Kerangka Konsep Dan Hipotesis Muhamad Rifqi Wibowo (112310101040)

5
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS TUGAS disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Riset Dalam Keperawatan dosen pengampu: Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom oleh Muhamad Rifqi Wibowo NIM 112310101040 PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

description

riset keprawtan

Transcript of Kerangka Konsep Dan Hipotesis Muhamad Rifqi Wibowo (112310101040)

  • KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

    TUGAS

    disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Riset Dalam Keperawatan

    dosen pengampu: Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

    oleh

    Muhamad Rifqi Wibowo

    NIM 112310101040

    PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • Fakta 1

    Profesi sebagai sopir angkotan tergolong sebagai pekerjaan informal. Pekerjaan

    informal memiliki karakteristik tidak memiliki jam kerja yang tetap (tidak terikat

    dengan waktu), tidak memerlukan jenjang pendidikan, tidak memakai seragam

    tertentu dan tidak memiliki identitas tertentu; seperti kartu dan nomor induk

    bekerja.

    Fakta 2

    Kecelakaan lalu lintas masih sering terjadi dimana-mana dikarenakan masih

    rendahnya pengetahuan sopir angkutan umum terhadap keselamatan berkendara,

    yakni dengan bagaimana memahami konsep kesehatan keselamatan bekerja.

    Masalah

    Pengaruh Hubungan Tingkat jenjang pendidikan sopir angkot dengan konsep

    pemahaman keselamatan kesehatan kerja (k3) di terminal tawang alun kabupaten

    jember.

    Rumusan Masalah

    Bagaimana pengaruh hubungan tingkat jenjang pendidikan sopir angkotan

    dengan konsep pemahaman keselamatan kesehatan kerja (k3) di terminal tawang

    alun kabupaten Jember?

    Latar Belakang

    Paragraf 1: Masalah Penelitian

    Dengan makin meningkatnya terjadinya kecelakaan lalu lintas disebabkan

    oleh faktor kesalahan sopir. Kesalahan yang dilakukan terkadang pasang self belt

    (sabuk pengaman) pada kursi duduk mobil angkot, tidak terpasang saat

    berkendara hal tersebut memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat

    berkendara. Selain itu, faktor kurangnya pengetahuan pentingnya keselamatan

    kesehatan kerja banyak sekali kurang memahami, akibat tidak adanya

    kesenjangan pendidikan pada sopir angkutan umum, seperti memacu kendaraan

    yang melebihi ambang batas yang ditentukan atau membahayakan diri sendiri dan

    penumpang dalam angkot tersebut.

  • Paragraf 2: Skala Masalah

    Berdasarkan data World Healt Organitation (WHO), angka kematian akibat

    kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia telah mencapai 2,4 juta/tahun, jumlah ini

    menempati urutan ke-3 di bawah angka kematian akibat infeksi HIV/AIDS dan

    Tuberculosis (TBC). Di Indonesia, berdasarkan data Markas Besar Polisi Republik

    Indonesia, tercatat sebanyak 30.629 tewas karena kecelakaan lalu lintas pada tahun 2011.

    Karena itu, tidak heran jika kerugian yang ditanggung suatu negara akibat tingginya

    kecelakaan lalu lintas bisa mencapai 1-3 % dari total pendapatan suatu negara. Jika

    dijumlahkan, diperkirakan total kerugian mencapai Rp 500 miliar di seluruh dunia. Mulai

    dari Januari hingga Pertengahan Februari 2012, terjadi 9.884 kasus kecelakaan.

    Paragraf 3: Kronologis Masalah

    Menurut Maslow keamanan kerja salah satu kebutuhan dasar manusia

    yang dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Secara sosial pekerja

    merupakan asset masyarakat sebagai subyek dalam usaha meningkatakan

    kesejahteraan masyarakat dan dengan melakukan usaha-usaha untuk

    meningktakan keselamatan kerja dan meningkatkan profesionalisme departemen

    sumber daya manusia dalam mengelola produktivitas. Di kutip dalam buku

    Marihot Tua Efendi Hariandja dan yovita lardiwati (manajemen sumber daya

    manusia)2002.

    Paragraf 4: Solusi

    Untuk itu diperlukan perhatian khusus pada tukang angkutan sopir

    khusunya di daerah terminal tawang alun kabupaten jember, agar lebih berhati-

    hati dalam mengendarai kendaraanya dan lebih mengedepanlan aspek

    keselamatan kesehatan kerja atau keselamatan berkendara dalam bekerja

    (mengendarai mobil angkot).

    Kerangka Konseptual

    Faktor penyebab kecelakaan

    lalu lintas:

    a. Pendidikan b. Penerapan tertib lalin c. Kepatuhan dalam kesehatan

    keselamatan kerja

    Faktor penyebab kecelakaan lalin

    a. Faktor fisik

    b. faktor lingkungan sekitar

    terminal

  • Keterangan:

    : Diteliti

    : Tidak diteliti

    Tujuan Umum Dan Khusus Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Menjelaskan Pengaruh Hubungan Tingkat jenjang pendidikan sopir angkot

    dengan konsep pemahaman keselamatan kesehatan kerja (k3) di terminal tawang

    alun kabupaten jember.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui faktor penyebab dari sering terjadinya kecelakaan

    lalu lintas pada sopir angkot di terminal tawang alun Kabupaten Jember

    b. Untuk mengetahui pengaruh tingkat jenjang pendidikan yang ditempuh

    sopir angkot dalam pemahaman k3 di terminal tawang alun Kabupaten

    Jember

    Kurang

    pengetahuan

    Keadaan

    psikis

    Jenjang

    pendidikan

    Variabel luar:

    a. faktor usia b. Kebudayaan

    e. Jenis kelamin

  • Judul Penelitian

    Pengaruh Hubungan Tingkat jenjang pendidikan sopir angkot dengan

    konsep pemahaman keselamatan kesehatan kerja (k3) di terminal tawang alun

    kabupaten jember.

    Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para sopir

    angkutan kota agar selalu mematuhi tata aturan tertib lalu lintas agar

    terhindar dari kecelakaan lalu lintas.

    2. Manfaat Praktis

    Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat memberikan sumbangan

    kepada para sopir untuk lebih meningkatkan keselamatan dalam

    berkendara.

    Metode Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik

    dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan survei atau

    pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel terikat yang pengumpulan

    datanya dilakukan pada satu periode tertentu dan pengamatan hanya dilakukan

    satu kali selama penelitian.