Kesadaran Sk 2

download Kesadaran Sk 2

of 46

Transcript of Kesadaran Sk 2

SKENARIO IITRAUMA PELVIS

KELOMPOK A-3

Ketua

:Carina Ramadhanis

(1102009060)Sekretaris:Kamilah

(1102009151)Anggota:Indria Damayanti

(1102007145)

Adrian Febriadi (1102009012)

Azizah Ridwan

(1102009050)

Dias Nuzulia Afriani (1102009080)

Elfa Rizky

(1102009096)

Feza Uktoselja

(1102009113)Fuad Abdul Baqi

(1102009118)

Genta Gema Tamzil

(1102009120)

Fakultas Kedokteran

Universitas Yarsi2012-2013

SKENARIO II

Learning Objective

LO I: Memahami dan Menjelaskan KesadaranLO II: Memahami dan Menjelaskan Gangguan Kesadaran

LO III : Memahami dan Menjelaskan Trauma Mata ( Kegawatdaruratan Mata dan Hifema )

LO IV: Memahami dan Menjelaskan Trauma Pelvis

LO V: Memahami dan Menjelaskan Trauma UretraLO.I.Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Fisiologi Kesadaran

Menjelaskan Definisi Kesadaran

Definisi

Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang mengenal atau mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya. Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga atau tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang normal terhadap stimulus.

Kesadaran (consciousness) didefinisikan sebagai suatu keadaan menyadari keadaan dirinya sendiri juga keadaan lingkungannya. Selain itu, kesadaran dapat diartikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls afferen (input) dan impuls efferen (output).

Kesadaran berdasarkan dua hal

1. Isi kesadaran (content)

2. Keadaaan bangun (arousal)

Secara klinis keadaan bangun dapat ditandai dengan kemampuan membuka mata, baik secara spontan maupun setelah diberi ransangan, sedangkan indikator klinis dari isi kesadaran: adalah dari fungsi bicara dan bahasanya. Akan tetapi, gangguan kesadaran lebih ditekankan pada gangguan terhadap keadaan bangun.

Maruzzi dan Maquon pada tahun 1940 menemukan struktur anatomi yang bertanggung jawab terhadap sistem kesadaran. Bangunan tersebut terletak dibagian tengah batang otak dan memanjang ke hipotalamus dan talamus yang disebut dengan Ascending Reticular Activating System / ARAS atau lebih sering disebut Formatio Reticularis.

Arousal merupakan hasil interaksi timbal balik dari ARAS dengan korteks bilateral. ARAS terdapat mulai dari medula oblongata sampai hipotalamus. Fungsi ARAS adalah meransang korteks untuk tetap terjaga (arousal). Hal tersebut tercermin dari pemeriksaan bila:

1. Bila ditusuk jarum maka mata terbuka

2. Refleks kornea menimbulkan reaksi pupil

3. Pergerakan bola mata (spontan dan refleks)

4. Keadaan terjaga dan tidur

Sistem aktivitas retikuler berfungsi mempertahankan kesadaran. Sistem ini terletak di bagian atas batang otak, terutama di mesensefalon dan hipothalamus. Lesi di otak, yang terletak di atas hipothalamus tidak akan menyebabkan penurunan kesadaran, kecuali bila lesinya luas dan bilateral. Lesi fokal di cerebrum, misalnya oleh tumor atau stroke, tidak akan menyebabkan coma, kecuali bila letaknya dalam dan mengganggu hipothalamus.

Menjelaskan Fisiologi Kesadaran

Struktur di serebral yang berfungsi mengatur kesadaran : Lobus frontalFungsi : penilaian kepribadian dan bawaan, keahian mental kompleks (abstraksi,buat konsep, pikirkan masa depan

Gangguan : penilaian, penampilan dan kebersihan diri, afek,proses berpikir danfungsi motorik

Lobus temporalFungsi : memori pendengaran, kejadian yang baru terjadi, daerah auditoriusprimer yang mempengaruhi kesadaran

Gangguan : terhadap memori kejadian barusan, kejang psikomotor, tuli

Lobus parietal dominanFungsi : bicara, berhitung (matematika), topografi kedua sisi tubuh

Gangguan : afasia, agrafia, akalkulia, gangguan sensorik (bilateral)

Lobus non-dominanFungsi : kesadaran sensorik, sintesis ingatan yangkompleks

Gangguan : disorientasi, distorsi konsep ruang, hilang kesadaanpada sisi tubuhyang berlawanan

Lobus oksipitalFungsi : memori visual, penglihatan

Gangguan : defisit penglihatan dan buta

Fisiologi

Lintasan asendens dalam susunan saraf pusat yang menyalurkan impuls sensorik protopatik, propioseptik dan perasa pancaindra dari perifer ke daerah korteks perseptif primer disebut lintasan asendens spesifik atau lintasan asendens lemniskal. Ada pula lintasan asendens aspesifik yakni formasio retikularis di sepanjang batang otak yang menerima dan menyalurkan impuls dari lintasan spesifik melalui koleteral ke pusat kesadaran pada batang otak bagian atas serta meneruskannya ke nukleus intralaminaris talami yang selanjutnya disebarkan difus ke seluruh permukaan otak. Pada hewan, pusat kesadaran(arousal centre) terletak di rostral formasio retikularis daerah pons sedangkan pada manusia pusat kesadaran terdapat didaerah pons, formasio retikularis daerah mesensefalon dan diensefalon. Lintasan aspesifik ini oleh Merruzi dan Magoum disebut diffuse ascending reticular activating system (ARAS). Melalui lintasan aspesifik ini, suatu impuls dari perifer akan menimbulkan rangsangan pada seluruh permukaan korteks serebri. Dengan adanya 2 sistem lintasan tersebut terdapatlah penghantaran asendens yang pada pokoknya berbeda. Lintasan spesifik menghantarkan impuls dari satu titik pada alat reseptor ke satu titik pada korteks perseptif primer. Sebaliknya lintasan asendens aspesifik menghantarkan setiap impuls dari titik manapun pada tubuh ke seluruh korteks serebri.

Neuron-neuron di korteks serebri yang digalakkan oleh impuls asendens aspesifik itu dinamakan neuron pengemban kewaspadaan, sedangkan yang berasal dari formasio retikularis dan nuklei intralaminaris talami disebut neuron penggalak kewaspadaan. Gangguan pada kedua jenis neuron tersebut oleh sebab apapun akan menimbulkan gangguan kesadaran

LO.II.Memahami dan Menjelaskan Gangguan Kesadaran

Menjelaskan Definisi Gangguan Kesadaran

Definisi

Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu(Corwin, 2001). Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga/tidak terbangun secarautuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang normalterhadap stimulus. Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaandimana seseorang mengenal / mengetahui tentang dirinya maupunlingkungannya (Padmosantjojo, 2000). Penurunan kesadaran atau koma merupakan salah satu kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai final commonpathway dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarak kepada gagal otak dengan akibat kematian. Jadi, bila terjadi penurunan kesadaran menjadi pertanda disregulasi dan disfungsi otak dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh (Harris, 2004)

Menjelaskan Etiologi Gangguan Kesadaran

Etiologi

Di klinik dipergunakan istilah SEMENITE yaitu:

1. Sirkulasi (stroke dan penyakit jantung)

2. Ensefalitis (infeksi sistemik dan sepsis)

3. Metabolik (hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, dna koma hepatikum)

4. Elektrolit (diare dan muntah)

5. Neoplasma (tumor otak baik primer maupun metastasis)

6. Intoksikasi (obat atau bahan kimia)

7. Trauma (a. trauma kapitis: komosio, kontusio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, b. trauma abdomen, c. trauma dada)

8. Epilepsi (pasca serangan grand mal atau pada status epileptikus)

Menjelaskan Klasifikasi Gangguan Kesadaran

Klasifikasi

Gangguan kesadaran ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu :

a. Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal atau lateralisasi dan tanpa disertai kaku kuduk.

Contoh : gangguan iskemik, gangguan metabolik, intoksikasi, infeksi sistemis, hipertermia, dan epilepsi.

b. Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal atau lateralisasi disertai dengan kaku kuduk.

Contoh : perdarahan subarakhnoid, radang selaput otak,dan radang otak,

c. Gangguan kesadaran disertai dengan kelainan fokal.

Contoh : tumor otak, perdarahan otak, infark otak, dan abses otak.

Menjelaskan Patofisiologi Gangguan Kesadaran

Patofisiologi Lesi SupratentorialPada lesi supratentorial, gangguan kesadaran akan terjadi baik oleh kerusakan langsung pada jaringan otak atau akibat penggeseran dan kompresi pada ARAS karena proses tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi dan edema yang di- akibatkannya. Proses ini menjalar secara radial dari lokasi lesi kemudian ke arah rostro-kaudal sepanjang batang otak.Gejalagejala klinik akan timbul sesuai dengan perjalan proses tersebut yang dimulai dengan:gejala neurologik fokal sesuai dengan lokasi lesi. Jika keadaan bertambah berat dapattimbul sindroma diensefalon, sindroma meseisefalon bahkan sindroma ponto meduler dan deserebrasi Oleh kenaikan tekanan intrakranial dapat terjadi herniasi girus singuli di kolong falks serebri, herniasi transtentoril dan herniasi unkus lobus temporalis melalui insisura tentorii.

Lesi infratentorialPada lesi infratentorial, gangguan kesadaran dapat terjadi karena kerusakan ARAS baik oleh proses intrinsik pada batang otak maupun oleh proses ekstrinsik

Gangguan difus (gangguan metabolik)Pada penyakit metabolik, gangguan neurologik umumnya bilateral dan hampir selalu simetrik. Selain itu gejala neurolo-giknya tidak dapat dilokalisir pada suatu susunan anatomik tertentu pada susunan saraf pusat.Penyebab gangguan kesadaran pada golongan ini terutama akibat kekurangan 0, kekurangan glukosa, gangguan sirkulasi darah serta pengaruh berbagai macam toksin.

Kekurangan 02Otak yang normal memerlukan 3.3 cc O2/100 gr otak/menit yang disebut Cerebral Metabolic Rate for Oxygen (CMR 02).CMR 0 2 ini pada berbagai kondisi normal tidak banyak berubah. Hanya pada kejang- kejang CMR O2 meningkat dan jika timbul gangguan fungsi otak, CMR 02 menurun. Pada CMR O2 kurangdari 2.5 cc/100 gram otak/menit akan mulai terjadi gangguan mental dan umumnya bila kurang dari 2 cc O2/100 gram otak/menit terjadi koma.

GlukosaEnergi otak hanya diperoleh dari glukosa. Tiap 100 gram otak memerlukan 5.5 mgr glukosa/menit. Menurut Hinwich pada hipoglikemi, gangguan pertama terjadi pada serebrum dan kemudian progresif ke batang otak yang letaknya lebih kaudal. Menurut Arduini hipoglikemi menyebabkan depresi selektif pada susunan saraf pusat yang dimulai pada formasio reti-kularis dan kemudian menjalar ke bagian-bagian lain. Pada hipoglikemi, penurunan atau gangguan kesadaran merupakan gejala dini. Gangguan sirkulasi darahUntuk mencukupi keperluan dan glukosa, aliran darah ke otak memegang peranan penting. Bila aliran darah ke otak berkurang, dan glukosa darah juga akan berkurang ToksinGangguan kesadaran dapat terjadi oleh toksin yang berasal dari penyakit metabolik dalam tubuh sendiri atau toksin yang berasal dari luar/akibat infeksiMekanisme Gangguan Kesadaran

Koma disebabkan oleh gangguan pada korteks secara menyeluruh misalnya pada gangguan metabolik, dan dapat pula disebabkan oleh gangguan langsung atau tidak langsung terhadap formasio retikularis di talamus, mesensefalon, atau pons.

Koma kortikal - bihesmiferik

Pada individu sehat konsumsi oksigen otak: 3,5ml/100gr otak/menit, sedangkan aliran darah otak (ADO): 50ml./100gr otak/menit. Apabila terjadi penurunan ADO, maka akan terjadi penurunan konsumsi oksigen yang bisa mengganggu keutuhan kesadaran seseorang. Selain itu, glukosa juga sangat memiliki peranan penting dalam memelihara keutuhan kesadaran. Hal ini dikarenakan, glukosa merupakan satu satunya substrat yang digunakan otak dalam menghasilkan ATP.

Berikut ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan gangguan kesadaran:

1. Hipoventilasi

Berhubungan dengan: hipoksemia, hiperkapnia, gagal jantung kongestif, infeksi sistemik dan kemampuan respiratorik yang tidak efektif. Hipoksia merupakan faktor potensial untuk terjadinya ensefalopati, terutama pada pasien dengan hiperkapnia akut.2. Anoksia iskemik

Suatu keadaan dimana darah masih cukup, akan tetapi ADO tidak cukup memberi darah ke otak. Penyebabnya adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan curah jantung, misalnya: infark jantung, aritmia, renjatan, dan refleks vasovagal, atau penyakit yag meningkatkan resistensi vaskular serebral misalnya oklusi arterial (stroke) atau spasmel. Iskemia (kegagalan vaskular) lebih berbahaya daripa hipoksian karena asam laktat (produk toksik metabolisme otak) tidak dapat dikeluarkan.3. Anoksia anoksik

Keadaan dimana tidak cukupnya oksigen masuk kedalam darah yang disebabkan oleh tekanan oksigen lingkungan yang rendah (pada ketinggian atau adanya gas nitrogen) atau oleh ketidakmampuan oksigen untuk mencapai dan menembus membran kapiler alveoli (penyakit paru dan hipoventilasi)

4. Anoksia anemik

Disebabkan oleh jumlah hemoglobin yang mengikat dan membawa oksigen dalam darah menurun, sementara oksigen yang masuk kedalam darah cukup. Penyebabnya: anemia dan keracunan karbon monoksida.

5. Hipoksia atau iskemia difus

Diakibatkan oleh: kadar oksigen dalam darah menurun cepat sekali atau akibat ADO yang menurun mendadak. Penyebab utamnya: obstruksi jalan napas (tercekik, tenggelah, mati lemas), obstruksi arteri serebral secara masif (digantung), dan penurunan curah jantung secara mendadak (asistole, aritmia berat, sinkop vasodepressor, emboli pulmonal, perdarahan sistemik masif). Trombosis atau emboli, purpura trombositopeni teombotika, koagulasi intravaskulari diseminata, endokarditis bakterial akut, malaria falsifarum, emboli lemak dapat menimbulkan iskemia multifokal yang luas dan memberikan gambaran iskemia serebral difus akut.

6. Gangguan metabolisme karbohidrat

Meliputi hiperglikemia, hipoglikemia, dan asidosis laktat. Penyebab potensial timbulnya koma pada DM cukup bervariasi, antara lain: hiperosmolaritas, ketoasidosis, asidosis laktat, iatrogenik, hiponatremia, koagulasi intravaskularis diseminata, hipofosfatemia, uremia, infark otak dan hipotensi. Selain itu, pada infark otak, cedera kepala, dan meningitis kadar glukosa darah dapat meningkat. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh DM (tidak diobati, atau sesudah diobati dengan sulfonil urea, fenformin, insulin), alkohol, obat obatan (inhibitor monoamin oksidase), puasa, tumor pankreas, dan penyakit endokrin lainnya misalnya hipotiroidisme dan hipopituitarisme. Hipoglikemia mengangguan sintesis asetilkolin didalam otak sehingga terjadi blokade jalur kolinergik. Kegagalan transmisi kolinergik mengakibatkan penurunan fungsi beberapa asam amino yaitu glutamat, glutamin, GABA, alanin. Sedangkan aspartat meningkat empat kali dan amonia meningkat empat belas kali yang mengakibatkan penurunan kesadaran hingga koma. Hipoglikemia akan mengganggua korteks otak secara difus, atau mengganggu fungsi batang otak, atau keduanya. Terdapat kerusakan neuron secara dini dan paling berat dikorteks otak, sementara neuron dibatanga otak dan ganglia basalis lebih ringan kerusakannya.

7. Gangguan keseimbangan asam basa

Meliputi asidosis respiratorik, dan metabolik serta alkalosis respiratorik dan metabolik. Hanya asidosis respiratorik yang bertindak sebagai penyebab langsung timbulnya stupor dan koma. Asidosis metabolik lebih sering menimbulkan delirium dan obtundasi.

8. Uremia

Patofisiologinya belum jelas karena urea bukan bahan toksik buat otak.

9. Koma hepatik

Meningkatnya kadar amonia dalam darah diotak merupakan faktor utama terjadinya koma hepatikum. Amonia dalam kadar tinggi dapat bersifat toksik langsung terhadap otak dan selain itu amonia juga menganggu pompa natrium dan menganti kalium intraseluler serta amonia juga mengganggu metabolisme energi sel otak sehingga mirip dengan keadaan hipoksia. 10. Defisensi vitamin B

Sering kali mengakibatkan delirium, demensia, dan stupor. Defisiensi tiamin menimbulkan penyakit Wernicke yaitu suatu kompleks gejala yag disebabkan oleh kerusakan neuron dan vaskular disubstansia grisea, sekitar ventrikulus, dan aquaduktus. Koma diensefalik

1. Lesi infratentorial

Pada umunya berbentuk proses desak ruang (PDR) atau space occupying process (SOP), misalnya gangguan peredaran darah otak (GPDO / stroke) dalam bentuk perdarahan, neoplasma, abses, edema otak, dan hidrosefalus obstrukstif. PDR mengakibatkan peningkatan TIK dan terjadi penekanan formatio retikularis dimesensefalon dan diensefalon (herniasi otak).

2. Herniasi sentral

Disebabkan peningkatan TIK secara menyeluruh. Terjadi herniasi otak melalui tentorium serebelli secara simetris. Penyebab tersering: perdarahna talamus, edema otak akut, dan hidrosefalus obstruktif akut.

3. Herniasi unkus

Merupakan herniasi lobus temporalis bagian mesensial terutama unkus. Herniasi disebabkan oleh kompresi rostrokaudal progresif melalui emapat tahap yaitu:

a. Penekanan terhadap diensefalon dan nukleus hipotalamus

b. Penekanan mesensefalon sehinga mengakibatkan N.III ispilateral akan terjepit diantara arteri serebri posterior dan arteri serebelli superior sehingga terjadi oftalmoplegi ipsilateral.

c. Pons akan tertekan dilanjutkan dengan penekanan terhadap medula oblongata

d. Tahap agonia

Faktor penyebab: GPDO, neoplasma, abses dan edema otak.

4. Herniasi cinguli

Terjadi dibawah fakls serebri yang disebabkan oleh penekanan dari satu sisi hemisfer otak. Akibatnya, sistem arteri dan vena serebri tertekan sehingga mengganggu lobus frontalis bagian puncak dan medial. Keadaan ini akan menimbulkan inkontinensia urin dan alvi serta gejala gegenhalten dan negativisme motorik atau paratonia (setiap ransangan akan timbul gerakan melawan secar reflektorik).5. Lesi infratentorial

Meliputi dua macam proses patologik dalam ruang infratentorial (fossa kranii posterior) yaitu pertama, proses diluar batang otak atau serebellum yang mendesak sistem retikularis, dan yang kedua merupakan proses didalam batang otak yang secara langsung mendesak dan merusak sistem retikularis batang otak. Proses yang timbul berupa:

a. Penekanan langsung terhadap tegmentum mesensefalon (formatio retikularis).

b. Herniasi serebellum dan batang otak ke rostral melewati tentorium serebelli yang kemudian menekan formatio retikularis di mesensefalon.

c. Herniasi tonsilo-serebellum kebawah melalui foramen magnum dan sekaligus menekan medulla oblongata.

Penyebab: GPDO di batang otak atau serebellum, neoplasma, abses, atau edema otak.Menjelaskan Manifestasi Klinis Gangguan Kesadaran

Gejala Klinis

Gejala klinik yang terkait dengan penurunan kesadaran adalah :

Penurunankesadaransecarakwalitatif

GCSkurangdari13

Sakitkepalahebat

Muntahproyektil

Papiledema

Asimetrispupil

Reaksi pupilterhadapcahaya melambat ataunegatif

Demam

Gelisah

Kejang

Retensi lendir /sputumdi tenggorokan

Retensiatauinkontinensiaurin

Hipertensi atau hipotensi

Takikardiataubradikardi

Takipnuataudispnea

Edemalokalatauanasarka

Sianosis,pucatdansebagainya

Menjelaskan Pemeriksaan dan Diagnosis Gangguan Kesadaran

Pemeriksaan secara kuantitatif dan kualitatif

Penilaian secara kualitatif terutama dengan penilaian GCS ( Glasgow coma scale )

Kualitas kesadaran atau isi kesadaran menunjukkan kemampuan dalam mengenaldiri sendiri dan sekitarnya yang merupakan fungsi hemisfer serebri.Dalam klinikdikenal tingkat-tingkat kesadaran : Kompos mentis, inkompos mentis (apati, delirium, somnolen, sopor, koma) Kompos mentis : Keadaan waspada dan terjaga pada seseorangyang bereaksi sepenuhnya dan adekuatterhadap rangsangvisuil, auditorik dansensorik.

Apatis : sikap acuh tak acuh, tidak segera menjawab bila ditanya.

Delirium : kesadaran menurun disertai kekacauan mental dan motorik seperti desorientasi,iritatif, salah persepsi terhadap rangsang sensorik, sering timbul ilusi dan halusinasi.

Somnolen : penderita mudah dibangunkan, dapat lereaksi secara motorik atau verbal yang layaktetapi setelah memberikan respons, ia terlena kembali bila rangsangan dihentikan.

Sopor (stupor) : penderita hanya dapat dibangunkan dalam waktu singkat oleh rangsang nyeri yanghebat dan berulang-ulang. Koma : tidak ada sama sekali jawaban terhadap rangsang nyeriyang bagaimanapun hebatnya

Penilaina secara kuantitatif(Glasgow Coma Scale)yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaranpasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasienterhadap rangsangan yang diberikan.

Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata ,bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) denganrentang angka 1 6 tergantung responnya. Eye (respon membuka mata) :(4): spontan

(3): dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2): dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)

(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :(5): orientasi baik

(4): bingung, berbicara mengacau( sering bertanya berulang-ulang )

disorientasitempat dan waktu

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidakdalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak)

(2): suara tanpa arti (mengerang)

(1): tidak ada respon

Motor (respon motorik) :(6): mengikuti perintah

(5): melokalisir nyeri (menjangkau &menjauhkan stimulus saatdiberi

rangsangnyeri)

(4) : withdraws (menghindar /menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus

Saatdiberi rangsang nyeri)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada& kak Extensi saat diberi rangsang nyeri).(2) : extensi abnormal (tangan satu ataukeduanya extensi di sisi tubuh, dengan jarimengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(1): tidak ada responHasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol EVMSelanutnya nilai-nilai dijumlahkan.

Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6, danterendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

Sistempenilai tingkat kesadaran yangdigunakan secara luassaatini adalahSkala

Koma Glasgow.Tiga petunjuk utama dari kesadaran adalah : membuka mata, respons verbal danrespons motor.Skor 15: kompos mentis

Skor 11 14: letargi

Skor 8 11 : stupor / sopor

Skor