KENDALA GURU GEOGRAFI DALAMMEMBERIKAN MATERI …digilib.unila.ac.id/55939/2/SKRIPSI TANPA BAB...

73
KENDALA GURU GEOGRAFI DALAMMEMBERIKAN MATERI MITIGASI BENCANA ALAM PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018 (Skripsi) Oleh: Intan Putri Nur Indah Sari FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of KENDALA GURU GEOGRAFI DALAMMEMBERIKAN MATERI …digilib.unila.ac.id/55939/2/SKRIPSI TANPA BAB...

KENDALA GURU GEOGRAFI DALAMMEMBERIKAN MATERI

MITIGASI BENCANA ALAM PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1

TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT SEMESTER

GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

(Skripsi)

Oleh:

Intan Putri Nur Indah Sari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

ABSTRACT

GEOGRAPHIC TEACHER CONSTRAINTS IN PROVIDING MATERIAL OF

NATURAL DISASTER MITIGATION ON STUDENTS GRADE OF XI IPS

SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT REGENCY IN

2017/2018 ACADEMIC YEAR

By:

Intan Putri Nur Indah Sari

1413034028 This study aimed to investigate what are geographic teacher constraints in providing

material of Natural Disaster Mitigation, considering this material is new in geography

subject. In this research, the main thing emphasized was the teacher constraints in

mastering the material, teacher constraints in applying method and also the

instructional media.

This study was descriptive qualitative research, the result of the study would be

explained in detail and would investigate what are the constraints of geographic

teacher in delivering the material. This study was conducted at SMA Negeri 1

Tumijajar with geographic teacher class of XI IPS as the main subject. Data

collecting technique used in this research were interview and documentation. In this

study, it investigated the constraintsthat the teacher would face and the reasons why

did the teacher has the constraints in delivering Natural Disaster Mitigation material.

The result of the study showed that the teacher still found difficulties in mastering the

material because there was lack of others literature besides teacher and

studenthandbook. The teacher also found difficulties in using instructional media

because there was an assumption that the class would not be conducive, as well as in

using media, the teacher was less mastering on how to use projector as a tool to

display media visually.

Keywords: Teacher Constraints, Natural Disaster Mitigation Material, Instructional

Method, Instructional Media.

ABSTRAK

Oleh:

Intan Putri Nur Indah Sari

1413034028

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kendala guru Geografi dalam

memberikan materi Mitigasi Bencana Alam. Mengingat materi ini merupakan

materi baru dalam mata pelajaran Geografi. Dalam penelitian hal yang ditekankan

yaitu kendala guru dalam penguasaan materi, kendala guru dalam pengaplikasian

metode dan juga media pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, hasil dari peneltian akan

dijelaskan dengan rinci dan akan ditemukan apa saja kendala yang dihadapi guru

Geografi dalam memberikan materi tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di SMA

Negeri 1 Tumijajar dengan subyek utama penelitian yaitu guru Geografi kelas XI

IPS. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini akan diketahui kendala apa saja yang dihadapi

guru dan alasan mengapa guru tersebut memiliki kendala dalam memberikan

materi Mitigasi Bencana Alam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru masih terkendala dalam penguasaan

materi karena kurangnya literature lain selain buku pegangan guru dan siswa.

Guru juga masih terkendala dalam menggunakan metode pembelajaran karena

menganggap kelas akan jadi tidak kondusif, begitu juga dengan media guru

kurang menguasai cara menggunakan proyektor sebagai alat untuk menampilkan

media secara visual.

Kata Kunci: Kendala Guru, Materi Mitigasi Bencana Alam, Metode

Pembelajaran, Media Pembelajaran

KENDALA GURU GEOGRAFI DALAMMEMBERIKAN MATERI

MITIGASI BENCANA ALAM PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1

TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT SEMESTER

GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KENDALA GURU GEOGRAFI DALAMMEMBERIKAN MATERI

MITIGASI BENCANA ALAM PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1

TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT SEMESTER

GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

Intan Putri Nur Indah Sari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Astra Kesetra tanggal 14 November

1995. Penulis merupakan anak bungsu dari dua bersaudara

buah hati dari pasangan Ayah (Alm) Nurhadi dan Ibu Dewi

Indah Riany. Riwayat pendidikan dari penulis adalah sebagai

berikut:

TK 01 YAPINDO pada tahun 2000 selesai tahun 2002

SD 01 YAPINDO pada tahun 2002 selesai tahun 2008

SMP Negeri 1 Tumijajar pada tahun 2008 selesai tahun 2011

SMA Negeri 1 Tumijajar pada tahun 2011 selesai tahun 2014

Pada tahun 2014 saat lulus dari SMA Negeri 1 Tumijajar, penulis meneruskan

pendidikan dan mendaftarkan diri di Universitas Lampung. Penulis diterima di

Universitas Lampung melalui jalur (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri) SNMPTN di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program

Studi Pendidikan Geografi.

MOTTO

“Terasa sulit ketika merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah

ketika aku menginginkannya”.

By: Annie Gottlier

“Jika kau tak suka sesuatu, ubahlah. Jika tidak bisa, maka ubahlah cara

pandangmu tentangnya”

By: Maya Angelaou

“Balas dendam terbaik adalah dengan memperbaiki dirimu sendiri”

By: Ali Bin Abi Thalib

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang tiada terhingga atas berkah yang diberikan Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa terimakasih yang mendalam, penulis

persebahkan skripsi ini untuk :

Almamater Tercinta “Universitas Lampung”

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT, karena atas segala limpahan karunianya

dan diberikan kesehatan baik jasmani dan juga rohani, penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan sebanyak kemampuan yang penulis miliki. Adapun

skripsi ini dibuat dengan judul “Kendala Guru Geografi Dalam Memberikan Materi

Mitigasi Dan Adaptasi Bencana Alam Pada Siswa Kelas X.Semester Ganjil SMAN 1

Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Geografi di Universitas Lampung. Tidak lupa juga penulis ucapkan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si., selaku Pembimbing I,

Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Pembimbing II, dan Dra. Nani Suwarni,M.Si. selaku

penguji yang telah memberikan saran, bimbingan, pengarahan, dan juga motivasi bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

ridhonya atas jasa-jasa yang beliau berikan.

Selain itu, terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang

terus mendukung. Untuk itu penulis juga mengucapkan terimakasih atas dukungan

moral dan materil selama penyusunan skripsi ini kepada :

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Sunyono. M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama,

Drs.Supriyadi, M. Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Dr.

Riswanti , M. Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs.Zulkarnain, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Drs. I Gede Sugiyanta, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

5. Seluruh dosen yang ada di Jurusan Pendidikan IPS khususnya untuk dosen

Program Studi pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu pengetahuan

yang pada penulis.

6. Drs. Pujiyanta, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Tumijajar yang telah

memberikan izin ada penulis untuk melakukan penelitian di SMAN 1 Tumijajar.

7. Dra. Eli Rosmeri., selaku Guru Geografi kelas XI IPS yang telah bersedia bekerja

sama dalam pelaksanaan penelitian.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayah (Alm) Nurhadi dan Ibu Dewi Indah

Riany, ayah dan ibuku tercinta. Terimakasih atas doa, dukungan, kasih sayang

serta pengorbanan yang kalian berikan. Terimakasih sudah mengantarkan aku

menjadi seorang Sarjana seperti yang kalian impikan. Doakan aku selalu rendah

hati dan dapat terus membuat kalian bangga.

9. Terimakasih untuk kakak ku Fajar Arif Eko Wibowo, S.P., dan Esi Yunita Sari,

Amd. Keb., yang juga selalu memberiku semangat, doa, kasih sayang dan juga

pengorbanan dalam membimbing, mengarahkan, dan memotivasi agar aku dapat

segera menyelesaikan studiku dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Geografi ini.

10. Sahabatku tersayang Nuri Kesumawati, Noviyani, Sistari, Muhammad

Apriansyah, Mba Elsa terimakasih telah memberikan dukungan dalam segala

bentuk dan setia menemani dalam keadaan senang maupun susah.

11. Saudariku tersayang Romlah Fatimah terimakasih dukungan serta semangat yang

telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Teman teman seperjuangan Program Studi Geografi Angkatan 2014, Eni Nuraini,

Reyca Hakiki, Sri Haryati, Yeti Ratnasari, dan yang lainnya yang tidak dapat

dituliskan satu persatu, terimakasih kebersamaan dan persahabatan yang terjalin

selama ini.

13. Teman-teman KKN-KT desa Sumber Alam yang tiada henti untuk saling

memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung,

Penulis,

Intan Putri Nur Indah Sari

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9

1. Teori Serta Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................ 9

1.1.Teori dan Pengertian Belajar .......................................... 9

1.2.Pengertian Pembelajaran ................................................ 11

2. Kendala ................................................................................ 12

3. Guru dan Guru Geografi ...................................................... 14

3.1.Guru ................................................................................ 14

3.2.Guru Geografi ................................................................. 17

4. Pengertian Mitigasi Bencana Alam ...................................... 18

4.1.Mitigasi Bencana Alam ................................................... 18

4.2.Materi Mitigasi Bencana Alam ...................................... 22

4.2.1. Bencana Alam .................................................... 23

4.2.2. Sebaran Daerah Rawan Bencana di

Indonesia ............................................................ 25

4.2.3. Tindakan Mitigasi Bencana ................................ 27

5. Metode Pembelajaran ........................................................... 33

6. Media Pembelajaran ............................................................. 35

6.1.Fungsi Media Pembelajaran ........................................... 37

6.2.Media yang Dapat Digunakan Dalam Pembelajaran

Materi Mitigasi Bencana Alam ...................................... 38

ii

B. Penelitian Relevan ...................................................................... 40

C. Kerangka Pikir ........................................................................... 42

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ....................................................................... 44

B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 45

C. Variable Penelitian ..................................................................... 45

D. Operasionalisasi Konsep ............................................................ 46

E. Sumber Data Penelitian .............................................................. 47

1. Sumber Data Primer ............................................................ 47

2. Sumber Data Sekunder ........................................................ 48

F. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 48

1. Wawancara .......................................................................... 48

2. Dokumentasi ........................................................................ 49

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................... 51

1. Lokasi Penelitian ................................................................. 51

2. Profil Sekolah ...................................................................... 54

3. Visi dan Misi Sekolah ......................................................... 55

4. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Tumijajar .......................... 56

5. Pengenalan Struktur Organisasi Sekolah ............................ 57

6. Ruang Kelas SMA Negeri 1 Tumijajar ............................... 58

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 59

C. Deskripsi dan Hasil Penelitian ................................................... 59

1. Identitas Narasumber ........................................................... 59

2. Penguasaan Materi Mitigasi Bencana Alam Kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Tumijajar Oleh Guru.................................... 61

3. Pengaplikasian Metode Pada Pembelajaran Mitigasi

Bencana Alam ...................................................................... 62

4. Pengaplikasian Media Pada Pembelajaran Mitigasi

Bencana Alam ...................................................................... 65

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 67

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................... 73

B. Saran ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Mata Pelajaran SMA Negeri 1 Tumijajar ........................................ 57

2. Ruang Lainnya SMA Negeri Tumijajar ........................................... 58

3. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Tumijajar .......................................... 58

4. Daftar Nama Guru SMA Negeri 1 Tumijajar .................................. 79

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ...................................................................... 43

2. Peta Lokasi Penelitian ...................................................................... 52

3. Denah Ruangan SMA Negeri 1 Tumijajar ....................................... 53

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Guru ............................................................................ 85

2. Panduan Wawancara ........................................................................ 91

3. Hasil Wawancara ............................................................................. 96

4. Silabus .............................................................................................. 101

5. RPP Materi Mitigasi Bencana Alam ................................................

6. Foto Penelitian ................................................................................. 109

7. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ................................................... 112

8. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 113

9. Surat Balasan Dari SMAN 1 Tumijajar ........................................... 114

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap

orang dan diberikan sejak sedini mungkin. Pendidikan didapatkan dimana saja

baik itu dalam pendidikan formal ataupun pendidikan non-formal. Pendidikan

pertama dimulai dari keluarga, keluarga merupakan tempat dimana seorang anak

mulai belajar segala sesuatu. Keluarga merupakan tempat pendidikan non-formal

yang juga berperan penting dalam pembentukan karakter, sikap dan tingkah laku

seseorang. Pendidikan formal bisa didapat melalui lembaga-lembaga terkait yang

memberikan fasilitas yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.

Menurut Dalyono. M, (2012:5) Pendidikan merupakan sebuah proses dengan

metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Proses dalam

pendidikan dengan menggunakan metode-metode ini bisanya didapatkan dalam

pendidikan formal. Bagian dari pendidikan formal yaitu pembelajaran disekolah,

pembelajaran ini diberikan pada peserta didik untuk menambah wawasan mereka

tentang ilmu pengetahuan. Menurut Daryanto (2013:6) proses pembelajaran

2

mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan

pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.

Guru sebagai sumber belajar bagi peserta didik dituntut untuk dapat memahami

seluruh materi pembelajaran yang akan diberikan. Guru yang berperan sebagai

fasilitator dituntut juga untuk dapat memberikan ilmu-ilmu pengetahuan yang

mereka miliki agar dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Peserta didik

juga dituntunt untuk mampu menyerap segala macam ilmu pengetahuan yang

diberikan oleh guru.

Guru diminta agar dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi yang akan

diberikan. Salah satu cara yang dapat digunakan guru agar dapat dengan mudah

memberikan materi yang akan diberikan yaitu dengan menggunakan media

pembelajaran. Menurut Daryanto (2013:6) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam

kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Maka dari itu, media

pembelajaran ini akan dapat membantu keefektifan proses pembelajaran.

Media pembelajaran ini akan membantu memudahkan peserta didik dalam

menerima materi belajar. Media pembelajaran pada era modernisasi saat ini dapat

disajikan dengan lebih menarik dan menyenangkan, sehingga peserta didik dapat

menyerap materi belajar dengan baik. Saat ini banyak media pembelajaran yang

digunakan oleh guru sebagai alat bantu pembelajaran, contohnya saja dengan

3

menggunakan gambar-gambar, foto, video, bagan, grafik dan lain-lain sebagai

media untuk menyampaikan pesan (materi belajar) pada peserta didik.

Perkembangan materi belajar juga saat ini terus mengalami perkembangan yang

disesuaikan dengan kebutuhan seperti keadaan alam dan sosial disekitarnya.

Terlebih juga dengan materi belajar Geografi disekolah terus mengalami

perkembangan. Materi Mitigasi Bencana Alam termasuk dalam perkembangan

materi belajar dalam mata pelajaran Geografi disekolah. Materi ini diajarkan pada

peserta didik agar sejak dini mereka sudah dapat memahami bagaiamana cara

menyikapi dalam menghadapi bahaya dari bencana-bencana alam yang kapan saja

dapat terjadi.

Materi Mitigasi Bencana Alam ini berhubungan dengan mata pelajaran Geografi

yang mengacu pada aktivitas alam. Terlebih dengan keterbatasan media yang akan

disajikan sebagai pendukung dalam pemberian materi belajar. Mengingat

pentingnya memberikan materi Mitigasi Bencana Alam ini dengan salah satu

contohnya adalah melakukan simulasi bencana. Metode pembelajaran yang lebih

bervariasi yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dan media yang sesuai

dapat digunakan oleh guru agar dalam penyampaiannya pada siswa lebih mudah,

dan siswa lebih mudah menangkap dan memahami inti dari materi tersebut.

Terkait dengan proses pembelajaran materi Mitigasi Bencana Alam ini guru tidak

hanya dituntut untuk dapat memahami materinya saja. Metode yang digunakan

oleh guru mata pelajaran juga merupakan bagian penting. Selain dengan

menggunakan metode dan media pembelajaran dalam materi Mitigasi Bencana

Alam akan lebih baik jika didukung juga dengan melakukan simulasi tanggap

4

bencana. Dengan demikian akan terlihat efektif untuk memberikan variasi baru

dalam penyampaian materi dan peserta didik akan lebih mudah memahami hal-hal

penting yang harus dilakukan yang sudah dipelajari melalui materi.

Materi Mitigasi Bencana Alam ini terdapat dalam kurikulum 2013 revisi tahun

2016, untuk dikelas XI materi ini pertama kali diberikan pada semester genap

tahun pelajaran 2017/2018. Sedangkan untuk materi Mitigasi Bencana Alam ini

pertama kali diberikan disekolah ini pada tahun sebelumnya saat dikelas X, saat

sekolah belum menerapkan kurikulum 2013 revisi 2016. Subjek yang dipilih pada

penelitian ini adalah guru Geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar

berjumlah satu orang. Dilakukan wawancara tidak terstuktur dengan guru mata

pelajaran Geografi saat dilakukan penelitian pendahuluan, materi Mitigasi

Bencana Alam ini merupakan materi baru yang terdapat pada kurikulum 2013

yang diterapkan di SMA Negeri 1 Tumijajar. Materi Mitigasi Bencana Alam ini

masuk dalam materi pelajaran kelas XI IPS.

Hal ini menjadi tantangan baru bagi guru mata pelajaran Geografi. Mengingat

materi belajar yang masih baru dan sarana belajar berupa buku penunjang

tambahan sebagai bahan mengajar masih belum memadai. Guru mata pelajaran

Geografi hanya mengandalkan buku paket yang ada untuk memberikan materi

Mitigasi Bencana Alam yang akan disampaikan pada peserta didik. Melihat

permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Kendala Guru Geografi Dalam Memberikan Materi Mitigasi Bencana Alam Pada

Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun Pelajaran 2017-2018”.

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, adapun

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penguasaan materi Mitigasi Bencana Alam oleh guru.

2. Pengaplikasian metode pembelajaran dalam memberikan materi Mitigasi

Bencana Alam oleh guru.

3. Pengaplikasian media pembelajaran dalam memberikan materi Mitigasi

Bencana Alam oleh guru.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa saja kendala guru dalam penguasaan materi Mitigasi Bencana Alam di

SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2017-2018?

2. Apa saja kendala guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran pada

materi Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran

2017-2018?

3. Apa saja kendala guru dalam mengaplikasikan media pembelajaran pada

Materi Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran

2017-2018?

6

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji tentang kendala guru geografi dalam penguasaan materi

Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2017-2018.

2. Untuk mengkaji tentang kendala guru geografi dalam mengaplikasikan

metode pembelajaran pada materi Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1

Tumijajar Tahun Ajaran 2017-2018.

3. Untuk mengkaji tentang kendala guru geografi dalam mengaplikasikan media

pembelajaran pada materi Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1 Tumijajar

Tahun Ajaran 2017-2018.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksaan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan informasi tentang kendala yang dihadapi guru dalam

pembelajaran geografi materi Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1

Tumijajar tahun pelajaran 2017-2018

2. Untuk mengaplikasikan pengetahuan penulis selama pendidikan khususnya

tentang deskripsi kendala guru dalam memberikan Materi Mitigasi Bencana

Alam kelas XI IPS di SMAN Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang

Barat Tahun Pelajaran 2017-2018, serta dengan adanya penelitian ini

dikeudian hari diharapkan penulis akan siap untuk menjadi guru yang

profesional dan inovatif dalam mengajar di sekolah.

7

3. Memberikan suatu rekomendasi pada pihak terkait untuk mengatasi kendala-

kendala dalam kegiatan pembelajaran materi Mitigasi Bencana Alam kelas XI

IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun

pelajaran 2017-2018.

4. Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah kendala yang dihadapi oleh guru Geografi

dalam memberi materi belajar tentang Mitigasi Bencana Alam kelas XI IPS di

SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran

2017-2018.

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah guru Geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2017-2018.

3. Tempat Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017-

2018.

8

5. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang Lingkup ilmu yang diteliti adalah Pembelajaran Geografi.

Pembelajaran Geografi merupakan suatu pembelajaran yang mengkaji tentang

gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia

dengan lingkungannya dan kaitannya berhubungan dengan keruangan dan

kewilayahan.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Dan Pengertian Belajar dan Pembelajaran

1.1. Teori dan Pengertian Belajar

Menurut pakar teknologi pendidikan Gagne, Briggs & Wager dalam Dewi Salma

Prawiradilaga (2015:24) menyatakan bahwa proses belajar seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal, yaitu

pengaturan kondisi belajar. Menurut Suyono dan Hariyanto (2015:9) belajar

merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan

kepribadian.. Menurut Suyono dan Haryanto (2015:12) belajar dikatakan berhasil

jika seseorang mampu mengulangi kembali hal-hal atau materi yang telah

dipelajarinya, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar

hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, di luar kepala, tanpa mempedulikan

makna. Rote learning merupakan lawan dari meaning learning, pembelajaran

bermakna.

10

Seperti yang telah diuraikan belajar merupakan suatu aktivitas dimana seseorang

berproses untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki, memperluas

pengetahuan, memperbaiki sikap, perilaku dan lain sebagainya. Belajar juga

dikatakan berhasil apabila seseorang dapat melakukan atau mengulang ulang

kembali dan juga memahami setiap hal-hal yang telah dipelajari dengan baik.

Mitigasi bencana alam merupakan salah satu materi yang dapat dipelajari oleh

siswa, tidak hanya siswa bahkan semua kalangan dapat mempelajari tentang

mitigasi bencan alam. Ditingkat sekolah menengah atas materi mitigasi ini

dipelajari oleh siswa agar siswa dapat mengetahui sejak awal hal-hal apa saja

yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan atau meminimalisir tingkat

kerusakan atau kerugian yang akan terjadi jika terjadi bencana alam. guru sebagai

fasilitator dan sumber belajar bagi siswa harus dapat lebih kreatif dalam

menyampampaikan materi mitigasi bencana alam ini pada siswa. Karena materi

mitigasi bencana alam ini termasuk materi penting yang setiap dasarnya harus

dipahami siswa.

Guru juga diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak

membosankan, agar tujuan dalam pembelajaran materi mitigasi bencana alam ini

dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa agar dapat dikatakan

berhasil.

11

1.2.Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang biasa dikenal dengan istilah mengajar.

Dalam aktivitas ini melibatkan siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai

pendidik. Teori mengajar menurut Waini Rasyidin dalam Slameto (2003 34),

mengajar yang dipentingkan ialah adanya partisipasi guru dan siswa satu sama

lain. Guru merupakan coordinator, yang melakukan aktivitas dalam interaksi

sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti yang kita harapkan. Guru hanya

menyusun dan mengatur situasi belajar dan bukan menentukan proses belajar.

Menurut Suyono dan Haryanto, (2015:16) pengajaran amat dekat dengan

pengertian pendagogi. Pendagogi adalah seni atau ilmu untuk menjadi guru.

Istilah ini seringkali mengacu kepada strategi pengajaran atau gaya mengajar.

Istilah pendagogi ini berasal dari bahasa Latin paidagogeo, paid artinya anak dan

ago artinya memipin, jadi secara harfiah artinya memimpin anak

Hal tersebut menyatakan bahwa pembelajaran merupakan strategi yang digunakan

oleh guru sebagai sumber belajar para peserta didik. Hal ini dibutuhkan agar ilmu

pengetahuan yang diberikan oleh guru dapat sampai pada siswa dan dapat

diterima dengan baik. Sehingga tujuan belajar dapat dicapai sesuai dengan yang

diinginkan. Selain strategi, pembelajaran juga membutuhkan pendekatan, metode

dan teknik yang tepat.

“Menurut Suyono dan Haryanto (2015:18) pendekatan pembelajaran

merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait

dengan sifat pembelajaran. Pengertian pendekatan pembelajaran tergambar

latar psikologis dan latar pendagogis dari pilihan metode pembelajaran yang

akan digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa. Di dalam pendekatan

pembelajaran, para ahli yang mengembangkan konsep tersebut melalui kajian

12

psikologis dan pendagogis berupaya mencapai kesepakatan dengan para

praktisi dan pemerhati pembelajaran tentang bagaimana seharusnya

membelajarkan. Contoh pendekatan pembelajaran adalah pendekatan

lingkungan, pendekatan eksplositori dan pendekatan heuristic, pendekatan

konstektual, pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses, pendekatan

dedukatif, pendektan induktif, pendekatan sains lingkungan teknologi

masyarakat, STM (science, technology and, society, STS), pendekatan

kopetisi, pendekatan holistik dan lainnya.

Adapun juga metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur

maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara

penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap

sebagai sesuatu prosedur atau suatu proses yang teratur, suatu jalan atau suatu

cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran. Menurut Suyono dan

Haryanto (2015:19) pengertian seluruh perencanaan itu jika dikaitkan dengan

konsep yang berkembang dewasa ini meliputi Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar (KD),indikator, tujuan pembelajaran, persiapan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka atau awal,

kegiatan inti dan penutupnya, serta media pebelajaran, sumber pebelajaran

yang terkait, sampai dengan penilaian pembelajaran Penjelasan tersebut biasa

disebut dengan RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran”.

2. Kendala

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kendala berarti halangan, rintangan,

menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran, kekuatan yang emaksa

pembatalan pelaksanaan. Kendala yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

kendala atau dapat disebut juga halangan atau rintangan yang dihadapi oleh guru

Geografi kelas XI dalam pembelajaran untuk materi Mitgasi Bencana Alam.

Kendala yang dihadapi guru yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu meliputi

kendala dalam penguasaan materi, penggunaan metode pembelajaran dan juga

media pembelajaran.

Setiap profesi pasti memiliki kendala tersendiri dalam pelaksanaannya, baik itu

kendala dari individu itu sendiri atau lingkungan tempat orang itu bekerja. Begitu

pula dengan seorang pendidik pasti memiliki kendala dalam menjalani profesinya

13

yang dapat dikatakan sebagai profesi yang memiliki tanggung jawab yang besar.

Dalam memberikan materi belajar seorang pendidik pasti memiliki kendala

mungkin dalam penguasaan materinya, apa lagi dalam memberikan materi

Mitigasi Bencana Alam. materi ini merupakan materi baru dalam mata pelajaran

Geografi. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan juga media

pembelajaran yang dapat menunjang dalam memberikan materi ini akan

memudahkan guru dalam menyampaikan materi, dan juga siswa diharapkan dapat

menangkap dengan baik materi tersebut. Terlebih pentingnya pembelajaran

tentang mitigasi bencana, mengingat wilayah Indonesia memungkinkan terjadinya

bencana alam apa saja dapat terjadi.

Kendala-kendala yang dapat dijumpai oleh guru misalkan pada saat sedang

menjelaskan materi Mitigasi Bencana Alam guru kurang menguasai dalam

memberikan contoh mitigasi yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan keadaan

sekitar tempat tinggal atau sekitar sekolah dikarenakan jarang terjadi bencana

alam ditempat tersebut, atau guru kurang menguasai beberapa bahasan karena

kurangnya reverensi bahan bacaan yang dimiliki oleh guru dalam memberikan

materi mitigasi bencana alam.

Kendala-kendala yang dapat ditemukan oleh guru dalam penggunaan metode

pembelajaran bervariasi, misalnya guru merasa bingung dan kurang memahami

cara menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam memberikan

materi Mitigasi Bencana Alam. guru masih menggunakan metode ceramah dan

14

penugasan dirasa kurang efektif dalam penyampaian materi, karena kebanyakan

siswa akan merasa bosan dengan metode pembelajaran yang monoton.

Kendala-kendala yang dapat dijumpai saat menggunakan media pembelajaran,

misalnya guru tidak dapat menggunakan proyektor sebagai alat untuk

menampilkan media seperti gambar, video atau film dokumenter yang berkaitan

dengan materi mitigasi bencana alam. atau dapat juga guru tidak dapat

memnfaatkan fasilitas yang dapat digunakan yang tersedia disekolah dalam

pembelajaran materi \Mitigasi Bencana Alam.

3. Guru dan Guru Geografi

3.1.Guru

Menurut Undang-Undang R.I No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Guru merupakan pendidik dan pengajar pada pendidikan

anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Pengertian diatas dapat dipahami bahwa guru merupakan pendidik, pengajar dan

juga fasilitator bagi siswa atau peserta didik yang profesional. Guru mengajar atau

mendidik pada sekolah formal jenjang usia dini, sekolah dasar, dan juga sekolah

menengah. Guru merupakan sumber informasi bagi siswa. Karena tidak semua

15

siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik hanya dengan membaca buku. Buku

yang mereka baca masih harus dijelaskan kembali oleh guru agar siswa mudah

memahami makna disetiap kata pada buku. Guru berperan penting dalam

terlaksananya kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya guru kegiatan pembelajaran

tidak akan berlangsung. Karena syarat terlaksananya kegiatan pembelajaran ketika

adanya interaksi antara guru dan siswa dalam suatu lingkup ruang belajar.

Menurut Soettopo (2005) guru harus menguasai seperankat kemampuan yang

disertai dengan kompetensi guru. Kompetensi guru ini mencakup kemampuan

menguasai siswa, tujuan, metode pembelajaran, materi, cara mengevaluasi,

menguasai alat pembelajaran, dan lingkungan belajar. Menurut Asf dalam jurnal

pesona dasar mengemukakan guru perlu latihan-latihan praktik secara kontinu dan

sistematis. Sebagai fasilitator guru hendaknya mengusahakan sumber belajar yang

berguna serta menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.

Menurut Undang-Undang dalam Rusman (2012:17) guru yang profesional sangat

dibutuhkan dalam dunia pendidikan. adapun pengertian dari profesional yang

dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber pengasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan

yang memenuhi mutu atau norma tertentu, serta memerlukan pendidikan profesi.

Pengertian tentang profesional diatas adapun yang disebut dengan guru

profesional adalah guru yang memenuhi syarat sebagai guru profesional.

“Menurut Rusman (2012:22-23) ada beberapa syarat guru dapat dikatakan

profesional adalah sebagai berikut:

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yang profesional meliputi:

16

1. Kompetensi Pendagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dmiilikinya.

2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,

dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal

28 ayat 3 butir c)

4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Apabila guru telah memiliki keempat kompetensi tersebut di atas, maka guru

tersebut telah memiliki hak profesional karena ia telah jelas memenuhi

syarat-syarat berikut:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang

keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi

edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses

pengembangan pendidikan setempat.

3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif

dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.

4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-

usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.

5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya

secara individual maupun secara institusional.

Kemampuan dasar guru yang harus dimiliki sebagai seorang profesional,

yaitu sebagai berikut:

1. Menguasai bahan:

a. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.

b. Menguasai bahan pendalaman bidang studi.

2. Mengelola program belajar-mengajar:

a. Merumuskan tujuan instuksional

b. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar

3. Memilih dan menyusun prosedur instuksional yang tepat:

a. Melaksanakan program belajar-mengajar

b. Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik

c. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial

4. Mengelola kelas:

17

a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran

b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi

c. Menciptakan disiplin kelas

5. Menggunakan media/sumber:

a. Mengenal, memilih, dan menggunakan media

b. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana

c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses

belajar-mengajar

d. Mengembangkan laboratorium

e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar

f. Menggunakan micro teaching unit dalam program pengalaman

lapangan

6. Menguasai landasan-landasan kependidikan

7. Mengelola interaksi belajar mengajar

8. Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran

9. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling :

a. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konseling

b. Menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling

disekolah

10. Menyelenggarakan administrasi sekolah

11. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran”.

3.2.Guru Geografi

Guru geografi adalah guru yang berlatar belakang pendidikan berasal dari

lembaga pendidikan formal memiliki kewenangan menghasilkan tenaga

kependidikan, secara khusus pada mata pelajaran geografi. Adapun berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007

menjabarkan Kompetensi Inti Guru butir 20 yang isinya “menguasai materi,

struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang

diampu”. Adapun Kompetensi Guru mata pelajaran Geografi adalah sebagai

berikut:

Kompetensi Guru mata pelajaran Geografi pada SMA/MA, SMK/MAK

- Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek geografi.

18

- Membedakan pendekatan-pendekatan geografi.

- Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam.

- Menunjukkan mata pelajaran geografi.

4. Pengertian Mitigasi Bencana Alam

4.1.Mitigasi Bencana Alam

Menurut Djauhari Noor (2014:4-5) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2007, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 9 (PP No 21 Tahun 2008,

Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 6), pengertian mitigasi adalah serangkaian

upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun

penyadaran dan peningkatan kemampuan mengahadapi ancaman bencana.

Adapun mitigasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 huruf c dilakukan untuk

mengurangi resiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan

bencana. (UU No 24 tahun 2007 Pasal 47 ayat (1). Mitigasi bencana sebagaimana

dalam pasal 15 huruf c dilakukan untuk mengurangi resiko dan dampak yang

diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan

bencana

Adapun tujuan dari mitigasi adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa,

kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam.

2. Menjadi landasan penrencanaan pembangunan.

3. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi

dampak dan resiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup dengan aman.

19

Menurut Djauhari Noor (2014:5) definisi bencana adalah peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor

non-alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,

dan dampak psikologis (definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007.

Berdasakan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa mitigasi bencana alam itu

sendiri berarti cara yang harus dilakukan dalam menghadapi dan meminimalisir

dari dampak terjadinya bencana alam. Menurut Djauhari Noor (2014:6) mitigasi

dilakukan dalam 3 tahapan, pertama sebelum terjadinya bencana (prabencana),

ketika terjadinya bencana, dan setelah terjadinya bencana (pascabencana).

Prabencana berupa kesiapsiagaan atau upaya memberikan pemahaman pada

penduduk untuk mengantisipasi bencana, melalui pemberian informasi,

peningkatan kesiagaan kalau terjadi bencana ada langkah-langkah untuk

memperkecil resiko bencana. Pengetahuan tentang mitigasi bencana alam ini

hendaknya memang di edukasikan sejak dini. Agar dapat meminimalisir adanya

korban jiwa dan kerugian materi ketika bencana alam terjadi.

Menurut Djauhari Noor (2014:27) ada 5 prioritas kunci yang harus diperhatikan

dalam mengurangi resiko bencana, yaitu :

1. Memastikan bahwa pengurangan resiko bencana merupakan prioritas nasional

dan daerah, oleh karenanya diperlukan suatu kelembagaan yang kuat yang

menjadi dasar dalam implementasinya.

2. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi, penilaian dan

pengawasan resiko bencana dan peningkatan terhadap peringatan dini.

20

3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatu

budaya yang aman dan fleksibel untuk semua tingkatan.

4. Mengurangi faktor penyebab resiko bencana.

5. Meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana disetiap tingkat dan mampu

bertindak secara efektif.

Adapun beberapa contoh dari prioritas kunci yang harus diperhatikan dalam

mengurangi resiko bencana alam di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan peta resiko bencana. Proses kajian ini dilakukan oleh berbagai

bidang ilmu geografi kemudian digabungkan dan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan geografi. Hasil akhirnya adalah peta-peta yang

menggambarkan karakteristik suatu wilayah dalam berbagai aspek.

Penggambaran resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah dilakukan

dengan membuat peta resiko bencana. Secara umum, peta ini menggambarkan

tingkat resiko terjadinya suatu bencana tertentu di suatu wilayah.

2. Sistem peringatan dini bencana alam UNISDR mendifinisikan sistem

peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk

mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna

dan tepat waktu sehingga memungkinkan indvidu, masyarakat dan organisasi

yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu

yang cukup untuk mengurangi kemugkinan bahaya atau kerugian. Konsep

sistem peringatan dini terdiri dari empat unsur yaitu :

a. Pengetahuan tentang resiko bencana

b. Layanan pengawasan dan peringatan

21

c. Penyebaran informasi dan komunikasi

d. Kemampuan merespon

Langkah mitigasi sesudah bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Menginvestigasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan

bencana yang terjadi

b. Mengidentifikasi wilayah-wilayah tang terkena dampak bencana

berdasarkan tingkat kerusakan

c. Membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada

masa depan

d. Mebuat rencana penataan wilayah, termasuk rencana tata ruang dan

penggunaan lahan

e. Memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak

f. Melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana

3. Simulasi bencana alam adalah pemberian informasi tentang cara-cara

penyelamatan diri kepada masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada

wilayah rawan bencana dan atau disertai simulasi penyelamatan untuk

mencegah atau meminimalkan dampak bencana alam yang mungkin terjadi.

Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan simulasi bencana adalah menguji

kesipaan seluruh system, prosedur, dan perangkat mitigasi serta

penanggulangan bencana.

4. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam

a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB adalah lembaga

pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden

nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam

22

mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan

bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana,

pada saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

b. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). PVMBG

merupakan salah satu unit kerja badan Geologi. Badan geolgi sendiri

merupakan salah satu unit di lingkungan Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM). PVMBG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas

melaksanakan penelitian, penyelidikan,perekayasaan dan pelayanan di bidang

vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

4.2 Materi Mitigasi Bencana Alam

Dalam materi Mitigasi Bencana Alam dijelaskan apa itu pengertian bencana alam

dan juga cara menanggulangi atau memitigasi bencana alam. Indonesia terletak

pada pertemuan empat lempeng dunia. Empat lempeng yang dimaksud adalah

lempeng Australia, lempeng Asia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Kondisi

ini menyebabkan wilayah Indonesia rawan bencana seperti gempa dan gunung

meletus. Kenyataan ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu Negara dengan

tingkat kegempaan tinggi. Sabuk vulkanik bagian Selatan dan Timur Indonesia

memanjang dari Pulau Sumatera-Jawa-Sulawesi. Wilayah sisinya berupa

pegunungan tua, pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang

sebagiandidominaso rawa-raawa. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah

Indonesia berpotensi menjadi daerah rawan bencanaseperti gunung meletus,

gempa, dan tsunami.

23

Begitu pula dengan kondisi Klimatologis dan topografis Indonesia. Kondisi

Klimatologis Indonesia dapat mepengaruhi kondisi topograsi dan batuan

Indonesia. Karakteristk iklim seperti perubahan suhu, curah hujan, dan arah angin

yang ekstrem dapat memengaruhi proses pelapukan batuan secara fisik maupun

kimiawi. Disatu sisi, kondisi itu dapatmenghasilkan kondisi tanahsubur. Disisi

lain, kondisi tersebut menimbulkan dapak negatif bagi kehidupan manusia seperti

bencana hidrometerologi, isalnya banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran

hutan.

4.2.1. Bencana Alam

Bencana Alam dibedakan menjadi

a. Bencana Alam Geologi

1. Gempa, dapat menimbulkan kerusakan fisik dan dapat merenggut korban jiwa.

Dampak dari gempa adalah sebagai berikut:

a) Kerusakan atau robohnya bangunan

b) Rusaknya prasarana seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dsb

c) Menimbulkan bencana sekunder yaitu kebakaran

d) Amblesnya tanah serta terputusnya akses jalan

e) Tanah longsor

f) Tanggul jebol

g) Tsunami apabila gempa bersumber dari dasar laut

2. Erupsi atau Letusan Gunung Api,material yang dikeluarkan gunung api saat

erupsi seperti batu dan abu vulkanik dapat menyembur mencapai radius

18km serta banjir lava dapat mencapai radius 90km. hujan abu vulkanik

dapat mengganggu pernapasan. Aliran lahar dingin dapat menyebabkan

banjir lahar dingin.

24

3. Tsunami, bencana ini dapat merusak wilayah daratan, karena Gelobang

tsunami dapat merambat kesegala arah. Kecepatan gelobang laut mencapai

500-1000km/jam sehingga ketinggian gekombang laut dala hanya sekira 1m.

ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga

30km/jam. Kecepatan tersebut dapat memengaruhi tingkat ketinggian tsunami

yang mecapai puluhan meter.

b. Bencana Alam Hidrometeorologi

1. Banjir, merupakan dapat ditandai dengan tergenangnya air didaratan. Banjir

merupkan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal sehingga

melimpas dari palung sungai dan menyebabkan genangan pada lahan rendah

disisi sungai. Factor penyebabnya yaitu perubahan kondisi daerah aliran

sungai, kawasan kumuh, sampah, drainase lahan, kerusakan bangunan

pengendai banjir, dsb.

2. Angin Puting Beliung, merupakan angin yang bergerak berputar seperti spiral

yang terjadi dalam waktu sekitar 5-30menit dengan kecepatan 60-90km/jam

yang dapat menyapu wilayah berjarak sekitar 5-10km. angin puting beliung

terjadi akibat tekanan udara terlalu besar pada skala local yang terjadi di

wilayah yang berawan cumulonimbus. Awan hitam ini terbentuk karena

perubahan temperature dan tekanan udara di atmosfer. Kejadian angin puting

beliung sangat sulit dideteksi karena angin ini terjadi secara tiba-tiba.

3. Kekeringan, yaitu berkurangnya cadangan air mengakibatkan penurunan

fungsi lahan dalam menyimpan air. Kekeringan berdampak pada gagal panen,

25

kekurangan bahan makanan, kekurangan gizi, dan kematian.seperti halnya

banjir, kekeringan ini dapat terjadi karena factor alam dan manusia.

c. Bencana Alam Ekstraerestrial

Bencana alam ini merupakan bencana yang berdampak pada kepunahan missal

dinosurus pada ratusan tahun yang lalu. Saat itu, benda-benda angkasa seperti

koet, meteor, dan asteroid membentur bummi sehingga memusnahkan semua

kawasan dinosaurus. Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat diketahui bahwa

bencana alam ekstaerestrial merupakan bencana alam yang disebabkan benda-

benda dari luar angkasa, seperti hantaman meteor. Hantaman benda-benda langit

yang mengenai permukaan bumi akan menimbulkan bencana alam dahsyat bagi

mahkluk hidu di bumi.

4.2.2. Sebaran Daerah Rawan Bencana di Indonesia

Dinamika litosfer, hidrosfer dan atmosfer Indonesia yang beraneka ragam

menyebabkan keberagaman peristiwa alam yang terjadi. Dari segi litosfernya,

Indonesia terletak pada zona lempeng tektonik dan deretan gunung api aktif yang

menyebabkan Indonesia menjadi daerah rawan bencana gempa, tsunami dan

gunung meletus. Kondisi hidrologis Indonesia berpotensi menjadi daerah rawan

banjir dan kekeringan. Bencana-bencana yang diakibatkan oleh dinamika geosfer

tersebut dapat mengancam masyarakat yang tinggal dikawasan rawan bencana.

a. Daerah Rawan Gempa

Lempeng tektonik yang mengelilingi Kepulauan Indonesia merupakan salah

satu penyebab Indonesia menjadi daerah rawan gempa. Pergerakan lempeng

26

Indo-Australia yang menumbuk lempeng Eurasia di lepas pantai selatan

Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik menabrak Lempeng

Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara. Dengan demikian tumbukan antar

lempeng tersebut dapat memicu kejadian gempa di wilayah Sumatera seperti

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan dan

Lampung. Aktivitas lempeng Eurasia dan Indo-Australia juga menyebabkan

kejadian gempa di seluruh wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa

Tenggara Timur yang berpusat di lepas pantai dan bagian Selatan wilayah

tersebut. Begitu pula dengan aktivitas lempeng Pasifik yang menumbuk

lempeng Eurasia menyebabkan gempa di wilayah utara Papua, Sulawesi dan

Maluku.

b. Daerah Rawan Tsunami

Berdasarkan Direktorat Vulkanologi dan MItigasi Bencana Geologi

(DVMBG) terdapat 28 wilayah di Indonesia yang rawan terhadap tsunami.

Wilayah yang dimaksud antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta bagian selatan,

Jwa Timur bagian selatan, Bali, NTB dan NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan

Fak-Fak di Papua, serta Balikpapan di Kallimantan Timur.

c. Daerah Rawan Gunung Meletus

Cincin Api Pasifik merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia.

Rangkaian gunung api tersebut membentang mulai dari pantai barat Amerika

Selatan, pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, Semenanjung

27

Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia Baru, sampai Kepulauan Pasifik

Selatan. Seperti persebaran daerah rawan gempa dan tsunami, sebaran gunung

api di Indonesia terletak sejajar dengan batas tumbukan lempeng tektonik.

Daerah yang rawan gunung meletus di Indonesia tersebar mulai dari Sumatera,

Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua, Maluku dan Sulawesi.

4.2.3. Tindakan Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana merupakan usaha untuk mengurangi risiko akibat bencana.

Dengan demikian, mitigasi bencana harus dilakukan sesuai dengan prinsip cepat,

tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna, transparansi,

akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondiskriminatif dan nonproletisi.

Kegiatan mitigasi bencana dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prabencana,

bencana dan pascabencana.

a. Gempa

Gempa merupakan bencana yang menyebabkan paling banyak korban jiwa.

Lebih dari 75% korban jiwa akibat gempa karena korban tertimpa bangunan yang

roboh. Dengan deikian penyelamatan gempa diarahkan pada pencegahan

robohnya bangunan. Berdasarkan manajemen bencana, mitigasi bencana

dilakukan dalam tiga tahap yaitu prabencana,bencana dan pascabencana. Saat

terjadi bencana gempa tindakan-tindakan yang harus diperhatikan adalah ketika:

1) Saat berada dalam rumah atau kelas

2) Saat berada diluar rumah

3) Saat berada didala gedung atau ruang umum

4) Saat berada dalam lift

5) Sangat mengendarai kendaraan

6) Saat berada dalam kereta api

7) Saat berada di gunung atau pantai

28

Setelah gempa berhenti dan setelah bertindak untuk diri sendiri hal yang dapat

dilakukan adalah segera memberikan pertolongan bagi orang lain, melakukan

evakuasi dan mencari informasi.

b. Gunung meletus

Erupsi gunung meletus dapat menyebabkan bencana yang cukup parah. Jatuhan

material piroklastik seperti pasir dan debu, awan panas, aliran lava, gas beracun

merupakan ancaman serius bagi penduduk disekitar gunungapi. Pascaletusan pun,

bencana sekunder berupa aliran lahar masih menjadi ancaman yang tak kalah

bahayanya. Di Indonesia luas daerah rawan bencana gunung api sekira

17.665km2. jumlah penduduk yang bermuki di wilayah rawan bencana gunung api

sekira 5,5 juta jiwa. Mitigasi letusan gunung api dilakukan sebelum letusan, saat

terjadi letusan dan setelahterjadi letusan.

1) Sebelum terjadi letusan

Tindakan yang dapat dilakukan adalah

a) mengetahui system pengaanan didaerah masing-masing dan bagan alur

keadaan darurat

b) mewaspadai bahaya yang menyertai letusan gunung api

c) merencanakan evakuasi dengan mengetahui rute yang aman

d) membentuk kelompok atau komunitas bahaya bencana gunung api

e) berusaha sekeluarga berkumpul

f) mengetahui nama, alamat dan nomor telepon keluarga yang dapat

dihubungi

g) menyediakan persediaan perlengkapan darurat seperti makanan, air

mineral, senter, obat-obatan, masker debu dan sepatu

h) menghubungi pihak berwenang dalam penanggulangan bencana

i) meninggalkan rumah yang berada didaerah bahaya letusan gunung api

j) mematuhi perintah dari pihak berwenang.

29

2) Selama Letusan

Tindakan yang dapat dilakukan adalah

a) Memakai kacamata dan masker pabila terjadi hujan abu

b) Mengikuti perintah pengungsian dari pihak berwenang

c) Menghindari berjalan searah angin dan sungai-sungai yang berhulu di

puncak gunung

c. Tsunami

Bencana tsunami tidak dapat dicegah karena bencana ini merupakan bencana yang

disebabkan oleh faktor alam. Gelobang tsunami diawali dengan terjadinya gempa

didasar laut. Apabila setelah gempa air laut surut drastic, serta diikuti suara

gemuruh dan aroma khas laut yang kuat, gejala ini mengindikasikan akan terjadi

tsunami.

d. Banjir

Peristiwa banjir dapat diketahui dari tanda-tanda awal seperti hujan deras. Indikasi

banjir terlihat dari naiknya genangan air yang seakin lama semakin tinggi.apabila

hal itu terjadi segera berlindung dan perg ketepat aman yang lebih tinggi. Untuk

mengurani risiko bahaya banjir diperlukan tindakan mitigasi sebagai berikut:

1) Sebelum Terjadi Banjir

a) Membersihkan sampah di lingkungan sekitar, terutama saluran air

b) Menentukan lokasi pengungsian yang dilengkapi dengan dapur umum, air

bersih dan MCK

c) Membentuk tim penanggulangan banjir tingkat warga

d) Penyediaan tali, perahu karet dan pelampung

e) Penyediaan peralatan komunikasi

f) Menyimak informasi terkini tentag curah hujan dan kondisi air

g) Melengkapi diri dengan peralatan seperti radio, senter, korek gas dan lilin

h) Menyapkan bahan makanan cepat saji dan persediaan air bersih

i) Menyiapkan obat-obatan darurat

j) Mengamankan dokumen penting

30

2) Tindakan Saat banjir

a) Mematikan aliran listrik rumah dan menghbungi PLN untuk mematikan

aliran listrik di wilayah yang terkena bencana

b) Mengungsi kedaerah aman sedini mungkin

c) Menghindari berjalan didekat saluran air gar tidak terseret arus banjir

d) Mengaankan barang-barang berharga ketempat lebih tinggi

e) Apabila air terus meninggi, hubungi instansi yang berwenang

3) Tindakan Setelah Banjir

a) Membersihkan rumah, terutama lantai menggunakan antiseptic

b) Menyiapkan air bersih untuk mencegah terjangkitnya daire yang sering

munculsetelah kejadian banjir

c) Mewaspadai munculnya hewan berbisa atau hewan penyebar penyakit

d) Mewaspai terjadinya banjir susulan

e. Tanah Longsor

Tanah longsor umumnya terjadi didaerah berlereng terjal. Penggundulan hutan

dan kegiatan pertanian di daerah lereng dapat menyebabkan tanah longsor.

Beberapa gejala alampenyebab tanah longsor sebaai berikut:

1) Erosi oleh limpasan, aliran sungai, atau gelombang laut

2) Lereng bebatuan dan tanah jenuh air sehingga kekuatan lereng melemah

3) Gempa menggetarkan dan menekan partikel-partikel batuan/tanah

4) Gunung api memuntahkan debu, kemudian hujan lebat mengalirkan debu

5) Getaran dari mesin, kendaraan, bahan peledak dan petir

6) Berat benda berlebihan oleh air hujan atau salju di atas lereng

Upaya mengurangi atau mencegah tanah longsor dapat dilakukan tindakan sebagai

berikut:

1) Menutup retakan pada atas tebing

2) Menanai lahan pada lereng dengan pepohonan atau tanaman penguat

tanah

3) Memperbaiki tata air dan guna lahan

4) Mewaspadai mata air/rembesan air pada lereng

5) Mewaspadai hujan deras yang berlangsung lama

31

f. Angin Puting Beliung

Peristiwa angin puting beliung sulit diramalkan. Akan tetapi, beberapa lokasi yang

berpotensi dilanda angin puting beliung dapat diidentifikasikan. Lokasi yang

berpotensi angin puting beliung berada diantara pegunungan/perbukitan dan

pantai. Udara panas dari daerah pantai terangkat tiba-tiba. Udara dingin dari

gunung turun.

Hampir seluruh wilayah di Indonesia rentan dilanda angin puting beliung

karenaberada dikepulauan yang bergunung-gunung. Ilmuwan belum mampu

memprediksi terjadinya angin puting beliung secara tepat. Upaya untuk

meningkatkan kesiagapan dalam menghadapi bencana putting beliung sebgaai

berikut:

1) Sebelum Angin Puting Beliung Terjadi

a) Mewaspadai perubahan cuaca

b) Menyimak siaran radio atau televise tentanng prakiraan cuaca setempat

terkini

c) Mewaspadai angin puting beliung yang mendekat

d) Mewaspadai tanda-tanda bahaya seperti:

(1) Langit gelap, serta berwarna kehijauan

(2) Awan rendah, hitam, besar, sering bergerak berputar

(3) Hujan es dengan butiran besar

(4) Suara keras seperti bunyi kereta api cepat

e) Bersiap untuk berlindung di bunker atau dalam rumah

2) Pada Saat Terjadi Angin Putting Beliung

a) Apabila merasakan tiupan angin sangat kencang yang berbahaya, segera

menuju ke tempat perlindungan (banker)

b) Apabila sedang berada didalam gedung segera berlari enuju tempat aman

yang disediakan oleh gedung. Jangan lupa berlindung dibawah meja dan

lindungi kepala serta leher dan juga jangan membuka jendela

c) Saat berada dala kendaraan, segera tiggalkan kendaraan dan cari tempat

berlindung yang aman

d) Apabila sedang berada diluar ruangan yang jauh dari tempat perlindungan

yang perlu dilakukan sebagai berikut:

32

(1) Bertiarap ditempat rendah, seperti saluran air, atau lubang sambil tetap

melindungi kepala dan leher dengan lengan

(2) Tidak berlindung dibawah jembatan, jalan laying, atau jembatan

penyebarangan. Lebih aman tiarap ditempat yang rendah

(3) Tidak perlu melarikan diri dengan mengendarai obil apabila didaerah

padat penduduk atau banyak bangunan

(4) Segera meninggalkan kendaraan untuk mencari tempat perlindungan

terdekat

(5) Hati-hati terhadap benda-benda yang beterbangan karena dapat

menimpa dan menyebabkan cedera serius, bahkan kematian.

Upaya pencegahan bencana bertujuan menghindari terjadinya bencana dan

mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh bencana. Berdasarkan sifat, tindakan

mitigasi dapat dibedakan menjadi mitigasi pasif dan mitigasi aktif. Tindakan

pencegahan dalam mitigasi pasif antara lain adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan peraturan perundang-undangan

b. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah

c. Pembuatan pedoman, standar, atau prosedur

d. Pembuatan brosur, leaflet, atau poster

e. Penelitian atau pengkajian karakteristik bencana alam

f. Penelitian atau pengkajian analisis risiko bencana alam

g. Pengenalan penanggulangan bencana alam dalam muatan lokal pendidikan

h. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana alam

i. Penguatan unit-unit social dalam perencanaan pembangunan

j. Pembuatan penanggulangan bencana alam dalam perencanaan pembangunan

Tindakan pencegahan dalam mitigasi aktif adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan dan pemasangan tanda-tanda peringatan, bahaya, dan larangan di

daerah rawan bencana

b. Pengawasan pelaksanaan peraturan tentang penataan ruang, izin mendirikan

bangunan (IMB), dan peraturan lain tentang pencegahan bencana

c. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat

d. Pemindahan (relokasi) penduduk dari daerah rawan bencana ke daerah aman

e. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat

f. Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur evakuasi

g. Pembuatan bangunan struktur seperti tanggul, dam, penahan erosi pantai

(abrasi), bengunan tahan gempa yang berfungsi yntuk mencegah,

mengamankan, dan mengurangi dampak bencana alam.

33

5. Metode Pembelajaran

Pemberian materi belajar yang dilakukan oleh guru haruslah terencana dengan

baik. Hal tersebut diperlukan agar dalam prosesnya guru tidak kesulitan dalam

menyampaikan materi yang sesuai dengan materi belajar yang diberikan. Hal ini

pula dapat memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi belajar

yang diberikan oleh guru. Menurut Sadiman, dkk dalam Bambang Warsita

(2008:266) pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi

sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.

Adapun menurut Miarso dalam Bambang Warsita (2008:266) pembelajaran

disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola

lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu

dengan kondisi tertentu.

Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs dalam Bambang Warsita (2008:266)

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik,

yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang

bersifat internal. Jadi, inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan

oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.

Adapun metode pembelajaran yang sesuai untuk dapat digunakan oleh guru dalam

menyampaikan materi Mitigasi Bencana Alam adalah Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang

sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan

34

penjelasan ilmiah. Selain metode demontrasi ini guru juga dapat menggunakan

metode ceramah ataupun juga dengan metode Tanya jawab. Namun kedua metode

tersebut ternyata kurang efektif digunakan dalam pembelajaran ini. Oleh

karenanya metode demontrasi ini dapat menjadi salah satu metode pembelajaran

yang dapat digunakan oleh guru agar dalam menyampaikan materi dapat lebih

bervariatif.

Dipilihnya metode demontrasi ini dikarenakan, dengan metode ini guru dapat

mengajarkan materi mitigasi bencana alam dengan cara menciptakan suatu situasi

dimana siswa berada didalam suatu keadaan dimana sedang terjadi misalnya

bencana gempa bumi. Dengan begitu guru dapat mengintruksikan langsung pada

siswa hal-hal apa saja yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi. Siswa dapat

langsung melakukan atau mempraktikkan hal apa saja yang harus mereka lakukan

jika sedang terjadi gempa apabila berada didalam ruangan, di dalam gedung

bertingkat, berada diatas kendaraan dan lain sebgaianya.

Dengan menggunakan metode belajar dimana siswa mencoba langsung situasi

dimana mereka seolah olah merasakannya, akan membuat siswa lebih sigap dan

siap dalam menghadapi situasi serupa apabila mereka merasakan adanya gempa

sungguhan dan juga siswa lebih dapat memahami dan mengingat setiap tahapan

dan penjelasan dalam materi mitigasi bencan aalam tersebut.

35

6. Media Pembelajaran

Menurut Criticos dalam Daryanto (2013:4) media pembelajaran merupakan salah

satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari kounikator menuju

komunikan. Menurut Nunuk Suryani dan Leo Agung (2012:136) media

pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi

alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar

ke penerima pesan belajar (siswa). Menurut Latuheru dalam Nunuk Suryani dan

Leo Agung (2012:137), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,

alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan maksud

agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat

berlangsung secara tepat guna dan bergaya guna.

Beberapa penjelasan diatas menyatakan bahwa media pembelajaran ini

merupakan alat bantu yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Media

pembelajaran ini digunakan sebagai salah satu cara yang digunakan oleh guru agar

kegiatan pembelajaran lebih menarik. Selain itu penggunaaan media pembelajaran

juga mempermudah guru dalam menyampaikan suatu informasi atau materi

belajar yang harus disampaikan pada siswa. Dengan adananya media ini juga akan

lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menambah minat belajar siswa.

Adapun menurut Daryanto (2013:5), menyebutkan kegunaan dari media secara

umum adalah sebagai berikut:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.

36

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan),

dan tujuan pembelajaran.

Menurut Sadiman, dkk dalam Nunuk Suryani dan Leo Agung faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pebelajaran adalah:

a. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Karakteristik siswa atau sasaran

c. Jenis rangsangan belajar yang diinginkan

d. Keadaan latar atau lingkungan

e. Kondisi setempat

f. Luasnya jangkauan yang ingin dilayani

Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

37

6.1.Fungsi Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran, media ini berfungsi sebagai alat bantu guru untuk

menyampaikan pesan, atau informasi dalam hal ini adalah materi belajar. Menurut

Daryanto (2013:9) mengungkapkan bahwa dalam kegitana interaksi antara siswa

dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan

media dan juga hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.

Menurut Gerlac dan Ely dalam Ibrahim et.al.,(2001) dikutip dari Daryanto

(2013:9-10) tiga kelebihan media adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan

menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini,

obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian

dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati

kembali seperti kejadian aslinya.

2. Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek

atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai

keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat

pula diulang-ulang penyajiannya.

3. Kemapuan distributif, artinyamedia mampu menjangkau audien yang besar

jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV

atau Radio.

Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

38

1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui

artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan

penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yan

dikatakan guru.

2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh

siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan

dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar,

bagan, model, dan sebagainya.

3. Perhatian tidak terpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain,

gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian

siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan

bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan

guru.

4. Tidak terjadi pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan

psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak

terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya

konsep.

6.2.Media yang Dapat Digunakan Dalam Pembelajaran Materi Mitigasi

Bencana Alam

Media yang dapat digunakan oleh guru juga banyak macamnya, guru dapat

memilih media apa saja yang akan digunakan yang sesuai dengan materi yang

akan diberikan. Adapun medianya adalah sebagai berikut :

39

1. Media Visual

Media visual yaitu media yang ditangkap dengan indra penglihatan. Jenis media

ini terdiri dari

a. Media gambar diam dan grafis

Media ini adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa objek yang dituangkan

dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol maupun gambaran.

Contoh dari media gambar ini misalnya hasil foto dari sebuah tempat saat

sebelum, saat terjadi dan saat sesudah terjadinya bencana alam. Dapat juga untuk

menunjukkan peta persebaran daerah rawan bencana alam.

b. Media dengan proyeksi

Media ini adalah penggunaan media dengan mengunakan proyektor sehingga

gambar nampak pada layar, yang termasuk dalam kelompok media ini antara lain,

slide, film strips, transparansi, mikro film dan mikrofische. Dengan menggunakan

media dengan proyeksi ini guru dapat menampilkan gambar-gambar sebelum

terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana alam, dapat juga

untuk menampilkan hal-hal apa saja yang menjadi pemicu bencana.

2. Media Audio Visual

Media ini tidak hanya dapat dipandang melainkan juga didengar, jenis media ini

antara lain, televisi dan video kaset. Dengan media audio visual ini, guru dapat

menampilkan film dokumenter ataupun video video yang berhubungan dengan

bencana alam, baik itu penyebab terjadinya bencana alam, hal apa saja untuk

pencegahan bencana alam, hal apa saja yang harus dilakukan saat terjadi, dan

sesudah terjadi bencana alam, dan lain sebagainya.

40

B. Penelitian Relevan

1. Putri Dwi Wulan Ayu (2013), penelitian ini mengenai problematika guru

geografi pada materi Penginderaan jauh dan SIG di SMA Negeri Kota Bandar

Lampung tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan

teknik analisis data menggunakan rumus presentase. Hasil penelitian

menunjukkan

a. Guru geografi di Kota Bandar Lampung kurang menguasai materi

penginderaan jauh dan SIG, hal ini terbukti bahwa terdapat 13 orang (76,47%)

guru menjawab kurang menguasai materi penginderaan jauh dan SIG dalam

penggunaan aplikasinya.

b. Guru geografi di Kota Bandar Lampung mengalami kendala dalam

menggunakan metode pebelajaran, hal ini terbukti bahwa terdapat 9 orang

(52,94%) guru menjawab berkendala dalam menggunakan metode

pembelajaran penginderaan jauh dan SIG.

c. Guru geografi di Kota Bandar Lampung mengalami kendala dalam

menggunakan media pembelajaran, hal ini terbukti bahwa 8 orang (47,05%)

guru menjawab berkendala dala menggunakan edia pembelajaran

penginderaan jauh dan SIG.

d. Guru di Kota Bandar Lampung engalami kendala dalam penyediaan sarana

dan prasarana, hal ini terbukti bahwa terdapat 16 orang (94,11%) guru

menjawab ada kendala dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam

pembelajaran penginderaan jauh dan SIG.

e. Guru geografi di Kota Bandar Lampung mengalami kendala dalam motivasi

belajar, hal ini terbukti bahwa terdapat 12 orang guru (70,59%) menjawab

41

belum pernah mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan penguasaan

materi penginderaan jauh dan SIG.

2. Ervina Adi Ningsih (2014), penelitian ini mengenai hambatan guru dalam

pembelajaran geografi materi Sistem Informasi Geografis kelas XII IPS SMA

Negeri 1 Palas Lampung Selatan tahun pelajaran 2013-2014. Penelitian ini

menggunakan teknk analisis data kualitatif, tanpa menggunakan alat bantu

rumus statistik. Pengolahan dan penganalisaan data yang dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif menekankan pada segi pengamatan

langsung dari penelitian. Adapun hambatan yang dialami guru dala

pembelajaran geografi ateri SIG di SMA Negeri 1 Palas, meliputi :

a. Kurangnya penguasaan guru geografi terhadapt materi SIG. guru geografi

hanya memahami materi SIG sebatas teori, guru tidak memiliki keterampilan

dalam pengoperasian SIG sehingga dalam penyampaian materi SIG metode

yang dipakai guru belum sesuai dengan materi SIG.

b. Penggunaan media pembelajaran SIG sebagai alat bantu guru dalam

menerangkan materi SIG masih minim digunakan. Hal tersebut dikarenakan

media pembelajaran SIG belum lengkap sudah ada computer, namun belum

ada software SIG, selain itu ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang

dapat dijadikan media pembelajaran SIG juga masih sangat kurang.

42

C. Kerangka Pikir

Adanya materi Mitigasi Bencana Alam dalam mata pelajaran Geografi SMA ini

merupakan salah satu bentuk dalam menyebarluaskan informasi pentingnya

tanggap bencana. Mengingat kondisi geografis Indonesia yang letaknya strategis

dan berpotensi terjadinya bencana alam seperti misalnya gempa bumi, tsunami,

banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. Namun dalam penyampaiannya materi

mitigasi disekolah ini hendaknya tidak hanya disampaikan sebagai teori saja.

Adapun dengan didukung penggunaan media dan metode pembelajaran yang tepat

agar siswa dapat menerima dengan baik informasi yang diberikan oleh guru.

Melihat masih banyaknya guru memberikan materi hanya dengan menggunakan

metode ceramah dan kurang bervariasi membuat siswa biasanya mudah bosan dan

tidak memahami isi dari materi yang diberikan oleh guru. Terlebih lagi materi

mitigasi bencana alam ini merupakan materi baru yang diberikan oleh guru pada

mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMAN 1 Tumijajar apakah guru Geografi

yang memberikan materi tersebut terkendala dalam menyampaikan materi

Mitigasi Bencana Alam baik dalam segi penguasaan materi, pengaplikasian

metode pembelajaran yang tepat dan juga penggunaan media pembelajaran

sebagai alat bantu dalam memudahkan guru dalam menyampaikan materi.

43

Dari kerangka pikir tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.1. bagan kerangka piker

Kendala Guru

Dalam

Memberikan

Materi Mitigasi

Bencana Alam

Penguasaan Materi Mitigasi

Bencana Alam Oleh Guru

Pengaplikasian Metode dalam

meberikan Materi Mitigasi

Bencana Alam Oleh Guru

Pengaplikasisian Media dalan

memberikan Materi Mitigasi

Bencana Alam Oleh Guru

44

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

penelitian deskriptif. Menurut Moh. Nazir (1988 : 63) metode deskriptif

merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Sukardi (2007:157) penelitian deskriptif juga merupakan penelitian

dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis

yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Dapat dikatakan bahwa

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang.

45

Ciri-ciri metode penelitian deskriptif, antara lain adalah:

1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian

dilakukan atau permasalahan yang bersifat actual.

2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana

adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.

3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-

fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat

prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tumijajar

Tahun Pelajaran 2017/2018. Sedangkan objek penelitiannya adalah kendala guru

geografi dalam memberikan materi Mitigasi Bencana Alam.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kendala guru geografi dalam memberi materi

Mitigasi Bencana Alam kelas XI IPS semester genap di SMA Negeri 1 Tumijajar

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran

2017/2018 dengan indikator penelitian mengenai penguasaan materi Mitigasi dan

Adaptasi Bencana Alam, penguasaan metode pembelajaran dan penguasaan media

pembelajaran.

46

D. Operasionalisasi Konsep

Kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan materi oleh guru,

serta penguasaan metode dan media pembelajaran oleh guru untuk materi Mitigasi

dan Adaptasi Bencana Alam ini. Mengingat materi ini merupakan materi baru

yang diberikan pada siswa jenjang sekolah menengah dan belum adanya pelatihan

bagi guru untuk penguasaan materi tersebut. Maka dari itu definisi operasional

vriabel dalam penelitian kendala guru dalam memberikan materi Mitigasi dan

Adaptasi Bencana Alam adalah sebagai berikut :

1. Penguasaan Materi

Menguasai materi mitigasi bencana alam adalah apabila dapat menjelaskan semua

materi tentang mitigasi bencana alam. Baik dalam menjelaskan materi yang

diberikan secara rinci maupun dalam memberikan contoh mitigasi bencana

apapun didaerah atau wilayah manapun. Guru setidaknya memiliki bahan bacaan

lain mengenai mitigasi bencana alam selain dari buku pegangan guru untuk

menambah pengetahuan mengenai materi mitigasi bencana alam.

Guru juga setidaknya pernah mengikuti pelatihan mengenai mitigasi bencana alam

agar dalam menyampaiakan materi guru dapat menjelaskan dengan mudah dengan

pengalaman mengikuti pelatihan mitigasi bencana alam tersebut.

2. Penguasaan Pengaplikasian Metode Pembelajaran

Menguasai pengaplikasian metode pembelajaran dalam memberikan materi

Mitigasi Bencana Alam apabila guru dapat menjelaskan materi mitigasi bencana

alam dengan metode yang sesuai dengan mitigasi bencana alam atau situasi

47

bencana yang terjadi. Dalam pembelajaran mitigasi bencana alam terdapat materi

yang dapat diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

Misalnya saja dalam menjelaskan materi tentang bencana gempa bumi guru dapat

menggunakan metode demonstrasi.

3. Penguasaan Pengaplikasian Media Pembelajaran

Menguasai pengaplikasian media pembelajaran dalam memberikan materi

Mitigasi Bencana Alam apabila dalam memberikan atau menjelaskan materi

tentang mitigasi bencana alam guru menggunakan media yang tepat sebagai alat

bantu dalam menjelaskan materi tersebut. Misalnya dalam menjelaskan materi

tentang mitigasi bencana tsunami guru dapat menggunakan media video atau film

dokumenter dalam memberikan gambaran terjadinya bencana tsunami dan hal-hal

apa saja yang dapat dilakukan saat sebelum terjadi, saat terjadi dan setelah

terjadinya bencana tersebut. Dengan menggunakan media pembelajaran akan

menarik perhatian dan minat belajar siswa karena dengan menggunakan media

akan memudahkan siswa dalam memahami dan siswa juga dapat menganalisis inti

dalam pembelajaran materi tersebut.

E. Sumber Data Penelitian

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer akan didapatkan dari hasil wawancara langsung dengan

subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah guru geografi kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Tumijajar.

48

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder akan didapatkan dari melihat dari buku referensi milik guru

selain buku cetak atau buku pegangan guru yang menunjang dalam memberikan

materi Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan digunakan dalam mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Menurut Subana dalam Riduwan (2013:29) wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya. Wawancara ini terdiri atas pewawancara dan narasumber.

Pewawancara adalah orang yang bertugas mengumpulkan informasi dari

narasumber. Tugas pewawancara ini adalah menanyakan hal-hal yang ingin

diketahui dari narasumber. Pewawancara harus dapat menyampaikan pertanyaan

dengan jelas dan mudah dipahami, agar narasumber dapat menjawab setiap

pertanyaan dengan mudah, lugas, tepat dan jawaban yang diberikan sesuai dengan

informasi yang dibutuhkan.

Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara telah menyiapkan susunan

pertanyaan sebagai pedoman dan batasan dalam melakukan wawancara.

Wawancara yang dilakukan dalam teknik pengumpulan data ini merupakan

wawancara tertruktur. Maka dari itu dibuatkan susunan pertanyaan agar

wawancara yang dilakukan terus berlanjut tanpa terputus. Dalam proses

49

wawancara diawal pewawancara menanyakan tentang biodata narasumber seperti

nama, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan dan lain sebagainya. Setelah

diketahui data riwayat hidup narasumber barulah kemudian masuk dalam inti

wawancara yaitu seputar kendala yang dihadapi narasumber sebagai guru geografi

dalam memberikan materi mitigasi bencana alam di kelas XI.

2. Dokumentasi

Menurut Riduwan (2013:31) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh

data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku dokumenter, data yang

relevan. Data yang didapatkan dari dokumentasi ini untuk melengkapi data-data

yang sudah didapat dari wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dari wawancara dan observasi yang dilakukan, akan

diuraikan secara deskriptif. Hasil wawancara diuraikan pertama tentang riw

riwayat pendidikan narasumber, setelah itu barulah menguraikan inti dari isi

wawancara yang telah dilakukan, yaitu mengenai kendala-kendala yang dialami

atau dihadapi oleh guru Geografi kelas XI dalam memberikan materti Mitigasi

Bencana Alam.

Dalam mendeskripsikan hasil wawancara tersebut akan diketahui gambaran

tentang bagaimana cara narasumber memberikan materi Mitigasi Bencana Alam

kelas XI. Kemudian akan dideskripsikan juga kendala-kendala apa saja yang

50

dialami oleh guru dalam memberkan materi, menggunakan metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi dan juga media pembelajaran.

Setelah diketahui dan digambarkan apa saja kendala yang dihadapi guru dalam

memberikan materi Mitigasi Bencana Alam baik dalam penguasaan materi,

pengaplikasian metode dan pengaplikasian media pembelajaran yang sesuai

dengan materi, akan diketahui juga dari hasil wawancara tersebut hal apa saja

yang dilakukan oleh guru selama mengalami kendala tersebut saat memberikan

materi di dalam kelas.

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan telah diuraikan dapat ditarik

kesimpulan yang akan menjawab rumusan masalah yang telah diberikan

sebelumnya bahwa Kendala Guru Geografi Dalam Memberikan Materi Mitigasi

Bencana Alam Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang

Barat Tahun Pelajaran 2017-2018 adalah sebaga berikut:

1. Kendala guru Geografi di SMA Negeri 1 Tumijajar dalam penguasaan materi

Mitigasi Bencana Alam tahun pelajaran 2017-2018 adalah pertama guru

mencoba menjelaskan materi yang terdapat dalam LKS, namun karena

kurangnya referensi buku dan bahan ajar lain yang menunjang materi MItigasi

Bencana, guru merasa kurang maksimal dalam menjelaskan materi tersebut.

Kedua guru kurang menguasai materi Mitigasi Bencana Alam, karena

kurangnya bahan ajar lain selain buku pegangan guru dan siswa (LKS), dan

juga guru masih bingung memberikan contoh pada siswa bagaimana Mitigasi

Bencana Alam yang cocok dilakukan di daerah sekitar. Ketiga Tidak pernah

mengikuti pelatihan tentang Mitigasi Bencana Alam membuat guru merasa

sulit menghidupkan situasi belajar yang menarik dan dapat dipahami bukan

hanya diketahui siswa.

74

2. Kendala guru Geografi di SMA Negeri 1 Tumijajar dalam mengaplikasikan

metode pembelajaran materi Mitigasi Bencana Alam tahun pelajaran 2017-

2018 adalah pertama dalam pelaksanaan pebelajaran materi Mitigasi Bencana

Alam guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Kedua guru

beralasan tidak efektifnya menggunakan metode lain karena siswa susah

untuk diajak bekerja sama apabila guru menerapkan metode pembelajaran

bervariasi.

3. Kendala guru Geografi di SMA Negeri 1 Tumijajar dalam mengaplikasikan

media pembelajaran materi Mitigasi Bencana Alam tahun pelajaran 2017-

2018 adalah pertama guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang

bervariasi oleh karenanya media pembelajaranpun kurang berperan dalam

pembelajaran. Kedua Kurangnya pemahaman guru saat menggunakan

proyektor sebagai media untuk menampilkan gambar atau video pada layar.

75

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian tentang Kendala Guru Geografi Dalam Memberikan

Materi Mitigasi Bencana Alam di SMA Negeri 1 Tumiijajar, adapun saran setelah

dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru Geografi sebaiknya menambah bahan bacaan sebagai penunjang dalam

keberhasilan memberi materi Mitigasi Bencana Alam.

2. Guru Geografi mengikuti pelatihan atau seminar tentang Mitigasi Bencana

Alam.

3. Guru Geografi dapat mulai menggunakan metode pembelajaran bervariasi

yang sesuai agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Siswa menjadi

lebih mengerti dan paham serta dengan menggunakan metode pembelajaran

juga guru dapat mengkondisifkan siswa di dalam kelas dalam memberikan

materi dan juga dengan materi Mitigasi Bencana Alam.

4. Guru sebaiknya mempelajari bagamaina cara menggunakan media

pembelajaran proyektor.

5. Guru sebaiknya memperbanyak media berupa gambar, foto, ataupun film

documenter sebagai media pembelajaran materi Mitigasi Bencana Alam.

6. Guru sebaiknya dapat lebih memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah

untuk pembelajaran Geografi khususnya materi Mitigasi Bencana Alam.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2000. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Bambang Warsita 2008. Teknologi Pembelajaran Landsasan dan Aplikasinya.

PT Asdi Mahasatya. Jakarta.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Dewi Salma Prawiradilaga. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Prenadamedia

Group. Jakarta

Djauhari Noor. 2014. Pengantar Mitigasi Bencana Geologi. CV Budi Utama.

Yogyakarta.

Intan Pariwara. 2014. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu sosial. Pt Mancanan Jaya

Cemerlang. Klaten.

Masyuri dan M. Zainuddin. 2008. Metode Penelitian. PT Refika Aditama. Bandung.

Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak.

Yogyakarta.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka

Cipta. Jakarta.

Sukardi. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Suyono dan Hariyanto. 2015. Belajar dan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung

Ervina Adi Ningsih. 2014. Hambatan Guru Dalam Pembelajaran Geografi Materi

Sistem Informasi Geografis Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Palas Lampung

Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 (Skripsi)

Putri Wulan Ayu. 2013. Problematika Guru Geografi Pada Materi Penginderaan

Jauh dan SIG di SMA Negeri Kota Bandar Lampung tahun 2012. (Skripsi)

http://werdiati.blogspot.com/2014/09/mitigasi-dan-adaptasi-bencana-alam.html?m=1,

Diakses Tanggal 23 November 2017 pukul 11:35 WIB

http://kbbi.web.id/kendala, Diakses Tanggal 8 Juni 2018 pukul 19.57 WIB