Ketangguhan Gatra Banten

3

Click here to load reader

Transcript of Ketangguhan Gatra Banten

Page 1: Ketangguhan Gatra Banten

Unsur : WilayahParameter : Bentuk GeografiOleh : Ilman Basthian S. (15205025)

AnalisisBanten adalah sebuah provinsi di pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-undang no.23 tahun 2000. Wilayahnya mencakup sisi barat dari Provinsi Jawa Barat, yaitu Serang, Lebak, Pandeglang, Cilegon, dan Tangerang. Ibukotanya Serang.

Sekitar delapan puluh persen dari wilayah Banten adalah berupa dataran rendah. Dataran tinggi terdapat di bagian barat laut, dengan gunung berapinya (Gunung Karang-1700m), juga di bagian tenggara yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Pertemuan dua dataran tinggi tersebut membentuk daerah lembah di bagian tengah wilayah Banten. Lembah yang berada di wilayah Kabupaten Lebak tersebut karena kondisi alam yang baik (kesuburan tanah dan iklimnya) menjadi tempat tinggal salah satu masyarakat adat di Indonesia, yaitu Suku Baduy.

Suku Baduy adalah masyarakat asli penghuni wilayah Banten yang telah ada lama sebelum masyarakat modern membuka kehidupan baru di sana. Suku Baduy memiliki tata kehidupan unik yang turun temurun dari nenek moyang mereka. Diantaranya berkaitan dengan bidang arsitektur dan kehidupan sosial. Banyak pengetahuan tradisional dari aspek tersebut yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat umum.

Bentuk geografi Banten sangat strategis, terletak di pinggir Pulau Jawa. Di bagian timur berbatasan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat, dua propinsi dengan intensitas kegiatan yang tinggi (perekonomian, dsb). Sedangkan di utara, barat dan selatannya berbatasan langsung dengan perairan. Perairan nasional di utara dan barat, perairan internasional di selatan. Perairan baratnya (Pelabuhan Merak-Selat Sunda) adalah jalur perairan yang sibuk, memiliki nilai ekonomis dan politis yang tinggi.

Penilaian

74 (TANGGUH)- Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berjalan dengan baik. Walau

terjadi gejolak namun tidak menimbulkan dampak negatif.- Masyarakat bergairah dalam membangun. - Keamanan terkendali.

UsulanPotensi wilayah yang strategis dapat lebih dimanfaatkan, dikelola secara lebih optimal untuk meningkatkan pembangunan wilayah Banten sebagai salah satu provinsi muda di Indonesia.

Page 2: Ketangguhan Gatra Banten

Unsur : Sosial BudayaParameter : Kerukunan/ToleransiOleh : Ilman Basthian S. (15205025)

AnalisisProvinsi Banten yang beribu kota di Serang dengan gubernurnya Hj. Atut Chosiyah memiliki jumlah penduduk 7.451.300 jiwa dengan kepadatan 813 jiwa/km2. Masyarakatnya yang tinggal di empat kabupaten dan dua kota beragama Islam (96,6%), Kristen (1,2%), Katolik (1%), Buddha (0,7%), dan Hindu (0,4%). Suku bangsa masyarakat Banten diantaranya Suku Banten, Sunda, Jawa, Lampung, dan Baduy.

Suku Baduy adalah masyarakat asli penghuni wilayah Banten yang telah ada lama sebelum masyarakat modern membuka kehidupan baru di sana. Ada dua jenis Suku Baduy, Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam adalah masyarakat yang sangat tertutup, daerah perkampungan mereka tidak boleh didatangi oleh selain orang Baduy. Sedangkan Baduy Luar lebih terbuka, daerah mereka masih boleh dikunjungi oleh orang asing. Suku Baduy memiliki tata kehidupan unik yang turun temurun dari nenek moyang mereka. Diantaranya berkaitan dengan bidang arsitektur dan kehidupan sosial. Banyak pengetahuan tradisional dari aspek tersebut yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat umum.

Sampai saat ini, walau tidak hidup berdampingan langsung, hubungan Suku Baduy dengan masyarakat lain bisa dinilai baik. Kerukunan dan toleransi cukup terbina, dapat dilihat dari sikap masyarakat baduy (luar) yang menyambut dan menerima dengan baik kedatangan para pengunjung, wisatawan, dsb. Mereka dengan senang hati menunjukkan, mengajarkan beragam tata kehidupan tradisional mereka yang khas. Observasi terhadap masyarakat baduy ini menjadi lebih mudah lagi sejak pemerintah daerah menetapkan area perkampungan baduy sebagai kawasan wisata. Namun, sempat terlontar keberatan dari pihak masyarakat baduy berkenaan dengan penetapan ini, karena kegiatan sehari-hari mereka yang seharusnya diisi dengan bekerja di lading/huma, jadi dihabiskan dengan melayani para tamu-tamu yang datang ke tempat mereka.

Penilaian

78 (TANGGUH)- Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berjalan dengan baik. Walau

terjadi gejolak namun tidak menimbulkan dampak negatif.- Masyarakat bergairah dalam membangun. - Keamanan terkendali.

UsulanPendayagunaan potensi wisata kehidupan masyarakat Banten yang rukun dan toleran akan lebih baik lagi bila lebih memperhatikan aspek-aspek lain beserta akibat-akibatnya yang berkaitan potensi tersebut.