ………………………............ 1
I.2. TUJUAN PENELITIAN …………………………....... 2
I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN …………………... 2
BAB II. METODE PENELITIAN ………………………………............ 4
II.1. LOKASI PENELITIAN ……………………………...... 4
II.2. WAKTU PENELITIAN …………………………........ 6
II.3. PELAKSANAAN PENELITIAN …………………...... 6
II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA .............................................
6
II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) 6
II.4.2. Karang ................................ 9
II.4.3. Megabentos .......................... 10
II.4.4. Ikan Karang .......................... 10
BAB III. HASIL PENGAMATAN..................................... 12
III.1. Hasil Pengamatan SIG 12
III.2. Hasil Pengamatan Karang .................... 16
III.3. Hasil Pengamatan Megabentos .............. 50
III.4. Hasil pengamatan Ikan Karang ............... 53
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 59
LAMPIRAN ............................................................. 60
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan
substrat di lokasi DPL Desa Nurwar, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008 ..............
17
Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Anggaduber, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
18
Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Wadibu (Sariori), Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.................................................
19
Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Saba, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008 ................
20
Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Owi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
22
Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Besar, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.......................................
23
Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Kecil, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.......................................
25
Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Auki, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.................................................
26
Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Sandidori, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..
28
vii
Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Wundi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..
29
Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pai, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..
31
Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nusi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..
33
Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Supraima, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
35
Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Mios Manguandi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008........................................
37
Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dawi (Yansoren), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008........................................
39
Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nukori, kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
40
Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Samberpasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
42
Tabel 18. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008....
43
Tabel 19. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
44
viii
Tabel 20. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL di Desa Saribra, Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008..................................
47
Tabel 21. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Padaidori (Sasari), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008........................................
49
Tabel 22. Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Ikan Mayor, Target serta Ikan Indikator Pada 20 DPL di perairan Biak.....................
54
Tabel 23. Frekuensi Relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Perairan Kabupaten Biak Numfor, 2008.....
55
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1a. Peta stasiun DPL di Kecamatan Biak Timur,
Kabupaten Biak Numfor, 2008 ...............
4
Gambar 1b. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ......
5
Gambar 1c. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ...............
5
Gambar 2. Peta dasar dengan Citra komposit.Obyek mangrove ditunjukkan dengan warna jingga gelap, dan vegetasi lainnya berwarna jingga terang............................................
7
Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Perlindungan Laut di Kabupaten Biak Numfor, 2008 ...............
12
Gambar 4. Peta bentuk dan luas DPL di pesisir Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008...................................
13
Gambar 5. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau Padaido, Kabupaten Biak Numfor, 2008..................................
14
Gambar 6. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...................................
15
Gambar 7. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008..........................
21
Gambar 8. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak, 2008..........................
34
x
Gambar 9. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak, 2008..........................
49
Gambar 10. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
52
Gambar 11. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
52
Gambar 12. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor, 2008...
53
Gambar 13. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008............................................
56
Gambar 14. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode“UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak, 2008.............................................
57 Gambar 15. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor,
ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode“UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak, 2008.............................................
57
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Biak Numfor,
2008............................................
60
Lampiran 2. Sebaran jenis karang batu di di lokasi DPL Kecamatan Biak Timurdan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ................
62
Lampiran 3. Sebaran jenis karang batu di di lokasi DPL Kecamatan Padaido bawah dan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ..........
67
Lampiran 4. Sebaran jenis karang batu di di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor,2008...................................
73
Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008 .................................
79
Lampiran 6. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ..................................
80
Lampiran 7. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 .................................
81
Lampiran 8. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor,2008...................................
82
Lampiran 9. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008...................................
96
Lampiran 10. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 .................................
109
1
BAB I. PENDAHULUAN
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Komponen yang sangat penting dalam menyusun ekosistem ini adalah karang batu. Biota-biota lain seperti ikan, moluska, ekhinodermata dan rumput laut memanfaatkan lingkungan terumbu karang sebagai tempat hidup, membesarkan diri, melahirkan keturunan serta mencari makan.
Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau Biak dan pulau-pulau sekitarnya secara administratif termasuk dalam Provinsi Papua. Secara umum ekosistem pantai di perairan ini didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.
Hasil pengamatan kondisi terumbu karang Indonesia yang dilakukan oleh COREMAP menunjukkan bahwa hanya tinggal 6 % karang yang sangat baik dan 32 % kurang baik. Informasi ini menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun badan internasional untuk dapat mengurangi tekanan uyang terjadi terhadap terumbu karang. Salah satu solusi yang diajukan adalah menciptakan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) dengan fokus utamanya adalah daerah perlindungan laut (DPL). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi karang yang ada di kawasan daerah perlindungan laut Pulau Biak sebagai studi awal untuk mendapatkan nilai persentase tutupan karang hidup di lokasi DPL dengan harapan hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi semua stakeholders (instansi pemerintah, perusahan, LSM, akademisi dan kelompok masyarakat) dalam memanfaatkan kawasan laut sebagai sumber kehidupannya. I.1. LATAR BELAKANG
Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase sebelumnya Fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan diujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan
2
dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi si pengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan sendiri monitoring kondisi terumbu karang di masing-masing lokasi DPL, yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Dengan demikian informasi akurat tentang perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi di lokasi DPL dapat dicatat, untuk kemudian dilakukan langkah pengelolaan selanjutnya.
I.2. TUJUAN PENELITIAN
Melakukan studi baseline ekologi di lokasi Daerah
Perlindungan Laut (DPL), meliputi:
• Pengamatan di bidang Sistem Informasi Geografis (SIG), kondisi karang, ikan karang dan megabentos
• Membuat plot transek permanen untuk keperluan pemantauan diwaktu mendatang.
I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup studi baseline ekologi ini meliputi empat
tahapan yaitu:
3
• Tahap persiapan, meliputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan tim penelitian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat, pengadaan dan mobilitas peralatan penelitian serta perancangan penelitian untuk memperlancar pelaksanaan survey di lapangan. Selain itu, dalam tahapan ini juga dilakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penelitian yang akan dilakukan.
• Tahap pengumpulan data, yang dilakukan langsung di lapangan yang meliputi data tentang tutupan karang hidup (LC), bentos dan ikan karang.
• Tahap analisa data, yang meliputi verifikasi data lapangan dan pengolahan data sehingga data lapangan bisa disajikan dengan lebih informatif.
• Tahap pelaporan, yang meliputi pembuatan laporan sementara dan laporan akhir.
BAB II. METODE PENELITIAN
II.1. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian dipusatkan di Kabupaten Biak Numfor khususnya di lokasi DPL yang telah ditentukan, di pulau-pulau sekitar Kabupaten Biak Numfor. Lokasi DPL ini terletak di pulau-pulau kecil dan pesisir Pulau Biak yang meliputi 46 stasiun pengamatan, yaitu di Kecamatan Biak Timur meliputi 4 desa yaitu Desa Nurwar (BIAP 01, BIAP 02), Desa Anggaduber (BIAP 03, BIAP 04), Desa Wadibu (BIAP 05, BIAP 06, BIAP 07), Desa Saba (BIAP 08, BIAP 09); Kecamatan Padaido Bawah meliputi P. Owi (BIAP 10, BIAP 11), P. Rurbras Besar (BIAP 12, BIAP 13), P. Rubras Kecil (BIAP 14), P. Auki (BIAP 15, BIAP 16), Sandedori (BIAP 17, BIAP 18, BIAP 19, BIAP 20), P. Wundi (P. BIAP 21, BIAP 22), P. Pai (BIAP23, BIAP24), P. Nusi (BIAP25, BIAP26); serta Kecamatan Padaido Atas, meliputi Desa Supraima (Biap27, BIAP28), P. Mios Manguandi (BIAP29, BIAP30, BIAP31), P. Dawi (BIAP32, BIAP33, BIAP34), P. Nukori (BIAP35), Samber Pasi (BIAP36, BIAP37), Pulau Pasi (BIAP38, BIAP39), P. Mbromsi (BIAP40, BIAP41), D. Saribra (BIAP42, BIAP43, BIAP44) dan D. Padaidori (BIAP45, BIAP46), (Gambar 1a, 1b dan 1c).
Gambar 1a. Peta stasiun DPL di Kecamatan Biak Timur,
Kabupaten Biak Numfor,2008.
4
Gambar 1b. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor,2008.
Gambar 1c. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Atas,
Kabupaten Biak Numfor,2008.
5
6
II.2. WAKTU PENELITIAN
Pengamatan kondisi karang dan biota lainnya di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor dilakukan pada bulan Mei 2008.
II.3. PELAKSANA PENELITIAN
Penelitian dilakukan oleh Staf CRITC-COREMAP-LIPI Jakarta, dibantu oleh beberapa Staf dan teknisi Puslit Oseanografi LIPI Jakarta dan personal CRITC daerah setempat
II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA
Metode penarikan sampel diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang terlibat dalam penelitian ini.
II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis)
Penyiapan Peta Dasar
Peta dasar terumbu karang dibuat dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat. Saluran panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini adalah saluran tampak hingga inframerah dekat dan tengah. Pada citra Landsat, saluran tersebut terdapat pada saluran 1, 2, 3, 4, dan 5. Liputan citra yang digunakan adalah liputan 1 scene Landsat dengan ukuran masing–masing 185 km x 185 km persegi pada liputan path/row 104/061 dan 103/061, yang merekam bagian timur Kepulauan Biak. Ukuran terkecil objek yang diwakili oleh satu piksel pada citra multispektral (saluran 1, 2, 3, 4, 5, dan 7) mewakili area permukaan bumi dengan ukuran 30 m x 30 m persegi.
Citra yang digunakan merupakan citra satelit Landsat ETM+ 7 level 1G, sehingga citra tersebut sudah mengalami restorasi citra yang mencakup koreksi radiometri dan koreksi geometri. Koreksi radiometri dilakukan untuk mengatasi distorsi citra yang menyebabkan gangguan yang sifatnya spektral, sedangkan koreksi geometri dilakukan untuk gangguan yang sifatnya spasial. Pada citra level 1G, koreksi geometri yang dilakukan adalah koreksi geometri untuk kesalahan atau distorsi yang sifatnya sistematis sehingga sudah diperhitungkan sebelumnya (NASA, 1999).
Identifikasi objek pada terumbu karang dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi saluran 1, 2, dan 3 yang merupakan saluran tampak. Saluran tampak digunakan untuk identifikasi objek di terumbu karang, karena pada panjang gelombang ini, sinar sanggup menembus kolom air hingga kedalaman 20 meter (Campbell, 1996). Saluran 4 yang merupakan saluran inframerah dekat, digunakan untuk membatasi wilayah daratan dan perairan serta untuk membedakan obyek vegetasi, dalam hal ini mangrove. Pembedaan objek vegetasi mangrove dengan vegetasi lainnya dilakukan dengan memanfaatkan saluran 5. Hal ini disebabkan karena saluran 5 merupakan saluran inframerah tengah yang peka terhadap kelembaban lahan. Mangrove tumbuh pada lahan basah, sehingga dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya menggunakan saluran 5 ini. Ciri khas lahan yang ditumbuhi mangrove pada citra komposit saluran 453 adalah berwarna jingga gelap (Gambar 1). Warna jingga mewakili warna vegetasi yang ditonjolkan oleh saluran 4, dan warna gelap menunjukkan pada objek tersebut terletak pada lahan yang basah.
Mangrove
Vegetasi lainnya
Gambar 2. Peta dasar dengan Citra komposit.
Peta sebaran terumbu karang dan mangrove tentatif dibuat
terlebih dahulu di laboratorium sebelum dilakukan kerja lapangan. Peta ini digunakan sebagai bahan untuk pemilihan lokasi sampling dan alat bantu navigasi di lapangan. Peta
7
8
tentatif ini selanjutnya akan dijadikan sebagai peta dasar terumbu karang setelah diuji/dikoreksi dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.
Pemetaan Daerah Perlindungan Laut (DPL)
Pemetaan DPL dilakukan dengan memanfaatkan informasi koordinat batas DPL yang tersedia di daerah kajian. Informasi koordinat tersebut bersifat sementara, sehingga informasi lebih lanjut/detil didapatkan melalui keterangan penduduk setempat. DPL yang dibuat oleh penduduk/masyarakat, merupakan DPL yang digunakan untuk perlindungan ekosistem terumbu karang. Penentuan batas DPL berbeda-beda tergantung pada karakteristik terumbu. Pada terumbu karang yang menempel pulau, batas DPL dapat berupa bentuk segiempat atau lebih pada tubir terumbu karang, atau dapat juga berupa wilayah yang mencakup keseluruhan rataan terumbu karang mulai dari daerah tubir hingga garis pantai dengan jalan menarik garis batas mulai dari garis pantai tegak lurus kearah tubir terumbu karang. Untuk wilayah DPL yang terletak pada gosong (patch reef) batas wilayah berupa bentuk bidang segiempat atau lebih yang disesuaikan dengan bentuk gosong.
Langkah-langkah pemetaannya adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan peta tentatif posisi DPL dilakukan dengan
jalan memasukkan koordinat DPL sementara berdasarkan informasi awal ke dalam peta dasar terumbu karang yang dikombinasikan dengan data citra satelit. Peta tentatif ini nantinya digunakan sebagai panduan untuk mendatangi lokasi yang diduga sebagai DPL pada saat kerja lapangan.
2. Setelah peta dibawa ke lapangan, melalui informasi yang didapat di lapangan baik melalui informasi penduduk maupun dari dinas terkait, maka ujung-ujung batas DPL dipetakan dengan mencatat koordinatnya menggunakan alat GPS. Pembuatan sket bentuk DPL juga dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan dalam penarikan garis batas pada saat pembuatan peta DPL.
3. Pembuatan peta DPL dilakukan di laboratorium dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG dan pengolah data tabular (excel). Data yang diambil dari GPS merupakan data koordinat ujung-ujung batas DPL yang bentuknya berupa data tabular. Data ini diolah didalam perangkat lunak SIG menjadi peta sebaran titik. Kemudian, titik-
9
titik tersebut dihubungkan dengan garis sehingga membentuk sebuah wilayah DPL, sehingga dapat diketahui luasannya.
II.4.2. Karang
Bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan karang, biota bentik dan substrat (komponen bentik) ialah peralatan selam lengkap (SCUBA), perahu motor (rubber boat), alat tulis dalam air (kertas, pensil), papan pengalas, pita berskala (100 m), besi (diameter ±20 mm) dengan panjang 30 cm yang digunakan sebagai patok, martil (palu) dan tali plastik (nilon) ukuran diameter 6 mm.
Metode yang digunakan adalah metode transek garis, panjang transek 25 meter, dibentangkan sejajar garis pantai dimana daratan/pulau berada di sebelah kiri. Pencatatan kehadiran koloni karang dilakukan dengan “Point Intercept Transect (PIT)“ tiap koloni karang, biota bentos maupun substrat yang dilewati atau berada di bawah garis transek dicatat dengan interval 50 cm. Secara teknis di lapangan, yang dicatat ialah komponen bentik dimulai dari titik 0,50; 1; 1,50; 2; 2,5 dan seterusnya sampai ke titik 25. Total jumlah titik yang dilalui dan dicatat, 50 titik. Transek dilakukan di daerah lereng terumbu bagian atas dengan asumsi pertumbuhan karang batu cukup baik di area ini. Data pengamatan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel untuk kepentingan analisa lanjutan antara lain untuk melihat persentase kehadiran jenis karang, biota bentik dan substrat. Disamping itu untuk melengkapi laporan ini dibuat deskripsi lokasi dan gambar bentuk dasar perairan tiap lokasi. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk Tabel maupun peta tematik. Untuk analisa data hanya dilakukan secara deskriptif, dengan perhitungan persentase komponen bentik sebagai berikut:
Jumlah Tiap Komponen
(%) Jumlah individu = ------------------------------ x 100 % Total Komponen
10
II.4.3. Megabentos
Sampling dilakukan sesudah kegiatan PIT, dengan metode ”Reef Check” pada transek yang sama sepanjang 25 m dan dengan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis transek. Total bidang pengambilan/pencatatan biota makrobentik: (2 X 25) m2 = 50 m2. Biota yang dicatat jumlah individunya sepanjang transek ialah:
Lobster (udang barong) ”Banded coral shrimp” (udang karang kecil yang hidup
di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Seriatopora spp.)
Acanthaster planci (bintang bulu seribu) Diadema setosum (bulu babi hitam) “Pencil sea urchin” (bulu babi seperti pensil) “Large Holothurian” (teripang ukuran besar,
panjangnya ≥ 20 cm) “Small Holothurian” (teripang ukuran kecil,
panjangnya < 20 cm) “Large Giant Clam” (kima ukuran besar, panjangnya ≥
20 cm) “Small Giant Clam” (kima ukuran kecil, panjangnya <
20 cm) Trochus niloticus (lola) Drupella sp. (sejenis keong, berukuran kecil yang
hidup disela-sela karang) “Mushroom coral’ (karang jamur, Fungia spp.)
II.4.4. Ikan Karang
Seperti halnya karang, pengamatan ikan dilakukan di sepanjang garis transek. Metode yang digunakan yaitu metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 25 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5x25) = 125 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda et al. (1984), Kuiter (1992) dan Lieske & Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall & Heemstra (1991) dan Heemstra & Randall (1993).
11
Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/transek. Data kelimpahan tiap jenis ikan karang yang dicatat di masing-masing stasiun transek, ditampilkan dalam bentuk tabel dan peta tematik.
Jenis-jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (ENGLISH et al., 1997), yaitu:
a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang / daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kaka tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);
b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);
c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5–25 cm, dengan karakteristik warna yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada diperairan terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).
III. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang diamati, yaitu SIG, karang, megabentos dan ikan karang. Karena luasnya pulau, untuk menjadikan lebih informatif, peta-peta yang ditampilkan dipilah menjadi beberapa gambar.
III.1. Hasil Pengamatan SIG
Hasil pengamatan SIG disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan polygon dan luas daerah DPL (Gambar 3, 4 dan 5). Posisi masing-masing DPL disajikan dalam lampiran.
Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Perlindungan Laut di Kabupaten
Biak Numfor, 2008. Daerah Perlindungan Laut (DPL) di lokasi COREMAP di
Kabupaten Biak Numfor yang dilakukan transek PIT berjumlah 21 (Gambar 3). Keseluruhan DPL berada di sebelah Timur Kabupaten Biak Numfor. Kabupaten Biak Numfor itu sendiri memiliki dua pulau besar yaitu Pulau Biak dan Pulau Numfor. Pulau Biak merupakan pulau yang paling besar dan pusat dari kabupaten tersebut. DPL yang terdapat di pesisir Pulau Biak hanya berjumlah 4 yaitu DPL Nurwar, DPL Anggaduber, DPL Wadibu, dan DPL Saba. DPL lainnya terletak pada rataan terumbu yang terdapat di gugusan pulau-pulau
12
kecil yang berada di sebelah Tenggara Pulau Biak. Secara umum, rataan terumbu pada DPL yang berada di pesisir Pulau Biak relatif sempit. Rataan terumbu yang sempit biasanya berasosiasi dengan kondisi topografi pulau yang berbukit hingga bergelombang, serta dataran pantai yang sempit. Sebaliknya, pada pulau-pulau kecil yang bertopografi landai hingga datar memiliki rataan terumbu yang relatif lebar. Kondisi demikian mempengaruhi ukuran luas DPL yang ditentukan.
Gambar 4. Peta bentuk dan luas DPL di pesisir Kecamatan Biak
Timur , Kabupaten Biak Numfor, 2008. Peta pada Gambar 4 menunjukkan 4 DPL yang berada di pesisir
Timur – Tenggara Pulau Biak. Wilayah DPL tersebut relatif sempit dengan luas masing-masing DPL antara lain; 1) DPL Saba 2,2 ha, 2) DPL Wadibu 2,42 ha, 3) DPL Anggaduber 1,04 ha, dan 4) DPL Nurwar 5,43 ha. Keseluruhan DPL tersebut masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Biak Timur, dan lokasinya saling berdekatan. Selisih jarak terjauh yaitu antara DPL Anggaduber dengan DPL Nurwar yang jaraknya mencapai ± 6 Km. DPL Nurwar lebih luas dibandingkan dengan 3 DPL lainnya pada Gambar 3, karena DPL ditentukan hingga batas garis pantai. Rataan terumbu pada DPL tersebut juga lebih lebar yaitu ± 400 meter. Hal ini sejalan dengan kondisi pantainya yang relatif datar dan lebar dengan kombinasi vegetasi mangrove.
13
Gambar 5. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau
Padaido, Kabupaten Biak Numfor, 2008. Wilayah DPL pada peta Gambar 5 cenderung luas karena terdapat di gugusan pulau-pulau kecil yang rataan terumbunya cenderung lebih lebar. DPL pada Gambar 3 keseluruhan terdapat pada terumbu kategori “fringing reef”. DPL yang luas, penarikan batasnya cenderung mengikuti lebar terumbu hingga mencapai garis pantai. Tipe DPL seperti demikian pada Gambar 5 antara lain: 1) DPL P. Owi 8,99 ha, 2) DPL P. Rurbas Besar 2,68 ha, 3) DPL Rurbas Kecil 1,82 ha, 4) DPL P. Auki II 34,77 ha, 5) DPL P. Wundi 70,99 ha, dan 6) DPL P. Pai 37,7 ha. DPL lainnya yaitu DPL P. Auki I hanya memiliki wilayah pada ujung tubir terumbu dengan luas hanya 2,45 ha. Terumbu yang terdapat pada P. Auki, P. Wundi, P. Nusi, dan P. Pai saling terhubung membentuk rataan terumbu yang luas dengan bentuk melingkar seperti cincin (atol). Jika dilihat pada Gambar 3, 5 DPL terdapat pada terumbu tersebut dan wilayahnya cenderung lebih luas daripada DPL yang berada pada terumbu P. Owi, P. Rurbas Besar, dan P. Rurbas Kecil.
14
Gambar 6. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau
Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Peta pada Gambar 6 menampilkan wilayah DPL yang terdapat pada ujung Timur wilayah kegiatan survei baseline DPL. Keseluruhan DPL pada Gambar 6 terdapat pada terumbu kategori “fringing reef”. Luas masing-masing DPL antara lain; 1) DPL Padaido 6,43 ha, 2) DPL Mbromsi 5,99 ha, 3) DPL Nyansoren 10,15 ha, 4) DPL P. Pasi 10,52 ha, 5) DPL Sumber Pasi 5,44 ha, 6) DPL Mios Manguandi 38,17 ha, 7) DPL Supraima 22,95 ha, 8) DPL P. Nukori 3,34 ha, dan 9) DPL P. Dawi 46,12 ha. P. Bromsi, P. Pasi, dan P. Manggwandi masing-masing memiliki 2 DPL, karena memiliki pulau dan rataan terumbu yang lebih luas. Walaupun demikian, wilayah DPL terluas terdapat pada Pulau Dawi. Pulau Dawi tidak lebih besar daripada pulau lainnya, tetapi memiliki rataan terumbu yang cukup lebar hingga mencapai ± 560 meter, bahkan terumbunya terhubung hingga P. Nukori yang juga terdapat DPL.
Berdasarkan perhitungan luasan DPL melalui analisa SIG (Sistem Informasi Geografi) maka didapatkan jumlah total luasan 21 DPL yang terdapat di Kabupaten Biak yaitu sebesar 331,96 Ha atau 3,32 Km2. Jika dibandingkan dengan total luasan terumbu karang di Kabupaten Biak yaitu 207,28 Km2 (Wnardi, 2008), maka persentase total luas DPL terhadap luasan terumbu karang adalah 1,6%. Berdasarkan data tersebut, maka 98,39% luasan terumbu karang di Kabupaten Biak merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan positif lainnya.
15
16
III.2. Hasil Pengamatan Karang
Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Biak Numfor dilakukan di 21 lokasi dengan total 46 transek (Point Intercept Transect), yang termasuk dalam 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Biak Timur (4 Lokasi), Kecamatan Padaido Bawah (8 Lokasi) dan Kecamatan Padaido Atas (9 Lokasi). Masing-masing lokasi dibuat sebanyak 1-4 transek permanen, tergantung dari luas masing-masing lokasi DPL, dengan rata-rata panjang (sejajar garis pantai) ± 400-1.200 meter. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Untuk menampilkan peta yang lebih jelas dan informatif, maka peta tematik ditampilkan dalam beberapa gambar. Hasil pengamatan diuraikan selanjutnya berdasarkan wilayah kecamatan dimana DPL itu berada.
Kecamatan Biak Timur
1. DPL Desa Nurwar
Lokasi DPL di Desa Nurwar terletak di Kecamatan Biak Timur, Pulau Biak. Pantai ditumbuhi oleh vegetasi mangrove diselingi dengan tumbuhan pantai lainnya. Panjang reef flat ± 300 m, yang didominasi oleh turf algae, patahan karang mati (rubble, R) dan bongkahan karang (bolder). Kemiringan lereng terumbu ± 45°. Di lokasi ini hanya dilakukan 2 kali transek permanen. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang atau tidak berarus, dengan jarak pandang ± 8-10 meter. Substrat dasar tersusun dari patahan karang, sebagian berpasir, dan lumpur yang ditumbuhi sedikit lamun. Pertumbuhan karang pada lokasi ini relatif jarang, dan hanya ditemukan jenis Porites lobata, Favites sp. dan karang lunak Sinularia spp. Indikasi kerusakan terumbu karang yang terjadi pada lokasi ini disebabkan oleh ledak bom, yang digunakan oleh penduduk setempat untuk menangkap ikan.
Dari hasil transek yang dilakukan, tidak ditemukan jenis-jenis karang dari kelompok Acropora, serta jenis karang dari kelompok Non-Acropora, hanya diwakili oleh Porites lobata. Jenis karang pada lokasi ini, adalah yang terendah dibandingkan dengan jenis-jenis karang yang dicatat pada DPL lainnya. Sedangkan dari komponen lain, didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA), dengan persentase tutupan sebesar 56% dan 68%, dan diikuti oleh kategori patahan karang (R), yaitu 38% dan 22 %. Kedua kategori ini ditemukan secara bersama-sama pada transek BIAP1 dan BIAP2. Jumlah total nilai persentase komponen lain pada kedua lokasi tersebut ditemukan relatif berimbang, (Tabel 1).
17
Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Nurwar, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP1 BIAP2 BIAP1 BIAP2
NON-ACROPORA Porites lobata 1 2 2 4 Total 1 2 2 4 Komponen Lain DCA 28 34 56 68 SC 1 1 2 2 R 19 11 38 22 S 1 2 2 4 Total 49 48 98 96 Jumlah total 50 50 100 100
2. DPL Desa Anggaduber
Sama dengan Lokasi DPL Desa Nurwar, DPL Desa Anggaduber juga terletak di Kecamatan Biak Timur, Pulau Biak. Pantai berpasir putih yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Panjang reef flat ± 100 m, dengan lereng terumbu yang agak curam, yaitu ± 70°. Di lokasi ini dilakukan 2 kali transek permanen. Pertumbuhan karang batu pada daerah reef slope didominasi oleh Porites lobata, karang dengan bentuk pertumbuhan “massive” yaitu jenis Oulophyllia sp. dan Diploastera heliopora. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang, tidak berarus, dan jernih, dengan jarak pandang ± 8-10 meter. Substrat dasar tersusun dari patahan karang dan sebagian berpasir, yang ditumbuhi sedikit lamun. Pada kedalaman 5 m, Pertumbuhan karang relatif jarang. Dalam pengamatan ini juga ditemukan biota lain seperti Acanthaster plancii.
Dari hasil transek yang dilakukan, tidak ditemukan jenis-jenis karang dari kelompok Acropora. Sedangkan dari kelompok Non-Acropora, hanya diwakili oleh Favia sp., Merulina scabricula, Millepora sp., Montipora sp. dan Porites lobata. Dari jenis karang batu yang dicatat dalam pengamatan, Millepora sp. memiliki nilai persentase tutupan yang cukup tinggi dibandingkan jenis lainnya, yaitu sebesar 8% (BIAP3). Secara umum, kehadiran jenis-jenis karang batu Pada BIAP3 lebih beragam dibandingkan BIAP4 (1 jenis). Dari komponen lain, hanya didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA), yaitu sebesar 58% dan 80% yang dicatat pada transek BIAP3 dan BIAP4. Sedangkan kategori lain seperti other biota (OT), karang lunak (SC), alga (FS) dan patahan karang (R), memiliki persentase tutupan relatif rendah, yaitu di bawah 15%, (Tabel 2).
18
Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Anggaduber, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP3 BIAP4 BIAP3 BIAP4
NON-ACROPORA Favia sp. 2 0 4 0 Merulina scabricula 1 0 2 0 Millepora sp. 4 0 8 0 Montipora sp. 1 0 2 0 Porites lobata 1 2 2 4 Total 9 2 18 4 Komponen Lain DCA 29 40 58 80 SC 2 1 4 2 OT 7 5 14 10 FS 2 0 4 0 R 1 2 2 4 Total 41 48 82 96 Jumlah total 50 50 100 100
3. DPL Desa Wadibu (Sariori)
Lokasi daerah perlindungan laut (DPL) Desa Wadibu (Sariori), berdekatan dengan Desa Anggaduber, dan termasuk dalam Kecamatan Biak Timur, Pulau Biak. Pantai berpasir putih, ditumbuhi oleh tumbuhan kelapa dan vegetasi pantai lainnya. Panjang reef flat cukup bervariasi, ± 50 m hingga 100 m, dengan pertumbuhan karang didominasi oleh Porites sp, Montipora, Millepora (CME) dan rock (RK). Lereng terumbu relatif curam, dengan sudut kemiringan ± 50° - 70°. Di lokasi ini dilakukan 3 kali transek permanen. Pertumbuhan karang batu pada daerah lereng terumbu didominasi oleh Pocillopora sp, Porites,(massive), karang Millepora (CME), dan jenis karang lainnya yang baru tumbuh. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang atau tidak berarus, dengan kecerahan ± 9 – 10 meter. Substrat dasar berupa batu, yang ditumbuhi oleh “turf algae” dan alga jenis alga Halimeda sp.. Di lokasi ini banyak ditemukan algae Turbinaria sp., selain itu ditemukan juga bulu babi Diadema sp. dan Acanthaster planci.
Sama dengan kedua lokasi sebelumnya, jenis-jenis karang dari kelompok Acropora juga tidak ditemukan di lokasi ini. Karang kelompok Non-Acropora, dicatat sebanyak 13 jenis, didomonasi
19
oleh Porites lobata, dengan persentase tutupan tertinggi ditemukan pada transek BIAP5 dan BIAP7, masing-masing 12% dan 16%, (Tabel 3). Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang dominan, dengan persentase tutupan pada masing-masing transek sebesar 50% (BIAP5), 46% (BIAP6) dan 48% (BIAP7). Sedangkan karang lunak (SC), memiliki nilai persentase tutupan yang terendah, yaitu 2% yang dicatat di lokasi BIAP7.
Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Desa Wadibu (Sariori), Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP5 BIAP6 BIAP7 BIAP5 BIAP6 BIAP7
NON-ACROPORA Favia speciosa 1 0 0 2 0 0 Millepora sp. 0 0 3 0 0 6 Montipora sp. 1 2 0 2 4 0 Montipora venosa 1 1 0 2 2 0 Montipora verrucosa 0 1 0 0 2 0 Pavona varians 1 0 0 2 0 0 Platygyra pini 0 1 0 0 2 0 Platygyra sinuosa 1 0 0 2 0 0 Pocillopora damicornis 1 0 0 2 0 0 Porites lobata 6 2 8 12 4 16 Porites lutea 3 0 0 6 0 0 Porites rus 0 0 1 0 0 2 Porites sp. 1 0 0 2 0 0 Total 16 7 12 32 14 24 Komponen Lain DCA 25 23 24 50 46 48 SC 0 0 1 0 0 2 SP 2 2 0 4 4 0 OT 4 18 7 8 36 14 R 3 0 4 6 0 8 S 0 0 2 0 0 4 Total 34 43 38 68 86 76 Jumlah total 50 50 50 100 100 100
4. DPL Desa Saba
Daerah Perlindungan Laut (DPL) Desa Saba terletak paling barat dari semua lokasi yang terdapat di Biak Timur. Di lokasi ini hanya dilakukan 2 kali transek permanen. Pantai berpasir putih, serta banyak ditumbuh oleh vegetasi pohon kelapa. Panjang rataan terumbuh ± 500 m, dan banyak ditemukan karang dari jenis Porites sp. dan karang api Millepora sp. Lereng terumbu tergolong landai
20
dengan substrat karang mati, yang ditumbuhi oleh “turf algae”. Sepanjang lereng terumbu, pertumbuhan karang sangat sedikit ditemukan alga Halimeda sp., karang Tubastrea micrantha, Porites lobata dan “sea fan” atau jenis gorgonia, adalah jenis-jenis yang banyak ditemukan pada garis transek.
Karang batu yang dicatat dalam pengamatan ini adalah sebanyak 6 jenis, dan hanya diwakili oleh kelompok Non-Acropora. Kehadiran jenis karang batu dari kelompok Non-Acropora cenderung berimbang (BIAP9), terutama oleh Porites lobata, diikuti oleh Montipora sp. dan Tubastrea micrantha. Masing-masing memiliki persentase tutupan sebesar 8% dan 6%. Sedangkan jenis yang memiliki nilai persentase tutupan terendah adalah Cyphastrea microphthalma dan Montipora foliosa, masing-masing 2%. Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang dominan, dengan persentase tutupan pada masing-masing transek sebesar 48% dan 36%, dan diikuti oleh OT dengan nilai persentase tutupan 34% dan 20%. Sedangkan spong (SP), karang lunak (SC), alga (FS) dan patahan karang (R) memiliki nilai persentase tutupan di bawah 10%. Komposisi jenis dan persentase tutupan karang batu ditampilkan pada Tabel 4. Persentase tutupan karang dan komponen bentik serta substrat lainnya di pesisir Biak Timur disajikan dalam bentuk peta tematik pada Gambar 7.
Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Desa Saba, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP8 BIAP9 BIAP8 BIAP9
NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Millepora sp. 2 2 4 4 Montipora foliosa 0 1 0 2 Montipora sp. 1 3 2 6 Porites lobata 0 4 0 8 Tubastrea micrantha 0 3 0 6 Total 4 13 8 26 Komponen Lain DCA 24 18 48 36 SC 0 1 0 2 SP 4 1 8 2 OT 17 10 34 20 FS 1 4 2 8 R 0 3 0 6 Total 46 37 92 74 Jumlah total 50 50 100 100
Gambar 7. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat
hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
Kecamatan Pulau-Pulau Padaido Bawah.
5. DPL Pulau Owi
Lokasi ini, berupa pulau-pulau kecil terletak di bagian selatan Pulau Biak, termasuk dalam Kecamatan Padaido Bawah. Bagian pantai ditutupi pasir putih yang ditumbuhi oleh pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Panjang rataan terumbu ± 1 km, dengan karang didominasi oleh “turf algae”. Kemiringan lereng terumbu ± 30°-45°. Pada lokasi ini hanya dilakukan 2 kali transek permanen. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang atau tidak berarus, dengan kecerahan berkisar antara 14 – 16 meter. Substrat dasar tersusun dari patahan karang dan sebagian berpasir, dan selanjutnya karang mati yang ditumbuhi sedikit lamun.
Dari hasil transek dicatat sebanyak 9 jenis karang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu Acropora (4 jenis) dan Non-Acropora (5 jenis).
21
22
Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Owi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP10 BIAP11 BIAP10 BIAP11
ACROPORA Acropora florida 2 3 4 6 Acropora formosa 3 1 6 2 Acropora hyacinctus 0 2 0 4 Acropora sp. 24 18 48 36 Total 29 24 58 48 NON-ACROPORA Montipora informis 0 3 0 6 Montipora sp. 2 1 4 2 Pocillopora sp. 1 0 2 0 Pocillopora verrucosa 0 1 0 2 Seriatopora sp. 1 0 2 0 Total 4 5 8 10 Komponen Lain DCA 10 11 20 22 OT 1 4 2 8 FS 3 5 6 10 R 2 0 4 0 S 1 1 2 2 Total 17 21 34 42 Jumlah total 50 50 100 100
Jenis karang pada lokasi ini hanya didominasi oleh Acropora sp., dengan nilai persentase tutupan sebesar 48% (BIAP10) dan 36% (BIAP11), untuk jenis-jenis karang lain, memiliki nilai persentase tutupan kurang dari 10% pada kedua lokasi transek. Sedangkan komponen lain didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA) dengan persentase tutupan sebesar 20% (BIAP10) dan 22% (BIAP11) dan diikuti oleh alga (FS), yaitu 10% yang ditemukan pada transek BIAP11, (Tabel 5).
6. DPL Pulau Rubras Besar
Transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini sama dengan lokasi lainnya, yaitu sebanyak 2 kali transek. Ini disebabkan oleh sempitnya DPL pada lokasi tersebut. Pantai berpasir putih ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas memiliki lebar ± 100 m - 250 m ke arah tubir,
23
dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh Acropora spp., (bentuk pertumbuhan bercabang dan bentuk meja) Pocillopora sp. dan alga jenis Valonia sp. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Perairan jernih dengan jarak pandang ± 10 m. Lereng terumbu landai dengan sudut kemiringan 15°-20°. Jenis-jenis karang batu yang umum ditemukan pada lereng terumbu (tubir) adalah dari marga Acropora, Porites, Pocillopora, dan Montipora.
Pada pengamatan ini, ditemukan sebanyak 24 jenis karang batu, yang terdiri dari Kelompok Acropora (7 jenis) dan Non-Acropora (17 jenis). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total persentase tutupan kelompok karang Acropora tertinggi hanya terdapat di lokasi transek BIAP12, yaitu sebesar 28%. Sama halnya dengan kelompok Acropora, total persentase tutupan tertinggi dari jenis karang Non-Acropora, juga terdapat di transek BIAP12, yaitu 48%. Sedangkan komponen lain, didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA), jenis ini dicatat dengan persentase tutupan sebesar 44% (BIAP13), sedangkan persentase tutupan terendah diwakili oleh soft coral (SC), yaitu 2% (BIAP12), Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Besar, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP12 BIAP13 BIAP12 BIAP13
ACROPORA Acropora clathrata 4 0 8 0 Acropora grandis 1 0 2 0 Acropora hyacinctus 2 0 4 0 Acropora millepora 1 0 2 0 Acropora paniculata 3 0 6 0 Acropora sp. 2 0 4 0 Acropora tenuis 1 0 2 0 Total 14 0 28 0 NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Cyphastrea serailia 0 1 0 2 Favia pallida 1 0 2 0 Goniastrea sp. 0 1 0 2 Hydnophora rigida 1 0 2 0 Madracis sp. 1 0 2 0 Montastrea sp. 0 1 0 2 Montipora millepora 0 1 0 2
24
Montipora sp. 1 1 2 2 Montipora venosa 0 1 0 2 Pocillopora meandrina 1 0 2 0 Pocillopora verrucosa 7 1 14 2 Porites cylindrical 1 0 2 0 Porites lobata 5 2 10 4 Porites lutea 2 0 4 0 Porites nigrescens 0 3 0 6 Porites rus 3 1 6 2 Total 24 13 48 26 Komponen Lain DCA 4 22 8 44 SC 1 0 2 0 SP 2 0 4 0 OT 5 0 10 0 FS 0 6 0 12 R 0 3 0 6 S 0 6 0 12 Total 12 37 24 74 Jumlah Total 50 50 100 100
7. DPL Pulau Rubras Kecil
Daerah Perlindungan Laut (DPL) Pulau Rubras Kecil terletak di sebelah timur Pulau Rubras Besar. Di lokasi ini hanya dilakukan 1 kali transek permanen. Daerah pantai lokasi ini banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa dan vegetasi tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas memiliki lebar ± 100 meter ke arah tubir, dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh karang lunak, Acropora dan “turf algae”. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Perairan jernih dengan jarak pandang sekitar 12 meter. Lereng terumbu tergolong landai dengan substrat tersusun dari pasir dan pecahan karang mati yang banyak ditumbuhi oleh alga Halimeda spp.
Jenis-jenis karang batu yang umum ditemukan di lereng terumbu (tubir) adalah dari jenis Porites, Acropora dan Montipora. Dalam pengamatan ini, jenis karang dari kelompok Acropora hanya diwakili oleh Acropora brueggemanni. Jenis ini hadir dengan nilai persentase tutupan tertinggi, yaitu sebesar 12%. Sedangkan jenis-jenis karang batu dari kelompok Non-Acropora memiliki nilai persentase tutupan yang cukup berimbang, dengan kata lain, tidak ada dominansi tutupan dari jenis tertentu. Jenis karang dan biota bentik lain ditampilkan pada Tabel 7.
Dari empat kategori yang dicatat dalam pengamatan ini, hanya patahan karang (R), yang memiliki nilai persentase tutupan
25
tertinggi, yaitu sebesar 38%, kemudian diikuti oleh karang mati beralgae (DCA) 22%. Sedangkan untuk kategori biota lain (OT) dan alga (FS), masing-masing memiliki persentase tutupan 12% dan 2%.
Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Kecil, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu
% Jumlah Individu
BIAP14 BIAP14 ACROPORA Acropora brueggemanni 6 12 Total 6 12 Non-ACROPORA Fungia fungites 1 2 Fungia molluccensis 1 2 Montipora sp. 2 4 Montipora venosa 2 4 Porites nigrescens 1 2 Total 13 26 Komponen Lain DCA 11 22
OT 6 12 FS 1 2 R 19 38 Total 37 74 Jumlah total 50 100
8. DPL Pulau Auki
Pengamatan di DPL, Pulau Auki, dilakukan sebanyak 2 transek permanen. Daerah pantai ditutupi oleh pasir putih, yang ditumbuhi oleh vegetasi semak belukar dan pohon kelapa. Panjang reef flat ± 1 Km, pertumbuhan karang pada areal ini didominasi oleh turf algae. Lereng terumbu tergolong landai dengan sudut kemiringan ± 12°-14°, dengan substrat terdiri dari pasir dan karang mati yang ditutupi “turf algae”. Pertumbuhan karang di lereng terumbu tidak begitu padat, namun relatif beragam terutama jenis-jenis dari marga Acropora, Montipora, Faviidae, Platygyra dan Goniastrea. Dominasi biota lain yang ditemukan dalam pengamatan ini adalah dari jenis Fungia spp. dan Halimeda.
Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 1 jenis, yang diwakili oleh Acropora sp. dan Non-Acropora 20 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
26
total individu karang pada kedua lokasi transek relatif berimbang dengan kisaran nilai persentase
Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Auki, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Indivudu % Jumlah Individu BIAP15 BIAP16 BIAP15 BIAP16
ACROPORA Acropora sp. 2 2 4 4 Total 2 2 4 4 NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 0 1 0 2 Diploastrea heliopora 0 1 0 2 Echinophora lamellosa 1 0 2 0 Favia sp. 0 2 0 4 Favia stelligera 1 0 2 0 Favites abdita 0 2 0 4 Favites halicora 0 1 0 2 Favites sp. 4 2 8 4 Goniastrea sp. 1 1 2 2 Goniopora retiformis 2 0 4 0 Hydnophora rigida 1 0 2 0 Montipora informis 0 1 0 2 Montipora sp. 1 1 2 2 Pavona sp. 0 1 0 2 Platygyra daedalea 1 0 2 0 Pocillopora damicornis 2 0 4 0 Porites cylindrica 0 1 0 2 Porites lobata 0 3 0 6 Porites lutea 3 2 6 4 Porites sp. 1 0 2 0 Seriatopora hystrix 0 2 0 4 Total 18 21 36 42 Komponen Lain DC 0 1 0 2 DCA 18 21 36 42 SC 0 3 0 6 SP 4 0 8 0 R 7 1 14 2 S 1 1 2 2 Total 30 27 60 54 Jumlah total 50 50 100 100
27
tutupan antara 2%-8%. Kehadiran jenis-jenis karang batu dengan persentase tutupan yang relatif sama mengindikasikan bahwa komposisi jenis karang batu pada kedua lokasi transek cenderung sama pula.
Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA) ditemukan dengan jumlah individu yang dominan pada kedua lokasi transek tanpa diikuti oleh jenis lainnya. Kategori ini hadir dengan persentase tutupan sebesar 36% pada BIAP15 dan 42% (BIAP16). Sedangkan karang mati (DC) dan pasir (S) adalah jenis yang memiliki persentase tutupan yang terendah, yaitu 2%. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di lokasi transek ditampilkan pada Tabel 8.
9. DPL Desa Sandidori
Pada DPL di Desa Sandidori dilakukan sebanyak 4 kali transek permanen. Lokasi ini memiliki pantai berpasir putih yang ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas landai, dengan panjang ± 400 m - 1 km ke arah tubir. Lereng terumbu landai hingga cukup curam dengan sudut kemiringan sekitar 30° -60°. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 5 meter. Perairan jernih dengan jarak pandang sekitar 8-10 meter, memiliki substrat keras yang ditutupi “turf algae”. Pertumbuhan karang batu di daerah lereng terumbu (tubir) tidak merata atau secara bergerombol dan didominasi oleh karang bentuk “massive” seperti marga Porites, Favia dan Goniastrea, diikuti karang lunak, kelompok gorgonia dan biota lainnya. Indikasi kerusakan terumbu diakibatkan oleh adanya penggunaan bom dalam penangkapan ikan.
Dari hasil transek, dicatat sebanyak 19 jenis karang batu, dengan rincian 2 jenis dari kelompok Acropora dan 17 jenis dari kelompok Non-Acropora. Di lokasi ini, semua jenis karang batu memiliki nilai persentase tutupan yang cukup berimbang. Dengan kata lain, tidak adanya jenis yang dominan baik untuk kelompok Acropora maupun Non-Acropora. Dari 4 stasiun transek permanen, Kelompok karang Acropora hanya dicatat pada transek BIAP17, dibandingkan dengan kelompok Non-Acropora yang hadir pada semua lokasi. Sedangkan komponen lain dicatat sebanyak 7 kategori, yang didominasi oleh karang mati beralge (DCA). Kategori ini memiliki nilai persentase tutupan tertinggi pada semua lokasi transek, masing-masing 22% (BIAP17), 26% (BIAP18), 30% (BIAP19) dan 31 (BIAP20), dan yang memiliki nilai persentase tutupan terendah adalah spong (SP), yaitu 2% dan 4%, (Tabel 9).
28
Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Sandidori, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Indivudu % Jumlah Individu
BIAP 17
BIAP 18
BIAP 19
BIAP 20
BIAP 17
BIAP 18
BIAP 19
BIAP 20
ACROPORA Acropora humilis 1 0 0 0 2 0 0 0 Acropora sp. 1 0 0 0 2 0 0 0 Total 2 0 0 0 4 0 0 0 NON-ACROPORA Diploastrea heliopora 1 4 0 0 2 8 0 0 Echinophora lamellosa 0 0 1 0 0 0 2 0 Favia sp. 1 0 0 0 2 0 0 0 Favia stelligera 1 0 0 0 2 0 0 0 Favites abdita 1 0 0 0 2 0 0 0 Favites chinensis 0 0 1 0 0 0 2 0 Favites sp. 0 0 2 1 0 0 4 2 Galaxea fascicularis 0 1 0 0 0 2 0 0 Goniastrea sp. 0 0 2 0 0 0 4 0 Goniopora retiformis 1 0 0 1 2 0 0 2 Goniopora sp. 1 0 0 0 2 0 0 0 Merulina scabricula 0 0 0 1 0 0 0 2 Montipora informis 0 0 0 1 0 0 0 2 Montipora sp. 0 0 1 1 0 0 2 2 Montipora spumosa 1 0 0 0 2 0 0 0 Oxypora lacera 0 0 0 1 0 0 0 2 Porites lobata 1 0 1 0 2 0 2 0 Porites lutea 0 0 2 0 0 0 4 0 Porites nigrescens 0 0 1 0 0 0 2 0 Psammocora sp. 0 0 0 1 0 0 0 2 Total 8 5 11 7 16 10 22 14 Komponen Lain DC 2 0 0 0 4 0 0 0 DCA 22 26 30 31 44 52 60 62 SC 0 5 1 1 0 10 2 2 SP 1 0 2 0 2 0 4 0 OT 4 7 3 2 8 14 6 4 R 1 4 3 5 2 8 6 10 S 10 3 0 4 20 6 0 8 Total 40 45 39 43 80 90 78 86 Jumlah total 50 50 50 50 100 100 100 100
29
10. DPL Pulau Wundi
Pengamatan di DPL, Pulau Wundi, dilakukan sebanyak 2 transek permanen. Daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi pantai dan pohon kelapa, dengan substrat pasir putih. Pertumbuhan karang di rataan terumbu atas didominasi oleh jenis-jenis dari marga Pocillopora, Pavona dan Porites diikuti Acropora. Lereng terumbu landai, perairan jernih tidak berarus, dengan jarak pandang sekitar 20 meter. Pertumbuhan karang batu pada daerah ini terdiri dari jenis-jenis dari marga Pocillopora, Acropora dan Montipora, diikuti karang lunak. Dominasi biota lain yang ditemukan dalam pengamatan adalah kima, baik pada terumbu atas maupun lereng terumbu.
Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 4 jenis, dan Non-Acropora 19 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total individu karang pada kedua lokasi transek relatif berimbang, dan hanya Pocillopora damicornis (BIAP21) yang relatif dominan, jenis ini dicatat dengan persentase tutupan sebesar 12%. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa kehadiran karang dari kelompok Acropora sangat sedikit, baik dari jumlah jenis maupun persentase tutupan, bila dibandingkan dengan kelompok Non-Acropora, (Tabel 10). Dari komponen lain, kategori karang lunak (SC) dan karang mati beralgae (DCA) ditemukan dengan nilai persentase tutupan tertinggi pada transek BIAP21, masing-masing 20% dan 14%. Sedangkan pada BIAP22 persentase tutupan tertinggi hanya diwakili oleh DCA, yaitu sebesar 34%. Komposisi karang batu dan nilai persentase di setiap lokasi ditampilkan pada.
Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Wundi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP21 BIAP22 BIAP21 BIAP22
ACROPORA Acropora formosa 0 2 0 4 Acropora hyacinctus 1 0 2 0 Acropora sp. 0 1 0 2 Acropora tenuis 1 1 2 2 Total 2 4 4 8 NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Favia pallida 1 1 2 2 Favites halicora 1 0 2 0
30
Galaxea astreata 0 1 0 2 Montipora incrassate 4 2 8 4 Montipora informis 4 2 8 4 Montipora monasteriata 0 3 0 6 Montipora sp. 3 2 6 4 Montipora turgescens 2 0 4 0 Montipora venosa 0 1 0 2 Montipora verrucosa 0 1 0 2 Pavona minuta 1 1 2 2 Pavona sp. 0 1 0 2 Pocillopora damicornis 6 1 12 2 Pocillopora verrucosa 2 1 4 2 Porites cylindrical 1 0 2 0 Porites lobata 1 3 2 6 Psammocora sp. 1 0 2 0 Seriatopora hystrix 1 1 2 2 Total 29 21 58 42 Komponen Lain DCA 7 17 14 34 SC 10 0 20 0 SP 0 1 0 2 OT 2 3 4 6 FS 0 1 0 2 R 0 2 0 4 S 0 1 0 2 Total 19 25 38 50 Jumlah total 50 50 100 100
11. Lokasi DPL di Pulau Pai
Daerah DPL ini terletak di sebelah selatan Pulau Pai. Transek permanen hanya dilakukan sebanyak 2 kali, ini disesuaikan dengan luas DPL tersebut. Secara umum daerah pesisir pantai ditutupi oleh substrat pasir putih, ditumbuhi oleh vegetasi tumbuhan pantai yang diselingi oleh pohon kelapa dalam jumlah yang sedikit. Rataan terumbu atas tergolong landai, dengan substrat pasir putih yang ditumbuhi sedikit lamun, kemudian diikuti oleh koloni karang dari jenis karang bercabang dan Pocillopora damicornis. Lereng terumbu landai dengan substrat pasir yang ditumbuhi oleh lamun dari jenis Enhalus sp. dan Thallasodendron sp. Pada saat pengamatan, perairan tidak berarus dan jernih, dengan jarak pandang ± 20 meter. Pertumbuhan karang pada garis transek didominasi oleh pertumbuhan karang bercabang dan karang “massive”.
31
Jenis-jenis karang batu yang dicatat dalam pengamatan ini didominasi oleh Acropora sp., dengan nilai persentase tutupan sebesar 10% (BIAP23). Dari kelompok Non-Acropora, didominasi oleh jenis Montipora digitata, dengan nilai persentase tutupan sebesar 84% yang dicatat pada transek BIAP24. Dibandingkan dengan lokasi lainnya, lokasi DPL ini memiliki jumlah jenis karang batu yang relatif sedikit. Dari kelompok lain, kategori biota lain (OT) adalah yang dominan dibanding kategori lainnya. ketegori ini dicatat dengan presentase tutupan terbesar 28% dan pada BIAP23, (Tabel 11).
Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pai, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP23 BIAP24 BIAP23 BIAP24
ACROPORA Acropora cytherea 0 1 0 2 Acropora nasuta 2 0 4 0 Acropora sp. 5 2 10 4 Total 7 3 14 6 NON-ACROPORA Fungia sp. 0 1 0 2 Millepora tenella 2 0 4 0 Montipora digitata 0 42 0 84 Pocillopora damicornis 12 0 24 0 Seriatopora hystrix 1 0 2 0 Total 15 43 30 86 Komponen Lain DCA 5 3 10 6 OT 14 1 28 2 FS 1 0 2 0 S 8 0 16 0 Total 28 4 56 8 Jumlah total 50 50 100 100
32
12. DPL Pulau Nusi
Jumlah transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini sama dengan lokasi sebelumnya di Pulau Pai, yaitu sebanyak 2 kali transek. Ini disebabkan oleh sempitnya DPL pada lokasi tersebut. Pantai berpasir putih ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas landai, dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh marga Montipora, Porites serta alga jenis Turbinaria sp. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Kondisi perairan saat pengamatan berlangsung cukup tenang, jernih dan tidak berarus, dengan jarak pandang ± 20 meter. Lereng terumbu landai dengan sudut kemiringan ± 40°, dengan substrat tersusun dari pasir dan pecahan karang mati. Jenis-jenis karang batu yang umum ditemukan di lereng terumbu (tubir) adalah dari jenis Porites cylindrica, P. lobata, P. nigrescens dan Montipora sp. serta Turbinaria sp.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai persentase tutupan karang batu tertinggi dicatat di lokasi BIAP26, yaitu sebesar 26%, dengan tutupan tertinggi dicatat pada jenis Turbinaria sp., yaitu sebesar 18%. Sedangkan Kehadiran jenis karang dari kelompok Non-Acropora tidak ditemukan dalam pengamatan ini. Sedangkan persentase tutupan tertinggi dari komponen lain, dicatat pada lokasi transek BIAP25, yaitu sebesar 88% dibandingkan BIAP26 (74%). Dari 6 kategori yang dicatat, karang mati beralgae (DCA) memiliki persentase tutupan tertinggi, yaitu 34% yang dicatat pada BIAP25, diikuti sponge (SP) 22% (BIAP26) dan pasir (SA) 18% pada BIAP25. Sedangkan karang lunak (SC) memiliki persentase tutupan yang terendah, masing-masing 2% pada BIAP25 dan BIAP26. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di lokasi transek ditampilkan pada Tabel 12 dan Gambar 7.
33
Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nusi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
BIAP25 BIAP26 BIAP25 BIAP26 ACROPORA 0 0 0 0 NON-ACROPORA Montipora monasteriata 1 0 2 0 Montipora sp. 1 2 2 4 Porites cylindrica 3 0 6 0 Porites lobata 1 1 2 2 Porites nigrescens 0 1 0 2 Turbinaria sp. 0 9 0 18 Total 6 13 12 26 Komponen Lain DCA 17 12 34 24 SC 1 1 2 2 SP 6 11 12 22 OT 5 8 10 16 R 6 3 12 6 S 9 2 18 4 Total 44 37 88 74 Jumlah total 50 50 100 100
34
Gambar 8. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan
substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Kecamatan Pulau-Pulau Padaido Atas
13. DPL Desa Supraima
Daerah perlindungan laut (DPL) Desa Supraima, secara administratif terletak di kecamatan Padaido Atas. Transek permanen di lokasi ini dilakukan 2 kali. Pesisir pantai ditumbuhi oleh tumbuhan pantai dan pohon kelapa, dengan substrat pasir putih. Lebar rataan terumbu atas ± 500m–700 m ke arah tubir. Pertumbuhan karang di rataan terumbu didominasi oleh marga Porites, Acropora dan Seriatopora. Lereng terumbu tergolong landai, dengan substrat didominasi oleh pasir dan patahan karang mati, yang ditutmbuhi alga Halimeda sp. Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, tidak berarus dan jernih, dengan jarak pandang ± 25 meter.
Jenis-jenis karang batu di lokasi ini didominasi oleh jenis –jenis dari marga Acropora, Porites dan Montipora. Dari hasil transek dicatat 26 jenis karang batu yang terdiri dari 8 jenis kelompok Acropora dan 18 jenis dari kelompok Non-Acropora.
35
Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Supraima, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP27 BIAP28 BIAP27 BIAP28
ACROPORA Acropora cuneata 2 0 4 0 Acropora florida 1 0 2 0 Acropora grandis 0 1 0 2 Acropora humilis 0 1 0 2 Acropora palifera 0 1 0 2 Acropora pallida 2 0 4 0 Acropora sp. 1 0 2 0 Acropora tenuis 1 1 2 2
Total 7 4 14 8 NON-ACROPORA Coeloseris mayeri 0 1 0 2 Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Favia sp. 0 1 0 2 Favia speciosa 1 0 2 0 Leptastrea pruinosa 1 0 2 0 Merulina ampliata 1 0 2 0 Montipora sp. 0 1 0 2 Montipora venosa 0 1 0 2 Pachyseris rugosa 1 0 2 0 Platygyra sinensis 1 0 2 0 Pocillopora damicornis 1 2 2 4 Pocillopora verrucosa 1 0 2 0 Porites cylindrica 5 7 10 14 Porites lichen 2 0 4 0 Porites lobata 1 3 2 6 Porites lutea 0 1 0 2 Porites nigrescens 2 0 4 0 Seriatopora caliendrum 0 1 0 2
Total 18 18 36 36 Komponen Lain
DCA 6 16 12 32
SC 0 2 0 4
SP 3 2 6 4 OT 5 2 10 4
36
R 8 2 16 4
S 3 4 6 8
Total 25 28 50 56 Jumlah total 50 50 100 100
Secara umum nilai persentase tutupan yang dicatat di kedua lokasi transek relatif berimbang. Hanya Porites cylindrica, dari kelompok Non-Acropora yang memiliki nilai persentase tutupan sedikit lebih tinggi dibadingkan jenis lainnya, yaitu 10% (BIAP27) dan 14% (BIAP28). Sedangkan dari komponen lain, kategori karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang memiliki nilai persentase tutupan yang tertinggi, yaitu 32% pada BIAP28, dan persentase tutupan terendah dicatat pada karang lunak (SC), yang hanya ditemukan pada BIAP28 (2%), (Tabel 13).
14. DPL Pulau Mios Manguandi
Pengamatan di DPL Pulau Mios Manguandi, dilakukan sebanyak 3 transek permanen. Daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi semak belukar yang diselingi oleh pohon kelapa, dengan substrat pasir. Lebar Rataan terumbu atas ± 100 m ke arah tubir (lereng terumbu), dengan pertumbuhan karang didominasi oleh jenis-jenis dari marga Acropora, Pocillopora dan Porites. Lereng terumbu landai, dengan sudut kemiringan ± 15°-25°, substrat didominasi oleh karang mati yang ditumbuhi turf algae. Jenis-jenis karang batu didominasi oleh Acropora spp. (baik yang berbentuk tabulate, bercabang maupun digitate),jenis karang dari marga Pocillopora, Montipora dan Styllopora. Pertumbuhan karang masih ditemukan hingga kedalaman 15 m-20 m. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang dan tidak berarus. Perairan jernih, dengan jarak pandang ± 15 meter.
Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 14 jenis, dan Non-Acropora juga 14 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai persentase tutupan dari setiap jenis karang yang dicatat pada ketiga lokasi transek relatif berimbang. Dengan nilai persentase tutupan berkisar antara 2%-8%. Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA), memiliki nilai persentase tertinggi yang dicatat pada ketiga lokasi transek, tanpa diikuti oleh jenis lainnya. Masing-masing sebesar 40% (BIAP29), 24% (BIAP30 dan 28% (BIAP31). Sedangkan yang terendah adalah patahan karang (R), masing-masing 2% yang dicatat pada BIAP29 dan BIAP31, (Tabel 14).
37
Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Mios Manguandi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
BIAP29 BIAP30 BIAP31 BIAP29 BIAP30 BIAP31
ACROPORA Acropora caroliniana 1 0 0 2 0 0 Acropora clathrata 0 0 4 0 0 8 Acropora florida 0 1 0 0 2 0 Acropora formosa 0 3 0 0 6 0 Acropora glauca 0 1 0 0 2 0 Acropora grandis 0 0 1 0 0 2 Acropora horrida 1 0 1 2 0 2 Acropora humilis 1 0 0 2 0 0 Acropora hyacinctus 3 4 2 6 8 4 Acropora monticulosa 0 1 0 0 2 0 Acropora palifera 1 0 2 2 0 4 Acropora sarmentosa 0 1 0 0 2 0 Acropora sp. 4 2 0 8 4 0 Acropora tenuis 1 1 2 2 2 4 Total 12 14 12 24 28 24 NON-ACROPORA Acanthastrea sp. 1 0 0 2 0 0 Hydnophora pilosa 1 0 0 2 0 0 Montipora faveolata 0 0 1 0 0 2 Montipora incrassata 1 1 0 2 2 0 Montipora sp. 0 0 1 0 0 2 Montipora undata 1 0 0 2 0 0 Montipora venosa 2 0 0 4 0 0 Pocillopora damicornis 0 6 2 0 12 4 Pocillopora eydouxi 0 0 2 0 0 4 Pocillopora verrucosa 2 2 0 4 4 0 Porites cylindrica 0 2 1 0 4 2 Porites lutea 0 1 0 0 2 0 Seriatopora hystrix 0 1 1 0 2 2 Stylophora pistillata 0 1 1 0 2 2 Total 8 14 9 16 28 18 Komponen Lain DCA 20 12 14 40 24 28 SC 8 7 1 16 14 2 SP 1 3 11 2 6 22 R 1 0 1 2 0 2 S 0 0 2 0 0 4
Total 30 22 29 60 44 58 Jumlah total 50 50 50 100 100 100
38
15. DPL Pulau Dawi (Yansoren)
Di lokasi DPL Pulau Dawi, Desa Yansoren dilakukan 3 transek permanen. Bagian pantai ditutupi pasir putih, yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai dan pohon kelapa. Panjang rataan terumbu atas ke arah tubir ± 150 m-300 m. Pertumbuhan karang didominasi oleh marga Acropora, Porites dan Styllopora. Lereng terumbu landai, dengan sudut kemiringan ± 15°-30°. Substrat dasar perairan tersusun dari pasir, patahan karang mati dan batu karang yang ditumbuhi oleh turf algae (TA). Marga Arcopora, Porites, karang lunak dan spong banyak ditemukan di lokasi ini. Pertumbuhan karang batu masih ditemukan hingga kedalaman 20 m.
Jenis-jenis karang batu yang ditemukan dalam pengamatan ini terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok Non-Acropora sebanyak 23 jenis dan kelompok Acropora hanya 3 jenis. Dari 26 jenis karang batu yang dicatat, hanya jenis Porites cylindrica dan Porites nigrescens yang ditemukan tumbuh pada ketiga lokasi transek permanen tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, sebaran jenis karang batu pada lokasi DPL ini relatif sempit. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, umumnya setiap jenis karang batu yang ditemukan pada masing-masing transek memiliki nilai persentase tutupan yang relatif berimbang. Hanya Porites cylindrica dan Porites nigrescens, yang memiliki nilai persentase tutupan relatif menonjol, masing-masing hadir sebesar 10% pada BIAP34; 10% (BIAP32) dan 12% (BIAP33). Komponen lain dicatat sebanyak 6 kategori, dengan persentase tutupan tertinggi diwakili oleh patahan karang (R) sebesar 32% (BIAP) dan karang mati beralgae (DCA) 28% pada BIAP34. Sedangkan persentase tutupan terendah ditemukan pada kategori karang lunak (SC), yaitu 4% pada BIAP32, (Tabel 15).
39
Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dawi (Yansoren), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
BIAP 32
BIAP 33
BIAP 34
BIAP 32
BIAP 33
BIAP 34
ACROPORA Acropora florida 1 0 0 2 0 0 Acropora granulosa 0 1 0 0 2 0 Acropora valenciennessi 1 0 0 2 0 0
Total 2 1 0 4 2 0
NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 0 0 1 0 0 2 Cyphastrea serailia 0 0 2 0 0 4 Echinopora horrida 1 0 0 2 0 0 Favia pallida 0 0 1 0 0 2 Favites sp. 1 0 0 2 0 0 Fungia paumotensis 0 1 0 0 2 0 Galaxea fascicularis 0 0 1 0 0 2 Goniastrea favulus 1 0 1 2 0 2 Montastrea sp. 0 1 0 0 2 0 Montipora millepora 0 0 2 0 0 4 Montipora sp. 0 0 2 0 0 4 Pavona minuta 0 1 0 0 2 0 Pavona sp. 0 0 2 0 0 4 Pavona venosa 0 0 1 0 0 2 Pocillopora damicornis 1 2 0 2 4 0 Porites cylindrical 1 1 5 2 2 10 Porites lobata 0 0 2 0 0 4 Porites lutea 1 0 0 2 0 0 Porites nigrescens 5 6 2 10 12 4 Porites sp. 0 0 1 0 0 2 Seriatopora caliendrum 0 1 0 0 2 0 Seriatopora hystrix 2 0 1 4 0 2 Stylophora pistillata 0 3 0 0 6 0
Total 13 16 24 26 32 48
Komponen Lain
DCA 9 5 14 18 10 28 SC 2 0 0 4 0 0 SP 1 6 4 2 12 8
OT 0 8 0 0 16 0 R 16 9 6 32 18 12 S 7 5 2 14 10 4
Total 35 33 26 70 66 52
Jumlah total 50 50 50 100 100 100
40
16. DPL Pulau Nukori
Lokasi DPL Pulau Nukori terletak di sebelah utara P. Dawi. Substrat pantai berpasir putih yang ditumbuhi tumbuhan pantai dan pohon kelapa. Lebar rataan terumbu atas ke arah tubir ± 150 m, yang ditumbuhi oleh karang batu dari marga Pavona dan Pocillopora. Lereng terumbuh landai, dengan kemiringan ± 30°. substrat terdiri dari pasir, patahan karang mati dan batu karang mati, yang ditutupi oleh turf algae (TA). Pada lokasi ini hanya dilakukan 1 transek permanen. Pertumbuhan karang batu didominasi oleh jenis karang dari marga Cyphastrea, dari suku Faviidae serta Porites sp. Dominasi biota lain yang dicatat terdiri dari karang lunak, dan spong. Pertumbuhan karang masih ditemukan hingga kedalaman 15 m. Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, dengan jarak pandang ± 12 m.
Dalam pengamatan ini hanya ditemukan jenis-jenis karang dari kelompok Non-Acropora, yaitu sebanyak 13 jenis, dengan nilai persentase tutupan setiap jenis karang batu yang berimbang. Sedangkan dari kompenen lain, karang mati beralgae (DCA) dan patahan karang (R), memiliki persentase tutupan yang tinggi, masing-masing sebesar 24% dan 22%. Sedangkan karang lunak (SC) dan biota lain (OT), memiliki nilai persentase tutupan yang terendah, yaitu 2%, (Tabel 16).
Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nukori, kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu
Jumlah Individu
% Jumlah Individu
BIAP35 BIAP35 ACROPORA 0 0 Total 0 0 NON-ACROPORA Coeloseris sp. 1 2 Cyphastrea microphthalma 3 6 Echinopora lamellosa 1 2 Favites halicora 1 2 Goniastrea sp. 1 2 Leptastrea purpurea 1 2 Leptoria phrygya 1 2 Montastrea sp. 1 2
41
Montipora sp. 1 2 Platygyra pini 1 2 Platygyra sinensis 1 2 Porites cylindrica 1 2 Porites lobata 1 2 Total 15 30 Komponen Lain DCA 12 24 SC 1 2 SP 4 8 OT 1 2 R 11 22 S 6 12 Total 35 70 Jumlah total 50 100
17. Lokasi DPL Samberpasi
Daerah perlindungan laut (DPL) Desa Samberpasi terletak di Pulau Pasi. Transek permanen di lokasi ini dilakukan sebanyak 2 kali. Secara umum daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi tumbuhan pantai dan pohon kelapa, dengan substrat berbatu. Lebar rataan terumbu atas ± 150m - 200m kearah tubir. Pertumbuhan karang di rataan terumbu didominasi oleh kelompok Acropora bercabang (ACB). Lereng terumbu tergolong landai, dengan sudut kemiringan 25°, dengan substrat didominasi oleh patahan karang mati, yang ditutupi oleh turf algae (TA). Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, dan jernih, dengan jarak pandang ± 14 meter.
Jenis-jenis karang batu yang dicatat dalam pengamatan ini terdiri dari jenis karang dari marga Acropora, Montipora, Fungia dan Porites. Keragaman karang batu yang ditemukan dalam pengamatan ini relatif rendah. Dari hasil transek dicatat sebanyak 8 jenis karang, dengan rincian 2 jenis dari kelompok Acropora dan 6 jenis dari kelompok Non-Acropora. Secara umum nilai persentase tutupan yang dicatat relatif berimbang untuk semua jenis, kecuali Acropora brueggemanni, dari kelompok Acropora yang memiliki nilai persentase tutupan tertinggi, yaitu 48% (BIAP36). Sedangkan dari komponen lain, kategori karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang memiliki nilai persentase tutupan yang tertinggi, yaitu 30% pada BIAP36 dan 48% pada BIAP37, sedangkan persentase
42
tutupan terendah dicatat pada kategori pasir (S), yang hanya ditemukan pada BIAP37 (2%), (Tabel 17).
Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan
substrat di lokasi DPL Samberpasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP36 BIAP37 BIAP36 BIAP37
ACROPORA Acropora brueggemanni 24 0 48 0 Acropora sarmentosa 1 6 2 12 Total 25 6 50 12 NON-ACROPORA Ctenactis echinata 1 0 2 0 Fungia repanda 1 0 2 0 Fungia sp. 0 1 0 2 Montipora sp. 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 0 2 0 4 Porites sp. 0 1 0 2 Total 2 5 4 10 Komponen Lain 0 0 DCA 15 23 30 46 SP 0 3 0 6 OT 7 9 14 18 R 1 3 2 6 S 0 1 0 2 Total 23 39 46 78 Jumlah total 50 50 100 100
18. DPL Pulau Pasi
Pengamatan di DPL Pulau Pasi, dilakukan sebanyak 2 transek permanen. Bagian pantai ditutupi pasir putih yang diselingi batu, dan ditumbuhi oleh vegetasi pantai serta pohon kelapa. Panjang rataan terumbu atas ke arah tubir berkisar antara 150 m-200 m. Pertumbuhan karang disini didominasi kelompok Acropora bentuk bercabang, bentuk meja dan karang “massive” dan diselingi oleh “turf algae”. Lereng terumbu landai, dengan sudut kemiringan ± 25°-45°. Substrat dasar perairan tersusun dari pasir, patahan karang mati dan batu karang yang ditumbuhi oleh turf algae (TA).
43
Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, dan jernih, dengan jarak pandang ± 12 meter. Pertumbuhan karang didominasi oleh karang bercabang (CB), karang jamur (CMR),jenis karang dari marga Acropora dan Styllopora. Di kedalaman 8 m, ditemukan juga karang Acropora dengan ukuran koloni yang besar. Pertumbuhan karang batu masih ditemukan hingga kedalaman 15 m.
Jenis-jenis karang batu yang ditemukan dalam pengamatan ini tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di DPL Desa Samberpasi, yaitu jenis–jenis dari marga Acropora, Montipora, Pocillopora dan Porites. Dari 2 transek yang dilakukan, ditemukan sebanyak 13 jenis karang batu yang terdiri dari 4 jenis (kelompok Acropora) dan 9 jenis (kelompok Non-Acropora). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap jenis karang batu yang dicatat pada setiap stasiun transek, memiliki nilai persentase tutupan yang berimbang. Komponen lain dicatat sebanyak 6 kategori, dengan persentase tutupan tertinggi diwakili oleh karang mati beralgae, yaitu sebesar 60% pada BIAP38 dan 40% pada BIAP39. Sedangkan nilai persentase tutupan terendah diwakili oleh kategori spong (SP) dan biota lain (OT), masing-masing 2%, dan hanya ditemukan pada BIAP38, (Tabel 18).
Tabel 18. Jumlah dan persentase karang biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
BIAP38 BIAP39 BIAP38 BIAP39 ACROPORA Acropora brueggemanni 1 0 2 0 Acropora formosa 1 0 2 0 Acropora palifera 0 4 0 8 Acropora sp. 0 2 0 4 Total 2 6 4 12 NON-ACROPORA Euphyllia divisa 1 0 2 0 Galaxea fascicularis 0 2 0 4 Lobophyllia hattaii 1 0 2 0 Montipora sp. 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 1 3 2 6 Porites lutea 0 1 0 2 Porites nigrescens 1 1 2 2 Seriatopora caliendrum 0 1 0 2 Stylophora pistillata 1 0 2 0
44
Total 5 9 10 18 Komponen Lain DCA 30 20 60 40 SC 2 0 4 0 SP 1 0 2 0 OT 1 0 2 0 R 6 12 12 24 S 3 3 6 6 Total 43 35 86 70 Jumlah total 50 50 100 100
19. DPL Pulau Bromsi
Jumlah transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini adalah sebanyak 2 kali transek. Ini disebabkan oleh sempitnya DPL pada lokasi tersebut. Pantai berpasir putih dan ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya, dan memiliki rataan terumbu atas ± 150 m – 200 m.
Tabel 19. Jumlah dan persentase karang biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP40 BIAP41 BIAP40 BIAP41
ACROPORA Acropora florida 1 0 2 0 Acropora hyacinctus 1 0 2 0 Acropora palifera 1 1 2 2 Acropora pallida 1 0 2 0 Acropora sp. 1 3 2 6
Total 5 4 10 8
NON-ACROPORA Coeloseris mayeri 1 1 2 2 Favites abdita 0 1 0 2 Heliopora coerulea 1 0 2 0 Leptastrea purpurea 0 1 0 2 Montipora incrassata 2 0 4 0 Montipora informis 1 1 2 2 Montipora monasteriata 0 1 0 2 Montipora sp. 1 0 2 0 Montipora undata 0 1 0 2
45
Montipora venosa 1 0 2 0 Pocillopora damicornis 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 1 0 2 0 Porites cylindrica 0 2 0 4 Seriatopora caliendrum 0 2 0 4 Seriatopora hystrix 0 2 0 4
Total 8 13 16 26 Komponen Lain DCA 24 19 48 38 SC 0 2 0 4 SP 5 1 10 2 OT 3 0 6 0 FS 1 0 2 0 R 2 11 4 22 S 2 0 4 0
Total 37 33 74 66 Jumlah total 50 50 100 100
Pertumbuhan karang pada areal ini terdiri dari jenis-jenis dari marga Acropora, Pocillopora, Heliopora, dan kelompok Acropora dengan bentuk pertumbuhan seperti jari (ACD). Lereng terumbu landai dengan kemiringan ± 15°. Substrat dasar perairan adalah pasir dan berbatu yang ditutupi “turf algae” (TA) dan didominasi oleh pertumbuhan karang dari marga Acropora, Montipora dan Pocillopora. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Kondisi perairan saat pengamatan berlangsung cukup tenang dan tidak berarus, dengan jarak pandang sekitar 10 meter.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap jenis karang batu yang dicatat pada masing-masing stasiun transek, memiliki nilai persentase tutupan yang berimbang. Namun bila dilihat dari sebaran jenis, maka dapat dikatakan bahwa sebaran jenis karang batu pada daerah DPL ini relatif sempit. Dari komponen lain yang dicatat pada lokasi ini, kategori karang mati beralgae (DCA) memiliki persentase tutupan tertinggi, yaitu 48% (BIAP40) dan 38% (BIAP41). Sedangkan alga (FS) memiliki persentase tutupan yang terendah, yaitu 2% yang hanya dicatat pada BIAP40. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di lokasi transek ditampilkan dalam Tabel 19.
46
20. DPL Desa Saribra, Pulau Bromsi
Pengamatan di DPL Desa Saribra, Pulau Bromsi, dilakukan 3 transek permanen. Daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi pantai dan pohon kelapa, dengan substrat pasir putih dan patahan karang mati. Pertumbuhan karang di rataan terumbu atas didominasi oleh jenis-jenis dari marga Porites, Faviidae diikuti Acropora. Lereng terumbu landai, dengan kemiringan ± 20°, bersubstrat keras diselingi pasir dan patahan karang mati. Perairan jernih tidak berarus, dengan jarak pandang ± 18 meter. Pertumbuhan karang batu pada daerah ini terdiri dari jenis-jenis dari marga Pocillopora, Acropora dan Montipora, diikuti karang lunak.
Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 5 jenis, dan Non-Acropora 13 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total individu tertinggi dari kelompok karang Acropora, ditemukan pada stasiun trasnek BIAP42 (24 individu) dengan persentase tutupan sebesar 48%, dan terendah di BIAP44 (3 individu), atau 6 %. Sedangkan dari kelompok Non-Acropora, jumlah individu tertinggi terdapat di BIAP43 sebanyak 14 individu atau 28%. Dari total jenis yang dicatat, Acropora sp., memiliki nilai Persentase tutupan tertinggi, yaitu 32% yang dicatat pada BIAP42. Dari komponen lain, kategori karang mati beralgae (DCA) ditemukan dengan nilai persentase tutupan tertinggi di ketiga stasiun transek, masing-masing 22%, 42% dan 72%. Sedangkan 5 kategori lainnya memiliki nilai persentase < 10%. Komposisi karang batu dan nilai persentase di setiap transek ditampilkan dalam Tabel 20.
47
Tabel 20. Jumlah dan persentase karang biota bentik dan substrat di lokasi DPL di Desa Saribra, Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
BIAP 42
BIAP 43
BIAP 44
BIAP 42
BIAP 43
BIAP 44
ACROPORA Acropora brueggemanni 2 0 0 4 0 0 Acropora cuneata 0 0 1 0 0 2 Acropora formosa 5 0 0 10 0 0 Acropora palifera 1 1 0 2 2 0 Acropora sp. 16 7 2 32 14 4 Total 24 8 3 48 16 6 NON-ACROPORA 0 0 0 Favia flexuosa 0 1 0 0 2 0 Favia stelligera 0 0 1 0 0 2 Favites sp. 1 1 0 2 2 0 Galaxea fascicularis 0 1 0 0 2 0 Merulina ampliata 1 0 0 2 0 0 Montipora sp. 1 6 3 2 12 6 Oulophyllia sp. 1 0 0 2 0 0 Pocillopora verrucosa 0 2 2 0 4 4 Porites cylindrica 1 0 0 2 0 0 Porites nigrescens 2 1 1 4 2 2 Porites sp. 0 1 0 2 0 Seriatopora hystrix 0 0 1 0 0 2 Stylophora pistillata 0 1 1 0 2 2 Total 7 14 9 14 28 18 Komponen Lain DCA 11 21 36 22 42 72 SC 1 1 0 2 2 0 OT 1 0 1 2 0 2 FS 0 0 1 0 0 2 R 4 0 0 8 0 0 S 2 6 0 4 12 0 Total 19 28 38 38 56 76 Jumlah total 50 50 50 100 100 100
48
21. DPL Pulau Padaidori (Sasari)
Jumlah transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini adalah sebanyak 2 kali transek. Pantai berpasir putih dan berbatu yang ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas landai, dengan lebar ke arah tubir ± 1 km, dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh jenis-jenis dari marga Porites, Montipora dan Styllopora. Lereng terumbu tergolong landai dengan sudut kemiringan ± 25°, dengan substrat tersusun dari pasir dan pecahan karang mati yang ditumbuhi turf algae (TA). Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Kondisi perairan saat pengamatan berlangsung cukup tenang, tidak berarus, dengan jarak pandang ± 15 meter. Pertumbuhan karang pada lokasi ini didominasi oleh bentuk pertumbuhan folioso dari jenis Porites rus, Styllopora pistillata serta Acropora dan Montipora. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai persentase tutupan karang batu tertinggi dari kelompok Acropora diwakili oleh Acropora sp., dengan nilai persentase tutupan 14% yang dicatat pada BIAP46. Sedangkan untuk kelompok Non-Acropora terdapat di lokasi BIAP45, yaitu sebesar 54%, dengan tutupan relatif tinggi dicatat pada jenis Montipora sp., yaitu sebesar 8%, diikuti Goniopora sp., Montipora foliosa, Porites sp. dan Stylophora pistillata, masing-masing 6%. Persentase tutupan tertinggi dari komponen lain, dicatat pada lokasi transek BIAP46, yaitu sebesar 52% dibandingkan BIAP45 (42%). Nilai Persentase tutupan tertinggi dari 5 kategori yang dicatat, diwakili oleh kategori karang mati beralgae (DCA), yaitu 28% (BIAP45) dan 38% (BIAP46). Sedangkan spong (SP) memiliki persentase tutupan yang terendah, yaitu 2%, dan hanya ditemukan pada BIAP45. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di setiap lokasi transek ditampilkan pada Tabel 21 dan Gambar 9.
49
Tabel 21. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Padaidori (Sasari), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP45 BIAP46 BIAP45 BIAP46
ACROPORA Acropora gemmifera 1 0 2 0 Acropora sp. 1 7 2 14 Total 2 7 4 14 NON-ACROPORA Echinopora lamellose 1 0 2 0 Favites sp. 0 1 0 2 Goniopora minor 1 1 2 2 Goniopora retiformis 0 1 0 2 Goniopora sp. 3 0 6 0 Merulina ampliata 1 0 2 0 Montipora foliosa 3 0 6 0 Montipora informis 1 0 2 0 Montipora sp. 4 2 8 4 Platygyra lamellina 1 0 2 0
Pocillopora verrucosa 0 1 0 2 Porites annae 1 0 2 0 Porites cylindrica 0 1 0 2 Porites lichen 1 0 2 0 Porites lobata 0 1 0 2 Porites lutea 1 0 2 0 Porites rus 1 0 2 0 Porites sp. 3 4 6 8 Seriatopora hystrix 1 1 2 2 Stylophora pistillata 3 4 6 8 Turbinaria frondens 1 0 2 0 Total 27 17 54 34
Komponen Lain DCA 14 19 28 38 SC 0 3 0 6 SP 1 0 2 0 R 4 2 8 4
S 2 2 4 4 Total 21 26 42 52 Jumlah total 50 50 100 100
Gambar 9. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan
substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak
Numfor, 2008.
Sebaran karang di lokasi DPL Kabupaten Biak Numfor disajikan dalam Lampiran 2, 3 dan 4.
III.3. Hasil Pengamatan Megabentos
Pengamatan biota megabentos dilakukan di lokasi transek yang sama dengan lokasi pengamatan karang. Panjang transek 25 meter, luas bidang pengamatan: 2 x 25 m = 50 m2. Biota bentik yang dicatat ialah biota-biota yang berperan langsung dalam kesehatan suatu terumbu karang. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam Gambar 10, 11 dan 12. Dari 46 transek yang dilakukan di 21 lokasi DPL, dicatat biota megabentos didominasi oleh karang jamur (CMR) Fungia spp. Sedangkan kelompok “Large Holothurian”, adalah jenis yang dicatat dengan jumlah individu yang terendah. Jenis ini hanya ditemukan pada transek BIAP04 di DPL Desa Anggaduber. Biota CMR tertinggi dicatat di BIAP36, yaitu di Desa Samberpasi (118 individu/transek) dan terendah di BIAP09 Desa Saba (1 individu/transek). Sedangkan di DPL Desa Nurwar, D. Wadibu, Pulau Mios Manguandi dan P. Bromsi, jenis ini tidak ditemukan.
50
51
Kelimpahan tertinggi biota Diadema setosum (bulu babi), dicatat di BIAP 09 (Desa Saba), yaitu sebanyak 127 individu/transek. Sedangkan yang terendah dicatat di transek BIAP01 (Desa Nurwar), BIAP04 (Desa Anggaduber), BIAP21 (P. Wundi), BIAP28 (Supraima), BIAP35 (P. Dawi Utara), BIAP41 (P. Bromsi) dan BIAP44 (Desa Saribra), masing-masing 1 individu/transek. Dalam pengamatan ini, kelimpahan tertinggi dari Drupella sp. dicatat pada transek BIAP09 (Desa Saba), yaitu 32 individu/transek, dan yang terendah ditemukan di BIAP12 (P. Rubras Besar) dan BIAP 21 (P. Wundi), masing-masing 1 individu/transek. Kelompok gastropoda ini dikenal sebagai pemakan polip karang. Umumnya jenis ini ditemukan melimpah pada karang yang baru mati, terutama pada karang Acropora (karang bercabang).
Kima berukuran besar (large giant clam), dicatat sebanyak 4 individu/transek, dimana setiap individu yang ditemukan pada masing-masing lokasi DPL relative berimbang jumlah individunya. Sedangkan dari jumlah individu kima berukuran kecil (small giant clam) yang dicatat, transek BIAP15 dan BIAP 16 (P. Auki) memiliki jumlah individu tertinggi tinggi. Masing-masing sebanyak 8 individu/transek dan terendah di BIAP10 (P. Owi), BIAP44 (Desa Saribra) dan BIAP45 (P. Padaidori), masing-masing 1 individu/transek. Biota lain yang diketahui sebagai predator utama karang seperti Acanthaster planci ditemukan dalam jumlah individu yang relatif sedikit. Pada pengamatan ini, kosentrasi biota tersebut berada di lokasi DPL yang terletak di Biak Timur seperti, DPL Anggaduber (5 individu/transek), DPL Wadibu (3 individu/transek), DPL Saba (1 individu/transek), sedangkan di DPL Pulau Owi (2 individu/transek), serta DPL Sandedori, P. Nusi dan P. Dawi Utara, masing-masing 1 individu/transek. Udang karang (“banded coral shrimp”) dicatat 3 dan 2 individu/transek, ditemukan di BIAP16 dan BIAP45. Biota lain seperti “pencil sea urchin” Lobster dan small Holothurian tidak ditemukan di lokasi DPL manapun. Hasil transek biota megabentos di lokasi DPl Kabupaten Biak Numfor disajikan dalam Lampiran 5, 6 dan 7.
Gambar 10. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline
dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
52
Gambar 11. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline
dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL Kecamatan Padaido bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Gambar 12. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
III.4. Hasil Pengamatan Ikan Karang
Pengamatan ikan karang dilakukan di lokasi transek yang sama dengan megabentos. Luas bidang pengamatan ikan karang pada masing-masing transek yaitu 2 x 2,5 x 25 m = 125 m2. Ikan-ikan yang disensus dikelompokkan kedalam kelompok ikan major, ikan target dan kelompok ikan indikator. Hasil pengamatan disajikan dalam bentul tabel mapun peta.
Dari 21 Daerah Pelindungan Laut (DPL) yang diamati pada Pulau Pulau Padaido dan Kecamatan Biak Timur sebanyak 301 jenis ikan karang yang termasuk dalam 32 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 23.201 individu pada luasan area 5.750 m2. Hasil ringkasan jumlah individu total, jumlah jenis, jumlah ikan kategori Major, ikan Target dan ikan Indikator pada 21 DPL (5.750 m2) dapat dilihat pada Tabel 22 dibawah ini. Sebaran ikan karang di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor dapat dilihat dalam Lampiran 8,9 dan 10.
53
54
Tabel 22. Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Ikan Mayor, Target serta Ikan Indikator Pada 20 DPL di perairan Biak.
No Lokasi DPL JIT JJT JIM JJM JITr JJTr JII JJI JIH JIC
1 Nurwar 811 52 292 29 504 29 15 6 0 1
2 Anggaduber 682 53 561 35 60 17 61 17 0 1
3 Wadibu 1172 110 1211 60 602 57 643 21 0 3
4 Saba 1662 137 569 66 813 67 280 35 0 0
5 OWI 2699 115 2133 40 370 40 196 21 0 1
6 Rubras Besar 5360 127 3360 56 1714 47 286 24 0 0
7 Rubras Kecil 788 69 512 41 254 19 22 9 0 1
8 Auki 743 70 418 30 285 34 40 6 0 0
9 Sandendori 802 77 588 41 145 20 61 15 0 1
10 Wundi 1172 110 784 43 236 46 112 20 0 0
11 Pai 597 54 426 27 100 18 67 8 0 0
12 Nusi 467 77 265 38 179 32 23 7 0 0
13 Supraima 555 81 351 38 122 27 67 15 0 1
14 Miosmanguandi 950 96 508 39 300 39 109 17 1 1
15 Dawi 1591 123 1085 61 424 49 82 13 0 3
16 Pasi 1 1011 50 918 30 83 15 10 5 0 0
17 Pasi 2 346 49 220 30 104 14 22 5 0 0
18 Mbromsi 327 68 213 38 81 20 33 10 0 0
19 Saribra 686 70 357 39 277 22 52 9 0 0
20 Sasari 506 40 310 20 168 12 28 8 0 0
TOTAL 38984 301 25146 150 10656 118 3182 33 1 13
JIT JJT JIM JJM JITr JJTr JII JJI JIH JIC
Keterangan : JIT = Jumlah Individu Total JJT = Jumlah Jenis Total JIM = Jumlah Individu Major JJM = Jumlah Jenis Major
JITr = Jumlah Individu Target JJTr = Jumlah Jenis Target JII = Jumlah Individu Indikator
JJI = Jumlah Jenis Indikator JIH = Jumlah Individu Humphead
JIC = Jumlah Individu Napoleon
Dari hasil yang tertera pada Tabel 22 terlihat bahwa dari duapuluh satu lokasi DPL yang diteliti terlihat bahwa lokasi Rubras Besar memiliki jumlah individu ikan karang yang terbanyak (5.360 indv/250 m2, baik ikan major maupun ikan target, sedangkan ikan indikator tertinggi kelimpahannya dicatat di lokasi Wadibu (643 indv/250 m2)
55
Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh satu lokasi DPL ternyata jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 2.120 individu, kemudian diikuti oleh Naso brevirostris (1.537 individu) dan Acanthocromis polyacanthus 1.250 individu). Dua puluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dalam area 5.750 m2 ditampilkan dalam Tabel 23.
Tabel 23. Frekuensi Relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Perairan Kabupaten Biak Numfor, 2008.
No Jenis Jumlah Presentase Individu Kehadiran 1 Chromis ternatensis 2.120 50,00 2 Naso brevirostris 1.537 30,43 3 Acanthochromis polyacanthus 1.250 54,35 4 Chromis margaritifer 1.083 67,39 5 Chromis weberi 855 23,91 6 Chromis xanthura 824 41,67 7 Hemitaurichthys polylepis 813 21,74 8 Dascyllus reticulatus 766 54,35 9 Pterocaesio tile 615 28,26 10 Pomacentrus moluccensis 505 73,91 11 Ctenochaetus striatus 399 73,91 12 Caesio caerulaurea 410 19,57 13 Zebrasoma scopas 326 80,43 14 Caesio teres 335 19,57 15 Dascyllus trimaculatus 290 56,25 16 Chromis viridis 290 29,17 17 Abudefduf sexfasciatus 272 16.67 18 Abudefduf saxatilis 250 8,33 19 Abudefduf vaigiensis 238 20,83 20 Chaetodon kleini 211 79,17
Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan pada 21 DPL seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 626 individu/5.750 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 127 individu/5.750 m2, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 1.478 individu/ha. Ikan kepe-kepe (Butterfly
fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 2.215 individu/ha. Sedangkan ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) terlihat pada 9 lokasi DPL dengan kehadiran berkisara antara 1 sd 2 ekor pada tiap stasiun dengan total individu 13 ekor.
Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator di lokasi masing-masing daerah perlindungan laut (DPL) disajikan dalam Gambar 13, 14 dan 15. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator tersebut adalah: 14.442 individu, 6.606 individu dan 2.153 individu, sehingga perbandingan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator adalah 7:3:1. Ini berarti bahwa untuk setiap 11 ikan yang dijumpai di perairan Kabupaten Biak, kemungkinan komposisinya terdiri dari 7 ikan mayor, 2 ikan target dan 1 individu ikan indikator.
Gambar 13. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan
target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.
56
Gambar 14. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak, 2008.
Gambar 15. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode“UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak, 2008.
57
58
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Survey dari CRITC Jakarta, CRITC daerah dan Peneliti dan Teknisi Puslit Oseanografi LIPI,yang terlibat dalam kegiatan lapangan.
59
DAFTAR PUSTAKA Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London:
Taylor & Francis. English. S.; C. Wilkinson and V. Baker 1997. Survey Manual for
Tropical Marine Resources. Second edition. Australia Institute of Marine Science. Townsville: 390 pp.
Heemstra. P.C. and J.E. Randall 1983. FAO Species Catalogue. Vol.
16. Grouper of the World (Family Serranidae. Sub Family Epinephelidae).
Kuiter, R.H. 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific,
Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Lieske E. and R. Myers 1994. Reef Fishes of the World. Periplus
Edition, Singapore: 400 pp. Matsuda, A.K.; C. Amoka; T. Uyeno and T. Yoshiro 1984. The Fishes
of the Japanese Archipelago. Tokai University Press. NASA 1999. Guide to Landsat 7. USA: Earth Observing System
Project Science Office NASA. Randall, J.E. and P.C. Heemstra 1991. Indo-Pacific. Revision of
Indo-Pacific Grouper (Perciformis: Serranidae: Epinephelidae). With Description of Five New Species.
Stefanovic, P. 1991. Elements of Computer-Assisted Cartography.
Revised March.
60
LAMPIRAN
Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Biak Numfor, 2008. Stasiun LONG LAT Nama_DPL BIAP01 136,364617 ‐1,096367 Nurwar BIAP02 136,363350 ‐1,097383 Nurwar BIAP03 136,327650 ‐1,133183 Anggaduber BIAP04 136,326700 ‐1,133767 Anggaduber BIAP05 136,298783 ‐1,144750 Wadibu DPL Desas Sariori BIAP06 136,297750 ‐1,145300 Wadibu DPL Desa Sariori BIAP07 136,297117 ‐1,145617 Wadibu DPL Desa Sariori BIAP08 136,285267 ‐1,152300 Saba BIAP09 136,284317 ‐1,152750 Saba BIAP10 136,219300 ‐1,227600 P. Owi BIAP11 136,225117 ‐1,227900 P. Owi BIAP12 136,210583 ‐1,307650 Rurbas Besar BIAP13 136,211583 ‐1,310117 Rurbas Besar BIAP14 136,217590 ‐1,309200 Rurbas Kecil BIAP15 136,334833 ‐1,239017 Pulau Auki BIAP16 136,336983 ‐1,239033 Pulau Auki BIAP17 136,339700 ‐1,239017 Sandedori BIAP18 136,341217 ‐1,239067 Sandedori BIAP19 136,352550 ‐1,239300 Sandedori BIAP20 136,353583 ‐1,239817 Sandedori BIAP21 136,360630 ‐1,260340 P. Wundi BIAP22 136,362430 ‐1,264080 P. Wundi BIAP23 136,443750 ‐1,237383 Pulau Pai BIAP24 136,440567 ‐1,243500 Pulau Pai BIAP25 136,432750 ‐1,270570 P.Nusi BIAP26 136,430820 ‐1,273200 P.Nusi BIAP27 136,597550 ‐1,308760 Supraima BIAP28 136,597890 ‐1,305140 Supraima BIAP29 136,612660 ‐1,275910 Mios Manguandi BIAP30 136,614460 ‐1,279710 Mios Manguandi BIAP31 136,615630 ‐1,283140 Mios Manguandi BIAP32 136,665620 ‐1,288730 P. Dawi BIAP33 136,665860 ‐1,282790 P.Dawi
61
BIAP34 136,665410 ‐1,278650 P.Dawi BIAP35 136,666080 ‐1,262790 P.Dawi utara / P. Nukori BIAP36 136,615733 ‐1,251317 Sumber Pasi BIAP37 136,612567 ‐1,253983 Sumber Pasi BIAP38 136,598700 ‐1,252683 Pulau Pasi BIAP39 136,595067 ‐1,249417 Pulau Pasi BIAP40 136,616350 ‐1,214840 Mbromsi BIAP41 136,616030 ‐1,210420 Mbromsi BIAP42 136,583900 ‐1,191167 Saribra BIAP43 136,581983 ‐1,192017 Saribra BIAP44 136,579983 ‐1,192933 Saribra BIAP45 136,591683 ‐1,139950 Padaidori BIAP46 136,592483 ‐1,137700 Padaidori
Lampiran 2. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur dan Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP
JENIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I ACROPORIDAE
1 Acropora brueggemanni - - - - - - - - - - - - - + - -
2 Acropora clathrata - - - - - - - - - - - + - - - -
3 Acropora florida - - - - - - - - - + + - - - - -
4 Acropora formosa - - - - - - - - - + + - - - - -
5 Acropora grandis - - - - - - - - - - - + - - - -
6 Acropora hyacinctus - - - - - - - - - - + + - - - -
7 Acropora millepora - - - - - - - - - - - + - - - -
8 Acropora paniculata - - - - - - - - - - - + - - - -
9 Acropora sp. - - - - - - - - - + + + - - + +
10 Acropora tenuis - - - - - - - - - - - + - - - -
11 Montipora foliosa - - - - - - - - + - - - - - - -
12 Montipora informis - - - - - - - - - - + - - - - +
13 Montipora millepora - - - - - - - - - - - - + - - -
14 Montipora sp. - - + - + + - + + + + + + + + +
62
15 Montipora venosa - - - - + + - - - - - - + + - -
16 Montipora verrucosa - - - - - + - - - - - - - - - -
II AGARICIIDAE
17 Pavona varians - - - - + - - - - - - - - - - -
III DENDROPHYLLIIDAE
18 Tubastrea micrantha - - - - - - - - + - - - - - - -
19 Turbinaria sp. - - + - - - - - - - - - - - - -
IV FAVIIDAE
20 Cyphastrea chalcidicum - - - - - - - - - - - - - - - +
21 Cyphastrea
microphthalma - - - - - - - + - - - + - - - -
22 Cyphastrea serailia - - - - - - - - - - - - + - - -
23 Diploastrea heliopora - - - - - - - - - - - - - - - +
24 Echinophora lamellosa - - - - - - - - - - - - - - + -
25 Favia pallida - - - - - - - - - - - + - - - -
26 Favia sp. - - + - - - - - - - - - - - - +
27 Favia speciosa - - - - + - - - - - - - - - - -
63
28 Favia stelligera - - - - - - - - - - - - - - + -
29 Favites abdita - - - - - - - - - - - - - - - +
30 Favites halicora - - - - - - - - - - - - - - - +
31 Favites sp. - - - - - - - - - - - - - - + +
32 Goniastrea sp. - - - - - - - - - - - - + - + +
33 Montastrea sp. - - - - - - - - - - - - + - - -
34 Platygyra daedalea - - - - - - - - - - - - - - + -
35 Platygyra pini - - - - - + - - - - - - - - - -
36 Platygyra sinensis - - - - + - - - - - - - - - - -
V FUNGIIDAE
37 Fungia fungites - - - - - - - - - - - - - + - -
38 Fungia molluccensis - - - - - - - - - - - - - + - -
VI MERULINIDAE
39 Hydnophora rigida - - - - - - - - - - - + - - + -
40 Merulina scabricula - - + - - - - - - - - - - - - -
64
VII MILLEPORIDAE
41 Millepora sp. - - + - - - + + + - - - - - - -
VIII POCILLOPORIDAE
42 Pocillopora damicornis - - - - + - - - - + - - - - + -
43 Pocillopora meandrina - - - - - - - - - - - + - - - -
44 Pocillopora verrucosa - - - - - - - - - - + + + - - -
45 Seriatopora hystrix - - - - - - - - - - - - - - - +
46 Seriatopora sp. - - - - - - - - - + - - - - - -
IX PORITIDAE
47 Goniopora retiformis - - - - - - - - - - - - - - + -
48 Porites cylindrica - - - - - - - - - - - + - - - +
49 Porites lobata + + + + + + + + - - - + + - - +
50 Porites lutea - - - - + - - - - - - + - - + +
51 Porites nigrescens - - - - - - - - - - - - + + - -
52 Porites rus - - - - - - + - - - - + + - - -
53 Porites sp. - - - - + - - - - - - - - - + -
Jumlah jenis 1 1 6 1 9 5 3 4 4 6 7 17 10 6 12 14
65
Keterangan : + = ada ; - = tidak ada
BIAP 1 & 2 : Nurwar BIAP 10 & 11 : Pulau Owi
BIAP 3 & 4 : Anggaduber BIAP 12 & 13 : Rurbas Besar
BIAP 5, 6 & 7 : Wadibu DPL Desa Sariori BIAP 14 : Rurbas Kec il
BIAP 8 & 9 : Saba BIAP 15 & 16 : Pulau Auki
66
Lampiran 3. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah dan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP
JENIS 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
I ACROPORIDAE
1 Acropora caroliniana - - - - - - - - - - - - + - -
2 Acropora clathrata - - - - - - - - - - - - - - +
3 Acropora cuneata - - - - - - - - - - + - - - -
4 Acropora cytherea - - - - - - - + - - - - - - -
5 Acropora florida - - - - - - - - - - + - - + -
6 Acropora formosa - - - - - + - - - - - - - + -
7 Acropora glauca - - - - - - - - - - - - - + -
8 Acropora grandis - - - - - - - - - - - + - - +
9 Acropora horrida - - - - - - - - - - - - + - +
10 Acropora humilis + - - - - - - - - - - + + - -
11 Acropora hyacinctus - - - - + - - - - - - - + + +
12 Acropora monticulosa - - - - - - - - - - - - - + -
13 Acropora nasuta - - - - - - + - - - - - - - -
14 Acropora palifera - - - - - - - - - - - + + - +
67
15 Acropora pallida - - - - - - - - - - + - - - -
16 Acropora sarmentosa - - - - - - - - - - - - - + -
17 Acropora sp. + - - - - + + + - - + - + + -
18 Acropora tenuis - - - - + - - - - - + + + + +
19 Montipora digitata - - - - - - - + - - - - - - -
20 Montipora incrassata - - - - + + - - - - - - + + -
21 Montipora informis - - - + + + - - - - - - - - -
22 Montipora monasteriata - - - - - + - - + - - - - - -
23 Montipora sp. - - + + + + - - + + - + - - +
24 Montipora turgescens - - - - + - - - - - - - - - -
25 Montipora undata - - - - - - - - - - - - + - -
26 Montipora venosa - - - - - + - - - - - + + - -
27 Montipora verrucosa - - - - - + - - - - - - - - -
II AGARICIIDAE
28 Coeloseris mayeri - - - - - - - - - - - + - - -
29 Pachyseris rugosa - - - - - - - - - - + - - - -
30 Pavona minuta - - - - + + - - - - - - - - -
31 Pavona sp. - - - - - + - - - - - - - - -
68
III DENDROPHYLLIIDAE
32 Turbinaria sp. - - - - - - - - - + - - - - -
IV FAVIIDAE
33 Cyphastrea
microphthalma - - - - + - - - - - + - - - -
34 Diploastrea heliopora + + - - - - - - - - - - - - -
35 Echinophora lamellosa - - + - - - - - - - - - - - -
36 Favia pallida - - - - + + - - - - - - - - -
37 Favia sp. + - - - - - - - - - - + - - -
38 Favia speciosa - - - - - - - - - - + - - - -
39 Favia stelligera + - - - - - - - - - - - - - -
40 Favites abdita + - - - - - - - - - - - - - -
41 Favites chinensis - - + - - - - - - - - - - - -
42 Favites halicora - - - - + - - - - - - - - - -
43 Favites sp. - - + + - - - - - - - - - - -
44 Goniastrea sp. - - + - - - - - - - - - - - -
45 Leptastrea pruinosa - - - - - - - - - - + - - - -
46 Platygyra sinensis - - - - - - - - - - + - - - -
69
V MERULINIDAE
47 Hydnophora pilosa - - - - - - - - - - - - + - -
48 Merulina ampliata - - - - - - - - - - + - - - -
49 Merulina scabricula - - - + - - - - - - - - - - -
VI MILLEPORIDAE
50 Millepora tenella - - - - - - + - - - - - - - -
VII MUSSIDAE
51 Acanthastrea sp. - - - - - - - - - - - - + - -
- - - - - - - - - - - - - - -
VIII OCULINIDAE
52 Galaxea astreata
53 Galaxea fascicularis - + - - - - - - - - - - - - -
54 Oxypora lacera - - - + - - - - - - - - - - -
IX POCILLOPORIDAE
55 Pocillopora damicornis - - - - + + + - - - + + - + +
56 Pocillopora eydouxi - - - - - - - - - - - - - - +
70
57 Pocillopora verrucosa - - - - + + - - - - + - + + -
58 Seriatopora caliendrum - - - - - - - - - - - + - - -
59 Seriatopora hystrix - - - - + + + - - - - - - + +
60 Stylophora pistillata - - - - - - - - - - - - - + +
X PORITIDAE
61 Goniopora retiformis + - - + - - - - - - - - - - -
62 Goniopora sp. + - - - - - - - - - - - - - -
63 Porites cylindrica - - - - + - - - + - + + - - +
64 Porites lichen - - - - - - - - - - + - - - -
65 Porites lobata + - + - + + - - + + + + - - -
66 Porites lutea - - + - - - - - - - - + - + -
67 Porites nigrescens - - + - - - - - - + + - - - -
XI SIDERASTREIDAE
68 Psammocora sp. - - - + + - - - - - - - - - -
Jumlah jenis 9 2 8 7 16 15 5 3 4 4 17 13 13 14 12
71
Keterangan : + = ada ; - = tidak ada BIAP 17, 18, 19 & 20 : Sandedori BIAP 25 & 26 : Pulau Nusi
BIAP 21 & 22 : Pulau Wundi BIAP 27 & 28 : Supraima
BIAP 23 & 24 : Pulau Pai BIAP 29, 30 & 31 : Mios Manguandi
72
Lampiran 4. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP
JENIS 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
I ACROPORIDAE
1 Acropora brueggemanni - - - - + - + - - - + - - - -
2 Acropora cuneata - - - - - - - - - - - - + - -
3 Acropora florida + - - - - - - - + - - - - - -
4 Acropora formosa - - - - - - + - - - + - - - -
5 Acropora gemmifera - - - - - - - - - - - - - + -
6 Acropora granulosa - + - - - - - - - - - - - - -
7 Acropora hyacinctus - - - - - - - - + - - - - - -
8 Acropora palifera - - - - - - - + + + + + - - -
9 Acropora pallida - - - - - - - - + - - - - - -
10 Acropora sarmentosa - - - - + + - - - - - - - - -
11 Acropora sp. - - - - - - - + + + + + + + +
12 Acropora valenciennessi + - - - - - - - - - - - - - -
13 Montipora foliosa - - - - - - - - - - - - - + -
14 Montipora incrassata - - - - - - - - + - - - - - -
73
15 Montipora informis - - - - - - - - + + - - - + -
16 Montipora millepora - - + - - - - - - - - - - - -
17 Montipora monasteriata - - - - - - - - - + - - - - -
18 Montipora sp. - + + + - + - + + - + + + + +
19 Montipora undata - - - - - - - - - + - - - - -
20 Montipora venosa - - - - - - - - + - - - - - -
II AGARICIIDAE
21 Coeloseris mayeri - - - - - - - - + + - - - - -
22 Coeloseris sp. - - - + - - - - - - - - - - -
23 Pavona minuta - + - - - - - - - - - - - - -
24 Pavona sp. - - + - - - - - - - - - - - -
25 Pavona venosa - - + - - - - - - - - - - - -
III DENDROPHYLLIIDAE
26 Turbinaria frondens - - - - - - - - - - - - - + -
IV EUPHYLLIDAE
27 Euphyllia divisa - - - - - - + - - - - - - - -
74
V FAVIIDAE
28 Cyphastrea
microphthalma - - + + - - - - - - - - - - -
29 Cyphastrea serailia - - + - - - - - - - - - - - -
30 Echinophora lamellosa - - - + - - - - - - - - - - -
31 Echinopora horrida + - - - - - - - - - - - - - -
32 Echinopora lamellosa - - - - - - - - - - - - - + -
33 Favia flexuosa - - - - - - - - - - - + - - -
34 Favia pallida - - + - - - - - - - - - - - -
35 Favia stelligera - - - - - - - - - - - - + - -
36 Favites abdita - - - - - - - - - + - - - - -
37 Favites halicora - - - + - - - - - - - - - - -
38 Favites sp. + - - - - - - - - - + + - - +
39 Goniastrea favulus + - + - - - - - - - - - - - -
40 Leptastrea purpurea - - - + - - - - - + - - - - -
41 Leptoria phrygya - - - + - - - - - - - - - - -
42 Montastrea sp. - - - + - - - - - - - - - - -
43 Oulophyllia sp. - - - - - - - - - - + - - - -
44 Platygyra lamellina - - - - - - - - - - - - - + -
45 Platygyra pini - - - + - - - - - - - - - - -
75
46 Platygyra sinensis - - - + - - - - - - - - - - -
VI FUNGIIDAE
47 Ctenactis echinata - - - - + - - - - - - - - - -
48 Fungia paumotensis - + - - - - - - - - - - - - -
49 Fungia repanda - - - - + - - - - - - - - - -
50 Fungia sp. - - - - - + - - - - - - - - -
VII HELIOPORIDAE
51 Heliopora coerulea - - - - - - - - + - - - - - -
VIII MERULINIDAE
52 Merulina ampliata - - - - - - - - - - + - - + -
IX MUSSIDAE
53 Lobophyllia hattaii - - - - - - + - - - - - - - -
X OCULINIDAE
54 Galaxea fascicularis - - + - - - - + - - - + - - -
76
XI POCILLOPORIDAE
55 Pocillopora damicornis + + - - - - - - - + - - - - -
56 Pocillopora verrucosa - - - - - + + + + - - + + - +
57 Seriatopora caliendrum - + - - - - - + - + - - - - -
58 Seriatopora hystrix + - + - - - - - - + - - + + +
59 Stylophora pistillata - + - - - - + - - - - + + + +
XII PORITIDAE
60 Goniopora minor - - - - - - - - - - - - - + +
61 Goniopora retiformis - - - - - - - - - - - - - - +
62 Goniopora sp. - - - - - - - - - - - - - + -
63 Porites annae - - - - - - - - - - - - - + -
64 Porites cylindrica + + + + - - - - - + + - - - +
65 Porites lichen - - - - - - - - - - - - - + -
66 Porites lobata - - + + - - - - - - - - - - +
67 Porites lutea + - - - - - - + - - - - - + -
68 Porites nigrescens + + + - - - + + - - + + + - -
69 Porites rus - - - - - - - - - - - - - + -
70 Porites sp. - - + - - + - - - - - + - + +
Jumlah jenis 10 9 14 12 4 5 7 8 12 12 10 10 8 18 11
77
Keterangan : + = ada ; - = tidak ada
BIAP 32, 33 & 34 : Pulau Dawi BIAP 40 & 41 : Mbromsi
BIAP 35 : Pulau Nukori BIAP 42, 43 & 44 : Saribra
BIAP 36 & 37 : Sumber Pasi BIAP 45 & 46 : Padaidori
BIAP 38 & 39 : Pulau Pasi
78
Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008. Kecamatan Biak Timur
Megabentos Nurwar Anggaduber Wadibu DPL Desa Sariori Saba Tot. Ind. % Tot. Ind. BIAP01 BIAP02 BIAP03 BIAP04 BIAP05 BIAP06 BIAP07 BIAP08 BIAP09
Acanthaster planci 0 0 3 2 2 1 0 1 0 9 3,64
Coral Mushroom (CMR) 0 2 12 3 3 0 5 2 1 28 11,34
Diadema setosum 1 0 7 1 8 5 7 2 127 158 63,97
Drupella sp. 2 0 3 4 0 0 0 5 32 46 18,62
Large Giant Clam 2 0 0 0 0 0 0 1 0 3 1,21
Small Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Large Holothurian 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0,40
Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Trochus sp. 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0,81
Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Jumlah Individu 5 2 25 13 13 6 12 11 160 247 100,00
Jumlah Jenis 3 1 4 6 3 2 2 5 3
79
Lampiran 6. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Kecamatan Padaido Bawah
Megabentos Pulau Owi Rurbas Besar R. Kecil
Pulau Auki Sandedori Pulau Wundi Pulau Pai Pulau Nusi Total %
Total
Indiv. Indiv.
BIAP 10
BIAP 11
BIAP 12
BIAP 13
BIAP 14
BIAP 15
BIAP
16
BIAP
17
BIAP
18
BIAP
19
BIAP
20
BIAP
21
BIAP
22
BIAP
23
BIAP
24
BIAP
25
BIAP
26
Acanthaster planci 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 0,79 Coral Mushroom (CMR) 13 2 33 6 81 23 53 11 3 35 6 48 60 11 22 5 23 435 69,05
Diadema setosum 0 2 0 0 0 41 27 4 4 4 0 1 7 0 0 2 1 93 14,76
Drupella sp. 0 5 1 0 0 8 3 0 0 0 0 1 3 4 15 0 2 42 6,67
Large Giant Clam 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 1 3 2 0 1 2 1 14 2,22
Small Giant Clam 1 0 0 0 0 8 8 4 5 2 6 0 3 0 0 0 0 37 5,87
Large Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Trochus sp. 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,16 Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0,48
Jumlah Individu 14 11 34 6 81 80 99 21 12 41 13 53 75 15 38 10 27 630 100
Jumlah Jenis 2 4 2 1 1 4 7 4 3 3 3 4 5 2 3 4 4
80
Lampiran 7. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
Kecamatan Padaido Atas Total % Total
Megabentos BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Indv. Indiv.
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Acanthaster planci 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,17 Coral Mushroom (CMR) 25 11 4 2 0 25 85 24 27 118 58 39 3 0 29 16 10 4 3 7 490 85,51
Diadema setosum 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 0,70
Drupella sp. 3 2 3 0 0 0 0 0 0 17 9 0 0 0 4 3 6 0 9 6 62 10,82
Large Giant Clam 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 9 1,57
Small Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0,35
Large Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Trochus sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0,52 Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0,35
Jumlah Individu 28 15 8 2 0 26 86 25 29 135 67 40 3 0 34 20 17 6 18 14 573 100,00
Jumlah Jenis 2 4 3 1 0 2 2 2 3 2 2 2 1 0 3 3 3 3 6 3
Ket.: BIAP 27-28 (Supraima); BIAP 29-30-31 (Mios Manguandi); BIAP 32-33-34 (Pulau Dawi); BIAP 35 (P. Nukori); BIAP 36-37 (Sumber Pasi); BIAP 38-39 (Pulau Pasi); BIAP 40-41 (Mbromsi); BIAP 42-43-44 (Saribra) BIAP 45-46 (Padaidori).
81
Lampiran 8. Sebaran jenis ikan karang, di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur dan Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Kategori
JENIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus dussumieri - - - - - - + - + - - - - - - - Target
2 Acanthurus grammoptilus - - - + - - + - - - - - - - - - Target
3 Acanthurus lineatus - + - - + + + + - - - + + - - - Target
4 Acanthurus nigricans + + + + + + - + + + + + + - - - Target
5 Acanthurus nigroris - + - - - - - - - - - - - - - - Target
6 Acanthurus pyroferus + + - + + + - + + + + + + - + + Target
7 Acanthurus sp. - - - - - + - - - - - - - - - - Target
8 Acanthurus triostegus - - + + - - - - + - - - - - - - Target
9 Ctenochaetus binotatus - - - - + - + - - - - - - - - - Target
10 Ctenochaetus striatus + - + - + + + + + + + + + + - + Target
11 Ctenochaetus strigosus - + - - - + + - - - - + - - + - Target
12 Grammoptilus sp. - - - - + + - - - - - - - - - - Target
13 Naso brevirostris - - - - + + + + + + + + + - - - Target
14 Naso vlamingii - - - - - - + - - - - - - - - - Target
15 Zebrasoma scopas + + + - + + + - + + + + + + + + Major
82
Zebrasoma veliferum - - - - + + + - + - - + + + - - Major
II APOGONIDAE
17 Apogon sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Major
III AULOSTOMIDAE
18 Aulostomus chinensis - - - - + + - - - - + + + + - + Major
IV BALISTIDAE
19 Balistapus undulatus - + - + + + + - + - + + + + + - Major
20 Balistoides conspicillum - - - - - - - - + - + + + - - - Major
21 Balistoides viridescens - - - - - - - - - - + - - + - - Major
22 Odonus niger - - + + - - + - - - - - - + - - Major
23 Rhinecanthus verrucosus - - - - + + + - + - - - - + - - Major
24 Sufflamen chrysopterus - - + + - - - - - - - - - - - - Major
V CAESIONIDAE
25 Caesio caerulaurea - - - - - + + - + - + - - + - - Target
26 Caesio cuning - - - - - - - - - - - - - - - + Target
27 Caesio lunaris - + - - - - - - - - - + - - - - Target
28 Caesio teres - - - - + - + - - - - + - - - - Target
29 Caesio tile - - - - + - - - - - - - - - - - Target
83
30 Pterocaesio sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Target
31 Pterocaesio tile - + - - - + + - + - - - - - + + Target
VI CARANGIDAE
32 Caranx melampygus - - - - + - - - - - - - - - - - Target
33 Caranx sp. - - - - - - - - + - - + + - - - Target
34 Elagatis bipinnulata - - - - - - - - - - - + - - - - Target
35 Etilis sp. - - - - - - - - - - - - + - - - Target
VII CHAETODONTIDAE
36 Chaetodon auriga - - - - + - - - + - - - - - - - Indicator
37 Chaetodon baronessa - - + - - + + - + + + + + - + + Indicator
38 Chaetodon bennetti - - - + + - + - - - - + + + - - Indicator
39 Chaetodon citrinellus + + + + + + + + + + + + - - + - Indicator
40 Chaetodon ephippium - - - - + - - + + - + - - - - - Indicator
41 Chaetodon falcula - - - + - - - - - - - - - - - - Indicator
42 Chaetodon guentheri - - - - - + - - - - - + - - - - Indicator
43 Chaetodon guttatissimus - - - - - - - - + - - - - - - - Indicator
44 Chaetodon kleini + - + + + + + + + + + + - + + + Indicator
45 Chaetodon lineolatus - - - - - - + + + - - + + - - - Indicator
46 Chaetodon lunula - - - - + - + + + - + - + + - - Indicator
84
47 Chaetodon melannotus - - - - - - - + + - - - - - - - Indicator
48 Chaetodon meyeri - - + - - + - - + + + + - - - - Indicator
49 Chaetodon ocellicaudus - - - - - - - - - - - + - - - - Indicator
50 Chaetodon ornatissimus - - - - - + + - + + + + - + - - Indicator
51 Chaetodon punctatofasciatus - - - - - - + + + - - + + - - - Indicator
52 Chaetodon rafflesii - - + + - + - + + + + + + - + - Indicator
53 Chaetodon semeion - - - - - - - - - - + + - - - - Indicator
54 Chaetodon trifascialis - - - - - + + - - + + + + + - - Indicator
55 Chaetodon trifasciatus - - - + - + + + - + + + + + + - Indicator
56 Chaetodon ulietensis - - - - - - + + + - + + + - - - Indicator
57 Chaetodon unifasciatus - - - - - - - - + - + - - - - - Indicator
58 Chaetodon unimaculatus - - - - - - + - + - - + + + - - Indicator
59 Chaetodon vagabundus + + + + + + - + + - - + + + + + Indicator
60 Forcipiger flavissimus - - - + - - - - - - - - - - - - Indicator
61 Forcipiger longirostris - - - - - + + + + + + + + + - - Indicator
62 Hemitaurichthys polylepis - - + + + + + + + - - + + - - - Indicator
63 Heniochus acuminatus - - - - - - - - - - - + - - - - Indicator
64 Heniochus chrysostomus + - - - - + - - + - + + + - - - Indicator
65 Heniochus monoceros - - - - - - - - + + + + + - - - Indicator
66 Heniochus varius - - - + - - - - + + + + + - + + Indicator
85
VIII CIRRHITIDAE
67 Paracirrhites forsteri - - - - - - - - - + - - - - + + Major
IX HAEMULIDAE
68 Plectorhinchus goldmani - - - - - - - - + - - - - - - - Target
69 Plectorhinchus orientalis + - - - - - - - + - - - - - + - Target
X HOLOCENTRIDAE
70 Holocentrus rubrum - - - - - - - + - - + - + - - - Target
71 Neoniphon argenteus - - - - - - - + - + + - - - - - Major
72 Neoniphon sammara - - - - - - - + - + - - - - - + Major
73 Sargocentron caudimaculatus - - - - - - - + - - + + + - + - Major
74 Sargocentron melanospilos - - - - - - - - - - + - - - - - Major
75 Sargocentron springeri - - - - - - - - - - - - + - - - Major
XI KYPPOSIDAE
76 Kyphosus spp. - - - - - - - - + - - - - - - - Target
77 Kyphosus vaigiensis - + - - - - - - - - - - + - - - Target
XII LABRIDAE
86
78 Anampses melanurus - - - - - + + + - - - - - + - - Major
79 Anampses meleagrides + - - - - - - - - - - - - - - - Major
80 Bodianus axillaris - - - - - - + - + - - - - - - - Major
81 Bodianus mesothorax + - - - - + + + + - - - + - - - Major
82 Cheilinus chlorurus - - - - - - + - - - + + - + - - Target
83 Cheilinus diagrammus - - - - - - + + - - + + - - - - Target
84 Cheilinus fasciatus - - - - + - + + - - - + - + - - Target
85 Cheilinus trilobatus - + - - - - - - - - - - - - - - Target
86 Cheilinus undulatus + - + - + - + - - - + - - + - - Target
87 Choerodon anchorago + - - - - - - - - - - - - - - - Major
88 Cirrhilabrus cyanopleura - - - - - - - - - - - - - + - - Major
89 Diproxtaxanthus sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Major
90 Epibulus insidiator - - - - - + - - - - - + + + - + Major
91 Gomphosus varius - - + - - - - + + + + + + - - - Major
92 Halichoeres argus - - - - - - + - - - - - + - - - Major
93 Halichoeres chrysus + - - - - - - - - - - - - - - - Major
94 Halichoeres hortulanus + + + - + + + + + + + + + + - - Major
95 Halichoeres prosopeion - - - - + + + + + - - - - - + - Major
96 Hemigymnus fasciatus - - - - + - - + + - + + + + - + Target
97 Hemigymnus melapterus - - + - + - - + + - + + + + - - Target
98 Labroides bicolor - - - - - - + - - - - - + - - + Major
87
99 Labroides dimidiatus + + + + + + + + + + + + + + - - Major
100 Labroides pectoralis - - - - + - - - - - - + - + - - Major
101 Macropharyngodon meleagris - - - - - - - - - + - - - - - - Major
102 Novaculichthys taeniurus - - - - + - - - - - - - - - - - Major
103 Pseudocheilinus hexataenia - - - - - - - - - - - - - - - + Major
104 Stethojulis albovittata - - - - - - - - - + - - - - - - Major
105 Stethojulis bandanensis - - - - - - - + - - - - - - - - Major
106 Stethojulis strigiventer + + - + - - - - - - - - - - + - Major
107 Thalassoma amblycephalus - - - + - + - + + - - + - - - + Major
108 Thalassoma hardwickei - - + + + - - + - + + + + + - + Major
109 Thalassoma janseni - + + - - - - - + - - - - - - - Major
110 Thalassoma lunare + - - + + + - + - + + + + + + + Major
XIII LETHRINIDAE
111 Gnathodentex aureolineatus - - - - - - - - - - - - - - - + Target
112 Lethrinus harak - - - - + + + - + - + + - - - - Target
113 Lethrinus olivaceus - - - - + - - - + - - - - - - - Target
114 Lethrinus ornatus - - - - + - - - + - - - - - - - Target
115 Lethrinus sp. - - - - - - - - - - - - - - + - Target
XIV LUTJANIDAE
88
116 Lutjanus biguttatus - - - - - - - - - - - + - - - + Target
117 Lutjanus bohar - - - - - - - - + - + - + - - + Target
118 Lutjanus decussatus - - - - - - - - - - - - - - + + Target
119 Lutjanus ehrenbergi - + - - - - - - - - - - - - - - Target
120 Lutjanus fulviflamma - - - - - - - - + - + + - - - - Target
121 Lutjanus fulvus + - - - + + + + + - + + + - + + Target
122 Lutjanus gibbus - - - - - - - - + - - - - - - - Target
123 Lutjanus rivulatus - - - - - - - - - - - - + - - - Target
124 Lutjanus semicinctus - - - + - + - + + + + + - - + - Target
125 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - - + + Target
126 Macolor macularis - + - - - + + - + - + + + + - - Target
127 Macolor niger - - - - + - - - + + + + + + + - Target
XV MONACANTHIDAE
128 Aluterus scriptus - - - - - - - - - + - - - - - - Major
129 Amanses scopas - - - + - - - - - - + - - - - - Major
XVI MULLIDAE
130 Parupeneus barberinus + + + - - - - + + + + - + + + - Target
131 Parupeneus bifasciatus + + - - + + + + + + + + + + + + Target
132 Parupeneus cyclostomus - - - - - + - + + - - + + - + - Target
89
133 Parupeneus multifasciatus - - - - + - + + + - + + + + - + Target
XVII POMACANTHIDAE
134 Apolemichthys trimaculatus - - - - - - - - + - - - - - - - Major
135 Centropyge bicolor + - - - + + - + + + + + + + - + Major
136 Centropyge tibicen - - - - - - - - - - + - - - - - Major
137 Centropyge vroliki + + + + + + + + + - - + + + + + Major
138 Pygoplites diacanthus - - - + - - - - - - + - - - - + Major
XVIII POMACENTRIDAE
139 Abudefduf saxatilis - - - - - - - - - - - + - - - - Major
140 Abudefduf sexfasciatus - - - - + - - - - - - + + + - - Major
141 Abudefduf vaigiensis - - - + + - - - - - + + + - + - Major
142 Acanthochromis polyacanthus - - - - + + + - - - + + + - + + Major
143 Amblyglyphidodon aureus - - - - + + + + + - - + + + - - Major
144 Amblyglyphidodon curacao - - - - + + - - - - - + + + - - Major
145 Amblyglyphidodon leucogaster - - - - + - + + + - + + + - - - Major
146 Amphiprion clarkii - - + - + + - + - + + + - + - - Major
147 Amphiprion ephipium - - - - + + + - - - - - - - - - Major
148 Amphiprion frenatus - - - + - - - - - - - - - + - - Major
149 Amphiprion perideraion - - - - + + + + + - - - - - - - Major
150 Amphiprion sandaracinos + - - - + + + + + - - + - + - - Major
90
151 Chromis alpha - - - - + + + - - - - - + - - - Major
152 Chromis amboinensis - - - - - - - - - - - + - - - - Major
153 Chromis atripes - - + - + + + + + - - + + + - - Major
154 Chromis caudalis - - - - - - - - - - - - + - - - Major
155 Chromis lineata - - - - - - - - - - - - + + + - Major
156 Chromis margaritifer + + + + + + + + + + + + + + - - Major
157 Chromis retrofasciata - - - - - - + - - - - - - - - - Major
158 Chromis ternatensis - - - - + + + + + + + + + + - - Major
159 Chromis viridis - - - - - - - - - + + - - - - + Major
160 Chromis weberi + - - - + - + - + - - + + + - - Major
161 Chromis xanthura - - - - + - + + + - - + + + - - Major
162 Chrysiptera cyanea - - + + + - - + - + - - - + - - Major
163 Chrysiptera hemicyanea - - - - - - - - - - - - - - + - Major
164 Chrysiptera rex - - - - - - + - + - - - - - - - Major
165 Chrysiptera rollandi - - - - - + + + - - - - - - + - Major
166 Chrysiptera talboti - - - - + + + + + - - - + + - + Major
167 Dascyllus reticulatus - - + - + + + + - + + + + - - - Major
168 Dascyllus trimaculatus - - + + + - + + + - - + + + - - Major
169 Dischistodus prosopotaenia - - - - - - - - - - - - - - + - Major
170 Paraglyphidodon nigroris - - - - + - - + + - - + - + - - Major
171 Plectroglyphidodon dicki - - - - - - + - - + + + - - - - Major
91
172 Plectroglyphidodon lacrymatus + + + - + + + + + + + + + + - - Major
173 Pomacentrus alexanderae - - - - + - + + + - - - + + - - Major
174 Pomacentrus bankanensis + + + + + - + + - + + + + + + + Major
175 Pomacentrus chrysurus + - - - - - - - - - - - - - - - Major
176 Pomacentrus lepidogenys - + - - - - + + - + + + + - + - Major
177 Pomacentrus margaritifer - - - - - - - - - - - + - - - - Major
178 Pomacentrus moluccensis - + - - + + + - + + + + + - + + Major
179 Pomacentrus sextriatus - - - - - - + - + - + - + + - - Major
180 Pomacentrus sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Major
181 Pomacentrus tripunctatus - - - - + - - - - - - - - - - - Major
XIX PSEUDOCHROMIDAE
182 Labracinus cyclophthalmus - - - - - - - - - - + - - - - - Major
183 Labrichthys unilineatus - - - - - - - - - - + + - + - - Major
XX SCARIDAE
184 Chlorurus sordidus + - - - - - - - - - - - - - + + Target
185 Scarus bicolor - - - - + + + + + + + - + - - - Target
186 Scarus bleckeri - - - - + + + - + - - + + + - - Target
187 Scarus dimidiatus - - - + + + + + + + + - + + - - Target
188 Scarus forsteni - - - - + + + - - + - + - - - - Target
92
189 Scarus hypselopterus - - - - + - - - + - - - - - - - Target
190 Scarus microhinos - - - - - + - - - - - - - - - - Target
191 Scarus prasiognathus - - - - + + - + - - + + + - - + Target
192 Scarus schlegeli - - - + + - + - - - - + + + + - Target
193 Scarus sordidus - + - - + + - + + - + - + - - + Target
XXI SCOLOPSIDAE
194 Scolopsis bilineatus + + - + - - - + + - - - - + - + Target
195 Scolopsis lineatus - - - - - - - - + + + - - - + - Target
196 Scolopsis margaritifer + - - + + - + - - - + - - - - - Target
197 Scolopsis trilineatus - - - - - - - - - + - - - - + - Target
XXII SCOMBRIDAE
198 Scomberomorus sp. - - - - - - + - - - - - - - - - Target
XXIII SERRANIDAE
199 Anthias hutchi - - - - - + - - - - - + - - - - Major
200 Anthias squamispinis - - - - - - - - - - - + - - - - Major
201 Anthias tuka - - - - - + - - - - - - - - - - Major
202 Cephalopholis argus + - - - + - + + + - + + + - - - Target
203 Cephalopholis boenak - - - - - - - - - - - + - - - + Target
93
204 Cephalopholis cyanostigma - - - - + + - + + - - - - - - - Target
205 Cephalopholis miniata - - - - - - - - - - + - - - - - Target
206 Cephalopholis sexmaculata - - - - - - - - - - - - + - - - Target
207 Cephalopholis sp. - - - - - - - - - - - - - - + - Target
208 Cephalopholis urodeta - - + - - + - - - - + + + + + - Target
209 Epinephelus fasciatus - - - - - - + - - - - - - - - - Target
210 Epinephelus merra - + - - - - - - - - - - - - - - Target
211 Epinephelus sp. - - - - - - - + - - - - - - - - Target
212 Gracila albomarginata - - - - - - + - - + + - + - - - Target
213 Plectropoma leopardus - - - - - + - - - - - - - - - - Target
214 Plectropoma maculatum - - - - + - - - - - - - - - - - Target
215 Pseudanthias hutchi - - - - - - - - - - - - + + - - Major
216 Pseudanthias pascalis - - - - - + - - - - - + + + - - Major
217 Pseudanthias tuka - - - - - - - - - - - - + - - - Major
XXIV SIGANIDAE
218 Siganus corallinus - - - - - - + - - - - + - + - - Target
219 Siganus doliatus - - - - - - + - - - - - - - - - Target
220 Siganus guttatus - - + - - - - - - - - - - - - - Target
221 Siganus puellus - - - - - - + - + - - + - - + - Target
222 Siganus punctatus - - - - - + - - - - - - - - - - Target
94
223 Siganus vermiculatus - - - - - - - - + - - - - - - - Target
224 Siganus virgatus - + - - - - + - - - - - - - - - Target
225 Siganus vulpinus - - - - + + + - + - + + - + - - Target
XXV TETRAODONTIDAE
226 Arothron nigropunctatus - - - - - - - - - + + - - - - - Major
227 Canthigaster compressus - - - - + - - - - - - - - - - - Major
228 Canthigaster valentini - - - - + - - - - - - - - - - - Major
XXVI ZANCLIDAE
229 Zanclus cornutus - - - + + + + + + + + + + + + + Major
33 31 32 37 85 76 89 72 96 51 84 103 91 69 44 44 Keterangan : + = ditemukan; - = tidak ditemukan BIAP 1 & 2 : Nurwar BIAP 10 & 11 : Pulau Owi
BIAP 3 & 4 : Anggaduber BIAP 12 & 13 : Rurbas Besar BIAP 5, 6 & 7 : Wadibu DPL Desa Sariori BIAP 14 : Rurbas Kec il BIAP 8 & 9 : Saba BIAP 15 & 16 : Pulau Auki
95
Lampiran 9. Sebaran jenis ikan karang, di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah dan Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.
NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Kategori
JENIS 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus dussumieri - - - - - + - - - - - - + - + Target
2 Acanthurus lineatus - - - - + - - - - - - - + + + Target
3 Acanthurus nigricans - - - - + + - - + - + + + + + Target
4 Acanthurus pyroferus - + + + + - - + + - + - + + + Target
5 Acanthurus triostegus - - + - - - - - - - - - - - - Target
6 Ctenochaetus binotatus - - - - - + - - - - - + + - - Target
7 Ctenochaetus striatus - - + - + + + - + + + + + + +- Target
8 Ctenochaetus strigosus + + - + - + - - + - - - - - - Target
9 Ctenochaetus tominiensis - - - - - - - - + + - + - - - Target
10 Naso brevirostris - - - - + - - - - - - + - + + Target
11 Zebrasoma scopas + - + + + + - + + + - + + + + Major
12 Zebrasoma veliferum - - + - - - + - - - - - + - - Major
II APOGONIDAE
13 Apogon compressus - - - - - + - + - - - - - - - Major
96
14 Apogon kallopterus - - - - - - - + - - - - - - - Major
15 Apogon macrodon - - - - + - - - - + - - - - - Major
III AULOSTOMIDAE
16 Aulostomus chinensis - - - - - - - + - - - + - - - Major
IV BALISTIDAE
17 Balistapus undulatus + - - - - + - - - - + - + + + Major
18 Odonus niger - - - - - - - - - - - - + - - Major
19 Rhinecanthus verrucosus - - - - - - - - - - - + - - - Major
20 Sufflamen chrysopterus - - - - - - - - - - + - - - + Major
21 Suflamen bursa - - - + - - - - - - - - - - - Major
22 Suflamen chrysopterus - - - - - - - - - + - - - - - Major
V CAESIONIDAE
23 Caesio caerulaurea - - - - - - - - + + - + + - - Target
24 Caesio cuning + - - - + - - - - - - - - - - Target
25 Caesio teres - - - - + - - - + - - - + - - Target
26 Pterocaesio tile - - - - + - - - + + - + - - - Target
27 Pterocaesio trilineata - - - - - - - - - + - - - - - Target
97
VI CARANGIDAE
28 Caranx sp. - - - - - + - - - - - + - - - Target
VII CHAETODONTIDAE
29 Chaetodon auriga - + - - + + - - - - - - - - + Indicator
30 Chaetodon baronessa + - + - + + + + - - + + - + + Indicator
31 Chaetodon citrinellus - + + + + - - - - - - - - - - Indicator
32 Chaetodon collare + - - - - - - - - - - - - - - Indicator
33 Chaetodon ephippium - + - - - - + + - + - + - - - Indicator
34 Chaetodon falcula - - - - - - - - - - - - - - + Indicator
35 Chaetodon guttatissimus - - - - + - - - - - - - - - - Indicator
36 Chaetodon kleini + + + + + + + + + + + + + + Indicator
37 Chaetodon lunula - - - - + + - - - - - + - - + Indicator
38 Chaetodon melannotus - - - - + - - - - - - - - - - Indicator
39 Chaetodon meyeri + - - - + - - - - - - - + + + Indicator
40 Chaetodon ocellicaudus - + + - - - - - - - - - - - - Indicator
41 Chaetodon ornatissimus + - - - + + - - - - + + + + + Indicator
42 Chaetodon punctatofasciatus - - - - + + - - - - - + - + + Indicator
43 Chaetodon rafflesii - - + - + + + + + - + + - + + Indicator
44 Chaetodon semeion - - - - + - - - - - - - - - + Indicator
45 Chaetodon trifascialis - - - - + - - - - + + + + + + Indicator
98
46 Chaetodon trifasciatus + + + + + + + + - - + + + + + Indicator
47 Chaetodon ulietensis - - - - - - - - - + - - - - + Indicator
48 Chaetodon unimaculatus - - - - + - - - - - + + - - - Indicator
49 Chaetodon vagabundus - + + + + + - + + - - + - - - Indicator
50 Forcipiger flavissimus - - + - - - - - - - - - - - - Indicator
51 Forcipiger longirostris - - - - + + - - + - - + - + + Indicator
52 Hemitaurichthys polylepis - - - - - - - - - - - - + - - Indicator
53 Heniochus chrysostomus - + + - + - - - - - - + + + - Indicator
54 Heniochus monoceros - - - - + - - - - - - + - - - Indicator
55 Heniochus singularis - - - - - - + + - - - - - - - Indicator
56 Heniochus varius - - - + + + - + - - + + + - - Indicator
VIII CIRRHITIDAE
57 Paracirrhites forsteri - - + - - - - - - - - - - - - Major
IX GOBIIDAE
58 Amblygobius sp. + - - - - - - - - - - - - - - Major
X HAEMULIDAE
59 Plectorhinchus goldmani - - - - + - - - - - - - - - - Target
60 Plectorhinchus orientalis - - - - + - + - - - - - - + - Target
99
XI HOLOCENTRIDAE
61 Holocentrus rubrum - - - - + + - - - - - - - - - Target
62 Myripristis kuntee - - - - - - + - - - - - - - - Major
63 Myripristis murdjan - - - - - - + - - - - - - - - Major
64 Neoniphon argenteus - - - - + - - - - - - - - - - Major
65 Neoniphon sammara - - - - - - + + - - - - - - - Major
66 Sargocentron caudimaculatus - - - - + - - - - - + - - - + Major
67 Sargocentron rubrum - - - - - - - - - + - - - - - Major
68 Sargocentron springeri - - - - + + - - - - - - - - - Major
XII KYPPOSIDAE
69 Kyphosus vaigiensis - - - - - - - - - - - - + - - Target
XIII LABRIDAE
70 Anampses melanurus - - - - - - - - + - + - - + + Major
71 Bodianus axillaris - - - - + - - - - - - - - + - Major
72 Bodianus mesothorax - - - - + + - - - - - + - + - Major
73 Cheilinus chlorurus - - - - - - - - + - + - + - - Target
74 Cheilinus diagrammus - - - - - - - - - + + - - + - Target
75 Cheilinus fasciatus - - - - - - - - + - - - + + - Target
76 Cheilinus undulatus - + - - - - - - - - - + - + - Target
100
77 Cheilio inermis - - - + - - - - - - - - - - - Major
78 Choerodon anchorago + + + + - - - - - + - - - - - Major
79 Cirrhitichthys falco + - + - - - - - - - - - - - + Major
80 Coris batuensis - - - - - - - - + + - - - - - Major
81 Epibulus insidiator - - - - - - - + - - + + - - - Major
82 Gomphosus varius - - - + - - - - - - + - + + - Major
83 Halichoeres argus - - - - - - - - - + - - - - - Major
84 Halichoeres hortulanus + + + - + + - + + + + - + + + Major
85 Halichoeres marginatus - - - - - - - - + - - - - - - Major
86 Halichoeres prosopeion - - - - + - - - - - - - - - - Major
87 Hemigymnus fasciatus + + - - + + - - - + - - + + - Target
88 Hemigymnus melapterus - - + + + + + + - + + - + + + Target
89 Labroides bicolor - - - - - - - + + + - - - - - Major
90 Labroides dimidiatus - - - + - - - + + + + + + - + Major
91 Labroides pectoralis - - - - - - - - - + - - - - - Major
92 Novaculichthys taeniurus - - - - - - - - - - + - - - - Major
93 Stethojulis bandanensis - - - - - - - - + - - - - + - Major
94 Stethojulis strigiventer + - - - - - - - - - - - - - - Major
95 Thalassoma amblycephalus + - - - - + - - - - + + - + + Major
96 Thalassoma hardwickei - - + + + + + + + + + + + + + Major
97 Thalassoma janseni - - - - + - - - - - + + + + + Major
101
98 Thalassoma lunare + + + - + + - + - + + + - + + Major
XIV LETHRINIDAE
99 Gnathodentex aureolineatus - - - - - - - - - + - - - - - Target
100 Lethrinus harak - - - - + + - - - - + - + - - Target
101 Lethrinus olivaceus - - - - - - - - - - - - + - + Target
102 Lethrinus ornatus - - - - - - - - - - - - - - + Target
XV LUTJANIDAE
103 Lutjanus biguttatus - - - - - - - - - + - - - - - Target
104 Lutjanus bohar - - - - - + - - - - - - - - - Target
105 Lutjanus carponotatus - - - - + + - - - - - - - - - Target
106 Lutjanus decussatus + + + - - - + - - - - - - - - Target
107 Lutjanus fulviflamma - - - - + - - - - - - + - - - Target
108 Lutjanus fulvus - - + - + + + - - - - - - - - Target
109 Lutjanus semicinctus - - - - + + - - - - - - - - + Target
110 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - - - Target
111 Macolor macularis - + - - - - - - - - - - - + - Target
112 Macolor niger - - - - - - - - - - + - - + - Target
102
XVI MICRODESMIDAE
113 Ptereleotris evides - - - - - - - - - - - + - - - Major
XVII MONACANTHIDAE
114 Amanses scopas - + - - - - - - - - - - + - - Major
XVIII MULLIDAE
115 Parupeneus barberinus - + + + - - + - + - - + - + + Target
116 Parupeneus bifasciatus + + + - + + - - + + + + + + + Target
117 Parupeneus cyclostomus - - - - + - - - - + - - - - - Target
118 Parupeneus multifasciatus - - + - + + - - + - + + + + + Target
XIX PEMPERIDAE
119 Pempheris vanicolensis - - - - - - - - - - - - - + - Major
XX PINGUIPEDIDAE
120 Parapercis sp. - - - - - - - - + - - - - - - Major
XXI POMACANTHIDAE
121 Apolemichthys trimaculatus - - - - - - - - - - - - - + + Major
122 Centropyge bicolor + - - + + + - + + + + + + + + Major
103
123 Centropyge nox - - - - + - - - - + - - - - - Major
124 Centropyge tibicen - - - - - - - + - - - - - - - Major
125 Centropyge vroliki - + + - + + + - + - + + + + - Major
XXII POMACENTRIDAE
126 Abudefduf saxatilis - - - - - - - - - - - + + + - Major
127 Abudefduf sexfasciatus - - + - + + + - - - - - - - - Major
128 Abudefduf vaigiensis - - + - + - - - - - - - - - - Major
129 Acanthochromis polyacanthus + + + + + + - - + + + + - + - Major
130 Amblyglyphidodon aureus - - - - + + - - - - - - - - - Major
131 Amblyglyphidodon curacao + + + + - + - - + + - - - - - Major
132 Amblyglyphidodon leucogaster - - - - + + - - - + - - - - - Major
133 Amphiprion clarkii + - + - - - - + + - + - - + - Major
134 Amphiprion sandaracinos - - - + - - - - - + - - - - - Major
135 Chromis analis - - - - + + - - - - - - - - - Major
136 Chromis atripectoralis - - - + - - - - - - - - - - - Major
137 Chromis atripes - - - - + + - + - - - + - - - Major
138 Chromis lineata - - - - + + - - - + + + - - - Major
139 Chromis margaritifer - - - - + - - - + - + + + + + Major
140 Chromis retrofasciata - - - - + + - - - - - - - - - Major
141 Chromis ternatensis - - - - + + - - - - + + + - - Major
104
142 Chromis viridis + - - - - - + - + - - - + + - Major
143 Chromis weberi - - - - + + - + - - - - - + - Major
145 Chromis xanthura - - - - + + - - +- - + - + + + Major
146 Chrysiptera cyanea - - - + - + - - - - + - + - + Major
147 Chrysiptera rollandi + + - - - - - - + + - - - - - Major
148 Chrysiptera talboti - + - + - + - - + + - - - - - Major
149 Dascyllus aruanus + - - - - - - - - - - - - - - Major
150 Dascyllus melanurus + - - - - - + + - - - - - - - Major
151 Dascyllus reticulatus + - - - + + - - - - + - + + + Major
152 Dascyllus trimaculatus + + + + + + - + - - + - + + + Major
153 Dischistodus chrysopoecilus - - - - - - + - - - - - - - - Major
154 Dischistodus melanotus - + - - - - + + - - - - - - - Major
155 Dischistodus perspicillatus - + - - - - - - - - - - - - - Major
156 Lepidozygus tapeinosoma - - - - - - - - - + - - - - - Major
157 Paraglyphidodon nigroris - - - - - - - + - + - + - - - Major
158 Plectroglyphidodon dicki - - - - - - - - - - - - + + + Major
159 Plectroglyphidodon lacrymatus + - - + - - - - + - + + + - + Major
160 Pomacentrus alexanderae - - - - + - - - + + - - + - - Major
161 Pomacentrus amboinensis + + - + - - - - - - - - - - - Major
162 Pomacentrus bankanensis - + - - + + - - + + + - + + + Major
163 Pomacentrus coelestis + + - - - - - - - - - - - - - Major
105
164 Pomacentrus lepidogenys - - - - + + - - - - + + - - + Major
165 Pomacentrus moluccensis + - + + + + - + + + + + + + + Major
166 Pomacentrus nagasakiensis - - - - - + - - - - - - - - - Major
167 Pomacentrus nigromanus - - - - + - - - - - - - - - - Major
168 Pomacentrus sextriatus - - - - + - - - - - + - - - - Major
169 Pomacentrus sp. - - + - - - - - - - - - - - - Major
170 Pomacentrus tripunctatus - - - - - - - - - - + - + - - Major
XXIII PSEUDOCHROMIDAE
171 Labrichthys unilineatus - - - - - - - - + - + - - - - Major
172 Pseudochromis paccagnellae - - - - - + - - - - - - - - - Major
XXIV SCARIDAE
173 Bolbometopon muricatum - - - - - - - - - - - - - - + Target
174 Chlorurus sordidus - - + + - - - + - - - - - - - Target
175 Scarus bicolor - - - - - + - - - - - - + - - Target
176 Scarus bleckeri - - - - + + - - + + + - + - - Target
177 Scarus bowersi - - - - - - - - - - - - - - - Target
178 Scarus dimidiatus - - - - + - + - + - + + + + - Target
179 Scarus ghoban - - - - - + - - - + - - + + + Target
180 Scarus hypselopterus - - - - + + - - - - - - - - - Target
106
181 Scarus oviceps - - - - - - - - - - + - - - - Target
182 Scarus prasiognathus - - - - + - - - + + + - + + + Target
183 Scarus schlegeli - - - - + - - - - - - - + + + Target
184 Scarus sordidus - + - - + + + - + + + + + + + Target
XXV SCOLOPSIDAE
185 Scolopsis bilineatus + + - + - - - - + + - - - - + Target
186 Scolopsis lineatus - - - - - - - + - - - - - + - Target
187 Scolopsis margaritifer - - - - - - - + - - + - - - - Target
188 Scolopsis monogramma - - - - - - - + - - - - - - - Target
189 Scolopsis trilineatus - - + - - - - - - + - - - - - Target
190 Scolopsis trivittatus - - - - - - + - - - - - - - - Target
XXVI SERRANIDAE
191 Cephalopholis argus - - - - + - - - - - - - - - - Target
192 Cephalopholis cyanostigma - - - - + + - - - - - - - - - Target
193 Cephalopholis sp. - - - - - - + - - - - - - - - Target
194 Cephalopholis urodeta + - - + - + - - - - - - + + + Target
195 Epinephelus quoyanus - - - - - - - + - - - - - - - Target
196 Pseudanthias hutchi - - - - - + - - - - - - - - - Major
197 Pseudanthias tuka - - - - + - - - - - - - - - - Major
107
XXVII SIGANIDAE
198 Siganus argenteus - - - - - + - - - - - - - - - Target
199 Siganus corallinus - - - - + - - - + - - - - - - Target
200 Siganus guttatus - - - - + - - - - - - - - - - Target
201 Siganus puellus - - - - + - + - + + - - - - - Target
202 Siganus punctatissimus - - - - - + - - - - - - - - - Target
203 Siganus virgatus - + - + - - - - + - - - - - - Target
204 Siganus vulpinus - - - - + - - - - + - + - - - Target
XVIII ZANCLIDAE
205 Zanclus cornutus - - - + + - + + + + + - + + + Major
36 34 37 32 90 68 29 36 50 52 56 54 60 62 58 Keterangan : + = ditemukan; - = tidak ditemukan
BIAP 17, 18, 19 & 20 : Sandedori BIAP 25 & 26 : Pulau Nusi BIAP 21 & 22 : Pulau Wundi BIAP 27 & 28 : Supraima BIAP 23 & 24 : Pulau Pai BIAP 29, 30 & 31 : Mios Manguandi
108
Lampiran 10. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor 2008. NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Kategori
JENIS 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus hepatus - - - - - - - - - - - - + - - Target 2 Acanthurus leucosternon - - - - - - - - - - - - - + - Target 3 Acanthurus lineatus ‐ ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Target 4 Acanthurus lituratus + - - - - - - - - - - - - - - Target 5 Acanthurus nigricans ‐ ‐ ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Target 6 Acanthurus nigrofuscus + - - - - - - - - - - - - - - Target 7 Acanthurus olivaceus - - - - - - - - - - - - - - + Target 8 Acanthurus pyroferus ‐ ‐ ‐ + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Target 9 Ctenochaetus striatus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + + Target
10 Ctenochaetus strigosus - ‐ ‐ ‐ + + ‐ ‐ ‐ - + + - ‐ ‐ Target 11 Naso brevirostris - - - + ‐ ‐ ‐ ‐ - ‐ - ‐ - ‐ ‐ Target 12 Paracanthurus hepatus - - - - - - - - - - - - + - - Target 13 Zebrasoma scopas + + + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + Major 14 Zebrasoma veliferum - - - - - - - - - - - - - - + Major
II AULOSTOMIDAE
109
15 Aulostomus chinensis - - - - - - + - - - - - - - - Major
III BALISTIDAE 16 Balistapus undulatus ‐ ‐ + + + + + ‐ + + + + + + + Major 17 Odonus niger - - - - - - - - - - - - + - - Major 18 Sufflamen chrysopterus - - - - - - - + + - - - + - - Major 19 Suflamen chrysopterus - - + - + - + - - - - - - - - Major 20 Suflamen sp. - - - - + + - - - - - - - - - Major
IV BLENIIDAE 21 Bleniid - - - - - - - - + - - - - - - Major
V CAESIONIDAE 22 Caesio teres - + + - - - - - - - + - - - - Target 23 Pterocaesio tile + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + - ‐ ‐ Target
VI CARANGIDAE 24 Caranx sp. - - + - - + - - - - - - - - - Target
VII CHAETODONTIDAE
110
25 Chaetodon baronessa + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + Indicator26 Chaetodon citrinellus ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + Indicator27 Chaetodon ephippium - + + - - ‐ + + - - + - - - + Indicator28 Chaetodon guentheri - - + - - - - - - + - - - - - Indicator29 Chaetodon guttatissimus - - - - - - - - + - - - - - - Indicator30 Chaetodon kleini + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Indicator31 Chaetodon meyeri ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Indicator32 Chaetodon ornatissimus ‐ ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Indicator33 Chaetodon punctatofasciatus - - + - ‐ ‐ ‐ ‐ + ‐ - - - ‐ ‐ Indicator34 Chaetodon rafflesii - - - + ‐ ‐ ‐ ‐ - + - - - ‐ + Indicator35 Chaetodon trifascialis + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + Indicator36 Chaetodon trifasciatus + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + + + + + Indicator37 Chaetodon ulietensis - - - - - - - - - - - - + - - Indicator38 Chaetodon vagabundus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Indicator39 Forcipiger longirostris + - + - ‐ ‐ ‐ ‐ - - - - - ‐ ‐ Indicator40 Heniochus singularis - - - - - - - - - - - - - + - Indicator41 Heniochus varius ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + Indicator
VIII CIRRHITIDAE 42 Paracirrhites forsteri - - - - + - - - - + - + - - + Major
111
IX GOBIIDAE 43 Gobiid - - - - - - - - + - - - - - - Major
X HAEMULIDAE 44 Plectorhinchus goldmani - + - - - - - - - - - - - - - Target 45 Plectorhinchus orientalis - - - - - - - - - - + - - - - Target
XI HOLOCENTRIDAE 46 Holocentrus rubrum - - - + - - - - - - - - - - - Target
47 Myripristis murdjan - - - - - - + - - - - - - - - Major 48 Neoniphon sammara - - - - - - + - - - - - - - - Major 49 Sargocentron caudimaculatus - ‐ + + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + - ‐ ‐ Major
XII LABRIDAE 50 Anampses melanurus - - - - - - - - + - - - - - - Major 51 Bodianus mesothorax - ‐ + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + - ‐ ‐ Major 52 Cheilinus chlorurus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + - ‐ - ‐ ‐ Target 53 Cheilinus diagrammus - - + - - - - - - - - - - - - Target 54 Cheilinus fasciatus - - + + - - - - - - - - - - - Target 55 Cheilinus undulatus - - + + - - - - - - - - - - - Target 56 Choerodon anchorago - - - - - - - - - - + - - - - Major
112
57 Cirrhilabrus cyanopleura - - - - + + + - - - - - - - - Major 58 Cirrhilabrus sp. - - - - + + - - - - - - - - - Major 59 Cirrhitichthys falco - - - - - + - - - - - - - - - Major 60 Coris batuensis + - - - - - - - - - - - - - - Major 61 Diproxtaxanthus sp. - + - - - - - - - - - - - - - Major 62 Epibulus insidiator - - + + - - - - - - + - - - - Major 63 Gomphosus varius + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + + + + Major 64 Halichoeres argus + + + + - - - - - - - - - - - Major 65 Halichoeres chrysus - - - - - - - - - - - - - - - Major 66 Halichoeres hortulanus + + + + ‐ ‐ ‐ + + + + + + + + Major 67 Halichoeres marginatus - - - - - - - - + - - - - - - Major 68 Halichoeres podostigma - - - - - - - - - - - - + - - Major 69 Halichoeres scapularis - - - + - - - - - - - - - - - Major 70 Hemigymnus fasciatus ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Target 71 Hemigymnus melapterus + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + Target 72 Hologymnosus doliatus - - - - + - - - - - - - - - - Major
73 Labroides bicolor - - - - + - - - - - - - - - - Major 74 Labroides dimidiatus + + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + Major 75 Labroides pectoralis + - - - - - - - - - + - - - - Major 76 Macropharyngodon sp. - - - - - - - - + - - - - - - Major 77 Novaculichthys taeniurus - - - - - - - - - - - - - - - Major
113
78 Stethojulis albovittata - - - - - - - - + + - - - - - Major 79 Stethojulis bandanensis - - - - - - - + - - - - - - - Major 80 Stethojulis strigiventer - - - - + - - + - - - - - - - Major 81 Thalassoma amblycephalus - - + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ - - - - + Major 82 Thalassoma hardwickei + + + + + + + + + ‐ ‐ + + + + Major 83 Thalassoma janseni - + - - ‐ ‐ ‐ + + + - - - ‐ + Major 84 Thalassoma lunare + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - + - + - ‐ ‐ Major
XIII LETHRINIDAE 85 Lethrinus erythropterus - + - - - - - - - - - - - - - Target 86 Lethrinus harak - + - ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ - - - - + ‐ ‐ Target 87 Lethrinus ornatus - + - - - - - - - - - - - - - Target
XIV LUTJANIDAE 88 Lutjanus bohar - - - + - - - - - - - - - - - Target 89 Lutjanus decussatus - - - - - + + + - - - - - + - Target 90 Lutjanus fulviflamma - + + - - - - - - - - - - - - Target 91 Lutjanus fulvus - - + + ‐ ‐ ‐ + - - - - - - - Target 92 Lutjanus gibbus - - - - + - - - - - + - - - - Target 93 Lutjanus lutjanus - - - - - - + - - - - - - - - Target 94 Lutjanus semicinctus - + + ‐ ‐ ‐ ‐ + - ‐ - ‐ - ‐ ‐ Target
114
95 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - + - Target 96 Macolor niger - - - - ‐ - ‐ - - + + - - ‐ - Target
XV MICRODESMIDAE 97 Ptereleotris evides - - - - - - - - - - - + - - - Major
XVI MONACANTHIDAE 98 Aluterus scriptus - - - - - - - - + - - - - - - Major 99 Amanses scopas - - - - + - - + - - - - + - - Major
100 Oxymonacanthus longirostris - - - - - - - - - - + - - - - Major
XVII MULLIDAE 101 Parupeneus barberinus + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + Target 102 Parupeneus bifasciatus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Target 103 Parupeneus cyclostomus - - - - - - - - - - - - - - + Target 104 Parupeneus multifasciatus ‐ + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Target
XVIII PINGUIPEDIDAE 105 Parapercis sp. - - - - - - - - - + - - - - - Major 106 Parapercis clathrata - - - - - - - - - - - - - + - Major 107 Parapercis cylindrica - - - - - - - - - - - - + - - Major
115
XIX POMACANTHIDAE 108 Centropyge bicolor + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Major 109 Centropyge vroliki + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + + + + Major 110 Pygoplites diacanthus + - - - + - - - - - + - - - - Major
XX POMACENTRIDAE 111 Abudefduf vaigiensis - + - + - - - - - - - - - - - Major 112 Acanthochromis polyacanthus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + Major 113 Amblyglyphidodon aureus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - ‐ - ‐ - ‐ ‐ Major 114 Amblyglyphidodon curacao + - + + ‐ ‐ ‐ + - - + - - ‐ ‐ Major 115 Amblyglyphidodon leucogaster + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + - ‐ ‐ Major 116 Amphiprion clarkii + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + Major 117 Amphiprion perideraion - - - - - - - - - - - + - - - Major 118 Amphiprion sandaracinos - + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - - - + - ‐ ‐ Major 119 Chaetodontoplus mesoleucus - - - - - - - - + + - - - - - Major 120 Chromis analis - - + - - - - - - - - - - - - Major 121 Chromis atripes - + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - - - - - ‐ ‐ Major 122 Chromis caudalis - - - - - - - - - - - - + + + Major 123 Chromis chrysura - - - - - - - - - - - - - + - Major 124 Chromis lineata - + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + - - - ‐ + Major 125 Chromis margaritifer + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Major
116
126 Chromis retrofasciata + - + + - - - - - - - - - - - Major 127 Chromis sp. - - - - - - - - - - - - - + - Major 128 Chromis ternatensis + + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + Major 129 Chromis viridis - + - - + ‐ ‐ + - + + - - ‐ + Major 130 Chromis weberi - - - - - - - - - - - - - - - Major 131 Chromis xanthura + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + Major 132 Chrysiptera cyanea + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + - + - - + Major 133 Chrysiptera rollandi ‐ + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ - ‐ + Major 134 Chrysiptera talboti + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - - - - - ‐ ‐ Major 135 Dascyllus aruanus - + - - - - - - - - - - - - - Major 136 Dascyllus reticulatus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Major 137 Dascyllus trimaculatus ‐ + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + Major 138 Dischistodus melanotus - - - - - + - - - - - - - - - Major 139 Lepidozygus tapeinosoma - - + - - - - - - - - - - - - Major 140 Paraglyphidodon nigroris - - + - - + + - - - - - - - - Major 141 Plectroglyphidodon dicki + - ‐ - ‐ ‐ + + + ‐ ‐ - ‐ - + Major 142 Plectroglyphidodon lacrymatus + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + + Major 143 Pomacentrus alexanderae + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - - - - - ‐ ‐ Major 144 Pomacentrus bankanensis + + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + Major 145 Pomacentrus lepidogenys ‐ + + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + Major 146 Pomacentrus margaritifer - + - + - - - - + + - - - - - Major
117
147 Pomacentrus moluccensis + + + + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + Major 148 Pomacentrus nigromanus - + - - - + - - - - - - - - - Major 149 Pomacentrus sextriatus + + + + - - - - - - - - - - - Major 150 Pomacentrus sp. - - - - - - - - - - - - - + + Major 151 Pomacentrus tripunctatus + - + + - - - - - - - - - - - Major
XXII PSEUDOCHROMIDAE 152 Labracinus cyclophthalmus - - - + - - - - - + - - - - - Major 153 Labrichthys unilineatus - + - - + - - - - + - - - - - Major
XXIII SAURIDAE 154 Saurida sp. - - - + - - - - - - - - - - - Major
XXIV SCARIDAE 155 Chlorurus sordidus - - - - + - - - - - + - - - - Target 156 Scarus bicolor - + + + ‐ ‐ ‐ ‐ - + - - - ‐ ‐ Target 157 Scarus bleckeri + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + Target 158 Scarus bowersi - + - - - - - - - - - - - - - Target 159 Scarus dimidiatus + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + Target 160 Scarus forsteni - + - - - - - - - - - - - - - Target 161 Scarus ghoban + - - + - - - - - + - - - - - Target
118
162 Scarus microhinos + - - + - - - - - - - - - - - Target 163 Scarus prasiognathus ‐ + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + Target 164 Scarus rubroviolaceus - - - - - - + - - - - - - - - Target 165 Scarus schlegeli ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + - ‐ ‐ Target 166 Scarus sordidus + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + + Target
XXV SCOLOPSIDAE 167 Scolopsis bilineatus + + + + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + Target 168 Scolopsis lineatus - - + - - - - - + - - + - - + Target 169 Scolopsis margaritifer + + + - - - - - - - - - - - - Target
XXVI SERRANIDAE 170 Anyperodon leucogrammicus - - - - - + - - - - - - - - - Target 171 Cephalopholis argus - - - + - - - - - - - - - - - Target 172 Cephalopholis boenak - - - + - - - - - - - - - - - Target 173 Cephalopholis sp. - - - - + - - - - - - + - - - Target 174 Cephalopholis urodeta ‐ ‐ ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + Target 175 Epinephelus sp. - - - - - + - - - - - - - - - Target 176 Gracila albomarginata - + - - - - - - - - + - - - - Target 177 Plectropomus laevis - - - - - - - - - - + - - - - Target 178 Pseudanthias hutchi - + + + - - - - - - - - - - - Major
119
120
179 Pseudanthias pascalis + + - - - - - - - - - - - - - Major 180 Pseudanthias squamipinnis + + + - - - - - - - - - - - - Major 181 Pseudanthias tuka - + + - - - - - - - - - - - - Major 182 Variola louti - - - + - - - - - - - - - - - Target
XXVII SIGANIDAE 183 Siganus puellus - + - - ‐ + + + - - - - - ‐ ‐ Target 184 Siganus vulpinus - + - - ‐ ‐ + ‐ - - - - - ‐ ‐ Target
XXVIII ZANCLIDAE 185 Zanclus cornutus ‐ + ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ + + + + Major
54 71 72 72 36 28 33 24 50 49 37 34 22 25 25
BIAP 32, 33 & 34 : Pulau Dawi BIAP 40 & 41 : Mbromsi BIAP 35 : Pulau Nukori BIAP 42, 43 & 44 : Saribra BIAP 36 & 37 : Sumber Pasi BIAP 45 & 46 : Padaidori BIAP 38 & 39 : Pulau Pasi
Keterangan : + = ditemukan; - = tidak ditemukan
121