kencur

19
1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai obat tradisional, kencur merupakan salah satu komponen yang sangat tekenal. Zaman dulu, Kencur sangat lazim digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Kencur juga biasa digunakan sebagai obat kembung dengan cara ditumbuk atau langsung dikunyah. Manfaat lain dari kencur adalah sebagai obat penghilang rasa capek setelah beraktifitas. Kencur juga digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disenteri, tonikum, ekspekatoran, masuk angin, dan sakit perut. Secara umum, manfaat kencur bukan hanya sebagai obat teradisional (jamu), tapi kencur juga bisa dimanfaatkan pada industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, dan rempah. Khasiat kencur sebagai obat tradisional sudah banyak dibuktikan pada berbagai penelitian ilmiah dan saat ini sudah ada beberapa produk produk yang mengandung kencur yang di jual di pasaran. A. Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan budi daya kencur sebagai obat tradisional. B. Manfaat Makalah Makalah ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat dan budi daya kencur (Kaempferia galanga L) sebagai obat tradisional

description

kencur

Transcript of kencur

Page 1: kencur

1

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai obat tradisional, kencur merupakan salah satu komponen yang sangat tekenal.

Zaman dulu, Kencur sangat lazim digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Kencur juga

biasa digunakan sebagai obat kembung dengan cara ditumbuk atau langsung dikunyah.

Manfaat lain dari kencur adalah sebagai obat penghilang rasa capek setelah beraktifitas.

Kencur juga digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk,

disenteri, tonikum, ekspekatoran, masuk angin, dan sakit perut. Secara umum, manfaat

kencur bukan hanya sebagai obat teradisional (jamu), tapi kencur juga bisa dimanfaatkan

pada industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, dan rempah.

Khasiat kencur sebagai obat tradisional sudah banyak dibuktikan pada berbagai

penelitian ilmiah dan saat ini sudah ada beberapa produk – produk yang mengandung

kencur yang di jual di pasaran.

A. Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan budi daya kencur sebagai obat

tradisional.

B. Manfaat Makalah

Makalah ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat dan budi daya kencur

(Kaempferia galanga L) sebagai obat tradisional

Page 2: kencur

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kaempferia galanga L.

Nama daerah:

Sumatera : Ceuku (Aceh), Tekur (Gayo), Kaciwer(Batak), Kopuk(Mentawai),

Cakue(Minangkabau), Cokur(Lampung), Kencur(Melayu)

Jawa : Cikur(Sunda), Kencur(Jawa Tengah), Kencor(Madura),

Cekor(Kangean), Kencur(Jakarta),

Bali : Cekuh

Nusa Tenggara : Cekur(Sasak), Cekir(Sumba), sokus(Roti), Soku(Bima)

Sulawesi : Kencur(Minahasa), Hume Pete(Gorontalo), Tukulo(Buol), Tadosi

(Bari), Cakuru(Makasar), Ceku(Bugis)

Maluku : Asuli(Ambon), Suoro(Haruku), Soulo(Nusa Laut), Onegai(Buru),

Bataka(Ternate)

Papua : Ukap(Marind)

B. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga L.

Page 3: kencur

3

C. Ciri Morfologi

1. Ciri makroskopik

Kaempferia galanga atau lebih dikenal dengan nama kencur merupakan

tumbuhan tahunan dengan bentuk hidup herba. Umumnya tanaman ini memiliki

tinggi sekitar 20 cm. Batangnya semu dan pendek, serta membentuk rimpang yang

berwarna coklat keputihan yang beraroma spesifik. Tumbuhan ini berdaun tunggal

dengan bentuk lonjong dan jumlahnya tidaklebih dari 2-3 helai serta susunannya

berhadapan. Panjang daunnya 7-15 cm dan lebarnya 2-8 cm dengan ujung runcing,

pangkal berlekuk, tepi rata, dan berwarna hijau. Pada bagian bunga, kencur

memiliki bunga tunggal yang tersusun setengah duduk berbentuk terompet dengan

panjang 2,5-5 cm, mahkotanya berjumlah 4-12 buah, bibir bunga berwarna

lembayung dengan dominan warna putih. Benang sarinya yang berwarna kuning

memiliki panjang sekitar 4 mm serta putiknya berwarna putih keunguan. Akar

kencur berupa akar serabut yang berwarna coklat kekuningan.

Gambar 1. Tanaman kencur

2. Ciri mikroskopik

Bagian utama kencur yang sering digunakan adalah rimpangnya. Rimpang

kencur memiliki ciri-ciri mikroskopis yaitu bagian peridermnya terdiri atas 5-7

lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks

terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi

butir-butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris tengah 50

μm sampai 100 μm, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna

sampai berwarna putih semu kekuningan. Butir pati umumnya tunggal, besar,

Page 4: kencur

4

bentuk bulat, bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu

ujungnya mempunyai puting, lamella dan hilus tidak jelas, panjang butir pati 10

μm sampai 40 μm, umumnya 25 μm, lebar butir pati 6 μm sampai 25 μm,

umumnya 23 μm. Berkas pembuluh tersebar dalam korteks dan silinder pusat;

pembuluh kayu terdiri dari pembuluh spiral, pembuluh tangga dan pembuluh jala,

tidak berlignin. Endodermis mempunyai dinding radial yang agak menebal, tidak

berisi butir pati. Silinder pusat lebar,

parenkimatik, berisi butir pati dan idioblas minyak seperti pada korteks, berkas

pembuluh di bawah endodermis tersusun teratur dalam suatu lingkaran dan

berdekatan satu sama lainnya.

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 2. Penampang melintang rimpang kencur

Keterangan:

1. periderm 5. butir pati

2. idioblas minyak 6. endodermis

3. parenkim korteks 7. berkas pembuluh di silinder pusat

4. berkas pembuluh dikorteks 8. Parenkim

D. Kegunaan

Tanaman kencur memiliki banyak sekali kegunaan. Masyarakat Indonesia lazim

sekali menggunakan kencur sebagai bumbu dapur. Urap dan karedok merupakan

Page 5: kencur

5

contoh masakan Indonesia yang menggunakan kencur sebagai bumbu. Bahkan di Jawa

Barat, batang beserta rimpang muda lazim digunakan sebagai bahan urap serta

daunnya digunakan sebagai lalapan.

Selain sebagai bahan makanan, kencur juga dikenal sebagai tanaman obat. Berikut

adalah bagian kencur dan kegunaannya sebagai obat :

1. Obat batuk

a. Ambil beberapa buah rimpang kencur, kupas kulitnya, dan parut. Setelah itu,

peras hasil parutannya dan ambil airnya dengan disaring hingga kira-kira

mendapatkan 250 ml. Tambahkan sedikit madu dan bubuhkan beberapa tetes

air jeruk nipis. Minum 3 kali sehari hingga batuk menghilang. Resep ini lebih

diutamakan jika diminum saat penyakit belum parah.

b. Sebuah rimpang kencur dikuliti hingga bersih lalu dikunyah. Airnya ditelan

dan ampasnya dibuang. Dilakukan setiap apgi secara rutin

2. Keseleo

Ambil 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. Lumatkan kedua

bahan dengan air secukupnya. Oleskan atau gosokkan pada bagian yang keseleo.

3. Radang Lambung

Dua buah rimpang kencur yang berukuran sebesar ibu jari dikuliti hingga bersih

lalu dikunyah. Airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

4. Radang Anak Telinga

Dua buah rimpang kencur yang berukuran sebesar ibu jari dan setegah biji buah

pala ditumbuk halus dan ditambahkan dua sendok teh air hangat. Campuran ini

dioleskan di seputar hidung.

5. Influenza pada bayi

Sebuah rimpang kencur yang berukuran sebesar ibu jari dan dua lembar daun

kemukus ditumbuk halus dan ditambahkan beberapa sendok air hangat. Campuran

ini dioleskan di seputar hidung.

6. Masuk Angin

Sebuah rimpang kencur sebesar ibu jari dikuliti hingga bersih kemudian dimakan

dengan garam secukupnya lalu minum satu gelas air putih.

7. Sakit Kepala

Dua hingga tiga lembar daun kencur ditumbuk sampai halus lalu dioleskan sebagai

kompres pada dahi.

Page 6: kencur

6

8. Diare

a. Dua buah rimpang kencur sebesar ibu jari diparut kemudian ditambahkan

secangkir air hangat, diperas, dan disaring. Campuran ini dioleskan pada perut

sebagai bedak.

b. Dua buah rimpang kencur sebesar ibu jari diparut kemudian ditambahkan

garam secukupnya dan dioleskan pada perut sebagai bedak.

9. Menghilangkan Darah Kotor

Empat buah rimpang kencur sebesar ibu jari, dua lembar daun trengguli, dan dua

buah biji cengkeh kering, serta adas pulawaras direbus bersama dengan satu liter

air sampai mendidih kemudian di saring. Ramuan ini diminum dua kali sehari.

10. Memperlancar haid

Dua buah rimpang kencur sebesar ibu jari dicincang kemudian dicampur dengan

satu lembar daun trengguli, sebuah buji cengkeh tua, dan adas pulawaras

secukupnya. Semua bahan direbus bersama dengna tiga gelas air sampai mendidih

hingga menjadi dua gelas kemudian disaring. Diminum satu hari sekali sebanyak

dua cangkir.

11. Mata Pegal

Rimpang kencur dibelah menjadi dua bagian kemudian permukaan yang masih

basah digunakan untuk menggosok pelupuk mata.

12. Pelangsing

Sebuah rimpang kencur, satu sendok teh tepung beras basah, dan sepotong gula

aren dicampur lalu seduh dengan segelas air panas kemudian disaring.

13. Membeningkan suara

Kencur yang sudah dicuci bersih dikunyah seperti makan permen karet.

14. Mual

Kencur dicuci bersih lalu dikunyah bersama sedikit garam. Dilakukan hingga rasa

mual reda.

15. Menghilangkan lelah dan menambah nafsu makan

Masyarakat Jawa biasa memadukan kencur dengan beras menjadi minuman

penyegar yang berkhasiat untuk menghilangkan lelah dan menambah nafsu makan.

Cara pengolahannya, mula-mula beras disangrai, selanjutnya ditumbuk sampai

halus. Rimpang kencur diparut atau diblender. Kedua bahan ini kemudian

dicampur, diperas, dan disaring, kemudian ditambah air matang sedikit demi

Page 7: kencur

7

sedikit. Sedangkan asam jawa dan gula merah masing-masing direbus sampai

tercampur lalu disaring. Air asam jawa dan gula merah kemudian ditambahkan ke

air campuran beras dan kencur sambil diaduk-aduk.

E. Aktivitas farmakologi yang sudah diteliti

Rimpang kencur memiliki beberapa aktivitas farmakologi yang sudah diteliti.

Beberapa aktivitas farmakologi rimpang kencur adalah:

1. Analgesik

Rimpang Kencur oleh masyarakat di Jawa digunakan dalam suatu ramuan obat

minum bernama Beras Kencur, yang fungsinya menghilangkan nyeri tubuh karena

berolah raga atau bekerja berat. Dengan beras yang telah direndam dalam air

dijadikan pasta untuk dilumurkan pada bagian-bagian tubuh yang mengalami

peradangan.

2. Antibakteri

Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga) mengandung minyak atsiri,

sesquiterpenoid, flavonoid, senyawa fenolik atau polyfenol dan alkaloid yang

diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Saat dilakukan uji efek

antibakteri kencur pada bakteri Streptococcus β Hemolyticus yang diperoleh dari

identifikasi usap tenggorokan penderita tonsilo-faringitis akut, terbukti bahwa

ekstrak rimpang kencur dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus β

Hemolyticus. Namun, pengaruh ekstrak rimpang kencur kadar 50%, 75%, dan

100% lebih lemah jika dibandingkan dengan antibiotik penicilin 10µg.

3. Antiinflamasi

Aktivitas antiinflamasi kencur dapat dibuktikan melalui penelitian tentang

pengaruh minyak atsitri kencur terhadap sintesis prostaglandin E2 (PGE2) sel

makrofag. PGE2 adalah senyawa yang dilepaskan sel makrofag tubuh sebagai

mediator inflamasi. Kencur merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh

di Indonesia dan sudah lama dikenal masyarakat karena, kegunaannya. Rimpang

kencur mengandung minyak atsiri yang tersusun dari monoterpenoid,

sesqueterpenoid dengan komponen utama ethylesther-cinnamic acid dan

ethylesther p-methoxycinnamic acid, borneol, camphene, p-methoxystirene, λ-p3-

carene, n-pentadekane, p-methoxystyrene. Masyarakat luas sering menggunakan

rimpang kencur sebagai bahan obat untuk obat batuk, sakit kepala, sakit perut,

sakit gigi dan rematik. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan-keluhan yang

Page 8: kencur

8

disebabkan oleh inflamasi dapat mereda atau bahkan sembuh setelah

menggunakan kencur sebagai bahan obat tradisional. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh minyak atsiri kencur terhadap aktivitas fagositosis

dan sintesis prostaglandin E2 (PGE2) sel makrofag mencit yang distimulasi

dengan bakteri A. actinomycetemcomitans sehingga dapat diketahui efektivitasnya

sebagai bahan anti inflamasi. Hasil perhitungan statistik dengan Anava

menunjukkan bahwa minyak atsiri kencur berpengaruh terhadap jumlah makrofag

yang merafagosit dari 100 sel makrofag, indeks fagositosis dan sintesis PGE2

(p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa minyak atsiri kencur mernpunyai efek

antiinflamasi. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri kencur semakin menurun

aktivitas fagositosis dan sintesis PGE2 sel makrofag mencit.

4. Aktivitas tabir surya

Etil p-metoksisinamat diketahui memiliki efek analgesik dan aktivitas tabir surya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa salah satu zat aktif yang

digunakan dalam sediaan tabir matahari oktil metoksisinamat. Berdasarkan

struktur molekulnya, kedua senyawa ini merupakan derivat ester p-

metoksisinamat dengan rantai samping berupa gugus alkil rantai lurus jenuh.

F. Senyawa kimia yang terkandung

Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri

(0,02 %. Miyak atsiri kencur tersusun atas monoterpenoid, sesqueterpenoid dengan

komponen utama berupa ethylesther-cinnamic acid dan ethylesther p-

methoxycinnamic acid, borneol, alkaloid, dan gom.

G. Produk yang sudah dijual di pasaran

Berikut ini adalah produk-produk yang mengandung kencur yang sudah dijual di

pasaran

Page 9: kencur

9

1. Instan Herbal Alami

Produk ini berupa ekstrak kering dari rimpang kencur. Kegunaan instan herbal

alami kencur adalah Sebagai obat batuk Menghilangkan bau keringat Menambah

nafsu makan. Aturan minumnya diseduh dengan air panas 1 sachet untuk 200 ml (1

gelas). Untuk pengobatan minum 3 kali sehari setelah makan. Untuk menjaga

kesehatan minum 2 kali sehari pagi dan menjelang tidur.

2. Instan Herbal Alami Beras kencur

Produk ini merupakan beras kencur instan yang dapat digunakan untuk menambah

atau merangsang nafsu makan, mencegah masuk angin, menyegarkan badan setelah

beraktifitas serta menghilangkan pegal linu, dan meredakan batuk. Aturan

Page 10: kencur

10

minumnya diseduh dengan air panas 1 sachet untuk 200 ml (1gelas). Untuk

pengobatan dapat diminum 3 kali sehari setelah makan serta untuk menjaga

kesehatan dapat diminum 2 kali sehari dan saat menjelang tidur.

H. Standar simplisia

Simplisia kencur adalah bahan alami kering berupa rimpang (rhizoma) dari

tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang gunakan untuk obat dan belum

mengalami pengolahan apapun. Dalam syarat simplisia terdapat beberapa jenis uji,

yaitu:

1. organoleptik

bau khas aromatik kencur dan rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya

menimbulkan rasa tebal khas kencur.

2. irisan/makroskopis

irisan melintang dengan penampakan makroskopis kepingan, pipih, bentuk

hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal keping 1 mm sampai 4

mm, panjang 1 cm sampai 5 cm, lebar 0,5 cm sampai 3 cm, bagian tepi

berombak dan berkeriput, warna coklat sampai coklat kemerahan, bagian tengah

berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2

mm, warna putih, berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintikbintik

berwarna kelabu atau keunguan. Silinder pusat lebar, banyak tersebar berkas

pembuluh seperti pada korteks. Bekas patahan rata, berdebu, berwarna putih.

3. mikroskopis

penampakan mikroskopis seperti pada Gambar 2.

4. serangga hidup hama dan penyakit lain

semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran.

5. kadar ekstrak yang larut dalam air suatu bahan

persentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang telah dikeringkan di

udara.

6. kadar ekstrak yang larut dalam etanol suatu bahan

persentase ekstrak yang larut dalam etanol dari bahan yang telah dikeringkan di

udara.

7. kadar pestisida

milligram pestisida dalam kilogram bahan yang telah dikeringkan di udara.

Page 11: kencur

11

8. jumlah telur nematoda

jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering.

9. pola bercak kromatografi lapis tipis (KLT) rimpang kencur

rimpang kencur harus memiliki empat bercak dengan warna dan hRx sesuai

Tabel 1. Warna dan hRx bercak pada pola KLT

No hRx Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm

Tanpa

pereaksi

Dengan

pereaksi

Tanpa

pereaksi

Dengan

pereaksi

1. 49-56 - Lembayung - Lembayung

2. 97-126 - - - Lembayung

3. 129-139 - Lembayung - Lembayung

4. 189-194 - Lembayung - Lembayung

Tabel 2. Spesifikasi persyaratan umum

No Jenis Uji Persyaratan

1. Organoleptik Memenuhi

2. Makroskopis Memenuhi

3. Mikroskopis Memenuhi

4. Serangga hidup dan hama lain Memenuhi

Tabel 3. Spesifikasi persyaratan khusus

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Kadar air maksimal % 10

2. Kadar abu maksimal % 8

3. Kadar abu yang tidak larut asam maksimal % 2,2

4. Kadar ekstrak yang larut dalam air minimal % 14,0

5. Kadar ekstrak yang larut dalam entanol

minimal

% 4

6. Benda asing maksimal % 2

7. Kadar minyak atsiri minimal % 2

Page 12: kencur

12

8. Kadar timbal (Pb) mg/kg Negatif

9. Kadar arsen (As) mg/kg Negatif

10. Kadar tembaga (Cu) maksimal mg/kg 30

11. Kadar aflatoksin maksimal mg/kg 30

12. Kadar pestisida organoklorin maksimal mg/kg 0,1

13. Khamir dan kapang koloni/g

14. Angka lempeng total maksimal koloni/g

15. Mikroba patogen Negatif

16. Pola bercak KLT hRx 4 bercak

17. Telur nematoda butir/g 0

I. Aspek budidaya

Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan agroklimat

yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah iklim tipe A, B dan

C (Schmidt & Ferguson), ketinggian tempat 50 - 600 m di atas permukaan laut,

temperatur rata-rata tahunan 25 - 30 , jumlah bulan basah 5 - 9 bulan per tahun dan

bulan kering 5 - 6 bulan, curah hujan per tahun 2500 – 4000 mm, intensitas cahaya

matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 - 30% hingga tanaman berumur 6

bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir,

kemiringan lahan < 3%, dengan jenis tanah latosol, regosol, asosiasi antara latosol-

andosol, regosol latosol serta regosol-litosol, dengan kemasaman tanah 4,5 – 5,0 atau

bisa ditambahkan kapur pertanian (kaptan/dolomit) untuk meningkatkan pH sampai

5,5 – 6,5. Disamping itu, lahan juga harus bebas dari penyakit terutama bakteri layu.

Seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari serangan

penyakit, terutama layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Setelah rimpang dipanen,

seleksi dilanjutkan untuk membuang benih yang kurang bernas, terserang hama dan

penyakit .

Rimpang kencur secara umum dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu rimpang

utama yang berukuran besar dan rimpang cabang yang ukurannya lebih kecil. Kedua

bagian rimpang tersebut dapat digunakan sebagai bahan benih, yang penting rimpang

tersebut cukup tua, berasal dari pertanaman berumur 10 bulan dengan ciri utama

ketika dibelah dengan tangan berbunyi, kulit mengkilat dan tekstur daging rimpangnya

agak keras.

Page 13: kencur

13

Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal

mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 5 - 10 gram. Sebelum ditanam rimpang

benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemai rimpang di tempat yang teduh

ditutup dengan jerami dan disiram setiap hari. Untuk penyimpanan benih, biasa

digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman

dilakukan apabila hujan sudah mulai turun. Benih rimpang bertunas yang siap ditanam

di lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi tunas < 1 cm), sehingga dapat

beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila hujan terlambat turun, lebih baik

rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa ditunaskan terlebih dahulu. Karena

berbeda dengan jahe, rimpang kencur bisa ditanam pada saat hujan belum turun asal

rimpangnya belum bertunas. Rimpang akan beradaptasi dengan lingkungan, pada saat

hujan turun tunas akan tumbuh dengan serempak.

Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat. Meskipun bahan

tanaman (benih) yang digunakan merupakan varietas unggul yang berpotensi produksi

tinggi, apabila tidak didukung dengan teknik budidaya yang optimal tidak akan

didapat hasil yang optimal. Berikut ini adalah teknik budidaya yang digunakan untuk

membudidayakan tanaman kencur:

1. Persiapan lahan

Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah

sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa

tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan

tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan

dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah

dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur

tumbuhnya.

Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan

sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Genangan diantara tanaman akan

memacu berkembangnya benih penyakit terutama penyakit busuk rimpang.

2. Jarak tanam

Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan dengan kondisi

lahan. Benih ditanam sedalam 5 - 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan

terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan

untuk penanaman monokultur bervariasi antara 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 15

Page 14: kencur

14

cm. Untuk penanaman dalam sistem polatanam menggunakan jarak tanam 20 cm

x 20 cm atau dilihat berdasarkan jenis tanah dan jenis tanaman lainnya.

3. Pemupukan

Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang, diberikan pada

saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan dosis 20 - 30 ton/ha,

tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang miskin hara dan teksturnya padat

diberikan pukan 30 ton/ha, sedangkan lahan yang cukup subur cukup 20 ton/ha.

Pukan yang kurang matang, harus disebar di lubang tanam paling tidak 2 minggu

sebelum tanam. Sedangkan pupuk buatan diberikan secara tugal atau dilarik

dengan jarak 5 cm dari tanaman. Dosis yang diberikan adalah: Urea 200 - 250

kg/ha, SP-36 250 - 300 kg/ha, KCl 250 - 300 kg/ha, atau bergantung kepada

kesuburan tanah. Urea diberikan 3 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 1, 2 dan

3 bulan setelah tumbuh (BST), masing-masing 1/3 dosis. Sedangkan SP-36 dan

KCl diberikan satu kali pada saat tanam atau ditunda sebulan apabila curah hujan

belum cukup.

4. Pola tanam

Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu

dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem

polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3 – 6 bulan dengan

cara ditumpang sarikan atau disisipkan. Umumnya pola tanam kencur

dikombinasikan dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, ketela pohon,

jenis kacangkacangan lain) dan tanaman hortikultura (ketimun, buncis). Pola

tanam kencur yang paling menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan

kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Pemeliharaan meliputi:

a. Penyiangan gulma

Sampai tanaman berumur 6 - 7 bulan banyak tumbuh gulma di sekitar tanaman

kencur. Untuk menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu harus dilakukan

penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat curah hujan tinggi,

pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga penyiangan perlu dilakukan lebih

Page 15: kencur

15

intensif. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran

kencur.

b. Penyulaman

Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas muncul di

permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau memindahkan

tanaman yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.

c. Pembumbunan

Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk. Apabila

curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif, karena cucuran

air hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman akan terendam. Selain

itu, pembumbunan juga dilakukan agar rimpang selalu tertutup tanah. Apabila

rimpang muncul di permukaan tanah, akan mengurangi kualitas rimpang tersebut

(berwarna hijau) dan tidak bertambah besar.

d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman

Sampai saat ini masih belum banyak dilaporkan gangguan hama pada tanaman

kencur yang bersifat fatal. Kalaupun ada masih terbatas pada serangan hama ulat

daun dan belalang. Pengendalian yang perlu diperhatikan dalam budidaya kencur

adalah serangan penyakit, walaupun tingkat serangannya masih rendah. Penyakit

yang sudah ditemukan di areal pertanaman kencur adalah busuk rimpang dan

bercak daun. Busuk rimpang disebabkan oleh bakteri layu seperti pada jahe

(Ralstonia solanacearum). Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala daun

layu, berwarna kekuningan dan menggulung. Apabila serangan sudah berlanjut,

rimpang tanaman tersebut bila dicabut akan tampak gejala pangkal batang

membusuk berwarna cokelat kehitaman dan berbau busuk. Didalam rimpang

kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan berkembang biaknya telur dan

larva serangga hama seperti lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons) dan

belatung (Eumerus figurans) yang memakan daging rimpang bagian dalam.

Pengendalian penyakit busuk rimpang bisa dilakukan dengan cara mencabut dan

membuang tanaman yang terserang. Apabila serangan masih ringan, pengendalian

bisa dilakukan dengan menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali sampai

gejala penyakit berkurang. Penyakit lain yang ditemukan pada pertanaman kencur

adalah bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllosticta sp. dengan

gejala pada ujung daun terdapat bercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun.

Page 16: kencur

16

Bercak daun akan meluas kearah pangkal daun dan akhirnya seluruh daun

mengering.

Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan meyemprotkan fungisida

apabila serangan penyakit terjadi pada saat tanaman berumur 1 - 2 bulan. Tetapi

apabila serangan pada tanaman tua, penyemprotan tidak diperlukan. Selain

penyakit busuk rimpang dan bercak daun, patogen lain yang menyerang rimpang

kencur terutama setelah panen dan pada saat penyimpanan adalah hama kutu

perisai (Aspidiella hartii) yang sering disebut sebagai cosmetic insect.

Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi, berbeda

dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim berikutnya, bahkan

sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada efek yang buruk terhadap

mutu rimpang, bahkan produksinya akan bertambah, hanya ukuran rimpang

semakin kecil. Selain itu, kencur dari pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik

untuk benih. Rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 - 12 bulan. Cara panen

kencur dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu,

cangkul, kemudian dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel

dibersihkan. Dengan menggunakan calon varietas unggul kencur Balittro

(Galesia) dan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan 12 - 16 ton

rimpang segar per ha. Mutu rimpang dari varietas unggul tersebut lebih tinggi dari

standar Materia Medika Indonesia (MMI), yaitu kadar minyak atsiri antara 3,20 –

7,60%; kadar pati 51,09 – 79,71%; kadar sari dalam air 14,50 – 26,22%; kadar

sari larut dalam alkohol 3,02 – 7,95%.

Tahapan pasca panen pengolahan kencur meliputi penyortiran, pencucian,

pengirisan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang

harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan disemprot

air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Bila mengalami kesulitan,

rimpang harus direndam dalam air untuk beberapa lama, kemudian disikat

dengan sikat halus agar tidak melukai kulit rimpang.

Setelah pencucian, rimpang dikering anginkan sampai kulit rimpang tidak berair

lagi. Untuk penjualan segar, kencur dapat langsung dikemas. Tetapi bila

diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan

rimpang dengan ukuran 1 – 4 mm berbentuk bulat atau lonjong dengan panjang 1

– 5 cm dan lebar 0,5 – 3 cm. Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan

Page 17: kencur

17

langsung dibawah sinar matahari atau dengan pengering buatan/oven pada suhu

40 - 50° C. Bila kadar air telah mencapai sekitar 10 %, yaitu bila rimpang bisa

dipatahkan, pengeringan telah dianggap cukup.

Kemudian rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastik yang

kedap udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah.

Persyaratan kemasan untuk produk yang diperdagangkan antara lain :

dapat menjamin mutu produk yang dikemas

mudah dipakai

tidak mempersulit penanganan

dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan

tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi

mempunyai bentuk dan rupa yang menarik

Bahan kemasan yang banyak digunakan biasanya terbuat dari plastik, kertas,

kayu, karung goni. Untuk kemasan simplisia sebaiknya digunakan peti yang

tertutup rapat atau bisa juga karung plastik dan karung goni. Kemasan yang

digunakan harus cukup kuat untuk ditumpuk, sehingga memungkinkan

penggunaan ruang secara maksimum dalam penyimpanan sambil menunggu

pengolahan. Selain itu, harus rapat untuk mencegah masuknya bahan padat atau

lengas dari luar dan mencegah penguapan pada waktu pengangkutan,

penyimpanan dan penjualan. Sedangkan pengemasan untuk minyak atsiri harus

disesuaikan dengan sifat minyak. Wadah yang digunakan harus tidak bereaksi

dengan minyak, tidak dapat dilalui oleh cahaya dan tidak dipengaruhi oleh udara

dan air.

Gudang tempat penyimpanan harus bersih, sejuk, gelap, udaranya cukup kering

dan berventilasi. Untuk mencegah pencemaran terhadap barang yang disimpan,

gudang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum barang dimasukkan; menambal

lubang-lubang yang ada dengan semen; menempatkan jenis barang yang sesuai

dan memberinya pembatas. Ventilasi harus baik dan suhu ruang rendah, karena

hama menyukai udara yang lembab dan panas. Untuk mengurangi gangguan

serangga bisa dilakukan fumigasi secara berkala. Bahan yang telah dikeringkan

dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama asalkan kondisi ruang penyimpanan

diperhatikan secara tepat dan benar. Pokok pertama yang harus dilakukan adalah

cara pengolahan yang tepat dan higienis.

Page 18: kencur

18

BAB III

KESIMPULAN

Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan salah satu tanaman khas Indonesia

yang memiliki banyak potensi sebagai obat tradisional dan sudah banyak dibuktikan

secara ilmiah serta pemanfaatannya sudah mulai dipasarkan dalam bentuk produk

jamu di pasaran.

Page 19: kencur

19

DAFTAR PUSTAKA

1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I)Jilid 2. Departemen Kesehatan &

Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Hlm 183-184

Lemmens, R.H.M.J dan Bunyapraphatsara,N. 2003. Plant Resources of Southeast

Asia. Leiden: Backhuys Publisher.

Perry, Lili M. 1980. Medicinal Plant of East and Southeast Asia. Massachusetts and

London: The MIT Press.