Kenabian dan teori interpretasi islam

25
KENABIAN DAN TEORI INTERPRETASI ISLAMI [JB. HERU PRAKOSA, SJ]

Transcript of Kenabian dan teori interpretasi islam

Page 1: Kenabian dan teori interpretasi islam

KENABIANDAN TEORI INTERPRETASI ISLAMI

[JB. HERU PRAKOSA, SJ]

Page 2: Kenabian dan teori interpretasi islam

KLARIFIKASI ISTILAH

• Kata kenabian dapat dipahami dan direfleksikan ke dalam dua arah yang berbeda, meskipun tentu saja tetap saling terkait satu sama lain.

• Yang pertama adalah kenabian dalam arti prophecy, yaitu pengetahuan akan masa depan dan biasanya diperoleh dari sumber ilahi, atau prediksi yang disampaikan di bawah inspirasi ilahi. Proses kenabian melibatkan komunikasi timbal balik antara nabi dan sumber pemberi pesan ilahi.

Page 3: Kenabian dan teori interpretasi islam

STATUS QUAESTIONIS• Yang kedua adalah kenabian dalam arti

prophethood, yaitu kualitas atau keadaan atau kondisi atau sifat-sifat tertentu yang menjadikan seorang nabi mampu untuk berbicara atau menginterpretasikan kehendak Ilahi, atau juga mampu untuk memberikan bimbingan ke arah masa depan!

• Tulisan ini lebih didasarkan pada makna kedua – kenabian (prophethood)!

• Duduk permasalahannya adalah: “Bagaimana ke-nabi-an Nabi Muhammad dipahami dalam Islam?”

Page 4: Kenabian dan teori interpretasi islam

MUHAMMAD: SEORANG NABI?

Oleh kaum pagan Arab, Nabi Muhammad dianggap sebagai seorang penyair yang memiliki kemampuan untuk melakukan sihir.• “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-

orang yang sesat” (Q. 26: 224) • “Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang

laki-laki yang kena sihir"(Q. 17: 47) • “Orang-orang kafir berkata: ‘Sesungguhnya

orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata’.” (Q. 10: 2)

Page 5: Kenabian dan teori interpretasi islam

• “Bahkan mereka mengatakan: ‘Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu (agar) kecelakaan menimpanya’.” (Q. 52: 30)

• “Bahkan mereka mengatakan: ‘Dia (Muham-mad) telah mengada-adakannya (Al-Qur'an)’.” (Q. 46: 8)

• “Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami mengingkari agama yang tentangnya kamu diutus untuk menyampaikannya’." (Q. 43: 24)

• “Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: ‘Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu'jizat dari Tuhannya?’.” (Q. 6: 37)

Page 6: Kenabian dan teori interpretasi islam

PEMBELAAN ALLAH ATAS KENABIAN MUHAMMAD

• Tentu saja ada banyak ayat al-Qur’an yang menunjukkan pembelaan Allah akan ke-nabi-an Muhammad. • “Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu oleh

karena ni'mat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenun dan bukan pula seorang gila.” (Q. 52: 29)

• “Dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya, dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.” (Q. 69: 41-42)

• “Dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk” (Q. 81: 25)

Page 7: Kenabian dan teori interpretasi islam

TANDA KE-NABI-AN MUHAMMAD• Tanda yang menunjukkan bahwa ke-nabi-an Muhammad

berhubungan erat dengan al-Qur’an.• Di dalam keyakinan umat Muslim, al-Qur’an memuat

dimensi kemukjizatan, karena nyatanya para musuh Muhammad tidak mampu membuat sesuatu yang dapat menandingi al-Qur’an!

"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan itu, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (Q. 17: 88)

• Kemukjizatan al-Qur’an terkait terutama dengan nilai kesusasteraannya!

Page 8: Kenabian dan teori interpretasi islam

MUKJIZAT DARI ALLAH DAN KOMUNIKASINYA DENGAN PARA NABI• Dalam keyakinan Islam, para Nabi diberi mukjizat

oleh Allah sebagai tanda akan ke-nabi-an dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan jaman ketika para Nabi hidup.

• Mukjizat Nabi Musa terkait dengan ‘sihir dan tenung’, Nabi ‘Isa dengan ‘kedokteran’, Muhammad dengan ‘kesusasteraan’.

• Tidak seperti Ibrahim, Musa dan Dawud yang mengalami komunikasi langsung dengan Allah, cara komunikasi Allah dengan Muhammad sebagai nabi terjadi lewat mediasi

Page 9: Kenabian dan teori interpretasi islam

ANTARA SUNAH DAN HADITH• Kata-kata dan tindakan Nabi Muhammad yang

menunjukkan ke-nabi-annya terangkum dalam apa yang terkait dengan istilah Hadith dan Sunna!

• Hadith secara harafiah berarti perkataan atau percakapan, tetapi secara lebih khusus mengacu pada laporan atau catatan tentang pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad.

• Sementara Sunnah adalah pernyataan dan tingkah laku Nabi itu sendiri, segala perkataan atau sabda dan perbuatan atau tindakan dari Nabi Muhammad yang selanjutnya dijadikan ketetapan ataupun hukum.

Page 10: Kenabian dan teori interpretasi islam

PEREDAKSIAN HADITH• Ketika Nabi masih hidup, Hadith belum ditulis.

Alasannya adalah karena kata dan tindakan Nabi masih masih melekat pada sumber pertama yaitu Nabi sendiri. Nabi masih mudah dihubungi untuk dimintai keterangan-keterangan tentang segala sesuatu.

• Setelah Nabi Muhammad wafat (632) masalah belum muncul. Para sahabat Nabi (sahaba) masih memiliki ingatan yang tajam tentang kata dan perbuatan Nabi.

• Setelah periode para sahabat Nabi, penulisan tentang sabda dan perbuatan Nabi pun dirasa belum mendesak. Masih ada kelompok pengikut Nabi (tabi’un) yang dapat dimintai keterangan.

Page 11: Kenabian dan teori interpretasi islam

TANTANGAN YANG MELAHIRKAN DAMBAAN AKAN PENULISAN HADITH

• Seiring dengan perkembangan Islam, mulailah bermunculan persoalan baru. Dalam masa kekhalifahan Umar bin Khaththab (634 – 644) perkembangan agama dan kekuasaan Islam mulai meluas hingga ke Jazirah Arab.

• Selain al-Qur’an, umat Muslim merasa memerlukan juga teladan Nabi Muhammad dalam bentuk kata-kata dan tindakan-tindakannya. Lahirlah kemudian dambaan untuk menulis Hadith.

• Lagi pula, di masa awal Kekhalifahan Ali b. Abu Thalib (656-661) terjadi permusuhan di antara sebagian umat Islam yang memakan korban jiwa. Keadaan menjadi semakin runyam dengan terbunuhnya Husain b. Ali yang terkenal dengan nama “Tragedi Karbala” (681).

• Semula persoalan lebih menyangkut kedudukan kekhalifahan, tetapi kemudian bergeser menjadi bidang syari’at dan aqidah. Tidak jarang ada upaya untuk membuat pembenaran dengan menyusun Hadith-hadith palsu. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung.

• Masa penggalian dan penyusunan Hadith yang benar dilakukan pada abad 2 H (700-an). Apa yang terkumpul masih bersifat sangat umum, dan belum dapat dikatakan sudah terbakukan.

Page 12: Kenabian dan teori interpretasi islam

MASA PENYUSUNAN HADITHDAN TOKOH-TOKOHNYA

• Umar b. Abdul Aziz dari kekhalifahan Umayah (717 – 720) termasuk angkatan tabi’in yang memiliki jasa besar dalam penyusunan hadith. Seorang tokoh terkemuka yang banyak membantu untuk melaksanakan tugas tersebut adalah Al-Zuhri (671 – 742).

• Di tempat lain, pada masa-masa ini, muncul juga upaya untuk pengumpulan dan penyusunan hadith-hadith, antara lain di:

Mekkah – Ibnu Juraid (699 – 767)Madinah – Ibnu Ishaq (m. 767)Madinah – Sa’id b. ‘Arubah (m. 773)Madinah – Malik bin Anas (712 – 798)Madinah – Rabi’in b. Shabih (m. 777)Yaman – Ma’mar Al Ardi (m. 768)Syam – Abu ‘Amar Al Auzai (707 – 773)Kufa– Sufyan Al-Tsauri (m. 778)Bashra – Hammad b. Salamah (m. 773)Khurasan – ‘Abdullah b. Mubarrak (735 – 798)

• Lahirlah, pada abad 2 Hijriah, kompilasi hadith-hadith yang diterima sebagai terpercaya, seperti Al-Muwatta karya Malik b. Anas (712 – 798 ), dan Al-Musnad karya Al-Syafi’i (767 – 820)

Page 13: Kenabian dan teori interpretasi islam

KATEGORI HADITHSelanjutnya ada upaya untuk membedakan antara hadith-hadith yang dapat dipertanggung-jawabkan ke-akuratan-nya (sahih) dan hadith-hadith yang kurang akurat (da’if), sedemikian rupa sampai tersusunlah 3 kategori hadith:

o Kitab Sahih yang berisi hadith-hadith sahih o Kitab Sunan yang berisi hadith-hadith sahih dan

da’if (tetapi tidak sesat)o Kitab Musnad yang berisi hadith-hadith tanpa

penelitian dan penyaringan. Kalau demikian, lalu apa fungsinya? Dikatakan bahwa perannya adalah sebagai bahan perbandingan.

Page 14: Kenabian dan teori interpretasi islam

HADITH-HADITH ACUAN• Berikut adalah tokoh-tokoh dari abad 3 & 4 Hijriah yang menyusun

hadith-hadith dan selanjutnya dijadikan sebagai acuan umum.

Ahmad b. Hanbal (780-855)Al-Bukhari (810-870)Al-Muslim (820-875)Ibn Majah (824-887)Abu Dawud (817-889)Al-Tirmidzi (825-892)Al-Nasai (839-915)Darimi (797-869)Al-Thabarani (873-952)

• Kitab-kitab hadith yang tersusun di abad-abad selanjutnya merupakan hasil dari perbaikan atau penyempurnaan atas hadith-hadith klasik, sekaligus untuk mengkategorikannya menurut bidang-bidang tertentu, seperti Hadith Hukum, Hadith Akhlaq, Hadith Ibadah, dsb.

Page 15: Kenabian dan teori interpretasi islam

KOMPONEN HADITH• DUA komponen utama hadith adalah: sanad/isnad (rantai

penutur) dan matan (redaksi isi).• Sanad adalah rantai penutur/pemberi riwayat hadits. Sanad terdiri

atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasul Muhammad. Contoh: Al-Bukhari > Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad. Apa yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah: 1) Keutuhan sanadnya, 2) Jumlahnya, 3) Perawi akhirnya.

• Matan ialah isi dari hadits. Terkait dengan matan, apa yang perlu dicermati dalam mamahami hadist ialah: 1) ujung sanad sebagai sumber redaksi – sampai berujung pada Nabi Muhammad, 2) hubungannya dengan hadist lain yang lebih dapat dipertanggungjawabkan dan selanjutnya juga kaitannya dengan ayat dalam Al-Quran.

Page 16: Kenabian dan teori interpretasi islam

KLASIFIKASI HADITH• Hadits dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yakni: A.

bermulanya ujung sanad, B. keutuhan rantai sanad, C. jumlah penutur (periwayat), dan D. tingkat keaslian hadith.

• A. Berdasarkan ujung sanad; dalam klasifikasi ini hadits dibagi menjadi 3 golongan yakni: 1) Hadith yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad 2) Hadith yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi 3) Hadith yang sanadnya berujung pada para Tabi’un

Klasifikasi ini berguna untuk membedakan ucapan dan tindakan Nabi dari ucapan para sahabat maupun tabi’un dalam area perdebatan tentang fikih.

• B. Berdasarkan keutuhan rantai sanad; maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur di atasnya. Pencatat Hadits > penutur 4 > penutur 3 > penutur 2 (tabi’un) > penutur 1 (para sahabat) > NabiUrutan sanad dalam hadith bisa bersifat lengkap (musnad) dan bisa juga melompati penutur 1 (mursal) atau penutur 2&1 (munqad) atau penutur 3&2&1 (mu’dal) atau penutur 4&3&2&1 (muallaq).

Page 17: Kenabian dan teori interpretasi islam

KLASIFIKASI HADITH• C. Berdasarkan jumlah penutur, hadith terbagi menjadi 2

golongan.1) Hadith mutawatir adalah hadith yang diriwayatkan

oleh sekelompok orang sebagai bagian dari sanad-sanad. Sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah sanad minimum untuk hadith mutawatir adalah 20 orang dan sebagian yang lain mengatakan 40 orang.

2) Hadith ahad adalah hadith yang diriwayatkan oleh satu atau sekelompok orang yang tidak mencapai tingkatan mutawatir.

• D. Berdasarkan tingkat keasliannya, hadith terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu: sahih (75-100 % akurat), hasan (baik – 50-75 % akurat), da’if (lemah – 25-50 % akurat) dan mawdu’ (palsu – 0 % akurat)

Page 18: Kenabian dan teori interpretasi islam

PIHAK YANG MEMPERSOALKAN HADITH• JAMAN KLASIK

Menurut kaum Sunni, pihak-pihak yang mempersoalkan kedudukan hadith dapat dikelompokkan:1) Kaum Khawarij – menerima hadith dengan syarat terbatas (yaitu 2 pengganti pertama Nabi)2) Kaum Shiah – menerima hadith dengan syarat tertentu (yaitu melalui ‘Ali dan keturunannya)3) Kaum Mu’tazila – menerima hadith secara terbatas

• JAMAN MODERNMenurut Ali Mustafa Yaqub, mereka yang mempersoalkan kedudukan hadith adalah: Muhammad Abduh (?), Rasyid Ridha (?), Ahmad Amin (?), Ismail Adham (?), Abu Rayyah (?)

Page 19: Kenabian dan teori interpretasi islam

KRITIK HADITH• Ada pendapat bahwa sejauh ini apa yang telah

berkembang dalam kaitannya dengan Ilmu Kritik Hadith adalah apa yang terkait dengan sanad/isnad (rantai penutur). Keyakinan yang dipegang adalah bahwa kalau sebuah hadith dapat dipertanggungjawabkan dalam hal penuturnya, maka hadith tersebut dianggap akurat.

• Apa yang perlu mendapat perhatian juga di dalam Ilmu Kritik Hadith adalah pertimbangan yang dibangun atas dasar matan (isi).

• Boleh jadi sebuah hadith – yang berisi kata atau tindak kenabian Rasul Muhammad – dipandang sahih karena memiliki penutur yang dapat dipertanggungjawabkan, sementara isinya tidak terlalu sesuai dengan apa yang dikatakan di dalam al-Qur’an! Maka?

Page 20: Kenabian dan teori interpretasi islam

ANTARA HADITH DAN AL-QUR’AN• Hadith: “Mayat akan disiksa karena tangisan

keluarganya .....” ddipersoalkan karena tampak bertentangan dengan sabda Allah di dalam al-Qur’an: “.....dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain......” (Q. 6: 164)

• Hadith perlu juga dipahami dalam kaitannya dengan konteks, baik di belakang maupun di depan, dan selaras pula dengan maksud fikih yang melatarbelakanginya – seperti misalnya seputar kata-kata Nabi tentang larangan untuk melakukan ziarah kubur.

• Pun pula, harus diingat bahwa Nabi Muhammad, dalam hidupnya memiliki banyak peran: sebagai rasul, panglima perang, suami, sahabat, dll.

Page 21: Kenabian dan teori interpretasi islam

CONTOH MASALAH PERDEBATAN , وَه�ا وُر� َف�ُز� �وُر الُق�ُب ِة �اُر� ِزَي َع�ْن� �م �ُك �ُت �َه�ْي َن �ُت� �ْن ,ُك

  باآلخرِة   ....   "ر� �َذ�ُك ُت %َه�ا َف�إَن �ٍة' ُرو�اَي   و�َفي• Artinya:“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, namun kini

berziarahlah kalian!. Dalam riwayat lain; ...‘[Maka siapa yang ingin berziarah kekubur, hendaknya berziarah], karena sesungguhnya [ziarah kubur] itu mengingatkan kepada akhirat.’ (HR. Muslim)

%ِه الَّل ل�ى ِإ �ا �وَن ب �ُق�ر" ْي ل ال ِإ �ُد�َه�م� �ْع�ُب َن َم�ا �اَء� ْي و�ل� َأ ِه ُد�وَن َمْن� %َخ�َذ�وا اُت %َذَيْن� و�ال

�َف�ى ل ِز�• “Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan

kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (Q. 39: 3). Berdo’a kepada Allah dengan menjadikan penghuni kubur sebagai perantara merupakan bid’ah muharrama dan pengantar menuju ke-shirk. Bahkan jika diiringi keyakinan bahwa Allah perlu perantara, maka itu berstatus shirk besar dan sama dengan keyakinan kaum mushrik di zaman jahiliyah dulu.

Page 22: Kenabian dan teori interpretasi islam

KESIMPULAN• Tradisi kata dan tindakan kenabian Nabi Muhammad perlu

dipahami dengan melihat beberapa point:Memahami konteks di balik kata dan tindakan Nabi, serta

memperhatikan sejarah perumusannya lewat para penutur.Menarik pesan moral dasar dari kata-kata atau tindakan

seperti yang dikisahkan di dalam Hadith dan sekaligus juga menatapkannya pada al-Qur’an.

Selalu menghubungkannya dengan konteks di mana Muslim sekarang hidup.

• JADI ada TIGA elemen dasar yang harus tetap selalu diingat: 1. Dunia Teks2. Dunia di belakang Teks atau Konteks Penulis di balik Teks3. Dunia di depan Teks atau Konteks Pembaca di muka Teks.

Page 23: Kenabian dan teori interpretasi islam

CONTOH KUTIPAN HADITH YANG SELARAS DENGAN ALKITAB

Narrated Abu Darda': I heard the Apostle of God (pbuh) say: If any of you is suffering from anything or his brother is suffering, he should say: Our Lord is God Who is in the heaven, holy is Thy name, Thy command reigns supreme in the heaven and the earth, as Thy mercy in the heaven, make Thy mercy in the earth; forgive us our sins, and our errors; Thou art the Lord of good men; send down mercy from Thy mercy, and remedy, and remedy from Thy remedy on this pain so that it is healed up. (Sunan Abu Dawud, Book 28, Hadith, No. 3883)

Page 24: Kenabian dan teori interpretasi islam

CONTOH KUTIPAN HADITH YANG SELARAS DENGAN ALKITAB

“God will say on the Day of Judgment, ‘O son of Adam, I was sick and you did not visit Me.’ He will say, ‘O my Lord, how could I visit You, when you are the Lord of the Worlds.’ God will say, ‘Did you not know that My servant so-and-so was sick and you did not visit him? Did you not know that if you had visited him, you would have found Me there?’ God will say, ‘O son of Adam, I asked you for food and you fed Me not.’ He shall say, ‘O my Lord, how could I feed you and you are the Lord of the Worlds?’ And God will say, ‘Did you not know that My servant so-and-so was in need of food and you did not feed him? Did you not know that if you had fed him, you would have found that to have been for Me?’ ‘O son of Adam, I asked you for water and you did not give Me to drink.’ The man shall say, ‘O my Lord, how could I give You water, when You are the Lord of the Worlds?’ God will say, ‘My servant so-and-so asked you for water and you did not give him to drink water. Did you not know that if you had given him to drink, you would have found that to have been for Me.’ (Sahih Muslim, Hadith, No. 4661)

(God will then say) 'O son of Adam, I asked you for food but you did not feed Me.' The person will say: 'My Lord, how could I feed Thee when Thou art the Lord of the worlds?' (God) will say: 'Didn't you know that a servant of Mine asked you for food but you did not feed him, and were you not aware that if you had fed him you would have found him by My side?' (Sahih Muslim, Hadith, No. 1172)

Page 25: Kenabian dan teori interpretasi islam

God's Apostle said, ''Your example and the example of Jews and Christians is like the example of a man who employed some laborers to whom he said, Who will work for me up to midday for one Qirat each?' The Jews carried out the work for one Qirat each; and then the Christians carried out the work up to the Asr prayer for one Qirat each; and now you Muslims are working from the Asr prayer up to sunset for two Qirats each. The Jews and Christians got angry and said, We work more and are paid less.' The employer (God) asked them, Have I usurped some of your right?' They replied in the negative. He said, That is My Blessing, I bestow upon whomever I wish'.'' (Sahih Bukhari, Vol. 3, Hadith, No. 469)

CONTOH KUTIPAN HADITH YANG SELARAS DENGAN ALKITAB