ketahanan pangan nasional pep ub

4
Nama: Gerald Kevin B H NIM: 135040200111226 Ketahanan Pangan Indonesia sebaga Implikasi Liberalisasi Perdagangan Global Liberalisasi perdagangan merupakan perdagangan bebas. Hal ini juga berkaitan dengan liberalisasi ekonomi. Liberalisasi ekonomi merupakan peran swasta sebagai tokoh utama dalam pelaku ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dewasa ini melakukan transaksi atau biasa disebut unilateral serta perjanjian internasional atau biasa disebut ratifikasi terhadap sesama negara. Hal tersebut membuat Indonesia menerapkan kegiatan liberalisasi ekonomi maupun liberalisasi perdangan. Liberalisasi itu juga muncul karena adanya perjanjian dan transaksi dari pihak internasional. Pada kasus ini, Indonesia menjadi seperti dibawah kontrol oleh keadaan dunia sehingga ingin menjadi suatu icon jika menjalankan liberalisasi perdagangan. Dengan melakukan liberalisasi perdagangan, terdapat beberapa kebijakan yang dihasilkan. Kebijakan dalam melakukan liberalisasi seperti penurunan tarif impor produk, privatisasi logistik badan usaha, subsidi dikurangi atau bahkan ditiadakan. Hal tersebut yang nantinya justru menjadi batu sandungan untuk Indonesia. Puncaknya adalah seperi kasus yang baru-baru ini terjadi seperi melambungnya harga kedelai ke level hingga 100% pada tahun 2008 dan juga naiknya harga beras yang baru-baru ini terjadi akibat kegiatan liberalisasi. Harga kedelai menurut situs Tempo.com pada tahun 2007 pada level Rp 3.400/kg. Akantetapi di penghujung bulan desember 2008, Harga kedelai menembus hingga harga Rp 7.500/Kg. Hal tersebut membuat petani melakukan demo ke Istana Negara pada tahun 2008. Tidak berhenti saat itu, harga kedelai pada tahun 2012 naik hingga level Rp 9.200/kg menurut situs merdeka.com

Transcript of ketahanan pangan nasional pep ub

Page 1: ketahanan pangan nasional pep ub

Nama: Gerald Kevin B H

NIM: 135040200111226

Ketahanan Pangan Indonesia sebaga Implikasi Liberalisasi Perdagangan Global

Liberalisasi perdagangan merupakan perdagangan bebas. Hal ini juga berkaitan dengan liberalisasi ekonomi. Liberalisasi ekonomi merupakan peran swasta sebagai tokoh utama dalam pelaku ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dewasa ini melakukan transaksi atau biasa disebut unilateral serta perjanjian internasional atau biasa disebut ratifikasi terhadap sesama negara. Hal tersebut membuat Indonesia menerapkan kegiatan liberalisasi ekonomi maupun liberalisasi perdangan. Liberalisasi itu juga muncul karena adanya perjanjian dan transaksi dari pihak internasional. Pada kasus ini, Indonesia menjadi seperti dibawah kontrol oleh keadaan dunia sehingga ingin menjadi suatu icon jika menjalankan liberalisasi perdagangan. Dengan melakukan liberalisasi perdagangan, terdapat beberapa kebijakan yang dihasilkan. Kebijakan dalam melakukan liberalisasi seperti penurunan tarif impor produk, privatisasi logistik badan usaha, subsidi dikurangi atau bahkan ditiadakan. Hal tersebut yang nantinya justru menjadi batu sandungan untuk Indonesia. Puncaknya adalah seperi kasus yang baru-baru ini terjadi seperi melambungnya harga kedelai ke level hingga 100% pada tahun 2008 dan juga naiknya harga beras yang baru-baru ini terjadi akibat kegiatan liberalisasi. Harga kedelai menurut situs Tempo.com pada tahun 2007 pada level Rp 3.400/kg. Akantetapi di penghujung bulan desember 2008, Harga kedelai menembus hingga harga Rp 7.500/Kg. Hal tersebut membuat petani melakukan demo ke Istana Negara pada tahun 2008. Tidak berhenti saat itu, harga kedelai pada tahun 2012 naik hingga level Rp 9.200/kg menurut situs merdeka.com

Pada kasus liberalisasi, yaitu membiarkan pihak swasta yang mengambil alih permainan atau sebagai tokoh utama dalam ekonomi. Akibatnya pemerintah tidak ikut ambil bagian. Jika pemerintah tidak ikut ambil bagian, maka yang akan merasakan adalah kaum ekonomi ke bawah. Dalam kasus ini, liberalisasi juga membiarkan politik untuk mengambil alih ekonomi dalam pengaturan pangan, industri, dan lain-lain. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam pembuatan keputusan. Seperti halnya untuk keputusan menaikan tarif impor. Seperti yang kita ketahui, terjadinya kegiatan impor salah satunya adalah negara yang ditinjau memiliki tarif impor yang murah. Dengan murahnya tarif impor ke suatu negara, membuat tidak ada halangan eksportir untuk mengekspor barang ke negara Indonesia. Dengan mudahnya barang luar masuk ke Indonesia, barang tersebut akan bersaing dengan produk dalam negri. Dalam beberapa kasus, barang impor lebih murah menambah daya tarik konsumen untuk lebih memilih barang impor, akibatnya akan menurunkan kesejahtraan produsen dalam negri. Dalam Hal ini seharusnya pemerintah lebih mengawasi dalam tarif impor. Selanjutnya, peran pemerintah adalah dalam pemberian intensif. Dengan pemberian intensf kepada produsen, akan membuat motivasi tersendiri untuk menghasilkan barang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kenyataan di lapang adalah karena kegiatan liberalisasi, kurangnya intensif yang diberikan kepada produsen oleh pemerintah. Akibatnya, produsen seperti berhadapan sendiri terhadap barang-barang impor yang datang.

Page 2: ketahanan pangan nasional pep ub

Selajutnya adalah pemerintah melakukan subsisdi. Seperti yang kita ketahui, harga pupuk sangat mahal sedangkan pupuk sangat dibutuhkan untuk produksi. Dengan mahalnya pupuk, pemerintah cenderung membeli berdasarkan modal yang tersedia, padahal yang dibutuhkan oleh tanaman kurang. Hal tersebut berdampak pada tanaman yang dihasilkan menjadi kurang maksimal, dan jika pun terdapat tanaman yang tumbuh dengan baik, hanya terbatas. Dengan keterbatasan tanaman tetapi yang membutuhkan banyak, harga per komoditas menjadi mahal. Sehingga kerapkali walaupun Indonesia merupakan masih terdapat kelaparan maupun kekurangan pangan. Selain itu efek dari liberalisasi terhadap ketahanan pangan kaitannya dengan peran pemerintah lebih memberikan kepada mekanisme pasar adalah kurangnya pengawasan seperti halnya dengan intensif yang hanya mementingkan kepentingan nasional sebagai icon liberalisasi. Disini pemerintah menghapus subsidi tetapi tidak memberikan intensif maupun motivasi untuk berproduksi. Hal yang terjadi adalah kurang siapnya tenaga kerja produsen.

Pada aspek ketersediaan pangan Nasional Indonesia, tidak terlepas dari peran perdagangan Internasional. Hal tersebut karena keberadaannya ekspor-impor. Sebagaimana yang sudah diketahui, persediaan pangan dunia menunjukan level yang rendah. Dengan rendahnya persediaan pangan juga mempengaruhi harga global. Hal ini nantinya sangat mempengaruhi negara berkembang khususnya Indonesia. Persediaan pangan dunia yang rendah mempengarhui cadangan pangan nasional. Dengan menipisnya cadangan pangan nasional menimbukan butuhnya kegiatan transfer. Kegiatan transfer yang dimaksud adalah Impor barang. Kemudia yang terjadi adalah semakin tinggi harga pangan domsetik yang tinggi dan impor yang tinggi serta perjanjian dan transaksi sepihak yang semata-mata untuk menjalanjan kegiatan liberalisasi ekonomi baik secara global maupun regional, Indonesia harus mematuhi kesepakatan-kesepakatan seperti pengurangan tarif impor, yang berimpack pada tarif bea masuk. Dengan dikuranginya hambatan tarif, semakin banyak barang-barang impor yang akan masuk ke dalam Indonesia yang nantinya justri lebih menguasai pasar. Akibatnya adalah kesejahtraan petani yang akan menjadi lebih terpuruk.

Sehingga yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah melakukan food security atau konsep yang digunakan untuk menganalisis ketahanan pangan dan ketersediaan pangan agar tercapainya empat indokator yaitu ketersediaan pangan, aksestabilitas pangan, kerentangan pangan, dan stabilitas penyediaan pangan. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya terpuruknya ketahanan pangan. Jika itu terjadi, maka rakyat hanya merasakan harga pangan yang semakin meningkat tetapi ketersediaan pangan yang masih kurang. Selain itu yang harus dilakukan pemerintah adalah lebih fokus pada ketersediaan pangan dan kualitas pangan tersebut. Terlalu fokus ke sistem liberalisasi sehingga gagal mengawasi rakyat menengah ke bawah merupakan kesalahan kebijakan terbesar. Indonesia tidak hanya terfokus pada liberalisasi yang akan menjadi ikon, akan tetapi harus dapat mensejahtrakan rakyat guna meningkatkan taraf kehidupan rakyat mengingat akan dihadapinya MEA, maka pemerintah harus lebih berhati-hati lagi dalam mensejahtrakan kehidupan rakyat. Selain itu dalam pemberian ekspor juga harus dilihat apakah kebutuhan di dalam negri sudah terpenuhi atau belum. Jika kebutuhan dalam negri belum terpenuhi, walaupun jatah yang harus dilakukan ekspor sudah dipatok berapa persen, kebijakan yang harus dilakukan adalah lebih ke

Page 3: ketahanan pangan nasional pep ub

memenuhi kebutuhan rakyat terlebih dahulu. Hal ini karena menjadi jika kebutuhan pangan sudah terpenuhi, berarti ketahanan paangan di suatu negara sebagai contoh Indonesia sudah baik. Jika hanya berkiblat pada liberalisasi dan mengikuti aturan permainan perdagangan liberal, Indonesia hanya menjadi icon tetapi akan terjadi rendahnya ketahanan pangan gizi, ketersediaan pangan, dan akses pangan.