Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

36
REVISI TUGAS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Sumberdaya Lahan yang diampu oleh Setya Nugraha, S.Si, M.Si Oleh Kelompok 2 dan 4 : Abu Rizal Afiat K5410002 Achmad Mashfufi K5410003 Danang Suryo N K5410013 Farahdiba Sofi A.W K5410020 Gigih Erlangga K5410021 Hendri Sulistyawan K5410023 Herni Noviani K5410024 Intan P urnamasari K5410026 Irfan Nur Zaini K5410027 Lina Miftahul Husna K5410035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Transcript of Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

Page 1: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

REVISI

TUGAS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Sumberdaya Lahan yang diampu oleh

Setya Nugraha, S.Si, M.Si

Oleh Kelompok 2 dan 4 :

Abu Rizal Afiat K5410002

Achmad Mashfufi K5410003

Danang Suryo N K5410013

Farahdiba Sofi A.W K5410020

Gigih Erlangga K5410021

Hendri Sulistyawan K5410023

Herni Noviani K5410024

Intan P urnamasari K5410026

Irfan Nur Zaini K5410027

Lina Miftahul Husna K5410035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

“KESESUAIAN LAHAN UNTUK INDUSTRI”

A. PENDAHULUAN

Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu

penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe

penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian mempunyai penekanan

yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya

dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya, sementara evaluasi kemampuan sering

dinyatakan dalam hubungan dengan pembatas-pembatas negative, yang dapat menghalangi

beberapa atau sebagian penggunaan lahan yang sedang dipertanyakan atau dipertimbangkan.

Adapun tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan adalah untuk mengatahui potensi atau nilai

dari suatu areal untuk penggunaan tertentu. Evaluasi tidak hanya terbatas pada penilaian

karakteristik lingkungan tetapi dapat juga mencakup analisis-analisis ekonomi, konsekuensi

social, dan dampak lingkungannya.

Strategi yang digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan menurut FAO, adalah :

Pendekatan dua tahapan (Two stage approach) Tahapan pertama terutama berkenaan

dengan evaluasi lahan yang bersifat kualitatip, yang kemudian diikuti dengan tahapan kedua

yang terdiri dari analisis ekonomi dan social. Pendekatan sejajar (Paralel approach) Analisis

hubungan antara lahan dan penggunaan lahan berjalan secara bersama-sama dengan analisis-

analisis ekonomi dan social.

Pendekatan dua tahapan tersebut sering digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan

inventarisasi sumberdaya untk keperluan perencanaan secara luas. Klasifikasi kesesuaian

lahan pada tahap pertama didasarkan atas kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan yang

telah diseleksi pada permulaan survey. Kontribusi dari analisis ekonomi dan social pada

tahapan pertama tersebut terbatas untuk mengetahui relevansi dari jenis-jenis penggunaan

lahan tersebut. Adapun prinsip utama yang digunakan dalam proses evaluasi kesesuaian lahan

adalah sebagai berikut (FAO) :

Kesesuaian lahan dinilai dari berdasarkan macam atau jenis penggunaan lahan tertentu.

Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan

masukan yang diperlukan. Diperlukan pendekatan multidisiplin dari para ahli ilmu-ilmu

alam, tekhnologi penggunaan lahan, ekonomi, sosiologi, dan lainnya.

Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi-kondisi fisik lahan, kondisi social dan

ekonomi daerah yang dipelajari, serta kondisi nasional. Kesesuaian didasarkan atas

penggunaan yang lestari. Evaluasi melibatkan pembandingan lebih dari satu jenis

1

Page 3: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

penggunaan lahan. Klasifikasi yang bersifat kualitatip umumnya didasarkan atas sifat fisik

lahan dengan hanya sedikit didukung oleh keterangan tentang ekonomi. Dilain pihak

klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatip mencakuo masukan yang banyak tentang informasi-

informasi ekonomis, social dan lingkungan.Bagi keperluan evaluasi lahan dinegara-negara

sedang berkembang, maka sangat bermanfaat adanya pemisahan antara kesesuaian sekarang

(current suitability) dan kesesuaian potensial. Klasifikasi kesesuaian sekarang menunjukkan

kesesuaian terhadap penggunaan lahan yang ditentukan dalam keadaan sekarang, tanpa ada

perubahan yang berarti. SEdangkan klasifikasi kesesuaian potensial menunjukkan terhadap

penggunaan lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan datang setelah

diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan.

Struktur Klasifikasi Kesesuaian

Kerangka evaluasi lahan menurut FAO ini dapat dipakai untuk klasifikasi kuantitatif

maupun kualitatif tergantung dari data yang tersedia. Struktur dari system klasifikasi

kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkatan generalisasi yang

bersifat menurun, yaitu :

1. Ordo kesesuaian lahan (Order) : menunjukkan jenis kesesuaian atau keadaan

kesesuaian secara umum

2. Kelas kesesuaian lahan (Class): menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo

3. Sub-kelas kesesuaian lahan (Sub-class): menunjukkan jenis pembatas 

4. Satuan kesesuaian lahan (Unit): menunjukkan perbedaan kecil yang dilakukan dalam

pengelolaan di dalam sub-kelas. Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo menunjukkan

apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Oleh karena itu ordo

kesesuaian lahan dibagi dua, yaitu :

1. Ordo S : Sesuai (Suitable) : Lahan yang termasuk pada ordo ini adalah lahan yang

dapat digunakan untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau dengan

sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lainnya.

2. Ordo N : Tidak Sesuai (Not Suitable) : Lahan yang termasuk Ordo ini mempunyai

pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah suatu penggunaan secara lestari.

Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan menggambarkan

tingkat kesesuaian dari ordo. Kelas ini dalam simbolnya diberi nomor urut yang ditulis di

belakang simbol ordo. Jumlah kelas dalam ordo sebetulnya tidak terbatas, akan tetapi

dianjurkan untuk memakai tiga kelas dalam ordo sesuai dan dua kelas dalam ordo tidak

sesuai. Apabila tiga kelas dipakai dalam Ordo Sesuai (S) dan dua kelas dalam Ordo Tidak

Sesuai (N), maka pembagian serta definisi kelas-kelas tersebut adalah sebagai berikut :

2

Page 4: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

a. Kelas S1 : Sangat Sesuai (Highly Suitable) : Lahan tidak mempunyai pembatas

yang berat untuk suatau penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas

yang tidak berarti.

b. Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderatly Suitable) : Lahan yang mempunyai pembatas

agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari.

c. Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginal Suitable) : Lahan yang mempunyai

pembatas yang sangat berat untuk suatu penggunaan lahan yang lestari.

d. Kelas N1 : Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not suitable) : Lahan

mempunyai pembatas yang sangat berta, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi,

hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya

yang rasional.

e. Kelas N2 : Tidak Sesuai Permanen (Permanently not suitable) : Lahan

mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bag

suatu penggunaan yang lestari.

Sub-kelas kesesuaian lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang

diperlukan dalan suatu kelas. Simbol kesesuaian lahan pada tingkat satuan dibedakan oleh

angka-angka yang ditempatkan setelah simbol sub-kelas. Kesesuaian lahan pada tingkat sub-

kelas. Beberapa jenis pembatas, baik untuk tanaman pangan maupun tanaman tahunan yang

biasanya merupakan kriteria sub-kelas adalah :

s : pembatas pada daerah perakaran

n : kesuburan tanah rendah atau sangat rendah

c : keracunan yang disebabkan alumunium tinggi

d : kelas drainase yang disebabkan oleh drainase agak terhambat atau terhambat

t : topografi yang disebabkan oleh tingginya prosentase lereng

Pada tugas ini akan dibahas mengenai penentuan kelas kesesuaian lahan untuk lokasi

industri. Kesesuaian lahan untuk industri memiliki beberapa persyaratan penting yang harus

dipenuhi. Persyaratan ini merupakan kunci penting dalam keberhasilan penyelenggaraan

kegiatan industri di suatu lahan. Dalam skripsi yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan

untuk Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun 2011”

terdapat sembilan indikator yang menjadi penilaian tingkat kesesuaian lahannya. Indikator

tersebut antara lain sebagai berikut;

a. Kemiringan Lereng

Kelas dan kriteria kemiringan lereng disertai harkat masing-masing kelas untuk evaluasi kesesuaian lahan bangunan atau gedung industri.

3

Page 5: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

Tabel 1. Harkat Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng

No. Kelas Kemiringan Lereng Harkat Penimbang1. Datar <3% 5 0,0302. Landai 3 – 8 % 4 0,0303. Agak Miring 8 – 30 % 3 0,0304. Miring 30 – 50 % 2 0,0305. Terjal >50 % 1 0,030

b. Ancaman BanjirKelas kriteria ancaman banjir disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan bangunan/gedung industri.Tabel 2. Harkat Kelas dan Kriteria Ancaman Banjir

No. Kelas Lama Penggenangan Banjir Harkat Penimbang

1. Sangat BaikDaerah tidak pernah dilanda banjir.

5 0,030

2. BaikBanjir terjadi tidak teratur dalam waktu kurang dari satu tahun.

40,030

3. SedangSelama waktu satu bulan dalam setahun secara teratur terjadi banjir.

30,030

4. JelekSelama 2-5 bulan dalam setahun secara teratur terjadi banjir.

20,030

5.Sangat Jelek

Selama 6 bulan atau lebih selalu terjadi banjir secara teratur.

10,030

c. Tekstur TanahKelas kriteria dan harkat tekstur tanah untuk bangunan/gedung industri.Tabel 3. Harkat Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah

No. Kelas Tekstur Tanah Harkat Penimbang

1. Sangat BaikPasir berlempung, Pasir berdebu, Pasir bergeluh, pasir

5 0,015

2. BaikGeluh berpasir, Geluh pasir berlempung, Geluh pasir berdebu

4 0,015

3. Sedang

Debu, Geluh, Geluh berdebu, Geluh lempung berdebu, Geluh lempung berpasir, Lempung berpasir

3 0,015

4. JelekLempung bergeluh, Lempung berpaasir halus, Geluh berlempung

2 0,015

5.Sangat Jelek

Lempung, Lempung berdebu 1 0,015

4

Page 6: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

d. Drainase PermukaanKelas dan kriteria drainase permukaan disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.Tabel 4. Harkat Kelas dan Kriteria Drainase Permukaan

No. Kelas Drainase Permukaan Harkat Penimbang

1. Sangat BaikLahan kering dan pengatusan sangat baik.

5 0,015

2. BaikLahan dengan pengatusan sangat baik setelah turun hujan.

4 0,015

3. SedangLahan dengan pengatusan sedang, sedikit terpengaruh flukutasi air tanah.

3 0,015

4. JelekLahan dengan pengatusan lambat, sangat terpengaruh oleh fluktuasi air tanah.

2 0,015

5.Sangat Jelek

Daerah rawa dan genangan banjir.

1 0,015

e. Tinggi Muka Air TanahKelas kriteria dan harkat tinggi muka air tanah untuk bangunan/gedung.Tabel 5. Harkat Kelas dan Kriteria Tinggi Muka Air Tanah

No. Kelas Tinggi Muka Air Tanah Harkat Penimbang1. Sangat Baik >250 cm 5 0,0152. Baik 151 – 250 cm 4 0,0153. Sedang 101 – 150 cm 3 0,0154. Jelek 51 – 100 cm 2 0,015

5.Sangat Jelek

<50 cm 1 0,015

f. Daya Dukung TanahKelas dan kriteria daya dukung tanah disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.Tabel 6. Harkat Kelas dan Kriteria Daya Dukung Tanah

No. Kelas Daya Dukung Tanah Harkat Penimbang1. Sangat Baik >4,50 Kg/cm2 5 0,0152. Baik 2,75 – 4,50 Kg/cm2 4 0,0153. Sedang 1,75 – 2,75 Kg/cm2 3 0,0154. Jelek 1,25 – 1,75 Kg/cm2 2 0,015

5.Sangat Jelek

<1,25 Kg/cm2 1 0,015

g. Potensi Kembang KerutKelas kriteria dan harkat potensi kembang kerut untuk bangunan/gedung.

5

Page 7: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

Tabel 7. Harkat Kelas dan Kriteria Potensi Kembang Kerut

No. Kelas COLE Harkat Penimbang1. Sangat Baik <0,01 5 0,0152. Baik 0,01 – 0,03 4 0,0153. Sedang 0,03 – 0,06 3 0,0154. Jelek 0,06 – 0,09 2 0,015

5.Sangat Jelek

>0,09 1 0,015

h. Penggunaan LahanKelas dan kriteria penggunaan lahan disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.Tabel 8. Harkat Kelas dan Kriteria Penggunaan Lahan

No. Kelas Penggunaan Lahan Harkat Penimbang

1. Sangat BaikLahan berupa semak, lahan kosong, dan lahan tidak dimanfaatkan

5 0,030

2. BaikLahan pekarangan, Kebun campuran, dan sejenisnya.

40,030

3. SedangLahan pertanian kering berapa tegalan, perkebunan dan semacamnya

30,030

4. JelekLahan pertanian berupa sawah non irigasi dan semacamnya.

20,030

5.Sangat Jelek

Sawah irigasi, permukiman, situs purbakala, militer, pendidikan dan jasa.

10,030

i. Jarak Terhadap Jalan UtamaKelas kriteria dan harkat jarak terhadap jalan utama untuk bangunan/gedung.Tabel 9. Harkat Kelas dan Kriteria Jarak Terhadap Jalan Utama

No. Kelas Jarak (Km) Harkat Penimbang1. Sangat Baik 0 – 0,5 5 0,0302. Baik 0,5 – 1 4 0,0303. Sedang 1 – 1,5 3 0,0304. Jelek 1,5 – 2 2 0,030

5.Sangat Jelek

>2 10,030

Kelas dan skor total untuk evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri.

Tabel 10. Tabel Kelas Kesesuaian Lahan

No.Kelas

Kesesuaian Lahan

Skor Total Keterangan

1.Sangat Sesuai

(S1)0,8 - 1

Lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti bila digunakan untuk lokasi kawasan industri.

6

Page 8: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

2.Cukup Sesuai

(S2)0,6 - 0,8

Lahan mempunyai pembatas agak berat bila digunakan untuk lokasi industri.

3.Sesuai Marjinal

(S3)0,4 - 0,6

Lahan mempunyai pembatas sangat berat bila di gunakan untuk lokasi kawasan industri.

4.Tidak Sesuai

Saat Ini(N1)

0,2 - 0,4

Lahan dengan pembatas sangat berat namun masih bisa diatasi hanya tidak bisa diatasi dengan pengetahuan sekarang dan biaya yang rasional.

5.Tidak Sesuai

Permanen(N2)

0 - 0,2Lahan dengan pembatas sangat berat dan tidak mungkin digunakan untuk penggunaan lestari

7

Page 9: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

B. DATA

Tabel 11. Data Hasil Observasi dan Uji Laboratorium

NoSatuan Lahan

Kemiringan Lereng

Ancaman Banjir

Tekstur TanahDrainase

PermukaanTinggi Muka

Air TanahDaya Dukung

Tananh

Potensi Kembang

Kerut

Penggunaan lahan

Jarak terhadap

jalan utama

1K Reg KK 1 P

3 %

Daerah tidak pernah

Dilanda banjir

debu, geluh, geluh berdebu, geluh lempung berdebu, geluh lempung berpasir, lempung berpasir

Lahan dengan pengarusan sangat baik setelah turun hujan

51 - 100 cm1,25 - 1,75 Kg/cm2 0,01 - 0,03

Lahan pekarangan, kebun campuran, dan sejenisnya

> 2 km

2Reg K 1 T

3 %

Lempung bergeluh, lempung berpasir halus, geluh berlempung

Lahan dengan pengarusan

sedang, sedikit terpengaruh fluktuasi air

tanah

101-150 cm < 1,25 Kg/cm2 0,03 - 0,06

Lahan pertanian kering berapa tegalan, perkebunan, dan semacamnya

0 - 0,05 km

3Reg K 2 P 3 - 8 %

Geluh berpasir, geluh pasir 51 - 100 cm

1,75 - 2,75 Kg/cm2

0,01 - 0,03Lahan pekarangan,

0 ,05 - 1 km

8

Page 10: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

berlempung, geluh pasir

berdebu

kebun campuran, dan sejenisnya

4Reg KK 1 K

3 %

Banjir terjadi tidak

teratur dalam waktu

kurang dari 1 tahun

51 - 100 cm < 1,25 Kg/cm2 > 2 km

5Reg K 3 T

8 - 30 %

Daerah tidak pernah

dilanda banjir

Geluh berpasir, geluh pasir berlempung, geluh pasir berdebu

< 50 cm1,25 - 1,75 Kg/cm2

Lahan pertanian kering berapa tegalan, perkebunan, dan semacamnya

1,5 - 2 km

9

Page 11: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

C. HASIL SCORING

Tabel 12. Hasil Scoring Data

NoSatuan Lahan

Kemiringan Lereng

Ancaman Banjir

Tekstur Tanah

Drainase Permukaan

Tinggi Muka Air

Tanah

Daya Dukung Tanah

Potensi Kembang

Kerut

Penggunaan lahan

Jarak terhadap

jalan utamaJumlah Kelas

1K Reg KK 1 P

0,15 0,15 0,045 0,06 0,030 0,030 0,06 0,12 0,030 0,675 S2

2 Reg K 1 T 0,15 0,15 0,030 0,045 0,045 0,015 0,045 0,09 0,15 0,72 S2

3 Reg K 2 P 0,12 0,15 0,06 0,045 0,030 0,045 0,06 0,12 0,12 0,75 S2

4Reg KK 1 K

0,15 0,12 0,06 0,045 0,030 0,015 0,06 0,12 0,030 0,63S2

5 Reg K 3 T 0,09 0,15 0,06 0,045 0,015 0,030 0,06 0,09 0,09 0,63 S2

10

Page 12: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

Berdasarkan hasil scoring tersebut maka didapatkan hasil bahwa kelima lahan

tersebut memiliki kelas kesesuaian lahan yang sama. Kelas kesesuaian lahan Cukup Sesuai

(S2) dimiliki oleh satuan lahan K Reg KK 1 P, Reg K 1 T, Reg K 2 P, Reg KK 1 K dan

Reg K 3 T.

Kelima satuan lahan tersebut dikatakan Cukup Sesuai (S2) karena memiliki

pembatas yang agak berat jika digunakan untuk lokasi industri. Meskipun terdapat beberapa

hambatan namun hambatan ini masih bisa diatasi.

Berdasarkan data kelas kesesuaian lahan tersebut di atas maka dapat dinyatakan

bahwa untuk menentukan lokasi industri sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, keberadaan

air tanah, dan jarak jalan terhadap jalan utama. Meskipun terdapat beberapa hambatan

namun beberapa satuan lahan masih bisa diatasi dengan merujuk pada data kesesuaian

lahan serta jenis industri yang akan dibangun.

11

Page 13: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Sarworini. 2002. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Sentra Industri di

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun 2011. Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (Skripsi)

Sitorus, Santun R.P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung : Tarsito

12

Page 14: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

“KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG”

PENDAHULUAN

Dinamika demografi di suatu daerah memaksa lahan untuk mencukupi kebutuhan

manusia terutama pada tempat hunian dan lahan garapan. Sejalan dengan pertumbuhan

tersebut apabila tidak dilakukan usaha evaluasi terhadap lahan maka akan terjadi kerusakan

lahan, sehingga perlu dilakukanya usaha untuk mengkaji tingkat kecocokan lahan terhadap

penggunaan tertentu. Evaluasi kesesuaian lahan bertujuan untuk mengetahui tingkat

kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal

dapat berbeda tergantung daripada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan

(Sitorus, 1998: 42).

Prosedur evaluasi lahan pada penelitian ini menggunakan prosedur yang telah

ditetapkan oleh FAO (1976), dalam Sitorus (1998: 47) yaitu :

1. Konsultasi pendahuluan: meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara lain penetapan

yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang akan digunakan, asumsi yang akan

digunakan dalam evaluasi, daerah penelitian, serta intensitas dan skala survai.

2. Penjabaran (diskripsi) dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan

persyaratan-persyaratan yang diperlukan.

3. Diskripsi satuan peta lahan (land mapping unit) dan kemudian kualitas lahan (land

qualities) berdasarkan pengetahuan tentang persyaratan yang diperlukan untuk suatu

penggunaan lahan tertentu dan pembatas-pembatasnya.

4. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada.

5. Hasil dari butir 4 adalah klasifikasi kesesuaian lahan.

6. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi

Evaluasi kesesuaian lahan yang dikaji dalam tulisan ini menggunakan data yang

diperoleh dari skripsi Agung Hartono yang berjudul “ARAHAN KONSERVASI DAERAH

13

Page 15: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

ALIRAN SUNGAI SAMIN, KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO ,

PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2006”.

Kesesuaian lahan yang dikaji dalam tulisan ini yakni kesesuaian lahan untuk

tanaman jagung di DAS Samin. Data yang diambil merupakan data karakteristik fisik dari

DAS Samin. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi kesesuaian

lahan untuk tanaman jagung dengan menggunakan metode pembandingan (matching).

Pembandingan digunakan untuk menguraikan proses di mana persyaratan yang diperlukan

untuk suatu penggunaan lahan dibandingkan dengan kondisi lahan untuk menduga prestasi

penggunaan lahan (land use performances) (Sitorus, 1998: 47).

.

14

Page 16: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

PEMBAHASAN

Tanaman jagung dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L. adalah salah satu

jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaceae). Jagung

(Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai

bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga

merupakan bahan baku makanan ternak.

Jagung membutuhkan lokasi atau lahan yang sesuai agar dapat tumbuh dengan

optimal. DAS Samin menjadi lokasi objek kajian kesesuaian lahan bagi vegetasi tersebut.

Kesesuaian lahan terbagi atas beberapa kelas kesesuaian lahan. Penentuan kelas kesesuaian

lahan di DAS Samin untuk tanaman jagung dilakukan dengan membandingkan data

karakteristik dan kualitas lahan di DAS Samin dengan persyaratan tumbuh tanaman jagung.

A. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Menurut ( Rudi, 2005 ). Secara umum ada beberapa persyaratan kondisi yang

dikehendaki tanaman jagung antara lain sebagai berikut :

15

Page 17: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

No ParameterKelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

1 Temperatur (t)

- Rata-rata tahunan (oC) 20- >26 > 26 - 30 > 30 – 32

16 - < 20

Td > 32

< 16

2 Katersediaan Air

(w)

- Bulan Kering (>75 mm)

- Curah Hujan

(mm/th)

- LGP

(hari)

1 – 7

> 1200

150 - 300

> 7 – 8

900-1200

120 - 150

> 8 – 9

600 - < 900

90 – 120

Td > 9

< 1 <750

< 90

3 Media Perakaran (r)

- Drainase Tanah

- Tekstur

- Kedalaman Efektif (cm)

- Gambut

- Kematangan

- Ketebalan (cm)

Baik, sedang

L, SCL, SiCL, Si, CL, SiL

> 60

-

-

-

Agak terhambat

SL, SC, C

40 – 60

-

Saprik

< 100

Terhambat, agak cepat

LS, SiC,Str C

24 - > 40

-

Hemik

100 -150

Td

Td

20 - < 24

-

Saprik-hermik

> 150 – 200

Cepat, Sangat Terhambat

Kerikil, Pasir

< 24

-

Fibrik

> 200

16

Page 18: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

4 Retensi Hara (f)

- KTK tanah

- pH tanah

- C –organik (%)

≥ Sedang

6,0 – 7,0

> 0,8

Rendah

> 7,0 – 7,55,5 – 5,9

< 0,8

Sangat Rendah

> 7,5 – 8,04,5 -5,5

Td

-

> 8,0 – 8,54,0 – 4,5

Td

-

> 8,5<4,0

Td5 Kegaraman

(c)

- Salinitas

(mmhos/cm)

< 2 2 – 4 > 4 – 6

> 6 - 8 > 8

6 Toksisitas

- Kejenuhan Al

(%)

- Kedalaman sulfidik (cm)

> 100 75 - < 100 50 - < 75 40 -< 50 < 40

7 Hara Tersedia (n)

- N Total

-P2O5

- K2O

Sedang

Tinggi

Sedang

Rendah

Sedang – rendah

Sedang – rendah

Sangat Rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

-

-

-

-

-

-

17

Page 19: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

8 Kemudahan Pengolahan

(p)

- - Sangat keras, sangat

teguh, sangat lekat

Td Berkerik

9 Terrain/Potensi Mekanisasi

- Lereng

(%)

- Batuan Permukaan

(%)

- Singkapan Batuan

(%)

< 3

< 3

< 2

3 -8

3 – 15

2 – 10

> 8 – 15

> 15 – 40

>10 – 25

>15 – 24

Td

> 25 – 40

>24

> 40

> 40

10 Tingkat Bahaya Erosi (e) SR R S B SB

11 Bahaya Banjir (b) F0 - F1 F2 F3 F4

18

Page 20: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

Tabel 1. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

B. Karakteristik dan Kualitas lahan

DAS Samin memiliki 152 satuan lahan yang tersebar dari hulu hingga hilirnya.

Kajian ini menggunakan 5 satuan lahan yakni :

1. Gle-Qlla-I-Pmk

2. Al-Qlla-I-Tg

3. An-Qlla-III-Kb

4. Me-Qlla-I-Kb

5. KAnLa-Qvl-V-Tg

19

Page 21: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

Setiap satuan lahan mempunyai karakteristik lahan yang dijabarkan sebagai berikut :

KARAKTERISTIK SATUAN LAHAN DAS SAMIN

No Satlah Jenis Tanah

Kemiringan

lereng

( %)

Kedalaman

tanah

(cm)

Tekstur Tanah

Tingkat

Bahaya

Erosi

Permeabilitas

(cm / jam)

Curah Hujan

Tahunan

(mm)

1 Gle-Qlla-I-Pmk Gleisol 2 91 Geluh lempung berdebuSangat

Rinan4,26 2109

2 Al-Qlla-I-Tg Aluvial 5 95 Geluh lempung berdebuSangat

Rinan4,26 2109

3 Me-Qlla-I-Kb Mediteran 7 150 LempungSangat

Rinan15,55 2109

4 An-Qlla-III-Kb Andosol 18 34 Lempung Sedang 26,16 2109

5 KAnLa-Qvl-V-Tg

Komplek

Andosol &

Latosol

65 23 Lempung Berat 2,05 2109

Tabel 2. Karakteristik 5 Satuan lahan DAS Sami

20

Page 22: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

C. Menentukan Kategori Kelas Kesesuaian Lahan

Kelas kesesuaian lahan diketahui setelah melakukan prosedur pengklasifikasin

kesesuaian lahan. Berikut disajikan hasil penentuan kelas kesesuaian lahan dari 5 satuan

lahan di DAS Samin :

21

Page 23: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

No Sat lah Satuan Lahan

Ketersediaan Air ( w )

Media Perakaran (r)Terrain / Potensi

Mekanisasi(s/m)

Kemiringan lereng

Tingkat Bahaya Erosi (e)

Kelas Kesesuaian LahanCurah Hujan/tahun

( mm/th )Tekstur

Kedalaman Efektif (cm)

1 Gle-Qlla-I-Pmk S1 S1 S1 S1 S1 S1

2 Al-Qlla-I-Tg S1 S1 S1 S2 S1 S2

3 Me-Qlla-I-Kb S1 S3 S1 S2 S1 S3

4 An-Qlla-III-Kb S1 S3 S3 N1 S3 N1

5 KAnLa-Qvl-V-Tg

S1 S3 N2 N2 N1 N2

Tabel 3. Kelas Kemampuan Lahan DAS Samin

22

Page 24: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

D. Menentukan Kategori Subkelas Kesesuaian Lahan

Subkelas kemampuan lahan diketahui dengan melihat faktor pembatas

yang paling besar, yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi. Faktor pembatas

yang dikaji dalam tulisan ini meliputi ketersediaan air ( dalam wujud curah hujan

per tahun), media perakaran (dalam wujud tekstur tanah dan kedalaman efektif),

terrain/ potensi mekanisasi (dalam bentuk kemiringan lereng) dan tingkat bahaya

erosi. Semakin besar hambatan di suatu lahan akan berakibat pada kesesuaian

lahannya. Berikut disajikan hasil penetapan subkelas kesesuaian lahan DAS

Samin :

No SatlahKelas Kesesuaian

Lahan

Subkelas

Kesesuaian Lahan

1 Gle-Qlla-I-Pmk S1 -

2 Al-Qlla-I-Tg S2 s/m

3 Me-Qlla-I-Kb S3 r

4 An-Qlla-III-Kb N1 s/m

5 KAnLa-Qvl-V-Tg N2 r,e,s/m

Tabel 4. Subkelas Kemampuan Lahan DAS Samin

Keterangan :

* s/m : terrain/potensi mekanisasi (dalam wujud kemiringan lereng)

* r : media perakaran

23

Page 25: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

PENUTUP

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan kegiatan penggambaran tingkat

kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Evaluasi kesesuaian

lahan dalam kajian ini berada di DAS Samin. Objek kajian evaluasi kesesuaian

lahan berupa kesesuaian lahan untuk tanaman jagung. Kesesuaian lahan untuk

tanaman jagung dilakukan dengan menggunakan metode matching

(membandingkan) karakteistik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman jagung.

Hasil kajian sub kelas kesesuaian lahan DAS Samin yang menggunakan 5

satuan lahan diantaranya :

a. Sangat Sesuai (S1), yakni terdapat pada satuan lahan Gle-Qlla-I-Pmk.

b. Cukup Sesuai dengan faktor penghambat terrain/potensi mekanisasi

(S2s/m), terdapat pada satuan lahan Al-Qlla-I-Tg.

c. Sesuai Marjinal dengan faktor penghambat media perakaran (r) dalam

tanah (S3r,), terdapat pada satuan lahan Me-Qlla-I-Kb.

d. Tidak Sesuai Saat ini dengan faktor penghambat terrain/potensi mekanisasi

(s/m) : ( N1s/m), terdapat pada satuan lahan An-Qlla-III-Kb.

e. Tidak Sesuai permanen dengan fakto penghambat, terrain/potensi media

perakaran (r), tingkat bahaya erosi (e) dan mekanisasi (s/m), : (N2 r,e,

s/m) terdapat pada satuan lahan KAnLa-Qvl-V-Tg.

24

Page 26: Kesesuaian Lahan Fiksss Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Hartono ,Agung. 2008. Arahan Konservasi Daerah Aliran Sungai Samin

Kabupaten

Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah Tahun 2006.

Skripsi

S1 FKIP UNS. Surakarta.

Mega, I Made dkk.2010. Buku Ajar “KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN

LAHAN”.Denpasar.Prodi Agroteknologi Universitas Udayana.

Muzakkir,Aam.2011. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN

FUNGISIDA (DIMETOMORF ) TERHADAP TINGKAT

SERANGAN PENYAKIT BULAI (DOWNY MILDEW) PADA

TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.).Skripsi S1 FAPERTA Universitas

Darul ‘Ulum. Jombang.

Sitorus, Santun. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito.

25