KEMENTERIAN PERTANIANskp1biak-ppid.pertanian.go.id/doc/146/LAPORAN TAHUNAN...Laporan Tahunan 2017...
Transcript of KEMENTERIAN PERTANIANskp1biak-ppid.pertanian.go.id/doc/146/LAPORAN TAHUNAN...Laporan Tahunan 2017...
KEMENTERIAN PERTANIAN
LAPORAN TAHUNAN
BADAN KARANTINA PERTANIAN
2017
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BIAK
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga
berbagai kegiatan operasional perkantoran dan perkarantinaan pertanian lingkup
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selama setahun terakhir bisa terlaksana
dengan baik dan penyusunan dokumentasi dan laporan tahunan dari kegiatan –
kegiatan tersebut juga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan Tahunan 2017 ini mencakup gambaran yang lebih lengkap dan
terperinci tentang pelaksanaan kegiatan operasional perkantoran, perkarantinaan
pertanian dan kegiatan lainnya di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selama
tahun 2017. Laporan ini juga bisa menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh
terhadap kegiatan - kegiatan tersebut sehingga bisa menjadi bahan acuan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun berikutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pegawai, terutama Tim
Pembuat Laporan Kegiatan Tahun 2017, yang telah berpartisipasi, berkoordinasi
dan bekerjasama dengan baik dalam proses penyelesaian laporan ini. Saran dan
kritik yang kreatif, konstruktif dan inovatif dalam upaya penyempurnaan laporan
tahunan ini sangat kami harapkan dari semua pihak.
Semoga pencapaian kinerja selama setahun terakhir ini mendapat berkah
dari Tuhan Yang Maha Esa dan laporan tahunan ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Biak, 31 Januari 2018
Kepala Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak
Drh. Ubaidullah
NIP. 196612051999031001
viii
RINGKASAN
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak terdiri dari 7 (tujuh) Wilayah Kerja (Wilker)
yaitu Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak, Pelabuhan Laut Biak, Nabire, Serui, Supiori,
Waropen dan Kantor Pos Biak. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak memperoleh dana
sebesar Rp. 6.209.179.000,- dan mencapai realisasi 99,04% yaitu Rp 6.149.677.923,-.
Adapun jumlah PNBP tahun 2017 adalah Rp. 513.494.165. Keadaan pegawai Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak sampai dengan Desember 2017 berjumlah 30 (tiga puluh
orang) orang, yang terdiri dari 3 (tiga) orang Pejabat Struktural, 3 (Tiga) Orang Medik
Veteriner dimana satu orang an. drh.Iip Zulaiana Rachmawati tugas belajar S2 di UGM
Yogyakarta, 4 orang POPT Ahli, diaman 1 Orang POPT Ahli an. Aisyah Asy Syatik
penugasan sementara di BBKP Surabaya, 1 (satu) orang POPT Penyelia, 5 Orang POPT
Pelaksana, 4 (empat) Orang Paramedik Veteriner, 1 Orang PMHP Pelaksana, (satu) orang
Penatausahaan BMN, 2 (dua) orang Bendahara, dimana Bendahara Penerima dirangkap oleh
POPT Pelaksana karena terbatasnya SDM Pengadministrasi Umum, 1 (satu) orang
pengadministrasi kepegawaian, 1 (satu) orang Pengelola SAK dan 1(satu) orang Pengelola
BMN, dan 2 (dua) orang Pengadminstrasi Umum . Pada Tahun 2017 ini Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak mendapat 1 (satu) orang pegawai yang dimutasi dari SKP Kelas I
Timika yaitu Sdr. Astan Aronggear, S.Sos Jabatan Pengadministrasi Keuangan yang sekarang
ini ditugaskan di Wilker Serui. Sedangkan untuk membantu Kenyamanan, Kebersihan,
Keamanan, Sopir Operasional kantor dan tenaga lainnya pada tahun 2017 di SKP Kelas I
Biak dilaksankan oleh tenaga kontrak berjumlah 15 orang baik yang ada di Biak maupun di
Wilker Serui dan Nabire. Pada tahun 2017 ini, ada 4 (empat) orang pegawai yang
memperoleh kenaikan pangkat periode Oktober 2017 yaitu Muh. Albir, SP, Hermyn
Marlyna, S.TP dari Penata III/c menjadi Penata TK I/ III.d, Maemunah dan Mahyudin dari
Pegantur TK I/ II.d menjadi Penata Muda III/a dan perubahan jabatan dari POPT Pelaksana
menjadi POPT Pelaksana Lanjutan, dan Mardin dari Pengatur Muda TK I/ II.b menjadi
Pengatur II/c.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN vi
RINGKASAN vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 1
C. Keadaan Umum UPT ......................................................................... 1
D. Pencapaian dalam Renstra 2017 ........................................................ 5
BAB II. KEGIATAN UMUM
A. Perencanaan dan Keuangan ............................................................... 10
B. Kepegawaian dan Tata Usaha ............................................................ 14
C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana ................................................... 18
BAB III. KEGIATAN OPERASIONAL
A. Karantina Hewan ............................................................................... 19
a. Tindakan Karantina Hewan Impor ........................................... 19
b. Tindakan Karantina Hewan Ekspor.......................................... 19
c. Tindakan Karantina Hewan Antar Area ................................... 19
d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan ................................ 22
e. Kegiatan Pemantauan Daerah sebar HPH/ HPHK ................... 23
f. Kegiatan Koleksi HPH/HPHK ................................................. 23
g. Kegiatan Intersepsi HPH/HPHK .............................................. 24
h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Hewani ................... 24
ii
B. Karantina Tumbuhan ......................................................................... 24
a. Tindakan Karantina Tumbuhan Impor ..................................... 24
b. Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor ................................... 24
c. Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area ............................. 25
d. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan .......................... 27
e. Kegiatan Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK...................... 28
f. Kegiatan koleksi OPT/OPTK ................................................... 28
g. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK ............................................... 29
h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Nabati .................... 29
C. Pengawasan Dan Penindakan Tindak Pidana Karantina ................... 30
BAB IV. KEGIATAN LAIN-LAIN
A. Koordinasi/Kerjasama ........................................................................ 31
B. Sosialisasi/Seminar/Pelatihan ............................................................ 33
C. Kegiatan Character Building ............................................................. 34
BAB V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI
A. Permasalahan .................................................................................... 35
B. Solusi ................................................................................................. 36
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 37
B. Saran .................................................................................................. 38
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak.......................3
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pagu Anggaran TA 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak ...................... 10
2. DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 2017............................................ 12
3. Distribusi Kepangkatan Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak
Tahun 2017 ............................................................................................................. 16
4. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Selama Tahun 2017 .............................. 23
5. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan Selama Tahun 2017 ........................ 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pegawai Yang Naik Pangkat Stasiun Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 2. Rekapitulasi Kegiatan Lalu Lintas Media Pembawa HPHK Secara
Keseluruhan dan Per Wiker Lingkup Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 3. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 4. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja Untuk Semester Yang
Berakhir 31 Desember 2017 (Dalam Rupiah) Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 5. Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 6. Jenis Diklat/ Rapat/Workshop/Seminar yang diikuti Pegawai
Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 7. Data Posisi dan Persediaan Aset Barang Milik Negara (BMN)
Menurut Jenis Transaksi di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Biak Tahun 2017
Lampiran 8. Intersepsi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 9. Rekapitulasi Tindakan Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan,
Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Media Pembawa HPHK di
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 10. Rekapitulasi Kegiatan Lalu Lintas Media Pembawa OPTK Secara
Keseluruhan dan Per Wilker
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 11. Daftar Koleksi OPT/OPTK di Laboratorium Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan – kegiatan di Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Tahunan merupakan laporan data kegiatan operasional tindak
karantina pertanian, kegiatan ketatausahaan dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan
oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam kurun waktu satu tahun. Laporan ini
disajikan dalam bentuk narasi, tabel, gambar, grafik dan diagram sehingga
memudahkan dan lebih menjelaskan bagi para pembaca untuk dapat dijadikan suatu
bahan informasi, referensi dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Karantina Pertanian di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak di masa yang akan
datang.
B. Tujuan
Penyusunan Laporan Tahunan 2017 ini mempunyai tujuan di antaranya adalah:
a. Sebagai bahan informasi perkembangan pelaksanaan kegiatan tahun 2017.
b. Sebagai bentuk tanggung jawab pelaksanaan kegiatan operasional, administrasi
dan kegiatan lainnya.
c. Sebagai bahan referensi dan evaluasi bagi instansi terkait.
d. Untuk mengetahui permasalahan - permasalahan yang dihadapi pada tahun
anggaran 2017 beserta alternatif solusi permasalahannya.
C. Keadaan Umum UPT
Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Biak berdasarkan Permentan Nomor:
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
2
Teknis Badan Karantina Pertanian adalah merupakan salah satu UPT dari 52 UPT
Lingkup Badan Karantina Pertanian yang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Badan Karantina Pertanian. Struktur organisasi Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak yaitu Kepala UPT dibantu oleh Kepala Urusan Tata Usaha yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi, dan
pelaporan, serta urusan tata usaha.
Sementara itu, tugas pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan, pengawasan keamanan hayati dan nabati, sarana teknis, serta pengawasan
dan penindakan pelanggaran peraturan perundangan di bidang karantina hewan dan
karantina tumbuhan serta keamanan hayati diemban oleh Kepala Sub seksi
Pelayanan Operasional Karantina Pertanian. Jabatan fungsional Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)/Medik Veteriner/Paramedik Veteriner
difungsikan untuk melaksanakan tindakan karantina 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan,
Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan Pelepasan),
pemantauan daerah sebar OPT/OPTK, HPH/HPHK, pembuatan koleksi, dan
melakukan pengawasan keamanan hayati nabati.
3
Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak terdiri dari 7 (tujuh) Wilayah Kerja
(Wilker) yaitu Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak, Pelabuhan Laut Biak, Nabire,
Serui, Supiori, Waropen dan Kantor Pos Biak. Namun sejauh ini pengawasan di
Wilker Supiori, Waropen belum dioptimalkan karena kurangnya lalu lintas media
pembawa di wilayah-wilayah tersebut. Namun di Kantor Pos Biak sudah dilakukan
Pengawasan lalulintas Media Pembawa HPHK/OPTK berkoordinasi dengan petugas
kantor Pos Biak dan Bea Cukai Biak.
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perkantoran sudah cukup memadai
dengan bangunan kantor yang representatif bagi peningkatan dan kenyamanan kerja
pegawai, ditunjang sarana lainnya seperti laboratorium, incenerator, rumah jaga,
rumah dinas, sarana informasi dan pengolahan data seperti komputer, laptop,
jaringan internet dan jaringan pengaman data.
Kantor yang berlokasi di dekat Bandara Frans Kaisiepo Biak dijadikan kantor
pelayanan jasa karantina pertanian untuk memudahkan pelaksanaan pelayanan
Kepala
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kepala Subseksi Pelayanan
dan Operasional
Operasional
Kepala Urusan
Tata Usaha
4
terhadap pengguna jasa karantina. Kantor ini juga yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang kerja seperti jaringan internet, komputer, kendaraaan roda
empat, kendaraan roda 2, ruangan operator E-Plaq dan E-Qvet, ruang pengaduan,
ruangan Koordinator Fungsional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan,
kandang penahanan, ruangan fungsional, ruangan laktasi, toilet khusus pengguna
jasa, ruang pemeriksaan dan sarana disabitilas (kursi roda). Dengan kelengkapan
sarana, sistem pelayanan yang memenuhi standar pelayanan publik maka Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak menadapatkan penghargaan dari Ombudsman RI.
Wilker Serui
Wilayah kerja Serui terletak di Kabupaten Kepulauan Yapen dengan jumlah
pegawai 2 (dua) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 (satu) orang Penanggung
Jawab Wilker Serui dengan jabatan Medik Veteriner, 1 (satu) orang POPT Terampil
dibantu oleh 2 (dua) orang tenaga kontrak Sarana dan prasarana kantor yang ada di
Wilker Serui berupa 1 (satu) unit bangunan kantor permanen, dan 2 (dua) unit
bangunan rumah jaga yang telah dipagar dengan status tanah Hak Milik Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak dan bersertifikat, 2 (dua) unit kendaraan roda dua,
dilengkapi dengan meja kerja, kursi, dan kelengkapan alat perkantoran lainnya.
Anggaran rutin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) karantina pertanian di
Wilker Serui telah dianggarkan pada tahun ini, antara lain untuk belanja alat tulis
kantor (ATK), pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan kantor, langganan daya dan
jasa dan lainnya.
5
Wilker Nabire
Kabupaten Nabire adalah merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Papua
yang memiliki keunggulan di bidang pertanian dengan 6 (enam) daerah pemekaran di
sekitarnya. Jumlah pegawai termasuk tenaga kontrak di Wilker Nabire sebanyak 7
(Tujuh) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang PMHP yang juga merupakan
Penanggung Jawab Wilker Nabire, 1 (satu), 1 (satu) orang Paramedik Veteriner, 1
(satu) orang Pengadministrasi Umum, 1 (satu) orang POPT Ahli dan dibantu oleh 3
(tiga) orang tenaga kontrak tamatan SMA dan SPP Peternakan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki antara lain 1 (Satu) unit kantor, 1 unit
kantor pembantu di Pelabuhan Laut Nabire, 2 (dua) unit bangunan rumah jaga , 6 (
enam) unit kendaraan operasional roda dua, 1 (satu) unit bangunan laboratorium dan
sarana perkantoran lainnya. Pelaksanaan tupoksi karantina pertanian di Wilker
Nabire juga didukung dari dana DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak
tahun 2017
6
MISI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BIAK (2015-2019)
1. Melindungi potensi sumber daya alam hewan dan tumbuhan di wilayah Propinsi
Papua bagian tengah dari ancaman HPHK dan OPTK.
2. Mempertahankan status bebasnya wilayah Propinsi Papua bagian tengah
(Kabupaten Biak Numfor, Kab. Nabire, Kab. Kepulauan Yapen, Kab. Waropen
dan Kab. Supiori) dari penyakit hewan menular utama strategis (strategic major
epizootic) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
3. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Wilayah Propinsi Papua bagian
tengah.
4. Mewujudkan pelayanan karantina pertanian yang cepat, tepat, akurat, transparan
dan profesional.
Tujuan Pembangunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dalam kurun
waktu tahun 2015-2019 yaitu:
1. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas penyelenggaraan tindakan karantina
pertanian dan pengawasan keamanan pangan di Wilayah Propinsi Papua bagian
tengah.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya dan mutu pelayanan terhadap pengguna jasa
karantina pertanian.
3. Meningkatkan peran karantina dalam mendukung keberhasilan pembangunan
sistem dan usaha agribisnis serta pengawasan keamanan pangan di Wilayah
Propinsi Papua bagian tengah.
4. Meningkatkan teknik dan metode pelaksanaan tindakan karantina pertanian serta
pengawasan keamanan pangan, sesuai kemajuan teknologi dan perkembangan
ilmu pengetahuan.
7
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dan institusi terkait dalam penyelenggaraan
tindakan karantina pertanian.
Sasaran :
Sesuai dengan tujuannya sasaran pembangunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Biak Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya sistem penyelenggaraan karantina pertanian di wilayah Propinsi
Papua bagian tengah yang efektif.
2. Meningkatnya kualitas Sumber daya dan mutu pelayanan terhadap pengguna jasa
dalam lingkup SKP Kelas I Biak
3. Meningkatnya peran SKP Kelas I Biak dalam mendukung keberhasilan
pembangunan sistem dan usaha agribisnis serta pengawasan keamanan pangan di
Wilayah Propinsi Papua bagian Tengah.
4. Terwujudnya penggunaan teknik dan metode tindakan karantina pertanian serta
pengawasan keamanan pangan yang mengikuti kemajuan teknologi dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Meningkatnya peran serta masyarakat dan instansi terkait dalam penyelenggaraan
tindakan karantina pertanian.
8
BAB II
KEGIATAN UMUM
A. Perencanaan dan Keuangan
Pada Tahun Anggaran (TA) 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak
memperoleh dana sebesar Rp. 6.209.179.000,- dengan rincian belanja pegawai
sebesar Rp. 2.176.874.000,- Belanja Barang Rp. 3.348.305.000,- dan Belanja Modal
sebesar Rp. 684.000.000,- selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :
No. Nama Perkiraan Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Pencapaian
(%)
1
2
3
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
2.176.874.000
3.348.305.000
684.000.000
2.156.738.817
3.309.096.106
683.845.000
99.07
98.83
99.98
Jumlah 6.209.179.000 6.149.677.923 99.04
Pencapaian realisasi anggaran tahun 2017 meningkat dimana pada tahun 2016 hanya
mencapai 94 persen. diharapkan pencapaian ini dapat ditingkatkan paling tidak
dipertahankan.
Adapun jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2017 untuk
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak yang terdiri dari penerimaan umum yaitu
pendapatan Sewa tanah gedung dan bangunan (MAK 423141) sebesar Rp.
5.767.200,- Pendapatan sensor/karantina, pengawasan/pemeriksaan (MAK
(423215) yang telah di setor ke Kas Negara dari Wilker Pelabuhan Laut Biak, Wilker
Bandara Frans Kaisiepo Biak, Wilker Serui dan Wilker Nabire sebesar Rp.
454.965.293,- Pendapatan dari penjualan tanah gedung dan bangunan (MAK
423121) Rp. 550.000,- dan Pengembalian belanja modal (MAK 423953) yaitu
sebesar Rp. 50. 604.692,- sehingga total Penerimaan Negara Bukan Pajak yaitu
9
sebesar Rp. 513.494.165,- Adapun target PNBP dan Realisasi PNBP seperti pada
tabel 2 dibawah ini :
No Target PNBP (Rp) Realisasi PNBP
1.
215.367.200,-
Fungsional = Rp. 454.965.293,- Umum = Rp. 58.288.872,-
Jumlah = Rp. 513.494.165
B. Kepegawaian dan Tata Usaha
Kepegawaian
Keadaan pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak sampai dengan
Desember 2017 berjumlah 30 (tiga puluh orang) orang, yang terdiri dari 3 (tiga)
orang Pejabat Struktural, 3 (Tiga) Orang Medik Veteriner dimana satu orang an.
drh.Iip Zulaiana Rachmawati tugas belajar S2 di UGM Yogyakarta, 4 orang POPT
Ahli, diaman 1 Orang POPT Ahli an. Aisyah Asy Syatik penugasan sementara di
BBKP Surabaya, 1 (satu) orang POPT Penyelia, 5 Orang POPT Pelaksana, 4
(empat) Orang Paramedik Veteriner, 1 Orang PMHP Pelaksana, (satu) orang
Penatausahaan BMN, 2 (dua) orang Bendahara, dimana Bendahara Penerima
dirangkap oleh POPT Pelaksana karena terbatasnya SDM Pengadministrasi Umum, 1
(satu) orang pengadministrasi kepegawaian, 1 (satu) orang Pengelola SAK dan
1(satu) orang Pengelola BMN, dan 2 (dua) orang Pengadminstrasi Umum . Pada
Tahun 2017 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak mendapat 1 (satu) orang
pegawai yang dimutasi dari SKP Kelas I Timika yaitu Sdr. Astan Aronggear, S.Sos
Jabatan Pengadministrasi Keuangan yang sekarang ini ditugaskan di Wilker Serui.
10
Sedangkan untuk membantu Kenyamanan, Kebersihan, Keamanan, Sopir
Operasional kantor dan tenaga lainnya pada tahun 2017 di SKP Kelas I Biak
dilaksankan oleh tenaga kontrak berjumlah 15 orang baik yang ada di Biak maupun
di Wilker Serui dan Nabire.
Pada tahun 2017 ini, ada 4 (empat) orang pegawai yang memperoleh kenaikan
pangkat periode Oktober 2017 yaitu Muh. Albir, SP, Hermyn Marlyna, S.TP dari
Penata III/c menjadi Penata TK I/ III.d, Maemunah dan Mahyudin dari Pegantur TK
I/ II.d menjadi Penata Muda III/a dan perubahan jabatan dari POPT Pelaksana
menjadi POPT Pelaksana Lanjutan, dan Mardin dari Pengatur Muda TK I/ II.b
menjadi Pengatur II/c.
Adapun rekapitulasi jumlah pegawai, dan pemangku jabatan serta penugasan
sebagaimana terlampir pada tabel 3 dibawah ini :
11
No NAMA JABATAN GOLONGAN JUMLAH KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak
IV/a 1 -
1 Kepala Urusan Tata Usaha III/c 1 -
2 Kepala Subseksi Pelayanan Operasional Karantina Pertanian
III/c 1 -
3 Medik Veteriner Muda
III/C 2 1 Org Tugas
Belajar
4 Medik Veteriner Pertama III/b 2 1 diWilker
5 PV Lanjutan III/a 1 Di Biak
6 Paramedik Pelaksana
II/b-II/d 3 2 di UPT, 1
diWilker
8
POPT Ahli Pertama
III/a 4
2 diBiak, 1 di Wilker, 1
Detasering di BBKP
Surabaya
9 POPT Penyelia III/c 1 Di Biak
10
POPT Lanjutan
III/a 2
2 di Biak (1 merangkap Bendahara
Penerimaan)
11 POPT Pelaksana
II/c-II.d 3 diBiak 2, Wilker 1
12 PMHP Pelaksana II/d 1 diWilker
13 Pengadministrasi Umum
II/c 1 diWilker
13 Petugas SAK II/c 1 di Biak
14 Petugas SIMAK/BMN II/b 1 diBiak
15 Bendahara Pengeluaran III/c 1 diBiak
16 Penatausahaan BMN III/c 1 di-Biak
17 Pengadministrasi Kepegawaian III/a 1 di-Biak
18 Pengadministrasi dan Penyaji data
II/d 1 diBiak
19 Pengadministrasi Keuangan III/c 1 diSerui
JUMLAH PEGAWAI 30
12
Jumlah Sumber daya manusia (SDM) pada tahun tahun 2017 berkurang karena
adanya pegawai yang meninggal dunia karena sakit yaitu Venus S. Rumbiak jabatan
pengadministrasi umum yang meninggal dunia pada bulan Februari 2017 dan
Spelman Suweny, S.AN, jabatan terkahir POPT Penyelia yang meninggal dunia
pada bulan September 2017 karena sakit. Pada bulan Februari 2017 juga terjadi
mutasi alih tugas jabatan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dari
pejabat lama drh. Suwarno Triwidodo yang dimutasikan ke BBKP Belawan
Sumatera Utara dan pejabat baru drh. Ubaidullah yang sebelumnya menjabat kepala
SKP Kelas I Ambon.
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak mengikutsertakan dan mengirimkan pegawai mengikuti magang, studi
banding baik di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian maupun di UPT
Karantina Pertanian dibidang identifikasi HPHK/OPTK, Pelayanan Publik, IKM,
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan lain-lain sesuai bidang keahlian pegawai.
Selain itu dalam rangka transisi SMM SNI ISO 9001:2008 menjadi SMM ISO
9001:2015 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak menyelenggarakan kegiatan In-
House Training pemahaman SMM ISO 9001:2015 oleh narasumber dari PT. Mutu
Agung Lestari, dalam kegiatan ini pegawai dapat dikenalkan perubahan tentang ISO
SMM 9001:2015 sehingga pelaksanaaan kegiatan pelayanan baik teknis maupun
administrasi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
13
Tata Usaha dan rumah tangga
Pada tahun 2017 ini tercatat sebanyak 523 surat masuk dinas baik dari Badan
Karantina Pertanian dan surat masuk dari instansi lain, sedangkan surat keluar
berjumlah 1.428 surat, Untuk kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan
gedung dan bangunan kantor, Laboratorium, rumah jaga, pemerliharaan sarana
kantor, pemeliharaan kendaraan operasional baik roda 4 dan roda-2 sudah berjalan
dengan baik. Hal ini untuk menjaga kondisi bangunan, kendaraan operasional dan
alat lainnya dapat dipergunakan dengan baik dan nyaman.
C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana
Dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina pertanian
sarana dan prasarana sangat penting hal ini telah disikapi oleh Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak, secara terencana setiap tahun telah dianggarkan pengadaan
sarana dan prasarana, Pada tahun 2017 terdapat penambahan sarana prasarana yaitu
berupa perangkat pengolah data ( laptop, CCTV, UPS, GPS, Destkop untuk kantor
Pelayanan), perangkat komunikasi berupa Handy Talky, Peralatan Laboratorium,
Meubalair, AC, serta pembangunan rumah juga Wilker Serui dan renovasi pagar
kantor UPT.
Untuk tahun 2017 tidak ada kegiatan penghapusan sarana dan prasarana
(BMN), namun ada beberapa Barang milik negara yang telah mengalami kerusakan
dan tidak efesien lagi untuk digunakan, dan akan diusulkan penghapusan pada tahun
2018 yang akan datang.
14
BAB III
KEGIATAN OPERASIONAL
A. Karantina Hewan
a. Tindakan Karantina Hewan Impor
Selama tahun 2017 ini tidak ada kegiatan perkarantinaan terhadap media
pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang melalui Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak, namun demikian petugas karantina pertanian Kelas I Biak
terus bersiap siaga bilamana pada tahun-tahun mendatang ada kegiatan impor di
lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak.
b. Tindakan Karantina Hewan Ekspor
Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa Hama
Penyakit Hewan Karantina dari komoditi yang diekspor juga tidak ada karena
memang tidak ada aktivitas ekspor media pembawa HPHK dari Kabupaten Biak
Numfor dan sekitarnya ke luar negeri.
c. Tindakan Karantina Hewan Antar Area
Tindakan karantina berupa pengasingan, pengamatan, dan perlakuan hewan
sapi pada tahun 2017 dengan frekwensi sebanyak 8 kali dengan jumlah 142 ekor,
dari jumlah tersebut 22 ekor terjangkit Brucellosis yang masuk dari Ambon ke
Wilker Nabire dan telah dilaksanakan pemotongan paksa.
Tindakan Karantina Hewan terhadap pemasukan domestik Babi, Kelinci,
DOC/DOD dimana pemasukan DOC/DOD pada tahun 2017 mencapai 1.792.149
ekor dengan frekwensi 588 Kali.
Sedangkan untuk tindakan Karantina Hewan terhadap pemasukan Bahan Asal
Hewan (BAH) terbanyak pada komoditi daging ayam dengan frekwensi 510 kali
15
dengan volume sebesar 5.540.360 Kg, dan telur ayam sebanyak 2.483.489 Kg
dengan frekwensi 736 kali, daging sapi 76.346 Kg, daging bebek 40.071 Kg dengan
frekwensi 53 kali dan lain-lain, adapun komoditi tersebut sebagian besar dari
Surabaya, Makassar, Jakarta, Manokwari, dan Merauke. Dan untuk Hasil Bahan Asal
Hewan berupa bakso, keju, daging olahan lainnya berjumlah 28.815 Kg dengan
frekwensi 72 kali, benda lain berupa pakan ternak dari Surabaya, Makassar dengan
jumlah mencapai 3.545.720 kg dengan frekwensi 76 kali, dan vaksin 58 kg.
Untuk domestik keluar pada tahun 2017 yaitu adanya peningkatan yang sangat
signifikan terhadap pengeluaran Hewan Babi hidup dari Biak kebeberapa daerah di
Papua, hal ini karena di Kabupaten Biak numfor terdapat peternakan Babi milik
swasta yang cukup besar disamping ternak-ternak babi milik warga, adapun
pengeluaran hewan Babi mencapai 12.324 ekor dengan frekwensi 112 kali.
Dan untuk pengeluaran Bahan Asal Hewan (BAH) kebanyakan daging ayam
ke Kabupaten Mamberamo dan Waropen sebanyak 241.624 Kg frekwensi 179 kali,
telur ayam 9.577 Kg.
Kegiatan tindakan Penahanan, penolakan, dan pemusnahan Media Pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) pada tahun 2017 di Lingkup Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak yang terdiri dari Kab. Biak Numfor, Kabupaten
Nabire dan Kabupaten Kepulauan Yapen terbanyak yaitu unggas (Ayam) dewasa
sebanyak 25 ekor yang berasal dari Manado, Bau-Bau, Surabaya, Jayapura. Hewan
Anjing 11 ekor yang berasal dari Surabaya, Jayapura, Sorong, serta pemusnahan
daging Babi 40 Kg dari Bitung, Penahanan, penolakan dan pemusnahan juga
dilakukan terhadap burung-burung kesayangan yang masuk ke Kab.Biak Numfor.
dan pemusnahan Sapi yang terjangkit Brucellosis dari Ambon sebanyak 22 ekor Hal
ini dilakukan untuk mempertahankan Propinsi Papua khususnya Kabupaten yang
16
berada di Unit pelaksana teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak tetap bebas
dari penyakit flu burung, Rabies,
Gambar 7. Rekapitulasi Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa HPHK
Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2017
Gambar 7a. Kegiatan Domestik Masuk Karantina Hewan Tahun 2017
HewanBahan asal
hewanHasil bahan asal
hewanBenda lain
Volume 1793550 8172875 28815 3545780
Frekuensi 706 1536 72 83
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
8000000
9000000
Axi
s Ti
tle
Kegiatan Domestik Masuk Karantina Hewan Tahun 2017
17
Gambar 7b. Kegiatan Domestik Keluar Karantina Hewan Tahun 2017
d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan
Penggunaan dokumen Karantina Hewan selama tahun 2017 ini mencapai 4.235
dokumen termasuk di UPT dan Wilayah Kerja Serui dan Nabire, adapun rincian
penggunaan Dokumen Karantina Hewan selama tahun 2015 telihat di dalam Tabel 4
berikut ini :
Tabel 4. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Selama Tahun 2017
No. Jenis
dokumen
Karantina
Hewan
Pelabuhan
Laut
Biak
Bandara
Frans
Kaisiepo
Biak
Serui Nabire
1.
2.
3.
4.
KH-9
KH-10
KH-11
KH-12
140
127
2
689
173
220
1
839
55
86
1
688
69
09
-
1.136
Jumlah 958 1.233 830 1.214
TOTAL 4.235
18
Sedangkan untuk penerimaan dokumen Karantina Hewan dari Pusat selama tahun
2017 yaitu KH-12 yang diterima pada Bulan Mei 2017 sebanyak 1.000 dokumen,
Bulan November 250 dokumen, dan KH-11 Bulan Nopember sebanyak 250
dokumen dan KH-13 dan KH-14 masing 250 dokumen.
e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPH/HPHK
Berdasarkan Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka Unit
Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP) menyelenggarakan fungsi yaitu
pelaksanaan pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina, fungsi
pemantauan tersebut selanjutnya dilaksanakan dengan melakukan pengamatan status
dan situasi HPHK pada area dimana UPTKP berada, dengan maksud untuk
memperoleh informasi status dan situasi HPHK pada area Biak Numfor, Supiori,
Kabupaten Kepulauan Yapen, dan Nabire serta dapat memetakan status dan situasi
HPHK di Indonesia.
f. Kegiatan Koleksi HPH/HPHK
Pada tahun ini kegiatan koleksi HPH/HPHK belum dilakukan juga walaupun
alat dan bahan koleksi telah tersedia karena memang tidak ditemukan HPH/HPHK
untuk dijadikan spesimen koleksi.
g. Kegiatan intersepsi HPH/HPHK.
Intersepsi HPH/HPHK di wilayah kerja lingkup Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Biak, yaitu adanya temuan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
Brucellosis pada hewan Sapi yang berasal dari Ambon ke Wilayah Kerja Nabire
dengan jumlah positif sebanyak 22 ekor dan telah dilaksanakan pemotongan paksa.
19
h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Hewani
Kegiatan ini diwujudkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap komoditi
daging dan telur yang masuk ke wilayah Kabupaten Biak Numfor, terutama
pemeriksaan kenampakan fisik (uji organoleptik). Khusus untuk daging juga
dilakukan uji pembusukan dan pemeriksaan cemaran mikroba dengan metode Total
Plate Count (TPC). Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut cukup efektif sebagai media
penumbuh kepercayaan pengguna jasa karantina terhadap kerja dan kinerja Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak sehingga mereka senantiasa melaporkan
pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK ke dalam dan dari luar wilayah
Kabupaten Biak Numfor.
B. Karantina Tumbuhan
a. Tindakan Karantina Tumbuhan Impor
Pada Tahun 2017 tindakan karantina tumbuhan import tidak ada, namun
demikian petugas karantina pertanian di Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Biak terus siap siaga dalam melaksanakan tindakan karantina dipintu pemasukan dan
pengeluaran.
b. Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor
Pada tahun 2017 frekuensi ekspor komoditi berupa kayu lapis dengan
frekwensi sebanyak 87 kali, dengan jumlah 83672,3536 M3 dengan negara tujuan
Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Timur Tengah, dengan eksportir yaitu
PT. Sinar Wijaya Plywood Industries dengan lokasi perusahaan di Kab. Kepulauan
Yapen (Dawai). Petugas Karantina Pertanian dalam hal ini hanya melakukan
pengawasan terhadap kemasan kayu sesuai standar ISPM #15 yang dilaksanakan
20
oleh PT. Pasific Indo Packing Makassar. Selain itu pada Bulan April 2017 terdapat
ekport Alpokat ke Malaysia dengan jumlah 10 Kg dengan frekwesi 1 Kali.
Adapun rekapitulasi kegiatan eksport sebagaimana terlampir.
c. Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area
Tindakan karantina antar area domestik masuk terhadap bibit /benih tanaman
pada tahun 2017 cukup tinggi dengan frekwensi 234 kali jumlah 28.277 . Bibit
tanaman yang dimasukkan antara lain bibit belimbing , bibit lengkeng, bibit tanaman
hias, bibit mahoni, jati, rumput gajah dan lain-lain, adapun tujuan pemasukan bibit
sebagian besar untuk dibagikan kepada masyarakat yang merupakan kegiatan dari
Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat dan dijual kepada masyarakat oleh
pedagang.
Gambar 8. Rekapitulasi Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa OPTK
Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2010 -2014
Gambar 8a. Domestik Masuk Karantina Tumbuhan Tahun 2017
010000002000000300000040000005000000600000070000008000000
Tanaman hidupdan benih
Hasil tanamanhidup bukan
benih
Hasil tanamanmati yang tidak di
olah atau telahdiolah
Volume 28,277 3.197.007 7.403.589
Frekuensi 234 3262 354
Axi
s Ti
tle
DOMESTIK MASUK KARANTINA TUMBUHAN TAHUN 2017
21
Gambar 8b. Kegiatan Domestik Keluar Karantina Tumbuhan Tahun 2017
Gambar 8c. Kegiatan Ekspor Karantina Tumbuhan Tahun 2017
22
Sedangkan Tindakan Pemeriksaan untuk komoditas yang masuk seperti kol,
kentang, wortel, apel, anggur, pir, melon, beras, kacang ijo, kacang tanah, kedelai,
bawang dan lain-lain dengan frekwensi cukup besar karena di Wilayah Lingkup
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak komoditi tersebut masih sebagian besar
didatangkan dari luar Papua seperti Surabaya, Makssar, Bitung, Jakarta dan lain-lain,
adapun jumlah Hasil tanaman yang belum dilah mencapai 3.197.007 Kg dengan
frekwensi 3.262 kali, dan untuk hasil tanaman yang telah diolah seperti beras, kemiri,
desak, pakan ternak, kopi biji dengan frekwensi 354 kali dengan jumlah 7.401.589
Kg. Dan untuk domestik keluar yaitu komoditi kopra, kayu gaharu, kopi biji, dan
lain-lain dengan jumlah 1.182.065 Kg dengan frekwensi 82 kali.
Adapun rekapitulasi pengeluaran domestic Karantina Tumbuhan dapat dilihat pada
lampiran …
d. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan
Penggunaaan Dokumen Karantina Tumbuhan selama tahun 2017 ini paling
banyak adalah KT-9 (Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan atau Pangan Segar
Asal Tumbuhan) yang menggambarkan tingginya frekuensi pemasukan media
pembawa OPTK yang memenuhi persyaratan dan diperbolehkan masuk ke dalam
wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya. Dimana sebagian besar yang sangat
menonjol adalah tingginya pengiriman cabe dari Makassar, pinang, siri dari
Jayapura melalui Bandara Frans Kaisiepo Biak, Sementara itu KT-10 penggunaan
sebanyak 108 lbr, adapun rincian pemakain dokumen Karantina Tumbuhan
sebagaimana pada tabel dibawah ini.
23
Rincian penggunaan dokumen karantina tumbuhan selama tahun 2017 telihat
di dalam Tabel .. di bawah ini.
No Jenis Dokumen Pelabuhan
Laut Biak
Bandara
Biak
Serui Nabire
1. KT-9 429 877 488 695
2. KT-12 281 269 14 242
3. KT-10 - - 108 -
e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK
Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPT/OPTK)
merupakan salah satu fungsi Karantina Tumbuhan yang dilaksanakan oleh Unit
Pelaksana Teknis didaerah yang menitipberatkan pada komoditi andalan atau
unggulan disetiap wilayah, pada tahun 2017 target pemantaun OPT/OPTK di SKP
Kelas I Biak dengan target adalah kutu putih Planococuus deceptor, Dysmicocus
neobrevipes pada tanaman kakao, jeruk, serta tanaman lain yang menjadi inang
OPTK tersebut seperti nenas, pisang, papaya, jambu biji, srikaya, alpokat dan lain-
lain.Brevipalpus californicus dan Calcarus carinarus pada tanaman cabai, Aceria
guerronis dan Raoiella indica pada tanaman kelapa, Perenesclespora sorghi pada
tanaman jagung, serta Paraeucosmetus pallicornis, Meloidogyne graminicola pada
tanaman padi. Dari hasil pemantauan baik di Biak, Serui dan Nabire ditemukan
beberapa OPT/OPTK dumaksud. Sebagaimana pada tabel dibawah ini :
f. Kegiatan Koleksi OPT/OPTK
Pada tahun 2017 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak telah
melaksanakan pembuatan koleksi OPT walaupun masih terbatas dalam pelaksanaan
koleksi hama gudang, lalat buah, serta OPT lain yang ditemukan selama kegiatan
pengawasan dan pengambilan sampel serta pemantauan daerah sebar OPT/OPTK
pada tanaman jagung, padi, dan lainnnya baik dalam bentuk koleksi kering, koleksi
24
basah, slide kaca dan koleksi herbarium. Daftar koleksi OPT di Laboratorium Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Biak lebih rinci dijelaskan dalam Lampiran 11.
g. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK
Kegiatan intersepsi yang dilakukan pada komoditas tumbuhan pada tahun 2017
ini, khususnya pada media pembawa OPTK antara area dengan ditemukannya
beberapa spesies OPT pada saat pemeriksaan laboratorium terhadap komoditi
bawang, tomat, kentang, kacang-kacangan, beras, beras ketan hitam, buah apel, buah
pir, buah jeruk dan kopra. Spesies OPT yang ditemukan tersebut antara lain adalah
beberapa spesies serangga seperti Oryzaephilus mercator, Cryptolestes ferrugineus,
Tribolium castaneum, Phaedonia inclusa, Spodoptera litura, Drosophila
melanogaster, Bruchus sp., Sitophilus oryzae, Helicoverpa armigera Hubner,
Phtorimae perculella Zael, dan Necrobia rufipes, sejumlah spesies cendawan yaitu
Aspergillus sp., Colletotrichum gloeosporioides, Phytopthora infestans, Alternaria
porii Ellis, Glomerella cingulata, Rhizopus sp., Alternaria mali, Penicillium
digitatum, dan Penicillium sp., serta Penyakit Gapong (nematoda), Ostrina
furnacalis.
h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Nabati
Sejauh ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak baru melakukan kegiatan
pengawasan keamanan pangan nabati dengan melakukan pengujian serangga pada
kopra, pengujian Cendawan dan Nematoda. Pengujian aspek lain dengan metode
tertentu pada komoditi besar menjadi program pengawasan keamanan
pangan nabati tahun berikutnya karena belum tersedianya perangkat alat di
Laboratorium. Pengujian Laboratorium KH/KT Tahun 2017.
25
Adapun Jenis Pengujian dan frekwensi pengujian selama tahun 2017 sebagaimana
pada tabel dibawah ini :
No Jenis Pengujian Frekwensi Pengujian
Keterangan
1. TPC 48 KH
2. Postma Formalin Organoleptik
130 KH
3 RBT 6 KH
4. HA/HI 2 KH
5. Kutu putih 25 KT
6. Serangga 13 KT
7. Nematoda 2 KT
8 Cendawan 20 KT
9. Tungau 5 KT (Subkontrak BBUKP)
10 Virus 5 KT (Subkontrak BBUSKP)
C. PENGAWASAN DAN PENINDAKAN TINDAK PIDANA KARANTINA.
Pada Tahun 2017 ini telah dilakukan pengawasan dan Patroli bersama dengan
Tim Koordinasi instansi terkait dipintu pemasukan dan pengeluaran yang tidak
ditetapkan sebagai wilker yaitu di Pelabuhan Ibdi Biak Timur dan Pelabuhan ex
PT.BMJ Biak dan Patroli bersama Tim Koordinasi instansi terkait di Wilker Nabire
hal ini untuk mengantisipasi adanya media pembawa yang dilalulintaskan di lokasi
tersebut, dan juga secara insentif menjalin koordinasi dan komunikasi dengan Pihak
Lanud Manuhua Biak dalam membantu pengawasan dipangkalan milik TNI AU
tersebut. Sedangkan untuk penindakan tindak pidana karantina pertanian tahun 2017
ini tidak ada, namun hal ini telah diantisipasi oleh PPNS Karantina Pertanian
bilamanana ada pelanggaran akan dilakukan penyidikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, jumlah PPNS di SKP Kelas I Biak sebanyak 2 orang termasuk atasan
penyidik atau kepala UPT, Intelijen Karantina 2 orang, Polsus Karantina Pertanian 2
orang.
26
Gambar.a1.Kegiatan Penahanan/Penolakan/Pemusnahan Karantina Hewan Tahun
2017
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Penahanan Penolakan Pemusnahan
Frekuesi 16 6 16
Axi
s Ti
tle
Kegiatan penahanan/penolakan /pemusnahan Karantina hewan Tahun 2017
27
Gambar.a2.Kegiatan Penahanan/Penolakan/Pemusnahan Karantina Tumbuhan Tahun
2017
28
BAB IV
PENCAPAIAN KEGIATAN
Pada tahun 2017 ini ada beberapa pencapaian kinerja StasiunKarantina Pertanian
Kelas I Biak yang perlu dipertahankan bahkan perlu terus ditingkatkan diwaktu
mendatang yaitu :
A. Bidang Pelayanan Publik
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak pada tahun 2017 memperoleh
penghargaan dari Ombudman Republik Indonesia dalam katergori Kepatuhan
Standar Pelayanan Publik menurut undang-undang Nomor 25 Tahun 2009. termasuk
Wilker Serui yang masuk zona hijau.
Dan pada tahun 2017 ini SKP Kelas I Biak telah mengadakan kembali Hearing
pelayanan publik, yang bertujuan memberikan informasi tentang pelayanan publik
kepada masyarakat, pengguna jasa dan instansi terkait tentang standar pelayanan,
jam layanan, prosedur layanan dan lain-lain.
B. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian
Pelayanan sertifikasi pada tahun 2017 meningkat mencapat 140 % dari target
4.260 tercapai menjadi 7.406 dokumen. Hal ini sebagai potret bahwa Tupoksi
karantina semakin dikenal masyarakat di Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten
Nabire dan Kabupaten Kepulaun Yapen.
29
C. Kerjasama instansi/Lembaga
Pada tahun 2017 ini telah dilaksanakan kerjasama dengan instansi terkait
bersama Kepolisian, KSOP Kelas II Biak, TNI, Pihak Dinas Peternakan dan
Pertanian dalam bentuk Tim Koordinasi, hal ini sangat membantu efektifitas
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Perkarantinaan baik yang ada di Biak maupun
di Wilker.
D. Pengelolaan Keuangan dan BMN
Pada Tahun 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak mendapatkan
penghargaan Rekon Laporan Pertanggungjawaban terbaik I Tingkat Satuan Kerja
Kantor KPPN Biak dan Pengharagaan Satuan Kerja berkinerja terbaik II. Hal ini
harus ditingkatkan dan dipertahankan.
E. Tindakan Penahanan/Penolakan/Pemusnahan Media Pembawa HPHK/OPTK.
Tindakan karantina tumbuhan khususnya tindakan penahan, penolakan dan
pemusnahan pada tahun 2017 yaitu dengan frekwensi 3 Kali, yaitu bibit tanaman
jeruk dari Surabaya sebanyak 5 batang, bibit pisang dari ternate 2 batang serta
pemusnahan semangka 500 Kg dari Surabaya, sedangkan untuk tindakan Karantina
Hewan sebagian besar tindakan karantina terhadap Unggas dewasa sebanyak 26
ekor, Anjing 7 ekor, Burung 7 ekor, Daging Babi 40 Kg, Tindakan Karantina Hewan
berupa Penahanan, Penolkan dan Pemusnahan dilakukan karena berasal dari daerah
yang tertular Hama Penyakit Hewan Karantina dan tidak dilengkap dokumen
karantina dari daerah asal, Tindakan Karantina tersebut selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran ….
F. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan IPNBK
Dari hasil IKM tahun 2017 pada semester 1 dan II telah melebihi target dari
sararan mutu SKP Kelas I Biak tahun 2017 IKM mencapai 89 % dari target 80 %,
30
sedangkan IPNBK dari target 89,00% menjadi 89.94 %. Hal perlu dipertahankan dan
ditingkatkan dengan terus melakukan evaluasi perbaikan dan komitmen seluruh
pegawai untuk dapat meningkatkan kinerja pelayanan yang ada di SKP Kelas I Biak.
G. Pelaksanaan Akreditasi
Pada Tahun 2017 SKP Kelas I Biak telah memperoleh sertifikat laboratorium
dari KAN yaitu SNI ISO/IEC 17025 :2008 dengan ruang lingkup pengujian RBT,
dan pada tahun 2018 ini akan direncanakan akan melakukan penambahan 2 (dua)
ruang lingkup untuk pengujian TPC dan kutu putih untuk Karantina Tumbuhan.
Selain itu pada Tahun 2017 telah memperoleh juga sertifikasi dari KAN yaitu sistem
manajemen mutu SNI ISO 9001:2015.
H. Kegiatan intersepsi temuan HPHK/OPTK Tahun 2017.
Kegiatan intersepsi temuan HPHK pada tahun 2017 meningkat dimana pada
tahun 2016 ditemukan media pembawa positif RBT sebanyak 3 ekor, sedangkan
pada tahun 2017 sebanyak 22 ekor. dengan frekwensi masing-masing 1 Kali.
Sedangka untuk karantina tumbuhan ditemukan OPTK dari kegiatan pemantauan
OPT/OPTK tahun 2017 yaitu planococcus lilacinus dan perenosclerospora shorgii
31
BAB V
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
A. Permasalahan
Ada beberapa UPT Lingkup Karantina Pertanian yang belum
memaksimalkan pengawasan komoditi yang dilalulintaskan terutama Unit
Pelaksana Teknis Pengeluaran, sehingga sering terjadi tindakan penahanan,
penolakan dan pemusnahan yang dilakukan di Lingkup SKP Kelas I Biak.
Masih kurangnya penyelenggaraan kegiatan pelatihan identifikasi baik
HPH/HPHK, maupun OPT/OPTK yang diselenggarakan Pusat-pusat Teknis
di Badan Karantina Pertanian
Masih adanya pintu pemasukan dan pengeluaran diluar Pelabuhan dan
Bandar udara resmi yang berpotensi menjadi lalulintas media pembawa Hama
Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina.
32
B. Solusi
Perlunya kordinasi dan komunikasi secara efektif antar Unit Pelaksan Teknis
karantina pertanian khususnya Ambon, Manado, Makassar, Surabaya,
Kendari dalam hal antisipasi pengeluaran unggas, HPR ke wilayah Propinsi
Papua.
Dalam hal peningkatan Sumber daya manusia perlu terus dilakukan kegiatan
magang dan Inhouse training.
Koordinasi antara Unit Pelaksana Teknis ( UPT) Karantina dengan
pemerintah daerah di masing masing wilayah UPT, Sehingga Peraturan
daerah dapat dipahami oleh UPT Karantina.
Peningkatan sarana Laboratotorium dalam menunjang akreditasi
Laboratorium sesuai standar SNI ISO/IEC 17025:2008 di Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Biak.
33
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak menyelenggarakan 2 (dua) fungsi
yaitu fungsi Pelayanan dan Pengawasan. Fungsi pelayanan publik telah
diterapkan dengan cukup baik, dan pada tahun 2017 ini mendapat
pengahargaan dari Ombusdman Republik Indonesia dalam katergori
Kepatuhan Standar Pelayanan Publik menurut Undang-undang Nomor 25
Tahun 2009, fungsi pengawasan terus ditingkatkan dalam mengantisipasi
masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina, diantaranya berkat kerjasama dengan pihak Kepolisian,
TNI dan Dinas terkait baik di Biak maupun di Wilayah Kerja.
Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia terus ditingkatkan
baik melalui magang, Diklat Teknis, Pelatihan Administrasi, inhouse
Training dan kegiatan lainnya.
Realisasi anggaran sebesar 99,06 persen sudah cukup baik namun pada tahun
tahun mendatang perlu terus ditingkatan dengan mereviuw rencana kegiatan
dan berpedoman kepada rencana kerja anggaran yang telah dibuat.
Perlunya legalitas hukum yang lebih jelas dan bersifat mengikat untuk
mengatur tentang pengawasan keamanan pangan hewani dan nabati antar area
sehingga pelaksanaan tindakan karantina pertanian terhadap bahan pangan
segar asal hewan dan tumbuhan antar area lebih terpayungi oleh hukum.
34