GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/gatra-20110217... ·...

1
GATRA o Se/asa o Sabtu o Rabu Kamis 0 Jumat 4 5 20 21 6 7 22 8 9 10 11 23 24 25 26 12 13 27 28 29 30 31 OSep OOkt ONov ODes o Mar OApr LEMBAGA INTELlJEN OMei OJun 0 Ju/ 0 Ags I nte ij n Lemah Kerusuhan Pecah epuk tangan menggem~ di Aula Gedung Pascasarjana Universitas Padjadjaran, ]alan Dipati Ukur, Bandung, ]umat lalu. Hari Itu, Susaningtyas Nefo Handayani Keriopati berhasil memperoleh gelar doktor bi- dang Ilmu Komunikasi. Anggota DPR- RI dari Fraksi Partai Hanura ini sukses mempertahankan disertasi berjudul "Konstruksi Komunikasi Organisasi Intelijen dalam Proses Pengambilan Keputusan (Studi pada Badan Intelijen Keamanan Kepolisian RI)". Susaningtyas atau akrab dipanggil :-;uning Kertopati mempertahankan di- serrasinya dalam SiC:"llg Terbuka Pro- gram Doktor dalam Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang diketuai oleh Prof. Dr. Deddy Mulyan-: Wanita kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1964, itu lulus ujian doktor dengan predikat sangat memuaskan. Sidang Terbuka Program Doktor ini dihadiri pula sejumlah pejabat intelijen Polri, termasuk mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIl\:), ]enderal (purnawirawan) A.M. Hendropriyono. Juga rnantan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, ]enderal (purnawira-van) Wiranto. Untuk menv+sun desertasinya, Tuning melakuk; .• penelitian selama ti- ga tahuu. la melakukan wawancara seca- ra mendalam terhadap 22 staf dan pe- Informasi inte/ijen sering diremehkan oleb pengambi/ keputusan. Da/am kasus penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, pemeyang keamanan wi/ayah terkesan menganggap enteng informasi yang dihimpun intelijen di /apangan. laksana tugas intelijen Polri, serta 33 sumber informal. Hasil penelitian Nu- ning membetot perhatian banyak pihak karena momentumnya bertepatan rlengan kerusuhan yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Temuan in; rnernberikan perspektif lain rentang faktor penyebab terjadinya kerusuhan Cikeusik dan Temanggung. DisertasiNuning ini boleh dibilang berhasil membongkar borok intelijen: Sumber daya manusia dalam Badan Intelijen Keamanan Polri, menurut : Nuning, masih iemah mendeteksi secara dini informasi yang terjadi di lapangan. Dalam beberapa hal, tulis Nuning, informasi intel di lapangan sering tidak akurat, yang tidak menggambarkan keadaan sebenarnya. Salah satu temuan yang menar il- perhatiannya adalah adanya model ko- munikasi diagonal yang terjadi dalam kondisi yang sangat informal, berlapis, dan begitu simbolik. Kendala lain terjadi karena banyaknya kompartemen dalam tubuh Intelkam Polri yang masing- masing ingin terlihat berperan penting. Akibatnya terjadi rivalitas, se- hingga rukar-rnenukar inforrnasi antar- sektor tidak terjadi. Efeknya, output l.ebijakan menjadi parsi«l. Inilah yang pada akhirnya me nvebabkan pembuat kebijakan sering salah membaca situasi yang sesungguhnya, sehingga beberapa kerusuhan terjadi, seolah pemerintah kecolongan. Kendala eksternal hadir lewat ke- sulitan berkoordinasi dengan lembaga intelijen negara lainnya, seperti Badan Intelijen Negara (BIN). "Dalam hal ini, BIN dan Intelijen Polri p:::rannya masih rumpang tindih dan sangat minim koordinasi," tutur Nuning."Padahal BIN memiliki tugas koordinator, tetapi kerap bertindak superior dan sering melakukan by-passing atas intclijen lain," Nu::ing menambahkan. Menurut Nun ing; keberhasilan kerja spionase terletak pada pru;;es ,komunikasi internal dan eksternaJ. Komunikasi ini penting, sebagai sararia transformasi pengarnatan. Bila intelijen tidak rr « mpu mentransformasikan pengamatan yang kredibel, hasilnya akan diragukan. Bahkan dianggap enteng. Dalam kasus penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, peme- gang keamanan wilayah terkesan meng- anggap enteng informasi rang dihimpun intelijen di lapangan, sehingga terjadi kesalahan antisipasi meski informasinya sudah sampai. "Dalam kasus itu, saya yakin Intelkam telah bekerja, namun sangat rnungkin terjadi pengabaian," kata Nnning [,llla. Dalam hal ini, komandan operasi di lapangan pada awalnya meragukan akurasi ~lI!!tim ~ laporan Intelkam schingga kekerasan ~ terhadap jemaah Ahmadiyah pun pecah. < ~ Kegagalan pencegahannya terjadi karena ~ ketidakcermatan end user menyikapi inforrnasi. "Di sini kelemahannya bisa jadi bukan pada intelijen, namun pada sikap instirusi yang tidak merespons dan menganggap penting hasi! analisis intelijen," Nuning mcnegaskan. Hasil pene!itian Nuning dipuji oleh mantan Kepala BIN, A.M. Hendro- priyono, meski dinilainya belum runtas. "Peneiitian ini bisa dibilang belum cukup, harus ada lanjutan," katanya. Diharapkan, Nuning Kertopati akan melakukan pe- nclitian lanjutan yang lcbih mcndalam. IB MUllS RAHMAN, DAN WISNU WAGE PAMUNGKAS (BANDUNG) GATRA 23 FEBRUARI 2011 99 Kllplng Hum.a Onpad 2011 T

Transcript of GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/gatra-20110217... ·...

GATRAo Se/asa o Sabtuo Rabu • Kamis 0 Jumat

4 520 21

6 722

8 9 10 1123 24 25 26

12 1327 28 29 30 31

OSep OOkt ONov ODesoMar OApr

LEMBAGA INTELlJEN

OMei OJun 0 Ju/ 0 Ags

Inte ij n LemahKerusuhan Pecah

epuk tangan menggem~ di AulaGedung Pascasarjana UniversitasPadjadjaran, ]alan Dipati Ukur,Bandung, ]umat lalu. Hari Itu,

Susaningtyas Nefo Handayani Keriopatiberhasil memperoleh gelar doktor bi-dang Ilmu Komunikasi. Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Hanura ini suksesmempertahankan disertasi berjudul"Konstruksi Komunikasi OrganisasiIntelijen dalam Proses PengambilanKeputusan (Studi pada Badan IntelijenKeamanan Kepolisian RI)".

Susaningtyas atau akrab dipanggil:-;uning Kertopati mempertahankan di-serrasinya dalam SiC:"llg Terbuka Pro-gram Doktor dalam Ilmu KomunikasiUniversitas Padjadjaran yang diketuaioleh Prof. Dr. Deddy Mulyan-: Wanitakelahiran Jakarta, 30 Agustus 1964, itululus ujian doktor dengan predikat sangatmemuaskan. Sidang Terbuka ProgramDoktor ini dihadiri pula sejumlah pejabatintelijen Polri, termasuk mantan KepalaBadan Intelijen Negara (BIl\:), ]enderal(purnawirawan) A.M. Hendropriyono.Juga rnantan Menteri Pertahanan danPanglima TNI, ]enderal (purnawira-van)Wiranto.

Untuk menv+sun desertasinya,Tuning melakuk; .• penelitian selama ti-

ga tahuu. la melakukan wawancara seca-ra mendalam terhadap 22 staf dan pe-

Informasi inte/ijen sering diremehkan olebpengambi/ keputusan. Da/am kasus penyeranganjamaah Ahmadiyah di Cikeusik, pemeyangkeamanan wi/ayah terkesan menganggap entenginformasi yang dihimpun intelijen di /apangan.

laksana tugas intelijen Polri, serta 33sumber informal. Hasil penelitian Nu-ning membetot perhatian banyak pihakkarena momentumnya bertepatan rlengankerusuhan yang terjadi di beberapa tempatdi Indonesia. Temuan in; rnernberikanperspektif lain rentang faktor penyebabterjadinya kerusuhan Cikeusik danTemanggung.

DisertasiNuning ini boleh dibilangberhasil membongkar borok intelijen:Sumber daya manusia dalam BadanIntelijen Keamanan Polri, menurut :Nuning, masih iemah mendeteksi secaradini informasi yang terjadi di lapangan.Dalam beberapa hal, tulis Nuning,informasi intel di lapangan se ring tidakakurat, yang tidak menggambarkankeadaan sebenarnya.

Salah satu temuan yang menar il-perhatiannya adalah adanya model ko-munikasi diagonal yang terjadi dalamkondisi yang sangat informal, berlapis,dan begitu simbolik. Kendala lain terjadikarena banyaknya kompartemen dalamtubuh Intelkam Polri yang masing-masing ingin terlihat berperan penting.

Akibatnya terjadi rivalitas, se-hingga rukar-rnenukar inforrnasi antar-sektor tidak terjadi. Efeknya, outputl.ebijakan menjadi parsi«l. Inilah yangpada akhirnya me nvebabkan pembuatkebijakan sering salah membaca situasi

yang sesungguhnya, sehingga beberapakerusuhan terjadi, seolah pemerintahkecolongan.

Kendala eksternal hadir lewat ke-sulitan berkoordinasi dengan lembagaintelijen negara lainnya, seperti BadanIntelijen Negara (BIN). "Dalam halini, BIN dan Intelijen Polri p:::rannyamasih rumpang tindih dan sangat minimkoordinasi," tutur Nuning."PadahalBIN memiliki tugas koordinator, tetapikerap bertindak superior dan seringmelakukan by-passing atas intclijen lain,"Nu::ing menambahkan.

Menurut Nun ing; keberhasilankerja spionase terletak pada pru;;es

,komunikasi internal dan eksternaJ.Komunikasi ini penting, sebagai sarariatransformasi pengarnatan. Bila intelijentidak rr « mpu mentransformasikanpengamatan yang kredibel, hasilnya akandiragukan. Bahkan dianggap enteng.

Dalam kasus penyerangan jamaahAhmadiyah di Cikeusik, Banten, peme-gang keamanan wilayah terkesan meng-anggap enteng informasi rang dihimpunintelijen di lapangan, sehingga terjadikesalahan antisipasi meski informasinyasudah sampai. "Dalam kasus itu, sayayakin Intelkam telah bekerja, namunsangat rnungkin terjadi pengabaian,"kata Nnning [,llla.

Dalam hal ini, komandan operasi dilapangan pada awalnya meragukan akurasi

~lI!!tim ~ laporan Intelkam schingga kekerasan~ terhadap jemaah Ahmadiyah pun pecah.<~ Kegagalan pencegahannya terjadi karena~ ketidakcermatan end user menyikapi

inforrnasi. "Di sini kelemahannya bisajadi bukan pada intelijen, namun padasikap instirusi yang tidak meresponsdan menganggap penting hasi! analisisintelijen," Nuning mcnegaskan.

Hasil pene!itian Nuning dipujioleh mantan Kepala BIN, A.M. Hendro-priyono, meski dinilainya belum runtas."Peneiitian ini bisa dibilang belum cukup,harus ada lanjutan," katanya. Diharapkan,Nuning Kertopati akan melakukan pe-nclitian lanjutan yang lcbih mcndalam. IB

MUllS RAHMAN,

DAN WISNU WAGE PAMUNGKAS (BANDUNG)

GATRA 23 FEBRUARI 2011 99

Kllplng Hum.a Onpad 2011

T