konsep kenabian & wahyu

13
Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah UNIVERSITAS INDONESIA Program Pascasarjana Program Kajian Studi Timur Tengah dan Islam Oleh: Wawan Setiawan (120 630 5404) Oleh: Wawan Setiawan (120 630 5404) KONSEP WAHYU DAN KENABIAN (Islamic Worldview)

Transcript of konsep kenabian & wahyu

Page 1: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

UNIVERSITAS INDONESIA

Program Pascasarjana

Program Kajian Studi Timur Tengah dan Islam

Oleh:

Wawan Setiawan (120 630 5404)

Oleh:

Wawan Setiawan (120 630 5404)

KONSEP WAHYU DAN KENABIAN

(Islamic Worldview)

Page 2: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

AGENDA PEMBAHASAN

KONSEP WAHYU

– Pengertian Wahyu

– Al Qur-an Kalamullah yang Tanzil

– Teks Al Qur-an & Teks Bibel

2

KONSEP KENABIAN

– Pengertian Nabi & Rasul

– Proses Penerimaan Wahyu

– Fungsi & Peran Nabi

Page 3: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Pengertian Wahyu

Secara Etimologi (lughawi):

– QS. al Qashshash (28):7 ILHAM

– QS. Maryam (19):11 ISYARAT

– QS. al An’am (6):112 BISIKAN

disimpulkan oleh Rashiid Ridaa dalam al-wahy al-Muhammadii:

“pemberitahuan yang bersifat tertutup dan tidak diketahui pihak lain dan cepat

serta khas hanya kepada yang dituju”(*)

Secara Terminologi (maknawi):

Wahyu adalah “pemberitahuan Allah swt kepada seorang nabi

tentang berita-berita gaib, shari’at, dan hukum tertentu.”

Dari definisi ini jelas bahwa konsep “wahyu” dalam Islam harus

mengandung dua unsur utamanya, yaitu: (i) pemberi berita (Allah SWT) dan

(ii) penerima berita (nabi), sehingga tidak dimungkinan terjadinya wahyu

tanpa keduanya atau menafikan salah satunya.

3 (*) Rashiid Ridaa, al-Wahy al-Muhammadii (Beirut: Daar al-Kutub al-’IIlmiyyah: 2005), hal. 25

Page 4: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Al Qur-an Kalamullah Yang Tanzil

Para ulama klasik dan az Zarqani membagi fase penurunan al Qur-an menjadi tiga fase:

Fase Pertama, al-Qur’an awal mulanya berada di al-Lauh al-Mahfuzh. Ditempat ini, al Qu-

ran sudah dalam bentuk yang utuh, yakni sudah terbentuk dalam lafazh-lafazh yang

sistematis seperti sekarang ini.

Fase Kedua, setelah al Qur-an berada di al-Lauh al-Mahfuzh kemudian diturunkan ke

langit dunia, bait al-‘izzah pada malam al-qadar. Pada tahap yang kedua ini, al-Qur’an

diturunkan secara keseluruhan.

Fase Ketiga, al-Qur’an diturunkan sedikit demi sedikit (gradual) selama 23thn melalui

perantara malaikat Jibril ke dalam hati Nabi Muhammad, dan baru kemudian beliau

mendakwahkannya sebagai hidayah dan pelita kehidupan bagi manusia di dunia.

Anggapan para orientalis yang mengatakan bahwa al-Qur’an telah tercampur oleh

perkataan Nabi Muhammad telah terbantah oleh firman Allah SWT yang artinya:

“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,

niscaya Kami pegang dia pada tangan kanannya, kemudian benar-benar Kami potong

urat tali jantungnya” (al Haqqah : 44-46). “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-

Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu

yang diwahyukan (kepadanya)” (an Najm : 3-4).

4

Page 5: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Sistematika Surat dan Ayat al Qur-an

Salah satu yang menjadi objek kritik para Orientalis adalah tentang sistematika al Qur-an yang

terdiri daru susnan surat dan ayatnya adalah hasil penyusunan Nabi Muhammad, bahkan ada

yang melontarkan hasil penyusunan para sahabat.

Fakta tentang Sistematika Surat dan Ayat al Qur-an:

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”[QS al Qiyaamah (75):17]

Fatimah berkata :”Nabi Muhammad memberitahukan kepadaku secara rahasia, Malaikat

Jibril hadir membacakan al Qur-an padaku dan saya membacakannya sekali setahun, hanya

tahun ini ia membacakan seluruh isi kandungan al Qur-an selama dua kali. Saya tidak

berpikir lain kecuali, rasanya, masa kematian sudah semakin dekat”. [HR. Bukhari, Bab

Fada’il al Qur-an]

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dengan sanad hasan, dari Usman bin Abil ‘Ásh,

ia berkata: “ketika aku duduk bersama Rasulullah saw. tiba-tiba Nabi mengangkat

pandangannya kemudian menurunkan pandangannya lagi, kemudian beliau bersabda: ‘Jibril

telah datang kepadaku kemudian memerintahkanku untuk meletakkan ayat ini ke tempatnya

dalam surah ini’, ayat itu adalah surah an-Nahl ayat 90”.

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Umar, ia berkata: “saya belum pernah

lebih banyak bertanya kepada Nabi saw. tentang suatu masalah daripada apa yang saya

tanyakan kepada beliau tentang al-kalaalah, hingga beliau menyentuh jari telunjuknya ke

dadaku dan bersabda: ‘cukup bagimu ayat ash-Shaif yang ada di akhir surah an Nisa’”.

5 *) http://www.referensimakalah.com/2011/09/peletakan-dan-susunan-tartib-ayat-al_5455.html

http://opiniterselubung.blogspot.com/2012/08/mengapa-susunan-al-quran-tidak-beraturan.html

Page 6: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Teks al Qur-an & Teks Bibel

Bible sebagai `dokumen tertulis’ atau teks, bukan sebagai `hafalan yang

dibaca’ atau recitatio. Dengan demikian mereka melakukan kajian-kajian

terhadap Bibel dengan menggunakan metode-meode filologis, seperti historical

criticism, source criticism, form criticism, dan textual criticism.(*)

Al Qur-an bukanlah `tulisan’ (rasm, text atau writing) tetapi merupakan `bacaan`

(qira’ah atau recitation) dalam arti ucapan dan sebutan. Baik proses turun

(pewahyuan)-nya maupun penyampaian, pengajaran dan periwayatan

(transmisi)-nya dilakukan melalui lisan dan hafalan. Tulisan berfungsi sebagai

alat penyimpan dan dokumentasi yang dapat berbentuk tulisan diatas tulang,

kayu, kertas, daun dan lain sebagainya. Namun semua itu berdasarkan hafalan,

bersandarkan apa yang sebelumnya telah tertera dalam ingatan sang qaari/

muqri.

Banyak dari para Orientalis yang mencoba menyamakan al Qur-an dengan

Bibel sebagai sebuah Teks, sehingga mereka juga mencoba melakukan

pengkajian terhadap keaslian al Qur-an sebagai Kalamullah yang terbebas dari

pengaruh Manusia (nabi & rasul) dan malaikat (jibril) yang membawanya.

Mereka antara lain Gerd R. Joseph Puin, Toby Lester, Nasr Hamid Abu Zaid,

Muhammad Arkoun, dll.

6

(*) Muh Akbar Ilyas, Al-Qur’an dan Orientalisme, http://muhakbarilyas.blogspot.com/2012/04/konsep-al-quran-

nasr-hamid-dan.html, hal. 8.

Page 7: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Jaminan Allah Terhadap Keaslian al Qur-an

7

seandainya Dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas

(nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan

kanannya (Kami beri tindakan yang sekeras-kerasnya). Kemudian benar-

benar Kami potong urat tali jantungnya

[QS al Haqqah (69):44-46]

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya

Kami benar-benar yang memeliharanya

[QS al Hijr (15):9]

Page 8: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Pengertian Nabi Dan Rasul

Secara etimologi (lughawi) kata “nabii” berasal dari kata-kata “nabaa’”

yang berarti “berita yang berarti dan penting”. Dengan demikian “nabii”

adalah “orang yang membawa berita penting.” Dan seseorang disebut

“nabii” karena membawa berita dari Allah.

Secara terminologi (maknawi) kata “nabii” berarti “seseorang yang

diberi wahyu oleh Allah, baik diperintahkan untuk menyampaikan

(tabliigh) atau tidak.”

Terdapat perbedaan pengertian antara Nabi dengan Rasul, antaralain:

Rasul diperintahkan untuk menyampaikan kepada yang lain,

sedangkan nabi tidak (terbatas).

Rasul adalah seseorang yang diwahyukan “syari’at” baru;

Rasul tidak ada bedanya dengan Nabi, Nabi adalah Rasul dan

Rasul adalah Nabi.

8

Page 9: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Proses Penerimaan Wahyu

9

“dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata

dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir

atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan

kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia

Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”

[QS asy Syuura (42):51]

“Dari Aisyah Ummul Mukminin r.a. bahwa Harits bin Hisyam r.a. bertanya kepada Nabi

Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepada Anda?"

Rasulullah menjawab, "kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku seperti bunyi lonceng.

Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi itu berhenti, aku baru mengerti apa yang

disampaikannya. Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki

menyampaikan kepadaku dan aku mengerti apa yang disampaikannya," Aisyah berkata,

"Aku pernah melihat Nabi ketika turunnya wahyu kepadanya pada suatu hari yang amat

dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan dahi Nabi bersimpah peluh.“

[Riwayat Imam Bukhari dalam kitab Bad’il Wahyi]

Page 10: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Tiga Proses Penerimaan Wahyu

Wahyu diterima secara langsung, antara lain:

Dalam mimpi yang benar (ru’ya shadiqah), seperti yang diterima

oleh Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Nabi Ismail AS.

Saat Isra’ Mi’raj, yaitu peristiwa perjalanan Rasulullah diwaktu

malam dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha menuju Sidratul

Muntaha. Dalam peristiwa ini Rasulullah secara langsung menerima

perintah shalat dari Allah SWT.

Wahyu diterima melalui malaikat baik dalam ujud asli malaikat seperti

saat Rasulullah menerima wahyu pertama kali di gua Hira maupun

dalam bentuk menyamar seperti manusia atau suara malaikat saja yang

terdengar.

Wahyu diterima melalui (atau di belakang) Tabir, seperti bunyi

(gemerincing) lonceng, dan penyampaian wahyu dengan cara inilah

yang dianggap berat oleh Rasulullah.

10

Page 11: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Fungsi Dan Peran Nabi

Secara Garis Besar Fungsi dan Peran Nabi adalah sebagai pembawa berita dan

peringatan kepada umat manusia, juga sebagai contoh yang indah untuk berbuat

dan memperlakukan alam semesta berdasarkan perintah Allah (dalam al Qur-an)

untuk mewujudkan kehidupan indah di dunia dan akhirat.

Secara Terperinci berikut adalah peran dan fungsi nabi di utus di muka bumi:

o Mengajarkan Ilmu dan Ma’rifat “…mengajarkan apa yang tidak mampu kamu

ketahui.” [QS al Baqarah (2):151]

o Menyempurnakan Akal dan Intelektual “…mengajarkan kepada mereka Kitab

dan Hikmah...” [QS al Imran (3):164]

o Menegakkan Keadilan “…Kami turunkan bersama mereka Kitab dan Mizan

(keadilan) agar manusia dapat berlaku adil.” [QS al Hadiid (57):25]

o Menyelamatkan Manusia dari Kegelapan Hidup ”... mengeluarkan manusia

dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang...” [QS Ibrahim (14):1]

o Menghakimi dan Memutuskan Perselisihan di Masyarakat ”...menyampaikan

kabar gembira dan peringatan dan Dia menurunkan bersama mereka Kitab yang

mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang

perkara yang mereka perselisihkan…” [QS al Baqarah (2):213]

o dst.

11

Page 12: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

Kesimpulan

12

AL QUR-AN

(hudaan – 2:185)

USWAH

(contoh/pola -33:21)

MU-MIN

(abduhu)

Allah SWT adalah Yang Maha Mencipta

& Maha Memiliki segala sesuatu yang

ada di alam semesta. Sehingga segala

sesuatu yang ada di alam semesta ini

harus berbuat/ bertindak dan

diperlakukan/ dipelihara sesuai

kehendak-Nya yang dituangkan di

dalam al Qur-an sebagai teori Hidup

Ihsan.

Rasul dan Nabi merupakan contoh yang

berbuat dan bertindak dalam

memperlakukan alam semesta

(termasuk manusia didalamnya) sesuai

dengan ketentuan Allah SWT.

Mu-min (orang yang menyatakan diri

beriman) adalah manusia yang mau

berbuat sesuai dengan al Qur-an dan

yang dicontohkan oleh Nabi dan Rasul

sebagai pengemban amanah dari Allah.

Dan tidak aku telah ciptakan Jin dan Manusia

kecuali untuk mengabdi hidup menurut Ajaran-Ku

[QS Adz-Dzariyat:56]

Page 13: konsep kenabian & wahyu

Universitas Indonesia: KTTI: Ekonomi & Keuangan Syariah

TERIMAKASIH

-DISKUSI-

13