Keperawatan GAWAT DARURAT

13
PASIEN 1 Kategori Triase : Merah Masalah Keperawatan Prioritas: - Pola Nafas Tidak Efektif & Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial Masalah utama: curiga cedera kepala, cedera cervical dan trauma thorax Pengkajian: 1. Korban masih tergolong usia produktif 2. Airway : - 3. Breathing: takipnea (44x/mnt), napas pendek, sesak napas 4. Circulation: Tindakan: 1. Danger clear, cek respon 2. GCS 3. Pasang neck collar 4. Posisi 30 0 5. Pemasangan O 2 melalui NRM 6. Auskultasi: jika tension pneumotorax maka salah pada salah satu paru tidak terdengar; pada hematotorax suara vesikuler menurun 7. Persiapan dekompresi: - tension pneumotorax: needle thoracosintesis SIC 2 - Hematotorax: needle thoracosintesis pada SIC 8- 9 8. Pemasangan IV: pneumotorax menggunakan cairan NaCl; hematotorax menggunakan cairan RL Pemindahan Korban: Tindakan/Prosedur Kep. di UGD 1. Kaji Ulang: GCS dan TTV 2. Kolaborasi dengan dokter bedah 3. Pemasangan WSD 4. Pemeriksaan AGD 5. Tindakan Rontgen Thorax & CT scan 6. Cek kondisi pasien tiap 5 menit sekali DOKUMENTASI

description

Keperawatan GAWAT DARURAT

Transcript of Keperawatan GAWAT DARURAT

Page 1: Keperawatan GAWAT DARURAT

PASIEN 1

Kategori Triase : MerahMasalah Keperawatan Prioritas:

- Pola Nafas Tidak Efektif & Penurunan Kapasitas Adaptif IntrakranialMasalah utama: curiga cedera kepala, cedera cervical dan trauma thoraxPengkajian:

1. Korban masih tergolong usia produktif2. Airway : -3. Breathing: takipnea (44x/mnt), napas

pendek, sesak napas 4. Circulation:

Tindakan:1. Danger clear, cek respon2. GCS3. Pasang neck collar4. Posisi 300

5. Pemasangan O2 melalui NRM6. Auskultasi: jika tension pneumotorax

maka salah pada salah satu paru tidak terdengar; pada hematotorax suara vesikuler menurun

7. Persiapan dekompresi:- tension pneumotorax: needle

thoracosintesis SIC 2- Hematotorax: needle thoracosintesis

pada SIC 8-98. Pemasangan IV: pneumotorax

menggunakan cairan NaCl; hematotorax menggunakan cairan RL

Pemindahan Korban:1. Pasien diangkat dengan bantuan LSB2. Pemidahan dilakukan oleh 6 tenaga

kesehatan3. Cara pemindahannya serentak sesuai

aba-aba, jika pasien mengalami cedera servikal, 1 orang pengangkat sebagai pemegang kepala.

Tindakan/Prosedur Kep. di UGD1. Kaji Ulang: GCS dan TTV2. Kolaborasi dengan dokter bedah3. Pemasangan WSD4. Pemeriksaan AGD5. Tindakan Rontgen Thorax & CT scan6. Cek kondisi pasien tiap 5 menit sekali

DOKUMENTASI

Page 2: Keperawatan GAWAT DARURAT

PASIEN 2

Kategori Triase : KuningMasalah Keperawatan Prioritas:

- Impaires physical mobility Masalah Utama: fraktur terbukaPengkajian:

1. Korban masih tergolong usia produktif2. Airway : -3. Breathing: mulai kompensasi RR

22x/mnt4. Circulation: perdarahan merembes

Tindakan:1. Danger clear, cek respon2. GCS3. hentikan perdarahan: balut tekan4. Stabilisasi: bidai5. Pemasangan IV: RL

Pemindahan Korban:1. Pasien diangkat dengan bantuan

dragbar2. Pemidahan dilakukan oleh 6 tenaga

kesehatan

Tindakan/Prosedur Kep. di UGD1. Kaji Ulang: TTV (tekanan darah, nadi)2. Konsul bedah orthopedic3. Rontgen kaki

DOKUMENTASI

PASIEN 3

Kategori Triase : MerahMasalah Keperawatan Prioritas:

- Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial & Impaired physical mobilityMasalah utama: curiga cedera kepala dan cedera cervical Pengkajian:

1. Korban masih tergolong usia produktif

2. Airway : -3. Breathing: normal4. Circulation: -

Tindakan:1. Danger clear, cek respon2. GCS3. Pasang neck collar4. Posisi 150-300

5. Pemasangan O2 melalui NRM6. Pemasangan IV

Pemindahan Korban:1. Pasien diangkat dengan bantuan

Tindakan/Prosedur Kep. di UGD1. Kaji Ulang: GCS dan TTV2. Kolaborasi dengan dokter bedah

neuro3. CT Scan4. Penanganan luka

DOKUMENTASI

Page 3: Keperawatan GAWAT DARURAT

LSB2. Pemidahan dilakukan oleh 6 tenaga

kesehatan3. Cara pemindahannya serentak

sesuai aba-aba, jika pasien mengalami cedera servikal, 1 orang pengangkat sebagai pemegang kepala.

PASIEN 4

Kategori Triase : HijauMasalah Keperawatan Prioritas:

- Cemas dan NyeriMasalah utama: persalinan karena trauma Pengkajian:

1. Korban masih tergolong usia produktif

2. Airway : -3. Breathing: -4. Circulation: -

Tindakan:1. Danger clear, cek respon2. tenangkan ibu hamil

Pemindahan Korban: pemindahan korban dengan alat seadanya

Tindakan/Prosedur Kep. di UGD1. Kaji Ulang: TTV2. Vaginal touche 3. Pantau kesejahteraan janin4. Monitor persalinan

DOKUMENTASI

PASIEN 5

Kategori Triase : MerahMasalah Keperawatan Prioritas:

- Inefective airway clearance & Penurunan Kapasitas Adaptif IntrakranialMasalah utama: cedera kepala berat diurigai cedera cervicalPengkajian:

1. Korban masih tergolong usia produktif

2. Airway : mengorok3. Breathing: takipnea (28x/mnt),

napas4. Circulation: -

Tindakan:1. Danger clear, cek respon2. GCS3. Pasang neck collar

Tindakan/Prosedur Kep. di UGD1. Kaji Ulang: GCS dan TTV2. Suction bila diperlukan3. Pasang kateter, pantau urine output4. Pemeriksaan CT Scan5. Kolaborasi dengan dokter

DOKUMENTASI

Page 4: Keperawatan GAWAT DARURAT

4. logroll, cross finger, finger swap5. Posisi 150-300

6. Pemasangan ET7. Pemasangan IV: NaCl

Pemindahan Korban:1. Pasien diangkat dengan bantuan

LSB2. Pemidahan dilakukan oleh 6 tenaga

kesehatan3. Cara pemindahannya serentak

sesuai aba-aba, jika pasien mengalami cedera servikal, 1 orang pengangkat sebagai pemegang kepala.

PASIEN 6

Kategori Triase : MerahMasalah Keperawatan Prioritas:

- Risiko ShockMasalah utama: intraabdominal bleedingPengkajian:

1. Korban masih tergolong usia produktif

2. Airway : -3. Breathing: kompensasi dari masalah

sirkulasi (36x/mnt)4. Circulation: perdarahan (nadi:

140x/mnt)Tindakan:

1. Danger clear, cek respon2. Posisi kaki elevasi 150-200

3. Pemasangan IV 2 jalur: RL4. Pemasangan O25. Ukur dengan medline

Pemindahan Korban:1. Pasien diangkat dengan tandu

Tindakan/Prosedur Kep. di UGD1. Kaji Ulang: TTV (nadi & tekanan

darah)2. Resusitasi cairan3. Pasang kateter (monitor UO)4. Konsul dokter bedah5. Pemeriksaan USG6. Cek kondisi pasien tiap 5 menit

sekali

DOKUMENTASI

Page 5: Keperawatan GAWAT DARURAT

Penatalaksanaan pasien dengan STEMI

1. Evaluasi awal pasienDikaji penundaan kedatangan pasien dengan pelayanan kesehatan (tipe, kedatangan pada emergency) untuk menginisiasi pemberian terapi fibrinolityc harus kurang dari 30 menit.

1) RiwayatNyeri dada, gejala yang berhubungan, umur, jenis kelamin, hipertensi, DM, kemugkinan terjadi aortic dissection, risiko perdarahan, dan penyakit cerebrovascular

2) Pemeriksaan fisikBertujuan untuk mendiagnosis dan mengkaji luas, lokasi, dan adanya komplikasi STEMI

Sebelum dilakukan terapi fibrinolityc harus dilihat rekam medis dan pengkajian neurologi untuk mencari bukti adanya stroke

3) EKG12 lead EKG harus dilakukan selama 10 menit ketika pasien datang di emergency untuk semua pasien dengan nyeri dada atau tanda lain yang mendukung STEMI

4) Pemeriksaan laboratoriumMerupakan bagian dari penatalaksanaan STEMI tetapi tidak boleh memperlambat pemberian terapi.

5) Biomarker dari kerusakan jantungPemeriksaan enzim troponin harus digunakan untuk mengoptimalkan biomarker untuk mengevaluasi pasien STEMI yang mempunyai cidera skeletal

Untuk pasien dengan ST elevasi dan dengan gejala STEMI terapi reperfusi harus diberikan secepat mungkin

6) Imaging2. Penatalaksanaan

1) OksigenOksigen tambahan ditambahkan jika saturasi oksigen < 90%,

Untuk pasien dengan STEMI tanpa komplikasi oksigen diberikan selama 6 jam pertama

2) NitroglycerinPasien dengan nyeri iskemik harus menerima sublingual nitroglycerin (0,4 mg) setiap 5 menit total 3 dosis, setelah dilakukan pengkajian, diberikan melalui IV

Indikasi: untuk mengurangi nyeri iskemik, kontrol hipertensi, atau penatalaksanaan

3) Analgesia

Page 6: Keperawatan GAWAT DARURAT

Morfin sulfate (2 sampai 4 mg IV dengan peningkatan 2 sampai 8 mg IV yang diulang setiap 5 sampai 15 menit merupakan pilihan penatalaksanaan untuk mengatasi nyeri STEMI

4) AspirinHarus dikunyah oleh pasien yang tidak mengkonsumsi aspirin sebelum dengan STEMI. Dosis awal 162 mg sampai 325 mg.

5) Beta blockersOral B-blocker diberikan untuk pasien tanpa kontraindikasi, tanpa memperhatikan pemberian terapi fibrinolitk atau bersamaan dengan PCI

6) Reperfusion

Page 7: Keperawatan GAWAT DARURAT
Page 8: Keperawatan GAWAT DARURAT

Pasien 2

Airway : Tidak ada masalah

Breathing : Dyspnoe

Circulation : Pucat dan Lemah

Masalah utama : Asma akut

Tindakan & prosedur :

Pre hospital :

- Tenangkan penderita

- Bantu penderita uuntuk duduk dan istirahat (Possitioning, posisi semi fowler

dengan derajat kemiringan 45 derajat)

- Sebisa mngkin hindari penderita dari sumber aleergi

- Jika terlihat tanda-tanda kegawatan bawa pasien ke layanan medis

Transport : Dragbar

Intrahospital :

Page 9: Keperawatan GAWAT DARURAT

Algoritma penatalaksanaan eksaserbasi asma selama kehamilan dan laktasi : di Ruang Gawat Darurat dan Rumah Sakit adalah:

Page 10: Keperawatan GAWAT DARURAT

Penilaian Awal

Anamnesis, Pemeriksaan fisik (frekuensi napas, denyut jantung, penggunaan otot napas tambahan, auskultasi). APE atau VPE 1, saturasi oksigen dan pemeriksaan lainnya sesuai indikasi. Mulai pemeriksaan janin (pergunakan alat pemantau janin elektronik secara kontinyu dan atau profil biofisk bila kehamilan telah mencapai viabilitas janin.

Ancaman / actual henti napas

Intubasi dan ventilasi mekanik dengan O2 100%

Agonis β2 kerja singkat + ipatropium bromide dengan nebulizer

Steroid intravena

VEP 1 atau APE < 50%

(Eksaserbasi Berat)

Agonis β2 kerja singkat dosis tinggi setiap 20 menit atau terus menerus selama 1 jam + ipatropium bromide inhalasi

Oksigen untuk mencapai saturasi > 95%

Steroid oral sistemik

VEP 1 atau APE > 50%

Agonis β2 kerja singkat dengan MDI atau nebulizer sampai dengan 3 dosis pada jam pertama

Oksigen untuk mencapai saturasi > 95%

Steroid oral bila tidak respons segera atau pasien telah minum steroid oral sebelumnya

PENILAIAN ULANG

Gejala, pemeriksaan fisik, APE, saturasi oksigen dan tes lainnya sesuai indikasi. Lanjutkan penilaian janin.

Eksaserbasi Berat

VEP atau APE < 50% prediksi terbaik Pemeriksaan fisik : gejala sesak berat pada istirahat, penggunaan otot napas tambahan, retraksi dinding dada.

Agonis β2 kerja singkat setiap jam atau terus menerus + ipatropium bromide inhalasi

Oksigen

Steroid sistemik

Eksaserbasi Sedang

VEP atau APE 50-80% prediksi terbaik. Pemeriksaan fisik : gejala sedang

Agonis β2 kerja singkat setiap 60 menit

Steroid sistemik

Oksigen untuk mempertahankan saturasi O2 > 95%

Lanjutkan terapi selama 1-3 jam, sampai ada perbaikan

Respons Buruk

VEP 1 atau APE < 50%

PCO2 >42 mmHg

Pemeriksaan fisik : sesak hebat, bingung, mengantuk

Lanjutkan penilaian janin

Respons Tidak Komplit

VEP 1 atau APE > 50% tapi < 70%

Gejala ringan – sedang

Lanjutkan penilaian janin

Respons Baik

VEP 1 atau APE > 70%

Respons bertahan 60 menit setelah pengobatan terakhir

Tidak ada distress pernapasan

Pemeriksaan fisik normal

Pastikan kembali keadaan janin

Keputusan perawatan berdasarkan tiap individu

Rawat di ICU

Inhalasi agonis β2 kerja singkat setiap jam atau terus menerus + inhalasi ipapropium bromide

Steroid intravena

Oksigen

Pikirkan kemungkinan intubasi dan ventilasi mekanik

Lanjutkan penilaian janin sampai pasien stabil

Dipulangkan ke rumah

Lanjutkan terapi dengan agonis β2 kerja singkat

Lanjutkan steroid oral

Mulai atau lanjutkan steroid inhalasi sampai follow up selanjutnya

Edukasi pasien

Tinjau ulang penggunaan obat

Tinjau ulang / mulai rencana tindakan

Dianjurkan untuk tindak lanjut secara ketat

Rawat di Rumah Sakit

Inhalasi agonis β2 kerja singkat + ipatropium bromide

Steroid oral atau intravena

Oksigen

Pantau VEP 1 atau APE, saturasi oksigen, nadi

Lanjutkan penilaian janin sampai pasien stabil PERBAIKAN

Rawat ICU